Anda di halaman 1dari 44

ASEPSIS dan ANTISEPSIS

Rahma Rafina Noerfani


1102013241
ASEPSIS

Definisi
Asepsis adalah keadaan bebas hama atau bakteri.

Tujuan
Untuk mengurangi resiko kontak dengan mikroorganisme patogen dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, baik untuk pasien maupun untuk
orang-orang yang bekerja dalam bidang kedokteran.

2
Fungsi
Mencegah masuknya mikrorganisme

Tindakan
Teknik Asepsis terdiri dari 3 dasar yaitu:

1. Mencegah masuknya mikroorganisme patogen dari luar masuk ke


dalam tubuh
2. Mencegah penyebaran mikroorganisme
3. Upaya interupsi proses kontaminasi

3
Ruang lingkup asepsis

Asepsis terdiri dari asepsis medis dan asepsis bedah. Asepsis medis
dimaksudkan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.
Contoh tindakan: mencuci tangan, mengganti linen, menggunakan cangkir untuk
obat. Obyek dinyatakan terkontaminasi jika mengandung atau diduga
mengandung patogen.
Asepsis bedah, disebut juga tehnik steril, merupakan prosedur untuk
membunuh mikroorganisme. Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme dan
spora, tehnik ini digunakan untuk tindakan invasif. Obyek terkontaminasi jika
tersentuh oleh benda tidak steril.
Prinsip-prinsip asepsis bedah adalah sebagai berikut:

•  Segala alat yang digunakan harus steril.


•  Alat yang steril akan tidak steril jika tersentuh
•  Alat yang steril harus ada pada area steril
•  Alat yang steril akan tidak steril jika terpapar udara dalam waktu lama
•  Alat yang steril dapat terkontaminasi oleh alat yang tidak steril
•  Kulit tidak dapat disterilkan.

5
A.  Prosedur aseptik di ruang operasi

Dalam pembedahan prosedur aseptik meliputi tindakan sebelum, saat


maupunsesudah tindakan bedah, yaitu :
a. Pemakaian masker dan penutup kepala.
b. Mencuci tangan.
c. Pemakaian sarung tangan dan jubah operasi.
d. Persiapan penderita.
e. Memelihara sterilisitas medan operasi.
f. Menggunakan teknik operasi aman.
g. Sterilisitas dari ruang operasi minor dan alat operasi.

6
a.  Pemakaian masker dan penutup kepala
Masker digunakan oleh operator untuk menghindari terjadinya
penyebaran bakteridari operator kepada penderita pada saat operator
berbicara, bersin, batuk atau saatbernafas. Masker juga akan
melindungi operator dari percikan darah dari penderita.
Penutup kepala digunakan untuk mencegah kotoran atau bakteri dari
kepalaoperator mengkontaminasi medan operasi.

7
b. Mencuci tangan

Walaupun operator telah menggunakan sarung tangan steril,


tetapi dengan mencucidan menggosok tangan akan mengurangi
risiko infeksi karena kontaminasi mikroorganismedari tangan
operator. Hal ini karena pada saat menggunakan sarung tangan
akan memberikan kondisi yang hangat dan lembab, yang akan
menyebabkan bakteri mudah tumbuh, sehingga dengan mencuci
tangan sebelummenggunakan sarung tangan steril akan
meminimalkan dan menghambat pertumbuhanbakteri di dalam
sarung tangan.

8
Mencuci tangan juga harus disertai dengan menyikat tangan dan lengan
dengansikat yang lembut agar tidak mengiritasi kulit. Gunakan sabun untuk
mencuci tangan.
Syarat surgical soap adalah :
1. Tidak bersifat iritatif pada kulit.
2. Efektif, artinya jumlah bakteri yang tertinggal di kulit hanya
sedikit.
3. Mempunyai masa antibakteri yang panjang.
4. Dapat larut dan berbusa dalam air, baik air dingin maupun panas.
5. Jumlah yang dibutuhkan sedikit (± 8 ml) setiap kali mencuci
tangan.

9
10
11
12
13
14
Pemakaian sarung tangan
Untuk semua prosedur tindakan pembedahan operator harus
mengenakan sarung
tangan steril.Memakai danmelepas sarung tangan harus
dilakukan secara benar. Sarung tangan harus diganti apabila:
• Bila tangan menyentuh bagian luar dari sarung tangan.
• Bila sarung tangan menyentuh benda yang tidak steril.
• Bila sarung tangan bocor, sobek atau tertusuk.

15
Sarung tangan biasanya telah dibungkus dan ditata dengan baik agar
dapat dipakai tanpa mengotori bagian luarnya. Sarung tangan pertama
harus dipasang denganmemegang lipatannya saja, sedangkan sarung
tangan kedua harus dipegang denganmenggunakan sarung tangan
pertama. Perlu diperhatikan bahwa pada sarung tangan yang terbungkus,
bungkusluarnya tidak steril, sedangkan bungkus dalamnya steril.

16
17
18
19
Teknik memakai sarung tangan tanpa jubah operasi
1. Persiapkan tempat yang lapang untuk membuka sarung tangan. Bukalah
bungkus sarung
tangan atau dibukakan oleh orang lain. Bukalah bungkus bagian dalam
sarung tangan. Maka tampak sarung tangan terlipat dengan telapak tangan
diatas dan dilipat. Ambil sarung tangan pertama hanya dengan menyentuh
bagian luar lipatan yang nanti akan menjadi bagian dalam setelah dipakai

20
2. Dengan memegang luar lipatan masukkan tangan anda tanpa
menyentuh bagianluar sarung tangan. Pegang dengan satu tangan dan
tangan yang masukkan kesarung tangan (pegang pangkal sarung
tangan yang terlipat dengan tangan
3. Angkat ambil sarung tangan kedua dari dalam lipatan. Masukkan
tangan anda.

21
4. Perhatikan sarung tangan pertama tidak boleh menyentuh bagian kulit
tangan yangbelum bersarung tangan. Ambil sarung tangan yang lain
dengan tangan yangsudah bersarung
tangan, masukkan tangan ke dalam sarung tangan.
5. Balikkan lipatan sarung tangan pertama dengan memasukkan tangan
dibawahlipatan.
6. Balikkan sarung tangan kedua seperti pada sarung tangan pertama.
Betulkan letaksarung
tangan sampai tepat pada jari-jari.

22
23
Persiapan penderita

Teknik aseptik yang baik terhadap pasien yang akan menjalani operasi akan
dapat mengurangi jumlah organisme pada kulit pasien. Seluruh
daerahoperasi harus dibersihkan seluruhnya.Pada daerah kulit yang
berambut tidak direkomendasikanuntuk mencukur rambut dengan shaver
karena goresan dan luka pada kulit dapat menjaditempat pertumbuhan
bakteri.Lebih disarankan untuk menggunakan clipper. Lakukan pencukuran
sesaat sebelum dilakukantindakan.

24
Cara melakukan antiseptik pada kulit penderita adalah :

•  Setelah kulit dibersihkan dengan air dan sabun, operator menggosok kulit
medan operasi menggunakan kasa atau kapas yang dibasahi cairan
antiseptik dan dijepit dangan klem kasa.
•  Kasa yang telah dibasahi antiseptik diusapkan secara lembut dengan arah
sirkuler, dimulai dari tangah medan operasi melingkar ke arah luar.
Jangan menggunakan alkohol untuk mencuci mukosa.

25
26
Memelihara sterilitas medan operasi

Sterilitas medan operasi dilakukan dengan cara memasang duk steril


berlubangpada daerah operasi dan melapisi meja yang digunakan untuk
meletakkan alat-alat yangakan digunakan untuk operasi dengan duk steril.
•  Hanya benda-benda steril yang boleh berada disekitar medan operasi.
•  Perhatikan jangan sampai mengotori alat operasi pada saat membuka
dari bungkusansteril.
•  Ganti alat yang terkontaminasi.
•  Jangan tempatkan medan steril dekat dengan pintu atau jendela.

27
Prosedur hand hygiene di luar ruang operasi
Tindakan hand hygiene tidak hanya perlu dilakukan di ruang operasi.Di
luar ruang operasi pun kita harus menerapkan prosedur hand
hygiene.Hand hygiene yang baik harus memenuhi 2 hal yaitu five
moments hand hygiene (lima saat harus mencuci tangan dan langkahhand
hygiene.

28
29
Sterilisasi
adalah sebuah proses yang ditujukan untuk membunuh semua mikroorganisme,
termasuk spora dan merupakan tingkat tertinggi dari seluruh proses pemusnahan
mikoroorganisme

Tujuan
Untuk membuat suatu obyek menjadi steril

30

Prinsip Sterilisasi
Terdapat 3 prinsip:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

31
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
penyinaran.
a.  Pemanasan
b.  Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
c.  Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.
d.  Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.

