MIKROBIOLOGI LAUT
5. Autoklaf 6. Incubator
4.2 Sterilisasi
Sterilisasi secara mekanik: dilakukan dengan cara menggunakan saringan berpori
yang memiliki ukuran sangat kecil
Sterilisasi secara fisik: dilakukan dengan melakukan pemanasan dan penyinaran
Sterilisasi secara kimia: dilakuan dengan menggunakan bahan disinfektan untuk
melakukan sterilisasi
Bagian bagian autoklaf
Keterangan:
1. Tombol on/off: digunakan untuk menyalakan dan mematikan autoklaf
2. Timer: digunakan utnuk mengatur waktu berapa lama proses sterilisasi
berlangsung
3. Skrup pengamana: digunakan untuk menutup dan membuka alat
4. Katup pengaman: digunakan untuk mengatur tekanan pada alat
5. Thermometer: digunakan untuk mengetahui suhu
6. Pengatur tekanan: digunakan untuk mengetahui tekanan uap di dalam autoklaf
7. Katup air: digunakan untuk mengeluarkan uap air yang berlebihan
8. Pembatas air: digunakan sebagai batas pengisian
9. Lempeng pemanas: digunakan sebagai pemanas air
10. Air
V. PEMBAHASAN
Sterilisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk membersihkan alat dan
bahan yang memiliki tujuan untuk mensterilisasi alat dan juga bahan dari segala bentuk
kehidupan dalam bentuk apapun yang akan digunakan dalam praktikum. Dimana pada
praktikum pengenalan alat dan sterilisasi ini, dijelaskna bahwa sterilisasi terbagai atas 3
jenis sterilisasi yang terdiri atas mekanik, kimia dan fisika, pada praktikum ini dilakukan
sterilisasi menggunakan alat berupa autoklaf dan juga api Bunsen, dimana sterilisasi
menggunakan autoklaf memerlukan waktu 30 menit dan pembakaran menggunakan api
Bunsen hanya menunggu hingga dikira kira sudah steril.
VI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah bahwa sterilisasi terbagi atas 3
jenis yang terdiri atas sterilisasi mekanik, kimia dan fisika. Sterilisasi pada praktikum kali
ini adalah dengan menggunakan api Bunsen dan alat autoklaf, autoklaf sendiri merupakan
alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dan bahan yang digunakan dalam
praktikum berikutnya, dimana autoklaf ini memiliki banyak bagian berbeda dengan
fungsinya masing masing, pengsterilisasian menggunakan autoklaf sendiri memerlukan
waktu selama 30 menit. Alat alat yang disteriliasi terdiri atas jarum ose, cawan petri,
microtip, spreader, tabung reaksi, erlenmeyer dan gelas beker.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T. M., Nurbaity, A., Suryatmana, P., & Sofyan, E. T. (2017). Efek Sterilisasi dan
Komposisi Media Produksi Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula terhadap Kolonisasi Akar,
Panjang Akar dan Bobot Kering Akar Sorgum. Jurnal Agro, 4(1), 24–31.
https://doi.org/10.15575/1205
Habibah, N. A., Sumadi, & Ambar, S. (2013). Optimization of Leaf Surface Sterilization and
Endophytic Elimination on Burahol. Biosaintifika, 5(2), 95–98.
Irianto, K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme (N. Nurhayati (ed.); 1st ed.).
PENERBIT YRAMA WIDYA.
Parwati, A., Satria, A., Utomo, A. B., Yani, H. F., & Nurjanah. (2014). Makalah Sterilisasi
“Sterilisasi”.
Rachmawati, F. J., & Triyana, S. Y. (2008). Perbandingan angka kuman pada cuci tangan dengan
beberapa bahan sebagai standarisasi kerja di laboratorium mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal logika, 5(1).
Tortora, G. J., Funke, B. R., & Case, C. L. (2018). Microbiology An Introduction (S. Beauparlant
(ed.); 13th ed.). Pearson Educatioon Limited.
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah Untuk mengetahui cara pembuatan media
dan syarat yang dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan mikroba
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medium Pertumbuhan
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dapat dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain sebagai pembuatan mikroba,
medium sendiri juga dapat digunakan untuk melakukan isolasi, memperbanyak,
pengujuan sifat sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. dimana di dalam media
pertumbuhan terkandung berbagai komponen nutrisi seperti gula, amilum, protein
dan mineral dll (Abna, 2017). Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul molekul kecil yang dirakit untuk Menyusun komponen sel.
Dimana dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
(Prasetyo, 2009 dalam Kurniaji, 2011).
Media pertumbuhan dapat melakukan perkembangbiakan melalui
beberapa factor yaitum zat terlarut dan aktivitas air, pH, suhu, tingkat oksigen,
tekanan dan radiasi (Basu, 2015). selain berdasarkan teori tersebut, menurut Sofos
(2014) perkembang biakan mikrobiologi dapat didasari dari bakteri maupun
lingkungannya, dimana beberap factor tersebut terdiri atas sebagai berikut:
temperature rendah, evaporasi, aktivitas air, lingkungan asam, fermentasi dan
pengemasan di bawah atmosfer yang dimodifikasi seperti vakum dan penggunaan
antimikroba kimia
Dalam pembuatan suatu media, pembuatan tersebut harus dilakukan dalam
sebuah tempat yang telah disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari suatu kontaminasi pada media pertumbuhan. Media merupakan
suatu subtract yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat
dan tetepa tembus pada pada suhu inkubasi, sedangkan suatu medium merupakan
suatu bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium.
Berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatan medium, medium
dapat terbagi atas medium alamiah yaitu medium yang terdiri atas bahan bahan
alam, medium semi alamiah yang terdiri atas bahan bahan alamiah yang
ditambahkan dengan senyawa kimia dan yang terakhir adalah medium buatan
yang terdiri atas senyawa senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya telah
ditentukan (Wulandari dkk, 2020)
2.1.1 Media Nutrient Agar
Nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat dimana
medium ini dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone yang menggunakan
agar sebagai pemadat. Media NA berdasarkan bahan yang digunakan termasuk ke
dalam kelompok media semi alami, dimana media semi alami merupakan sebuah
media yang terdiri atas bahan alami yang ditambahkan dengan menggunakan
senyawa kimia (Rossita dkk., 2015 dalam Hasibuan, 2019).
Agar digunakan senagai pemadat dikarenakan sifatnya yang mudah
membeku dan juga mengandung larbohidrat yang berupa galaktan sehingga tidak
mudah diuaraikan oleh mikroorganisme (Fatmariza, Inayati, Rohmi., 2017)
2.1.2 Media TCBS
Basu, S., Bose, C., Ojha, N., Das, N., Das, J., Pal, M., & Khurana, S. (2015). Evolution of
bacterial and fungal growth media. Bioinformation, 11(4), 182.
Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi. (2017). Tingkat Kepadatan Media Nutrient Agar Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Analis Medika Bio Sains, 4(2), 69–73.
Juriah, S., & Sari, W. P. (2018). PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN Bacillus sp. Info. JURNAL ANALIS
KESEHATAN KLINIKAL SAINS, 6(1), 24–29.
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/klinikal/article/view/525/361
Sofos, J.N. 2014. Encyclopedia of Food Safety || Safety of Food and Beverages: Meat and Meat
Products. , (), 268–279. doi:10.1016/B978-0-12-378612-8.00282-1
Wulandari, A., Manalu, R. T., Maida, F., Wenas, D. M., & Bahri, S. (2020). PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI. FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN
TEKNOLOGI NASIONAL.
Yusmaniar, Wardiyah, & Nida, K. (2017). MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI (1st ed.).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
LAMPIRAN
ACARA III
TEKNIK TEKNIK ISOLASI ATAU PENANAMAN MIKROBA
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui teknik
teknik isolasi dan penanaman mikroba
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isolasi Mikroba
Mikroorganisme di alam terdapat dalam sebuah bentuk kumpulan massa sel yang
disebut dengan koloni. Dimana untuk dapat mempelajari suatu jenis koloni dan
sifat mikrorganisme secara mendalam dilakukan suatu Teknik pembiakan yang
disebut dengan isolasi.
Isolasi merupakan suatu cara unutk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
linhkungannya, sehingga dapat memperoleh biakan yang tidak tercampur dengan
jenis lain (Wulandari et al, 2020). Isolasi mikroba merupakan suatu Teknik yang
dilakukan sebagai sebuah percobaan untuk menumbuhkan microrganisme dilaur
dari lingkungan alami nya (Jufri, 2020). Isolasi mikroba memiliki tujuan untuk
mendapatkan biakan murni (Putri & Kridayantini, 2018). Biakan murni
merupakan biakan dimana biakan yang sel selnya berasal dari pembelahan sel
tunggal.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah untuk memisahkan satu jenis microba dengan
microba lainnya yang berasal dari campuran bebrbagai jenis microba yang dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam sebuah media solid, yang kemudian
cel micorba akan membentuk sebuah koloni yang diam di tempat (Lestari, 2017
dalam jufri, 2020)
2.2 Inokulasi Mikroba
Inokulasi mikroba adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke
medium baru dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dimana untuk melakukan
inokulasi bakteri terlebih dahulu diperlukan agar semua alat telah ter sterilisasi,
dimana hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada saat penanaman
bakteri.
Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan pengeceran
dari setiap pengenceran diambil sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan pipet
steril dan dimasukkan ke dalam petri dish dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada
suhu ruangan (Yunita et al, 2015).
2.2.1 Metode Streak Plates
Teknik ini memiliki tujuan untuk mengisolasikan mikroorganisme dari
campurannya atau meremajakan kultur ke dalam sebuah medium baru.
Cara ini biasanya digunakan untuk mengisolasikan sebuah koloni mikroba
pada medium agar hingga mendapatkan sebuah koloni terpisah atau murni.
Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspense
bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media agar yang sesuai
pada cawan petri, dimana penggoresan sempurna dari metode ini akan
menghasilan sebuah koloni yang terpisah.
2.2.2 Metode Spread Plate
Metode Spread plate merupakan sebuah Teknik isolasi mikroba dengan
cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran pada
permukaan media agar yang telah memadat dengan menggunakan alat
spreader misalnya drigalsky (Wulandari et al, 2020)
2.2.3 Metode Pour Plate
Metode pour plate ini memiliki tujuan untuk menyebarkan sel sel bakteri
tidak hanya di permukaan medium akan tetapi agar sel terendam di dalam
medium yang menyebabkan sel tumbuh ke permukaan yang kaya akan
kandungan oksigen dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan
kandungan oksigen sedikit. Metode ini sendiri memerlukan agar yang
belum pada untuk dituangkan ke dalam cawan petri untuk kemidan
dihomgenkan dan dibiarkan memadat
III. SKEMA KERJA
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
1 Tip steril Digunakan untuk
menampung dan
memindahkan cairan
2 Pipet mikron 1 ml Digunakan untuk
mengambil mikroba
Adewale, A. I., Mirghani, M. E. S., Muyibi, S. A., Daoud, J. I., & Abimbola, M. M. (2011).
Disinfection studies of Nahar (Mesua ferrea) seed kernel oil using pour plate
method. African Journal of Biotechnology, 10(81), 18749-18754.
Pham, V. H., & Kim, J. (2012). Cultivation of unculturable soil bacteria. Trends in
biotechnology, 30(9), 475-484.
Putri, A. L., & Kusdiyantini, E. (2018). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika, 1(2), 6–12. https://doi.org/10.14710/jbt.1.2.6-12
Putri, A. L., & Kusdiyantini, E. (2018). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika, 1(2), 6-12.
Wulandari, A., Manalu, R. T., Maida, F., Wenas, D. M., & Bahri, S. (2020). PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI. FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN
TEKNOLOGI NASIONAL.
Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada
Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate
Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.
3(3):239
LAMPIRAN
ACARA IV
PEMBUATAN PULASAN BAKTERI
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui Teknik
pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan dan pewarnaan bakteri
II. TINJAUAN PSUTAKA
2.1 Morfologi Koloni Bakteri
Bakteri tumbuh pada medium yang padat disebut sebagau satu koloni, dimana
koloni merupakan kumpulan populasi mikrorganisme yang berasal dari satu, yang
secara genetic dianggap sama (Wulandari et al, 2020). Pengidentifikasian bakteri
mencakup morfologi koloni bakteri yang dimana harus terlebih dahulu harus
ditumbuhkan ke dalam satu medium baik cair maupun padat, dimana pada
pertumbuhan mikrorganisme dalam suatu medium pada dapat diamati morfolgi
koloninya.
