DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAPEN
Jl. Olahraga No. 1 0332 560 103
Email: pkmtapen21@gmail.com
KECAMATAN TAPEN
BONDOWOSO
Kode Pos : 68283
I. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut telah menunjukkan penurunan
yang signifikan meskipun revalensinya masih relatif tinggi. Dalam dua dekade terakhir
prevalensi Anemia pada Ibu Hamil cenderung menurun secara bermakna.
Hasil Riskesdas 2013, Prevalensi Anemia secara Nasional untuk semua kelompok umur
adalah 21,7 %. Prevalensi Anemia pada perempuan relatif lebih tinggi (23,9 %)di banding
laki laki (18,4 %). Berdasarkan Lokasi tempat tinggal, prevalensi anemia di perdesaan lebih
tinggi (22,8 %)di bandingkan di perkotaan (20,6 %).
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi zat besi, vitamin B12,
Asam Folat, penyakit infeksi, faktor bawaan dan perdarahan. Di negara sedang berkembang
40% anemia disebabkan karena defisiensi zat besi (The World Bank, 2006) yang dikenal
dengan istilah Anemia Gizi Besi. Pola makan yang miskin zat gizi besi, tingginya prevalensi
kecacingan dan tingginya prevalensi malaria di daerah endemis merupakan faktor faktor
yang sering dikaitkan dengan tingginya defisiensi besi di negara berkembang. Rematri pada
masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi. Hal ini disebabkan banyaknya
zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat
besi, dimana zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan
dan perkembangan. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat karena
terjadi peningkatan jumlah sel darah merah ibu untuk memenuhi kebutuhan pembentukan
plasenta dan pertumbuhan janin. Suplementasi zat besi berkaitan secara signifikan dengan
penurunan risiko anemia [WHO, 2011; 2016].
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65 yang menyepakati
rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak, dengan komitmen mengurangi
separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS pada tahun 2025. Menindaklanjuti
rekomendasi tersebut maka pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS dengan memprioritaskan pemberian TTD
melalui institusi sekolah.
Di Puskesmas Tapen cakupan pemberian TTD pada remaja putri yaitu 100% dari 1087
remaja putri.
II. Pengorganisasian
a. Pengorganisasian
Pelaksanaan dilakukan petugas gizi puskesmas
b. Pihak – Pihak Terkait
1. Lintas Program
No Pihak Terkait Lintas Program Peran Keterangan
1 Promkes, Program AUS Mendukung suksesnya
Remaja, Perawat Desa orientasi pemberian
TTD remaja putri
2. Lintas Sektor
No Pihak terkait Lintas Sektor Peran Keterangan
1 Sekolah SMP dan SMA Meneruskan informasi
sederajat tentang manfaat TTD
dan memberikan TTD
pada Siswi
c. Sasaran
Sasaran kegiatan orientasi pertemuan pemberian tablet Fe (TTD) remaja putri
adalah Guru UKS (13 Orang) dan Kader Remaja (13 Orang).
III.Tujuan
- Tujuan Umum :
Terlaksananya pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di sekolah-sekolah di
wilayah kerja Puskesmas Tapen.
- Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.
2. Meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan dalam
penanggulangan anemia pada remaja putri.
V. Jadwal Kegiatan
Tempat di Balai Desa Mrawan pada bulan Januari 2020
VII. Pembiayaan
Nama Kegiatan Mata Anggaran Rincian Anggaran Total
Orientasi Konsumsi (Kue) 35 ktk x 1 prtm x Rp. 15.000 Rp 3.170.000,-
= rp. 525.000
Pertemuan
Banner 3 m x 1 m x Rp. 25.000 = Rp.75.000
Pemberian
Tablet Fe Penggandaan 26 org x 50 lbr x Rp. 300 = Rp. 390.000
(TTD) Remaja
Cetak 14 bh x Rp.150.000 = Rp. 2.100.000
Putri
Uang harian petugas 2 org x 1 kl x Rp. 40.000 = Rp. 80.000
FORMULIR PERSETUJUAN
PELAKSANA KEGIATAN BOK TAHUN 2020