Film rontgen terbagi menjadi tiga, screen film yang pengunaannya selalu dalam intensifying
screen, nonscreen film yang penggunaannya tanpa intensifying screen dan dari sensivitas, ada
yang blue sensitive dan green sensitive.2
b. Intensifying screen
Intensifying screen adalah alat yang terbuat dari kardus khusus yang mengandung lapisan tipis
emulsi fosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. Yang banyak digunakan adalah kalsium
tungstat. 2
c.
Kaset
Kaset adalah suatu tabung (container) tahan cahaya yang berisi 2 buah intensifying screen yang
memungkinkan untuk dimasukkan film rontgen di antara keduanya dengan mudah. Kaset dapat
diperinci sebagai berikut :
Bakelit : bakelit ini tahan cahaya tetapi secara relative radiolusen dan terbuat dari aluminium
Lapisan timah yang akan menyerap sinar X yang menembus lapisan screen paling luar
Per dari baja yang membuat film dan screen berhubungan dengan rapat2
Hindari kaset dari bahan kimia, terutama jangan sampai mengenai screen
Jangan ditumpuk-tumpuk
d. Grid (kisi-kisi)
Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film
rontgen. Gris terdiri atas lajur-lajur tipis timbale yang disusun tegak di antara bahan-bahan yang
tembus radiasi. 2
Cara kerja
Sebagai sinar X akan tersebar ke segala arah pada waktu mengenai suatu benda. Sinar tersebar
ini dinamakan sinar hambu. Walaupun sinar hambur mempunyai panjang gelombang yang lebih
tetapi efek fotografiknya tetap ada sehingga dapat menimbulkan gangguan pada film rontgen.
Sinar hambur ini ditiadakan dengan grid / kisi-kisi. 2
e.
Alat-alat fiksasi
Guna alat-alat fiksasi ini adalah agar objek yang difoto tidak bergerak2
f.
Diafragma cahaya
Konus
Pelindung gonad
Pelindung ovarium
Apron timbal
Pencegah-pelindung
Kaca timbal
Karet timbal2
2)
Faktor eksposisi
Faktor eksposisi sangat bervariasi tergantung pada berbagai hal, antara lain:
1. Ukuran/tebal objek atau pasien yang difoto.
2.
Kelainan patologis yang akan diperiksa, pemotretan dengan atau tanpa grid.
3.
Pada objek yang selalu bergerak, organ yang pergerkannya tidak dapat dikontrol, anak kecil, dan
lain-lain; untuk hal ini perlu diperhatikan waktu eksposi yang sesingkat mungkin. Faktor eksposi
terdiri atas: besaran kilovoltage (KV) dan miliampere seconde (MAS). 2
2)
Jarak pemotretan
1)
Ukuran harus memadai dan proporsional dengan kapasitas dan beban kerja.
2)
Terlindung dari radiasi, sinar matahari, dan bahan- bahan kimia lain selain larutan untuk
pengolahan foto.
3)
4)
5)
6)
7)
Lampu kamar gelap (safe light) yang aman dan tidak bocor. 2
Daerah basah meliputi bak yang terisi air yang mengalir, tanki pembangkit (developer) dan
Daerah kering yang meliputi lemari untuk menyimpan film sinar X, kaset-kaset,
b.
c.
d.
e.
Safelights-diposisikan 1.2 meter dari permukaan kerja yaitu bohlam 25 watt dan filter yang
cocok untuk tipe film yang digunakan
g.
Peralatan processing:
1) Tank yang berisi larutan-larutan yang bervariasi
2) Termometer
3) Pemanas pencelupan
4) Timer yag akurat
5) Penggantung film4
Siklus Manual Processing
a.
film dicelup pada cdeveloper dan dikebut beberapa kali dalam larutan untuk menyingkirkan
gelembung udara dan dibiarkan selama kira-kira 5 menit pada suhu 20 derajat celcius.
c.
d.
e.
Film dibilas dengan air yang mengalir selama 10-20 menit untuk menghilangkan sisa-sisa fixer.
f.
a.
b.
c.
d.
Sangat diperlukan pengawasan ketat dan pembersihan teratur; roller yang kotor dapat
menghasilkan mark (bercak) pada film.
b.
c.
Peralatannya mahal.
d.
Mesin kecil tidak dapat memproses film ekstraoral yang besar (lebar). 4
C. Self developing films
Self developing films adalah alternatif lain selain manual processing. Film x-ray dalam
bentuk sachet spesial yang mengandung developer dan fixer. Setelah pemaparan, label developer
ditarik, larutan developer diperah pada film, dan dipijat disekitarnya. Setelah sekitar 15 detik,
label (tab) fixer ditarik dan diperah dan film dibilas hingga bersih dengan air mengalir selama 10
menit.
Kelebihan:
a.
Glutaraldehye
Fungicide
Buffer
Air
Function
Membantu memunculkan
gambar
Membentuk kontras
Pengawet-mengurangi oksidasi
Aktivator-memerintahkan
aktivitas dari agen
developing
Mempertahankan-mencegah
kabut (fog)
dan mengontrol aktivitas
developing agent
Mengeraskan emulsi
Memcegah pertumbuhan
bakteri
Mempertahankan pH (7+)
Pelarut
Rinsing
Film dicuci dengan air untuk membersihkan sisa larutan developer4
Fixing
Cairan penetap ini berbentuk garam. Setelah dibilas selama 10 menit kemudian dimasukkan ke
dalam tangki penetap selama 10 menit.
Fixation Kristal halida perak yg tidak sensitif pada emulsi disingkirkan tuk menampakkan bagian
putih atau transparan pada gambar dan emulsi dikeraskan4
Cairan fixer dan fungsinya1
Connstituent
Ammonium triosulphate
Function
Menghilangkan kristal tak sensitif
Sodium sulphite
halida perak
Pengawet-mencegah menurunnya
Aluminium chloride
Acetic acid
Air
agen fixing
Pengeras
Acidifier-mempertahankan pH
Pelarut
Washing
Film dicuci dengan air mengalir tuk menghilangkan sisa2 larutan fixer. 4
Drying
Hasil reaksi hitam/putih/abu-abu pada radiograf dikeringkan. 4
2.1.4. Proses terjadinya gambaran radiografi
1. Gambaran laten (pada film rontgent)
a.
Apabila objek yang kerapatannya tinggi, bila ditembus sinar X maka intensifying screen
memendarkan fluoresensi sedikit sekali bahkan hampir tidak ada. Akibatnya perak halogen
hampir tidak mengalami perubahan.
b. Apabila objek yang kerapatannya rendah, fluoresensi tinggi, maka terjadi perubahan pada
perak halogen,2
2. Gambaran tampak
Gambaran tampak terjadi setelah film sinar X dibangkitkan pada larutan pembangkit.
Gambaran laten setelah masuk pembangkit (cairan developer) akan menghasilkan gambaran
radioopak.
Gambaran laten (1b) bila diproses pada cairan pembangkit akan menimbulkan gambaran
radiolusen.2
Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan
difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak)
meneruskan banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus
sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada
atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus
sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung
pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar
x disebut Radiolusen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit
ditembus sinar x disebut Radioopaque sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa
panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya
mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih
tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan.5
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran
1.
intensitas. Sehingga semua intensitas sinar X atau derajat terang akan bertambah sesuai dengan
peningkatan intensitas radiasi sinar-X di titik fokus.5
2.
Pengaruh jarak
Sekali lagi, intensitas sinar X dari suatu pola bias diatur menjadi sama dengan cara
mengubah semua hal, bukan dalam hal-hal yang menyangkut kelistrikan, tetapi dengan
menggerakkan tabung mendekati atau menjauhi objek. Dengan kata lain, jarak tabung ke objek
mempengaruhi intensitas gambar. Hal ini dapat dibuktikan dengan demonstrasi sederhana. Tanpa
penerangan lain dalam ruangan, pindahkan lampu yang menyala mendekati kertas cetak, akan
terlihat bahwa semakin cahaya mendekati buku, makin terang halaman tersebut. Hal yang sama
juga berlaku pada sinar X, pada saat objek ke sumber radiasi dikurangi, intensitas sinar X pada
objek meningkat, pada saat jaraknya ditambah intensitas radiasi pada ubjek berkurang. Semua ini
merupakan kesimpulan dari faktor bahwa sinar X dan cahaya merambat dalam pancaran garis
lurus yang melebar.5
3.
Pengaruh kilovolt
Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Pertama, perubahan kV menghasilkan
perubahan pada daya tembus sinar X dan juga total intensitas berkas sinar X akan berubah. Hal
ini terjadi tanpa perubahan pada arus tabung.5
BAB III
PENUTUP
3.1.
-
Kesimpulan
Radiologi adalah cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif dan energi
pancaran serta dengan diagnosis dan pengobatan penyakit dengan memakai radiasi pengion
(seperti sinar X, sinar ) maupun bukan pengion (seperti ultrasound, infrared)
-
Tahapan pembuatan gambaran radiogram meliputi developing, rinsing, fixing, washing dan
drying.
-
Gambaran radiografi yang dihasilkan dapat berupa gambaran radioopaque dan gambaran
radiolusen. Gambaran radioopaque terjadi pada gambar jaringan keras, sedang gambaran
radiolusen terjadi pada jaringan lunak.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
http://puskaradim.blogspot.com/2008/01/berkas-sinar-x-dan-pembentukan-gambar.html
. manual prosessing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu :
Developer ( pembangkitan ), Rinsing ( pembilasan ), Fixing ( penetapan), Washing (pencucian ),
dan Drying ( pengeringan ).
Meja basah, untuk bak pencuci film yang terdiri dari :
Developer, dilengkapi dengan termometer untuk mengukur suhu developer. Cairan developer
yang temperaturnya lebih besar dari 24oC, akan mempengaruhi emulsi AgBr menjadi lumer, dan
gambaran pada foto berupa noda-noda sehingga akan mempengruhi interpretasi foto tersebut
dengan baik. Pada bak developer terdiri dari larutan Hydroquinone, ini adalah suatu bahan
pereduksi yang menghasilkan kontras tinggi.
1. Mentol, ini adalah suatu bahan pereduksi yang menghasilkan detail dari foto rontgen
2. Sodium karbonat (NaCO3), bahan ini dipergunakan untuk mengaktifkan larutan developer
dalam mempercepat reaksi perubahan kimia emulsi garam AgBr yang terkena sinar X
3. Sodium sulfat (NaSO3), bahan ini dipergunakan untuk menghalangi kerusakan larutan developer
yang mengalami oksidasi dengan udara. Jadi bahan ini bertindak sebagai suatu perlindungan dan
menjaga keaktifan developer
4. Potasium bromida (KBr), bahan ini dipergunakan untuk mencegah reduksi kristal-kristal yang
tidak disinari oleh sinar X, berarti bahan ini mencegah terjadinya kabut
5. Air dipergunakan sebagai pelarut Rinsing untuk menghilangkan semua larutan developer yang
ikut mempengaruhi keasaman larutan fixer. Oleh sebab itu pencucian dalam air harus bersih
betul, kemudian dimasukan ke dalam larutan fixer.
Fixing : untuk melarutkan semua emulsi AgBr yang tidak mengalami ionisasi oleh sinar X pada
waktu penyinaran atau tidak dilarutkan oleh developer. Pada bak fixing terdiri dari larutan
1. Natrium tiosulfat, larutan ini merupakan bahan fixasi dan bahan pelarut AgBr
2. Natrium sulfat, larutan ini dipergunkan untuk mencegah dekomposisi bahan fixasi dalam asam
acetat. Jadi larutan ini bertindak sebagai pengawet
3. Asam asetat, larutan ini dipergunakan untuk menetralisir larutan developer yang terbawa serta
oleh film agar fixer bersifat asam.
4. Potasium alumunium, larutan ini merupakan bahan pengeras yang mengeraskan gelatin dalam
emulsi film
5. Air, digunakan sebagai bahan pelarut
Washing : film harus direndam dalam bak air selama 10 menit, kemudian di cuci dengan
air kran, untuk membersihkan semua sisa-sisa zat kimia pada film. Mencuci dalam bak air saja
tanpa dibilas pada air kran, akan menimbulkan noda-noda pada foto rontgennya.
Drying : mengeringkan film pada temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan film
akan hangus atau foto yang dihasilkan akan timbul noda-noda kuning. Sebaiknya mengeringkan
film pada suhu ruangan. Meja kering, untuk tempat mengisi dan mengeluarkan film dari kaset
yang sudah dan akan digunakan. Pengetahuan akan pekerjaan dan pemahaman teori pemrosesan
perlu sehingga kesalahan dapat diidentifikasi dan diperbaiki7,12
Prosthodonsi
Foto digunakan untuk melihat keadaan gigi penyangga dan jaringan penyangga untuk pembuatan
gigi tiruan. Pada pasien edentulous, foto digunakan untuk melihat keadaan alveolar ridge.
d. Pedodonsi
Gambaran radiografi digunakan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan erupsi gigi, arah
erupsi, ada atau tidaknya kelainan (baik ada atau tidaknya benih gigi, kelainan jumlah, dan
kelainan bentuk).
Total anodontia