1. AIR
PENETAPAN DENGAN METODE OVEN
PENDAHULUAN
2. Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali jika produk
tersebut mengandung komponen-komponen yang mudah menguap atau
jika produk tersebut mengalami dekomposisi pada pemanasan 100o C.
PRINSIP
Sampel dikeringkan dalam oven 100o C - 102o C sampai diperoleh berat yang
tetap.
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar air dengan metode oven dengan
benar dan tepat.
ALAT
BAHAN
1. Biji-bijian.
2. Garam dapur.
2
CARA KERJA
1. Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15menit dan
dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (untuk cawan aluminium
didinginkan selama 10 menit dan cawan porselen didinginkan selama 20
menit).
2. Timbang dengan cepat kurang lebih 5 gram sampel yang sudah
dihomogenkan dalam cawan.
3. Angkat tutup cawan dan tempatkan cawan beserta isi dan tutpnya dalam
oven selam 6 jam. Hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven.
Untuk produk yang tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan
yang lama, dapat dikeringkan selama 1 malam (16 jam).
4. Pindahkan cawan ke desikator, tutup dengan penutup caawan, lalu
dinginkan. Setelah dingin timbang kembali.
5. Keringkan kembali didalam oven sampai diperoleh berat yang tetap.
PERHITUNGAN
W2
W1
W1
3
PENDAHULUAN
PRINSIP
Beberapa produk yang terdekomposisi pada pemanasan dengan oven 100oC dapat
dikeringkan pada temperatur yang lebih rendah dan tekanan dikurangi. Efisiensi
pada metode ini tergantung pada pemeliharaan tekanan serendah mungkin
didalam oven dan pada pemindahan uap air secepatnya dari oven.
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar air suatu bahan dengan metode
oven-vakum.
Alat
BAHAN
1. Susu bubuk
CARA KERJA
1. Keringkan cawan dan tutupnya dalam oven dengan suhu 105oC selama 30
menit, dinginkan dalam desikator dan timbang.
4
PERHITUNGAN
PENDAHULUAN
PRINSIP
Air dikeluarkan dari sampel dengan cara destilasi azeotropik kontinyu dengan
menggunakan pelarut “immicible”.Air dikumpulkan dalam tabung penerima dan
volume air yang terkumpul dapat diketahui. Karena berat jenis pelarut lebih kecil
dari berat jenis air, maka air selalu berada dibawah pelarut dan pelarut akan
kembali ke labu didih.
Mahasiswa mampu melakukan dengan benar penetapan kadar air dengan metode
destilasi.
PERALATAN
1. Pemanas berjaket.
2. Tabung penerima Bidwell – terling atau modifikasinya.
3. Kondensor, tipe “cold finger”.
4. Labu didih.
PEREAKSI
CARA KERJA
PERHITUNGAN
CATATAN
PENDAHULUAN
PRINSIP
Air dalam sampel dititrasi dengan pereaksi karl fischer yang terdiri dari sulfur
dioksida, piridin, dan iodin dalam metanol anhidrat. Pereaksi distandarisai dengan
air kristal, sodium asetat hidrat. Titik akhir titrasi ditentukan secara elektrometrik
yang menggunakan tehnik penghentian titik akhir “dead stop”.
Mahasiswa mampu dan dapat melakukan penetapan kadar air dengan metode
titrasi Karl Fischer.
PEREAKSI
PERALATAN
CARA KERJA
PERHITUNGAN
CATATAN
PENDAHULUAN
Alat ini hanya dapat dipakai untuk menentukan kadar air pada beras atau biji-
bijian lainnya atau tepung yang mengandung air antara 12-30% (tergantung dari
merk alat).
PRINSIP
Kadar air bahan ditentukan berdasarkan sifat elektrik air yang ada di dalam bahan.
Pada selang kadar air tertentu terdapat hubungan linear antar tahanan listrik air
dalam bahan dengan kadar air bahan.
Mahasiswa mampu dan dapat melakukan dengan benar penetapan kadar air
dengan alat Moisture Meter.
PERALATAN
BAHAN
- Biji-bijian.
- Tepung beras.
CARA KERJA
PERHITUNGAN
PRINSIP
Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil
pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550oC.
