Anda di halaman 1dari 3

- 193 -

KRIM ASAM RETINOAT dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom 3,9 mm
Tretinoin Cream x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
Retinoic Acid Cream partikel 4 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Krim Asam Retinoat mengandung Asam Retinoat, kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
C20H28O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Asam Retinoat BPFI; simpan volume sama (lebih kurang 25 μL) Larutan baku dan
ampul pada suhu di bawah 0°, biarkan mencapai suhu Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
ruang sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
ampul dibuka. [Catatan Hindari kontak dengan jumlah dalam mg asam retinoat, C20H28O2, dalam krim
cahaya kuat dan gunakan alat kaca aktinik rendah yang digunakan dengan rumus:
pada pelaksanaan prosedur berikut ini].
𝑟𝑈 𝐶𝑆
( ) × ( ) × 100
Identifikasi Waktu retensi puncak utama 𝑟𝑆 𝐶𝑈
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. CS adalah kadar Asam retinoat BPFI dalam µg per mL
Larutan baku; CU adalah kadar asam retinoat dalam
Isi minimum <861> Memenuhi syarat. µg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang
tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah
Penetapan kadar [Catatan Hindari kontak dengan respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
cahaya kuat dan gunakan alat kaca aktinik rendah
pada pelaksanaan prosedur berikut ini. Gunakan Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
penstabil tetrahidrofuran dalam penyiapan Larutan dilipat atau wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
baku dan Larutan uji]. Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
pada Kromatografi <931>. ASAM SALISILAT
Asam fosfat encer Encerkan 10 mL asam fosfat P Salicylic Acid
dengan air hingga 100 mL.
Dapar fosfat Larutkan 1,38 mg natrium fosfat
monobasa P dalam 1000 mL air, atur pH hingga 3,0
dengan penambahan Asam fosfat encer. Saring dan
awaudarakan.
Pengencer Campuran air-Asam fosfat encer (9:1).
Fase gerak [Catatan Dapar fosfat dan Asam salisilat [69-72-7]
tetrahidrofuran disaring dan diawaudarakan secara C7H6O3 BM 138,12
terpisah sebelum dicampur]. Buat campuran Dapar
fosfat–tetrahidrofuran P (58:42). Jika perlu lakukan Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 98,0%dan tidak lebih dari 102,0%, C7H6O3, dihitung
pada Kromatografi <931>. terhadap zat kering.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Retinoat BPFI, larutkan dalam tetrahidrofuran P Pemerian Hablur putih; biasanya berbentuk jarum
hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL. Pipet halus atau serbuk halus putih; rasa agak manis, tajam
sejumlah volume larutan, encerkan secara kuantitatif dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan
dan jika perlu bertahap dengan campuran tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami
tetrahidrofuran P-Pengencer (3:2) hingga kadar lebih dapat berwarna kekuningan atau merah muda dan
kurang 4 µg per mL. berbau lemah mirip mint.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
dengan lebih kurang 1,0 mg asam retinoat, masukkan Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam
ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 20,0 mL benzen,larut dalam air mendidih;mudah larut dalam
tetrahidrofuran P. Kocok labu, jika perlu encerkan etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam
dengan tetrahidrofuran P sampai tanda, saring. Pipet kloroform.
sejumlah volume larutan, encerkan secara kuantitatif
dan jika perlu bertahap dengan campuran Baku pembanding Fenol BPFI; tidak boleh
tetrahidrofuran P-Pengencer (3:2) hingga kadar lebih dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
kurang 4 µg per mL. terlindung dari udara dan cahaya, dalam lemari
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pendingin. Asam salisilat BPFI; Tidak boleh
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
- 194 -

Senyawa sejenis A Asam Salisilat BPFI; Senyawa Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
sejenis B Asam Salisilat BPFI. larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar
50 mg per mL. Sonikasi sampai larut sempurna.
Identifikasi Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan berukuran 4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang
seperti pada Asam salisilat BPFI. 0,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan baku dan Larutan identifikasi puncak, rekam
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
diperoleh pada Penetapan kadar. pada Prosedur: resolusi, R, antara masing-masing
puncak terhadap Larutan baku tidak kurang dari 2,0.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Identifikasi masing-masing puncak menggunakan
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam. waktu retensi relatif seperti tertera pada Tabel.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Tabel
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat Nama
Waktu retensi Batas
sebagai berikut: panaskan 1,5 g zat dalam 75 mL air relatif (%)
hingga larut, dinginkan, tambahkan air sampai volume Senyawa sejenis A 0,35 0,1
semula dan saring: 25 mL filtrat tidak lebih keruh dari asam salisilat
0,10 mL asam hidroklorida 0,020 N. Senyawa sejenis B 0,45 0,05
asam salisilat
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan Fenol 0,50 0,02
penetapan sebagai berikut: larutkan 1,0 g zat dalam Asam salisilat 1,0 -
campuran etanol P-air (1:1): tidak lebih keruh dari 0,2 Cemaran lain - 0,05
mL asam sulfat 0,020 N. Total cemaran - 0,2

