Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN KEPALA PADA KASUS


TRAUMA DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI

TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

PINDIA PUTRI MELATI

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teknik Pemeriksaan CT-Scan Kepala pada kasus trauma diinstalasi radiologi
RSUD Raden Mattaher Jambi” untuk memenuhi syarat Praktek Lerja Lapangan
yang telah dilaksanakan 31 Mei – 10 Juli 2021 di RSUD Raden Mattaher Jambi..

Dengan diadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa mampu


mencapai tujuan yang diinginkan diantaranya mengenal dunia kerja dan mampu
menerapkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan dapat diterapkan di
dunia kerja, serta dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia kerja.

Dapat terlaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini tidak lepas dari
dukumgam dan pertisipasi berbagai pihak sengga kami dapat melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik dan benar, oleh kerana itu kami tidak
lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan


2. Orangtua serta saudara yang selalu memberikan motivasi dan semangat
3. Ketua jurusan dan dosen D III Radiologi Universitas Baiturrahmah
4. Kepalaruangan, CI, dan seluruh radiographer diinstalasi radiologi RSUD
Raden Mattaher Jambi

Semoga dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat


memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku mahasiswa dan umumnya bagi
kita semua.

Jambi, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Profil Rumah Sakit ........................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................. 6
1.5 Manfaat Penulisan ............................................................................ 6
1.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1 Tulang-tulang Kepala/Tengkorak ................................................... 8
2.2 Anatomi Otak ................................................................................ 11
2.3 Patologi Trauma Kepala ................................................................ 12
2.4 Komponen CT-Scan ...................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 17
3.1 Teknik Pemeriksaan CT-Scan kepala ................................................ 17
BAB IV KASUS........................................................................................ 20
4.1 Rancangan Pemeriksaan ................................................................ 20
4.2 Riwayat Pasien .............................................................................. 20
4.3 Persiapan Alat dan Bahan .............................................................. 20
4.4 Teknik Pemerikaan CT-Scan RSUD M. Natsir Solok .................... 22
4.5 Pembahasan .................................................................................. 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 27
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 27
5.2 Saran ............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma kepala didefinisikan sebagai gangguan terhadap otak dari kekuatan

eksternal yang menyebabkan kekuatan sementara atau permanen terhadap

fungsional, psikososial, atau kemampuan fisik. Merupakan Penyebab signifikan

morbiditas dan mortalitas serta penyebab utama kematian dan cacat pada anak –

anak dan orang dewasa muda. Menurut Brain Injury Assosiation of America,

trauma kepala adalah suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat kongenital

ataupun degeneratif tetapi disebabkan oleh benturan fisik dari luar yang dapat

mengurangi atau mengubah kesadaran yang menimbulkan kerusakan kognitif

dan fungsi fisik.

Trauma kepala menyumbang sekitar 40% dari semua kematian akibat cidera

akut di Amarika Serikat. Setiap tahun 200.000 korban trauma kepala perlu rawat

inap. Sekitar 52.000 kematian di Amerika Serikat setiap tahun dari trauma

kepala. Dalam sebuah studi cidera kepala berat, angka kematian di cidera kepala

berat sekitar 33%. Dan dalam studi lain di Virginia Tengah, angka kematian

cidera kepala sedang ditemukan 2,5%.

Berdasarka studi di atas terlihat bahwa pemeriksaan penunjang sangat

penting dalam mendiagnosa, mengidentifikasi, dan mengetahui karakteristik pada

trauma kepala. Pasien dengan trauma kepala memerlukan penegakan diagnosa

sedini mungkin agar tindakan terapi dapat dapat segera dilakukan untuk

1
menghasilkan prognosa yang biak. Peranan diagnosa radiologis juga di perlukan

terutama pada pasien dengan tingkat resiko sedang-berat. Tujuannya untuk

menginformasi adanya cidera intrakranial yang berpotensi mengancam jiwa

pasien apabila tidak segera dilakukan tindakan.

CT-Scan kepala merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk

penegakan diagnosa trauma. CT-Scan merupakan perpaduan teknologi sinar-X

dan computer dengan tabung sinar-X dan detector yang berputar 3600 sesuai area

yang akan di scanning. Pemilihan parameter pemeriksaan yang tepat sangat

mempengaruhi hasil pemeriksaan CT-Scan. Parameter pemeriksaan yang diatur

dalam pemeriksaan CT-Scan diantaranya : kV, mA, pitch, FOV, slice thickness,

table indexing, rekotruksi algoritma, display windows. Pemeriksaan CT-Scan

dibuat scan area mulai dari basis cranii sampai ke verteks, dengan slice thickness

1-1,5 mm, slice thickness rekontruksi 5 mm, FOV 24 cm, dan pitch 1. Kasus

trauma kepala menggunakan tampilan window brain dan window bone.

Beradasarkan observasi yang peneliti lakukan, pemeriksaan CT-Scan dengan

kasus trauma di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher menggunakan

protokol brain trauma (helical) dengan slice thickness 5mm, slice thickness

rekonsruksi 5 mm, FOV 25,0 cm, ditampikan dalam window brain.. Teknik

pemeriksaan ini tidak selalu di lakukan setiap rumah sakit sehingga peneliti ingin

mengkaji lebih lanjut tentang teknik pemeriksaan CT-Scan kepala pada kasus

trauma ini dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “TEKNIK

2
PEMERIKSAAN CT-SCAN KEPALA PADA KASUS TRAUMA DI INSTALASI

RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI”.

1.1 Profil RSUD Raden Mattaher Jambi

Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah milik

pemerintah Provinsi yang secara pasti wajib menjalankan fungsi sosialnya

terutama pelayanan bagi keluarga kurang mampu / miskin. Sedangkan

pengelolaannya dilakukan dengan prinsip bisnis agar RSUD Raden Mattaher

Provinsi Jambi mampu mandiri, paling tidak rumah sakit yang mampu

membiayai diri sendiri pembiayaan operasionalnya dana tidak membebani

pemerintah Provinsi.

3
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap kesehatan dan

pendidikan, sejak juli 2005 Universitas Jambi (UNJA) telah membuka /

memulai pendidikan dokter sebagai salah satu upaya meningkatkan

ketersediaan tenaga medis Provinsi Jambi dan sekitarnya, untuk itu RSUD

Raden Mattaher Provinsi Jambi harus dipersiapkan sebagai rumah sakit

pendidikan untuk menunjang proses pendidikan calon dokter di Universitas

Jambi.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat dan kebutuhan pendidikan, dan

sesuai dengan standar Rumah Sakit telah memenuhi standar Akreditasi Rumah

Sakit dan dinyatakan LULUS Tingkat PARIPURNA, RSUD Raden Mattaher

Jambi pada tahun 2017 ini telah memiliki Pelayanan yaitu :

a. Pelayanan Medik Spesialis Dasar : Penyakit dalam, Anak, Bedah Obgin.

b. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang : Anastesi, Rongen, Patologi

Kelinik , Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik,

c. Pelayanan Medik Spesialis Lain : Mata, Ortopedi, THT, urologi, Saraf,

Jantung, Bedah Saraf, Struktur Kulit, Bedah anak, Forensik, Jiwa, Paru.

d. Pelayanan Medik Sub Spesialis : Sub Spesialis Bedah Ongkologi, Digestif

dan Sub Spesialis Obsterik dan Ginekologi, Feromenal.

e. Pelayanan Medik Spesialis Gigi & Mulut : Bedah mulut, Konserpasi/

endologi, Ortodonan.

f. Peningkatan Efektifitas Dan Efisiensi Rawat Inap

4
 Supervisi pelayanan keperawatan

 Mengupayakan Kunjungan dokter / visite tepat waktu

 Mengupayakan Perawat dapat memenuhi panggilan sesuai SPM

 Supervisi pelayanan gizi

 Supervisi pelayanan kefarmasian

 Revisi/ membuat formularium obat

 Evaluasi penggunaan obat fomularium

 Supervisi penerapan SPO

 Evaluasi penyelenggaraan SPM

 Evaluasi penyelenggaraan akreditasi

 Melakukan perawatan yang memenuhi kebutuhan dasar pasien

 Penilaian pelayanan sesuai dengan standar asuhan keperawatan

 Melaksanakan pelayanan ruang kelas utama dan VIP

 Pelayanan Intensif Terhadap (ICU, ICCU, PICU, HCU)

 Pelayanan Kemoterafi

g. Central Medical Unit (CMU)

Pelayanan Penunjang Medik mencakup Radiologi (RO, VSG, CT-Scan,

MRI) Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Anastesi, Treadmill,

Echocardiographyd rehabilitasi medic, Fisioteapi, Menyelengarakan

Kefarmasian 24 Jam, Menyelenggarakan laboratorium 24 jam,

Menyelenggarakan radiologi 24 jam, Membuka satelit farmasi dan Membuka

5
Pelayanan Unit Tranfursi Darah RS Sedangkan pelayanan penunjang non

medik mencakup Loundry, Genset, Dapur, Incenerator, CSSD, Steamboiler.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, RSUD Raden Mattaher Jambi

tahun 2017 memperoleh Anggaran dari beberapa sumber yaitu, anggaran

BLUD, APBD dan DAK.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik pemeriksaan CT-Scan kepala pada kasus trauma di

Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan CT Scan kepala pada kasus trauma

di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan CT-Scan

khususnya di bidang teknik CT-Scan kepala pada kasus trauma.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi

dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama pada

pemeriksaan CT-Scan kepala.

6
1.5 Metode Pengumpulan Data

1. Pustaka

Penulis Membaca buku-buku penunjang yang berhubungan dengan

teknik periksaan CT-Scan kepala pada kasus trauma.

2. Wawancara

Penulis mewawancarai radiographer untuk mengetahui hal-hal yang

berhubungan dengan teknik pemeriksaan CT-Scan kepala pada kasus

trauma.

3. Observasi

Penulis melakukan pengamatan terhadap hasil radiograf yang telah

diperiksa

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tulang-tulang kepala / Tengkorak

Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang yang bentuknya melengkung,

satu sama lain berhubungan sangat erat. Tulang-tulang kepala terdiri atas dua

bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah.

a. Tengkorak Otak

Tengkorak otak terdiri dari tulang-talang yang dihubungkan satu sama

lain oleh tulang yang bergerigi yang disebut sutura. Terdapa delapan buah tulang

yang dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1) Gubah Tengkorak

a) Tulang Frontal : Tulang dahi terletak dibagian depan

kepala

b) Tulang Parietal : Tulang ubun-ubun terletak ditengah

kepala

c) Tulang Oksipital : Terletak dibelakang kepala. Pada

tulang okspital terdapat sebuah lubang yang disebut

magnum foramen

2) Samping Tengkorak

Dibentuk oleh tulang pelipis (tulung temporal), terdapat

bagian kiri dan kanan dan terbagi atas tiga bagian : tulang

8
karang (skuamosa), tulang keras (tulang petrosum), dan

mastoid.

3) Dasar Tengkorak

a) Tulang sfenoid, bentuknya seperti kupu-kupu, dibagian

depan terdapat kavum sfenoidalis dan dibagian atsa

terdapat sela tursika.

b) Tukang etmoid, letaknya sebelah depan dari sfenoid.

Disamping tulang sfenoid dan etmoid dasar tengkorak

juga dibentuk oleh tulang oksipital, tulang fronta, dan

tulang temporal.

b. Tengkorak Wajah

Terdapat ronga-rongga yang membentuk rongga mulut (kavumoris),

rongga hidung (kavum nasi), dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah dibagi

menjadi dua bagian yaitu :

1) Bagian hidung

Bagian hidung ini terdiri dari tulang lakrimal, tulang nasal,

dan septum nasi.

2) Bagian rahang

Bagian rahang ini terdiri dari tulang maksilaris yang

didalamnya terdapa sinus maksilaris, prosesus alveolaris,

9
tulang zigomatikus, tulang palatum, tulang mandibula, dan

tulang hiloid (tulang lidah).

Gambaran anatomis tulang kepala, ditunjukkan dalam gambar di bawah

ini:

10
2.2 Anatomi Otak

Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu cirebri (otak besar),

cerebellum (otak kecil), dan batang otak. Otak juga dibagi dalam tiga kelompok

besar berdasarkan letaknya yaitu procencephlon (otak depan), Mecencephalon

(otak tengah), dan Rhombencephalon (otak belakang). Procencephalon dibentuk

oleh telencehalon dan diencephalon, sedang rhombencephalon dibentuk oleh

pons, cerebellum, dan medulla spinalis. Gambaran lateral otak ditunjukkan

dalam gambar dibawah ini.

