Anda di halaman 1dari 16

COVID-19

NAMA : M. Enrico Laksmono


KELAS : XI MIPA 3
ABSEN : 19
COVID-19
COVID-19
Corona virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru pada manusia yang dapat
menyebabkan kematian. Berdasarkan data, pada umumnya orang yang pada akhirnya
meninggal dunia karena terserang/terjangkit virus corana adalah orang yang sebelumnya
sudah mempunyai penyakit kronis seperti jantung, dan tidak mempunyai imune yang
baik di dalam tubuhnya.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa
(batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat
(pneumonia atau sepsis).

COVID-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara
penularannya yang sangat cepat dari satu manuasia ke manusia lainnya. Dari berbagai
penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran
pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari
mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat
batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (pada
umumnya 1 meter).

Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau
bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau
mengendap di udara dalam waktu yang lama. Untuk itu masyarakat dunia diwajibkan
untuk menggunakan masker kain yang menutupi hidung dan mulut untuk mencegah
penyebaran droplet.

Coronavirus/Covid 19 baru yang muncul di pusat kota Wuhan di Cina pada akhir
Desember dilaporkan setiap hari di seluruh dunia. Lebih dari 358.000 orang telah
meninggal karena Covid 19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru tersebut,
sementara sekitar 5,7 juta ter infeksi telah dikonfirmasi di setidaknya 188 negara dan
wilayah. Lebih dari 2,3 juta orang telah pulih hingga saat ini.

Tulisan di bawah ini, antara lain dicuplik dari Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat
konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)
dan dari Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional

Terkait Kematian Akibat Covid 19/Virus Corona di Seluruh Dunia

Berikut adalah negara-negara yang sejauh ini mengkonfirmasi kasus covid 19 dan
kematian akibat virus corona tersebut, data bulan Mei 2020, RIAU24.COM -  :

1. Amerika Serikat - 1.715.811 kasus, 101.337 kematian


2. Brasil - 411.821 kasus, 25.598 kematian
3. Rusia - 379.051 kasus, 4.142 kematian
4. Inggris - 270.507 kasus, 37.919 kematian
5. Spanyol - 237.906 kasus, 27.119 kematian
6. Italia - 231.732 kasus, 33.142 kematian
7. Prancis - 183.038 kasus, 28.665 kematian
8. Jerman - 181.918 kasus, 8.470 kematian
9. Turki - 160.979 kasus, 4.461 kematian
10. India - 165.386 kasus, 4.711 kematian
11. Iran - 143.849 kasus, 7.627 kematian
12. Peru - 135.905 kasus, 3.983 kematian
13. Kanada - 89.715 kasus, 6.958 kematian
14. Tiongkok - 84.106 kasus, 4.638 kematian
15. Chili - 82.943 kasus, 890 kematian
16. Meksiko - 78.023 kasus, 8.597 kematian
17. Pakistan - 61.227 kasus, 1.260 kematian
18. Belgia - 57.849 kasus, 9.388 kematian
19. Qatar - 50.914 kasus, 33 kematian
20. Belanda - 46.152 kasus, 5.922 kematian
21. Belarus - 38.858 kasus, 219 kematian
22. Bangladesh - 40.321 kasus, 559 kematian
23. Ekuador - 38.471 kasus, 3.313 kematian
24. Swedia - 35.727 kasus, 4.266 kematian
25. Singapura - 33.249 kasus, 23 kematian
26. Uni Emirat Arab - 32.532 kasus, 258 kematian
27. Portugal - 31.596 kasus, 1.369 kematian
28. Swiss - 30.796 kasus, 1.919 kematian
29. Afrika Selatan - 25.937 kasus, 552 kematian
30. Irlandia - 24.803 kasus, 1.631 kematian
31. Kolombia - 24.141 kasus, 833 kematian
32. Indonesia - 24.538 kasus, 1.496 kematian…. (1698 meninggal sesuai data tertanggal 3 Juni 2020, data BNPB)
33. Kuwait - 24.112 kasus, 185 kematian
34. Polandia - 22.825 kasus, 1.038 kematian
35. Ukraina - 22.382 kasus, 669 kematian
36. Mesir - 20.793 kasus, 845 kematian
37. Rumania - 18.791 kasus, 1.235 kematian
38. Israel - 16.809 kasus, 281 kematian
39. Jepang - 16.651 kasus, 858 kematian
40. Austria - 16.628 kasus, 668 kematian
41. Republik Dominika - 16.068 kasus, 485 kematian
42. Filipina - 15.588 kasus, 921 kematian
43. Argentina - 13.933 kasus, 501 kematian
44. Afghanistan - 13.036 kasus, 235 kematian
45. Panama - 11.728 kasus, 315 kematian
46. Denmark - 11.712 kasus, 568 kematian
47. Korea Selatan - 11.344 kasus, 269 kematian
48. Serbia - 11.300 kasus, 241 kematian
49. Kazakhstan - 9.576 kasus, 37 kematian
50. Republik Ceko - 9.143 kasus, 318 kematian
51. Aljazair - 8.997 kasus, 630 kematian
52. Nigeria - 8.733 kasus, 254 kematian
53. Norwegia - 8.406 kasus, 235 kematian
54. Oman - 9.009 kasus, 40 kematian
55. Armenia - 8.216 kasus, 113 kematian
56. Bolivia - 7.768 kasus, 280 kematian
57. Malaysia - 7.629 kasus, 115 kematian
58. Maroko - 7.601 kasus, 202 kematian
59. Moldova - 7.537 kasus, 276 kematian
60. Ghana - 7.303 kasus, 34 kematian
61. Australia - 7.157 kasus, 103 kematian
62. Finlandia - 6.743 kasus, 313 kematian
63. Kamerun - 5.436 kasus, 175 kematian
64. Irak - 5.457 kasus, 175 kematian
65. Honduras - 4.640 kasus, 194 kematian
66. Azerbaijan - 4.759 kasus, 56 kematian
67. Sudan - 4.346 kasus, 195 kematian
68. Guatemala - 4.145 kasus, 68 kematian
69. Luksemburg - 4.008 kasus, 110 kematian
70. Hongaria - 3.816 kasus, 509 kematian
71. Tajikistan - 3.563 kasus, 47 kematian
72. Uzbekistan - 3.444 kasus, 14 kematian
73. Guinea - 3.275 kasus, 20 kematian
74. Senegal - 3.348 kasus, 39 kematian
75. Thailand - 3.065 kasus, 57 kematian
76. Yunani - 2.903 kasus, 173 kematian
77. Djibouti - 2.914 kasus, 20 kematian
78. Republik Demokratik Kongo - 2.660 kasus, 69 kematian
79. Pantai Gading - 2.556 kasus, 31 kematian
80. Bulgaria - 2.477 kasus, 134 kematian
81. Bosnia dan Herzegovina - 2.477 kasus, 153 kematian
82. Gabon - 2.319 kasus, 14 kematian
83. Kroasia - 2.245 kasus, 101 kematian
84. El Salvador - 2.194 kasus, 39 kematian
85. Makedonia Utara - 2.077 kasus, 121 kematian
86. Kuba - 1.983 kasus, 82 kematian
87. Estonia - 1.851 kasus, 66 kematian
88. Islandia - 1.805 kasus, 10 kematian
89. Somalia - 1.828 kasus, 72 kematian
90. Lithuania - 1.656 kasus, 68 kematian
91. Kirgistan - 1.594 kasus, 16 kematian
92. Slovakia - 1.520 kasus, 28 kematian
93. Selandia Baru - 1.504 kasus, 22 kematian
94. Kenya - 1.618 kasus, 58 kematian
95. Slovenia - 1.473 kasus, 108 kematian
96. Sri Lanka - 1.469 kasus, 10 kematian
97. Maladewa - 1.457 kasus, 5 kematian
98. Haiti - 1.320 kasus, 34 kematian
99. Venezuela - 1.245 kasus, 11 kematian
100. Guinea-Bissau - 1.195 kasus, 8 kematian
101. Lebanon - 1.168 kasus, 26 kematian
102. Mali - 1.194 kasus, 72 kematian
103. Latvia - 1.061 kasus, 24 kematian
104. Zambia - 1.057 kasus, 7 kematian
105. Tunisia - 1.068 kasus, 48 kematian
106. Albania - 1.076 kasus, 33 kematian
107. Kosovo - 1.048 kasus, 30 kematian
108. Guinea Ekuatorial - 1.043 kasus, 12 kematian
109. Sudan Selatan - 994 kasus, 10 kematian
110. Kosta Rika - 984 kasus, 10 kematian
111. Niger - 955 kasus, 64 kematian
112. Siprus - 941 kasus, 17 kematian
113. Nepal - 886 kasus, 4 kematian
114. Paraguay - 884 kasus, 11 kematian
115. Burkina Faso - 845 kasus, 53 kematian
116. Uruguay - 803 kasus, 22 kematian
117. Sierra Leone - 782 kasus, 45 kematian
118. Andorra - 763 kasus, 51 kematian
119. Nikaragua - 759 kasus, 35 kematian
120. Georgia - 738 kasus, 12 kematian
121. Ethiopia - 831 kasus, 6 kematian
122. Jordan - 728 kasus, 9 kematian
123. Chad - 726 kasus, 65 kematian
124. Republik Afrika Tengah - 702 kasus, 1 kematian
125. San Marino - 670 kasus, 42 kematian
126. Madagaskar - 656 kasus, 2 kematian
127. Malta - 616 kasus, 7 kematian
128. Republik Kongo - 571 kasus, 19 kematian
129. Jamaika - 569 kasus, 9 kematian
130. Tanzania - 509 kasus, 21 kematian
131. Sao Tome dan Principe - 443 kasus, 12 kematian
132. Taiwan - 441 kasus, 7 kematian
133. Wilayah Palestina yang diduduki - 436 kasus, 3 kematian
134. Togo - 395 kasus, 13 kematian
135. Tanjung Verde - 390 kasus, 4 kematian
136. Rwanda - 346 kasus
137. Mauritius - 334 kasus, 10 kematian
138. Vietnam - 327 kasus
139. Montenegro - 324 kasus, 9 kematian
140. Mauritania - 292 kasus, 16 kematian
141. Uganda - 281 kasus
142. Eswatini - 279 kasus, 2 kematian
143. Liberia - 269 kasus, 27 kematian
144. Yaman - 256 kasus, 53 kematian
145. Mozambik - 233 kasus, 1 kematian
146. Benin - 210 kasus, 3 kematian
147. Myanmar - 206 kasus, 6 kematian
148. Mongolia - 161 kasus
149. Brunei - 141 kasus, 2 kematian
150. Guyana - 139 kasus, 11 kematian
151. Zimbabwe - 132 kasus, 4 kematian
152. Kamboja - 124 kasus
153. Suriah - 122 kasus, 4 kematian
154. Trinidad dan Tobago - 116 kasus, 8 kematian
155. Malawi - 101 kasus, 4 kematian
156. Bahama - 100 kasus, 11 kematian
157. Libya - 99 kasus, 4 kematian
158. Monako - 98 kasus, 4 kematian
159. Barbados - 92 kasus, 7 kematian
160. Komoro - 87 kasus, 2 kematian
161. Liechtenstein - 82 kasus, 1 kematian
162. Angola - 71 kasus, 4 kematian
163. Burundi - 42 kasus, 1 kematian
164. Eritrea - 39 kasus
165. Botswana - 35 kasus, 1 kematian
166. Bhutan - 31 kasus
167. Antigua and Barbuda - 25 kasus, 3 kematian
168. Gambia - 25 kasus, 1 kematian
169. Timor Timur - 24 kasus
170. Grenada - 23 kasus
171. Namibia - 22 kasus
172. Laos - 19 kasus
173. Belize - 18 kasus, 2 kematian
174. Fiji - 18 kasus

Update Terakhir: 03-06-2020 | Sumber: WHO

Global
Negara Terkonfirmasi Meninggal
216 6.242.974 378.485

Indonesia

Positif
28.233
Sembuh
8.406
Meninggal
1.698

Update Terakhir: 03-06-2020


9 DI INDONESIA
UpdTERKONFIRMASI
28233+684 KASUS
DIRAWAT 18129 MENINGGAL 1698 SEMBUH 8406

POSITIF COVID-19 DI 4 PROVINSI DAN PERKEMBANGANNYA


DKI Jakarta 7623, Jawa Timur 5318, Jawa Barat 2319, Sulawesi Selatan 1668.
Jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 di DKI Jakarta pada Rabu (3/6/2020)
mencapai 7.539 kasus. Angka ini bertambah 83 kasus dibanding data sehari sebelumnya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Weningtyas
Purnomorini memaparkan, penambahan infeksi kasus virus Corona juga seiring dengan
bertambahnya pasien yang sembuh.

"Terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 83 kasus, sehingga jumlah kumulatif
kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 7.539 kasus. Dari jumlah tersebut, 2.530 orang
dinyatakan telah sembuh dan 529 orang meninggal dunia," ujar Wening, Rabu.

Selain itu, 1.699 pasien tercatat masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.781 orang
melakukan isolasi mandiri di rumah.

Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 18.832 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP)
berjumlah 16.073 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona atau
Covid-19 sebanyak 11.229 orang.

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas


pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi
di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan
membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa Covid-19.

Secara kumulatif, pemeriksaan PCR telah dilakukan di DKI Jakarta, sampai dengan 2 Juni
2020 sebanyak 156.684 sampel. Pada 2 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 1.380 orang, 1.135
di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 83 positif
dan 1.052 negatif.

Pemeriksaan massif secara selektif terus dilakukan di daerah Kelurahan terpilih yang dikaji
secara epidemologis dan menurut kepadatan penduduk. Ada 58 Kelurahan terpilih yang
dilakukan rapid test tersebut. Sasaran ditujukan kepada warga lansia, warga dengan kasus
penyakit tertentu, dan juga pada ibu hamil.

Total sebanyak 160.231 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19
sebesar 4 persen, dengan rincian 5.974 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 154.257 orang
dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara
PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan
isolasi secara mandiri di rumah.
"Bagi masyarakat, kami imbau untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu
menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak antarorang minimal 1,5 - 2 meter, dan menjaga
diri untuk tetap beraktivitas di rumah," imbaunya.

Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat


penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini Rabu (3/6) ada sebanyak 684
sehingga totalnya menjadi 28.233 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi
8.406setelah ada penambahan sebanyak 471 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal
bertambah 35 orang sehingga totalnya menjadi 1.698.

“Kita mendapatkan kasus konfirmasi positif sebanyak 684, sehingga totalnya menjadi
28.233,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan
resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (3/6).

Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak
354.434 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 101
laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 60 laboratorium dan Laboratorium jejaring
(RT-PCR dan TCM) di 180 lab. Secara keseluruhan, 354.434 orang telah diperiksa dan
hasilnya 28.233 positif (kulumatif) dan 218.200 negatif (kumulatif).

Kemudian untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak
48.153 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.285 orang.
Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 418 kabupaten/kota di Tanah Air.

Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah
mulai dari DKI Jakarta 7.623 orang, Jawa Timur 5.318, Jawa Barat 2.319, Sulawesi Selatan
1.668, Jawa Tengah 1.455 dan wilayah lain sehingga totalnya 28.233.

Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI
Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 2.586 disusul Jawa Timur
sebanyak 799, Jawa Barat 701, Sulawesi Selatan 636, Jawa Tengah 371 dan wilayah lain di
Indonesia sehingga total mencapai 8.406 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji
laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.

Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan penambahan kasus konfirmasi positif COVID-
19 tertinggi di banding dengan 33 provinsi lain di Indonesia.(data 30 Mei 2020)

“DKI Jakarta kalau dibandingkan dari data kemarin cenderung turun. Namun khusus DKI ini
tidak seluruhnya berasal dari wilayah administrasi DKI Jakarta. Karena kita tahu bersama
sebagian besar saudara kita yang bekerja di luar negeri dan kembali ke tanah air masuknya
adalah melalui bandara Soekarno Hatta,” jelas Yuri.

NEW NORMAL

Menurut Muhadjir, rumah ibadah harus menerapkan protokol dan SOP kesehatan secara bijak.
Tempat ibadah harus menjadi contoh bagi sektor-sektor kehidupan yang dibuka di era
kenormalan baru.

"Rumah ibadah harus jadi contoh penerapan protokol dan prosedur operasional standar
kesehatan dalam rangka untuk meningkatkan kembali produktivitas dan kehidupan sporitual
keagamaan dan aman dari ancaman Covid-19," tuturnya.

"Bapak Presiden juga menekankan pentingnya kita harus bersiap siaga untuk menghadapi era
normal baru, kehidupan normal baru. Di mana kita akan berada dalam situasi yang beda
dengan normal sebelumnya," kata Menko PMK Muhadjir Effendy dalam video conference usai
rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin 18 Mei 2020.

Pemberlakuan new normal salah satunya mungkin akan terjadi di Jakarta. Pasalnya,


Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Ibu Kota akan berakhir pada Kamis, 4 Juni
2020.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyampaikan, perpanjangan PSBB Provinsi
DKI Jakarta hingga 4 Juni 2020 tersebut menjadi fase penentu masa transisi menuju
kenormalan baru atau new normal.

"Perpanjangan ini adalah masa menentukan. Mengapa? Karena apabila di hari-hari ini,
penularan di Jakarta menurun, angka kasus baru menurun," ujar Anies di Graha BNPB,
Jakarta, Senin, 25 Mei 2020.

Jelang pemberlakuan new normal di Jakarta, penyedia transportasi bersiap. Salah satunya
dilakukan PT MRT Jakarta.
PT MRT Jakarta tengah menyiapkan sejumlah strategi protokol untuk para pelanggan
menjelang pelaksanaan tatanan baru atau new normal.

"Kami kenalkan dan mendorong waktu kerja yang fleksibel sehingga penumpukan
penumpang tidak terjadi di jam sibuk yang biasanya terjadi pukul 07.00-09.00 atau 17.00-
19.00," kata William saat dikonfirmasi, Senin, 1 Juni 2020.

PENDIDIKAN

Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga sedang menyiapkan peraturan


kegiatan belajar mengajar saat New Normal. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran
Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

"Saat ini layanan pembelajaran masih mengikuti SE Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang
diperkuat dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama
darurat Covid19," ujar Chatarina pada Bincang Sore secara daring, di Jakarta, pada Kamis
(28/05/2020).
Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR)
adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan
selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19,
mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan
pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

"Pilihannya saat ini yang utama adalah memutus mata rantai Covid-19 dengan kondisi yang
ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya
keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh
warga satuan pendidikan adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar
dari rumah," ungkap Chatarina.
Kembali Chatarina mengingatkan bahwa, kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi Covid-19. "Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan
jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik," katanya.

Chatarina menambahkan aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. "Hasil belajar peserta didik
selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa
diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif, serta mengedepankan pola interaksi dan
komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua," terangnya.

PROTOKOL KESEHATAN DI ERA NEW NORMAL YANG PERLU


DITERAPKAN

1. Jaga kebersihan tangan

Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, apabila permukaan


tangan tidak terlihat kotor.
Namun, apabila tangan kotor maka bersihkan menggunakan sabun dan air mengalir selama
20 detik.
Cara mencucinya pun harus sesuai dengan standar yang ada, yaitu meliputi bagian dalam,
punggung, sela-sela, dan ujung-ujung jari.

2. Hindari menyentuh wajah

Ketika kondisi tangan belum bersih, sebisa mungkin hindari menyentuh area wajah,
khususnya mata, hidung, dan mulut.
Hal ini dikarenakan tangan bisa menjadi sarang virus yang didapatkan dari aktivitas yang
kita lakukan.
Jika tangan kotor tersebut digunakan untuk menyentuh wajah, khususnya di bagian mata,
hidung, dan mulut, maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.

3. Terapkan etika batuk dan bersin

Ketika batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh. Jika virus itu
mengenai dan terpapar ke orang lain, maka orang lain bisa terinfeksi virus yang berasal
dari tubuh kita.
Terlepas memiliki virus corona atau tidak, etika batuk dan bersin harus tetap
diterapkan. Dengan cara tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam.

Lengan atas bagian dalam dinilai aman menutup mulut dan hidung dengan optimal, selain
itu bagian tersebut juga tidak digunakan untuk beraktivitas menyentuh wajah, sehingga
relatif aman.

Selain dengan lengan atas bagian dalam, bisa juga menutup mulut dan hidung
menggunakan kain tisu yang setelahnya harus langsung dibuang ke tempat sampah.

4. Pakai masker

Bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan, kenakanlah masker medis ke mana pun
saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.

Seperti diketahui, masker medis hanya bisa digunakan 1 kali dan harus segera diganti, oleh
karenanya jangan lupa buang masker di tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan
setelahnya.

Namun, bagi yang tidak memiliki gejala apapun, cukup gunakan masker non-medis
seperti kain, karena masker medis jumlahnya lebih terbatas dan diprioritaskan untuk
mereka yang membutuhkan.

5. Jaga jarak

Untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, kita harus senantiasa
menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Terlebih, jika orang tersebut
menunjukkan gejala gangguan pernapasan.

Selain itu, kita dilarang untuk mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak fisik dengan
orang lain, dan tidak mengadakan acara yang mengundang banyak orang.

6. Isolasi mandiri

Bagi yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, ataupun gejala Covid-19 lainnya
sebaiknya secara sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri di dalam rumah.

Tetap berada di dalam rumah dan tidak mendatangi tempat kerja, sekolah, atau tempat
umum lainnya karena memiliki risiko infeksi Covid-19 dan menularkannya ke orang lain.

7. Jaga kesehatan

Selama berada di dalam rumah maupun di luar rumah, pastikan kesehatan fisik tetap
terjaga. Caranya, berjemur di bawah paparan sinar matahari selama beberapa menit,
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan berolahraga.
Istirahat yang cukup juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga kesehatan selama masa
pandemi ini.

Itulah 7 protokol kesehatan yang bisa diterapkan di era new normal.(*)

EDUKASI

Masyarakat Harus Tetap Produktif dan Aman dari COVID-19


Protokol kesehatan harus terus dijalankan.

Presiden Jokowi, 15 Mei 2020.

Pastikan Sikap Disiplin Sebelum Memulai Aktivitas di Masa Pandemi


Sikap disiplin terhadap perilaku aman menjadi kunci dalam memulai aktivitas di tengah
pandemi COVID-19. Sikap disiplin diutamakan pada memproteksi diri agar tidak terpapar
oleh virus corona.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa setiap
individu perlu untuk menjaga imunitas, seperti jangan panik. Ia menyirakan dengan ungkapan
‘kenali musuhmu, kenali dirimu, seribu kali kamu perang, seribu kali kamu menang.’ 

“Jadi kalau kita tahu caranya virus ini bekerja, selama kita sudah bekerja, dia akan bingung
sendiri virusnya. Jadi kalau kita sudah begitu, nggak panik, imunitas kita naik dan bisa saja
kita akhirnya mampu,” kata Prof. Wiku dalam dialog di Media Center Gugus Tugas, Graha
BNPB, Jakarta, pada Selasa (2/6).

Wiku mengatakan ada dua langkah preventif untuk menghadapi pandemi. Sikap disiplin
terhadap perilaku tadi sebagai salah satu upaya preventif menghadapinya, sedangkan upaya
lain dengan vaksin. Namun, vaksin masih membutuhkan waktu lama untuk
dapat digunakan.

“Preventif yang sebenarnya ada di diri kita masing-masing adalah mencegah saja kita untuk
dapat berinteraksi dengan virus itu secara langsung. Maka dengan cara melakukan, kita,
protokol kesehatan yang sudah sering diulang-ulang, kan semua sudah sadar itu,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap individu harus berdisiplin, baik disiplin individu dan disiplin
secara kelompok. Ia berkata, “Kita selalu mengingatkan orang, orang mengingatkan kita, dan
seterusnya. Selama kita bisa begitu, dan tertib disiplin, itulah saatnya kita mulai
mempertimbangkan untuk mulai melakukan aktivitas yang produktif dan aman COVID.” 

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Prof. Pratiwi Sudarmono. Ia mengatakan,”Kita mulai memikirkan
bagaimana tata cara bagaimana kita bekerja, belajar, beribadah, bersosialisasi, bersilaturahmi
dalam kondisi ada virus Korona.”

Menurutnya, langkah-langkah preventif tersebut juga dipraktekkan tidak hanya di Indonesia


tetapi juga di seluruh dunia. 

“Jadi kita harus ubah perilaku kita, mau tidak mau,” ujar Prof. Pratiwi.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional

"Saya ulangi sekali lagi, sangat tergantung kepada kedisiplinan masyarakat dan kesadaran
kolektif, dalam mematuhi protokol kesehatan, antara lain, wajib pakai masker, jaga jarak
aman, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, senantiasa melaksanakan olahraga yang
teratur, istirahat yang cukup, dan juga tidak boleh panik, serta upaya akan selalu dapat
mengkonsumsi makanan yang bergizi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Gugus Tugas Pusat juga meminta setiap daerah menyiapkan manajemen krisis
untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Dalam hal ini, waktu dan sektor yang akan dibuka
kembali, ditentukan oleh para pejabat bupati dan walikota di daerah.

Apabila dalam perkembangannya, ditemukan kenaikan kasus, maka Tim Gugus Tugas tingkat
kabupaten/kota bisa memutuskan untuk melakukan pengetatan atau penutupan kembali.

Gejala COVID-19 mulai dari seperti gejala flu biasa sampai kondisi berat seperti pneumonia
(radang paru akut yang gejalanya sesak napas). Jika Anda mengalami gejala, memiliki riwayat
perjalanan ke wilayah terjangkit, atau berpaparan dengan orang positif/kemungkinan COVID-
19, maka Anda diimbau untuk melakukan isolasi diri dan menghubungi Jakarta Tanggap
COVID-19 di nomor 112 atau pesan Whatsapp melalui 081 112 112 112 atau 081 388 376
955.
“Dengan ijin Tuhan Yang Maha Esa marilah bersama
berdoa dan ber mohn kepada NYA mudah-mudahan
Covid-19/Virus Corona ini segera berakhir, dan Kita
semua terselamatkan, Aamin YRA”
Muhammad Enrico Laksmono
XI MIPA 3

Anda mungkin juga menyukai