Mahasiswa mampu dan dapat melaksanakan penetapan mineral atau total suatu
padatan.
PERALATAN
1. Cawan pengabuan terbuat dari platina, nikel, atau silika, lengkap dengan
penutupnya.
2. Tanur pengabuan.
3. Penjepit cawan.
CARA PENETAPAN
PERHITUNGAN
CATATAN
15
Sebelum masuk tanur, bakar dulu sampel yang ada dalam cawan pada pembakar
gas sampai asapnya habis.
PRINSIP
PEREAKSI
1. HNO3 pekat.
2. H2SO4 pekat.
3. HCl encer (1:1).
4. Kertas whatman No.44
PERALATAN
1. Labu kjedhal.
2. Cawan porselin.
3. Pembakar Buhner/kompor.
4. Tanur.
5. Labu ukur.
PENETAPAN KALSIUM
PRINSIP
Mahasiswa mampu dan dapat menetapkan kadar kalsium sebagai salah satu
contoh mineral dalam bahan makanan.
PEREAKSI
PERALATAN
CARA KERJA
PERHITUNGAN
PENDAHULUAN
Minyak (cair) atau lemak adalah senyawa yang ester dari gliserol dengan asam-
asam lemak. Minyak dan lemak disebut juga Trigliserida karena asam lemak yang
diikat oleh gliserol aada tiga. Minyak berasal dari jenis-jenis yang berbeda,
misalnya minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang, dan minyak katul.
Mentega dan margarin berbentuk padat dan mempunyai serta sifat serta komposisi
yang berlainan, diantarannya bilangan iod dan bilangan penyabunannya berbeda.
Untuk mengukur derajat kerusakan minyak dan lemak dapat dilihat dari
kandungan asam lemak bebas (Free Faity Acid = FFA) dan bilangan peroksida.
PRINSIP
Bilangan penyabunan adalah sejumlah asam lemak yang terdapat dalam suatu
lemak atau minyak. Pada penetapan ini selain asam-asam lemak bebas, asam
20
lemak yang terikat sebagai ester juga disabunkan pada waktu dipanaskan dengan
basa berlebih.
Alat: Bahan:
- Mikroburet. - KOH.
- Erlenmeyer Asah. - HCl 0,5 N.
- Pipet Volume.
- Pipet Ukur.
- Pendingin Balik.
CARA KERJA
PERHITUNGAN :
PRINSIP
Keasaman minyak atau lemak dinyatakan dalam bilangan asam (derajat asam) dan
kadar asam lemak bebas.
Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram lemak/minyak.
Kadar asam lemak bebas dihitung sebagai asam-asam lemak bebas yang dominan
dalam minyak tersebut, seperti asam oleat, laurat, palmitat, dan erukat.
Alat: Bahan:
CARA KERJA
PERHITUNGAN :
3. BILANGAN PEROKSIDA
PRINSIP
Asam-asam lemak tidak jenuh dan minyak atau lemak dapat mengikat oksigen
pada ikatan-ikatan rangkapnya dan membentuk suatu peroksida. Peroksida yang
dihasilkan dari outooksidasi atau permulaan ketengikan ini sangat reaktif dan
dapat diterapkan secara iodometri.
Hubungan antar bilangan ion peroksida bila bilangan iodnya tinggi menghasilkan
bilangan peroksida yang tinggi dan sebaliknya bila bilangan iodnya rendah,
rendah pula bilangan peoksidanya.
a. METODE TITRASI
ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan:
- Mikro buret. - Asam Asetat glasial.
- Erlenmeyer. - Kloroform.
- Pipet volume. - Alkohol/etanol.
- Botol timbang. - Indikator Amilum.
- Gelas piala. - NO2S2O4.
CARA KERJA
PERHITUNGAN :
Bilangan Peroksida = (ml contoh – ml blanko) x N tio x BE O2 x 100
4. BILANGAN KOLORIMETRI
PRIINSIP
CARA KERJA
1. Timbang contoh 200 mg atau pepet 20 ul. Contoh yang telah dilarutkan
dalam heksana dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 0,5 ml larutan kalium iodida ( 2 gram kalium iodida dalam
100 ml etanol) dan 0,5 ml larutan alumunium kolorida (2 gram alumunium
kolorida anhydrous ditambah 0,02 gram dan 1,10 penatrolin dalam 100 ml
etil alkohol), serta heksana 100 ml dicampur dan dikocok, kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit.
