Anda di halaman 1dari 3

PENENTUAN SUSUT PENGERINGAN DAN KADAR SARI SIMPLISIA

1. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar :
1. Mahasiswa dapat melakukan standarisasi simplisia
2. Mahasiswa mampu melakukan penentuan susut pengeringan simplisia
3. Mahasiswa mampu melakukan penentuan kadar sari larut air simplisia
4. Mahasiswa mampu melakukan penentuan kadar sari larut air simplisia

2. Dasar Teori
Standardisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan
untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
monografi terbitan resmi pemerintah sebagai pihak Pembina dan pengawasan (Materia
Medika Indonesia) yang meliputi makroskopis, mikroskopis (irisan dan serbuk) serta kimia.
Parameter nonspesifik pada standarisasi simplisa merupakan tolok ukur baku yang
dapat berlaku untuk semua jenis simplisia, tidak khusus untuk jenis simplisia dari tanaman
tertentu ataupun jenis proses yang telah dilalui. Ada beberapa parameter nonspesifik antara
lain penetapan susut pengeringan. penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari
larut etanol,
Susut pengeringan merupakan kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Kecuali
dinyatakan lain, sebanyak 1 g sampai 2 g zat ditetapkan pada temperatur 105°C selama 30
menit atau sampai bobot tetap. Tujuan dari susut pengeringan adalah untuk memberikan
batas maksimal (rentang) besarnya senyawa yang hilang selama proses pengeringan. Nilai
atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
Parameter dari kadar sari yaitu untuk mengetahui jumlah senyawa kimia dalam sari
simplisia. Parameter kadar sari dalam pelarut tertentu digunakan sebagai parameter uji
bahan baku obat tradisional karena jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari simplisia
akan berkaitan erat dengan reproduksibilitasya dalam aktivitas farmakodinamik simplisia
tersebut. Penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu dilakukan dengan menggunakan
pelarut air dan pelarut etanol.
Penyarian dengan pelarut air atau etanol digunakan untuk menentukan persentase
tersarinya suatu bahan menggunakan pelarut tersebut. Penetapan kadar sari larut dalam
etanol lebih sering digunakan untuk mengetahui atau menentukan persentase bahan baku
obat tradisional tersebut dapat larut dalam pelarut organik. Penetapan kadar sari larut dalam
air digunakan untuk menentukan persentase dari bahan obat tersebut dapat tersari dalam
pelarut air.

3. Alat Dan Bahan


Alat :
− Oven − Desikator
− Neraca analitik − Corong gelas
− Cawan porselen − Labu takar
− Botol timbang − Pipet ukur
− Corong gelas − Erlenmeyer
− Waterbath − Spatula
Bahan :
− Simplisia − Kloroform
− Kertas saring Whatman − Etanol 96%
− Akuades

4. Prosedur Kerja
A. Susut pengeringan
− Panaskan botol timbang pada 105oC selama 30 menit
− Dinginkan dalam desikator selama 10 menit lalu timbang (W0)
− Timbang serbuk simplisia 1 – 2 gram dalam botol timbang (W1)
− Ratakan simplisia dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga
merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm.
− Keringkan pada suhu 105oC selama 60 menit dengan tutup terbuka.
− Dinginkan dalam desikator lalu timbang.
− Panaskan kembali pada suhu yang sama sampai didapatkan bobot tetap (W2)
− Hitung susut pengeringan dengan rumus :

W1 – W2
Susut Pengeringan = X 100%
W1 – W0

B. Kadar sari larut air


− Buat 100 mL air kloroform (0,25 mL kloroform dalam labu takar 100 mL
tambahkan akuades sampai tanda batas lalu kocok kuat-kuat0.
− Timbang 5,0 gram serbuk simplisia, masukkan ke erlenmeyer (W1).
− Tambahkan 100 mL air kloroform, tutup dan kocok berkali-kali pada 6 jam
pertama.
− Diamkan selama 18 jam lalu saring.
− Tara cawan (W0).
− 20 mL filtrat diuapkan pada cawan yang sudah ditara.
− Panaskan sisa pada suhu 105oC hingga bobot tetap (W2).
− Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air dengan rumus :

W2 – W0
Kadar Sari Larut air = X 100%
W1

C. Kadar sari larut etanol


− Timbang 5,0 g serbuk, masukkan ke dalam erlenmeyer (W1)
− Tambahkan dengan 100 ml etanol (95%), tutup, kocok berkali-kali pada
6 jam pertama
− Diamkan selama 18 jam lalu saring.
− Tara cawan (W0).
− 20 mL filtrat diuapkan pada cawan yang sudah ditara.
− Panaskan sisa pada suhu 105oC hingga bobot tetap (W2).
− Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol dengan rumus :
W2 – W0
Kadar Sari Larut etanol = X 100%
W1

5. Hasil dan Perhitungan

6. Pembahasan

7. Kesimpulan

8. Pustaka

Bandar Lampung,

Pembimbing Praktikan

Anda mungkin juga menyukai