Tugas Enrico Covid 19
Tugas Enrico Covid 19
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa
(batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat
(pneumonia atau sepsis).
COVID-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara
penularannya yang sangat cepat dari satu manuasia ke manusia lainnya. Dari berbagai
penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran
pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari
mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat
batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (pada
umumnya 1 meter).
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau
bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau
mengendap di udara dalam waktu yang lama. Untuk itu masyarakat dunia diwajibkan
untuk menggunakan masker kain yang menutupi hidung dan mulut untuk mencegah
penyebaran droplet.
Coronavirus/Covid 19 baru yang muncul di pusat kota Wuhan di Cina pada akhir
Desember dilaporkan setiap hari di seluruh dunia. Lebih dari 358.000 orang telah
meninggal karena Covid 19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru tersebut,
sementara sekitar 5,7 juta ter infeksi telah dikonfirmasi di setidaknya 188 negara dan
wilayah. Lebih dari 2,3 juta orang telah pulih hingga saat ini.
Tulisan di bawah ini, antara lain dicuplik dari Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat
konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)
dan dari Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Berikut adalah negara-negara yang sejauh ini mengkonfirmasi kasus covid 19 dan
kematian akibat virus corona tersebut, data bulan Mei 2020, RIAU24.COM - :
Global
Negara Terkonfirmasi Meninggal
216 6.242.974 378.485
Indonesia
Positif
28.233
Sembuh
8.406
Meninggal
1.698
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Weningtyas
Purnomorini memaparkan, penambahan infeksi kasus virus Corona juga seiring dengan
bertambahnya pasien yang sembuh.
"Terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 83 kasus, sehingga jumlah kumulatif
kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 7.539 kasus. Dari jumlah tersebut, 2.530 orang
dinyatakan telah sembuh dan 529 orang meninggal dunia," ujar Wening, Rabu.
Selain itu, 1.699 pasien tercatat masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.781 orang
melakukan isolasi mandiri di rumah.
Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 18.832 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP)
berjumlah 16.073 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona atau
Covid-19 sebanyak 11.229 orang.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR telah dilakukan di DKI Jakarta, sampai dengan 2 Juni
2020 sebanyak 156.684 sampel. Pada 2 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 1.380 orang, 1.135
di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 83 positif
dan 1.052 negatif.
Pemeriksaan massif secara selektif terus dilakukan di daerah Kelurahan terpilih yang dikaji
secara epidemologis dan menurut kepadatan penduduk. Ada 58 Kelurahan terpilih yang
dilakukan rapid test tersebut. Sasaran ditujukan kepada warga lansia, warga dengan kasus
penyakit tertentu, dan juga pada ibu hamil.
Total sebanyak 160.231 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19
sebesar 4 persen, dengan rincian 5.974 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 154.257 orang
dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara
PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan
isolasi secara mandiri di rumah.
"Bagi masyarakat, kami imbau untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu
menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak antarorang minimal 1,5 - 2 meter, dan menjaga
diri untuk tetap beraktivitas di rumah," imbaunya.
“Kita mendapatkan kasus konfirmasi positif sebanyak 684, sehingga totalnya menjadi
28.233,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan
resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (3/6).
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak
354.434 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 101
laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 60 laboratorium dan Laboratorium jejaring
(RT-PCR dan TCM) di 180 lab. Secara keseluruhan, 354.434 orang telah diperiksa dan
hasilnya 28.233 positif (kulumatif) dan 218.200 negatif (kumulatif).
Kemudian untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak
48.153 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.285 orang.
Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 418 kabupaten/kota di Tanah Air.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah
mulai dari DKI Jakarta 7.623 orang, Jawa Timur 5.318, Jawa Barat 2.319, Sulawesi Selatan
1.668, Jawa Tengah 1.455 dan wilayah lain sehingga totalnya 28.233.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI
Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 2.586 disusul Jawa Timur
sebanyak 799, Jawa Barat 701, Sulawesi Selatan 636, Jawa Tengah 371 dan wilayah lain di
Indonesia sehingga total mencapai 8.406 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji
laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan penambahan kasus konfirmasi positif COVID-
19 tertinggi di banding dengan 33 provinsi lain di Indonesia.(data 30 Mei 2020)
“DKI Jakarta kalau dibandingkan dari data kemarin cenderung turun. Namun khusus DKI ini
tidak seluruhnya berasal dari wilayah administrasi DKI Jakarta. Karena kita tahu bersama
sebagian besar saudara kita yang bekerja di luar negeri dan kembali ke tanah air masuknya
adalah melalui bandara Soekarno Hatta,” jelas Yuri.
NEW NORMAL
Menurut Muhadjir, rumah ibadah harus menerapkan protokol dan SOP kesehatan secara bijak.
Tempat ibadah harus menjadi contoh bagi sektor-sektor kehidupan yang dibuka di era
kenormalan baru.
"Rumah ibadah harus jadi contoh penerapan protokol dan prosedur operasional standar
kesehatan dalam rangka untuk meningkatkan kembali produktivitas dan kehidupan sporitual
keagamaan dan aman dari ancaman Covid-19," tuturnya.
"Bapak Presiden juga menekankan pentingnya kita harus bersiap siaga untuk menghadapi era
normal baru, kehidupan normal baru. Di mana kita akan berada dalam situasi yang beda
dengan normal sebelumnya," kata Menko PMK Muhadjir Effendy dalam video conference usai
rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin 18 Mei 2020.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyampaikan, perpanjangan PSBB Provinsi
DKI Jakarta hingga 4 Juni 2020 tersebut menjadi fase penentu masa transisi menuju
kenormalan baru atau new normal.
"Perpanjangan ini adalah masa menentukan. Mengapa? Karena apabila di hari-hari ini,
penularan di Jakarta menurun, angka kasus baru menurun," ujar Anies di Graha BNPB,
Jakarta, Senin, 25 Mei 2020.
Jelang pemberlakuan new normal di Jakarta, penyedia transportasi bersiap. Salah satunya
dilakukan PT MRT Jakarta.
PT MRT Jakarta tengah menyiapkan sejumlah strategi protokol untuk para pelanggan
menjelang pelaksanaan tatanan baru atau new normal.
"Kami kenalkan dan mendorong waktu kerja yang fleksibel sehingga penumpukan
penumpang tidak terjadi di jam sibuk yang biasanya terjadi pukul 07.00-09.00 atau 17.00-
19.00," kata William saat dikonfirmasi, Senin, 1 Juni 2020.
PENDIDIKAN
"Saat ini layanan pembelajaran masih mengikuti SE Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang
diperkuat dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama
darurat Covid19," ujar Chatarina pada Bincang Sore secara daring, di Jakarta, pada Kamis
(28/05/2020).
Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR)
adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan
selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19,
mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan
pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
"Pilihannya saat ini yang utama adalah memutus mata rantai Covid-19 dengan kondisi yang
ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya
keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh
warga satuan pendidikan adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar
dari rumah," ungkap Chatarina.
Kembali Chatarina mengingatkan bahwa, kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi Covid-19. "Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan
jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik," katanya.
Chatarina menambahkan aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. "Hasil belajar peserta didik
selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa
diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif, serta mengedepankan pola interaksi dan
komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua," terangnya.
Ketika kondisi tangan belum bersih, sebisa mungkin hindari menyentuh area wajah,
khususnya mata, hidung, dan mulut.
Hal ini dikarenakan tangan bisa menjadi sarang virus yang didapatkan dari aktivitas yang
kita lakukan.
Jika tangan kotor tersebut digunakan untuk menyentuh wajah, khususnya di bagian mata,
hidung, dan mulut, maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
Ketika batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh. Jika virus itu
mengenai dan terpapar ke orang lain, maka orang lain bisa terinfeksi virus yang berasal
dari tubuh kita.
Terlepas memiliki virus corona atau tidak, etika batuk dan bersin harus tetap
diterapkan. Dengan cara tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam.
Lengan atas bagian dalam dinilai aman menutup mulut dan hidung dengan optimal, selain
itu bagian tersebut juga tidak digunakan untuk beraktivitas menyentuh wajah, sehingga
relatif aman.
Selain dengan lengan atas bagian dalam, bisa juga menutup mulut dan hidung
menggunakan kain tisu yang setelahnya harus langsung dibuang ke tempat sampah.
4. Pakai masker
Bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan, kenakanlah masker medis ke mana pun
saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.
Seperti diketahui, masker medis hanya bisa digunakan 1 kali dan harus segera diganti, oleh
karenanya jangan lupa buang masker di tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan
setelahnya.
Namun, bagi yang tidak memiliki gejala apapun, cukup gunakan masker non-medis
seperti kain, karena masker medis jumlahnya lebih terbatas dan diprioritaskan untuk
mereka yang membutuhkan.
5. Jaga jarak
Untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, kita harus senantiasa
menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Terlebih, jika orang tersebut
menunjukkan gejala gangguan pernapasan.