3. Tambah 15 ml HCL 0,01 N dan 0,5 ml larutan pati (1 gram pati dan 20 ml
HCL 0,01 N) campur sampai merata.
4. Pindahkan larutan kedalam tabung pemusing, dan pusingkan selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
5. Lapisan bawah (fase air) ditetapkan absorbsinya pada 560 nm (total
lapisan air adalah 16,5 ml)
6. Lakukan penetapan blanko.
26
PRINSIP
Bilangan iod adalah jumlah gram iod yang diikat oleh 100 gram minyak.
Alat: Bahan:
CARA KERJA
PERHITUNGAN :
Bilangan Iod = (ml blanko – ml contoh) x N tio x 126,9 x 100
1000
PRINSIP
Asam-asam lemak dari minyak/lemak ada yang mudah menguap (potality) dan
ada yang sukar menguap (non potality). Asam-asam yang mudah menguap adalah
asam lemak yang mempunyai bobot molekulantara C4 (butirat) sampai C14
(miristat). Uji RM dimaksudkan untuk menetapkan jumlah asam lemak yang
mudah menguap dan dapat larut dalam air (butirat dan kaproat) dan yang sedikit
larut dalam air (kaplirat dan kaprat). Uji ini digunakan untuk mengetahui
pemalsuan mentega (dari susu) dengan margarin (dari nabati) mentega
mempunyai bilangan RM lebih tinggi dari margarin (kandungan asam lemak
mudah menguapnya lebih rendah).
Alat : Bahan :
CARA KERJA
PERHITUNGAN :
PRINSIP
Bilangan polenske adalah jumlah asam lemak mudah menguap yang tidak
larut dalam air (kaprat, laurat, dan miristat).
Bilangan RM dan bilangan P adalah minyak atau lemak disabunkan dengan alkali,
dan asam-asam lemaknya dibebaskan dengan asam kemudian disulingkan. Hasil
sulingan yang larut dalam air dititar dengan alkali dan diperoleh bilangan P.
Alat : Bahan :
CARA KERJA :
1. Kertas saring (bekas penetapan bilangan RM) dicuci dengan air digin.
2. Bilas dengan alkohol untuk melarutkan asam lemak ynag tidak larut dalam
air.
3. Pendingin dan labu penampung juga ddibilasi dengan alkohol dan
bilasannya digabung menjadi satu.
4. Seluruh campuran pembilas dititar dengan NaOH 0,1 N (indikator PP)
sampai warna berubah menjadi pink.
PERHITUNGAN :
Bilangan Polenske = (ml contoh – ml blanko)
30
31
8. UJI KETENGIKAN
PRINSIP
Lemak yang teroksidasi bereaksi dengan Phloroglucinol dalam suasana asam akan
terbentuk warna merah putih. Warna merah yang terbentuk berkolerasi dengan
peningkatan eppihydrin aldehida atau malonaldehid sebagai produk oksidasi lipid.
CARA KERJA
Analisa Jenis :
Analisis Jumlah :
PERHITUNGAN
Bilangan Kreis = T = R – R’
IC
Keterangan :
Data titik cair berguna untuk lemak hewani dan lemak olahan, sedang untuk
lemak nabati tidak tidak terlalu perlu karena pada suhu ruang umumnya berbentuk
cair. Lemak yang mempunyai titik cair yang rendah adalah lemak yang banyak
mengandung asam lemak tak jenuh.
PRINSIP
CARA KERJA :
1. Masukkan lemak cair yang sudah disaring kedalam tabung kapiler 10 nm.
2. Rapatkan ujung tabung kapiler dengan cara memanaskan pada api kecil,
jaga jangan sampai lemak terbakar.
3. Masukkan tabung kapiler dalam refrigator pada suhu 4-10oC biarkan 16
jam.
4. Gabungkan tabung kapiler dengan termometer sehingga ujunng tabung
berisi lemak sejajar dengan ujung termometer yang berisi raksa (dengan
cara diikat menjadi satu).
5. Rendam dalam piala gelas 600 ml yang berisii air setengah penuh
sehingga termometer terendam sepanjang 30 ml.
6. Panaskan piala gelas dengan kecepatan 0,5oC / menit, agitasi air dengan
stirrer berlahan-lahan.
7. Catat suhu pada saat lemak terlihat transparan, gunakan kaca pembesar
untuk melihatnya jika perlu, suhu yang terbaca merupakan titik cair lemak
tersebut.
34
PRINSIP
Berat jenis adalah perbandingan volume contoh minyak dengan berat air yang
volumenya sama pada suhu tertentu (biasanya ditentukan pada suhu 25o C).
CARA KERJA :
PERHITUNGAN :
B.J Minyak Pada suhu 25oC / 25oC = Berat botol dan minyak – berat Botol
PRINSIP
Turbidity Point adalah suhu minyak / lemak cair berubah menjadi fase padat uji
ini dilakukan untuk menunjukkan adanya kotoran pada minyak.
CARA KERJA :
1. Contoh dimasukkan dalam piala gelas yang berisii asam asetat atau
alkohol.
2. Panaskan sampai melarut sempurna, ditandai dengan larutan menjadi
jernih.
3. Larutan kemudian didinginkan berlahan-lahan sampai mulai menghablur.
4. Suhu dicatat pada waktu kristal-kristal halus lemak terbentuk dan
dinyatakan sebagai turbidity poin atau disebut titik kritis.
36
PRINSIP
CARA KERJA :
PERHITUNGAN :
R = R’ (T’ –T)
Ket:
T = Suhu standar
T’ = Suhu pembacaan
37
PRINSIP
Alat : Bahan :
CARA KERJA :
PERHITUNGAN
Bobot Contoh
38
PEREAKSI :
1. H2SO4 1 N.
2. FeCl3 netral 0,5%.
3. Eter.
4. MgSO4.
5. NaOH 1 N.
6. Na2SO4 anhidrat.
PERALATAN :
1. Gelas piala.
2. Rangkaian alat destilasi.
3. Corong pisah.
4. Labu ukur.
5. Lempeng silika GF.
6. Chamber.
7. Syringe.
8. Sprayer.
9. Lampu UV.
CARA KERJA :
2. Ekstaksi dengan eter, ekstrak yang didapatkan cuci dengan air dan
uapkan diatas penangas air.
3. Residu larutkan dalam 1 ml air, tambahkan beberapa tetes FeCl3 netral
0,5%.
4. Warna ungu menunjukkan asam salisilat, warna salmon menunjukkan
adanya ferribenzoat.
B. Kromatografi lapis tipis untuk Benzoat dan sorbat (01/MM/00)
- Larutan uji
a. 25-50 mg sampel masukkan labu destilasi, +200 gram MgSO4 +
100 ml H2SO4 1 M dan didestilasi.
b. Kumpulkan destilat dalam labu ukur 500 ml yang telah berisi 10
ml NaOH 1 M. Kemudian tambahkan 15 ml H2SO4 1 Mdan add
kan dengan air sampai garis tanda.
c. Ambil sebanyak 100 ml larutan dan ekstrasi 3-4 kali dengan eter.
d. Kumpullkan ekstrak eter dan cuci dengan air.
e. Keringkan dengan Na2SO4 anhidrat dan uapkan sampai volume 1
ml (A)
- Larutan Baku Pembanding
a. Sampel yang telah ditambah larutan baku benzoat dan sorbat
sebanyak masing-masing 1 ml.
- Larutan baku
a. Asam Benzoat 10 mg/ml dan asam sorbat 10 mg/ml dalam etil
asetat.
- Identifikasi
Fase diam : Silica gel Gf 254
Fase gerak : Etanil : Amonia = 9:1
Penjenuhan : dengan kertas saring
Volume : 20 ul
Jarak rambat : 15 cm
- Penampak bercak :
1. Sinar UV 254 nm.
2. Larutan FeCl3 : Asam benzoat (unguu muda), asam sorbat (kuning)
40
PRINSIP
Dalam sampel yang sudah dijenuhi dengan NaCl, Asam benzoat yang ada akan
dirubah menjadi Natrium benzoat yang larut air dengan penambahan NaOH. Jika
larutan Natrium Benzoat diasamkan dengan HCl berlebih akan terbentuk Asam
benzoat yang tidak larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan kloroform.
Kloroform diuapkan maka didapatkan residu Asam benzoat yang dititrasi dengan
larutan NaOH 0,05 N.
Mahasiswa mamapu dan dapat menetapkan kadar pengawet benzoat pada produk
makanan dan minuman.
PEREAKSI
1. Kristal NaCl.
2. NaOH 10%.
3. HCl (1+3).
4. Kloroform.
5. NaOH 0,05 N.
PERALATAN
CARA KERJA
1. Persiapan sampel
41
PERHITUNGAN :
42
Titer x N NaOH x 144 x volume larutan yang dibuat pada persiapan sampel x 104
V. PEMANIS SIKLAMAT
Jarak rambat :
Larutan L naftilamin 0,1% dalam etanol, bercak
berwarna lembayung muda.
Larutan AgNO3 0,005 M, dan dilihat dibawah
UV 254 nm, bercak berwarna putih dengan latar
belakang abu-abu.
5. Persyaratan : warna bercak dan Rf sam berartii + mengandung sakarin.
45
PRINSIP
Mahasiswa mampu dan dapat menetapkan kadar pemanis siklamat dengan metode
gravimetri pada makanan dan minuman.
PEREAKSI :
1. HCl pekat.
2. BaCl 10%.
3. NaNO2 10%.
4. Kertas saring bebas abu.
PERALATAN :
1. Erlenmeyer.
2. Gelas arloji.
3. Corong.
4. Kertas sarung.
5. Kurs porselin.
6. Pemanas.
7. Tanur.
8. Timbangan analitik.
CARA KERJA :
1. Pipet sampel sebanyak 100 ml / 100 gram atau setara 100 – 300 mg Na/Ca
siklamat.
2. Tambahkan 10 ml HCl (p) dan 10 ml BaCl 10% dan homogenkan selama
30 menit.
46
3. Jika terbentuk endapan saring dengan kertas saring, cuci endapan yang
terbentuk dengan aquadest.
4. Tambahkan NaNO2 10% sebanyak 10 ml dan tutup dengan kaca arloji.
5. Panaskan dalam waterbath selama 2 jam, aduk endapan setiap 30 menit
sebanyak 3 kali biarkan selama semalam sehingga pengendapan sempurna.
6. Saring dengan kertas saring bebas abu.
7. Pijarkan dan abukan dalam tanur sampai diperoleh berat konstan.
PERHITUNGAN :
BM Siklamat
Berat penimbangan
Berat penimbangan
Berat penimbangan
BM Na Siklamat
47
PRINSIP
PEREAKSI :
1. Baku siklamat.
2. H2SO4 pekat.
3. Etil asetat.
4. NaOH 10%.
5. Sikloheksan.
6. H2SO4 30%.
7. Na hipoklorit.
8. NaOH 0,5 N.
PERALATAN :
1. Corong pisah.
2. Gelas ukur.
3. Corong.
4. Labu ukur.
5. Spektrofotometer UV.
CARA KERJA :
1. Larutan Uji
a. Cuplikan setara 1-20 mg Na siklamat masukkan corong pisah (+) 5 ml.
H2SO4 (p) setelah ingin (+) 100 ml etil asetat, kocok 2 menit.
48
PERHITUNGAN :
Ab x Bu
Ab x Bu x Fb
49
IDENTIFIKASI SAKARIN
A. Reaksi pengendapan
a. 50 -100 ml sampel + NaOH 10% sampai alkalis. Biarkan selama 2 jam dan
saring.
b. 100 ml filtrat + 2 gram BaCl2 biarkan 2 menit dan saring.
c. Filtrat + 10 ml HCl dan 0,2 gram NaNO2.
d. Bila terbentuk endapan putih menunjukkan adanya sakarin.
B. Kromatografi lapis tipis campuran sakarin dan siklamat
a. Larutan uji : 50 ml sampel + 10 ml H2SO4 : Air (1:1), ekstraksi dengan 50
ml petrolium benzene 3 kali.
b. Ambil lapisan air + 5 ml NaOH 50 %, ekstraksi 2 kali dengan 50 ml etil
asetat.
c. Ekstrak etil asetat disaring dan uapkan hingga 5 ml, dan encerkan ddengan
campuran Amonia-air-etanol = 5:5:10 (A).
d. Larutan pembanding : sama dengan larutan A yang telah ditambah laarutan
baku masing-masing sebanyak 1 ml.
e. Larutan Baku : Na Siklamat 5 mg/ml, sakarin 1 mg/ml dalm campuran
etanol – air (1:1).
f. Identifikasi KLT
Fase diam : silika gel F 254.
Fase gerak : n butanol-etanol-amonia-air (40:4:1:9).
Penjenuhan : dengan kertas saring.
Volume penotolan : masing-masing 5 ul.
Jarak rambat : 15 cm.
Penampak bercak :
Sinar UV 254 nm, sakarin berwarna biru terang.
50
PEREAKSI :
1. NaOH 1 N.
2. CHCl3 – Benzene (95:5).
3. Kristal fenol.
4. Asam Sulfat pekat.
5. NaOH 20%.
6. Metanol.
PERALATAN :
1. Corong pisah.
2. Gelas piala.
3. Gelas ukur.
4. Labu ukur.
5. Pipet volume.
6. Erlenmeyer.
7. Oven.
8. Spektrofotometer sinar tampak.
CARA KERJA :
51
1. Sampel :
10,0 ml/g sampel tanda CO2 masukkan corong pisah tambah 15 ml air dan
0,5 ml larutanNaOH 1 N ekstraksi dengan 50 ml campuran CHCl3 –
benzene (95:5) dan kocok selama 1 menit.
2. Lapisan air digunakan sebagai larutan uji (A).
3. Larutan A tambahkan 5 ml HCl (1:4) dan ekstraksi 3 kali dengan
campuran CHCl3 – benzene (95:5), tampung ekstrak CHCl3 – benzene
dalam labu ukur 100,0 ml add kan sampai garis tanda.
4. Pipet sejumlah 20,0 ml masukkan pada erlenmeyer uapkan pada oven
100oC. Dalam erlenmeyer tambahkan fenol 2,5 ml kristal yang telah
dilelehkan sampai larut. Tambahkan juga 1,5 ml Asam Sulfat.
5. Tutp dengan alumunium foil dan panaskan pada oven selam 2 jam. Setelah
dingin tambahkan 30 ml air panas, 10 ml NaOH 20%dan masukkan ke
labu ukur add sampai 100,0 ml. Lihat nilai serapannya pada panjang
gelombang 558 nm.
6. Larutan baku:
50,0 mg sakarin ditimbang seksama dan dilarutkan dalam 20 ml metanol
add dengan air sampaii 50,0 ml. Pipet setara 1, 2, 3 mg dan perlakukan
sam dengan sampel.
PERHITUNGAN :
a. Au x Bb x 100
Ab x Bu
b. Au x Bb x Fu x 100
Ab x Bu x Fb
Ket:
IDENTIFIKASI PEWARNA
Dasar : zat warna sintetik bersifat asam atau basa, serat wol mwngandung protein
amfoter yang mempunyai afinitas terhadap asam atau basa.
PRINSIP :
Penyerapan warna pada sampel dengan wol dalam suasana asam dengan
pemanasan dilanjutukan dengan pelarutan warna pada benang wol pada suasana
basa.
PERALATAN :
1. Erlenmeyer.
2. Beaker gelas.
3. Corong. Bejana gelas.
4. Kertas whatman no.1.
5. Benang wol.
6. Kertas saring.
PEREAKSI :
CARA KERJA :
Persiapan sampel : untuk makanan dengan komponen utama manisan dan buah.
PENDAHULUAN
Adanya KIO3 dalam garam konsumsi adalah karena adanya penambahan dalam
pembuatannya (fortifikasi) merupakan salah satu program pemerintah dalam
upaya meningkatkan nilai gizi masyarakat guna mencegah penyakit akibat adanya
kekurangan iodium.
PRINSIP
Mahasiswa mampu dan dapat melakukan penetapan kadar KIO3 dalam konsumsi
dengan cara titrasi iodometri.
PEREAKSI
1. H3PO4 85%.
2. Larutan Amylum.
3. Kristal KI.
4. Na2S2O3 0,005 N.
5. NaCl p.a.
6. KIO3 0,005 N.
7. Aquadest.
8. Oven.
9. Kurs porselin.
PERALATAN
CARA KERJA
1. Timbang seksama 1-2 gram cuplikan pada botol timbang yang sudah
diketahui beratnya.
2. Keringkan pada oven 105oC selama 3 jam.
3. Dinginkan pada desikator.
4. Lakukan penimbangan. Ulangi pekerjaan sampai didapatkan bobot tetap.
PERHITUNGAN
Berat sampel
IX. ALKOHOL
PENDAHULUAN
Alkohol yang dimaksud dalam minuman keras adalah etanol sedangkan alkohol
yang dilarang ada dalam minuman adalah metanol. Salah satu cara pemeriksaan
etanol yang sering dilakukan adalah metode pemeriksaan dengan berat jenis
seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia.
PRINSIP
Kadar alkohol ditetapkan dengan car penetapan berat jenis suatu larutan yang
mengandun alkohol hasil destilasi, contoh makanan atau minuman.
Alat : Bahan :
CARA KERJA
PERHITUNGAN
Kadar alkohol dalam contoh diketahui dari B.J cairan (dapat dilihat pada
lampiran)
CARA KERJA
PEHITUNGAN
Ml Contoh
Ml Blanko
60
X. KARBOHIDRAT / PATI
PENDAHULUAN
PRINSIP
Penetapan ini berdasarkan hidrolisis pati menjadi gula oleh asam. Cara luff
schroorl menggunakan pereaksi Garam Cu2+ menjadi Cu+, kelebihan Cu2+
61
ditetapkan dengan cara iodometri. Jumlah tio yang digunakan pada penetapan
contoh diketahui dan dari penetapan blanko yang setara dengan jumlah glukosa
yang terdapat dalam contoh (lihat lampiran 3).
Alat : Bahan :
CARA KERJA
A. Persiapan contoh :
1. Pipet 5 ml contoh, masukkan kedalam labu ukur 100 ml.
2. Tambahkan 10 ml Pb asetat setengah basah, kocok (tambahkan dengan
pipet tetes larutan dinatriumhidrogenfosfat 1%, bila timbul endapan
putih berarti penambahan Pb aseatat sudah cukup).
3. Tambahkan larutan natrium fosfat 1% sampai tidak berbentuk endapan
putih lagi (berarti kelebihan Pb asetat telah diendapkan semua).
4. Tera dengan air suling, kocok, biarkan selama 30 menit kemudian
saring.
B. Penetapan sebelum inversi
1. Pipet 10 ml hasil saringan dan masukkan kedalam erlenmeyer asah.
2. Tambahkan 15 ml air dan 25 ml larutan luff serta batu didih.
3. Panaskan selama 2 menit sampai mendidih, didihkan selam 10 menit
(tepat) dengan nyala api kecil.
4. Segera dinginkan dalam es.
5. Tambahkan 10 ml kalium iodida 30% dan 25 ml asam sulfat 25%
(penambahan asam harus hati-hati akan terbentuk gas CO2).
6. Titer dengan tio 0,1 N menggunakan larutan kanji sebagai indikator (a
ml).
62
1. GULA
Pada pH 10,5 gula akan mereduksi ferrisianida menjadi ferrosianida dan akan
bereksi dengan ion feri membentuk senyawa berwarna biru prossian yang dapat
diukur intensitasnya dengan spektrofotometer (= 700 nm).
CARA KERJA
Metode ini digunakan untuk menetapkan total karbohidrat “Liguid Food” dan
“Food Ekstrak”, dan dapat menetapkan total gula semua bahan makanan dan
minuman. Gula sederhana, oligosakaridaa, polisakarida, dan turunannya dapat
bereaksi dengan fenol dalam sulfat pekat menghasilkan warna orange kekuning-
kuningan yang stabil.
CARA KERJA
a. Persiapan standar
1. Pipet 2 ml larutan glukosa yang mengandung 0; 10; 20; 30; 40; dan 60;
ug glukosa dan masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml larutan fenol 5%, kocok.
3. Tambahkan dengan cepat 5 ml larutan asam sulfat dengan menuangkan
tegak lurus pada larutan.
4. Biarkan selama 10 menit, kocok lalu tepatkan dalam penangas air 15
menit.
5. Ukur serapannya pada 490 nm untuk hektosa dan 480 nm untuk
pentosa, dan asam uronat.
b. Penetapan contoh
1. Untuk contoh total karbohidrat harus berupa cairan (lakukan ekstraksi
dan saring bila ada endapan untuk total gula harus dilakukan
persiaspann contoh seperti diatas.
2. Perlakuan terhadap contoh sama pada seperti persiapan standar (kadar
ditentukan dalam % glukosa).
65
XI. PROTEIN
PRINSIP
Mahasiaswa mampu dan dapat melakukan penetapan kadar protein pada produk
makanan cara Kjeldahl mikro.
PEREAKSI
PERALATAN
CARA KERJA
1. Timbang sejumlah 100 mg sampel, pindahkan dalam labu kjeldahl 130 ml.
2. Tambahkan 2 gram K2SO4, 40 mg HgO, 3 ml H2SO4 pekat dan beberapa
butir batu didih.
3. Didihkan selama 1 – 1,5 jam sampai cairan menjadi jernih.
4. Dinginkan, tambahkan perlahan-lahan 10 ml air, dinginkan lagi.
5. Pindahkan labu destilasi dan tambahkan 10 ml larutan NaOH – Na2S2O3
kemudian lakukan destilasi dengan penampung berupa erlenmeyer yang
berisi 5 ml larutan H3BO3 dan 4 tetes indikator.
6. Tampung sampai kira-kira didapat 15 ml destilat.
7. Encerkan destilat sampai kira-kira 50 ml dan titrasi dengan HCl 0,02 N
sampai terbentuk warna abu-abu.
8. Lakukan penetapan blanko.
67
PRINSIP
Penetapan protein berdasarkan dekstruksi sampel dengan asam pekat menjadi
unsur-unsurnya. Natrium dengan bantuan katalisator akan berubah menjadi
Ammonium sulfat. Dengan penambahan basa akan terbentuk Ammonia, yang
dapat dipisahkan dengan cara destilasi.
Dilakukan titrasi tidak langsung antar Ammonia dengan HCl berlebih, kelebihan
HCl ditentukan dengan peniter NaOH.
PEREAKSI
1. Kalium atau natrium sulfat.
2. Asam sulfat pekat.
3. Cupri sulfat.
4. Butir Zn.
5. NaOH 45%.
6. HCl 0,1 N.
7. Indikatior PP.
CARA KERJA
1. Timbang 0,7 – 3,5 gram bahan yang sudah dihaluskan, masukkan labu
kjeldahl. Tambahkan 10 gram kalium atau natrium sulfat, 15 – 25 ml asam
sulfat pekat dan 0,1 – 0,3 CuSO4 dan digojog.
2. Panaskan dalam lemari asam dengan pemanas listrik atau api bunsen
sampai didapat cairan jernih tak berwarna.
3. Dinginkan labu kemudian tambah dengan 200 ml aquadest dan 1 gram Zn
serta larutan NaOH 45% sampai bersifat basa.
4. Pasang labu pada rangkaian alat destilasi, dan lakukan penampungan
destilat.
68
5. Destilat ditampung pada erlenmeyer berisi 100,0 ml HCl 0,1 N yang sudah
diberi 2 tetes indikator PP 1%.
6. Destilasi diakhiri apabila volume destilat mencapai 150 ml atau destilat
yang tertampunng sudah tidak bersifat basa lagi (cek dengan indikator).
7. Lakukan titrasi pada sampel yang tertampuung dengan larutan NaOH 0,1
N.
8. Lakukan titrasi blanko dengan menggunakan 100,0 ml HCl yyang dititrasi
dengan NaOH 0,1 N.
PERHITUNGAN
Mg sampel
RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada minuman serbuk.
PRINSIP
PERALATAN PEREAKSI
CARA KERJA