Dosen Pengampu:
Yuan Guruh Pratama S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh.
Marlina Ariesta Widya 10220046
Pramila Ajeng Sugesti 10220059
Rahma Ganiarta Narwendi 10220063
Syafa Fariza Nur Andini 10220076
Weldan Pratama 10220080
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi kekuatan dan kesempatan, sehingga makalah
ini dapat terelesaikan dengan waktu yang diharapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana
dengan judul “Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP)’’
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah 1. Dalam pembuatan
makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yakni Bpk. Yuan
Guruh Pratama, S.Kep, Ns., M.Kes, dan Rekan-rekan mahasiswa/i yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami pun berharap,
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan wawasan baru bagi kita semua. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis.
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
4.2 Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi para pembacanya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ITP Merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura. Idiopatik artinya penyebab
yang tidak diketahui, sementara Trombositopenia merupakan jumlah trombosit yang kurang dari batas
normal, yang diartikan sebagai berkurangnya jumlah trombosit dalam darah atau darah tidak memiliki
platelet yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil yang terdapat didalam kulit, seperti membrane
mukosa atau permukaan mukosa. Dapat disimpulkan bahwasanya ITP merupakan suatu keadaan
perdarahan disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit
2.2.1 Akut : biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, riwayat infeksi virus 1-3
minggu, gejala perdarahan yang bersifat mendadak, lama penyakit 2-6minggu hingga 6
bulan, tidak adanya kekambuhan.
2.2.2 Kronik : paling banyak dijumpai pada wanita muda, jarang adanya infeksi, gejala
perdarahan bersifat menyusup, trombostiopenia berlangsung lebih dari 6 bulan, jumlah
trombosit tetap dibawah batas normal, jarang terjadi remisi spontan.
Penyebab terjadinya ITP diduga melibatkan antibody pada tubuh seseorang. Pada kondisi
normal, antibody adalah respon tubuh yang sehat terhadap virus maupun bakteri. Akan tetapi, pada
penderita ITP, antibody bahkan meyerang sel-sel keeping darah tubuhnya sendiri. Meskipun
pertumbuhan pada trombosit sumsum meningkat, persediaan trombosit tetap tidak dapat terpenuhi.
Pada sebagian besar kasus disebabkan oleh sistem imun. Selain sistem imun, faktor lain dapat
menyebabkan terjadinya ITP,yaitu.
a. Ekimosis yaitu perdarahan yang memanjang dan semakin bertambah dengan kadar trombosit
yang terus berkurang dari 50.000mm3
b. Ptekie yaitu titik oerdarahan yang dapat dilihat dari permukaan kulit atau potongan permukaan
organ
c. Bercak-bercak perdarahan yang tersebar luas
d. Terjadi perdarahan pada mukosa, jaringan dalam, intracranial dengan jumlah trombosit yang
kurang dari 20.000/mm3
e. Eptaksis atau perdarahan gusi
f. Hematuri yaitu kondisi dimana urine mengandung darah
g. Menometroraghia yaitu perdarahan yang berlebihan pada saat menstruasi
Kerusakan ITP melibatkan sel imunitas atau antibody terhadap glikoprotein pada membrane
trombosit. Penghancuran terjadi pada trombosit yang dikelilingi antibody, hal tersebut dilakukan oleh
makrofag yang terdapat di limpa dan sel endothelium lainnya, sehingga menyebabkan megakariosit
pada sumsum tulang meningkat pada ITP. Sedangkan kadar tromboprotein pada plasma, mengalami
penurunan terutama pada ITP Kronis. Adanya perbedaan klinis maupun epidemiologis, menimbulkan
dugaan adanya perbedaan mekanisme antara ITP akut dan kronis.
Pada ITP akut dipercaya bahwa penghancuran trombosit meningkat karna respon imun terhadap infeksi
bakteri atau virus, misalnya pemberian Imunisasi, yang bereaksi silang antara antigen dari trombosit.
Sedangkan, pada ITP kronis, telah terjadi gangguan regulasi sistem imun seperti penyakit autoimun
lannya, yang berakibat terbentuknya antibody spesifik terhadap antibody.
a. Menghindari obat-obatan aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhi platelet dan
meningkatkan resiko perdarahan
b. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau perdarahan
c. Lakukan terapi yang tepat dan benar untuk mengurangi infeksi yang berkembang dengan cepat
d. Konsultasi ke dokter.
BAB III
TINJAUAN KASUS
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ITP atau Idiopatik Tromboitopenia Purpura merupakan penyakit yang mungkin sampai saat ini
belum dipastikan penyababnya, istilah ITP juga merupakan kelainan autoimun dimana antibody IgG
dibentuk untuk mengikat trombosit.
Trombositopenia menggambarkan penderitanya yang mengalami atau pada resiko tinggi untuk
mengalami infusiensi trombosit. Penurunan ini disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun,
antibody yang lemah, kejadian berulang seperti virus, intoksikasi makanan dan minuman, dan
sebagainya. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP yaitu ruam-ruam kemerahan
pada kulit, perdarahan pada gusi, urine yang mengandung darah, dan beberapa macam perdarahan yang
sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP, termasuk menstruasi yang berlebih pada wanita. Jumlah
platelet yang rendah pun dapat menyebabkan nyeri, kelelahan, sulit berkonsentrasi,dan lain sebagainya.
Pencegahan ITP dilakukan dengan langkah yang sangat khusus jika mengingat komplikasi yang
ditimbulkan ITP sangatlah cepat dalam berkembang. Sementara, teruntuk tindakan keperawatan yang
utama adalah mencegah atau mengatasi terjadinya perdarahan, dengan melakukan Asuhan
Keperawatan yang sesuai standar SOP.
4.2 Saran
Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bsa mengerti dan memahami tentang
pengertian, penyebab, pencegahan, dan pengobatan dari ITP, agar pada saat menerapkan Asuhan
Keperawatan pada klien tidak terjadi suatu kesalahan yang menyebabkan pasien bertambah parah
atau bahkan bisa menyebabkan kematian karena kesalahan dalam memberikan penanganan dan
perawatan. Perawat pun harus sigap dan tanggap perihal pemantauan perkembangan yang terjadi
pada penderita ITP, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan yang
maksimal dalam memberikan Asuhan keperawatan, serta menerapkan komunikasi asertif terapeutik
guna menurunkan kecemasan yang diderita oleh penderita ITP.
Bagi pasien diharapkan memahami tentang penyakit ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat
melakukan pencegahan dini sebelum dilakukan asuhan keperawatan, sementara bagi keluarga
diharapkan untuk tanggap dalam memahami anak atau sekitarnya perihal tanda dan gejala penyakit
ITP.