Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok :

 Rizal Mahendra (29)


 Satria Aris Wahyugo (30)
 Shahinza Noviantika (31)
 Yudha Jakaria (32)
 Dimas Dicko (33)

Sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia dan mitigasinya untuk


meminimalkan korban bencana

A) Materi

Wilayah rawan bencana (hazard region) adalah suatu kawasan dipermukaan bumi
yang rawan bencana alam akibat prose alam maupun non-alami. Kerawanan bencana
(hazard vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami
gangguan akibat  bencana alam.
Upaya untuk menanggulangi bencana alam ialah mengidentifikasi wilayah rawan bencana
alam dengan cara memetakan wilayah rawan bencana dan risiko bencana.
Prinsip dasar pemetaan wilayah rawan bencana alam antara lain :
 Menganalisis jenis dan sebaran wilayah rawan bencana.
 Mengkaji sejarah atau peristiwa bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya disuatu
wilayah.
 Menentukan zona dan tingkat bahaya dalam bencana.
 Menentukan elemen yang paling rawan terkena bencana alam.
 Memperkirakan risiko kerusakan akibat bencana alam.

Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di Indonesia yaitu:


1.      Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur
pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu : Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan
lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup
kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar
dengan kedalaman dangkal. Seperti Aceh, Padang, Nias, Jambi, Bengkulu, Lampung,
Tasikmalaya, Klaten, Sulawesi, Papua, dan lain-lainnya.
2.      Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang
tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan
Papua.
Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)
 Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya)
Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di
Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
 Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga
tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m)
Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan
gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat
 Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947)
Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)
3.      Tanah longsor
Wilayah rawan bencana tanah longsor terdapat dibagian selatan Jawa. Jawa
Barat dan Banten bagian selatan merupakan wilayah lain dipulau Jawa. Longsor di
Jawa barat dan Banten ini dipengaruhi oleh kondisi fisik wilayahnya (topografi).
Daerah dengan topografi kasar berpotensi longsor lebih besar daripada daerah
bertopografi datar. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah atau lahan yang miring
(curam) akan lebih mudah terkena erosi dan longsor daripada kondisi tanah atau
lahan yang datar.
4.      Banjir
Wilayah rawan banjir di Jawan Barat sebagian besar tersebar diwilayah pantai
utara, seperti daerah pesisir pantai Jawa bagian bagian barat laut (Subang,
Purwakarta, dan Karawang). Daerah pedalaman Jawa Barat juga mengalami banjir
seperti Bogor , Sukabumi, Ciamis, Kuningan dan Majalengka.

Tingkat kerawanan Banjir :


 Daerah Tidak Rawan Banjir, yaitu daerah yang tidak pernah tergenangi air banjir.

 Daerah Rawan Banjir Rendah, yaitu daerah yang setiap 1-2 th sekali terkena
banjir.
 Daerah Rawan Banjir sedang, yaitu daerah yang setiap1-2 th sekali terkena
banjir dgn lamanya 1-2 hari dan kedalamannya 0,5-0,1 meter.
 Daerah Rawan Banjir Tinggi, yaitu daerah yang setiap tahunnya terkena banjir
selama 2-15 hari dgn kedalaman 0,5-2,0 meter.
 Daerah Rawan Banjir sangat tinggi, yaitu daerah yang pemanen terkena banjir
selama 8-12 bulan kedalamannya 0,5-3,0 meter.

5.      Arus laut dan ombak besar


Daerah Laut Jawa perbatasan Sulawesi dengan Kalimantan, daerah Sumatra Hindia
bagian selatan Lombok, selatan Pelabuhan Ratu selatan Cilacap, selatan Karang
Bolong, selatan Pacitan, selatan Popoh, selatan Nusa Barung.
6.      Tsunami
Wilayah Rawan bencana Tsunami di Indonesia antara lain, Nanggroe Aceh
Darusalam, Sumatera utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Barat bagian Tengah dan Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTT, Sulawesi
utara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak dan
Yapen (Papua/Irian) ,Balikpapan, dan Sekurau (Kalimantan Timur),Palu (Sulawesi
Tengah), Talaud (Sulawesi Utara), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
7.      Kekeringan
Wonogiri, Trenggalek Selatan, Tulungagung Selatan, dan lain-lainnya.
8.      Kebakaran hutan
Wilayah potensial rawan kebakaran hutan di Indonesia  tersebar di beberapa daerah
di Sumatra , Kalomantan, dan Jawa. Daerah yang mudah tersulut api (Fine Fuel
Moisture Code/FFMC) terdapat di delapan daerah rawan kebakaran hutan/lahan di
pulau Sumatra (Riau,Jambi,Sumatra Selatan,dan Lampung), serta empat provinsi di
Kalimantan.
9.      Bencana angin: badai tropis dan puting bliung
Surakarta bagian selatan, Jember, Ponorogo, Purworejo, NTT, NTB, Banten, Sumatra
bagian selatan, dan Sumatra bagian timur, Sulawesi selatan, Sulawesi Tenggara.
10.  Gas beracun
Daerah Dieng di Wonosobo dan Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

