Disusun Oleh :
Ainul Haqqi Robbaniyyah (236100100011002)
B. PEMBAHASAN
Gen SoSPS1 adalah gen yang membentuk enzim SPS (Sucrose Phosphate
Synthase), yang memiliki peran penting dalam biosintesis sukrosa pada tanaman tingkat
tinggi. Proses insersi gen SoSPS1 dilakukan dengan menggunakan teknik transformasi
genetik, yang menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens untuk penyisipan gen ini
melalui suatu vector. Tanaman tomat transgenik hasil insersi gen SoSPS1 dapat
meningkatkan kandungan sukrosa buahnya dan meningkatkan efisiensi produksi
tanaman. Eksplan kotiledon tomat yang digunakan adalah varietas Zamrud dan Liontin,
setelah diinfeksi dengan Agrobacterium, semua varietas yang dicoba mampu membentuk
primordia tunas. Untuk transformasi digunakan strain bakteri LBA4404 yang
mengandung konstruk gen SoSPS1 dengan gen nptII sebagai agen seleksi untuk
ketahanan terhadap kanamisin. Plasmid yang digunakan adalah pKYS dengan promoter
CaMV dan dan pCl4 dengan promoter RuBq2.
Isolasi DNA genomik berasal dari daun tomat. Untuk mengetahui keberadaan gen
SoSPS1 pada plasmid pKYS dan pCL4 yang diisolasi dari Agrobacterium tumefaciens
transforman dilakukan PCR menggunakan primer F/R. Zamrud merupakan varietas yang paling
responsif untuk membentuk primordia tunas (62,2%), kemudian diikuti oleh Liontin (45,2%).
Zamrud mempunyai kemampuan beregenerasi lebih tinggi dibandingkan Liontin, hal ini diduga
formula dari media-media yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan respon yang baik
pada varietas tersebut. Penggunaan promoter CaMV mempunyai efisiensi transformasi lebih
tinggi (42,4%) dibandingkan promoter RuBq (58,6). Keberhasilan transformasi gen diindikasikan
adanya kemampuan tumbuhnya tunas baru. Hasil percobaan pada eksplan yang mampu
bertahan pada media seleksi yang mengandung antibiotik kanamisin telah diperoleh
sejumlah tanaman putative transgenic. Media seleksi mengandung kanamycin 50 mgL-1
sebagai agen seleksi dan cefotaxim 500 mgL-1 untuk membunuh bakteri. Eksplan yang
ditanam pada media seleksi bertujuan untuk mendapatkan tanaman putative transforman.
Eksplant yang resisten terhadap kanamisin diasumsikan bahwa gen target telah
tertransformasi. Eksplant yang tumbuh dan mampu bertahan pada media seleksi diduga
bahwa T-DNA A. tumefaciens mampu terintegrasi pada genom tanaman. Hasil
transformasi menunjukkan bahwa eksplan biji lebih cepat membentuk organ (7 hari)
dibandingkan eksplan yang lain, karena dalam biji sudah terbentuk embrio. Pada eksplan
tunas aksilar mampu membentuk kalus lebih cepat (10 hari) dibandingkan kotiledon.
Pada eksplan kotiledon, kalus muncul pada bekas potongan 21 hari setelah diinfeksi dan
baru muncul tunas setelah 30 hari. Pada potongan kecambah, dalam waktu 30 hari sudah
terbentuk tunas.