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam 25 mL volume sama (lebih kurang 2 L) Larutan baku dan
aseton P, tambahkan 2 mL air. Tambahkan 1,2 mL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
tioasetamid-gliserin basa LP dan 2 mL dapar asetat kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
pH 3,5, diamkan selama 5 menit: warna yang terjadi persentase masing-masing cemaran dengan rumus:
tidak lebih gelap dari larutan pembanding yang dibuat
dari 25 mL aseton P ditambah 2 mL Larutan baku 𝑟𝑖 𝐶𝑆
timbal, yang diperlakukan sama. ( ) ( ) 100
𝑟𝑆 𝐶𝑈
Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Kromatografi <931>. masing-masing cemaran dalam Larutan Uji dan
Fase gerak Campuran metanol P- asam asetat Larutan baku; CS adalah kadar baku cemaran dalam
glasial P-air (40:1:60), yang dibuat dengan mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar asam
menambahkan 10 mL asam asetat glasial P ke dalam salisilat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan
larutan yang berisi 400 mL metanol P dan 600 mL air. bobot yang ditimbang. Hitung persentase masing-
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan masing cemaran lain dalam zat yang ditimbang dengan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera rumus:
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-asam asetat
𝑟𝑖 𝐶𝑆
( ) ( ) 100
glasial P-air(70:4:30). 𝑟𝑆 𝐶𝑈
Larutan identifikasi puncak Timbang saksama
sejumlah Fenol BPFI, larutkan dalam Pengencer ri adalah respon puncak masing-masing cemaran lain
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,01 mg per mL. dari Larutan uji; rS adalah respon puncak senyawa
Larutan baku Timbang saksama masing-masing sejenis B asam salisilat dari Larutan baku; CS, adalah
sejumlah Senyawa sejenis A Asam Salisilat BPFI, kadar Senyawa sejenis B asam salisilat BPFI dalam
Senyawa Sejenis B Asam Salisilat BPFI, Fenol BPFI mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar asam
dan Asam Salisilat BPFI, larutkan dan encerkan salisilat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan
dengan Pengencer hingga kadar berturut-turut lebih bobot yang ditimbang.
kurang 0,05; 0,025; 0,01 dan 0,5 mg per mL.
- 195 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara M. Tambahkan asam hidroklorida 2 N: warna larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada hilang dan terbentuk endapan hablur putih.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-asam asetat Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
glasial P-air (40:1:60), yang dibuat dengan
menambahkan 10 mL asam asetat glasial P ke dalam Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah salep
larutan yang berisi 400 mL metanol P dan 600 mL air. setara dengan lebih kurang 250 mg asam salisilat,
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan larutkan dalam 20 mL etanol P yang telah dinetralkan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera dengan merah fenol LP dan tambahkan 20 mL eter P.
pada Kromatografi <931>. Titrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,1 N LV,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam menggunakan larutan merah fenol LP sebagai
Salisilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase indikator. Lakukan penetapan blangko.
gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL. Jika
perlu lakukan sonikasi. Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, setara dengan 13,81 mg C7H6O3
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,5 mg per mL. Jika perlu lakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sonikasi. baik.
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ASAM SITRAT ANHIDRAT
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per Anhydrous Citric Acid
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari
2,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 0,73%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 μL) Larutan uji dan
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung persentase asam salisilat, Asam sitrat [77-92-9]
C7H6O3, dalam zat yang digunakan dengan rumus: C6H8O7 BM 192,1

Asam Sitrat Anhidrat mengandung tidak kurang dari


 rU   CS 
     100 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O7, dihitung
 rS   CU  terhadap zat anhidrat.

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Asam hablur granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu
Salisilat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU lebih kurang 153° yang disertai peruraian.
adalah kadar asam salisilat dalam mg per mL Larutan
uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup baik. Baku pembanding Asam sitrat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam, sebelum
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Zat ini
adalah bentuk anhidrat dari asam sitrat. Endotoksin
SALEP ASAM SALISILAT BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial
Salicylic Acid Ointment dan isi harus hati-hati untuk menghindari
kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan
Salep Asam Salisilat mengandung asam salisilat, dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14
C7H6O3, dalam dasar salep yang dapat dibilas dengan hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari
air tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari pembeku.
105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Identifikasi Kocok 1 g salep dengan 10 mL air, saring, telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan
tambahkan larutan besi(II) klorida LP: terjadi warna didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukan
ungu kemerahan dengan penambahan asam asetat 6

Anda mungkin juga menyukai