Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEHNIK DRAPING

Di susun oleh :
FITRIA LAILY BUDIASTININGRUM

PROGRAM STUDI PELATIHAN INSTRUMEN


INSTALASI BEDAH SENTRAL RSD DR. SOEBANDI
JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rachmad dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan materi workshop tentang ” DRAPING ”
tepat pada waktunya sebagai tugas mandiri dalam pelatihan keperawatan
instrument di instalasi bedah sentral RSD dr. Soebandi Jember angkatan XIX. Tak
lupa penenulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur RSD dr. Soebandi Jember yang telah memberikan ijin
atas terselenggaranya pelatihan perawat instrument ini.
2. Kepada semua panitia pelatihan (staf instalasi bedah sentral)
RSD dr. Soebandi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
3. Seluruh Teman-teman angkatan XIX yang telah membantu
terselesainya materi workshop ini.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwasanya materi workshop ini
masih banyak akan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan
saran yang membangun sebagai masukan dalam perbaikan materi workshop ini.
Semoga materi workshop ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca,
aamiin…….

Jember, Pebruari -
2019
Penulis
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................
Kata pengantar...............................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................
BAB. 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1.1Latar belakang ............................................................................................
1.2Rumusan masalah .......................................................................................
1.3Tujuan masalah............................................................................................

BAB. 2 PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Pengertian drapping pada area operasi.....................................................
2.2 Tujuan drapping pada area operasi
2.3 Prinsip drapping pada area operasi.............................................................
2.4 Macam Tenun/ Linen Untuk Draping........................................................
2.5 Ukuran Tenun Untuk Draping ...................................................................
2.6 Bahan untuk drapping................................................................................

2.7 karakteristik dari Drapping ........................................................................

2.8 Persiapan alat........................................................................................... .

2.9 Prosedur drapping......................................................................................

BAB. 3 PENUTUP .........................................................................................


3.1Kesimpulan .................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan
dan merekomendasikan tentang Standar draping sebagai panduan untuk
mendukung pelayanan perawatan dikamar bedah dalam penekanan standar
praktik terbaik yang berhubungan dengan draping pada prosedur
bedah. Tujuan dari standar yang direkomendasikan adalah untuk
memberikan garis tegas bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan
standar praktek tersebut serta dikembangkan dalam menerapkan kebijakan
pada prosedur draping di kamar bedah. Standar yang direkomendasikan
dan disajikan dengan pengertian bahwa standar tersebut menjadi tanggung
jawab dari tenaga kesehatan untuk mengembangkan, menyetujui, dan
menetapkan kebijakan dan prosedur draping bedah sesuai dengan protokol
yang diterapkan dikamar bedah..

1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian drapping pada area operasi
2. Mengetahui tujuan dari drapping pada area operasi
3. Mengetahui prinsipnya
4. Mengetahui bahan untuk drapping
5. Mengetahui persiapan alatnya
6. Mengetahui prosedur nya

1.3 Rumusan masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian drapping pada area operasi?
2. Apa tujuan dari drapping pada area operasi?
3. Bagaimana prinsipnya?
4. Bagaimana bahan untuk drapping?
5. Bagaimana persiapan alatnya?
6. Bagaimana prosedur nya?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan


di kamar operasi. Draping bedah pasien adalah menempatkan penutup
steril pada pasien sehingga hanya tempat operasi yang terkena. Dengan
demikian, daerah kulit yang belum siap untuk operasi tertutup agar tidak
akan mencemari bagian yang steril. Selain pasien, peralatan
yang digunakan dalam area bedah segera harus ditutupi dengan tirai steril
untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)

Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai


suatu teknik atau seni dalam menutup daerah sayatan
pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup pasien yang sudah
berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan
tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes
RI,1993).

Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah


dimeja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah
permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi seluruh permukaan
dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi
pembedahan.

2.2 TUJUAN DRAPING


Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau
daerah insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara
umum, teknik draping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada
daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari draping adalah untuk
menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat dan hati-
hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas
permukaan instrumen yang steril dan sarung tangan dapat ditempatkan
selama operasi.

2.3 Prinsip Drapping Pada Area Operasi

A. Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN),


2006. Prinsip dari draping adalah sebagai berikut

1. Terisolasi (Isolated)

Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan


peralatan dari daerah yang akan disiapkan). Isolasi dicapai
dengan menggunakan penghalang yang tahan dari air, biasanya
dibuat dari bahan plastik. Banyak bahan untuk menahan yang
dapat digunakan.

2. Penghalang (Barrier)

Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik


untuk mencegah pemogokan-selesai.

3. Lapangan Steril

Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril


dari tirai dan teknik aplikasi aseptik. Jika penghalang yang
digunakan tidak mempan, lapisan kedap tambahan perlu
ditambahkan.

4. Permukaan steril

Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu


menerapkan penghalang untuk menciptakan permukaan steril.

5. Penutup Peralatan

Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur


peralatan yang digunakan di lapangan steril. Hal ini membantu
untuk melindungi pasien dari peralatan serta untuk melindungi
dan memperpanjang umur peralatan.

6. Kontrol Cairan
Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering,
mengurangi paparan pekerja kesehatan. Sebuah sistem kontrol
cairan harus digunakan setiap saat dan prosedur ini dikenal
untuk menyertakan sejumlah besar cairan tubuh atau
mengakhiri irigasi

B. Sedangkan menurut Depkes tahun 1993, prinsip dari draping yaitu :

1. Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati

2. Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan


tepat prosedur draping

3. Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai


operasi berakhir dan harus dijaga sterilitasnya

4. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat
tenun tidak mudah bergeser

5. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap


tempat yang sudah tertutup alat tenun steril.

6. Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri


menghadap scrub nurse untuk mengingatkan jangan
sampai draping terkontaminasi

7. Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti

8. Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air

9. Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat


menyentuh lampu operasi atau alat tenun lainnya

10. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di


bawah lipatan pada saat drapping, hindari menyentuh kulit
pasien

11. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang
jatuh di bawah batas pinggang jangan diambil

12. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun
dinyatakan sudah terkontaminasi.
2.4 Macam Tenun/ Linen Untuk Draping
Laken besar / atas :
1. Laken besar /bawah 8. BaBaju &
2. Pembungkus instrument
celana kmr operasi
3. Alas meja dorong (trolley)
9. Jas operasi
4. Duk bolong
10. Topi operasi
5. Duk rapat
11. Sarung kaki
6. Laken kecil/samping
12. Lap tangan/handuk
7. Sarung mayo
13. Baju pasien
14. Perlak besar dan
kecil

2.5 Ukuran Tenun Untuk Draping

1. Sarung standar mayo 140cm x 75cm

2. Sarung kaki 140cm x 60cm

3. Duk rapat 100cm x 75cm

4. Duk lobang 80cm x 80cm,ø10cm

5. Laken kecil/samping 150cm x 100cm

6. Laken besar / bawah 240cm x 200cm

7. Laken besar / atas 210cm x 150cm

8. Pembungkus instrumen 100cm x 100cm

9. Pembungkus linen/waskom 150cm x 150cm

10. Perlak mayo 50cm x 40cm

11. Perlak besar 150cm x 75cm

12. Lap tangan/handuk 30cm x 15cm

2.6 Karakteristik Bahan Draping


 Resisten terhadap abrasi

 Sebagai Barier (anti mikroorganisme)

 Biocompatibility (Free toxic)

 Drapebility

 Dapat mencegah listrik statik

 Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)

 Bebas serat

 Tensile strenght (kuat thd tahanan)

2.7 Bahan Untuk Draping


A. Bahan Pakai Ulang (Reusable)
1. Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas
operasi yg digunakan berkali-kali, bahannya impermeable terhadap
cairan (dlm kondisi tertentu)
2. Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya
mengkisut
3. Siklus diatas menyebabkan kecenderungan mengubah struktur
material
4. Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material setelah
75-100 kali siklus pencucian yaitu : Linen :

a. Memerlukan pencucia
b. Memerlukan pelipatan yang benar
c. Memerlukan proses sterilisasiAdanya lipatan/jahitan yang
menjadi tempat kuman
d. Tidak kedap air ==> sumber kontaminas

B. Bahan Sekali Pakai (Disposible)


a. Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan
b. Lembut, bebas serat, ringan, padat, tahan kelembaban, non iritasi
dan bebas listrik statik
c. Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya / infeksius
dari ekskresi dan cairan tubuh dalam proses laundry dimana pada
bahan pakai ulang mempunyai resiko yg besar.
d. Penyimpanan, transportasi, dan pembuangan limbah biasanya
menjadi masalah
e. Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus di olah dengan
baik agar tidak mencemarkan lingkungan.

Contoh :

Non Woven (Kertas)

1. Baik sebagai proteksi terhadap kontaminasi


2. Tidak lembab
3. Mahal
4. Saat ini semakin disenangi untuk dipakai
5. Kedap air
6. Dispossible

Plastic Inscisional Drapes


1. Terbuat dari bahan polyvinyl
2. Tersedia dalam kemasan steril dalam berbagai ukura
3. Insisi dapat dilakukan langsung diatas permukaan yg melekat
4. Memudahkan draping pada area tubuh yg ireguler (leher,
sekitar telinga, ekstermitas dan sendi)

2.8 Persiapan Alat


Persiapan Alat :
1. Laken operasi besar rapat 11. Sarung couter
2. Laken operasi besar bolong 12. Barakshort
3. Pembungkus alat (laken 13. Mitella
14. Kantong sarung tangan
berlobang)
15. Kantong canulla, suction dan
4. Alas meja dorong (trolley)
5. Duk bolong cauter
6. Duk rapat 16. Sarung kaki
7. Laken kecil 17. Sarung tabung 02
8. Sarung mayo 18. Lap tangan atau handuk
9. Baju dan celana operasi 19. Baju pasien
10. Topi operasi 20. Perlak besar dan kecil

2.9. Prosedur
1. Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak
menyentuh bagian yang steril

2. Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen


membawa lipatan duk ke meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja,
satu tangan dari perawat instrumen memberikan ujung lipatan duk di
atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit yang telah
dilakukan antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi dengan duk
panjang steril.

3. Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas


duk laparastomi di atas anastesi screen( tabir anastesi). Perhatikan
bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril terlindung
dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.

4. Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang
lebih kecil lalu pakailah klem pada bagian / sudut – sudut untuk daerah
yang akan di operasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Draping direkomendasikan adalah untuk memberikan garis tegas


bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan standar praktek tersebut serta
dikembangkan dalam menerapkan kebijakan pada prosedur draping di kamar
bedah
DAFTAR PUSTAKA

AORN, Inc., “Recommended Practices for selection and Use of Surgical


Gowns and Drapes,” Standards, Recommended Practices, and Guidelines, AORN,
Inc.: Denver, 2006

AORN, Inc., “Recommended practices for skin preparation of patients”.


Standards, Recommended Practices, and Guidelines. Denver, Colo: AORN, Inc.
2005

Depkes RI, 1993. “Pedoman Kerja Perawar Kamar Operasi”, Jakarta:


Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai