Anda di halaman 1dari 9

BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. Gambaran Singkat Kabupaten Teluk Wondama

1. Sejarah singkat

Kabupaten Teluk Wondama dibentuk berdasarkan Undang-Undang


Nomor 26 Tahun 2002, tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten
Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten
Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi,
Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Teluk Wondama di
Provinsi Papua. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129).

Wilayah Kabupaten Teluk Wondama semula merupakan bagian dari


Kabupaten Manokwari. Dengan berkembangnya semangat otonomi daerah dan
untuk mempercepat pembangunan di berbagai kawasan, maka pada tahun 2002
dilakukan pemekaran terhadap Kabupaten Manokwari. Berdasarkan UU tersebut,
Kabupaten Manokwari dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yaitu: Kabupaten
Manokwari, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Teluk Wondama.

Pembentukan Kabupaten Teluk Wondama, lahir melalui sebuah proses


yang panjang dan cukup lama, yang didahului dengan aspirasi masyarakat yang
didukung oleh Pemerintah Kabupaten induk Manokwari serta Pemerintah karena
memenuhi berbagai aspek yang dipersyaratkan sebagai sebuah daerah otonom,
terutama dari pertimbangan percepatan pencapaian pembangunan dan efektifitas
rentang kendali pemerintahan di Papua, serta mengingat bahwa; luas wilayah dan
geografis, aspek sosial-budaya serta potensi kawasan Teluk Wondama yang cukup
besar dari aspek sumber daya alamnya.

Kabupaten Teluk Wondama diresmikan dan memperoleh status otonom


pada tanggal 12 April 2003. Tahun-tahun pertama setelah pembentukannya
merupakan tahun-tahun transisi dimana belum ada kelembagaan eksekutif maupun
legislatif di Kabupaten ini. Peraturan Daerah pun – dengan demikian - belum ada,
sehingga masih mengacu kepada peraturan yang berlaku di kabupaten induk.
Selain itu, sarana dan prasarana perkantoran pun masih jauh dari memadai
sehingga banyak kegiatan yang masih harus dilakukan dari kota Manokwari.

Selama masa transisi tersebut, pemerintahan Kabupaten Teluk


Wondama dipimpin oleh seorang pejabat Bupati (caretaker), yaitu Bapak Drs.
Alberth H. Torey dan dengan Sekretaris Daerah, yaitu Drs. Frans W. Fymbay.
Tugas pokok pejabat bupati adalah: membentuk kelembagaan pemerintah,
menyiapkan infrastruktur pemerintahan, dan melaksanakan Pemilu 2004.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Teluk Wondama


sebagai hasil Pemilu 2004 baru terbentuk/dilantik pada tanggal 4 April 2005.
Adapun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baru dilaksanakan pada tanggal 29
Agustus 2005. Dari Pilkada tersebut terpilih Bapak Drs. Alberth H. Torey dan
Dra. Marice Kaikatuy sebagai Bupati dan Wakil Bupati pertama Kabupaten Teluk
Wondama. Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati dilangsungkan pada tanggal 20
Oktober 2005.

Jika menengok kembali sejarah proses pembentukan serta pelaksanaan


Pemerintahan dan Pendidikan di Tanah Papua, maka pemerintahan di Teluk
Wondama sebenarnya telah dimulai sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda
dengan kronologi sebagai berikut:

1) Tahun 1907 Zending mulai melaksanakan kegiatan di bidang gereja yang


berpusat di Yende (P. Roon) bersamaan dengan Pelaksanaan Pemerintahan
yang berpusat di Aisandami.
2) Tahun 1915: Pos Pemerintahan di pindah ke Warwai (Sekarang Dotir)
3) Tahun 1920: Pos Pemerintahan dipindahkan ke Wasior.
4) Tahun 1925: Daerah Wandamen (Wasior) ditetapkan sebagai Onderdistrict di
bawah Onderafdeling Manokwari
5) Tahun 1952: 27 tahun kemudian Ransiki ditetapkan sebagai Onderafdeling,
dimana Onderdistrict Wandamen berada dibawah Onderafdeling Ransiki.
6) Tahun 1953: Onderdistrict Wandamen ditingkatkan menjadi Onderafdeling
dibawah Afdeling Gelvink Bay.
7) Tahun 1963: Penyerahan pemerintahan kepada Pemerintah RI, maka
Onderafdeling (HPB) dirubah menjadi KPS Wandamen.
8) Tahun 1972/1973: Pemerintahan KPS Wandamen dirubah menjadi Kecamatan.
KPS Wandamen dibagi menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu: Kecamatan Wasior
dan Kecamatan Windesi

2. Visi dan Misi

Ir. HENDRIK S. MAMBOR, MM Drs. ANDARIAS KAYUKATUI, M.Si    


BUPATI TELUK WONDAMA    WAKIL BUPATI TELUK WONDAMA
PROVINSI PAPUA BARAT PROVINSI PAPUA BARAT

VISI
MEWUJUDKAN KEADILAN DAN PERADABAN UNTUK KEMANDIRIAN
MASYARAKAT WONDAMA
MISI
Adapun Misi yang diemban dalam rangka pelaksanaan program untuk mewujudkan
Keadilan dan Peradaban Untuk Masyarakat Wondama adalah :
1. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Yang Berkeadilan dan Berkeadaban,
2. Menciptakan Harmonisasi Lingkungan Hidup Yang Aman dan Berkelanjutan,
3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Berkinerja

B. Gambaran Umum Organisasi

Sejarah singkat Sekolah Dasar Inpres Sobey Kabupaten Teluk Wondama,


berdiri pada tanggal 04 Maret 1983 dan mulai beroperasi pada tahun 01 Januari 1984
sampai dengan saat ini 2022. Berdasarkan fungsi dari Sekolah Dasar Sobey
Kabupaten Teluk Wondama memiliki fungsi untuk mewujudkan Undang-Undang
Dasar Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional yang dijelaskan
bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana pembelajaran dan proses belajar agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan negara.

