Anda di halaman 1dari 5

KREKERANGKA ACUAN

ORIENTSI TATA LAKSANA GIZI BURUK


22 MEI 2023

I. LATAR BELAKANG

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia
yang sehat dan berkualitas merupakan modul utama atau investasi dalam
pembangunan kesehatan. Program Perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari
program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program
perbaikan gizi harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Masalah gizi pada balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
dari status gizi dan asupan Ibu pada masa kehamilan. Ibu yang kurang gizi dan
anemia memiliki resiko yang lebih tinggi melahirkan bayi BBLR dan Stunting.

Hanya 10,5% Balita gizi buruk yang lahir dengan kondisi BBLR dan 18,7% Balita
gizi buruk yang lahir dengan Panjang badan kurang dari 48 Cm. Artinya gizi buruk
bisa terjadi pada bayi yang lahir dengan Berat Badan dan Panjang Badan lahir yang
normal, karena salah satu faktor penyebab langsung terjadinya masalah gizi adalah
asupan. Apabila asupannya kurang meskipun bayi tersebut lahir dengan Berat dan
Panjang Lahir normal maka pertumbuhannya tidak akan optimal dan apabila terjadi
secara terus menerus akan menyebabkan Gizi Buruk dan Stunting.

Dampak gizi buruk dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, berkurangnya


tingkat kecerdasan sehingga berpengaruh pada prestasi akademik, berat badan dan
tinggi badan tidak sesuai dengan umur sehingga anak terlihat kurus atau bahkan
sangat kurus dan pendek, terjadi penurunan masa otot, daya tahan tubuh lemah
sehingga mudah terkena infeksi. Dan apabila tidak segera ditangani dapat
menyebabkan kematian.

Berdasarkan Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2022 Kabupaten


Cianjur menunjukan prevalensi balita kurus (wasting) sebesar 1,77% dan gizi kurang
sebesar 1,71%. Meskipun prevalensi kurus dan gizi kurang berada di bawah batasan
masalah namun tetap harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi peningkatan.

Kasus Balita Gizi buruk di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dari tahun
2021 ke tahun 2022 sebanyak 12 kasus dimana tahun 2021 tercatat 122 Kasus dan
Tahun 2022 tercatat 133 kasus, dimana 54 merupakan kasus baru dan 79 balita
kasus lama. sebagian Besar terjadi pada balita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 91
Balita dan 42 Balita berjenis kelamin perempuan dengan kelompok umur sebagai
berikut: umur 0-6 Bulan sebanyak 8 orang, umur 6-12 bulan sebanyak 11 orang, 12-24
bulan sebanyak 45 orang, dan yang paling banyak berada pada kelompok umur 24-59
bulan 69 orang. Jumlah Gizi Buruk yang dirawat di RS sebanyak 84 orang, 2
diantaranya meninggal dunia.

Hasil analisis dari kronologis kejadian kasus Gizi buruk terdapat 7 Kasus Ibu
hamil KEK, 14 balita lahir BBLR, 118 Balita lahir dengan BB Normal dan 1 Balita tidak
diketahui datanya. Sedangkan bayi yang lahir dengan Panjang Badan kurang dari 48
Cm sebanyak 25 balita, yang lahir dengan Panjang Badan di atas 48 Cm sebanyak
100 balita, sedangkan 8 balita lagi tidak diketahui datanya.

faktor determinan yang terentri sebanyak 59 kasus. Dari 59 kasus, 20 orang


diantaranya mempunyai BPJS sedangkan 39 orang belum mempunyai BPJS. Akan
tetapi untuk kasus gizi buruk apabila dirawat tidak dikenakan biaya dan proses
pembuatan BPJSnya dibantu oleh Dinsos.
Infeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi,
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi penyakit adalah sanitasi
lingkungan dan kebersihan diri dimana keluarga belum sepenuhnya melaksanakan
PHBS. Dari 133 Kasus, 11 kasus diantaranya dengan penyakit penyerta, 2 kasus
menderita cacingan, 53 kasus masih ada anggota keluarga yang merokok di dalam
rumah, 37 memiliki jamban, dan 58 memiliki sarana air bersih.

Upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita harus
dilaksanakan secara komprehensif, meliputi pencegahan, promosi/edukasi dan
penanggulangan balita gizi buruk. Pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan
pertumbuhan di posyandu. Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan
pemberian makanan tambahan (PMT) sedangkan balita gizi buruk harus
mendapatkan perawatan sesuai Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang ada. Untuk
meningkatkan kapasitas Nakes dalam Tatalaksana Gizi Buruk untuk pencegahan
stunting salah satunya melalui peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana
gizi buruk, sehingga di pandang sangat perlu untuk menyelenggarakan kegiatan
orientasi Tatalaksana Gizi Buruk di kabupaten Cianjur tahun 2023.

II. TUJUAN

Tujuan Umum :

Peserta dapat memahami bagaimana penanganan balita gizi buruk sesuai tata
laksana balita gizi buruk sesuai standar.

Tujuan Khusus :

a. Peserta mengetahui dan memahami kebijakan tata laksana gizi buruk dan kajian
analisis serta evaluasi Gizi Buruk di kabupaten Cianjur

b. Peserta mengetahui dan memahami pengelolaan terintegrasi upaya


penanggulangan gizi buruk pada balita

c. Peserta mengetahui Asuhan pada Balita dengan gizi buruk.

d. Peserta mengetahui dan mampu melaksanakan tata laksana gizi buruk pada
balita di layanan rawat inap.

III. PESERTA

Peserta pertemuan orientasi Tatalaksana Gizi Buruk adalah Tim Asuhan Gizi
Puskesmas dari 20 Puskesmas yang terdiri dari Dokter, Tenaga Pelaksana Gizi dan
Bidan atau Perawat sebanyak 55 orang dan Panitia Penyele nggara.

IV. NARASUMBER DAN FASILITATOR

Narasumber dalam pertemuan ini adalah :

 Kepala Bidang Kesmas/Ketua Tim Kerja Kesgagizi Dinas Kesehatan Provinsi


Jawa Barat

 Dokter Spesialis Anak RSUD Cimacan

 Ahli Gizi RSUD Sayang

Fasilitator terdiri dari :

 Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur


 Subkoordinator Kesehatan Keluarga Dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

 Tim Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

V. MATERI

Materi yang akan disampaikan dalam pertemuan ini adalah :

1. Kebijakan Tata Laksana anak gizi buruk, kajian analisis dan evaluasi Gizi Buruk di
kabupaten Cianjur

2. Pengelolaan terintegrasi upaya penanggulangan gizi buruk pada balita

3. Tata laksana gizi buruk pada balita di layanan rawat inap

4. Asuhan pada Balita Dengan Gizi Buruk

VI. METODE

Metode yang dipergunakan dalam pertemuan ini adalah

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

VII. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin 22 Mei 2023, bertempat di aula
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Jl. Pangeran Hidayatullah, Sawah Gede, Kec.
Cianjur. Jawa Barat 43212

VIII. INDIKATOR OUTPUT

1. Seluruh peserta mengkuti kegiatan pertemuan orientasi tata laksana gizi buruk.
2. Adanya Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut.
3. Adanya dokumen kegiatan orientasi Tatalaksana Gizi Buruk

IX. BIAYA
Biaya pelaksanaan pertemuan Orientasi tatalaksana gizi buruk bersumber dari Dana
Alokasi Umum, sub kegiatan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
tahun anggaran 2023

Cianjur, 8 Mei 2023

Pelaksana

Rina Yudiantini, S.St, M.Kes.


NIP. 197502022002122006
JADWAL ACARA PERTEMUAN TINDAK LANJUT TATALAKSANA GIZI BURUK

Senin, 22 Mei 2023

WAKTU URAIAN PEMBICARA MODERATOR


07.30-08.00 Regiztrasi Panitia
08.00-08.45 Pembukaan MC
 Menyanyikan lagu
Indonesia Raya
 Laporan Panitia Subkor Kesgagizi
 Sambutan dan Pembukaan Kadinkes Cianjur
08.45-09.15 Kebijakan Tatalaksana Gizi Kabid Kesmas Subkor Kesga Gizi
Buruk dan analisa gambaran
GB di Kabupaten Cianjur
09.15-09.30 Break
09.30 – Materi Pengelolaan Narasumber Rita
11.00 Terintegrasi Upaya Dinkes Provinsi
Penanggulangan Gizi Buruk
Pada Balita
11.00 – Materi Asuahan Balita Narasumber Ahli Rita
12.30 dengan Gizi Buruk Gizi RSUD
Sayang
(Herniwati,
A.Md.Gizi)

12.30-13.30 Isoma
13.30 – Materi Tata Laksana Gizi Narasumber Rita
15.00 Buruk Pada Balita di Layanan Dokter Spesialis
Rawat Inap Anak RSUD
Cimacan (dr.
Andri Saputra,
Sp. A)

15.00-15.30 Diskusi Subkor Kesgagizi


15.30-16.00 Kesepakatan dan Penutup

Anda mungkin juga menyukai