Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KUSTA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAJINAN
Jln. Sriwangi No. 01 Kecamatan Tajinan
Telp. (0341) 751380
kode pos 65172
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SAP KUSTA

Pokok Bahasan : Kusta


Sasaran :
Tempat :
Waktu :
Metode : Ceramah, diskusi
Media : Microfon

A. LATAR BELAKANG
Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit Kusta. Data WHO tahun 2020 menunjukkan
Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru Kusta nomor 3 terbesar di dunia
dengan jumlah kasus berkisar 8% dari kasus dunia. Melihat kembali pencapaian
program  hingga 13 Januari 2021, tercacat sebanyak 26 provinsi dan 401
kabupaten/kota mencapai eliminasi ditandai dengan angka prevalensi kurang dari 1
kasus per 10.000 penduduk. Meskipun demikian, masih banyak kantong-kantong
kusta di berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 9.061 kasus baru kusta ditemukan
di Indonesia. Angka ini menurun dibanding penemuan kasus kusta dalam beberapa
tahun terakhir, yaitu berkisar 16.000-18.000 kasus baru per tahun.

B. TUJUAN
Tujuan dari diadakannya penyuluhan terkait penyakit diabetes mellitus adalah
supaya masyarakat memahami tentang bahaya, tanda dan gelaja serta pencegahan
penyakit kusta.

C. MATERI
1. Definisi
Kusta atau lepra adalah infeksi menular kronis yang menyerang sistem
saraf, kulit, selaput lendir hidung, dan mata yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium leprae.  Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada
saraf tepi dan mukosa dari saluran pernafasan atas dan lesi pada kulit adalah
tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani kusta dapat sangat
progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggita gerak dan
mata (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

2. Etiologi
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae), sejenis
bakteri yang tumbuh dengan lambat.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit kusta, antara
lain:
a) Melakukan kontak dengan seseorang yang alami infeksi, seperti bersin atau
batuk.
b) Kontak dekat dan berulang dengan seseorang yang mengidap penyakit ini
yang tidak diobati dalam waktu lama.
c) Memiliki kelainan genetik pada sistem imun.
d) Mengalami kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti
armadillo.
e) Tinggal di area endemik kusta.

Namun, sebenarnya penyakit kusta bukanlah penyakit yang mudah untuk


menular. Perlu diketahui jika penyakit ini memerlukan waktu inkubasi yang cukup
lama, antara 40 hari sampai 40 tahun. Rata-rata seseorang yang terserang
bakteri ini membutuhkan 3-5 tahun setelah tertular sampai timbulnya gejala.
Perlu diketahui juga jika ibu hamil dengan penyakit kusta tidak dapat
menularkannya ke bayi yang belum lahir. Selain itu, gangguan ini juga tidak
ditularkan melalui kontak seksual.

3. Tanda dan Gejala


Berikut adalah beberapa tanda dan gejala penyakit Kusta:
a) Kulit mengalami bercak putih seperti panu yang lama kelamaan semakin
lebar dan banyak
b) Muncul bercak atau lepuhan kemerahan yang tersebar pada kulit
c) Ada bagian tubuh yang tidak berkeringat
d) Rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka
e) Mati rasa karena kerusakan syaraf tepi yang menyebabkan penderita tidak
menyadari ketika memiliki luka di bagian tubuhnya
f) Bengkak atau benjolan di wajah dan telinga
g) Syaraf membesar, biasanya di siku dan lutut
h) Otot melemah, terutama pada otot kaki dan tangan
i) Rambut atau bulu yang biasa tumbuh di kulit, termasuk alis bulu mata mula
rontok
j) Ginekomastia (payudara yang tumbuh membesar pada pria), akibat
gangguan keseimbangan hormone

4. Komplikasi penyakit kusta


Lepra yang dibiarkan tanpa pengobatan atau bahkan terlambat
terindeteksi bisa menyebabkan cacat fisik yang bersifat sementara maupun
selamanya.
Menurut Pedoman Nasional Program Pengendalian Kusta yang dibuat
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, cacat fisik akibat penyakit ini
terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Cacat primer. Dapat membuat penderitanya mati rasa. Cacat primer
menimbulkan bercak kulit mirip panu yang biasanya muncul dengan cepat
dan dalam waktu yang singkat. Bercak dapat meradang, membengkak dan
menyebabkan demam. Selain itu, claw hand alias tangan dan jari yang
membengkok juga bisa terjadi.
- Cacat sekunder. Pasien akan mengalami kelumpuhan di bagian tangan,
kaki, jari-jari tangan, atau refleks kedip yang berkurang. Kulit juga bisa
menjadi kering dan bersisik.

Selain cacat fisik, penderita kusta juga berisiko tinggi terhadap:


- Kerusakkan septum hidung
- Glaucoma
- Kebutaan
- Disfungsi ereksi
- Gagal ginjal

5. Upaya Pencegahan
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kusta, yaitu
dengan menghindari kontak dekat dalam jangka panjang pada seseorang yang
terinfeksi tetapi tidak diobati. Selain itu, hindari juga daerah yang mengalami
endemik dari penyakit kusta.
Pastikan juga untuk melakukan diagnosis dini jika mengalami gejala dari
penyakit ini, dan segera mendapatkan pengobatan untuk mencegah penularan
pada orang lain. Sebab, belum ada vaksin yang dapat mencegah kusta agar
tidak menyebabkan gangguan pada tubuh.

D. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR HADIR PENYULUHAN
Tanggal / Waktu :
Lokasi : Posyandu ………………………..
Materi :

NO NAMA ALAMAT TTD


1. 1. 2.
2.
3. 3. 4.
4.
5. 5. 6.
6.
7. 7. 8.
8.
9. 9. 10.
10.
11. 11. 12.
12.
13. 13. 14.
14.
15. 15. 16.
16.
17. 17. 18.
18.
19. 19. 20.
20.
21. 21. 22.
22.
23. 23. 24.
24.
25. 25. 26.
26.
27. 27. 28.
28.
29. 29. 30.
30.

Anda mungkin juga menyukai