Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM RADIOFOTOGRAFI

AUTOMATIC PROCESSING
Dosen Pengampu: Andey Nino Kurniawan S.ST , M.Eng

Disusun oleh :
Dian Islamiyati Yusniawan
P1337430222076
Kelas 1C

PROGRAM STUDI TEKOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum “Automatic Processing”
yang kami buat dapat diselesaikan sesuai yang direncanakan. Tanpa hidayah serta petunjuk-
Nya, mustahil makalah dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW.
Penulisan laporan hasil praktikum yang berjudul “Automatic Processing” terlaksana
berkat bimbingan bapak Andrey Nino Kurniawan selaku dosen mata kuliah Dasar Sains
Radiologi Poltekkes Kemenkes Semarang, dukungan keluarga, kerabat serta teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung. Pada kesempatan ini juga, saya sampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam proses pembuatan
makalah ini sehingga dapat penulis selesaikan sesuai rencana.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan praktikum yang berjudul “Automatic
Processing”. Tentunya selalu memiliki kekurangan. Itu semua karena kita memang
ditakdirkan oleh allah sebagai makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan, maka dari itu
penulis berharap adanya masukan-masukan positif yang dapat memotivasi penulis untuk
menyempurnakan makalah ini, semoga upaya yang kita lakukan dapat memajukan negeri
kita.
Wassalamualaikum wr.wb.

Semarang, 22 Desember 2022


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Salah satu proses penting dalam radiografi adalah prosedur pengolahan film yang
mengubah bayangan laten yang diciptakan oleh X Ray menjadi bayangan nyata yang
biasa kita sebut dengan gambar radiografi. Prosedur ini memerlukan bantuan dari cairan
kimia radiografi. Dalam dunia dunia radiografi, pengolahan film tak hanya menggunakan
metode manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain yaitu pengolahan film secara
otomatis (automatic processing). Bidang teknologi radiografi terus berkembang menjadi
lebih otomatis dan mekanis untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan tingkat beban kerja
yang terus meningkat diklinik maupun di instalasi radiologi.
Selama jumlah hasil rontgen yang diproduksi setiap hari meningkat, metode
pengolahan film film ini lebih cepat menjadi sebuah kebutuhan. Akibatnya, prosesor
otomatis telah berkembang dari proses manual dan sekarang digunakan di banyak rumah
sakit. Proses pengolahan otomatis menyediakan sarana pengolahan kualitas film secara
lebih tepat waktu. Peralatan tersebut sangat kompleks dan proses ini jauh lebih bersih
serta lebih membantu.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja jenis pengolahan film radiografi?
2. Apa saja tahapan pengolahan film radiografi?
3. Bagaimana cara kerja Automatic processing?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbedaan antara masing masing jenis pengolahan film.
2. Mengetahui tahap tahapan yang benar dalam pengolahan film radiografi.
3. Mengetahui cara kerja dari prosesing film otomatis.
1.4 Landasan teori
Untuk membuat laporan praktikum Automatic processing maka dibutuhkan beberapa
gambaran mengenai teori yang bersangkutan, berikut adalah landasan teori Automatic
processing :

1. Automatic processing
Automatic processing merupakan pengolahan film radiografi secara otomatis
menggunakan mesin pengolah film yang fungsinya sama dengan metode manual,
bedanya Automatic processing sudah lebih ringkas menggunakan mesin otomatis
yang mengatur semuanya namun tahap tahapannya masih tetap sama. Automatic
processing biasa disebut dengan istilah Dry to dry karena film dimasukan ke dalam
mesin dalam keadaan kering dan keluarpun dengan keadaan kering dan sudah siap
baca. Berdeda dengan proses manual yang harus menyelupkan film ke dalam cairan
kimia secara manual menggunakan tangan.

2. Proses pengolahan film


Semakin berjalannya zaman, maka teknologi yang tercipta juga mengikuti
perkembangan zaman tersebut. Dalam bidang radiologi ada istilah yang dinamakan
proses pengolahan film radiografi. Pengolahan film merupakan salah satu bagian dari
terciptanya film radiografi, yaitu proses untuk mengubah bayangan laten yang tercipta
dari sinar X Ray menjadi bayangan nyata. Proses tersebut menggunakan cairan
developer dan fixer yang nantinya film yang sudah di expose cuci dengan cara
dicelupkan di cairan tersebut dengan tahapan yang ada.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan bahan


1. Automatic Processing
2. Film

2.2 Langkah-langkah mengecek Automatic Processing sebelum dinyalakan


1. Membuka tutup processing, cek keadaan cairan developer, fixer, dan air.
2. Memeriksa suhu cairan.
3. Memeriksa pH larutan.
4. Memeriksa warna dan bau dari cairan.
5. Memeriksa ukuran larutan pada tangki.
6. Memeriksa tangki replenishmen.
7. Memeriksa selang karet tangki replenishmen untuk menghindari selang menekuk
atau bocor.
8. Memeriksa kecepatan pengisian replenishmnen.
9. Menempatkan pipa saluran air dengan kedudukan yang tepat.
10. Menyalakan air dan periksa bahwa tangki air telah terisi.
11. Membersihkan bagian permukaan luar mencakup tray alur masuknya film dan
tempat keluarnya film.
12. Membersihkan penutup tangki.
13. Memeriksa kebersihan sekitar bagian dalam prosesing.
14. Menempatkan kembali plat pengarah alur film dan penutup tangki.

2.3 Langkah-langkah pengoperasian Automatic Processing


1. Matikan lampu pada kamar gelap.
2. Nyalakan mesin automatic processing dengan menekan saklar on/off pada mesin,
kemudian tunggu beberapa menit sampai lampu ready menyala.
3. Kemudian lakukan unloading film yang sudah diekspose.
4. Lalu masukan film pada automatic processing, dorong film hingga mengenai sensor
dan motor akan bergerak secara otomatis.
5. Ketika transporter berputar film akan bergerak kebagian developer, berlanjut ke
fixer,lalu ke proses washer,dan terakhir proses dryer.
6. Kemudian film yang sudah selesai diproses akan keluar dari sela-sela dryer, dan
jatuh diatas automatic processing.

2.4 Langkah-langkah mematikan Automatic Processing


1. Matikan semua switch.
2. Buka cover dan bersihkan dengan spons basah atau kain.
3. Bersihkan roll stainless stell dan periksa bahwa roller bebas dari noda dan kemudian
pasang penutupnya.
4. Bersihkan roller dryer.
5. Siram bak di bawah tangka cairan.
6. Lap zat kimia yang menempel pada processing.
7. Matikan air pembersih.
8. Untuk mencegah perkaratan, biarkan tutup dryer dan processing terbuka sedikit
ketika mesin tidak berjalan.

2.5 Gambar Automatic Processing


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian
Automatic processing berfungsi untuk memproses film secara otomatis. Dalam
memproses film juga terdapat metode selain dengan automatic processing yang
merupakan cara memasukkan film pada cairan developer, lalu pencucian film pada air
mengalir atau yang biasa disebut dengan rinsing, selanjutnya fixing dan washing.Seperti
halnya ketika memproses film secara manual, automatic processing juga dilakukan
dalam kondisi rungan yang gelap, lampu general dimatikan dan digantikan dengan safety
light. Automatic processor yang digunakan pada praktikum kali ini memiliki merk Fuji
seri FPM 100A. meskipun secara fisik terlihat tidak sama denga automatic processor
lainnya, alat ini tetap memiliki komponen dengan fungsi yang sama.

3.2 Komponen Automatic Processor


Automatic processor memiliki body yang dibungkus dengan plastik dan kombinasi
logam, namun biasanya lebih didominasi dengan bahan plastik. Body ini berfungsi
memastikan film yang ada dalam automatic processor agar tidak terpapar oleh cahaya,
sehingga tidak terbakar.
Selain itu, ada tempat untuk memasukkan film yang akan diproses. Ketika film
dimasukkan, motor akan menarik film ke dalam untuk diproses.
Pada sisi lain dari automatic processor terdapat liquid process tank yang berfungsi
untuk menyimpan cairan-cairan yang akan digunakan untuk processing film. Pada setiap
tanki cairan tersebut terdapat warna yang berbeda-beda yang mengindikasikan masing-
masing cairan. Terdapat tiga warna yang berbeda, yaitu warna merah untuk larutan
developer, warna hijau untuk larutan fixer, dan warna putih untuk air. Larutan dalam
tanki tersebut digunakan untuk menambah larutan dalam automatic processor ketika
volumenya telah mencapai di bawah level yang seahrusnya.
Di sisi lain terdapat dryer yang terpisah dengan bagian untuk memproses film. Film
akan keluar dari celah yang ada di dryer tersebut ketika film sudah selesai diproses.
Sebagai langkah perawatan automatic processor, terdapat selang untuk mengganti
larutan dengan mengeluarkan larutan yang lama. Terdapat tiga selang yang ditandai
dengan warna yang berbeda, hal ini untuk mengeluarkan masing-masing larutan.
Di bawah automatic processor terdapat tanki-tanki yang digunakan untuk
menyimpan kelebihan larutan dari dalam automatic processor yang mana kelebihan
larutan tersebut dapat digunakan kembali.
Ketika cover bagian atas automatic processor dibuka akan terlihat isi automatic
processor yang berupa rak-rak yang terbagi menjadi tiga bagian rak, yaitu developer,
fixer, dan whaser. Rak-rak tersbeut dinamakan transport yang mampu memindahkan film
dari satu proses ke proses lainnya secara otomatis. Pada rak ini terdapat roll yang
berbentuk batangan dengan dilapisi karet yang digunakan untuk menjepit agar film dapat
dipindahkan dari satu proses ke proses berikutnya dengan kecepatan gerakan yang telah
disetting sebelumnya. Roll ini harus dibersihkan secara rutin, apabila terdapat kotoran
yang menempel pada roll tersebut akan menimbulkan artefak pada film. Perawatan roll
ini dapat dibersihkan dengan air dan dibersihkan kotorannya dengan disikat. Apabila rak-
rak pada automatic processor diangkat, maka akan terlihat bak-bak yang telah terbagi
menjadi tiga bagian yang merupakan tempat larutan berada. Pada automatic processing
tidak terdapat tahap rinsing, namun digantikan dengan proses penjepitan film oleh roll
ketika film akan berpindah ke proses berikutnya di mana film akan diperas untuk
menghilangkan sisa-sisa cairan developer sebelum ditransportasikan ke proses fixing.

3.3 Prosedur Automatic Processing


Ketika hendak menggunakan automatic processor, tombol pada automatic
processing terlebih dahulu ditekan dan tunggu beberapa saat hingga mesin panas yang
ditandakan dengan lampu pada tombol ready automatic processor menyala. Kemudian,
film bisa mulai diproses dengan memasukkan film ke dalam automatic processor. Ketika
sensor telah mendeteksi adanya film yang akan diproses, film akan secara otomatis
masuk ke rak developer. Setelah masuk ke dalam developer, film akan terus diproses
menuju ke tahap fixing, kemudian dilanjutkan ke tahap washing, dan akan berakhir di
dryer. Film akan muncul dari dryer layaknya mencetak tulisan dengan printer. Pada
drying terdapat blower untuk menghembuskan udara dan heater untuk memancarkan
panas yang berfungi mempercepat proses pengeringan. Ketika selesai memproses film
dan masih akan digunakan kembali nantinya tidak perlu mematikan tombol ready karena
automatic processing akan menjadi mode standby dengan ditandai tombol ready yang
kembali menyala setelah mulanya mati ketika sebelumnya digunakan untuk memproses
film.

3.4 Perbedaan Automatic Processing Dan Manual Processing


1. Waktu
secara umum, waktu yang dibutuhkan dalam prosesing otomatis relatif lebih singkat
atau cepat dibandingkan dengan prosesing manual.
2. Kemudahan
Pada manual processing, ada delapan tahap yang harus dikerjakan oleh seorang
operator yang memproses radiograf di kamar gelap, di antaranya unloading film,
loading film ke hanger, development, rinsing, fixing, washing, drying, reload film
yang baru ke dalam kaset.
Namun, pada automatic processing, hanya dibutuhkan beberapa tahap saja yaitu, di
antaranya unloading film, memasukkan film ke dalam processor (mencakup tahap
developing, fixing, dan washing), dan reloading film baru ke dalam kaset.
3. Aspek ekonomi
Secara ekonomi, meskipun perangkat prosesing otomatis terbilang mahal, namun
untuk jangka panjang akan dapat mengurangi biaya-biaya yang lain serta akan
memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan prosesing otomatis, maka akan lebih banyak film yang dapat diproses
dengan prosesing otomatis dari pada manual dalam waktu yang sama.
BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah bahwa pada prinsipnya
pengolahan film otomatis dan pengolahan film manual adalah sama, hanya saja tidak
terdapat tahapan rinsing. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah developing, fixing,
washing dan drying. Untuk tahapan rinsing digunakan roller yang sudah terdapat di
dalam mesin. Pengolahan film secara otomatis dapat menghemat waktu, biaya dan
mengurangi kemungkinan kesalahan karena faktor manusia

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan pada praktikum ini adalah pastikan alat
automatic processing yang digunakan bersih agar tidak terjadi artefak pada citra
radiografi yang dibuat misalnya roller mark. Selain itu semoga dari praktikum ini
dapat menambah wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa JTRR Poltekkes
Kemenkes Semarang dan lebih terampil dalam menggunakan automatic processing di
rumah sakit – rumah sakit yang masih menggunakan metode ini

Anda mungkin juga menyukai