Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN TANAMAN TOMAT TRANSGENIK FLAVR SAVR

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman

Disusun Oleh: Ajeng Widyaningrum (111510501111)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

Pendahuluan Pada saaat ini sudah diketahui bahwa jumlah penduduk semakin meningkat. Namun, peningkatan jumlah penduduk ini tidak diiringi oleh peningkatan produktifitas suatu tanaman pangan. Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah sering kita jumpai di Indonesia. Buah tomat itu sendiri sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan baik untuk kesehatan. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah tomat dapat digunakan sebagai bahan utama kosmetik saat ini. Menurut Intan dkk (2007) kandungan utama dalam tomat yang ditemukan dalam jumlah besar adalah likopen. Likopen sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain itu dapat berfungsi sebagai antioksidan alami, mencegah kanker prostat,penyakit pada wanita seperti kanker payudara serta menekan terjadinya osteoporosis. Berbagai penelitian menemukan bahwa likopen dalam tomat akan lebih mudah diserap tubuh jika diprosesmenjadi olahan seperti jus, pasta dan lainlain. Adanya perkembangan bioteknologi dan teknologi pangan yang sudah berkembang saat ini menyebabkan konsumen ingin mengkonsumsi buah tomat yang berbeda baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dari biasanya. Pada zaman sekarang buah tomat tidak hanya dipasarkan untuk pasar lokal, namu dimaksudkan juga untuk pengiriman jarak jauh seperti pasar nasional maupun pasar internasional. Buah tomat merupakan salah satu buah yang memiliki masa simpan yang pendek, sehingga tanaman akan menjadi mudah busuk sebelum dipasarkan. Di negara maju kehilangan pascapanen dapat mencapai 5 - 25%, sedangkan di negara berkembang dapat mencapai 50% (Kader et al ., 1985), atau bahkan bisa mencapai 100% (Salunkhe dan Desai, 1984; Kays, 1997). Sampai sekarang, tingkat kehilangan pascapanen belum menurun secara signifikan. Kehilangan ini akan menyebabkan meruginya petani dan pedagang, berkurangnya ketersediaan pangan, rendahnya kualitas komoditi yang diterima konsumen, dan secara umum dapat disebut sebagai pemborosan sumberdaya alam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kini telah dikembangkan suatu pemuliaan tanaman berupa rekayasa genetika yang dapat menunda pemasakan buah, yaitu Tomat Flavr savr. Pembahasan Sebelum transformasi tanaman dimulai,perlu ditentukan varietas (genotipe) tanaman yang akan digunakan sebagai target sel atau jaringan untuk ditrans-formasi. Hal ini disebabkan tidak semua varietas responsif terhadap kultur jaringan. Setelah transgen dipastikan ter-kandung dalam tanaman transgenik, selanjutnya ditentukan apakah transgen tersebut diturunkan pada keturunannya mengikuti rasio Mendelian. Pada rekaya genetika tersebut dilakukan dengan melakukan penurunan ekspresi gen PG (polygalacturonase). Penurunan ekspresi gen PG ini diharapkan akan memperlambat proses pelunakan buah. Sheehy et al . (1988) telah berhasil menurunkan level gen pengkode PG dan aktifitas enzim PG dengan teknik sense dan antisense, dan merupakan contoh sukses pertama penggunaan teknologi antisense. Untuk menciptakan tomat Flavr savr tersebut maka dilakukan penghambatan biosintesis etilen. Tahapan biosintesis etilen itu sendiri adalah ATP-metionin-Sadenosiltransferase mengubah metionin menjadi SAM (S-adenosilmetionin). ACC sintase (S-adenosil-L-metionin metiltioadenosine-liase) mengubah SAM menjadi ACC (1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid). ACC kemudian dikonversi menjadi etilen oleh ACC oksidase. Biosintesis etilen dengan demikian dapat diturunkan

dengan memblok atau menonaktifkan gen pengkode metionin-S-adenosyltransferase, ACC sintase, ACC oksidase, atau mengintroduksikan gen pengkonde SAM hydrolase atau ACC deaminase. Pada tahap selanjutnya dilakukan Penonaktifan Gen Pengkode ACC oksidase. ACC oksidase yang dulu dikenal sebagai enzim pembentuk-etilen telah diklon dari tomat pear dan pepaya. Pengintegrasian gen pengkode ACC oksidase dengan orientasi antisense dari tomat menurunkan biosintesis etilen sampai 87%-90%. Penghambatan biosintesis etilen secara menyeluruh pada semua tingkat perkembangan tanaman dengan menggunakan antisense ACC sintase atau ACC oksidase mengakibatkan pengaruh negatif pada perkembangan tanaman. Di antaranya adalah pencegahan terbentuknya akar adventif dan meningkatnya kerentanan tanaman transgenik ini terhadap serangan patogen, mutan tomat yang tidak sempurna responnya terhadap etilen memperlihatkan penurunan kerentanannya terhadap patogen. Untuk menghindari efek negatif dari ekspresi transgen ini, maka transgen harus terekspresi hanya pada waktu tertentu dan pada tingkat perkembangan tanaman tertentu. Pada tahap selanjutnya adalah dengan mengubah sensitivitas jaringan terhadap etilen. Aplikasinya adalah dengan mengekpresikan gen-gen yang menyebabkan jaringan tertentu tidak sensitif terhadap etilen. Protein-protein yang berfungsi sebagai penerima (reseptor) etilen telah diklon dan (etr-1 ) menjadi tidak sensitif terhadap etilen karena rusaknya receptor etilen sehingga tidak terjadi penerusan sinyal ke inti sel Sampai saat ini telah diidentifikasi adanya 5 gen dari famili ETR ini yaitu ETR1, ERS 1, ETR2, EIN4 dan ERS2. Mutasi dari salah satu anggota famili gen ini menyebabkan sifat dominan insensitif terhadap etilen. Kemasakan tanaman tomat transgenik yang ditransformasi dengan etr-1 ini tidak sensitif terhadap etilen sehingga tidak terpengaruh oleh etilen. Akibatnya adalah buah tidak mampu masak walaupun diekspos ke etilen, bunga juga tertunda senesen dan gugurnya. Tanaman tomat dan yang tidak sensitif terhadap etilen ini tidak bisa diperbanyak dengan setek batang. Untuk itu, seperti juga pada kasus penekanan biosintesis etilen, diperlukan konstruksi gen yang terekspresi hanya pada jaringan tertentu pada waktu yang spesifik dengan menggunakan promoter yang dirancang secara khusus. Pada pengamatan lebih lanjut diketahui bahwa nilai gizi dari tomat flavr savr ini sebanding dengan tomat normal pada umumnya.

Apabila dilihat pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perbandingan nilai kadar vitamin, mineral dan protein antara tomat Flavr savr dengan tomat normal tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Manfaat dari rekayasa genetika tomat Flavr Savr antara lain : 1. Memperpanjang umur simpan tomat selama pengiriman tanpa mengubah rasa alami tomat. 2. Meminimalisir biaya pengemasan saat dipasarkan ke daerah yang lebih jauh. 3. Meningkatkan perekonomian petani kecil. 4. Merupakan salah satu inovasi baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Menghasilkan tanaman tomat yang tahan terhadap cuaca dingin, sehingga memiliki musim tumbuh yang lebih lama. Selain manfaat yang didapat, rekayasan genetika tomat Flavr savr ini membawa dampak negatif, diantaranya adalah : 1. Berpotensi erosi plasma nutfah. Plasma nutfah merupakan sumber genetika. Apabila plasma nutfah ini tidak ada, maka kita tidak tahu sumber genetika utama atau yang asli dari tanaman tomat. Untuk itu tanaman tomat juga perlu dikonservasi baik secara in situ maupun secara ek situ. 2. Potensi pergeseran gen yang nantinya juga dapat mematikan organisme atau makhluk hidup lainnya. 3. Adanya mutasi pada mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barrier species yang memiliki kekhususan tersendiri. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan adalah terbentuknya superpatogenitas pada mikroorganisme. 4. Tanaman transgenik di alam pada umumnya mengalami kekalahan kompetisi dengan gulma liar yang memang telah lama beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan yang buruk. Hal ini mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang penyakit dan lebih disukai oleh serangga. Penggunaan tanaman transgenik yang resisten terhadap herbisida akan mengakibatkan peningkatan kadar gula di dalam akar. Akibatnya, akan makin banyak cendawan dan bakteri yang datang menyerang akar tanaman tersebut. Dengan perkataan lain, terjadi peningkatan jumlah dan jenis mikroorganisme yang menyerang tanaman transgenik tahan herbisida. Jadi, tanaman transgenik tahan herbisida justru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih banyak, yang dengan sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi lingkungan.

Kesimpulan 1. Rekayasa genetika berupa transgenik tanaman tomat Flavr savr bertujuan untuk menghambat pemasakan buah sehingga mutu yang dihasilkan masih tetap terjaga dan potensi kehilangan hasil dapat diminimalisir hingga 90%. 2. Cara untuk mengembangkan tomat Flavr savr ini adalah dengan melakukan penurunan ekspresi gen PG (polygalacturonase). 3. Perbandingan nilai kadar vitamin, mineral dan protein antara tomat Flavr savr dengan tomat normal tidak berbeda jauh. 4. Manfaat dari rekayasa genetika tomat Flavr savr adalah menunda pemasakan buah, menghemat biaya pengemasan, meningkatkan pendapatan dan sebagai ilmu bioteknologi yang bermanfaat. 5. Dampak negatif adanya tomat Flavr savr adalah berpotensi erosi plasma nutfah, terjadi pergeseran gen, terbentuknya barier species, dan mudah terserang penyakit.

DAFTAR PUSTAKA Dwi, Elok. 2007. Tanaman Dan Pangan Transgenik Di Sekitar Kita. Jurnal Teknologi Pertanian 2(2): 38-43. Efendi, Darda. 2005. Rekayasa Genetika untuk Mengatasi Masalah-masalah Pascapanen. Jurnal Agronomi 33(2) : 49-56. Paduchuri, dkk. 2010. Transgenic Tomatoes A Review. International Journal Of Advanced Biotechnology And Research 1(2) : 69-72.

Anda mungkin juga menyukai