DENGAN ANEMIA
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
1. Aktivitas / Instirahat
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas: penurunan semangat
untuk bekerja.
Tanda: takikardi/takipnea
Letargi,kelemahan otot dan penurunan kekuatan
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat kehilangan darah kronis
Riwayat endokarditis infektif kronis
Palpitasi (takikardia konpensasi)
Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi
postural
Disritmia: Abnormalitas EKG
Bunyi jantung: murmur sistolik
Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membran mukosa dan dasar kuku. Kulit
seperti berlilin,pucat (aplastik) atau kuning lemon terang
Sklera: biru atau putih seperti mutiara
Kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
Rambut: kering, mudah putus, menipis; tumbuh uban secara prematur
3. Makanan/ Cairan
Gejala: penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal
tinggi
Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan
Mual/muntah, dispepsia, anoreksia
Adanya penurunan berat badan
Tanda: lidah tampak merah daging/halus
Turgor kulit: buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
4. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinitus, ketidakmanpuan berkonsentrasi
Insomnia, kelemahan, sensasi menjadi dingin
Tanda: peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur.
5. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala: nyeri abdomen samar; sakit kepala
6. Pernapasan
Gejala: napas pendek pada istirahat dan aktivitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:
penurunan hemoglobin, leukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan
Tujuan: melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri:
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
tugas/AKS normal, catat laporan kelelahan,
keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas
Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan Menunjukkan perubahan neurologi karena
gaya jalan, kelemahan otot
defisiensi
vitamin
B12
mempengaruhi
upaya
sesudah aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung dan paru untuk membawa jumlah
jantung/TD, distritmia, pusing, dispnea, oksigen adekuat ke jaringan.
takipnea dan sebagainya)
Berikan lingkungan tenang. Pertahankan Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
batasi pengunjung, telepon, dan gangguan regangan jantung dan paru
berulang tindakan yang tak direncanakan
Ubah posisi pasien dengan perlahan dan Hipotensi postural atau hipoksia serebral
pantau terhadap pusing
Anjurkan
pasien
untuk
dapat
kardiopulmonal
menimbulkan
dekompensasi/kegagalan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat
(mis: penurunan hemoglobin, leukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi).
Tujuan: mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh Mencegah
pemberian perawatan dan pasien
kontaminasi
silang/kolonisasi
Pertahankan
teknik
aseptik
ketat
normal kulit
pada Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri
prosedur/perawatan luka
Tingkatkan masukan cairan adekuat
Membantu
dalam
pernapasan
pengenceran
untuk
sekret
mempermudah
kolonisasi
atau
untuk
RASIONAL
Mandiri
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang Mengidentifikasi
defisiensi,
menduga
disukai
Observasi dan catat masukan makanan pasien
kemungkinan intervensi
Mengawasi masukan kalori atau kualitas
Observasi
dan
catat
napsu
oral,
bakteri,
makan
dan
menurunkan
meminimalkan
Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila kemungkinan infeksi. Teknik perawatan
mukosa oral luka
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi, mis:
Vitamin dan suplemen mineral,
sianokobalamin (vitamin B12), asam folat tipe anemia dan/atau adanya masukan
(flovite); asam askorbat (vitamin C).
Besi dextran(IM/IV)
diidentifikasi.
Diberikan sampai defisit diperkirakan
teratasi dan disimpan untuk yang tak
dapat diabsorpsi atau terapi besi oral, atau
bila kehilangan darah terlalu cepat untuk
penggantian oral menjadi efektif.
EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi mis: nadi, pernapasan, dan TD masih
dalam rentang normal pasien.
2. Perilaku untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi dapat diidentifikasi
3. Fungsi usus mulai kembali normal
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.