Anda di halaman 1dari 8

FENOMENA TSUNAMI

Disusun oleh :
Hadad Mubaraq Adiwangsa
Prastya Pramudya Ramadhan
Delcello Caesar Pamungkas Napitu
Muhammad Zacky Lestaluhu
Cahya Wulan Suci
Luyina Ifadah Setiadi
Shinta bela Majiidu Sufitri

MATA PELAJARAN GEOGRAFI

SMA NEGERI 6 TAMBUN SELATAN

Jl. Jatimulya Raya Rt. 01 Rw.13 Kel. Jatimulya Tambun Selatan, Jatimulya, Kec.
Tambun Selatan, Kab. Bekasi Prov. Jawa Barat
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tsunami merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi waktu kemunculannya,


namun jika terjadi dapat menimbulkan kerusakan dan dampak yang besar. Daya rusak
bencana tsunami sangat dahsyat terutama di wilayah pesisir dan dapat menjangkau wilayah
yang cukup luas hingga puluhan kilometer dari garis pantai.

Daerah yang masih mempunyai potensi mendapat kerusakan karena terpaan


gelombang tsunami disebut dengan daerah rawan bencana tsunami. Kabupaten Purworejo
merupakan salah satu daerah yang berdekatan dengan zona tumbukan lempeng Eurasia dan
lempeng Indo‐Australia. Hal ini menimbulkan potensi adanya gempabumi tektonik di
Kabupaten Purworejo. Gempabumi tektonik berskala besar di perairan dangkal sangat
berpotensi untuk menimbulkan tsunami. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Kabupaten
Purworejo termasuk dalam daerah yang memiliki potensi mengalami bencana tsunami.

Bencana tsunami yang melanda suatu wilayah pesisir telah terbukti menyebabkan
kerugian material dan non material yang sangat besar, seperti tsunami yang disebabkan
meletusnya gunung kratatau pada tahun 1883 telah menewaskan sekitar 36.000 penduduk
Lampung dan Anyer, Banten dan tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik pada tanggal
26 desember 2004 juga tercatat sebagai bencana tsunami yang tergolong dahsyat karena telah
menyebabkan kerugian material dengan hancurnya infrastruktur di Aceh dan sebagian di
Sumatera Utara dengan korban jiwa mencapai 280.000 jiwa Meskipun Kabupaten Purworejo
memiliki potensi yang besar terhadap bencana tsunami tetapi rencana mitigasi dan peringatan
terhadap ancaman bencana tsunami yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo
masih sangatlah minim.
BAB II
TEORI

2.1 Dasar Teori


Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu berarti pelabuhan dan Nami berarti
gelombang, yang secara harafiah berarti "gelombang besar di pelabuhan" (Sugito, 2008).
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh
gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah
laut, atau hantaman meteor di laut.

Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tsunami adalah jenis bencana
yang ditandai dengan frekuensi rendah, tetapi menyebabkan kerusakan besar dan jumlah
korban manusia yang luar biasa (Syamsidik & Istiyanto, 2013).

Indonesia memiliki potensi rawan tsunami yang besar dikarenakan Indonesia berada
di antara 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng
Pasifik. Kemungkinan pergeseran dan pergesekan antar lempeng bawah laut ini menjadi
salah satu pemicu gempa bawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, selain itu
ada kemungkinan terjadinya tsunami karena letusan gunung bawah laut yang cukup aktif di
Indonesia.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Tsunami

Tsunami adalah gelombang besar yang terjadi di laut dan dapat menyebar ke daratan.
Tsunami sering disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut atau letusan gunung di bawah laut.
Tsunami juga dapat disebabkan oleh longsor atau keruntuhan tebing ke laut. Gelombang
tsunami dapat mencapai ketinggian ratusan meter, dan dapat merusak bangunan, jembatan,
dan infrastruktur lainnya.

3.2 Tanda-Tanda Tsunami

1. Diawali dengan gempa bumi


Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di
dekat laut.
2. Adanya Suara-Suara Gemuruh
Banyak korban tsunami yang mengatakan jika gelombang tsunami akan diawali
dengan suara gemuruh yang keras. Suara tersebut mirip dengan kereta barang.
3. Penurunan Air Laut
Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat
dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
4. Faktor cuaca
Alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya tsunami. Mulai dari gerakan angin
yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem, dan perilaku hewan yang
berubah.

3.3 Upaya yang Dilakukan Saat Terjadi Tsunami

1. Nyalakan radio atau televisi untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya
gempa bumi di sekitar wilayah pantai.
2. Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
3. Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami.
Apabila dapat melihat gelombang, segera menjauh.
4. Waspada pada gelombang pertama tsunami. Ukuran gelombang tsunami bervariasi
dan tidak sama di semua lokasi.

3.4 Dampak Peritsiwa Tsunami

1. Terjadi kerusakan dimana- mana.


Gelombang ombak yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan
bangunan, menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan persawahan
masyarakat, merusak tambak dan ladang perikanan, dan lain sebagainya.
2. Lahan pertanian dan perikanan rusak
Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu menyapu bersih apa saja
yang ada di daratan. Jangankan tanaman yang ada di sawah, bahkan bangunan pun
banyak sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan yang ditanam di kolam perikanan
juga akan tersapu oleh air dari gelombang tsunami tersebut.
3. Menghambat kegiatan perekonomian.
Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang tsunami akan
melumpuhkan kegiatan perekonomian sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu saja,
namun kerugian yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan
produksi dan perdagangan dalam waktu tertentu.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk
juga gelombang tsunami. Kerugian material yang akibat gelombang tsunami
diantaranya robohnya bangunan, rusak lahan pertanian dan perikanan, dan kehilangan
harta bendanya.
5. Kerugian spiritual
Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta
benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seseorang setelah mengalami bencana
tsunami apabila ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan
trauma di jiwanya. Akibatnya dia harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari
traumanya itu.
6. Menimbulkan bibit penyakit
Dampak selanjutnya dari bencana alam tsunami adalah timbulnya bibit penyakit.
Ketika gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan, maka yang akan
kitemukan adalah lingkungan yang tidak bersih, benda- benda kotor, tanah yang
berlumpur dan sebagainya.

3.5 Upaya Mengurangi Risiko Terkena Dampak Tsunami


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan :

1 Membangun bangunan yang tahan gempa dan tsunami

2. Memperkuat infrastruktur pantai

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tsunami dan cara mengatasinya

4. Menjaga lingkungan sekitar laut dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
menanam banyak tanaman mangrove atau tembakau

3.6 Proses Terjadinya Tsunami

Proses terjadinya tsunami adalah berawal dari gerakan vertikal pada lempeng yang berupa
patahan/sesar. Patahan ini menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba guys atau
dalam fase ini dinamakan gempa bumi. Biasanya gempa bumi terjadi di daerah subduksi. Nah
karena adanya gempa bumi ini pula keseimbangan air diatasnya terganggu sehingga terjadi
suatu aliran energi air laut. Energi ini berupa gelombang bergerak menuju pantai dan biasa
kita kenal sebagai tsunami.

3.7 Macam-Macam Tsunami

1. Tsunami Lokal

Tsunami lokal biasanya terjadi dengan berjarak hanya 100 km dari daratan atau sekitar 1 jam
untuk sampai daratan. Biasanya terjadi karena adanya gempa/longsor bawah laut.

2. Tsunami Regional

Tsunami regional biasanya terjadi dengan berjarak 100-1.000 km dari daratan. Butuh waktu
antara 1-3 jam untuk mencapai daratan.

3. Tsunami Jarak Jauh

Tsunami jarak jauh atau yang dikenal dengan istilah tele-tsunami atau tsunami samudera
merupakan bencana alam yang sangat kuat dan daya hancurnya besar. Padahal, tsunami jenis
ini jaraknya cukup jauh dari daratan, yakni hingga 1.000 km atau sekitar 3 jam untuk sampai
ke daratan.

4. Tsunami Meteorologi

Proses terjadinya tsunami meteorologi adalah fenomena mirip bencana alam yang
ditimbulkan oleh gangguan meteorologis atau atmosfer. Gelombang ini dapat dihasilkan oleh
sejumlah hal, seperti gelombang gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, dan badai atau angin
topan.

5. Microtsunami

Sesuai dengan namanya, microtsunami ini ukurannya sangat kecil sehingga sangat sulit untuk
bisa dideteksi secara visual.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tsunami adalah sebuah bencana alam yang sangat mematikan dan merusak. Hal ini
disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut atau aktivitas vulkanik yang memicu gelombang
tinggi di lautan. Tsunami dapat menyebabkan kerusakan yang besar pada wilayah pesisir,
seperti banjir besar, kerusakan infrastruktur, dan hilangnya nyawa manusia. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk memahami bahaya dan cara menghadapi tsunami serta proses
bagaimana tsunami bisa terjadi untuk menambah ilmu pengetahuan kita.

Anda mungkin juga menyukai