Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP

ASEPSIS &
DRAPPING
Erlangga Galih Z.N.

MATA KULIAH PERIOPERATIF


PENDAHULUAN
ASEPSIS
• Kondisi di mana tidak dijumpainya organisme patogen
• Tindakan asepsis merupakan prosedur klinis yang dilakukan untuk
mencegah kontaminasi dari luka dan bagian tubuh lainnya
ANTISEPSIS
• Tindakan penggunaan bahan antiseptik untuk menghilangkan
organisme patogen
ASEPSIS
▪ Asepsis medis : Teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan
untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Contoh: mencuci
tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir
untuk obat.
▪ Asepsis bedah : Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan
untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah.
PRINSIP TINDAKAN ASEPSIS
WAKTU DILAKUKAN ASEPSIS
CUCI TANGAN
1. Mampu mencegah penularan penyakit dari pasien ke tenaga medis atau
sebaliknya (Infeksi Nosokomial)
2. Cuci tangan dapa menggunakan -> Larutan antiseptik/air+sabun
3. Kapan mencuci tangan :
- Sebelum & sesudah kontak pasien
- Setelah membuka sarung tangan
- Sebelum penggunaan alat-alat invasive
- Setelah kontak dengan cairan tubuh/membrane mukosa/kulit pasien
- Setelah kontak dengan alat medis yang telah digunakan
SARUNG TANGAN
• Sarung tangan -> barrier mekanik terhadap kontak langsung dengan bahan
infeksius/toksik
• Sarung tangan dapat terbuat dari bahan late atau non latexa
• Sarung tangan streil memilik memiliki 2 pembungkus antara lain
pembungkus luar yang non sterils dan pembungkus dalam yang steril
• Sebelum membuka pembungkus luar, perhatikan nomor ukuran sarung
tangan
• Penggunaan sarung tangan tetap mengharuskan prosedur cuci tangan
sebelumnya
• Lepaskan jam dan perhiasan jari sebelum menggunakan sarung tangan
DRAPPING
dalam persiapan tindakan pembedahan
DEFINISI
• Drapping : prosedur menutup pasien yang sudah berada di atas
meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes
RI, 1993).
• Draping bedah pasien : menempatkan penutup steril pada pasien
sehingga hanya tempat operasi yang terkena. Dengan demikian,
daerah kulit yang belum siap untuk operasi tertutup agar tidak akan
mencemari bagian yang steril (AORN, 2008).
TUJUAN
• Menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat
dan hati-hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga
sterilitas permukaan instrumen yang steril dan sarung tangan dapat
ditempatkan selama operasi
• Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau
daerah insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan.
PRINSIP
Menurut Association of periOperative Registered Nurses/AORN (2006)
1. Terisolasi (Isolated)
2. Penghalang (Barrier)
3. Lapangan Steril
4. Permukaan Steril
5. Penutup Peralatan
6. Kontrol Cairan
PRINSIP (2)
Menurut DEPKES RI (1993) :
1. Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati
2. Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan tepat prosedur draping
3. Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai operasi berakhir dan harus dijaga
sterilitasnya
4. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun tidak mudah bergeser
5. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap tempat yang sudah tertutup alat tenun
steril.
6. Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri menghadap scrub nurse untuk mengingatkan jangan
sampai draping terkontaminasi.
PRINSIP (3)
Menurut DEPKES RI (1993) :
1. Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
2. Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air
3. Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh lampu operasi atau alat tenun
lainnya
4. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di bawah lipat pada saat drapping,
hindari menyentuh kulit pasien
5. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh di bawah (batas pinggang)
jangan diambil
6. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun dinyatakan sudaH terkontaminasi.
KARAKTERISTIK DRAPPING
1. Resisten terhadap abrasi
2. Sebagai Barier (anti mikroorganisme)
3. Biocompatibility (Free toxic)
4. Drapebility
5. Dapat mencegah listrik statik
6. Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)
7. Bebas serat
8. Tensile strenght (kuat terhadap tahanan)
BAHAN UNTUK DRAPING
1. Bahan Pakai Ulang (Reusable)
2. Bahan Sekali Pakai (Disposible)
Bahan Pakai Ulang (Reusable)
1.Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas operasi yg
digunakan berkali-kali, bahannya impermeable terhadap cairan (dlm kondisi
tertentu)
2.Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya mengkisut
3.Siklus diatas menyebabkan kecenderungan mengubah struktur material
4.Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material setelah 75-100
kali siklus.
Bahan Pakai Ulang (Reusable) (1)
Contoh barang reusable yaitu linen, proses penggunaan kembali
memerlukan :
1. Pencucian
2. Pelipatan yang benar
3. Proses sterilisasi
4. Pengecekan kembali Adanya lipatan/jahitan yang menjadi tempat
kuman
5. Tidak kedap air ==> sumber kontaminasi
Bahan Sekali Pakai (Disposible)
1. Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan
2. Lembut, bebas serat, ringan, padat, tahan kelembaban, non iritasi dan bebas listrik
statik
3. Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya / infeksius dari ekskresi dan
cairan tubuh dalam proses laundry dimana pada bahan pakai ulang mempunyai
resiko yg besar.
4. Penyimpanan, transportasi, dan pembuangan limbah biasanya menjadi masalah
5. Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus di olah dengan baik agar tidak
mencemarkan lingkungan.
Bahan Sekali Pakai (Disposible) (1)
Contoh barang disposable yaitu Non Woven (Kertas) dan Plastic Inscisional Drapes
Sifat Barang Disposable
1. Baik sebagai proteksi terhadap kontaminasi
2. Tidak lembab
3. Mahal
4. Saat ini semakin disenangi untuk dipakai
5. Kedap air
6. Dispossible
7. Terbuat dari bahan polyvinyl (Plastic Inscisional Drapes)
8. Tersedia dalam kemasan steril dalam berbagai ukuran
9. Insisi dapat dilakukan langsung diatas permukaan yg melekat
10. Memudahkan draping pada area tubuh yg ireguler (leher, sekitar telinga,
ekstermitas dan sendi)
Jenis Alat Tenun untuk Drapping
1. Laken operasi besar rapat
2. Laken operasi besar bolong
3. Pembungkus alat (laken berlobang)
4. Alas meja dorong (trolley)
5. Duk bolong
6. Duk rapat
7. Laken kecil
8. Sarung mayo
9. Baju dan celana operasi
10. Topi operasi
11. Sarung couter
Jenis Alat Tenun untuk Drapping (2)
1. Barakshort
2. Mitella
3. Kantong sarung tangan
4. Kantong canulla, suction dan cauter
5. Sarung kaki
6. Sarung tabung 02
7. Lap tangan atau handuk
8. Baju pasien
9. Perlak besar dan kecil
Prosedur
1. Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak menyentuh bagian yang steril
2. Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen membawa lipatan duk ke
meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumen memberikan
ujung lipatan duk di atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit yang telah dilakukan
antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi dengan duk panjang steril.
3. Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas duk laparastomi di atas
anastesi screen( tabir anastesi). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril
terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
4. Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang lebih kecil lalu pakailah klem
pada bagian / sudut – sudut untuk daerah yang akan di operasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai