A) Materi
Wilayah rawan bencana (hazard region) adalah suatu kawasan dipermukaan bumi
yang rawan bencana alam akibat prose alam maupun non-alami. Kerawanan bencana
(hazard vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami
gangguan akibat bencana alam.
Upaya untuk menanggulangi bencana alam ialah mengidentifikasi wilayah rawan bencana
alam dengan cara memetakan wilayah rawan bencana dan risiko bencana.
Prinsip dasar pemetaan wilayah rawan bencana alam antara lain :
Menganalisis jenis dan sebaran wilayah rawan bencana.
Mengkaji sejarah atau peristiwa bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya disuatu
wilayah.
Menentukan zona dan tingkat bahaya dalam bencana.
Menentukan elemen yang paling rawan terkena bencana alam.
Memperkirakan risiko kerusakan akibat bencana alam.
Daerah Rawan Banjir Rendah, yaitu daerah yang setiap 1-2 th sekali terkena
banjir.
Daerah Rawan Banjir sedang, yaitu daerah yang setiap1-2 th sekali terkena
banjir dgn lamanya 1-2 hari dan kedalamannya 0,5-0,1 meter.
Daerah Rawan Banjir Tinggi, yaitu daerah yang setiap tahunnya terkena banjir
selama 2-15 hari dgn kedalaman 0,5-2,0 meter.
Daerah Rawan Banjir sangat tinggi, yaitu daerah yang pemanen terkena banjir
selama 8-12 bulan kedalamannya 0,5-3,0 meter.
B) Fakta
Inilah bencana alam paling mematikan di awal abad 21. Gempa bumi ini, di kalangan
ilmuwan disebut sebagai gempa bumi Sumatra-Andaman, merupakan gempa bumi
bawah laut yang terjadi pada jam 00:58:53 UTC (07:58:53 pagi waktu setempat)
pada tanggal 26 Desember 2004 dengan episentrum di lepas pantai barat Sumatra,
Indonesia. Gempa bumi dahsyat ini memicu tsunami di sepanjang pantai-pantai yang
berbatasan dengan Samudera Hindia dan menimbulkan korban yang sangat besar
dan menghancurkan pemukiman-pemukiman di dekat pantai.
Gempa ini pada awalnya tercatat
berkekuatan 9.0 skala Richter, tetapi
kemudian meningkat antara 9,1 dan 9,3.
Dengan kekuatan seperti ini
menjadikannya gempa bumi terdahsyat
kedua yang pernah direkam di muka
bumi (gempa dengan kekuatan terbesar
adalah gempa Valdivia tahun 1960).
Gempa sedahsyat ini mampu membuat
seluruh planet bumi bergetar hampir
setengah inch atau lebih dari satu
sentimeter. Di Aceh, Indonesia, lokasi dimana sebagian besar korban jiwa berasal bahkan
hingga beberapa bulan setelah hantaman tsunami, maya-mayat korban tsunami masih
ditemukan dimana-mana.
2) Gunung Kelud (Kediri Jawa Timur), meletus 19 Mei 1919. Korban 5.115 orang.
Letusan tahun 1919 merupakan
bencana terbesar yang dihasilkan oleh
aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20.
Mengakibatkan sekitar 5160 orang
meninggal. Letusan terjadi pada tengah
malam antara tanggal 19 dan 20 Mei
1919 yang ditandai dengan suara
dentuman amat keras bahkan
terdengar sampai di Kalimantan.
Hujan abu menyebar akibat tiupan
angin terutama ke arah timur. Di Bali
hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei
1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m3 abu
terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar 100 juta m3 batuan andesit. Secara
keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud.
3) Gempa Bumi Sumatera Barat 2009
Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada
pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah
di beberapa wilayah di Sumatera Barat. Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234
orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera
Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban
hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang,
& 78.604 rumah rusak ringan.
4) Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Mei 2006
Gempa mengguncang
Yogyakarta pada 27 Mei 2006
kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi
tersebut berkekuatan 5,9 pada SR.
Secara umum posisi gempa berada
sekitar 25 km selatan-barat daya
Yogyakarta.
Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari yang "membangunkan" warga
Yogyakarta dan sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan
ribu orang dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi
hari, gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya
anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang yang
berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri
ketika gempa belangsung. Berdasarkan informasi data terbaru yang diterima dari
Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716
orang tewas dan 37.927 orang luka-luka.
5) Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra)
meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang
C) Imitigasi
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Bencana sendiri adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat
berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai
tropis, dan lainnya. Kegiatan mitigasi bencana di antaranya: