Kelas I,
alat 1 Gerus senyawa uji menjadi serbuk sangat halus, dan kecuali dinyatakan lain, jika mengandung air hidrat
ubah menjadi anhidrat dengan pengeringan pada suhu yang tertera pada monografi, atau, jika senyawa tidak
mengandung air hidrat, keringkan di atas bahan pengering yang sesuai selama tidak kurang dari 16 jam (atau pada
kondisi yang tertera dalam Susut pengeringan <1121>).
Isi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup, dengan serbuk kering secukupnya hingga membentuk kolom
di dasar tabung dengan tinggi 3 mm setelah diisi semampat mungkin dengan cara mengetukkan secukupnya pada
permukaan padat. Sesuai dengan desain alat, alternatif ukuran sampel disesuaikan dengan instruksi petunjuk
penggunaan alat yang diterbitkan oleh pabrik.
Panaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10 di bawah suhu lebur yang diperkirakan. Angkat termo-meter dan
secepatnya tempelkan tabung kapiler pada termometer dengan membasahi keduanya dengan tetesan cairan dari
tangas atau sebaliknya, dan atur hingga tinggi bahan dalam kapiler setinggi pencadang raksa. Tempatkan kembali
termometer, dan lanjutkan pemanasan dengan pengadukan tetap secukupnya, hingga menyebabkan suhu naik lebih
kurang 3° per menit. Pada saat suhu lebih kurang 3° di bawah dari batas bawah jarak lebur yang diperkirakan,
kurangi pemanasan sehingga suhu naik lebih kurang 1° per menit. Lanjutkan pemanasan sampai melebur sempurna.
Suhu pada saat kolom zat uji yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan
melebur, dan suhu pada saat zat uji men-cair seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau “suhu lebur”.
Kedua suhu tersebut berada dalam batas jarak lebur. Jika melebur disertai penguraian, suhu lebur sesuai dengan
awal melebur pada rentang yang ditetapkan.
ROTASI JENIS
UJI BATAS LOGAM BERAT <371>
Metode III
[Catatan Metode ini tidak mencakup merkuri.]
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera pada Metode I.
Larutan baku Buat seperti tertera pada Metode I.
Larutan uji Gunakan sejumlah zat uji dalam g, yang dihitung dengan rumus :
2,01000𝐿
L adalah batas Logam berat dalam persen. Masukkan sejumlah zat yang telah ditimbang ke dalam krus yang sesuai,
tambahkan asam sulfat P secukupnya untuk membasahi, dan pijarkan hati-hati pada suhu rendah hingga mengarang.
Selama pengarangan krus tidak boleh ditutup rapat. Pada bagian yang telah mengarang, tambahkan 2 mL asam
nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P, panaskan hati-hati sampai asap putih tidak terbentuk lagi. Pijarkan, sebaiknya
dalam tanur, pada suhu 500º hingga 600º, sampai arang habis terbakar. Dinginkan, tambahkan 4 mL asam
hidroklorida 6 N, tutup, digesti di atas tangas uap selama 15 menit, buka dan uapkan perlahan-lahan di atas tangas
uap hingga kering. Basahkan sisa dengan 1 tetes asam hidroklorida P, tambahkan 10 mL air panas, dan digesti
selama 2 menit. Tambahkan amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes, hingga larutan bereaksi basa terhadap kertas
lakmus, encerkan dengan air hingga 25 mL, dan atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N,
menggunakan kertas indikator pH rentang pendek sebagai indikator eksternal. Saring jika perlu, bilas krus dan
penyaring dengan 10 mL air. Kumpulkan filtrat dan air bilasan dalam tabung pembanding warna 50 mL, encerkan
dengan air hingga 40 mL, dan campur.
Prosedur Ke dalam tiap tabung yang masing-masing berisi Larutan baku dan Larutan uji tambahkan 2 mL dapar
asetat pH 3,5 kemudian tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 mL, campur, diamkan
selama 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap
dari warna yang terjadi pada Larutan baku.
CEMARAN ORGANIK