Anda di halaman 1dari 6

Anal Swab

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Anal swab adalah prosedur di mana kapas kecil steril dimasukkan ke dalam
rektum untuk tujuan koleksi sampel yang akan diuji untuk penyakit dan
infeksi tertentu daerah rectum 3 ,-% cm diatas lubang anus.. Tinja serta
jaringan dan kadang-kadang lendir dapat dikumpulkan dan dikirim untuk
pengujian. Berbagai jenis infeksi virus, bakteri,dan parasit dapat dideteksi
melalui rektal swab. Kuman-kuman yangditemukan dari swab rectum juga
terdapat dalam saluran pencernaan

2. Tujuan

 Agar dapat diketahui keadaan kesehatan pada penjamah makanan


maupun karyawan lain apakah sebagai karier penyakit atau tidak.
 Untuk meningkatkan kesehatan penjamah atau karyawan lain yang
sebagai karier agar bebas dari (menular melalui makanan).

3. Sasaran
Penjamah makanan

II. Tinjauan Pustaka

Organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) pada tahun 1984


menerbitkan suatu seri pedoman pengawasan mutu makanan yang
digunakan sebagai pedoman pemeriksaan makanan. Pedoman tersebut
memuat uraian tentang pengambilan sampel makanan dan teknik
pemeriksaan pabrik yang sangat bermanfaat sebagai bahan pelajaran teknik
pengambilan dan pemeriksaan

Indonesia melalui Departemen Perindustrian telah mengadopsi pedoman


pengambilan contoh yang dikeluarkan oleh FAO dan telah disahkan oleh
Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang terdiri dari dua jenis yaitu SNI 0429-
1989-A tentang Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semi Padat dan
SNI 0428-1989-A tentang Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan.
Dikarenakan pengambilan sampel dalam pengujian produk pangan
adalah penting maka pengambilan sampel dimaksukkan dalam salah satu
prinsip Good Laboratory Practice (GLP).
Beberapa faktor penting dalam pengambilan contoh meliputi Petugas
Pengambil Contoh (PPC), prosedur pengambilan contoh, alat pengambil
contoh dan administrasi pengambilan contoh.

Modul Pengambilan Contoh ini dimaksudkan untuk memberikan prinsip-


prinsip umum petunjuk untuk pengambilan sampel dan pengetahuan teknis
mengenai pengambilan sampel sesuai dengan referensi baik yang bersumber
pada FAO, BSN ataupun referensi lain. Penyusunan model pengambilan
contoh ini didasarkan pada Standar Kompetensi Kinerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Kode Unit FQCCORSMP052D.A dengan Judul Unit Menetapkan
Progra Sampling. Pengambilan sampel dalam modul lebih diarahkan pada
pengambilan sampel untuk tujuan inspeksi produk pangan.

III. Prosedur Pemeriksaan

 Alat dan Bahan :


a. Media transport cairan cary and blair atau pepton dalam botol
MC. Cartney. Media transport berisi cairan ½ - ¾ botol dalam
keadaan steril.
b. Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya
dililit kapas.
c. Sarung tangan bersih/steril.
d. Spidol huruf kecil.
e. Formulir pengambilan untuk pemeriksaan lab.
f. Gunting kecil.
g. Kertas cellotipe.
h. Lampu bunsen.
i. Termos es.
j. Tas pembawa contoh.
k. Buku harian pengambilan contoh.
l. Sabun desinfektan.

 Teknik Pengambilan :
a. Persiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan usap dubur
termasuk persiapan botol media transport, kertas lidi dan
lampu Bunsen.
b. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang nama
yang di periksa, umur dan tanggal pemeriksaan serta tempat
kerjanya.
c. Persiapkan sarung tangan dan di pakai dengan rapi.
d. Perintahkan dengan cara sopan kepada penderita atau orang
yang akan diambil usap duburnya dengan posisi menungging.
Kedua belah tangannya memegang masing-masing pinggulnya
atau secara telungkup.
e. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal sebaliknya)
dari penderita.
f. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus
ke arah samping kiri kanan dengan cara merenggangkan
dengan jari tangan kiri dan kapas harus masuk sedalam +/-
3cm.
g. Selama memasukkan lidi kapas di putar searah jarum jam.
h. Setelah lidi kapas di luar, segera ambil botol pembawa. Buka
sekrupnya dan tenggelamkan kedalamnya. Kemudiankan
panaskan di atas api Bunsen sekitar bibir botol. Tutup rapat.
i. Tempelkan kertas cellotape dan tulis : nama, nomor kode serta
tempat kerja sesuai formulir.
j. Kirimkan segera ke lab untuk diperiksa. Bila tidak dapat
dikirim segera, simpan pada suhu kamar ditempat yang gelap.

IV. Hasil
Lampiran Belakang
USAP ALAT MAKANAN
I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan


merupakan bagian sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas
makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat
menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan
berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan diatasnya.
Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan makan yang telah
dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan
pada permukaan alat makan. Uji alat makan atau alat masak perlu dilakukan
untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut.
Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas
kesehatan dapat menetapkan apakah alat makan tersebut sudah layak
digunakan atau belum.

b. Tujuan

 Agar dapat diketahui tingkat kebersihan dari alat makan dan masak.
 Agar dapat memantapkan petugas dalam melakukan pengawasan.
 Memberikan data untuk feed back (umpan balik) kepada pengusaha.

II. Tinjauan Pustaka


Semua alat makan mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan
harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang
tertinggal pada bagian-bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut
dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk
berkembang biak dan membusukkan makanan (Winarno,1993).

Menurut ketentuan Direktur Jendral PPM dan PLP, inspeksi atau uji
sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan pada tempat-tempat
pengolahan makanan dan sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat
makan atau alat masak yang ada, yaitu:
1. Sendok
2. Gelas
3. Piring
4. Mangkok
5. Dll

Dalam pelaksanaan uji sanitasi alat makan atau alat masak hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Untuk cangkir atau gelas uji usap dilakukan pada permukaan luar dan
dalam bagian bibir yang terkena atau biasanya bersinggungan langsung
dengan konsumen.
2. Pada permukaan bagian luar dan dalam cekungan sendok atau garpu.
3. Untuk piring, uji usap dilakukan pada permukaan dalam tempat makan.
Biasanya luas piring dibagi menjadi empat bagian dan pengusapan
dilakukan dengan mengusap dua juring yang saling berhadapan.
4. Setiap satu lat makan menggunakan satu swab.
Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
Oleh karena itu, perlu diupayakan agar alat makan yang akan dipakai
harus memenuhi syarat kesehatan.

II. Prosedur Kerja

 Alat dan Bahan :


c. Media transport cairan buffer dalam botol. Media transport berisi cairan
½ - ¾ botol dalam keadaan steril.
d. Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya dililit kapas.
e. Sarung tangan bersih/steril.
f. Spidol huruf kecil.
g. Formulir pengambilan untuk pemeriksaan lab.
h. Gunting kecil.
i. Kertas cellotipe.
j. Lampu bunsen.
k. Termos es.
l. Tas pembawa contoh.
m. Buku harian pengambilan contoh.
n. Sabun desinfektan.

 Teknik Pengambilan :
a. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk mulai mengambil sampel.
b. Alat makan/ masak yang akan diperiksa masing –masing diambil 4-5
buah tiap jenis yang diambil acak dari tempat penyimpanan.
c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat
makan/masak dalam kelompok-kelompok.
d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi
kapas steril kedalamnya.
e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan kedinding botol untuk membuang
airnya.

 Pemukaan Tempat Alat yang Diusap :


 Cangkir/gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6cm.
 Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh sendok.
 Garpu : permukaan bagian luar dan dalam bagian penusuk.
 Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan.

 Cara Melakukan Pengusapan :


a. Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang permukaan.
b. Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan
dalam.
c. Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat makanan dengan
menyilang siku-siku antara garis usapan 1 dan 2.
d. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3x berturut-turut dan 1
lidi kapas digunakan untuk 1 kelompok alat makan yang diperiksa.
e. Pada peralatan masak, setiap usapan selaus 8 inch persegi atau 50 cm2
dilakukan 3x berturut-turut.

II. Kesimpulan
Untuk mencegah berbagai penyakit, maka semua alat-alat makan seperti
piring, sendok, dan gelas harus disterilkan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai