Anda di halaman 1dari 6

MODUL PRAKTIKUM FITOKIMIA

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2023
PRAKTIKUM IV

ANALISIS KUANTITATIF PEMERIKASAAN KADAR SARI

TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui penentuan kadar sari pada ekstrak yang larut
dalam air maupun yang larut dalam etanol
PENDAHULUAN
Seperti telah diketahui sebelumnya, bahwa untuk mendapatkan suatu bahan
alam perlu dilakukan ekstraksi. Sifat-sifat senyawa alami yang sangat komplek tentunya
memerlukan suatu keterampilan khusus untuk mendapatkan senyawa sesuai dengan
yang diharapkan. Sifat-sifat umum dari senyawa alami sangat tidak polar (non polar)
misalnya senyawa-senyawa hidrokarbon sampai dengan senyawa yang sangat polar
seperti karbohidrat.
Pada percobaan ini mahasiswa akan diperkealkan bagian dari standarisasi
sederhana senyawa bahan alam yaitu uji kadar sari yang tentunya melalui proses
ekstraksi. Penetapan kadar sari meliputi penetapan kadar sari yang larut dalam air dan
penetapan kadar sari yang larut dengan etanol. Bagi seorang farmasis yang ingin
mempelajari farmakognosi-fitokimia tentunya hal ini sangat penting setidaknya sebagai
dasar-dasar untuk pengujian selanjutnya.

ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Cawan porselin 1. Aquadest


2. Gelas beker 2. Simplisia
3. Gelas ukur 3. Kloroform
4. Corong 4. Etanol
5. Botol penyemprot

CARA KERJA
1. Penetapan kadar sari larut air
Penetapan kadar sari larut etanol dilakukan dengan memaserasi serbuk kering
sebanyak 5 gram selama 24 jam dengan menggunakan air kloroform sebanyak 100
ml pada bejana maserasi. Dilakukan dengan pengadukan pada enam jam pertama
dan membiarkannya selama 18 jam. Menyaring ekstrak cair yang diperoleh.
Menguapkan filtrat sebanyak 20 ml hingga kering dalam cawan dangkal berdasar
rata yang sebelumnya telah ditara. Memanaskan sisa pada suhu 105 0C hingga
bobot tetap. Menghitung kadar dalam persen sari yang larut etanol terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara.
100
Berat ekstrak x
20
Kadar Sari Larut Air= x 100%
Berat sampel
2. Penetapan kadar sari larut etanol
Penetapan kadar sari larut etanol dilakukan dengan memaserasi serbuk kering
sebanyak 5 gram selama 24 jam dengan menggunakan etanol sebanyak 100 ml
pada bejana maserasi. Dilakukan dengan pengadukan pada enam jam pertama
dan membiarkannya selama 18 jam. Menyaring ekstrak cair yang diperoleh.
Menguapkan filtrat sebanyak 20 ml hingga kering dalam cawan dangkal berdasar
rata yang sebelumnya telah ditara. Memanaskan sisa pada suhu 105 0C hingga
bobot tetap. Menghitung kadar dalam persen sari yang larut etanol terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara.
100
Berat ekstrak x
20
Kadar Sari Larut Etanol = x 100%
Berat sampel
PRAKTIKUM V

ANALISIS KUANTITATIF PEMERIKSAAN KADAR ABU

TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan pengujian kualitas simplisia dengan melakukan


metode pemeriksaan kadar abu.

PENDAHULUAN

Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi


komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu simplisia menunjukkan kadar
mineral, kemurnian dan kebersihan suatu bahan yang dihasilkan.
Timbang seksama dengan krus yang telah ditara sejumlah contoh setara dengan
2 g sampai 4 g bahan yang telah dikeringkan di udara, dipijarkan perlahan, kemudian
naikkan suhu secara bertahap hingga 675 °C – 725 °C sampai bebas karbon dan
tetapkan bobot abu. Jika abu bebas karbon tidak bisa diperoleh dengan cara tersebut,
lakukan penyarian dengan air panas, tampung sisa yang tidak larut pada kertas saring
bebas abu, pijarkan residu dan kertas saring sampai abu berwarna putih atau hampir
putih, kemudian tambahkan filtrat, uapkan sampai kering, dan panaskan hingga suhu
seperti di atas. Jika abu bebas karbon tidak bisa didapat diperoleh dengan cara ini,
dinginkan krus, tambahkan 15 mL etanol P, lepaskan abu dengan pengaduk gelas,
bakar etanol dan panaskan lagi isi krus hingga suhu seperti di atas, lalu dinginkan
dalam desikator, timbang abu dan hitung kadar abu dalam persen terhadap bobot
contoh yang digunakan.
Didihkan abu yang diperoleh seperti tertera pada Penetapan Kadar Abu dengan
25 mL asam klorida 3 N selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut pada krus
kaca masir yang telah ditara atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas,
pijarkan dan timbang. Hitung kadar abu tidak larut dalam asam, dalam persen, dihitung
terhadap bobot contoh yang digunakan yang tertera pada literatur pembakuan pereaksi.
Hitung kadar abu, dalam mg per ml, larutan air.
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Cawan porselin 1. Aquadest


2. Gelas beker 2. Simplisia
3. Gelas ukur 3. Asam sulfat
4. Corong
5. Botol penyemprot

CARA KERJA

1. Penetapan kadar abu


Penetapan kadar abu dilakukan dengan menimbang sebanyak 2 gram sampel
dengan seksama. Meletakkan sampel di atas cawan porselin, kemudian
memasukkan cawan porselin ke dalam vournish dan dipijarkan sampai menajdi
abu. Melakukan penimbangan abu yang terbentuk. Menghitung persentasi kadar
abu dengan menggunakan rumus
berat abu tetap
Kadar abu ( % )= X 100 %
berat abu awal
2. Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml asam sulfat
2 N, bagian yang tidak alrut dikumpulkan, disaring dengan menggunakan kertas
saring. Dicuci dengan air panas dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu tidak
lebih dari 4500C hingga bobot tetap. Ditimbang dan dihitung kadar abu yang larut
dalam air

a−b
Kadar abutidak larut asam= ×100 %
berat sampel
3. Penetapan kadar abu larut air
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 ml air selama
5 menit, bagian yang tidak larut dikumpulkan, disaring dengan menggunakan kertas
saring. Dicuci dengan air panas dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu tidak
lebih dari 4500C hingga bobot tetap. Ditimbang dan dihitung kadar abu yang larut
dalam air
a−b
Kadar abularut air= ×100 %
berat sampel

Anda mungkin juga menyukai