Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

KELOMPOK 5 :

 Emilia Riani Dias ( 2104060148 )


 Yan France Tasesab ( 2104060188 )
 Sendi M. Halla ( 2104060105 )
 Jefrianus Ngongo ( 2104060162 )

PERTANYAAN KELOMPOK

1. Dalam rekayasa genetik pada tanaman Tomat( tomat flavrsour) Bagaimana cara dan teknik
dalam proses pemindahan gen antisenescens dari kromosom di dalam sel ikan flounder ke
tanaman tomat?
JAWABAN :
1. Cara dan teknik dalam proses pemindahan gen antisenescens dari kromosom di dalam sel
ikan flounder ke tanaman tomat yaitu :
 Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen antisenescens yang
dapatmenghambat enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepat kerusakan
dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom di dalam sel ikan Flounder.
 DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri Escherichia coli yang disebut
plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNA berbeda disebut
sebagai DNA rekombinan.
 DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembali pada
bakteri Escherichia coli.
 Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yang sangat
banyak.
 Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang
dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk
melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu
disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan dimana salah
satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari tabung, kemudian
ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi memotong di lokasi DNA
yang spesifik.
 Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim
ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat
lengket. Hasilnya, gen antibeku pada plasmid yang terdapat pada bakteri bergabung
dengan DNA sel tanaman tomat.
 Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa cawan petri
yang mengandung media nutrien selektif.
 Bibit tomat mulai ditanam Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu
kopian gen antibeku dari ikan Flounder pada setiap selnya

PERTANYAAN INDIVIDU

1. EMILIA RIANI DIAS (2104060148)


Jelaskan seperti apa Perbandingan Kualitas dan kuantitas tomat transgenetik dengan
tomat normal serta apa keunggulan tomat transgenetik tersebut?
JAWABAN :
Tomat transgenik memiliki nilai gizi sebanding dengan tomat normal tomat Flavr Savr
memiliki umur simpan yang lebih lama karena pada tomat Flavr Savr disisipkan gen
antibeku yang dapat menghambat pembusukannya. Sementara tomat biasa mudah
membusuk.
Tanaman transgenetik dapat dibuat agar tahan lama, tahan serangan serangga atau jamur,
atau tahan terhadap kondisi cuaca yang kurang ideal atau bahkan membuat bahan kimia
yang dapat di ekstraksi dari jaringan tanaman dan digunakan sebagai obat-obatan. Selain
itu, kebutuhan untuk membuka lahan pertanian baru dan penggunaan pestisida dapat
dikurangi jika penggunaan tanaman rekayasa genetika menjadi lebih luas.

2. YAN FRANCE TASESAB (2104060188)


Apakah irigasi tetes bisa di terapkan ke lahan2 pertanian di NTT yang biasanya lahan
tidak datar / lahannya berada di daerah ketinggian?
JAWABAN :
penggunaan irigasi tetes pada lahan yg berada di daerah ketinggian dan tingkat kemiringan
yang curam itu bisa saja di lakukan tetapi pasti akan banyak kendala-kendalanya
contohnya yaitu jika tekanan air rendah maka air tidak akan bisa tersalur degan baik
keseluruh lahan, akan menyulitkan pemasangan teknik irigasi ini dan lain sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan irigasi tetes pada lahan yang berada di tempat-
tempat tidak datar itu tidak terlalu direkomendasikan karena akan banyak kendala-
kendalanya.

3. SENDI M. HALLA (2104060105)


Jelaskan apa yang menjadi tantangan dan masalah dalam tindakan rekayasa tanaman?
JAWABAN :
Membutuhkan biaya yang banyak tanaman transgenik dapat merusak lingkungan, karena
dapat merusak ekosistem. Dampak negatif tanaman rekayasa genetika bagi lingkungan
yakni hilangnya keanekaragaman hayati. Selain itu, dampak adanya tanaman transgenik
bagi petani yaitu tanaman transgenik memiliki gen resisten pestisida sehingga dapat
meracuni organisme yang hidup di sekitar ladang petani.
Terhadap kesehatan manusia, tanaman transgenik tahan hama diduga dapat menimbulkan
keracunan bagi konsumennya. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa tanaman tahan
serangga yang diintroduksi dengan gen Bt yang bersifat racun terhadap serangga, juga
akan berakibat racun pada manusia.

