PENDAHULUAN
1
Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan.
Kehilangan alis dan bulu mata.
Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan
kebutaan.
Hilangnya jari jemari.
Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan, hidung
tersumbat, atau kehilangan tulang hidung.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan menjadi
enam jenis, yaitu:
Intermediate leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang
sembuh dengan sendirinya, namun dapat berkembang menjadi jenis kusta
yang lebih parah.
Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang di
antaranya berukuran besar dan mati rasa. Selain itu, beberapa saraf juga
dapat terkena. Jenis ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa
berlangsung cukup lama atau bahkan berkembang menjadi jenis kusta
yang lebih parah.
Borderline tuberculoid leprosy. Lesi yang muncul pada kusta jenis ini
serupa dengan lesi yang ada pada tuberculoid leprosy, namun berukuran
lebih kecil dan lebih banyak. Jenis ini dapat bertahan lama atau berubah
menjadi jenis tuberculoid, bahkan berisiko menjadi jenis kusta yang lebih
parah lagi. Pembesaran saraf yang terjadi pada jenis ini hanya minimal.
Mid-borderline leprosy, ditandai dengan plak kemerahan, kadar mati rasa
sedang, serta membengkaknya kelenjar getah bening. Jenis ini dapat
sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang berjumlah
banyak (termasuk lesi datar), benjolan, plak, nodul, dan terkadang mati
rasa. Sama seperti mid-borderline leprosy, borderline lepromatous
leprosy dapat sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi jenis kusta
yang lebih parah.
2
Lepromatous leprosy, merupakan jenis kusta paling parah yang ditandai
dengan lesi yang mengandung bakteri dan berjumlah banyak, rambut
rontok, gangguan saraf, anggota badan melemah, serta tubuh yang berubah
bentuk. Kerusakan yang terjadi pada lepromatous leprosy tidak dapat
kembali seperti semula.
Kusta disebakan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini
tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan,
wajah, kaki, dan lutut. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun
untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1
hingga 20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita.
M. leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa berkembang di
dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini
diduga melalui cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika
penderita batuk atau bersin, dan dihirup oleh orang lain. Namun penyakit ini
tidak mudah untuk ditularkan, perlu beberapa bulan kontak yang sering
dengan penderita kusta, sehingga penyakit ini dapat ditularkan.
Sebelum ditemukan pada tahun 1873 bahwa kusta disebabkan oleh
kuman, penyakit ini sangat erat dengan stigma negatif, yaitu suatu hukuman
atau kutukan yang diberikan kepada penderita karena dosa atau kesalahan
yang diperbuat oleh orang tersebut. Dampak stigma tersebut berlanjut hingga
saat ini, sehingga penderita seringkali mengalami diskriminasi dan dikucilkan
dari kehidupan sosial.
Perlu ditekankan bahwa kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri dan seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena
bersalaman dengan penderita, duduk bersebelahan dengan penderita, duduk
bersama di meja makan, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita.
Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk
menderita penyakit ini, yaitu:
Kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan.
Hewan perantara tersebut di antaranya adalah armadillo dan simpanse.
Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
3
Memiliki kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan
tubuh.
Kebanyakan kasus kusta dapat didiagnosis berdasarkan temuan klinis
berupa kelainan bercak pucat atau merah pada kulit yang mati rasa dan
penebalan saraf. Setelah itu dapat dilakukan kerokan kulit (skin smear). Pada
daerah dengan angka kejadian tinggi, diagnosis dapat ditegakan walaupun
pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan hasil negatif, sesuai dengan
klasifikasi WHO terhadap penyakit kusta, yaitu:
Paucibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit negatif.
Multibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit postif.
Penderita kusta akan diberi kombinasi antibiotik selama 6 bulan
hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik ditentukan
berdasarkan jenis kusta. Beberapa contoh antibiotik yang digunakan untuk
pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone, dan clofazimine.
Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah
pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur pembedahan bagi penderita kusta
adalah untuk:
Menormalkan fungsi saraf yang rusak
Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat
Mengembalikan fungsi anggota tubuh
WHO berusaha keras untuk mengurangi banyaknya penderita kusta.
Hal tersebut dilakukan mulai dari memastikan setiap negara ikut andil dalam
usaha ini, secara aktif mendeteksi penderita kusta dan mengobatinya, hingga
turut serta dalam meluruskan stigma dan mencegah diskriminasi terhadap
penderita. Tanpa adanya stigma dan diskriminasi, diagnosis akan ditegakkan
secara cepat, sehingga pengobatan tidak tertunda dan kecacatan akibat kusta
juga dapat dicegah.
Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat
penyakit tersebut didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:
Mati rasa
Kebutaan atau glaukoma
4
Gagal ginjal
Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria
Perubahan bentuk wajah
Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung
Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang,
termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki
Kelemahan otot
Cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan, dan
hidung
Selain itu, diskriminasi yang dialami dapat mengakibatkan gangguan
mental seperti depresi dan dapat berujung pada percobaan bunuh diri.
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit
kusta terhadap masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah
yang penting dalam mendorong para penderita untuk mau memeriksakan diri,
mendapatkan pengobatan, dan agar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat.
Sampai dengan saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis
dini dan pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik
untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan lebih luas.
Kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemitas yang berbeda-beda.
World Health Organization (WHO) mencatat awal tahun 2011 dilaporkan
prevalensi kusta di seluruh dunia sebesar 192.246 kasus. Tiga negara teratas
dengan jumlah kasus kusta terbanyak adalah India, Brazil dan Indonesia, di
mana negara-negara tersebut termasuk dalam daerah endemis kusta (WHO,
2011). Kasus baru kusta di provinsi Sulawesi Utara ada 341 sesuai data tahun
2016, termasuk 7 kasus di kota Tomohon yang di antaranya terdiri dari 2
kasus lama dan 1 kasus baru di Kecamatan Tomohon Barat.
Puskesmas Taratara merupakan salah satu pelayanan kesehatan tingkat
dasar di Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara.
Tingginya prevalensi rate kusta di kota Tomohon khususnya di Puskesmas
Taratara menjadikan Kota Tomohon terbilang jauh dari kategori eliminasi
kusta. Hal tersebut merupakan tanggung jawab dari semua elemen, baik
5
tingkat pemerintah maupun elemen masyarakat untuk bersama-sama mencapai
target nasional eliminasi kusta <1/10.000 penduduk.
Kusta memberikan stigma yang sangat besar pada masyarakat,
sehingga penderita kusta tidak hanya menderita karena penyakitnya saja,
tetapi juga menyebabkan penderitaan psikis dan sosial seperti dijauhi atau
dikucilkan oleh masyarakat. Penyakit ini sangat ditakuti, bukan karena
menyebabkan kematian melainkan lebih banyak oleh karena cacat permanen
yang ditimbulkannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pengetahuan
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara Tentang Penyakit Kusta”.
6
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
7
Tata Nilai : “ S E H A T I ”
( Senyum, Empati, Handal, Akuntabel, Tanggungjawab, Inovatif)
8
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TARATARA
KOTA TOMOHON, PROVINSI SULAWESI UTARA
KEPALA PUSKESMAS
Sinthia Andries
UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESMAS UKM PENGEMBANGAN UKP, KEFARAMASIAN, DAN LABORATORIUM JARINGAN PUSKESMAS
UKS PENYAKIT TIDAK MENULAR KESEHATAN ANAK PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL PELAYANAN MTBS PELAYANAN GIZI WOLOAN DUA WOLOAN DUA
Feibriyanti Nangka Maya Kojongian Rusni Paat Adrie Montolalu Juniatij Supit Sinur Manalu Geraldine Wongkar Stefani Kandow
UKGS HIV-ADIS dan IMS KB PELAYANAN MIKROSKOPIS PELAYANAN LABORATORIUM WOLOAN TIGA WOLOAN TIGA
Cheriani Laoh Yulita Rawung Annie Pongoh Lisa Rontos Siska Mangundap Yeaneti Tololiu Yeaneti Tololiu
RABIES
Marlon Saya
IMUNISASI
Lisa Rontos
DIARE
Selfi Sumampouw
9
BAB III
IDENTIFIKASI ISU DAN NILAI-NILAI DASAR ASN
10
3.2 Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Isu
Pengertian Isu secara umum adalah suatu hal yang terjadi baik di
dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan
memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.
Pembentukan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk
dapat mengubah mindset sebagai pelayan masyarakat. Oleh karena itu untuk
menerapkan pola baru ASN diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu diketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut yaitu:
Akuntabilitas; kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Nasionalisme; pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Dengan cara
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya.
Etika Publik; refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik.
Komitmen Mutu; standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah
tidak sama mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada
beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti Efektif, Efisien,
Inovatif dan Berorientasi Mutu.
Anti Korupsi; menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian Negara.
11
Tabel 2. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Puskesmas Taratara
Identifikasi Isu : Pengetahuan Masyarakat tentang Penyakit Kusta
Isu yang diangkat : Kurangnya Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Informasi bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
Output / Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Substansi Mata
Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil Terhadap Visi Nilai-nilai
o Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan 1. Menghadap pimpinan. Terciptanya Akuntabilitas : mendiskusikan Mewujudkan Komitmen
pertemuan 2. Meminta dan mendengarkan kesepakatan rencana kegiatan dengan atasan layanan untuk
dengan pimpinan kalau ada saran, arahan dan dengan atasan terlebih dahulu supaya ada manajemen membangun
(Kepala petunjuk dari pimpinan. disertai transparansi dari kita sebagai administrasi dan
Puskesmas 3. Memohon izin dan dengan saran ASN karena menyangkut Puskesmas memastikan
Taratara) untuk persetujuan dari pimpinan dan dukungan kepentingan bersama. Taratara. hubungan
menyampaikan perihal pelaksanaan seluruh pelaksanaan Nasionalisme : penyampaian kerjasama
dan memohon kegiatan aktualisasi. kegiatan. rencana kegiatan kepada atasan yang produktif
izin perihal tidak boleh memaksakan serta
pelaksanaan kehendak kita dan harus kemitraan
seluruh kegiatan memperhatikan kepentingan yang harmonis
aktualisasi. bersama karena hasil kegiatan dengan para
tersebut merupakan kinerja pemangku
12
instansi. kepentingan
Etika Publik : penyampaian untuk
rencana kegiatan kepada atasan menemukan
harus sopan dan penuh hormat. dan
Komitmen Mutu : rencana melaksanakan
kegiatan yang disampaikan solusi terbaik,
haruslah kegiatan yang bermanfaat
berorientasi mutu, mempunyai dan
inovasi untuk efektivitas dan berkualitas.
efisiensi layanan publik
Anti Korupsi : dalam
menghadap atasan harus disiplin
waktu dan mandiri.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : tidak adanya
transparansi, saling hormat dan
pola manajemen ASN yang baik
dalam Instansi sehingga
menyebabkan rencana inovasi
tidak berjalan dengan baik
karena tidak ada kerjasama dan
13
dukungan dari atasan.
2. Melakukan 1. Mempresentasikan rancangan Tersusunnya Akuntabilitas : dalam Mewujudkan Komitmen
pertemuan kegiatan aktualisasi. rencana memberikan layanan informasi layanan untuk
dengan seluruh 2. Melakukan diskusi, tanya kegiatan yang ini perlu partisipasif dari seluruh manajemen membangun
pegawai jawab dan dengar pendapat akuntabel dan ASN di Puskesmas Taratara. administrasi dan
Puskesmas dengan para pegawai terintegrasi Nasionalisme : pelaksanaan Puskesmas memastikan
Taratara untuk puskesmas yang hadir. dengan kegiatan dilaksanakan dengan Taratara. hubungan
mensosialisasikan 3. Membuat notulen yang Kegiatan semangat gotong royong dan kerjasama
dan membahas berisikan kesimpulan dan Puskesmas memerlukan kerjasama semua yang produktif
pelaksanaan saran yang tercipta dalam Taratara. ASN di Puskesmas Taratara serta
seluruh kegiatan kegiatan ini. serta memperhatikan kemitraan
aktualisasi. 4. Membuat Daftar Hadir. kepentingan bersama karena yang harmonis
hasil inovasi ini merupakan dengan para
kinerja seluruh pegawai di pemangku
Puskesmas Taratara. kepentingan
Etika Publik : rencana kegiatan untuk
yang disampaikan dengan sopan menemukan
dan sebagai rasa hormat kepada dan
pejabat dan petugas yang ada di melaksanakan
Puskesmas Taratara. solusi terbaik,
Komitmen Mutu : dalam bermanfaat
melakukan kegiatan pemaparan dan
14
dengan Pejabat dan Petugas di berkualitas.
Puskesmas Taratara harus
memperhatikan efektivitas
waktu agar waktu yang
digunakan tidak mengganggu
waktu kerja.
Anti Korupsi : dalam
melaksanakan pemaparan
kegiatan kepada seluruh ASN di
Puskesmas Taratara harus
mandiri dan penuh rasa
tanggung jawab.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : akan timbul
ketimpangan dalam pelaksanaan
kegiatan karena tidak adanya
informasi rencana kegiatan bagi
ASN di Puskesmas Taratara.
3. Pengadaan Buku 1. Mencari dan menyiapkan Terciptanya Akuntabilitas : ASN Mewujudkan Mewujudkan
Register Pasien buku yang sesuai kebutuhan. layanan bertanggung jawab menerima layanan tata nilai
Kusta. administrasi dan memberikan kepastian manajemen Inovatif bahwa
15
2. Menyerahkan buku register dan jadwal kepada masyarakat serta administrasi ASN harus
kepada penanggung jawab berobat yang mendahulukan kepentingan Puskesmas terus membuat
program kusta. teratur bagi publik. Taratara. inovasi-inovasi
pasien kusta Nasionalisme : dalam untuk
di Puskesmas pelaksanaan tugas pelayanan meningkatkan
Taratara. pasien kusta, ASN tidak pelayanan
diskriminatif dan bersikap adil kepada
serta adanya persamaan derajat masyarakat.
terhadap semua masyarakat
tanpa terkecuali.
