Anda di halaman 1dari 4

- 1921 -

dengan perbandingan split 10:1. Pertahankan suhu Larutan baku timbal setara dengan 10 µg timbal.
kolom 110 pada 4 menit pertama dan naikkan hingga Larutan pembanding yang dibuat dari 100 µl Larutan
200 dengan kenaikan 8 per menit, pertahankan suhu baku timbal dalam 1 gram zat uji setara dengan 1 bpj
200 selama 5 menit. Suhu injektor 250. Lakukan timbal.
kromatorgrafi pada Larutan baku. Rekam Metode I
kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti
tertera pada Prosedur. Waktu retensi relative Dapar asetat pH 3,5 Larutkan 25,0 g amonium
dimetilanilin dan naftalen, berturut-turut 1,0 dan 1,3. asetat P dalam 25 mL air dan tambahkan 38,0 mL
Perbandingan signal-to-noise respon puncak asam hidroklorida 6 N. Jika perlu atur pH hingga 3,5
dimetilanilin tidak kurang dari 10. dengan penambahan amonium hidroksida 6 N atau
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah asam hidroklorida 6 N, encerkan dengan air hingga
volume sama 1 µl Larutan baku dan Larutan uji ke 100 mL, campur.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan baku Pipet 2 mL Larutan baku timbal (20
respons puncak utama. Perbandingan respons puncak µg Pb) ke dalam tabung pembanding warna 50 mL,
dimetilanilin terhadap puncak naftalena yang dan encerkan dengan air hingga 25 mL. Atur pH
diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar dari antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1
Larutan baku (0,002 %). N atau amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air
hingga 40 mL, campur.
Larutan uji Ke dalam tabung pembanding warna
UJI BATAS LOGAM BERAT <371> 50 mL masukkan 25 mL Larutan uji seperti tertera
pada masing-masing monografi atau menggunakan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan sejumlah volume asam jika dinyatakan dalam masing-
bahwa cemaran logam yang dengan ion sulfida masing monografi, larutkan dan encerkan dengan air
menghasilkan warna pada kondisi penetapan, tidak hingga 25 mL. Gunakan sejumlah zat uji dalam g,
melebihi batas logam berat yang tertera pada masing- yang dihitung dengan rumus :
masing monografi, dinyatakan dalam % (bobot)
timbal dalam zat uji, ditetapkan dengan 2,0
membandingkan secara visual seperti tertera pada 1000𝐿
pembandingan visual dalam Spektrofotometri dan
Hamburan Cahaya <1191> dengan pembanding L adalah batas Logam berat dalam persen. Atur pH
Larutan baku timbal. [Catatan Senyawa-senyawa antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1
yang memberikan respons pada uji ini adalah timbal, N atau amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air
raksa, bismut, arsen, antimon, timah, kadmium, hingga 40 mL, campur.
perak, tembaga, dan molibdenum]. Larutan pembanding Masukkan 25 mL larutan
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing yang dibuat sama seperti Larutan uji ke dalam tabung
monografi, tetapkan jumlah logam berat pembanding warna 50 mL, dan tambahkan 2,0 mL
menggunakan Metode I. Metode I digunakan untuk Larutan baku timbal. Atur pH antara 3,0 dan 4,0
zat yang pada kondisi penetapan memberikan larutan dengan penambahan asam asetat 1 N atau amonium
jernih dan tidak berwarna pada kondisi uji. Metode III hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 40 mL,
digunakan untuk zat yang pada kondisi Metode I tidak campur.
menghasilkan larutan jernih dan berwarna, atau Prosedur Ke dalam tiap tabung dari 3 tabung yang
senyawa yang karena sifatnya menganggu masing-masing berisi Larutan baku, Larutan uji dan
pengendapan logam oleh ion sulfida atau minyak Larutan monitor tambahkan 2 mL dapar asetat pH
lemak dan minyak menguap. Metode V suatu metode 3,5 kemudian tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP,
digesti basah, hanya digunakan bila Metode I dan encerkan dengan air hingga 50 mL, campur, diamkan
Metode III tidak dapat digunakan. selama 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar
putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih
Pereaksi khusus gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku dan
warna yang terjadi pada Larutan monitor sama atau
Larutan timbal(II) nitrat persediaan Larutkan lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku
159,8 mg timbal(II) nitrat P dalam 100 mL air yang [Catatan Bila warna pada larutan monitor lebih
telah ditambah 1 mL asam nitrat P, kemudian muda dari warna larutan baku gunakan Metode III
encerkan dengan air hingga 1000,0 mL. Buat dan sebagai pengganti Metode I untuk zat uji].
simpan larutan ini dalam wadah kaca yang bebas dari
garam-garam timbal yang larut. Metode II
Larutan baku timbal Buat larutan segar dengan
mengencerkan 10,0 mL Larutan timbal(II) nitrat Larutan uji 12 mL larutan zat uji seperti tertera
persediaan dengan air hingga 100,0 mL. Tiap mL pada masing-masing monografi.
- 1922 -

Larutan baku Campur 10 mL Larutan baku timbal warna 50 mL, encerkan dengan air hingga 40 mL, dan
1 bpj atau 2 bpj sesuai yang ditetapkan dengan 2 mL campur.
Larutan uji. Prosedur Ke dalam tiap tabung yang masing-
Larutan blangko Campur 10 mL air dengan 2 mL masing berisi Larutan baku dan Larutan uji
Larutan uji. tambahkan 2 mL dapar asetat pH 3,5 kemudian
Prosedur Ke dalam tiap larutan tambahkan 2 mL tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP, encerkan dengan
dapar asetat pH 3,5 dan campur. Tambah 1,2 mL air hingga 50 mL, campur, diamkan selama 2 menit.
tioasetamida LP, campur dengan cepat dan diamkan Amati permukaan dari atas pada dasar putih: Warna
2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap dari
uji tidak absah bila Larutan baku tidak menunjukkan warna yang terjadi pada Larutan baku.
warna coklat dibanding Larutan blangko, warna
coklat yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih Metode IV
intensif dari warna Larutan baku. Jika hasil yang
diperoleh sulit untuk disimpulkan, saring larutan Larutan uji Masukkan sejumlah zat (tidak lebih
melalui penyaring membran (ukuran pori 3 µm); lihat dari 2 g) ke dalam krus silika dan 4 mL larutan
gambar alat tanpa prefilter. Lakukan penyaringan magnesium sulfat P 25% dalam asam sulfat 2 N. Aduk
secara lambat dan menyeluruh menggunakan tekanan dengan batang pengaduk kaca kecil dan panaskan
sedang dan konstan. Bandingkan bercak pada hati-hati. Jika campuran berbentuk cairan, uapkan
penyaring di antara ketiga larutan. perlahan-lahan di atas tangas air hingga kering.
Pijarkan dengan cepat, suhu tidak lebih dari 800º, dan
Metode III lanjutkan pemanasan hingga sisa berwarna putih atau
keabu-abuan. Biarkan dingin, basahkan sisa dengan
[Catatan Metode ini tidak mencakup merkuri.] 0,2 mL asam sulfat 2 N, uapkan, pijarkan kembali dan
biarkan dingin. Lama pemijaran tidak boleh lebih dari
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera pada 2 jam. Larutkan residu dalam 5 mL asam hidroklorida
Metode I. 2 N, dan tambahkan lagi 5 mL asam hidroklorida 2 N.
Larutan baku Buat seperti tertera pada Metode I. Tambahkan 0,1 mL fenolftalein LP dan amonium
Larutan uji Gunakan sejumlah zat uji dalam g, hidroksida 13 N tetes demi tetes hingga terjadi warna
yang dihitung dengan rumus : merah muda. Dinginkan, tambahkan asam asetat
glasial P hingga larutan tidak berwarna, dan
2,0 tambahkan lagi 0,5 mL asam asetat glasial P. Saring
1000𝐿 jika perlu dan encerkan larutan dengan air hingga 20
mL.
L adalah batas Logam berat dalam persen. Masukkan Larutan baku Buat seperti tertera pada larutan uji
sejumlah zat yang telah ditimbang ke dalam krus yang menggunakan sejumlah Larutan timbal yang
sesuai, tambahkan asam sulfat P secukupnya untuk ditentukan (10 bpj Pb) untuk mengganti zat yang
membasahi, dan pijarkan hati-hati pada suhu rendah diuji. Pada 10 mL larutan yang diperoleh tambahkan
hingga mengarang. Selama pengarangan krus tidak 2 mL Larutan uji.
boleh ditutup rapat. Pada bagian yang telah Larutan blangko Campur 10 mL air dengan 2 mL
mengarang, tambahkan 2 mL asam nitrat P dan 5 Larutan uji.
tetes asam sulfat P, panaskan hati-hati sampai asap Prosedur Ke dalam masing-masing 12 mL larutan
putih tidak terbentuk lagi. Pijarkan, sebaiknya dalam tambahkan 2 mL dapar asetat pH 3,5 dan campur.
tanur, pada suhu 500º hingga 600º, sampai arang habis Tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP, campur dengan
terbakar. Dinginkan, tambahkan 4 mL asam cepat, diamkan 2 menit. Amati permukaan dari atas
hidroklorida 6 N, tutup, digesti di atas tangas uap pada dasar putih: Uji tidak absah bila Larutan baku
selama 15 menit, buka dan uapkan perlahan-lahan di tidak menunjukkan warna coklat dibanding Larutan
atas tangas uap hingga kering. Basahkan sisa dengan blangko, warna coklat yang terjadi pada Larutan uji
1 tetes asam hidroklorida P, tambahkan 10 mL air tidak lebih intensif dari warna Larutan baku. Jika
panas, dan digesti selama 2 menit. Tambahkan hasil yang diperoleh sulit untuk disimpulkan, saring
amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes, hingga larutan melalui penyaring membran (ukuran pori 3
larutan bereaksi basa terhadap kertas lakmus, µm); lihat gambar alat tanpa prefilter. Lakukan
encerkan dengan air hingga 25 mL, dan atur pH antara penyaringan secara lambat dan menyeluruh
3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N, menggunakan tekanan sedang dan konstan.
menggunakan kertas indikator pH rentang pendek Bandingkan bercak pada penyaring di antara ketiga
sebagai indikator eksternal. Saring jika perlu, bilas larutan.
krus dan penyaring dengan 10 mL air. Kumpulkan
filtrat dan air bilasan dalam tabung pembanding
- 1923 -

Metode V hingga 3 mL. Jika warna larutan masih kuning, ulangi


penambahan 5 mL air dan peroksida seperti di atas.
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera pada Dinginkan, encerkan hati-hati dengan beberapa mL
Metode I air, pindahkan ke dalam tabung pembanding warna 50
Larutan baku Masukkan campuran 8 mL asam mL, dan bilas. Jaga kumpulan volume bilasan tidak
sulfat P dan 10 mL asam nitrat P ke dalam labu lebih dari 25 mL.
Kjeldahl 100 mL yang bersih dan kering, tambahkan Jika zat berbentuk cair Masukkan sejumlah zat uji
sejumlah volume asam nitrat P yang sama dengan ke dalam labu Kjeldahl 100 mL yang bersih dan
jumlah yang ditambahkan pada Larutan uji. Panaskan kering. [Catatan Labu 300 mL dapat digunakan jika
larutan hingga terbentuk asap putih tebal, dinginkan, reaksi membentuk busa berlebihan]. Klem labu pada
tambahkan dengan hati-hati 10 mL air; dan jika sudut 45 dan tambahkan dengan hati-hati beberapa
digunakan hidrogen peroksida pada pembuatan mL campuran 8 mL asam sulfat P dan 10 mL asam
Larutan uji, tambahkan sejumlah volume yang sama nitrat P. Hangatkan perlahan-lahan hingga terjadi
hidrogen peroksida P yang digunakan pada Larutan reaksi, biarkan reaksi mereda dan lanjutkan seperti
uji, didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk asap tertera pada Jika zat uji berbentuk padat dimulai
putih tebal. Dinginkan lagi, tambahkan hati-hati 5 mL dengan “Tambahkan lagi sejumlah campuran asam
air, campur dan didihkan hati-hati hingga terbentuk yang sama ...”.
asap putih tebal, hingga volume 2 mL sampai 3 mL. Larutan Pembanding Lakukan digesti
Dinginkan, encerkan hati-hati dengan beberapa mL menggunakan sejumlah sama sampel dengan
air, tambahkan 2,0 mL Larutan baku timbal (20 µg prosedur yang sama seperti tertera pada Larutan uji
Pb) dan campur. Pindahkan ke dalam tabung sub bagian Jika zat berbentuk padat sampai langkah
pembanding warna 50 mL, bilas labu dengan air, “Dinginkan, tambahkan dengan hati-hati dengan
tambahkan air bilasan ke dalam tabung hingga 25 mL beberapa mL air”. Tambahkan 2,0 mL Larutan baku
dan campur. timbal (20 µg Pb), campur. Pindahkan ke dalam
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain pada masing- tabung pembanding warna 50 mL, bilas labu dengan
masing monografi, gunakan sejumlah zat uji dalam g, air, tambahkan air bilasan ke dalam tabung sampai 25
yang dihitung dengan rumus : mL dan campur.
Prosedur Perlakukan Larutan uji, Larutan baku
2,0 dan Larutan monitor sebagai berikut: Atur pH larutan
1000𝐿 antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan amonium
hidroksida P (amonia LP dapat digunakan jika
L adalah batas Logam berat dalam persen. diinginkan pada saat mendekati jarak pH yang
ditetapkan), encerkan dengan air hingga 40 mL,
Jika zat uji berbentuk padat Masukkan sejumlah campur. Ke dalam tiap tabung tambahkan 2 mL dapar
zat uji ke dalam labu Kjeldahl 100 mL yang bersih asetat pH 3,5 kemudian 1,2 mL tioasetamida LP,
dan kering. [Catatan Labu 300 mL dapat digunakan encerkan dengan air hingga 50 mL, campur dan
jika reaksi membentuk busa berlebihan]. Klem labu diamkan 2 menit. Amati permukaan dari atas pada
dengan sudut 450, dan tambahkan campuran 8 mL dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak
asam sulfat P dan 10 mL asam nitrat P secukupnya lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku
untuk membasahi zat. Hangatkan perlahan-lahan dan warna yang terjadi pada Larutan monitor sama
hingga terjadi reaksi, biarkan reaksi mereda. atau lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan
Tambahkan sejumlah sama campuran asam, panaskan baku.
pada setiap penambahan, sampai jumlah campuran
asam yang ditambahkan 18 mL. Naikkan suhu dan Metode VI
didihkan perlahan-lahan hingga larutan menjadi
gelap. Dinginkan, tambahkan 2 mL asam nitrat P dan Larutan uji Campur sejumlah zat uji dengan 50
panaskan lagi hingga larutan menjadi gelap. mg magnesium oksida P dalam krus silika. Pijarkan di
Lanjutkan pemanasan, diikuti dengan penambahan atas nyala api sampai terbentuk masa homogen
asam nitrat P sampai tidak lagi gelap, kemudian berwarna putih atau putih keabu-abuan. Jika setelah
panaskan kuat sampai terbentuk asap putih tebal. 30 menit campuran masih berwarna, biarkan dingin,
Dinginkan, tambahkan hati-hati 5 mL air, didihkan aduk dengan batang pengaduk kaca kecil dan ulangi
perlahan-lahan sampai terbentuk asap putih, dan pemijaran. Panaskan pada suhu 800 selama lebih
lanjutkan pemanasan sampai volume berkurang kurang 1 jam, larutkan residu dalam 5 mL asam
hingga beberapa mL. Dinginkan, tambahkan dengan hidroklorida 5 N, tambahkan lagi 5 mL asam klorida
hati-hati 5 mL air dan amati warna larutan. Jika 5 N dan lanjutkan prosedur seperti tertera pada
berwarna kuning, tambahkan dengan hati-hati 1 mL Metode IV, mulai dengan “Tambahkan 0,1 mL ...”.
hidrogen peroksida P dan uapkan lagi sampai Larutan baku Buat seperti tertera pada Larutan uji
terbentuk asap putih tebal dan volume menjadi 2 menggunakan Larutan baku timbal yang ditetapkan
- 1924 -

(10 bpj) untuk menggantikan zat yang diuji dan Larutan persediaan raksa Masukkan 135,4 mg
keringkan dalam oven pada suhu 100º hingga 105º. raksa(II) klorida P ke dalam labu tentukur 100-mL,
Pada 10 mL larutan yang diperoleh, tambahkan 2 mL encerkan dengan asam sulfat 1 N sampai tanda.
Larutan uji. Larutan ini mengandung setara dengan 100 mmHg
Larutan blangko Campur 10 mL air dan 2 mL per 100 mL.
Larutan uji. Larutan raksa untuk pembakuan titran ditizon
Prosedur Ke dalam masing-masing 12 mL larutan Masukkan 2,0 mL Larutan persediaan raksa ke
tambahkan 2 mL dapar asetat pH 3,5 dan campur. dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asam
Tambahkan 1,2 mL tioasetamida LP, campur dengan sulfat 1 N sampai tanda. Tiap mL larutan ini
cepat, diamkan 2 menit. Amati permukaan dari atas mengandung setara dengan 20 µg Hg.
pada dasar putih: Uji tidak absah bila Larutan baku Larutan-larutan berikut digunakan untuk uji batas
tidak menunjukkan warna coklat dibanding Larutan raksa yang tertera pada monografi: Besi(II) Fumarat
blangko, warna coklat yang terjadi pada Larutan uji dan Besi(II) Sulfat.
tidak lebih intensif dari warna Larutan baku. Jika Larutan hidroksilamina hidroklorida Buat seperti
hasil yang diperoleh sulit untuk disimpulkan, saring tertera pada Uji Batas Timbal <401>.
larutan melalui penyaring membran (ukuran pori 3 Larutan baku raksa Buat larutan segar dengan
µm); lihat gambar alat tanpa prefilter. Lakukan mengencerkan secara kuantitatif 1,0 mL Larutan
penyaringan secara lambat dan menyeluruh persediaan raksa dengan asam sulfat 1 N sampai
menggunakan tekanan sedang dan konstan. 1000 mL. Tiap mL larutan ini setara dengan 1 µg Hg.
Bandingkan bercak pada penyaring di antara ketiga Larutan pengekstraksi ditizon Buat seperti tertera
larutan. pada Uji Batas Timbal <401>.
Larutan pengekstraksi ditizon encer Buat larutan
segar, encerkan 5 mL Larutan pengekstraksi ditizon
dengan 25 mL klorofrom P.
Pembakuan titran ditizon Masukkan 1,0 mL
Larutan raksa untuk pembakuan titran ditizon ke
dalam corong pisah 250 mL, tambahkan 100 mL asam
sulfat 1 N, 90 mL air, 1 mL asam asetat glasial P dan
10 mL larutan hidroksilamina hidroklorida P (1
dalam 5). Titrasi larutan dengan Titran ditizon
menggunakan buret mikro 10 mL, kocok campuran
20 kali setiap penetesan dan biarkan lapisan
kloroform memisah, kemudian buang lapisan
kloroform. Lanjutkan sampai penambahan Titran
ditizon terakhir berwarna hijau setelah dikocok.
Hitung jumlah dalam µg kesetaraan Hg untuk tiap mL
Titran ditizon dengan rumus:

20
𝑉
Alat untuk Uji Batas Logam Berat
V adalah volume, dalam mL Titran ditizon yang
ditambahkan.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g,
UJI BATAS RAKSA <381>
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL
bersumbat kaca, tambahkan 20 mL campuran asam
Metode I
nitrat P dan asam sulfat P volume sama, hubungkan
dengan pendingin yang sesuai, refluks campuran
[Catatan Raksa(II) ditizonat peka terhadap
selama 1 jam, dinginkan, encerkan hati-hati dengan
cahaya. Lakukan pengujian dalam cahaya redup].
air dan didihkan sampai uap asam nitrit habis.
Dinginkan larutan, encerkan hati-hati dengan air,
Pereaksi
pindahkan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan
Larutan persediaan ditizon Larutkan 40 mg ditizon
dengan air sampai tanda, campur dan saring.
P dalam 1000 mL kloroform P.
Prosedur Masukkan 50,0 mL Larutan uji ke dalam
Titran ditizon Encerkan 30,0 mL Larutan
corong pisah 250 mL, ekstraksi beberapa kali dengan
persediaan ditizon dengan kloroform P hingga 100,0
sedikit kloroform P, sampai ekstrak kloroform
mL. Larutan ini mengandung lebih kurang 12 mg
terakhir tidak berwarna. Buang ekstrak kloroform dan
ditizon P per liter.
pada larutan tambahkan 50 mL asam sulfat 1 N, 90

Anda mungkin juga menyukai