4. JEFRIANUS NGONGO (2104060162)


Strategi seperti apa yang dilakukan dalam budidaya tanaman pada lahan kering NTT
untuk mengefisiensi hasil produksi tanaman pertanian pada lahan kering tersebut?
JAWABAN :
Berdasarkan pengalaman pengembangan pertanian dilahan kering beriklim kering
tersebut, terdapat beberapa hal penting yang dapat dijadikan pelajaran untuk keberhasilan
dan keberlanjutannya, yaitu:
 Pemilihan lokasi pengembangan pertanian menjadi awal keberhasilan kegiatan,
mencakup aspek teknis dan nonteknis. Kegagalan dan keberlanjutan kegiatan dapat
terjadi akibat kesalahan dalam pemilihan lokasi pada tahap awal.
 Kondisi sumber daya lahan (tanah dan air), sosial ekonomi, dan budaya masyarakat,
serta kebiasaan berusaha tani. Meskipun kondisi lahan cocok untuk pengembangan
pertanian, tanpa disertai dengan sosial ekonomi, budaya, dan kebiasaan masyarakat
dalam berusaha tani, pengembangan pertanian kurang berhasil, demikian juga
sebaliknya.
 Baseline survey atau PRA sangat diperlukan untuk menggali kondisi sumber daya
lahan, air, sosial ekonomi, dan budaya masyarakat. Selain itu, dapat digali pula minat
(preferensi) petani sehingga diperoleh informasi kemungkinan keberhasilan dan tingkat
adopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan.
 Untuk wilayah beriklim kering, identifikasi potensi sumber air sangat diperlukan, baik
air permukaan (embung, mata air, sungai) maupun air tanah dalam. Ketersediaan
sumber daya air menjadi titik ungkit keberlanjutan kegiatan pengembangan pertanian.
Setelah sumber air tersedia, diperlukan desain jenis irigasi dan teknologi irigasi
suplemen yang sesuai dengan kondisi alam. Teknologi irigasi harus murah, efisien, dan
mudah dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa diperlukan biaya tambahan.
 Pemilihan komoditas yang akan dikembangkan harus sesuai dengan karakteristik lahan
dan minat petani, serta mempunyai nilai tambah secara ekonomis. Meskipun komoditas
tersebut mempunyai nilai tambah tinggi, apabila tidak diminati petani atau tidak cocok
dengan kondisi lahan maka komoditas tersebut tidak akan berkembang.
 Penyediaan inovasi teknologi berupa bibit/benih unggul, pemupukan berimbang (pupuk
organik dan anorganik, pupuk hayati dan pembenah tanah) harus tepat waktu, tepat
sasaran, tepat dosis, serta mudah diterapkan/diaplikasikan petani (hemat tenaga).
 Pendampingan dan pelatihan terkait dengan inovasi teknologi yang diintroduksikan
diperlukan untuk mempercepat diseminasi teknologi sehingga dapat dimanfaatkan oleh
pengguna. Pendampingan dari para ahli dapat memotivasi petani dalam
mengembangkan wilayahnya.
 Pengembangan pertanian harus dilengkapi dengan pengembangan kelembagaan petani,
seperti kelembagaan saprodi, penyediaan dan pengaturan air, dan pemasaran hasil.
 Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antara pusat dan daerah menjadi salah satu kunci
keberhasilan program. Komunikasi intensif sangat diperlukan baik dengan pemda
maupun masyarakat untuk keberlanjutan kegiatan. Lebih baik lagi jika pengembangan
inovasi teknologi pertanian hasil Balitbangtan dapat dipadukan dengan program pemda
setempat sehingga saling mendukung satu sama lain.
 Penyediaan air dari berbagai sumber perlu diupayakan, baik air permukaan (sungai,
embung, mata air, dam) maupun air tanah (pompanisasi). Peran berbagai pihak terkait
baik pemerintah daerah ataupun pusat yang menangani penyediaan air untuk pertanian
perlu.

Anda mungkin juga menyukai