Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERIOPERATIF

“KEPERAWATAN INTRA OPERASI”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Ni Made Melinia 1814301003


2. Tarisa Valentine 1814301029

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Keperawatan Inta Operasi”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3

2.1 Teknik Aseptik Area Operasi ............................................................ 3


2.2 Teknik Drapping Area Operasi ........................................................ 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan, pada daerah
pembedahannya harus bebas dari debu, mikroorganisme dan minyak yang
menempel pada kulit, gunanya membunuh kuman patogen penyebab infeksi
pada luka sayatan kulit.
Kulit adalah organ pelindung tubuh yang utama, jika kulit rusak baik
karena disengaja ataupun kecelakaan atau trauma maka organisme patogen
akan mudah memasuki tubuh dan berkembang biak, mula-mula hanya
setempat dan akhirnya menjadi sistemik. Proses radang merupakan respon
tubuh untuk membatasi efek-efek luka, pertahanan internal yang melindungi
tubuh terhadap infeksi sistemik. Disamping itu, infeksi adalah suatu peroses
dimana kuman patogen masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.
Luka sayatan pada pembedahan merusak pertahanan external dan memberi
peluang masuknya kuman-kuman patogen.
Jika kuman patogen cukup virulen sehingga mengalahkan pertahanan
tubuh. Maka dapat timbul penyakit dengan menghancurkan jaringan lokal atau
toksinnya disebarkan secara sistemik. Luka akan terinfeksi jika bakteri
berkembang biak sedemikian luasnya sehingga menimbulkan reaksi radang
yang abnormalatau menimbulkan pus (nanah) atau cairan radang lainnya. Jadi
tindakan aseptik dalam pembedahan merupakan hal yang harus dilakukan
yang bertujuan menurunkan/menghambat proses infeksi. Maksud dari tekhnik
aseptik adalah melindungi pasien dari kuman pathogen dari lingkungan yang
melekat di area insisi sehingga area insisi terbebas dari mikro organisme yang
merugikan.
Persiapan prabedah (preparation) pada kulit bertujuan untuk mematikan
bakteri segera dan secara residual dengan memberikan obat yang bersifat
bakteriostatik atau bakterisidal pada kulit. Sebenarnya proses pembersihan itu
tidak hanya sehingga kerja desinfektan lebih baik. Antiseptik yang ideal
adalah yang tetap efektif selama tindakan pembedahan, tetapi residunya
mungkin dinetralisir atau terbilas cairan tubuh atau cairan lain yang digunakan

1
selama operasi. Juga bakteri-bakteri yang bersembunyi dicelah-celah dan
saluran kelenjar kulit dapat bertahan terhadap tindakan sterilisasi, bahnakan
bermigrasi keluar dan berefaforasi. Oleh karena itu, larutan antiseptik yang
digunakan pada pasien sebaiknya dibiarkan kering diudara agar diperoleh daya
antiseptik yang tertinggi.
Setelah preparasi dilakukan dan sudah dilakukan tindakan aseptik dan
antieptik pada area operasi dan sudah kering maka tindakan selanjutnya
adalah penerapan teknik drapping pada area operasi. Drapping adalah suatu
prosedur penutupan pasien yang sudah dimeja operasi dengan menggunakan
alat tenun steril, dengan tujuan memberi batas tegas daerah steril pada daerah
pembedahan setelah permukaan kulit dilakukan desinfeksi.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana teknik aseptik pada area operasi?
2. Bagaimana teknik draping pada area operasi?
1.3. Tujuan Penulisaan
Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan baha tujuan peuisan makalh
ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan teknik aseptik
pada area operasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan teknik draping
pada area operasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Aseptik Area Operasi
1. Pengertian Teknik Aseptik
Aseptik berarti bebas dari infeksi. Aseptik adalah keadaan bebas
dari mikroorganisme penyebab penyakit. Teknik aseptik/asepsis adalah
segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
Teknik aseptik adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam area tubuh yang sering menyebabkan infeksi.
Teknik aseptik adalah melindungi pasien dari kuman pathogen dari
lingkungan yang melekat di area insisi sehingga area insisi terbebas dari
mikro organisme yang merugikan.
Jadi, Teknik aseptik adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuknya microorganisme ke dalam tubuh yang kemunginan besar akan
mengakibatkan infeki, mengurangi jumlah mcroorganisme dari
permukaan benda hidup atau mati sehingga mencapai batas aman.
2. Kriteria Pemilihan Antiseptik
Dalam menerapkan teknik aseptik arean operasi makan diperukan
teknik antiseptik. Teknik antiseptik adalah upaya untuk menurunkan
jumlah microorganisme pada kulit, selaput lendir, atau tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan anti microbial (antiseptik), contohnya:
hibiscrub, savlon. Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit
dan membran mukosa. Adapun kriteria dalam memilih antiseptik area
bedah yaitu:
a) Cepat dalam menurunkan jumlah mikroorganisme.
b) Cepat dalam mengaplikasikan.
c) Fungsi antimikrobial masih efektif selama prosedur operasi
berlangsung.( efek residu )

3
d) Aman, kerja cepat dan spektrum luas.
e) Tidak mudah hilang oleh darah dan salin.
f) Cepat kering.
g) Menyediakan permukaan/site operasi yang aman
h) Simpel, cepat dalam mengaplikasikan.
Contoh larutan antiseptik :
 Alkohol (60%- 90%)
 Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
Contoh : Hibiscrub, Hibitane
 Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti
mukosa vagina.
 Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi
baru lahir
 Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
 Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
 Triklosan (0,2-2%)

3. Skin Preparation (Pencucian Daerah Incise)


Skin Preparation (Pencucian Daerah Incise) adalah prosedur pra-
operasi melakukan periapan kulit di area sayatan (incise) dengan
menggunakan cairan antimikrobial dengan tujuan untuk mengurangi
jumlah microorganisme secara signifikan dipermukaan kulit.
Persiapan prabedah (preparation) pada kulit bertujuan untuk
mematikan bakteri segera dan secara residual dengan memberikan obat
yang bersifat bakteriostatik atau bakterisidal pada kulit. Sebenarnya
proses pembersihan itu tidak hanya sehingga kerja desinfektan lebih baik.

4
Antiseptik yang ideal adalah yang tetap efektif selama tindakan
pembedahan, tetapi residunya mungkin dinetralisir atau terbilas cairan
tubuh atau cairan lain yang digunakan selama operasi. Juga bakteri-
bakteri yang bersembunyi dicelah-celah dan saluran kelenjar kulit dapat
bertahan terhadap tindakan sterilisasi, bahnakan bermigrasi keluar dan
berefaforasi. Oleh karena itu, larutan antiseptik yang digunakan pada
pasien sebaiknya dibiarkan kering diudara agar diperoleh daya antiseptik
yang tertinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan :
 Persiapan daerah operasi. Daerah operasi dan sekitarnya harus
dibersihkan (preparasi dengan hydrex scrub) dan (desinfeksi dengan
cairan antiseptik) sebelum ditutup dengan alat tenun steril (sebelum
dilakukan drapping)
 Persiapan antiseptik yang digunakan : Dapat mengurangi jumlah
mikroorganisme dengan cepat. Aman bagi kulit, tidak menimbulkan
iritasi. Mampu menghilangkan atau menghapus sisa dari organik lain
(sabun, detergen dan lemak)

4. Ciri-Ciri Cairan Antiseptik yang Sering Dipergunakan Untuk Cairan


Skin Preparation.
Kriteria Alkohol 70% Iodine/Iodopore Chorhexidine
Kecepatan Sangat cepat Sedang Sedang
Membunuh
Kuman
Bakteri Gram + Sangat bagus Sangat bagus Sangat Bagus
Bakteri Gram - Sangat bagus Bagus Bagus
Mycobacterium Bagus Bagus Kurang Bagus
TB
Jamur Bagus Bagus Sedang
Virus Bagus Bagus Bagus
Aktivitas Residu Tidak ada Minimal Sangat Bagus

