Anda di halaman 1dari 6

TRANSFORMASI TOMAT (Lycopersicon esculentum) DENGAN GEN SoSPS1

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah


Bioteknologi Pangan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Joni Kusnadi, M.Si.

Disusun Oleh :
Ainul Haqqi Robbaniyyah (236100100011002)

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


DEPARTEMEN ILMU PANGAN DAN BIOTEKNOLOGI FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
A. PENDAHULUAN
Pangan menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia yang sangat penting
untuk dipenuhi. Seiring berkembangnya zaman pertumbuhan penduduk di dunia semakin
meningkat, sedangkan ketersediaan pangan semakin berkurang. Hal ini bisa terjadi
karena lahan pertanian semakin sempit sehingga produk pangan yang dihasilkan terbatas.
Selain itu, ketersediaan bahan pangan seringkali mengalami gangguan contohnya adalah
menurunnya kualitas bahan hasil pertanian. Kebutuhan pangan manusia sangat beragam
mulai dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah. Sayur dan buah merupakan
bahan pangan yang kaya akan vitamin dan mineral. Salah satunya yaitu tomat yang
merupakan sayuran penting secara ekonomi yang dibudidayakan hampir di seluruh dunia
termasuk di Indonesia.
Keberadaan tomat sangat penting bagi kehidupan manusia, karena hampir setiap
orang mengkonsumsi tomat baik secara langsung maupun sebagai campuran kuliner
(Mugiyanto & Nugroho, 2000). Oleh karena itu perlu dilakukan bioteknologi untuk
meningkatkan produksi tomat sesuai dengan kebutuhan yang semakin meningkat. Salah
satu upaya perakitan galur tomat adalah melalui transformasi genetik. Upaya perakitan
galur tomat ini melalui metode DNA rekombinan. Penyisipan materi genetik pada
tanaman tomat menggunakan Agrobacterium tumefaciens telah dilakukan sejak tahun
1986 (McCormick et al., 1986), namun hasilnya masih bervariasi. Hasil akhir dari proses
fotosintesis pada tanaman tomat adalah sukrosa dan pati. Sukrosa di dalam sel tanaman
mempunyai peran penting dalam proses metabolisme (Castleden et al., 2004) sebagai
sumber energi dan kerangka karbon serta merupakan bentuk karbohidrat yang lebih
mudah untuk ditranslokasi antar jaringan tanaman (Cheng et al., 1996). Biosintesis
sukrosa di dalam sel tanaman tomat (Lycopersicon esculentum) dipengaruhi oleh
beberapa enzim. Satu diantaranya adalah SPS (Sucrose Phophat Synthase) yang berfungsi
untuk mengkatalis fruktosa-6-phosphate dan UDP-Glucose menjadi sucrose-6-phosphate
(Dickinson et al., 1991; Heineke et al., 1992)
Tranformasi gen SPS pada tanaman telah banyak dilakukan, hasil transformasi
gen SPS (Sucrose Phophat Synthase) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas
SPS dan kandungan sukrosa. Dali et al. (1992) menduga bahwa sukrosa yang dibentuk di
daun tomat akan dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa oleh invertase setelah sampai
di buah. SPS merupakan enzim penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

B. PEMBAHASAN
Gen SoSPS1 adalah gen yang membentuk enzim SPS (Sucrose Phosphate
Synthase), yang memiliki peran penting dalam biosintesis sukrosa pada tanaman tingkat
tinggi. Proses insersi gen SoSPS1 dilakukan dengan menggunakan teknik transformasi
genetik, yang menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens untuk penyisipan gen ini
melalui suatu vector. Tanaman tomat transgenik hasil insersi gen SoSPS1 dapat
meningkatkan kandungan sukrosa buahnya dan meningkatkan efisiensi produksi
tanaman. Eksplan kotiledon tomat yang digunakan adalah varietas Zamrud dan Liontin,
setelah diinfeksi dengan Agrobacterium, semua varietas yang dicoba mampu membentuk
primordia tunas. Untuk transformasi digunakan strain bakteri LBA4404 yang
mengandung konstruk gen SoSPS1 dengan gen nptII sebagai agen seleksi untuk
ketahanan terhadap kanamisin. Plasmid yang digunakan adalah pKYS dengan promoter
CaMV dan dan pCl4 dengan promoter RuBq2.

Isolasi DNA genomik berasal dari daun tomat. Untuk mengetahui keberadaan gen
SoSPS1 pada plasmid pKYS dan pCL4 yang diisolasi dari Agrobacterium tumefaciens
transforman dilakukan PCR menggunakan primer F/R. Zamrud merupakan varietas yang paling
responsif untuk membentuk primordia tunas (62,2%), kemudian diikuti oleh Liontin (45,2%).
Zamrud mempunyai kemampuan beregenerasi lebih tinggi dibandingkan Liontin, hal ini diduga
formula dari media-media yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan respon yang baik
pada varietas tersebut. Penggunaan promoter CaMV mempunyai efisiensi transformasi lebih
tinggi (42,4%) dibandingkan promoter RuBq (58,6). Keberhasilan transformasi gen diindikasikan
adanya kemampuan tumbuhnya tunas baru. Hasil percobaan pada eksplan yang mampu
bertahan pada media seleksi yang mengandung antibiotik kanamisin telah diperoleh
sejumlah tanaman putative transgenic. Media seleksi mengandung kanamycin 50 mgL-1
sebagai agen seleksi dan cefotaxim 500 mgL-1 untuk membunuh bakteri. Eksplan yang
ditanam pada media seleksi bertujuan untuk mendapatkan tanaman putative transforman.
Eksplant yang resisten terhadap kanamisin diasumsikan bahwa gen target telah
tertransformasi. Eksplant yang tumbuh dan mampu bertahan pada media seleksi diduga
bahwa T-DNA A. tumefaciens mampu terintegrasi pada genom tanaman. Hasil
transformasi menunjukkan bahwa eksplan biji lebih cepat membentuk organ (7 hari)
dibandingkan eksplan yang lain, karena dalam biji sudah terbentuk embrio. Pada eksplan
tunas aksilar mampu membentuk kalus lebih cepat (10 hari) dibandingkan kotiledon.
Pada eksplan kotiledon, kalus muncul pada bekas potongan 21 hari setelah diinfeksi dan
baru muncul tunas setelah 30 hari. Pada potongan kecambah, dalam waktu 30 hari sudah
terbentuk tunas.

