PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan 10 Desember 2022
I. Identitas
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn.M
b. Umur : 63 th
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku Bangsa : Jawa
f. Status Perkawinan : Menikah
g. Pendidikan terakhir: SD
h. Pekerjaan : Tidak Bekerja
i. Diagnosa Medis : Pneumonia Covid Derajat Berat, Multiple Bullae Paru Bilateral
1. Sistem Pernafasan
Gejala (Subyektif) :
a. Dispnea : Ada
b. Riwayat Penyakit Pernapasan : Tuberkulosis tahun 2018
c. Kebiasaan Merokok : Pernah merokok aktif selama 40 tahun,
24 batang sehari
d. Batuk : Ada
e. Sputum : Hijau kental
f. Penggunaan Alat Bantu : Nasal kanul 3 lpm
Tanda (Obyektif) :
a. Inspeksi
1) Kelainan Tulang Belakang : Tidak ada
2) Warna Kulit : Tidak sianosis
3) Lesi pada Dinding Dada : Tidak ada
4) Terdapat Luka Post Operasi : Tidak ada
5) Terpasang WSD ( kateter ) : Terpasang
6) Clubbing Finger : Tidak ada
7) Dada : Simentris
8) Pergerakan Dada : Simetris
9) Frekuensi dan Irama Pernapasan : 24 x/menit
10) Penggunaan otot bantu nafas : ada
b. Palpasi
1) Taktil Fremitus : Teraba
2) Nyeri Tekan : Tidak ada
3) Massa Abnormal : Tidak ada
c. Perkusi : Normal
d. Auskultasi
1) Suara napas : Ronchi pada basal bilateral
2) Friction Rub : Tidak ada
2. Sistem Kardiovaskuler
Gejala (Subyektif) :
a. Inspeksi
1) Sklera : Tidak ikterik
2) Konjungtiva : Tidak Anemis
3) Ictus cordis : Tidak tampak
b. Palpasi
1) Heart Rate
Frekuensi : 100 x/menit
Irama : Normal
Isi nadi : Normal
2) Ekstremitas : Tidak terdapat edema ekstremitas
3) Kulit : Hangat
4) Capillary Refill : <2 detik
c. Perkusi
1) Bunyi perkusi jantung : Normal
2) Batas jantung : Normal
d. Auskultasi
1) Gallop : Tidak ada
2) Murmur/Bising Jantung : Tidak ada
3. Sistem Gastrointestinal
Gejala (Subyektif) :
a. Diit biasa (tipe) : diit bebas 1500kkal
b. Nafsu/selera makan : penurunan nafsu makan
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada
d. Alergi makanan : Tidak ada
e. Masalah mengunyah/menelan : Tidak ada
f. Pola BAB : 1 kali dalam sehari
g. Kesulitan BAB : Tidak ada
h. BAB terakhir : Pagi hari
i. Riwayat perdarahan : Tidak ada
j. Riwayat hemorid : Tidak ada
Tanda (Obyektif) :
Balance : -200cc/jam
f. Inspeksi : Simetris
g. Auskultasi :
1) Bising usus : 10 x/mnt
2) Pengkajian peristaltic : Normal
h. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i. Perkusi : Thympani
j. Hemoroid : Tidak ada
4. Sistem Perkemihan
Gejala (Subyektif) :
Riwayat Imunisasi :
Tanda (Obyektif) :
7. Sistem Reproduksi
Tidak ada kelainan atau keluhan pada system reproduksi
8. Sistem Muskuloskeletal
Gejala (Subyektif) :
9. Sistem Endokrin
Gejala (Subyektif) :
Radiologi :
30 November 2022
Thorak PA Lateral : tampak coracan GGO pada lapang paru bilateral disertai emfisema ditandai
dengan bullae dominan basal paru bilateral
I. ANALISA DATA
BB : 41 Kg
TB 154
IMT : 17,2 kg/m2
Makan dan minum kurang baik,
habisa seperempat porsi saja
Mual dan muntah
Hb 11,8 gr/dl
Tidak ada stomatitis, reflex melan
baik
Mukosa bibir lembab, tidak ada
asites, abdomen supel, tidak ada
distensi abdomen.
Intake: 800cc/6 jam
Output : 1000 cc/6jam
Balance : -200cc/jam
1. Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan Airway management: 1. Dispnea sering terjadi ketika
adanya penumpukan sekret
nafas berhubungan dengan tindakan keperawatan Mandiri
akibat jalan nafas terhambat oleh
sekresi yang tertahan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor respirasi dan status O2 banyaknya mucus
(banyaknya mucus) ketidakefektifan bersihan 2. Auskultasi suara nafas dan catat 2. Ronchi terdengar pada saat
jalan nafas dapat teratasi suara tambahan inspirasi atau ekspirasi yang
merupakan respon karena
dengan kriteria hasil : 3.Bantu pasien untuk adanya secret yang menumpuk
1. mendemonstrasikan mengeluarkan sekret dengan batuk 3. Batuk adalah mekanisme
batuk efektif dan suara efektif pembersihan jalan napas alami,
membantu silia untuk
nafas bersih, tidak ada 4. Posisikan pasien untuk mempertahankan jalan napas
dyspnea (mampu memaksimalkan ventilasi pasien.
2. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan Vital sign monitoring Vital sign monitoring
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi : Observasi :
hiperventilasi selama 1x24 jam 1. Observasi TD, nadi, suhu dan 1. Observasi perlu dilakukan
diharapkan RR untuk mengetahui kondisi pasien
ketidakefektifan bersihan 2. Observasi suara paru
2. Suara paru dan pola
jalan nafas dapat teratasi 3. Observasi pola pernapasan
pernapasan menunjukkan ada
dengan kriteria hasil: abnormal
tidaknya gangguan pada
mendemonstrasikan Oxygen therapy
pernapasan
batuk efektif dan suara Terapeutik :
nafas bersih, tidak ada 1. Pertahankan jalan nafas paten Oxygen therapy
dyspnea (mampu 2. Atur peralatan oksigenasi Terapeutik :
mengeluarkan sputum) 3. Monitor aliran oksigen yang 1. Jalan nafas perlu
2. menunjukkan jalan diberikan ke pasien dipertahankan agar oksigen yang
nafas yang paten (irama Edukasi : masuk ke dalam paru dapat
nafas, frekuensi 1. Ajarkan klien untuk batuk maksimal
pernafasan dalam rentang efektif
2. Pemberian oksigen tambahan
normal, tidak ada suara 2. Keluarkan sekret dengan
diperlukan agar pasien dapat
nafas abnormal) batuk efektif
tercukupi dalam oksigenasi
3.Mampu
mengidentifikasi dan Edukasi:
3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Gangguan makan Manajemen Gangguan makan
Observasi Observasi
kurang dari kebutuhan tintdakan keperawatan
1. Monitor tanda – tanda 1. Observasi terhapa tanda vital,
berhubungan dengan selama 1x24 jam, fisiologis (tanda vital dan
intake serta asupan diperlukan
fisiologis
keengganan makan, kurang diharapkan
2. Monitor intake dan asupan untuk mengetahui tingkat
minat pada makanan karena ketidakseimbangan secara tepat
faktor biologis nutrisi kurang dari Kolaborasi kebutuhan nutrisi yang
kebutuhan dapat teratasi 1. Kolaborasikan dengan ahli gizi diperlukan oleh pasien.
dengan kriteria hasil: dalam penentuan asupan kalori
Kolaborasi
1. Menunjukkan harian serta diskusikan makanan
peningkatan napsu yang disukai klien dengan ahli 1. Diskusi dengan ahli gizi dapat
makan. gizi digunakan dalam penentuan
Airway management: 1. Dispnea sering terjadi ketika adanya penumpukan sekret akibat
jalan nafas terhambat oleh banyaknya mucus
Mandiri
1. Monitor respirasi dan status O2 2. Ronchi terdengar pada saat inspirasi atau ekspirasi yang
merupakan respon karena adanya secret yang menumpuk
2. Auskultasi suara nafas dan catat suara tambahan
3. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami,
3.Bantu pasien untuk mengeluarkan sekret dengan batuk efektif membantu silia untuk mempertahankan jalan napas pasien.
4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 4.Mempoosisikan pasien semi fowler dapat memungkinkan upaya
Airway suction: nafas lebih dalam dan lebih kuat.