C. Visi,Misi dan Nilai-nilai Organisasi


1. Visi
“Membentuk dan mencetak generasi penerus bangsa yang religious, cerdas, aktif,
kreatif, inovatif dan berwawasan luas”.
2. Misi
Misi sekolah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan Pendidikan yang repsentatif kepada semua lapisan
masyarakat
b. Pengembanagn bakat dan kemampuan individu peserta didik untuk
mewujudkan Pendidikan anak seutuhnya
c. Membudayakan suasana religius dalam setiap kegiatan pembelajaran
sesuai dengan kepercayaan.

3. Nilai-Nilai Organisasi
Berdasarkan Kondisi SEKOLAH SD INPRES Sobey, Visi, Misi, Strategi,
dan Arah Kebijakan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka rumusan
program dan kegiatan telah diformulasikan menurut urusan wajib dan urusan
pilihan yang menjadi kewenangan sekolah. Rumusan ini tentunya juga
memperhatikan rancangan Renstra dari beberapa sekolah,serta guna mencapai
sinergitas dan sinkronisasi kebijakan program sekolah dan kegiatan antara
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dengan pemerintah kabupaten. Selanjutnya
rumusan ini disesuaikan dan dikembangkan guna menjawab tantangan dan
kebutuhan sekolah yang akan dicapai beberapa tahun kedepan. Rumusan
kebijakan dan program sekolah, yang disusun menurut urusan,yang didalamnya
mencakup kebijakan dan program pembelajaran.

Pendidikan yang baik memerlukan penerapan nilai-nilai yang baik pula,


terutama agar dapat menjalankan misi dengan lancar sehingga tercapai visi yang
diharapkan. Berikut adalah Visi dan Misi yang terdapat di satuan pendidikan SD
Inpres Sobey, yaitu:

a. Iman dan taqwa


b. Berbudi luhur
c. Berprestasi
d. Berwawasan lingkungan
e. Beretika
f. Efektif dan efisien
g. Unggul
h. Disiplin
C. Tugas Pokok,Fungsi dan Susunan Organisasi
1. Tugas Pokok
Tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
yaitu:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa di kelas.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas).
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah/ madrasah dan nasional.
11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran.
12. Melaksanakan pengembangan diri.

2. Fungsi
Fungsi guru berdasarkan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan Pasal 40 Ayat (2) Undnag-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Menjunjung tinggi peraturan  perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
4. Memelihara komitmen secara profesional  untuk meningkatkan  mutu
pendidikan; dan Memberi teladan dan menjaga nama baik  lembaga, profesi,  dan
kedudukan sesuai dengan  kepercayaan yang diberikan kepadanya.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KOMITE/ DEWAN SEKOLAH
TAHUN AJARAN 2022/2023

KEPALA SEKOLAH KETUA KOMTE

ASER KRIS RUMSARO,S.Pd.K MARKUS WOMBAY

GURU KELLAS 1 GURU KELAS II GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI

NURHAYATI,S.Pd ZAENAL,S.Pd YULIANTI K.T,S.Pd LEWI K. DERWIANTO,S. YUSMALHI,S.Pd


PADANG,S.Pd.K Pd

GURU AGAMA KRISTEN GURU PJOK GURU MULOK


GURU KELAS KHUSUS TATA USAHA
JELI ISAK NUMBERI MARKUS L.P,S.Pd MARINUS
PETRUS PARISA RIDWAN,S.Sos
MANARURI

SISWA
D. Role Model

FOTO KEPALA
SEKOLAH

Role model merupakan seseorang yang di jadikan oleh seseorang atau


sekelompok orang sebagai teladan. Role model biasanya di kaitkan dengan pemimpin.
Pemimpin seharusnya memiliki perilaku-perilaku atau sikap karakter yang baik yang
dapat dijadikan teladan bagi bawahannya untuk kebaikan organisasi. Role model di
sini seharusnya pemimpin yang memiliki karakter ASN BerAKLAKH (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Loyal, Adaptif, Kolaoratif dan Harmonis) yang dijadikan
teladan bagi penulis dalam melakukan pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari demi
kebaikan dimasa yang akan datang.
Selama pelaksanaan aktualisasi, kepala sekolah sangat berperan dalam
memberikan motivasi dan masukan,ini dapat dijadikan suatu contoh yang baik dalam
membimbing bawahan. Dalam mengemban suatu jabatan pemimpin harus siap untuk
memikul beban berat yang diamanahkan padanya dan mempertanggung jawabkan
segala keputusannya pada Yang Maha Kuasa. Untuk itu seseorang harus memiliki
seni masing-masing dalam memimpin dan menjadi role model bagi anggotanya. Ada
beberapa kiat-kiat dalam memimpin yang telah beliau terapkan selama penulis
melakukan habituasi, diantaranya yaitu menciptakan kebersamaan, menghargai
orang lain, disiplin dalam menjalankan kewajiban, dan ikhlas dalam menjalankan
tugas-tugasnya tanpa mengharapkan imbalan.
Sopan santun yang dibalut dengan sifat humoris menciptakan harmonisasi dan
kenyamanan yang menjadi suatu budaya kerja. Lingkungan seperti ini membuat gaya
kepemimpinan beliau menjadi suatu hal yang dapat mencairkan suasana dan
lingkungan kerja yang baik guna mencapai manfaat yang maksimal bagi masyarakat
sesuai dengan tupoksi yang diamanahkan padanya.

Anda mungkin juga menyukai