5
5. Cara Melakukan Antiseptik Daerah Pembedahan
Cara melakukan antiseptik daerah pembedahan
Bukalah peralatan steril set untuk antiseptik kulit diatas meja steril yang
terdiri dari :
 2 mangkok (kom kecil) tempat cairan antiseptik
 1 piala ginjal ( Kidney disposal / nierbekken)
 Sponge holder/Forceps antiseptik
 Sponge/Deppers (Kasa steril)
 Cairan antiseptik dituangkan kedalam kom/mangkok.
Pencucian daerah pembedahan dimulai dari tengah menuju ke
perifer dengan cara memutar seperti obat nyamuk (lihat gambar)
Kain kasa yang sudah dipakai sampai perifer tidak boleh dipakai
kedaerah proximal insisi (harus dibuang)
a) Tata cara desinfeksi
Setelah pasien dalam keadaan teranestesi, daerah operasi
diperlihatkan. Beberapa dokter bedah memilih untuk melakukan
preparasi kulit area operasi yaitu menggosok daerah operasi dengan
sikat penggosok lembut sebelum mengoleskan antiseptik. Umbilikus
dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan antiseptik
(bila daerah tersebut merupakan area operasi).
Selanjutnya perawat sirkuler akan melakukan disinfeksi dengan cara
mengolesi area insisi terlebih dahulu kemudian akan diperluas secara
melingkar keluar sampai batas keamanan yang cukup lebar.

6
Minimal dilakukan 3 kali pengolesan dengan antiseptik agar
merata. Area disinfeksi dikeringkan agar terserap dan efektif.
Jika daerah insisi adalah ekstremitas, maka pada saat disinfeksi
ekstremitas dipegang oleh seorang asisten bedah agar seluruh bagian
sekelilingnya terdesinfeksi.
Setelah daerah desinfeksi kering segera dilakukan penutupan area
operasi (drapping) dengan kain steril guna memperkecil area operasi.

b) Cara Melakukan Antiseptik Area Operasi

Persiapan abdomen.

7
Area ini meliputi garis buah dada sampai 1/3 bagian atas paha, dari
batas area yang menyentuh meja operasi (table line) ke area table line
sebelahnya dengan posisi pasien melintang. Area yang diarsir adalah
area yang terbebas dari bulu (area pencukuran). Arah panah dalam
area tersebut menunjukkan arah gerakan preparasi dan desinfeksi area
operasi.

Persiapan Thoracoabdominal Lateral

Area ini meliputi aksila, dada dan abdomen dari leher kepundak
dan iliaka, dan diteruskan sampai melewati garis tengah, anterior serta
posterior line.

Persiapan Dada dan Payudara

8
Area ini meliputi bahu, lengan atas, kebawah siku axila dan
dinding dada sampai batas area yang menyentuh meja operasi (table
line) dan melewati sternum sampai bahu yang lainnya. Bila pasien
dalam posisi miring lateral, punggung juga di desinfeksi.

Persiapan Rektoperineal dan vagina.

Area ini meliputi pubis, vulva-labia, perineum, anus dan area sekitar
termasuk bagian dalam dari 1/3 paha

Persiapan panggul
Area ini meliputi bagian abdomen dari panggul yang akan
dilakukan tindakan, paha sampai ke lutut, bokong sampai table line,
serta selangkangan dan pubis.

9
Persiapan Lutut dan tungkai bawah

Area ini meliputi seluruh lingkar kaki yang akan dilakukan


tindakan operasi dan diterusakan sampai ke atas paha

Pasien sebaiknya sudah dilakukan antiseptik sebelum ahli bedah mencuci


tangan dengan tujuan membiarkan antiseptik kering. Jika dalam preparasi kulit
memakai sikat penggosok, pakailah handuk steril yang kering untuk
mengeringkan daerah insisi sebelum melalkukan desinfeksi antiseptik.

Bila kain kasa yang dipakai untuk persiapan prabedah telah digunakan
pada daerah pubis atau area yang kotor harus dibuang. Jika pasien telah menjalani
kolostomi, stoma (lubang) dipersiapkan terakhir. Jika digunakan kain kasa untuk
menyumbat stoma, maka pastikan kain kasa tersebut dicatat jumlahnya sehingga
pada saat akhitr tindakan dapat diambil dengan jumlah yang tepat.

10
2.2 Teknik Drapping Area Operasi
1. Pengertian Drapping Pada Area Operasi
Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan di
kamar operasi. Draping bedah pasien adalah menempatkan penutup steril
pada pasien sehingga hanya tempat operasi yang terkena. Dengan
demikian, daerah kulit yang belum siap untuk operasi tertutup agar tidak
akan mencemari bagian yang steril. Selain pasien, peralatan yang
digunakan dalam area bedah segera harus ditutupi dengan tirai steril
untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai
suatu teknik atau seni dalam menutup daerah sayatan pembedahan.
Drapping merupakan prosedur menutup pasien yang sudah berada di atas
meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes
RI,1993).
Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah
dimeja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah
permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi seluruh permukaan
dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi
pembedahan.

2. Tujuan Drapping Pada Area Operasi


Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau
daerah insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara
umum, teknik draping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada
daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari draping adalah untuk
menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat dan hati-
hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas
permukaan instrumen yang steril dan sarung tangan dapat ditempatkan
selama operasi.

11
3. Prinsip Drapping Pada Area Operasi
Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN), 2006.
Prinsip dari draping adalah sebagai berikut:
1) Terisolasi (Isolated)
2) Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan peralatan dari
daerah yang akan disiapkan). Isolasi dicapai dengan menggunakan
penghalang yang tahan dari air, biasanya dibuat dari bahan plastik.
Banyak bahan untuk menahan yang dapat digunakan.
3) Penghalang (Barrier)
4) Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik untuk
mencegah pemogokan-selesai.
5) Lapangan Steril
6) Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril dari tirai
dan teknik aplikasi aseptik. Jika penghalang yang digunakan tidak
mempan, lapisan kedap tambahan perlu ditambahkan.
7) Permukaan steril.
8) Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu menerapkan
penghalang untuk menciptakan permukaan steril.
9) Penutup Peralatan
10) Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur peralatan yang
digunakan di lapangan steril. Hal ini membantu untuk melindungi
pasien dari peralatan serta untuk melindungi dan memperpanjang
umur peralatan.
11) Kontrol Cairan
12) Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering, mengurangi
paparan pekerja kesehatan. Sebuah sistem kontrol cairan harus
digunakan setiap saat dan prosedur ini dikenal untuk menyertakan
sejumlah besar cairan tubuh atau mengakhiri irigasi

Sedangkan menurut Depkes tahun 1993, prinsip dari draping yaitu :


1) Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati

12
2) Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan tepat
prosedur draping
3) Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai
operasi berakhir dan harus dijaga sterilitasnya
4) Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat
tenun tidak mudah bergeser
5) Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap
tempat yang sudah tertutup alat tenun steril.
6) Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri menghadap
scrub nurse untuk mengingatkan jangan sampai draping
terkontaminasi
7) Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
8) Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air
9) Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat
menyentuh lampu operasi atau alat tenun lainnya
10) Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di
bawah lipatan pada saat drapping, hindari menyentuh kulit pasien
11) Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh
di bawah batas pinggang jangan diambil
12) Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun
dinyatakan sudah terkontaminasi.

4. Macam Tenun/ Linen Untuk Draping


a. Laken besar / atas
b. Laken besar /bawah
c. Pembungkus instrument
d. Alas meja dorong (trolley)
e. Duk bolong
f. Duk rapat
g. Laken kecil/samping
h. Sarung mayo
i. Baju & celana kamar operasi

13
j. Jas operasi
k. Topi operasi
l. Sarung kaki
m. Lap tangan/handuk
n. Baju pasien
o. Perlak besar dan kecil

5. Ukuran Tenun Untuk Draping


No. Tenun Ukuran
1. Sarung standar mayo 140 cm x 75 cm
2. Sarung kaki 140cm x 60cm
3. Duk rapat 100cm x 75cm
4. Duk lobang 80cm x 80cm,ø10cm
5. Laken kecil/samping 150cm x 100cm
6. Laken besar / bawah 240cm x 200cm
7. Laken besar / atas 210cm x 150cm
8. Pembungkus instrumen 100cm x 100cm
9. Pembungkus linen/waskom 150cm x 150cm
10. Perlak mayo 50cm x 40cm
11. Perlak besar 150cm x 75cm
12. Lap tangan/handuk 30cm x 15cm

6. Karakteristik Bahan Draping


 Resisten terhadap abrasi
 Sebagai Barier (anti mikroorganisme)
 Biocompatibility (Free toxic)
 Drapebility
 Dapat mencegah listrik static
 Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)
 Bebas serat
 Tensile strenght (kuat thd tahanan)