Etika Publik : dalam melayani
pasien kusta, ASN harus sopan
dan ramah kepada masyarakat.
Komitmen Mutu : dalam
melaksanakan tugas pelayanan
terhadap pasien kusta harus
memperhatikan efektivitas kerja
agar waktu yang digunakan
tidak terlalu lama.
Anti Korupsi : dalam
melaksanakan tugas pelayanan
pasien kusta ASN harus adil
16
dengan memperlakukan sama
semua masyarakat tanpa melihat
status sosialnya.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : kurang tertib
administrasi pelayanan dan
kurangnya kepedulian
pasien/keluarga pasien terkait
kepatuhan berobat.
4. Pembuatan dan 1. Menyusun kalimat informatif Terwujudnya Akuntabilitas : X-Banner Mewujudkan Seorang ASN
pengadaan x- yang akan dicantumkan dalam layanan dibuat sebagai bentuk pelayanan harus terus
banner yang x-banner serta merancang informasi transparansi informasi dan publik terbaik berinovasi
berisikan model x-banner yang akan untuk memerlukan partisipatif bagi masyarakat dalam
informasi tentang dicetak. masyarakat masyarakat untuk menyebarkan dan akan menyampaikan
penyakit kusta. 2. Mencetak dan memasang x- tentang informasi tersebut ke seluruh mengembangkan semua
banner di ruang tunggu penyakit pelosok negeri. langkah-langkah informasi yang
puskesmas. kusta. Nasionalisme : redaksi dari X- organisasi dalam penting dan
Banner tidak diskriminatif dan mencapai tujuan diperlukan
menjaga persatuan dan kesatuan organisasi. masyarakat.
bangsa dan negara.
Etika Publik : mendesain X-
17
Banner harus cermat agar tidak
ada kesalahan dalam
mendesainnya
Komitmen Mutu : dalam
membuat X-Banner harus
memperhatikan inovasi dan
konsep penyusunannya agar
masyarakat dapat langsung
memahami maksud dari x-
banner tersebut.
Anti Korupsi : adanya
pembuatan x-banner ini
merupakan rasa peduli ASN
terhadap masyarakat yang perlu
mendapatkan layanan informasi
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : kurangnya
kepedulian pasien dan atau
keluarga pasien terhadap
penyakit ini karena kurangnya
pengetahuan tentang penyakit
18
kusta.
5. Sosialisasi kepada 1. Membuat dan mengantar surat Masyarakat Akuntabilitas : masyarakat Mewujudkan Seorang ASN
masyarakat pemberitahuan kepada langsung dan mendapatkan layanan informasi pelayanan harus terus
tentang penyakit pimpinan-pimpinan gereja. cepat yang cepat dan tepat adalah publik yang berinovasi
kusta lewat 2. Mengadakan penyuluhan di mendapatkan tanggung jawab ASN. berkualitas. dalam
penyuluhan di tempat-tempat ibadah. informasi Nasionalisme : publikasi menyampaikan
tempat-tempat 3. Menyusun dan membagikan tentang sosialisasi melalui media cetak semua
ibadah dan media informasi tentang penyakit penyakit dibuat dengan isinya tidak informasi yang
sosial. kusta di media sosial kusta. diskriminatif dan menjaga diperlukan
(facebook) puskesmas. persatuan bangsa dan negara masyarakat.
Etika Publik :
mempublikasikan informasi
penyakit kusta dilaksanakan
dengan sesuai atau taat pada
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Komitmen Mutu : publikasi
Informasi penyakit kusta
melalui media cetak merupakan
satu bentuk inovasi yang harus
berorientasi mutu dimana
masyarakat terbantu dengan
19
layanan ini.
Anti Korupsi : kegiatan
publikasi melalui media cetak
merupakan satu bentuk rasa
peduli ASN untuk publik.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : masyarakat bisa
lebih memahami tentang
penyakit ini tanpa harus
menjauhi/mendiskriminasi
pasien yang sementara berobat.
6. Melaksanakan 1. Mengunjungi dan memeriksa Terkontrolnya Akuntabilitas : pasien selaku Mewujudkan Seorang ASN
kunjungan rumah pasien yang sedang dalam kemajuan dan masyarakat mendapat perhatian layanan publik harus terus
(home visit) bagi pengobatan. jadwal dari tenaga kesehatan yang berkualitas. berinovasi
pasien kusta. 2. Mengingatkan jadwal berobat. berobat pasien merupakan tanggungjawab dalam
dan pasien ASN. menyampaikan
merasa Nasionalisme : membantu semua
diperhatikan menghilangkan stigma informasi yang
sehingga masyarakat lewat tenaga diperlukan
stigma kesehatan yang menunjukkan masyarakat.
diskriminasi
20
bisa bahwa tidak diskriminatif.
dihilangkan. Etika Publik : petugas
kesehatan tahu menjaga rahasia
tentang penyakit pasien.
Komitmen Mutu : dalam
melaksanakan kunjungan rumah
ini petugas kesehatan tetap
menjaga mutu pelayanan
dengan melakukan pelayanan
prima dan secara keseluruhan
(bersama keluarga pasien).
Anti Korupsi : lewat
kunjungan rumah ini, ASN
menunjukkan sikap peduli
terhadap masyarakat.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : pasien bahkan
keluarga pasien akan merasa
acuh tak acuh dengan
pengobatan penyakitnya dan
bisa menyebabkan gagal
21
berobat. Dan pasien juga bisa
merasa tidak diperhatikan.
7. Monitoring dan 1. Mengawasi dan memeriksa Terjawabnya Akuntabilitas : meningkatkan Mewujudkan Memastikan
evaluasi seluruh media layanan informasi yang maksud/tujuan partisipatif semua pihak untuk ASN yang kegiatan sudah
kegiatan. dibuat. dari seluruh mengevaluasi dan mengawasi profesional dan berjalan sesuai
2. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan, kegiatan yang dilaksanakan. berintegritas. rencana untuk
seluruh kegiatan. kemudian Nasionalisme : kegiatan mencapai
memperbaiki evaluasi dan pengawasan tujuan
hal-hal yang dilaksanakan sebagai bentuk organisasi
didapati tanggung jawab terhadap sehingga
kurang atau keseluruhan pelaksanaan terwujudnya
masukan dan kegiatan/tugas. Tata nilai
saran dari Etika Publik : kegiatan Akuntabel.
pihak-pihak pemantauan dan evaluasi
lain yang dilakukan dengan cermat
terkait. sehingga mendapatkan
kesimpulan yang valid tentang
kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Komitmen Mutu : evaluasi dan
pengawasan dilakukan untuk
melihat tingkat efektivitas dan
22
efisiensi kegiatan adanya
peningkatan atau tidak.
Anti Korupsi : evaluasi dan
pengawasan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab
dan kejujuran.
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : tidak dapat
mengetahui apakah maksud dan
tujuan seluruh kegiatan tercapai
atau tidak dan tidak bisa menilai
dan membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan ini.
8. Melaporkan hasil 1. Mempersiapkan laporan hasil Terciptanya Akuntabilitas : dengan Mewujudkan Mewujudkan
pelaksanaan pelaksanaan seluruh kegiatan. proses kegiatan melaporkan hasil ASN yang tata nilai ASN
seluruh kegiatan 2. Membahas hasil pelaksanaan pelaksanaan evaluasi kegiatan pada atasan Profesional dan yang
aktualisasi kepada seluruh kegiatan. tugas yang adalah bentuk tanggung jawab Berintegritas. profesional,
pimpinan. 3. Meminta petunjuk lanjut Akuntabel, terhadap pelaksanaan tugas transparan dan
terhadap serta saran dari Profesional, kepada atasan. Akuntabel
pimpinan. Sinergi, dan Nasionalisme : melaporkan dalam
Transparan di hasil evaluasi dan pengawasan melaksanakan
23
Puskesmas kepada atasan adalah wujud rasa tugas serta
Taratara. hormat serta karena kegiatan.
menyangkut kepentingan
bersama.
Etika Publik : kegiatan
pelaporan hasil evaluasi dan
pengawasan kepada atasan
dilakukan dengan sopan disusun
dengan cermat agar tidak ada
kesalahan laporan serta dengan
jujur.
Komitmen Mutu : pelaporan
hasil evaluasi kegiatan dan
monitoring kegiatan kepada
atasan harus dibuat secara
efektif dan efisien agar atasan
mudah memahaminya.
Anti Korupsi : melaporkan
hasil evaluasi dan pengawasan
kepada atasan dilaksanakan
dengan penuh kejujuran.
24
Dampak yang akan timbul
bila kegiatan tidak
dilaksanakan : tidak dapat
mengetahui apakah maksud dan
tujuan seluruh kegiatan tercapai
atau tidak dan tidak bisa menilai
dan membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan ini.
Isu yang diangkat : Kurangnya Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Informasi bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
25
seluruh kegiatan aktualisasi. Komitmen Mutu : Berorientasi mutu, inovasi,
efektivitas, efisiensi.
Anti Korupsi : Disiplin, mandiri
2 Melakukan pertemuan dengan Akuntabilitas : Partisipasif Kamis, 13 Juni 2019 Tersusunnya rencana kegiatan
seluruh pegawai Puskesmas Nasionalisme : Gotong royong, kerjasama yang akuntabel dan terintegrasi
Taratara untuk Etika Publik : Sopan, hormat dengan Kegiatan Puskesmas
mensosialisasikan dan Komitmen Mutu : Efektivitas Taratara.
membahas pelaksanaan Anti Korupsi : Mandiri dan Tanggung jawab
seluruh kegiatan aktualisasi.