Dalam pengamatan terhadap morfologi koloni bakteri terdapat beberapa hal yang
harus diamati dan diperhatikan, bebearapa hal tersebut adara lain adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk koloni
2. Ukuran koloni
3. Pgmentasi
4. Elevasi koloni
5. Tepi koloni
6. Permukaan koloni
7. Konsistensi
8. Emulsifiabilitas koloni
9. Bau koloni
2.2 Pewarnaan Gram Bakteri
Dalam pewarnaan gram, bakteri terbagi atas 2 yaitu gram positif dan gram
negative berdasarkan pada reaksi atau sifat bakteri pada cat tersebut. Dimana
reaksi atau sifat dri sel ditentukan atas komposisi dinding sel nya. Dalam
pewarnaan gram diperlukan 4 reagen utama yang memiliki fungsi nya masing
masing yaitu:
1. Zat warna utam (violet kristal)
2. Larutan Iodin yang diigunakan untuk mengitensifkan warna utama
3. Peluntur zat warna yang digunakan untuk melunturkan zat warma utama
4. Safranin yang digunakan untuk mewarnai kembali sel sel yang telah
kehilangan zat warna utama setelah dekolorisasi dengan alkohol
2.2.1 Bakteri Gram Positif
Dalam sebuah pewarnaan gram yang dapat menghasilkan warna ungu
berasal dari pewarna kristal violet yang dapat mempertahankan warna nya
yang disebut dengan gram positif, bakteri yang memilki gram positif
merupakan bakteri yang memilki peptidoglikan sebagai komposisi dinding
sel yang tebal dengan ukuran berkisar antara 20 – 80 nm (Sizar dan
Unakal, 2020). Dinding dari sel gram psoitf ini dapat dicirikan dengan
adanya dinding gel yang sangat tebal lapisan peptidoglikan nya, dimana
dinding tersebut bertanggung jawab untuk mempertahankankan pewarna
kristal violet selama proses pewarnaan gram
2.2.2 Bakteri Gram Negatif
Dalam pewarnaan gram, bakteri yang tidak dapat mempertahankan warna
crystal violet disebut dengan bakteri gram negative diman bakteri ini akan
melalui dekolorasi dengan menggunakan alcohol dan diberi warna merah
menggunakan safranin (Goldman dan Green, 2015). Bakteri gram negative
ini memiliki dinding peptidoglikan yang tipis berkisar dari 2 – 3 nm dan
dilapisi oleh lipiposakarida yang tebal hingga memiliki tingkay dominan
pada lapisan lipid (Sizar & Unakal, 2020). Dinding sel dari bakteri gram
negative sendir berisi lapisan tipis peptidoglikan yang berdekatan dengan
membrane plasma dari sel (Hiremath & Bannigidad, 2011)
III. SKEMA KERJA
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
1 Mikroskop cahaya Digunakan untuk
mengamati struktur
bakteri
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
1 Crystal violet Digunakan sebagai
larutan pewarna
2 Larutan iodine Digunakan sebagai
larutan pewarna
Bulele, T., Rares, F. E., & Porotu'o, J. (2019). Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram pada
Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado. e-Biomedik, 7(1).
Fitri, L., & Yasmin, Y. (2011). Isolasi dan pengamatan morfologi koloni bakteri
kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2), 20-25.
Goldman, E., & Green, L. H. (Eds.). (2015). Practical handbook of microbiology. CRC press.
Hidayanti, A. S. N., Sulfiani, S., & Taufiq, N. (2021). Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar Ungu
Sebagai Pengganti Crystal Violet pada Pewarnaan Gram. Jurnal Sehat Mandiri, 16(2),
46-56.
Hiremath, P. S., & Bannigidad, P. 2011. Automated gram-staining characterisation of bacterial
cells using colour and cell wall properties. International Journal of Biomedical
Engineering and Technology, 7(3), 257-265.
Khariri, K., & Sariadji, K. (2018, October). PENERAPAN TEKNIK LABRATORIUM
SEDERHANA DENGAN PEWARNAAN GRAM UNTUK DETEKSI CEPAT
INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE PADA WANITA PENJAJA SEKS (WPS).
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN (pp. 411-416).
Marbun, R. W. S., Mardanif, F. N., & Aini, U. F. (2020). Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas poiret) sebagai Zat Pewarna pada Pewarnaan Gram terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Klinikal Sains: Jurnal Analis
Kesehatan, 8(2), 82-89.
Meylani, V., & Suharsono, S. (2017). Pengaruh Pre Test Terhadap Tingkat Pemahaman
Mahasiswa Calon Guru Biologi Pada Materi Praktikum Pewarnaan Gram Mata Kuliah
Mirobiologi. Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1).
Sizar, O., & Unakal, C. G. 2020. Gram positive bacteria. StatPearls [Internet].
Wulandari, A., Manalu, R. T., Maida, F., Wenas, D. M., & Bahri, S. (2020). PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI. FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN
TEKNOLOGI NASIONAL.
LAMPIRAN