Disusun oleh :
Hadad Mubaraq Adiwangsa
Prastya Pramudya Ramadhan
Delcello Caesar Pamungkas Napitu
Muhammad Zacky Lestaluhu
Cahya Wulan Suci
Luyina Ifadah Setiadi
Shinta bela Majiidu Sufitri
Jl. Jatimulya Raya Rt. 01 Rw.13 Kel. Jatimulya Tambun Selatan, Jatimulya, Kec.
Tambun Selatan, Kab. Bekasi Prov. Jawa Barat
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana tsunami yang melanda suatu wilayah pesisir telah terbukti menyebabkan
kerugian material dan non material yang sangat besar, seperti tsunami yang disebabkan
meletusnya gunung kratatau pada tahun 1883 telah menewaskan sekitar 36.000 penduduk
Lampung dan Anyer, Banten dan tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik pada tanggal
26 desember 2004 juga tercatat sebagai bencana tsunami yang tergolong dahsyat karena telah
menyebabkan kerugian material dengan hancurnya infrastruktur di Aceh dan sebagian di
Sumatera Utara dengan korban jiwa mencapai 280.000 jiwa Meskipun Kabupaten Purworejo
memiliki potensi yang besar terhadap bencana tsunami tetapi rencana mitigasi dan peringatan
terhadap ancaman bencana tsunami yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo
masih sangatlah minim.
BAB II
TEORI
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tsunami adalah jenis bencana
yang ditandai dengan frekuensi rendah, tetapi menyebabkan kerusakan besar dan jumlah
korban manusia yang luar biasa (Syamsidik & Istiyanto, 2013).
Indonesia memiliki potensi rawan tsunami yang besar dikarenakan Indonesia berada
di antara 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng
Pasifik. Kemungkinan pergeseran dan pergesekan antar lempeng bawah laut ini menjadi
salah satu pemicu gempa bawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, selain itu
ada kemungkinan terjadinya tsunami karena letusan gunung bawah laut yang cukup aktif di
Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
Tsunami adalah gelombang besar yang terjadi di laut dan dapat menyebar ke daratan.
Tsunami sering disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut atau letusan gunung di bawah laut.
Tsunami juga dapat disebabkan oleh longsor atau keruntuhan tebing ke laut. Gelombang
tsunami dapat mencapai ketinggian ratusan meter, dan dapat merusak bangunan, jembatan,
dan infrastruktur lainnya.
1. Nyalakan radio atau televisi untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya
gempa bumi di sekitar wilayah pantai.
2. Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
3. Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami.
Apabila dapat melihat gelombang, segera menjauh.
4. Waspada pada gelombang pertama tsunami. Ukuran gelombang tsunami bervariasi
dan tidak sama di semua lokasi.
4. Menjaga lingkungan sekitar laut dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
menanam banyak tanaman mangrove atau tembakau
Proses terjadinya tsunami adalah berawal dari gerakan vertikal pada lempeng yang berupa
patahan/sesar. Patahan ini menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba guys atau
dalam fase ini dinamakan gempa bumi. Biasanya gempa bumi terjadi di daerah subduksi. Nah
karena adanya gempa bumi ini pula keseimbangan air diatasnya terganggu sehingga terjadi
suatu aliran energi air laut. Energi ini berupa gelombang bergerak menuju pantai dan biasa
kita kenal sebagai tsunami.
1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal biasanya terjadi dengan berjarak hanya 100 km dari daratan atau sekitar 1 jam
untuk sampai daratan. Biasanya terjadi karena adanya gempa/longsor bawah laut.
2. Tsunami Regional
Tsunami regional biasanya terjadi dengan berjarak 100-1.000 km dari daratan. Butuh waktu
antara 1-3 jam untuk mencapai daratan.
Tsunami jarak jauh atau yang dikenal dengan istilah tele-tsunami atau tsunami samudera
merupakan bencana alam yang sangat kuat dan daya hancurnya besar. Padahal, tsunami jenis
ini jaraknya cukup jauh dari daratan, yakni hingga 1.000 km atau sekitar 3 jam untuk sampai
ke daratan.
4. Tsunami Meteorologi
Proses terjadinya tsunami meteorologi adalah fenomena mirip bencana alam yang
ditimbulkan oleh gangguan meteorologis atau atmosfer. Gelombang ini dapat dihasilkan oleh
sejumlah hal, seperti gelombang gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, dan badai atau angin
topan.
5. Microtsunami
Sesuai dengan namanya, microtsunami ini ukurannya sangat kecil sehingga sangat sulit untuk
bisa dideteksi secara visual.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tsunami adalah sebuah bencana alam yang sangat mematikan dan merusak. Hal ini
disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut atau aktivitas vulkanik yang memicu gelombang
tinggi di lautan. Tsunami dapat menyebabkan kerusakan yang besar pada wilayah pesisir,
seperti banjir besar, kerusakan infrastruktur, dan hilangnya nyawa manusia. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk memahami bahaya dan cara menghadapi tsunami serta proses
bagaimana tsunami bisa terjadi untuk menambah ilmu pengetahuan kita.