Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

PERSIAPAN DI KAMAR OPERASI

Disusun Oleh:

Irine Handini S.

01073170084

Pembimbing:

dr. Ammar Siradjuddin, Sp.OG (K), ICBLC, MARS

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD DR. DRADJAT PRAWINEGARA KOTA SERANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

PERIODE 16 SEPTEMBER – 28 SEPTEMBER 2019

SERANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis daoat menyelesaikan referat mengenai PERSIAPAN DI KAMAR
OPERASI. Penulisan referat ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam menempuh
kepanitraan klinik di bagian ilmu kebidanan dan kandungan di RSUD dr. Dradjat Prawinegara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Ammar


Siradjuddin, Sp.OG (K), selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini, sehingga referat ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga referat ini dapat menambah wawasan kita dalam dunia kesehatan kebidanan dan
kandungan, khususnya pada topik ”Persiapan di Kamar Operasi”.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, semoga bermanfaat.

Serang, 19 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1

BAB II. PERSIAPAN DI KAMAR OPERASI...............................................................................2

2.1. PERSIAPAN KAMAR............................................................................................................2

2.1.1. JADWAL OPERASI.............................................................................................................2

2.1.2. KEBERSIHAN PRIBADI.....................................................................................................2

2.1.3. MEMBERSIHKAN DEBU DI RUANG OPERASI.............................................................3

2.1.4. PERSIAPAN ALAT RUANG OPERASI..............................................................................3

2.2. PERSIAPAN PASIEN..............................................................................................................4

2.2.1. PENERIMAAN PASIEN DI RUANG OPERASI.................................................................4

2.2.2. PERSIAPAN KULIT PASIEN................................................................................,.............5

2.2.3. NIL PER OS...........................................................................................................................6

2.3. PERSIAPAN TENAGA MEDIS..............................................................................................6

2.3.1. ATRIBUT PAKAIAN DI RUANG OPERASI......................................................................6

2.3.2. PRINSIP TEKNIK ASEPTIK................................................................................................8

2.3.2.1. SCRUBBING......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Ruang Operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai
daerah pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zonasi sterilitas.1 Fasilitas
ini dipergunakan untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama
untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi yang komplek
akan terbagi menjadi 3 periode yaitu Prior Surgery, During Surgery, dan After Surgery.
Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang
persiapan operasi untuk kasus kasus One Day Care Surgery.2 Kegiatan pada periode
During Surgery tentu saja berada di kamar operasi. Sedangkan kegiatan pada periode
after surgery, pasien yangtelah selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke
ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan
ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, jika pasien
dalam keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien
perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU.

1
BAB II

PERSIAPAN DI KAMAR OPERASI

2.1. PERSIAPAN KAMAR

2.1.1. JADWAL OPERASI

Seorang sirkulator harus memeriksa jadwal ruang operasi sehari sebelum


operasi untuk memeriksa setiap perubahan jadwal operasi yang mungkin baru saja
dibuat. Petugas khusus penyiapan ruang operasi harus berada di ruang yang sudah
ditugaskan selama yang dibutuhkan untuk mempersiapkan prosedur pembedahan yang
akan dilakukan pada ruangan operasi tersebut. Gudang pusat barang-barang operasi
juga harus dikabarkan mengenai instrumen khusus yang diperlukan untuk kasus
operasi tertentu dimana instrumen mungkin tidak tersedia secara langsung.1

2.1.2. KEBERSIHAN PRIBADI

Kebersihan pribadi merupakan suatu hal yang penting dalam beraktivitas di


ruang operasi. Sebelum menyiapkan ruang operasi, sirkulator harus mencuci tangannya
dengan baik dan mengenakan topi bedah. Topi bedah harus menutupi rambut
sepenuhnya untuk mencegah kemungkinan kontaminasi pada area steril dengan
jatuhnya rambut atau ketombe. Kemudian, sirkulator harus mengenakan setelan baju
ruang operasi yang bersih sebelum memasuki area semi-restricted.3

Sebelum memasuki area terbatas, petugas ruang operasu harus mengenakan


masker bedah sesuai standard or procedure yang berlaku. Masker berfungsi
melindungi pasien dari bakteri yang dihembuskan oleh petugas ruang operasi. Masker
harus menutupi area sekitar hidung dan mulut untuk menyaring udara disekitarnya,
bukan di sisinya. Masker harus diganti setiap kali masker tesebut menjadi lembab dan
setelah setiap prosedur.3

2
2.1.3. MEMBERSIHKAN DEBU DI RUANG OPERASI

Ruang operasi dibersihkan dari debu dengan menggunakan air atau kain
lembab sebelym jadwal operasi pertama pada hari tersebut. Bersamaan dengan
pembersihan debu, dilakukan juga pemeriksaan peralatan, pengaturan furnitur dan alat,
dan menyediakan lagi bahan-bahan yang dibutuhkan. Setelah debu dibersihkan dengan
larutan disinfektan, bersihkan juga lantai menggunakan larutan desinfektan.
Membersihkan debu dengan pel kering tidak pernah dilakukan di ruang operasi karena
dapat menerbangkan debu yang mengandung bakteri. Pembersihan debu pada alat dan
furnitur dimulai dari peralatan tertinggi dan turun karena metode ini membantu
pengaturan mikroorganisme di udara. Pembersihan dilakukan dari tengah ruangan ke
batas luar ruang operasi.1,2

Setelah membersihkan ruangan operasi, periksa setiap alat apakah dapat


berfungsi dengan baik seperti: lampu overhead dinyalaka, fungsi meja operasi, fungsi
mesin hisap, unit bedah listrik, peralatan lain di ruang operasi baik yang akan
digunakan ataupun tidak, lapisi ember sampah dengan kantong plastik, memeriksa
lemari pasokan untuk persediaan bahan.2

2.1.4. PERSIAPAN ALAT RUANG OPERASI

Komunikasikan dengan dokter operator mengenai penataan furnitur untuk


prosedur operasi. Secara umum, area yang dipilih untuk steril harus jauh dari pintu dan
area yang sering dilalui. Pastikan dengan dokter bedah untuk instrumen khusus yang
mungkin ia butuhkan untuk kasus tertentu. Jika instrumen tidak disterilkan dan
dibungkus pada shift sebelumnya, pastikan set instrumen ditempatkan di autoklaf.
Periksa apakah semua peralatan yang diperlukan untuk memposisikan pasien ada di
dalam ruangan. Diskusikan dengan dokter operator pula persediaan steril yang
diperlukan untuk kasus tersebut seperti jenis dan jumlah benang jahit yang diperlukan
dan kemudian bawa persediaan ke dalam ruangan.3

3
Barang-barang steril harus diletakkan di atas meja di mana mereka akan
digunakan untuk menghindari harus memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain.
Beberapa contoh peletakkan item steril berupa3:

1. Kain linen di atas meja instrumen besar.


2. Gaun operasi di atas meja persiapan.
3. Baki Mayo pada dudukan Mayo.
4. Wadah steril pada dudukan cincin.
5. Instrumen pada meja persiapan.

Gambar 1. Baki Mayo3

Instrumen steril yang tidak perlu segera digosok seperti tabung hisap dan
tabung kultur diletakkan di atas meja utilitas dan dibuka hanya setelah operator
menyiapkan ruang. Jangan letakkan persediaan steril di atas meja operasi atau di atas
peralatan anestesi, alat anestesi dan meja anestesi, karena area ini hanya untuk
digunakan oleh ahli anestesi saja.2,3

4
2.2. PERSIAPAN PASIEN

2.2.1. PENERIMAAN PASIEN DI RUANG OPERASI

Pasien dibawa ke ruang operasi dengan troli pasien dengan rail terpasang di
samping dan harus ditemani oleh perawat. Perawat yang mengawal pasien harus
memberikan laporannya kepada perawat penerima dan menginformasikan mengenai
identitas dan jenis operasi pasien. Pasien dengan penyakit kronis harus ditanyakan
apakah mereka minum obat tertentu dan berapa jam sebelum operasi. Beberapa
informasi yang juga harus dipastikan berupa kondisi saluran infus, pembatasan diet dan
cairan pra-operasi dipertahankan atau tidak untuk menghindari aspirasi selama induksi
anestesi, ataupun tanda-tanda vital pasien.1,3,4

Dalam mengidentifikasi pasien, perawat ruang operasi harus memeriksa gelang


dan menanyakan siapa namanya untuk disamakan dengan daftar operasi. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa itu adalah pasien yang benar untuk operasi yang
tepat. Perawat ruang operasi yang menerima pasien dari bangsal juga harus
memastikan pasien telah menandatangani persetujuan operasi, mengerti apa yang
diperlukan dari operasi, dan menandai di mana operasi akan dilakukan seperti pada
ekstremitas atau perbaikan hernia inguinalis. Persetujuan operasi harus ditandatangani
oleh pasien, orang tua atau wali yang sah serta ahli bedah dan dua saksi.3,4

Pastikan bahwa pengobatan pra-operasi yang diresepkan sudah diberikan


dengan dosis yang tepat pada waktu yang tepat. Amati pasien akan terjadinya reaksi
alergi sebelum pengobatan. Beberapa hal lain yang juga harus diawasi pada pasien
adalah riwayat alergi yang harus dikabarkan pada dokter anastesi.3,4

Untuk mencegah distensi kandung kemih yang berlebihan atau inkontinensia


selama pasien dibawah anastesi, periksa apakah pasien telah buang air. Pasien harus
mengosongkan kandung kemih tepat sebelum ke ruang operasi. Gigi palsu harus
dilepaskan dan dikeluarkan pada anestesi umum dan lokal untuk mencegah obstruksi
saluran pernapasan ketika pasien di bawah anestesi. Semua perhiasan termasuk cincin
kawin ataupub tindik harus dilepaskan. Cat kuku dihilangkan dari jari pasien untuk

5
memudahkan pengamatan warna dasar kuku sebagai indikasi oksigenasi dan
sirkulasi.3,4

2.2.2. PERSIAPAN KULIT PASIEN

Tujuan dari persiapan kulit adalah membuat lapang operasi sebebas mungkin
dari mikroorganisme, kotoran, dan minyak dari kulit sementara sehingga sayatan dapat
dibuat melalui kulit dengan bahaya infeksi minimal. Pasien dianjurkan untuk mandi
dengan sabun dan air biasa sebelum operasi akan menghilangkan kotoran dan membuat
pasien merasa lebih baik dan lebih rapi untuk operasi. Pasien yang operasinya akan
dilakukan pada wajah, mata, telinga, atau leher disarankan untuk mencuci rambut
mereka sebelumnya. Pada meja operasi, lapangan operasi dan daerah sekitarnya harus
dibersihkan secara menyeluruh dengan agen antiseptik kerja cepat seperti povidone
iodine sesuai permintaan dokter operator.2

Pengangkatan rambut dari kulit di sekitar lapangan operasi mungkin diperlukan


dan pada umumnya dokter operator yang menentukan saat persiapan operasi apakah
hal tersebut diperlukan atau tidak. Prosedur ini dilakukan di ruang operasi dan di
bangsal sebelum memindahkan pasien ke ruang operasi.1,2

2.2.3. NIL PER OS

Asupan oral dihentikan seperti yang diperintahkan, biasanya maksimal selama


8 jam sebelum operasi, untuk mencegah regurgitasi atau emesis dan aspirasi isi
lambung. Harus ditanyakan kepada pasien apakah pasien telah mengkonsumsi sesuatu
melalui mulut. Bila iya, maka seusai pada kondisi pasien, dokter bedah dapat menunda
operasi ke kemudian hari, karena anestesi akan berbahaya. Dalam kasus darurat di
mana pasien tidak melakukan nil per os (NPO), selang nasogastrik dipasang atas
perintah dokter bedah. Jika tidak, anestesi akan berbahaya.1,2

6
2.3. PERSIAPAN TENAGA MEDIS

2.3.1. ATRIBUT PAKAIAN DI RUANG OPERASI

Setibanya di ruang operasi, semua tenaga medis yang bekerja di departemen


ruang operasi harus mengganti pakaian mereka menjadi pakaian ruang operasi dan
sepatu berujung tertutup. Mereka yang terlibat langsung dalam prosedur operasi juga
harus memakai celemek plastik dan pelindung mata untuk menghindari percikan
ditambah dengan gaun operasi. Alat pelindung diri (APD) mencegah paparan darah
dan cairan tubuh untuk tim operasi dan membantu mengurangi kontaminasi bakteri
melalui terlepasnya sisik kulit.3,5

Gambar 2. Alat Pelindung Diri5

Setiap atribut dari baju pruang opeasi memiliki fungsinya masing - masing.
Pakaian ruang operasi dan gaun operasi kebanyakan terbuat dari katun yang mudah

7
menyerap, bernafas dengan mudah, dan dapat dicuci pada suhu tinggi. Namun, tidak
melindungi dari percikan air sehingga dibutuhkan celemek tahan air di bawah gaun
steril jika beroperasi. Masker bedah dipakai untuk menahan dan menyaring tetesan
yang mengandung mikroorganisme yang dikeluarkan dari mulut dan nasofaring.
Masker dengan tali diikat di belakang kepala dan di belakang leher. Masker bedah
dengan noseband dapat ditekuk untuk membentuk kontur di atas jembatan hidung.
Semua penutup kepala terbuat dari kain yang bebas serabut dan dapat dibuang. Tutup
kepala harus pas untuk mencegah rambut terlepas dan membatasi penyebaran
mikroorganisme. Topi atau kerudung dipasang sebelum cuci tangan steril untuk
melindungi pakaian dari kontaminasi oleh rambut. Pelindung mata harus dipakai
sebagai bagian dari APD untuk menghalangi bahan – bahan infeksius memasuki mata
selama semua prosedur bedah invasif, termasuk prosedur endoskopi, atau dalam situasi
apa pun di mana percikan pada mata dapat terjadi. Sarung tangan steril melengkapi
pakaian untuk anggota tim operasi. Mereka dikenakan untuk memungkinkan pemakai
untuk menangani instrumen steril atau menangani jaringan luka operasi. Jika sarung
tangan steril bolong atau robek, harus segera diganti untuk mencegah keluarnya
mikroorganisme dari kulit di bawahnya.3,5

2.3.2. PRINSIP TEKNIK ASEPTIK

Hanya barang-barang steril yang boleh digunakan dalam bidang yang steril.
Jika ragu mengenai steril suatu benda maka benda tersebut dianggap tidak steril. Gaun
operasi dianggap steril hanya dari pinggang sampa setinggi bahu bagian depan dan
lengan baju. Beberapa hal yang harus diperhatikan berupa orang yang sudah steril
harus menjaga tangannya tetap terlihat dan pada atau di atas setinggi pinggang. Benda
yang jatuh di bawah pinggang dianggap tidak steril dan harus dibuang. Meja dan troli
Mayo hanya steril di tingkat meja dan hanya bagian atas meja yang terbungkus steril
yang dianggap steril. Tepi dan sisi linen yang membentang di bawah level meja
dianggap tidak steril. Dalam membuka linen steril, perlu diperhatikan bahwa bagian
yang jatuh di bawah permukaan meja tidak dibawa kembali ke tingkat meja. Orang

8
yang steril hanya boleh menyentuh barang atau area yang steril dan orang yang tidak
steril hanya menyentuh benda atau area yang tidak steril.4,5

2.3.2.1. SCRUBBING

Scrubbing adalah proses menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme


dari tangan dan lengan melalui pencucian mekanis dan antiseptik kimia sebelum
berpartisipasi dalam prosedur operasi. Tujuan dari scubbing adalah untuk
menghilangkan sebu, minyak pada kulit, lotion tangan, dan mikroorganisme dari
tangan dan lengan anggota tim operai yang steril. Wastafel untuk scrubbing harus
dirancang dengan kedalaman dan lebar yang cukup untuk mencegah percikan. Gaun
steril tidak bisa mengenakan pakaian scrub yang lembab tanpa mengakibatkan
kontaminasi gaun dengan kelembaban mengalir. Wastafel scrubbing harus digunakan
hanya untuk menggosok atau mencuci tangan. Tidak boleh digunakan untuk
membersihkan atau membilas instrumen yang terkontaminasi. Untuk keamanan dan
kenyamanan, ruang scrub harus berdekatan dengan ruang operasi.3,5