14
7. Bahan Untuk Draping
a. Bahan Pakai Ulang (Reusable).
1) Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas
operasi yg digunakan berkali-kali, bahannya impermeable
terhadap cairan (dlm kondisi tertentu)
2) Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya
mengkisut
3) Siklus diatas menyebabkan kecenderungan mengubah struktur
material
4) Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material
setelah 75-100 kali siklus.
5) Linen :
 Memerlukan pencucian
 Memerlukan pelipatan yang benar
 Memerlukan proses sterilisasi
 Adanya lipatan/jahitan yang menjadi tempat kuman
6) Tidak kedap air ==> sumber kontaminasi
b. Bahan Sekali Pakai (Disposible)
1) Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan
2) Lembut, bebas serat, ringan, padat, tahan kelembaban, non iritasi
dan bebas listrik statis
3) Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya / infeksius
dari ekskresi dan cairan tubuh dalam proses laundry dimana pada
bahan pakai ulang mempunyai resiko yg besar.
4) Penyimpanan, transportasi, dan pembuangan limbah biasanya
menjadi masalah
5) Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus di olah dengan
baik agar tidak mencemarkan lingkungan.

8. Persiapan Alat
a. Jenis alat tenun untuk draping
b. Laken operasi besar rapat

15
c. Laken operasi besar bolong
d. Pembungkus alat (laken berlobang)
e. Alas meja dorong (trolley)
f. Duk bolong
g. Duk rapat
h. Laken kecil
i. Sarung mayo
j. Baju dan celana operasi
k. Topi operasi
l. Sarung couter
m. Barakshort
n. Mitella
o. Kantong sarung tangan
p. Kantong canulla, suction dan cauter
q. Sarung kaki
r. Sarung tabung 02
s. Lap tangan atau handuk
t. Baju pasien
u. Perlak besar dan kecil

9. Prosedur
1) Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak
menyentuh bagian yang steril
2) Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen
membawa lipatan duk ke meja operasi. Dengan berdiri jauh dari
meja, satu tangan dari perawat instrumen memberikan ujung lipatan
duk di atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit yang
telah dilakukan antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi
dengan duk panjang steril.
3) Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas
duk laparastomi di atas anastesi screen( tabir anastesi). Perhatikan

16
bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril terlindung
dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
4) Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang
lebih kecil lalu pakailah klem pada bagian / sudut – sudut untuk
daerah yang akan di operasi.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Teknik Aseptik Area Operasi
Teknik aseptik adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuknya microorganisme ke dalam tubuh yang kemunginan besar akan
mengakibatkan infeki, mengurangi jumlah mcroorganisme dari
permukaan benda hidup atau mati sehingga mencapai batas aman. Dalam
penerapan teknik aseptik diperlukan juga teknik antiseptik agar area yang
akan dilakukan operasi terbebas dari microorganisme yang merugikan.
Selain itu, dalam melaksanakan desinfeksi di area pembedahan diperlukan
teknik tersendiri salah satunya adalah cara melakukan desinfeksi yaitu
dilakukan dengan cara memutar dari arah dalam menuju luar, selanjutnya
dibiarkan mengering.
B. Teknik Drapping Area Operasi
Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah
dimeja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah
permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi seluruh permukaan
dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi
pembedahan. Tujuan drapping senduri adalah untuk mempertahankan
kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fachryza. 2017. Aseprik dan antiseptik area operasi. Dimuat dalam


https://carafachry.blogspot.com/2017/11/aseptik-dan-antiseptik-area-
operasi.html. Diakses pada tanggal 28 Juli 2021

PP HIPKABI. Aseptik Area Operasi. Dimuat dalam


https://idoc.pub/download/pencukuran-dan-teknik-aseptik-area-operasi-
2017-vlr07vg69jlz. Diakses pada tanggal 28 Juli 2021

Azmir, Agung Putri & Rasidin Padang. Teknik Aseptik dan Antiseptik. Dimuat
dalam https://fdokumen.com/document/tehnik-aseptik-antiseptik.html.
Diakses pada tanggal 28 Juli 2021

AORN, Inc., “Recommended Practices for selection and Use of Surgical Gowns
and Drapes,” Standards, Recommended Practices, and Guidelines, AORN,
Inc.: Denver, 2006

AORN, Inc., “Recommended practices for skin preparation of patients”.


Standards, Recommended Practices, and Guidelines. Denver, Colo:
AORN, Inc. 2005

Depkes RI, 1993. “Pedoman Kerja Perawar Kamar Operasi”, Jakarta: Depkes RI

19

Anda mungkin juga menyukai