A. LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan gizi
terutama gizi kurang atau stunting, bahkan permasalahan ini menjadi fokus secara
global (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Upaya ini juga merupakan komitmen dari
implementasi Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan
stunting”. Penilaian status gizi Balita ini terkait erat juga dengan sasaran pokok yang
ingin dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu meningkatnya status kesehatan dan
gizi anak. Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan
prevalensi stunting sebesar 24,4%. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang
ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14%.
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang sejak 2018 dalam hal ini telah
menerbitkan Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Upaya
Pencegahan Stunting. Adapun kebijakan tersebut mengampu upaya peningkatan
status gizi masyarakat melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi
spesifik adalah intervensi dalam bentuk medis yang dilaksanakan oleh perangkat
daerah pengampu sektor medis dan bawahannya. Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang memiliki peran penting terhadap intervensi gizi spesifik untuk mengurangi
prevalansi stunting di Kabupaten Malang meskipun di tengah masa pandemi covid-
19 saat ini.
Sehingga perlu dilakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kewaspadaan
dini terhadap kasus stunting, pemberian KIE (komunikasi Informasi dan Edukasi)
kepada masyarakat dan menindaklanjuti dengan cepat apabila terdapat penemuan
kasus.
B. TUJUAN
Tujuan umum dari diadakannya penyuluhan “Stunting” adalah guna masyarakat
memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam upaya
penanggulangan kasus stunting serta terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang
siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi.
C. MATERI STUNTING
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil)
dari standar usianya (Kemenkes RI, 2018).
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan
(genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya
menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui,
genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila
dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik),
dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang
sebenarnya bisa dicegah.
PENYEBAB STUNTING
Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama
kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Selain itu, buruknya
fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan
juga menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat
tubuh harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat
penyerapan gizi (Kemenkes RI, 2018).
Pada anak stunting maka terjadi gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan
pendek dan perkembangan intelektual terhambat. Dalam jangka panjang dapat
menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu
obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
D. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR HADIR PENYULUHAN
Tanggal / Waktu :
Lokasi : Posyandu ………………………..
Materi :