ILUSTRASI KASUS
a. Identitas pasien
Nama : Ny. R
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Perum tiga
Status : sudah menikah
No. MR :7649xx
b. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 6 September 2017 di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Siloam.
1
Pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi untuk waktu yang lama dan rutin
meminum obat. Pasien mengkonsumsi obat candesartan 15 mg satu kali per hari.
Pasien tidak mengeluhkan adanya pandangan buram maupun nyeri kepala semejak
mengalami hipertensi.
Pasien menyangkal adanya penyakit bawaan dari lahir.
Pasien mengaku tidak memiliki masalah kadar gula darah dan kolesterol.
6. Riwayat Menstruasi:
Pasien mengalami menarche pada usia 13 tahun.
Siklus menstruasi pasien adalah 28 hari dengan lama menstruasi 10 hari.
Pasien mengalami menopause pada usia 56 tahun.
Pasien mengalami pendarahan pada usia 59 tahun atau 7 bulan sebelum admisi.
2
4 Perempuan Sehat 34 tahun Per vaginam
9. Riwayat Kontrasepsi:
Pasien memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi metode KB suntik setiap 3 bulan
selama 7 tahun.
c. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik pada tanggal 4 September 2017:
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 127x/menit
Tekanan darah : 130/80
Suhu tubuh : 36,50C
BB/TB : 40 kg / 156 cm
IMT/BMI : 16,44 (underweight)
Kulit keseluruhan Tampak pucat
Tidak ada kebiruan atau sianosis
Tidak ada kekuningan atau ikterus
Tidak ada kemerahan
Tidak ada bekas luka atau operasi
Tidak ada hyperpigmentasi
Turgor kulit normal
Tidak ada edema
Tidak ada gatal
Mata Mata normal
Konjungtiva anemis (CA +/+)
Tidak ada sclera ikteris (SI -/-)
Refleks pupil langsung dan tidak langsung normal (+/+)
Thorax
Jantung Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Tidak ada bekas operasi
3
Auskultasi Suara jantung:
- S1 normal
- S2 normal
- Tidak ada murmur
- Tidak ada gallop
Abdomen Inspeksi Abdomen normal
Tidak ada distensi abdomen
Auskultasi Bising usus 12x/menit
Perkusi Perkusi normal, timpani di seluruh bagian
abdomen
Palpasi Tidak ada massa
Ekstremitas Inspeksi Tidak kebiruan
Tidak kekuningan
Tidak ada deformitas
Kuku normal, tidak ada clubbing finger
Palpasi Ekstremitas hangat
Tidak ada edema
Capillary Refill Time normal (<2detik)
Nadi reguler (+/+)
Kelenjar Getah Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher
Bening Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening inguinal
Ginekologi
Inspeksi Tidak dapat dilakukan
Inspekulo Tidak dapat dilakukan
Bimanual Tidak dapat dilakukan
Pemeriksaan fisik pada tanggal 18 September 2017 setelah pasien melalui operasi:
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
Pernapasan : 18x/menit
Nadi : 88x/menit
Tekanan darah : 170/100
Suhu tubuh : 36,90C
4
BB/TB : 40 kg / 156 cm
IMT/BMI : 16,44 (underweight)
Kulit keseluruhan Tampak pucat
Tidak ada kebiruan atau sianosis
Tidak ada kekuningan atau ikterus
Tidak ada kemerahan
Tidak ada bekas luka atau operasi
Tidak ada hyperpigmentasi
Turgor kulit normal
Tidak ada edema
Tidak ada gatal
Mata Mata normal
Konjungtiva anemis (CA +/+)
Tidak ada sclera ikteris (SI -/-)
Refleks pupil langsung dan tidak langsung normal (+/+)
Thorax
Jantung Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Tidak ada bekas operasi
Auskultasi Suara jantung normal:
- S1 normal
- S2 normal
- Tidak ada murmur
- Tidak ada gallop
Abdomen Inspeksi Abdomen normal
Tidak ada distensi abdomen
Tidak ada masa
Terdapat luka operasi di area suprapubic dan
terpasang selang drain.
Auskultasi Bising usus 12x/menit
Perkusi Perkusi normal, timpani di seluruh bagian abdomen
Palpasi Tidak dapat dilakukan
Ekstremitas Inspeksi Tidak kebiruan
5
Tidak kekuningan
Tidak ada deformitas
Kuku normal, tidak ada clubbing finger
Palpasi Ekstremitas hangat
Tidak ada edema
Capillary Refill Time normal (<2detik)
Nadi reguler (+/+)
Kelenjar Getah Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher
Bening Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening inguinal
Pelvis
Inspeksi Tidak dapat dilakukan
Inspekulo Tidak dapat dilakukan
Bimanual Tidak dapat dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang
- Biopsi dilakukan dengan cara dilatasi dan kuretase dilakukan pada tanggal 4 Juli
2017
o Hasil: well differentiated adenocarcinoma.
- X-ray Thorax dilakukan pada tanggal 4 September 2017
o Hasil: CTR 58% dengan elongasi aorta.
- Ultrasonography
o Hasil: tidak ada data
- Complete Blood Count dilakukan pada tanggal 15 September 2017 (sebelum
operasi).
o Hasil: Hb 9,9 g/dL
- Complete Blood Count dilakukan pada tanggal 17 September 2017 (setelah
operasi).
o Hasil: Hb 11,4 g/dL, Ht 33%, WBC 16.270 /uL
- Indeks Eritrosit dilakukan pada tanggal 15 September 2017 (sebelum operasi).
o Hasil: MCV 78,80 fL
- Indeks Eritrosit dilakukan pada tanggal 17 September 2017 (setelah operasi).
o Hasil: MCV 78,80 fL
6
e. Resume
Pasien datang dengan keluhan perdarahan postmenopause per vaginam yang sudah
berlangsung selama 7 bulan. Darah yang dikeluarkan berwarna coklat bergumpal yang
terkadang bercampur lendir kehijauan berbau sebanyak 3 sampai 4 pembalut per harinya.
Namun pasien tidak merasakan nyeri suprapubik. Pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 4 kg dalam 1 bulan terakhir. Sehari-harinya pasien tampak pucat dan merasa lemas
yang berkembang sudah lebih dari 3 bulan. Pasien memiliki riwayat hipertensi untuk waktu
yang lama dan rutin meminum obat. Pasien mengalami menarche pada usia 13 tahun dan
menopause pada usia 56 tahun.
Pemeriksaan penunjang biopsi pasien memiliki hasil well differentiated adenocarcinoma.
Pasien mengalami mikrositik anemia dengan Hb 9,9 g/dL dan MCV 78,80 fL.
g. Penanganan
Pada tanggal 15 September pasien mendapatkan transfusi PRC 500 mL sebanyak 2
unit.
Obat hipertensi Candesatran tetap dikonsumsi.
Pada tanggal 16 September pasien menjalani operasi histerektomi radikal, hasil dari
operasi menunjukkan carcinoma endometrium stadium IIIC.
h. Riwayat Perawatan
Tanggal Hasil
19 September 2017 S: Nyeri pada luka operasi yang diperparah ketika bangun tidur. Pasien
merasa kembung. Flatus (-). Sudah dapat buang air kecil. Keluar cairan
pada tempat terpasangnya drain.
O:
Pernafasan : 20x/menit
Nadi : 86x/menit
Tekanan darah : 130/100
Suhu tubuh : 35,80C
7
Konjungtiva anemis : (-/-)
A: Post histerektomi radikal dan carcinoma endometrium stadium IIIC
P:
Co-amoxiclav 625 mg, 3x1
Asam mefenamat 500 mg, 3x1
Candesartan 16 mg, 1x1
20 September 2017 S: Pasien muntah pada malam hari sebanyak 3 kali yang berisi ampas
makanan. Masih ada nyeri pada luka operasi. Buang air besar belum
lancar. Terdapat rembesan cairan pada tempat terpasangnya drain.