11
2.3 Patologi Trauma Kepala

Trauma kepala didefinisikan sebagai trauma yang terjadi akibat paksa

mekanis eksternal yang mencederai kepala yang kemungkinan berakibat

gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik sementara atau permanen yang

berkaitan dengan berkurang atau berubahnya derajat kesadaran. Trauma kepala

dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu :

a. Cidera kepala ringan (low risk).

Penderita sadar, secara fisik normal, tidak ada intoksidasi

alcohol/obat-obatan, minimal laserasi atau hematoma ringan, pusing,

pening atau penglihatan kabar.

b. Cidera kepala sedang (moderate risk).

12
Sempat pingsan, amnesia, muntah, kejang, dan ada tanda fraktur

ditulang kranium, adanya tanda intoksidasi alcohol/obat-obatan,

trauma yang tidak diketahui penyebabnya.

c. Cidera kepala berat (severe).

Penurunan atau kurangnya kesadaran, fraktur tulang cranium,

kelainan neurologis yang menandakan cidera interkranial.

2.4 Komponen CT Scan

Menurut Bontrager’s (2018) Sistem CT Scan terdiri dari tiga komponen

utama yaitu gentry, komputer, dan operator console. Sistem ini mencakup

perangkat kompustasi dan pencitraan yang sangat komplleks. Bagian berikut ini

memberikan pengantar yang luas untuk topik yang sangat teknis

2.4.1. Gantry

Gantry terdiri dari tabung sinar-x, detector array, dan kolimator.

Bergantung pada spesifikasi teknis unit, gantry biasanya dapat disudutkan 30 o

ke setiap arah, seperti yang dibutuhkan saat pemeriksaan CT kepala atau tulang

belakang. Bukaan tengah di gantry adalah aperture. Meja CT (kadang-kadang

disebut couchpasien) dihubungkan secara elektronik ke gantry atau gerakan

terkontrol selama pemindaian. Anatomi pasien di dalam aperture adalah area

yang sedang dipindai pada saat itu.

13
2.4.2. X-Ray Tube

Tabung sinar-x mirip dengan tabung radiografi umum dalam kontruksi

dan operasi. Namun, modifikasi desain sering diperlukan untuk memastikan

bahwa tabung mampu menahan kapasitas panas tambahan karena waktu

exposure yang meningkat.

2.4.3. Detector Array

Detector padat dan terdiri dari dioda ditambah dengan bahan kristal

scintillator (cadmium tungstate atau rare earth oxide ceramic crystals). Detector

solid state mengubah energy sinar-x yang ditransmisikan menjadi cahaya, yang

diubah menjadi energy listrik dan kemudian menjadi sinyal digital. Rangkaian

detector mempengaruhi dosis pasien dan efisiensi unit CT.

2.4.4 Kolimator

Kolimator pada CT penting karena mengurangi dosis pasien dan

meningkatkan kualitas gambar. Pemindaian CT generasi sekarang umumnya

menggunakan satu kolimator-prepatient (pada tabung sinar-x), yang membentuk

dan membatasi sinar. Ketebalan slice pada unit CT multidetektor modern

ditentukan oleh ukuran pada barris detector yang digunakan.

14
2.4.5 Komputer

Komputer CT membentuk dua jenis perangkat lunak yang sangat canggih,

satu untuk sistem operasi dan satu untuk aplikasi. Sistem operasi mengelola

perangkat keras, sedangkan aplikasi mengelola preprocessing, rekontruksi

gambar, dan berbagai macam operasi pra-pengolahan. Komputer CT harus

memiliki kecepatan dan kapasitas memori yang besar. Sebagai conthoh,

pertimbangkan bahwa satu potongan CT (gambar) dengan matriks 512 x 512,

komputer secara bersamaan harus melakukan perhitungan 261.144 matematis per

irisan.

2.4.6 Operator Consule

Komponen operator consule mencakup monitor single atau dual,

keyboard, mouse, tergantung pada sistem operator consule memungkinkan

teknologi untuk mengontrol parameter pemeriksaan, yang disebut protokol, dan

melihat atau memanipulasi gambar yang dihasilkan. Protokol yang telah

ditentukan atau setiap prosedur, mencukup factor seperti kilovoltage,

miliamperage, pitch, field of view, slice thickness, pengindeksan table,

rekontruksi algoritma, dan jendela display. Parameter ini dapat dimodifikasi oleh

teknologi, jika diperlukan, berdasarkan presentasi pasien atau riwayat klinis.

15
2.4.7 Jaringan dan Pengarsipan

Jaringan workstation komputer, sebuah setup dimana sebuah workstation

berada dilokasi lain atsu digunakan oleh ahli radiologi atau teknolog.

Workstation ini mungkin berada dalam 16elical16r16 pencitraan atau mungkin

berada di daerah terpencil dangan transmisi data secara elektronik.

Pengarsipan gambar atau sebagian besar sistem CT melibatkan pengunaan

media digital yang tersimpan dalam arsip PACS (picture archiving and

communications system). Gambar yang tidak tersimpan pada PACS dapat

mengunakan kombinasi optical disk dan hard disk drive atau penyimpanan data

berkapasitas tinggi secara permanen. Printer laser juga bisa digunakan untuk

mencetak gambar atau penyimpanan hard copy. Interpretasi temua pemeriksaan

umumnya dilakukan oleh radiogrfer pada workstation beresolusi tinggi.

16
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Teknik Pemeriksaan CT-Scan kepala

a. Indikasi pemeriksaan

Ada beberapa indikasi pemriksaan CT-Scan kepala, yaitu :

1) Tumor

2) Trauma

3) Penyakit degeneratif

4) Kelainan congenital

b. Persiapan pemeriksaan

1. Persiapan pasien

Persiapan pasien untuk pemeriksaan CT-Scan kepala yaitu

melepaskan benda-benda logam, seperti anting, kalung, gigi

palsu, jepit rambut sebelum pemeriksaan. Memberikan penjelasan

tentang jalannya pemeriksaan kepada pasien untuk mengurangi

rasa takut yang akhirnya akan mendukung jalannya pemeriksaan.

2. Persiapan alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk pemriksaan CT-Scan kepala

adalah sebagai berikur :

1. Pesawat CT-Scan

2. Lead Apron

17
3. Selimut

4. Head Clamp

5. Printer dan Film

c. Teknik pemeriksaan CT-Scan kepala

1) Posisi Pasien

Pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan, dengan

kepala dekat dengan gantry.

2) Posisi Obyek

Kepala pasien hiperekstensi dan diletakkan pada head

holder. Kepala dirotasikan sehingga Mid Sagital Plane sejajar

dengan lampu indicator longitudinal Kedua lengan diletakkan

disamping tubuh pasien, kepala difiksasi menggunakan head

clamp pada head holder untuk mengurangi pergerakan selama

pemeriksaan. Tubuh pasien difiksasi dengan straining strap yang

ada di meja pemeriksaan.

3) Scan Parameter :

a) Scan Area : Chin sampai verteks

b) Scan Mode : helical

c) kV : 120

d) mA : 156

e) s : 0,5

f) FOV : 234

18
g) Slice Thickness : 5 mm

h) Recon Slice Thickness : 5 mm

i) Pitch :1

19
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Rancangan Pemeriksaan (Biodata Pasien)

Tanggal : 06 Juli 2021

Nama : Tn. I

Umur : 33 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : jambi

Pemeriksaan : CT-Scan kepala

Diagnosa : CKB (Cidera Kepala Berat)

4.2 Riwaya Pasien

Pasien Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas dengan kepala terbentur

kejalan sehingga mengalami luka dikepala. Pada tanggal 06 Juli 2021

Pasien datang ke RSUD Raden Mattaher untuk melakukan pemeriksaan

di IGD,dan dokter menganjurkan melakukan pemeriksaan CT-Scan

kepala.

4.3 Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan CT-Scan kepala

pada kasus trauma adalah sebagai berikut :

20
a. Pesawat CT-Scan

Pesawat yang digunakan dalam pemeriksaan CT-Scan kepala pada

kasus trauma dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Merek : Hitachi

2. Tipe : Helical

3. Tahun produksi : 2018

4. Slice : 128

b. Printer CT-Scan

1. Merek : Fuji Film

2. Tipe : Dry Pix

21
4.4 Teknik Pemeriksaan CT-Scan kepala pada kasus trauma di RSUD

Raden Mattaher Jambi

A. Prosedur Pemeriksaan

a. Persiapan Pasien

Persiapan pasien untuk pemeriksaan CT-Scan kepala yaitu

melepaskan benda-benda logam, seperti anting, kalung, gigi palsu,

jepit rambut sebelum pemeriksaan. Memberikan penjelasan

22
tentang jalannya pemeriksaan kepada pasien untuk mengurangi

rasa takut yang akhirnya akan mendukung jalannya pemerisaan.

b. Posisi Pasien

 Memposisikan pasien tidur terlentang atau supine diatas

meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan

gantry (head first)

 Kedua lengan lurus disamping tubuh dan di fiksasi dengan

leg strap yang ada di meja pemeriksaan

 Mid sagital plane (MSP) tubuh diposisikan tepat berada di

pertengan meja pemeriksaan.

 Untuk kenyamanan selama pemeriksaan pasien diberi

selimut

23
c. Posisi Objek

 Memposisikan kepala pasien dengan MSP kepala sejajar

dengan indicator longitudinal laser gantry dan interpupilari

line sejajar dengan berkas sinar horizontal laser gantry

 Bagian kiri dan kanan pasien diberi pengganjal dan

difiksasi dengan head strap agar tidak bergerak selama

pemeriksaan

 Memasukkan meja pemeriksaan kedalam gantry dengan

menekan tombol pemasukan meja sampai mencapai batas

atas kepala pasien (verteks) tepat pada garis horizontal

pada gantry

 Memberikan penjelasan kepada pasien agar diam (terutama

bagian kepala) selama pemeriksaan berlangsung

4.5 Pembahasan

a. Tempat dan Waktu pemeriksaan :

Tempat dilakukan pemriksaan adalah diruangan instalasi radiologi

RSUD Raden Mattaher Jambi

b. Kasus

24
Seorang pasien datang dari IGD bersama keluarga dan dibantu oleh

perawat IGD keruangan radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi

dengan membawa surat permintaan

c. Topogram

d. Hasil gambaran CT-Scan kepala dengan kasus trauma

Gambar Window Brain.

25
e. Hasil gambaran CT-Scan kepala dengan kasus trauma

Gambar Window Bone

26
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Hasil pembahasan tentang teknik pemeriksaan kepala pada kasus trauma di

instalasi radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Prosedur pemeriksaan CT-Scan kepala pada kasus trauma di instalasi

radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi adalah pasien di instruksikan

untuk melepas benda benda yang mengganggu pemeriksaan dan tidak

bergerak selama pemeriksaan.

2. Posisi pasien head first supine diatas meja pemeriksaan dengan MSP

tubuh dan kepala sejajar dengan indicator longitudinal laser gantry serta

garis interpupilary line sejajar dengan indicator horizontal laser gentry

3. Alasan penggunaan gambaran BONE pada hasil pemeriksaan CT-Scan

kepala pada kasus trauma di instalasi radiologi RSUD Raden Mattaher

Jambi adalah untuk mendapatkan gambaran tulang Cranium yang akan

mempermudah dokter spesialis radiologi dan dokter pengirim

mendapatkan gambaran fraktur tulang cranium secara jelas.

5.2 SARAN

1. Untuk radiographer di instalasi radiologi RSUD Raden Mattaher :

Radiographer sebaiknya melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak langsung dengan pasien.

27
2. Untuk instalasi radiologi RSUD Raden Mattaher :

Untuk kenyamanan dan menghindari kejadian yang tidak di inginkan

sebaiknya pasien yang bersifat emergency sebaiknya didahulukan terlebih

dahulu untuk dilakukan pemeriksaan

3. Untuk RSUD Raden Mattaher :

Dapat mengikuti perkembangan zaman dan alat radiologi secara global,

sehingga mampu meningkatkan pelayanan dan diagnosa seperti , MRI, C-

arm, Mamography, dan fluoroscopy.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, Phillips, Frank Eugene,2016, Merril’s atlas of Radiographic


Positions and Radiologic Procedures Volume III. Missouri: Mosby.

Bontrager, Kennet., 2010, Texbook of Radiographic Positioning and related


Anatomy. Missouri: Mosby.

C. Pearce Evelin,2010, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT


Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Dappa , Evelyn et all., 2016, Cinematic Rendering-an alternative to Volume


Rendering for 3D Computed Tomography Imaging. NCBI Journal

Dawodu Segun T., 2013, Traumatic Brain Injury (TBI) Devinition,


epidemiology, pathophysiology, Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/326510-overview. Diakses pada
15Agustus2018.

29

Anda mungkin juga menyukai