Kuku dari tenaga medis yang akan scrubbing seharusnya tidak mencapai ujung
jari untuk menghindari tusukan pada sarung tangan. Cat kuku tidak diijinkan karena
dapat mengelupas sehingga memberikan tempat bagi mikroorganisme dalam retakan
pada cat kuku. Beberapa hal yang harus diperiksan sebelum scrubbing berupa periksa
tangan apakah ada luka dan lecet, lepas semua perhiasan, pastikan semua rambut
ditutupi oleh tutup kepala, dan sesuaikan masker sekali pakai dengan pas dan nyaman
di atas hidung dan mulut.3,5

Selama dan setelah menggosok, pertahankan tangan lebih tinggi dari siku untuk
memungkinkan air mengalir dari area terbersih yaitu tangan ke batas bawah lengan
atas. Scrubbing membutuhkan waktu tiga menit. Prosedur scrubbing dilakukan di
bawah air yang mengalir. Setelah tangan dan lengan dibasahkan, oleskan scrub atau
sabun antiseptik seperti chlorhexidine atau povidone iodine ke tangan dan gosok tangan
bersama selama satu menit. Kemudian, bilas di antara keduanya, cuci juga di sela-sela

9
jari, cucin lengan sampai batas atas siku selama satu menit. Lalu, bilas tangan dan ambil
larutan sabun. Bilas dari ujung jari ke siku. Selalu jaga tangan di atas tingkat siku.3,5

Gambar 3. Teknik Scrubbing3

Setelah menggosok, tangan dan lengan harus dikeringkan dengan seksama


sebelum gaun steril digunakan untuk mencegah kontaminasi gaun melalui organisme
dari kulit. Dua huckaback atau handuk kertas sekali pakai ditempatkan di atas gaun
untuk pengeringan tangan.3

10
Gambar 4. Cara memakai gaun steril3

Gaun steril dipasang segera setelah scrubbing dan sarung tangan steril dipasang
segera setelah gaun. Hal yang perlu dilakukan ketika memakai gaun steril berupa
mundur dari meja, ke area yang tidak terhalang, untuk memberikan margin keamanan
yang luas saat mengenakan gaun. Memegang gaun steril yang dilipat dan dengan hati-
hati temukan neckband. Pegang bagian dalam depan gaun tepat di bawah dasi dengan
kedua tangan, biarkan gaun terbuka, atau jatuh terbuka dari troli menjaga bagian dalam
gaun mengarah ke tubuh. Jangan menyentuh bagian luar gaun dengan tangan kosong.
Setelah memakai gaun steril, dengan tangan kiri pegang sarung tangan kanan pada
bagian yang terlipat dan pasangkan pada tangan kana. Kemudian agkat sarung tangan
kiri dengan tangan kanan yang sudah tertutup sarung tangan steril pada bagian dalam
yang terlipat lalu pasang. Setelah kedua tangan masuk ke dalam sarung tangan steril,
rapikan sarung tangan dan hanya sentuh bagian steril.3,5

11
Gambar 5. Cara memakai sarung tangan steril3

12
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Implementation Manual Surgical Safety Checklist. 1st Ed. United


States: WHO; 2008.
2. Ministry of Health and Social Services. National Guidelines on Central Sterile
Services Department. 1st Ed. Namibia: Ministry of Health and Social Services;
2014.
3. Patwardhan N, Kelkar U. Disinfection, sterilization and operation theater
guidelines for dermatosurgical practitioners in India. Indian Journal of
Dermatology, Venereology, and Leprology. 2011;77(1):83.
4. Fuller J. Surgical Technology Principles and Practice. 5th ed. United States:
Saunders; 2009.
5. Kunders G. Hospitals: Facilities, Planning and Management. 1st ed. New Delhi:
McGraw-Hill Education; 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai