Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Acuan Kegiatan

Pelatihan Kader Kesehatan Remaja di Kabupaten Cianjur Tahun 2022

I. PENDAHULUAN
a. Dasar Hukum
1. Undang- Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Perpres RI No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
3. Perpres RI No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 2020-2024
4. Permenkes No. 88 tahun 2014 tentang Standart Tablet Tambah Darah bagi Wanita
Usia Subur dan Ibu Hamil
5. Permenkes No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
6. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri
Kesehatan RI , Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor
6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun
2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
8. Perpres No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
9. Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 440/25/Yanbangsos tahun 2018 tentang
Dukungan Kebijakan Pemberian TTD pada Remaja Putri dan WUS
10. Surat Edaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat Nomor
B-9346/Kw.10.2/5/PP.001/11/2020 tentang Program Suplementasi TTD pada
Remaja Putri Pada Masa Pandemi Covid 19
11. SE Ka. Disdik Provinsi Jawa Barat Nomor 443.1/19734. Set. Disdik tentang Surat
Edaran Programm Suplementasi TTD Bagi Remaja Putri pada Masa Pandemi Covid-
19

b. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin di bawah dari nilai standar rujukan. Hemoglobin merupakan senyawa
protein yang berperan penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Salah satu
penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi, yang diperkirakan
mencapai sekitar 50% dari semua kasus anemia. Kondisi anemia yang disebabkan oleh
kurangnya asupan zat besi seringkali dikenal dengan istilah anemia gizi besi.
Kondisi anemia dapat terjadi pada semua fase dalam daur kehidupan. Adapun
salah satu kelompok yang berisiko tinggi untuk mengalami anemia adalah kelompok
remaja (usia 10-19 tahun). Masa remaja merupakan salah satu periode terjadinya
percepatan pertumbuhan dan perkembangan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
akan zat besi dalam tubuh. Pada remaja putri, zat besi juga dibutuhkan untuk
menggantikan zat besi selama masa menstruasi. Selain itu, pernikahan usia dini dan
kehamilan remaja menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko anemia khususnya pada
remaja putri.
Anemia pada remaja berdampak negatif pada pertumbuhan, perkembangan,
kemampuan kognitif dan konsentrasi belajar, serta meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit infeksi. Sementara itu, anemia pada remaja putri yang mengalami kehamilan
dikaitkan dengan meningkatnya risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir
rendah, kematian ibu dan bayi baru lahir.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, 2013 dan 2018 terlihat adanya
tren peningkatan prevalensi anemia pada remaja. Pada tahun 2018, terdapat 32% remaja
di Indonesia yang mengalami anemia. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 7.5
juta remaja Indonesia yang berisiko untuk mengalami hambatan dalam tumbuh
kembang, kemampuan kognitif dan rentan terhadap penyakit infeksi.
Gambar 1
Prevalensi Anemia pada Kelompok Remaja Indonesia

Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya menurunkan prevalensi anemia
pada remaja adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet
tambah darah (TTD). Pada tahun 2018, terdapat 76.2% remaja putri yang mendapatkan
tablet tambah darah dalam 12 bulan terakhir, Namun, hanya sebanyak 2,13%
diantaranya yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran (sebanyak ≥52 butir dalam satu
tahun).
Kabupaten Cianjur mempunyai remaja putri sebanyak 113.160 siswi (sumber
data dari Kemenag, Disdikpora dan Kacadin Wilayah VI),sedangkan target cakupan
TTD Rematri Tahun 2022 sebesar 54 % dari remaja putri yang harus mengkonsumsi
TTD atau sekitar 61.349 siswi remaja putri yang harus mengkonsumsi TTD rematri
tahun 2022. Konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di Kabupaten Cianjur
tahun 2020 sebesar 11,8 % dan mengalami penurunan di tahun 2021 menjadi 3 %.
Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan
pemberian TTD pada remaja putri diantaranya advokasi dan penguatan LS dan LP di
tingkat Kabupaten, penguatan guru UKS, perbaikan dalam pencatatan dan pelaporan. ,
GEMAZ, Talk Show TTD Rematri dan launching Jufe (jum’at minum Fe).
Kader kesehatan remaja merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan program
TTD rematri di sekolah sehingga perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan
kader kesehatan dalam program TTD rematri di sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut,
kami berencana untuk melaksanakan pelathan kader kesehatan remaja.

II. Tujuan
a. Umum : untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan remaja
dalam pelaksanaan kegiatan program TTD Rematri.

b. Khusus :
1. Peserta mengetahui tentang anemia dan pencegahannya
2. Peserta mengetetahui program TTD rematri di sekolah
3. Peserta mengetahui tentang pencatatan dan pelaporan kegiatan program TTD rematri
melalui aplikasi ceria.

III. Panitia, Peserta dan Narasumber


a. Panitia
Kegiatan ini adalah 24 puskesmas lokus stunting tahun 2022
b. Peserta
Peserta kegiatan pelatihan kader kesehatan remaja adalah siswi SMP/MTs sederajat
dan SMA/MA sederajat dari 24 puskesmas/sekolah di wilayah lokus stunting, masing-
masin sekolah 15 siswa total peserta sebanyak 360 siswi

c. Fasilitator
Fasilitator kegiatan Peltihan Kader Kesehatan Remaja adalah
1. Progammer Gizi (TPG)
2. Programmetr Ausrem.

IV. Materi
Materi yang di sampaikan meliputi :
1. Anemia dan Pencegahannya
2. Program TTD Rematri
3. Pencatatan pelaporan melalui aplikasi ceria

V. Metode
Kegiatan ini akan diselenggarakan dengan metode ceramah, tanya jawab, praktek aplikasi
ceria, dan diskusi dalam kelompok.

VI. Waktu dan Tempat Pelaksanaan:


a. Waktu Pelaksanaan : 14-19 Desember 2022
b. Tempat Pelaksanaan : Di sekolah masing-masing (terlampir)

VII. Keluaran yang Diharapkan:


Adapun luaran pertemuan yang diharapkan, adalah sebagai berikut:
a. Seluruh daftar undangan menghadiri pertemuan.
b. Seluruh materi dapat disampaikan dengan baik.
c. Terbitnya dokumen kesepakatan.

Cianjur, 8 Desember 2022


Subkoordinator Kesgagizi

Rina Yudiantini, S.St, M.Kes.


NIP. 197502022002122006
Lampiran Acara Pelatihan Kader Kesehatan Remaja :

Waktu Uraian Kegiatan PJ Ket

07.30 – 08.00 Registrasi Panitia


Pembukaan ; Panitia
Doa Pembuka
Menyimak Lagu Indonesia Raya
08.00 – 08.30
Laporan Kegiatan
Arahan dan Pembuka Resmi Kegiatan Kepala Puskesmas
/Kepala Sekolah
Materi 1 :
08.30 – 10.00 TPG
Anemia dan Pencegahannya
10.00 – 10.15 Break Pagi
Materi 2 :
10.15. – 11.45 Ausrem
Program TTD Rematri di sekolah
11.45 -12.45 Ishoma
Materi 3 :
Pencatatan pelaporan melalui Aplikasi
12.45 – 14.00 TPG
Ceria.

Penyusunan RTL bagi Lokus Sekolah.


14.00 – 14.45 Ausrem
14.45 – 15.30 Kesepakatan dan Penutup Ka. Pusk./ TPG
Peserta Pelatihan :

Tanggal Nama Sekolah Puskesmas


14 Desember 2022 SMP N I Haurwangi Haurwangi
SMP Muhamadiyah Cipanas Cipanas
15 Desember 2022 SMP N I Cipanas Cipanas
SMP N I Karangtengah Ciherang
SMP N 2 Warungkondang Warungkondang
16 Desember 2022 SMK PGRI Cianjur Nagrak
SMP N I Sukaresmi Sukaresmi
SMP N 2 Cipanas Cipanas
SMP N 3 Cianjur Muka
SMP N 3 Karangtengah Ciherang
SMP N 1 Pacet Sukanagalih
17 Desember 2022 SMA I Sukaresmi Sukaresmi
SMK Tehnik Muhamadiyah Plus Muka
SMK An -Nahl Cibeber
19 Desember 2022 SMA I Kadupandak Kadupandak
SMP N 2 Cianjur Cianjurkota
SMK N I Sukanagara Sukanagara
SMKN 1 Pasirkuda Psirkuda
SMP- Adytama Cibeber
SMP Cendekia Karangtengah
SMK N I Campaka Campaka
SMP N I Naringgul Naringgul
SMP N I Ciranjang Ciranjang
SMA N I Ciranjang Ciranjang

Anda mungkin juga menyukai