Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTEK

PENYEHATAN MAKANAN-A (HSMM)

Kelompok : Empat (4)

Nama Anggota : 1. Apulina Br Purba P00933012054


2. Bobby C. Tarigan P00933012061
3. Diba Simbolon P00933012068
4. Hastomo A P00933012075
5. Melisa Lubis P00933012087
6. Rahmi Choiranisa Lubis P00933012090
` 7. Sondang L.A Sinurat P00933012098

Tingkat / Semester : IV / III


Program : Reguler Kelas B
Hari / Tanggal : Jumat, 17 Januari 2014
Dosen Pembimbing : Marina, br. karo

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KABANJAHE
2014
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : PMM-A

JUDUL PRAKTEK : TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP


DUBUR

Dilaksanakan pada : 17 Januari 2014

Oleh kelompok : Empat (4)

Disahkan tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing praktek

(Marina Br Karo, SKM, M.Kes)


NIP. 1969115 199203 2 003
USAP DUBUR

I. Pendahuluan

1. Tujuan

Agar dapat diketahui keadaan kesehatan pada penjamah


makanan maupun karyawan lain apakah sebagai karier
penyakit atau tidak.
Untuk meningkatkan kesehatan penjamah atau karyawan lain
yang sebagai karier agar bebas dari (menular melalui
makanan).

2. Sasaran
Penjamah makanan

II. Tinjauan Pustaka

Organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) pada tahun 1984


menerbitkan suatu seri pedoman pengawasan mutu makanan
(Manual 14/5, Food inspection) yang digunakan sebagai
pedoman pemeriksaan makanan. Pedoman tersebut memuat
uraian tentang pengambilan sampel makanan dan teknik
pemeriksaan pabrik yang sangat bermanfaat sebagai bahan
pelajaran teknik pengambilan dan pemeriksaan contoh.
Indonesia melalui Departemen Perindustrian telah
mengadopsi pedoman pengambilan contoh yang dikeluarkan
oleh FAO dan telah disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional
(BSN) yang terdiri dari dua jenis yaitu SNI 0429-1989-A tentang
Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semi Padat dan SNI
0428-1989-A tentang Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan.
Dikarenakan pengambilan sampel dalam pengujian produk
pangan adalah penting maka pengambilan sampel dimaksukkan
dalam salah satu prinsip Good Laboratory Practice (GLP).
Beberapa faktor penting dalam pengambilan contoh meliputi
Petugas Pengambil Contoh (PPC), prosedur pengambilan contoh,
alat pengambil contoh dan administrasi pengambilan contoh.

Modul Pengambilan Contoh ini dimaksudkan untuk


memberikan prinsip-prinsip umum petunjuk untuk pengambilan
sampel dan pengetahuan teknis mengenai pengambilan sampel
sesuai dengan referensi baik yang bersumber pada FAO, BSN
ataupun referensi lain. Penyusunan model pengambilan contoh
ini didasarkan pada Standar Kompetensi Kinerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Kode Unit FQCCORSMP052D.A dengan Judul
Unit Menetapkan Program Sampling. Pengambilan sampel dalam
modul lebih diarahkan pada pengambilan sampel untuk tujuan
inspeksi produk pangan.

III. Prosedur Pemeriksaan

Alat dan Bahan :


a. Media transport cairan cary and blair atau pepton
dalam botol
MC. Cartney. Media transport berisi cairan -
botol dalam keadaan steril.
b. Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada
ujungnya dililit kapas.
c. Sarung tangan bersih/steril.
d. Spidol huruf kecil.
e. Formulir pengambilan untuk pemeriksaan lab.
f. Gunting kecil.
g. Kertas cellotipe.
h. Lampu bunsen.
i. Termos es.
j. Tas pembawa contoh.
k. Buku harian pengambilan contoh.
l. Sabun desinfektan.

Teknik Pengambilan :
a. Persiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan usap
dubur termasuk persiapan botol media transport,
kertas lidi dan lampu Bunsen.
b. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan
tentang nama yang di periksa, umur dan tanggal
pemeriksaan serta tempat kerjanya.
c. Persiapkan sarung tangan dan di pakai dengan rapi.
d. Perintahkan dengan cara sopan kepada penderita
atau orang yang akan diambil usap duburnya dengan
posisi menungging. Kedua belah tangannya
memegang masing-masing pinggulnya atau secara
telungkup.
e. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal
sebaliknya) dari penderita.
f. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan
lubang anus ke arah samping kiri kanan dengan cara
merenggangkan dengan jari tangan kiri dan kapas
harus masuk sedalam +/- 3cm.
g. Selama memasukkan lidi kapas di putar searah jarum
jam.
h. Setelah lidi kapas di luar, segera ambil botol
pembawa. Buka sekrupnya dan tenggelamkan
kedalamnya. Kemudiankan panaskan di atas api
Bunsen sekitar bibir botol. Tutup rapat.
i. Tempelkan kertas cellotape dan tulis : nama, nomor
kode serta tempat kerja sesuai formulir.
j. Kirimkan segera ke lab untuk diperiksa. Bila tidak
dapat dikirim segera, simpan pada suhu kamar
ditempat yang gelap.

IV. Hasil
Karena tidak melakukan pemeriksaan, yang dilaporkan ialah
hasil kegiatan rujukan spesimen.
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : PMM-A

JUDUL PRAKTEK : TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP


ALAT MAKANAN

Dilaksanakan pada : 17 Januari 2014

Oleh kelompok : Empat (4)

Disahkan tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing praktek

(Marina Br Karo, SKM, M.Kes)


NIP. 1969115 199203 2 003
USAP ALAT MAKANAN

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat


makan merupakan bagian sangat penting dan berpengaruh
terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak
dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit
penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan mencemari
makanan yang akan diletakkan diatasnya.
Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan makan
yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan
cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji alat
makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat kebersihan alat tersebut.
Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi
dari dinas kesehatan dapat menetapkan apakah alat makan
tersebut sudah layak digunakan atau belum.

b. Tujuan

Agar dapat diketahui tingkat kebersihan dari alat makan


dan masak.
Agar dapat memantapkan petugas dalam melakukan
pengawasan.
Memberikan data untuk feed back (umpan balik) kepada
pengusaha.
II. Tinjauan Pustaka
Semua alat makan mempunyai peluang bersentuhan dengan
makanan harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada
sisa makanan yang tertinggal pada bagian-bagian alat makan
tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan memberi
kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk berkembang
biak dan membusukkan makanan (Winarno,1993).

Menurut ketentuan Direktur Jendral PPM dan PLP, inspeksi


atau uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan pada
tempat-tempat pengolahan makanan dan sampel sebaiknya
diambil dari lima jenis alat makan atau alat masak yang ada,
yaitu:
1. Sendok
2. Gelas
3. Piring
4. Mangkok
5. Dll

Dalam pelaksanaan uji sanitasi alat makan atau alat masak


hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Untuk cangkir atau gelas uji usap dilakukan pada permukaan
luar dan
dalam bagian bibir yang terkena atau biasanya
bersinggungan langsung
dengan konsumen.
2. Pada permukaan bagian luar dan dalam cekungan sendok
atau garpu.
3. Untuk piring, uji usap dilakukan pada permukaan dalam
tempat makan.
Biasanya luas piring dibagi menjadi empat bagian dan
pengusapan
dilakukan dengan mengusap dua juring yang saling
berhadapan.
4. Setiap satu lat makan menggunakan satu swab.
Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan
terjadinya penyakit.
Oleh karena itu, perlu diupayakan agar alat makan yang akan
dipakai
harus memenuhi syarat kesehatan.

III. Prosedur Kerja

Alat dan Bahan :


a. Media transport cairan buffer dalam botol. Media transport
berisi cairan - botol dalam keadaan steril.
b. Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya dililit
kapas.
c. Sarung tangan bersih/steril.
d. Spidol huruf kecil.
e. Formulir pengambilan untuk pemeriksaan lab.
f. Gunting kecil.
g. Kertas cellotipe.
h. Lampu bunsen.
i. Termos es.
j. Tas pembawa contoh.
k. Buku harian pengambilan contoh.
l. Sabun desinfektan.

Teknik Pengambilan :
a. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk mulai mengambil
sampel.
b. Alat makan/ masak yang akan diperiksa masing masing
diambil 4-5 buah tiap jenis yang diambil acak dari tempat
penyimpanan.
c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi
alat makan/masak dalam kelompok-kelompok.
d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan
masukkan lidi kapas steril kedalamnya.
e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan kedinding botol untuk
membuang airnya.

Pemukaan Tempat Alat yang Diusap :


Cangkir/gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir
setinggi 6cm.
Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh
sendok.
Garpu : permukaan bagian luar dan dalam bagian
penusuk.
Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan.

Cara Melakukan Pengusapan :


a. Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang
permukaan.
b. Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan
luar dan dalam.
c. Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat
makanan dengan menyilang siku-siku antara garis usapan 1
dan 2.
d. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3x berturut-
turut dan 1 lidi kapas digunakan untuk 1 kelompok alat makan
yang diperiksa.
e. Pada peralatan masak, setiap usapan selaus 8 inch persegi
atau 50 cm2 dilakukan 3x berturut-turut.

IV. Kesimpulan
Untuk mencegah berbagai penyakit, maka semua alat-alat
makan seperti piring, sendok, dan gelas harus disterilkan terlebih
dahulu.

Anda mungkin juga menyukai