3 Pengadaan Buku Register Akuntabilitas : Mendahulukan kepentingan publik Selasa, 11 Juni 2019 Terciptanya layanan administrasi
Pasien Kusta Nasionalisme : Tidak diskriminatif, persamaan dan jadwal berobat yang teratur
derajat bagi pasien kusta di Puskesmas
Etika Publik : Sopan Taratara.
Komitmen Mutu : Efektivitas
Anti Korupsi : Adil
4 Pembuatan dan pengadaan x- Akuntabilitas : Transparansi, partisipatif Rabu, 12 Juni 2019 Terwujudnya layanan informasi
banner yang berisikan Nasionalisme : Tidak Diskriminatif untuk masyarakat tentang
informasi tentang penyakit Etika Publik : Cermat penyakit kusta.
kusta. Komitmen Mutu : Inovasi.
Anti Korupsi : Peduli
5. Sosialisasi kepada masyarakat Akuntabilitas : Tanggung jawab Minggu-Senin, Masyarakat langsung dan cepat
tentang penyakit kusta lewat Nasionalisme : Tidak Diskrimintatif, persatuan mendapatkan informasi tentang
26
penyuluhan di tempat-tempat Etika Publik : Taat pada peraturan perundang- 16-17 Juni 2019 penyakit kusta.
ibadah dan media sosial. undangan
Komitmen Mutu : Berorientasi mutu, inovasi.
Anti Korupsi : Peduli
6. Melaksanakan kunjungan Akuntabilitas : Tanggungjawab Senin, 17 Juni 2019 Terkontrolnya kemajuan dan
rumah (home visit) bagi pasien Nasionalisme : Tidak diskriminatif jadwal berobat pasien dan
kusta. Etika Publik : Menjaga rahasia merasa diperhatikan sehingga
Komitmen Mutu : Menjaga mutu pelayanan stigma bisa dihilangkan.
Anti Korupsi : Peduli
7. Monitoring dan evaluasi Akuntabilitas : Partisipatif Rabu, 26 Juni 2019 Terjawabnya maksud/tujuan dari
seluruh kegiatan. Nasionalisme : Tanggung jawab seluruh kegiatan, kemudian
Etika Publik : Cermat memperbaiki hal-hal yang
Komitmen Mutu : Efektivitas, Efisiensi. didapati kurang atau masukan
Anti Korupsi : Tanggung jawab, Kejujuran dan saran dari pihak-pihak lain
yang terkait.
8. Melaporkan hasil evaluasi Akuntabilitas : Tanggung jawab Kamis, 27 Juni 2019 Terciptanya proses pelaksanaan
seluruh kegiatan kepada Nasionalisme : Hormat, Kepentingan bersama tugas yang Akuntabel,
pimpinan. Etika Publik : Sopan, Cermat, Jujur Profesional, Sinergi, Transparan
Komitmen Mutu : Efektivitas, Efisiensi. di Puskesmas Taratara.
Anti Korupsi : Tanggung jawab, Kejujuran
27
Tabel 4. Jadwal Konsultasi dengan Coach
Isu yang diangkat : Kurangnya Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Informasi bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
28
3. Jumat, Melaporkan perkembangan kegiatan aktualisasi Mendapat bimbingan dan arahan untuk pelaksanaan Tatap Muka, Hp
31 Mei 2019 dan meminta arahan untuk kegiatan selanjutnya. kegiatan dan penulisan laporan.
4. Jumat, Melaporkan hasil kegiatan dan evaluasi serta Mendapat bimbingan dan arahan penyelesaian laporan Tatap Muka, Hp
28 Juni 2019 meminta petunjuk selanjutnya. akhir.
5. Senin, Konsultasi akhir laporan hasil kegiatan serta Mendapat bimbingan dan arahan untuk persiapan Tatap Muka
1 Juli 2019 persiapan seminar hasil rancangan aktualisasi. seminar hasil rancangan aktualisasi.
Isu yang diangkat : Kurangnya Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Informasi bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Taratara tentang Penyakit Kusta
1. Kamis, Melakukan konsultasi tentang isu dan rencana Terciptanya kesepakatan dengan atasan tentang
23 Mei 2019 kegiatan untuk aktualisasi. isu dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.
29
2. Jumat, Diskusi tentang rancangan aktualisasi. Tersusunnya rencana kegiatan yang akuntabel
24 Mei 2019 dan terintegrasi dengan Kegiatan Puskesmas.
3. Senin, Konsultasi dan meminta ijin untuk pelaksanaan Mendapat ijin dari pimpinan untuk
10 Juni 2019 seluruh kegiatan aktualisasi. melaksanakan seluruh kegiatan.
4. Kamis, Sosialisasikan kepada mentor dan seluruh Mendapat dukungan dan arahan dari mentor dan
13 Juni 2019 pegawai serta memohon bimbingan/arahan seluruh pegawai untuk pelaksanaan seluruh
selama pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi. kegiatan.
5. Senin, Melaporkan perkembangan kegiatan yang Mendapat bimbingan dan arahan untuk kegiatan
17 Juni 2019 sedang dilaksanakan. selanjutnya.
6. Jumat, Menyampaikan persiapan laporan akhir. Mendapat persetujuan dari pimpinan dan
28 Juni 2019 bimbingan untuk persiapan seminar akhir.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kegiatan :
Didapatnya persetujuan dari atasan disertai dengan saran dan dukungan
pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilaksanakan maka dampak yang terjadi adalah terciptanya
persetujuan dari pimpinan (Kepala Puskesmas Taratara) akan pelaksanaan
seluruh kegiatan dengan transparansi, saling hormat dan pola manajemen ASN
yang baik dalam instansi sehingga menyebabkan rencana inovasi berjalan dengan
baik karena adanya kerjasama dan dukungan dari atasan.
31
Nilai-Nilai yang relevan :
Akuntabilitas : mendiskusikan rencana kegiatan dengan atasan terlebih dahulu
supaya ada transparansi dari kita sebagai ASN karena menyangkut kepentingan
bersama.
Nasionalisme : penyampaian rencana kegiatan kepada atasan tidak boleh
memaksakan kehendak kita dan harus memperhatikan kepentingan bersama
karena hasil kegiatan tersebut merupakan kinerja instansi.
Etika Publik : penyampaian rencana kegiatan kepada atasan harus sopan dan
penuh hormat.
Komitmen Mutu : rencana kegiatan yang disampaikan haruslah kegiatan yang
berorientasi mutu, mempunyai inovasi untuk efektivitas dan efisiensi layanan
publik
Anti Korupsi : dalam menghadap atasan harus disiplin waktu dan mandiri.
32
Hasil Kegiatan :
Diketahuinya seluruh rancangan kegiatan oleh seluruh pegawai puskesmas.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah diketahuinya
seluruh rancangan kegiatan aktualisasi oleh seluruh pegawai puskesmas sehingga
tidak terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan kegiatan karena tidak adanya
informasi rencana kegiatan melainkan mendapat bantuan dari seluruh pegawai
puskesmas.
33
Deskripsi Kegiatan :
1. Mencari dan menyiapkan buku yang sesuai kebutuhan.
2. Menyerahkan buku register kepada penanggung jawab program kusta untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Hasil Kegiatan :
Terciptanya layanan administrasi dan jadwal berobat yang teratur bagi pasien
kusta di Puskesmas Taratara.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah tertibnya
administrasi pelayanan dan meningkatnya kepedulian pasien/keluarga pasien
terkait kepatuhan berobat.
34
akan dicetak.
2. Mencetak dan memasang X-Banner di ruang tunggu.
Waktu Pelaksanaan Rabu, 12 Juni 2019
Deskripsi Kegiatan :
1. Menyusun kalimat informatif yang akan dicantumkan dalam X-Banner serta
mendesain model X-Banner yang akan dicetak.
2. Mencetak dan memasang x-banner di ruang tunggu Puskesmas Taratara agar
bisa dibaca oleh semua pengunjung Puskesmas.
Hasil Kegiatan :
Terwujudnya layanan informasi untuk masyarakat tentang penyakit kusta.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah terwujudnya
layanan informasi untuk masyarakat dan terciptanya kepedulian terhadap pasien
dan atau keluarga terhadap penyakit ini karena kurangnya pengetahuan tentang
penyakit kusta termasuk kepatuhan berobat.
35
lewat penyuluhan di tempat-tempat ibadah dan media
sosial.
Tahapan Kegiatan 1. Membuat dan mengantar surat pemberitahuan kepada
pimpinan-pimpinan gereja
2. Mengadakan penyuluhan di tempat-tempat ibadah.
3. Meyusun dan membagikan informasi tentang penyakit
kusta di media sosial (facebook) Puskesmas.
Waktu Pelaksanaan Minggu-Senin, 16-17 Juni 2019
Deskripsi Kegiatan :
1. Membuat dan mengantar surat pemberitahuan dan meminta ijin kepada
pimpinan gereja untuk melaksanakan penyuluhan di tempat-tempat ibadah.
2. Mengadakan penyuluhan di tempat-tempat ibadah.
3. Menyusun dan membagikan informasi tentang penyakit kusta di media
sosial (facebook) Puskesmas.
Hasil Kegiatan :
Sasaran kegiatan yaitu masyarakat langsung dan cepat mendapatkan informasi
tentang penyakit kusta.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah masyarakat bisa
secara langsung dan cepat mendapat informasi dan bias memahami tentang
penyakit ini tanpa harus menjauhi/mendiskriminasi pasien yang sementara
berobat.
36
tidak diskriminatif dan menjaga persatuan bangsa dan negara
Etika Publik : mempublikasikan informasi penyakit kusta dilaksanakan dengan
sesuai atau taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komitmen Mutu : publikasi Informasi penyakit kusta melalui media cetak
merupakan satu bentuk inovasi yang harus berorientasi mutu dimana
masyarakat terbantu dengan layanan ini.
Anti Korupsi : kegiatan publikasi melalui media cetak merupakan satu bentuk
rasa peduli ASN untuk publik.
Hasil Kegiatan :
Terkontrolnya kemajuan dan jadwal berobat pasien dan pasien merasa
diperhatikan sehingga stigma diskriminasi bisa dihilangkan.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah pasien bahkan
keluarga merasa diperhatikan sehingga stigma dan diskriminasi bias dihilangkan
serta meningkatkan kepedulian pasien dan keluarga terhadap penyakit ini.
37
Etika Publik : petugas kesehatan tahu menjaga rahasia tentang penyakit pasien.
Komitmen Mutu : dalam melaksanakan kunjungan rumah ini petugas kesehatan
tetap menjaga mutu pelayanan dengan melakukan pelayanan prima dan secara
keseluruhan (bersama keluarga pasien).
Anti Korupsi : lewat kunjungan rumah ini, ASN menunjukkan sikap peduli
terhadap masyarakat.
Hasil Kegiatan :
Terlaksananya seluruh rancangan kegiatan aktualisasi, kemudian apabila ada
yang kurang atau ada saran dari pihak-pihak terkait agar bias diperbaiki.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan maka dampak yang terjadi adalah terjawabnya
maksud dan tujuan dari seluruh kegiatan secara tepat sasaran yaitu masyarakat.
Nilai-Nilai yang relevan :
Akuntabilitas : meningkatkan partisipatif semua pihak untuk mengevaluasi dan
mengawasi kegiatan yang dilaksanakan.
Nasionalisme : kegiatan evaluasi dan pengawasan dilaksanakan sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan/tugas.
Etika Publik : kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan cermat
sehingga mendapatkan kesimpulan yang valid tentang kegiatan yang telah
38
dilaksanakan.
Komitmen Mutu : evaluasi dan pengawasan dilakukan untuk melihat tingkat
efektivitas dan efisiensi kegiatan adanya peningkatan atau tidak.
Anti Korupsi : evaluasi dan pengawasan dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dan kejujuran.
Hasil Kegiatan :
Terciptanya proses pelaksanaan seluruh rancangan aktualisasi yang Akuntabel,
Profesional, Sinergi, dan Transparan di Puskesmas Taratara.
Analisis Dampak :
Setelah kegiatan dilakukan dampak yang terjadi adalah bisa dinilainya hasil dari
pelaksanaan seluruh kegiatan apakah maksud dan tujuan seluruh kegiatan
tercapai atau tidak dan penulis sudah bisa membuat laporan hasil pelaksanaan
kegiatan.
39
Nasionalisme : melaporkan hasil evaluasi dan pengawasan kepada atasan adalah
wujud rasa hormat serta karena menyangkut kepentingan bersama.
Etika Publik : kegiatan pelaporan hasil evaluasi dan pengawasan kepada atasan
dilakukan dengan sopan disusun dengan cermat agar tidak ada kesalahan laporan
serta dengan jujur.
Komitmen Mutu : pelaporan hasil evaluasi kegiatan dan monitoring kegiatan
kepada atasan harus dibuat secara efektif dan efisien agar atasan mudah
memahaminya.
Anti Korupsi : melaporkan hasil evaluasi dan pengawasan kepada atasan
dilaksanakan dengan penuh kejujuran.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis di Puskesmas Taratara
dan telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN terdiri dari delapan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rentang waktu 27 Mei 2019 sampai dengan
29 Juni 2019, yaitu:
41
Pelaksanaan kegiatan ini mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
yang di dalamnya mengandung inovasi dalam menjalankan tugas dan fungsi di
Puskesmas Taratara. Kegiatan ini pula mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN Akuntabilitas, Etika Publik dan Komitmen Mutu yakni dapat
dipertanggung-jawabkan secara jujur dan dengan ketercapaian hasil.
5.2 Saran
Pada kesempatan ini sebagai Aparatur Sipil Negara, penulis yang juga
merupakan peserta Pelatihan Dasar ingin memberikan saran kepada seluruh
Aparatur Sipil Negara untuk senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
dalam tugas dan pelayanan sehari-hari sehingga tercipta suatu pelayanan
publik yang berintegritas.
42