O:
Pernafasan : 18x/menit
Nadi : 80x/menit
Tekanan darah : 160/100
Suhu tubuh : 36,20C
A: Post histerektomi radikal dan carcinoma endometrium stadium IIIC
P:
Omeprazole 10 mL IV
Ondansetron 4 mg IV
Co-amoxiclav 625 mg PO, 3x1
Asam mefenamat 500 mg PO, 3x1
Candesartan 16 mg PO, 1x1
22 September 2017 Pasien pulang
8
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) transvaginal lebih lebih disarankan untuk wanita yang
tidak mendapatkan hormon terapi untuk mengeksklusi keganasan endometrium. Wanita yang
mendapatkan terapi hormon disarankan untuk melakukan melakukan biopsi endometrium
kerana mayoritas pasien membutuhkan pemeriksaan tambahan berupa biopsi yang tidak
terlalu nyaman bagi pasien setelah melakukan USG.
9
2. Carcinoma Endometrium
Carcinoma endometrium adalah keganasan pada lapisan endometrium corpus uteri.
Carcinoma endometrium terbagi menjadi 2 tipe, tipe 1 dan tipe 2. Carcinoma endometrium
tipe 1 bergantung pada paparan hormon estrogen yang lama dan cenderung terjadi pada
wanita usia muda saat premenopause ataupun perimenopause. Carcinoma tipe ini umumnya
dimulai dengan hiperplasia endometrium dan merupakan tumor endometrioid diferensiasi
baik dengan prognosis yang lebih baik. Mutasi gen yang sering terjadi adalah gen PTEN.
Carcinoma endometrium tipe 2 tidak bergantung pada hormon estrogen yang terjadi pada
wanita tua saat postmenopause. Carcinoma tipe ini memiliki asosiasi dengan atropi
endometrium dan berprognosis buruk. Beberapa jenis dari carcinoma tipe 2 adalah jaringan
endometrioid diferensiasi buruk, serosa papiler, dan clear cell. Mutasi gen yang sering terjadi
adalah gen p53.
2.2. Gejala
Gejala dari carcinoma endometrium yang sering ditemukan adalah adanya pendarahan
uterine abnormal. Pada wanita premenopause pendarahan dapat berupa menorrhagia. Gejala
lainnya berupa keluarnya sekret abnormal atau bercak-bercak pada pasien postmenopause
dan nyeri pelvis karena kontraksi uterine disebabkan oleh hematometra. Pada pemeriksaan
10
fisik dengan spekulum dapat ditemukan darah namun tidak banyak. Pemeriksaan bimanual
dan rectovaginal pada carcinoma stadium awal dapat berupa normal. Pada stadium lanjut
dapat ditemukan pembesaran uterus yang immobile. Bila terjadi metastasis ke ovarium maka
ovarium dapat membesar.
2.5.1. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi dimana lapisan endometrium tumbuh di luar uterus
seperti di ovarium ataupun tuba falopi. Jaringan endometrium ini akan luluh dan berdarah
12
mengikuti siklus menstruasi. Salah satu penyebab endometriosis adalah karena darah
menstruasi yang mengandung sel endometrium mengalir kembali melewati tuba falopi ke
rongga pelvis ataupun karena pindahnya sel endometrium ketika operasi caesar. Gejala dari
kondisi ini adalah dysmenorrhea, menorrhagia, nyeri ketika coitus, nyeri saat buang air, darah
pada urin atau feces, atau infertilitas. Jaringan endometriosis yang kecil tidak akan teraba saat
palpasi. Pemeriksaan USG dapat menunjukkan adanya endometrioma. Laparoskopi dilakukan
untuk melihat jaringan endometriosis dan melakukan biopsi. Penanganan dari endometriosis
berupa pemberian NSAID seperti ibuprofen untuk menghilangkan nyeri, operasi untuk
mengangkat jaringan endometriosis, atau terapi hormon dengan menggunakan combined oral
contraceptive ataupun GnRH antagonist.
2.7. Komplikasi
Komplikasi dari carcinoma endeometrium tingkat lanjut atau invasi yang dalam pada
myometrium adalah anemia karena kehilangan darah yang berlangsung lama atau pendarahan
akut. Terapi radiasi dapat memperlambat pendarahan yang signifikan. Untuk mengetahui
apakah pasien mengalami hematometra dapat dilakukan dengan menggunakan sonde dengan
pasien dianastesi. Lalu dilakukan dilatasi untuk mengeluarkan bekuan darah dan lainnya. Bila
pasien mengalami pyometra maka pasien dapat mengalami peritonitis atau sepsis.
