KELOMPOK 2
Anggota:
Delima Rahayu Istiqomah
25010112110348
Muthia Ayuningtyas
25010112130358
Arenda Reka Narima Saptyasih
25010112140362
Fajar Istiqomah
25010112140368
Barkah Haryo W
25010112140370
Ajeng Vida Riyandika 25010112140380
Octavia Ayu Nur W
25010112130386
Wahyu Estining Tyas 25010112130394
Valentina A F M A
25010112140405
25010112140405
LATAR BELAKANG
Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia, masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis
tetapi meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, dan ketahanan nasional.
Berdasarkan laporan WHO jumlah kasus tahun 2009 di dunia
berjumlah 497.791 kasus. Negara India penyumbang terbesar
yaitu 260.063, Brazil 49.384 dan Indonesia 16.549. Pada tahun
2010 Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru dan 1822
diantaranya dalam keadaan cacat tingkat dua (cacat yang
tampak).
1. Sejarah
GAMBARAN UMUM
Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan
gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga Morbus Hansen,
sesuai
Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut Morbus Hansen.
2. Definisi
Pendapat kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh
kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan
jaringan tubuh lainnya
LANJUTAN..
Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta
hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah Mycobacterium Leprae dan daya tahan tubuh penderita.
Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan ini adalah :
-Usia : Anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa
-Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak terjangkit
- Kesadaran sosial :Umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial
ekonomi rendah
- Lingkungan : Fisik, biologi, sosial, yang kurang sehat
Meskipun cara masuk kuman M.Leprae ke dalam tubuh belum diketahui secara
pasti, namun beberapa penelitian telah menunujukkan bahwa yang paling sering
adalah melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan pada
mukosa nasal.
Selain itu penularan juga dapat terjadi apabila kontak dengan penderita dalam
waktu yang sangat lama
BENTUK-BENTUK PENYAKIT
KUSTA
Tuberkuloid: gejala awal lepra dengan kelemahan otot (terutama di tangan dan kaki), kaku pada
kulit dan kekeringan, kehilangan (cacat) jari tangan dan kaki pada kasus yang kronis tanpa
pengobatan, masalah pada mata yang menyebabkan kebutaan, dan pembesaran saraf terutama di
sekitar siku (saraf ulnaris) dan lutut (saraf peroneal).
Lepromatosa: bentuk parah penyakit lepra. Gejala penyakit lepra lepromatosa lain dapat termasuk
penipisan alis dan bulu mata, kulit wajah kental, hidung tersumbat, laryngitis, pembengkakan
kelenjar getah bening di selangkangan dan ketiak, jaringan parut pada testis yang mengarah ke
infertilitas
Borderline: gabungan antara tuberkuloid dan lepromatosa
PENCEGAHAN PENULARAN
PENYAKIT KUSTA
Hingga saat ini belum ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Jadi faktor pengobatan
adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat
dicegah. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita
untuk menganjurkan kepada penderita untuk berobat secara teratur.
LANJUTAN
Pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan
mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam dan
ada yang berpendapat sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh
manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam
hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya
tempat-tempat yang lembab.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23780/2/Chapter
%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21538/4/Chapter
%20II.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Hansen
THANK YOU