Anda di halaman 1dari 5

Safety Analisis

Terlaksananya dengan baik keselamatan dan kesehatan kerja (k3) di dunia


konstruksi merupakan salah satu keberhasilan kinerja sebuah proyek. Tolak ukur ini
bisa dilihat dengan minimnya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, dengan target
maksimal yaitu zero accident (nihil kecelakaan). Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan sistem manajemen K3 yang direncanakan dengan baik. Tahapan yang
digunakan adalah mempersiapkan safety plan pada pelaksanaan konstruksi dengan
cermat dan teliti sehingga semua jenis kemungkinan kecelakaan bisa teridentifikasi
terlebih dahulu agar tindakan pencegahannya juga lebih efektif dan efisien.

Hal tersebut juga berkaitan dengan penggunaan alat – alat K3 dan APD (alat
pelindung Diri) pada saaat pengerjaan konstruksi maupun perbikan. Diperlukan
perencanaan safety analisis beserta semua equipment yang akan digunakan pada saat
akan melakukan konstruksi atau perbaikan. Tahap safety analisi ini dilakukan setelah
diadakannya inspeksi visual terhadap objek yang diamati yang kemudian nantinya
akan dilakukan pengasumsian peralatan/ equipment yang akan digunakan pada tahapan
tersebut.

Hal – hal yang harus dilakukan pada saat tahapan safety analisis diantaranya:

1. Mengidentifikasi bahaya dari setiap pekerjaan/ sub pekerjaan yang akan


dilakukan
2. Menentukan cara untuk menghindari terjadainya kecelakaan dalam tahapan
perbaikan dan konstruksi
3. Membuat list peralatan yang akan digunakan

Objek yang akan dilakukan perbaikan konstruksi yaitu pada gedung asrama A
POLBAN dimana terdapat beberapa defect/ kerusakan baik itu kerusakan struktur
maupun non struktur, seperti adanya retak pada dinding, plafond yang rusak, lantai
yang mengalami popping up, kusen jendela dan pintu yang rusak, sistem plambing dan
saluran air yang kurnag berjalan secara efektif serta sistem kelistrikan bangunan yang
tidak bekerja secara efektif.

Untuk tahapan perbaikan dan pengecekan struktural diperlukan beberapa alat


utama sebagai berikut:
1. Ultrasound Pulse Velocity (Upv)
2. Ultrasonic Thickness Gauge (Utg)
3. Hammer Schmidth
4. Rebarmeter
5. Thickness Measurement Caliper
6. Infrared Tenperatur Measurement
7. Cracj Depth Detector
8. Crack Width Detector
9. Corrosion Analysis Instrument (CANIN)

Selain alat utama untuk pengetesan struktur dan non struktur, diperlukan
peralatan dan perlengkapan tambahan lainnya sebagai alat safety/ keamanan yang
mempunyai tujuan atau fungsi utamanya yaitu untuk memperkecil tingkat kecelakaan
kerja, mempermudah pengerjaan perbaikan serta mengefisensikan pengerjaan yang
akan dilakukan melalui peralatan yang akan digunakan, seperti:

1. Perlengkapan pelindung diri:


a. Helm
b. Gloves
c. Glasses
d. Wearpack
e. Safety shoes
f. Masker sheet
2. Perlengkapan tambahan:
a. Tangga
b. Scaffolding
c. meteran
d. Senter
e. Kapur/ spidol
f. Seal tape
g. Gunting
h. Palu
3. Perlengkapan pendukung:
a. Camera
b. Alat tulis
Contoh tahapan safety analyze :

 Hammer test

 Crack pada beton


Pengecekkan pada bagian keretakkan beton ini dilakukan secara visual,
terkadang banyak hal yang terjadi pada beton yang tak kasat mata, maka dari itu
diperlukan alat bantu untuk melakukan pengecekkan visual ini, diantaranya :

 Scaffolding
 Helm untuk APD
 Safety shoes
 Masker
 Sarung Tangan

 Pecah keramik

Selain pengecekkan beton pada balok dan kolom, untuk keramik pun sama
dilakukan secara visual. Dengan melihat secara langsung terhadap pansangan keramik
apakah terjadi kerusakan atau tidak, seperti contoh keramik yang naik atau pop up,
keramik yang pecah, dll. Maka dari itu diperlukan hal-hal seperti berikut :

• Mata yang masih sehat

• Helm untuk APD

• Safety shoes

• Masker
• Bor listrik

• Kape

• Sarung tangan tebal

Anda mungkin juga menyukai