32
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
e. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV

3. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan antiseptik antara lain


alkohol

33
Tindakan
Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah:
1.  Presoaking, membersihkan instrumen dari material yang menempel. Jika
material tidak dapat langsung dibersihkan, letakkan instrumen pada cairan
disinfektan atau deterjen namun tidak boleh terlalu lama agar tidak terjadi
korosi

34
2. Cleaning, membersihkan instrumen dari sisa debris dan cairan tubuh pasien,
dilakukan dengan 2 cara yaitu hand scrubbing dan ultrasonic cleansing. Hand
scrubbing pada dasarnya kontras terhadap salah satu prinsip kontrol infeksi,
yaitu tidak boleh berkontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi
sebisa mungkin. Handsrubbing dapat menimbulkan percikan air dan semburan
udara yang dapat menimbulkan infeksi, dan dapat merusak instrumen. Hal
tersebut dapat dihindari dengan menyikat instrumen di dalam air, kemudian
dibilas dengan air mengalir.

35
3. Corrosion control and lubrication, instrumen yang disterilkan dengan dry
heat, zat kimia dan gas ethylene oxide harus dibungkus terlebih dahulu.
Keadaan instrumen yang kering dapat mengurangi kemungkinan korosi dan
rusaknya pembungkus instrumen.
4. Packaging, dilakukan terutama agar instrumen tetap terlindungi pasca-
sterilisasi
5. Sterilization
6.Sterilization monitoring, dapat dilakukan dengan indikator kimia
(perubahan warna) dan indikator biologis (tes spora). Indikator kimia hanya
mengetahui bahwa benda telah terekspos panas, uap maupun zat kimia, tetapi
tidak dapat menganalisa adanya pemusnahan bakteri dan spora.

36
Metode
Metode sterilisasi

Pemanasan:
1. Pemanasan Basah
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih
(1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Digunakan untuk
mensterilkan: instumen operasi terutama dari logam tahan karat, kateter karet
atau logam, alat-alay dari plastik atau kaca tahan panas, kain kasa dan tuffer
yang akan digunakan.

37
2. Pemanasan kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi, digunakan oven,
dengan temperatur 170oC (160-180oC) dalam waktu 1-2 jam. Digunakan
untuk mensterilkan alat bedah (pisau atau gunting dibungkus agar tidak
tumpul), kaca tahan panas (pyrex), kasa, doek, laken, dan jas operasi.

3. Flamber
Dengan membakar dengan spiritus atau alkohol 96%. Bahan bakar harus
cukup untuk memberi nyala minimum selama 5 menit. Cara ini mudah
dikerjakan sehingga cocok untuk keadaan darurat. Digunakan untuk tempat
peralatan yang telah disterilkan, kom atau bekken, dan alat-alat operasi, bila
akan digunakan mendesak.

38
4. Autoklaf

Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan suhu


120oC dan tekanan 750 mmHg selama 10-15 meni. Digunakan untuk kain
kasa, doek, dan jas operasi.

39
Kimiawi:

Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol,


sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kena
panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain. Penyimpanan dari alat-
alat yang steril. Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat
dipakai.

40
1.  Gas ethylene oxide (EO) merupakan salah satu metode sterilisasi
terhadap benda yang mudah terpengaruh panas dan kelembaban. EO
mempunyai sifat toksik, mudah terbakar, dan bisa meledak, sehingga
harus digunakan dengan hati-hati. Benda yang telah disterilkan dengan
EO harus diangin-anginkan
2.  Tablet Formalin. Dengan memanfaatkan uap tablet formalin. Tablet
formalin dibungkus dengan kain kasa, alat, dan tablet formalin yang telah
dibungkus kasa dimasukkan ke dalam wadah/tempat yang tertutup rapat
minimum selama 24 jam. Digunakan untuk mensterilkan sarung tangan
operasi, kateter balon, dan kasa.
3.  Larutan Antiseptik. Dilakukan dengan cara membilas atau merendam
alat. Digunakan untuk instrumen bedah, alat-alat tajam, dan kateter.
41
ANTISEPTIK

adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman.

Penggunaan:
1.Membebaskan kulit dari bakteri sebelum operasi untuk mencegah infeksi
2. Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang.
3. Mencuci luka, terutama pada luka kotor.
4. Sterilisasi alat bedah.
5. Mencegah infeksi pada perawatan luka.
6.Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi.
7.Mengobati infeksi lokal

42
Jenis-jenis Antiseptik

1. Alkohol
2. Halogen dan senyawanya
Yodium
Providon Yodium (Polyvinyl Pyrrolidone Iodine)
Yodoform (obat kuning)
Klorheksidin
3. Oksidansia
Kalium permanganat
Perhidol
4. Logam berat dan garamnya:
Merkuris klorida (sublimat)
Merkukrom
43
5. Asam
Asam borat

6. Turunan Fenol:
Trinitrofenol (asam fikrat)
Heksaklorofen (phisoHex)

7. Basa amonium kuartener (‘quats’)

44

Anda mungkin juga menyukai