Selain itu, kita dilarang untuk mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak fisik dengan
orang lain, dan tidak mengadakan acara yang mengundang banyak orang.
6. Isolasi mandiri
Bagi yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, ataupun gejala Covid-19 lainnya
sebaiknya secara sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri di dalam rumah.
Tetap berada di dalam rumah dan tidak mendatangi tempat kerja, sekolah, atau tempat
umum lainnya karena memiliki risiko infeksi Covid-19 dan menularkannya ke orang lain.
7. Jaga kesehatan
Selama berada di dalam rumah maupun di luar rumah, pastikan kesehatan fisik tetap
terjaga. Caranya, berjemur di bawah paparan sinar matahari selama beberapa menit,
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan berolahraga.
Istirahat yang cukup juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga kesehatan selama masa
pandemi ini.
EDUKASI
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa setiap
individu perlu untuk menjaga imunitas, seperti jangan panik. Ia menyirakan dengan ungkapan
‘kenali musuhmu, kenali dirimu, seribu kali kamu perang, seribu kali kamu menang.’
“Jadi kalau kita tahu caranya virus ini bekerja, selama kita sudah bekerja, dia akan bingung
sendiri virusnya. Jadi kalau kita sudah begitu, nggak panik, imunitas kita naik dan bisa saja
kita akhirnya mampu,” kata Prof. Wiku dalam dialog di Media Center Gugus Tugas, Graha
BNPB, Jakarta, pada Selasa (2/6).
Wiku mengatakan ada dua langkah preventif untuk menghadapi pandemi. Sikap disiplin
terhadap perilaku tadi sebagai salah satu upaya preventif menghadapinya, sedangkan upaya
lain dengan vaksin. Namun, vaksin masih membutuhkan waktu lama untuk
dapat digunakan.
“Preventif yang sebenarnya ada di diri kita masing-masing adalah mencegah saja kita untuk
dapat berinteraksi dengan virus itu secara langsung. Maka dengan cara melakukan, kita,
protokol kesehatan yang sudah sering diulang-ulang, kan semua sudah sadar itu,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap individu harus berdisiplin, baik disiplin individu dan disiplin
secara kelompok. Ia berkata, “Kita selalu mengingatkan orang, orang mengingatkan kita, dan
seterusnya. Selama kita bisa begitu, dan tertib disiplin, itulah saatnya kita mulai
mempertimbangkan untuk mulai melakukan aktivitas yang produktif dan aman COVID.”
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Prof. Pratiwi Sudarmono. Ia mengatakan,”Kita mulai memikirkan
bagaimana tata cara bagaimana kita bekerja, belajar, beribadah, bersosialisasi, bersilaturahmi
dalam kondisi ada virus Korona.”
“Jadi kita harus ubah perilaku kita, mau tidak mau,” ujar Prof. Pratiwi.
"Saya ulangi sekali lagi, sangat tergantung kepada kedisiplinan masyarakat dan kesadaran
kolektif, dalam mematuhi protokol kesehatan, antara lain, wajib pakai masker, jaga jarak
aman, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, senantiasa melaksanakan olahraga yang
teratur, istirahat yang cukup, dan juga tidak boleh panik, serta upaya akan selalu dapat
mengkonsumsi makanan yang bergizi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Gugus Tugas Pusat juga meminta setiap daerah menyiapkan manajemen krisis
untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Dalam hal ini, waktu dan sektor yang akan dibuka
kembali, ditentukan oleh para pejabat bupati dan walikota di daerah.
Apabila dalam perkembangannya, ditemukan kenaikan kasus, maka Tim Gugus Tugas tingkat
kabupaten/kota bisa memutuskan untuk melakukan pengetatan atau penutupan kembali.
Gejala COVID-19 mulai dari seperti gejala flu biasa sampai kondisi berat seperti pneumonia
(radang paru akut yang gejalanya sesak napas). Jika Anda mengalami gejala, memiliki riwayat
perjalanan ke wilayah terjangkit, atau berpaparan dengan orang positif/kemungkinan COVID-
19, maka Anda diimbau untuk melakukan isolasi diri dan menghubungi Jakarta Tanggap
COVID-19 di nomor 112 atau pesan Whatsapp melalui 081 112 112 112 atau 081 388 376
955.
“Dengan ijin Tuhan Yang Maha Esa marilah bersama
berdoa dan ber mohn kepada NYA mudah-mudahan
Covid-19/Virus Corona ini segera berakhir, dan Kita
semua terselamatkan, Aamin YRA”
Muhammad Enrico Laksmono
XI MIPA 3