Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS PKL 5

MAHASISWA ATRO BALI

NAMA LOKASI PKL : RSUD PROVINSI NTB


PERIODE PKL : 12 DES S/D 21 JAN 2022

PROSEDUR PEMERIKSAAN MSCT KEPALA


KONTRAS PADA KASUS TUMOR KEPALA
DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD PROVINSI NTB

OLEH :

MUHAMMAD ALI IMRON / 022205455

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
(ATRO) BALI
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjundul “Prosedur Pemeriksaan MSCT kepala


kontras pada kasus Tumor Kepala yang dilaksanakan di instalasi
radiologi RSUD Provinsi NTB” pada tanggal 12 Desember – 21 Januari
2022 telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk diperbanyak.

Mataram, 26 Desember 2022

Menyetujui,
Ruangan Radiologi

KATA PENGANTAR

ii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

yang berjudul “Teknik Pemeriksaan CT Scan kepala pada kasus

Chepalgia di intalasi Radiologi Rumah Sakit Balimed”.

Penyusunan Laporan Kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi

salah satu penugasan dalamPeraktek Kerja Lapangan 5 Jurusan Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) BALI di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Balimed.  Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah

banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak,

untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Direktur ATRO BALI dr. I Bagus Gede Dharmawan, Sp.Rad

2. Ibu Dewa Ayu Cili Safitri, Amd.Rad selaku kepala Ruangan Radiologi

Balimed

3. Bapak I Made Adhi Mahendrayana,S.ST selaku Pembimbing lahan

4. Para Pembimbing/Senior di Radiologi yang senantiasa berbagi ilmu.

5. Seluruh radiografer dan staff radiologi RS Balimed.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis. Oleh Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca. 

iii
Denpasar, 27 April 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................... 4
BAB III PEMAPARAN KASUS DAN PEMBAHASAN......................... 25
3.1 Pemaparan Kasus.............................................................. 25
3.2 Pembahasan...................................................................... 25
BAB IV PENUTUP................................................................................ 35
4.1 Kesimpulan......................................................................... 35
4.2 Saran.................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 36
LAMPIRAN............................................................................................ 37
1. FOTO COPY SURAT PENGANTAR FOTO................................... 38
2. FOTO COPY HASIL BACA LAPORAN KASUS........................... 39

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pemanfaatan sinar X dalam bidang radiodiagnostik

semakin berkembang seiring dengan ditemukannya media kontras. Media

kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk

meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah

pencitraan diagnostik medik. Pemanfaatan bahan kontras ini dipakai

untuk lebih meningkatkan radiolucent (hitam) maupun radioopaque (putih)

suatu gambaran organ. Sehingga media kontras dapat digunakan untuk

membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat dalam radiografi

konvensional biasa maupun pada CT Scan. CT-Scan merupakan

perpaduan antara teknologi sinar-x, computer dan televisi sehingga

mampu menampilkan gambar anatomis tubuh dalam manusia dalam

bentuk irisan atau slice. Prinsip kerja dari CT-Scan yaitu hanya dapat

melakukan scanning tubuh dengan irisan melintang tubuh atau dalam

bentuk potongan axial. Namun dengan pemanfaatan teknologi komputer

maka gambaran axial yang telah didapatkan dapat diformat kembali

sehingga didapatkan gambaran coronal, sagital, oblique, diagonal bahkan

bentuk tiga dimensi dari objek tersebut. (Rasad, 2011)

Pada umumya ada banyak jenis pemeriksaan yang dapat

dilakukan dengan menggunakan prinsip Computed Tomography

Scan (CT-Scan)

1
salah satunya adalah teknik pemeriksaan CT-Scan Kepala.

Prosedur, teknik dan penanganan pasien yang akan dilakukan

pemeriksaan perlu diperhatikan dan dipahami dengan cermat untuk

penegakkan diagnosa pasien.

Pemeriksaan CT Scan Kepala terdiri dari dua jenis, yaitu

pemeriksaan dengan menggunakan media kontras atau tanpa

menggunakan media kontras (Kontras). Kedua jenis pemeriksaan

CT Scan Kepala ini sama-sama dapat membantu menegakkan

diagnosa atas berbagai kelainan atau patologi yang timbul. CT-

Scan kepala Kontras biasanya dilakukan pada kasus kepala

dengan klinis khusus. Salah satu kelainan adalah Chepalgia atau

pusing kepala. Dengan dilakukan CT Scan kepala, harapannya

dapat diketahui apakah ada lesi yang mempengaruhi rongga otak,

mengetahui luas lesi dan mengetahui kondisi cerebrum pasien.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengkaji lebih lanjut

mengenai teknik pemeriksaan CT-Scan kepala Kontras pada kasus

Chepalgia dan mengangkatnya sebagai laporan kasus dengan judul

“Teknik Pemeriksaan CT-Scan Kepala Kontras Dengan Klinis

Chepalgia di Instalasi Radiologi RS Balimed Denpasar“.

Praktek Kerja Lapangan 5 (PKL 5) Dilaksanakan di RS Balimed Pada

tanggal 21 Maret – 30 April 2022 Selama 6 Minggu. Bertujuan untuk Meningkatkan

Skil Mahasiswa Dalam Melaksanakan Teknik Radiografi secara Mandiri Di Rumah

Sakit Balimed denpasar.


2
Di RS Balimed Denpasar Terdapat Beberapa Pemeriksaan yang di lakukan

di Unit Radiologi Seperti Pemeriksaan Konvensional,Yaitu Pemeriksaan Thorax,

HSG, BOF, Lumbosacral, Pelvis, , Ekstermitas Atas Dan Ekstermitas Bawah, CT-

SCAN,MRI dan USG. Dan dalam waktu 4 minggu menjalani PKL 5 di RS Balimed

Saya Mendapatkan Kasus dengan klinis Chepalgia

Ada beberapa pemeriksaan yang biasanya dapat dilakukan pada CT-Scan

dengan kasus yang berbeda-beda mulai deri pemeriksaan Thorax, Abdomen,

dan salah satunya adalah pemeriksaan kepala dengan kasus chepalgia.

Pemeriksaan CT-SCAN chepalgia adalah salah satu pemeriksaan

Radiologi yang umumnya menggunakan media kontras. Chepalgia adalah nyeri

kepala yang hebat yang disertai dengan gejala otonom ditempat yang spesifik,

seperti orbita, supra orbita, temporal, atau kombinasi tempat-tempat tersebut.

dimana nyeri kepala ini masuk dalam kelompok nyeri kepala tipe klaster yaitu

nyeri yang berlangsung secara priodik. (. Adre Mayza,dkk, 2017)

Pada laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui manfaat pemeriksaan CT-

SCAN Kepala pada kasus chepalgia di Instalasi Radiologi RS Balimed Denpasar

untuk mendukung diagnosa suatu penyakit.

3
Dengan alasan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam

bentuk tulisan dengan judul ”Prosedur Pemeriksaan MSCT Kepala dengan kontras

pada kasus cheplagia di RS Balimed Denpasar.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prosedur dan Teknik Pemeriksaan CT-Scan kepala kontras dengan

klinis Chepalgia di RS Balimed.

A. Bagaimana rekontruksi dan pengolahan citra pada pemeriksaan CT-Scan kepala

kontras dengan klinis Chepalgia di RS Balimed

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

a. Memenuhi tugas Praktik kerja lapangan 5.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Prosedur dan tehnik pemeriksaan CT-Scan kepala

kontras dengan data klinis Chepalgia di RS Balimed

b. Menambah pengetahuan Penulis maupun pembaca tentang Teknik

pemeriksaan CT-Scan Kepala Kontras dengan data klinis Chepalgia di RS

Balimed.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat dibuatnya laporan kasus ini sebagai berikut:

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan

informasi kepada pembaca mengenai Teknik pemeriksaan CT-Scan kepala klinis

Chepalgia menggunakan media kontras.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Anatomi Fisiologi Kepala

 Anatomi Otak

Otak adalah jaringan yang teksturnya kenyal menyerupai agar-

agar dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang, yaitu

cranium (tengkorak), Jaringan otak dilindungi oleh beberapa

pelindung, mulai dari permukaan luar adalah kulit kepala, tulang

tengkorak, selaput otak (meninges), dan cairan cerebrospinalis.

Selaput otak terdiri atas tiga lapisan (dari luar ke dalam) : duramater,

arakhnoid, dan piamater. Di dalam tempat tertentu duramater

membentuk sekat-sekat rongga cranium dan membaginya menjadi

tiga kompartemen. (Listiono, 1998).

5
Gambar 1. Penampang melintang otak (Syaifudin, 1997)

Keterangan gambar 1:

1. Medulla oblongata 7. Konvolusi


2. Pons 8. Dienchepalon
3. Otak tengah 9. Cerebellum
4. Meningens 10. Cerebrum
5. Hind brain 11. Medulla spinalis
6. Otak depan

Otak Besar (Cerebrum)

Otak besar merupakan bagian yang terluas dan terbesar

dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga

tengkorak. Otak mempunyai dua permukaan yaitu permukaan atas

dan permukaan bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan

kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks cerebral dan zat putih

terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf.

(Syaifudin, 1997)

Fungsi Otak Besar, yaitu:

1 Mengingat pengalaman-pengalaman yang lalu.

2 Pusat persarafan yang menangani aktifitas mental, akal,

intelegensi, keinginan dan memori.

3 Pusat menangis, buang air besar dan buang air kecil.

Batang Otak (Truncus Enchepali)

Batang otak terdiri dari beberapa bagian.


1. Disenchepalon, bagian batang otak paling atas terdapat

diantara cerebellum dengan mesenchepalon. (Syaifudin, 1997)


6
Fungsi disenchepalon:

a) Vase konstruktor, mengecilkan pembuluh darah.

b) Respiratory, membantu proses persarafan.

c) Mengontrol kegiatan refleks.

d) Membantu pekerjaan jantung.

2. esenchepalon, atap dari mesenchepalon terdiri dari empat

bagian yang menonjol ke atas, dua di sebelah atas disebut

corpus kuadrigeminus superior dan dua di sebelah bawah

disebut corpus kuadrigeminus inferior. (Syaifudin, 1997)

Fungsi mesenchepalon:

a) Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.

b) Memutar mata dan pusat pergerakan mata.

3. Pons varoli, brakium pontis yang menghubungkan

mesenchepalon dengan pons naroli dan cerebellum terletak di

depan cerebellum diantara otak tengah dan medulla oblongata,

disini terdapat premoktosid yang mengatur gerakan pernafasan

dan refleks. (Syaifudin, 1997)

Fungsi pons varoli:

a) Penghubung antara kedua bagian cerebellum dan juga

antara medulla oblongata dengan cerebellum atau otak

besar.

b) Pusat saraf nervus trigeminus.

7
4. Medulla oblongata, bagian batang otak paling bawah yang

menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis.

(Syaifudin, 1997)

Fungsi medulla oblongata:

a) Mengontrol pekerjaan jantung.

b) Mengecilkan pembuluh darah (vase konstruktor).

c) Pusat pernafasan (respiratory).

d) Mengontrol kegiatan refleks.

Otak Kecil (Cerebellum)

Cerebellum terletak pada bagian paling bawah dan belakang

tengkorak, dipisahkan dengan cerebrum oleh fisura trans versalis

dibelakangi oleh pons varoli dan di atas medulla oblongata.

(Syaifudin, 1997)

Fungsi otak kecil:

1. Arkhiocerebellum (vestibulocerebellum), untuk keseimbangan

dan rangsangan pendengaran otak.

2. Paleacerebellum (spinocerebellum), sebagai pusat penerima

impuls dan nervus vagus kelopak mata rahang atas, rahang

bawah, dan otot pengunyah.

3. Neocerebellum (pontocerebellum), korteks cerebellum

menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan yang

akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.

8
Selaput Otak (Meningen)

Selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang

belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa

pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan cerebro spinalis).

Memperkecil benturan atu gerakan yang terdiri dari tiga lapisan.

( Syaifudin, 1997)

a. Durameter (lapisan sebelah luar)

Selaput keras pembunaringgkus otak yang berasal dari

jaringan ikat dan kuat dibagian tengkorak terdiri dari selaput

tulang tengkorak dan durameter propia dibagian dalam di

canalis vertebralis, kedua lapisan ini terpisah. (Syaifudin, 1997)

b. Arakhnoid (lapisan tengah)

Merupakan selaput halus yang memisahkan durameter

dengan piameter membentuk sebuah kantong atau balon berisi

cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral.

(Syaifudin, 1997)

c. Piameter (lapisan sebelah dalam)

Merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan

jaringan otak. Piameter berhubungan dengan arakhnoid melalui

struktur- struktur jaringan ikat yang disebut trakekel. (Syaifudin,

1997)

Ventrikel Otak

Ventrikel merupakan rangkaian dari empat rongga dalam otak

9
yang saling berhubungan dan dibatasi oleh ependima (semacam sel

epitel yang membatasi semua rongga otak dan medulla spinalis) dan

mengandung CSF (Cerebrospinal Fluid). Ventrikel otak terdiri dari

ventrikel lateral, ketiga dan keempat. (Price Sylvia, 1995)

Otak (encephalon) dapat dibagi dalam tiga komponen utama :

hemisfer cerebri (otak besar), batang otak, dan cerebellum (otak

kecil). Cerebri adalah bagian otak terbesar (85%) yang berasal dari

pronsecephalon. Ia terdiri dari sepasang hemisfer yaang berstruktur

sama, yang dipisahkan oleh flax cerebri dan dihubungkan oleh

sekumpulan serabut saraf yang disebut corpus callosum, yang

berfungsi untuk menyampaikan impuls di antara keduanya. Cerebri

dari luar ke dalam tersusun oleh korteks (massa kelabu atau

subtansia grisea atau grey matter), massa putih (subtansia alba).

(Listiono, 1998)

Korteks cerebri (subtansi gricea) terdiri dari sel-sel saraf.

Subtansia alba cerebri berisi serabut-serabut saraf (akson) dalam

saluran-saluran yang menonjol, contoh korona radiata. Serabut-

serabut ini arahnya konvergen, membentuk kapsula interna, di sefalad

otak tengah. Ganglia basalis yang terletak di sebelah dalam cerebri,

berbatasan dengan ventrikel III, terdiri dari nukleus kaudatus,

putamen dan globus palidus. Nukleus kaudatus berjalan di lateral

ventrikel lateralis dan talamus. Talamus dan hipotalamus juga

termasuk dalam substanis gricea (Listiono, 1998; Woodruff,1993).

10
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri, yaitu arteri karotis

interna dan arteri vertebralis. Di dalam rongga cranium, keempat arteri

ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu

sirkulus willisi. 2/3 aliran darah cerebri dialirkan kesebagian besar

cerebri dan diensefalon melalui sistem karotis dan 1/3 sisanya

dialirkan ke medula oblongata, pons, otak tengah, lobus temporalis

bagian medial dan inferior, lobus parietalis, lobus oksipitalis, dan

cerebellum melalui sistem vertebralis.

Gambar 4. Gambar arkus aorta beserta cabang-cabang besarnya (Osborn,


1994)

Keterangan : 9. Arteri karotis interna kiri


10. Arteri karotis eksterna kiri
1. Arkus aorta
2. Trunkus brakhiosefalika
3. Arteri subklavia kanan
4. Arteri vertebralis kanan
5. Arteri karotis komunis
kanan
6. Arteri karotis interna
kanan
7. Arteri karotis eksterna
kanan
8. Arteri karotis komunis kiri
11
11. Arteri subklavia kiri
12. Arteri vertebralis kiri
13. Arteri vertebralis
bergabung menjadi
arteri Basilaris
14. Sirkulus willisi
15. Arteri serebri anterior
16. Arteri serebri media
17. Arteri mammaria internal
18. Trunkus tiroservikal
19. Trunkus kostoservikal

12
1. Anatomi CT-Scan kepala

a. Potongan Axial I

Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut

hemisphere, kriteria gambarnya adalah :

Gambar 3 : Potongan Axial I CT-Scan kepala

(Bontrager, 2001) Keterangan :

1) Bagian anterior sinus superior sagital

2) Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)

3) Fissure longitudinal (bagian dari falks cerebri)

4) Sulcus

5) Gyrus

6) Bagian posteriot sinus sagital

b. Potongan Axial IV

Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingakat

medial vertex. Kriteria gambarnya adalah :

15
Gambar 4 : Potongan Axial IV CT-Scan kepala
(Bontrager, 2001)

Keterangan :

1) Anterior corpus collosum

2) Anterior horn dari ventrikel lateral kiri

3) Nucleus caudate

4) Thalamus

5) Ventrikel ke tiga

6) Kelenjar pineal

7) Posterior horn dari lateral kiri

c. Potongan Axial V

Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga.

Kriteria gambar yang tampak adalah :

16
Gambar 5 : Potongan Axial V CT-Scan kepala
(Bontrager, 2001)

Keterangan :

1) Anterior corpus collosum

2) Anterior horn ventrikel lateral kiri

3) Ventrikel ke tiga

4) Kelenjar pineal

5) Protuberantia occipital interna

d. Potongan Axial VII

Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari

bidang orbita. struktur dalam irisan ini sulit untuk

ditampakann dengan baik dalam CT-Scan. Modifikasi-

modifikasi sudut posisi kepala untuk mendapatkan

gambarannya adalah tampak :

17
Gambar 6 : Potongan Axial VII CT-Scan kepala
(Bontrager, 2001)

Keterangan :

1) Bola mata / occular bulb

2) Nervus optic kanan

3) Optic chiasma

4) Lobus temporal

5) Otak tengah

6) Cerebellum

7) Lobus oksipitalis

8) Air cell mastoid

9) Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid

2. Fisiologi kepala

Sakit kepala timbul sebagai hasil dari perangsangan terhadap

bangunan-bangunan di wilayah kepala dan leher yang peka

terhadap nyeri. Bangunan- bangunan ekstrakranial yang peka

18
nyeri ialah otot-otot ocsipital, temporal, frontal, kulit kepala,

arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri

tidak peka nyeri. Bangunan bangunan intracranial yang peka

nyeri terdiri dari meninges, trauma dura basalis dan meninges

yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada

basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka

nyeri. Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat

berupa : infeksi selaput otak , meningitis, ensefalitis.(Catur

Sulistyo s: 2010)

B. Tinjauan Umum Tentang Patologi Kepala

1. Chepalgia adalah nyeri kepala yang hebat yang disertai dengan

gejala otonom ditempat yang spesifik, seperti orbita, supra orbita,

temporal, atau kombinasi tempat-tempat tersebut. dimana nyeri

kepala ini masuk dalam kelompok nyeri kepala tipe klaster yaitu

nyeri yang berlangsung secara priodik. (dr. Adre Mayza dkk, 2017)

C. Tinjauan Umum Tentang Tehnik Pemeriksaan

a. Persiapan pasien

1. Persiapan pasien tidak ada persiapan khusus

2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur

pemeriksaan,terutama jika diperlukan injeksi media

kontras.

19
3. Benda logam /aksesoris didaerah yang diperiksa

(kalung,anting,jepitan rambut dll) harus dilepaskan.

4. Untuk kenyamanan pasien diberikan selimut (ruangan

ber-AC)

b. Persiapan Alat dan bahan

1. Pesawat CT Scan dan komponen pendukungnya (printer

CT,gantry,monitor,dll)

2. Alat fiksasi: head clamp,spuit,kasa,dan kapas serta

alcohol.

3. Peralatan non steril : media kontras.

c. Posisi Pasien

1. Supine di meja pemeriksaan

2. Head Frist (Kepala dekat dengan Gantry)

d. Posisi Objek

1. Kepala hiperekstensi dan diletakan di head holder.

2. Kepala diposisikan sehingga MSP sejajar dengan lampu

indicator horizontal.

3. Lengan diletakan diatas perut/disamping tubuh.

4. Fiksasi kepala dengan Head clamp dan fiksasi tubuh

pasien dengan straining straps

5. Dapat diberi pengganjal dibawah lutut pasien.

20
F. Pemberian Media kontras

1. Pemeriksaan CT-Scan dengan curiga seperti:

Tumor, infeksi dan kelainan pada system vaskuler dibutuhkan


penggunaan media kontras sebagai penyangatan/ enhancement
(Nesseth,2000).

2. Jenis media kontras yang digunakan yaitu non ionic dengan


volume 30-50ml. kontras disuntikan 1-3ml/detik,kemudian
scaninning dilakukan pada 20-30 detik setelah pemasukkan
awal media kontras (silverman, 1998).

21
BAB III

PEMAPARAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan di Instalasi Radiologi RS Balimed.

Denpasar pada hari Sabtu 9 April 2022 pukul 10:17 WITA.

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pasien dibawa ke RS Balimed Denpasar setelah hari sebelumnya

mengalami mengalami nyeri di bagian kepala. Pasien diantar oleh

keluarga dan perawat dan dikirim oleh dokter pengirim yaitu dr.

Benny,Sp PG. pada tanggal 9 April 2022 pukul 10:17 WITA untuk

dilakukan pemeriksaan CT-Scan dengan Permintaan CT-Scan kepala

klinis Chepalgia.

C. Prosedur pemeriksaan CT-Scan kepala kasus chepalgia

Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

1. Dimulai dengan periapan pasien yaitu puasa 2 jam, hal ini untuk

mencegah terjadinya aspirasi paru Ketika pemberian kontras ke

pasien.

