0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Teknik transfer gen telah membantu upaya perbaikan sifat genetik tanaman. Ada dua teknik transfer gen pada tanaman padi, yaitu secara langsung dan tidak langsung menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens. Teknik transformasi Agrobacterium lebih efisien karena hanya menyisipkan satu salinan gen. Namun, keberhasilannya tergantung pada genotipe tanaman padi. Mekanisme transformasi Agrobacterium meliputi interaksi bakter
Teknik transfer gen telah membantu upaya perbaikan sifat genetik tanaman. Ada dua teknik transfer gen pada tanaman padi, yaitu secara langsung dan tidak langsung menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens. Teknik transformasi Agrobacterium lebih efisien karena hanya menyisipkan satu salinan gen. Namun, keberhasilannya tergantung pada genotipe tanaman padi. Mekanisme transformasi Agrobacterium meliputi interaksi bakter
Teknik transfer gen telah membantu upaya perbaikan sifat genetik tanaman. Ada dua teknik transfer gen pada tanaman padi, yaitu secara langsung dan tidak langsung menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens. Teknik transformasi Agrobacterium lebih efisien karena hanya menyisipkan satu salinan gen. Namun, keberhasilannya tergantung pada genotipe tanaman padi. Mekanisme transformasi Agrobacterium meliputi interaksi bakter
Upaya perbaikan sifat-sifat penting tanaman telah dimulai sejak manusia mengenal cara bercocok tanam dengan melakukan persilangan dan seleksi benih. Penemuan gen, yaitu penentu sifat yang diwariskan pada turunan berikutnya oleh Gregor Mendel pada tahun 1866 dilanjutkan dengan berbagai penemuan berikutnya di mana gen dapat diisolasi, ditransfer, dan diekspresikan dalam sel lain telah membuka peluang yang besar dalam upaya perbaikan sifat genetik tanaman. Penerapan teknologi transfer gen ini memungkinkan penyisipan hanya gen-gen penting saja, sehingga sifat lain diharapkan tidak berubah. Pada tanaman padi, secara garis besar ada dua teknik transfer gen yang telah berhasil diterapkan, yaitu transfer gen secara langsung (misalnya dengan senyawa kimia polyethylene glycol (PEG), alat elektroporator, atau penembak DNA), atau secara tidak langsung dengan menggunakan bantuan bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Masing-masing teknik memiliki kelemahan dan keunggulan. Namun, adanya kecenderungan teknik transfer DNA secara langsung menyisipkan DNA dengan jumlah salinan yang banyak menyebabkan teknik transformasi Agrobacterium menjadi alternatif pilihan. Teknik transformasi Agrobacterium memiliki keunggulan, antara lain (1) efisiensi transformasi dengan salinan gen tunggal lebih tinggi dan (2) dapat dilakukan dengan peralatan laboratorium yang sederhana. Gen dengan salinan tunggal lebih mudah dianalisa dan biasanya bersegregasi mengikuti pola pewarisan Mendel. Namun, keberhasilan transformasi Agrobacterium masih terbatas pada genotipe tanaman tertentu. Kemampuan Agrobacterium ini kemudian dimanfaatkan untuk menyisipkan gen bermanfaat ke dalam tanaman. Selanjutnya gen-gen yang berperan dalam sintesis hormon dan opin dihilangkan dan diganti dengan gen bermanfaat untuk perbaikan sifat tanaman. keberhasilan transformasi Agrobacterium sangat bergantung pada genotipe tanaman padi yang digunakan sebagai materi penelitian tidak peduli apakah dari kelompok japonica, indica atau javanica. Beberapa genotipe padi sangat sulit ditransformasi dengan Agrobacterium. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan penggunaan transformasi Agrobacterium. Genotipe yang sangat responsif terhadap kultur jaringan cenderung memberikan respon yang baik terhadap transformasi. Mekanismenya yaitu dimulai dari tanaman yang terbuka mengeluarkan senyawa fenolik, senyawa fenolik dikenali oleh protein kompleks transmembran, autofosforilasi VirA, fosforilasi VirG oleh VirA yang sudah terfosforilasi, VirG aktif menempel pada daerah regalatory operon vir yang lain, sebagai aktivator transkripsi, VirC1 mengenali enhancer overdrive pembatas T-DNA pemotongan untai DNA bagian ujung lain oleh VirD2 VirD2 tetap terikat secara kovalen ke ujung DNA kompleks, pemasakan lipoprotein VirB pembentukan dan pemilihan disulfida, sintesa VirE1 dan VirE2, dua cara pengangkutan kompleks dengan mengimplikasikan interaksi langsung mesin transfer dengan protein dan DNA, reseptor sitoplasma tanaman mengenali sinyal lokasi pada VirE2 dan VirD2, pengambilan transfer kompleks, penyisipan T-DNA ke dalam genom, dan mekanisme yang terakhir yaitu ekspresi gen-gen yang ada di T-DNA: produksi opin, sitokinin, dan auksin. DAFTAR PUSTAKA Rahmawati, S. 2006. Status Perkembangan Perbaikan Sifat Genetik Padi Menggunakan Transformasi Agrobacterium. Jurnal AgroBiogen. 2(1): 36-44.