B) Fakta

1) Gempa Bumi dan Tsunami di Sumatra (korban tewas 230.000)

Inilah bencana alam paling mematikan di awal abad 21. Gempa bumi ini, di kalangan
ilmuwan disebut sebagai gempa bumi Sumatra-Andaman, merupakan gempa bumi
bawah laut yang terjadi pada jam 00:58:53 UTC (07:58:53 pagi waktu setempat)
pada tanggal 26 Desember 2004 dengan episentrum di lepas pantai barat Sumatra,
Indonesia. Gempa bumi dahsyat ini memicu tsunami di sepanjang pantai-pantai yang
berbatasan dengan Samudera Hindia dan menimbulkan korban yang sangat besar
dan menghancurkan pemukiman-pemukiman di dekat pantai.
Gempa ini pada awalnya tercatat
berkekuatan 9.0 skala Richter, tetapi
kemudian meningkat antara 9,1 dan 9,3.
Dengan kekuatan seperti ini
menjadikannya gempa bumi terdahsyat
kedua yang pernah direkam di muka
bumi (gempa dengan kekuatan terbesar
adalah gempa Valdivia tahun 1960).
Gempa sedahsyat ini mampu membuat
seluruh planet bumi bergetar hampir
setengah inch atau lebih dari satu
sentimeter. Di Aceh, Indonesia, lokasi dimana sebagian besar korban jiwa berasal bahkan
hingga beberapa bulan setelah hantaman tsunami, maya-mayat korban tsunami masih
ditemukan dimana-mana.

2) Gunung Kelud (Kediri Jawa Timur), meletus 19 Mei 1919. Korban 5.115 orang.
Letusan tahun 1919 merupakan
bencana terbesar yang dihasilkan oleh
aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20.
Mengakibatkan sekitar 5160 orang
meninggal. Letusan terjadi pada tengah
malam antara tanggal 19 dan 20 Mei
1919 yang ditandai dengan suara
dentuman amat keras bahkan
terdengar sampai di Kalimantan.
Hujan abu menyebar akibat tiupan
angin terutama ke arah timur. Di Bali
hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei
1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m3 abu
terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar 100 juta m3 batuan andesit. Secara
keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud.
3) Gempa Bumi Sumatera Barat 2009

Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada
pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah
di beberapa wilayah di Sumatera Barat. Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234
orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera
Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban
hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang,
& 78.604 rumah rusak ringan.
4) Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Mei 2006
Gempa mengguncang
Yogyakarta pada 27 Mei 2006
kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi
tersebut berkekuatan 5,9 pada SR.
Secara umum posisi gempa berada
sekitar 25 km selatan-barat daya
Yogyakarta.
Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari yang "membangunkan" warga
Yogyakarta dan sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan
ribu orang dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi
hari, gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya
anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang yang
berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri
ketika gempa belangsung. Berdasarkan informasi data terbaru yang diterima dari
Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716
orang tewas dan 37.927 orang luka-luka.

5) Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra)
meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang

Gunung Krakatau meletus tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1883. Daya


ledaknya saja diperkirakan 30.000 kali lipat bom atom Nagasaki dan Hiroshima di
Jepang. Suara letusannya terdengar hingga Australia (Alice Spring) dan bahkan Afrika
(Pulau Rogrigues) sejauh 4.653 km. Dan korban jiwa mencapai lebih dari 36.000 jiwa.
Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan
menimbulkan tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di
sepanjang Merak hingga Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan.
Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan
selama dua hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim
global sedang terjadi.
6) Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)
meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak
letusannya terjadi pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala
tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit
sebesar 1.6 × 1011 meter kubik. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam
waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada
tanggal 15 Juli 1815.
Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa
pulau di Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi
asap letusan mencapai ketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang
ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi
dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan
turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi
Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa,
dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang
menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di
Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan
di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat
Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di
Waterloo.

C) Imitigasi
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).  Bencana sendiri adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat
berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai
tropis, dan lainnya.  Kegiatan mitigasi bencana di antaranya:

a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana

b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana

c. pengembangan budaya sadar bencana

d. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana

e. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana

f. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam


g. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi

h. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4


kategori :

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)

2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)

4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi) 


Bila dilihat dari defisini, mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum bencana
terjadi, untuk mencegah atau mengurangi dampak resiko bencana.

Anda mungkin juga menyukai