2. Cek ureum kreatinin (cek laboraturium)

Kadar ureum kreatinin normal pada orang dewasa berkisar antara

0,6-1,2mg/dL untuk wamita 0,5-1,1mg/dL untuk Wanita

22
3. Menjelaskan dan menyerahkan informed consent yang berarti

persetujuan dari pasien untuk melakukan Tindakan pemeriksaan

CT-Scan kepala menggunkan media kontras

4. Menginput data pasien di system billing

5. Persiapan alat dan bahan:2 spuit 20 cc/ml,kapas alcohol,ieomeron

50ml dengan osmolaritas 400, needle 18,dan Triway,dan hand

skun.

6. Setelah melakukan persiapan alat dan bahan selanjutnya

menjelaskan prosedur pemeriksaan CT-Scan ke pasien yaitu

melepaskan benda benda logam yang ada di kepala seperti:ikat

atau jepit rambut,anting dll.

7. Selanjutnya melakukan pengaturan posisi pasien yaitu: Head frist,

MSP sejajar dengan lampu longitudinal,MCP sejajar dengan

lampu horizontal,tangan diletakan disamping tubuh, batas atas 2

jari dari Vertex, menggunakan head clamp dan head holder, serta

selimut.

8. Scan polos atau plan scan (scan awal/prescan sebelum


pemasukan media kontras.
9. Setelahnya penyuntikan media kontras dan Scan terahir stelah
dikonsul dengan radiolog.

10.

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Prosedur Pemeriksaan MSCT kepala kontras pada kasus chepalgia


diinstalasi Radiologi Rumah Sakit Balimed dimulai dengan pasien
dianjurkan puasa 2 jam sebelum pemeriksaan,cek ureum
kreatinin,memberikan informed konsen atau keluarga pasien usia 18
keatas ,menginput data pasien di system biling. Scanning dilakukan
dengan urutan prekontras setelah itu pemberian media kontras
melalui intravena.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan pada laporan studi kasus ini yaitu
agar mahasiswa praktek dapat memahami dengan seksama Teknik
pemeriksaan CT-Scan kepala kontras pada kasus Chepalgia dan dapat
melakukan pengolahan citra.

Saran untuk Instalasi Radiologi RS Balimed, Pada pemeriksaan CT-Scan


kontras sebaiknya menggunakan injector untuk mempermudah proses
scanning dan lebih efisien dari segi waktu dan tenaga.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, Phillip W. 2012. Merrill’s Atlas of Radiographic Positioning &


Procedures.

Thirteen Edition. Volume Two. Missouri, USA: Elsevier Mosby.


Bontrager, Keneth L dan John P. Lampignano. 2014 .Textbook of
Radiographic Positionning and Related Anatomy. Eighth
Edition. Missouri: Elsevier Mosby.

Damasio, Hanna. 2005. Human Brain Anatomy in Computerized Images. Second


Edition.
New York, USA: Oxford University Press.
Farrell, Maureen dan Jennifer Dempsey. 2013. Smeltzer and Bare’s Textbook
of Medical- Surgical Nursing. Third Edition. Volume 2. Australia:
thePoint.

Haaga, John R. 2009. CT and MRI of the Whole Body. Fifth Edition. Volume 1.
Missouri, USA: Elsevier Mosby.

Kowalczyk, Nina. 2014. Radiographic Patologhy for Technolosist. Sisxth Edition.

Missouri, USA: Elsevier Mosby.


Langlois, Jean A, Wesley Rutlan-Brown, Marlena M. Wald. 2006. The
Epidemiology and Mohan, Harsh. 2015. Textbook of Pathology. Seventh
Edition. New Delhi, India: Jaypee. Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan. Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Netter, Frank H. 2011. Atlas of Human Anatomy. Fifth Edition.
Philadelphia, USA: Saunders Elsevier.

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi: 6.


Terjemahan: dr. Brahm U. Pendit. Editor: dr. Nella Yesdelita. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rasad, Sjahrir. 2011. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

25
LAMPIRAN

Lampiran 1. Sistem Billing.

Lampiran 2. Surat pengantar.

26
Lampiran 3. Hasil Lab(cek ureum kreatinin)

Lampiran 4. Informed consent

27
Lampiran 5 Hasil bacaan MSCT kepala

28
29

Anda mungkin juga menyukai