Bahan-bahan :
Prosedur
Ke dalam tiap tabung yang masingmasing berisi Larutan baku dan Larutan uji tambahkan 2 mL dapar
asetat pH 3,5 kemudian tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 mL,
campur, diamkan selama 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi
pada Larutan uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku.
Prosedur :
Prosedur :
Jika jumlah sisa yang diperoleh lebih dari batas yang ditetapkan pada masing-masing monografi,
kecuali dinyatakan lain, basahkan lagi sisa dengan asam sulfat P, panaskan dan pijarkan seperti
sebelumnya selama 30 menit, sehingga perbedaan penimbangan dua berturut-turut tidak lebih dari
0.5 mg atau hingga persen dari sisa memenuhi batas pada masing-masing monografi.
Prosedur :
1. Pipet 5 mL larutan baku kedalam vial dengan septum dan tutup bergerigi berisi 1 g natrium
sulfat P dan disegel
2. Panaskan pada suhu 80O selama 60 menit
3. Pipet 5 mL larutan uji ke dalam vial dengan septum dan tutup bergerigi berisi 1 g natrium sulfat
P dan disegel
4. Panaskan pada suhu 80O selama 60 menit
5. Gunakan kromatografi gas dengan pengaturan sebagai berikut; Gunakan helium P sebagai gas
pembawa dengan kecepatan linier lebih kurang 35 cm per detik. Suhu injektor dan suhu
detektor masing-masing dipertahankan pada 140° dan 260°. Atur suhu kolom sebagai berikut:
Pertahankan suhu pada 40° selama 20 menit, kemudian naikkan dengan cepat hingga suhu 240°
dan pertahankan selama 20 menit
6. Suntikkann Larutan baku, rekam respons puncak
7. sistem dinyatakan sesuai jika menghasilkan kromatogram dengan semua komponen dalam
Larutan baku terpisah, resolusi, R, antara dua komponen tidak kurang dari 3 dan simpangan
baku relatif masing-masing respons puncak pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 15%.
Prosedur :