Hal tersebut juga berkaitan dengan penggunaan alat – alat K3 dan APD (alat
pelindung Diri) pada saaat pengerjaan konstruksi maupun perbikan. Diperlukan
perencanaan safety analisis beserta semua equipment yang akan digunakan pada saat
akan melakukan konstruksi atau perbaikan. Tahap safety analisi ini dilakukan setelah
diadakannya inspeksi visual terhadap objek yang diamati yang kemudian nantinya
akan dilakukan pengasumsian peralatan/ equipment yang akan digunakan pada tahapan
tersebut.
Hal – hal yang harus dilakukan pada saat tahapan safety analisis diantaranya:
Objek yang akan dilakukan perbaikan konstruksi yaitu pada gedung asrama A
POLBAN dimana terdapat beberapa defect/ kerusakan baik itu kerusakan struktur
maupun non struktur, seperti adanya retak pada dinding, plafond yang rusak, lantai
yang mengalami popping up, kusen jendela dan pintu yang rusak, sistem plambing dan
saluran air yang kurnag berjalan secara efektif serta sistem kelistrikan bangunan yang
tidak bekerja secara efektif.
Selain alat utama untuk pengetesan struktur dan non struktur, diperlukan
peralatan dan perlengkapan tambahan lainnya sebagai alat safety/ keamanan yang
mempunyai tujuan atau fungsi utamanya yaitu untuk memperkecil tingkat kecelakaan
kerja, mempermudah pengerjaan perbaikan serta mengefisensikan pengerjaan yang
akan dilakukan melalui peralatan yang akan digunakan, seperti:
Hammer test
Scaffolding
Helm untuk APD
Safety shoes
Masker
Sarung Tangan
Pecah keramik
Selain pengecekkan beton pada balok dan kolom, untuk keramik pun sama
dilakukan secara visual. Dengan melihat secara langsung terhadap pansangan keramik
apakah terjadi kerusakan atau tidak, seperti contoh keramik yang naik atau pop up,
keramik yang pecah, dll. Maka dari itu diperlukan hal-hal seperti berikut :
• Safety shoes
• Masker
• Bor listrik
• Kape