Isolasi genom dilakukan pada tanaman putative transgenik, kemudian dilakukan


PCR untuk menentukan keberhasilan insersi. Hasil PCR dengan F/R NPTII pada 3 klon
menunjukkan bahwa terdapat pita pada 650bp pada kontrol positif dan sample tanaman,
sedangkan tanaman kontrol tidak. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat yang
dihasilkan merupakan tanaman transgenik. Dari hasil insersi gen diperoleh 8 klon
tanaman tomat transgenik. Maka dapat disimpulkan efisiensi transformasi tertinggi
diperoleh pada varietas zamrud, OD 0,6, promoter RuBq2 dan eksplan biji. Berdasarkan
hasil PCR menunjukkan bahwa plasmid pKYS-SoPS1 sudah terintegrasi pada eksplan
dan telah diperoleh 8 klon tanaman tomat transgenik. Transformasi gen SOSPS1 pada
tanaman Tomat Zamrud dengan vector Agrobacterium tumefaciens telah menunjukkan
overekspresi bahwa terjadi peningkatan aktivitas enzim SPS, kandungan sukrosa daun
sebesar 1,29 mg/g bb dengan kontrol (wild type)sebesar 0,74mg/g bb, dan kandungan
sukrosa buah sebesar 0,97 mg/g bb dengan wt sebesar 0,59 mg/g bb (Dewanti, 2011).
C. KESIMPULAN
Gen SoSPS1 adalah gen yang membentuk enzim SPS (Sucrose Phosphate
Synthase), yang memiliki peran penting dalam biosintesis sukrosa pada tanaman tingkat
tinggi. Proses insersi gen SoSPS1 dilakukan dengan menggunakan teknik transformasi
genetik, yang menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens untuk penyisipan gen ini
melalui suatu vector. Tanaman tomat transgenik hasil insersi gen SoSPS1 dapat
meningkatkan kandungan sukrosa buahnya dan meningkatkan efisiensi produksi
tanaman. Eksperimen yang dilakukan menggunakan varietas Zamrud dan Liontin, yang
setelah diinfeksi dengan Agrobacterium, semua varietas yang dicoba mampu membentuk
primordia tunas. Penggunaan promoter CaMV memiliki efisiensi transformasi lebih
tinggi (42,4%) dibandingkan promoter RuBq (58,6). Hasil transformasi menunjukkan
bahwa eksplan biji lebih cepat membentuk organ (7 hari) dibandingkan eksplan yang
lain, karena dalam biji sudah terbentuk embrio. Pada eksplan tunas aksilar mampu
membentuk kalus lebih cepat (10 hari) dibandingkan kotiledon. Pada eksplan kotiledon,
kalus muncul pada bekas potongan 21 hari setelah diinfeksi dan baru muncul tunas
setelah 30 hari. Pada potongan kecambah, dalam waktu 30 hari sudah terbentuk tunas.
Isolasi genom dilakukan pada tanaman putative transgenik, kemudian dilakukan PCR
untuk menentukan keberhasilan insersi. Hasil PCR dengan F/R NPTII pada 3 klon
menunjukkan bahwa terdapat pita pada 650bp pada kontrol positif dan sample tanaman,
sedangkan tanaman kontrol tidak. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat yang
dihasilkan merupakan tanaman transgenik. Dari hasil insersi gen diperoleh 8 klon
tanaman tomat transgenik. Efisiensi transformasi tertinggi diperoleh pada varietas
zamrud, OD 0,6, promoter RuBq2 dan eksplan biji.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Mahbubatur. 2017. TRANSFORMASI MUTAN GEN SoSPS1-S162A PADA


TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum) MENGGUNAKAN VEKTOR
Agrobacterium tumefaciens.(http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82921)

Dewanti, et al. 2011. EFISIENSI TRANSFORMASI TOMAT Lycopersicon esculentum)


DENGAN GEN SoSPS1 MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens.
(https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/84648/F.
%20P_Jurnal_Parawita%20D_EFISIENSI%20TRANSFORMASI.pdf?
sequence=1&isAllowed=y )

Okviandari, Purnama. 2018. OPTIMASI METODE TRANFORMASI GEN SUCROSE


PHOSPHAT SYNTHASE (SPS) PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon
esculentum) DENGAN BANTUAN Agrobacterium tumefaciens.
(https://doi.org/10.22146/ijl.v1i3.48720)

Anda mungkin juga menyukai