Komplikasi dari prosedur D&C dan biopsi adalah perforasi uterus. Perforasi yang besar harus
ditangani dengan laparaskopi atau laparotomi. Bila terjadi kontaminasi rongga peritoneum
dengan darah atau tumor nekrosis maka pasien harus diberikan antibiotik spektrum luas.
15
BAB III.
ANALISA KASUS
A. Diagnosis
Pasien memiliki keluhan perdarahan postmenopause per vaginam yang sudah
berlangsung selama 7 bulan tanpa nyeri suprapubik. Pasien sudah pernah mengandung
sebanyak 4 kali. Namun, pasien memiliki hipertensi untuk waktu yang lama yang merupakan
salah satu faktor risiko keganasan. Pasien tidak mendapatkan terapi hormon dan berdasarkan
data rekam medis yang ada, pasien tidak mengalami pembesaran uterus ataupun lesi pada
traktus genitalis. Berdasarkan algoritma yang ada, pemeriksaan pasien dilanjutkan dengan
biopsi endometrium atau USG transvaginal. Karena pasien tidak mendapatkan terapi hormon
maka pasien lebih disarankan untuk melakukan USG terlebih dahulu. Pasien mengaku pernah
melakukan USG namun hasil tidak bisa didapatkan. Diduga hasil USG adalah adanya
penebalan dinding uterus lebih sama dengan 5 mm sehingga pasien perlu melakukan biopsi
endometrium dengan metode D&C. Hasil dari biopsi pasien adalah well differentiated
adenocarcinoma. Maka dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
carcinoma endometrium.
Perdarahan pasien sudah berlangsung selama 7 bulan dengan jumlah 3 sampai 4
pembalut per harinya. Dari pemeriksaan laboratorium pasien ditemukan bahwa Hb pasien
adalah 9,9 g/dL dan MCV 78,80 fL. Namun pasien tidak melakukan pemeriksaan profil besi.
Maka dapat disimpulkan pasien mengalami microcytic anemia.
B. Tata Laksana
Tata laksana pada pasien yang pertama adalah perbaikan anemia pasien. Sehari
sebelum operasi, pasien diberikan transfusi 2 unit RBC. Obat hipertensi pasien tetap
dilanjutkan. Selanjutnya pasien harus melakukan operasi histerektomi. Histerektomi yang
dilakukan adalah histerektomi radikal yang mencangkup pengangkatan serviks, uterus, tuba
falopi, ovarium, dan kelenjar getah bening. Stadium carcinoma endometrium pasien dinilai
ketika operasi dengan hasil stadium IIIC. Hal ini menadakan bahwa sudah terdapat metastasis
ke kelenjar getah bening pelvis atau para aorta. Setelah operasi, cairan peritoneum pasien
digunakan untuk pemeriksaan sitologi dan jaringan uterus, ovarium, dan kelenjar getah
bening untuk pemeriksaan pathologi. Dari hasil pemeriksaan sitologi dan pathologi dapat
diketahui derajat risiko rekurensi pasien.
16
Obat yang diberikan pada pasien adalah co-amoxiclav sebagai antibiotik untuk
profilaksis, asam mefenamat sebagai NSAID untuk analgesic luka operasi, dan candesartan
sebagai obat hipertensi Angiotensin Receptor Blocker. Dalam menangani keluhan muntah
pasien diberikan ondansetron untuk mencegah mual muntah karena operasi dan omeprazole
sebagai PPI untuk mengurangi produksi asam lambung pasien. Hb pada pasien setelah
operasi sudah mendekati normal namun nilai MCV masih sama sehingga disarankan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang profil besi untuk menentukan tata laksana sleanjutnya
kepada pasien.
C. Prognosis
i. Ad vitam : bonam
ii. Ad functionam : bonam
iii. Ad sanationam : dubia ad bonam
17
DAFTAR PUSTAKA
18