A. PENDAHULUAN
Program Kesehatan Gizi secara keseluruhan dilaksanakan untuk
mendukung Visi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang yaitu : “Menjadi
Puskesmas Terdepan Pilihan Utama Masyarakat Jakarta”, serta mendukung Misi
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang yaitu: Meningkatkan SDM yang
berkarakter dan berkualitas, Memberikan Pelayanan Prima Secara Paripurna,
Meningkatkan Sarana Prasarana yang Tepat Guna Berbasis Teknologi Terkini,
Menciptakan Suasana Kerja yang Nyaman dan Harmonis, Menjalin Kemitraan
dengan Lintas Sektor yang Efektif dan Berkesinambungan.
Program Kesehatan Gizi dilaksanakan sesuai tata nilai dan budaya kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Tata nilai Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah sebagai berikut :
Profesional : Cepat, tepat, tuntas, dan berkualitas.
Empati : Merasakan, memahami, dan memberikan solusi.
Inovasi : Perbaikan terus-menerus untuk menghasilkan nilai tambah.
Sinergi : Kerja sama yang harmonis untuk mencapai tu juan
bersama.
Integritas : Pikiran, ucapan, serta tindakan yang baik dan benar.
B. LATAR BELAKANG
Keadaan kesehatan dan gizi kelompok usia 10-24 tahun di Indonesia
masih memprihatinkan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 1 dari 2
remaja putri menderita anemia. Rematri yang menderita anemia ketika menjadi
ibu hamil beresiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan stunting.
Anemia gizi besi menjadi salah satu penyebab anemia, diantaranya karena
asupan makanan sumber zat besi yang kurang. Suplementasi zat besi berkaitan
secara signifikan dengan penurunan risiko anemia.
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65 yang
menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi dan anak dengan
komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS pada tahun
2025. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut maka pemerintah Indonesia
melakukan intensifikasi pencegahan penanggulangan anemia pada rematri dan
WUS dengan memprioritaskan pemberian TTD melalui institusi sekolah.
Kegiatan suplementasi TTD dilakukan secara mandiri dengan dosis 1
tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan minum 1 tablet
setiap hari selama masa haid/menstruasi. Untuk menunjang kegiatan
suplementasi TTD Rematri di sekolah, diadakanlah kelompok pendukung remaja
yang membantu proses sosialisasi dan konsumsi TTD pada Rematri.
C. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Menurunkan prevalensi anemia pada remaja putri dan WUS di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
B. TUJUAN KHUSUS
Berikut ini merupakan tujuan khusus dari kegiatan kelompok pendukung
remaja yaitu :
a) Meningkatkan pengetahuan siswi terkait anemia, pemberian dan
konsumsi TTD serta kegiatan kelompok pendukung remaja
b) Meningkatkan kepatuhan siswi dalam mengonsumsi TTD
c) Meningkatkan partisipasi siswi dalam sosialisasi pentingnya konsumsi
TTD kepada teman sebaya
F. SASARAN
Siswi kelas X-XI di SMK 19
Mengetahui,
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Tanah Abang
Kota Administrasi Jakarta Pusat
B. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode paparan materi dan tanya
jawab antara narasumber dengan para siswi.
C. PETUGAS PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi Kecamatan Tanah Abang,
Kelurahan Petamburan dan Kelurahan Karet Tengsin yaitu :
1. Sarah Christy, S.Gz
2. Ajeng Dwiyanti, AMG
3. Siti Hanifah, S.Gz
4. Putri Ayuningtyas, Amd.Gz
E. HASIL KEGIATAN
Adapun hasil kegiatan orientasi kader untuk pemeriksaan antropometri adalah
sebagai berikut :
1. Siswi memahami pengertian, penyebab dan dampak anemia
2. Siswi memahami pentingnya cara pencegahan anemia dengan mengonsumsi
makanan sumber zat besi dan tablet tambah darah
3. Siswi mengetahui peran kelompok pendukung remaja
4. Siswi termotivasi untuk patuh mengonsumsi TTD dan berpartisipasi aktif
sebagai kelompok pendukung remaja
5. Terdapat beberapa pertanyaan dari siswi yaitu :
a) Bagaimana cara mengatasi mual setelah minum TTD?
Minum TTD diharuskan setelah makan (tidak dalam keadaan perut
kosong). Selain itu, para siswi juga harus mempunyai pikiran positif
terhadap suplemen TTD bermanfaat untuk kesehatan tubuh sehingga
dapat dikonsumsi dengan baik
b) Apakah berbahaya mengonsumsi TTD secara terus menerus?
Tidak, karena tubuh kita memiliki pengaturan zat besi yang otomatis. Bila
tubuh kekurangan zat besi, tubuh akan menyerap besi lebih banyak
begitu juga sebaliknya. Zat besi yang berlebih akan dikeluarkan tubuh
melalui tinja
c) Apakah mengonsumsi TTD membuat feses berwarna kehitaman?
Efek samping minum TTD adalah tinja berwarna kehitaman, namun tidak
perlu khawatir karena tidak membahayakan kesehatan
d) Apakah TTD boleh dikonsumsi oleh siswa/murid laki-laki?
TTD sebaiknya dikonsumsi oleh remaja putri saja karena sesuai dengan
arahan dalam peraturan pemerintah (Surat Edaran Direktur Jendreral
Kesmas Nomor GK.01.02/V.3/0042/2016 tentang Pemberian TTD pada
remaja puteri usia 12-18 tahun di institusi pendidikan)
F. KESIMPULAN
Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan siswi tentang pentingnya
pencegahan anemia melalui konsumsi makanan sumber zat besi dan memotivasi
siswi untuk rutin mengonsumsi TTD setiap minggu nya.
G. SARAN
Materi yang didapatkan dari kegiatan ini dapat dibagikan kepada sekolah-sekolah
lain di wilayah Kecamatan Tanah Abang
PENANGGUNG
WAKTU KEGIATAN PEMBICARA
JAWAB
Sambutan perwakilan
10.15 – 10.30 guru penanggung Ibu Wagina Ajeng Dwiyanti
jawab UKS
Pemaparan Materi
10.30 – 11.30 Cegah Anemia pada Sarah Christy Sarah Christy
Remaja Putri
11.30 – 12.00 Tanya Jawab Sarah Christy Sarah Christy
Pemberian simbolik
TTD pada perwakilan Sarah Christy
12.00 – 12.15 Siti Hanifah Putri Ayuningtyas
siswi kelompok
pendukung remaja Ajeng Dwiyanti
Mengetahui,