Anda di halaman 1dari 3

USAP ALAT MAKANAN

A.   
D
I. DASAR TEORI

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan
demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan
dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya produk
makanan yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan
pada makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang
menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan
proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan
makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang
tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat,  salah satunya dari peralatan makanan
yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam
bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan
makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam
pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan
makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga
kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan
bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat
makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan
(piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan
sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan
peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring,
gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan
yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).

B.     TUJUAN
1.      Agar dapat di ketahui tingkat kebersihan dari alat makan dan alat masak
2.      Agar dapat memantapkan petugas dalam melakukan pengawasan
3.      Untuk memberikan data untuk feed back (umpan balik) kepada pengusaha

C.     ALAT DAN BAHAN


Media transport cairan buffer dalam botol.
Media transport berisi cairan
- Botol dalam keadaan steril.
-          Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya di lipat kapas.
-          Sarung tangan steril / bersih
-          Spidol huruf kecil
-          Formulir pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium
-          Gunting kecil
-          Kertas cellotape
-          Lampu spritus
-          Termos es
-          Tas pembawa contoh
-          Buku harian pengambilan contoh
-          Sabun desinfektan
-          Alkohol
D.    TEKNIK PENGAMBILAN
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, maka perlu
pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1.      Persiapkan sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2.      Alat makan/masak yang akan di periksa masing-masing di ambil 4-5 buah tiap jenis yang
diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3.      Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makanan / masak dalam
kelompok-kelompok
4.      Persiapkan lidi steril, kemudian buka tutup bbotol dan masukkan lidi kapas steril ke
dalamnya
5.      Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat
dan diusapkan pada setiap alat-alat yang di usapkan sampai satu kelompok selesai di usap.
6.      Permukaan tempat alat/perabot yang di usap yaitu:
Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm
Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok
Garpu : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk
Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan.
7.      Cara melakukan usapan :
         Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang permukaan
         Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam
         Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku
antara usapan yang satu dengan garis usapan ke dua
8.      Setiap bidang permukaan yang di usap dilakukan 3 kali berturut-turut, dan satu lidi kapas di
gunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9.      Pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2 di lakukan 3 kali
berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali 8
inchi persegi
10.  Setiap hasil mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu di masukkan ke dalam botol cairan di
putar-putar dan di tekan ke dinding, demikian di lakukan berlulang-ulang sampai semua
kelompok diambil usapnyai
11.  Pada usapan peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi persegi
atau 50 cm2 dan di lakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inchi atau 256
cm2 (1 inchi persegi = 0,4 cm2)
12.  Setiap satu kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang di usapkan dengan cara seperti
pada butir no. 11 diatas
13.  Setelah semua kelompok alat makanan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas
lidi di masukkan ke dalam botol, lidinya di patahkan atau digunting, dan bibir botol
dipanaskan dengan api spiritus baru di tutup dengan kapas.
14.  Tempelkan kertas cellotape yang telah di persediakan, tulis etiket dengan spidol menyatakan
nama alat dan tempat yang di ambil sampelnya di beri nomor (kode) sesuai dengan
lembar/formulir.
15.  Kirimkan segera kelaboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak di kirim
segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.

Anda mungkin juga menyukai