NOTULEN
Hasil Rapat:
1. Pembukaan oleh Kepala Dinas P3AP2KB
a. Semua pihak ikut berperan dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting
termasuk Pemerintah Desa
b. BPD diharapkan dapat mendukung program-program Percepatan Penurunan
Stunting dalam hal menyusun APB Desa, RKPDes, evaluasi kinerja desa dan
pelaksanaan Program Prioritas Nasional
2. Pemaparan materi Analisa dan Situasi Stunting Kota Batu oleh Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Batu
a. Stunting merupakan proses yang terjadi lama, mulai dalam kandungan sampai
usia balita
b. Penyebab Stunting adalah asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu lama
dan penyakit infeksi yang berulang
c. Dampak Stunting bagi anak adalah gagal tumbuh, gagal kembang dan
gangguan metabolisme tubuh
d. Upaya Percepatan Penurunan Stunting meliputi Intevensi Spesifik oleh Dinas
Kesehatan dan Intervensi Sensitif oleh masyarakat
e. Kehamilan dengan usia ibu kurang dari 19 tahun bisa menyebabkan resiko
Stunting
f. Pencegahan Stunting jauh lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan
Stunting
g. Pola makan menjadi penyebab terbanyak kasus Stunting di Kota Batu, masih
rendahnya pemberian protein hewani kepada balita dan pemberian minuman
atau makanan cemilan menjelang waktu makan balita
h. Perilaku yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit infeksi berulang
i. Desa dengan presentasi Stunting tertinggi adalah Desa Sumberbrantas sebesar
12,16% kemudian disusul Desa Gunungsari sebesar 18,02%
j. Desa dengan jumlah balita Stunting tertinggi adalah Desa Pendem sebanyak
102 anak
k. Dukungan APBDes untuk Percepatan Penurunan Stunting sangat dibutuhkan
3. Pemaparan materi Risiko dan Dampak anak Stunting oleh Dokter Spesialis Anak
RS Karsa Husada Kota Batu
a. Penyebab langsung Stunting:
1. Asupan gizi :
2. Gangguan status kesehatan
b. Penyebab tidak langsung Stunting:
1. Ketahanan pangan
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan kesehatan
4. Lingkungan pemukiman
c. Kekurangan gizi tidak hanya menyebabkan Stunting, tetapi juga menghambat
kecerdasan, memicu penyakit dan menurunkan produktifitas
d. Faktor resiko yang menghambat pertumbuhan anak:
1. Kondisi medis
2. Masalah Psikososial
3. Asupan kalori yang tidak cukup
4. Gangguan penyerapan makanan dan peningkatan kebutuhan
e. Anggota BPD diharapkan juga ikut memperhatikan kesehatan ibu hamil dan
balita di desa
d. BPD Pandanrejo
Ada balita di Desa Pandanrejo saat bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
kemudian memasuk usia baduta juga tidak mau makan sayur dan buah,
Apakah ini dapat mengganggu pertumbuhannya? Apakah balita ini termasuk
Stunting?
Tanggapan:
1. Mengganggu pertumbuhan karena balita tidak mendapat asupan nutrisi
yang cukup
2. Untuk menentukan Stunting atau tidak diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut oleh Dokter Spesialis anak
e. BPD Torongrejo
1. APBDes perlu keterlibatan dan berkolaborasi dengan masyarakat untuk
percepatan penurunan stunting
2. Apakah ada Bahasa lain untuk Stunting?
Tanggapan:
Peningkatan pemahaman tentang Stunting
f. BPD Tulungrejo
DP3AP2KB memfasilitasi kader agar cepat mengakses balita Stunting, balita
yang tidak datang posyandu dan kegiatan Pozting
Tanggapan:
PKB Bersama TPK melakukan pendampingan balita Stunting, menggunakan
mobil desa siaga untuk menjemput balita yang tidak datang ke posyandu
Bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas
Kesimpulan:
1. BPD diharapkan berperan aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di
tingkat Desa/Kelurahan
2. Pemerintah Kota batu fokus pencegahan Stunting melalui posyandu
3. Balita dengan 2T dan 3T didampingi dengan ekstra untuk mendapatkan
pelayanan Dokter Spesialis Anak
Mengetahui Notulen
KEPALA BIDANG
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA