Anda di halaman 1dari 338

- 622 -

(2) larutan Neamin BPFI 0,004%. Masukkan lempeng ke lebih kurang 1 g zat, ekstraksi dengan 20 ml kloroform P
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan dan larutan dapar fosfat pH 8,0 steril hingga larutan
fase gerak amonium asetat LP 3,85% dibuat segar. mengandung framisetin sulfat 0,01%. Batas kesalahan
Angkat lempeng, keringkan dengan aliran udara hangat, fidusial tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105%
panaskan pada suhu 110º selama 10 menit dan semprot dari potensi yang diperkirakan. Hitung kadar framisetin
lempeng panas dengan mengencerkan natrium hipoklorit sulfat dalam tiap gram campuran salep, tiap 676 unit
LP dengan air hingga mengandung 0,5% klor. Keringkan setara dengan 1 mg framisetin sulfat. Batas kesalahan
dalam aliran udara dingin hingga daerah tersemprot di fidusial tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
bawah garis penotolan memberikan warna biru lemah 120,0% dari jumlah yang dinyatakan.
dengan 1 tetes kanji-kaliumiodida LP, hindarkan
pemaparan udara dingin lebih lama. Semprot lempeng Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan kanji-kaliumiodida LP. Tiap bercak yang sesuai dengan cara inokulasi langsung menggunakan larutan
dengan neamin dari larutan (1) tidak lebih intensif dari yang dibuat sebagai berikut: gunakan secara aseptik
bercak yang diperoleh dari larutan (2). sejumlah kemasan yang cukup hingga diperoleh potongan
10 cm pembalut dan perlakukan terpisah. Masukkan tiap
Neomisin C Tidak lebih dari 3,0%; lakukan penetapan potongan ke dalam wadah berisi 200 ml isopropil miristat
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti P steril yang tidak bersifat antimikroba pada kondisi
tertera pada Kromatografi <931>. pengujian, campur baik-baik dan panaskan pada suhu
Fase gerak Buat campuran 97 ml tetrahidrofuran P, 1 tidak lebih dari 40º selama 15 menit dengan sesekali
ml air, 0,5 ml asam asetat glasial P dan encerkan dikocok hingga terdispersi. Masukkan 5 ml suspensi ini ke
secukupnya dengan larutan etanol mutlak P 2,0% dalam dalam wadah yang berisi 200 ml larutan Ringer steril
kloroform bebas etanol P hingga 250 ml, saring dan berkekuatan seperempat yang ditambahkan polisorbat 80
awaudarakan. P 1%, campur baik-baik. Masukkan 1 ml larutan ini ke
Larutan baku Tambahkan 1,5 ml larutan segar 1- dalam media perbenihan hingga pengenceran mendekati
fluoro-2,4-dinitrobenzen P 2% dalam metanol P pada 0,5 kelipatan 10. Inkubasikan media dan amati perbenihan.
ml Framisetin Sulfat BPFI 0,10% dalam natrium
tetraborat 0,02 M, panaskan di atas tangas air pada suhu
60º selama 1 jam dan dinginkan. Encerkan dengan Fase KASA PEMBALUT KLORHEKSIDIN
gerak hingga 25 ml, biarkan dan gunakan lapisan bawah Chlorhexidin Gauze Dressing
yang jernih.
Larutan uji Pisahkan salep dari kasa dan bahan lainnya Kasa Pembalut Klorheksidin terdiri dari tenunan kain
dan dispersikan 0,5 g dalam 20 ml kloroform P, linen dengan dua benang yang dipilin pada tiap lapis,
tambahkan 5 ml natrium tetraborat 0,02 M, campur dan benang arah memanjang dan arah melebar terdiri dari
biarkan memisah. Lanjutkan menurut cara yang tertera benang katun atau benang viskosa atau campuran benang
pada Larutan baku menggunakan 0,5 ml lapisan air. katun dan benang viskosa. Kain diimpregnasi secara rata
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dengan salep yang sesuai, mengandung dispersi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi klorheksidin asetat. Pembalut tersedia dalam kemasan
dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom baja tahan tunggal steril.
karat 4,6 mm x 20 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir
lebih kurang 1,6 ml per menit. Jika perlu atur kandungan Kain
tetrahidrofuran P dan air dalam fase gerak hingga
diperoleh resolusi Larutan baku sama dengan resolusi Identifikasi serat <841> Memenuhi uji untuk Katun atau
Framisetin Sulfat BPFI. Lewatkan Fase gerak pada Viskosa atau keduanya, Katun dan Viskosa, menggunakan
kolom beberapa jam sebelum larutan disuntikkan, kain terekstraksi yang diperoleh pada uji Zat larut dalam
lanjutkan kromatografi hingga 1,4 kali waktu retensi air.
puncak neomisin B. Efesiensi kolom ditetapkan
menggunakan puncak neomisin B dalam kromatogram Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah
Larutan baku; jumlah lempeng teoritis tidak kurang dari memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang arah
13.000 lempeng per m. melebar tidak kurang dari 80; lakukan penetapan seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tertera pada Pembalut tidak meregang Metode I dalam
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji Jumlah Benang per Satuan Panjang <871>, mengunakan
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Luas kain diimpregnasi.
puncak neomisin (Larutan uji) tidak lebih dari 3,0% dari
jumlah luas puncak neomisin B dan neomisin C. Bobot per satuan luas <771> Tidak kurang dari 49 g per
m2; lakukan penetapan sebagai berikut: Keluarkan kasa
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada pembalut dari wadah dan hitung luas. Masukkan dengan
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi dan pinset ke dalam ekstraktor sinambung, ekstraksi dengan
Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pisahkan salep eter P selama 6 jam atau hingga semua salep terektraksi
dari kasa dan bahan lainnya, campur. Timbang saksama sempurna. Pisahkan larutan eter untuk uji Zat Larut
- 623 -

dalam Eter <1311>. Keluarkan kain dan keringkan pada masing-masing media perbenihan hingga pengenceran
suhu 105o hingga bobot tetap. Hitung bobot per satuan mendekati kelipatan 10. Inkubasikan media inokulasi dan
luas kain dalam g per m2. amati perbenihan.

Salep
KETAMIN HIDROKLORIDA
Kandungan klorheksidin asetat C22H30Cl2N10. 2C2H4O2 Ketamine Hydrochloride
Tidak kurang dari 0,4 % dan tidak lebih dari 0,6 %.

Identifikasi Kocok kasa pembalut yang mengandung 10


mg klorheksidin asetat dengan 10 ml kloroform P,
tambahkan 10 ml air dan 2 ml larutan setrimida P 20%, 1
ml larutan brom P 1% dalam larutan natrium hidroksida
10 N dan kocok: terjadi warna merah tua pada lapisan air.
(±)-2-(o-Klorofenil)-2-(metilamino)sikloheksanon
Zat larut dalam eter <1311> Tidak kurang dari 100 g hidroklorida [1867-66-9]
per m2; lakukan penetapan menggunakan larutan eter C13H16ClNO.HCl BM 274,19
yang diperoleh pada Bobot per satuan luas, uapkan dan
keringkan sisa pada pada suhu 105o sampai bobot tetap. Ketamin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
Bagi, bobot sisa dengan luas pembalut yang digunakan 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C13H16ClNO.HCl.
dalam penetapan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; bau agak khas.
Penetapan kadar
Larutan uji Timbang saksama pembalut seluas 100 Kelarutan Mudah larut dalam air dan metanol; larut
cm2. Kocok dengan 25 ml kloroform P selama 2 menit, dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform.
tambahkan 100 ml asam klorida 0,4 N dan kocok terus
menerus selama 45 menit. Buang lapisan kloroform dan Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak
saring lapisan asam. Pada 20,0 ml filtrat tambahkan 50 ml boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
air dan 5 ml larutan setrimida P 20%, kocok. Tambahkan wadah tertutup rapat. Senyawa sejenis A Ketamin
8,5 ml natrium hidroksida 1 N, 1 ml isopropanol dan 2 ml Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan
natrium hipobromit LP, encerkan dengan air hingga 100 dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya [Perhatian
ml dan kocok. Biarkan selama 25 menit pada suhu 20°. Hindarkan larutan dari cahaya dan lakukan pengujian
Larutan baku Buat larutan seperti tertera pada Larutan segera setelah larutan dibuat.]
uji menggunakan 20,0 ml larutan yang dibuat dengan
mengencerkan 5 ml larutan klorheksidin asetat P 0,12% Identifikasi
dalam air, encerkan dengan asam klorida 0,4 N hingga A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
100 ml, mulai dari “tambahkan 50 ml air”. dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
pada panjang gelombang maksimum 480 nm Ketamin Hidroklorida BPFI.
menggunakan asam klorida 0,4 N sebagai blangko. B. Pelarut asam Spektrum serapan ultraviolet larutan
Cuci kain yang sudah di ekstraksi dengan air panas zat (1 dalam 3000) dalam asam klorida 0,1 N
untuk menghilangkan semua sisa-sisa salep dan menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. Tetapkan gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidroklorida
bobot salep dari bobot awal kasa pembalut. BPFI; daya serap masing-masing pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 269 dan 276
Sterilitas Memenuhi syarat; lakukan penetapan dengan nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
cara Inokulasi langsung menggunakan larutan yang Pelarut basa Spektrum serapan ultraviolet larutan zat
dibuat sebagai berikut: Buka secara aseptik sejumlah (1 dalam 1250) dalam natrium hidroksida 0,01 N dalam
kemasan yang cukup hingga diperoleh sejumlah potongan campuran air dan metanol P (1 dalam 20), menunjukkan
10 cm2 kasa pembalut dan perlakukan masing-masing maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
terpisah. Masukkan tiap potongan ke dalam wadah berisi sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI; daya
200 ml isopropil miristat P steril yang tidak bersifat serap masing-masing pada panjang gelombang serapan
antimikroba pada kondisi pengujian, campur baik-baik maksimum lebih kurang 302 nm berbeda tidak lebih
dan panaskan pada suhu tidak lebih dari 40° selama 15 dari 3,0%.
menit, dengan sesekali dikocok hingga terdispersi.
Masukkan 5,0 ml suspensi ini ke dalam wadah yang Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat dalam
berisi 200 ml larutan Ringer steril berkekuatan 5 ml air: larutan jernih dan tidak berwarna.
seperempat yang telah ditambahkan polisorbat 80 P 1%,
campur baik-baik. Masukkan 1 ml enceran ini ke dalam pH <1071> Antara 3,5 dan 4,1; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 10).
- 624 -

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj. Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 5,75 g amonium fosfat monobasa P
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A Ketamin tidak lebih dalam 1000 ml air. Tambahkan 6 ml trietilamina P dan
dari 0,1%; cemaran lain yang tidak diketahui, tidak lebih atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P.
dari 0,3% dan total cemaran yang tidak diketahui, tidak Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (65:35),
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 0,95 g natrium heksansulfonat P Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-
dalam 1000 ml campuran air-asetonitril P (3:1). masing lebih kurang 12,5 mg Ketamin Hidroklorida BPFI
Tambahkan 4 ml asam asetat P, saring dan awaudarakan. dan Senyawa sejenis A Ketamin BPFI, masukkan ke
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam Fase gerak,
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. jika perlu sonikasi, encerkan dengan Fase gerak sampai
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis A Ketamin encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing- Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
masing lebih kurang 0,005 mg per ml (jika perlu lakukan Ketamin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
sonikasi). Larutan dibuat segera sebelum digunakan. tentukur 50-ml, tambahkan 20 ml Fase gerak, sonikasi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, jika perlu masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
lakukan sonikasi. lebih kurang 35 ml Fase gerak, sonikasi sampai larut.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom pelindung Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
4,0 mm x 4,0 cm dengan kolom analitik 4,0 mm x 12,5 dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
urutan eluat adalah ketamin hidroklorida diikuti dengan pada Prosedur: urutan eluat adalah ketamin hidroklorida
senyawa sejenis A ketamin; resolusi, R, antara puncak diikuti dengan senyawa sejenis A ketamin; resolusi, R,
ketamin hidroklorida dengan puncak senyawa sejenis A antara puncak ketamin hidroklorida dengan puncak
ketamin tidak kurang dari 2,0; waktu retensi ketamin senyawa sejenis A ketamin tidak kurang dari 2,0;
hidroklorida adalah antara 3,0 dan 4,5 menit (jika perlu efisiensi kolom dari puncak ketamin tidak kurang dari
atur kadar air dan asetonitril); faktor ikutan tidak lebih 9400 lempeng teoritis dan faktor ikutan dari puncak
dari 1,5. ketamin tidak lebih dari 1,6. Lakukan kromatografi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, identifikasi baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,6%.
puncak ketamin hidroklorida dan senyawa sejenis A Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ketamin, ukur respons puncak masing-masing. Hitung sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
rumus: respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg ketamin
hidroklorida, C13H16ClNO.HCl, dalam zat yang
C  ri  digunakan dengan rumus:
5000   
W  rS  r 
100 C  U 
C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI dalam mg  rS 
per ml Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg yang
digunakan untuk membuat Larutan uji; ri adalah respons C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI, dalam mg
puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji dan rS per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
adalah respons puncak ketamin hidroklorida dari Larutan respons puncak ketamin dari Larutan uji dan Larutan
baku. baku.
- 625 -

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
baik pada suhu 25º, diperbolehkan pada suhu antara 15º pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
dan 30º. 269 nm menggunakan asam sulfat 0,1 N yang dijenuhkan
dengan kloroform P sebagai blangko. Hitung jumlah
dalam mg ketamin hidroklorida, C13H16ClNO, dalam tiap
INJEKSI KETAMIN HIDROKLORIDA ml injeksi yang digunakan dengan rumus:
Ketamine Hydrocloride Injection
 237 , 73   2 C   AU 
  
  AS 
Injeksi Ketamin Hidroklorida adalah larutan steril
ketamin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi.  274 ,19   V
Mengandung ketamin hidroklorida, setara dengan
ketamin, C13H16ClNO, tidak kurang dari 95,0% dan tidak 237,73 dan 274,19 berturut-turut adalah bobot molekul
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. ketamin dan ketamin hidroklorida; C adalah kadar
Ketamin Hidroklorida BPFI dalam µg per ml Larutan
Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml;
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi Larutan baku.
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung
lemari pendingin. cahaya dan panas.

Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet enceran larutan injeksi KETOKONAZOL
yang mengandung lebih kurang 800 µg per ml ketamin Ketoconazole
dalam natrium hidroksida metanol 0,01 N pada panjang
gelombang antara 250 dan 350 nm menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Larutan baku dalam
Penetapan kadar.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit


Endotoksin FI per mg ketamin hidroklorida.
(±) cis-1-Asetil-4-[p-[[2(2,4-diklorofenil)-
2-(imidazol-1-ilmetil-1,3dioksolan-4-il] metoksi]fenil]
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.
piperazina [65277-42-1]
C26H28Cl2N4O4 BM 531,44
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Ketokonazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Penetapan kadar
tidak lebih dari 102,0% C26H28Cl2N4O4, dihitung terhadap
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin
zat yang telah dikeringkan.
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam sulfat 0,1 N
yang dijenuhkan dengan kloroform P hingga kadar lebih
Baku pembanding Ketokonazol BPFI; tidak boleh
kurang 250 µg per ml.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
tertutup rapat.
setara dengan lebih kurang 500 mg ketamin hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ini ke dalam
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
corong pisah 125 ml, tambahkan 3 ml natrium hidroksida
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
0,1 N dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 15 ml
gelombang yang sama seperti pada Ketokonazol BPFI.
kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform dalam corong
pisah 125 ml kedua dan ekstraksi tiga kali, tiap kali
Jarak lebur <1021> Antara 148º dan 152º.
dengan 30ml asam sulfat 0,1 N. Kumpulkan ekstrak asam
dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan dengan asam
Rotasi jenis <1081> Antara -1 dan +1, dihitung terhadap
sulfat 0,1 N yang dijenuhkan dengan kloroform P sampai
zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan pada suhu
tanda.
20º menggunakan larutan yang mengandung 400 mg per
10 ml metanol P.
- 626 -

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
selama 4 jam. Fase gerak Buat campuran n-heksan P-etil asetat P-
metanol P-air-asam asetat glasial P (42:40:15:2:1).
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Tidak dijenuhkan.
penetapan menggunakan 2 g zat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol
BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> setara dengan lebih kurang 50 mg ketokonazol, masukkan
Metode IV Memenuhi syarat. ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 50 ml kloroform
P, kocok selama lebih kurang 2 menit dan saring.
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
Fase gerak Campuran n-heksan P-etil asetat P-metanol kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm dan biarkan
P-air-asam asetat glasial P (42:40:15:2:1). Tidak bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
dijenuhkan. kromatografi yang tidak jenuh, berisi Fase gerak dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, biarkan merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
larutkan dalam 3,0 ml kloroform P. lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol keringkan dengan aliran udara kering. Amati lempeng di
BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg bawah cahaya ultraviolet 254 nm, harga RF bercak utama
per ml. yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan baku.
baku dengan kloroform P hingga kadar 0,1 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 Disolusi <1231>
µl Larutan uji, 10 µl Larutan baku dan 2 µl Enceran Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P Alat tipe 2: 50 rpm.
setebal 0,25 mm dan biarkan bercak mengering. Waktu: 30 menit.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Prosedur Lakukan penetapan jumlah C26H28Cl2N4O4
berisi Fase gerak dan biarkan merambat sampai tiga per yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang telah
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan keringkan disaring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas
dengan aliran udara kering. Uapi lempeng dengan uap 0,45 m, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
iodum P dalam bejana tertutup, tandai bercak: ukuran dan serapan larutan baku Ketokonazol BPFI dalam media
harga RF bercak utama Larutan uji sama dengan Larutan yang sama pada panjang gelombang 270 nm.
baku. Bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku. kurang dari 80% (Q) C26H28Cl2N4O4, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
mg zat, larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial P. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Kromatografi <931>.
setara dengan 26,57 mg C26H28Cl2N4O4 Fase gerak Buat campuran larutan diisopropilamina P
dalam metanol P (1 dalam 500)-larutan amonium asetat P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (1 dalam 200) (7:3). Saring dan awaudarakan.
Pelarut Campuran metanol P-metilen klorida P (1:1).
Larutan baku internal Larutkan dan encerkan sejumlah
TABLET KETOKONAZOL Terkonazol BPFI dalam Pelarut hingga kadar lebih
KetoconazoleTablet kurang 5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Tablet Ketokonazol mengandung ketokonazol, Ketokonazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
C26H28Cl2N4O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dengan Pelarut sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
Baku pembanding Ketokonazol BPFI; lakukan 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º selama 4 dengan lebih kurang 200 mg ketokonazol, masukkan ke
jam sebelum digunakan. Terkonazol BPFI; tidak boleh dalam botol bertutup ulir yang sesuai, tambahkan 50,0 ml
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Pelarut, kocok menggunakan alat mekanik selama 30 menit
- 627 -

dan sentrifus. Pipet 5,0 ml beningan ke dalam labu Identifikasi


tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda. dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Ketoprofen BPFI.
dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 3,9 mm x B. Serapan larutan zat (1 dalam 100.000) dalam metanol
30 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 3 P-air (3:1) menunjukkan maksimum hanya pada panjang
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan gelombang 258 nm.. Berbeda tidak lebih dari 3%, dihitung
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak terhadap zat yang sudah dikeringkan.
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
ketokonazol dan terkonazol berturut-turut adalah 0,6 dan Jarak lebur <1031> Metode I antara 92,0 dan 97,0.
1,0; resolusi, R, antara puncak ketokonazol dan puncak
terkonazol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5,2
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume mm Hg, pada suhu 60° hingga bobot tetap, menggunakan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji 1 g zat.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
ketokonazol, C26H28Cl2N4O4, dalam serbuk tablet yang Rotasi jenis <1081> Antara +1 dan -1, lakukan
digunakan dengan rumus: penetapan menggunakan 10 mg zat per ml dalam etanol
dehidrat P.
R 
10WS  U  Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
 RS 
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
WS adalah bobot Ketokonazol BPFI dalam mg yang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
digunakan; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan Kromatografi <931>.
respons puncak ketokonazol terhadap terkonazol dari Fase gerak Buat campuran larutan amonium asetat P
Larutan uji dan Larutan baku. 1%-metanol P-asetonitril P (55:30:15), atur pH hingga
6,5 dengan penambahan asam asetat glasial P,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. awaudarakan. [Catatan Buat semua larutan segar.]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 3-Asetil-
benzofenon BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
KETOPROFEN diperoleh kadar 0,0025%.
Ketoprofen Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Fase gerak hingga diperoleh kadar 0,50%.
Enceran larutan uji Encerkan sejumlah volume
Larutan uji dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar
0,0010%.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Asam 2-(3-benzoilfenil)propionat [22071-15-4] dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom 4,6 mm x
C16H14O3 BM 254,3 20 cm berisi bahan pengisi L1 laju alir lebih kurang 1,0
ml per menit.
Ketoprofen mengandung tidak kurang dari 98,5% dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan
tidak lebih dari 101,0% C16H14O3, dihitung terhadap zat baku, Larutan uji dan Enceran larutan uji ke dalam
yang telah dikeringkan. kromatograf, rekam kromatogram dan ukur luas puncak.
Lanjutkan kromatografi selama lima kali waktu retensi
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak ketoprofen. Puncak Larutan uji sesuai dengan puncak
atau hampir tidak berbau. Larutan baku luasnya tidak lebih besar dari luas puncak
Enceran larutan uji, luas dari puncak sekunder lain tidak
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter; lebih besar dari dua setengah kali luas puncak Enceran
praktis tidak larut dalam air. larutan uji dan tidak lebih dari tiga puncak semacam ini
mempunyai luas lebih besar dari luas puncak Enceran
Baku pembanding Ketoprofen BPFI; lakukan larutan uji. Lanjutkan kromatografi selama lima kali
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 4 waktu retensi ketoprofen.
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat. Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%.
- 628 -

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. mg zat, larutkan dalam 25 ml etanol P. Tambahkan 25 ml
Dapar pH 3,5 Larutkan 68,0 g kalium fosfat monobasa air dan beberapa tetes merah fenol LP. Titrasi dengan
P dalam 1000 ml air, atur hingga pH 3,5+0,05 dengan natrium hidroksida 0,1 N LV yang telah dibakukan
penambahan asam fosfat P. dengan baku primer asam benzoat. Lakukan penetapan
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 3,5 asetonitril blangko jika perlu lakukan koreksi.
P-air (2:43:55), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
tertera pada Kromatografi <931>. setara dengan 25,43 mg C16H14O3
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah tertentu
Ketoprofen BPFI dan 3-benzoil benzoat encerkan secara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
hingga diperoleh kadar berturut-turut 0,01 mg dan 5 µg
per ml. [Catatan Lindungi larutan dari cahaya.] KAPSUL KETOPROFEN
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketoprofen Ketoprofen Capsule
BPFI, larutkan dalam Fase gerak sehingga diperoleh
kadar lebih kurang 2 µg per ml. [Catatan Lindungi
Kapsul Ketoprofen mengandung ketoprofen, C16H14O3,
larutan dari cahaya].
tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
jumlah yang tertera pada etiket.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. [Catatan
Baku pembanding Ketoprofen BPFI; lakukan
Lindungi larutan dari cahaya.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 4
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
rapat. Senyawa Sejenis A Ketoprofen BPFI (3-
dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom 4,6 mm x
Asetilbenzofenon). Senyawa Sejenis C Ketoprofen
15 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3
BPFI{Asam 2-(3-karboksifenil) propionat}.
m. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Identifikasi Kocok sejumlah isi kapsul yang
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
mengandung 500 mg ketoprofen dengan 50 ml kloroform
Prosedur: waktu retensi relatif untuk asam 3-
P selama 5 menit, saring, uapkan hingga kering
benzoilbenzoat dan ketoprofen berturut-turut lebih kurang
menggunakan penguap rotasi, percepat penghabluran
0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara asam 3-benzoilbenzoat dan
dengan menggesek bagian dalam cawan dengan
ketoprofen tidak kurang dari 4; efisiensi kolom yang
pengaduk kaca. Spektrum serapan inframerah hablur
ditetapkan dari puncak ketoprofen, tidak kurang dari 2250
yang didispersikan dalam kalium bromida P
lempeng teoritis dan faktor ikutan untuk puncak
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
ketoprofen tidak lebih dari 2,0. Lakukan kromatografi
gelombang yang sama seperti pada Ketoprofen BPFI.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
Disolusi <1231>
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat yang dibuat
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dengan melarutkan 1,46 g kalium fosfat monobasa P dan
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 20,06 g natrium fosfat dibasa P dalam air hingga 1000 ml,
ke dalam kromatograf, lakukan kromatografi selama 7 kali
atur pH hingga 7,5 dengan penambahan asam fosfat P.
waktu retensi ketoprofen, rekam kromatogram dan ukur
Alat tipe 2:50 rpm.
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
Waktu:45 menit.
cemaran dengan rumus yang sama.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah, C16H14O3 yang
terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang
 C  r  diencerkan dengan Media disolusi hingga kadar
10.000  i  ketoprofen lebih kurang 0,001% dan serapan larutan baku
 W  rS  Ketoprofen BPFI dalam media yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 260 nm.
C adalah kadar Ketoprofen BPFI dalam mg per ml dalam Serapan jenis pada panjang gelombang maksimum 260
Larutan baku; W adalah berat dalam mg ketoprofen dalam nm adalah 662.
Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
cemaran selain puncak utama ketoprofen yang diperoleh kurang dari 70% (Q) C16H14O3 dari jumlah yang tertera
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak utama pada etiket.
ketoprofen dari Larutan baku.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Cemaran organik mudah menguap <471> Metode IV
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Memenuhi syarat.
- 629 -

Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan larutan yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
dibuat baru dan terlindung dari cahaya.]
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 3,5 -
asetonitril P - air (2:43:55) yang dibuat baru. KETOROLAK TROMETAMIN
Pelarut A Buat campuran asetonitril P-air (40:60). Ketorolac Tromethamine
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Senyawa
Sejenis C Ketoprofen BPFI (Asam 2-(3-karboksifenil)
propionat) dalam Pelarut A hingga kadar 0,0002%. O OH

Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Senyawa


OH HO OH
Sejenis A Ketoprofen BPFI (3-asetilbenzofenon) dalam N
NH2
Pelarut A hingga kadar 0,0003%. O
Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul
setara dengan 100 mg ketoprofen, kocok dengan 100 ml (±)-5-benzoil-2,3-dihidro-1H-pirolizin-1-asam
Pelarut A, saring dan gunakan filtrat. karboksilik, campur dengan 2-amino-2-(hidroksimetil) -
Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume 1,3-propandiol (1:1) [74103-07-4]
Larutan uji dengan Pelarut A hingga 50 bagian volume, C15H13NO3.C4H11NO3 BM 376,40
kemudian encerkan 1 bagian volume larutan ini dengan
Pelarut A hingga 10 bagian volume. Ketorolak Trometamin mengandung tidak kurang dari
Larutan resolusi Encerkan 1 bagian volume Larutan 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C15H13NO3.C4H11NO3
uji dengan Pelarut A hingga 100 bagian volume, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
kemudian pada 1 ml larutan ini tambahkan 1 ml Larutan
baku 2. Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kelarutan Mudah larut dalam air dan metanol; sukar
dilengkapi dengan detektor 233 nm, kolom baja tahan larut dalam etanol, etanol mutlak dan tetrahidrofuran;
karat 4,6 mm x15 cm dan berisi bahan pengisi L1 dengan praktis tidak larut dalam aseton, diklorometan, toluen,
ukuran partikel 5 m dan laju alir lebih kurang 1 ml per etilasetat, dioksan, heksan, butilalkohol dan asetonitril.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi
rekam luas puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, Baku pembanding Ketorolak Trometamin BPFI,
R, antara ketoprofen dan 3-asetilbenzofenon tidak kurang lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
dari 7. selama 3 jam. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume terlindung cahaya.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku 1, Larutan baku 2,
Larutan uji dan Enceran larutan uji ke dalam Identifikasi
kromatograf. Lakukan kromatografi selama 7 kali waktu A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
retensi ketoprofen. Rekam kromatogram dan ukur luas dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
puncak. Respons puncak yang sesuai dengan asam 2-(3- menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
karboksifenil) propionat pada Larutan uji tidak lebih gelombang yang sama seperti pada Ketorolak
besar dari puncak utama Larutan baku 1 (0,2%), respons Trometamin BPFI.
puncak yang sesuai dengan 3-asetilbenzofenon pada B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
Larutan uji tidak lebih besar dari respons puncak utama dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
dari Larutan baku 2 (0,3%), respons puncak dari puncak pada panjang gelombang yang sama seperti pada
sekunder pada Larutan uji tidak lebih besar dari luas Ketorolak Trometamin BPFI.
puncak utama dari Enceran larutan uji (0,2%). Abaikan C. Uji trometamin Lakukan penetapan seperti tertera
puncak dengan luas kurang dari 0,1 kali luas puncak pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
utama Enceran larutan uji (0,02%). <281>.
Fase gerak Buat campuran diklorometan P-aseton P-
Penetapan kadar Timbang tidak kurang dari 20 kapsul. asam asetat glasial P (95:5:2).
Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang kapsul Larutan baku Timbang sejumlah Ketorolak
dan timbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Trometamin BPFI, larutkan dalam campuran
Timbang saksama sejumlah isi kapsul setara dengan lebih diklorometan P-metanol P (2:1) hingga kadar lebih
kurang 50 mg ketoprofen. Kocok dengan 300 ml metanol kurang 5 mg per ml.
P 75% selama 10 menit, dan encerkan dengan metanol P Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan baku
75% hingga 500 ml. Diamkan, encerkan 5,0 ml beningan hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
dengan metanol P 75% hingga 100 ml. Ukur serapan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 40
larutan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kurang 258 nm. Hitung jumlah dalam mg ketoprofen, kromatografi campuran silika gel G. Masukkan lempeng
C16H14O3: serapan jenis pada panjang gelombang serapan ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan
maksimum lebih kurang 258 nm adalah 662. biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng.
- 630 -

Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Semprot lempeng dengan ninhidrin P 30 mg per ml dalam pada Kromatografi <931>.
etanol P yang dibuat segar dan panaskan lempeng pada Pelarut Buat campuran air-tetrahidrofuran P (70 :30).
suhu 150º selama lebih kurang 2 hingga 5 menit. Bercak Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketorolak
kuning dengan batas merah muda sampai ungu Larutan Trometamin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pelarut
uji sesuai dengan Larutan baku. hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml. [Catatan
Lindungi larutan ini dari pengaruh cahaya.]
pH <1071> Antara 5,7 dan 6,7; lakukan penetapan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
menggunakan larutan (1 dalam 100). masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Lindungi larutan ini dari pengaruh cahaya.]
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º Larutan resolusi Masukkan 100 ml air, 100 ml
selama 3 jam. diklorometan P, 30 mg Ketorolak Trometamin BPFI dan
1 ml asam klorida P ke dalam corong pisah 250 ml.
Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%. Tutup, kocok dan biarkan lapisan terpisah. Pindahkan
lapisan bawah diklorometan ke dalam labu kaca
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. borosilikat bersumbat dan buang lapisan atas. Paparkan
lapisan diklorometan pada sinar matahari langsung
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> selama 10 - 15 menit. Pipet 1 ml ke dalam vial. Uapkan
Metode V Memenuhi syarat. pada udara terbuka atau dengan aliran gas nitrogen P
hingga kering. Tambahkan 1 ml Pelarut dan aduk hingga
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,1% untuk larut. [Catatan Larutan ini disimpan pada lemari
analog 1-keto ketorolak atau analog 1-hidroksi ketorolak; pendingin dan dapat digunakan selama kromatogram
tidak lebih dari 0,5% untuk cemaran lain dan tidak lebih yang diperoleh seperti tertera pada Prosedur sesuai
dari 1,0% untuk jumlah semua cemaran. Lakukan dengan kromatogram dari identifikasi puncak analog 1-
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi keto ketorolak dan analog 1-hidroksi ketorolac dan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. pengukuran resolusi antara analog 1-keto ketorolak dan
Fase gerak, Pelarut, Larutan baku, Larutan resolusi, ketorolak.]
Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertera pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Prosedur Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji dilengkapi dengan detektor 313 nm dan kolom 4,6 mm x
seperti tertera pada Prosedur dalam Penetapan kadar 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
selama tiga kali waktu retensi ketorolak dan ukur respons μm dan pertahankan suhu kolom pada 40º. Laju alir lebih
semua puncak. kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat, Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
dengan rumus: puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
analog ketorolak 1-keto, analog ketorolak 1-hidroksi dan
r  ketorolak berturut-turut adalah lebih kurang 0,63; 0,89
100F  i  dan 1,0 dan resolusi, R, antara analog 1-keto ketorolak
 rS  dan ketorolak tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
F adalah faktor respons masing-masing puncak cemaran dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
relatif terhadap ketorolak; ri adalah respons puncak untuk efisiensi kolom dari puncak analit tidak kurang dari 5500
masing-masing cemaran; dan rS adalah jumlah semua lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
respons puncak cemaran dan puncak utama ketorolak; penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
nilai F untuk analog 1-keto ketorolak, analog1-hidroksi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ketorolak, puncak cemaran dengan waktu retensi relatif sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
0,5 dan 0,66 terhadap ketorolak berturut-turut adalah ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
0,52; 0,67; 2,2 dan 0,91. respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg ketorolak trometamin,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C15H13NO3.C4H11NO3 dalam zat yang digunakan, dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada rumus:
Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 5,75 g amonium fosfat monobasa P r 
dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 3,0 dengan 50C  U 
penambahan asam fosfat P.  rS 
Fase gerak Buat campuran Dapar-tetrahidrofuran P
(70:30) aduk, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
- 631 -

C adalah kadar Ketorolak Trometamin BPFI dalam mg Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah Ketorolak Trometamin BPFI, larutkan dan encerkan
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,24 mg per
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ml. [Catatan Lindungi larutan ini dari pengaruh
tidak tembus cahaya, simpan pada suhu 25°, masih cahaya.]
diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°. Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan dan
5 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan
INJEKSI KETOROLAK TROMETAMIN Lindungi larutan dari pengaruh cahaya.]
Ketorolac Tromethamine Injection Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
dengan lebih kurang 12 mg ketorolak trometamin, ke
Injeksi Ketorolak Trometamin adalah larutan steril dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P
ketorolak trometamin. Mengandung ketorolak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini dan 5 ml Larutan baku
trometamin, C15H13NO3.C4H11NO3, tidak kurang dari internal ke dalam labu ukur 50-ml kedua, encerkan
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan Lindungi kedua
tertera dalam etiket. larutan ini dari pengaruh cahaya.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang µm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
Ketorolak Trometamin BPFI, lakukan pengeringan dalam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
hampa udara pada suhu 60 selama 3 jam dalam wadah pada Prosedur: waktu retensi relatif ketorolak dan
tertutup rapat dan terlindung cahaya. naproksen, berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0;
resolusi, R, antara ketorolak dan naproksen tidak kurang
Identifikasi Buat campuran Larutan baku dan Larutan dari 5,4; efisiensi kolom dari puncak ketorolak tidak
uji (1:1) dan lakukan kromatografi terhadap campuran kurang dari 2700 lempeng teoritis; faktor ikutan puncak
tersebut seperti tertera pada Penetapan kadar. tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
Kromatogram memberikan dua puncak utama yang sesuai penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
dengan puncak ketorolak dan baku internal. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,8 unit ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Endotoksin FI per mg ketorolak trometamin. respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg ketorolak trometamin,
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan C15H13NO3.C4H11NO3, dalam tiap ml injeksi yang
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji digunakan dengan rumus:
Sterilitas.
 C  R 
pH <1071> Antara 6,9 dan 7,9. 50  U 
 V  R S 
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi Volume Kecil. C adalah kadar Ketorolak Trometamin BPFI dalam mg
per ml Larutan baku persediaan; V adalah volume dalam
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. ml injeksi yang digunakan untuk menyiapkan Larutan
uji; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara puncak ketorolak terhadap baku internal dari Larutan uji
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan Larutan baku.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
glasial P (55:44:1). Saring dan awaudarakan. Jika perlu sebaiknya dari kaca Tipe I, pada suhu ruang, terlindung
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti cahaya.
tertera pada Kromatografi <931>. Resolusi dapat
ditingkatkan dengan menambah jumlah air dalam Fase
gerak. TABLET KETOROLAK TROMETAMIN
Pelarut Buat campuran metanol P-air (1:1). Ketorolac Tromethamine Tablet
Larutan baku internal Buat larutan naproksen P dalam
metanol P dengan kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. Tablet Ketorolak Trometamin mengandung ketorolak
trometamin, C15H13NO3. C4H11NO3, tidak kurang dari
- 632 -

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang melarut; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan
tertera pada etiket. uji dan Larutan baku.

Baku pembanding Ketorolak Trometamin BPFI, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
selama 3 jam dalam wadah tertutup rapat dan terlindung Kromatografi <931>.
cahaya. Fase gerak, Pelarut, Larutan baku internal, Larutan
baku persediaan, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Identifikasi Buat campuran Larutan baku dan Larutan Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
uji (1:1) dan lakukan kromatografi terhadap campuran Injeksi Ketorolak Trometamin.
tersebut seperti tertera pada Penetapan kadar. Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu tentukur
Kromatogram hanya memberikan dua puncak utama yang yang sesuai, untuk memperoleh kadar setara dengan lebih
sesuai dengan puncak ketorolak dan baku internal. kurang 0,2 mg ketorolak trometamin per ml. Tambahkan
sejumlah air lebih kurang 10% dari volume labu dan
Disolusi <1231> sonikasi hingga tablet hancur. Tambahkan sejumlah
Media disolusi: 600 ml air. metanol P hingga lebih kurang 40% dari volume labu dan
Alat tipe 2: 50 rpm. sonikasi lebih kurang 10 menit untuk melarutkan
Waktu: 45 menit. ketorolak trometamin. Dinginkan hingga suhu ruang dan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus atau
C15H13NO3.C4H11NO3 yang terlarut dengan mengukur biarkan mengendap. Pipet 5 ml beningan dan 5 ml
serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media Larutan baku internal, ke dalam labu tentukur 50-ml,
disolusi dan serapan larutan baku Ketorolak Trometamin encerkan dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan
BPFI yang diketahui kadarnya dalam media yang sama Lindungi larutan ini dari pengaruh cahaya.]
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
322 nm. kadar dalam Injeksi Ketorolak Trometamin.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Hitung jumlah dalam mg ketorolak trometamin,
kurang dari 75% (Q) C15H13NO3. C4H11NO3, dari jumlah C15H13NO3.C4H11NO3 dalam tiap tablet yang digunakan
yang tertera pada etiket. dengan rumus:

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.  CV  RU 


Prosedur keseragaman kandungan.   
 10  R S 
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur
yang sesuai untuk memperoleh kadar ketorolak
trometamin setara dengan lebih kurang 0,1 mg per ml. C adalah kadar Ketorolak Trometamin BPFI dalam mg
Tambahkan sejumlah air lebih kurang 10% dari volume per ml Larutan baku persediaan; V adalah volume dalam
labu dan sonikasi hingga tablet hancur. Tambahkan ml labu tentukur yang digunakan pada tahap awal ketika
sejumlah metanol P hingga lebih kurang 40% dari tablet melarut; RU dan RS berturut-turut adalah
volume labu dan sonikasi lebih kurang 10 menit untuk perbandingan respons puncak ketorolak terhadap baku
melarutkan ketorolak trometamin. Dinginkan hingga suhu internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
ruang dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sentrifus atau biarkan mengendap. Pipet 6 ml beningan, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan pada suhu ruang, terlindung cahaya dan kelembaban yang
dengan metanol P sampai tanda. berlebihan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketorolak
Trometamin BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol
P hingga kadar lebih kurang 12 µg per ml. KIMOTRIPSIN
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Chymotrypsine
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
322 nm, menggunakan metanol P sebagai blangko. Kimotripsin [9004-07-3]
Hitung jumlah dalam mg ketorolak trometamin,
C15H13NO3. C4H11NO3, dalam tiap tablet dengan rumus: Kimotripsin adalah enzim proteolitik yang dihablurkan
dari ekstrak kelenjar pankreas sapi, Bos taurus Linné
(Familia Bovidae). Mengandung tidak kurang dari 1000
 CV  AU 
   unit Kimotripsin FI per mg dihitung terhadap zat yang
 120  AS  telah dikeringkan, potensi tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
C adalah kadar Ketorolak Trometamin BPFI dalam µg etiket.
per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml labu
tentukur yang digunakan pada tahap awal ketika tablet
- 633 -

Pemerian Serbuk hablur atau serbuk amorf; putih sampai Setelah dingin encerkan dengan dapar yang sama hingga
putih kekuningan; tidak berbau. 100 ml.
[Catatan Larutan substrat dapat disimpan dalam
Kelarutan Jumlah setara dengan 100.000 unit keadaan beku dan digunakan setelah dicairkan, tetapi
Kimotripsin FI larut dalam 10 ml air dan dalam 10 ml harus segera dibekukan setelah pembuatan.]
larutan natrium klorida 0,9%. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam asam klorida 0,0012 N hingga kadar kimotripsin
Baku pembanding Kimotripsin BPFI; simpan dalam antara 12 dan 16 unit Kimotripsin FI per ml. Pengenceran
wadah tertutup rapat dan di dalam lemari pendingin. benar, jika selama melakukan penetapan kadar, terjadi
Biarkan isi mencapai suhu ruang sebelum dibuka dan perubahan serapan antara 0,008 dan 0,012 dalam tiap
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Hablur selang waktu 30 detik.
Tripsin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, di Prosedur [Catatan Lakukan penyesuaian dari substrat
dalam lemari pendingin. Biarkan isi mencapai suhu ruang dan periksa parameter spektrofotometer dengan
sebelum dibuka dan tidak boleh dikeringkan sebelum melakukan Prosedur menggunakan Kimotripsin BPFI
digunakan. sebagai pengganti zat uji.] Lakukan penetapan kadar
menggunakan spektrofotometer yang dilengkapi dengan
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung pengatur suhu 25° ± 0,1° di dalam ruang sel. Ukur suhu
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella sp. dan di dalam sel reaksi sebelum dan sesudah pengukuran
Staphylococcus aureus. serapan, berbeda tidak lebih dari 0,5°. Pipet 0,2 ml asam
klorida 0,0012 N dan 3,0 ml Larutan substrat, masukkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; ke dalam sel. Masukkan sel ke dalam spektrofotometer, ]
lakukan pengeringan dalam oven hampa udara pada suhu dan atur alat tersebut hingga serapan 0,200 pada panjang
60oC selama 4 jam. gelombang 237 nm. Pipet 0,2 Larutan uji ke dalam sel
yang lain, tambahkan 3,0 ml Larutan substrat, masukkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,5%. ke dalam spektrofotometer. [Catatan Lakukan tahapan
penambahan dengan hati-hati dan waktu reaksi dimulai
Tripsin Tidak lebih dari 1%. pada saat penambahan Larutan substrat.] Ukur serapan
Larutan uji Larutkan 100 mg zat uji dalam 10,0 ml air. dengan selang waktu 30 detik selama tidak kurang dari 5
Dapar tris (hidroksimetil)aminometana 0,08 M, pH 8,1 menit. Ulangi prosedur ini dengan pengenceran yang sama
Larutkan 294 mg kalsium klorida P dalam 40 ml sekurang-kurangnya 1 kali. Kecepatan konstan dari
tris(hidroksimetil)aminometana 0,20 M, atur pH 8,1 perubahan serapan lebih penting dari harga serapan
dengan asam klorida 1 N dan encerkan dengan air hingga mutlak. Jika kecepatan perubahan tidak konstan selama
100 ml. tidak kurang dari 3 menit, ulangi pengujian, jika perlu
Larutan substrat Timbang 98,5 mg p-toluensulfonil L- gunakan kadar yang lebih rendah. Kecepatan perubahan
argininmetil ester hidroklorida P yang sesuai untuk serapan dalam penetapan ulang pada pengeceran yang
penetapan kadar tripsin, masukkan ke dalam labu sama sesuai dengan penetapan ulang pada pengeceran
tentukur 25 ml. Tambahkan Dapar tris(hidroksimetil) yang sama sesuai dengan penetapan pertama. Hitung
amino metana 0,08 M pH 8,1, goyang hingga substrat perubahan serapan rata-rata per menit, menggunakan
larut. Tambahkan 0,25 ml merah metil-biru metilen LP, hanya harga dalam bagian waktu 3 menit dari kurva
encerkan dengan air sampai tanda. dengan perubahan kecepatan serapan yang konstan. Buat
Prosedur [Catatan Tetapkan kesesuaian dari substrat kurva serapan terhadap waktu. Satu unit Kimotripsin FI
dengan melakukan Prosedur menggunakan sejumlah adalah aktivitas yang menyebabkan perubahan serapan
Hablur Tripsin BPFI sebagai pengganti zat uji.] Pipet 50 0,0075 per menit dalam kondisi seperti tertera dalam
µl Larutan kimotripsin ke dalam lempeng tetes penetapan kadar. Hitung jumlah unit Kimotripsin FI per
tambahkan 0,2 ml Larutan substrat: tidak terjadi warna mg, dengan rumus:
ungu dalam waktu 3 menit.
 A2  A1 
Penetapan kadar 0,0075TW 
Dapar fosfat 1/15 M pH 7,0 Larutkan 4,54 g kalium
fosfat monobasa P dalam air hingga 500 ml. Larutkan 4,73 A2 adalah serapan garis lurus pembacaan awal; A1 adalah
g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam air hingga 500 waktu dalam serapan garis lurus pembacaan akhir; T
ml. Campur 38,9 ml larutan kalium fosfat monobasa P adalah waktu dalam menit, antara awal dan akhir
dengan 61,1 ml larutan natrium fosfat dibasa P. Jika pembacaan; W adalah bobot kimotripsin dalam mg per
perlu atur pH 7,0 dengan menambahkan larutan volume larutan yang digunakan untuk penetapan serapan.
natriumfosfat dibasa P tetes demi tetes.
Larutan substrat Timbang saksama lebih kurang 23,7 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
mg N-asetil-L-tirosina etil ester P, yang sesuai untuk dan hindari terkena panas yang berlebih.
penetapan kadar kimotripsin, larutkan dalam lebih kurang
50 ml Dapar fosfat 1/15 M pH 7,0 dengan dihangatkan.
- 634 -

KLARITROMISIN Blangko Campurkan 10 ml Pelarut dan 2 ml Larutan


Clarithromycin uji ke dalam tabung pembanding warna.
Larutan baku Lakukan pengenceran terhadap Larutan
O
baku timbal (mengandung 100 bpj Pb) menggunakan
H3C CH3
Pelarut hingga kadar 1 bpj Pb. Tambahkan 10 ml larutan
HO OCH3 H 3C
H3C OH CH3 HO N CH3
ini dan 2 ml Larutan uji ke dalam tabung pembanding
H3C
warna.
O
O
CH3 O
O
O
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari
CH3
CH3
OCH3
1,0%; tidak lebih dari 4 cemaran yang lebih dari 0,4%
O
CH3 dan total cemaran tidak lebih dari 3,5%. Lakukan
H3C OH
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
6-O-Metil-6-O-metileritromisin [81103-11-9] Larutan A Timbang 4,76 g kalium fosfat monobasa P,
C38H69NO13 BM 747,95 masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan
dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 4,4 dengan
Klaritromisin mengandung tidak kurang dari 96,0% dan penambahan larutan asam fosfat P (1 dalam 10) atau
tidak lebih dari 102,0% C38H69NO13, dihitung terhadap zat larutan kalium hidroksida P 45%.
anhidrat. Larutan B Asetonitril P.
Fasa gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih. Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Kelarutan Larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol seperti tertera pada Kromatografi <931>.
absolut, metanol, asetonitril dan dapar fosfat pH 2-5; Pengencer Campuran asetonitril P-air (50:50).
praktis tidak larut dalam air. Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 75 mg
Klaritromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
Baku pembanding Klaritromisin BPFI, tidak boleh 50-ml. Larutkan dalam 25 ml asetonitril P, encerkan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. dengan air sampai tanda.
Klaritromisin untuk identifikasi BPFI. Larutan baku 2 Pipet 5 ml Larutan baku 1 ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang sampai tanda.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Larutan baku 3 Pipet 1 ml Larutan baku 2 ke dalam
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
seperti pada Klaritromisin BPFI. tanda. Larutan ini mengandung 0,0075 mg per ml
Klaritromisin BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara -94º dan -102º, lakukan Larutan baku 4 Timbang saksama lebih kurang 15 mg
penetapan pada suhu 20° menggunakan larutan 10 mg per Klaritromisin untuk Identifikasi BPFI, masukkan ke
ml dalam metilen klorida P. dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dalam 5 ml
asetonitril P, encerkan dengan air sampai tanda.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dalam
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan 25 ml asetonitril P, encerkan dengan air sampai tanda.
menggunakan suspensi 1 mg per 500 ml dalam campuran Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
air-metanol P (19:1). Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 4,6 mm x
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. 10 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom
pada 40º. Laju alir lebih kurang 1,1 ml per menit.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan Kromatograf diprogram sebagai berikut:
penetapan menggunakan 0,5 g zat.
Waktu Larutan Larutan
Eluasi
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj. (menit) A (%) B (%)
Gunakan Pelarut, Larutan uji, Larutan baku dan blangko 0-32 75-40 25-60 Gradien Linier
32-34 40 60 Isokratik
sebagai berikut:
34-36 40-75 60-25 Gradien Linier
Pelarut Larutan dioksan P 85% dalam air. 36-42 75 25 Isokratik
Larutan uji Masukkan 1 g zat dalam labu tentukur 20-
ml, larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 4, rekam
Pipet 12 ml larutan ini dan masukkan dalam tabung kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pembanding warna. pada Prosedur: waktu retensi relatif cemaran A, cemaran
B, cemaran C, cemaran D, cemaran E, cemaran F,
- 635 -

cemaran G, cemaran H, cemaran I, cemaran J, cemaran digunakan untuk membuat Larutan uji; rU dan rS berturut-
K, cemaran L, cemaran M, cemaran N, cemaran O, turut adalah respons puncak klaritromisin Larutan uji dan
cemaran P dan klaritromisin berturut-turut adalah lebih Larutan baku; dan P adalah kemurnian Klaritromisin BPFI.
kurang 0,42; 0,79; 0,89; 0,96; 1,27; 1,33; 1,72; 1,82; 0,38;
0,63; 1,59; 0,74; 0,81; 1,15; 1,38; 1,35 dan 1,0; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
perbandingan puncak dan lembah (Hp/Hv) dari cemaran
D dan klaritromisin tidak kurang dari 3,0; Hp adalah
tinggi puncak cemaran D dari garis dasar dan Hv adalah KLARITROMISIN UNTUK SUSPENSI ORAL
tinggi di atas garis dasar dari titik terendah kurva pemisah Clarithromycin for Oral Suspension
puncak ini dari puncak klaritromisin. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku 2, rekam Klaritromisin untuk Suspensi Oral adalah campuran
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera kering klaritromisin, zat pendispersi, pengencer,
pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak utama pengawet dan perisa. Klaritromisin untuk suspensi oral
klaritromisin tidak lebih dari 1,7. mengandung klaritromisin, C38H69NO13, tidak kurang dari
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
sama (lebih kurang 10 µl) Pengencer, Larutan baku 2, tertera pada etiket, 25 atau 50 mg per ml jika dikonstitusi
Larutan baku 3, Larutan baku 4 dan Larutan uji ke dalam seperti yang tertera pada etiket.
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung persentase dari masing-masing senyawa Baku pembanding Klaritromisin BPFI, tidak boleh
sejenis dalam zat dengan rumus: dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Senyawa Sejenis A Klaritromisin BPFI, C39H71NO13, BM
C  ri F 
 P
762,00 tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
50  S  tertutup rapat dan dalam lemari pendingin.
W  rS 
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
CS adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam mg per ml Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Larutan baku 3; W adalah bobot dalam mg zat yang diperoleh pada Penetapan kadar.
digunakan untuk membuat Larutan uji; ri adalah respons
puncak masing-masing cemaran pada kromatogram Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan uji; F adalah faktor koreksi 1,0; kecuali untuk Untuk serbuk dalam wadah dosis tunggal.
cemaran G dan H masing-masing 0,27 dan 0,15 yang
dihitung dari waktu retensi relatif terhadap puncak Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
klaritromisin lebih kurang 1,72 dan 1,82; rS adalah Untuk serbuk dalam wadah dosis ganda.
respons puncak utama klaritromisin pada kromatogram
Larutan baku 3; dan P adalah kemurnian Klaritromisin pH <1071> Antara 4,0 dan 5,4; lakukan penetapan
BPFI yang digunakan untuk membuat Larutan baku 1. menggunakan suspensi yang dikonstitusikan seperti yang
tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
pada Kromatografi <931>. lakukan pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
Larutan A, Larutan B, Pengencer, Larutan baku 4 dan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam,
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada Senyawa menggunakan 1 g zat.
sejenis.
Larutan baku Gunakan Larutan baku 1 seperti yang Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tertera pada Senyawa sejenis. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Senyawa sejenis. Simpangan baku relatif pada Fase gerak Buat campuran metanol P-kalium fosfat
penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 1,5%. monobasa 0,067 M (600:400), atur pH hingga 3,5 dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume penambahan asam fosfat P, saring melalui penyaring
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
respons puncak utama. Hitung persentase klaritromisin, Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
C38H69NO13, dalam zat dengan rumus: <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
C  rU 
 P Klaritromisin BPFI, larutkan dalam metanol P, kocok
50  S 
W  rS  dan jika perlu sonikasi hingga kadar lebih kurang 2100
g per ml, masukkan dalam perhitungan potensi
CS adalah kadar Klaritromisin BPFIdalam mg per ml Klaritromisin BPFI, dalam g per mg. Pipet 10 ml
Larutan baku; W adalah bobot dalam mg zat yang larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
- 636 -

Fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring TABLET KLARITROMISIN


dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil dan gunakan Clarithromycin Tablet
filtrat sebagai Larutan baku. Larutan mengandung
klaritromisin lebih kurang 415 g per ml. Tablet Klaritromisin mengandung klaritromisin,
Larutan uji Konstitusikan suspensi oral klaritromisin C38H69NO13, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
seperti yang tertera pada etiket. Pindahkan sejumlah 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
volume suspensi terkonstitusi setara dengan lebih kurang
1 - 2 g klaritromisin, dengan bantuan 330 ml kalium Baku pembanding Klaritromisin BPFI, tidak boleh
fosfat dibasa 0,067 M ke dalam labu tentukur 1000-ml dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
yang telah berisi lebih kurang 50 ml kalium fosfat dibasa Senyawa Sejenis A Klaritromisin BPFI, C39H71NO13, BM
0,067 M. Kocok secara mekanik selama 30 menit, 762,00 tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sonikasi tertutup rapat dan dalam lemari pendingin.
selama lebih kurang 30 menit dan biarkan dingin.
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Aduk dengan Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
pengaduk magnetik selama 60 menit. Biarkan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
mengendap, pipet sejumlah volume beningan setara lebih diperoleh pada Penetapan kadar.
kurang 20 mg klaritromisin, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai Disolusi <1231>
tanda, saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 m Dapar natrium asetat 0,1 M Larutkan 13,61 g natrium
atau lebih kecil. Gunakan filtrat. asetat trihidrat P dalam air, encerkan dengan air hingga
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 1000 ml. Atur pH hingga 5,0 dengan penambahan asam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi asetat 0,1 M.
dilengkapi dengan detektor 210 nm, kolom pelindung Media disolusi: 900 ml Dapar natrium asetat 0,1 M.
berisi bahan pengisi L1 dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi Alat tipe 2: 50 rpm.
bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom pada 50°. Waktu: 30 menit
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan Lakukan penetapan jumlah C38H69NO13 yang terlarut
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam seperti tertera pada Penetapan kadar. Gunakan alikuot
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera yang diencerkan secara kuantitatif dengan Fase gerak
pada Prosedur: efisiensi kolom dari puncak klaritromisin hingga kadar klaritromisin lebih kurang 125 g per ml,
tidak kurang dari 2100 lempeng teoritis jika dihitung sebagai larutan uji. Hitung jumlah dalam mg
dengan rumus: klaritromisin, C38H69NO13, yang terlarut dengan rumus:

r 
2
 t 
5 , 545   900 CD   U 
 wh / 2   rS 

faktor ikutan tidak kurang dari 1,0 dan tidak lebih dari D adalah faktor pengenceran yang digunakan untuk
1,7; faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 2,5 dan tidak penyiapan Larutan uji, notasi yang lain seperti tertera
lebih dari 6 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan pada Penetapan kadar.
ulang tidak lebih dari 2,0%. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume kurang dari 80% (Q) C38H69NO13, dari jumlah yang
sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji tertera pada etiket.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 6,0%;
klaritromisin, C38H69NO13, dalam tiap ml suspensi oral lakukan pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
terkonstitusi dengan rumus: tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam.

 C   rU 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
50  
 Vv   rS  Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
C adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam g per ml Kromatografi <931>.
Larutan baku; V adalah volume dalam ml suspensi oral Fase gerak Buat campuran metanol P-kalium fosfat
terkonstitusi yang digunakan dalam Larutan uji; v adalah monobasa 0,067 M (650:350), atur pH hingga 4,0 dengan
volume dalam ml beningan yang digunakan dalam penambahan asam fosfat P, saring melalui penyaring
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons membran dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil dan
puncak Larutan uji dan Larutan baku. awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian, menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. <931>.
- 637 -

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klaritromisin dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
BPFI, larutkan dalam metanol P, kocok dan jika perlu dan Larutan baku.
sonikasi untuk proses melarutkan hingga kadar klaritromisin
lebih kurang 625 g per ml, masukkan dalam perhitungan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
potensi Klaritromisin BPFI, dalam g per mg. Pipet 10 ml
larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring TABLET LEPAS LAMBAT KLARITROMISIN
membran dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil. Larutan Clarithromycin Extended-Release Tablet
ini mengandung klaritromisin lebih kurang 125 g per ml.
Larutan resolusi Buat larutan Senyawa Sejenis A Tablet Lepas Lambat Klaritromisin mengandung
Klaritromisin BPFI dalam metanol P dengan kadar lebih klaritromisin, C38H69NO13, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
kurang 625 g per ml. Pipet 10 ml larutan ini dan 10 ml lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan baku, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baku pembanding Klaritromisin BPFI, tidak boleh
Larutan uji Timbang dan serbukkan sejumlah tablet yang dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
setara dengan lebih kurang 2000 mg klaritromisin, masukkan Senyawa Sejenis A Klaritromisin BPFI, C39H71NO13, BM
ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan 350 ml metanol P 762,00 tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
dan kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan tertutup rapat dalam lemari pendingin.
metanol P sampai tanda, campur dan biarkan partikel yang
tidak larut mengendap. Pipet 3 ml beningan, masukkan ke Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
sampai tanda. Saring sebagian larutan melalui penyaring diperoleh pada Penetapan kadar.
membran dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil dan
gunakan filtrat. Disolusi <1231>
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Uji 1
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,3 M pH 6,0 yang
dilengkapi dengan detektor 210 nm, kolom pelindung berisi dibuat dengan melarutkan 816,5 g kalium fosfat
bahan pengisi L1 dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan monobasa P dan 48 g natrium hidroksida P dalam lebih
pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan kurang 4000 ml air, campur dan encerkan dengan air
pertahankan suhu kolom pada 50°. Lakukan kromatografi hingga 20.000 ml. Atur pH hingga 6,0  0,05 dengan
terhadap Larutan resolusi dan rekam kromatogram dan ukur penambahan asam fosfat P atau natrium hidroksida 1 N.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi Alat tipe 2: 75 rpm.
relatif klaritromisin dan Senyawa sejenis A klaritromisin Waktu: 30, 45, 60 dan 120 menit.
berturut-turut lebih kurang 0,75 dan 1,0; resolusi, R, antara Lakukan penetapan jumlah C38H69NO13 yang terlarut
klaritromisin dan senyawa sejenis A klaritromisin tidak dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku tertera pada Kromatografi <931>.
dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Larutan baku Timbang saksama sejumlah
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditetapkan dari puncak Klaritromisin BPFI, larutkan dalam asetonitril P,
klaritromisin tidak kurang dari 750 lempeng teoritis jika encerkan dengan Media disolusi hingga diperoleh lima
dihitung menggunakan rumus: larutan yang diketahui kadar antara 60 hingga 600 g per
2 ml.
 t  Larutan uji Saring sebagian alikuot melalui penyaring
5,545 
polietilen dengan porositas 35 m.
 wh / 2 
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
faktor ikutan tidak kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari 1,5 Penetapan kadar.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
lebih dari 2,0%. sama (lebih kurang 50 µl) lima Larutan baku dan Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
sama (lebih kurang 20 hingga 50 µl) Larutan baku dan respons puncak utama. Buat analisis regresi linier untuk
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram memperoleh kurva baku, dengan menggunakan respons
dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg puncak setiap Larutan baku terhadap masing-masing
klaritromisin, C38H69NO13, dalam tiap tablet dengan kadar. Hitung jumlah klaritromisin, C38H69NO13, yang
rumus : terlarut dalam setiap interval waktu tertentu, dengan
 50  C  rU  menggunakan respons puncak Larutan uji dan regresi linier
    Larutan baku.
 3  N  rS 
Toleransi Persentase klaritromisin, C38H69NO13, yang
C adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam g per ml terlarut pada waktu tertentu memenuhi Tabel Penerimaan
Larutan baku; N adalah jumlah tablet yang digunakan; rU sebagai berikut:
638

Tabel Penerimaan
Waktu Jumlah terlarut
Level Jumlah terlarut (batas masing-masing)
(menit) (batas rata-rata)
L1 30 Tidak lebih dari 65% 
45 Antara 55% dan 85% 
60 Tidak kurang dari 75% 
120 Tidak kurang dari 85% 
L2 30 Tidak lebih dari 75% Tidak lebih dari 65%
45 Antara 45% dan 95% Antara 55% dan 85%
60 Tidak kurang dari 65% Tidak kurang dari 75%
120 Tidak kurang dari 75% Tidak kurang dari 85%
L3 30 Tidak lebih dari 2 tablet melepaskan lebih dari 75% dan tidak Tidak lebih dari 65%
ada satupun tablet melepaskan lebih dari 85%
45 Tidak lebih dari 2 tablet melepaskan di luar rentang 45% hingga Antara 55% dan 85%
95% dan tidak ada satupun tablet melepaskan di luar rentang
35% hingga 105%
60 Tidak lebih dari 2 tablet melepaskan kurang dari 65% dan tidak Tidak kurang dari 75%
ada satupun tablet melepaskan kurang dari 55%
120 Tidak lebih dari 2 tablet melepaskan kurang dari 75% dan tidak Tidak kurang dari 85%
ada satupun tablet melepaskan kurang dari 65%

Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji ini maka pada etiket Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dicantumkan memenuhi syarat Uji Disolusi 2. sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,05 M pH 6,8 dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
mengandung natrium lauril sulfat P 0,5%. Awaudarakan respons puncak utama.
dengan cara hampa udara atau sonikasi. Hitung jumlah dalam mg klaritromisin, C38H69NO13, yang
Alat tipe 1: 100 rpm terlarut dalam mg per ml dengan rumus:
Waktu: 2, 12 dan 24 jam
Lakukan penetapan jumlah C38H69NO13 yang terlarut r 
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti CS  U 
tertera pada Kromatografi <931>.  rS 
Dapar fosfat 0,067M pH 2,5 Larutkan 9,2 g natrium
fosfat monobasa monohidrat P dalam lebih kurang 800 CS adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam mg per ml
ml air. Atur pH hingga 2,5 dengan penambahan asam Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
fosfat P, encerkan dengan air hingga 1000 ml. puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar fosfat Hitung persentase C38H69NO13 terlarut menggunakan
0,067 M pH 2,5 (65:35), saring dan awaudarakan. Jika koreksi volume:
perlu lakukan penyesuaian, menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.   n 1 
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 56 mg  Cn  900  V U n  1     Ci  V U    100
Klaritromisin BPFI, masukkan dalam labu tentukur 100-   i 1 
x5
ml. Tambahkan 10 ml metanol P, sonikasi untuk LC
melarutkan. Encerkan dengan Media disolusi sampai
tanda. Cn adalah kadar klaritromisin dalam mg per ml Larutan
Larutan uji Sentrifus alikuot pada 2500 rpm selama 10 uji pada setiap titik waktu; 900 adalah volume Media
menit, gunakan beningan. disolusi dalam ml; VU adalah volume dalam ml alikuot
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada yang diambil pada setiap titik waktu; n adalah jumlah
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi titik waktu [Catatan Penjumlahan klaritromisin yang
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x diambil pada titik-titik waktu sampling sebelumnya dapat
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 dilakukan hanya jika n>1]; 100 adalah faktor konversi
persentase dan LC adalah jumlah yang tertera pada etiket
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan pertahankan
dalam mg.
suhu kolom pada 50°. Lakukan kromatografi terhadap
Toleransi Persentase jumlah klaritromisin C38H69NO13
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
yang terlarut pada waktu tertentu memenuhi Tabel
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
sebagai berikut:
lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2000; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
- 639 -

Waktu (jam) Jumlah terlarut kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
2 Tidak lebih dari 20% baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
12 Antara 45% dan 75% Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
24 Tidak kurang dari 80% sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Uji 3 Jika sediaan memenuhi uji ini maka pada etiket respons puncak utama. Hitung dalam mg klaritromisin,
dicantumkan memenuhi syarat Uji Disolusi 3. C38H69NO13, yang terlarut dalam per ml dengan rumus:
Media disolusi: 1000 ml dapar asetat pH 4,75 dibuat
dengan melarutkan 3,59 g natrium asetat trihidrat P dan r 
11,0 ml asam asetat 2 N dalam 1000 ml air, atur pH CS  U 
hingga 4,75 dengan penambahan asam asetat 2 N.  rS 
Alat tipe 1: 50 rpm; 10 mesh.
Waktu: 1, 2, 4, 8 dan 12 jam
Lakukan penetapan jumlah C38H69NO13 yang terlarut CS adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam mg per ml
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Larutan baku;rU dan rS berturut-turut adalah respons
tertera pada Kromatografi <931>. puncak Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase
Dapar fosfat 0,067 M Larutkan 9,12 g kalium fosfat klaritromisin terlarut menggunakan koreksi zat yang
monobasa P dalam 1000 ml air. terambil pada titik waktu n ≥ 2:
Fase gerak Campuran metanol P-Dapar fosfat 0,067 M
(65:35), atur pH hingga 4,0 dengan penambahan asam   n1 
Cn  900   Ci VU   100
fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian, menurut   i 1 
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi LC
<931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Cn adalah kadar klaritromisin dalam mg per ml Larutan
Klaritromisin BPFI, larutkan dalam metanol P, kocok uji pada titik waktu ke n; 900 adalah volume Media
dan jika perlu sonikasi untuk melarutkan, hingga kadar disolusi dalam ml; VU adalah volume alikuot pada setiap
lebih kurang 625 g per ml, masukkan dalam perhitungan titik waktu dalam ml; n adalah titik waktu (pada 2 jam, n
potensi Klaritromisin BPFI, dalam g per mg. = 2), penjumlahan kadar Larutan uji dari pertama hingga
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan ke titik waktu ke (n-1) (hanya berlaku untuk n ≥ 2); 100
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak adalah faktor konversi persentase; LC adalah jumlah yang
sampai tanda. Larutan ini mengandung klaritromisin lebih tertera pada etiket dalam mg.
kurang 125 g per ml. Toleransi Persentase jumlah klaritromisin, C38H69NO13,
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah yang terlarut pada waktu tertentu memenuhi Tabel
Senyawa Sejenis A Klaritromisin BPFI, larutkan dalam sebagai berikut:
metanol P hingga kadar lebih kurang 625 g per ml. Pipet
10 ml larutan ini dan 10 ml Larutan baku persediaan, Waktu (jam) Jumlah terlarut
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan 1 Tidak lebih dari 15%
dengan Fase gerak sampai tanda. 2 Antara 10% dan 30%
Larutan uji Ambil 10 ml alikuot. Pipet 3 ml, masukkan 4 Antara 35% dan 55%
ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase 8 Tidak kurang dari 80%
gerak sampai tanda, saring melalui penyaring dengan 12 Tidak kurang dari 90%
porositas 0,45 m. Tambahkan 10 ml Media disolusi pada
setiap labu disolusi. Uji 4 Jika sediaan memenuhi uji ini maka pada etiket
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dicantumkan memenuhi syarat Uji Disolusi 4.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 6,0 yang dibuat
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x dengan melarutkan 68,0 g kalium fosfat monobasa P dan
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 1,8 g natrium hidroksida P dalam 10.000 ml air, atur pH
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan hingga 6,0 ± 0,1 dengan penambahan natrium hidroksida
pertahankan suhu kolom pada 50°. Lakukan kromatografi encer LP atau asam fosfat P.
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram Alat tipe 2: 50 rpm.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Waktu: 2, 4, 8 dan 12 jam.
waktu retensi relatif klaritromisin dan senyawa sejenis A Lakukan penetapan jumlah C38H69NO13 yang terlarut
klaritromisin berturut-turut adalah lebih kurang 0,75 dan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
1,0; resolusi, R, antara klaritromisin dan senyawa sejenis tertera pada Kromatografi <931>.
A klaritromisin tidak kurang dari 2,0. Lakukan Dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dalam
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram 1000 ml air. Atur pH hingga 4,5 ± 0,1 dengan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: penambahan natrium hidroksida encer LP atau asam
efisiensi kolom ditetapkan dari puncak klaritromisin tidak fosfat P.
kurang dari 750 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak
- 640 -

Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar (64:36), Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian, lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada mmHg pada suhu 110° selama 3 jam.
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Klaritromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml. Tambahkan lebih kurang 30 ml Media disolusi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan sonikasi selama lebih kurang 10 menit hingga larut. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tambahkan 2 ml metanol P dan encerkan dengan Media Kromatografi <931>.
disolusi sampai tanda. Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem
Larutan uji Gunakan alikuot yang telah disaring melalui kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
penyaring dengan porositas 0,45 m. kadar dalam Tablet Klaritromisin.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan uji Timbang dan serbukkan sejumlah tablet
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi yang setara dengan lebih kurang 2000 mg klaritromisin,
dilengkapi dengan detektor 203 nm dan kolom 4,6 mm x masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan
12,5 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 lebih kurang 350 ml metanol P dan kocok secara mekanik
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan selama 30 menit. Encerkan dengan metanol P sampai
pertahankan suhu kolom pada 30°. Lakukan kromatografi tanda dan sonikasi selama 30 menit. Biarkan hingga suhu
terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur ruang dan biarkan selama tidak kurang dari 16 jam. Campur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor dan biarkan partikel yang tidak larut mengendap. Pipet 3
ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif ml beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sebagian larutan melalui penyaring dengan porositas 0,5
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji m atau lebih kecil dan gunakan filtrat.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Hitung dalam mg klaritromisin, C38H69NO13, yang terlarut kadar dalam Tablet Klaritromisin.
dalam satu ml dengan rumus: Hitung jumlah dalam mg klaritromisin, C38H69NO13, tiap
tablet lepas lambat dengan rumus:
r 
CS  U   50  C   rU 
 rS     
 3  N   rS 
CS adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons C adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam g per ml
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku; N adalah jumlah tablet yang digunakan; rU
Hitung persentase klaritromisin terlarut pada setiap titik dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
waktu dengan rumus: dan Larutan baku.

C n  900  n  1   V S   C 1  C 2  .....  C n  1   V S  100 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
LC lindungi dari cahaya. Simpan pada suhu 25°, masih
diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°.
Cn adalah kadar klaritromisin dalam mg per ml Larutan
uji pada setiap titik waktu; 900 adalah volume Media Penandaan Jika digunakan lebih dari satu uji disolusi,
disolusi dalam ml; VS adalah volume alikuot yang diambil pada etiket harus dinyatakan uji disolusi yang digunakan
pada setiap titik waktu dalam ml dan LC adalah jumlah kecuali jika hanya menggunakan Uji 1.
dalam mg yang tertera pada etiket.
Toleransi Persentase jumlah klaritromisin, C38H69NO13,
yang terlarut pada waktu tertentu memenuhi Tabel KLAVULANAT KALIUM
sebagai berikut: Clavulanate Potassium
Waktu (jam) Jumlah terlarut
2 Tidak lebih dari 25%
4 Antara 20% dan 40%
8 Antara 45% dan 75%
12 Tidak kurang dari 80%
Kalium (Z)-(2R,5R)-3-(2-hidroksietilidena)-7-okso-4-oksa-
1-azabisiklo [3.2.0) heptan-2-karboksilat [61177-45-5]
C8H8KNO5 BM 237,25
- 641 -

Klavulanat Kalium mengandung tidak kurang dari 75,5% Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
dan tidak lebih dari 92,0% asam klavulanat, C8H9NO5, dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4 mm x 30
dihitung terhadap zat anhidrat. cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 μm
- 10 μm. Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan
Baku pembanding Klavulanat Litium BPFI; tidak boleh kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, pada tempat dingin. Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak
Kalium Klavam-2-Karboksilat BPFI; Setiap vial analit tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis, faktor
mengandung 3 µg kalium klavam-2-karboksilat yang ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan
terdispersi dalam poli (vinilpirolidon). Untuk penggunaan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
secara kuantitatif, rekonstitusi seluruh isi vial dengan lebih dari 5%.
sejumlah volume air yang sesuai. Tidak boleh Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
terlindung dari cahaya, dalam lemari pembeku. Larutan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
baku dapat disimpan dalam lemari pendingin selama 1 respons puncak utama. Waktu retensi relatif asam
minggu. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, klavam-2-karboksilat dan asam klavulanat berturut-turut
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung persentase
menghindari kontaminasi]; Rekonstitusi seluruh isi, kalium klavam-2-karboksilat dalam zat yang digunakan
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang dengan rumus:
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.  CS  rU 
    100
Identifikasi  CU  rS 
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh CS adalah kadar Kalium Klavam-2-karboksilat BPFI
padaPenetapan kadar. dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar zat
B. Menunjukkan reaksi Kalium seperti yang tertera dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
pada Uji Identifikasi Umum <291>. adalah respons puncak asam klavam-2-karboksilat dari
Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0; lakukan penetapan
Amin alifatik Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100).
dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada
Kromatografi<931>.
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
Larutan baku internal Pipet 50 µl 3-metil-2-pentanon
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit
sampai tanda.
Endotoksin FI per mg, jika pada etiket tertera bahwa
Larutan baku Timbang saksama masing-masing lebih
klavulanat kalium steril atau harus dilakukan proses lebih
kurang 80 mg senyawa amin berikut: 1,1-dimetiletilamin,
lanjut selama pembuatan sediaan steril.
dietilamin, tetrametiletilendiamin, 1,1,3,3-
tetrametilbutilamin dan N,N’-diisopropiletilendiamin,
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Jika pada etiket tertera
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
bahwa klavulanat kalium steril, lakukan penetapan
encerkan dengan asam klorida 2 N sampai tanda. Pipet 5
dengan Penyaringan membran seperti yang tertera pada
ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga. Tambahkan 5,0
Uji Sterilitas.
ml Larutan baku internal; 10,0 ml natrium hidroksida 2
N; 5,0 ml isopropil alkohol P dan 5 g natrium klorida P.
Kalium klavam-2-karboksilat Tidak lebih dari 0,01%. Kocok selama 1 menit dan sentrifus sampai terbentuk
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair lapisan terpisah. Gunakan lapisan atas.
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
Kromatografi<931>. masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambahkan 5,0 ml
Fase gerak Buat larutan natrium fosfat monobasa 0,1 Larutan baku internal; 5,0 ml larutan natrium hidroksida
M, atur pH hingga 4,0 ± 0,1 dengan penambahan asam
2 N; 5,0 ml isopropil alkohol P dan 5 g natrium klorida
fosfat P, saring melalui penyaring membran dengan P. Kocok selama 1 menit dan sentrifus sampai terbentuk
porositas 0,5 μm atau lebih kecil. Jika perlu lakukan lapisan terpisah. Gunakan lapisan atas.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
tertera pada Kromatografi <931>. Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler dari leburan
Klavam-2-karboksilat BPFI, larutkan dalam air hingga
silika 0,53 mm x 50 m, berisi bahan pengisi G41 dengan
kadar lebih kurang 5 μg per ml. tebal lapisan 5 µm. Atur suhu kolom, injektor dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat detektor seperti pada tabel berikut:
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda.
- 642 -

Waktu Suhu Eluasi Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
(menit) (º C) Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Kolom 0-7 35 Isotermal detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler dari leburan
7-10,8 35-150 Gradien linier silika 0,53 mm x 25 m, berisi bahan pengisi G35 dengan
10,8-25,8 150 Isotermal tebal lapisan 1 µm. Atur suhu kolom, injektor dan
Injektor 200
Detektor 250
detektor seperti pada tabel berikut:

Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir Waktu Suhu Kecepatan Eluasi
(menit) (º C) (º C/menit)
lebih kurang 8 ml per menit. “Split ratio” 1 : 10. Lakukan
Kolom 0-2 40 - isotermal
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram 2-7,3 40- 30 gradien
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: 200 linier
waktu retensi relatif 1,1-dimetiletilamin, dietilamin, 7,3-10,3 200 - isotermal
isopropil alkohol, tetrametiletilendiamin, 1,1,3,3- Injektor 200
tetrametilbutilamin, N,N’-diisopropil-etilendiamin, bis(2- Detektor 300
metilamino)etil eter berturut-turut lebih kurang 0,55; 0,76;
1,0; 1,07; 1,13; 1,33; dan 1,57. Gunakan hidrogen P sebagai gas pembawa dengan laju
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume alir lebih kurang 100 ml per menit. Lakukan kromatografi
sama (lebih kurang 1µl) Larutan uji dan Larutan baku ke terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran dengan resolusi, R, antara puncak asam 2-etilheksanoat dan puncak
rumus: asam 3-sikloheksilpropionat tidak kurang dari 2,0.
r  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
0,2 i  sama (lebih kurang 1 µl) Larutan uji dan Larutan baku ke
 rS  dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase asam 2-etilheksanoat
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari dengan rumus:
Larutan uji; dan rSadalah respons puncak analit dari W   RU 
Larutan baku. Hitung persentase masing-masing cemaran 2  S   
selain dari senyawa yang diperoleh dari Larutan baku  WU  R S 
menggunakan rumus yang sama, kecuali untuk rS
WS adalah bobot dalam mg, asam 2-etilheksanoat yang
menggunakan respons puncak yang sesuai dengan puncak
terdapat dalam Larutan baku; WU adalah bobot dalam mg,
1,1-dimetiletilamin.
zat yang digunakan dalam Larutan uji; RU dan RS
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak asam
Asam 2-etilheksanoat Tidak lebih dari 0,8%. Lakukan
2-etilheksanoat terhadap baku internal dari Larutan uji
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
dan Larutan baku.
tertera pada Kromatografi<931>.
Larutan baku internal Timbang sejumlah asam 3-
Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak lebih dari
sikloheksil propionat, larutkan dalam sikloheksan P hingga
2%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kadar lebih kurang 1 mg per ml.
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 75 mg
Larutan A Buat larutan natrium fosfat monobasa 0,05
asam 2-etilheksanoat, masukkan ke dalam labu tentukur
M, atur pH hingga 4,0 ± 0,1 dengan penambahan asam
50-ml, encerkan dengan Larutan baku internal sampai
fosfat P, saring melalui penyaring membran dengan
tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga
porositas 0,5 µm atau lebih kecil.
dan tambahkan 4,0 ml asam klorida 4 N. Kocok selama 1
Larutan B Buat campuran Larutan A- metanol P
menit dan diamkan hingga terbentuk dua lapisan terpisah.
(50:50).
Jika perlu sentrifus. Pisahkan lapisan bawah, dan simpan
Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
lapisan atas. Ambil lapisan bawah, masukkan ke dalam
Larutan B seperti yang tertera pada Sistem kromatografi.
corong pisah, tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal,
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
kocok selama 1 menit. Diamkan hingga lapisan memisah,
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
jika perlu lakukan sentrifus. Ambil lapisan atas,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klavulanat
gabungkan dengan lapisan atas yang diperoleh
Litium BPFI, larutkan dalam Larutan A hingga kadar lebih
sebelumnya.
kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambahkan 4,0 ml
dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
asam klorida 4 N dan kocok dua kali, tiap kali dengan 1,0
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
ml Larutan baku internal. Diamkan sampai lapisan
Klavulanat Litium BPFI dan amoksisilin, larutkan dalam
memisah, jika perlu sentrifus. Gunakan gabungan lapisan
Larutan A hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1
atas.
mg per ml.
- 643 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm x encerkan dengan air sampai tanda.
10 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 Larutan resolusi Larutkan sejumlah amoksisilin dalam
µm.Pertahankan suhu kolom pada lebih kurang 40º. Laju Larutan baku hingga kadar lebih kurang 0,5 mg
alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram amoksisilin dan 0,25 mg klavulanat litium per ml.
sebagai berikut: Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Waktu Larutan Larutan Eluasi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x 30
(menit) A (%) B (%) cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm
0-4 100 0 isokratik hingga 10 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
4-15 100-50 0-50 gradien linier Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
15-18 50 50 isokratik kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang
18-24 50-100 50-0 isokratik
24-39 100 0 kesetimbangan
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung dari
puncak analit tidak kurang dari 550 lempeng teoritis,
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif asam lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
klavulanat dan puncak amoksisilin berturut-turut lebih resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
kurang 1,0 dan 2,5; faktor ikutan asam klavulanat tidak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
lebih dari 2,0; efisiensi kolom ditentukan dari puncak asam klavulanat dan amoksisilin masing-masing adalah
asam klavulanat, tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; lebih kurang 0,5 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak
dan resolusi, R, antara asam klavulanat dan amoksisilin, amoksisilin dan asam klavulanat, tidak kurang dari 3,5.
tidak kurang dari 13. Lakukan kromatografi terhadap Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg, asam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume klavulanat, C8H8NO5, dalam tiap mg zat yang digunakan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan Larutan baku dengan rumus:
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing  P  rU 

cemaran dengan rumus: 200 C  
W  rS 
 237 ,3   ri 
10 C     C adalah Klavulanat Litium BPFI dalam mg per ml
 205 ,1   rS  Larutan baku; P adalah potensi asam klavulanat dalam µg
per mg Klavulanat Litium BPFI; W adalah jumlah dalam
C adalah kadar Klavulanat Litium BPFI dalam mg per ml mg klavulanat kalium dalam Larutan uji; rU dan rS
Larutan baku; 237,3 dan 205,1 berturut-turut adalah berturut-turut adalah respons puncak yang diperoleh dari
bobot molekul klavulanat kalium dan klavulanat litium; ri Larutan uji dan Larutan baku.
adalah respons puncak masing-masing cemaran dari
Larutan uji; rS adalah respons puncak asam klavulanat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dari Larutan baku.
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
Kromatografi<931>. injeksi.
Larutan dapar natrium fosfat pH 4,4 Larutkan 7,8 g
natrium fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur pH
hingga 4,4 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat P atau KLEMASTIN FUMARAT
natrium hidroksida 10 N, encerkan dengan air hingga Clemastine Fumarate
1000 ml.
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar natrium
fosfat pH 4,4-metanol P (95:5), saring melalui penyaring
membran porositas 0,5 µm atau lebih kecil. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klavulanat
Litium BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih (+)-(2R)-2-[2[[(R)-p-Kloro-α-metil-α-fenilbenzil]-
kurang 0,25 mg per ml. oksi]etil-1-metilpirolidina fumarat (1:1) [14976-57-9]
- 644 -

C21H26ClNO.C4H4O4 BM 459,97 horizontal dengan latar belakang putih: Larutan uji tidak
berwarna atau tidak lebih intensif dari Larutan padanan
Klemastin Fumarat mengandung tidak kurang dari 98,0% warna.
dan tidak lebih dari 102,0%, C21H26ClNO.C4H4O4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. pH <1071> Antara 3,2 dan 4,2; lakukan penetapan
Pemerian Serbuk hablur; tidak berwarna sampai kuning menggunakan suspensi 1 dalam 10.
pucat; tidak berbau. Larutan bereaksi asam terhadap
lakmus. Rotasi jenis <1081> Antara +15,0º dan +18,0º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam menggunakan larutan dalam metanol P yang mengandung
kloroform; sukar larut dalam metanol. 100 mg per 10 ml, pada suhu 20º± 0,5º.

Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; lakukan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum lakukan pengeringan pada suhu105º sampai bobot tetap.
digunakan.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Identifikasi Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, Kromatografi <931>.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Fase gerak Campuran kloroform P -metanol P-
gelombang yang sama seperti pada Klemastin Fumarat amonium hidroksida P (90:40:1).
BPFI. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klemastin
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi Fumarat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. dan metanol P (1:1) hingga kadar 20 mg per ml.
Fase gerak Campuran diisopropil eter P-asam format Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
P-air (70:25:5). Larutan baku dalam campuran kloroform P dan metanol
Larutan baku Larutkan 50 mg asam fumarat dalam P (1:1) hingga kadar 0,10 mg; 0,08 mg; 0,06 mg; 0,04 mg
10,0 ml larutan etanol P (8 dalam 10) dengan sedikit dan 0,02 mg per ml sesuai dengan 0,5%; 0,4%; 0,3%;
dihangatkan. 0,2% dan 0,1% Larutan baku.
Larutan uji Larutkan 40 mg zat dalam 2,0 ml larutan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
etanol P (8 dalam 10), dengan sedikit dihangatkan. larutkan dalam 5,0 ml campuran kloroform P dan metanol
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl P (1:1).
Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5
campuran silika gel P dan keringkan dengan aliran udara. µl Larutan uji, Larutan baku, Enceran Larutan baku pada
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang lempeng kromatografi campuran silika gel P setebal 0,25
berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga tiga per mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan pada yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga
suhu 100° selama 30 menit, dinginkan, semprot dengan tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan
kalium pemanganat 0,1 M, segera dikeringkan dengan fase gerak menguap, semprot lempeng dengan
aliran udara hangat: harga RF warna dan intensitas bercak Dragendorff LP, kemudian disemprot dengan hidrogen
utama dari Larutan uji sesuai dengan bercak utama peroksida P 3%. Harga RF warna dan intensitas bercak
Larutan baku. utama Larutan uji sesuai dengan bercak utama Larutan
baku. Jumlah intensitas bercak lain selain bercak utama
Kejernihan dan warna larutan dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%, dan tidak ada
Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 10,0 ml intensitas bercak lain selain bercak utama yang lebih dari
metanol P. 0,5%, dibandingkan terhadap Enceran Larutan baku.
Larutan pembanding Campur 2,5 ml natrium klorida
0,00002 M; 2,5 ml air; 5,0 ml asam nitrat 2,5 N dan 1,0 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350
ml perak nitrat 0,1 N. Gunakan larutan ini dalam waktu 5 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, larutkan
menit. dengan 60 ml asam asetat glasial P. Titrasi dengan asam
Larutan padanan warna Campur 1 bagian volume perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
Larutan padanan C seperti tertera pada Warna dan potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Akromisitas <1291> dengan 3 bagian volume air.
Prosedur Masukkan Larutan uji, Larutan pembanding Tiap ml asamperklorat 0,1 N
dan 10,0 ml Larutan padanan warna secara terpisah ke setara dengan 46,00 mg C21H26ClNO.C4H4O4
dalam tabung reaksi diameter lebih kurang 12 mm. Amati
Larutan uji dan Larutan pembanding secara horizontal Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dengan latar belakang hitam: Larutan uji lebih jernih atau tidak tembus cahaya, pada suhu tidak lebih dari 25°.
tidak lebih keruh dari Larutan pembanding. Amati
Larutan uji dan Larutan padanan warna secara
- 645 -

TABLET KLEMASTIN FUMARAT panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 420
Clemastine Fumarate Tablet nm.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Tablet Klemastin Fumarat mengandung klemastin kurang dari 75% (Q) C21H26C1HO.C4H4O4 dari jumlah
fumarat, C21H26C1NO.C4H4O4 tidak kurang dari 90,0% yang tertera pada etiket.
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan
Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; lakukan Larutan pewarna Larutkan 100 mg ungu bromo kresol
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum P dalam 1000 ml asam asetat 0,33 N.
digunakan. Asetat metanol Encerkan 100 ml metanol P dengan
asam asetat 0,33 N hingga 1000 ml.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 27 mg
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Klemastin Fumarat BPFI. Masukan ke dalam labu
Fase gerak dan Penjerap Lakukan seperti tertera pada tentukur 100-ml, larutkan dalam 10 ml metanol P dan
Kemurnian kromatografi dalam Klemastin Fumarat. encerkan dengan asam asetat 0,33 N sampai tanda. Pipet
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (1:1). 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
Larutan baku Timbang sejumlah Klemastin Fumarat encerkan dengan Asam-metanol sampai tanda.
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar 2,5 mg per Larutan uji Campur serbuk halus dari 1 tablet dengan
ml. sejumlah volume Asetat-metanol hingga kadar klemastin
Larutan uji masukkan sejumlah serbuk tablet setara fumarat lebih kurang 27 µg per ml. Kocok selama 30
dengan lebih kurang 2,5 mg klemastin fumarat ke dalam menit, saring, buang beberapa ml filtrat pertama.
labu Erlenmeyer bersumbat kaca. Tambahkan 10 ml Prosedur Masukan masing-masing 15,0 ml Larutan
Pelarut, kocok selama 20 menit. Saring, cuci residu dua uji, Larutan baku dan Asetat metanol sebagai blangko
kali masing-masing dengan 5 ml Pelarut. Campur filtrat secara terpisah ke dalam tiga corong pisah 125 ml pada
dan cucian, uapkan dengan hampa udara sampai kering. masing-masing corong pisah, tambahkan 25 ml Larutan
Larutkan sisa dalam 1 ml Pelarut. pewarna dan 50,0 ml kloroform P, kocok selama 15
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera menit. Biarkan lapisan memisah dan saring lapisan
pada Kemurnian kromatografi dalam Klemastin Fumarat. kloroform. Ukur serapan larutan kloroform dari Larutan
Totolkan masing-masing 5 µl Larutan uji dan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan
baku; harga RF bercak utama Larutan uji sesuai dengan maksimum lebih kurang 406 nm, menggunakan larutan
yang diperoleh dari Larutan baku. blangko. Hitung jumlah dalam mg klemastin fumarat,
C21H26ClHO.C4H4O4 dalam tablet dengan rumus:
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml Dapar sitrat pH 4,0 yang  TC  AU 

dibuat dengan melarutkan 20,0 g asam sitrat monohidrat  
 D  AS 
P dalam lebih kurang 1000 ml air, tambahkan 22,0 ml
larutan natrium hidroksida P (3 dalam 10) dan 8,8 ml
asam klorida P, campur dan encerkan dengan air hingga T adalah jumlah mg klemastin fumarat dalam tablet
2000 ml. seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Klemastin
Alat tipe 2: 50 rpm. Fumarat BPFI dalam µg per ml Larutan baku; D adalah
Waktu: 30 menit kadar klemastin fumarat dalam µg per ml Larutan uji
Prosedur Sentrifus 60 ml alikuot selama 20 menit pada berdasarkan kadar yang tertera pada etiket dan
4000 rpm, pindahkan 50,0 ml beningan ke dalam corong pengenceran yang dilakukan; AU dan AS berturut-turut
pisah 125 ml. Pada corong pisah 125 ml kedua, adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
masukkan 50,0 ml larutan baku yang dibuat dengan
melarutkan sejumlah Klemastin Fumarat BPFI dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
diencerkan dengan Media disolusi hingga kadar Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sebanding dengan alikuot. Buat larutan blangko dalam Kromatografi <931>.
corong pisah 125 ml ketiga, berisi 50,0 ml Media Dapar fosfat pH 7 Timbang lebih kurang 9,47 g
disolusi sebagai blangko. Pada masing-masing corong natrium fosfat dibasa anhidrat P, masukkan ke dalam
pisah tambahkan 10 ml larutan jingga metil P (2 dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air
10.000), campur, tambahkan 20,0 ml kloroform P. sampai tanda (Larutan A). Timbang lebih kurang 9,08 g
Kocok secara simultan selama 10 menit. Pisahkan kalium fosfat monobasa P, masukan ke dalam labu
lapisan kloroform dan sentrifus selama 10 menit pada tentukur 1000-ml kedua, larutkan dan encerkan dengan
4000 rpm. Lakukan penetapan jumlah air sampai tanda (Larutan B). Campur 612 ml Larutan A
C21H26C1NO.C4H4O4 yang terlarut dengan mengukur dan 388 ml Larutan B.
serapan larutan uji, larutan baku dan blangko pada Dapar fosfat encer Campur 1 bagian volume Dapar
fosfat pH 7 dan 3 bagian volume air.
- 646 -

Fase gerak Buat campuran metanol P-dapar fosfat Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar larut
encer (83:17), saring dan awaudarakan. dalam benzen dan dalam eter.
Larutan baku timbang saksama sejumlah Klemastin
Fumarat BPFI. Larutkan dalam campuran metanol P-air Baku pembanding Klidinium Bromida BPFI; lakukan
(1:1) hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per ml. pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum
Larutan uji Timbang dan serbukan tidak kurang dari digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet terlindung cahaya. Senyawa sejenis A Klidinium Bromida
setara dengan lebih kurang 14 mg klemastin fumarat, BPFI; (3-hidroksi-1-metilkuinuklidinium bromida),
masukan ke dalam labu erlenmeyer 200 ml, tambahkan C8H16BrNO, lakukan pengeringkan di atas silika gel P
100,0 ml campuran metanol P-air (1:1) kocok selama 30 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
menit, sentrifus dan saring, gunakan beningan. tertutup rapat, terlindung cahaya. 3-Kuinuklidinil Bensilat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada BPFI, C21H23NO3. Lakukan pengeringan di atas silika gel
Kromatografi <931>, kromatograf cair kinerja tinggi P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mn x tertutup rapat, terlindung cahaya.
25 cm, berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 4
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Identifikasi
baku sebanyak 5 kali penyuntikan, rekam kromatogram A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
simpangan baku relatif tidak lebih dari 1,5%. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume gelombang yang sama seperti pada Klidinium Bromida
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji BPFI.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur B. Larutkan lebih kurang 250 mg zat dalam 5 ml air
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dalam tabung reaksi, dinginkan dalam tangas es,
klemastin fumarat, C21H26C1NO.C4H4O4, dalam serbuk tambahkan 5 ml trinitrofenol LP dan gores permukaan
tablet yang digunakan rumus: dalam tabung dengan batang pengaduk untuk
pembentukan hablur. Kumpulkan endapan dalam kertas
r  saring, cuci dengan air dingin dan keringkan pada suhu
100C  U  105º selama 1 jam: pikrat yang diperoleh melebur pada
 rS  suhu antara 184º dan189º, ketika diuji dengan Metode I
seperti tertera pada Penetapan jarak lebur atau suhu
C adalah kadar Klemastin Fumarat BPFI dalam mg per lebur <1021>. Perhatian Pikrat dapat meledak.
ml larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons C. Ke dalam larutan 100 mg zat dalam 2 ml air,
puncak utama klemastin fumarat dari Larutan uji dan tambahkan beberapa tetes asam nitrat 2 N dan 1 ml perak
Larutan baku. nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan.

Wadah penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.

KLIDINIUM BROMIDA Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


Clidinium Bromide
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml air.

Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Fase gerak Buat campuran aseton P-metanol P-air-
asam klorida P (70:20:5:5).
(±)-3-Hidroksi-1-metilkuinuklidinium bromida bensilat Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
[3485-62-9] Larutan baku Larutkan 100 mg Klidinium Bromida
C22H26BrNO3 BM 432,35 BPFI dalam 1,0 ml asam klorida metanol 0,1 N.
Larutan baku 1 Larutkan 3,0 mg 3-kuinuklidinil
Klidinium Bromida mengandung tidak kurang dari 99,0% bensilat BPFI dalam 100 ml asam klorida metanol 0,1 N
dan tidak lebih dari 100,5% C22H26BrNO3 dihitung dan campur.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan baku 2 Larutkan 100 mg Klidinium Bromida
BPFI dalam 1,0 ml asam klorida metanol P dan
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; tambahkan 20 µl larutan 25,0 mg Senyawa Sejenis A
praktis tidak berbau. Optik tidak aktif. Melebur pada suhu Klidinium Bromida BPFI dalam 1,0 ml asam klorida
242º. metanol 0,1 N.
- 647 -

Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 1,0 ml asam KLINDAMISIN FOSFAT
klorida metanol 0,1 N. Clindamycin Phosphate
Penampak bercak Larutkan 850 mg bismut subnitrat P
dalam campuran 10 ml asam asetat glasial P dan 40 ml
air. Dalam wadah yang terpisah, larutkan 20 g kalium
iodida P dalam 50 ml air. Campur ke dua larutan dan
encerkan dengan larutan asam sulfat P (1 dalam 10)
hingga 500 ml. Tambahkan 7,52,5 g iodum P dan
campur sampai larut.
Prosedur prapengembangan lempeng Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
sampai lebih kurang 15 cm. Angkat lempeng, keringkan Metil 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4-propil-L-
pada suhu 105º selama 15 menit dan dinginkan. 2-pirolidina karboksamido)-1-tio-L-treo-α-D-galakto-
Prosedur 1 (batas senyawa 3-kuinuklidinil bensilat) okto-piranosida 2-(dihidrogen fosfat) [24729-96-2]
Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µl Larutan C18H34C1N2O8PS BM 504,96
baku, Larutan baku1 dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana Klindamisin Fosfat mempunyai potensi setara dengan
kromatografi yang tidak jenuh Fase gerak yang dibuat tidak kurang dari 758 µg klindamisin, C18H33C1N2O5S
segar, biarkan merambat sampai lebih kurang 10 cm. per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan pada
suhu 105º selama 10 menit, dinginkan dan semprot Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih;
dengan kalium iodoplatinat LP; Harga RF bercak utama higroskopis; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, dan tidak pahit.
ada bercak Larutan uji yang sesuai dengan harga RF
bercak 3-kuinuklidinil bensilat (lebih kurang 0,8). Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
Prosedur 2 (batas senyawa sejenis A klidinium etanol mutlak; sangat sukar larut dalam aseton; praktis
bromida) Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µl tidak larut dalam klorofom, dalam benzen dan dalam eter.
Larutan baku 2 dan Larutan uji pada lempeng kromatografi
yang telah dilakukan prapengembangan. Masukkan Baku pembanding Klindamisin Fosfat BPFI; tidak boleh
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang tidak jenuh dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI;
Fase gerak yang dibuat segar, biarkan merambat sampai [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya
lebih kurang 15 cm. Angkat lempeng, tandai batas harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]
rambat, keringkan pada 105º selama 10 menit, dinginkan Rekonstitusi seluruh isinya, gunakan larutan dalam waktu
dan semprot dengan Penampak bercak. Bercak dari 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
Larutan uji pada harga RF lebih kurang 0,4 tidak lebih dalam lemari pendingin.
besar dan intensif dibandingkan bercak lain dari Larutan
baku 2; senyawa sejenis A klidinium bromida tidak lebih Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
dari 0,5%. didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,2 g seperti pada Klindamisin Fosfat BPFI, masing-masing
zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, jika telah dikeringkan pada suhu 100° selama 2 jam.
perlu hangatkan. Dinginkan, tambahkan 15 ml raksa(II)
asetat LP dan titrasi dengan asam perklorat dioksan 0,1 N Endotoksin bakteri <201>Tidak lebih dari 0,58 unit
LV, tetapkan titik akhir secara potensiometri. Lakukan Endotoksin FI per mg.
penetapan blangko, jika perlu lakukan koreksi.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
43,24 mg C22H26BrNO3 pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung dari cahaya. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 6,0%.

Syarat lain Klindamisin fosfat untuk pembuatan injeksi


klindamisin fosfat harus memenuhi Uji Daya Hipotensif
<191>, menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg, larutan
yang mengandung klindamisin, C18H33C1N2O5S 5,0 mg
per ml larutan natrium klorida P 0,9% steril.
- 648 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara INJEKSI KLINDAMISIN


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Clindamycin Injection
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 10,54 g kalium fosfat monobasa P Injeksi Klindamisin mengandung klindamisin fosfat
dalam 775 ml air, atur pH hingga 2,5 dengan penambahan dalam Air untuk Injeksi setara dengan tidak kurang dari
asam fosfat P. Tambahkan 225 ml asetonitril P, campur 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% klindamisin,
dan saring. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut C18H33ClN2O5S, dari jumlah yang tertera pada etiket. Zat
Kesesuaian sistem seperti tertera pada kromatografi ini dapat dibekukan.
<931>. [Catatan Atur kadar asetonitril P dalam Fase
gerak tidak kurang dari 22% dan tidak lebih dari 25% Baku pembanding Klindamisin Fosfat BPFI; tidak
untuk mempertahankan tahapan eluasi yang benar]. boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku internal Timbang sejumlah 4- terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering.
hidroksiasetofenon P, larutkan dalam asetonitril P hingga Endotoksin BPFI;[Catatan Bersifat pirogenik,
kadar lebih kurang 4 mg per ml. Encerkan sejumlah penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
volume larutan tersebut dengan Fase gerak hingga kadar menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isinya,
lebih kurang 0,04 mg per ml. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
Larutan Baku Timbang saksama lebih kurang 24 mg belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Klindamisin Fosfat BPFI, masukkan ke dalam labu Benzil Alkohol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
tentukur 100-ml. Tambahkan 25,0 ml Larutan baku digunakan, simpan dalam gas inert (nitrogen atau argon)
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. pada suhu antara 2 dan 8, dalam wadah tertutup rapat,
Larutan uji Timbang lebih kurang 24 mg zat, terlindung dari cahaya.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
25,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
gerak sampai tanda. Larutan uji sama dengan Larutan baku seperti diperoleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pada Penetapan kadar.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,58 unit
25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1 ml Endotoksin FI per mg klindamisin.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0.
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit
dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,0 dan Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak tertera pada Injeksi volume kecil.
lebih dari 2,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
respons puncak utama. Waktu retensi relatif klindamisin Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
fosfat dan 4’-hidroksiasetofenon masing-masing adalah Kromatografi <931>.
lebih kurang 1,0 dan 1,2. Hitung jumlah dalam mg Fase gerak Larutkan 10,54 g kalium fosfat monobasa
klindamisin, C18H33C1N2O5S, dalam tiap ml injeksi yang P dalam 775 ml air, atur pH hingga 2,5 dengan
digunakan dengan rumus: penambahan asam fosfat P. Tambahkan 225 ml
asetonitril P, campur dan saring. Jika perlu lakukan
R  penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
100 CP  U  pada kromatografi <931>. [Catatan Atur kadar
 RS  asetonitril P dalam Fase gerak tidak kurang dari 22%
dan tidak lebih dari 25% untuk mempertahankan
C adalah kadar Klindamisin Fosfat BPFI dalam mg per tahapan eluasi yang tepat].
ml Larutan baku; P adalah potensi C18H33C1N2O5S Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klindamisin
dalam µg per mg Klindamisin Fosfat BPFI; Ru dan Rs Fosfat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak lebih kurang 0,24 mg per ml.
klindamisin fosfat terhadap baku internal dalam Larutan Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
uji dan Larutan baku. setara dengan 300 mg klindamisin, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. sampai tanda. Pipet 7 ml larutan ini, ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda.
Larutan resolusi Timbang sejumlah Benzil Alkohol
BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
- 649 -

kurang 0,1 mg per ml. Tambahkan lebih kurang 25 ml kering. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
lebih kurang 25 mg Klindamisin Fosfat BPFI, encerkan menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isinya,
dengan Fase gerak sampai tanda. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,58 unit
25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1 Endotoksin FI per mg klindamisin.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
klindamisin fosfat dan benzil alkohol tidak kurang dari Sterilitas dari produk yang diuji. Menggunakan 6 g zat uji
2,0. Waktu retensi relatif klindamisin fosfat dan benzil yang dilarutkan secara aseptik dalam 200 ml Cairan A.
alkohol berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan 1,2.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Syarat lain Memenuhi syarat uji Identifikasi, pH, Air,
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Sifat hablur dan Penetapan kadar seperti tertera pada
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan Klindamisin Fosfat.
ulang tidak lebih dari 2,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk padatan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji steril seperti tertera pada Injeksi.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klindamisin, C18H33ClN2O5S, dalam tiap ml injeksi yang KLINDAMISIN HIDROKLORIDA
digunakan dengan rumus: Clindamycin Hydrochloride

 10  CP  rU 

  
 7  V  rS 
C adalah kadar Klindamisin Fosfat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; P adalah potensi C18H33ClN2O5S,
dalam µg per ml Klindamisin Fosfat BPFI; V adalah
volume injeksi yang digunakan dalam ml; rU dan rs Metil 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4-propil-
berturut-turut adalah respons puncak klindamisin fosfat L-2-pirolidinakarboksamido)-1-tio-L-treo-α-D-galakto-
dalam Larutan uji dan Larutan baku. oktopiranosida monohidroklorida [21462-39-5]
C18H33ClN2O5S.HCl BM 461,44
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal C18H33ClN2O5S.HCl.H2O [58207-19-5] BM 479,46
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau dalam
wadah plastik yang sesuai. Klindamisin Hidroklorida adalah garam klindamisin
hidroklorida hidrat yang dihasilkan dengan cara klorinasi
Penandaan Memenuhi syarat Penandaan seperti yang dari linkomisin. Mengandung potensi setara dengan tidak
tertera pada Injeksi. Bila disimpam dalam kondisi beku, kurang dari 800 µg per mg klindamisin, C18H33ClN2O5S.
pada etiket tertera bahwa sediaan harus dicairkan terlebih
dahulu segera sebelum digunakan; kondisi penyimpanan Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih; tidak
yang sesuai dari larutan yang telah dicairkan dan berbau atau bau lemah seperti merkaptan. Stabil di udara
petunjuk bahwa larutan tidak boleh dibekukan kembali. dan cahaya. Larutan bersifat asam dan memutar bidang
polarisasi ke kanan.

KLINDAMISIN UNTUK INJEKSI Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam


dimetilformamida dan dalam metanol; larut dalam
Clindamycin for Injection
etanol; praktis tidak larut dalam aseton.
Klindamisin untuk Injeksi mengandung sejumlah
klindamisin fosfat, mempunyai potensi setara tidak Baku pembanding Klindamisin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
kurang dari 758 g klindamisin, C18H33ClN2O5S, per mg
dihitung terhadap zat anhidrat.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Baku pembanding Klindamisin Fosfat BPFI; tidak boleh didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
terlindung dari cahaya. Simpan di tempat sejuk dan seperti pada Klindamisin Hidroklorida BPFI.
- 650 -

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. C adalah kadar Klindamisin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; P adalah potensi klindamisin,
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan C18H33ClN2O5S, dalam μg per mg dalam Klindamisin
menggunakan larutan 100 mg per ml. Hidroklorida BPFI; W adalah bobot dalam mg
klindamisin hidroklorida dalam Larutan uji; ri adalah
Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 6,0%. jumlah respons puncak semua senyawa sejenis selain
linkomisin dari Larutan uji; rC adalah respons puncak
Senyawa sejenis 7-epiklindamisin tidak lebih dari 4,0%; klindamisin dari Larutan baku.
klindamisin B tidak lebih dari 2,0%; masing-masing
senyawa sejenis lain tidak lebih dari 1,0% dan total Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
senyawa sejenis termasuk linkomisin tidak lebih dari tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
6,0%. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Dapar fosfat pH 7,5 Larutkan 6,8 g kalium fosfat
tertera pada Kromatografi <931>. monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 7,5
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan dengan penambahan kalium hidroksida 8 N.
kadar. Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,5-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Linkomisin asetronitril P (550:450) saring dan awaudarakan. Jika
Hidroklorida BPFI dan Klindamisin Hidroklorida BPFI, perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu seperti tertera pada Kromatografi <931> [Catatan
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing Kenaikan perbandingan asetonitril P dalam Fase gerak
lebih kurang 0,5 mg dan 1 mg per ml. Pipet 10 ml larutan menurunkan waktu retensi dan penurunannya
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase meningkatkan resolusi antara 7-epiklindamisin dan
gerak sampai tanda. klindamisin].
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg zat, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klindamisin
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg zat,
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
25 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatografi Fase gerak sampai tanda.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
waktu retensi relatif untuk linkomisin, klindamisin B, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
epiklindamisin dan klindamisin berturut-turut adalah 0,4; dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x
0,65; 0,8 dan 1,0. 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 5µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan uji dan Larutan baku kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
respon puncak selama tidak kurang dari enam kali waktu resolusi, R, antara puncak klindamisin B dan puncak 7-
retensi puncak klindamisin. Hitung persentase linkomisin epiklindamisin tidak kurang dari 2,4; resolusi, R, antara
dalam klindamisin hidroklorida dengan rumus: puncak 7-epiklindamisin dan puncak klindamisin tidak
kurang dari 3,0; efisiensi kolom dihitung dari puncak
 C P  r  klindamisin tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis;
2,5 L L  U  faktor ikutan puncak klindamisin tidak lebih dari 1,2; dan
 W  rS  simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang untuk
puncak klindamisin tidak lebih dari 1,0%.
CL adalah kadar Linkomisin Hidroklorida BPFI dalam g Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
per ml Larutan baku; PL adalah potensi linkomisin, sama (lebih kurang 10 μl) Larutan uji dan Larutan baku
C18H34N2O6S, dalam μg per mg dalam Linkomisin ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram selama tidak
Hidroklorida BPFI; W adalah bobot dalam mg kurang dari dua kali waktu retensi puncak klindamisin,
klindamisin hidroklorida dalam Larutan uji; rU dan rS ukur respons puncak. Hitung potensi dalam µg
berturut turut adalah respons puncak linkomisin dari klindamisin, C18H33ClN2O5S, tiap mg klindamisin
Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase semua hidroklorida dengan rumus:
senyawa sejenis lain dalam klindamisin hidroklorida
dengan rumus:
 CP  rU 

125 
 CP  ri   W  rS 
2,5  
 W  rC  C adalah kadar Klindamisin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; P adalah potensi klindamisin,
- 651 -

C18H33ClN2O5S, dalam μg per mg Klindamisin Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Hidroklorida BPFI; W adalah bobot dalam mg
klindamisin hidroklorida dalam Larutan uji; rU dan rS Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
berturut turut adalah respon puncak klindamisin dari
Larutan uji dan Larutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Kromatografi <931>.
Fase gerak Masukkan 2 g asam dl-10-kamfersulfonat
P, 1 g amonium asetat P dan 1 ml asam asetat glasial P
KAPSUL KLINDAMISIN HIDROKLORIDA ke dalam labu tentukur 500-ml yang berisi 200 ml air,
Clindamycin Hydrochloride Capsule campur sampai larut. Encerkan dengan metanol P sampai
tanda. Atur pH hingga 6,0 ± 0,01 dengan penambahan
Kapsul Klindamisin Hidroklorida mengandung asam klorida P atau larutan natrium hidroksida P (1
klindamisin hidroklorida, C18H33ClN2O5S.HCl, setara dalam 2), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari penyesuaian menurut Kesesuian sistem seperti tertera
120,0% klindamisin, C18H33ClN2O5S, dari jumlah yang pada pada Kromatografi <931>.
tertera pada etiket. Larutan baku internal Masukkan 0,5 ml feniletil
alkohol ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
Baku pembanding Klindamisin hidroklorida BPFI; Fase gerak sampai tanda.
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 90 mg
KlindamisinHidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada wadah yang sesuai, tambahkan 5,0 ml Larutan baku
kloromatogram Larutan uji yang diperoleh seperti tertera internal, goyang hingga larut..
pada Penetapan kadar sesuai dengan Larutan baku yang Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
dibandingkan dengan baku internal. kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot rata-
Disolusi <1231> rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 6,8. setara dengan lebih kurang 75 mg klindamisin, masukkan
Alat tipe 1: 100 rpm. ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 5,0 ml Larutan
Waktu: 30 menit. baku internal dan kocok selama lebih kurang 30 menit,
Prosedur Lakukan penetapan jumlah bila perlu sentrifus atau saring, hingga diperoleh larutan
C18H33ClN2O5S.HCl, yang terlarut dengan cara jernih.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Fase gerak Larutkan 16 g asam dl-10-kamfersulfonat dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4 mm x 30
P, 8 g amonium asetat P dan 8 ml asam asetat glasial P cm dan bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml per
dalam 1600 ml air. Tambahkan 2400 ml metanol P dan menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
atur pH hingga 6,0 ± 0,05 dengan penambahan asam rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
klorida P atau natrium hidroksida 5 N. tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Larutan baku
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klindamisin internal dan klindamisin berturut-turut adalah 0,6 dan
hidroklorida BPFI larutkan dengan Media disolusi 1,0; resolusi, R, antara puncak analit dan puncak baku
sampai kadar seperti Larutan uji. internal tidak kurang dari 5,0 dan simpangan baku relatif
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
disaring, jika perlu encerkan dengan Media disolusi. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sama (lebih kurang 25μl) Larutan baku dan Larutan uji
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dilengkapi dengan detektor indeks bias dan kolom berisi respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 μm. Laju alir klindamisin, C18H33ClN2O5S, dari serbuk isi kapsul yang
lebih kurang 2 ml per menit. Faktor ikutan puncak tidak digunakan dengan rumus:
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.  P  RU 
W  
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume  1000  RS 
sama (lebih kurang 50μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons W adalah bobot dalam mg klindamisin hidroklorida
puncak utama. Hitung jumlah klindamisin, dalam Larutan uji; P adalah potensi klindamisin dalam
C18H33ClN2O5S, yang terlarut. μg per mg Klindamisin Hidroklorida BPFI; RU dan RS
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
kurang dari 80% (Q) C18H33ClN2O5S dari jumlah yang klindamisin terhadap baku internal dalam Larutan uji
tertera pada etiket. dan Larutan baku.
- 652 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klindamisin
Palmitat Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Fase gerak hingga kadar 0,14 mg per ml.
KLINDAMISIN PALMITAT HIDROKLORIDA Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Clindamycin Palmitate Hydrochloride dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar
klindamisin palmitat hidroklorida 0,14 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor indeks refraksi dan kolom 3,9
mm x 30 cm dan bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Metil 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4-propil-
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
L-2-pirolidinakarboksamido)-1-tio-L-treo-α-D-galakto-
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
oktopiranosida 2-palmitat monohidroklorida [25507-04-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
4]
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
C34H63ClN2O6S.HCl BM 699,86
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung potensi klindamisin
Klindamisin Palmitat Hidroklorida mempunyai potensi
palmitat hidroklorida, C18H33ClN2O5S, dalam µg per mg
setara dengan tidak kurang dari 540 µg klindamisin,
yang digunakan dengan rumus:
C18H33ClN2O5S, per mg.

Pemerian Serbuk amorf; putih atau hampir putih; bau  CS  rU 


   P
khas.  CU  rS 
Kelarutan Sangat mudah larut dalam etilasetat dan CS adalah kadar Klindamisin Palmitat Hidroklorida BPFI
dalam dimetilformamida; mudah larut dalam air, dalam dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar zat
benzen, dalam eter, dalam kloroform dan dalam etanol. dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak klindamisin palmitat dari Larutan
Baku pembanding Klindamisin Palmitat Hidroklorida uji dan Larutan baku; P adalah potensi Klindamisin
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, Palmitat Hidroklorida BPFI dalam µg per mg.
simpan dalam wadah tertutup rapat dan lemari pembeku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan KLIOKUINOL
gelombang yang sama seperti pada Klindamisin Palmitat Iodoklorhidroksikuinolin
Hidroklorida BPFI. Vioform
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Clioquinol
Larutan uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama
OH
pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada N
I
Penetapan kadar.

pH <1071> Antara 2,8 dan 3,8; lakukan penetapan


Cl
menggunakan larutan dengan kadar 10 mg zat per ml.
5-Kloro-7-iodo-8-kuinolinol [130-26-7]
Air <1031> Metode I Tidak lebih 3,0%. C9H5ClINO BM 305,50
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. Kliokuinol mengandung tidak kurang dari 93,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C9H5ClINO, dihitung terhadap
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara zat yang telah dikeringkan di atas fosfor pentoksida P
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada selama 5 jam.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 2 g natrium dokusat P dan 1,54 g Pemerian Serbuk voluminus, mirip spons; putih
amonium asetat P dalam campuran 2 ml asam asetat kekuningan sampai kuning kecokelatan; bau khas lemah.
glasial P dan 75 ml air. Encerkan dengan metanol P Warna menjadi gelap jika terpapar cahaya. Melebur pada
hingga 1000 ml, saring dan awaudarakan. suhu lebih kurang 180° disertai peruraian.
- 653 -

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg yang
larut dalam etil asetat panas dan dalam asam asetat glasial sebelumnya telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu
panas. tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dengan campuran
piridin P - n-heksan P (4:1) sampai tanda. Masukkan 1,0
Baku pembanding Kliokuinol BPFI; lakukan ml larutan ini ke dalam vial kaca ulir yang dilengkapi
pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 5 jam dengan septum, tambahkan 1,0 ml bis (trimetilsilil)
sebelum digunakan. asetamida P dan 1,0 ml Larutan baku internal, tutup.
Panaskan dalam tangas air pada suhu 50° selama 15
Identifikasi menit dan dinginkan hingga suhu ruang.
A. Buat larutan baku seperti tertera pada Larutan baku Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam Penetapan kadar, kecuali menggunakan 1,0 ml Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
piridin P sebagai pengganti Larutan baku internal dan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2 mm x 1,83 m
lakukan Kromatografi gas seperti pada Penetapan kadar. berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada partikel
Waktu retensi puncak kliokuinol dari larutan uji sesuai penyangga S1AB 80-100 mesh. Pertahankan suhu injektor
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan dan detektor masing-masing pada 170° dan 250° serta
kadar. suhu kolom pada 165°. Gunakan helium P sebagai gas
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam pembawa dengan laju aliran lebih kurang 30 ml per
200.000) dalam asam klorida 3 N menunjukkan maksi- menit. Laju aliran hidrogen dan udara masing-masing 25
mum dan minimum pada panjang gelombang yang sama ml dan 500 ml per menit [Catatan Kondisikan kolom
seperti pada Kliokuinol BPFI; daya serap masing-masing pada suhu 200° dengan cara seperti tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada Kromatografi <931>]. Lakukan kromatografi terhadap
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 267 Larutan baku, rekam kromatografi dan ukur respons
nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
C. Panaskan 100 mg zat dengan 5 ml asam sulfat P: puncak kliokuinol dan baku internal tidak kurang dari 3.
tejadi uap iodin berlebih berwarna ungu. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; sama (lebih kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 5 dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
jam. respons puncak utama. Waktu retensi relatif kliokuinol
dan pirena berturut-turut adalah 0,6 dan 1,0. Hitung
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. jumlah dalam mg kliokuinol, C9H5ClINO, dengan rumus:

Iodium bebas dan Iodida Tidak lebih dari 0,05% R 


dihitung sebagai iodida. Kocok 1,0 g zat dengan 20 ml air 25C  U 
selama 30 detik, diamkan 5 menit dan saring. Pada 10 ml  Rs 
filtrat tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N, 2 ml kloroform P
dan kocok: lapisan kloroform tidak berwarna ungu C adalah kadar KliokuinoI BPFI dalam mg per ml
(iodium bebas). Ke dalam sisa filtrat, tambahkan 5 ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
asam sulfat 2 N dan 1 ml kalium bikromat LP, kocok perbandingan respons puncak kliokuinol dan baku
selama 15 detik: warna pada lapisan kloroform tidak lebih internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
intensif dibandingkan dengan larutan yang dibuat sebagai
berikut: Encerkan 2,0 ml larutan kalium iodida P (1 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dalam 6000) dengan air sampai 10 ml, tambahkan 6 ml tidak tembus cahaya.
asam sulfat 2 N, 1 ml kalium bikromat LP dan 2 ml
kloroform P dan kocok selama 15 detik.
KLOBETASOL PROPIONAT
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Clobetasol Propionate
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. O

Larutan baku internal Timbang sejumlah pirena, H 3C


O
larutkan dalam piridin P hingga kadar lebih kurang 2 mg O
per ml. HO
H CH3 Cl
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kliokuinol H
BPFI, larutkan dałam campuran piridin P-n-heksan P CH3 H
CH3
(4:1) hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml. Masukkan F H
1,0 ml larutan ini ke dalam vial kaca ulir yang dilengkapi
dengan septum, tambahkan 1,0 ml bis (trimetilsilil) O
asetamida P dan 1,0 ml Larutan baku internal, tutup.
Panaskan dalam tangas air pada suhu 50° selama 15 21-Kloro-9-fluoro-11,17-dihidroksi-16-metilpregna-
menit dan dinginkan hingga suhu ruang. 1,4-diena-3,20-dion 17- propionat [25122-46-7]
- 654 -

C25H32ClFO5 BM 466,97 ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan rs


adalah jumlah respons semua puncak.
Klobetasol Propionat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C25H32ClFO5, dihitung Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
terhadap zat yang telah dikeringkan. Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Pemerian Serbuk hablur putih hingga krem.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dalam benzen dan dalam dietil eter; agak sukar larut Kromatografi <931>.
dalam etanol; larut dalam aseton, dimetil sulfoksida, Fase gerak Buat campuran asetonitril P, natrium fosfat
kloroform, metanol dan dioksan. monobasa 0,05 M (atur pH 2,5 dengan penambahan asam
fosfat P 85%) dan metanol P (95:85:20). Saring dan
Baku pembanding Klobetasol Propionat BPFI, tidak awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian menurut
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
Sejenis A Klobetasol Propionat BPFI [9-fluoro-11- beklometason dipropionat, larutkan dalam metanol P
hidroksi-16-metil 3-okso-androsta-1,4-diena-17 (R) - hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
spiro-2’-[4’-kloro-5’-etilfuran-3’(2’H) on] (C25H30ClFO4, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klobetasol
BM 448,96), tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Propionat BPFI, larutkan dalam metanol P dan Larutan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. baku internal hingga diperoleh larutan yang mengandung
lebih kurang 0,04 mg Klobetasol Propionat BPFI per ml
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah dan 0,08 mg beklometason dipropionat per ml.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan mengandung lebih kurang 0,001 mg Senyawa Sejenis A
gelombang yang sama seperti pada Klobetasol Propionat Klobetasol Propionat BPFI dan 0,1 mg Klobetasol
BPFI. Propionat BPFI per ml dalam Fase gerak.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 4 mg zat,
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 196. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
40,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan metanol
Rotasi jenis <1081> Antara +98 dan +104; lakukan P sampai tanda.
penetapan pada suhu 20 menggunakan larutan dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dioksan P yang mengandung 10 mg per ml. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatografi dan ukur respons
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
lebih kurang untuk senyawa sejenis A klobetasol
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj. propionat, klobetasol propionat berturut-turut 1,1 dan 1,0,
resolusi, R, antara klobetasol propionat dan senyawa
Kemurnian kromatografi Tiap cemaran tidak lebih dari sejenis klobetasol propionat A tidak kurang dari 1,5,
1,0% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 2,5%. efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak klobetasol
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair propionat tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis, faktor
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. ikutan puncak klobetasol propionat tidak lebih dari 2,0
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan lebih dari 2,0%.
kadar. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
dalam Fase gerak hingga kadar 0,1 mg per ml. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10 respons puncak utama. Waktu retensi relatif klobetasol
l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam propionat dan beklometason dipropionat berturut-turut
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung lebih kurang 1,0 dan 1,6. Hitung jumlah dalam mg
persentase masing-masing cemaran dalam klobetasol klobetasol propionat, C25H32ClFO5, dalam zat yang
propionat yang digunakan dengan rumus : digunakan dengan rumus:

r  R 
100 i  100 C  U 
 rs   RS 
- 655 -

C adalah kadar Klobetasol Propionat BPFI dalam mg pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan puncak klobetasol propionat terhadap Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
puncak baku internal yang diperoleh dari Larutan uji dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku. Kromatografi <931>.
Larutan baku internal, Larutan baku, Larutan
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan
rapat dan terlindung cahaya. seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Klobetasol
Propionat.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P, natrium fosfat
KRIM KLOBETASOL PROPIONAT monobasa 0,05 M (atur pH hingga 5,5 dengan
Clobetasol Propionate Cream penambahan larutan natrium hidroksida P 50%) dan
metanol P (95:85:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu
Krim Klobetasol Propionat adalah klobetasol propionat lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
dalam basis krim yang sesuai. Mengandung klobetasol tertera pada Kromatografi <931>.
propionat, C25H32ClFO5, tidak kurang dari 90,0% dan Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim yang
tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada setara dengan lebih kurang 1,0 mg klobetasol propionat,
etiket. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan
10,0 ml Larutan baku internal dan 15,0 ml metanol P.
Baku pembanding Klobetasol Propionat BPFI, tidak Kocok kuat untuk mendispersikan krim dan sentrifus
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam pada kecepatan lebih kurang 3500 rpm selama lebih
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa kurang 10 menit. Saring beningan melalui penyaring
Sejenis A Klobetasol Propionat BPFI [9-fluoro-11- dengan porositas 0,45 m.
hidroksi-16-metil 3-okso-androsta-1,4-diena-17(R)- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
spiro-2’-[4’-kloro-5’-etilfuran-3’(2’-4on)]] (C25H30ClFO4, sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
BM 448,96), tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. respons puncak utama. Waktu retensi relatif untuk
klobetasol propionat dan beklometason dipropionat
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,6. Hitung jumlah
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. dalam mg klobetasol propionat, C25H32ClFO5, dalam krim
Fase gerak campuran kloroform P-aseton P-etanol P yang digunakan dengan rumus:
(100:10:5).
Larutan baku Larutkan sejumlah Klobetasol Propionat R 
BPFI dengan pelarut dan kadar yang sama dengan 25C  U 
Larutan uji.  RS 
Larutan uji Masukkan sejumlah krim yang setara
dengan 0,75 mg klobetasol propionat ke dalam tabung C adalah kadar Klobetasol Propionat BPFI dalam mg
sentrifuga bertutup 25-ml, tambahkan 10 ml metanol P dan per ml Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
tutup. Panaskan dalam tangas air pada suhu 60 selama perbandingan puncak klobetasol propionat terhadap
lebih kurang 4 menit, angkat tabung, kocok kuat. Ulangi puncak baku internal yang diperoleh dari Larutan uji dan
pemanasan dan pengocokan. Dinginkan pada suhu ruang, Larutan baku.
tambahkan 3,5 ml air dan campur. Sentrifus pada lebih
kurang 3500 rpm selama lebih kurang 10 menit. Pindahkan Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
lebih kurang 5 ml beningan dalam corong pisah 100 ml, wadah tertutup rapat, simpan pada suhu ruang terkendali.
tambahkan 1 g natrium klorida P dan 10 ml air, campur. Tidak boleh didinginkan.
Ekstraksi dengan 5 ml kloroform P dengan pengocokan
selama 1 menit, kumpulkan lapisan bawah dan uapkan
dengan bantuan aliran uap nitrogen sampai kering. KLOFAZIMIN
Larutkan residu dalam lebih kurang 0,5 ml kloroform P. Clofazimin
Prosedur Totolkan masing-masing 10 l Larutan baku
dan Larutan uji, lakukan uji seperti pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.

Batas mikroba <51> Memenuhi persyaratan uji


Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa,
Escherichia coli dan Salmonella sp dan jumlah seluruh
koloni mikroba aerob tidak lebih dari 100 koloni per g.

Isi mínimum <861> Memenuhi syarat.


- 656 -

3-(p-Klroanilino)-10-(p-klorofenil)-2,10-dihidro-2- baku C pada jarak yang sama, 2,5 cm dari tepi bawah
(isopropilimino)fenazin [2030-63-9] Penjerap, biarkan bercak mengering. Masukkan lempeng
C27H22Cl2N4 BM 473,40 ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase dan
biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat
Klofazimin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
tidak lebih dari 101,5% C27H22Cl2N4, dihitung terhadap menguap. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet
zat yang telah dikeringkan 254 nm dan bandingkan intensitas bercak lain dalam
kromatogram Larutan uji dengan bercak utama dari
Pemerian Hablur merah tua, melebur pada suhu lebih kromatogram Larutan baku tersebut: tidak ada bercak
kurang 217° disertai peruraian. lain dari kromatogram Larutan uji, lebih besar atau lebih
intensif dari bercak utama yang diperoleh dari Larutan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam baku A (1,0%), dan jumlah intensitas bercak lain dari
kloroform dan dalam benzen; agak sukar larut dalam Larutan uji tidak lebih dari 2,0%.
etanol dan dalam etil asetat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300
Baku pembanding Klofazimin BPFI; lakukan mg zat, larutkan dalam 5 ml kloroform P, jika perlu
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum panaskan. Tambahkan 20 ml aseton P dan 5 ml asam
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, asetat glasial; P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
terlindung dari cahaya, pada suhu ruang. tetapkan titik akhir secara potensiometrik, menggunakan
elektrode kaca dan elektrode kalomel berisi larutan jenuh
Identifikasi kalium klorida P. Lakukan penetapan blanko
A. Spektrum serapan inframerah larutan zat 5% dalam
metilen klorida P, menunjukkan maksimum hanya pada Tiap ml asam perklorat 0,1 N
bilangan gelombang yang sama seperti pada Klofazimin setara dengan 47,34 mg C27H22CI2N4
BPFI.
B. Harga RF bercak utama pada kromatogram Larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
uji sesuai dengan Larutan baku A seperti yang tertera tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.
pada Kemurnian kromatografi.

Susut pengerinagan<1121> Tidak lebih dari 0,5%; KAPSUL KLOFAZIMIN


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Clofazimine Capsule
Sisa pemijaran<301>Tidak lebih dari 0,1%. Kapsul Klofazimin mengandung klofazimin,
C27H22Cl2N4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak gerak Campuran metilen klorida P-n- Baku pembanding Klofazimin BPFI; lakukan
propilalkohol P (10:1). pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum
Larutan amonia Dibuat segar, pipet 1,0 ml amonium digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
hidroksisda P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan terlindung dari cahaya, pada suhu ruang.
dengan air sampai tanda.
Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P setebal Identifikasi
0,25 mm. Segera sebelum digunakan uapi lempeng A. Harga RF bercak utama kromatogram Larutan uji
dengan uap amonia selama 30 menit dengan sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
menggantungkan lempeng dalam bejana kromatografi penetapan Kemurnian kromatografi.
yang berisi lebih kurang 25 ml Larutan amonia [Catatan B. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji seperti
Cegah agar lempeng tidak terkena cairan.] yang diperoleh pada Penetapan kadar, menunjukkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klofazimin maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
BPFI, larutkan metilen klorida P hingga diperoleh sama seperti pada larutan Klofazimin BPFI.
Larutan baku A dengan kadar 0,5 mg per ml. Encerkan
masing-masing sejumlah sejumlah volume Larutan baku Disolusi <1231>
A dengan metilen klorida P untuk membuat Larutan baku Media disolusi: 500 mlair.
B dengan kadar 0,25 mg per ml dan Larutan baku C Alat tipe 2: 50 rpm.
dengan kadar 0,1 mg per ml. Waktu: 15 menit.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Prosedur Masukkan masing-masing satu kapsul ke
dalam metilen klorida P hingga kadar lebih kurang 50 mg dalam tiap bejana disolusi, dan biarkan kapsul tenggelam
per ml. pada dasar bejana sebelum dayung diputar. Amati kapsul
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl dan rekam waktu yang diperlukan untuk setiap cangkang
Larutan uji, Larutan baku A, Larutan baku B dan Larutan kapsul pecah.
- 657 -

Toleransi Memenuhi syarat jika seluruh kapsul yang C adalah kadar Klofazimin BPFI dalam mg per ml
diuji pecah tidak lebih dari 15 menit. Jika satu atau 2 Larutan baku; L adalah jumlah klofazimin dalam mg,
kapsul pecah lebih dari 15 menit tetapi kurang dari 30 untuk tiap kapsul yang tertera pada etiket; D adalah kadar
menit, ulangi pengujian menggunakan 12 kapsul. Dari klofazimin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
total 18 kapsul yang diuji tidak boleh lebih dari 2 kapsul jumlah dalam etiket dan pengenceran; AU dan AS berturut-
yang pecah lebih dari 15 menit tetapi kurang dari 30 turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pada suhu ruang.

Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis


tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. KLOKSASILLIN NATRIUM
Larutan amonia, Penjerap dan Prosedur Lakukan CloxacillinSodium
seperti yang tertera pada Kemurnian kromatografi dalam
Klofazimin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klofazimin
BPFI, larutkan dalam metilen klorida P hingga kadar
lebih kurang 5 mg per ml (Larutan baku A). Encerkan
sejumlah Larutan Baku A dengan metilen klorida P
hingga kadar 0,1 mg per ml (Larutan baku B) dan 0,04
mg per ml (Larutan baku C).
Larutan uji Timbang saksama isi kapsul setara dengan
lebih kurang 500 mg klofazimin, tambahkan 25 ml Mononatrium (2S,5R,6R)-6-[3-o-klorofenil)-5-metil-4-
metilen klorida P dan 25 ml natrium hidroksida 0,1 N dan isoksazol karboksamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-1-
sonikasi selama 30 menit. Ambil lapisan metilen klorida azabisiklo (3,2,0) heptan-2-karboksilat monohidrat
dan saring melalui natrium sulfat anhidrat P. [7081-44-9]
C19H17ClN3NaO5S.H2O BM 475,88
Penetapan kadar Anhidrat [642-78-4] BM 457,86
Asam klorida metanol 0,1 N Pipet 10 ml asam klorida
P ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi lebih Kloksasilin Natrium mengandung setara dengan tidak
kurang 500 ml metanol P, campur dan encerkan dengan kurang dari 825 µg kloksasilin, C19H18ClN3O5S, per mg.
metanol P sampai tanda.
Larutan blangko Pipet 5 ml metilen klorida P ke dalam Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Asam klorida
metanol 0,1 N sampai tanda. Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klofazimin sukar larut dalam mikroform.
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
secara bertahap, dengan metilen klorida P hingga kadar Baku pembanding Klosaksilin Natrium BPFI; tidak
lebih kurang 0,075 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke boleh dikeringkan sebelum digunakan.
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan denganAsam klorida
metanol 0,1 N sampai tanda. Identifikasi
Larutan uji Keluarkan tidak kurang dari 20 isi kapsul A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan bantuan metilen klorida P. Larutkan dalam didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
metilen klorida P, saring larutan melalui segumpal kapas maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap, seperti pada Kloksasilin Natrium BPFI.
dengan metilen klorida P hingga kadar lebih kurang B. Memberikan reaksi Natrium yang tertera pada Uji
0,075 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu Identifikasi Umum<291>.
tentukur 50-ml, encerkan dengan Asam klorida metanol
0,1 N sampai tanda. Sifat hablur<1091> Memenuhi syarat.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan
491 nm. Lakukan penetapan blangko. Hitung jumlah mennggunakan larutan 10 mg per ml.
dalam mg, klofazimin, C27H22Cl2N4, dalam kapsul yang
digunakan dengan rumus: Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 5,0%.

 L  A  Dimetilanilin Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan


C   U  penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
 D  AS  tertera pada Kromatografi <931>.
- 658 -

Larutan baku internal Timbang sejumlah naftalena P 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak
larutkan dalam sikloheksan P sehingga kadar lebih lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
kurang 50 µg per ml. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0.
Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanilin P Prosedur Suntikkan secara terpisah sejmlah voleme
ke dalam labu tenkukur 50-ml, tambahkan 25 ml asam sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
klorida 1 N, goyang hingga larut, encerkan dengan air ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg
tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda. kloksasilin, C19H18ClN3O5S, dalam tiap mg, dengan
Pipet 1,0 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga, rumus:
tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida 1 N dan 1,0 ml
Larutan baku internal, kocok kuat selama 1 menit dan  CE   rU 

200  
 W   rS
sentrifus. Gunakan beningan.
Larutan uji Masukan 1,0 g zat ke dalam tabung 
sentrifuga yang sesuai, tambahkan 5,0 ml natrium
hidroksida 1 N, goyang hingga larut, tambahkan 1,0 ml C adalah kadar Kloksasilin Natrium BPFI dalam mg per
Larutan baku internal, kocok kuat selama 1 menit dan ml Larutan baku; E adalah bobot kloksasilin dalam µg
sentrifus. Gunakan beningan. per mg Kloksasilin BPFI; W adalah bobot kloksasilin
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera natrium yang digunakan dalam mg; rU dan rS berturut-
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m baku.
berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel
penyangga S1A tersilanisasi dan pertahankan pada suhu Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
120º. Gunakan nitorgen P sebagai gas pembawa dengan pada suhu tidak lebih dari 25º.
laju alir lebih kurang 30 ml per menit .
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji KLOMIFEN SITRAT
ke dalam kromatograf dan ukur respons puncak utama. Clomiphene Citrate
Perbandingkan respons puncak dimetilanilin terhadap
naftalen dalam Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan
baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatograf<931>.
Pengencer Larutkan 5,44 g kaliumfosfat monobasa P
dalam air hingga 2000 ml, atur pH hingga 5,0 ± 0,1
dengan penambahan kalium hidroksida 8 N. 2-[p-(2-Kloro-1,2-difenilvinil)fenoksi] trietilamina sitrat
Fase gerak Buat campuran Pengencer acetonitril P (1:1) [50-41-9]
(75:25) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan C26H28ClNO.C6H8O7 BM 598,08
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Kenaikan kadar Klomifen Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0%
asetonitril menurunkan waktu retensi kloksasilin. dan tidak lebih dari 102,0% campuran isomer geometrik
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloksasilin (E)- dan (Z)- dari C26H28ClNO.C6H8O7, dihitung terhadap
Natrium BPFI larutkan dalam Pengencer hingga kadar zat anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 30,0% dan
lebih kurang 1,1 mg per ml. tidak lebih dari 50,0% isomer-Z [(Z)-2-[4-(2-kloro-1,2-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 220 mg, difeniletenil)fenoksi]-N,N-dietile-tana-mina 2-hidroksi-
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan 1,2,3-propanatrikarbok-silat (1:1).
dengan Pengencer sampai tanda. Aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 5 menit hingga larut Pemerian Serbuk; putih sampai kuning pucat; tidak
sempurna. berbau.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam kloroform;
dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6 mm x mudah larut dalam metanol; agak sukar larut dalam
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 etanol; tidak larut dalam eter.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Baku pembanding Klomifen Sitrat BPFI; tidak boleh
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
untuk kloksasilin antara 2,2 dan 5,7; efisiensi kolom Metode I pada saat akan digunakan. Simpan dalam wadah
yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Klomifen BPFI [(E,Z)2-
[4-(1,2-Difeniletenil)fenoksi]-N,N-dietil etanamina
- 659 -

hidroklorida] (C26H29NOHCl, BM 407,98); tidak boleh kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
tertutup rapat. Prosedur; efisiensi kolom tidak kurang dari 2000
lempeng teoritis untuk isomer-E; faktor ikutan tidak lebih
Identifikasi dari 3,0 untuk isomer-E dan simpangan baku relatif pada
A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk isomer-E
Organik <261>. dan isomer-Z.
B. Spektrum serapan ultraviolet 20g per ml dalam Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 50
asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
Klomifen Sitrat BPFI. persentase tiap cemaran dalam zat uji yang digunakan
C. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera pada dengan rumus:
Uji Identifikasi Umum<291>.  r 
100  i 
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.  rS 

Logam berat<371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. ri adalah respons puncak tiap cemaran; rs adalah jumlah
respons semua puncak.
Isomer–Z Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pada Kromatografi<931>. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Larutan pada Kromatografi <931>.
kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi seperti tertera Fase gerak Buat campuran metanol P–air-trietilamina P
pada Penetapan kadar. (55:45:0,3) saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 2,5
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 50 dengan penambahan asam fosfat P. Jika perlu lakukan
l) Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
puncak utama. Hitung persentase Isomer-Z dari klomifen tertera pada Kromatografi <931>.
sitrat yang digunakan dengan rumus: Larutan baku [Catatan Gunakan peralatan kaca
aktinik rendah].Timbang saksama sejumlah Klomifen
Sitrat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
r 
100  z  jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih
 ri  kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml encerkan
rz adalah respons puncak isomer-Z dalam Larutan uji; ri
dengan Fase gerak sampai tanda, saring. Pipet 10 ml
adalah jumlah semua respons puncak dari Larutan uji.
larutan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A klomifen tidak lebih
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Senyawa
dari 2,0%; tiap cemaran tidak lebih dari 0,5% dan total
Sejenis A Klomifen BPFI dan Klomifen Sitrat BPFI
cemaran tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
dalam Fase gerak hingga diperoleh larutan berturut-turut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang
dengan kadar lebih kurang 0,002 dan 0,05 mg per ml.
tertera pada Kromatografi <931>.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Fase gerak, Larutan uji dan Larutan kesesuaian sistem
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom 4,6 mm x
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klomifen
25 cm berisi bahan pengisi L26. Laju alir lebih kurang 1
Sitrat BPFI, larutkan dalam Fase gerak, encerkan secara
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
kurang 1,0 g per ml.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
relatif untuk senyawa sejenis A klomifen, isomer-Z dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
isomer-E berturut-turut adalah lebih kurang 0,9, 1,0 dan
dilengkapi dengan detektor 290 nm dan kolom 4,6 mm x
1,2; resolusi, R, antara senyawa sejenis A klomifen dan
25 cm berisi bahan pengisi L26. Laju alir lebih kurang 1
isomer-Z tidak kurang dari 1,0 dan resolusi, R, antara
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
isomer-Z dan isomer-E tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
relatif untuk senyawa sejenis A klomifen, isomer-Z dan
Prosedur, efisiensi kolom tidak kurang dari 2000
isomer-E berturut-turut adalah lebih kurang 0,9; 1,0 dan
lempeng teoritis untuk isomer-E, faktor ikutan tidak lebih
1,2; resolusi, R, antara senyawa sejenis A klomifen dan
dari 3,0 untuk isomer-E dan simpangan baku relatif pada
isomer-Z tidak kurang dari 1,0 dan resolusi, R, antara
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk isomer-E
isomer-Z dan isomer-E tidak kurang dari 1,5. Lakukan
dan isomer-Z.
- 660 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Alat tipe 1: 100 rpm.
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji Waktu: 30 menit.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Lakukan penetapan jumlah
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C26H28ClNO.C6H8O7 yang terlarut dengan mengukur
C26H28ClNO.C6H8O7, dengan rumus: serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan asam klorida
0,1 N dan serapan larutan baku Klomifen Sitrat BPFI
r r  dalam media yang sama pada panjang gelombang
100C  UE UZ  serapan maksimum lebih kurang 232 nm.
 rSE  rSZ  Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C26H28ClNO.C6H8O7, dari jumlah
C adalah kadar Klomifen Sitrat BPFI dalam mg per ml yang tertera pada etiket.
Larutan baku; rUE dan rUZ berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji untuk isomer-E dan isomer-Z; Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
rSE dan rSZ berturut-turut adalah respons puncak dari
Larutan baku untuk isomer-E dan isomer-Z. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah pada Kromatografi <931>.
tertutup rapat. Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar dalam Klomifen Sitrat.
TABLET KLOMIFEN SITRAT Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
Clomiphene Citrate Tablet kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg klomifen sitrat,
Tablet Klomifen Sitrat mengandung klomifen sitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
C26H28ClNO.C6H8O7, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih kurang 50 ml Fase gerak, aduk menggunakan
lebih dari 107,0% dari jumlah tertera pada etiket. pengaduk magnetik selama 30 menit. Keluarkan
pengaduk magnetik dari dalam labu, encerkan dengan
Baku pembanding Klomifen Sitrat BPFI; tidak boleh Fase gerak sampai tanda, dan saring. Pipet 10 ml larutan
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Metode I pada saat akan digunakan. Simpan dalam dengan Fase gerak sampai tanda dan saring, buang 10 ml
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Klomifen BPFI filtrat pertama.[Catatan Larutan stabil selama 24 jam.]
[(E,Z2-[4-(1,2-Difeniletenil)fenoksi]-N,N–dietilamina Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
hidroklorida] (C26H29NO HCl , BM 407,98); tidak boleh sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tertutup rapat. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klomifen sitrat, (C26H28CINO.C6H8O7) dalam serbuk
Identifikasi Masukkan serbuk halus tablet setara dengan tablet yang digunakan dengan rumus:
lebih kurang 30 mg klomifen sitrat ke dalam tabung
sentrifuga yang berisi lebih kurang 30 ml larutan metanol r 
1000C  U 
P dalam asam klorida 0,1 N (1 dalam 2). Tutup tabung,  rS 
masukkan dalam tangas air pada suhu lebih kurang 37
selama 15 menit, kocok sesekali. Sentrifus, pisahkan C adalah kadar Klomifen Sitrat BPFI dalam mg per ml
beningan dan masukkan ke dalam corong pisah. Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Ekstraksi mula-mula dengan 40 ml heksan P, kemudian puncak Larutan uji dan Larutan baku.
dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksan P; buang ekstrak.
Basakan larutan dengan natrium hidroksida 1 N,ekstraksi Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
endapan basa mula-mula dengan 50 ml heksan P, tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
kemudian ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml
heksan P, cuci kumpulan ekstrak dua kali dengan air.
Keringkan ekstrak menggunakan natrium sulfat anhidrat KLOMIPRAMIN HIDROKLORIDA
P, uapkan heksan P, dengan menurunkan tekanan.
Clomipramine Hydrochloride
Larutkan residu dengan lebih kurang 1,0 ml karbon
disulfida P. Ukur serapan spektrum inframerah larutan CH3
uji dan larutan baku Klomifen Sitrat BPFI, yang dibuat N
CH3
dengan cara yang sama, seperti yang tertera pada
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>. Cl .HCl
N

Disolusi<1231>
Media disolusi: 900 ml air.
- 661 -

3-Kloro-5-[3-(dimetilamino)propil]-10,11-dihidro-5H- dalam wadah yang sesuai. Atur pH hingga 3,2  0,1


dibenz [b,f]azepin monohidroklorida [17321-77-6] dengan penambahan asam fosfat P, tambahkan air hingga
C19H23ClN2.HCl BM 351,3 625 ml. Pindahkan ke dalam labu tentukur 1000-ml dan
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, saring dan
Klomipramin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C19H23ClN2.HCl, Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatografi<931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai agak kuning. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air. Prosedur Suntikkan lebih kurang 5 µl Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
Baku pembanding Klomipramin Hidroklorida BPFI, respons puncak. Hitung persentase masing-masing
tidak boleh dikeringkan. Bahan ini higroskopis simpan cemaran dengan rumus:
dalam wadah tertutup rapat. Desipramin Hidroklorida
BPFI, lakukan pengeringan dalam hampa udara pada r 
suhu 105 selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan 100  i 
dalam wadah tertutup rapat. Imipramin Hidroklorida  rS 
BPFI, lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan rS
adalah jumlah respons semua puncak.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Uji 2
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P Larutan natrium 1-heptansulfonat, Fase gerak,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Larutan kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi
gelombang yang sama seperti Klomipramin Hidroklorida Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
BPFI. Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Uji 1.
B.Spektrum serapan ultraviolet larutan (100 µg per ml) Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µl Larutan uji ke
dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti respons puncak. Hitung persentase masing-masing
Klomipramin Hidroklorida BPFI: daya serap pada cemaran, dengan rumus:
panjang gelombang serapan maksimum, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan, berbeda tidak lebih r 
dari 1,0%. 100  i 
 rS 
pH <1031> Antara 3,5 dan 5,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan dengan kadar lebih kurang 100 mg ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; dan rS
per ml. adalah jumlah respons semua puncak.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan natrium 1-heptansulfonat Timbang saksama
lebih kurang 5,5 g natrium 1-heptansulfonat P, masukkan
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 100 bpj. ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 50 ml air
dan encerkan dengan asam asetat glasial P sampai tanda.
Fase gerak Masukkan 20 ml Larutan natrium 1-
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak heptansulfonat dan 2 ml trietilamin P ke dalam labu tentukur
lebih dari 0,5% dan jumlah semua cemaran tidak lebih 500-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Masukkan
dari 2,0%, dengan mempertimbangkan hasil Uji 1 dan Uji larutan ini ke dalam wadah yang sesuai, atur pH hingga
2. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 3,20,1 dengan penambahan asam fosfat P. Pindahkan ke
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan asetonitril P
<931> sampai tanda, campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
Uji 1 lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Larutan natrium 1-heptansulfonat, Larutan kesesuaian yang tertera pada Kromatografi <931>.
sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
tertera pada Penetapan kadar. kurang 7 mg Desipramin Hidroklorida BPFI dan 10 mg
Fase gerak Masukkan 20 ml Larutan natrium 1- Imipramin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
heptansulfonat, 2 ml trietilamin P dan 500 ml air ke tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
- 662 -

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
Klomipramin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
P hingga kadar lebih kurang 0,8 mg per ml. Pipet 10 ml Klomipramin Hidroklorida BPFI.
larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Disolusi<1231>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat, Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,1 N
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Alat tipe 2: 50 rpm
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 10 ml Waktu: 30 menit.
larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml dan encerkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C19H23ClN2.HCl
dengan metanol P sampai tanda. yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Klomipramin hidroklorida BPFI dalam media yang sama
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml 252 nm.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons kurang dari 80% (Q) C19H23ClN2.HCl dari jumlah yang
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi tertera pada etiket.
relatif desipramin dan imipramin berturut-turut adalah
lebih kurang 0,85 dan 1,0; resolusi, R antara puncak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
desipramin dan imipramin tidak kurang dari 0,5; dan Prosedur untuk keseragaman kandungan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Larutan baku Timbang saksama sejumlah
lebih dari 2%. Klomipramin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 30 µg per
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji ml.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan uji Masukkan secara kuantitatif isi satu kapsul
respons puncak utama. ke dalam labu tentukur 100-ml dengan bantuan metanol
Hitung jumlah dalam mg, klomipramin hidroklorida, P. Tambahkan lebih kurang 75 ml metanol P, kocok
C19H23ClN2.HCl, dalam zat yang digunakan dengan secara mekanik selama 1 jam dan encerkan dengan
rumus: metanol P sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan
r  jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
250 C  U  kurang 30 µg per ml.
 rS  Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
C adalah kadar Klomipramin Hidroklorida BPFI dalam 252 nm, menggunakan sel 1-cm, dan metanol P sebagai
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah blangko. Hitung jumlah dalam mg, klomipramin
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. hidroklorida, C19H23ClN2.HCl, dalam kapsul yang
digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
 TC   AU 
 
KAPSUL KLOMIPRAMIN HIDROKLORIDA  D   AS 
Clomipramine Hydrochloride Capsule
T adalah jumlah dalam mg klomipramin hidroklorida
Kapsul Klomipramin Hidroklorida mengandung dalam kapsul seperti yang tertera pada etiket; C adalah
klomipramin hidroklorida, C19H23ClN2.HCl, tidak kurang kadar Klomipramin Hidroklorida BPFI dalam µg per ml
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Larutan baku; D adalah kadar klomipramin hidroklorida
tertera pada etiket. dalam µg per ml Larutan uji; AU dan AS berturut-turut
adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Klomipramin hidroklorida BPFI;
Tidak boleh dikeringkan, bersifat higroskopik. Simpan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam wadah tertutup rapat. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi<931>.
Identifikasi Masukkan isi kapsul setara dengan lebih Larutan natrium 1-heptansulfonat, Fase gerak,
kurang 125 mg klomipramin hidroklorida ke dalam Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Sistem
wadah yang sesuai, tambahkan 25 ml kloroform P, aduk kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
selama 5 menit dan saring. Uapkan di atas tangas uap Penetapan kadar dalam Klomipramin hidroklorida.
hingga volume lebih kurang 5 ml. Dinginkan dalam Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
tangas es, tambahkan eter P dan aduk hingga terbentuk kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur.
hablur. Saring dan keringkan pada 100° selama 1 jam. Bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul. Hitung
- 663 -

bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
kapsul setara dengan lebih kurang 160 mg klomipramin yang sama seperti pada Klonazepam BPFI.
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml.
Tambahkan 130 ml metanol P, kocok secara mekanik Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
selama 1 jam, encerkan dengan metanol P sampai tanda. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda, kocok dan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
saring.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,5% 3-amino-4-(2-
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, klorofenil)-6-nitrokarbostiril, dan tidak lebih 0,5% 2-
klomipramin hidroklorida,C19H23ClN2.HCl dalam isi amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenon. Lakukan penetapan
kapsul yang digunakan dengan rumus: dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
r  Fase gerak Campuran etil asetat P-karbon tetra klorida
500 C  U  P (1:1).
 rS  Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
C adalah kadar Klomipramin Hidroklorida BPFI dalam encerkan dengan aseton P sampai tanda.
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah Larutan pembanding 1 Timbang saksama sejumlah 3-
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril BPFI, larutkan
dalam aseton P hingga kadar 125 µg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Larutan pembanding 2 Timbang saksama sejumlah 2-
Amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenol BPFI, larutkan dalam
aseton P hingga kadar 125 µg per ml.
KLONAZEPAM Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µl
Clonazepam Larutan uji, Larutan pembanding 1 dan Larutan
pembanding 2 pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan
biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas Fase
gerak dan keringkan di udara. Semprot lempeng dengan
asam sulfat 2 N, keringkan pada suhu 105° selama 15
sampai 30 menit. Semprot berturut-turut dengan larutan
5-(o-Klorofeni)-1,3-dihidro-7-nitro-2H-1,4-benzo natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan amonium sulfamat
diazepin-2-on[1622-61-3] P (1 dalam 200) dan N-1-naftilendiamin dihidroklorida P
C15H10ClN3O3 BM 315,72 (1 dalam 1000), keringkan lempeng dengan aliran udara
dingin setelah masing-masing penyemprotan: bercak yang
Klonazepam mengandung tidak kurang dari 99,0% dan diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar ukuran dan
tidak lebih dari 101,0% C15H10ClN3O3, dihitung terhadap intensitasnya dari bercak pada masing-masing harga RF
zat yang telah dikeringkan. yang sesuai dengan Larutan pembanding 1 dan Larutan
pembanding 2.
Pemerian Serbuk; kuning muda; bau lemah; melebur
pada suhu lebih kurang 239º. Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471>Metode V Memenuhi syarat.
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan
dalam eter. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 700
mg zat, larutkan dalam 100 ml anhidrida asetat P dengan
Baku pembanding Klonazepam BPFI; lakukan pengadukan selama lebih kurang 20 menit. Tambahkan 5
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum tetes larutan biru nile hidroklorida P dalam asam asetat
digunakan. 3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril glasial P (1 dalam 100), titrasi dengan asam perklorat 0,1
BPFI dan 2-Amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI; N LV hingga warna hijau kuning. Lakukan penetapan
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. blangko.

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah Tiap ml asam perklorat 0,1 N
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P setara dengan 31,57 mg C15H10ClN3O3
- 664 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tidak tembus cahaya, pada suhu ruang. sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak puncak utama. Hitung jumlah
TABLET KLONAZEPAM C15H10ClN3O3 yang terlarut dengan membandingkan
ClonazepamTablet respons puncak Larutan baku dan Larutan uji.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Tablet Klonazepam mengandung klonazepam, kurang dari 80% (Q) C15H10ClN3O3, dari jumlah yang
C15H10ClN3O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih tertera pada etiket.
dari 110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Baku pembanding Klonazepam BPFI; lakukan Prosedur keseragaman kandungan
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam wadah yang
digunakan. 3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril sesuai, tambahkan sejumlah air panas (lebih kurang 60)
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. 2- sampai seperlima kapasitas nominal wadah, kocok secara
Amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI; tidak boleh mekanik selama 30 menit. Tambahkan sejumlah N,N-
dikeringkan sebelum digunakan. dimetilasetamida P setara dengan dua perlima kapasitas
nominal wadah, campur. Panaskan di atas tangas uap
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara selama 5 menit, sonikasi selama 5 menit. Dinginkan
dengan lebih kurang 10 mg klonazepam ke dalam corong sampai suhu ruang, tambahkan sejumlah volume yang
pisah 125 ml. Tambahkan 25 ml air, kocok tiap kali diukur saksama larutan o-diklorobenzen P dalam
selama 2 menit, dan ekstraksi dua kali tiap kali dengan 40 asetonitril P (1 dalam 25) hingga diperoleh lebih kurang
ml kloroform P. Lewatkan ekstraksi kloroform melalui 4 mg o-diklorobenzen P per 40 µg klonazepam. Jika perlu
natrium sulfat anhidrat P. Uapkan kumpulan ekstrak encerkan secara bertingkat dengan asetonitril P hingga
pada suhu ruang dengan bantuan aliran gas nitrogen P kadar klonazepam 40 µg per ml.
sampai kering. Cuci sisa tiga kali, tiap kali dengan 10 ml Larutan baku Buat dengan cara yang sama dengan
pelarut heksan P; spektrum serapan inframerah sisa yang Larutan uji hingga kadar lebih kurang 40 µg Klonazepam
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan BPFI per ml, dan kadar o-diklorobenzen P sama dengan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama yang digunakan pada Larutan uji, dalam pelarut yang
seperti pada Klonazepam BPFI. sama.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prosedur
Disolusi<1231> dalam Penetapan kadar.
Media disolusi: 900 ml air yang telah diawaudarakan. Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% 3-Amino-4-(2-
Alat tipe 2: 100 rpm. klorofenil)-6-nitrokarbostiril dan tidak lebih dari 1,0% 2-
Waktu: 60 menit. Amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenon. Lakukan penetapan
Lakukan penetapan jumlah C15H10ClN3O3, yang terlarut dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera
dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi seperti pada Kromatografi <931>.
tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak Buat campuran etil asetat P-karbon
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P tetraklorida P (1:1).
(40:30:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang setara dengan 10 mg klonazepam, masukkan ke dalam
tertera pada Kromatografi <931>. labu yang sesuai. Tambahkan lebih kurang 20 ml aseton
Larutan uji Gunakan alikuot. P, tutup, kocok selama 1 menit. Saring, uapkan filtrat di
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonazepam atas tangas uap hingga kering, larutkan residu dalam 0,5
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih ml aseton P.
kurang 0,05 mg per ml. Campur sejumlah volume sama Larutan pembanding 1 Timbang saksama sejumlah 3-
dengan Media disolusi yang diukur saksama hingga kadar Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril BPFI, larutkan
larutan baku sama dengan kadar yang diperkirakan dalam dalam aseton P hingga diperoleh larutan 1 dalam 5000.
Larutan uji. Larutan pembanding 2 Timbang saksama sejumlah 2-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Amino-2’-kloro-5-nitrobenzofenol BPFI, larutkan dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi aseton P hingga diperoleh larutan 1 dalam 5000.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 25
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml µl Larutan uji, Larutan pembanding 1 dan Larutan
per menit. Lakukan penyuntikan ulang terhadap Larutan pembanding 2 pada lempeng kromatografi silika gel P
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak, setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak
relatif tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan tidak lebih dan biarkan merambat hingga lebih kurang 15 cm dari
dari 2,0. garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap, amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 254
- 665 -

nm. Semprot lempeng dengan asam sulfat P (1 dalam 10) C adalah kadar Klonazepam BPFI dalam µg per ml
dan panaskan pada suhu 105° selama 15 menit. Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
Dinginkan hingga suhu ruang, semprot dengan larutan perbandingan respons puncak klonazepam terhadap o-
natrium nitrit P (1 dalam 1000), keringkan di bawah diklorobenzen dari Larutan uji dan Larutan baku.
aliran udara panas. Semprot lempeng dengan larutan
amonium sulfamat P (1 dalam 200), dan keringkan di Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
bawah aliran udara panas. Semprot dengan larutan N-1- tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.
naftilendiamindihidroklorida P (1 dalam 1000),
keringkan di bawah aliran udara panas. Bercak yang
diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar ukuran dan KLONIDIN HIDROKLORIDA
intensitasnya dari bercak pada masing-masing harga RF Clonidine Hydrochloride
yang sesuai dengan Larutan pembanding 1 dan Larutan
pembanding 2. Cl

H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan
N HCl
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada N

Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran air-metanol P-asetonitril P NH Cl
(4:3:3).
Larutan baku internal Pipet 4 ml o-diklorobenzen P ke 2-[(2,6-Diklorofenil)imino]imidazolidina monohidroklorida
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asetonitril [4205-91-8]
P sampai tanda. C9H9Cl2N3.HCl BM 266,55
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonazepam
BPFI, larutkan dalam asetonitril P, jika perlu encerkan Klonidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
secara bertahap dan kuantitatif dengan asetonitril P 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C9H9Cl2N3.HCl,
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Pipet 4 ml dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
larutan ini dan 4 ml Larutan baku internal ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan asetonitril P sampai Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI; lakukan
tanda. Larutan akhir mengandung 40 µg klonazepam per pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap sebelum
ml. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Identifikasi
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan lebih kurang 2 mg klonazepam, masukkan ke dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
dalam labu tentukur 50-ml. Pipet 20 ml N,N’- menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dimetilasetamida P, masukkan ke dalam labu dan gelombang yang sama seperti pada Klonidin Hidroklorida
sonikasi selama 5 menit. Dinginkan sampai suhu ruang, BPFI.
tambahkan dengan pipet, 4 ml Larutan baku internal, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam asam
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, saring jika klorida 0,01 N (1 dalam 3000) pada panjang gelombang
perlu. serapan 272 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%, dihitung
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada terhadap zat yang telah dikeringkan.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
30 cm berisi bahan pengisi L1. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dengan 5 kali penyuntikan ulang, pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5; lakukan penetapan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti menggunakan larutan (1 dalam 20).
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak
lebih dari 2,0% dan faktor resolusi tidak kurang dari 10,0. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lakukan pengeringan pada suhu 105 sampai bobot tetap.
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
respons puncak pada waktu retensi lebih kurang 6 menit
untuk klonazepam dan 14,5 menit untuk o-diklorobenzen. Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
Hitung jumlah dalam mg, C15H10ClN3O3, dalam serbuk cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
tablet yang digunakan dengan rumus: Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran toluen P-dioksan P- etanol
R  anhidrat P- amonium hidroksida P (10:8:2:1).
0,05C  U  Larutan uji Larutkan 200 mg zat dalam metanol P dan
 RS  encerkan hingga 2,0 ml.
- 666 -

Larutan baku Larutkan sejumlah Klonidin pada rentang panjang gelombang 245 nm - 350 nm
Hidroklorida BPFI dalam metanol P hingga kadar larutan menunjukkan maksimum pada 272 nm dan 279 nm dan
100 mg per ml. infleksi pada 265 nm.
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan B. Pada sejumlah volume yang setara dengan 0,15 mg
baku secara bertahap dengan metanol P hingga kadar klonidin hidroklorida, tambahkan 1 ml larutan amonium
lebih kurang 100 g per ml. reineckat P 10%, biarkan selama 5 menit: terbentuk
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 l endapan berwarna merah muda.
Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku pada
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. pH<1071> Antara 4,0 dan 7,0.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga tiga per Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase Injeksi.
gerak menguap, dan lakukan pengeringan pada suhu 100
selama 1 jam. Masukkan lempeng ke dalam bejana berisi Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
larutan encer natrium hipoklorit P yang mengandung Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
klorin 0,5%, dan biarkan merambat hingga tiga perempat Kromatografi <931>.
tinggi lempeng, keringkan dalam lemari asam dengan Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada
aliran udara selama 1 jam dan semprot dengan kanji kalium Kemurnian kromatografi dalam Klonidin Hidroklorida.
iodida LP: Harga RF bercak utama Larutan uji sesuai Larutan uji Tambahkan 10 ml metanol P kedalam
dengan Larutan baku. Besar dan intensitas bercak lain sejumlah volume yang setara dengan lebih kurang 0,75
selain bercak utama dari Larutan uji, tidak lebih intensif mg klonidin hidroklorida, uapkan hingga kering dan
dari Enceran larutan baku (0,1%) dan jumlah intensitas larutkan sisa dalam 0,5 ml metanol P.
seluruh bercak tidak lebih dari 0,2%. Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume
Larutan uji dengan metanol P hingga 100 bagian volume.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20l
mg zat, larutkan dalam lebih kurang 80 ml asam asetat Larutan uji dan Enceran larutan uji pada lempeng
glasial P, tambahkan 15 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Selanjutnya
dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir lakukan seperti tertera pada Kemurnian kromatografi
secara potensiometrik menggunakan elektroda kaca dan dalam Klonidin Hidroklorida: bercak lain selain bercak
elektroda kalomel yang mengandung litium perklorat 0,1 utama pada kromatogram yang diperoleh pada Larutan
N dalam asam asetat glasial P seperti yang tertera pada uji tidak lebih intensif dari bercak kromatogram Enceran
Titrimetri <711>. Lakukan penetapan blangko. larutan uji.

Tiap ml asam perklorat 0,1 N Penetapan kadar


setara dengan 26,66 mg C9H9CI2N3.HCI Larutan uji Pada sejumlah volume yang setara dengan
lebih kurang 0,15 mg klonidin hidroklorida, tambahkan 25
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah ml dapar fosfat sitrat pH 7,6. Tambahkan 5 ml air, dan 1
tertutup rapat pada suhu 25º,masih diperbolehkan pada ml larutan yang mengandung biru bromotimol P 0,15%
suhu antara 15º - 30º. dan natrium karbonat anhidrat P 0,15%. Tambahkan 30
ml kloroform P, kocok selama 1 menit dan sentrifus. Pada
15 ml lapisan kloroform tambahkan 10 ml asam borat LP.
INJEKSI KLONIDIN HIDROKLORIDA Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonidin
Clonidine Hydrocloride Injection Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan dengan air
hingga kadar 0,003% pada 5,0 ml larutan ini tambahkan
Injeksi Klonidin adalah larutan steril klonidin 20 ml dapar fosfat sitrat pH 7,6 dan lanjutkan seperti
hidroklorida dalam Air untuk injeksi. Mengandung yang tertera pada Larutan uji, mulai dengan “Tambahkan
klonidin hidroklorida, C9H9Cl2N3.HCl, tidak kurang dari 5 ml air”.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
tertera pada etiket. Larutan disterilkan dengan pemanasan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
dalam otoklaf. 420 nm, menggunakan 10 ml asam borat LP yang
diencerkan dengan kloroform P hingga 25 ml sebagai
Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI; blangko. Hitung jumlah dalam mg C9H9Cl2N3.HCI,
lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap dengan rumus:
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
A 
Identifikasi. C  U 
A. Encerkan sejumlah volume yang setara dengan 0,3  AS 
mg klonidin hidroklorida dengan asam klorida 0,01 N
hingga 5 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan ini
- 667 -

C adalah kadar Klonidin Hidroklorida BPFI dalam mg Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah kurang dari 75% (Q) C9H9Cl2N3.HCl dari jumlah yang
serapan Larutan uji dan Larutan baku. tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Keseragaman kandungan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


TABLET KLONIDIN HIDROKLORIDA Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Clonidine Hydrochloride Tablet pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 1,1 g natrium 1-oktanasulfonat P
Tablet Klonidin Hidroklorida mengandung klonidin dalam 500 ml air, tambahkan 500 ml metanol P dan 1 ml
hidroklorida, C9H9Cl2N3.HCl, tidak kurang dari 90,0% asam fosfat P, campur. Atur pH hingga 3,0 dengan
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera penambahan natrium hidroksida 1 N. Saring melalui
pada etiket. penyaring membran dengan porositas 0,45 m atau lebih
kecil dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Baku pembanding Klonidin Hidroklrida BPFI; lakukan menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap sebelum Kromatografi <931>.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Larutan baku persediaan klonidin hidroklorida
Timbang saksama sejumlah Klonidin Hidroklorida BPFI,
Identifikasi larutkan dalam Fase gerak, jika perlu encerkan secara
A. Waktu retensi klonidin hidroklorida Larutan uji kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang 100 g
sesuai dengan klonidin hidroklorida Larutan baku pada per ml.
Penetapan kadar. Larutan baku persediaan 2,6-dikloroanilin Masukkan
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi lebih kurang 12 mg 2,6-dikloroanilin ke dalam labu tentukur
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. 100-ml dan tambahkan Fase gerak sampai tanda. Encerkan
Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar
hidroksida P (200:3). lebih kurang 12 g per ml.
Larutan baku Buat larutan Klonidin Hidroklorida BPFI Larutan baku Masukkan 2,0 ml Larutan baku
dalam metanol P yang mengandung 10 mg per ml. persediaan klonidin hidroklorida ke dalam labu tentukur
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet setara 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
dengan lebih kurang 1 mg klonidin hidroklorida ke dalam Larutan ini mengandung klonidin hidroklorida lebih
corong pisah yang berisi 30 ml air dan 5 ml natrium kurang 1 g per ml.
hidroksida 1 N. Goyang perlahan hingga larut dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20
ekstraksi dengan 20 ml kloroform P. Biarkan lapisan tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk yang setara
memisah dan saring ekstrak kloroform. Uapkan filtrat dengan lebih kurang 0,1 mg klonidin hidroklorida,
hingga kering dan larutkan residu dalam 0,1 ml metanol masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih
P. kurang 60 ml Fase gerak, kocok secara mekanik selama 15 -
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 l 30 menit dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng Sentrifus sebagian larutan hingga jernih.
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan Larutan kesesuaian sistem Pindahkan 2,0 ml Larutan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase baku persediaan klonidin hidroklorida dan 20,0 ml Larutan
gerak dan biarkan merambat hingga tiga per empat baku persediaan 2,6-dikloroanilin ke dalam labu tentukur
tinggi lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas rambat 100-ml dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
dan biarkan Fase gerak menguap. Amati lempeng Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
dibawah sinar ultraviolet pada panjang gelombang 254 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
nm: harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
Larutan baku. 15 cm berisi bahan pengisi L7 yang telah dideaktivasi
untuk senyawa basa. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
Disolusi <1231> menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,01 N rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Alat tipe 2: 50 rpm yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Waktu: 30 menit penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk puncak
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C9H9Cl2N3.HCl klonidin. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
terlarut, menggunakan prosedur seperti yang tertera pada kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
Penetapan kadar jika perlu lakukan modifikasi. Gunakan puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi
asam klorida 0,01 N sebagai pengganti Fase gerak untuk kolom ditentukan dari puncak klonidin tidak kurang dari
membuat Larutan baku persediaan dan Larutan baku 3500 lempeng teoritis dan faktor ikutan untuk puncak
klonidin hidroklorida. klonidin tidak lebih dari 1,5. Waktu retensi relatif
- 668 -

klonidin dan 2,6-dikloroanilin berturut-turut adalah lebih C. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti
kurang 0,5 dan 1,0. yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C9H9Cl2N3.HCl dalam zat uji dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

r  Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah


0,1C  U  semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
 rS  Tabel sebagai berikut:

C adalah kadar Klonidin Hidroklorida BPFI dalam g per Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
puncak Larutan uji dan Larutan baku. <931>.
Dapar fosfat, Fase gerak dan Larutan kesesuaian
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah sistem Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
tertutup baik. kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klopidogrel
Bisulfat BPFI, Senyawa Sejenis A Klopidogrel
BPFI,Senyawa Sejenis B Klopidogrel BPFI dan Senyawa
KLOPIDOGREL BISULFAT
Sejenis CKlopidogrel BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Clopidogrel Bisulfate
metanol P hingga kadar berturut-turut lebih kurang 20 g
O per ml, 40 g per ml, 120 g per ml dan 200 g per ml.
H3CO H Cl Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
N .H2SO4 dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini mengandung
Klopidogrel Bisulfat BPFI, Senyawa Sejenis A Klopidogrel
S
BPFI,Senyawa Sejenis B Klopidogrel BPFI dan Senyawa
Sejenis C Klopidogrel BPFI, berturut-turut lebih kurang 0,5
Metil(+)-(S)--(o-klorofenil)-6,7-dihidrotieno[3,2-c] g per ml; 1 g per ml; 3 g per ml dan 5 g per ml.
piridin-5(4H)-asetat, sulfat (1:1)[120202-66-6] Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
C16H16ClNO2S.H2SO4 BM 419,90 masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dalam 5
ml metanol P dan encerkan dengan Fase gerak sampai
Klopidogrel Bisulfat mengandung tidak kurang dari tanda.
97,0% dan tidak lebih dari 101,5% C16H16ClNO2S.H2SO4, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih. 15 cm yang berisi bahan pengisi L57. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam metanol; Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan
praktis tidak larut dalam eter. ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
waktu retensi relatif senyawa sejenis A klopidogrel, dua
Baku pembanding Klopidogrel Bisulfat BPFI, Senyawa enansiomer senyawa sejenis B klopidogrel, senyawa
SejenisA Klopidogrel BPFI, [asam (+)-(S)-(o-klorofenil)- sejenis C klopidogrel dan klopidogrel berturut-turut
6,7-dihidrotieno[3,2-c]piridin-5(4H)-asetat]; Senyawa adalah lebih kurang 0,5; 0,8; 1,2; 2,0; dan 1,0; resolusi, R,
SejenisB Klopidogrel BPFI, [metil(±)-(o-klorofenil)-4,5- antara klopidogrel dan enansiomer pertama senyawa
dihidrotieno [2,3-c]piridin-6(7H)-asetat, hidrogen sulfat]; sejenis B klopidogrel tidak kurang dari 2,5. Lakukan
Senyawa Sejenis C Klopidogrel BPFI, [metil(-)-(R)-o- kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
klorofenil)-6,7-dihidrotieno[3,2-c]piridin-5(4H)-asetat, kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang
hidrogen sulfat]. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 15% untuk masing-
Identifikasi masing puncak.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
yang sama seperti Klopidogrel Bisulfat BPFI.
respons semua puncak.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Hitung persentase senyawa sejenis A klopidogrel dan
uji sesuai dengan Larutan baku, seperti yang diperoleh
senyawa sejenis C klopidogrel dalam zat dengan rumus:
pada Penetapan kadar.
- 669 -

C  rU  Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada


100 A   Kromatografi <931>.
 CU  rS  Dapar fosfat Larutkan 1,36 g kalium fosfat monobasa
P dalam lebih kurang 500 ml air dan encerkan dengan air
CAadalah kadar senyawa sejenis klopidogrel yang sesuai hingga 1000 ml.
dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat-asetonitril P
klopidogrel bisulfat dalam mg per ml Larutan uji; rU (75:25), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
adalah respons puncak senyawa sejenis klopidogrel yang penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
sesuai dalam Larutan uji; dan rS adalah respons puncak tertera pada Kromatografi <931>.
senyawa sejenis klopidogrel yang sesuai dalam Larutan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klopidogrel
baku. Bisulfat BPFI larutkan dan encerkan dengan metanol P
Hitung persentase enansiomer pertama senyawa sejenis B hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet sejumlah
klopidogrel dalam zat dengan rumus: volume larutan, encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
C  rU  Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
100  0,5 B   Klopidogrel Bisulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B
 CU  rS  Klopidogrel BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar
CB adalah kadar senyawa sejenis B klopidogrel dalam mg berturut-turut lebih kurang 100 g per ml dan 200 g per ml.
per ml Larutan baku; CU adalah kadar klopidogrel Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
bisulfat dalam mg per ml Larutan uji; 0,5 adalah koreksi dengan Fase gerak sampai tanda.
untuk kandungan enansiomer pertama dalam senyawa Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
sejenis B klopidogrel; rU dan rS berturut-turut adalah masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
respons puncak enansiomer pertama senyawa sejenis B encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml
klopidogrel dalam Larutan uji dan Larutan baku. larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Hitung persentase cemaran lain selain senyawa sejenis A dengan Fase gerak sampai tanda.
klopidogrel, senyawa sejenis B klopidogrel dan senyawa Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
sejenis C klopidogrel dalam zat dengan rumus: Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
C  rU  15 cm yang berisi bahan pengisi L57. Laju alir lebih
100   kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
 CU  rS  Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
C adalah kadar Klopidogrel Bisulfat BPFI dalam mg per retensi relatif dua enansiomer senyawa sejenis B
ml Larutan baku; CU adalah kadar klopidogrel bisulfat klopidogrel dan klopidogrel berturut-turut adalah lebih
dalam mg per ml Larutan uji; rU adalah respons puncak kurang 0,8; 1,2 dan 1,0; resolusi, R, antara klopidogrel
cemaran lain dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak dan enansiomer pertama senyawa sejenis B klopidogrel
klopidogrel dalam Larutan baku. Abaikan puncak yang tidak kurang dari 2,5. Lakukan kromatografi terhadap
teramati dalam blangko. Larutan baku; rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
Tabel baku relatif pada penyuntikan ulang yang ditentukan tidak
Cemaran Batas (%) lebih dari 1,0%.
Senyawa sejenis A klopidogrel 0,2 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Enansioner pertama senyawa sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
sejenis B klopidogrel 0,3
Senyawa sejenis C klopidogrel 1,0
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Cemaran lain 0,1
respons semua puncak.
Total cemaran
Hitung jumlah dalam mg, klopidogrel bisulfat,
1,5
C16H16ClNO2S.H2SO4, dalam zat yang digunakan dengan
rumus:
[Catatan Untuk semua senyawa sejenis klopidogrel,
r 
kadar dinyatakan sebagai garam bisulfat. Gunakan 1000C  U 
ekivalensi garam bisulfat yang dinyatakan pada etiket  rS 
BPFI untuk menghitung kadar dengan tepat].
C adalah kadar Klopidogrel Bisulfat BPFI dalam mg per
Penetapan kadar [Catatan Untuk semua senyawa ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
sejenis klopidogrel, kadar dinyatakan sebagai garam puncak Larutan uji dan Larutan baku.
bisulfat. Gunakan ekivalensi garam bisulfat yang
dinyatakan pada etiket BPFI untuk menghitung kadar Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
dengan tepat]. Lakukan penetapan dengan cara dan pada suhu ruang terkendali.
- 670 -

TABLET KLOPIDOGREL dalam media yang sama pada panjang gelombang


Clopidogrel Tablet maksimum lebih kurang 270 nm.

Tablet Klopidogrel mengandung klopidogrel bisulfat, Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
setara dengan klopidogrel, C16H16ClNO2S, tidak kurang semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Tabel.
tertera pada etiket. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
Baku pembanding Klopidogrel Bisulfat BPFI. Senyawa <931>.
SejenisA Klopidogrel BPFI, [asam (+)-(S)-(o-klorofenil)- Dapar fosfat dan Fase gerak Buat seperti yang tertera
6,7-dihidrotieno[3,2-c]piridin-5(4H)-asetat]. Senyawa pada Penetapan kadar dalam Klopidogrel bisulfat.
Sejenis B Klopidogrel BPFI, [metil(±)-(o-klorofenil)-4,5- Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
dihidrotieno[2,3-c]piridin-6(7H)-asetat, hidrogen sulfat]. Klopidogrel Bisulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B
Senyawa Sejenis C Klopidogrel BPFI, [metil(-)-(R)-o- Klopidogrel BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol
klorofenil)-6,7-dihidrotieno[3,2-c] piridin-5(4H)-asetat, P hingga kadar berturut-turut lebih kurang 100 g per ml
hidrogen sulfat]. dan 200 g per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
Identifikasi tanda.
A. Spektrum serapan utraviolet Larutan uji pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klopidogrel
panjang gelombang 250 nm - 300 nm menunjukkan Bisulfat BPFI, Senyawa Sejenis A Klopidogrel BPFI dan
maksimum pada 270 nm sesuai dengan Klopidogrel Senyawa Sejenis C Klopidogrel BPFI, larutkan dan
Bisulfat BPFI dalam Larutan baku yang diperoleh pada encerkan dengan metanol P hingga kadar berturut-turut lebih
penetapan Keseragaman sediaan. kurang 40 g per ml, 250 g per ml dan 300 g per ml.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini mengandung
pada Penetapan kadar. klopidogrel bisulfat, senyawa sejenis A klopidogrel dan
senyawa sejenis C klopidogrel berturut-turut lebih kurang 1
Disolusi <1231> g per ml, 6 g per ml dan 7,5 g per ml.
Dapar asam klorida pH 2,0 Pipet 50 ml kalium klorida Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20
0,2 N dan 13 ml asam klorida 0,2 N, ke dalam labu tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang setara
tentukur 200-ml. Encerkan dengan air sampai tanda. dengan lebih kurang 75 mg klopidogrel, masukkan ke dalam
Media disolusi: 1000 ml Dapar asam klorida pH 2,0. labu tentukur 200-ml, tambahkan 5 ml metanol P, encerkan
Alat tipe 2: 50 rpm. dengan Fase gerak sampai tanda. Biarkan 10 menit dan
Waktu: 30 menit. kocok. Saring sebagian larutan melalui penyaring
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klopidogrel membran dengan porositas 0,45 m atau lebih kecil.
Bisulfat BPFI, larutkan dalam 20,0 ml metanol P dan Gunakan filtrat.
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Media disolusi, hingga kadar sesuai dengan alikuot. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Prosedur Lakukan penetapan jumlah dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
C16H16ClNO2S,yang terlarut dengan mengukur serapan 15 cm yang berisi bahan pengisi L57. Laju alir lebih
alikuot dan jika perlu encerkan dengan Media disolusi kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
dan serapan Larutan baku pada panjang gelombang Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
serapan maksimum lebih kurang 240 nm. respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak retensi relatif dua enansiomer senyawa sejenis B
kurang dari 80% (Q), C16H16ClNO2S, dari jumlah yang klopidogrel dan klopidogrel berturut-turut lebih kurang
tertera pada etiket. 0,8; 1,2; dan 1,0; resolusi, R, antara klopidogrel dan
enansiomer pertama senyawa sejenis B klopidogrel lebih
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat. besar dari 2,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Prosedur keseragaman kandungan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
50-ml, tambahkan asam klorida 0,1 N sampai tanda. senyawa sejenis A klopidogrel, senyawa sejenis C
Sonikasi selama 5 menit dan dinginkan. Pipet 5 ml klopidogrel dan klopidogrel berturut-turut lebih kurang
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan 0,5; 2,0 dan 1,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan
dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda. Saring sebagian ulang tidak lebih dari 15% untuk masing-masing puncak.
larutan melalui penyaring membran dengan porositas Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
0,45 m atau lebih kecil, buang 5 ml filtrat pertama. sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
Hitung jumlah C16H16ClNO2S, dalam tablet dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
mengukur serapan Larutan uji dan larutan baku respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A
Klopidogrel Bisulfat BPFI yang diketahui kadarnya
- 671 -

klopidogrel dan senyawa sejenis C klopidogrel dalam Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
serbuk tablet dengan rumus: 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 75 mg klopidogrel, masukkan ke
 321,82  C  rU  dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml metanol P.
20    Sonikasi selama 5 menit dan aduk selama 30 menit,
 419,90  W  rS  encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
321,82 adalah bobot molekul klopidogrel; 419,90 adalah metanol P sampai tanda. Saring sebagian larutan melalui
bobot molekul klopidogrel bisulfat; C adalah kadar penyaring membran dengan porositas 0,45 m atau lebih
senyawa sejenis klopidogrel yang sesuai, dalam mg per kecil, buang 5 ml filtrat pertama, gunakan filtrat.
ml Larutan baku; W adalah bobot klopidogrel dalam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
serbuk tablet yang digunakan dalam Larutan uji sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
berdasarkan pada jumlah klopidogrel per tablet yang ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tertera pada etiket; rU adalah respons puncak senyawa respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
sejenis klopidogrel yang sesuai dalam Larutan uji; dan rS klopidogrel, C16H16ClNO2S, dalam serbuk tablet yang
adalah respons puncak senyawa sejenis klopidogrel yang digunakan dengan rumus:
sesuai dalam Larutan baku. Hitung persentase cemaran
lain (tidak termasuk senyawa sejenis B klopidogrel)  321,82  rU 
dalam serbuk tablet dengan rumus: 1000 C   
 419 ,90  rS 
 321,82  Cc  rU 
20    321,82 adalah bobot molekul klopidogrel; 419,90 adalah
 419,90  W  rS  bobot molekul klopidogrel bisulfat; C adalah kadar
Klopidogrel Bisulfat BPFI dalam mg per ml Larutan
321,82 adalah bobot molekul klopidogrel; 419,90 adalah baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
bobot molekul klopidogrel bisulfat; Cc adalah kadar Larutan uji dan Larutan baku.
klopidogrel bisulfat dalam µg per ml Larutan baku; W
adalah bobot klopidogrel dalam serbuk tablet yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
digunakan dalam Larutan uji berdasarkan pada jumlah dan pada suhu ruang terkendali.
klopidogrel per tablet yang tertera pada etiket; rU adalah
respons puncak cemaran lain dalam Larutan uji; rS adalah
respons puncak klopidogrel Larutan baku. KLORAL HIDRAT
Chloral Hydrate
Tabel
Cemaran Batas (%) CCl3CH(OH)2
Senyawa sejenis A klopidogrel 1,2
Senyawa sejenis C klopidogrel 1,5 Kloral hidrat [302-17-0]
Cemaran lain (tidak termasuk C2H3Cl3O2 BM 165,40
senyawa sejenis B) 0,2
Total cemaran (tidak termasuk Kloral Hidrat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
senyawa sejenis B) 2,5 tidak lebih dari 102,5% C2H3Cl3O2.

[Catatan Untuk semua senyawa sejenis klopidogrel, Pemerian Hablur tidak berwarna, transparan atau putih;
kadar dinyatakan sebagai garam bisulfat. Gunakan bau aromatis tajam dan sedikit asam; rasa membakar dan
ekivalensi garam bisulfat yang dinyatakan pada etiket agak pahit. Melebur pada lebih kurang 55° dan perlahan-
BPFI untuk menghitung kadar dengan tepat]. lahan menguap bila kena udara.

Penetapan kadar [Catatan Untuk semua senyawa Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam minyak
sejenis klopidogrel, kadar dinyatakan sebagai garam zaitun; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan
bisulfat. Gunakan ekivalensi garam bisulfat yang dalam eter.
dinyatakan pada etiket BPFI untuk menghitung kadar
dengan tepat]. Lakukan penetapan dengan cara Identifikasi Masukkan ke dalam labu Erlemeyer 125 ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada sejumlah larutan dalam air setara dengan lebih kurang 1
Kromatografi <931>. mg kloral hidrat. Tambahkan air hingga lebih kurang 10
Dapar fosfat, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem ml, dan 10 ml larutan 1-etilkuinaldinium iodida P (15
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dalam 1000) yang sudah disaring melalui penyaring
pada Penetapan kadar dalam Klopidogrel bisulfat. dengan porositas 0,45 µm. Tambahkan 60 ml isopropil
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klopidogrel alkohol P, 5 ml larutan monoetanolamin 0,1 M dan 15 ml
Bisulfat BPFI larutkan dan encerkan dengan metanol P air. Campur dan panaskan di dalam tangas air pada 60°
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. selama 15 menit: terjadi warna biru.
- 672 -

Keasaman <1071> Larutan 5% dalam etanol P tidak Baku pembanding Klorambusil BPFI; Lakukan
segera mengubah kertas lakmus biru P basah menjadi pengeringan di atas silika gel selama 24 jam sebelum
merah. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Klorida Tidak lebih dari 70 bpj; lakukan penetapan terlindung cahaya.
sebagai berikut: ke dalam larutan 10% b/v dalam etanol
P tambahkan beberapa tetes perak nitrat LP: kekeruhan Pemerian Serbuk agak berbentuk granul; hampir putih.
yang terbentuk tidak lebih kuat dari larutan pembanding
yang mengandung 0,10 ml asam klorida 0,020 N. Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut
dalam aseton; larut dalam alkali encer.
Zat mudah terarangkan <411> Kocok dengan interval
waktu 5 menit selama 1 jam, 500 mg zat dengan 5 ml Identifikasi
asam sulfat P dalam gelas ukur bersumbat kaca yang telah A. Spektrum serapan inframerah zat yang dilarutkan
dibilas dengan asam sulfat P. Pindahkan ke dalam tabung dalam karbon disulfida P (1 dalam 125) dalam sel 1-mm
pembanding warna: warna campuran tidak lebih tua dari menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Larutan padanan P. gelombang yang sama seperti pada Klorambusil BPFI.
B. Larutkan 50 mg zat dalam 5 ml aseton P, encerkan
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dengan air hingga 10 ml. Tambahkan satu tetes asam
Memenuhi syarat. sulfat 2 N, dan 4 tetes perak nitrat LP: tidak segera
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan terbentuk kekeruhan (tidak ada ion klorida). Hangatkan
kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua larutan di atas tangas uap: terbentuk kekeruhan (ada
kali Larutan uji. klorin terionisasi).

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Jarak lebur <1021> Antara 65 dan 69.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
zat masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml bersumbat
kaca yang berisi 75 ml air. Tambahkan 10 ml kloroform Penetapan kadar Timbang saksama 200 mg zat, larutkan
P, 0,4 ml larutan biru bromofenol P (1 dalam 2000) dan dalam 10 ml aseton P, tambahkan 10 ml air dan titrasi
5 ml larutan segar natrium bikarbonat P 0,42%. Titrasi dengan natrium hidoksida 0,1 N LV, menggunakan
dengan natrium tetrafenilboron 0,02 M LV hingga warna fenolftalein LP sebagai indikator.
biru hilang dari lapisan kloroform. Mendekati titik akhir
lakukan titrasi perlahan-lahan dan kocok kuat setiap kali Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
penambahan. setara dengan 30,42 mg C14H19Cl2NO2

Tiap ml natrium tetrafenilboron 0,02 M LV Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
setara dengan 6,800 mg C21H38CIN rapat dan terlindung cahaya.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah bertutup baik.


TABLET KLORAMBUSIL
Chlorambucil Tablet
KLORAMBUSIL
Chlorambucil Tablet Klorambusil mengandung klorambusil,
Cl
C14H19Cl2NO2 tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
N O
Baku pembanding Klorambusil BPFI; Lakukan
HO pengeringan di atas silika gel selama 24 jam sebelum
Cl digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Propil Paraben BPFI; Tidak boleh
Asam 4-[p-[bis(2-kloroetil)amino]fenil]butirat [305-03- dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
3]
C14H19Cl2NO2 BM 304,21 Identifikasi Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 16 mg klorambusil dengan 20 ml karbon
Klorambusil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan disulfida P. Saring dan uapkan sampai kering, larutkan
tidak lebih dari 101,0%, C14H19Cl2NO2, dihitung terhadap residu dalam 2 ml karbon disulfida P. Larutan yang
zat anhidrat. diperoleh memenuhi Identifikasi A dalam Klorambusil.
[Peringatan Penanganan harus hati-hati, hindari
menghirup partikel klorambusil dan kontak pada kulit] Waktu hancur <1251> Memenuhi syarat. Letakkan 1
tablet ke dalam setiap tabung pada 6 tabung dari
- 673 -

keranjang dan jika tablet mempunyai penyalut luar yang kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dapat larut, celupkan keranjang ke dalam air pada suhu pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan baku
ruang selama 5 menit. Jalankan alat, gunakan cairan internal, tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif
lambung buatan LP dengan suhu 37  2º sebagai media. pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Setelah alat dijalankan selama 30 menit, angkat keranjang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dari media dan amati semua tablet. Jika tablet tidak sama (10-12 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
hancur sempurna, ganti media dengan cairan usus buatan kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
LP, pertahankan suhu media pada 37º  2º dan teruskan puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, klorambusil,
pengujian hingga jangka waktu keseluruhan termasuk C14H19Cl2NO2, dalam serbuk tablet yang digunakan
pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP dengan rumus:
selama 45 menit. Angkat keranjang dari media dan amati R 
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 0,1C U 
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12  RS 
tablet lainnya. Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
harus hancur sempurna. C adalah kadar Klorambusil BPFI dalam g per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. perbandingan respons puncak klorambusil terhadap baku
internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Tablet salut dalam wadah
Kromatografi <931>. tertutup baik; tablet tidak bersalut dalam wadah tertutup
Fase gerak Buat campuran 500 ml etanol P dan 1,0 ml baik dan terlindung cahaya.
asam asetat glasial P masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar etanol
dapat bervariasi untuk mendapatkan kesesuaian sistem KLORAMFENIKOL
yang dipersyaratkan dan memberikan waktu eluasi yang Chloramphenicol
sesuai untuk klorambusil. Awaudarakan larutan pada
tekanan lebih kurang 250 mmHg selama 2 menit. OH H

Larutan baku internal Masukkan lebih kurang 20 mg


O2N C C CH2OH
Propil Paraben BPFI ke dalam labu tentukur 50-ml,
larutkan dan encerkan dengan etanol P sampai tanda. H NHCOCHCl2
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorambusil
BPFI, larutkan dalam etanol P, encerkan secara kuantitatif D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[β-hidroksi-α-(hidroksimetil)-p-
dan jika perlu bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih
nitrofenetil]asetamida 56-75-7
kurang 1 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
C11H12Cl2N2O5 BM 323,13
tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml etanol P,
sambil digoyang perlahan tambahkan 5,0 ml asam klorida
Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
0,1 N dan 2,0 ml Larutan baku internal. Encerkan dengan
tidak lebih dari 103,0% C11H12Cl2N2O5
etanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
dengan lebih kurang 2 mg klorambusil, masukkan
kekuningan; Larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil
kedalam labu tentukur 100-ml yang berisi 50 ml etanol P,
dalam larutan netral atau larutan agak asam.
sambil digoyang perlahan tambahkan 5,0 ml asam klorida
0,1 N dan 2,0 ml Larutan baku internal. Sonikasi selama
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
5 menit, encerkan dengan etanol P sampai tanda. Saring
etanol, dalam propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil
melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang
asetat.
dan pertahankan penurunan tekanan selama waktu
minimum yang diperlukan untuk menghindari kehilangan
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
pelarut karena penguapan.
dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI;
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
harus hati hati untuk menghindari kontaminasi].
dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 2 mm x 25 cm
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
atau 30 cm,berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
partikel 5-10 m, laju alir diatur sampai mampu lemari pendingin.
memberikan resolusi yang dipersyaratkan seperti tertera
pada Uji kesesuaian sistem dan waktu eluasi yang sesuai. Identifikasi
Uji kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap 6 A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
sampai 10 kali penyuntikan Larutan baku, rekam dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
- 674 -

pada panjang gelombang yang sama seperti pada Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat
Kloramfenikol BPFI. glasial P (55:45:0,1). Jika perlu lakukan penyesuaian
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Larutan uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama Kromatografi <931>.
pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Penetapan kadar. Kloramfenikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak bila
perlu encerkan bertahap hingga kadar lebih kurang 80 µg
Jarak lebur <1021> Antara 149° dan 153°. per ml. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm
atau lebih halus dan gunakan filtrat.
Rotasi jenis <1081> Antara +17,0° dan +20,0°; lakukan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat
penetapan menggunakan larutan 1,25 g dalam 25 ml masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
etanol mutlak P. dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Fase
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan
porositas 0,5 µm atau lebih halus dan gunakan filtrat.
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
menggunakan suspensi dalam air 25 mg per ml Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x
Endotoksin bakteri <201> Jika pada etiket tertera 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
kloramfenikol untuk pembuatan injeksi, tidak lebih dari µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
0,2 Unit Endotoksin FI per mg kloramfenikol. kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Jika pada etiket efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit tidak
dinyatakan bahwa kloramfenikol steril, lakukan kurang dari 1800 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak
penetapan dengan penyaringan membran seperti tertera lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
pada Uji sterilitas dari produk yang di uji menggunakan 1 penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
g zat. Prosedur [Catatan Gunakan tinggi puncak jika
dinyatakan respons puncak]. Suntikkan secara terpisah
Kemurnian kromatografi masing-masing sejumlah volume sama (lebih kurang 10
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis µl) Larutan baku dan Larutan uji, ke dalam kromatograf,
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah kloramfenikol, Hitung jumlah dalam mg, kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5,
larutkan dalam metanol P hingga kadar 10 mg per ml. dalam zat yang digunakan dengan rumus:
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Kloramfenikol BPFI, larutkan dalam metanol P hingga r 
kadar 10 mg per ml (Larutan A). 2,5C U 
Enceran Larutan baku Buat pengenceran Larutan baku  rS 
dari Larutan A dalam metanol P secara kuantitatif hingga
kadar 100 µg per ml (Larutan B) dan 50 µg per ml C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
(Larutan C). Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 puncak yang dihasilkan oleh Larutan uji dan Larutan
µl Larutan uji, Larutan A, Larutan B dan Larutan C pada baku.
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng dalam bejana kromatografi yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
berisi campuran fase gerak kloroform P-metanol P-asam Simpan ditempat sejuk dan kering.
asetat glasial P (79:14:7) hingga merambat tiga perempat
tinggi lempeng. Angkat lempeng biarkan fase gerak Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
menguap, amati di bawah sinar ultraviolet pada panjang injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau diproses
gelombang 254 nm: Bercak yang diperoleh dari Larutan lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
uji kecuali bercak utama, tidak lebih besar ukurannya
atau tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan B
(1%) dan jumlah intensitas seluruh bercak sekunder KAPSUL KLORAMFENIKOL
Larutan uji dibanding jumlah intensitas bercak utama
Chloramphenicol Capsule
Larutan B dan Larutan C: tidak lebih dari 2%.
Kapsul Kloramfenikol mengandung kloramfenikol,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931> ,
- 675 -

Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat kering dan dingin.
KRIM KLORAMFENIKOL
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Chloramphenicol Cream
sesuai dengan waktu retensi puncak utama Larutan baku
yang diperoleh pada Penetapan kadar. Krim Kloramfenikol mengandung kloramfenikol,
C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Disolusi <1231> dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
Alat tipe1:100 rpm.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Waktu: 30 menit
tertutup rapat, di tempat kering dan dingin.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C11H12Cl2N2O5,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, yang jika Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
larutan baku Kloramfenikol BPFI dalam media yang sama pada Penetapan kadar.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
278 nm. Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q), kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, dari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
jumlah yang tertera pada etiket. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kloramfenikol BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
Kromatografi <931>. 100-ml. Larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml
tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol. dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih
Kloramfenikol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur kecil, Buang 5 ml filtrat pertama, gunakan filtrat.
200-ml, tambahkan 10 ml air dan panaskan di atas tangas Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
uap hingga larut sempurna. Dinginkan hingga suhu ruang, dengan lebih kurang 40 mg kloramfenikol, masukkan ke
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 80 ml
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus, dan metanol P dan sonikasi selama lebih kurang 10 menit.
gunakan filtrat. Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan dengan metanol P
Larutan uji Timbang saksama sejumlah kapsul setara sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
dengan lebih kurang 2500 mg kloramfenikol, masukkan 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 100 ml air melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih
dan panaskan di atas tangas uap hingga cangkang terlarut. kecil, Buang 5 ml filtrat pertama, gunakan filtrat.
Tambahkan 300 ml air dan panaskan di atas tangas uap Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
selama 20 menit sambil sesekali dicampur. Dinginkan dalam Kloramfenikol. Hitung jumlah dalam mg,
hingga suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda. kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, dalam krim yang
Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, digunakan dengan rumus:
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus, dan r 
gunakan filtrat. 0,5C  U 
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera  rS 
pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol. Hitung
jumlah dalam mg, kloramfenikol, C11H12CI2N2O5, dalam
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
tiap kapsul dengan rumus:
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
 C  r 
20  U  Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat dilipat
 N  rS  atau dalam wadah tertutup rapat.

N adalah jumlah kapsul yang digunakan; rU dan rS


berturut-turut adalah respons puncak yang dihasilkan
dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 676 -

LARUTAN ORAL KLORAMFENIKOL melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih
Chloramphenicol Oral Solution kecil, gunakan filtrat.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep mata
Larutan Oral Kloramfenikol adalah larutan setara dengan lebih kurang 25 mg kloramfenikol,
kloramfenikol dalam pelarut yang sesuai, mengandung masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang sesuai,
satu atau lebih dapar yang sesuai dan bahan pengawet. tambahkan lebih kurang 20 ml sikloheksan P dan sonikasi
Potensi C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan selama lebih kurang 2 menit. Tambahkan 60 ml metanol
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada P. Saring campuran ke dalam labu tentukur 100-ml. Cuci
etiket. penyaring dengan metanol P, kumpulkan cucian ke dalam
labu tentukur yang sama. Encerkan dengan metanol P
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke dalam labu alas
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah bulat dan lakukan pengeringan sampai kering dalam
tertutup rapat, di tempat kering dan dingin. hampa udara di atas tangas air pada 35°. Larutkan residu
dalam 50,0 ml metanol P. Pipet 10 ml larutan ke dalam
Identifikasi Sejumlah volume setara dengan lebih labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
kurang 250 mg kloramfenikol memenuhi Identifikasi tanda. Saring menggunakan penyaring dengan porositas
seperti tertera pada Kapsul Kloramfenikol. 0,5 µm atau lebih halus, gunakan filtrat.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera kadar dalam Kloramfenikol. Hitung jumlah dalam mg
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, dalam salep mata yang
<131>, menggunakan sejumlah larutan yang diukur digunakan dengan rumus:
saksama. Encerkan bertahap dengan air hingga diperoleh
Larutan uji dengan potensi yang diperkirakan sama r 
dengan aras dosis tengah baku. 0,25C  U 
 rS 
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
SALEP MATA KLORAMFENIKOL puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Chloramphenicol Ophthalmic Ointment
Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
Salep Mata Kloramfenikol mengandung kloramfenikol, dilipat untuk salep mata.
C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
TETES MATA KLORAMFENIKOL
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh Chloramphenicol Ophthalmic Solution
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Tetes Mata kloramfenikol adalah larutan steril
kloramfenikol. Mengandung kloramfenikol,
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
pada Penetapan kadar.
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
Sterlitas <71> Memenuhi syarat. dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
Partikel logam <1061> Memenuhi syarat. sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Kromatografi <931>. dengan Prosedur uji menggunakan Penyaringan
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti membran.
tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg pH <1071> Antara 7,0 dan 7,5; kecuali tetes mata tanpa
Kloramfenikol BPFI masukkan ke dalam labu tentukur larutan dapar atau digunakan untuk hewan. Antara 3,0
100-ml. Larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai dan 6,0.
tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
- 677 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pH <1071> Antara 4,0 dan 8,0; lakukan penetapan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada menggunakan sejumlah larutan tetes telinga yang
Kromatografi <931>. diencerkan dengan air volume sama.
Sistem kromatografi dan Fase gerak Lakukan seperti
pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Kloramfenikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertingkat hingga Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 100 µg per Kromatografi <931>.
ml. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
atau lebih halus dan gunakan filtrat. tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sediaan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
uji setara dengan lebih kurang 50 mg kloramfenikol, Kloramfenikol BPFI larutkan dalam Fase gerak, encerkan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam gerak hingga kadar lebih kurang 100 µg per ml. Saring
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil,
tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm gunakan filtrat.
atau lebih halus dan gunakan filtrat. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan telinga setara dengan lebih kurang 50 mg kloramfenikol,
kadar dalam Kloramfenikol. Hitung jumlah dalam mg masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, dalam tiap ml larutan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
tetes mata yang digunakan dengan rumus: dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Saring menggunakan penyaring dengan
 C  r  porositas 0,5 µm atau lebih halus, gunakan filtrat.
0 ,5    U  Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
 V   rS  kadar dalam Kloramfenikol. Hitung jumlah dalam mg
kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, dalam tiap ml larutan
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam mg per ml tetes telinga dengan rumus:
Larutan baku; V adalah volume larutan tetes mata yang
digunakan dalam ml; rU dan rS berturut-turut adalah
 C  r 
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan 0,5  U 
Larutan baku.  V  rS 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
dan disimpan di lemari pendingin sampai diserahkan. Larutan baku; V adalah volume larutan tetes telinga yang
Wadah atau karton disegel untuk menjamin sterilitas digunakan dalam ml; rU dan rS berturut-turut adalah
pada pemakaian pertama. respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


TETES TELINGA KLORAMFENIKOL
Chloramphenicol Otic Solution
KLORAMFENIKOLNATRIUMSUKSINAT
Tetes Telinga Kloramfenikol adalah larutan steril Chloramphenicol Sodium Succinate
kloramfenikol dalam pelarut yang sesuai, mengandung
O
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0%,
C11H12Cl2N2O5, dari jumlah yang tertera pada etiket. O C CH2CH2CO2Na

O CH2
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh Cl
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah CH C
H
N
H
C
H
C NO2
tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat sejuk dan Cl
kering. OH

D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[β-hidroksi-α-(hidroksimetil)-p-
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh nitrofenetil]asetamida α-(natrium suksinat) 982-57-0
pada Penetapan kadar. C15H15Cl2N2NaO8 BM 445,18
Sterlitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Kloramfenikol Natrium Suksinat mempunyai potensi
dengan menggunakan penyaringan membran seperti
setara dengan tidak kurang dari 650 µg dan tidak lebih
tertera pada uji Sterilitas.
dari 765 µg kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5 per mg.
- 678 -

Pemerian Serbuk; kuning terang. puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah respons puncak kloramfenikol bebas. Hitung persentase,
tertutup rapat, di tempat kering dan sejuk. Endotoksin kloramfenikol bebas, C11H12Cl2N2O5 dengan rumus:
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati hati untuk menghindari kontaminasi]
 C  rU 
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 5000   
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam  WQ  rS 
lemari pendingin.
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji Larutan baku; W adalah jumlah dalam mg zat yang
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang digunakan untuk membuat Larutan uji; Q adalah jumlah
lebih kurang 276 nm seperti diperoleh pada Penetapan dalam µg kloramfenikol dalam 1 mg zat seperti yang
kadar. diperoleh dari Penetapan kadar; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 6,4 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung setara dengan
Syarat lain Jika pada etiket tertera kloramfenikol natrium
lebih kurang 250 mg kloramfenikol per ml.
suksinat adalah steril, harus memenuhi syarat uji
Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri seperti tertera
Rotasi jenis <1081> Antara +5,0 dan +8,0; lakukan
pada Kloramfenikol natrium suksinat untuk Injeksi. Jika
penetapan menggunakan larutan zat 5%.
pada etiket tertera kloramfenikol natrium suksinat harus
diproses lebih lanjut dalam pembuatan sediaan injeksi,
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.
harus memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201> seperti
tertera pada Kloramfenikol natrium suksinat untuk
Kloramfenikol bebas Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
Injeksi.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Penetapan kadar
Fase gerak Buat campuran amonium fosfat monobasa
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
0,05 M, saring dan awaudarakan (yang telah diatur pH
Kloramfenikol BPFI, larutkan dan encerkan secara
hingga 2,5 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat P 10%)
kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang 20 µg
dan metanol P (60:40). Jika perlu lakukan penyesuaian
per ml.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Kromatografi <931>.
dan encerkan secara kuantitatif dengan air hingga kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
lebih kurang 20 µg kloramfenikol per ml.
Kloramfenikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
kadar lebih kurang 6 µg per ml. Saring larutan melalui
pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil,
dalam sel 1 cm. Gunakan air sebagai blangko. Hitung
gunakan filtrat.
jumlah dalam µg, kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, per mg
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 33 mg zat,
zat dengan rumus:
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring larutan
melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih  CP  AU 

 
kecil, gunakan filtrat.  W  AS 
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 4,6 mm x
Larutan baku; P adalah potensi kloramfenikol dalam µg
10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partike
per mg Kloramfenikol suksinat BPFI;W adalah bobot
l5m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan dalam µg zat yang digunakan untuk membuat Larutan
kromatografi terhadap Larutan uji, rekam kromatogram uji; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dari Larutan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: uji dan Larutan baku.
efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak utama,
kloramfenikol 1-suksinat dan kloramfenikol 3-suksinat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
tidak kurang dari 1750 lempeng teoritis; resolusi, R,
antara dua puncak tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
tidak lebih dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap steril, pada etiket harus dinyatakan steril atau
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
steril.
- 679 -

KLORAMFENIKOL NATRIUM SUKSINAT Syarat lain Memenuhi syarat uji Identifikasi, Rotasi
UNTUK INJEKSI jenis, pH dan Air pada Kloramfenikol natrium suksinat.
Chloramfenicol Sodium Succinate for Injection
Penetapan kadar
Kloramfenikol Natrium Suksinat untuk Injeksi Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Penetapan
mengandung kloramfenikol natrium suksinat yang setara kadar dalam Kloramfenikol natrium suksinat.
dengan kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari Larutan uji Konstitusikan isi satu wadah kloramfenikol
90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang natrium suksinat untuk injeksi seperti tertera pada etiket.
tertera pada etiket. Encerkan secara kuantitatif isi larutan terkonstitusi dengan
air hingga kadar kloramfenikol lebih kurang 20 µg per
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh ml.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Endotoksin dalam ksuksinat. Hitung jumlah dalam mg kloramfenikol,
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan C11H12Cl2N2O5, per ml larutan terkonstitusi dengan
isi harus hati hati untuk menghindari kontaminasi]. rumus:
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam  L  CP  AU 

  
 D  1000  AS
lemari pendingin.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada uji L adalah jumlah dalam mg kloramfenikol per ml larutan
Sterilitas. terkonstitusi; D adalah kadar kloramfenikol dalam µg per
ml Larutan uji seperti tertera pada etiket dan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit pengenceran; C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam
Endotoksin FI per mg kloramfenikol. µg per ml Larutan baku; P adalah potensi kloramfenikol
dalam µg per mg Kloramfenikol BPFI; AU dan AS
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan
pada Injeksi volume kecil. Larutan baku.

Kloramfenikol bebas Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi rapat dalam wadah padatan steril seperti tertera pada
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Injeksi.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Kloramfenikol bebas dalam
Kloramfenikol natrium suksinat. KLORAMFENIKOL PALMITAT
Larutan uji Larutkan isi satu wadah dalam Fase gerak Chloramfenicol Palmitate
hingga kadar setara dengan lebih kurang 10 mg
kloramfenikol per ml. Encerkan secara kuantitatif dan
jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
setara dengan lebih kurang 0,5 mg per ml kloramfenikol.
Saring sebagian larutan melalui penyaring dengan
porositas 0,5 µm atau lebih kecil, gunakan filtrat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[β-hidroksi-α-(hidroksimetil)- p-
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji nitrofenetil]asetamida α-palmitat 530-43-8
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur C27H42Cl2N2O6 BM 561,54
respons puncak kloramfenikol bebas. Hitung persentase
kloramfenikol bebas, C11H12Cl2N2O5, dengan rumus: Kloramfenikol Palmitat mempunyai potensi setara
dengan tidak kurang dari 555 µg dan tidak lebih dari 595
 C  r  µg kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, per mg.
0,1  U 
 D  rS  Pemerian Serbuk hablur halus seperti lemak; putih; bau
lemah; hampir tidak berasa.
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam µg per ml
Larutan baku; D adalah kadar zat dalam mg per ml Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton
Larutan uji setara dengan kloramfenikol seperti tertera dan dalam kloroform; larut dalam eter; agak sukar larut
pada etiket dan pengenceran; rU dan rS berturut-turut dalam etanol; sangat sukar larut dalam heksan.
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 680 -

Baku pembanding Kloramfenikol Palmitat BPFI; tidak 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam 10m. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat sejuk. kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Identifikasi Waktu retensi puncak kloramfenikol efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit tidak
palmitat pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan kurang dari 2400 lempeng teoritis dan simpangan baku
Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,5%.
kadar. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
Jarak lebur <1021> Antara 87º dan 95º. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg
Rotasi jenis <1081> Antara +21 dan +25; lakukan kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, per mg zat dengan rumus:
penetapan menggunakan larutan 50 mg zat yang tidak
dikeringkan per ml dalam etanol mutlak P.
 WS  r 
 ( PS ) U 
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.  WU   rS 

Keasaman Larutkan 1,0 g zat dengan pemanasan pada WS dan WU berturut-turut adalah jumlah dalam mg
suhu 35 dalam 5 ml campuran etanol P 80% dan eter P Kloramfenikol Palmitat BPFI dan zat yang digunakan; PS
volume sama yang sebelumnya telah dinetralkan adalah kesetaraan kloramfenikol terhadap Kloramfenikol
menggunakan indikator fenolftalein LP. Titrasi dengan Palmitat BPFI dalam µg per mg; rU dan rS berturut-turut
natrium hidroksida 0,10 N LV, menggunakan indikator adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
fenolftalein LP dengan pengocokan hati-hati sampai
terjadi warna merah muda yang stabil selama tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
kurang dari 30 detik: diperlukan tidak lebih dari 0,4 ml
natrium hidroksida 0,10 N.
SUSPENSI ORAL KLORAMFENIKOL
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%. PALMITAT
Lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada Chloramfenicol Palmitate Oral Suspension
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg hingga bobot tetap.
Suspensi Oral Kloramfenikol Palmitat mengandung
Kloramfenikol bebas Tidak lebih dari 0,045%; Larutkan kloramfenikol palmitat setara dengan kloramfenikol,
1,0 g zat dalam 80 ml xilen P dengan sedikit C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
penghangatan. Dinginkan dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dengan 15 ml air. Kumpulkan ekstrak air dan buang Mengandung satu atau lebih dapar, pewarna, perasa,
xilen. Encerkan kumpulan ekstrak air dengan air hingga pengawet dan zat pensuspensi yang sesuai.
50 ml, ekstraksi dengan 10 ml toluen P, biarkan memisah
dan buang lapisan toluen. Sentrifus lapisan air dan ukur Baku pembanding Kloramfenikol Palmitat BPFI; tidak
serapan beningan pada panjang gelombang serapan boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
maksimum lebih kurang 278 nm menggunakan blangko wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat sejuk.
yang diperlakukan sama. Serapan tidak lebih dari 0,268. Kloramfenikol Palmitat Polimorf A BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat sejuk.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kloramfenikol Palmitat Nonpolimorf A BPFI; tidak boleh
Kromatografi <931>. dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Fase gerak Buat campuran metanol P-air- asam asetat tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat sejuk.
glasial P (172:27:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 65 mg Identifikasi Waktu retensi puncak kloramfenikol
Kloramfenikol Palmitat BPFI, masukkan ke dalam labu palmitat pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml metanol P dan 1 ml asam Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan
asetat glasial P dan sonikasi selama beberapa menit. kadar.
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 10 ml pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 65 mg zat, suspensi dalam wadah dosis tunggal.
lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 3,9 mm x Polimorf A Tidak lebih dari 10%.
- 681 -

Larutan baku Buat campuran segar, bebas gelembung Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
udara; dari campuran kering yang terdiri dari 1 bagian kadar dalam Kloramfenikol Palmitat. Hitung jumlah
bobot Kloramfenikol Palmitat Polimorf A BPFI dan 9 dalam mg kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5, per ml suspensi
bagian bobot Kloramfenikol Palmitat Nonpolimorf A oral dengan rumus:
BPFI. Dispersikan 1 bagian campuran dalam 3 bagian
minyak mineral P dan letakkan di antara dua lempeng W  r 
natrium klorida P, jaga jangan sampai terbentuk 0,004  S ( PS ) U 
gelembung udara. V   rS 
Larutan uji Masukkan 20 ml suspensi oral yang
terlebih dulu dikocok ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, V adalah volume suspensi oral yang digunakan dalam ml;
tambahkan 20 ml air, sentrifus dan buang beningan. WS, PS, rU dan rS seperti tertera pada Penetapan kadar
Tambahkan 20 ml air pada residu dalam tabung dalam Kloramfenikol Palmitat.
sentrifuga, campur, sentrifus dan buang beningan. Ulangi
pencucian dua kali tiap kali dengan 20 ml air. Keringkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
residu dalam hampa udara di atas silika gel P selama tidak tembus cahaya.
tidak kurang dari 14 jam. Dispersikan 1 bagian residu
kering dalam 3 bagian minyak mineral P dan letakkan di
antara dua lempeng natrium klorida P, jaga jangan KLORDIAZEPOKSIDA
terbentuk gelembung udara. Chlordiazepoxide
Prosedur Buat spektrum serapan inframerah dari
NHCH3
Larutan baku dan Larutan uji pada lebih kurang 11 µm N

hingga 13 µm, dengan menggunakan sel kosong untuk


mengatur transmitan 100%. Atur ketebalan sel dari Cl N

O
Larutan baku dan Larutan uji sehingga transmitan 20% -
30% diperoleh pada 12,3 µm. Pada masing-masing
spektrum gambar garis dasar lurus antara serapan
minimum pada panjang gelombang lebih kurang 11,3 µm 7-Kloro-2-(metilamino)-5-fenil-3H-1,4-benzodiazepina-
dan 12,65 µm. Gambar garis lurus, tegak lurus terhadap 4-oksida [58-25-3]
skala panjang gelombang, pada panjang gelombang C16H14ClN3Op BM 299,75
serapan maksimum lebih kurang 11,65 µm dan 11,86 µm Klordiazepoksida mengandung tidak kurang dari 98,0%
yang memotong baik garis dasar maupun spektrum. dan tidak lebih dari 102,0% C16H14ClN3O, dihitung
Tetapkan perbandingan serapan dengan rumus: terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur kuning; praktis tidak berbau.


 A11,65a  A11,65b 
  Peka terhadap sinar matahari. Melebur pada suhu lebih
A  A  kurang 240º.
 11, 86 a 11, 86 b 
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
Angka di dalam kurung menunjukkan selisih serapan pada
etanol dan dalam kloroform.
panjang gelombang yang ditunjukkan oleh subskrip untuk
spektrum (a) dan pada titik potong dari garis tegak lurus
Baku pembanding Klordiazepoksida BPFI; lakukan
dengan garis dasar (b). Perbandingan serapan Larutan uji
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. 7-Kloro-1,3-
lebih besar dari pada perbandingan serapan Larutan baku.
dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida
BPFI; wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya;
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lakukan pengeringan di atas silika gel selama 4 jam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sebelum digunakan. 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI;
Kromatografi <931>.
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya; lakukan
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
pengeringan di atas silika gel selama 4 jam sebelum
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
digunakan.
Kloramfenikol Palmitat.
Larutan uji Kocok hati-hati suspensi oral
Identifikasi
kloramfenikol palmitat, hindarkan terjadi gelembung
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
udara. Ukur saksama sejumlah volume suspensi setara
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
dengan lebih kurang 160 mg kloramfenikol, masukkan ke
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dalam labu tentukur 200-ml, berisi lebih kurang 20 ml
gelombang yang sama seperti pada Klordiazepoksida
metanol P, tambahkan 4 ml asam asetat glasial P dan
BPFI;
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Saring lebih
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari
kurang 20 ml larutan melalui kertas penyaring berserat
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
kaca. Pipet 10 ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml,
pada Penetapan kadar.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
- 682 -

C. Pada lebih kurang 20 mg zat tambahkan 5 ml asam Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat
klorida P dan 10 ml air, panaskan hingga mendidih agar masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan
terjadi hidrolisis. Dinginkan, tambahkan 2 ml larutan dengan Fase gerak, sonikasi selama 5 menit, encerkan
natrium nitrit sulfamat P (1 dalam 200), kocok selama 2 dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring
menit, kemudian tambahkan 1 ml larutan N-1- membran dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil. Pipet
naftiletilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000): 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-mlencerkan
terjadi warna ungu kemerahan. dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 3,9 mm x 30
cm yang berisi L1. Laju alir 1 ml per menit. Lakukan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari
3600 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Metode IV Memenuhi persyaratan. lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,1% 7-kloro-1,3- sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dan tidak lebih dari 0,01% 2-amino-5-klorobenzofenon. respons puncak. Hitung jumlah dalam mg, C16H14ClN3O,
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis dalam klordiazepoksida yang digunakan dengan rumus:
seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.
Fase gerak Gunakan Etil asetat P tidak dijenuhkan.
r 
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. 0 ,5C  U 
Larutan uji Masukkan 50,0 mg zat ke dalam labu  rS 
Erlenmeyer 10 ml, tambahkan 2,5 ml aseton P, dan
kocok. Biarkan partikel mengendap, beningan digunakan C adalah kadar Klordiazepoksida BPFI dalam g per ml
untuk penetapan. Larutan baku; rU dan rS berturut-urut adalah respons
Larutan baku 1 Larutkan 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fenil- puncak klordiazepoksida yang diperoleh dari Larutan uji
2H-1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida BPFI dalam aseton dan Larutan baku.
Phingga kadar 100 µg per ml.
Larutan baku 2 Larutkan 2-Amino-5-Gabapentin BPFI Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam aseton P hingga kadar 10 µg per ml. kedap, tidak tembus cahaya.
Prosedur Totolkan masing-masing 50 µl Larutan uji,
10 µl Larutan baku 1 dan 10 µl Larutan baku 2 pada
lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam TABLET KLORDIAZEPOKSIDA
bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan Fase Chlordiazepoxide Tablet
gerak hingga merambat lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak Tablet Klordiazepoksida mengandung klordiazepoksida,
menguap, dan semprot sedikit dengan asam sulfat 2 N. C16H14ClN3O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Keringkan pada suhu 105º selama 15 menit, kemudian dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
semprot kembali berturut-turut dengan larutan natrium
nitrit P (1 dalam 1000). Bercak lain selain bercak utama Baku pembanding Klordiazepoksida BPFI; lakukan
Larutan uji tidak lebih besar dalam ukuran dan intensitas pengeringan pada 105 selama 3 jam sebelum digunakan.
dari bercak dengan harga RF yang sesuai yang diperoleh Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
dari Larutan baku. cahaya. 2-Amino-5-Klorobenzofenon BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
Penetapan kadar [Selama melakukan penetapan, digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
gunakan kaca aktinik rendah.] Lakukan penetapan terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Klordiazepoksida BPFI; lakukan pengeringan di atas
yang tertera pada Kromatografi<931>. silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (60:40), dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
seperti yang tertera pada Kesesuaian sistem dalam Identifikasi
Kromatografi <931>. A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
Klordiazepoksida BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga pada Penetapan kadar.
kadar lebih kurang 200 g per ml.
- 683 -

B. Sejumlah serbuk halus tablet setara dengan lebih klordiazepoksida, C16H14ClN3O, dalam serbuk tablet yang
kurang 20 mg klordiazepoksida menunjukkan reaksi digunakan dengan rumus:
Identifikasi C seperti yang tertera pada Klordiazepoksida.
r 
Disolusi<1231> 25C  U 
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP  rS 
tanpa pepsin.
Alat tipe 1: 100 rpm C adalah kadar Klordiazepoksida BPFI dalam µg per ml
Waktu: 30 menit Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H14ClN3O, puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat alikuot,
jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
larutan baku Klordiazepoksida BPFI dalam media yang tidak tembus cahaya.
sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 309 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak KLORDIAZEPOKSIDA HIDROKLORIDA
kurang dari 85% (Q) C16H14ClN3O dari jumlah yang
Chlordiazepoxide Hydrochloride
tertera pada etiket.

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 4,0% senyawa sejenis


A klordiazepoksida; tidak lebih dari 0,1% untuk 2-amino-
5-klorbenzofenon. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet yang telah dihaluskan setara dengan lebih kurang
25 mg klordiazepoksida, masukkan ke dalam labu 7-Kloro-2-metilamino-5-fenil-3H-1,
Erlenmeyer 10 ml, lakukan seperti yang tertera pada 4-benzodiazepina-4-oksida hidroklorida [438-41-5]
Senyawa sejenis dalam Klordiazepoksida, mulai dari C16H14ClN3O.HCI BM 336,2
“tambahkan 2,5 ml aseton P”. Gunakan 20 µl larutan
aseton yang mengandung 1 mg per ml Senyawa sejenis A
Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung tidak
Klordiazepoksid BPFI, sebagai pengganti 10 µl larutan kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
aseton yang mengandung 100 µg per ml baku C16H14ClN3O.HCl, dihitung terhadap zat yang telah
pembanding dan gunakan 5 µl larutan aseton yang dikeringkan.
mengandung 100 µg per ml 2-Amino-5-Klorobenzofenon
BPFI sebagai pengganti 10 µl larutan aseton yang
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
mengandung 10 µg per ml baku pembanding: bercak lain
berbau, dipengaruhi oleh cahaya matahari.
selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih besar
atau lebih intensif dari bercak dengan harga RF yang Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam
sesuai dari Larutan baku. etanol; praktis tidak larut dalam heksan.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Baku pembanding Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara diatas fosfor
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pentoksida P pada suhu 60º selama 4 jam, sebelum
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi<931>. terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan
Klordiazepoksida BPFI [7-kloro-1,3-dihidro-5-fenol-2H-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
1,4-benzodiazepina-2-on-4-oksida]; (C15H11CIN2O2, BM
Penetapan kadar dalam Klordiazepoksida. 286,72); lakukan pengeringan diatas silika gel P selama
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara rapat, terlindung dari cahaya; lakukan pengeringan diatas
dengan lebih kurang 5 mg klordiazepoksida, masukkan ke silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan.
dalam labu tentukur 25-ml. Tambahkan 20 ml Fase
gerak, sonikasi selama 5 menit hingga larut. Encerkan
Identifikasi
dengan Fase gerak sampai tanda dan saring malalui A. Spektrum serapan inframerah zat yang sebelumnya
penyaring membran dengan porositas 5 µm, buang 5 ml telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
filtrat pertama. bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
bilangan gelombang yang sama seperti pada
kadar dalam Klordiazepoksida. Hitung dalam mg,
Klordiazepoksida BPFI.
- 684 -

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Fase gerak. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak
Penetapan kadar. menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
C. Pada lebih kurang 20 mg zat uji tambahkan 5 ml asam Bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak lebih
klorida P dan 10 ml air, panaskan hingga mendidih supaya intensif dari bercak Enceran larutan uji II. Semprot
terjadi hidrolisis. Dinginkan, tambahkan 2 ml larutan lempeng dengan lebih kurang 10 ml larutan segar
natrium nitrit P (1 dalam 1000), 1 ml larutan amonium natrium nitrit P 1% dalam asam klorida 1 N, keringkan
sulfamat P (1 dalam 200), dan 1 ml larutanN-[1-naftil] dengan aliran udara dingin dan semprot dengan larutan
etilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000); terjadi N(1-naftil)etilena-1,2-diamina dihidroklorida P 0,4%
warna ungu kemerahan. dalam etanol P. Bercak berwarna ungu dari Larutan uji
yang sesuai dengan 2-amino-5-klorobenzofenon, tidak
Jarak lebur <1021> Antara 212 dan 218, disertai lebih intensif dari bercak Larutan pembanding.
dengan peruraian.
Cemaran senyawa organik mudah
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan menguap<471>Metode IV memenuhi syarat.
penetapan menggunakan larutan 10,0% dalam air bebas Larutan baku Buat larutan dalam asam klorida 0,001 N
karbondioksida P. yang tiap ml mengandung 1,0 µg kloroform P; 2,0µg
benzen P; 2,0µg 1,4-dioksan P; 2,0 µg metilen klorida P;
Warna dan Akromisitas <1291>Metode III Warna dan 2,0 µg trikloroetilena P. Pipet 5 ml larutan ke dalam
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan X6. vial dengan septum dan penutup yang disegel. Panaskan
Lakukan penetapan menggunakan larutan 10,0% dalam vial bersegel pada suhu 80 selama 15 menit.
air bebas karbondioksida P. Larutan uji Timbang saksama sejumlah
klordiazepoksida hidroklorida, larutkan dalam asam
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; klorida 0,001 N hingga kadar akhir lebih kurang
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor 20 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam vial dengan
pentoksida P pada suhu 60º selama 4 jam. septum dan penutup yang disegel. Panaskan vial bersegel
pada suhu 80 selama 15 menit.
Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g. Penetapan kadar[Catatan Gunakan peralatan kaca
aktinik rendah.] Lakukan seperti yang tertera pada
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Penetapan kadar dalam Klordiazepoksida, kecuali untuk
penetapan menggunakan 1,0 g dan 2 ml Larutan baku pembuatan Larutan baku gunakan Klordiazepoksida
timbal (10 bpj Pb) untuk penyiapan Larutan baku. Hidroklorida BPFI.

Senyawa sejenis [Catatan Selama melakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup, rapat,
hindarkan cahaya langsung dan larutan harus dibuat tidak tembus cahaya.
segar.] Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi<931>. Penandaan Bila dimaksudkan untuk penggunaan sediaan
Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P- injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
amonium hidroksida P (85:14:1). diproses lebih lanjut untuk sediaan injeksi.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam campuran amonium hidroksida 6 M-metanol P
(3:97) hingga kadar 2%. KAPSUL KLORDIAZEPOKSIDA
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
HIDROKLORIDA
Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam
campuran amonium hidroksida 6 M-metanol P (3:97)
Kapsul Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung
hingga kadar 0,20%.
klordiazepoksida hidroklorida, C16H14ClN3O.HCl tidak
Enceran larutan uji I Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
labu tentukur 10-ml dan encerkan dengan metanol P
jumlah yang tertera pada etiket.
sampai tanda.
Enceran larutan uji II Pipet 1 ml Larutan uji ke
Baku pembanding 2-Amini-5-kloro-benzofenon BPFI;
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan metanol P
(C13H10ClNO, BM 231,68) Simpan dalam wadah tertutup
sampai tanda.
rapat dan terlindung dari cahaya. Keringkan diatas silika
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah 2-
gel P selama 4 jam sebelum digunakan.
Amino-5-klorobenzofenon BPFI, larutkan dalam metanol
Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI; Keringkan
P hingga kadar 0,010%.
dalam hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada 60°
Prosedur Totolkan secara terpisah 25 µl Larutan uji
selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dan masing-masing 5 µl Enceran larutan uji I, Enceran
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
larutan uji II, Larutan pembanding dan Larutan baku
pada lempeng silika gel P GF254. Masukkan lempeng ke
- 685 -

Senyawa Sejenis A Klordiazepoksida BPFI, [7-kloro- T adalah bobot klordiazepoksida hidroklorida dalam mg
1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on 4-oksida] per kapsul; D adalah kadar dalam g per ml Larutan uji
(C15H11ClN2OBM 286,72) Keringkan diatas silika gel P sesuai jumlah yang tertera pada etiket dan tingkat
selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah pengencerannya; C adalah kadar Klordiazepoksida
tertutup rapat terlindung dari cahaya. Hidroklorida BPFI dalam g per ml Larutan baku; AU
dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
Identifikasi Larutan baku.
A. Larutan yang digunakan untuk pengukuran serapan
pada Penetapan kadar menunjukkan serapan maksimum Senyawa sejenis Senyawa sejenis A klordiazepoksida
pada panjang gelombang 245±2 nm dan 311±2 nm tidak lebih dari 3,0%, 2-amino-5-klorobenzofenon tidak
dengan perbandingan serapan A245/ A311 antara 2,90 lebih dari 0,1%. Lakukan seperti yang tertera pada
dan 3,45. Senyawa sejenis dalam Klordiazepoksida Hidroklorida,
B. Menunjukkan reaksi Identifikasi cara C seperti yang dengan menggunakan isi kapsul yang telah ditimbang
tertera pada Klordiazepoksida hidroklorida. saksama setara dengan lebih kurang 25 mg
klordiazepoksida hidroklorida dan gunakan 15 l larutan
Disolusi <1231> Senyawa Sejenis A Klordiazepoksida BPFI dalam
Media disolusi : 900 ml air. aseton P (1 dalam 1000) dan 10 l larutan 2-Amino-5-
Alat tipe 1: 100 rpm. klorobenzofenon BPFI (1 dalam 20.000).
Waktu: 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Penetapan kadar [Catatan Gunakan peralatan kaca
C16H14ClN3O.HCl yang terlarut dengan mengukur aktinik rendah untuk prosedur ini]. Lakukan seperti yang
serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media tertera pada Penetapan kadar dalam Tablet
disolusi, dan serapan larutan baku Klordiazepoksida Klordiazepoksida, dengan menggunakan isi kapsul yang
Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang telah ditimbang saksama setara dengan lebih kurang 5 mg
gelombang serapan maksimum lebih kurang 245 nm. klordiazepoksida hidroklorida dan Klordiazepoksida
Keluarkan isi dari 12 kapsul, jika mungkin dengan Hidroklorida BPFI untuk pembuatan Larutan baku.
bantuan aliran udara. Larutkan cangkang kapsul kosong
dalam 900 ml Media disolusi, saring. Ukur serapan filtrat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
seperti di atas. Buat koreksi seperlunya. tidak tembus cahaya.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) C16H14ClN3O.HCl dari jumlah yang
tertera pada etiket.
TABLET KLORDIAZEPOKSIDA
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. HIDROKLORIDA
Prosedur untuk keseragaman kandungan [Catatan Chlordiazepoxide Hydrochloride Tablet
Gunakan peralatan kaca aktinik rendah dalam prosedur
ini]. Tablet Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung
Larutan baku Timbang saksama sejumlah klorodiazepoksida hidroklorida setara dengan
Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam klordiazepoksida, C16H14ClN3O.HCl, tidak kurang dari
asam klorida 0,1 N hingga diperoleh larutan dengan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
kadar lebih kurang 6 g per ml. tertera pada etiket.
Larutan uji Masukkan isi dari 1 kapsul ke dalam labu
tentukur 200-ml, larutkan dan encerkan dengan air Baku pembanding 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI.
sampai tanda, saring, buang 20 ml filtrat pertama.
Encerkan sejumlah volume filtrat secara kuantitatif dan Identifikasi
bertahap dengan asam klorida 0,1 N hingga diperoleh A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang diperoleh
larutan dengan kadar klordiazepoksida hidroklorida lebih pada Penetapan kadar, yang telah diencerkan dengan
kurang 6 g per ml. asam klorida 0,1 N (1:2), pada bilangan gelombang
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum pada
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 246 nm dan 308 nm.
245 nm, menggunakan asam klorida 0,1 N sebagai B. Ke dalam sejumlah serbuk tablet setara dengan 200
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C16H14ClN3O.HCl mg klordiazepoksida, tambahkan 4 ml asam kloroda 2 N
dalam kapsul dengan rumus: panas, panaskan pada suhu 100° selama 10 menit,
dinginkan dan saring. Sejumlah 2 ml filtrat mununjukkan
reaksi Amina aromatis primer seperti yang tertera pada
 T   AU 
 Uji Identifikasi Umum<291>: terbentuk endapan
 C 
 D   AS 
kemerahan.
C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan 25 mg
klordiazepoksida dengan 2,5 ml air, tambahkan 0,5 ml
amonium hidroksida 6 N, campur, biarkan selama 5
- 686 -

menit, saring. Asamkan filtrat dengan asam nitrat 2 N: jumlah dalam mg, C16H14ClN3O, serapan jenis pada
larutan memberikan reaksi Klorida cara A dan D seperti panjang gelombang 308 nm adalah 327.
yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Wadah dan penyimpanan Pada suhu tidak lebih dari 25°.
Senyawa sejenis dan hasil urai [Catatan selama
melakukan penetapan, hindarkan cahaya langsung dan
larutan harus dibuat segar.] Lakukan Kromatografi lapis KAPSUL KLORDIAZEPOKSIDA
tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. HIDROKLORIDA DAN KLIDINIUM
Fase gerak Buat campuran etil asetat P-etanol mutlak BROMIDA
P (95:5). Chlordiazepokside Hidrochloride and Clidinium
Penjerap Campuran silika gel HF254 (ukuran partikel
Bromide Capsule
lebih kurang 15 µm mengandung lebih kurang 1,5%
indikator fluoresen dengan intensitas maksimum pada
Kapsul Klordiazepoksida hidroklorida dan Klidinium
254 nm).
Bromida, mengandung klordiazepoksida hidroklorida,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
C16H14ClN3O.HCl dan klidinium bromida, C22H26BrNO3
yang tertera dengan lebih kurang 100 mg
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
klordiazepoksida, kocok dengan 10 ml campuran aseton-
jumlah yang tertera pada etiket.
P-amonium hidroksida P-air (90:2:8), biarkan mengendap
dan enaptuangkan beningan.
Baku pembanding 2-Amino-5-Klorobenzofenon BPFIi;
Enceran larutan uji Encerkan 3 bagian volume
Klordiazepoksid Hidroklorida BPFI; lakukan
Larutan uji dengan pelarut yang sama hingga menjadi
pengeringan pada hampa udara di atas fosfor pentoksida
100 bagian volume.
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah 2- P pada suhu 60 selama 4 jam sebelum digunakan,
Amino-5-klorobenzofenon BPFI, larutkan dalam simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
cahaya. Senyawa Sejenis A Klordiazepoksid Hidroklorida
campuran aseton P-amonium hidroksida P-air (90:2:8)
BPFI; [7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-
hingga kadar 0,0010%.
benzodiazepin-2-on 4-oksida] (C15H11ClN2O2 286,72).
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µl
dan 20 µl Larutan uji, 2 µl Enceran larutan uji dan 20 µl Klidinium Bromida BPFI; keringkan pada suhu 105
Larutan pembanding pada jarak yang sama 2,5 cm dari selama 3 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah
tepi lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam tertutup rapat terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase Klidinium Bromida BPFI;[3-hidroksi-1-
gerak hingga biarkan merambat 12 cm di atas garis metilquinuklidinium bromida] (C8H16BrNO 222,13)
penotolan. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam
dan amati di bawah cahaya ultraviolet (254 nm). Bercak sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
lain selain bercak utama dari 2 µl Larutan uji tidak lebih dan terlindung dari cahaya. 3-Quinuklidinil Benzilat
intensif dari bercak Enceran larutan uji. Lakukan BPFI; (C21H23N2O2 337,42) lakukan pengeringan di atas
penampak bercak dengan cara sebagai berikut: semprot silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan, simpan
lempeng kering dengan asam sulfat etanol LP 20%, dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.
panaskan pada suhu 105° selama 30 menit, segera
paparkan asap nitro dalam bejana kaca tertutup selama 15 Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
menit, (asap nitro dapat dibuat dengan menambahkan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
asam sulfat 7 M tetes demi tetes ke dalam larutan diperoleh pada Penetapan kadar.
mengandung natrium nitrit P 10% dan kalium iodida P
3% ). Letakkan lempeng pada aliran udara panas selama Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
15 menit dan semprot dengan larutan N-(1-naftil)- Media disolusi: 900 ml air
etilendiamina dihidroklorida P dalam etanol P, bila perlu Alat tipe 1: 100 rpm
biarkan kering dan ulangi penyemprotan. Bercak yang Waktu: 30 menit
sesuai dengan 2-amino-5-klorobenzofenon dari 20 µl Lakukan penetapan jumlah klordiazepoksid
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Larutan hidroklorida, C16H14ClN3O.HCl dan klidinium bromida,
pembanding. C22H26BrNO3 yang terlarut dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Penetapan kadar Kocok 10 tablet utuh dengan 150 ml Kromatografi<931>.
asam klorida 0,1 N selama 20 menit, tambahkan asam Larutan A Larutkan 1,92 g natrium 1-pentanasulfonat
klorida 0,1 N secukupnya hingga volume 250 ml dan P dalam 900 ml air. Atur pH hingga 3,8 ± 0,1 dengan
saring. Encerkan 10 ml filtrat dengan asam klorida 0,1 N penambahan larutan asam sulfat P (1 dalam 1000),
secukupnya hingga diperoleh larutan yang mengandung encerkan dengan air hingga 1000 ml.
0,0020% klordiazepoksida. Ukur serapan larutan pada Fase gerak Buat campuran Larutan A-tetrahidrofuran
panjang gelombang serapan maksimum 308 nm. Hitung P-metanol P (75:18:6), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.
- 687 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada 20) yang dibuat segar, pisahkan ekstrak. Ekstraksi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kembali eluat dengan 15 ml larutan asam askorbat (1
dilengkapi dengan detektor 212 nm dan kolom 4 mm x 25 dalam 20). Kumpulkan ekstrak dalam corong pisah, dan
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml buang lapisan kloroform. Netralkan ekstrak asam dengan
per menit.Lakukan kromatografi terhadap larutan baku. penambahan natrium bikarbonat P hingga larutan
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti bereaksi basa terhadap kertas indikator. Ekstraksi larutan
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kedua basa tersebut dua kali, tiap kali menggunakan 25 ml
komponen tidak kurang dari 5; waktu retensi relatif kloroform P, campurkan ekstrak kloroform, lewatkan
klidinium bromida dan klordiazepoksid hidroklorida melalui kertas saring ke dalam gelas piala 100 ml.
berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; simpangan Uapkan kloroform hingga kering dengan bantuan gas
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%. nitrogen P dan pindahkan residu ke dalam labu tentukur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 1-ml, dengan bantuan metanol P. Encerkan dengan
sama (lebih kurang 100 μl) larutan bakudan filtrat alikuot metanol P sampai tanda.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur Prosedur Totolkan secara terpisah 100 µl Larutan uji
respons puncak utama. Hitung jumlah klordiazepoksida dan 15 µl Larutan baku pada lempeng kromatografi
hidroklorida, C16H14ClN3O.HCl, dan klidinium bromida, campuran silika gel setebal 0,25 mm, masukkan lempeng
C22H26BrNO3, yang terlarut dengan membandingkan pada bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
terhadap larutan baku Klordiazepoksid Hidroklorida Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat
BPFI dan Klidinium Bromida BPFI yang diketahui tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
kadarnya. biarkan Fase gerak menguap, semprot dengan kalium
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak iodoplatinat LP, dan biarkan bercak mengembang selama
kurang dari 75% (Q), C16H14ClN3O.HCl dan 10 menit. Bercak pada kromatogram Larutan uji yang
C22H26BrNO3 dari jumlah yang tertera pada etiket. mempunyai harga Rf lebih kurang 0,3 tidak lebih besar
ukuran dan intensitasnya dari bercak kromatogram
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat. Larutan baku.
C. Senyawa Sejenis A Klidinium Bromida Tidak lebih
Senyawa sejenis dari 1%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
A. Senyawa sejenis A Klordiazepoksid dan 2-Amino-5- lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>
klorobenzofenon Senyawa sejenis A klordiazepoksid Lempeng kromatografi dan Penampak bercak Lakukan
tidak lebih dari 3%; dan 2-Amino-5-klorobenzofenon seperti yang tertera pada Senyawa sejenis dalam
tidak lebih dari 0,1%.Lakukan seperti yang tertera pada Klidinium bromida.
Senyawa sejenis dalam Kapsul klordiazepoksid. Fase gerak Buat campuran aseton P-metanol P-air-
B. 3-Quinuklidinil Benzilat Tidak lebih besar dari asam klorida P (70:20:5:5).
0,03%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Larutan pengekstraksi Buat campuran etanol dehidrat
lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. P-sikloheksan P (1:1).
Fase gerak Metanol P. Larutan uji Keluarkan sejumlah isi kapsul setara dengan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 3 mg 3- 25 mg klidinium bromida, masukkan ke dalam tabung
Quinuklidinil Benzilat BPFI masukkan ke dalam labu sentrifuga bersumbat kaca dan tambahkan 5 ml Larutan
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P pengekstraksi. Panaskan tabung perlahan hingga suhu 50°,
sampai tanda. sambil dikocok, sentrifus, dan pindahkan beningan ke
Larutan uji Letakkan sumbat wol kaca pada dasar dalam tabung ke dua. Ulangi penambahan Larutan
tabung kromatografi gelas berukuran 2,5 cm x 35 ± 5 cm, pengekstraksi dua kali, panaskan, sentrifus dan lakukan
tambahkan 2 g tanah silika untuk kromatografi P yang enap tuang seperti sebelumnya, campurkan ketiga ekstrak
telah digerus dengan 1 ml asam klorida 1 N, dan ketuk dalam satu tabung. Panaskan perlahan, uapkan kumpulan
perlahan untuk memadatkan. Keluarkan isi sejumlah ekstrak dengan bantuan aliran nitrogen P hingga kering.
kapsul, setara dengan 15 mg klidinium bromida Larutkan residu dengan 0,5 ml metanol P.
masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 3 ml Larutan baku 1 Larutkan lebih kurang 50 mg
asam klorida 1 N, aduk hingga larut. Tambahkan 4 g Klidinium Bromida BPFI dalam 1 ml asam klorida
tanah silika untuk kromatografi P, aduk dengan spatula, metanol 0,1 N. [Catatan Buat larutan pada saat akan
dan masukkan campuran isi kapsul-tanah silika ke dalam digunakan.]
kolom kromatografi. Cuci kering gelas piala dengan Larutan baku 2 Larutkan lebih kurang 50 mg
penambahan 0,5-1 g tanah silika untuk kromatografi P, Klidinium Bromida BPFI dalam 1 ml asam klorida
masukkan ke dalam kolom. Ketuk perlahan untuk metanol 0,1 N, dan tambahkan 20 µl larutan 25 mg
memadatkan, dan lapisi bagian atas kolom dengan wol Senyawa Sejenis A Klidinium Bromida BPFI dalam 1 ml
kaca. Tempatkan corong pisah 125 ml pada kran bagian metanol P. [Catatan Buat larutan pada saat akan
bawah kolom, dan eluasi kolom dengan 100 ml kloroform digunakan.]
P yang sebelumnya didestilasi dengan asam sulfat 1 N Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20
dan dijenuhkan dengan air. Ekstraksi hasil eluasi l Larutan baku 1, Larutan baku 2, dan Larutan uji pada
kloroform dengan 20 ml larutan asam askorbat (1 dalam lempeng kromatografi. Masukkan lempeng pada bejana
- 688 -

kromatografi berisi Fase gerak yang tidak dijenuhkan, Hitung jumlah dalam mg klordiazepoksid hidroklorida,
dan biarkan merambat hingga lebih kurang 15 cm. C16H14ClN3O.HCl, dalam isi kapsul yang digunakan
Angkat lempeng, tandai batas rambat, panaskan pada dengan rumus:
suhu 105° selama 10 menit. Biarkan dingin hingga suhu r 
ruang, semprot dengan Larutan penampak bercak. Bercak 50 C  U 
pada kromatogram Larutan uji yang mempunyai harga Rf  rS 
lebih kurang 0,4 tidak lebih besar ukuran dan
intensitasnya dari bercak kromatogram Larutan baku 2; C adalah kadar Klordiazepoksid Hidroklorida BPFI
dan Larutan baku 1 tidak menunjukkan bercak pada dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut
harga Rf yang sesuai dengan Senyawa Sejenis A adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Klidinium Bromida BPFI. Hitung jumlah dalam mg, klidinium bromida,
C22H26BrNO3, dalam isi kapsul yang digunakan dengan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara rumus yang sama seperti yang digunakan pada
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada perhitungan jumlah klordiazepoksid hidroklorida.
Kromatografi <931>[Catatan Gunakan alat kaca aktinik
rendah]. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan natrium 1-pentanasulfonat Larutkan 1,92 g terlindung dari cahaya.
natrium 1-pentanasulfonat P dalam 900 ml air. Atur pH
hingga 3,8 ± 0,1 dengan penambahan asam sulfat 1 N,
encerkan dengan air hingga 1000 ml. KLORFENIRAMIN MALEAT
Fase gerak Buat campuran Larutan natrium 1- Chlorpheniramine Maleate
pentanasulfonat-tetrahidrofuran P-metanol P (70:24:6).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
H
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada N C Cl HC COOH
Kromatografi<931>.
Pelarut Buat campuran air-metanol P (1:1). CH2CH2N(CH3)2 HC COOH
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Klordiazepoksid Hidroklorida BPFI dan Klidinium
Bromida BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif 2-[p-Kloro-α-[dimetilamino)etil]benzil]
dan jika perlu bertahap dengan Pelarut hingga kadar Piridin malet (1:1) [113-92-8]
klordiazepoksid hidroklorida dan klidinium bromida C16H19CIN2 .C4H4O4 BM 390,87
berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per ml dan 0,05 mg per
ml. Klorfeniramin Maleat mengandung tidak kurang dari
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul. 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C16H19ClN2 .C4H4O4,
Keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot rata-
rata tiap kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Larutan
setara dengan lebih kurang 5 mg klordiazepoksid mempunyai pH antara 4 dan 5.
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahkan lebih kurang 25 ml Pelarut, sonikasi selama Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan
5 menit dan kocok secara mekanik selama 10 menit. dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam
Encerkan dengan Pelarut sampai tanda, dan saring, buang benzen.
20 ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Baku pembanding Klorfeniramin Maleat BPFI; lakukan
Kromatografi <931>.Kromatograf cair kinerja tinggi pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dilengkapi dengan detektor 212 nm dan kolom 8 mm x 10 digunakan.
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 3 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara klidinium maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
bromida dan klordiazepoksid hidroklorida tidak kurang seperti pada Klorfeniramin Maleat BPFI.
dari 5,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif Jarak lebur <1021> Antara 130° dan 135°.
klidinium bromida dan klordiazepoksid hidroklorida
berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
respons puncak utama.
- 689 -

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,2%. seperti tertera pada Identifikasi Basa Nitrogen Organik
Lakukan penetapan secara Kromatografi gas seperti yang <261>, dimulai dengan “Pindahkan larutan ke dalam
tertera pada Kromatografi <931>. corong pisah”: memenuhi syarat.
Larutan uji Larutkan lebih kurang 200 mg dalam 5 ml B. Uapkan sejumlah volume larutan injeksi, yang
metilen klorida P. setara dengan lebih kurang 25 mg klorfeniramin maleat,
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi di atas tangas uap sampai kering, dan keringkan residu
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 4 mm x pada 105º selama 1 jam: melebur antara 128º dan 135º.
1,2 m yang berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada
partikel penyangga S1AB. Pertahankan suhu kolom, Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 8,8 unit
injektor dan detektor berturut-turut pada suhu lebih Endotoksin FI per mg klorfeniramin maleat.
kurang 190°, 250° dan 250°. Gunakan helium P kering
sebagai gas pembawa dengan mengatur laju alir sehingga pH<1071> Antara 4,0dan 5,2.
waktu retensi puncak utama 4 - 5 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan uji, rekam luas puncak Syarat lain Memenuhi persyaratan seperti tertera pada
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak Injeksi.
Klorfeniramin maleat tidak lebih dari 1,8.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 µl Larutan uji. Penetapan kadar Lakukan seperti yang tertera pada
Rekam kromatogram dalam waktu tidak kurang dari dua Garam Basa Nitrogen Organik <261>.
kali waktu retensi puncak klorfeniramin maleat dan ukur Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
luas puncak. Jumlah keseluruhan luas relatif dari semua Klorfeniramin Maleat BPFI, larutkan dalam 20 ml asam
puncak kecuali puncak pelarut dan asam maleat tidak sulfat P (1 dalam 350) dan perlakukan seperti pada
lebih dari 2,0%. Larutan uji.
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada Garam
Cemaran senyawa organik mudah menguap<471> Basa Nitrogen Organik <261>.
Metode I Memenuhi syarat. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 264 nm. Hitung jumlah dalam mg klorfeniramin maleat,
mg zat, larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P, C16H19ClN2.C4H4O4 tiap ml injeksi dengan rumus:
tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
asam perklolat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.  C  AU 
 
Tiap ml asam perklorat 0,1 N  V  AS 
setara dengan19,54 mg C16H19CIN2 .C4H4O4
C adalah bobot Klorfeniramin Maleat BPFI dalam mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, yang digunakan dalam membuat Larutan baku;V adalah
tidak tembus cahaya. volume injeksi dalam mlyang digunakan untuk membuat
Larutan uji; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dari
Larutan uji dan Larutan baku.
INJEKSI KLORFENIRAMIN MALEAT
Chlorpheniramine Maleate Injection Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I terlindung
Injeksi Klorfeniramin Maleat adalah larutan steril dari cahaya.
klorfeniramin maleat dalam air untuk injeksi.
Mengandung klorfeniramin maleat, C16H19ClN2.C4H4O4,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT
jumlah yang tertera pada etiket. Chlorpheniramine Maleate Tablet

Baku pembanding Klorfeniramin Maleat BPFI; tidak Tablet Klorfeniramin Maleat mengandung klorfeniramin
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, maleat, C16H19ClN2.C4H4O4, tidak kurang dari 93,0% dan
terlindung dari cahaya. Endotoksin BPFI;[Catatan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati- etiket.
hati untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi semua
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial Baku pembanding Klorfeniramin Maleat BPFI; lakukan
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan.
Identifikasi
A. Encerkan sejumlah volume injeksi setara dengan Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara
lebih kurang 50 mg klorfeniramin maleat dengan larutan dengan lebih kurang 25 mg klorfeniramin maleat,
asam klorida P (1 dalam 1000) hingga 25 ml, lakukan dispersikan dalam 20 ml larutan asam klorida P (1 dalam
- 690 -

100). Larutkan lebih kurang 25 mg Klorfeniramin Maleat KLORHEKSIDIN ASETAT


BPFI dalam 20 ml larutan asam klorida P (1 dalam 100). Chlorhexidine Acetate
Basakan masing-masing larutan dengan larutan natrium
hidroklorida P (1 dalam 10) hingga pH lebih kurang 11.
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 50 ml heksan P,
kumpulkan masing-masing ekstrak heksan dalam gelas
piala, dan uapkan sampai kering. Dispersikan masing-
masing sisa dalam minyak mineral dan tetapkan spektrum
serapan inframerah pada panjang gelombang antara 2 µm
dan 12 µm: menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama. 1,1’-Heksametilenbis [5-(p-klorofenil)biguanida] diasetat
Disolusi <1231> [56-95-1]
Media disolusi: 500 ml air C22H30Cl2N10 .2C2H4O2 BM 625,55
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 45 menit Klorheksidin Asetat mengandung tidak kurang dari
Prosedur lakukan penetapan jumlah 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C22H30Cl2N10.
C16H19CIN2.C4H4O4, yang terlarut dengan mengukur 2C2H4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan asam klorida
3 N, dan serapan larutan baku Klorfeniramin Maleat Pemerian Serbuk hablur mikro, putih atau hampir putih.
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 262 nm. Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak etanol; sukar larut dalam gliserol dan dalam propilen
kurang dari 75% (Q) C16H19CIN2 .C4H4O4, dari jumlah glikol.
yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Klorheksidin Asetat BPFI; tidak
Keseragaman sediaan<911>Memenuhi syarat. boleh dikeringkan, untuk analisis kuantitatif tetapkan
kadar airsecara titrimetri pada waktu akan digunakan,
Penetapan kadar simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari cahaya, dan dalam lemari pendingin.Senyawa Sejenis
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Klorheksidin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan
dengan 4 mg klorfeniramin maleat. Lakukan seperti yang dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan
tertera pada Penetapan Kadar Garam Basa Nitrogen dalam lemari pendingin. p-Kloroanilin BPFI.
Organik <541>, tetapi gunakan larutan asam klorida P (1
dalam100) sebagai pengganti larutan asam sulfat P (1 Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
dalam 350) dan larutan asam sulfat P (1 dalam 70), dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
gunakan pelarut heksan P sebagai pengganti eter P. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Encerkan 10 ml Larutan uji dengan larutan asam klorida seperti pada Klorheksidin Asetat BPFI.
P (1 dalam 100) hingga 25,0 ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 3,5%;
Klorfeniramin Maleat BPFI, larutkan dalam 200,0 ml lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap.
larutan asam klorida P (1 dalam 100). Encerkan 20,0 ml
Larutan baku dengan larutan asam klorida P (1 dalam Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,15%.
100) hingga 25,0 ml.
Cemaran organik Tidak lebih dari 3,0%; [Catatan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Abaikan setiap puncak yang memiliki respons lebih kecil
pada panjang gelombang 264 nm. Hitung jumlah mg,
dari respons puncak klorheksidin yang diperoleh dari
C16H19ClN2.C4H4O4, dalam bentuk serbuk tablet yang
Larutan baku B.] Lakukan penetapan dengan cara
digunakan dengan rumus:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
padaKromatografi <931>.
A  Larutan A dan Larutan B Lakukan seperti yang tertera
C  U  pada Penetapan kadar.
 AS  Pengencer Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P
dalam 1500 ml air. Atur pH hingga 3,0 dengan
C adalah bobot Klorfrniramin Maleat BPFI dalam mg penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air
dalam 20,0 ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut hingga 2000 ml.
adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan
encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. mg per ml.
Larutan baku A Encerkan Larutan uji dengan Larutan
A hingga kadar lebih kurang 0,06 mg per ml.
- 691 -

Larutan baku B Encerkan Larutan baku A dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorheksidin
Larutan A hingga kadar lebih kurang 1,2 µg per ml. Asetat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
kurang 10 mg Senyawa Sejenis Klorheksidin BPFI, Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 2 ml Klorheksidin Asetat BPFI dan p-Kloroanilin BPFI,
asetonitril P, kocok hingga larut dan encerkan dengan larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar
Pengencer sampai tanda. masing-masing berturut-turut lebih kurang 50 µg per ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada dan 1 µg per ml.
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
waktu retensi relatif puncak utamasenyawa sejenis Kromatografi <931>.Kromatograf cair kinerja tinggi
klorheksidin dan klorheksidin berturut-turut lebih kurang dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom 4,6 mm x
0,6 dan 1,0; resolusi, R, dua puncak antara puncak utama 25 cm berisi bahan pengisi L1 yang dideaktivasi basa
senyawa sejenis dengan puncak klorheksidin harus dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5
terpisah satu sama lain dan terpisah baik dari puncak ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40º.
klorheksidin. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku A, Larutan baku Waktu Larutan A Larutan B
B, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam (menit) (%) (%)
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung 0 100 0
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan 9 100 0
rumus: 10 45 55
15 45 55
 CS   ri  16 100 0
100    
21 100 0
 CU   rS 
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
CS adalah kadar klorheksidin asetat dalam µg per ml
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Larutan baku A; CU adalah kadar klorheksidin asetat
seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
dalam µg per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak
klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih kurang
masing-masing cemaran dari Larutan uji dan dan rS
1,0 dan 1,3; resolusi, R, antara puncak klorheksidin dan
adalah respons puncak dari Larutan baku A.
p-kloroanilin tidak kurang dari 3; dan simpangan baku
relatif tidak lebih dari 2,0% untuk klorheksidin dan 5,0%
p-Kloroanilin Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan
untuk p-kloroanilin.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
sistem, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
respons puncak utama. Hitung persentase klorheksidin
tertera pada Penetapan kadar.
asetat, C22H30Cl2N10 .2C2H4O2, dalam zat dengan rumus:
Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-
Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan
A hingga kadar lebih kurang 1,0 µg per ml.  CS   rU 
    100
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
 CU   rS 
dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih
kurang 2,0 mg per ml.
CS adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg per
ml Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam µg per ml
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
puncak klorheksidin dari Larutan uji dan Larutan baku.
pada Kromatografi <931>.
Larutan A Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dan 10 ml trietilamin P dalam 1500 ml air. Atur pH tidak tembus cahaya.
hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, dan
encerkan dengan air hingga 2000 ml. Buat campuran
asetonitril dan larutan ini (3:7). LARUTAN KLORHEKSIDIN GLUKONAT
Larutan B Gunakan asetonitril P. Chlorhexidine Gluconate Solution
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti yang tertera pada Sistem kromatografi. Larutan Klorheksidin Glukonat adalah larutan
klorheksidin glukonat dalam air. Mengandung tidak
- 692 -

kurang dari 19,0% dan tidak lebih dari 21,0% menit.Amati bercak: harga Rf, warna dan ukuran bercak
C22H30Cl2N10.2C6H12O7. utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

Baku pembanding Klorheksidin BPFI; Simpan dalam pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0; lakukan penetapan
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam menggunakan enceran larutan 1 dalam 20.
lemari pendingin. Klorheksidin Asetat BPFI; tidak boleh
dikeringkan, tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat Bobot per ml<991> Antara 1,06 dan 1,07.
akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa Cemaran organik Total cemaran tidak lebih dari 3,0%.
Sejenis Klorheksidin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari kinerja tinggi seperti yang tertera pada
cahaya, dalam lemari pendingin. Kalium Glukonat BPFI; Kromatografi<931>.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 Pengencer Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P
selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dalam 1500 ml air. Atur pH hingga 3,0 dengan
tertutup rapat. p-kloroanilin BPFI. penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga
2000 ml.
Identifikasi Larutan A, Larutan B dan Fase gerak Lakukan seperti
A. Spektrum serapan inframerah residu yang yang tertera pada Penetapan kadar.
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Larutan uji persediaan Pipet 5 ml zat ke dalam labu
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama tentukur 100-ml dan encerkan dengan air sampai tanda.
seperti pada Klorheksidin BPFI. Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan ke dalam
Penyiapan sampel Ke dalam 1 ml larutan tambahkan labu tentukur 25-ml dan encerkan dengan Pengencer
40 ml air, dinginkan di dalam es, tambahkan natrium sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar 2 mg per ml.
hidroksida 5 N tetes demi tetes dengan pengadukan Larutan baku 1 Pipet 3 ml Larutan uji ke dalam labu
hingga kertas kuning tiazol menjadi merah kemudian tentukur 100-ml dan encerkan dengan Pengencer sampai
tambahkan 1 ml berlebih. Saring, cuci endapan dengan air tanda. Larutan ini mempunyai kadar 0,06 mg per ml.
sampai cucian bebas alkali. Hablurkan kembali residu Larutan baku 2 Pipet 2 ml Larutan baku 1 ke dalam
dengan etanol P 70% dan keringkan pada suhu 105 labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Pengencer
selama 1 jam. sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar 0,0012 mg
Penyiapan baku Larutkan sejumlah Klorheksidin BPFI per ml.
dalam etanol P 70% hingga kadar lebih kurang 5 mg per Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg
ml. Hablurkan kembali dan keringkan pada suhu 105 Senyawa Sejenis Klorheksidin BPFI, masukkan ke dalam
selama 1 jam. labu tentukur 10-ml. Larutkan dalam 2 ml asetonitril P
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Tipis<281>. Penetapan kadar kecuali volume penyuntikan 20 µl.
Fase gerak Buat campuran etanol P– etil asetat P– Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
amonium hidroksida P- air (5:1:1:3). Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Penampak bercak Timbang lebih kurang 2,5 g
amonium molibdat P masukkan ke dalam labu tentukur Waktu Larutan A Larutan B
100-ml, larutkan dalam 50 ml asam sulfat 2 N. (menit) (%) (%)
Tambahkan 1 g serisulfat P, goyang hingga larut, dan 0 100 0
encerkan dengan asam sulfat 2 N sampai tanda. 15 100 0
Larutan baku Timbang sejumlah Kalium Glukonat 16 45 55
21 45 55
BPFI, larutkan dan encerkan dengan airhingga kadar 22 100 0
lebih kurang 20 mg per ml. 27 100 0
Larutan uji Larutkan 10 ml larutan klorheksidin
glukonat dalam air hingga 50 ml. Kadar larutan lebih Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
kurang 40 mg per ml. sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5l seperti yang tertera pada Prosedur:dua puncak utama
Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi senyawa sejenis harus sekurang-kurangnya terpisah
silika gel P setebal 0,25 mm. Biarkan bercak sampai sebagian dan harus terpisah sempurna dari puncak
kering, masukkan lempeng ke dalam bejana yang telah klorheksidin. [Catatan Waktu retensi relatif puncak
dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat hingga utama senyawa sejenis dan klorheksidin berturut-turut
10 cm dari titik penotolan. Angkat lempeng, tandai batas 0,6 dan 1,0].
rambat dan keringkan pada suhu 110° selama 20 menit. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Dinginkan dan semprot dengan Penampak bercak. sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji, Larutan baku 1
Panaskan lempeng pada suhu 110° selama 10 dan Larutan baku 2 ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Jumlah
- 693 -

semua respons puncak kecuali klorheksidin dan puncak Waktu Larutan A Larutan B
lain yang lebih kecil dari klorheksidin pada kromatogram (menit) (%) (%)
Larutan baku 2 tidak lebih dari respons puncak 0 100 0
klorheksidin pada kromatogram Larutan baku 1. 9 100 0
10 45 55
15 45 55
4-Kloroanilin Tidak lebih dari 500 µg per ml. Lakukan 16 100 0
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 21 100 0
seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.
Pengencer Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
dalam 1500 ml air. Atur pH hingga 3,0 dengan sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi,R, antara
2000 ml. puncak klorheksidin dan p-kloroanilin tidak kurang dari
Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian 3,0 dan simpangan baku relatifpada penyuntikan ulang
sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang untuk puncak klorheksidin dan kloroanilin berturut-turut
tertera pada Penetapan kadar. tidak lebih dari 2,0% dan 5,0%. [Catatan Waktu retensi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah p- relatif klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih
kloroanilin BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kurang 1,0 dan 1,3.]
kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji persediaan Pipet 5 ml zat ke dalam labu sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
tentukur 100-ml dan encerkan dengan air sampai tanda. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji persediaan ke respons puncak utama. Hitung persentase, klorheksidin
dalam labu tentukur 250-ml dan encerkan dengan glukonat, C22H30Cl2N10. 2C6H12O7 dengan rumus:
Pengencer sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar
0,4 mg per ml.
 897 ,76   rU 
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama Larutan 0 , 25 C    
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam  625 ,55   rS 
kromatogram dan ukur respons puncak p-kloroanilin.
Respons puncak p-kloroanilin dari Larutan uji tidak lebih C adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg per
dari respons puncak dari Larutan baku. ml Larutan baku; 897,76 dan 625,55 berturut-turut adalah
bobot molekul klorheksidin glukonat dan klorheksidin
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara asetat; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada klorheksidin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kromatografi <931>.
Larutan A Buat larutan 27,6 g natrium fosfat monobasa Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
P dan 10 ml trietilamin P dalam 1500 ml air. Atur pH rapat, terlindung dari cahaya, pada suhu ruang terkendali.
hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, encerkan
dengan air hingga 2000 ml. Buat campuran larutan ini -
asetonitril P (70:30). KLORHEKSIDIN HIDROKLORIDA
Larutan B Gunakan asetonitril P. Chlorhexidine Hydrochloride
Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
Larutan Bseperti yang tertera pada Sistem kromatografi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorheksidin
Asetat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A
hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Klorheksidin Asetat BPFI dan Kloranilin BPFI, larutkan
dalam Larutan A hingga kadar berturut-turut lebih kurang
50 µg dan 1 µg per ml.
Larutan uji persediaan Pipet 5 ml zat ke dalam labu 1,1’-Heksametilenbis [5-(p-klorofenil)biguanida]
tentukur 250-ml dan encerkan dengan air sampai tanda. dihidroklorida [3697-42-5]
Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan ke dalam C22H30Cl2N10 .2HCl BM 578,37
labu tentukur 250-ml dan encerkan dengan Larutan A
sampai tanda. Klorheksidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C22H30Cl2N10 .2HCl,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1 basa terdeaktivasi dengan Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih.
ukuran partikel 5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
- 694 -

Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam propilen Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg
glikol; sangat sukar larut dalam etanol. Senyawa Sejenis Klorheksidin BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 10-ml, tambahkan 2 ml asetonitril P kocok
Baku pembanding Klorheksidin BPFI; simpan dalam hingga larut dan encerkan dengan Pengencer sampai
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam tanda.
lemari pendingin. Klorheksidin Asetat BPFI; tidak boleh Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
dikeringkan, untuk analisis kuantitatif tetapkan kadar air Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
secara titrimetri pada waktu akan digunakan, simpan Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis Klorheksidin retensi relatif puncak utama senyawa sejenis klorheksidin
BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah dan klorheksidin berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0;
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan dalam lemari resolusi, R, dua puncak antara puncak utama senyawa
pendingin. p-Kloroanilin BPFI. sejenis dengan puncak klorheksidin harus terpisah satu
sama lain dan terpisah baik dari puncak klorheksidin.
Identifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
A. Spektrum serapan inframerah residu yang sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku A, Larutan baku
didispersikan dalam kalium bromida P,menunjukkan B, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
seperti pada residu Klorheksidin BPFI. persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan
Larutan uji Larutkan 300 mg zat dalam 10 ml asam rumus:
klorida 6 N, tambahkan 40 ml air, saring jika perlu, dan
dinginkan larutan dalam tangas es. Tambahkan natrium C   ri 
hidroksida 10 N tetes demi tetes sambil diaduk sampai 100  S   
diperoleh larutan yang bersifat basa terhadap kertas  CU   rS 
kuning tiazol P dan tambahkan 1 ml berlebih. Saring, cuci
endapan dengan air sampai endapan bebas basa, CS adalah kadar klorheksidin hidroklorida dalam µg per
hablurkan kembali dengan etanol P 70%, keringkan pada ml Larutan baku A; CU adalah kadar klorheksidin
suhu 105°. hidroklorida dalam µg per ml Larutan uji; ri adalah
Larutan baku Timbang sejumlah Klorheksidin BPFI, respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji
larutkan dengan etanol P 70%, hablurkan kembali dan rS adalah respons puncak klorheksidin dari Larutan
larutan, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. baku A.
B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang tertera
pada Uji Identifikasi Umum<291>. p-kloroanilin Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0 %; seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap. Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian
sistem, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%. tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-
Cemaran organik Tidak lebih dari 3,0%;[Catatan Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan
Abaikan setiap puncak yang memiliki respons lebih kecil A hingga kadar lebih kurang 1 µg per ml.
dari respons puncak klorheksidin yang diperoleh dari Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan
Larutan baku B.] Lakukan penetapan dengan cara encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 2
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada mg per ml.
Kromatografi <931>.
Larutan A dan Larutan B Lakukan seperti yang tertera Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pada Penetapan kadar. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Pengencer Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P Kromatografi <931>.
dalam 1500 ml air. Atur pH hingga 3,0 dengan Larutan A Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P
penambahan asam fosfat P, dan encerkan dengan air dan 10 ml trietilamin P dalam 1500 ml air. Atur pH
hingga 2000 ml. hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, dan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan encerkan dengan air hingga 2000 ml. Buat campuran
dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih asetonitril P dan larutan ini (3:7).
kurang 2 mg per ml. Larutan B Gunakan Asetonitril P
Larutan baku A Encerkan Larutan uji dengan Larutan Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
A hingga kadar lebih kurang 0,06 mg per ml. Larutan B seperti yang tertera pada Sistem kromatografi.
Larutan baku B Encerkan Larutan baku A dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorheksidin
Larutan A hingga kadar lebih kurang 1,2 µg per ml. Asetat BPFI, larutkan dalam Larutan A hingga kadar
lebih kurang 50 µg per ml.
- 695 -

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah KLOROBUTANOL


Klorheksidin Asetat BPFI dan p-Kloroanilin BPFI, Klorbutol
larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar Chlorbutanol
masing-masing berturut-turut lebih kurang 50 µg per ml
dan 1 µg per ml. CCl3 OH
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml. H3C CH3
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.Kromatograf cair kinerja tinggi 1,1,1-Trikloro-2-metilpropan-2-ol hemihidrat [6001-64-
dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom 4,6 mm x 5]
25 cm berisi bahan pengisi L1 yang telah dideaktivasi C6H7Cl3O.½H2O BM 186,5
basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40º. Klorobutanol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Kromatograf diprogram sebagai berikut: tidak lebih dari 101,0% C4H7Cl3O, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Waktu Larutan A Larutan B
(menit) (%) (%) Pemerian Serbuk hablur putih atau hablur tidak
0 100 0 berwarna; mudah menyublim. Melebur pada suhu lebih
9 100 0 kurang 78º; lakukan penetapan tanpa dikeringkan
10 45 55 terlebih dahulu.
15 45 55
16 100 0 Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam 0,6
21 100 0 bagian etanol, dan dalam eter; sangat mudah larut dalam
kloroform; larut dalam gliserol 85%.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Identifikasi
seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif A. Panaskan 20 mg zat dengan 2 ml natrium
klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih kurang hidroksida 10 N dan 1 ml piridin P di atas tangas air dan
1,0 dan 1,3; resolusi, R, antara puncak klorheksidin dan kocok: lapisan piridin yang memisah berwarna merah.
p-kloroanilin tidak kurang dari 3; dan simpangan baku B. Hangatkan 20 mg zat dengan 5 ml perak nitrat
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% amoniakal LP: terbentuk endapan hitam.
untuk klorheksidin dan 5,0% untuk p-kloroanilin. C. Kocok 20 mg zat dengan 3 ml natrium hidroksida 1
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume N hingga larut, tambahkan 5 ml air, kemudian secara
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji perlahan-lahan 2 ml iodum LP: terbentuk endapan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kekuningan dan berbau iodoform.
respons puncak utama. Hitung persentase klorheksidin D. Memenuhi uji Penetapan Kadar Air <1031>.
hidroklorida, C22H30Cl2N10.2HCl, dalam zat dengan
rumus: Keasaman Ke dalam 4 ml larutan 50,0% dalam etanol P
(Larutan A) tambahkan 15 ml etanol P dan 0,1 ml biru
bromotimol LP: tidak lebih dari dari 0,1 ml natrium
 578 ,37  C S   rU
 

100 hidroksida 0,1 M LV yang diperlukan untuk mengubah
 625 ,55 
  CU   rS  warna larutan.

Kejernihan larutan <881> Larutan A tidak lebih


578,37 dan 625,55 berturut-turut adalah bobot molekul opalesen dari Suspensi padanan II.
klorheksidin hidroklorida dan klorheksidin asetat; CS
adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg per ml Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
Larutan baku; CU adalah kadar klorheksidin hidroklorida larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V5.
dalam µg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak klorheksidin dari Larutan uji dan Klorida <361> Tidak lebih dari 100 bpj; lakukan
Larutan baku. penetapan menggunakan larutan 1 ml Larutan A,
tambahkan 4 ml etanol P dan encerkan dengan air
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, hingga 15 ml. Gunakan 5 ml etanol P sebagai pengganti
tidak tembus cahaya. 5 ml air pada penyiapan Larutan baku cara A dan D.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan


penetapan menggunakan 1 g zat.

Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%; lakukan


penetapan menggunakan 300 mg zat.
- 696 -

Penetapan kadar Larutkan 100 mg zat dalam 20 ml KLOROFORM


etanol P, tambahkan 10 ml natrium hidroksida 2 M, Chloroform
panaskan di atas tangas air selama 5 menit. Dinginkan,
tambahkan 20 ml asam nitrat 2 N dan 25,0 ml perak Triklorometana [67-66-3]
nitrat 0,1 N LV, kocok kuat dengan 2 ml dibutil ftalat P, CHCl3 BM 119,38
tambahkan 2 ml larutan amonium besi(III) sulfat P 10%.
Titrasi kelebihan perak nitrat dengan amonium tiosianat Kloroform mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
0,1 M LV. tidak lebih dari 99,5% CHCl3, sisanya terdiri dari alkohol.
[Perhatian Harus diperhatikan untuk tidak menguapkan
Tiap ml perak nitrat 0,1 M kloroform bila ada nyala, sebab akan terbentuk gas yang
setara dengan 5,92 mg C4H7Cl3O berbahaya].

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; mudah
pada suhu 8º - 15º. mengalir; mempunyai sifat khas; bau eter; rasa manis dan
membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang 61°,
dipengaruhi oleh cahaya.
KLOROBUTANOL ANHIDRAT
Klorbutol Anhidrat Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur
Chlorbutanol Anhydrous dengan etanol; dengan eter, dengan benzen, dengan
heksan, dan dengan lemak dan minyak menguap.
1,1,1-Trikloro-2-metilpropan-2 ol [57-15-8]
C4H7Cl3O BM 177,5 Bobot jenis <981> Antara 1,476 dan 1,480 menunjukkan
99,0% - 99,5% CHCl3.
Klorbutanol Anhidrat mengandung tidak kurang dari 98%
dan tidak lebih dari 101,0% C4H7Cl3O, dihitung terhadap Sisa tak menguap tidak lebih dari 20 bpj. Uapkan 50 ml
zat anhidrat. zat dalam cawan platina atau porselen di atas tangas uap,
dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hablur tidak
berwarna; mudah menyublim. Melebur pada suhu lebih Klor bebas Pada 10 ml zat tambahkan 10 ml air dan 0,1
kurang 95°; lakukan penetapan tanpa pengeringan lebih ml kalium iodida LP, kocok selama 2 menit, biarkan
dahulu. cairan memisah: lapisan bawah tidak berwarna ungu.

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam 0,6 bagian Zat mudah terarangkan <411> Masukkan 40 ml zat ke
etanol; mudah larut dalam kloroform; sangat mudah larut dalam tabung silinder bersumbat kaca, yang sebelummya
dalam eter; larut dalam gliserol 85%. telah dibilas dengan asam sulfat LP dan diamkan selama
10 menit. Tambahkan 5 ml asam sulfat LP, dan kocok
Identifikasi Memenuhi Identifikasi A, B, C dan D seperti kuat selama 5 menit. Biarkan campuran memisah
tertera pada Klorobutanol. sempurna: lapisan kloroform tetap tidak berwarna, dan
larutan asam tidak lebih berwarna dari Larutan padanan
Keasaman, Kejernihan larutan, Warna dan A.
Akromisitas, Sisa pemijaran Memenuhi uji seperti
tertera pada Klorobutanol Hasil urai terklorinasi dan klorida Encerkan 2 ml
lapisan asam sulfat yang dipisahkan dari lapisan
Klorida <361> Tidak lebih dari 300 bpj; lakukan kloroform pada uji Zat mudah terarangkan dengan 5 ml air:
penetapan menggunakan 170 mg zat yang dilarutkan cairan tidak berwarna dan jernih. Jika diencerkan lebih
dalam 5 ml etanol P, encerkan dengan air hingga 15 ml. lanjut dengan 10 ml air: tetap jernih dan dengan
Gunakan 5 ml etanol P sebagai pengganti 5 ml air dalam penambahan 3 tetes perak nitrat LP, tidak terjadi
penyiapan Larutan pembanding. perubahan selama 1 menit (hasil urai terklorinasi dan
klorida).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
peneapan mengunakan 2 g zat. Asam dan fosgen Masukkan10 ml air masing-masing ke
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam dua tabung pembanding warna 50 ml bersumbat
pada Klorobutanol. kaca dengan diameter dalam 20 mm, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP dan natrium hidroksida 0,010 N
Tiap ml perak nitrat 0,1 N secukupnya untuk membentuk warna merah muda yang
setara dengan 5,92 mg C4H2Cl3O sama, setelah dikocok kuat. Ke dalam salah satu tabung
tambahkan 20,0 ml kloroform P dan kocok lagi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Tambahkan natrium hidroksida 0,010 N tetes demi tetes
pada suhu 8°-15°.
dari mikroburet, kocok setiap penambahan, sampai warna
merah muda terbentuk lagi dengan intensitas yang sama
- 697 -

seperti warna dalam tabung tanpa kloroform: tidak lebih panaskan di atas tangas uap sampai menguap, dan
dari 0,20 ml natrium hidroksida 0,10 N yang dibutuhkan keringkan residu pada suhu 105o selama 1 jam.
untuk membentuk warna merah muda yang tahan selama
15 menit. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 70 mg
zat, masukkan ke dalam labu iodum, tambahkan 30 ml
Aldehida dan keton Kocok 3,0 ml zat dengan 10 ml air asam asetat glasial P; 25,0 ml brom 0,1 N LV; 10 ml
bebas amonia P dalam tabung bersumbat kaca selama 5 larutan kalium bromida P (3 dalam 20) dan 10 ml asam
menit. Setelah cairan memisah, masukkan 5 ml ekstrak air klorida P. Tutup segera, campur, dan biarkan selama 15
ke dalam tabung bersumbat kaca lain yang berisi 40 ml menit, terlindung cahaya. Segera tambahkan10 ml
air bebas amonia P dan tambahkan 5 ml kalium raksa(II) larutan kalium iodida P (1 dalam 10) dan 10 ml air, hati-
iodida alkalis P: tidak terjadi kekeruhan atau endapan hati agar uap brom tidak lolos, tutup segera, kocok
dalam waktu 1 menit. campuran baik-baik. Angkat tutup, bilas tutup dan leher
labu dengan sedikit air sehingga air cucian turun ke
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dalam labu. Tambahkan 1 ml kloroform P, kocok
terlindung cahaya, pada suhu tidak lebih 30°. campuran baik-baik. Titrasi iodum yang dibebaskan
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji
LP dekat pada titik akhir. Lakukan penetapan blangko.
KLOROKRESOL
Chlorocresol Tiap ml brom 0,1 N
setara dengan 3,565 mg C7H7ClO
OH

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,


tidak tembus cahaya.
CH3

Cl
KLOROKUIN
4-Kloro-m-kresol [59-50-7] Chloroquine
C7H7ClO BM 142,58
H
N
N CH3
Klorokresol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan N CH3
tidak lebih dari 101,0% C7H7ClO. CH3

Pemerian Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna Cl


atau praktis tidak berwarna; bau khas; menguap bersama
uap air. 7-Kloro-4-[[4-(dietilamino)-1-metilbutil]amino] kuinolin
Kelarutan Sukar larut dalam air; lebih mudah larut [54-05-7]
dalam air panas; sangat mudah larut dalam etanol; larut C18H26ClN3 BM 319,88
dalam eter, dalam terpen, dalam minyak tertentu dan
dalam larutan alkali hidroksida. Klorokuin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C18H26ClN3, dihitung terhadap zat
Kesempurnaan melarut Masukkan 1 g zat ke dalam yang telah dikeringkan.
tabung reaksi, tambahkan 0,4 ml etanol P dan kocok:
melarut sempurna. Pemerian Serbuk hablur; putih atau sedikit kuning; tidak
berbau; rasa pahit.
Identifikasi
A. Tambahkan 40 mg zat ke dalam 10 ml air, campur. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam asam
Tambah 1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna biru. encer, dalam kloroform dan dalam eter.
B. Masukkan 50 mg zat ke dalam cawan penguap,
tambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat P, Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan
campur. Panaskan campuran sampai melebur. Dinginkan, pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam, sebelum
tambahkan 5 ml air dan didihkan. Asamkan dengan 1 ml digunakan.
asam nitrat P, saring dan tambahkan 1 ml perak nitrat
LP: terbentuk endapan putih. Identifikasi
A. Larutkan 35 mg zat dalam 4 ml kloroform P dan
Jarak lebur <1021> Antara 63o dan 66o saring melalui penyaring kering; spektrum serapan
inframerah larutan menunjukkan maksimum hanya pada
Residu tidak menguap Tidak lebih dari 0,1%; lakukan bilangan gelombang yang sama seperti pada Klorokuin
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih Fosfat BPFI yang dibuat dengan cara Identifikasi A dalam
kurang 1,0 g zat dalam cawan penguap yang telah ditara, Klorokuin Fosfat.
- 698 -

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat (1 dalam B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam 1000) 100.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam 1000)
menunjukkan maksimun dan minimum pada panjang menunjukkan maksimun dan minimum dalam panjang
gelombang yang sama dengan larutan Klorokuin Fosfat gelombang yang sama seperti pada Klorokuin Fosfat
BPFI yang diukur dengan cara yang sama. Perbandingan BPFI: perbandingan serapan pada 343 nm dan 329 nm
serapan pada 343 nm dan 329 nm adalah antara 1,00 dan antara 1,00 dan 1,15.
1,15.
Susut pengeringan <1121>Tidak lebih dari 2,0%;
Jarak lebur <1021> 87° - 92° lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam.

Susut Pengeringan <1121>Tidak lebih dari 2,0%; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Metode I Memenuhi syarat.
Larutan uji dan Larutan baku Buat Larutan uji dengan
Sisa Pemijaran Tidak lebih dari 0,2%. kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua
kali yang tertera.
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 250
mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100
tambahkan kristal violet LP dan titrasi dengan asam mg zat, larutkan dalam lebih kurang 5 ml air, dan
perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan larutan
asam klorida P (1 dalam 1000) hingga kadar larutan lebih
Tiap ml asam perklorat 0,1 N kurang 10 µg per ml. Dengan cara yang sama buat
setara dengan 15,99 mg C18H26ClN3 Larutan baku Klorokuin Fosfat BPFI. Ukur sarapan
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang
Wadah danpenyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 343 nm, menggunakan blangko larutan asam klorida P (1
dalam 1000). Hitung jumlah dalam mg klorokuin fosfat,
C18H26ClN3.2H3PO4, dengan rumus:
KLOROKUIN FOSFAT
Chloroquine Phosphate A 
10 C  U 
 AS 
H
N
N CH3 C adalah kadar Klorokuin Fosfat BPFI dalam µg per ml
N CH3 2 H3PO4 Larutan baku; AU dan AS berturut turut adalah serapan
CH3
Larutan Uji dan Larutan baku.

Cl Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

7-Kloro-4-[[4-(dietilamino)-1-metilbutil]amino] kuinolin
fosfat(1:2) [50-63-5] TABLET KLOROKUIN FOSFAT
C18H26ClN3.2H3PO4 BM 515,87 Chloroquine Phosphate Tablet
Klorokuin Fosfat mengandung tidak kurang dari 98,0% Tablet Klorokuin Fosfat mengandung klorokuin fosfat,
dan tidak lebih dari 102,0 % C18H26ClN3.2H3PO4 C18H26ClN3.2H3PO4, tidak kurang dari 93,0% dan tidak
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. lebih dari 107,0%, dari umlah yang tertera pada etiket.

Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak Baku pembanding Kloroquin Fosfat BPFI; lakukan
berbau; rasa pahit. pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam sebelum
digunakan.
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan digunakan untuk pengukuran serapan pada penetapan
pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam sebelum kadar menunjukkan maksimum dan minimum pada
digunakan. panjang gelombang yang sama dengan larutan Klorokuin
Fosfat BPFI yang diukur dengan cara yang sama.
Identifikasi Perbandingan serapan pada 343 nm dan 329 nm adalah
A. Memenuhi Identifikasi Basa Nitrogen Organik antara 1,00 dan 1,15.
<261>; gunakan kloroform P sebagai pengganti B. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam 20 ml air
karbondisulfida P. hingga mengandung lebih kurang 20 mg zat, saring.
- 699 -

Dalam filtrat tambahkan 5 ml trinitrofenol LP: terbentuk C adalah kadar Klorokuin Fosfat BPFI dalam µg per ml
endapan kuning. Saring dan cuci endapan dengan air Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
hingga air cucian tidak berwarna. Keringkan di atas silika Larutan uji dan Larutan baku.
gel P: residu akan melebur antara 205º dan 210º.
[Perhatian Senyawa pikrat mudah meledak] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air INJEKSI KLOROKUIN HIDROKLORIDA
Alat tipe 2: 100 rpm Chloroquine Hydrochloride Injection
Waktu: 45 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Injeksi Klorokuin Hidroklorida adalah larutan steril
C18H26ClN3.2H3PO4, yang terlarut dengan mengukur klorokuin dalam Air untuk Injeksi yang dibuat dengan
serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan Media penambahan asam hidroklorida. Tiap ml mengandung
disolusi, dan serapan larutan baku Klorokuin Fosfat BPFI klorokuin hidroklorida, C18H26ClN3.2HCl tidak kurang
dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan dari 47,5 mg dan tidak lebih dari 52,5 mg.
maksimum lebih kurang 343 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan
kurang dari 75% (Q) C18H26ClN3.2H3PO4, dari jumlah pengeringan pada suhu 105 selama 16 jam sebelum
yang tertera pada etiket. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
Penetapan kadar gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 800 mg klorokuin fosfat, masukkan Identifikasi
ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
100 ml air, dan kocok secara mekanik selama lebih digunakan untuk pengukuran serapan pada Penetapan
kurang 20 menit. Tambahkan air sampai tanda, saring, kadar menunjukkan maksimum dan minimum pada
buang 50 ml filtrat pertama. Pipet 50 ml filtrat ke dalam panjang gelombang yang sama seperti pada larutan
corong pisah 250 ml, tambahkan 5 ml ammonium Klorokuin Fosfat BPFI: perbandingan serapan pada 343
hidroksida 6 N, kocok, dan ekstraksi lima kali, tiap kali nm dan 329 nm antara 1,00 dan 1,15.
dengan 25 ml kloroform P. Cuci kumpulan ekstrak B. Ke dalam 20 ml injeksi yang diencerkan dengan air,
kloroform dengan 10 ml air, dan ektraksi air cucian sehingga mengandung lebih kurang 20 mg klorokuin
dengan 10 ml kloroform P. Uapkan kumpulan ekstrak hidroklorida, tambahkan 5 ml trinitrofenol LP: terbentuk
kloroform diatas tangas uap hingga lebih kurang 10 ml. endapan kuning. Saring dan cuci endapan dengan air
Tambahkan 50 ml larutan asam klorida P (1 dalam 250). sampai cucian terakhir tidak berwarna, keringkan di atas
Uapkan lagi di atas tangas uap sampai bau kloroform silika gel P: endapan melebur antara 205˚dan 210˚
hilang. Pindahkan sisa ke dalam labu tentukur 200-ml, [Perhatian Senyawa pikrat mudah meledak].
cuci cawan penguap dengan larutan asam klorida P (1 C. Menunjukan reaksi klorida seperti tertera pada Uji
dalam 1000), tambahkan cucian ke dalam labu tentukur Identifikasi Umum <291>.
dan tambahkan asam klorida P (1 dalam 1000) sampai
tanda. Encerkan larutan ini secara kuantiatif dan bertahap Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
dengan larutan asam klorida P (1 dalam 1000) hingga 0,7 unit Endotoksin FI per mg klorokuin hidroklorida.
kadar 10 µg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorokuin pH < 1071> Antara 5,5 dan 6,5.
Fosfat BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P (1
dalam 1000) dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap Persyaratan lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
dengan larutan asam klorida P (1 dalam 1000) hingga Injeksi.
kadar lebih kurang 10 µg per ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Penetapan kadar
pada panjang gelombang 343 nm menggunakan blangko Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara
larutan asam klorida P (1 dalam 1000). Hitung jumlah dengan lebih kurang 150 mg klorokuin hidroklorida,
dalam mg klorokuin fosfat, C18H26ClN3.2H3PO4, dalam masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, dan encerkan
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus : dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml asam klorida encer P (1
A  dalam 100), dan encerkan dengan air sampai tanda.
80 C  U  Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorokuin
 AS  Fosfat BPFI larutkan dalam asam klorida encer P (1
- 700 -

dalam 1000), encerkan secara bertahap dan kuantitatif B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,002% dalam
dengan asam klorida encer P (1 dalam 1000) hingga asam klorida 0,01 N pada panjang gelombang antara 240
kadar lebih kurang 10 g per ml. - 350 nm menunjukkan maksimum pada panjang
Prosedur Ukur secara berurutan serapan Larutan baku gelombang 257 nm, 329 nm dan 343 nm; dan serapan
dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan berturut-turut adalah lebih kurang 0,78; 0,88 dan 0,92.
maksimum lebih kurang 343 nm, menggunakan air C. Larutkan 25 mg zat dalam 20 ml air dan tambahkan
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg klorokuin 8 ml trinitrofenol LP. Saring dan cuci endapan dengan
hidroklorida, C18H26ClN3.2HCl, dalam injeksi yang air, etanol P dan eter P: endapan melebur pada suhu lebih
digunakan, dengan rumus: kurang 207o[Perhatian Senyawa pikrat mudah meledak].
D. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A dan D seperti
A  tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
15 ,23 C  U 
 AS  pH <1071> 4,0 - 5,0; lakukan penetapan menggunakan
larutan 10%.
C adalah kadar Klorokuin Fosfat BPFI dalam g per ml
Larutan baku, AU dan AS berturut-turut adalah serapan Timbal Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
Larutan uji dan Larutan baku. sebagai berikut: Panaskan dengan hati-hati 2,0 g zat
selama 10 menit dengan 8 ml air dan 6 ml asam nitrat P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, dalam labu alas bulat berleher panjang. Dinginkan,
sebaiknya dari kaca Tipe I. tambahkan 4 ml asam sulfat P dan panaskan sampai
campuran menjadi gelap. Lanjutkan pemanasan dengan
penambahan asam nitrat P tetes demi tetes sampai cairan
KLOROKUIN SULFAT menjadi tidak berwarna dan terbentuk uap belerang
Chloroquine Sulphate trioksida berwarna putih. Tambahkan 3 ml air, uapkan
hati-hati sampai terbentuk uap putih lagi, dinginkan dan
encerkan dengan air sampai 18 ml. Tambahkan dan
H
N larutkan 2 g asam sitrat P, basakan dengan amonia LP
N CH3
dan tambahkan 1 ml larutan kalium sianida PbT P.
N CH3 . H2SO4 . H2O
CH3 Pindahkan ke dalam corong pisah, tambahkan 10 ml
larutan ditizon P, kocok kuat dan buang lapisan bawah.
Cl Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 5 ml larutan
ditizon P. Jika setelah ekstraksi ketiga, lapisan kloroform
4-(7-Kloro-4-kuinolilamino)pentil-dietilamina sulfat berwarna merah terang, lanjutkan ekstraksi dengan 5 ml
monohidrat) [132-73-0] larutan ditizon P sampai warna pereaksi tidak lagi
C18H26ClN3.H2SO4.H2O BM 436,0 berubah menjadi merah terang. Cuci kumpulan larutan
kloroform dengan 10 ml air dan kemudian ekstraksi dua
Kloroquin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0% kali, tiap kali dengan 10 ml asam klorida 2 N. Cuci
dan tidak lebih dari 101,0% C18H26ClN3.H2SO4, dihitung kumpulan larutan asam dengan 10 ml kloroform P dan
terhadap zat anhidrat. buang kloroform. Pindahkan larutan ke dalam tabung
Nessler dan basakan dengan amonia LP. Dalam tabung
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak Nessler yang kedua campurkan 2 ml asam asetat P dengan
berbau, atau hampir tidak berbau. 20 ml asam klorida 2 N, basakan dengan amonia LP dan
tambahkan 4 ml Larutan baku timbal (10 bpj Pb).
Kelarutan Larut dalam 3 bagian air; praktis tidak larut Lakukan penetapan sebagai berikut: tambahkan 1 ml
dalam etanol, agak sukar larut dalam eter dan dalam larutan kalium sianida PbT P, larutan tidak boleh lebih
kloroform . dari opalesen lemah. Jika warna larutan berbeda, samakan
dengan menambah beberapa tetes larutan gula karamel
yang sangat encer atau zat lain yang tidak reaktif.
Baku pembanding Kloroquin BPFI.
Encerkan dengan air hingga 50 ml, tambahkan 0,1 ml
larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g natrium
Identifikasi
sulfida P dalam air secukupnya hingga 100 ml, saring dan
A. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml air, tambahkan 2
campur. Bandingkan warna kedua larutan dengan cara
ml natrium hidroksida 2 N dan ekstraksi dua kali, tiap
yang sesuai, seperti dengan refleksi cahaya dari dasar
kali dengan 20 ml kloroform P. Cuci ekstrak kloroform
putih melalui tabung Nessler. Warna larutan tabung
dengan air, keringkan dengan natrium sulfat anhidrat P,
pertama tidak lebih intensif dari warna larutan tabung
uapkan hingga kering dan larutkan residu dalam 2 ml
kedua.
kloroform P. Spektrum serapan inframerah larutan
menunjukkan maksimum pada bilangan gelombang yang
Klorida Tidak lebih dari 350 bpj; lakukan penetapan
sama seperti pada Klorokuin BPFI.
sebagai berikut:
- 701 -

Larutan uji Larutkan 300 mg zat dalam 30 ml air. Pada KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA
15 ml larutan ini tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N, campur. Chlorpromazine Hydrochloride
Larutan pembanding Encerkan 1,0 ml larutan natrium
klorida P 0,0824% dalam labu tentukur 100-ml dengan
air sampai tanda (5 bpj Cl). Pipet 10 ml larutan ini, CH3
tambahkan 5 ml air dan 1 ml asam nitrat 2 N, campur. N N
. HCl
Prosedur Tuangkan masing-masing Larutan uji dan S CH3

Larutan pembanding ke dalam tabung reaksi yang berisi


1 ml perak nitrat 0,1 N. Biarkan larutan selama 5 menit, Cl

terlindung cahaya: opalesensi Larutan uji tidak lebih


2-Kloro-10-[3-(dimetilamino)propil]
intensif dari Larutan pembanding jika diamati dari arah
Fenotiazina monohidroklorida [69-09-0]
horizontal dengan latar belakang hitam.
C17H19ClN2S.HC1 BM 355,33
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Klorpromazin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,5%
Air <1031>Metode I Antara 3,0% - 5,0%; lakukan
C17H19ClN2S.HC1 dihitung terhadap zat yang telah
penetapan menggunakan 500 mg zat.
dikeringkan.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak krem putih;
seperti tertera pada Kromatografi<931>.
tidak berbau. Warna menjadi gelap karena pengaruh
Fase gerak Campuran kloroform P-sikloheksan P-
cahaya.
dietilamina P (50:40:10).
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
Larutan 1 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air
dalam etanol dan dalam kloroform; tidak larut dalam eter
hingga kadar 5,0%.
dan dalam benzen.
Larutan 2 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air
hingga kadar 0,050%.
Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI;
Larutan 3 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air
hingga kadar 0,025%. lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µl sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan 2, Larutan 2 dan Larutan 3 pada lempeng terlindung cahaya.
kromatografi silika gel GF254. Masukkan ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase Identifikasi
gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
lempeng. Angkat lempeng, biarkan kering di udara. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Bercak lain selain bercak utama Larutan 1 tidak lebih gelombang yang sama seperti pada Klorpromazin
intensif dari bercak Larutan 2 dan tidak lebih dari satu Hidroklorida BPFI.
bercak tersebut yang lebih intensif dari bercak Larutan 3. B. Bercak utama yang diperoleh pada uji Fenotiazina
teralkilasi lain sesuai dengan Rf dari bercak utama
Penetapan kadar Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air, Larutan baku.
tambahkan 20 ml natrium hidroksida 1 N dan ekstraksi C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Klorida
empat kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P. cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Kumpulkan ekstrak kloroform dan uapkan sampai Umum <291>.
volume lebih kurang 10 ml. Tambahkan 40 ml asam
asetat glasial P dan lakukan titrasi dengan asam Jarak lebur <1021> Antara 195 dan 198.
perklorat 0,1 N LV menggunakan biru oraset B LP
sebagai indikator, tetapkan titik akhir secara Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
potensiometrik. lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.

Tiap ml asam perklorat 0,1 N Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%.
setara dengan 20,90 mg C18H26CIN3.H2SO4
Fenotiazina teralkilasi lain Tidak lebih dari 0,5%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran segar eter P-etil asetat P
yang dijenuhkan dengan amonium hidroksida P (1:1).
Larutan baku Larutkan sejumlah Klorpromazin
Hidroklorida BPFI dalam metanol P hingga kadar lebih
kurang 5 mg per ml.
- 702 -

Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku secara Larutan baku Larutkan sejumlah Klorpromazin
kuantitatif dan bertahap dengan metanol P hingga kadar Hidroklorida BPFI dalam enceran metanol P (9 dalam
lebih kurang 25 µg per ml. 10) hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
Larutan uji Larutkan 45,0 mg zat dalam 10 ml metanol Larutan uji Pindahkan sejumlah volume injeksi setara
P. dengan lebih kurang 25 mg klopromazin hidroklorida ke
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan metanol P
µl Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku sampai tanda.
pada lempeng kromatografi Silika gel P. Masukkan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi
gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang 10 cm di silika gel P. Masukkan lempeng ke dalam bejana
atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas kromatografi yang telah dijenuhkan dan berisi Fase
rambat, biarkan kering di udara selama 20 menit. Amati gerak, biarkan merambat hingga 10 cm di atas garis
di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Luas dan intensitas penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
tiap bercak selain bercak utama yang diperoleh dari biarkan kering di udara selama 20 menit. Amati lempeng
Larutan uji tidak lebih besar dari bercak Enceran larutan di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak
baku (0,5%). utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan dari
Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 700 B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan dalam tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
70 ml asam asetat glasial P. Tambahkan 10 ml larutan
raksa(II) asetat LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N pH <1071> Antara 3,4 dan 5,4.
LV. Tetapkan titik akhir secara potensiometri.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 6,9 unit
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Endotoksin FI per mg klorpromazin hidroklorida.
setara dengan 35,53 mg C17H19ClN2S.HCl
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Klorpromazin sulfoksida Tidak lebih dari 5,0%.
[Catatan Lakukan pengujian dalam keadaan terlindung
cahaya, sedapat mungkin hindarkan penggunaan cahaya
INJEKSI KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA buatan]. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Chlorpromazine Hydrochloride Injection lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran segar eter P-etil asetat P
Injeksi Klorpromazin Hidroklorida adalah larutan steril yang telah dijenuhkan dengan amonium hidroksida P
dari klorpromazin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. (1:1).
Tiap ml mengandung klorpromazin hidroklorida, Larutan baku Timbang saksama sejumlah
C17H19ClN2S.HCl, tidak kurang dari 23,75 mg dan tidak Klorpromazin Hidroklorida BPFI larutkan dalam metanol
lebih dari 26,25 mg. P hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI; setara dengan lebih kurang 25 mg klopromazin
hidroklorida masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan
Endotoksin BPFI;[Catatan Bersifat pirogenik,
metanol P sampai tanda.
penanganan vial harus hati-hati untuk menghindari
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan
µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Keringkan
larutan, dalam lemari pendingin. [Catatan Selama
dengan menggunakan aliran nitrogen P. Masukkan
pengujian, lindungi Larutan baku, Larutan uji dan Baku
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
pembanding dari cahaya langsung, atau gunakan
gerak. Biarkan merambat lebih kurang tiga belas cm di
peralatan kaca aktinik rendah. Segera lakukan
atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas
pengujian.]
rambat dan biarkan kering di udara selama 30 menit.
Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Luas
Identifikasi
dan intensitas tiap bercak lain, selain bercak utama yang
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar dari bercak
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan baku.
Fase gerak Buat campuran segar eter P-etil asetat P
yang telah dijenuhkan dengan amonium hidroksida P
(1:1).
- 703 -

Penetapan kadar Identifikasi


Larutan baku Timbang saksama sejumlah A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Klorpromazin Hidroklorida BPFI larutkan dalam asam secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
klorida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dan bertahap Fase gerak Buat campuran etil asetat P yang
dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang 8 dijenuhkan dengan amonium hidroksida P - eter P-
µg per ml. metanol P (75:25:20) yang dibuat segar.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi Penampak bercak Larutkan 100 mg platina klorida P
setara dengan lebih kurang 100 mg klorpromazin dalam 10 ml asam klorida 0,1 N, tambahkan 25 ml
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutan kalium iodida P (1 dalam 25) dan 0,5 ml asam
tambahkan asam klorida 0,1 N sampai tanda. Pipet 10 ml format P, encerkan dengan air hingga 100 ml.
larutan ke dalam corong pisah 250 ml, tambahkan lebih Larutan baku Timbang saksama sejumlah
kurang 20 ml air, basakan dengan amonium hidroksida P, Klorpromazin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan
ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 25 ml eter P. dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per
Ekstraksi kumpulan ekstrak eter empat kali, tiap kali ml.
dengan 25 ml asam klorida 0,1 N, kumpulkan ekstrak Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup
asam ke dalam labu tentukur 250-ml. Alirkan udara untuk setara dengan lebih kurang 20 mg klorpromazin
menguapkan sisa eter, tambahkan asam klorida 0,1 N hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah 125-ml.
sampai tanda. Tambahkan 10 ml air, 2 ml larutan natrium hidroksida P
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku (1 dalam 2). Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 30 ml
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang eter P. Saring kumpulan ekstrak eter melalui natrium
254 nm dan 277 nm dalam sel 1 cm. Gunakan asam sulfat anhidrat P. Uapkan ekstrak eter dengan nitrogen P
klorida 0,1 N sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg sampai lebih kurang 5 ml. Pindahkan larutan secara
klorpromazin hidroklorida, C17H19ClN2S.HC1, dalam tiap kuantitatif ke dalam tabung sentrifuga 40 ml. Uapkan
ml injeksi dengan rumus: dengan bantuan aliran nitrogen P pada pemanasan sedang
   A 254  A 277 U  sampai kering. Larutkan residu dalam 100 ml metanol P.
C 
12 , 5   Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 15
V    A 254  A 277 S 
 l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
C adalah kadar Klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
µg per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat hingga
digunakan dalam ml; (A254–A277)U dan (A254–A277)S tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
berturut-turut adalah perbedaan serapan pada panjang batas rambat dan biarkan kering di udara. Semprot
gelombang 254 nm dan 277 nm dari Larutan uji dan lempeng dengan Penampak bercak: Harga Rf bercak
Larutan baku. utama dari Larutan uji sesuai dengan bercak yang
diperoleh dari Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal B. Encerkan sejumlah volume sirup dengan air volume
atau dosis ganda, sebaiknya menggunakan kaca Tipe I, sama. Larutan memberikan reaksi Klorida seperti tertera
terlindung cahaya. pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Klorpromazin sulfoksida Tidak lebih dari 5,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis
SIRUP KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Chlorpromazine Hidrochloride Syrup Fase gerak Buat campuran etil asetat P yang
dijenuhkan dengan amonium hidroksida P-eter P-
Sirup Klorpromazin Hidroklorida mengandung metanol P (75:25:20) yang dibuat segar.
klorpromazin hidroklorida, C17H19ClN2S.HCl, tidak Penampak bercak Larutkan 100 mg platina klorida P
kurang dari 190 mg dan tidak lebih dari 210 mg per 100 dalam 10 ml asam klorida 0,1 N, tambahkan 25 ml
ml. larutan kalium iodida P (1 dalam 25), 0,5 ml asam format
P, encerkan dengan air hingga 100 ml.
Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI; Larutan baku klorpromazin sulfoksida Timbang
Lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam saksama sejumlah Klorpromazin Hidroklorida BPFI,
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, larutkan dalam larutan asam klorida P (1 dalam 100)
terlindung cahaya. Catatan Lindungi larutan uji dan hingga kadar lebih kurang 10,6 mg per ml. Pipet 5 ml
larutan baku dari cahaya atau gunakan alat gelas aktinik larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 2
rendah dan segera lakukan penetapan ml hidrogen peroksida P 30% dan panaskan pada suhu
60º selama 10 menit. Dinginkan, encerkan dengan
natrium bisulfit 1 M sampai tanda. Pipet 10 ml larutan,
masukkan ke dalam corong pisah 60 ml, tambahkan 2 ml
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 2), campur.
Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 30 ml eter P. Saring
- 704 -

kumpulan ekstrak eter melalui natrium sulfat anhidrat P TABLETKLORPROMAZINHIDROKLORIDA


yang telah dibasahi dengan eter ke dalam Erlenmeyer 250 Chlorpromazine Hydrochloride Tablet
ml. Uapkan ekstrak hati-hati sampai kering. Larutkan
residu dalam 10,0 ml metanol P, jika perlu saring. Tiap Tablet Klorpromazin Hidroklorida mengandung
ml larutan ini mengandung 1 mg klorpromazin klorpromazin hidroklorida, C17H19ClN2S.HC1, tidak
sulfoksida. kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup jumlah yang tertera pada etiket.
setara dengan lebih kurang 20 mg klorpromazin
hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah 125 ml. Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI;
Tambahkan 10 ml air dan 2 ml larutan natrium lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
hidroksida P (1 dalam 2). Ekstraksi tiga kali, tiap kali sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
dengan 30 ml eter P. Saring kumpulan ekstrak eter
melalui natrium sulfat anhidrat P. Uapkan ekstrak eter Identifikasi
dengan bantuan aliran uap nitrogen P sampai lebih A. Memenuhi uji B seperti tertera pada Identifikasi
kurang 5 ml. Pindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam Klorpromazin Hidroklorida.
dalam tabung sentrifuga 40 ml. Uapkan dengan bantuan B. Digesti sejumlah serbuk tablet setara dengan 25
aliran nitrogen P pada pemanasan sedang sampai kering. mg klorpromazin hidroklorida dengan 25 ml air, saring.
Larutkan residu dalam 1,0 ml metanol P. Larutan memenuhi uji Identifikasi C dalam Klorpromazin
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 15 Hidroklorida.
l Larutan uji dan Larutan baku klorpromazin sulfoksida
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Disolusi <1231>
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat Alat tipe 1: 50 rpm
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, Waktu: 30 menit
tandai batas rambat dan biarkan kering. Semprot lempeng Prosedur: Lakukan penetapan jumlah
dengan Penampak bercak: Harga Rf bercak sekunder dari C17H19ClN2S.HC1 yang terlarut dengan mengukur
Larutan uji sesuai dengan bercak dari Larutan baku serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media
klorpromazin sulfoksida. Ukuran dan intensitas bercak disolusi, dan serapan larutan baku Klorpromazin
tidak lebih besar dari bercak Larutan baku klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
sulfoksida. gelombang serapan maksimum lebih kurang 254 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Penetapan kadar kurang dari 80% (Q) C17H19ClN2S.HC1, dari jumlah yang
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup tertera pada etiket.
setara dengan lebih kurang 10 mg klorpromazin
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tambahkan asam klorida 0,1 N sampai tanda. Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi Fenotiazina teralkilasi lain Tidak lebih dari 0,5%.
Klorpromazin Hidroklorida, dimulai dengan ”Pipet 10 ml Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
larutan.” Kromatografi <931>.
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Penetapan Fase gerak, Penjerap, Larutan baku, Enceran larutan
kadar dalam Injeksi Klorpromazin Hidroklorida. baku dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Fenotiazina teralkilasi lain dalam Klorpromazin
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Hidroklorida.
254 nm dan 277 nm, menggunakan asam klorida 0,1 N Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg klorpromazin setara dengan lebih kurang 50 mg klorpromazin
hidroklorida, C17H19ClN2S.HCl, dalam mg, dalam tiap ml hidroklorida, masukkan ke dalam tabung sentrifuga
sirup yang digunakan dengan rumus : bersumbat, tambahkan 10 ml metanol P, kocok kuat dan
sentrifus (jika tablet bersalut gula, cuci lebih dahulu
C    A254  A277 U 

dengan air untuk menghilangkan gula).
1, 25  
V    A254  A277 S 
 Penetapan kadar
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
C adalah kadar Klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
g per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml sirup dengan lebih kurang 100 mg klorpromazin hidroklorida,
yang digunakan; (A254–A277)U dan (A254–A277)S berturut- masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan
turut adalah perbedaan serapan pada panjang gelombang lebih kurang 200 ml air dan 5 ml asam klorida P, tutup,
Larutan uji dan Larutan baku. kocok selama lebih kurang 10 menit, encerkan dengan air
sampai tanda. Saring sebagian larutan, buang 50 ml filtrat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pertama. Pipet 10 ml filtrat berikutnya, lakukan
terlindung cahaya.
- 705 -

penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.
Injeksi Klorpromazin Hidroklorida mulai dengan: ”Pipet Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
10 ml larutan”. Hitung jumlah dalam mg klorpromazin
hidroklorida, C17H19ClN2S.HC1, dalam serbuk tablet Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,4%.
yang digunakan, dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
  A  A277 U  Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
12 ,5 C  254  Kromatografi <931>.
  A254  A277 S

 Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan enceran
asam asetat glasial P (1 dalam 100) volume sama.
C adalah kadar Klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam [Catatan asetonitril P tidak boleh lebih dari 50%], saring
µg per ml Larutan baku; (A254–A277)U dan (A254–A277)S dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
berturut-turut adalah perbedaan serapan pada panjang Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
gelombang 254 nm dan 277 nm dari Larutan uji dan <931>.
Larutan baku. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Klorpropamida BPFI, larutkan dan encerkan secara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
tidak tembus cahaya. hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
KLORPROPAMIDA Fase gerak sampai tanda, campur. Pipet 10 ml larutan ke
Chlorpropamide dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
O
sampai tanda.
O2
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
H
Cl S N C NH CH2CH2CH3 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
1-[(p-Klorofenil)sulfonil]-3-propilurea [94-20-2]
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
C10H13ClN2O3S BM 276,74
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Klorpropamida mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak
tidak lebih dari 103,0% C10H13ClN2O3S, dihitung
analit tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
terhadap zat yang telah dikeringkan.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Pemerian Serbuk hablur; putih; bau lemah. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
etanol; agak sukar larut dalam kloroform. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klorpropamida, C10H13ClN2O3S, dalam zat yang
Baku pembanding Klorpropamida BPFI; lakukan digunakan dengan rumus:
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 2 r 
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup 1000 C  U 
rapat.  rS 
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah C adalah kadar Klorpropamida BPFI dalam mg per ml
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan puncak Larutan uji dan Larutan baku.
gelombang yang sama seperti pada Klorpropamida BPFI.
B. Memenuhi Identifikasi secara Kromatografi Lapis Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Tipis <281>.
Fase gerak Campuran metilen klorida P-metanol P-
sikloheksan P-Amonium hidroksida P (100:50:30:10). TABLET KLORPROPAMIDA
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Chlorpropamida Tablet
dalam aseton P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Tablet Klorpropamida mengandung klorpropamida,
Jarak lebur <1021> Antara 126 dan 129. C10H13ClN2O3S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 Baku pembanding Klorpropamida BPFI; lakukan
selama 2 jam. pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 2
- 706 -

jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup KLORTALIDON


rapat. Chlorthalidone
Identifikasi Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg klorpropamida dengan 20 ml
asam klorida 1 N dan ekstraksi dengan 50 ml kloroform
P. Saring fase kloroform melalui kapas yang telah dicuci
kloroform P ke dalam gelas piala yang sesuai. Uapkan
kloroform di atas tangas uap dengan bantuan aliran udara
kering hingga mengering. Keringkan residu pada suhu 2-Kloro-5(1-hidroksi-3-okso-1-isoindolinil)
105 selama 1 jam: residu memenuhi uji Identifikasi benzensulfonamida [77-36-1]
dalam Klorpropamida. C14H11ClN2O4S BM 338,77

Disolusi <1231> Klortalidon mengandung tidak kurang dari 98,0% dan


Media disolusi : 900 ml air tidak lebih dari 102,0% C14H11ClN2O4S, dihitung
Alat tipe 2: 50 rpm terhadap zat yang telah dikeringkan.
Waktu: 60 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C10H13ClN2O3S Pemerian Serbuk hablur; putih sampai putih kekuningan;
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu melebur pada suhu di atas 215º disertai dengan peruraian.
diencerkan dengan asam klorida 0,1 N dan serapan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan
larutan baku Klorpropamida BPFI dalam asam klorida dalam kloroform; larut dalam metanol; agak sukar larut
0,1 N pada panjang gelombang serapan maksimum lebih dalam etanol.
kurang 230 nm [Catatan Volume etanol yang digunakan
untuk melarutkan Klorpropamida BPFI tidak lebih dari Baku pembanding Klortalidon BPFI; lakukan
10% dari volume akhir larutan baku]. pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa
kurang dari 75% (Q) C10H13ClN2O3S, dari jumlah yang Sejenis A Klortalidon BPFI; tidak boleh dikeringkan,
tertera pada etiket. simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam desikator.
[Catatan Senyawa sejenis A klortalidon adalah asam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 4’-kloro-3’-sulfamoil-2-benzofenon karboksilat].

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Identifikasi


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Kromatografi <931>. dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam gelombang yang sama seperti pada Klortalidon BPFI.
Klorpropamida. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 100 µg per ml
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari dalam campuran asam klorida 2 N-metanol P (1 dalam
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk halus tablet 50) menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
setara dengan lebih kurang 50 mg klorpropamida, masukkan gelombang yang sama seperti pada Klortalidon BPFI:
ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan Fase gerak serapan masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
sampai tanda, kocok dan saring, buang 10 ml filtrat dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
pertama. Pipet 10 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100- lebih kurang 275 nm berbeda tidak lebih dari 4,0%.
ml, tambahkan Fase gerak sampai tanda. C. Larutkan lebih kurang 50 mg zat dalam 3 ml asam
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan sulfat P: terjadi warna kuning terang.
kadar dalam Klorpropamida.
Hitung jumlah dalam mg klorpropamida, C10H13ClN2O3S, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,4%;
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam,
menggunakan 2 g zat.
r 
1000 C  U  Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
 rS 
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan
C adalah kadar Klorpropamida BPFI dalam mg per ml penetapan menggunakan filtrat yang diperoleh dengan
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons mengocok 1,0 g zat dengan 40 ml air selama 5 menit dan
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. saring melalui kertas saring bebas klorida yang
sebelumnya telah dicuci dengan air: filtrat menunjukkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik kandungan klorida tidak lebih dari 0,50 ml asam klorida
0,020 N.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.


- 707 -

Senyawa sejenis A klortalidon Tidak lebih dari 1,0%; ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar, respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
kecuali hitung persentase Senyawa Sejenis A Klortalidon klortalidon, C14H11ClN2O4S, dalam zat yang digunakan
dengan rumus: dengan rumus:
C  RU 
R 
0,1  R  
  500 C  U 
 CT  R S 
 RS 
CR adalah kadar Senyawa Sejenis A Klortalidon BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CT adalah kadar C adalah kadar Klortalidon BPFI dalam mg per ml
klortalidon dalam mg per ml Larutan uji; RU dan RS Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak perbandingan respons puncak klortalidon terhadap baku
senyawa sejenis A klortalidon terhadap baku internal dari internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. TABLET KLORTALIDON
Fase gerak Buat campuran amonium fosfat dibasa 0,01 Chlorthalidone Tablet
M-metanol P (3:2), atur pH hingga 5,5 ± 0,1 dengan
penambahan asam fosfat P, saring dan awaudarakan. Tablet Klortalidon mengandung klortalidon,
Larutan baku internal Larutkan 2,7-naftalenadiol C14H11ClN2O4S, tidak kurang dari 92,0% dan tidak lebih
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per dari 108,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
ml.
Larutan senyawa sejenis A klortalidon Timbang Baku pembanding Klortalidon BPFI; lakukan
saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Klortalidon BPFI, pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam, sebelum
larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 5 µg digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klortalidon Identifikasi
BPFI larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih A. Timbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan
kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu 100 mg klortalidon, ekstraksi dengan 10 ml aseton P di
tentukur 50-ml yang berisi 5,0 ml Larutan baku internal atas tangas uap selama 5 menit. Saring larutan ke dalam
dan 10,0 ml Larutan senyawa sejenis A klortalidon. gelas piala 50 ml, tambahkan 20 ml air, dan didihkan di
Encerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini atas tangas uap selama 5 menit, alirkan udara secara hati-
mengandung klortalidon dan Senyawa Sejenis A hati untuk membebaskan aseton. Dinginkan di atas tangas
Klortalidon berturut-turut lebih kurang 0,1 mg dan 1 µg per es, saring dan keringkan hablur pada suhu 105° selama 4
ml. jam: hablur yang diperoleh memenuhi uji Identifikasi A
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, pada Klortalidon.
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 5,0 ml pada Penetapan kadar.
Larutan baku internal dan 10,0 ml metanol P. Encerkan
dengan air sampai tanda. Disolusi <1231>
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Media disolusi: 900 ml air.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Alat tipe 2: 75 rpm.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x Waktu: 60 menit.
25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1 ml Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klortalidon
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, BPFI larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti kurang 5 mg per ml.
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Senyawa Prosedur Lakukan penetapan jumlah klortalidon yang
Sejenis A Klortalidon, klortalidon dan baku internal terlarut dengan mengukur alikuot, jika perlu encerkan
berturut-turut lebih kurang 0,5; 0,8 dan 1,0; resolusi, R, dengan air hingga diperoleh kadar yang sebanding
antara klortalidon dan Senyawa Sejenis A Klortalidon dengan Larutan baku, pada panjang gelombang serapan
tidak kurang dari 1,5 dan antara klortalidon dan baku maksimum lebih kurang 275 nm.
internal tidak kurang dari 1,5; faktor ikutan puncak Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
klortalidon dan Senyawa Sejenis A Klortalidon tidak lebih kurang dari 70%(Q) C14H11ClN2O4S dari jumlah yang
dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan tertera pada etiket.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
- 708 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 5-Kloro-2-benzoksazolinon [95-25-0]


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C7H4ClNO2 BM169,56
Kromatografi <931>.
Fase gerak dan Larutan baku internal Buat seperti Klorzoksazon mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tertera pada Penetapan kadar dalam Klortalidon. tidak lebih dari 102,0% C7H4ClNO2, dihitung terhadap
Larutan baku Buat seperti pada Penetapan kadar zat yang telah dikeringkan.
dalam Klortalidon, kecuali menggunakan 10,0 ml
metanol P sebagai pengganti Larutan senyawa sejenis A Pemerian Serbuk hablur putih atau praktis putih; praktis
klortalidon. tidak berbau.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Kelarutan Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam
dengan lebih kurang 100 mg klortalidon, masukkan ke etanol, dalam isopropil alkohol dan dalam metanol; larut
dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam lebih kurang dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonium
50 ml metanol P, kocok selama 30 menit, encerkan hidroksida.
dengan metanol P sampai tanda. Masukkan lebih kurang
30 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, dan Baku pembanding Klorzoksazon BPFI; lakukan
sentrifus selama 10 menit. Pipet 5,0 ml beningan, pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 5,0 digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa
ml Larutan baku internal dan 10,0 ml metanol P. Sejenis A Klorzoksazon BPFI; lakukan pengeringan pada
Encerkan dengan air sampai tanda. suhu 105 selama 2 jam sebelum digunakan, simpan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya di tempat
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dingin dan kering.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1,0 Identifikasi
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
klortalidon dan baku internal tidak kurang dari 1,5; gelombang yang sama seperti pada Klorzoksazon BPFI.
faktor ikutan puncak klortalidon dan baku internal tidak B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 µg per ml
lebih dari 2,0, dan simpangan baku relatif pada dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Klorzoksazon BPFI.
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Jarak lebur <1021> Antara 189 dan 194.
respons puncak utama. Waktu retensi relatif klortalidon
dan baku internal berturut-turut 0,8 dan 1,0. Hitung Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
jumlah dalam mg C14H11`ClN2O4S, dalam tablet yang lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
digunakan dengan rumus:
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
R 
1000 C  U  Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
 RS 
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
C adalah kadar Klortalidon BPFI dalam mg per ml cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah Kromatografi <931>.
perbandingan respons puncak klortalidon dan baku Fase gerak Campuran heksan P-dioksan P (63:37).
internal yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Senyawa
baku. Sejenis A Klozoksazon BPFI, larutkan dalam metanol P
hingga kadar lebih kurang 100 µg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah p-
klorofenol P, larutkan dalam metanol P hingga kadar
lebih kurang 50 µg per ml.
KLORZOKSAZON Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Chlorzoxazone dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 20 mg per
ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 pada
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
- 709 -

telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan mengering
di udara dan amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet TABLET KLORZOKSAZON
254 nm. Ukuran dan intensitas masing-masing bercak Chlorzoxazone Tablet
selain bercak klorzoksazon Larutan uji tidak lebih dari
bercak utama Larutan baku 1 (0,5%). Masukkan lempeng Tablet Klorzoksazon mengandung klorzoksazon,
ke dalam bejana tertutup yang berisi uap iodum: ukuran C7H4ClNO2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
dan intensitas masing-masing bercak selain bercak 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
klorzoksazon dari Larutan uji tidak lebih dari bercak
utama Larutan baku 2 (0,25%). Baku pembanding Klorzoksazon BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
Klorin Antara 20,6% dan 21,2% dihitung terhadap zat digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
yang telah dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, larutkan dalam 10 ml etanol P dalam labu Identifikasi
yang sesuai. Tambahkan 3,5 g katalisator nikel- A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
alumunium Raney dan refluks. Dinginkan labu dalam kurang 100 mg klorzoksazon, dispersikan dalam 100 ml
tangas es dan tambahkan 75 ml natrium hidroksida 2,5 N metanol P, kocok selama 15 menit dan saring. Pipet 2 ml
melalui pendingin. Setelah reaksi selesai, pindahkan filtrat, ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
tangas es. Setelah 10 menit, panaskan labu hati-hati, metanol P sampai tanda: spektrum serapan ultraviolet
naikkan suhu sedikit demi sedikit hingga refluks menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
berlangsung cepat. Setelah 90 menit dari waktu gelombang yang sama seperti pada Klorzoksazon BPFI.
penambahan alkali, hentikan pemanasan, dinginkan dan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
bilas pendingin dengan air dan tambahkan air bilasan ke uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
dalam labu. Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur Penetapan kadar.
200-ml. Cuci residu dengan air dan masukkan air cucian
ke dalam labu tentukur. Encerkan dengan air sampai Disolusi <1231>[Catatan Gunakan bejana 2 liter]
tanda. Pindahkan 100,0 ml larutan ke dalam gelas piala, Media disolusi: 1800 ml dapar fosfat pH 8,0
netralkan dan asamkan (gunakan merah kongo LP Alat tipe 2: 75 rpm
sebagai indikator) dengan penambahan asam nitrat P Waktu: 60 menit
sambil dicampur. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV, Prosedur Lakukan penetapan jumlah C7H4ClNO2, yang
tetapkan titik akhir secara potensiometri menggunakan terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
elektrode perak-kalomel. encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Klorzoksazon BPFI dalam media yang sama pada panjang
Tiap ml perak nitrat 0,1 N gelombang serapan maksimum lebih kurang 284 nm.
setara dengan 3,545 mg Cl Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C7H4ClNO2 dari jumlah yang tertera
Penetapan kadar pada etiket.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Klorzoksazon BPFI, larutkan dalam metanol P hingga Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
kadar lebih kurang 20 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pindahkan 4,0 Kromatografi <931>.
ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Larutan asam asetat 1% Encerkan 10,0 ml asam asetat
dengan metanol P sampai tanda. glasial P dengan air hingga 1000 ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang asetat glasial P (70:30:1). Saring dan awaudarakan. Jika
282 nm dalam sel 1-cm. Gunakan metanol P sebagai perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
blangko. Hitung jumlah dalam mg klorzoksazon, seperti tertera pada Kromatografi <931>.
C7H4ClNO2, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Larutan baku internal Timbang sejumlah fenasetin,
A  larutkan dan encerkan dengan asetonitril P hingga kadar
2,5C  U  lebih kurang 1,25 mg per ml.
 AS  Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Klorzoksazon BPFI larutkan dan encerkan dengan Fase
C adalah kadar Klorzoksazon BPFI dalam µg per ml gerak hingga kadar lebih kurang 1,25 mg per ml.
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
dari Larutan uji dan Larutan baku. dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 10 ml Larutan
- 710 -

baku internal, encerkan dengan Larutan asam asetat 1% 1-(o-Kloro---difenilbenzil)imidazol [23593-75-1]


sampai tanda. C22H17CIN2 BM 344,84
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah p-
klorofenol P, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar Klotrimazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
lebih kurang 8,5 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ke dalam tidak lebih dari 102,0% C22H17CIN2, dihitung terhadap
labu tentukur 50-ml yang berisi 4 ml Larutan baku zat yang telah dikeringkan.
persediaan dan 10 ml Larutan baku internal, encerkan
dengan Larutan asam asetat 1% sampai tanda. Pemerian serbuk hablur; putih sampai kuning pucat.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Melebur pada suhu lebih kurang 142º, disertai peruraian.
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk halus tablet
setara dengan lebih kurang 125 mg klorzoksazon, Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan dalam metanol, dalam aseton, dalam kloroform dan
lebih kurang 70 ml asetonitril P dan kocok secara dalam etanol.
mekanik selama lebih kurang 30 menit. Encerkan dengan
asetonitril P sampai tanda. Saring larutan, buang 10 ml Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
fitrat pertama. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu tentukur dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
50-ml yang berisi 10,0 ml Larutan baku internal, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
encerkan dengan Larutan asam asetat 1% sampai tanda. tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan; simpan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Imidazol
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4 mm x 30 Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 ml [Catatan Senyawa sejenis A klotrimazol adalah (o-
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan klorofenil)difenilmetanol]
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Identifikasi
fenasetin, klorzoksazon dan p-klorofenol P masing- A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
masing berturut-turut lebih kurang dari 0,7; 1,0; dan 1,2; dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
resolusi, R, antara puncak klorzoksazon dan p-klorofenol menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
P tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap gelombang yang sama seperti pada Klotrimazol BPFI.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons B. Memenuhi Identifikasi secara Kromatografi Lapis
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku Tipis <281>. Lakukan penetapan menggunakan larutan
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. mengandung lebih kurang 20 mg per ml dalam kloroform
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume P sebagai larutan uji. Gunakan fase gerak campuran
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji xilena P- n-propanol P-amonium hidrosida P (180:20:1).
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
klorzoksazon, C7H4ClNO2, dalam serbuk tablet yang lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
digunakan dengan rumus:
R  Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
1000 C  U 
 RS  Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
C adalah kadar Klorzoksazon BPFI dalam mg per ml Imidazol Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Kromatografi
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah lapis tipis seperti tertera pada Kromatrografi <931>.
perbandingan respons puncak klorzoksazon terhadap Fase gerak Campuran metanol P-kloroform P (3:2).
fenasetin dari Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku Timbang sejumlah Imidazol BPFI
larutkan dan encerkan dengan kloroform P hingga kadar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 500 µg per ml.
Larutan uji Timbang 500 mg zat, larutkan dalam 5,0
ml kloroform P.
KLOTRIMAZOL Prosedur Totolkan masing-masing 5 µl Larutan baku
Clotrimazole dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Biarkan totolan mengering, masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Cl dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat
hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
C Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di
N udara selama 5 menit, tempatkan lempeng dalam bejana
tertutup berisi cawan dengan 100 g iodum P, biarkan
N
- 711 -

selama lebih kurang 60 menit. Angkat lempeng dan Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan dengan
amati kromatogram: bercak warna cokelat yang metanol P sampai tanda.
diperoleh dari Larutan uji pada Rf yang sesuai dengan Enceran larutan baku Masukkan 10,0 ml Larutan
bercak utama Larutan baku tidak lebih besar dalam baku ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 4,0 ml
ukuran atau intensitas dari pada bercak utama Larutan Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
baku. sampai tanda.
Larutan resolusi Masukkan 3 ml Larutan baku dan 5
Senyawa sejenis A klotrimazol Tidak lebih dari 0,5%. ml Larutan baku Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair (pada penetapan senyawa sejenis A klotrimazol) ke
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak
Larutan kalium fosfat dibasa, Fase gerak, Larutan sampai tanda.
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
pada Penetapan kadar. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12,5 mg dalam 5 ml metanol P, tambahkan 2,5 ml Larutan kalium
Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI, masukkan ke fosfat dibasa, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam 10 ml Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
metanol P, tambahkan 6,25 ml Larutan kalium fosfat labu tentukur 100-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku
dibasa dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Enceran larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan baku Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
gerak sampai tanda. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10
Penetapan kadar. µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kromatografi terhadap Larutan resolusi dan Enceran
sama (lebih kurang 20 µl) Enceran larutan baku dan larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase puncak klotrimazol dan senyawa sejenis A klotrimazol
senyawa sejenis A klotrimazol dalam contoh yang tidak kurang dari 1,9 dan simpangan baku relatif pada
digunakan dengan rumus: penyuntikan ulang Enceran larutan baku tidak lebih dari
2,0%. Waktu retensi relatif senyawa sejenis A
C  rU 

klotrimazol, klotrimazol dan testoteron propionat
1000   masing-masing adalah lebih kurang 0,7; 1,0 dan 1,5.
W  rS  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Enceran larutan uji ke dalam
C adalah kadar Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
dalam mg per ml Enceran larutan baku; W adalah bobot puncak utama. Hitung jumlah dalam mg klotrimazol
dalam mg klotrimazol yang digunakan; rU dan rS C22H17ClN2, yang digunakan pada pembuatan Enceran
berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis A larutan uji dengan rumus:
klotrimazol dalam Larutan uji dan Enceran larutan
baku.
r 
1000 C  U 
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara  rS 
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Larutan kalium fosfat dibasa Larutkan 4,35 g kalium Enceran larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
fosfat dibasa P dalam air hingga 1000 ml. perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan kalium testosteron propionat dalam Enceran larutan uji dan
fosfat dibasa (3:1), saring melalui penyaring membran Enceran larutan baku.
dengan porositas 0,2 µm atau lebih halus dan
awaudarakan. Perbandingan volume dapat disesuaikan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
untuk memperoleh resolusi yang dikehendaki.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 33 mg
testoteron propionat, masukkan ke dalam labu tentukur KRIM KLOTRIMAZOL
200-ml, larutkan dalam 125 ml metanol P, tambahkan 50 Clotrimazol Cream
ml Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan dengan
metanol P sampai tanda. Krim Klotrimazol mengandung klotrimazol, C22H17ClN2,
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50- jumlah yang tertera pada etiket.
ml, larutkan dalam 25 ml metanol P, tambahkan 12,5 ml
- 712 -

Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh dinginkan dalam tangas es metanol selama 15 menit, dan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, segera sentrifus. Pindahkan beningan ke dalam tabung
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI; reaksi. Tambahkan 10,0 ml etanol mutlak P pada residu
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan; simpan dalam tabung sentrifuga, ulangi ekstraksi mulai dari
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan ”Panaskan di dalam tangas air pada suhu 50°”.
Senyawa sejenis A klotrimazol adalah (o- Pindahkan beningan ke dalam tabung yang berisi
klorofenil) difenilmetanol] beningan hasil penyarian pertama. Gunakan larutan ini
sebagai Larutan uji.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Fase gerak Campuran 200 ml eter P dan 25 ml dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pelindung 2,1
amonium hidrosida P. mm x 6 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
Larutan uji Masukkan sejumlah krim setara dengan partikel 10 µm dan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan
lebih kurang 5 mg klotrimazol ke dalam tabung pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih
sentrifuga 50 ml, tambahkan 5 ml kloroform P, kocok, kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
sentrifus hingga diperoleh larutan yang jernih. Larutan resolusi dan Enceran larutan baku, rekam
Larutan baku Larutkan sejumlah Klotrimazol BPFI kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per ml. pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa
Penampak bercak Larutkan 3 g bismut subnitrat P dan sejenis A klotrimazol dan klotrimazol tidak kurang dari
30 g kalium iodida P dalam 10 ml larutan asam klorida 1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
P (1 dalam 4), encerkan dengan air hingga 100 ml. Enceran larutan baku tidak lebih dari 2,0%; waktu
Encerkan 10 ml larutan ini dan 5 ml larutan asam klorida retensi relatif senyawa sejenis A klotrimazol, klotrimazol
P (1 dalam 4) dengan air hingga 200 ml. dan testosteron propionat berturut-turut adalah lebih
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 kurang 0,9; 1,0 dan 1,5.
µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam sama (lebih kurang 20 µl) Enceran larutan baku dan
bejana kromatografi yang berisi Fase gerak yang telah Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dijenuhkan selama 2 jam. Eluasi sehingga merambat dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
sampai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng mg, C22H17ClN2, dalam tiap g krim yang digunakan
dan biarkan kering di udara. Amati bercak di bawah dengan rumus:
cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak utama dari
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Semprot  C  R 
20    U 
lempeng dengan Penampak bercak: bercak utama dari  W   RS 
Larutan uji dan Larutan baku berwarna jingga.
C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Enceran larutan baku; W adalah bobot krim yang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada digunakan dalam g; RU dan RS berturut-turut adalah
Kromatografi <931>. perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
Larutan kalium fosfat dibasa dan Fase gerak Lakukan testosteron propionat dalam Larutan uji dan Enceran
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Klotrimazol. larutan baku.
Larutan baku internal Timbang sejumlah testosteron Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau wadah
propionat, larutkan dalam etanol mutlak P hingga kadar tertutup rapat, pada suhu antara 2º dan 30º.
lebih kurang 0,07 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50- LARUTAN TOPIKAL KLOTRIMAZOL
ml, larutkan dan encerkan dengan etanol mutlak P Clotrimazol Topical Solution
sampai tanda.
Enceran larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku dan Larutan Topikal Klotrimazol adalah larutan klotrimazol
10 ml Larutan baku internal, campur. dalam pelarut hidrofil bukan air yang sesuai.
Larutan resolusi Timbang sejumlah Senyawa sejenis A Mengandung klotrimazol, C22H17ClN2, tidak kurang dari
Klotrimazol BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
sehingga kadar lebih kurang 0,12 mg per ml. Campur 7 tertera pada etiket.
ml larutan ini dengan 1 ml Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
dengan lebih kurang 10 mg klotrimazol, masukkan ke dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
dalam tabung sentrifuga bertutup putar 50 ml, tambahkan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
10,0 ml Larutan baku internal. Panaskan di dalam tangas tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan; simpan
air pada suhu 50º selama 5 menit sambil sesekali dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan
dikocok. Angkat tabung, kocok kuat selama 5 menit,
- 713 -

Senyawa sejenis A klotrimazol adalah (o- TABLET VAGINAL KLOTRIMAZOL


klorofenil)difenilmetanol] Clotrimazol Vaginal Tablet
Identifikasi Masukkan sejumlah volume larutan setara Tablet Vaginal Klotrimazol mengandung klotrimazol,
dengan lebih kurang 10 mg klotrimazol, masukkan ke C22H17ClN2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
dalam tabung sentrifuga bertutup ulir 50 ml, tambahkan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
5 ml larutan amonium hidroksida P (1 dalam 100) dan 10
ml kloroform P. Kocok kuat, sentrifus hingga fase
Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
kloroform jernih. Lakukan penetapan seperti tertera pada
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Identifikasi dalam Krim Klotrimazol.
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
Penetapan kadar tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan; simpan
Larutan kalium fosfat dibasa, Fase gerak dan Sistem dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Senyawa sejenis A klotrimazol adalah (o-
kadar dalam Krim Klotrimazol. klorofenil)difenilmetanol].
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 66 mg
testosteron propionat, masukkan ke dalam labu tentukur Identifikasi Timbang sejumlah serbuk halus tablet setara
100-ml, larutkan dalam 75 ml metanol P, encerkan dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol, masukkan ke
dengan Larutan kalium fosfat dibasa sampai tanda. dalam tabung sentrifuga bersumbat ulir 50 ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg Tambahkan 10 ml kloroform P, kocok kuat selama 2
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur menit, sentrifus untuk menjernihkan. [Catatan Beningan
50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, dapat agak keruh]. Lakukan seperti tertera pada
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Identifikasi dalam Krim Klotrimazol, kecuali gunakan
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Senyawa Larutan baku dalam kloroform P yang mengandung 5
Sejenis A Klotrimazol BPFI, larutkan dalam metanol P mg per ml.
hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan 12
ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan Waktu hancur <125> Tidak lebih dari 20 menit.
4 ml Larutan kalium fosfat dibasa dan 3 ml Larutan
baku, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan topikal
setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol, masukkan Penetapan kadar
ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan Larutan kalium fosfat dibasa, Fase gerak dan Sistem
baku internal, encerkan dengan Fase gerak sampai kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
tanda. kadar dalam Krim Klotrimazol.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan baku internal, Larutan baku dan Larutan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji resolusi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
ke dalam kromatograf, rekam kromaogram dan ukur dalam Larutan Topikal Klotrimazol.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
klotrimazol, C22H17CIN2, dalam tiap ml larutan topikal 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
yang digunakan dengan rumus: setara dengan lebih kurang 100 mg klotrimazol,
masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup ulir 50
ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal dan 15 ml
 C  R 
50    U  Fase gerak, goyang selama 15 menit dan sentrifus
 V   RS  selama 10 menit. Masukkan beningan ke dalam labu
tentukur 100-ml menggunakan alat suntik yang sesuai.
C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml Bilas alas suntik dengan 25 ml Fase gerak, tambahkan
Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan topikal bilasan ke dalam tabung sentrifuga, goyang selama 15
yang digunakan; RU dan RS berturut-turut adalah menit dan sentrifus selama 10 menit. Masukkan
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap beningan ke dalam labu tentukur yang sama
testosteron propionat dalam Larutan uji dan Larutan menggunakan alat suntik yang sesuai. Bilas alat suntik
baku. dengan 25 ml Fase gerak, tambahkan bilasan ke dalam
labu tentukur yang sama dan encerkan dengan Fase
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, gerak sampai tanda.
pada suhu antara 2º dan 30º. Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl ) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klotrimazol, C22H17ClN2, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus :
- 714 -

R 
100 C  u  Jarak lebur <1021> 155º - 159º.
 Rs 
pH <1071> Lebih besar dari 9; lakukan penetapan
C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml menggunakan larutan 0,5%.
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
testosteron dalam Larutan uji dan Larutan baku. penetapan menggunakan larutan 0,50% dalam air bebas
karbondioksida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan
tidak berwarna; lakukan penetapan menggunakan lartan
KODEIN 0,50% dalam air bebas karbon dioksida P.
Codeine
Rotasi jenis <1081> Antara -142º dan -146º; lakukan
CH3 penetapan menggunakan larutan 2% dalam etanol P.
H
N CH2

Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 6,0%;


H lakukan pengeringan pada suhu 100º-105º hingga bobot
CH2 H2O tetap, menggunakan 1 g zat.

H3CO O OH Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;


lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
7,8-Didehidro-4,5-epoksi-3-metoksi-17-metil morfinan
6-ol monohidrat [6059-47-8] Alkaloid asing Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
C18H21NO3.H2O BM 317,38 tertera pada Kromatografi <931>.
Anhidrat [76-57-3] BM 299,37 Fase gerak Campuran etanol mutlak P-sikloheksan P-
amonium hidroksida P (72:30:6).
Kodein mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak Larutan 1 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
lebih dari 101,0% C18H21NO3, dihitung terhadap zat yang etanol mutlak P hingga kadar 4%.
telah dikeringkan. Larutan 2 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
etanol mutlak P hingga kadar 0,06%.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur Larutan 3 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
putih; tidak berbau. etanol mutlak P hingga kadar 0,04%.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam air µl Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada jarak yang
mendidih dan dalam eter; mudah larut dalam etanol dan sama 2,5 cm dari tepi bawah lempeng silika gel P.
dalam kloroform. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat
Baku pembanding Kodein BPFI. 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
kering di udara dan semprot lempeng dengan kalium
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika dilakukan uji B, iodobismutat asetat LP. Bercak lain selain bercak utama
C, D dan Jarak lebur. Uji B, C dan D dapat diabaikan yang diperoleh dari Laruan 1 tidak lebih intensif dari
jika dilakukan Uji A dan Jarak lebur. bercak Larutan 2, dan tidak lebih dari satu bercak yang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang mempunyai Rf lebih tinggi dari bercak utama, lebih
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan intensif dari bercak Larutan 3.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kodein BPFI. Morfin Lebih kurang 0,13%; lakukan penetapan seperti
B. Pada 2 ml larutan 0,5% tambahkan 50 ml air, 10 ml tertera pada Warna dan Akromisitas <1291> Metode III
natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air sampai dengan melarutkan 100 mg zat dalam asam klorida 0,1 N
100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan pada secukupnya hingga diperoleh 5 ml larutan, tambahkan 2
panjang gelombang antara 250-350 nm menunjukkan ml larutan natrium nitrit P 1% biarkan selama 15 menit
maksimum hanya pada 284 nm seperti pada Kodein dan tambahkan 3 ml amonium hidroksida 6 N. Warna
BPFI. Serapan jenis pada 284 nm lebih kurang 50. larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan U4.
C. Panaskan 10 mg zat dengan campuran 1 ml asam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250
sulfat P dan 0,05 ml larutan besi(III) klorida heksahidrat mg zat, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P dan
P 1,3% di atas tangas air: terjadi warna biru yang tambahkan 20 ml 1,4-dioksan P. Titrasi dengan asam
berubah menjadi merah pada penambahan 0,05 ml asam perklonat 0,1 N LV menggunakan indikator kristal violet
nitrat P. LP. Lakukan penetapan blangko.
D. Memenuhi reaksi alkaloid.
- 715 -

Tiap ml asam peklorat 0,1 N Klorida Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) yang telah
setara dengan 29,9 mg C18H21NO3 diasamkan dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa
tetes perak nitrat LP: tidak segera terjadi opalesensi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
beberapa tetes barium klorida LP: tidak segera terjadi
kekeruhan.
KODEIN FOSFAT
Codeine Phosphate Morfin Larutkan lebih kurang 50 mg kalium
heksasianoferat(III) P dalam 10 ml air, tambahkan 1
CH3 tetes besi(III) klorida LP dan 1 ml larutan kodein fosfat
H
N CH2 (1 dalam 100): tidak segera terjadi warna biru.

H Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


CH2 H2O H3PO4 cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
H3CO O OH Pelarut Campuran asam klorida 0,01 N-etanol mutlak
P (4:1).
7,8-Didehidro-4,5α-epoksi-3-metoksi-17-metil morfinan- Fase gerak Buat campuran etanol mutlak P-
6α-ol fosfat (1:1) (garam) hemihidrat [41444-62-6] sikloheksan P-amonium hidroksida P (72:30:6).
C18H21NO3.H3PO4.½H2O BM 406,37 Larutan A Timbang saksama sejumlah zat uji, larutkan
Anhidrat [52-28-8] BM 397,36 dalam Pelarut hingga kadar 40 mg per ml.
Larutan B Encerkan 2,0 ml Larutan A dengan Pelarut
Kodein Fosfat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan hingga 100,0 ml.
tidak lebih dari 101,5% C18H21NO3.H3PO4, dihitung Larutan C Encerkan 1,0 ml Larutan A dengan Pelarut
terhadap zat anhidrat. hingga 100,0 ml.
Pemerian Hablur berbentuk jarum, halus; putih atau Penampak bercak Campur 3 ml larutan asam
serbuk hablur putih; tidak berbau; peka terhadap cahaya; kloroplatinat P (1 dalam 10) dengan 97 ml air,
larutannya bersifat asam terhadap lakmus. dilanjutkan dengan penambahan 100 ml larutan kalium
iodida P (6 dalam 100).
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
dalam air panas; sukar larut dalam etanol tetapi akan µl Larutan A, Larutan B dan Larutan C pada lempeng
lebih larut dalam etanol mendidih. kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak,
Baku pembanding Kodein Fosfat BPFI, bentuk biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng.
hemihidrat dari kodein fosfat; lakukan pengeringan pada Angkat lempeng, biarkan kering di udara, semprot
suhu 105° selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan lempeng dengan Penampak bercak, amati kromatogram:
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. dari Larutan A tidak ada bercak kecuali bercak utama
dan bercak pada titik penotolan yang labih intensif dari
Identifikasi bercak utama Larutan B (2%); jika ada bercak lain maka
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tidak lebih dari satu bercak dengan Rf lebih besar dari
dikeringkan pada suhu 105° selama 18 jam dan bercak utama Larutan C (1%).
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
seperti pada Kodein Fosfat BPFI. zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, jika
B. Netralkan larutan (1 dalam 50) tambahkan perlu hangatkan sebentar agar larut. Titrasi dengan asam
amonium hidroksida 6 N, tambahkan perak nitrat LP; perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara
terbentuk endapan kuning perak fosfat yang larut dalam potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
asam nitrat 2 N dan dalam amonium hidroksida 6 N.
Tiap ml asam peklorat 0,1 N
setara dengan 39,74 mg C18H21NO3.H3PO4
Keasaman Larutkan 100 mg zat dalam 20 ml air, titrasi
dengan natrium hidroksida 0,010 N sampai pH 5,4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
menggunakan pH meter: diperlukan tidak lebih dari 1,0
dan terlindung cahaya.
ml natrium hidroksida 0,010 N.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.


- 716 -

TABLET KODEIN FOSFAT Larutan baku Larutkan Kodein Fosfat BPFI dalam
Codeine Phosphate Tablet asam klorida 0,1 N dan encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan pelarut yang sama hingga diperoleh
Tablet Kodein Fosfat mengandung kodein fosfat, Larutan baku dengan kadar lebih kurang 120 g per ml.
C18H21NO3.H3PO4.½H2O tidak kurang dari 93,0% dan Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada gelombang serapan maksimum lebih kurang 284 nm,
etiket. menggunakan sel 1-cm dengan air sebagai blangko.
Hitung jumlah dalam mg kodein fosfat,
Baku pembanding Kodein fosfat BPFI, merupakan C18H21NO3.H3PO4.½H2O pada zat uji dengan rumus:
bentuk hemihidrat dari kodein fosfat. Lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 18 jam sebelum C   AU   406 ,37 
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan 2 ,5      
terlindung cahaya. V   A S   397 ,37 

Identifikasi C adalah kadar Kodein Fosfat BPFI dalam g per ml


A. Digesti sejumlah serbuk tablet, setara dengan 100 mg Larutan baku; V adalah volume dalam ml Larutan uji;
kodein fosfat, dengan 15 ml air dan 5 ml asam sulfat 2 N AU dan AS adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku;
selama 1 jam. Saring jika perlu dan cuci residu yang tidak 406,37 dan 397,37 adalah berat molekul dari kodein
larut dengan sedikit air. Basakan filtrat dengan amonium fosfat hemihidrat dan kodein fosfat anhidrat.
hidroksida 6 N. Ekstraksi beberapa kali dengan 10 ml
kloroform P, uapkan ekstrak kloroform di atas tangas uap Batas morfin 1 ml filtrat dari uji Identifikasi cara B
sampai kering, dan keringkan pada 80° selama 4 jam, memenuhi syarat Batas morfin seperti tertera pada
lakukan penetapan spektrum inframerah zat yang Kodein fosfat.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Penetapan kadar Timbang dan serbuk haluskan tidak
seperti pada Kodein Fosfat BPFI. kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang tablet, setara lebih kurang 150 mg kodein fosfat,
100 mg kodein fosfat, ditambahkan 100 ml air dan 2 tetes masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 20
asam sulfat 2 N. Digesti dengan pengocokan sesering ml asam sulfat 0,5 N dan kocok campuran sesekali
mungkin, selama 15 menit dan saring. Netralkan 5 ml selama 2 jam. Tambahkan air sampai tanda, dan saring
filtrat dengan amonium hidroksida 6 N, dan tambahkan melalui penyaring krusibel. Masukkan sejumlah volume
perak nitrat LP: terbentuk endapan kuning dari perak filtrat yang setara dengan tidak kurang dari 75 mg kodein
fosfat, dan endapan akan larut dalam asam nitrat encer P fosfat ke dalam corong pisah, basakan dengan amonium
dan amonium hidroksida 6 N. hidroksida 6 N, dan ekstraksi beberapa kali dengan 15 ml
kloroform P untuk mendapatkan total alkaloid. Uapkan
Disolusi <1231> campuran larutan kloroform pada penangas uap sampai
Media disolusi: 900 ml air. mendekati kering. Larutkan residu dengan lebih kurang 2
Alat tipe 2: 50 rpm. ml metanol P, panaskan, jika perlu tambahkan merah
Waktu: 45 menit. metil LP, dan titrasi dengan asam sulfat 0,02 N LV sampai
Prosedur Lakukan penetapan jumlah warna merah muda pucat. Tambahkan lebih kurang 40
C18H21NO3.H3PO4.½H2O yang terlarut dengan ml air bebas karbondioksida P dan lanjutkan titrasi
mengukur serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan dengan asam sulfat 0,02 N LV.
Media disolusi, dan serapan larutan baku Kodein Fosfat
BPFI dalam media yang sama, pada panjang gelombang Tiap ml asam sulfat 0,02N
serapan maksimum lebih kurang 284 nm. setara dengan 8,128 mg C18H21NO3.H3PO4.½H2O
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C18H21NO3.H3PO4.½H2O dari jumlah Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat,
yang tertera pada etiket. tidak tembus cahaya.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Prosedur untuk Keseragaman Kandungan KODEIN HIDROKLORIDA
Larutan uji Masukkan 1 tablet yang sebelumnya telah Codein Hydrochloride
digerus atau diserbuk haluskan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 25 ml air, kocok sampai larut. 7,8-Didehidro-4,5α-epoksi-3-metoksi-17-metil morfinan-
Encerkan dengan air sampai tanda. Saring jika perlu, 6α-ol hidroklorida dihidrat [1422-07-7]
buang 20 ml filtrat pertama. Pindahkan sejumlah volume C18H22ClNO3.2H2O BM 371,9
filtrat yang setara dengan lebih kurang 6 mg kodein fosfat
ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 2 ml asam
klorida 3 N, encerkan dengan air sampai tanda.
- 717 -

Kodein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari asam asetat 5 N: setelah 5 menit, opalesensi pada
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C18H22ClNO3, Larutan uji tidak lebih kuat dari Larutan pembanding.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
Pemerian Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk seperti tertera pada Kromatografi <931>.
hablur putih. Fase gerak Campuran etanol mutlak P-sikloheksan P-
amonium hidroksida P (72:30:6)
Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol; Pelarut Campuran asam klorida 0,01 N dan etanol
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. mutlak P (4:1)
Larutan 1 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Baku pembanding Kodein Hidroklorida BPFI. Pelarut hingga kadar 5,0%.
Larutan 2 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Identifikasi Pelarut hingga kadar 0,075%.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Larutan 3 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Pelarut hingga kadar 0,05%.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
seperti pada Kodein Hidroklorida BPFI. µl Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada jarak yang
B. Pada 50 ml larutan 0,04% tambahkan 10 ml sama 2,5 cm dari tepi lempeng silika gel G. Masukkan
natrium hidroksida 1 M dan encerkan dengan air hingga lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan pada dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat 15 cm
panjang gelombang antara 230-350 nm, menunjukkan di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan kering
maksimum hanya pada panjang gelombang 284 nm di udara dan semprot lempeng dengan kalium
dengan serapan lebih kurang 0,88. iodobismutat asetat LP: bercak lain selain bercak utama,
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti tertera yang diperoleh dari Larutan 1 tidak lebih intensif dari
pada Uji Identifikasi Umum <291>. bercak Larutan 2 dan tidak lebih dari satu bercak
tersebut dengan harga Rf lebih tinggi dari bercak utama
Keasaman-kebasaan Pada 10 ml larutan 2% tambahkan lebih intensif dari bercak Larutan 3.
0,05 ml merah metil LP: diperlukan tidak lebih dari 0,2
ml natrium hidroksida 0,02 N LV atau 0,2 ml asam Morfin Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti
klorida 0,2 N LV untuk mengubah warna larutan. yang tertera pada Warna dan Akromisitas <1291>
Metode II dengan melarutkan 100 mg zat dalam asam
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan klorida 0,1 N secukupnya hingga diperoleh 5 ml larutan,
penetapan menggunakan larutan 4,0%. tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P 1%, biarkan
selama 15 menit dan tambahkan 3 ml amonium
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna hidroksida 6 N; warna larutan tidak lebih intensif dari
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W6; Larutan padanan U4.
lakukan penetapan menggunakan larutan 4,0%.
Rotasi jenis <1081> -116º - 120º; lakukan penetapan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300
menggunakan larutan 2%. mg zat, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial P dan 20 ml 1,4-dioksan P. Tambahkan 7 ml
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%; raksa(II) asetat LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 M
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. LV dan tentukan titik akhir secara potensiometrik.

Sulfat Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai Tiap ml asam peklorat 0,1 N
berikut: setara dengan 33,58 mg C18H21ClNO3
Larutan uji Gunakan 15,0 ml larutan 1,0%
Larutan sulfat-etanol Encerkan 1,0 ml larutan kalium Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
sulfat P 0,181% dalam etanol P 30% di dalam labu dan terlindung cahaya.
tentukur 100-ml, encerkan dengan etanol P 30% sampai
tanda (10 bpj SO4).
Larutan pembanding Gunakan 15,0 ml Larutan sulfat- KOFEIN
etanol. Caffeine
Prosedur Pada dua tabung reaksi 20 ml tambahkan O CH3
masing-masing 1 ml larutan barium klorida P 25,0% dan H3C N
1,5 ml Larutan sulfat-etanol, kocok dan biarkan selama 1 N

menit. Pada tabung reaksi pertama tambahkan Larutan N


uji dan 0,5 ml asam asetat 5 N. Pada tabung reaksi kedua O N

tambahkan 15,0 ml Larutan pembanding dan 0,5 ml CH3

1,3,7-Trimetilxantin [58-08-2]
- 718 -

C8H10N4O2 (anhidrat) BM 194,19 Fase gerak Timbang saksama lebih kurang 1,64 g
Monohidrat [5743-12-4] BM 212,21 natrium asetat anhidrat P, masukkan ke dalam labu
tentukur 2000-ml, larutkan dan encerkan dengan air
Kofein berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung sampai tanda. Pindahkan 1910 ml larutan ini ke dalam
satu molekul air. Mengandung tidak kurang dari 98,5% labu tentukur 2000-ml, tambahkan 50 ml asetonitril P
dan tidak lebih dari 101,0% C8H10N4O2, dihitung dan 40 ml tetrahidrofuran P, campur. Atur pH hingga 4,5
terhadap zat anhidrat. dengan penambahan asam asetat glasial P, campur,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Pemerian Serbuk putih, bentuk jarum mengkilat, menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa pahit; larutan Kromatografi <931>.
bersifat netral terhadap kertas lakmus; bentuk hidratnya Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
mengembang di udara. kurang 2 mg teofilin, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml Fase gerak, kocok
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; dan jika perlu sonikasi untuk melarutkan. Encerkan
mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter. dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Baku pembanding Kofein BPFI; tidak boleh Kofein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, tambahkan 5 ml Larutan kesesuaian sistem dan 10 ml
terlindung cahaya. Fase gerak, kocok, dan jika perlu sonikasi untuk
melarutkan. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda,
Identifikasi campur, dan saring.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Kofein ml Fase gerak, kocok dan jika perlu sonikasi untuk
BPFI. melarutkan. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda,
B. Waktu retensi puncak kofein pada kromatogram campur dan saring.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 4,6 mm x
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 0,5% untuk dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5% untuk bentuk tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk teofilin
hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 4 jam. dan kofein berturut-turut lebih kurang 0,69 dan 1,0;
resolusi, R, antara teofilin dan kofein tidak kurang dari
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 6,0; faktor ikutan setiap puncak yang teridentifikasi tidak
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
lebih dari 0,1% dan jumlah semua cemaran tidak lebih Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
<931>. respons puncak kofein. Hitung jumlah dalam mg kofein,
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji C8H10N4O2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
 rU 
Penetapan kadar. 50 C  
Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µl Larutan uji ke  rS 
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak. Hitung persentase masing-masing C adalah kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan
cemaran dalam zat dengan rumus: baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
kofein dari Larutan uji dan Larutan baku.
 ri 
100   Wadah dan penyimpanan Simpan kofein hidrat dalam
 rS  wadah tertutup rapat dan kofein anhidrat dalam wadah
tertutup baik.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan rS
adalah jumlah semua respons puncak. Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk
anhidrat atau hidrat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 719 -

INJEKSI KOFEIN SITRAT Fase gerak, Larutan teofilin, Larutan baku dan
Caffeine Citrate Injection Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Injeksi Kofein Sitrat adalah larutan steril mengandung Larutan kesesuaian sistem Masukkan 2,5 ml Larutan
kofein dan asam sitrat dalam air untuk injeksi. baku ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
Mengandung kofein sitrat, C14H18N4O9, tidak kurang dari sampai tanda.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertera pada etiket. Tidak boleh mengandung Kromatografi <931>. Lakukan kromatografi terhadap
bakteriostatik atau pengawet lain. Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: puncak
Baku pembanding Kofein BPFI; tidak boleh teofilin menghasilkan respons puncak yang dapat
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dibedakan waktu retensinya.
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk sama (lebih kurang 10l) Larutan baku dan Larutan uji
menghindari kontaminasi], rekonstitusi semua isi, ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang respons puncak. Hitung persentase masing-masing
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. senyawa sejenis dalam injeksi dengan rumus:

Identifikasi  386 ,31  C S   ri 


A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan 100 F     
 194 ,19  CW   rS 
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar. F adalah faktor respons relatif setara 0,878 untuk
B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji teobromin pada waktu retensi relatif lebih kurang 0,4;
Identifikasi Umum <291>. setara 1,10 untuk paraxantin pada waktu retensi relatif
C. Masukkan lebih kurang 4 g kalium iodida P ke lebih kurang 0,6; setara 0,905 untuk teofilin pada waktu
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10 ml air, kocok retensi relatif lebih kurang 0,7 dan setara 1,0 untuk
sampai kalium iodida larut. Masukkan 2 g iodum P ke senyawa sejenis lain; 386,31 dan 194,19 berturut-turut
dalam labu tentukur, kocok sampai larut. Encerkan adalah bobot molekul kofein sitrat dan kofein; Cs adalah
dengan air sampai tanda. Masukkan 5 tetes larutan yang kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan baku; CW
diperoleh ke dalam tabung sentrifuga 25 ml yang adalah kadar kofein sitrat dalam mg per ml Larutan uji; ri
mengandung 5,0 ml injeksi, campur. Tambahkan 0,5 ml adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis
larutan asam klorida 2,0 M, campur: terbentuk endapan dari Larutan uji; rS dalah respons kofein dari Larutan
cokelat yang larut pada penetralan dengan 0,5 ml natrium baku.
hidroksida LP.
Warna dan kejernihan Masukkan sejumlah injeksi ke Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
dalam tabung reaksi kaca bening, amati larutan secara
visual pada daerah dengan cahaya cukup baik: larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tidak berwarna, tidak keruh, tidak ada endapan dan bebas Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kabut. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran natrium asetat 0,01 M -
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit asetonitril P-tetrahidrofuran P (191:5:4). Atur pH hingga
Endotoksin FI per mg kofein. 4,5 dengan penambahan asam asetat glasial P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Sterilitas <71> Memenuhi syarat seperti tertera pada Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas Produk. <931>.
Larutan teofilin Timbang saksama sejumlah teofilin,
pH <1071> Antara 4,2 dan 5,2. larutkan dalam air, encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,02
Bahan partikulat <751> Tidak lebih dari 150 partikel mg per ml.
yang sama dengan atau lebih besar dari 10 m, dan tidak Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg
lebih dari 25 partikel yang sama dengan atau lebih besar Kofein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
dari 25 m. Tambahkan 5 ml Larutan teofilin, larutkan dan encerkan
dengan air sampai tanda.
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis tidak Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
lebih dari 0,10%; total cemaran tidak lebih dari 0,1%. setara dengan lebih kurang 50 mg kofein, masukkan ke
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair dalam labu tentukur 250-ml. Encerkan dengan air sampai
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. tanda, saring melalui penyaring membran poliviniliden
difluorida atau membran yang setara dengan porositas
0,45 m.
- 720 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi A. Memenuhi syarat seperti tertera pada Identifikasi
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 4,6 mm x Basa Nitrogen Organik <261>, menggunakan natrium
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 karbonat LP sebagai pengganti natrium hidroksida 1 N.
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan B. Ke dalam 5 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 5
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram tetes larutan kromium trioksida P (1 dalam 20): terbentuk
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: endapan kuning yang segera larut kembali jika dikocok
waktu retensi untuk teofilin dan kofein berturut-turut perlahan-lahan. Tambahkan 1 ml asam klorida P:
lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara teofilin dan terbentuk hablur jingga yang mantap.
kofein tidak kurang dari 6,0; faktor ikutan ditentukan dari C. Ke dalam larutan lebih kurang 10 mg zat dalam 2
puncak teofilin dan kofein tidak lebih dari 2,0; simpangan tetes air tambahan 1 ml kalium permanganat 0,1 N:
baku relatif pada penyuntikan ulang ditentukan dari terbentuk hablur ungu, kelihatan ungu kecoklatan bila
puncak kofein tidak lebih dari 2,0%. dikumpulkan pada penyaring, dan mempunyai sifat khas,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume berkelompok membentuk hablur merah ungu dilihat di
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur D. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada
respons puncak kofein. Hitung jumlah dalam mg kofein Uji Identifikasi Umum <291>.
sitrat, C14H18N4O9, dalam volume injeksi yang digunakan
dengan rumus: Rotasi jenis <1081> Antara -71º dan -73º; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan di atas silika gel P
 386 ,31   rU  selama 3 jam; lakukan penetapan menggunakan larutan
250 C     yang mengandung setara 200 mg per 10 ml.
 194 ,19   rS 
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air,
C adalah kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
baku; 386,31 dan 194,19 berturut-turut adalah bobot natrium hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih
molekul kofein sitrat dan kofein; rU dan rS berturut-turut dari 0,50 ml hingga menjadi warna kuning.
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, lakukan pengeringan diatas silika gel P selama 3 jam.
dari kaca Tipe I, tertutup rapat. Simpan pada suhu antara
15º dan 30º. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg zat


KOKAIN HIDROKLORIDA dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
Cocaine Hydrochloride intensif dari Larutan padanan F.

Metil3-hidroksi-1H,5αH-tropan-2- Kokain-sinamil dan zat mereduksi lainnya Ke dalam


karboksilat,benzoate(ester)hidroksida [53-21-4] 5 ml larutan zat (1 dalam 50) tambahkan 0,3 ml asam
C17H21NO4.HCl BM 339,82 sulfat 1 N dan 0,10 ml kalium permanganat 0,10 N:
terjadi warna ungu yang tidak hilang dalam dalam waktu
Kokain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 30 menit.
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C17H21NO4.HCl
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kokain-isoatropil Encerkan 5 ml larutan zat (1 dalam
50) dengan 80 ml air dalam gelas piala, tambahkan 0,2
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur ml amonium hidroksida 6 N, aduk kuat selama 5 menit,
putih. dan sesekali gores dinding sebelah dalam gelas piala
dengan batang pengaduk: terbentuk hablur kokain dan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, mudah larut beningan jernih.
dalam etanol; larut dalam kloroform dan dalam gliserin;
tidak larut dalam eter. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
mg zat, larutkan dalam campuran 40 ml asam asetat
Baku pembanding Kokain Hidroklorida BPFI; lakukan glasial P dan 10 ml raksa(III) asetat LP. Tambahkan 2
pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam sebelum tetes merah kuinaldin LP dan titrasi dengan asam
digunakan. perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

Tiap ml asam perklonat 0,1 N


setara dengan 33,98 mg C12H21NO4.HCl
- 721 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Larutan baku Larutkan Kolekalsiferol BPFI dalam
tidak tembus cahaya. larutan squalen (1 dalam 100) dalam kloroform P yang
dibuat segar dan tanpa pemanasan hingga kadar lebih
kurang 50 mg per ml.
KOLEKALSIFEROL Larutan uji Larutkan zat dalam larutan squalen (1
Cholecalciferol dalam 100) dalam kloroform P yang dibuat segar dan
tanpa pemanasan hingga kadar lebih kurang 50 mg per
CH3 CH3 CH3
ml.
H CH3
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan baku dan Larutan uji pada jarak 2,5 cm dari
H tepi bawah lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm. Lakukan proses selanjutnya di tempat gelap.
CH2
Masukkan lempeng ke dalam bejana yang telah
dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
HO
hingga 15 cm dari titik penotolan. Angkat lempeng,
tandai batas rambat, biarkan kering di udara dan semprot
(3,5Z,7E)-kolekalsiferol [67-97-0] lempeng dengan Penampak bercak: harga Rf bercak
C27H44O BM 384,64 berwarna jingga kekuningan (kolekalsiferol) dari Larutan
uji sama dengan harga Rf bercak Larutan baku dan jika
Kolekalsiferol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan terdapat bercak violet di bawah bercak kolekalsiferol
tidak lebih dari 103,0% C27H44O. adalah 7-dehidrokolesterol.

Pemerian Hablur putih; tidak berbau. Dipengaruhi oleh Rotasi jenis <1081> Antara +105º dan +112º; lakukan
udara dan cahaya. Melebur pada suhu lebih kurang 85. penetapan menggunakan larutan yang mengandung 5 mg
per ml dalam etanol P. Buat larutan segar dengan
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, menggunakan kolekalsiferol dari wadah yang dibuka
dalam kloroform dan dalam minyak lemak. tidak lebih dari 30 menit dan tetapkan rotasi dalam waktu
Baku pembanding Kolekalsiferol BPFI; simpan di 30 menit setelah pembuatan larutan.
tempat dingin, terlindung cahaya; biarkan mencapai suhu
ruang sebelum ampul dibuka. Gunakan secukupnya, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
buang sisa yang tidak digunakan. Vitamin D untuk Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kesesuaian sistem pada Penetapan kadar BPFI; tidak Kromatografi <931>.
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Biarkan mencapai Heksan dehidrat Buat kolom kromatografi dengan
suhu ruang sebelum ampul dibuka. Pindahkan isi yang menggunakan tabung kromatografi berdiameter 8 cm,
tidak diperlukan dari ampul ke dalam wadah yang panjang 60 cm, dengan 500 g tanah silika untuk
tertutup rapat, simpan di bawah nitrogen P di tempat kromatografi P ukuran 50-250 µm yang telah diaktifkan
sejuk dan gelap. dengan pemanasan pada suhu 150 selama 4 jam.
Lakukan dengan cara Kromatografi kolom adsorpsi
Identifikasi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Alirkan 500 ml
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan heksan P melalui kolom, kumpulkan eluat dalam labu
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya bersumbat kaca.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Fase gerak Buat larutan n-amil alkohol P dalam
Kolekalsiferol BPFI pada rentang antara 2 µm - 12 µm. Heksan dehidrat (3 dalam 1000). Perbandingan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml komponen dan laju alir dapat bervariasi untuk memenuhi
dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum persyaratan kesesuaian sistem.
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Larutan baku [Catatan Gunakan peralatan kaca
Kolekalsiferol BPFI; serapan masing-masing pada aktinik rendah dan buat larutan segar setiap hari].
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 263 Timbang saksama lebih kurang 30 mg Kolekalsiferol
nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%. BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
C. Larutkan 0,5 mg zat dalam kloroform P, tambahkan dalam toluen P tanpa pemanasan, tambahkan toluen P
0,3 ml asetat anhidrida P dan 0,1 ml asam sulfat P, sampai tanda. Pipet 10 ml larutan, masukkan ke dalam
kocok kuat: terjadi warna merah terang dan cepat berubah labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
menjadi hijau melalui violet dan biru. tanda. Kadar larutan lebih kurang 120 µg per ml.
D. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi Larutan uji [Catatan Gunakan peralatan kaca aktinik
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. rendah dan buat larutan segar setiap hari]. Timbang
Fase gerak Campuran sikloheksan P-dietil eter P saksama lebih kurang 30 mg zat, masukkan ke dalam labu
(50:50). tentukur 50-ml dan lakukan seperti tertera pada Larutan
Penampak bercak Buat larutan asetil klorida P (1 baku, mulai dengan “Larutkan dalam toluen P tanpa
dalam 50) dalam antimon triklorida LP. pemanasan”. Kadar larutan lebih kurang 120 µg per ml.
- 722 -

Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang 250 pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Resin
mg Vitamin D untuk kesesuaian sistem pada Penetapan Kolestiramin BPFI.
kadar BPFI, larutkan dalam 10 ml campuran toluen P-
Fase gerak (1:1). Refluks pada suhu 90 selama 45 menit Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
dan dinginkan; larutan ini mengandung kolekalsiferol, Keseragaman bobot.
pre-kolekalsiferol dan trans-kolekalsiferol.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x Kromatografi <931>.
25 cm berisi bahan pengisi L3. Lakukan kromatografi Fase gerak, Dapar kalium fosfat, Larutan natrium
terhadap Larutan kesesuaian sistem lima kali glikokolat, Larutan pembanding, Larutan baku, Larutan
penyuntikan, rekam kromatogram dan ukur respons kesesuian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara seperti tertera pada uji Kapasitas penukar anion dalam
puncak trans-kolekalsiferol dan pre-kolekalsiferol tidak Resin Kolestiramin.
kurang dari 1,0 dan simpangan baku relatif dari puncak Larutan uji Timbang saksama sejumlah kolestiramin
kolekalsiferol tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif untuk suspensi oral setara dengan 100 mg resin
pre-kolekalsiferol, trans-kolekalsiferol dan kolekalsiferol kolestiramin, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml.
berturut-turut lebih kurang 0,4; 0,5 dan 1,0. Pipet 15 ml Larutan natrium glikokolat ke dalam labu,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume aduk secara mekanik selama 2 jam. Masukkan larutan ke
sama (5 - 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji, ke dalam dalam tabung sentrifuga, sentrifus selama 15 menit. Pipet
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons 5 ml beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kolekalsiferol, dengan air sampai tanda.
C27H44O, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan pembanding, Larutan
r  baku, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
0,25 C  U  kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
 rS  jumlah dalam mg resin kolesteramin dalam kolestiramin
C adalah kadar Kolekalsiferol BPFI dalam µg per ml untuk suspensi oral yang digunakan dengan rumus:
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak kolekalsiferol dari Larutan uji dan Larutan baku.  M  W S   2 , 5 r R  rU 
     
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup  Q  W U   2 , 5 rR  rS 
rapat di bawah nitrogen, di tempat sejuk dan terlindung
cahaya. M adalah jumlah natrium glikokolat yang tertera pada
etiket dalam g, yang diserap per g Resin Kolestiramin
BPFI; rR, rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
RESIN KOLESTIRAMIN UNTUK SUSPENSI Larutan pembanding, Larutan uji dan Larutan baku; WS
ORAL adalah bobot dalam mg Resin Kolestiramin BPFI dalam
Cholestyramine Resin for Oral Suspension Larutan baku; WU adalah bobot dalam mg kolestiramin
untuk suspensi oral dalam Larutan uji; Q adalah jumlah
Kolestiramin untuk Suspensi Oral adalah campuran resin natrium glikokolat yang diserap per g resin resin
kolestiramin dengan bahan tambahan yang sesuai, bahan kolestiramin kering yang diperoleh dari uji Kapasitas
pewarna dan perisa. Mengandung resin kolestiramin penukar anion dalam Resin Kolestiramin.
kering tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. rapat.
Baku pembanding Resin Kolestiramin BPFI; lakukan
pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada tekanan KOLISTIN SULFAT
tidak lebih dari 50 mmHg pada suhu 70 selama 16 jam. Colistin Sulfate
Simpan dalam wadah tertutup rapat.

Identifikasi Masukkan sejumlah zat setara dengan lebih


kurang 500 mg resin kolestiramin kering, ke dalam labu
yang sesuai, tambahkan 100 ml asam klorida 0,1 N, aduk
sampai padatan tersuspensi, panaskan di atas tangas uap
Dbu adalah asam L-α,γ-diaminobutirat;
selama 10 menit. Saring, cuci residu tiga kali, tiap kali
Thr adalah thyrosin;
dengan 50 ml air dan keringkan pada suhu 70 pada
Leu adalah leucin;
tekanan tidak lebih dari 50 mmHg selama 16 jam:
DLeu adalah d leucin;
spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
R adalah 5-metilheptil dalam Kolistin A dan 5-metilheksil
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
dalam Kolistin B
- 723 -

Kolistin sulfat [1264-72-8] mmHg pada suhu 60° selama 3 jam menggunakan lebih
kurang 100 mg zat.
Kolistin Sulfat adalah garam sulfat suatu bahan anti
bakteri yang diperoleh dari hasil pembiakan Bacillus Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang tertera
polymyxa var. colistinus. Mempunyai potensi setara pada Kolistin dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara
dengan tidak kurang dari 500 µg kolistin per mg. Mikrobiologi <131>.

Pemerian Serbuk halus; putih sampai agak kuning; tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
berbau.

Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam KOLKHISIN


metanol; tidak larut dalam aseton dan dalam eter. Colchicine
Baku pembanding Kolistin Sulfat BPFI; lakukan H3CO H

pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada NHCOCH3


suhu 60 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
H3CO
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di
tempat dingin. OCH3 O

OCH3
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 20 mg zat dalam 2 ml larutan
N-(5,6,7,9-Tetrahidro-1,2,3,10-tetrametoksi-9-
dapar (yang dibuat dengan menambahkan natrium
oksobenzo[a]heptalen-7-il)-asetamida [64-86-8]
hidroksida 1 N pada 50 ml kalium fosfat monobasa 1 M
C22H25NO6 BM 399,44
sampai pH 7,0, encerkan dengan air hingga 100 ml dan
campur). Tambahkan 0,2 ml larutan ninhidrin P (1 dalam
Kolkhisin adalah suatu alkaloid diperoleh dari Colchicum
200) dan didihkan: terjadi warna ungu.
sp, mengandung tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih
B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji
dari 101,0% C22H25NO6, dihitung terhadap anhidrat bebas
Identifikasi Umum <291>.
pelarut.
C. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
[Perhatian Kolkhisin sangat beracun.]
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran natrium fosfat tribasa P
Pemerian Serbuk putih atau serbuk atau serpihan amorf,
dan asetonitril P (77:33), atur pH hingga 3,0 dengan
kuning pucat sampai kuning kehijauan pucat; tidak
penambahan asam fosfat P. Jika perlu lakukan
berbau atau hampir tidak berbau; menjadi lebih gelap jika
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
terkena cahaya.
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang sejumlah Kolistin Sulfat BPFI,
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 6
dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
mg per ml. Lindungi larutan dari cahaya.
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Baku pembanding Kolkhisin BPFI; lakukan pengeringan
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 6 mg per ml.
Lindungi larutan dari cahaya. pada suhu 105 selama 3 jam sebelum digunakan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dilengkapi dengan detektor 212 nm dan kolom 4,6 mm x dikeringkan pada suhu 105 selama 3 jam dan
25 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
kurang 1 ml per menit. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume seperti pada Kolkhisin BPFI.
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram. Rotasi jenis <101> Antara -240° dan -250°, dihitung
Kromatogram dari Larutan uji sesuai secara kualitatif terhadap zat anhidrat bebas pelarut; lakukan penetapan
dengan Larutan baku, menunjukkan respons puncak yang menggunakan larutan yang mengandung 100 mg zat
sesuai dengan kolistin A dan puncak minor pada waktu dalam 10 ml etanol P.
retensi relatif lebih kurang 0,55 (kolistin B) dan 0,8.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
pH <1071> Antara 4,0 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan 10 mg per ml. Kolkhiseina Pada 5 ml larutan zat (1 dalam 100)
tambahkan 2 tetes besi(III) klorida LPI: tidak terjadi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; warna hijau.
lakukan pengeringan dalam tekanan tidak lebih dari 5
- 724 -

Kloroform dan etil asetat Lakukan penetapan dengan tentukur 100-ml, encerkan dengan campuran sama
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi sampai tanda.
<931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan baku internal Encerkan 1,0 ml n-propanol P Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dengan air hingga 100,0 ml. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
Larutan baku Pipet 1 ml kloroform P, 1 ml etil asetat P 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1
dan 1 ml n-propanol P ke dalam labu tentukur 1000-ml, ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
tambahkan air sampai tanda. Tiap ml Larutan baku baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
mengandung 1,48 mg kloroform dan 0,90 mg etil asetat. seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, kurang dari 4500 lempeng teoritis, waktu retensi antara
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dengan 5,5 dan 9,5 menit dan simpangan baku relatif pada
lebih kurang 8 ml air, tambahkan 1,0 ml Larutan baku penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
internal dan tambahkan air sampai tanda. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ionisasi nyala, kolom 4 mm x 1,5 m berisi bahan pengisi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
20% fase diam G14 pada partikel penyangga S1. semua respons puncak yang diperoleh selama 1,5 kali
Pertahankan suhu kolom pada 75, gunakan nitrogen P waktu retensi kolkhisin. Hitung jumlah dalam mg
sebagai gas pembawa. Suntikkan Larutan baku dan kolkhisin, C22H25NO6, dengan rumus:
Larutan uji. Tetapkan tinggi puncak relatif kloroform dan
etil asetat terhadap tinggi puncak n-propanol, dan hitung r 
persentase bobot dari kloroform dan etil asetat dalam 10 C  U 
Larutan uji. Jumlah persentase kloroform, etil asetat dan  rS 
air seperti tertera pada Air, tidak lebih besar dari 10,0%.
C adalah kadar Kolkhisin BPFI dalam µg per ml Larutan
Kemurnian kromatografi Jumlah respons puncak lain baku; rU dan rS berturut-turut adalah perbandingan
selain kolkhisin, yang dieluasi selama 1,5 kali waktu respons puncak kolkhisin dalam Larutan uji dan Larutan
retensi kolkhisin, tidak lebih dari 5,0% dari jumlah semua baku.
respons seperti tertera pada Penetapan kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> tidak tembus cahaya.
Metode I Memenuhi syarat.
Larutan uji Buat larutan zat dengan kadar 20 mg per ml.
Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali yang TABLET KOLKHISIN
tertera pada Larutan baku dalam Cemaran Senyawa Colchicine Tablet
Organik Mudah Menguap <471>.
Tablet Kolkhisin mengandung kolkhisin, C22H25NO6 tidak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dari
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan semua
pengenceran dalam peralatan kaca aktinik rendah]. Baku pembanding Kolkhisin BPFI, tidak boleh
Fase gerak Encerkan 45 ml kalium fosfat monobasa dikeringkan. Untuk penetapan kadar, tetapkan kadar air
0,5 M dengan air hingga 450 ml. Tambahkan lebih secara titrimetri dan lakukan koreksi terhadap kandungan
kurang 530 ml metanol P, dinginkan sampai suhu ruang pelarut yang tertera pada etiket pada saat digunakan.
dan tambahkan metanol P hingga 1000 ml. Atur pH, Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
dengan penambahan asam fosfat 0,5 M hingga pH 5,5 ± pada tempat dingin dan kering.
0,05, saring melalui penyaring membran dengan porositas
0,45 µm. Identifikasi Timbang dan serbukkan sejumlah tablet,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kolkhisin setara dengan lebih kurang 20 mg kolkhisin, gerus
BPFI, larutkan dalam campuran metanol P dan air (1:1), dengan 20 ml air, biarkan mengendap dan saring
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan campuran beningan ke dalam corong pisah. Ekstraksi dengan 30 ml
sama hingga kadar lebih kurang 6 µg per ml. Larutan ini kloroform P. Uapkan ekstrak menggunakan panas sedang
stabil selama 4 bulan jika disimpan dalam wadah bertutup sampai kering. Spektrum serapan inframerah residu yang
rapat dan dalam ruang gelap. didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Larutan uji [Catatan Larutan harus dibuat segar.] maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Timbang saksama lebih kurang 60 mg zat masukkan ke seperti pada Kolkhisin BPFI.
dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dengan campuran
metanol P-air (1:1), encerkan dengan campuran sama Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu [Catatan Lakukan pengujian dengan segera, di bawah
cahaya lemah, dan gunakan alat kaca aktinik rendah]
- 725 -

Media disolusi: 500 ml air Identifikasi Tambahkan 2 g zat sedikit demi sedikit ke
Alat tipe 1: 100 rpm dalam 100 ml air, kocok kuat. Diamkan selama tidak
Waktu: 30 menit kurang dari 12 jam agar terbasahi sempurna. Tempatkan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C22H25NO6 yang 2 ml campuran pada lempeng kaca yang sesuai dan
terlarut dengan cara seperti tertera pada Penetapan kadar, biarkan kering di udara pada suhu ruang hingga terbentuk
jika perlu lakukan modifikasi. lapisan tipis yang merata. Masukkan lempeng ke dalam
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak desikator hampa udara di atas etilen glikol P selama 12
kurang dari 75% (Q) C22H25NO6, dari jumlah yang tertera jam. Rekam pola difraksi sinar X seperti yang tertera
pada etiket. pada Difraksi sinar-X <811> dan hitung harga d; amati
beberapa puncak, pada harga d antara 10,3 dan 10,7
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Angstrom.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Uji batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Escherichia coli.
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan semua
pengenceran menggunakan alat kaca aktinik rendah]. pH <1071> Antara 7,0 dan 9,5; lakukan penetapan
Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi menggunakan 1,0 g zat yang didispersikan dalam 10 ml
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam air bebas karbon dioksida P.
Kolkhisin.
Larutan uji [Catatan Lakukan segera sebelum Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 17,0%;
digunakan] Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 lakukan pengeringan pada suhu 105º hingga bobot tetap.
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 0,6 mg kolkhisin, masukkan ke Susut pemijaran <1111> Antara 17,0% dan 27,0%;
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml campuran lakukan pemijaran pada suhu 1000º selama 1 jam.
metanol P-air (1:1), dan kocok secara mekanik selama 15
menit, bilas dinding labu tentukur selama lebih kurang 8 Zat mudah menguap Antara 7,5% dan 12,5% dihitung
menit, encerkan dengan campuran metanol P-air (1:1) terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pemijaran
sampai tanda, saring melalui penyaring membran dengan pada suhu 600º selama 1 jam.
porositas 0,45 m.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Zat larut asam Tidak lebih dari 15%; lakukan penetapan
kadar dalam Kolkhisin dan ukur respons puncak sebagai berikut: Didihkan 2,0 g zat dengan 100 ml asam
kolkhisin. klorida 0,2 N selama 5 menit, dinginkan. Tambahkan air
Hitung jumlah dalam mg kolkhisin, C22H25NO6, dalam hingga volume 100 ml dan saring. Uapkan 50 ml filtrat
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: hingga kering dan pijarkan residu pada suhu 600º: bobot
residu tidak lebih dari 150 mg.
r 
0 ,1C  U  Karbonat Campur 1,0 g zat dengan 15 ml asam sulfat
 rS  0,5 N: tidak terjadi gelembung udara.

Arsen dan Timbal Pada 5,0 g zat tambahkan 50 ml asam


C adalah kadar Kolkhisin BPFI dalam g per ml Larutan
nitrat 1 N, didihkan selama 30 menit dan tambahkan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
asam nitrat 1 N agar volume tetap 50 ml. Saring ke dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
labu tentukur 100-ml, cuci penyaring dengan air,
masukkan air cucian ke dalam labu tentukur dan encerkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dengan air sampai tanda.
tidak tembus cahaya.
Arsen Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
spektrofotometri serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> yang
KOLOIDAL ATAPULGIT TERAKTIVASI dilengkapi dengan tanur grafit untuk menguapkan arsen
Colloidal Activated Attapulgite dan ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum 189,0 nm bandingkan terhadap baku.
Koloidal Atapulgit Teraktivasi adalah magnesium Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
aluminium silikat alam yang dimurnikan. dengan spektrofotometri serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>, yang
Pemerian Serbuk sangat halus; tidak mengembang; tidak dilengkapi dengan tanur grafit untuk menguapkan timbal
mengandung partikel seperti pasir, warna krem. Jika dan ukur serapan pada panjang gelombang serapan
disebarkan dalam air, terbentuk suspensi yang kental. maksimum 283,3 nm bandingkan terhadap baku.

Kelarutan Tidak larut dalam air. Kehalusan serbuk Tidak lebih dari 0,30% dihitung
terhadap bobot contoh. Tambahkan 50 g zat ke dalam 450
- 726 -

ml air yang mengandung 5 g natrium pirofosfat P, aduk vasopresin sangat peka terhadap perubahan kecil
selama 10 menit, ayak dengan Pengayak nomor 325 konsentrasi asetonitril].
seperti tertera pada Pengayak dan Derajat Halus Serbuk Larutan baku Larutkan seluruh isi vial Vasopresin
<1141>, cuci sisa dengan hati-hati sampai bersih. BPFI dalam Dapar fosfat yang diketahui volumenya.
Keringkan sisa pada suhu 105º hingga bobot tetap. Encerkan larutan dengan Dapar fosfat hingga kadar lebih
kurang 0,1 unit Vasopresin FI per ml.
Kapasitas adsorpsi Pada 10 ml suspensi zat dalam air (1 Larutan uji Larutkan seluruh isi vial injeksi dalam
dalam 10), tambahkan 80 ml biru metilen P (1 dalam Dapar fosfat yang diketahui volumenya. Encerkan
1000) kocok. Tambahkan 10 ml larutan barium klorida P larutan dengan Dapar fosfat hingga kadar lebih kurang
(1 dalam 50) dan kocok. Diamkan selama 15 menit. 2,0 unit Kortikotropin FI per ml.
Masukkan 40 ml beningan ke dalam tabung sentrifuga 50 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
ml dan sentrifus. Pada 5 ml beningan tambahkan 495 ml Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
air: warna larutan tidak lebih gelap dari larutan yang dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
mengandung biru metilen 1,5 µg per ml. 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
INJEKSI KORTIKOTROPIN penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Corticotropin Injection Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
Kortikotropin [9002-60-2] ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Injeksi Kortikotropin adalah larutan steril dalam pelarut respons puncak utama. Hitung aktivitas vasopresin dalam
yang sesuai dari bahan yang mengandung hormon unit Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI dengan
polipeptida yang dapat meningkatkan kecepatan sekresi rumus:
kortikosteroid adrenal yang diperoleh dari lobus pituitaria
anterior mamalia yang digunakan untuk makanan  C   rU 

manusia. Potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih  
 2   rS 
dari 125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam
unit Kortikotropin FI. Dapat mengandung zat antimikroba
yang sesuai. C adalah kadar dalam unit Vasopresin FI per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh Larutan uji dan Larutan baku.
dikeringkan sebelum digunakan, simpan pada suhu 0
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
atau di bawah 0. Vasopresin BPFI. Asam Askorbat BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, pada Injeksi volume kecil.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari
kontaminasi], rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
larutan, dalam lemari pendingin. Penetapan kadar
Larutan baku Pipet 2,5 ml gelatin LP masukkan ke
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,1 unit dalam sejumlah Kortikotropin BPFI, hingga kadar ± 2,0
Endotoksin FI per unit Kortikotropin FI. unit Kortikotropin FI per ml. Buat 3 enceran larutan baku
dengan gelatin LP sebagai pelarut, hingga kadar masing-
Aktivitas vasopresin Tidak lebih dari 0,05 unit masing kotikotropin merupakan seri geometrik seperti
Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI. Lakukan 1:2:4 atau 1:3:9 dan jumlah kortikotropin 10 - 300
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi miliunit per 0,5 ml.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan uji Dengan cara yang sama menggunakan
Dapar fosfat Larutkan 6,6 g amonium fosfat dibasa P pelarut yang sama, buat tiga enceran injeksi kortikotropin
dalam 950 ml air, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan seperti tertera pada Larutan baku.
asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga 1000 ml, Hewan uji Tikus sehat dengan jenis kelamin sama,
campur. yang diberi makanan cukup mengandung vitamin dan
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat dan asetonitril mineral. Anestesi tikus dengan eter, keluarkan hipofisis
P (87:13), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan dari tiap hewan dengan cara penyedotan melalui tabung
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada dengan ujung runcing halus. Antara 16 dan 48 jam,
Kromatografi <931>. [Catatan Waktu retensi puncak setelah operasi, pilih tikus dengan bobot tubuh antara 80
dan 180 g, tidak seekor hewanpun mempunyai bobot
berbeda lebih dari 30% dari yang paling ringan dan
- 727 -

jumlah tikus adalah kelipatan 6. Kelompokkan tikus


menjadi 6 kelompok dengan ukuran yang sama masing-
 4iTa 
masing tidak kurang dari 6 tikus dan bagikan secara acak M     log R
satu dari tiga Enceran larutan baku atau dari tiga Larutan  3Tb 
uji pada tiap kelompok.
Prosedur Suntikkan secara subkutan pada semua tikus Ta = Ʃ (Tu-Ts); Tb = Ʃ (T3-T1); i adalah interval antara log
dalam kelompok dengan dosis uji yang telah disiapkan. dosis berturut-turut dari Larutan baku dan Larutan uji; R
Tiga jam setelah penyuntikan, anestesi tikus dan = vs/vu adalah perbandingan dosis tertinggi dari baku
dikeluarkan kelenjar adrenal dari tiap tikus, bersihkan dalam unit FI (vs) terhadap dosis tertinggi dari sediaan uji
dari jaringan lain yang menempel, timbang segera tiap dalam ml (vu). Hitung interval log keyakinan, L, seperti
pasang menggunakan timbangan dengan ketelitian lebih tertera pada Interval dan Batas Keyakinan Potensi dalam
kurang 0,2 mg. Masukkan kelenjar masing-masing tikus Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>.
yang telah ditimbang ke dalam wadah yang mengandung Pengulangan Ulangi penetapan kadar tidak kurang dari
8,0 ml larutan asam metafosfat P (1 dalam 40), hancurkan satu kali. Uji kesesuaian antara dua uji atau lebih dan
kelenjar dengan cara penggilingan bersama sejumlah hitung bobot masing-masing seperti tertera pada
kecil pasir yang telah dicuci. Tutup tiap wadah dan Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri dalam
lakukan dengan cara yang sama hingga semua kelenjar Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>. Hitung
terekstraksi. bobot rata-rata Log potensi dan interval keyakinan, LC,
Penetapan asam askorbat Saring ekstrak asam
seperti tertera pada Interval dan Batas Keyakinan Potensi
metafosfat, pipet 4 ml masing-masing filtrat, masukkan
dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>.
ke dalam masing-masing wadah yang sesuai dan berisi
Potensi, P* memenuhi syarat jika P* = anti log tidak
4,0 ml indofenol asetat LP. Campur dan ukur serapan
maksimum pada panjang gelombang 520 nm. Dari kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari
serapan yang diperoleh dan kurva baku yang dibuat potensi yang tertera pada etiket dan jika interval
seperti tertera pada Pembuatan kurva baku, hitung jumlah keyakinan tidak lebih dari 0,40.
asam askorbat dalam mg per 100 g jaringan kelenjar
adrenal. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Pembuatan kurva baku Menggunakan 3 larutan baku atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe 1. Simpan di tempat
masing-masing dengan kadar 6,0; 8,0 dan 10,0 µg per ml dingin.
Asam Askorbat BPFI dalam larutan asam metafosfat P (1
dalam 40). Pipet 4 ml indofenol asetat LP, masukkan ke Penandaan Jika pada etiket merekomendasikan
dalam 3 wadah yang sesuai, sebaiknya kuvet. Tambahkan pemberian melalui intravena, tertera informasi spesifik
4,0 ml satu dari tiga Larutan baku ke dalam salah satu tentang dosis.
kuvet, campur dan segera ukur serapan dengan alat dan
kondisi yang sama seperti pada ekstrak kelenjar adrenal.
Ulangi prosedur untuk dua Larutan baku lainnya. Buat KORTIKOTROPIN UNTUK INJEKSI
kurva kadar terhadap serapan, tarik garis lurus yang Corticotropin for Injection
paling mendekati 3 titik larutan baku.
Perhitungan Tabulasikan kadar asam askorbat dalam Kortikotropin [9002-60-2]
kelenjar adrenal yang diperoleh dari masing-masing tikus
ditandai dengan y dari masing-masing kelompok dosis Kortikotropin untuk Injeksi adalah sediaan kering steril,
dari f tikus. Jika data dari satu atau lebih tikus tidak dapat mengandung hormon polipeptida yang dapat
digunakan, sesuaikan kelompok menjadi sama dengan meningkatkan kecepatan sekresi kortikosteroid adrenal,
cara yang sesuai seperti tertera pada Penggantian nilai yang diperoleh dari lobus pituitaria anterior mamalia
yang hilang dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati yang digunakan untuk makanan manusia. Mempunyai
<81>. Jumlah harga y dari masing-masing kelompok potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari
ditandai dengan T, tandai subskrip 1 - 3 untuk tiga dosis 125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam unit
berturut-turut dan tandai S dan U untuk baku dan sediaan Kortikotropin FI. Dapat mengandung zat antimikroba,
uji. Lakukan uji kesesuaian kemiringan dan pelarut dan dapar yang sesuai.
kelengkungan garis dosis respons untuk baku dan sediaan
uji untuk 3 dosis uji seperti tertera pada Pengujian Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh
Keabsahan Penetapan dalam Desain dan Analisis dikeringkan sebelum digunakan, simpan pada suhu 0
Penetapan Hayati <81>. Jika gabungan ketidaksesuaian atau di bawah 0. Vasopresin BPFI. Asam Askorbat
seperti yang diukur sebagai F3 melebihi nilai tabel pada BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan,
tabel 9 seperti tertera pada Kombinasi dari penetapan simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
yang berdiri sendiri dalam Desain dan Analisis cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
Penetapan Hayati <81> gunakan data ini sebagai data uji penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
pendahuluan dan ulangi penetapan kadar. Tetapkan menghindari kontaminasi], rekonstitusi seluruh isi,
logaritma potensi dari injeksi dengan rumus:
- 728 -

gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 17,21-Dihidroksipregn-4-ena-3,11,20-triona,21-asetat


belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. [50-04-4]
C23H30O6 BM 402,48
Aktivitas vasopresin Tidak lebih dari 0,05 unit
Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI. Lakukan Kortison Asetat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi tidak lebih dari 102,0% C23H30O6, dihitung terhadap zat
seperti tertera pada Kromatografi <931>. yang telah dikeringkan.
Dapar fosfat, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Aktivitas Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak
vasopresin dalam Injeksi Kortikotropin. berbau, stabil di udara. Melebur pada suhu lebih kurang
Larutan uji Larutkan seluruh isi vial kortikotropin 240 disertai peruraian sebagian.
untuk injeksi dalam Dapar fosfat yang diketahui
volumenya. Encerkan larutan dengan Dapar fosfat hingga Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
kadar lebih kurang 2,0 unit Kortikotropin FI per ml. kloroform; larut dalam dioksan; agak sukar larut dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume aseton; sukar larut dalam etanol.
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Baku pembanding Kortison Asetat BPFI; lakukan
respons puncak utama. Hitung aktivitas vasopresin dalam pengeringan pada suhu 105 selama 30 menit sebelum
unit Vasopresin FI per Unit Kortikotropin FI dengan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
rumus:
Identifikasi
C   rU  A. Larutkan sejumlah kortison asetat dalam metanol P,
 
 2   rS  uapkan metanol di atas tangas uap. keringkan residu pada
suhu 105 selama 30 menit; spektrum serapan inframerah
C adalah kadar unit Vasopresin FI per ml Larutan baku; residu yang didispersikan dalam kalium bromida P
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Larutan uji dan Larutan baku. gelombang yang sama seperti pada Kortison Asetat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
pH <1071> Antara 2,5 dan 6,0; lakukan penetapan dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
menggunakan larutan yang dikonstitusi seperti tertera pada panjang gelombang yang sama seperti pada
pada etiket. Kortison Asetat BPFI; serapan dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera maksimum lebih kurang 238 nm, berbeda tidak lebih dari
pada Injeksi volume kecil. 3,0%.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Sterilitas <71>,
Rotasi jenis <1081> Antara +208 dan +217, dihitung
Keseragaman sediaan <911>, Larutan terkonstitusi dan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
menggunakan larutan 10 mg per ml dalam dioksan P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Penetapan kadar dalam Injeksi Kortikotropin. lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 30 menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk sediaan
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
padat steril seperti tertera pada Injeksi.
penetapan menggunakan 100 mg zat.
Penandaan Jika pada etiket merekomendasikan Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
pemberian melalui intravena, tertera informasi spesifik lebih dari 1,5% dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%.
tentang dosis.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Buat campuran air-asetonitril P (7:3).
KORTISON ASETAT Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Cortisone Acetate menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
O
Kromatografi <931>.
CH3
OH Larutan B Buat campuran asetonitril P–air (7:3).
O CH3
O Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
CH3 H
O
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
H H Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
O Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.
- 729 -

Pengencer Buat campuran asetonitril P-air-asam 250-ml. Tambahkan 100 ml Pengencer, sonikasi sampai
asetat glasial P (7:3:0,1), saring. larutan jernih. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kortison Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat
Asetat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan dan lanjutkan seperti tertera pada Larutan baku.
jika perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kurang 20 µg per ml. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10
encerkan dengan Pengencer sampai tanda, sonikasi. µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis;
15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; faktor kapasitas, k’,
per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Waktu Larutan Larutan B Eluasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
(menit A (%) (%) sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
) ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
0 90 10 kesetimbangan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kortison
0-5 90 10 isokratik asetat, C23H30O6, dalam zat yang digunakan dengan
5-25 90 → 10 10 → 90 gradien linier rumus:
25-30 10 90 isokratik
30-31 10 → 90 90 → 10 gradien linier r 
31-51 90 10 isokratik 250 C  U 
 rS 
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera C adalah kadar Kortison Asetat BPFI dalam mg per ml
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
ulang tidak lebih dari 5,0%. puncak kortison asetat dari Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur baik, pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º dan
respons puncak. Hitung persentase masing-masing 30º.
cemaran dalam zat dengan rumus:
SUSPENSI STERIL KORTISON ASETAT
C   ri 
 Cortisone Acetate Injectable Suspension
1000  
W   rS 
Suspensi Steril Kortison Asetat adalah suspensi steril
kortison asetat dalam media cair yang sesuai.
C adalah kadar Kortison Asetat BPFI dalam mg per ml
Mengandung kortison asetat, C23H30O6, tidak kurang dari
dalam Larutan baku; W adalah jumlah dalam mg zat yang
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
digunakan untuk membuat Larutan uji; ri adalah respons
tertera pada etiket.
puncak masing-masing cemaran dan rS adalah respons
puncak utama dari Larutan baku. Baku pembanding Kortison Asetat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 30 menit sebelum
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi Campur sejumlah volume suspensi setara
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (550:450). dengan lebih kurang 25 mg kortison asetat dengan 25 ml
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian air. Sentrifus atau diamkan sampai bagian yang tidak
menurut kesesuaian sistem seperti tertera pada larut mengenap, dekantasi dan buang beningan.
Kromatografi <931>. Tambahkan 20 ml metanol P, jika perlu goyang kuat dan
Dapar pH 4 Masukkan 20 ml asam klorida 1 N; 150 panaskan untuk melarutkan residu. Uapkan pelarut di atas
ml kalium klorida 0,5 N dan 50 ml natrium asetat 0,5 M tangas uap dengan bantuan aliran udara dan keringkan
ke dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air residu pada suhu 105º selama 30 menit. Residu yang
sampai tanda. diperoleh memenuhi uji Identifikasi A dalam Kortison
Pengencer Campuran asetonitril –Dapar pH 4 (1:1). Asetat.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0.
- 730 -

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.


 V  R 
W   U 
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara  12  R S 
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. W adalah bobot Kortison Asetat BPFI dalam mg untuk
Fase gerak Buat campuran n-butil klorida P-air yang membuat Larutan baku; V adalah kapasitas labu tentukur
dijenuhkan dengan n-butil klorida P-tetrahidrofuran P- yang digunakan untuk membuat Larutan uji dalam ml; RU
metanol P-asam asetat glasial P (95:95:14:7:6). Saring dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian kortison asetat terhadap baku internal dari Larutan uji dan
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Larutan baku.
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan prednison dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg
Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer bersumbat 50 ml. Tambahkan 20,0 ml TABLET KOTRIMOKSAZOL
Larutan baku internal dan sonikasi selama 5 menit. TABLET SULFAMETOKSAZOL DAN
Saring sebagian larutan melalui alat penyaring dari TRIMETOPRIM
politef, campur 1,0 ml filtrat dengan 4,0 ml Fase gerak. Cotrimoxazole Tablet
Larutan uji Pipet 2 ml suspensi yang baru dicampur ke
dalam labu tentukur yang sesuai hingga diperoleh kadar Tablet Kotrimoksazol mengandung Sulfametoksazol,
kortison asetat 2 mg per ml bila diencerkan sampai tanda. C10H11N3O3 dan Trimetoprim, C14H18N4O3, tidak kurang
Bilas suspensi yang tertinggal dalam pipet dengan dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
isopropanol P, masukkan ke dalam labu dan encerkan tertera pada etiket.
dengan pelarut sama sampai tanda dan sonikasi selama 3
menit. Pindahkan 3,0 ml larutan ke dalam labu Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan
Erlenmeyer bertutup 25-ml dan uapkan di atas tangas uap pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 4
dengan bantuan aliran udara hingga kering. Tambahkan jam sebelum digunakan. Sulfametoksazol BPFI; lakukan
10,0 ml Larutan baku internal, tutup dan sonikasi selama pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
5 menit. Saring melalui alat suntik penyaring dari politef, digunakan.
campur 1,0 ml filtrat dengan 4,0 ml Fase gerak.
Larutan resolusi Larutkan sejumlah hidrokortison Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
asetat dalam Larutan baku hingga kadar hidrokortison Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
asetat lebih kurang 0,1 mg per ml. Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk halus tablet
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labu tentukur
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 10-ml, tambahkan 8 ml metanol P, hangatkan selama
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x beberapa menit di atas tangas uap sambil sering dikocok.
25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml Dinginkan, encerkan dengan metanol P sampai tanda,
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sentrifus sebentar.
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Larutan baku trimetoprim Timbang saksama sejumlah
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kortison Trimetoprim BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
asetat dan hidrokortison asetat tidak kurang dari 2,2 (jika kadar 0,4 mg per ml.
perlu, tambahkan volume sama n-butil klorida P dan air Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama
jenuh n-butil klorida P ke dalam Fase gerak untuk sejumlah Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam metanol
memenuhi persyaratan ini). Lakukan kromatografi P hingga kadar 2 mg per ml.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Totolkan secara terpisah masing- masing 5 µl
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu Larutan uji, Larutan baku trimetoprim, Larutan baku
retensi relatif untuk kortison asetat dan prednison sulfametoksazol pada lempeng kromatografi silika gel P,
berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0; simpangan baku keringkan dengan aliran udara hangat. Masukkan lempeng
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. ke dalam bejana kromatografi yang dijenuhkan dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Fase gerak kloroform P-isopropil alkohol P-dimetilamina
sama (lebih kurang 15 µl) Larutan baku dan Larutan uji P (6:5:1). Biarkan merambat tiga per empat tinggi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur lempeng, angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kortison kering di udara dan amati dibawah cahaya ultraviolet 254
asetat, C23H30O6, dalam tiap ml suspensi steril dengan nm: harga Rf bercak trimetoprim dan sulfametoksazol yang
rumus: diperoleh dari Larutan uji sama dengan harga Rf yang
diperoleh dari Larutan baku yang sesuai berturut-turut
lebih kurang 0,3 dan lebih kurang 0,5.
- 731 -

Disolusi <1231> dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif trimetoprim dan
Alat tipe 2: 75 rpm. sulfametoksazol berturut-turut adalah 1,0 dan 1,8.
Waktu: 60 menit. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Lakukan penetapan jumlah sulfametoksazol sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
(C10H11N3O3) dan trimetoprim (C14H18N4O3) yang terlarut ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
seperti tertera pada Penetapan kadar, jika perlu lakukan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
penyesuaian volumetrik seperti pada Kromatografi trimetoprim (C14H18N4O3) dan sulfametoksazol
<931>. Hitung persentase masing-masing zat aktif yang (C10H11N3O3), dalam serbuk tablet yang digunakan
terlarut dengan membandingkan respons puncak yang dengan rumus:
diperoleh dari alikuot dengan respons puncak dari
komponen yang sesuai yang diperoleh dari larutan baku. r 
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak 1000 C  U 
kurang dari 70% (Q) C10H11N3O3 dan C14H18N4O3, dari  rS 
jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Baku Pembanding Fl yang sesuai dalam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
respons analit yang sesuai diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Kromatografi <931>.
tidak tembus cahaya.
Fase gerak Buat campuran 1400 ml air, 400 ml
asetonitril P dan 2,0 ml trietilamina P dalam labu
tentukur 2000-ml. Biarkan hingga suhu kamar dan atur
pH hingga 5,9 ± 0,1 menggunakan natrium hidroksida KREOLIN
0,2 N atau larutan asam asetat glasial P (1 dalam 100). Creolin
Encerkan dengan air sampai tanda, saring melalui
membran 0,45 µm. Jika perlu lakukan penyesuaian Kreolin adalah campuaran minyak ter dan sabun harsa,
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada mengandung tidak lebih dari 8,0% air. Kadar fenol tidak
Kromatografi <931>. kurang dari 15%.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Trimetoprim
BPFI dan Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam metanol Pemerian Cairan jernih, agak kental; cokelat tua; bau
P, encerkan secara kuantitatif dalam metanol P hingga khas.
kadar masing-masing lebih kurang 0,32 mg per ml dan
lebih kurang 0,32 J mg per ml. (J adalah perbandingan Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
jumlah dalam mg sulfametoksazol yang tertera pada etiket dan dalam eter.
terhadap jumlah dalam mg trimetoprim yang tertera pada
etiket dalam sediaan). Pipet 5 ml larutan ke dalam labu Identifikasi Campuran dengan air berupa emulsi putih
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai dan bereaksi alkalis lemah; jika diasamkan, terjadi
tanda. Larutan ini mengandung Trimetoprim BPFI lebih pemisahan.
kurang 0,032 mg per ml dan Sulfametoksazol BPFI lebih
kurang 0,032 J mg per ml. Bilangan iodum Tidak kurang dari 380 dan tidak lebih
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari dari 508; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara sisa yang diperoleh pada Penetapan kadar dalam 25 ml
dengan lebih kurang 160 mg sulfametoksazol, masukkan natrium hidroksida 2 N, tambahkan air secukupnya
ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang hingga 500,0 ml. Pada 25,0 ml larutan tambahkan 25,0 ml
50 ml metanol P dan sonikasi selama 5 menit sambil kalium bromat 0,1 N, 500 mg kalium bromida P dan 10
sering dikocok. Biarkan hingga suhu kamar, encerkan ml asam sulfat encer P, campur, biarkan selama 10 - 15
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml filtrat jernih menit, tambahkan 1 g kalium iodida P. Titrasi dengan
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase natrium tiosulfat 0,1 N LV (a ml). Lakukan penetapan
gerak sampai tanda. blangko (b ml). Hitung bilangan iodum dengan rumus:
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi  0,01269 b  a  
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
20 .000  100
 p 
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
p adalah bobot dalam mg sisa yang diperoleh pada
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Penetapan kadar.
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
sulfametoksazol dan trimetoprim tidak kurang dari 5,0
- 732 -

Air Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca masukkan Hidrokarbon Larutan (1 dalam 60) menunjukkan
campuran 5 ml larutan jenuh natrium klorida P dan 5 ml kekeruhan tidak lebih dari kekeruhan yang dihasilkan
asam sulfat encer P. Tambahkan 25 ml benzen P dan 25 larutan pembanding yang dibuat dengan mencampur 58
ml zat, kocok kuat selama 1 menit, biarkan selama 5 ml air; 1,5 ml asam sulfat 0,02 N dan 1 ml larutan barium
menit: volume lapisan bawah tidak lebih dari 12,0 ml. klorida P (1 dalam 10). Bandingkan kedua larutan setelah
larutan pembanding dikocok dan dibiarkan selama 5
Kemantapan Campur 3 bagian zat dengan 100 bagian menit.
air, biarkan selama 24 jam: tidak terjadi tetes minyak
pada permukaan cairan dan tidak terbentuk endapan. Fenol Tidak lebih dari 5,0% C6H6O; lakukan penetapan
sebagai berikut:
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 4 g zat, Asam nitrat encer Alirkan gelembung udara ke dalam
campur dengan 40 ml air. Tambahkan 6 g barium asam nitrat P sampai tidak berwarna, kemudian campur 1
hidroksida P, refluks di atas tangas air selama 30 menit bagian volume asam dengan 4 bagian volume air.
sambil sering dikocok. Biarkan mengendap, Larutan baku fenol Timbang lebih kurang 1 g fenol P,
enaptuangkan beningan melalui penyaring asbes. Cuci larutkan dalam 100 ml air, tetapkan kadar C6H6O sebagai
sisa dua kali, tiap kali dengan 20 ml barium hidroksida berikut: pipet 4 ml larutan ini ke dalam labu iodum,
LP panas, saring air cucian melalui penyaringan yang tambahkan 30,0 ml brom 0,1 N LV dan 5 ml asam klorida
sama. Pada kumpulan filtrat tambahkan asam klorida P P; tutup segera. Kocok labu selama 30 menit, biarkan
secukupnya hingga bereaksi asam terhadap kertas merah selama 15 menit, tambahkan segera 5 ml larutan kalium
kongo P. Tambahkan 10 g natrium klorida P, ekstraksi iodida P (1 dalam 5), hindari uap brom keluar, tutup
berturut-turut dengan 50 ml, 25 ml dan 25 ml eter P. segera. Kocok kuat, buka tutup labu, bilas tutup dan leher
Keringkan kumpulan ekstrak dengan natrium sulfat labu dengan sedikit air. Tambahkan 1 ml kloroform P,
anhidrat P, uapkan dalam labu Erlenmeyer 150 ml yang kocok dan titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium
telah ditara, keringkan sisa diatas tangas air selama 30 tiosulfat 0,1 N LV, menggunakan 3 ml kanji LP sebagai
menit, timbang. indikator. Lakukan penetapan blangko. Tiap 1 ml brom
0,1 setara dengan 1,569 mg C6H6O. Encerkan sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. volume larutan ini dengan air hingga kadar fenol 250 µg
per ml.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2,5 g zat
KRESOL masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 10
Cresol ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10), encerkan
dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
Kresol [1319-77-3] tentukur 200-ml, tambahkan 45 ml air dan 1 tetes jingga
C7H8O BM 108,14 metil LP, netralkan larutan dengan menambahkan tetes
demi tetes asam nitrat encer LP, kemudian encerkan
Kresol adalah campuran isomer kresol, diperoleh dari ter dengan air sampai tanda. Pipet masing-masing 5 ml
batubara atau dari minyak tanah. larutan netral ini ke dalam dua tabung reaksi 20 x 180
mm, tandai pada volume 25 ml (pasangan tabung
Pemerian Cairan dengan sifat pembiasan tinggi, tidak pertama). Pipet dan masukkan masing-masing 5 ml
berwarna atau kekuningan sampai kuning kecokelatan, Larutan baku fenol ke dalam dua tabung reaksi lain
atau agak merah muda; lama kelamaan dan oleh pengaruh dengan jenis dan ukuran sama dengan tabung di atas
cahaya warna menjadi lebih gelap; bau seperti fenol; (pasangan tabung kedua). Ke dalam tiap tabung
larutan jenuh bersifat netral atau agak asam terhadap tambahkan 5 ml Millon LP melalui dinding dalam tabung,
lakmus. campur. Masukkan tabung secara bersamaan ke dalam
tangas air mendidih beserta raknya sehingga ujung tabung
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, biasanya tidak menyentuh dasar tangas. Pertahankan tangas pada
membentuk larutan keruh; larut dalam larutan alkali suhu didih selama tepat 30 menit. Angkat segera tabung
hidroksida; dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dari tangas, dinginkan segera dengan memasukkan ke
dan dengan gliserol. dalam tangas air dingin selama tidak kurang dari 10
menit. Tambahkan pada tiap tabung masing-masing 5 ml
Identifikasi Pada larutan jenuh tambahkan beberapa tetes Asam nitrat encer LP dan campur. Tambahkan pada salah
besi(III) klorida LP: terjadi warna lembayung kebiruan. satu dari kedua pasangan tabung tersebut masing-masing
3 ml campuran 1 bagian volume formaldehida P menjadi
Bobot jenis <981> Antara 1,030 dan 1,038. berwarna kuning, sedangkan dua tabung lain berwarna
merah jingga.
Jarak destilasi <1011> Tidak kurang dari 90% Pipet 20 ml dari tiap tabung yang mengandung Larutan
terdestilasi antara suhu 195 dan 205. baku fenol, masukkan secara terpisah ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml asam nitrat encer LP,
kemudian tambahkan air sampai tanda. Masukkan kedua
- 733 -

larutan tersebut secara terpisah ke dalam buret yang terang yang hilang pada penambahan beberapa tetes asam
diberi tanda B1 dan B2 berturut-turut menunjukkan larutan klorida P.
yang tidak ditambah formaldehida dan larutan yang B. Pada uji Kemurnian kromatografi harga Rf bercak
ditambah formaldehida. utama Larutan uji sama dengan harga Rf bercak utama
Pipet 10 ml larutan dari tabung yang direaksikan Larutan baku.
dengan formaldehida masukkan ke dalam tabung C. Larutan (1 dalam 50) yang dibuat dengan
pembanding warna 50 ml, tandai N1. Dengan cara yang penambahan beberapa tetes asam klorida P menunjukkan
sama masukkan 10,0 ml larutan dari tabung yang tidak reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
direaksikan dengan formaldehida ke dalam tabung Identifikasi Umum <291>.
pembanding warna 50, tandai N2. Tambahkan pada
tabung N1 larutan berwarna merah jingga dari buret B1 Rotasi jenis <1081> Antara +275º dan +288º, dihitung
dan tambahkan pada tabung N2 sejumlah volume yang terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
sama larutan kuning dari buret B2 hingga warna dalam larutan dalam asam klorida 0,1 N yang mengandung 200
tabung N1 sesuai dengan tabung N2 bila dilihat pada mg zat per 10 ml.
kolorimeter. Hitung persentase fenol dalam zat uji dengan
rumus: Air <1031>Metode I Antara 4,0% dan 5,5%.
 5V 
100   Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
W 
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
V adalah volume dalam ml Larutan baku fenol yang
digunakan dari buret B1; W adalah bobot zat dalam g. Senyawa tak larut dalam kloroform-etanol Tidak lebih
dari 2 mg (0,1%); lakukan penetapan sebagai berikut:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, hangatkan 2 g zat dalam 15 ml campuran kloroform P-
tidak tembus cahaya. etanol mutlak P (2:1) pada suhu lebih kurang 50º selama
10 menit. Saring melalui penyaring kaca masir yang telah
ditara, menggunakan pengisap secara perlahan. Cuci
KUINIDIN SULFAT penyaring lima kali, tiap kali dengan 10 ml campuran
Quinidine Sulfate kloroform-etanol tersebut di atas, keringkan pada suhu 105º
selama 1 jam dan timbang.
Garam kuinidin sulfat (2:1) dihidrat [6591-63-5]
Anhidrat [50-54-4] Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
(C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O BM 782,95 tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
(C20H24N2O2)2.H2SO4 BM 746,92 Fase gerak Campuran kloroform P-aseton P-
dietilamina P (5:4:1).
Kuinidin Sulfat adalah garam sulfat dari alkaloid yang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kuinidin
diperoleh dari beberapa jenis tanaman Cinchona dan Sulfat BPFI, larutkan dalam etanol encer P hingga kadar
hibridanya, dan dari tanaman Remijia pedunculata 6 mg per ml.
Flückiger (Familia Rubiaceae), atau diperoleh dari kuinin. Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan
Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari baku dengan etanol encer P hingga kadar 0,06 mg per
101,0% garam alkaloid total, dihitung sebagai ml.
(C20H24N2O2)2.H2SO4 terhadap zat anhidrat. Larutan senyawa sejenis Timbang saksama sejumlah
Kuinidin Sulfat BPFI dan kinkonin, larutkan masing-
Pemerian Hablur putih, bentuk seperti jarum, halus, atau masing dalam etanol encer P hingga kadar per ml
serbuk putih, kadang-kadang berbentuk massa berturut-turut 0,05 mg (setara dengan 0,06 mg sebagai
menggumpal; tidak berbau; rasa sangat pahit dan sulfat) dan 0,10 mg (setara dengan 0,12 mg sebagai
berwarna bila terpapar cahaya. sulfat).
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam etanol encer P, hingga kadar lebih kurang 6 mg
dalam kloroform; tidak larut dalam eter. Larutannya per ml.
dalam air bersifat netral atau alkalis terhadap lakmus. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku dan
Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh Larutan senyawa sejenis pada lempeng kromatografi
dikeringkan, simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, silika gel P setebal 0,25 mm, biarkan kering dan
tertutup rapat. masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
Fase gerak yang tidak dijenuhkan, biarkan merambat
Identifikasi lebih kurang 15 cm di atas garis penotolan. Angkat
A. Larutan zat (1 dalam 2000) dalam larutan asam lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di udara.
sulfat P (1 dalam 350) menunjukkan fluoresensi biru Semprot lempeng dengan asam asetat glasial P. Tandai
- 734 -

bercak yang tampak pada pengamatan di bawah cahaya Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
ultraviolet 366 nm. Bercak Larutan uji tidak lebih besar tidak tembus cahaya.
atau lebih intensif dari bercak Larutan senyawa sejenis
pada harga Rf yang sama. Selain bercak tersebut dan bercak
yang mempunyai harga Rf sama dengan kuinidin sulfat TABLET KUINIDIN SULFAT
dan dihidrokuinidin sulfat (2 bercak dari larutan baku), Quinidine Sulfate Tablet
tiap bercak tambahan yang berfluoresensi tidak lebih
besar atau lebih intensif dari bercak utama Enceran Tablet Kuinidin Sulfat mengandung sejumlah kuinidin
larutan baku. Semprot lempeng dengan larutan kalium sulfat dan dihidrokuinidin sulfat, dihitung sebagai kuinidin
iodoplatinat LP bercak larutan uji tidak lebih besar atau sulfat, (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O, tidak kurang dari
lebih intensif dari bercak larutan senyawa sejenis. 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Dihidrokuinidin sulfat Tidak lebih dari 20,0%.
Larutan asam metansulfonat Tambahkan 35,0 ml asam Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh
metansulfonat P ke dalam 20,0 ml asam asetat glasial P, dikeringkan. Merupakan bentuk dihidrat dari kuinidin
encerkan dengan air hingga 500 ml. sulfat. Tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
Larutan dietilamin Larutkan 10,0 ml dietilamina P digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dalam air hingga 100 ml. terlindung cahaya. Kuininon BPFI; tidak boleh
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
asam metansulfonat-Larutan dietilamin (860:100:20:20), terlindung cahaya.
saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 2,6 dengan
penambahan Larutan dietilamin. Identifikasi
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sulfat dan A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
dihidrokuinidin sulfat, masukkan ke dalam labu tentukur kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml larutan asam
50-ml, larutkan dengan 5 ml metanol P, dan encerkan sulfat P (1 dalam 350), saring: filtrat yang diencerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. menunjukkan fluoresensi biru terang, yang hilang pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg, penambahan beberapa tetes asam klorida P.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan B. Harga Rf bercak utama Larutan uji sama dengan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. harga Rf bercak utama Larutan baku seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kemurnian kromatografi.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 3,9 mm x kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml larutan asam
30 cm berisi bahan pengisi L1. Lakukan kromatografi klorida P (1 dalam 100), saring, filtrat menunjukkan
terhadap Larutan kesesuaian sistem seperti tertera pada reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji Indentifikasi Umum
Prosedur: waktu retensi relatif kuinidin dan <291>.
dihidrokuinidin berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan
1,5; resolusi, R, antara kuinidin dan dihidrokuinidin tidak Disolusi <1231>
kurang dari 2,5, dan simpangan baku relatif respons Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N
puncak tidak lebih dari 2,0%. Alat tipe 1: 100 rpm
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 50 Waktu: 45 menit
µl) Larutan uji ke dalam kromatogram, rekam Prosedur Lakukan penetapan jumlah
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Respons (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O yang terlarut dengan
puncak dihidrokuinidin tidak lebih besar dari 0,25 puncak mengukur serapan alikuot jika perlu encerkan dengan
kuinidin. Media disolusi dan serapan larutan baku Kuinidin Sulfat
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang
Cemaran senyawa organik mudah menguap serapan maksimum lebih kurang 248 nm.
<471>Metode I Memenuhi syarat. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) (C20H24N2O2)2. H2SO4.2H2O, dari
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 jumlah yang tertera pada etiket.
mg zat, larutkan dalam 20 ml anhidrida asetat P,
panaskan perlahan-lahan jika perlu. Dinginkan larutan, Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tambahkan 20 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan Prosedur keseragaman kandungan
asam perklorat 0,1 N LV menggunakan indikator 4 tetes Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kuinidin
p-naftolbenzein LP hingga warna hijau, gunakan buret Sulfat BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P (1
mikro 10 ml. Lakukan penetapan blangko. dalam 100) hingga kadar lebih kurang 40 µg per ml.
Larutan uji Serbukkan 1 tablet dan masukkan ke dalam
Tiap ml asam perklorat 0,1 N labu tentukur 250-ml, tambahkan lebih kurang 175 ml
setara dengan 24,90 mg garam alkaloid total, larutan asam klorida P (1 dalam 100), dan kocok secara
dihitung sebagai (C20H24N2O2)2.H2SO4 mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan larutan asam
- 735 -

klorida P (1 dalam 100) sampai tanda. Saring, buang 20 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
ml filtrat pertama. tidak tembus cahaya.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji jika perlu encerkan
secara kuantitatif, dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 345 nm, KUININ ETILKARBONAT
menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah dalam EUKUININ
mg kuinidin sulfat, (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O, dalam Quinine Ethylcarbonate
tiap tablet yang digunakan dengan rumus: N H
C CH2

 TC  AU 
CH2 H

 
H3CO

 CH2

 D  AS  HC
H
N
OCOOC2H5

Etil(8S, 9R)-6’-Metoksi-sinkonan-9-il [83-75-0]


T adalah jumlah kuinidin sulfat dalam mg per tablet
C23H28N2O4 BM 396,49
seperti tertera pada etiket; D adalah kadar kuinidin sulfat
dalam µg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah tertera
Kuinin Etilkarbonat mengandung tidak kurang dari
pada etiket; C adalah kadar Kuinidin sulfat BPFI dalam µg
98,5% C23H28N2O4, dihitung terhadap zat anhidrat.
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Pemerian Hablur putih; tidak berbau, tidak berasa tetapi
Kemurnian kromatografi perlahan berasa pahit.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 150 mg kuinidin sulfat, kocok Kelarutan Sangat mudah larut dalam metanol; mudah
dengan 25 ml etanol encer P selama 10 menit dan saring. larut dalam etanol dan dalam etanol mutlak; larut dalam
Selanjutnya lakukan uji Kemurnian kromatografi seperti eter; praktis tidak larut dalam air. Dapat terlarut dalam
tertera pada Kuinidin sulfat. asam klorida encer.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Identifikasi


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada A. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat dalam
Kromatografi <931>. metanol P (1 dalam 20.000) menunjukkan maksimum dan
Larutan asam metansulfonat, Larutan dietilamin, Fase minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada
gerak, Larutan kesesuaian sistem, dan Sistem Kuinin Etilkarbonat BPFI.
kromatografi Lakukan seperti tertera pada B. Spektrum serapan infra merah zat yang didispersikan
Dihidrokuinidin Sulfat dalam Kuinidin Sulfat. dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg pada bilangan gelombang yang sama pada Kuinin
Kuinidin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Etilkarbonat BPFI.
100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda. Rotasi optik <1081> -42,2º - -44,0º. Lakukan penetapan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari menggunakan 0,5 g zat anhidrat dalam 50 ml metanol P,
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dalam tabung polarimeter panjang 100 mm.
dengan lebih kurang 160 mg kuinidin sulfat, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 80 ml metanol P. Air <1031> Tidak lebih dari 3,0%; Metode Ia,
Kocok labu secara mekanik selama 30 menit. Encerkan menggunakan 0,5 g zat.
dengan metanol P sampai tanda, saring. Buang 10 ml
filtrat pertama. Pipet 3 ml filtrat ke dalam labu tentukur Jarak lebur <1021> Antara 91 dan 95°.
25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
kurang 50 µl) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam penetapan menggunakan 1 g zat.
kromatograf. Hitung jumlah dalam mg kuinidin sulfat dan
dihidrokuinidin sulfat dalam serbuk tablet yang Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
digunakan dengan rumus: dengan melarutkan 300 mg zat dalam 10 ml asam nitrat
encer P dan 20 ml air. Pada 5 ml larutan tambahkan 2 - 3
 2500   rb .U  rd .U  tetes perak nitrat LP: tidak terbentuk endapan.
C  
 3   rb . S  rd . S  Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,048%, lakukan
C adalah kadar Kuinidin Sulfat BPFI dalam mg per ml penetapan sebagai berikut:
Larutan baku, rb.U dan rb.Sberturut-turut adalah respons Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam tabung
puncak kuinidin dari Larutan uji dan Larutan baku; rd.U Nessler, larutkan dalam 5 ml asam klorida encer P dan
dan rd.S berturut-turut adalah respons puncak tambahkan air hingga 50 ml.
dihidrokuinidin dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 736 -

Larutan pembanding Masukkan 1,0 ml asam sulfat Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
0,005 M LV ke dalam tabung Nessler, tambahkan 5 ml Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
asam klorida encer P dan air hingga 50 ml. dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 4,0 mm x
Prosedur Bila Larutan uji dan Larutan pembanding 15 cm berisi bahan pengisi L1, ukuran pertikel 5 µm.
tidak jernih, saring kedua larutan dengan cara yang sama. Pertahankan suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi
Pada masing-masing larutan tambahkan 2 ml barium terhadap larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
klorida LP, campur, biarkan selama 10 menit. Bandingkan respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
kekeruhan kedua larutan secara vertikal atau horizontal: antara kuinin dan dihidrokuinin tidak kurang dari 2,7 dan
Larutan uji tidak lebih keruh dari Larutan pembanding. resolusi, R antara kuinin dan kuinin etilkarbonat tidak
kurang dari 5. Lakukan pengamatan kromatogram selama
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. dua kali waktu retensi kuinin etilkarbonat.
Larutan uji Timbang saksama 2,0 g zat ke dalam krus Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
yang sesuai, pijarkan hati-hati pada suhu rendah hingga sama (lebih kurang 10 µl) Larutan uji dan Larutan baku.
mengarang. Selama pemijaran krus tidak boleh ditutup Ukur respons puncak cemaran utama dalam Larutan uji
rapat. Dinginkan dan tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5 yang muncul pada 1,dua kali waktu retensi kuinin
tetes asam sulfat P, panaskan hati-hati hingga asap putih etilkarbonat: tidak lebih dari 10,0%. Jumlah respons
tidak terbentuk lagi. Pijarkan dalam tanur pada suhu 500 selain puncak utama dan puncak cemaran utama Larutan
- 600, sampai arang habis terbakar. Dinginkan, uji tidak lebih besar dari respons kuinin Larutan baku.
tambahkan 2 ml asam klorida P, tutup, digesti diatas
tangas uap selama 15 menit, buka dan uapkan perlahan- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 0,3 g zat
lahan diatas tangas uap hingga kering. Basahkan sisa larutkan dalam 60,0 ml asam asetat glasial P, tambahkan
dengan 3 tetes asam klorida P, tambahkan 10 ml air 2 ml asam asetat anhidrat P, dan titrasi secara
panas, dan digesti selama 2 menit. Tambahkan 1 tetes potensiometrik dengan asam perklorat 0,1 M LV. Lakukan
fenolftalein LP dan tambahkan amonium hidroksida LP penetapan blangko lakukan koreksi seperlunya.
tetes demi tetes, hingga larutan berwarna merah pucat.
Tambahan 2 ml asam asetat encer P. Saring jika perlu, Tiap ml asam perklorat 0,1 M LV
bilas krus dan penyaring dengan 10 ml air. Kumpulkan setara dengan 19,824 mg C23H28N2O4
filtrat dan air cucian dalam tabung Nessler dan encerkan
dengan air hingga 50 ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Larutan baku Uapkan 2 ml asam nitrat P, 5 tetes asam
sulfat P dan 2 ml asam klorida P diatas tangas air,
lanjutkan penguapan sampai kering diatas tangas pasir. KUININ HIDROKLORIDA
Basahi residu dengan 3 tetes asam klorida P. Tambahkan Quinine Hydrochloride
2,0 ml Larutan baku timbal, selanjutnya lakukan seperti
pada Larutan uji. (8S,9R)-6’-Metoksi kinkonan-9-ol hidroklorida dihidrat
Prosedur Tambahkan pada Larutan uji dan Larutan [6119-47-7]
baku masing-masing 1 tetes natrium sulfida LP, campur C20H24N2O2.HCl.2H2O BM 396,9
dan diamkan selama 5 menit. Amati permukaan dari atas Kuinin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
pada dasar putih; warna yang terjadi pada Larutan uji 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C20H24N2O2.HCl,
tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
baku.
Pemerian Hablur jarum halus seperti sutera, tidak
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara berwarna; kadang-kadang berkelompok.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
Fase gerak Larutkan 1,2 g natrium oktansulfonat P dalam kloroform; sangat sukar larut dalam eter. Larutan
dalam 1000 ml campuran air-metanol P (1:1) atur pH dalam kloroform bisa tidak jernih, karena mengandung
sampai 3,5 dengan penambahan asam fosfat P encer (1 bintik air.
dalam 20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; Kuinidin Sulfat BPFI.
pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan masing-masing Identifikasi
lebih kurang 5,0 mg Kuinin Etilkarbonat BPFI dan A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Kuinin Sulfat BPFI dalam 50,0 ml Fase gerak. secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
Larutan uji Larutkan lebih kurang 20 mg zat dalam terpisah masing-masing 4 µl larutan dalam metanol P
100,0 ml Fase gerak . yang mengandung (1) zat uji 1,0% dan (2) Kuinidin Sulfat
Larutan baku Larutkan 25 mg Kuinin Sulfat BPFI BPFI 1,0 % pada lempeng kromatografi silika gel G
dalam 100,0 ml Fase gerak. Pipet 2,0 ml tambahkan Fase setebal 0,25 mm. Masukkan perlahan-lahan lempeng ke
gerak hingga 100 ml. dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
- 737 -

fase gerak toluen P-eter P-dietilamina P (60:36:15) dan Larutan B Buat larutan Kuinidin Sulfat BPFI dalam
biarkan merambat hingga 15 cm di atas garis penotolan. Fase gerak dengan cara yang sama seperti Larutan uji.
Angkat lempeng, keringkan pada aliran udara selama 15 Larutan C Campur sejumlah volume yang sama
menit dan ulangi eluasi. Keringkan lempeng pada suhu Larutan A dan Larutan B.
105º selama 30 menit, biarkan hingga dingin dan semprot Enceran larutan A Pipet 1 ml Larutan A, encerkan
lempeng dengan iodoplatinat LP. Harga Rf warna dan dengan Fase gerak hingga 10 ml. Pipet 1 ml larutan,
ukuran bercak utama larutan (1) sesuai dengan larutan encerkan dengan Fase gerak hingga 50 ml.
(2). Larutan D Larutkan sejumlah tiourea P dalam Fase
B. Pada 5 ml larutan 10 mg zat dalam 10 ml air, gerak hingga kadar 1,0 mg per ml.
tambahkan 0,2 ml air brom LP dan 1 ml amonium Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
hidroksida 2 N: terjadi warna hijau zamrud. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C. Larutkan 100 mg zat dalam 3 ml dan encerkan dilengkapi dengan detektor 250 nm untuk mengamati
dengan air hingga 100 ml: menunjukkan fluoresensi biru kromatogram Larutan D, detektor 316 nm untuk
kuat yang hampir hilang pada penambahan 1 ml asam mengamati kromatogram larutan lainnya dan kolom baja
klorida P. tahan karat 4,6 m x 15 - 25 cm berisi bahan pengisi L1.
D. Menunjukkan reaksi Klorida cara A dan D seperti Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Prosedur Suntikkan secara terpisah 10 µl Larutan B
dan Larutan D ke dalam kromatograf. Jika perlu, atur
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan kadar asetonitril P dalam Fase gerak hingga faktor
penetapan menggunakan larutan 2,0% dalam air bebas kapasitas puncak kuinidin dalam Larutan B antara 3,5 -
karbon dioksida P. 4,5; VR dihitung terhadap puncak tiourea dalam Larutan
D. Suntikkan secara terpisah masing-masing 10 µl
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna Larutan A, Larutan B, Larutan C dan Enceran larutan A
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W6. ke dalam kromatograf. Kromatogram Larutan A
Lakukan penetapan menggunakan larutan 2,0%. menunjukkan puncak utama kuinin dan puncak
dihidrokuinin dengan waktu retensi relatif terhadap
pH <1071> Antara 6,0 dan 6,8; lakukan penetapan kuinin lebih kurang 1,4. Kromatogram Larutan B
menggunakan larutan 1%. menunjukkan puncak utama kuinin dan puncak
dihidrokuinin dengan waktu retensi relatif terhadap
Rotasi jenis <1081> Antara -245º dan -258º; lakukan kuinin lebih kurang 1,2. Kromatogram Larutan C
penetapan menggunakan larutan 2% dalam asam klorida menunjukkan 4 puncak masing-masing adalah puncak
0,1 N. kuinin, dihidrokuinin, kuinidin dan dihidrokuinin.
Bandingkan waktu retensi masing-masing puncak
Susut pengeringan <1121> Antara 6,0% - 10,0%; tersebut dengan puncak yang diperoleh dari Larutan A
lakukan pengeringan pada suhu 100º - 105º hingga bobot dan Larutan B. Uji ini tidak memenuhi syarat (a) jika
tetap, menggunakan 1 g zat. faktor resolusi antara puncak kuinin dan kuinidin atau
Barium Pada 15 ml larutan 2,0% dalam air bebas karbon faktor resolusi antara puncak dihidrokuinin dan kuinin
dioksida P tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N dan diamkan yang diperoleh dari Larutan C masing-masing kurang
larutan selama tidak kurang dari 15 menit: larutan tidak dari 1,5 dan 1,0 atau (b) jika perbandingan ”signal to
lebih opalesen dari campuran 15 ml larutan 2,0% dan 1 noise” terhadap puncak utama yang diperoleh dari
ml air. Enceran larutan A kurang dari 5. Suntikkan 10 µl
Larutan uji ke dalam kromatograf dan lakukan
Sulfat Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan penetapan kromatografi selama dua setengah kali waktu retensi
seperti tertera pada uji batas Sulfat dalam Kodein puncak utama. Hitung kadar dalam persentase zat sejenis
Hidroklorida menggunakan 15 ml larutan 2,0% dalam air dengan cara normalisasi, mengabaikan luas puncak yang
bebas karbon dioksida P sebagai Larutan uji. lebih kecil dari puncak yang diperoleh pada Enceran
larutan A. Kadar dihidrokuinin, zat sejenis yang tereluasi
Alkaloid kinkona lain Lakukan penetapan dengan cara sebelum kuinin dan zat sejenis lain masing-masing tidak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lebih dari 10%, 5% dan 2,5%.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%,
dan 3,0 g heksilamina P dalam 700 ml air, atur pH hingga lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
2,8 dengan asam fosfat 1 M, tambahkan 60 ml asetonitril P
dan encerkan dengan air hingga 1000 ml. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, mg zat, larutkan dalam campuran 50 ml asam asetat
larutkan dalam 5 ml Fase gerak, jika perlu panaskan glasial P dan 20 ml anhidrida asetat P, tambahkan 5 ml
perlahan-lahan, encerkan dengan Fase gerak hingga 10 ml. raksa(II) asetat LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
Larutan A Buat larutan Kuinin Sulfat BPFI dalam Fase tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
gerak dengan cara yang sama seperti Larutan uji.
- 738 -

Tiap ml asam perklorat 0,1 N Rotasi jenis <1081> Antara -235 dan -245, dihitung
setara dengan 18,04 g C20H24N2O2.HCl terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
larutan dalam asam klorida 0,1 N yang mengandung 200
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik mg zat per 10 ml.
dan terlindung cahaya.
Air <1031> Metode I Antara 4,0% dan 5,5%.

KUININ SULFAT Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


Quinine Sulfate
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
HO

H
N H
Senyawa tak larut dalam kloroform-etanol Tidak lebih
H3CO H H2SO4 2H2O
dari 2 mg (0,1%); lakukan penetapan sebagai berikut:
CH2 Hangatkan 2 g zat dalam 15 ml campuran kloroform P-
N
etanol mutlak P (2:1) pada suhu lebih kurang 50º selama
2
10 menit. Saring melalui penyaring kaca masir yang
sudah ditara, menggunakan pengisap secara perlahan.
Garam kuinin sulfat (2:1) dihidrat [6119-70-6], Cuci penyaring lima kali, tiap kali dengan 10 ml
Garam kuinin sulfat (2:1) anhidrat [804-63-7] campuran kloroform-etanol seperti di atas, keringkan pada
(C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O BM 782,93 suhu 105º selama 1 jam dan timbang.
(C20H24N2O2)2.H2SO4 BM 746,93
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
Kuinin Sulfat adalah garam sulfat alkaloid yang diperoleh cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
dari kulit kayu tanaman Cinchona. Mengandung tidak Kromatografi <931>.
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% garam Fase gerak Buat campuran kloroform P-aseton P-
alkaloid total, dihitung sebagai (C20H24N2O2)2.H2SO4, dietilamina P (5:4:1) yang tidak dijenuhkan.
terhadap zat anhidrat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kuinin Sulfat
BPFI, larutkan dalam etanol encer P, hingga kadar 6 mg
Pemerian Hablur putih, berbentuk jarum halus, biasanya per ml.
tidak bercahaya, massa ringan dan mudah memadat; tidak Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan
berbau dan mempunyai rasa pahit yang lama. Menjadi baku dengan etanol P hingga kadar 0,06 mg per ml.
berwarna bila terpapar cahaya. Larutan jenuh bersifat Larutan senyawa sejenis Larutkan sejumlah Kuininon
netral atau basa terhadap lakmus. BPFI dalam etanol encer P hingga kadar 0,05 mg per ml
(setara dengan 0,06 mg sebagai sulfat) dan sinkonidin
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam etanol, dalam 0,10 mg (sesuai dengan 0,12 mg sebagai sulfat).
kloroform, dan dalam eter; mudah larut dalam etanol Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam etanol encer
pada suhu 80º, dalam campuran kloroform-etanol mutlak P, hingga kadar 6 mg per ml.
(2:1); agak sukar larut dalam air pada suhu 100º. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku dan
Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; tidak boleh Larutan senyawa sejenis pada lempeng kromatografi
dikeringkan. Merupakan bentuk dihidrat dari kuinin silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
sulfat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak dan biarkan
cahaya. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan merambat lebih kurang 15 cm di atas garis penotolan.
dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
menguap. Semprot lempeng dengan asam asetat glasial
P, amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm dan tandai
Identifikasi bercak yang tampak. Bercak Larutan uji tidak lebih besar
A. Larutan (1 dalam 2000) dalam larutan asam sulfat P atau lebih intensif dari bercak Larutan senyawa sejenis
(1 dalam 350) menunjukkan fluoresensi biru terang yang pada harga Rf yang sama. Selain bercak tersebut dan
hilang pada penambahan beberapa tetes asam klorida P. bercak yang timbul pada harga Rf yang sama dengan
B. Harga Rf bercak utama Larutan uji sama dengan kuinin sulfat, setiap bercak tambahan yang berfluoresensi
harga Rf bercak utama Larutan baku seperti tertera pada tidak lebih besar atau intensif dari bercak Enceran
Kemurnian kromatografi. larutan baku. Semprot lempeng dengan kalium
C. Larutan zat (1 dalam 50) yang dibuat dengan iodoplatinat LP. Setiap bercak Larutan uji tidak lebih
penambahan beberapa tetes asam klorida P menunjukkan besar atau lebih intensif dari bercak Larutan senyawa
reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji sejenis.
IdentifikasiUmum <291>.
- 739 -

Dihidrokuinin sulfat Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; tidak boleh
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dikeringkan. Merupakan bentuk dihidrat dari kuinin
Kromatografi <931>. sulfat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Larutan asam metanasulfonat Tambahkan 35,0 ml cahaya. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan
asam metanasulfonat P ke dalam 20,0 ml asam asetat dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
glasial P, encerkan dengan air hingga 500 ml.
Larutan dietilamina Larutkan 10,0 ml dietilamina P Identifikasi
dalam air hingga 100 ml. A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan kurang 100 mg kuinin sulfat dengan 100 ml larutan asam
asam metanasulfonat-Larutan dietilamina (860:100:20:20), sulfat P (1 dalam 350), saring: filtrat yang diencerkan
saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 2,6 dengan menunjukkan fluoresensi biru terang, yang hilang pada
penambahan Larutan dietilamina. penambahan beberapa tetes asam klorida P.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih B. Pada uji Kemurnian kromatografi, harga Rf bercak
kurang 10 mg masing-masing kuinin sulfat dan utama Larutan uji sama dengan Larutan baku.
dihidrokuinin sulfat, masukkan ke dalam labu tentukur C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
50-ml. Larutkan dengan 5 ml metanol P, encerkan dengan kurang 20 mg kuinin sulfat dengan larutan asam klorida
Fase gerak sampai tanda. P (1 dalam 100) saring, filtrat menunjukkan reaksi Sulfat
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, cara A, B dan C seperti yang tertera padaUji Indentifikas
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Umum <291>.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. D. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Kesesuaian sistem Lakukan Kromatografi kinerja Larutan uji sama dengan Larutan baku seperti yang
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. diperoleh pada Penetapan kadar.
Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
detektor 235 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan Disolusi <1231>
pengisi L1. Lakukan seperti tertera pada Prosedur: waktu Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01N
retensi relatif kuinin dan dihidrokuinin berturut-turut Alat tipe 1: 100 rpm
lebih kurang 1 dan 1,5; resolusi, R, antara puncak kuinin Waktu: 45 menit
dan dihidrokuinin tidak kurang 1,2 dan simpangan baku Prosedur Lakukan penetapan jumlah
relatif respons puncak kuinin tidak lebih dari 2,0%. (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O yang terlarut dengan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 50 mengukur serapan filtrat alikuot, jika perlu encerkan
µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dengan Media disolusi dan serapan larutan baku Kuinin
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Respons Sulfat BPFI dalam media yang sama pada panjang
puncak dihidrokuinin tidak lebih besar dari 1/9 puncak gelombang serapan maksimum lebih kurang 248 nm.
kuinin (10%). Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) (C20H24N2O2)2. H2SO4.2H2O, Kuinin
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 Sulfat, dari jumlah yang tertera pada etiket.
mg zat, larutkan dalam 20 ml anhidrida asetat P, titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna hijau, Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat; lakukan
menggunakan indikator 4 tetes p-naftolbenzein LP penetapan sebagai berikut: Serbukkan 1 tablet dan
gunakan mikroburet 10 ml. Lakukan penetapan blangko. masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
lebih kurang 175 ml larutan asam klorida P (1 dalam
Tiap ml asam perklorat 0,1 N 100), dan kocok secara mekanik selama 30 menit.
setara dengan 24,90 mg garam alkaloid total,dihitung Tambahkan larutan asam klorida P (1 dalam 100) sampai
sebagai (C20H24N2O2)2.H2SO4 tanda. Saring, buang 20 ml filtrat pertama. Ukur serapan
filtrat dan larutan Kuinin Sulfat BPFI 40 µg per ml dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, larutan asam klorida P (1 dalam 100) pada panjang
tidak tembus cahaya. gelombang serapan maksimum lebih kurang 345 nm,
menggunakan air sebagai blangko. Jika serapan filtrat
terlalu besar, lakukan pengenceran. Hitung jumlah zat
TABLET KUININ SULFAT aktif dalam mg, sebagai (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O,
Quinine Sulfate Tablet dalam tablet dengan rumus:

Tablet Kuinin Sulfat mengandung jumlah kuinin sulfat  TC   AU 


 
dan dihidrokuinin sulfat, dihitung sebagai  D   A S 
(C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada T adalah jumlah kuinin sulfat dalam mg pertablet sesuai
etiket. yang tertera pada etiket; D adalah kadar kuinin sulfat
dalam µg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang
tertera pada etiket; C adalah kadar Kuinin sulfat BPFI
- 740 -

dalam µg per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut Makroskopik Potongan-potongan kulit batang, berlekuk
adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. tajam, panjang sampai 30 cm atau lebih dan tebal 2-6
mm; permukaan luar tidak bersih, warna abu-abu atau
Kemurnian kromatografi abu-abu kecoklatan, seringkali bermulut, kasar, ditandai
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet dengan celah melintang, beralur memanjang atau
setara dengan lebih kurang 150 mg kuinin sulfat, kocok berkerut; permukaan luar dari beberapa varietas dapat
dengan 25 ml etanol encer P selama 10 menit dan saring. dikelupas; permukaan dalam coklat kemerahan, bercelah;
Selanjutnya lakukan uji Kemurnian kromatografi seperti patahannya pendek pada bagian luar dan berserat pada
yang tertera pada Kuinin Sulfat. bagian luar dan berserat pada bagian dalam. Potongan-
potongan kulit akar berlekuk atau berliku-liku panjang 2 -
Penetapan kadar [Catatan Untuk respons puncak, 7 cm, celah tidak rata; permukaan luar agak bersisik,
gunakan luas area]. Lakukan Kromatografi cair kinerja permukaan dalam berwarna coklat kemerahan sama
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. dengan warna dari permukaan dalam kulit batang;
Larutan asam metanasulfonat, Larutan dietilamina, patahannya berserat.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Kesesuaian
sistem Lakukan seperti yang tertera pada uji Mikroskopik Bagian melintang dari gabus menunjukkan
Dihidrokuinin Sulfat dalam Kuinin Sulfat. beberapa lapisan dari dinding sel yang relatif tipis dengan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg isi coklat kemerahan. Lapisan korteks terdiri dari sel-sel
Kuinin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur berbintik yang memanjang tangensial dan berisi butiran-
100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai butiran pati dengan diameter 6 - 10 µm, atau zat amorf
tanda. coklat kemerahan dengan idioblas yang tersebar,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 mengandung kristal kalsium oksalat dan sel sekretori
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara yang besar, diameter 100 - 350 µm, ruangan pada bagian
dengan lebih kurang 160 mg kuinin sulfat, masukkan ke interval dekat bagian dalam; floem, tabung pengayak
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 80 ml metanol P sempit, dengan lempeng-lempeng pengayak melintang
dan kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dan parenkim floem yang serupa korteks dengan jaringan
dengan metanol P sampai tanda dan saring. Buang 10 ml floem bentuk kumparan karakteristik yang besar,
filtrat pertama. Pipet 3 ml filtrat ke dalam labu tentukur diameter sampai 90 µm (biasanya 40 -70 µm) dengan
25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. dinding tebal bergaris melintang menyolok berbentuk
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume corong dipisahkan dengan lubang-lubang yang terjadi
sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji atau berturut-turut tidak beraturan; garis medulari lebar 2-
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 3 sel, dengan dinding yang tipis, sel-selnya sedikit radial
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam dalam mg, memanjang; sklereidanya jarang; tidak ada sel sekretori
jumlah kuinin sulfat dan dihidrokuinin sulfat, dalam dari kulit akar.
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Identifikasi
 2500   rb .U  rd .U 

A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
C 
 3   rb . S  rd . S 
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>, menggunakan
silika gel G sebagai fase diam dan fase gerak campuran
kloroform P-dietilamina P(90:10). Totolkan secara
C adalah kadar Kuinin Sulfat BPFI dalam mg per ml terpisah dengan jarak 2 cm masing-masing 1 µl larutan
Larutan baku; rb,U dan rb, S berturut-turut adalah respons berikut. Larutan 1, tambahkan 0,1 ml amonium
puncak kuinin dalam dalam Larutan uji dan Larutan hidroksida P dan 5 ml kloroform P pada 100 mg serbuk,
baku; rd,U dan rd,S berturut-turut adalah respons puncak diamkan selama 30 menit, sesekali kocok kuat-kuat dan
dihidrokuinin dalam Larutan uji dan Larutan baku. saring. Uapkan filtrat sampai kering di atas tangas air dan
larutkan residu dalam 1 ml etanol mutlak P. Larutan 2,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. larutkan 17,5 mg kuinin; 0,5 mg kuinidin; 10 mg sinkonin
dan 10 mg sinkonidin dalam 5 ml etanol mutlak P.
Angkat lempeng, keringkan pada suhu 100°-105° selama
KULIT KINA lebih kurang 10 menit sampai bau dietilamina tidak
Cinchona Bark terdeteksi, dinginkan, semprot dengan asam format
anhidrat P, amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm.
Kulit Kina adalah kulit kayu kering dari Cinchona Bercak kuinin dan kuinidin menunjukkan fluoresensi
pubescens Vahl (Cinchona succirubra Pavon) (Familia biru. Semprot dengan kalium iodoplatinat LP.
Rubiaceae) atau dari varietasnya atau hibridanya. Kadar Kromatogram dari Larutan 2 menunjukkan 3 bercak
alkaloid jumlah tidak kurang dari 6,5%, 30% - 60% berwarna violet, kemudian menjadi abu-abu violet, yaitu
adalah alkaloid golongan kuinin. kuinin (Rf 0,2-0,3), kuinidin (Rf 0,3-0,4) dan sinkonin (Rf
0,4-0,5). Bercak sinkonidin berwarna biru tua dengan
Pemerian Bau khas. harga Rf sedikit lebih rendah dari kuinidin. Kromatogram
- 741 -

Larutan 1, memberikan bercak, baik harga Rf maupun pada masing-masing panjang gelombang 316 nm dan 348
intensitas sesuai dengan bercak kuinin, kuinidin, sinkonin nm.
dan sinkonidin dari Larutan 2.
B. Panaskan hati-hati 500 mg serbuk dalam tabung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
reaksi menggunakan api bebas: terjadi tetes-tetes merah terlindung cahaya.
darah pada dinding tabung. Biarkan dingin dan larutkan
tetes-tetes tersebut dalam etanol P 70%: terjadi larutan
berfluoresensi biru bila dilihat di bawah cahaya ultraviolet LAKTOSA ANHIDRAT
366 nm. Anhydrous Lactose
C. Kocok 100 mg serbuk dengan 5 ml asam sulfat 2 N
selama satu menit, saring. Pada 1 ml filtrat tambahkan 0,2
ml kalium raksa(II) iodida LP: terbentuk endapan.
Encerkan sisa filtrat dengan air hingga 10 ml: larutan
yang terjadi dilihat di bawah cahaya ultraviolet 366 nm
menunjukkan fluoresensi biru yang akan hilang bila
ditambahkan asam klorida P.
Laktosa [63-42-3]
Bahan organik asing Tidak lebih dari 2%; lakukan C12H22O11 BM 342,30
penetapan seperti tertera pada Pengambilan Contoh dan
Metode Analisis Simplisia <671>. Laktosa Anhidrat terutama adalah beta laktosa atau
campuran dari alfa dan beta laktosa.
Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 4,0%;
menggunakan 1 g serbuk. Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

Penetapan kadar Campur 1 g serbuk dengan 5 ml Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut
larutan natrium hidroksida P 10% dalam labu 200 ml. dalam etanol.
Tambahkan 100 g benzen P dan didihkan hati-hati
menggunakan pendingin refluks di dalam tangas air Baku pembanding Laktosa Anhidrat BPFI; lakukan
sehingga permukaan air lebih tinggi dari cairan di dalam pengeringan pada suhu 80 selama 2 jam sebelum
labu, panaskan selama 6 jam, dinginkan dan timbang digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Sukrosa
sampai bobot semula dengan penambahan benzen P. BPFI; jangan dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
Pindahkan 50 g larutan benzen ke dalam corong pisah dalam wadah tertutup rapat. Fruktosa BPFI; lakukan
dan ekstraksi sekurangnya enam kali, tiap kali dengan 15 pengeringan dalam hampa udara pada suhu 70 selama 4
ml asam klorida 0,1 N. Lakukan uji terhadap 2 ml hasil jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
ekstraksi terakhir untuk memastikan bahwa alkaloid rapat, terlindung cahaya. Dekstrosa BPFI; bentuk anhidrat
terekstraksi sempurna. Didihkan kumpulan ekstrak dari dekstrosa, lakukan pengeringan pada suhu 105
selama 2-3 menit untuk menghilangkan sisa-sisa benzen, selama 16 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dinginkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N tertutup rapat.
hingga 1000 ml. Buat larutan 0,003% kuinin dalam dan
larutan 0,003% sinkonin dalam asam klorida 0,1 N. Ukur Identifikasi
serapan ketiga larutan tersebut pada panjang gelombang A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
serapan maksimum 316 nm dan 348 nm. Hitung dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
kandungan mg alkaloid golongan kuinin (X) dan alkaloid menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
golongan sinkonin (Y) dalam 500 mg zat dengan rumus: yang sama seperti pada Laktosa Anhidrat BPFI.
B. Lakukan Uji identifikasi B seperti yang tertera pada
X 
 A316  A348 c   A316 c   A348  Laktosa Monohidrat, kecuali gunakan Laktosa Anhidrat
 A316 q   A248 c   A316 c   A348 q  BPFI untuk menggantikan Laktosa Monohidrat BPFI
dalam Larutan baku A dan B dan gunakan laktosa
dan
anhidrat untuk Larutan uji.
 A316  A348 cq    A316 q   A348 
C. Lakukan uji Identifikasi C seperti tertera pada
Y  Laktosa Monohidrat.
 A316 c   A248 q   A316 q   A348 c 
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
A316 danA348 berturut-turut adalah serapan larutan yang pengeringan pada suhu 80 selama 2 jam.
diuji, A316 (q) dan A348 (q) berturut-turut adalah serapan
larutan yang mengandung kuinin untuk kadar 0,0001% Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
dan A316 (c) dan A348 (c) berturut-turut adalah serapan penetapan untuk sediaan yang mengandung laktosa anhidrat
larutan yang mengandung sinkonin untuk kadar 0,0001% dalam campuran metanol P-formamida P (2:1).
- 742 -

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 5 bpj. Penandaan Menyatakan jumlah alfa dan beta laktosa,
tentukan berdasarkan kandungan anomer alfa dan beta.
Kandungan anomer alpha dan beta Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>. LAKTOSA MONOHIDRAT
Pereaksi sililasi Buat campuran piridin P- Monohydrate Lactose
trimetilsililimidazol P (72:28).
Campuran resolusi Buat campuran alfa laktosa Laktosa [63-42-3]
monohidrat dan beta laktosa yang mempunyai C12H24O12 BM 360,31
perbandingan anomer lebih kurang 1:1, berdasarkan pada
kandungan anomer alfa laktosa monohidrat dan beta Laktosa Monohidrat merupakan disakarida alami yang
laktosa yang tertera pada etiket. diperoleh dari susu, mengandung 1 molekul glukosa dan 1
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada molekul galaktosa [Catatan Laktosa monohidrat dapat
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan dimodifikasi sesuai dengan sifat fisikanya. Dapat
detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 4 mm x 90 cm mengandung laktosa amorf dalam jumlah bervariasi].
berisi fase cair G19 3% pada bahan penyangga S1A.
Pertahankan suhu kolom pada lebih kurang 215, suhu Pemerian Serbuk putih, mengalir bebas.
injektor dan detektor pada lebih kurang 275. Gunakan
helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih Kelarutan Mudah larut dalam air secara perlahan-lahan;
kurang 40 ml per menit. praktis tidak larut dalam etanol.
Prosedur derivatisasi Masukkan lebih kurang 1 mg zat
ke dalam vial 5-ml yang dilengkapi dengan tutup ulir,
Baku pembanding Laktosa Monohidrat BPFI; untuk uji
tambahkan 0,45 ml dimetil sulfoksida P, tutup vial rapat-
identifikasi lakukan pengeringan pada suhu 80 selama 2
rapat dengan tutup ulir, vorteks hingga larut. Tambahkan
jam. Untuk pengujian kuantitatif, lakukan penetapan
1,8 ml Pereaksi sililasi, tutup vial rapat-rapat dan campur
kadar air secara titrimetri pada saat digunakan. Simpan
perlahan. Masukkan lebih kurang 1 mg Campuran
dalam wadah tertutup rapat. Sukrosa BPFI; jangan
resolusi ke dalam vial reaksi 5-ml kedua yang dilengkapi
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dengan tutup ulir, tambahkan 0,45 ml dimetil sulfoksida
tertutup rapat. Fruktosa BPFI; lakukan pengeringan
P, tutup vial rapat-rapat, vorteks hingga larut. Tambahkan
1,8 ml Pereaksi sililasi, tutup vial rapat-rapat dengan dalam hampa udara pada suhu 70 selama 4 jam sebelum
tutup ulir dan campur perlahan. Pertahankan kedua vial digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang selama 20 menit sebelum digunakan. terlindung cahaya. Dekstrosa BPFI; bentuk anhidrat dari
Prosedur Suntikkan 2,0 µl Campuran resolusi yang dekstrosa, lakukan pengeringan pada suhu 105 selama
telah diderivatisasi ke dalam kromatograf dan rekam 16 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
kromatogram. Ukur respons puncak utama. Waktu retensi rapat.
relatif untuk derivat silil dari alpha laktosa dan lebih
kurang 0,7 beta laktosa berturut-turut adalah 1,0; resolusi, Kejernihan dan warna larutan Larutan 1 g zat dalam
R, antara kedua puncak tidak kurang dari 3,0. Dengan 10 ml air mendidih: larutan jernih dan hampir tidak
cara yang sama suntikkan 2,0 µl laktosa anhidrat yang berwarna. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang
telah diderivatisasi ke dalam kromatograf. Ukur respons 400 nm.Serapan dibagi tinggi puncak dalam cm tidak
puncak utama. Hitung persentase dari anomer alpha lebih dari 0,04.
dalam zat uji dengan rumus:
Identifikasi
 ra  A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
100   dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
 ra  rb 
P,menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Laktosa Monohidrat
ra adalah respons puncak anomer derivat alpha silil; rb BPFI.
adalah respons puncak anomer derivat beta silil. Hitung B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
persentase anomer beta dalam zat uji yang digunakan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
dengan rumus: Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm.
Fase gerak Buat larutan yang terdiri dari campuran
 rb 
100   etilen diklorida P-asam asetat glasial P-metanol P-air
 rb  r a  (50:25:15:10).
Pengencer Campuran metanol P-air (3:2).
Syarat lain Memenuhi syarat Wadah dan penyimpanan,
Larutan baku A Buat larutan Laktosa Monohidrat
Kejernihan dan warna larutan, Rotasi jenis <1081>,
BPFI dalam Pengencer dengan kadar 0,5 mg per ml.
Batas mikroba <51>, Keasaman-kebasaan, Sisa
Larutan baku B Buat larutan Dekstrosa BPFI, Laktosa
pemijaran <301>, Protein dan cemaran yang menyerap
Monohidrat BPFI, Fruktosa BPFI dan Sukrosa BPFI
cahaya <1191>, seperti tertera pada Laktosa Monohidrat.
- 743 -

dalam Pengencer masing-masing dengan kadar 0,5 mg per Protein dan cemaran yang menyerap cahaya Ukur
ml. serapan cahaya larutan 1% (b/v) pada rentang 210 nm -
Larutan uji Masukkan lebih kurang 25 mg zat ke 300 nm. Serapan dibagi tinggi puncak dalam cm tidak
dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan lebih dari 0,25 pada rentang 210 nm - 220 nm dan tidak
Pengencer sampai tanda. lebih dari 0,07 pada rentang 270 nm - 300 nm.
Prosedur Secara terpisah masing-masing totolkan 2 µl
Larutan baku A, Larutan baku B dan Larutan uji pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
lempeng kromatografi yang dilapisi silika gel setebal 0,25
mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Penandaan Jika pada etiket dinyatakan distribusi ukuran
yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak selama lebih partikel, hal tersebut juga menunjukkan nilai rentang
kurang 1 jam sebelum digunakan. Biarkan merambat masing-masing untuk d10, d50 dan d90. Untuk laktosa
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, monohidrat yang dimodifikasi, pada etiket harus
keringkan dalam aliran udara hangat dan elusi kembali dicantumkan metode modifikasi.
lempeng dalam Fase gerak baru. Angkat lempeng,
keringkan dalam aliran udara hangat. Semprot lempeng
dengan larutan yang mengandung 0,5 g timol P dalam LAMIVUDIN
campuran etanol P-asam sulfat P (95:5). Panaskan Lamivudine
lempeng pada suhu 130 selama 10 menit: bercak utama
dan harga Rf dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
A. Uji tidak absah kecuali kromatogram dari Larutan
baku B menunjukkan empat bercak yang terlihat jelas,
abaikan bercak pada titik penotolan.
C. Larutkan 250 mg zat dalam 5 ml air. Tambahkan 3
ml amonium hidroksida P, panaskan dalam tangas air pada (-)-1-[(2R,5S)-2-(Hidroksimetil)-1,3-oksatiolan-5-il] sitosin
[134678-17-4]
suhu 80 selama 10 menit: terjadi warna merah.
C8H11N3O3S BM 229,26
Lamivudin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Rotasi jenis <1081> Antara +54,4 dan +55,9; dihitung
tidak lebih dari 102,0% C8H11N3O3S, dihitung terhadap
terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan pada suhu 20. zat anhidrat dan bebas pelarut.
Larutkan 10 g zat dalam 80 ml air dengan pemanasan
hingga 50. Biarkan dingin, tambahkan 0,2 ml amonium Pemerian Padat, putih atau hampir putih. Melebur pada
hidroksida 6 N. Diamkan selama 30 menit, encerkan suhu lebih kurang 176.
dengan air hingga 100 ml.
Kelarutan Larut dalam air.
Batas mikroba <51> Angka mikroba aerob total tidak
lebih dari 100 per g; angka jamur dan ragi total tidak Baku pembanding Lamivudin BPFI tidak boleh
lebih dari 50 per g dan tidak boleh mengandung dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Escherichia coli. terlindung cahaya. Simpan dalam lemari beku, Campuran
Resolusi A Lamivudin BPFI; tidak boleh dikeringkan,
Keasaman-kebasaan Larutkan 6 g zat dalam 25 ml air simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
bebas karbondioksida P dengan pemanasan, dinginkan dan Simpan dalam lemari beku; Campuran Resolusi B
tambahkan 0,3 ml fenolftalein LP: larutan tidak berwarna, Lamivudin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
tambahkan natrium hidroksida 0,1 N: diperlukan tidak wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan dalam
lebih dari 0,4 ml hingga terjadi warna merah. suhu ruang.

Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%; untuk Identifikasi


pengujian sediaan yang mengandung laktosa monohidrat, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
gunakan campuran metanol P-formamida P (2:1). dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% untuk gelombang yang sama seperti pada Lamivudin BPFI.
bentuk monohidrat dan tidak lebih dari 1,0% untuk B. Waktu retensi puncak utama kromotogram Larutan
bentuk modifikasi monohidrat; lakukan pengeringan pada uji sesuai dengan Larutan resolusi, yang diperoleh pada
suhu 80 selama 2 jam. uji Batas lamivudin enantiomer.

Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Serapan cahaya Tidak lebih dari 0,0015, lakukan seperti
pemijaran pada suhu 600 ± 25. pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>
menggunakan larutan 50 mg per ml dalam air,
Logam berat<371> Tidak lebih dari 5 bpj; larutkan 4 g menggunakan sel 4 cm pada panjang gelombang 440 nm.
zat dalam 20 ml air hangat, tambahkan 1 ml asam klorida
0,1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml. Air <1031> Metode 1c Tidak lebih dari 0,2%.
- 744 -

Batas lamivudin enantiomer. Tidak lebih dari 0,3%, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. detektor ionisasi nyala dengan kolom 0,53 mm x 50 m
Larutan amonium asetat 0,1M Larutkan lebih kurang berisi bahan pengisi G1 berlapis film setebal 5 m dan
7,7 g amonium asetat P dalam air dan encerkan dengan suatu sistem injektor split. Gas pembawa adalah hidrogen
air hingga 1000 ml. P pada tekanan 5 psig, laju alir lebih kurang 320 ml per
Fase gerak Buat campuran Larutan amonium asetat menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: mula-
0,1 M-metanol P (95:5), saring dan awaudarakan. mula suhu kolom dipertahankan pada 70 selama 3 menit,
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah kemudian ditingkatkan sebesar 30 per menit hingga 200
Campuran Resolusi A Lamivudin BPFI, larutkan dalam dan pertahankan suhu ini selama 6,5 menit. Pertahankan
air hingga diperoleh kadar 0,25 mg per ml. suhu injektor dan detektor masing-masing pada 150 dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, 250.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
encerkan dengan air sampai tanda. sama (lebih kurang 0,5 l) Larutan baku dan Larutan uji
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada ke dalam kromotograf, rekam kromatogram dan ukur
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi respons puncak. Hitung persentase masing-masing pelarut
dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom 4,6 mm x sisa dalam zat uji dengan rumus:
25 cm berisi bahan pengisi L45. Pertahankan suhu kolom
antara 15º dan 30º. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, dan C  RU 

10  
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti W  R s 
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara lamivudin dan
lamivudin enantiomer tidak kurang dari 1,5 [Catatan
Waktu retensi relatif lamivudin dan lamivudin enantiomer C adalah kadar masing-masing analit dalam mg per ml
masing-masing adalah lebih kurang 1,0 dan 1,2]. Larutan baku, W adalah bobot lamivudin yang digunakan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang dalam g; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan
10l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam respons puncak masing-masing analit terhadap baku
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung internal yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
persentase lamivudin enantiomer dalam zat yang baku.
digunakan dengan rumus :
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
 rU  Kromatografi<931>.
100   Larutan amonium asetat 0,025 M, Fase gerak, Larutan
 U
r  rS  kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak lamivudin Larutan asam salisilat Timbang saksama sejumlah
enantiomer dan lamivudin. asam salisilat, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dan bertahap dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang
Batas sisa pelarut Tidak lebih dari 0,2% etanol, tidak 0,625 g per ml.
lebih dari 0,2% isopropil asetat, tidak lebih dari 0,1% Larutan baku dan Larutan uji Gunakan Larutan baku
metanol, tidak lebih dari 0,1% trietilamin dan tidak lebih dan Larutan uji seperti pada Penetapan kadar.
dari 0,3% total sisa pelarut. Lakukan penetapan dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi sama (lebih kurang 10 l) Larutan asam salisilat dan
<931>. Larutan uji ke dalam kromotograf, rekam kromatogram
Larutan baku internal Ukur saksama lebih kurang 1 ml dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase asam
2-pentanon, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, salisilat dalam zat dengan rumus:
encerkan dengan campuran dimetil sulfoksida P-air (1:1)
sampai tanda.
C   rU 

Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku internal, ke 10  
dalam labu tentukur 100-ml. Pada labu yang sama W   rS 
tambahkan masing-masing lebih kurang 100 l, etanol
anhidrat P, isopropilasetat P, metanol P dan trietilamina C adalah kadar asam salisilat dalam g per ml Larutan
P. Encerkan dengan campuran dimetil sulfoksida P dan asam salisilat; W adalah bobot lamivudin dalam mg
air (1:1) sampai tanda. untuk pembuatan Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g zat, adalah respons puncak asam salisilat yang diperoleh dari
masukkan kedalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 Larutan uji dan Larutan asam salisilat. Hitung persentase
ml Larutan baku internal, encerkan dengan campuran masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:
dimetil sulfoksida P dan air (1:1) sampai tanda.
- 745 -

r  r 
100  i  100C  U 
 rS   rS 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran selain C adalah kadar Lamivudin BPFI dalam mg per ml
asam salisilat yang diperoleh dari Larutan uji; rS adalah Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
jumlah respons puncak, tidak lebih dari 0,3% untuk puncak Larutan uji dan Larutan baku.
puncak dengan waktu retensi relatif lebih kurang 0,4;
tidak lebih dari 0,2% untuk puncak dengan waktu retensi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
lebih kurang 0,9; tidak lebih dari 0,1% asam salisilat; tidak tembus cahaya dan simpan pada suhu ruang.
tidak lebih dari 0,1% cemaran lain; dan tidak lebih dari
0,6% total cemaran.
LANATOSIDA C
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Lanatoside C
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
O
Kromatografi <931>.
O
Larutan amonium asetat 0,025 M Masukkan lebih
kurang 1,9 g amonium asetat P ke dalam labu tentukur OH

1000-ml, larutkan dalam lebih kurang 900 ml air, atur pH CH3


H

hingga 3,8  0,2 dengan penambahan asam asetat P, CH3 H

encerkan dengan air sampai tanda dan campur. H OH

Fase gerak Campuran Larutan amonium asetat 0,025


O H CH3
M-metanol P (95:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu O

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti CH3


O
O
tertera pada Kromatografi <931>. CH3
OH
O
Larutan kesesuaian sistem Larutkan isi 1 vial CH3
O

OH
Campuran Resolusi B Lamivudin BPFI dalam 2 ml Fase O
O

gerak. HO
OH OCCH3

O
Larutan baku timbang saksama sejumlah Lamivudin OH

BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu encerkan 3-[(O--D-Glukopiranosil-(14)-O-3-asetil-2,6-


secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak hingga dideoksi--D-ribo-heksopiranosil-(14)-O-2,6-dideoksi-
kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. -D-ribo-heksopiranosil)oksi]-12,14-dihidroksida-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, 3,5,12-kard-20(22)-enolida [17575-22-3]
masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan C49H76O20 BM 985,1
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Lanatosida C mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi tidak lebih dari 103,0% C49H76O20, dihitung terhadap zat
dilengkapi dengan detektor 277 nm dan kolom 4,6 mm x yang telah dikeringkan.
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0
ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35. Lakukan Pemerian Hablur atau serbuk hablur halus, putih atau
kromatograf terhadap Larutan kesesuaian sistem dan sedikit kekuningan; higroskopik. Kehilangan air pada
rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti yang udara dengan kerapatan relatif rendah.
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara lamivudin dan
lamivudin diastereomer tidak kurang dari 1,5 [Catatan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform
Waktu retensi relatif Lamivudin dan Lamivudin dan dalam eter; larut dalam 20 bagian metanol.
diastereomer masing-masing lebih kurang 1,0 dan 0,9].
Lakukan kromotograf terhadap Larutan baku dan rekam Baku pembanding Lanatosida C BPFI.
kromatogram, ukur respons puncak seperti yang tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D
ulang tidak lebih dari 2,0%. dilakukan. Uji B, C, D dapat diabaikan jika uji A
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dilakukan.
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji A. Spektrum serapan inframerah 1 mg zat yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dilarutkan dalam 0,3 ml metanol P dan digerus dengan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 400 mg serbuk halus kalium bromida P kering hingga
lamivudin, C8H11N3O3S, dalam zat yang diguanakan campuran homogen dan kering benar, menunjukkan
dengan rumus: maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Lanatosida C BPFI. Bandingkan secara
khusus adanya maksimum yang jelas pada 1260 cm-1, dan
intensitas maksimum pada 1740 cm-1.
- 746 -

B. Pada uji Senyawa sejenis, pita bercak utama pada semprot dengan asam sulfat P 5% dalam etanol P dan
kromatogram yang diperoleh dari larutan (2) sesuai dalam panaskan pada suhu 140 selama 15 menit. Amati di
posisi, warna dan ukuran dengan kromatogram yang bawah cahaya biasa. Pada kromatogram, setiap pita
diperoleh dari larutan (3). bercak lain selain pita bercak utama yang diperoleh dari
C. Suspensikan 0,5 mg zat dalam 0,2 ml etanol P 60%, Larutan 1 tidak lebih intensif dari pita bercak yang
tambahkan 0,1 ml larutan asam 3,5-dinitrobenzoat P 2% diperoleh dari Larutan 4, tidak lebih dari 3 pita bercak
dalam etanol P dan 0,1 ml natrium hidroksida 2 N: terjadi lebih intensif dari pita bercak yang diperoleh dari Larutan
warna lembayung. 6 dan tidak lebih intensif dari pita bercak dari Larutan 5.
D. Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml asam asetat glasial
P, tambahkan 0,05 ml besi(III) klorida LP, dan 2 ml asam Penetapan kadar Sebelum melakukan penetapan kadar,
sulfat P hingga membentuk lapisan dasar, diamkan. masukkan zat uji dan zat baku dalam desikator berisi
Terjadi cincin coklat tetapi tidak kemerahan pada larutan jenuh kalium tiosianat P selama 24 jam. Lakukan
permukaan batas ke dua larutan, dan warna kuning Penetapan kadar terlindung cahaya. Timbang saksama 50
kehijauan yang berubah menjadi hijau kebiruan yang mg dan larutkan dalam etanol P hingga diperoleh larutan
menyebar ke lapisan atas. 50,0 ml, encerkan 5,0 ml dengan etanol P hingga 100,0
ml. Pada 5,0 ml larutan tambahkan 3,0 ml trinitrofenol
Kejernihan larutan Harus jernih; lakukan penetapan basa LP, biarkan di atas tangas air pada suhu 19 hingga
menggunakan larutan 2,0% dalam metanol P. 21 selama 40 menit. Ukur serapan larutan pada panjang
gelombang serapan maksimum 484 nm, menggunakan
Warna dan Akromisitas <1291>Metode III Warna campuran 5,0 ml etanol P dan 3,0 ml trinitrofenol basa
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7, LP. Hitung kandungan C49H76O20 dari serapan yang
lakukan penetapan menggunakan larutan 2% dalam diukur bersamaan, menggunakan Lanatosid C BPFI,
metanol . dengan memperhatikan hasil dari Susut pengeringan.

Rotasi jenis <1081> +32,0 - +35,5; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dari kaca
menggunakan larutan 2% dalam metanol P. kedap udara, terisi baik, terlindung cahaya; simpan di
tempat dengan suhu tidak lebih dari 10.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,5%;
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
suhu 100-105 pada tekanan 11,14-18,57 mmHg sampai LANSOPRAZOL
bobot tetap, mengunakan 500 mg zat. Lansoprazole
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan menggunakan residu dari Susut pengeringan. NH CH3

O CF3
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis N S
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
O N
Fase gerak campuran toluen P-etanol P diklorometan
P-air (60:30:20:1). 2-3-metil-4-(2,2,2-trifluoroetoksi)-2-piridinil
Larutan 1 Timbang sejumlah zat larutkan dalam metilsulfinilbenzimidazol [103577-45-3]
metanol P hingga kadar 2,0%. C16H14F3N3O2S BM 369,36
Larutan 2 Timbang sejumlah zat larutkan dalam
metanol P hingga kadar 0,2%. Lansoprazol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
Larutan 3 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI tidak lebih dari 101,0% C16H14F3N3O2S.
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,2%.
Larutan 4 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI Pemerian Serbuk; putih sampai putih kecokelatan.
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,030%.
Larutan 5 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI Kelarutan Mudah larut dalam dimetilformamida, praktis
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,020%. tidak larut dalam air. Melebur pada suhu 160º disertai
Larutan 6 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI peruraian.
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,010%.
Prosedur Totolkan sepanjang 10 mm masing-masing 5 Baku Pembanding Lansoprazol BPFI; tidak boleh
l dari enam larutan diatas, pada lempeng kromatografi dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu
silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
kromatografi berisi Fase gerak dan biarkan merambat 15 Senyawa Sejenis A Lansoprazol BPFI: [2-[[[3-metil-4-
cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, keringkan (2,2,2-trifluoroetoksi)-2-piridil]metil]sulfonil]
dengan aliran udara dingin dan masukkan kembali ke benzimidazol] (C16H14F3N3O3S BM 385,36); tidak boleh
dalam bejana dengan arah yang sama. Angkat lempeng, dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu
keringkan dengan aliran udara dingin selama 5 menit,
- 747 -

dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung labu tentukur 10-ml dan encerkan dengan Pengencer
cahaya. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dilengkapi dengan detektor 285 nm dan kolom 4,6 mm x
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P 15 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan m. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit.
gelombang yang sama dengan Lansoprazol BPFI. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam metanol P menunjukkan serapan Tabel 1
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang Waktu Larutan A Larutan B Elusi
sama dengan Lansoprazol BPFI. (Menit) (%) (%)
0 – 40 9020 1080 gradien
linier
Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 0,10%, lakukan
40 – 50 20 80 isokratik
penetapan menggunakan 1,0 g zat dengan 50 ml 50 – 51 2090 8010 gradien
campuran kering piridin P dan etilenglikol P (9:1 hingga linier
8:2) sebagai pelarut. 51 – 60 90 10 isokratik

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,10%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak lebih dari pada Prosedur: resolusi, R, antara lansoprazol dan
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair senyawa sejenis A lansoprazol tidak kurang dari 6.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Larutan A Air. sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Larutan B Buat campuran asetonitril P-air-trietilamin P seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku
(160:40:1), saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 7,0 relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3%.
dengan penambahan asam fosfat P. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Pengencer Campuran Larutan A dan Larutan B (9:1). sama (lebih kurang 40 l) Larutan blangko, Larutan baku
Larutan blangko Campuran Pengencer dan metanol P dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
(9:1). kromatogram, perhatikan puncak lansoprazol dan
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan Larutan cemaran seperti pada Tabel 1. Ukur respons puncak
B dengan perbandingan beragam seperti tertera pada utama, tidak termasuk puncak yang diperoleh dari
Sistem kromatografi. Bila perlu lakukan penyesuaian Larutan blangko. Hitung persentase tiap cemaran dalam
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada zat dengan rumus:
Kromatografi <931>.
Larutan resolusi [Catatan Siapkan segera sebelum  CF   r i 
50   
digunakan]. Larutkan masing-masing 5 mg Lansoprazol  W   rS 
BPFI dan Senyawa Sejenis A Lansoprazol BPFI dalam
200 ml metanol P. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu F adalah faktor respons relatif untuk masing-masing
tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer sampai puncak cemaran (lihat Tabel 2), C adalah kadar
tanda. Lansoprazol BPFI dalam g per ml Lansoprazol BPFI
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Senyawa dalam Larutan baku; W adalah bobot dalam mg
Sejenis A Lansoprazol BPFI dalam metanol P, encerkan lansoprazol yang digunakan pada Larutan uji; ri adalah
secara kuantitatif dan bila perlu bertahap dalam metanol respons puncak dari masing-masing cemaran Larutan uji;
P hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per ml. Pipet 1 ml dan rS adalah respons puncak lansoprazol Larutan baku.
larutan ini ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan
dengan Pengencer sampai tanda. Tabel 2
Larutan baku [Catatan Lakukan penyuntikan dalam Perkiraan
Faktor
waktu 10 menit setelah larutan disiapkan]. Timbang waktu Batas
respons Nama
retensi (%)
saksama sejumlah Lansoprazol BPFI dan larutkan dalam relatif (F)
relatif
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan bila perlu 1,1 1,22 Seyawa Sejenis 0,4
bertahap dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 25 A Lansoprazol
g per ml. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 0,8 0,76 Cemaran B 0,1
10-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. 1,2 1,27 Cemaran C 0,1
Larutan Uji [Catatan Lakukan penyuntikan dalam - 1,00 Cemaran 0,1
waktu 10 menit setelah larutan disiapkan]. Timbang tunggal lain
saksama lebih kurang 125 mg zat, masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Total cemaran tidak lebih dari 0,6%
metanol P sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam
- 748 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara KAPSUL LEPAS TUNDA LANSOPRAZOL
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Lansoprazole Delayed-Released Capsule
Kromatografi <931>.
Larutan pengencer Buat campuran air-asetonitril P- Kapsul Lepas Tunda Lansoprazol mengandung
trietilamina P (60:40:1), dan atur pH hingga 10,0 dengan lansoprazol, C16H14F3N3O2S, tidak kurang dari 90,0% dan
penambahan asam fosfat P. tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-trietilamin etiket.
P (60:40:1), saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 7,0
dengan penambahan asam fosfat P. Jika perlu lakukan Baku Pembanding Lansoprazol BPFI; tidak boleh
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu
pada Kromatografi <931>. dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Larutan resolusi Larutkan sejumlah Lansoprazol BPFI Senyawa Sejenis A Lansoprazol BPFI: [2-[[[3-metil-4-
dan Senyawa Sejenis A Lansoprazol BPFI dalam Larutan (2,2,2-trifluoroetoksi)-2-piridil]metil]sulfonil]
pengencer hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1 benzimidazol] (C16H14F3N3O3S, BM 385,36); tidak boleh
mg per ml. dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah 4 dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
etoksi asetofenon dan larutkan dalam Larutan pengencer cahaya.
hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lansoprazol Identifikasi
BPFI dan larutkan dalam Larutan baku internal hingga A. Masukkan sejumlah serbuk isi kapsul yang setara
kadar lebih kurang 5,0 mg per ml. Pipet 1,0 ml larutan ini dengan 5 mg lansoprazol, tambahkan 5 ml metanol P,
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan kocok dan sentrifus. Pipet 0,1 ml beningan, tambahkan 10
Pengencer sampai tanda. ml metanol P. Spektrum serapan ultraviolet larutan ini
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan gelombang yang sama seperti pada Lansoprazol BPFI.
encerkan dengan Larutan baku internal sampai tanda, dan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
campur. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50- uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh dari
ml dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Pelepasan obat <961>Metoda A.
dilengkapi dengan detektor 285 nm dan kolom 4,6 mm x TAHAP ASAM
25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan diameter partikel 5 Media asam : 500 ml asam klorida 0,1 N.
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan Alat tipe 2 : 75 rpm.
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam Waktu: 60 menit.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Prosedur Lakukan segera penetapan jumlah
pada Prosedur: resolusi, R, antara lansoprazol dan C16H14F3N3O3S yang terlarut dengan mengukur serapan
Senyawa Sejenis A Lansoprazol tidak kurang dari 5; 25 ml Larutan uji yang disaring dan dibandingkan dengan
lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam serapan Larutan baku Lansoprazol BPFI dengan kadar
krotogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada lebih kurang 8% dari jumlah yang tertera pada etiket per
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 500 ml media tahap asam pada panjang gelombang
tidak lebih dari 0,5%. maksimum lebih kurang 306 nm menggunakan media
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume tahap asam sebagai blangko. Jumlah etanol P yang
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji digunakan tidak lebih dari 0,5% volume total untuk
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur melarutkan baku pembanding sebelum diencerkan dengan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg media tahap asam. Sejumlah 475 ml sisa yang terdapat
lansoprazol, C16H14F3N3O2S, dalam zat yang digunakan dalam labu disolusi digunakan untuk pembuatan media
dengan rumus: disolusi tahap dapar.
Toleransi Dalam waktu 60 menit larut tidak lebih dari
 R  10% (Q) C16H14F3N3O3S dari jumlah yang tertera pada
500 C  U 
 RS  etiket.

C adalah kadar Lansoprazol BPFI dalam mg per ml TAHAP DAPAR


Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah respons Dapar persediaan Larutkan 65,4 g natrium dihidrogen
puncak Larutan uji dan Larutan baku. fosfat P, 28,2 g natrium hidroksida P dan 12 g natrium
dodesilsulfat P dalam air, dan encerkan hingga 4 liter.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Larutan blangko Buat campuran Media tahap asam-
tidak tembus cahaya. Dapar persediaan (19:17). Jika perlu atur pH hingga 6,8
dengan penambahan asam fosfat P atau natrium
hidroksida P.
- 749 -

Media disolusi tahap dapar Tambahkan 425 ml Dapar tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 5 jam pada 60º
persediaan ke dalam 475 ml sisa yang terdapat dalam menggunakan 1 g zat.
labu disolusi tahap asam. Jika perlu atur pH hingga 6,8
dengan penambahan asam fosfat P atau natrium Penetapan Kadar Lakukan penetapan secara
hidroksida P. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Alat tipe 2: 75 rpm. Kromatografi <931>.
Waktu: 60 menit. Larutan pengencer, Fase gerak dan Larutan resolusi
Prosedur Lakukan segera penetapan C16H14F3N3O3S Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam
yang terlarut dengan mengukur perbedaan serapan alikuot Lansoprazol.
dan serapan baku pada panjang gelombang lebih kurang Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah 4’-
286 dan 650 nm menggunakan Larutan blangko sebagai etoksi asetofenon dan larutkan dalam asetonitril P hingga
blangko. Larutan baku dibuat dari sejumlah Lansoprazol kadar lebih kurang 7,5 mg per ml.
BPFI dengan kadar lebih kurang 70% dari jumlah yang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lansoprazol
tertera pada etiket dalam 900 ml Larutan blangko. Jumlah BPFI dan larutkan dalam campuran natrium hidroksida
metanol P yang digunakan tidak lebih dari 2% volume 0,1 M-asetonitril P (3:2) hingga kadar lebih kurang 3 mg
total untuk melarutkan baku pembanding sebelum per ml. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-
diencerkan dengan Larutan blangko. ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak dengan Pengencer sampai tanda, campur. Encerkan
kurang dari 80% (Q) C16H14F3N3O3S dari jumlah yang secara kuantitatif dengan Pengencer hingga diperoleh
tertera pada etiket. larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 mg per ml
Lansoprazol BPFI.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji Masukkan isi tidak kurang dari 10 kapsul,
Prosedur untuk Uji keseragaman kandungan. setara dengan lebih kurang 300 mg lansoprazol ke dalam
Larutan baku Timbang seksama sejumlah Lansoprazol labu Erlenmeyer 300 ml yang berisi 60,0 ml natrium
BPFI larutkan dalam campuran asetonitril P-natrium hidroksida 0,1 M, dan sonikasi hingga hancur sempurna.
hidroksida 0,1 M LP (7:3) hingga kadar lansoprazol lebih Tambahkan 20,0 ml asetonitril P dan 20,0 ml Larutan
kurang 0,012 mg per ml. baku internal, kocok dan sentrifus bagian suspensi.
Larutan uji Masukkan isi 1 kapsul ke dalam labu Encerkan secara kuantitatif sejumlah volume larutan
tentukur 100-ml, tambahkan 30 ml natrium hidroksida 0,1 jernih dengan Pengencer hingga larutan mengandung
M dan sonikasi hingga hancur. Tambahkan 65 ml lansoprazol lebih kurang 0,1 mg per ml, dan saring
asetonitril P, dinginkan dan encerkan dengan asetonitril menggunakan penyaring membran dengan porositas 0,5
P sampai tanda. Sentrifus sejumlah suspensi dan saring m atau lebih kecil.
melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 m atau Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
lebih kecil. Encerkan secara kuantitatif sejumlah volume Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
filtrat dengan campuran asetonitril P-natrium hidroksida dilengkapi dengan detektor 285 nm, dan kolom 4,6 mm x
0,1 M (7:3) hingga kadar lansoprazol lebih kurang 0,012 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
mg per ml. m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
Prosedur Ukur segera serapan Larutan uji dan Larutan kromatograf terhadap Larutan resolusi, rekam krotogram
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
kurang 294 nm, dengan spektrofotometer yang sesuai, resolusi, R, antara dua puncak utama tidak kurang dari 5.
menggunakan campuran asetonitril P-natrium hidroksida Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
0,1 M (7:3) sebagai Larutan blangko. Hitung jumlah kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dalam mg lansoprazol, C16H14F3N3O2S, dalam kapsul pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
yang digunakan dengan rumus: ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
 LC   AU  sama ( lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
  
 D  AS ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur

respons puncak. Hitung jumlah dalam mg lansoprazol,
C16H14F3N3O2S, dalam isi kapsul yang digunakan dengan
L adalah jumlah lansoprazol seperti tertera pada etiket rumus:
kapsul; C adalah kadar Lansoprazol BPFI dalam mg per
LC  R U 
ml Larutan baku; D adalah kadar lansoprazol dalam mg  
per ml dalam Larutan uji, berdasarkan jumlah lansoprazol D  R S 
dalam etiket kapsul dan faktor pengenceran; AU dan AS
berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan L adalah jumlah lansoprazol dalam mg, tiap kapsul
baku. seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Lansoprazol
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; D adalah kadar
Susut Pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; lansoprazol dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
lakukan pengeringan diatas fosfor pentoksida P pada jumlah lansoprazol tiap kapsul yang tertera pada etiket
- 750 -

dan tingkat pengenceran; RU dan RS berturut-turut adalah larut air tidak menghilangkan warna 50 µl kalium
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. permanganat 0,10 N secara sempurna dalam waktu 10
menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan simpan pada suhu ruang. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Refluks 1,0 g zat dengan 20 ml
etanol P, dinginkan, tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N,
LEMAK BULU DOMBA saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes larutan perak nitrat
Lanolin P dalam etanol P (1 dalam 50): larutan yang diperoleh
tidak lebih keruh dari blangko yang ditambah 0,50 ml
Adeps Lanae
asam klorida 0,020 N.
Lemak Bulu Domba adalah zat serupa lemak yang
Amonia Tambahkan 1 ml natrium hidroksida 1 N ke
dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne
dalam 10 ml lapisan air yang diperoleh dari penetapan
(Familia Bovidae) yang dibersihkan dan dihilangkan
Asam dan basa larut air, uap yang terjadi tidak
warna dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari
mengubah warna kertas lakmus P.
0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak
lebih dari 0,02%.
Bilangan iodum Antara 18 dan 36; lakukan penetpan
seperti tertera pada Penetapan bilangan iodum dalam
Pemerian Massa seperti lemak, lengket; warna kuning;
Lemak dan Minyak Lemak <491>, menggunakan 780-820
bau khas.
mg zat.
Kelarutan Tidak larut dalam air; dapat bercampur
Vaselin Didihkan 500 mg zat dengan 40 ml etanol mutlak
dengan air lebih kurang dua kali beratnya; agak sukar
P: larutan jernih atau tidak lebih dari opalesen.
larut dalam etanol dingin; lebih larut dalam etanol panas;
mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.
Senyawa asing [Catatan Lakukan uji dengan
menggunakan pereaksi dan pelarut bebas pestisida.
Baku pembanding Lemak Bulu Domba BPFI.
Bahan pembanding pestisida yang digunakan pada
Larutan baku dapat diperoleh dari perdagangan.]
Jarak lebur <1021> Metode IV Antara 38º dan 44º,
Larutan baku persediaan Buat larutan persediaan dalam
lakukan penetapan menggunakan contoh yang telah
heksan P masing masing hingga kadar 100 mg pestisida
didinginkan pada suhu antara 8º dan 10º.
pembanding per liter. [Catatan Larutan baku persediaan
pekat dapat disimpan di tempat gelap dalam wadah
Keasaman Untuk menetralkan asam bebas dalam 10,0 g
bersumbat kaca, dalam lemari pendingin pada suhu 2º-5º,
zat: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml natrium hidroksida
selama 1 tahun. Hampir semua pestisida dapat segera larut
0,10 N; lakukan penetapan seperti tertera pada Lemak dan
dalam heksan P, meskipun isomer heksaklorosikloheksan
Minyak lemak <491>.
dan golongan DDT harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan sedikit mungkin aseton P kemudian diencerkan
Kebasaan Larutkan 2,0 g zat dalam 10 ml eter P,
dengan heksan P hingga kadar yang ditentukan.]
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP: larutan tidak berwarna
Larutan baku Encerkan dengan saksama sejumlah
merah.
volume Larutan baku persediaan secara kuantitatif dan
bertahap dengan heksan P hingga diperoleh Larutan baku
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,25; lakukan
dengan kadar seperti pada Tabel. Simpan Larutan baku
penetapan menggunakan 10,0 ml larutan yang dibuat
dalam wadah bersumbat kaca di tempat gelap pada suhu
sebagai berikut: timbang saksama lebih kurang 25 g zat,
2º-5º, dan ganti setiap 2 bulan. [Catatan Jika diperlukan
larutkan dalam 75 ml campuran pelarut kloroform P-
dapat dibuat dua atau lebih larutan baku masing-masing
metanol P (3:2), encerkan dengan campuran pelarut
mengandung tidak lebih dari 8 pestisida pembanding.
hingga 100,0 ml. Lakukan penetapan blangko
Pestisida pembanding untuk Larutan baku campuran
menggunakan 10,0 ml campuran pelarut.
harus dipilih berdasarkan waktu retensi relatif (seperti
pada Tabel) yang cukup berbeda sehingga puncak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%
kromatogram diharapkan tidak tumpang tindih dan harus
dipilih serta dikombinasi sesuai untuk sistem dan detektor
Asam dan basa larut air Hangatkan 10,0 g zat dengan
kromatografi yang digunakan.]
50 ml air di atas tangas uap, aduk terus hingga lemak
Sistem pembersih kromatografi permeasi gel.
meleleh dan terpisah sempurna pada pendinginan: lapisan
Fase gerak Campuran diklorometan P-heksan P (1:1).
air hampir jernih dan bereaksi netral terhadap kertas
Alat Kromatograf permeasi gel dilengkapi dengan
lakmus P. Simpan lapisan air.
kolom 25 mm x 50 cm berisi 35 g butiran kopolimer
stirena-divinilbenzen yang dimampatkan menjadi kolom
Senyawa mudah teroksidasi larut air Pada 10 ml
dengan panjang 20 cm. Fase gerak dipompakan dengan
larutan yang diperoleh dari penetapan Asam dan basa
- 751 -

laju alir lebih kurang 5 ml per menit, tekanan 8-11 Psi. menghilangkan seluruh sesepora diklometana, tambahkan
Atur agar pemisahan fraksi eluat dari 12-28 menit, bilas heksan P hingga 3,0 ml.
selama 2 menit dan buang fraksi bilasan. Sistem kromatografi I Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Kesesuaian sistem detektor penangkap elektron dan kolom 2 mm x 1,8 m
ELUASI LEMAK BULU DOMBA Leburkan sejumlah berisi bahan pengisi 5% fase cair G1 pada partikel
tertentu zat dan saring dengan kertas saring berlipat ke penyangga S1A 80 mesh - 100 mesh. Pertahankan suhu
dalam wadah. Timbang saksama 5,0 g filtrat hangat, awal kolom pada 200°. [Catatan Suhu awal kolom
masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Encerkan disesuaiakan agar waktu retensi relatif p,p’-DDT dan
dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan 5,0 ml etion lebih kurang 3,1 dan 2,56 terhadap klorpirifos]
larutan ini ke dalam kolom kromatograf permeasi gel, gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir
eluasi dengan Fase gerak. Kumpulkan 100 ml eluat diatur 60 ml per menit, hingga waktu retensi klorpirifos
dalam gelas piala yang telah ditara masing-masing berisi lebih kurang 4 menit.
10 ml eluat; uapkan pelarut, dinginkan, timbang gelas Sistem kromatografi II Lakukan seperti tertera pada
piala dan isi, dan hitung jumlah lemak bulu domba yang Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
diperoleh dari masing-masing 10 ml eluat. Kolom sesuai detektor fotometri nyala dan kolom 2 mm x 1,8 m berisi
jika tidak kurang dari 96% lemak bulu domba tereluasi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel penyangga
dalam 60 ml eluat pertama. S1A 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada 200º.
[Catatan Suhu awal kolom disesuaikan dengan waktu
ELUASI PESTISIDA DARI LEMAK BULU DOMBA retensi relatif etion lebih kurang 3,36 terhadap
Larutkan sejumlah diazinon, diklofention, bromofos etil, klorpirifos.], gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
lindan dan dieldrin dalam Fase gerak untuk memperoleh dengan laju alir diatur lebih kurang 60 ml per menit,
larutan baku dengan kadar berturut-turut 0,4; 0,4;1,0;0,1; hingga waktu retensi klorpirifos lebih kurang 4 menit.
dan 0,6 µg per ml. Masukkan 5,0 ml larutan ini dalam [Catatan Tentukan kepekaan detektor untuk Sistem
labu tentukur 10–ml yang berisi 2 g Lemak Bulu Domba kromatografi I dan II: pilih atenuasi elektrometer
BPFI, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. sehingga penyuntikan 1,5 µg klorpirifos menghasilkan
Masukkan 5 ml larutan ini ke dalam kolom kromatografi defleksi 50% dari skala penuh pada alat perekam. Jika
permeasi gel dan eluasi dengan 160 ml Fase gerak. kondisi detektor menyimpang dari rentang linier detektor,
Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan 100 ml fraksi atur rentang linier dan rekam jumlah dalam ng
berikutnya (dari 60-160 ml). Masukkan kumpulan fraksi klorpirifos yang menghasilkan defleksi 50% skala penuh
ke dalam konsentrator yang dilengkapi dengan labu pada kondisi ini.]
penampung berskala, tambahkan 50 ml heksan P dan Prosedur [Catatan Prosedur di bawah ini harus diikuti
pekatkan dengan penguapan hingga 5 ml. Suntikkan lebih untuk Sistem kromatografi I dan II] Suntikkan secara
kurang 5 µl fraksi ini ke dalam kromatograf seperti tertera terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 5 µl)
pada Sistem kromatografi I dan Sistem kromatografi II. Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf gas,
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak yang rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak
diperoleh dari 5 pestisida dalam Larutan baku. Hitung dalam kromatogram. Bandingkan respons puncak setiap
perolehan kembali masing-masing pestisida yang residu pestisida dalam kromatogram Larutan uji yang
digunakan dalam larutan Lemak Bulu Domba BPFI yang diperoleh dari setiap sistem kromatografi dengan respons
dipekatkan. Siapkan larutan uji dengan mencampur heksan puncak yang sesuai dengan waktu retensi dalam
P-larutan baku (1:1). kromatogram Larutan baku. Hitung jumlah dalam bpj,
Suntikkan 5 µl Larutan uji ke dalam kromatograf seperti masing-masing residu pada zat dengan rumus:
tertera pada Sistem kromatografi I dan Sistem
kromatografi II, rekam kromatogram dan ukur respons  C   rU 
puncak dari masing-masing pestisida dalam Larutan uji. 30    
Bandingkan respons puncak yang diperoleh dari fraksi  W   rS 
Larutan baku terhadap respons puncak pestisida yang
diperoleh dari Larutan uji: tidak kurang dari 85% jumlah rU dan rS berturut-turut adalah luas puncak residu pada
setiap pestisida yang ditambahkan diperoleh kembali. Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar pestisida
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 6 g zat pembanding dalam mg per liter Larutan baku; W adalah
yang telah dileburkan dengan memanaskan di atas tangas bobot zat uji dalam g: masing-masing residu tidak lebih
air dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dari 10 bpj dan jumlah seluruh residu yang ditetapkan
dalam 25 ml Fase gerak, encerkan dengan Fase gerak tidak lebih dari 40 bpj.
sampai tanda dan saring. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke
dalam kolom dan eluasi dengan 160 ml Fase gerak. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan fraksi sebaiknya pada suhu ruang terkendali.
berikutnya ke dalam evaporator. Pekatkan dengan
penguapan diatas tangas air hingga 3 ml, tambahkan lebih
kurang 50 ml heksan P dan uapkan kembali untuk
- 752 -

Tabel
Larutan baku Waktu retensi relatif
(µg / ml) terhadap klorpirifos
Detektor Detektor
Pembanding pestisida penangkap fotometri Sistem 1 Sistem 2
electron nyala
Tetrakloronitrobenzen (TCNB) 0,05 - 0,29 0,24
Alfa heksaklorosikloheksan
(alfa BHC) 0,05 - 0,40 0,35
Beta heksaklorosikloheksan
(beta BHC) 0,30 - 0,43 0,56
Heksaklorobenzen (HCB) 0,05 - 0,45 0,33
Gamma heksaklorosikloheksan
(Lindan) 0,05 - 0,48 0,41
Propetamfos - 0,30 0,48 0,42
Diazinon - 0,20 0,52 0,40
Diklofention 0,10 0,20 0,67 0,56
Ronnel 0,30 0,40 0,81 0,66
Heptaklor 0,10 - 0,83 0,60
Malation - 0,40 0,91 1,05
Klorpirifos 0,30 0,30 1,00 1,00
Aldrin 0,20 - 1,05 0,76
Etil pirimifos - 0,40 1,14 1,14
Klorfenvinfos 0,40 0,40 1,17 1,40
Heptaklor Epoksida 0,20 - 1,29 1,17
Klorfenvinfos Z 0,40 0,50 1,30 1,51
Etil Bromofos 0,40 0,50 1,51 1,45
1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-
(4klorofenil)etena o,p-DDE) 0,30 - 1,55 1,51
1,1’-Dikloro-2-(4-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etena p,p-DDE) 0,30 - 1,88 1,86
Stirofos 0,60 0,80 1,58 1,97
Alfa endosulfan 0,40 - 1,63 1,47
1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etana o,p-TDE) 0,40 - 1,90 2,19
Dieldrin 0,30 - 1,91 1,84
Endrin 0,40 - 2,13 2,29
Beta endosulfan 0,40 - 2,19 2,77
1,1 -Dikloro-2,2-bis(4-klorofenil)etana
p,p-TDE) 0,40 - 2,41 2,87
1,1,1 -Trikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etana o,p-DDT) 0,40 - 2,55 2,70
Etion 1,00 0,40 2,56 3,36
Karbofenotion 0,80 1,00 2,94 3,70
1,1,1 -Trikloro-2,2-bis(4-kloro-
fenil)etana p,p-TDE) 0,50 - 3,13 3,50
Metoksiklor 0,60 - 4,70 7,20
Karbofenotion sulfon 5,00 - 5,10 9,20
Karbofenotion sulfoksida 5,00 - 5,40 10,00
- 753 -

LEUKOVORIN KALSIUM penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera


Leucovorin Calcium pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran 15 ml Larutan
tetrabutilamonium hidroksida dan 900 ml air. Atur pH
hingga 7,5±0,1 dengan penambahan Larutan natrium
fosfat monobasa 2 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Leukovorin
Kalsium BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 175 µg per
ml.
Kalsium N-[p-[[[(6RS)-2-amino-5-formil-5,6,7,8- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
tetrahidro-4-hidroksi-6-pteridinil]metil]amino] benzoil]-L- masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
glutamat (1:1) [1492-18-8] encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
C20H21CaN7O7 BM 511,50 Larutan kesesuaian sistem Larutkan asam folat P
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 175 µg per
Leukovorin Kalsium mengandung tidak kurang dari ml. Campur 1 bagian larutan ini dengan 4 bagian Larutan
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C20H21CaN7O7, baku.
dihitung terhadap zat anhidrat. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Pemerian Serbuk; putih kekuningan atau kuning; tidak dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30
berbau. cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1-2 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; praktis tidak kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
larut dalam etanol. puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
leukovorin kalsium dan asam folat berturut-turut adalah
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan 1,0 dan 1,6; resolusi, R, antara puncak leukovorin kalsium
Zat ini sangat higroskopik] Tidak boleh dikeringkan; dan asam folat tidak kurang dari 3,6; dan simpangan baku
tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. sama (lebih kurang 15 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan leukovorin kalsium, C20H21CaN7O7, dalam zat yang
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama digunakan dengan rumus:
dengan Leukovorin Kalsium BPFI.
r 
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 17,0%. 0,1C  U 
 rS 
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
C adalah kadar Leukovorin Kalsium BPFI, dalam μg per
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan hanya air
deionisasi segar. Gunakan peralatan gelas aktinik rendah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
untuk larutan mengandung Leukovorin kalsium dan terlindung cahaya.
lindungi larutan terhadap cahaya. Lakukan penetapan
segera].
Larutan tetrabutilamonium hidroksida Larutkan INJEKSI LEUKOVORIN KALSIUM
tetrabutilamonium hidroksida P dalam metanol P hingga
Leucovorin Calcium Injection
kadar lebih kurang 0,25 g per ml.
Larutan natrium fosfat monobasa 2 N Larutkan
Injeksi Leukovorin Kalsium adalah larutan steril
natrium fosfat monobasa monohidrat P dalam air hingga leukovorin kalsium dalam air untuk injeksi. Mengandung
kadar lebih kurang 276 mg per ml. leukovorin, C20H23N7O7, tidak kurang dari 90,0% dan
Fase gerak Buat campuran 15 ml Larutan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
tetrabutilamonium hidroksida dan 835 ml air. Tambahkan
etiket.
125 ml asetonitril P, atur pH hingga 7,5±0,1 dengan
penambahan Larutan natrium fosfat monobasa 2 N,
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan
encerkan dengan air hingga 1000 ml, atur kadar Zat ini sangat higroskopik] Tidak boleh dikeringkan;
asetonitril P. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
- 754 -

digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam kadar Leukovorin Kalsium BPFI anhidrat, dalam mg per
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI ml Larutan baku;V adalah volume injeksi dalam ml yang
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi], dari Larutan uji dan Larutan baku.
rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
lemari pendingin. tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.

Identifikasi Masukkan sejumlah volume injeksi yang


setara dengan lebih kurang 6 mg leukovorin kalsium ke TABLET LEUKOVORIN KALSIUM
dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca 50 ml, Leucovorin Calsium Tablet
tambahkan lebih kurang 40 ml aseton P, campur,
sentrifus beberapa menit, dekantasi dan buang lapisan Tablet Leukovorin Kalsium mengandung leukovorin,
cair. Ulangi proses pencucian dengan penambahan 40 ml C20H23N7O7, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
aseton P. Keringkan endapan yang diperoleh dengan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
bantuan aliran nitrogen P sampai kering: residu
memenuhi uji Identifikasi seperti tertera pada Leukovorin Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan
kalsium. Zat ini sangat higroskopik] Tidak boleh dikeringkan;
tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,95 unit digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam
Endotoksin FI per mg leukovorin kalsium. wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Asam 10-
formilfolat BPFI; Tidak boleh dikeringkan. Simpan
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam
lemari pendingin.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Identifikasi
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara A. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lebih kurang 200 mg leukovorin kalsium ke dalam
Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan hanya air Erlenmeyer, tambahkan 10 ml air, kocok kuat, sonikasi
deionisasi segar. Gunakan peralatan gelas aktinik rendah selama 10 menit, saring. Pindahkan filtrat ke dalam
untuk larutan mengandung leukovorin kalsium dan tabung sentrifuga bersumbat, tambahkan lebih kurang
lindungi larutan terhadap cahaya. Lakukan penetapan 125 mg amonium oksalat P, kocok kuat, sentrifus hingga
segera]. diperoleh beningan. Pindahkan beningan ke dalam tabung
Larutan tetrabutilamonium hidroksida, Larutan sentrifuga bersumbat yang lain, tambahkan 1 ml metanol
natrium fosfat monobasa 2 N, Fase gerak, Pengencer, P dan 3 tetes asam klorida P, kocok kuat. Jika larutan
Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem keruh, tambahkan metanol P hingga diperoleh larutan
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan yang jernih, jika perlu saring untuk membuang zat yang
kadar dalam Leukovorin kalsium. tidak larut. Dinginkan larutan pada suhu 0º sampai
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi terbentuk endapan, sentrifus selama 1-2 menit. [Catatan
setara dengan lebih kurang 9 mg leukovorin masukkan ke Jika perlu tahap pendinginan dan sentrifus dapat
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer diulangi untuk meningkatkan jumlah endapan]. Tuang
sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ke dalam corong pisah beningan, tambahkan 2 ml metanol P ke dalam tabung,
60 ml, tambahkan 25 ml diklorometan P, kocok, biarkan kocok kuat sampai endapan larut, pindahkan isi ke dalam
lapisan memisah, buang ekstrak diklorometan. Ulangi gelas piala. Uapkan di udara hingga hampir kering dan
ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml diklorometan P, keringkan residu pada suhu 50º selama 30 menit:
buang ekstrak diklorometan. Saring lapisan air, buang 5 Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
ml filtrat pertama, kumpulkan sisa filtrat ke dalam labu dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
Erlenmeyer bersumbat kaca. pada bilangan gelombang yang sama dengan Leukovorin
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam Kalsium BPFI.
Penetapan kadar pada Leukovorin kalsium. Hitung jumlah B. Waktu retensi puncak kromatogram Larutan uji
dalam mg Leukovorin, C20H23N7O7, dalam tiap ml injeksi sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
dengan rumus: Penetapan kadar.

 473 ,45   C   rU  Disolusi <1231>


50       Media disolusi : 900 ml air.
 511 ,50   V   rS  Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
473,45 dan 511,50 berturut-turut adalah bobot molekul Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H21CaN7O7,
leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat; C adalah yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, yang jika
- 755 -

perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Leukovorin
larutan baku Leukovorin Kalsium BPFI dalam Media Kalsium BPFI dan Asam 10-formilfolat BPFI, larutkan
disolusi pada panjang gelombang serapan maksimum dan encerkan dengan air hingga diperoleh kadar
lebih kurang 284 nm. leukovorin kalsium lebih kurang 500 µg per ml dan asam
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 10-formilfolat lebih kurang 10 µg per ml.
kurang dari 75% (Q) C20H21CaN7O7, dari jumlah yang Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
tertera pada etiket. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg leukovorin, masukkan ke
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 50
Prosedur keseragaman kandungan ml air, sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Leukovorin sampai tanda, saring.
Kalsium BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kurang 10 µg per ml. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji Serbukkan 1 tablet dan masukkan dalam dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml
air hingga kadar lebih kurang 10 µg per ml. Saring, buang per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
filtrat pertama. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif asam 10-
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan formilfolat dan leukovorin berturut-turut lebih kurang 2,3
maksimum lebih kurang 284 nm menggunakan air dan 1,0; resolusi, R, antara puncak leukovorin dan asam
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg leukovorin 10-formilfolat tidak kurang dari 1,5; simpangan baku
kalsium, C20H21CaN7O7, dalam tiap tablet dengan rumus: relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
T   AU  sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
C    ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
D   AS 
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
leukovorin, C20H23N7O7, dalam serbuk tablet yang
C adalah kadar Leukovorin Kalsium BPFI dalam g per digunakan dengan rumus:
ml Larutan baku; T adalah jumlah leukovorin kalsium,
dalam mg tiap tablet seperti tertera pada etiket; D adalah
 473 ,45   L  rU 
kadar leukovorin kalsium dalam g per ml Larutan uji,  C   
berdasarkan jumlah per tablet yang tertera pada etiket dan  511 ,50   D  rS 
faktor pengenceran; AU dan AS berturut-turut adalah
serapan dari Larutan uji dan Larutan baku. 473,45 dan 511,50 berturut-turut adalah bobot molekul
leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat; C adalah
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak kadar Leukovorin Kalsium BPFI anhidrat, dalam mg per
lebih dari 2,5% dan total cemaran tidak lebih dari 4,0%. ml Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg leukovorin
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar. dalam tiap tablet yang tertera pada etiket; D adalah kadar
Hitung persentase tiap puncak, selain puncak leukovorin leukovorin, dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
pada kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji jumlah per tablet yang tertera pada etiket dan faktor
dengan rumus: pengenceran; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
r 
100  i  Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
 rt  terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.

ri adalah respons masing-masing puncak cemaran, dan rt


adalah jumlah semua respons puncak. LEVAMISOL HIDROKLORIDA
Levamisole Hydrochloride
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada H N S

Kromatografi <931>. . HCl


Pengencer Campuran air-metanol P (80:20). N
Fase gerak Buat larutan tetrabutilamonium fosfat
0,005 M dalam Pengencer. Atur pH larutan hingga 7,5
dengan penambahan larutan natrium hidroksida P 50%.
(-)-2,3,5,6-Tetrahidro-6-fenilimidazol [2,1-b]
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
tiazol monohidroklorida [16595-80-5]
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
C11H12N2S.HCl BM 240,75
Kromatografi <931>.
- 756 -

Levamisol Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C11H12N2S.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur putih hingga krem muda; tidak Kromatogtafi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
berbau atau hampir tidak berbau. <931>.
Fase gerak Campuran toluen P-aseton P-amonium
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol; praktis hidroksida P (60:40:1).
tidak larut dalam eter; sukar larut dalam metilen klorida. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan
encerkan dalam metanol P hingga kadar 50 mg per ml.
Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI; Tidak Enceran larutan uji Encerkan 1,0 ml Larutan uji, dengan
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat metanol P hingga 10 ml.
dan terlindung cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levamisol
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar 5
Identifikasi mg per ml.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Enceran larutan baku Encerkan 1,0 ml Larutan baku
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, dengan metanol P hingga 20 ml.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 l
gelombang yang sama seperti pada Levamisol Larutan uji, Enceran larutan uji, Larutan baku, dan Enceran
Hidroklorida BPFI. larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal
B. Warna, ukuran dan harga Rf bercak utama dari 0,25 mm, biarkan bercak mengering. Masukkan lempeng ke
Enceran larutan uji sesuai dengan Larutan baku pada uji dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan
Kemurnian kromatografi jika diamati di bawah cahaya merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. lempeng, biarkan selama 15 menit. Amati bercak di bawah
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti cahaya ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. Ukuran
tertera padaUji Identifikasi Umum <291>. dan intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji
tidak lebih dari Enceran larutan baku (sesuai dengan 0,5%
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat; masing-masing cemaran). Paparkan lempeng dengan uap
lakukan penetapan menggunakan larutan 500 mg zat iodum dalam bejana tertutup selama 15 menit. Amati bercak:
dalam 10 ml air. ukuran dan intensitas bercak lain selain bercak utama dari
Larutan uji tidak lebih dari Enceran larutan baku (sesuai
Warna larutan Lakukan penetapan menggunakan larutan dengan tidak kurang 0,5% masing-masing cemaran).
yang diperoleh pada Kesempurnaan melarut: larutan
harus tidak berwarna atau berwarna tidak lebih intensif Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
dari warna larutan padanan yang dibuat dengan mg zat, larutkan dalam 30 ml etanol P. Tambahkan 5,0 ml
mencampur 2,5 ml Larutan padanan F yang dibuat asam klorida 0,01 N dan titrasi dengan natrium
menurut cara yang tertera pada Warna dan Akromisitas hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan kedua titik
<1291> dengan 97,5 ml asam klorida 0,12 N. infleksi secara potensiometrik. Hitung volume dalam ml
natrium hidroksida 0,1 N yang digunakan antara kedua
Serapan cahaya Lakukan seperti tertera pada titik tersebut.
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Serapan larutan 1 mg per ml zat uji dalam asam klorida Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
metanol 0,2 N pada panjang gelombang 310 nm tidak setara dengan 24,08 mg C11H12N2S.HCl
lebih dari 0,20.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Jarak lebur <1021> Antara 226 dan 231. terlindung cahaya.

pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 20). TABLET LEVAMISOL HIDROKLORIDA
Levamisole Hydrochloride Tablet
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Tablet Levamisol Hidroklorida mengandung levamisol
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam. hidroklorida setara dengan levamisol, C11H12N2S, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Rotasi jenis <1081> Antara –121,5 dan –128,0, jumlah yang tertera pada etiket.
lakukan penetapan menggunakan larutan 500 mg zat yang
telah dikeringkan per 10 ml air. Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI; jangan
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj. terlindung cahaya.
- 757 -

Identifikasi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


A. Waktu retensi puncak utama levamisol pada Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatogram dari Larutan uji, sesuai dengan Larutan Kromatografi <931>.
baku seperti tertera pada Penetapan kadar. Larutan A Buat larutan amonium fosfat monobasa P
B. Harga Rf bercak utama dari Larutan uji B sesuai 0,75% dalam air, atur pH hingga 7 dengan penambahan
dengan Larutan baku A yang diperoleh pada uji diisopropilamina P.
Kemurnian kromatografi. Larutan B Gunakan asetonitril P.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Disolusi <1231> Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Alat tipe 2: 50 rpm. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Waktu: 45 menit. Pengencer Buat campuran metanol P-air (1:1).
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C11H12N2S, yang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu Levamisol Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml air, goyang hingga
Levamisol Hidroklorida BPFI dengan konsentrasi larut, encerkan dengan metanol P sampai tanda, diperoleh
diketahui dalam media yang sama pada panjang larutan dengan kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 214 nm. Larutan resolusi Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang levamisol hidroklorida, larutkan dalam 5 ml natrium
dari 80% (Q) C11H12N2S, dari jumlah yang tertera pada hidroksida 0,1 N dalam vial bertutup, panaskan pada suhu
etiket. 100 selama 5 jam. Dinginkan, encerkan 1 ml larutan
dengan metanol P hingga 25 ml, campur.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan secara Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi setara dengan lebih kurang 150 mg levamisol, masukkan
<931>. ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang
Fase gerak Campuran toluen P-aseton P- amonium 25 ml air, kocok secara mekanik selama 30 menit.
hidroksida P (60:40:1) Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10,0 ml larutan
Larutan uji A Timbang saksama sejumlah serbuk tablet ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan
setara dengan lebih kurang 100 mg levamisol, masukkan metanol P sampai tanda.
ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5,0 ml metanol P Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kocok selama 2 menit, saring. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji B Encerkan 1,0 ml Larutan uji dengan dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 4,6 mm x
metanol P hingga 10,0 ml, campur. 10 cm dan berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Levamisol 3 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Kromatograf
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan diprogram sebagai berikut:
hingga kadar 2,4 mg per ml atau setara dengan 2,0 mg
levamisol per ml. Waktu Larutan A Larutan B
Eluasi
Larutan baku B Encerkan 1,0 ml Larutan baku dengan (menit) (%) (%)
metanol P hingga 20,0 ml. 0–5 80  20 20  80 gradien linier
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 5–7 20 80 Isokratik
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara 7–8 20  80 80  20 gradien linier
terpisah masing-masing 10 µl Larutan uji A, Larutan uji 8 - 12 80 20 Isokratik
B, Larutan baku A dan Larutan baku B pada lempeng
kromatografi Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan pada suhu pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk levamisol dan
105 selama 15 menit. Amati lempeng di bawah cahaya hasil degradasi utama berturut-turut lebih kurang 1,0 dan
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. Ukuran dan 1,3; resolusi, R, antara puncak levamisol dan hasil
intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji degradasi utama tidak kurang dari 6,0. Lakukan
A tidak lebih besar dari bercak utama Larutan baku B, kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5%. Paparkan dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
lempeng dengan uap iodum dalam bejana tertutup selama faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,0, faktor ikutan
15 menit. Tandai bercak: ukuran dan intensitas bercak untuk puncak analit tidak lebih dari 1,8 dan simpangan
lain selain bercak utama dari Larutan uji A tidak lebih baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dari Larutan baku B masing-masing cemaran tidak lebih Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dari 0,5%. sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
- 758 -

levamisol, C11H12N2S, dalam serbuk tablet yang digunakan, masing, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
dengan rumus: pada panjang gelombang serapan maksimum berbeda
tidak lebih dari 3,0%.
 204 , 29   rU  C.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
1000 C     uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
 240 , 75   rS  Penetapan kadar.

204,29 dan 240,75 berturut-turut adalah bobot molekul Rotasi jenis <1081> Antara -160 dan -167; lakukan
levamisol dan levamisol hidroklorida; C adalah kadar penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
Levamisol Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan berikut: Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak dari masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
Larutan uji dan Larutan baku. 10 ml asam klorida 1 N, tambahkan 5 g metenamin P,
goyang hingga larut dan tambahkan asam klorida 1 N
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. sampai tanda. Diamkan di tempat gelap pada suhu 25
selama 3 jam.
Penandaan Penandaan harus menyatakan kandungan zat
aktif dan garam yang digunakan dalam formulasi. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam.

LEVODOPA Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


Levodopa
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
NH2

HO C C COOH
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
H2
semua cemaran tidak lebih dari batas tertera pada Tabel
H
berikut:
HO

Tabel
(-)-3-(3,4-Dihidroksifenil)-L-alanin [59-92-7] Faktor
C9H11NO4 BM 197,19 Waktu
Respons Batas
Cemaran Retensi
Relatif (%)
Levodopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak Relatif
(F)
lebih dari 102,0% C9H11NO4, dihitung terhadap zat yang Senyawa sejenis
0,9 2,4 0,1
telah dikeringkan. A Levodopa
Levodopa 1,0 - -
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih; L-Tirosin 1,3 2,7 0,1
3-Metoksitirosin 1,6 1,2 0,5
tidak berbau. Dalam keadaan lembab teroksidasi dengan
1-Veratrilglisin 2,7 1,3 0,1
cepat oleh oksigen udara dan warna menjadi lebih tua. Cemaran tunggal
- 1,0 0,1
tidak diketahui
Kelarutan Mudah larut dalam asam klorida 3 N; sukar Jumlah semua
larut dalam air; tidak larut dalam etanol. - - 1,1
cemaran

Baku pembanding Levodopa BPFI; lakukan Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Cair
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum Kinerja Tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung [Catatan Lindungi semua larutan dari cahaya dan
cahaya pada tempat yang kering dan hindarkan dari panas pertahankan suhu pada 10° sampai disuntikkan pada
berlebih. L-Tirosin BPFI; tidak boleh dikeringkan. kromatograf].
Simpan dalam wadah tertutup rapat. 3-Metoksitirosin Pengencer, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem,
BPFI; gunakan tanpa pengeringan. Simpan dalam wadah Larutan baku, Larutan uji dan Sistem kromatografi
tertutup rapat, di tempat dingin dan kering. Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
Identifikasi sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
A.Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Levodopa cemaran dengan rumus:
BPFI.
B.Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam C   ri 

25.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan 1000 F  
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang W   rS 
sama seperti pada Levodopa BPFI; daya serap masing-
- 759 -

F adalah faktor respons relatif masing-masing cemaran LEVONORGESTREL


seperti tertera pada Tabel; C adalah kadar Levodopa BPFI Levonorgestrel
dalam mg per ml Larutan baku; W adalah bobot zat
dalam mg Larutan uji dihitung terhadap zat yang telah C2H5
OH
dikeringkan; ri adalah respons puncak masing-masing C CH
cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak
levodopa dalam Larutan baku. H H

H H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi seperti tertera pada O

Kromatografi <931>. [Catatan Lindungi semua larutan


dari cahaya dan pertahankan suhu pada 10° sampai (-)-13-Etil-17-hidroksi-18,19-dinor-17-pregn-4-en-20-
disuntikkan pada kromatograf.] in-3-ona [797-63-7]
Pengencer Campuran asam trifloroasetat P-air C21H28O2 BM 312,45
(1:1000).
Fase gerak Buat campuran Pengencer- tetrahidrofuran Levonorgestrel mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
P (97:3). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan tidak lebih dari 102,0% C21H28NO2 dihitung terhadap zat
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera yang telah dikeringkan.
pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Pemerian Serbuk; putih atau praktis putih; tidak berbau.
Levodopa BPFI, 3-Metoksitirosin BPFI dan L-Tirosin
BPFI. Larutkan dalam Pengencer hingga kadar masing- Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
masing lebih kurang 10 µg per ml. kloroform; sukar larut dalam etanol.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levodopa
BPFI, larutkan dalam Pengencer. Encerkan dengan Baku pembanding Norgestrel BPFI; tidak boleh
Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, Identifikasi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi yang sama seperti pada Levonorgestrel BPFI.
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x 25 B. Memenuhi syarat uji Rotasi jenis dan Jarak lebur,
cm berisi bahan pengisi L1 “double-endcapped”. Laju alir dapat digunakan untuk identifikasi membedakan dari
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap norgestrel.
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi Jarak lebur <1021> Antara 232 dan 239; jarak antara
relatif levodopa, L-tirosin, 3-metoksitirosin berturut-turut awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4.
lebih kurang 1,0; 1,3; dan 1,6; resolusi, R, antara puncak
levodopa dan L-tirosin tidak kurang dari 3,0; faktor Rotasi jenis <1081> Antara -30 dan -35º; lakukan
ikutan tidak lebih dari 2,0; dan simpangan baku relatif penetapan menggunakan larutan 20 mg zat per ml dalam
pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%. kloroform P.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur pengeringan pada suhu 105 selama 5 jam.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
levodopa, C9H11NO4, dalam zat yang digunakan dengan
rumus: Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih
r  dari 8,18%; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang
100 C  U  saksama 200 mg zat, larutkan dalam 40 ml
 rS  tetrahidrofuran P. Tambahkan 10 ml larutan perak nitrat
P (1 dalam 10), titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N
C adalah kadar Levodopa BPFI dalam mg per ml Larutan LV secara potensiometrik menggunakan elektrode
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak kalomel dan elektrode pembanding kaca tipe fiber yang
Larutan uji dan Larutan baku. mengandung larutan kalium nitrat sebagai elektrolit.
Lakukan penetapan blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, di tempat kering dan terlindung dari Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
panas berlebih. setara dengan 2,503 mg gugus etinil (-C≡CH)
- 760 -

Cemaran secara kromatografi Lakukan penetapan seperti dua kali, tiap kali dengan 0,5 ml eter anhidrat P, buang
tertera pada Cemaran secara kromatografi dalam cairan bilasan. Keringkan vial yang berisi hablur dalam
Norgestrel. Persyaratan dipenuhi jika total cemaran dalam desikator hampa udara pada 60° selama 4 jam. Lakukan
Larutan uji tidak lebih dari 2,0% dan tidak ada cemaran penetapan suhu lebur terhadap hablur tersebut seperti
tunggal yang lebih besar dari 0,5%. tertera pada Penetapan jarak lebur atau suhu lebur
<1021> Metode I: suhu lebur tidak kurang dari 220°.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Norgestrel menggunakan Disolusi <1231>
Levonorgestrel BPFI sebagai pengganti Norgestrel BPFI. Media disolusi: 500 ml polisorbat 80 P (5 µg per g)
dalam air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Alat tipe 2: 75 rpm.
tidak tembus cahaya. Waktu: 60 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21H28O2 dan
C20H24O2 yang terlarut dengan cara Kromatografi cair
TABLET LEVONORGESTREL DAN ETINIL kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
ESTRADIOL Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (60:40).
Levonorgestrel and Ethynil Estradiol Tablet Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Tablet Levonorgestrel dan Etinil Estradiol mengandung Kromatografi <931>.
levonorgestrel, C21H28O2, dan etinil estradiol, C20H24O2, Larutan baku [Catatan Volume etanol P yang
masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih digunakan untuk melarutkan baku pembanding tidak
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. lebih 2% dari total volume]. Timbang saksama masing-
masing Norgestrel BPFI dan Etinil Estradiol BPFI,
Baku pembanding Etinil Estradiol BPFI; lakukan larutkan dan encerkan dengan Media disolusi, hingga
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum kadar setara dengan masing-masing analit dari 1 tablet
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. dalam 500 ml Media disolusi.
Norgestrel BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam Larutan uji Ambil 15 ml alikuot dari masing-masing
wadah tertutup rapat. bejana dan saring melalui penyaring polifiniliden, buang
10 ml filtrat pertama.
Identifikasi Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
A. Waktu retensi dua puncak utama kromatogram Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang dilengkapi dengan detektor 247 nm (untuk analisis
diperoleh pada Penetapan kadar. levonorgestrel), detektor spektrofluorometri (untuk
B. Serbukkan 20 tablet dan timbang sejumlah serbuk analisis etinil estradiol) dengan panjang gelombang
tablet setara dengan 4 mg levonorgestrel. Tambahkan 250 eksitasi 285 nm dan panjang gelombang emisi 310 nm,
ml campuran isooktana P dan kloroform P (3:1). Sonikasi dan kolom 4 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi L7.
selama 3 menit, kocok secara mekanik selama 30 menit. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
Saring dan uapkan filtrat sampai kering dengan penguap kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
rotasi hampa udara. Larutkan residu dalam 3 ml dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
kloroform P dan masukkan dengan menggunakan pipet ke waktu retensi relatif etinil estradiol dan levonorgestrel
dalam corong pisah 60-ml yang berisi 18 ml isooktan P, berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; dan simpangan
bilas labu penguap dengan 3 ml kloroform P dan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
masukkan bilasan ke dalam corong pisah. Tambahkan 10 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ml natrium hidroksida 1 N, kocok kuat, dan biarkan sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
lapisan memisah. Buang lapisan air di bawah, saring fase ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
organik melalui 3 g natrium sulfat anhidrat P di atas respons puncak utama. Hitung persentase levonogestrel,
kertas saring, ke dalam gelas piala 50 ml. Bilas kertas C21H28O2, dan etinilestradiol, C20H24O2, yang terlarut dengan
saring dengan sejumlah kecil campuran isooktan P dan rumus:
kloroform P (3:1), tambahkan bilasan ke dalam filtrat,
  rU 
0 , 5 C  100
dan uapkan di bawah aliran nitrogen P di atas tangas uap
sampai kering. Larutkan residu dalam 1-2 ml toluen P   
 K   rS 
panas dan masukkan ke wadah vial dengan menggunakan
pipet. Pekatkan larutan hingga lebih kurang 0,1 ml
C adalah kadar Norgestrel BPFI atau Etinil Estradiol
dengan dialiri nitrogen P sambil dipanaskan. [Catatan
BPFI dalam µg per ml Larutan baku; K adalah jumlah
Pada tahap ini, bagian hablur yang menempel di dinding
yang tertera pada etiket dalam mg C21H28O2 atau
vial harus dipindahkan ke bagian dasar dan dilarutkan
C20H24O2 per tablet; rU dan rS berturut-turut adalah
kembali]. Simpan vial yang berisi larutan toluen jernih
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
pada 4° semalam sampai terjadi penghabluran. Pindahkan
Toleransi
dan buang larutan dengan menggunakan pipet, bilas hablur
- 761 -

Untuk tablet tidak bersalut Dalam waktu 60 menit r 


harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C21H28O2 dan tidak 0 , 2 C  U 
kurang dari 75% (Q) C20H24O2 dari jumlah yang tertera  rS 
pada etiket.
Untuk tablet bersalut Dalam waktu 60 menit harus C adalah kadar Norgestrel BPFI atau Etinil Estradiol
larut masing-masing tidak kurang dari 60% (Q) C21H28O2 BPFI dalam µg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
dan C20H24O2 dari jumlah yang tertera pada etiket. turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan. Masukkan 1 tablet Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ke dalam tabung sentrifuga 40 ml. Tambahkan 10,0 ml
Fase gerak dan lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar. LEVOTIROKSIN NATRIUM
Levothyroxine Sodium
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada I I
NH2
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-metanol P-air HO O CH2 C COONa .xH O
2

(350:150:450). Saring dan awaudarakan. Jika perlu H


lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti I I
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Norgestrel L-Tiroksin hidrat mononatrium [25416-65-3]
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih C15H10I4NNaO4.xH2O
kurang 0,1 mg per ml. Anhidrat [55-03-8] BM 798,85
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Etinil
Estradiol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar Levotiroksin Natrium adalah garam natrium isomer
lebih kurang 0,1 mg per ml. levotiroksin, zat aktif fisiologis yang diperoleh dari
Larutan baku Pipet 15 ml Larutan baku 1 dan 3 ml kelenjar tiroid hewan domestik yang biasa dimakan
Larutan baku 2 ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan manusia atau dibuat secara sintesis. Berisi tidak kurang
dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini berisi dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C15H10I4NNaO4,
norgestrel dan etinil estradiol berturut-turut lebih kurang dihitung terhadap zat anhidrat.
15 µg per ml dan 3 µg per ml.
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet setara Pemerian Serbuk higroskopik, kuning muda sampai warna
dengan lebih kurang 3 mg levonorgestrel, ke dalam labu kusam, tidak berasa; tidak berbau. Stabil di udara kering
tentukur 200-ml. Larutkan dengan Fase gerak sampai tetapi merah muda lemah bila terpapar cahaya.
tanda, sonikasi sampai tablet hancur dan kocok secara
mekanik selama 20 menit. Pindahkan larutan ke dalam Kelarutan sangat sukar larut dalam air; larut dalam
tabung sentrifuga, sentrifus dan gunakan beningan. larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada karbonat panas; sukar larut dalam etanol; tidak larut
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter. pH
dilengkapi dengan detektor 215 nm, dan kolom 4,6 mm x larutan jenuh lebih kurang 8,9.
15 cm yang berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 5-7 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Baku pembanding Levotiroksin BPFI; gunakan tanpa
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dikeringkan; koreksi kelembaban dengan mengeringkan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera sebagian dalam hampa udara pada suhu 60º selama 4 jam.
pada Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak utama
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
tidak kurang dari 2,5; waktu retensi relatif etinil estradiol
Liotironin BPFI; gunakan tanpa dikeringkan; koreksi
dan norgestrel berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0;
kelembaban dengan mengeringkan sebagian dalam hampa
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
udara pada suhu 60º selama 3 jam. Simpan dalam wadah
lebih dari 2,0%. tertutup rapat dan terlindung cahaya dalam lemari
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume pendingin.
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Identifikasi
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg A. Pijarkan lebih kurang 50 mg zat dalam cawan
levonorgestrel, C21H28O2 dan etinil estradiol, C20H24O2, platina, di atas nyala api: terjadi peruraian dan
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: mengeluarkan uap iodum.
B. Pada lebih kurang 0,5 mg zat tambahkan 7,5 ml
larutan asam natrium klorida (dibuat dengan mencampur
300 ml air, 250 ml etanol P, 100 ml natrium hidroksida 1
- 762 -

N dan 100 ml asam klorida P) dan 1 ml larutan natrium Liotironin BPFI dalam µg per ml Larutan baku; rU dan rs
nitrit P (1 dalam 100). Diamkan di tempat gelap selama berturut-turut adalah respons puncak liotironin dari
20 menit dan tambahkan 1,25 ml amonium hidroksida P: Larutan uji dan Larutan baku.
terjadi warna merah muda.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Rotasi jenis <1081> Antara -5 dan -6, lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
penetapan menggunakan campuran etanol P dan natrium Kromatografi <931>.
hidroksida 1 N (2:1) berisi setara dengan 30 mg Fase gerak Buat campuran air dan asetonitril P (60:40)
levotiroksin natrium anhidrat per ml. yang mengandung 0,5 ml asam fosfat P untuk 1000 ml
larutan, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 11,0%; lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
penetapan dengan cara sebagai berikut: timbang saksama Kromatografi <931>.
500 mg zat, keringkan di atas fosfor pentoksida P pada Natrium hidroksida 0,01 M dalam metanol P Larutkan
suhu 60 dan tekanan tidak lebih dari 10 mmHg selama 4 400 mg natrium hidroksida P dalam 500 ml air,
jam. dinginkan, tambahkan 500 ml metanol P.
Larutan baku persediaan Levotiroksin Timbang
seksama Levotiroksin BPFI, larutkan natrium hidroksida
Iodida anorganik Tidak lebih dari 0,08%.
0,01 M dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,4
Larutan ekstraksi Buat larutan asam sulfat P dalam air
mg per ml.
(1 dalam 100).
Larutan baku persediaan Liotironin Timbang seksama
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah kalium
Liotironin BPFI, larutkan natrium hidroksida 0,01 M
iodida P, larutkan dalam air hingga kadar 0,131 mg setara
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per
dengan 0,100 mg per ml iodida. Pipet 0,6 ml larutan ke
ml. Buat pengenceran 1:100 menggunakan Fase gerak.
dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Larutan
Larutan baku Pipet sejumlah larutan baku Levotiroksin
ekstraksi sampai tanda. Tiap ml larutan pembanding
BPFI dan Larutan baku persediaan Liotironin, masukkan
mengandung 0,06 µg iodida. [Catatan Buat larutan saat
dalam wadah yang sesuai, encerkan secara kuantitatif dan
akan digunakan].
bertahap dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar
Larutan uji Masukkan 7,5 mg zat ke dalam gelas piala,
levotiroksin lebih kurang 10 µg per ml dan liotironin
tambahkan 100 ml Larutan ekstraksi dan sonikasi selama
lebih kurang 0,2 µg per ml.
5 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 µg zat,
Sistem elektroda Gunakan elektroda spesifik untuk
masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambahkan 2
iodida, penunjuk ion dan elektroda pembanding perak-
manik kaca, pipet 10 ml Fase gerak ke dalam tabung dan
perak klorida yang dihubungkan dengan pH meter yang
campur dengan menggunakan pengaduk mekanik selama
bisa mengukur potensial dengan reprodusibilitas
3 menit. Sentrifus hingga diperoleh cairan bening, jika
minimum ± 1 mV seperti tertera pada pH <1071>.
perlu saring.
Prosedur Masukkan Larutan pembanding ke dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
gelas piala yang berisi batang pengaduk magnetik. Bilas
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dan keringkan elektroda, masukkan ke dalam larutan,
dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6 mm x
aduk selama 5 menit atau sampai terlihat stabil dan baca
25 cm dan berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih
potensial dalam mV. Ulangi proses ini menggunakan
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan uji. Memenuhi syarat jika Larutan uji
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
mempunyai potensial, dalam mV, yang lebih tinggi dari
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
Larutan pembanding.
puncak levotiroksin dan liotironin tidak kurang dari 5,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Liotironin natrium Tidak lebih dari 2,0%; lakukan lebih dari 2,0% untuk levotiroksin.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
seperti tertera pada Kromatografi <931>. sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji dan Sistem ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg
Kadar. Levotiroksin natrium, C15H10I4NNaO4, dengan rumus:
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar. Hitung jumlah dalam µg liotironin natrium,  798 ,85  rU 
C15H11I3NNaO4, dengan rumus: 10 C   
 776 ,87  rS 
 672 ,96  rU 
10 C    798,85 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul
 650 ,98  rS  levotiroksin natrium dan levotiroksin; C adalah kadar
Levotiroksin BPFI dalam µg per ml Larutan baku; rU dan rS
672,96 dan 650,98 berturut-turut adalah bobot molekul berturut-turut adalah respons puncak levotiroksin dari
liotironin natrium dan liotironin; C adalah kadar Larutan uji dan Larutan baku.
- 763 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Alat tipe 2 : 50 rpm.
dan terlindung cahaya. Waktu: 45 menit .
Prosedur Lakukan penetapan jumlah levotiroksin
natrium yang terlarut dengan cara Kromatografi cair
TABLET LEVOTIROKSIN NATRIUM kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Levothyroxine Sodium Tablet Fase gerak Buat campuran metanol P dan asam fosfat
P 0,1% (60:40), saring dan awaudarakan. Jika perlu
Tablet Levotiroksin Natrium mengandung levotiroksin lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
natrium C15H10I4NNaO4, tidak kurang dari 90,0% dan tertera pada Kromatografi <931>.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Larutan baku Buat larutan persediaan Levotiroksin
etiket. BPFI dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 0,1 mg
per ml. Encerkan larutan persediaan ini dengan Media
Baku pembanding Levotiroksin BPFI; gunakan tanpa disolusi hingga diperoleh kadar yang diperkirakan sama
dikeringkan; koreksi kelembaban dengan mengeringkan dengan Larutan uji.
sebagian dalam hampa udara pada suhu 60º selama 4 jam. Larutan uji [Catatan Sebelum digunakan periksa
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung penyerapan penyaring terhadap obat] Gunakan alikuot.
cahaya. Liotironin BPFI; gunakan tanpa dikeringkan; Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
koreksi kelembaban dengan mengeringkan sebagian dalam Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam. Simpan dalam dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6 mm x
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya dalam lemari 25 cm dan berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
pendingin. 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Fase gerak Buat campuran amil alkohol tersier P-air- ulang tidak lebih dari 4,0%.
amonium hidroksida P (5:4:1), kocok, biarkan, gunakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
bagian atas. sama (lebih kurang 800 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Pelarut Campuran metanol P-amonium hidroksida P ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
(19:1). respons puncak utama. Hitung jumlah levotiroksin
Penampak bercak Tambahkan 65 ml asam klorida 2 N natrium, C15H10I4NNaO4, yang terlarut.
ke dalam 50 ml larutan natrium arsenit P (1 dalam 10) Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
dalam natrium hidroksida 1 N, sambil diaduk. Campur 1 kurang dari 70% (Q) C15H10I4NNaO4, dari jumlah yang
bagian volume larutan ini dengan 5 bagian volume larutan tertera pada etiket.
besi(III) klorida P (27 dalam 1000) dalam asam klorida 2
N dengan 5 bagian volume larutan kalium CARA 2
heksasianoferat(III) P (35 dalam 1000) yang dibuat segar. Jika produk memenuhi persyaratan uji ini, maka pada
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 15 mg etiket dicantumkan “Memenuhi syarat Cara Disolusi 2”
Levotiroksin BPFI, larutkan dalam 100 ml Pelarut. Media disolusi, Alat, Fase gerak, Larutan baku,
Encerkan 10,0 ml larutan dengan Pelarut hingga 50,0 ml. Larutan uji, Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan
Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setara seperti tertera pada Cara 1.
dengan lebih kurang 60 µg levotiroksin natrium, kocok Waktu: 15 menit.
dengan 2 ml campuran Pelarut dalam tabung sentrifuga Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
dan sentrifus selama 10 menit. kurang dari 80% (Q) C15H10I4NNaO4, dari jumlah yang
Prosedur Totolkan masing-masing 10 µl Larutan baku tertera pada etiket.
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi selulosa P
setebal 0,1 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana CARA 3
kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga 10 Jika produk memenuhi persyaratan uji ini, maka pada
cm. Angkat lempeng, keringkan di udara, semprot dengan etiket dicantumkan “Memenuhi syarat Cara Disolusi 3”.
Penampak bercak: harga Rf bercak biru dari Larutan uji Media disolusi, Alat, Waktu, Larutan baku, dan Larutan
sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku. uji Lakukan seperti tertera pada Cara 1. [Catatan Larutan
baku disaring seperti pada larutan uji]. Lakukan
Disolusi <1231> [Catatan Semua wadah yang penetapan jumlah , C15H10I4NNaO4 yang terlarut dengan
berhubungan langsung dengan larutan yang mengandung cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
levotiroksin natrium terbuat dari kaca. Jangan gunakan Kromatografi <931>.
pengaduk bentuk dayung dengan pelapis sintetik]. Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (65:35)
dengan 0,5 ml asam fosfat P per liter, saring dan
CARA I awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,01 N yang Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
mengandung natrium lauril sulfat P 0,2%.
- 764 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada respons puncak utama. Hitung jumlah levotiroksin
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi natrium, C15H10I4NNaO4, yang terlarut.
dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6 mm x Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
25 cm dan berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran kurang dari 80% (Q) C15H10I4NNaO4, dari jumlah yang
partikel 5 µm, pertahankan suhu kolom pada 30º. Laju tertera pada etiket.
alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif Liotironin natrium Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%. Kromatograf cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tertera pada Penetapan kadar dalam Levotiroksin
respons puncak utama. Hitung jumlah levotiroksin Natrium.
natrium, C15H10I4NNaO4, yang terlarut. Larutan baku dan Larutan uji Lakukan seperti tertera
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak pada Penetapan kadar.
kurang dari 80% (Q) C15H10I4NNaO4, dari jumlah yang Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
tertera pada etiket. kadar dalam Levotiroksin Natrium. Hitung jumlah dalam
CARA 4 µg liotironin natrium, C15H11I3NNaO4, dalam serbuk
Jika produk memenuhi persyaratan uji ini, maka pada tablet yang digunakan dengan rumus:
etiket dicantumkan “Memenuhi syarat Cara Disolusi 4”.
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,01 N (untuk  672 ,96  C  rU 

tablet yang pada etiketnya tercantum mengandung 1000   
 650 ,98  W  rS 
levotiroksin natrium antara 25-175 µg) dan 900 ml asam
klorida 0,01 N (untuk tablet yang pada etiketnya tercantum
672,96 dan 650,98 berturut-turut adalah bobot molekul
mengandung levotiroksin natrium 200 atau 300 µg).
liotironin natrium dan liotironin; C adalah kadar
Alat tipe 2: 75 rpm.
Liotironin BPFI dalam µg per ml Larutan baku; W adalah
Waktu: 45 menit.
jumlah dalam µg levotiroksin natrium yang terdapat pada
Prosedur Lakukan penetapan jumlah levotiroksin
serbuk tablet dalam Larutan uji seperti tertera pada etiket,
natrium yang terlarut dengan cara Kromatografi cair
rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak liotironin dari
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P dan asam Larutan uji dan Larutan baku.
ortofosfat P 85% (700:500:2), saring dan awaudarakan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>.
Larutan baku Buat larutan persediaan dengan cara
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
menimbang saksama lebih kurang 100 mg Levotiroksin
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
BPFI dan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Levotiroksin Natrium.
Tambahkan 80 ml etanol P dan 1 ml asam klorida 1 N,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
sonikasi selama lebih kurang 2 menit, encerkan dengan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
etanol P sampai tanda. Encerkan larutan persediaan ini
dengan lebih kurang 100 µg levotiroksin natrium,
dengan campuran etanol P-air (1:1) hingga diperoleh larutan
masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambahkan 2
dengan kadar levotiroksin 0,01 mg per ml. Encerkan larutan
manik kaca, pipet 10 ml Fase gerak ke dalam tabung dan
ini dengan Media disolusi hingga diperoleh kadar yang
campur dengan pengaduk. Aduk secara mekanik selama 3
diperkirakan sama dengan Larutan uji.
menit. Sentrifus hingga diperoleh beningan, jika perlu
Larutan uji Gunakan hasil sentrifus alikuot.
saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pada Penetapan kadar dalam Levotiroksin Natrium.
dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,0 mm x
Hitung jumlah dalam µg levotiroksin natrium,
12,5 cm dan berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih
C15H10I4NNaO4, dalam serbuk tablet yang digunakan
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
dengan rumus:
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
 798 ,85   rU 
lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan 10 C    
ulang tidak lebih dari 4,0%.  776 ,87   rS 
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 500 µl) Larutan baku dan Larutan uji 798,86 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur levotiroksin natrium dan levotiroksin; C adalah kadar
Levotiroksin BPFI dalam µg per ml Larutan baku; rU dan
- 765 -

rs berturut-turut adalah respons puncak levotiroksin dari Sulfat Larutkan lebih kurang 200 mg zat dalam 20 ml air,
Larutan uji dan Larutan baku. tambahkan 2 ml asam klorida 3 N, campur dan bagi
menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama tambahkan 1 ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, barium klorida LP: larutan yang diperoleh tidak lebih
tidak tembus cahaya. keruh dari bagian kedua.

Penandaan Cantumkan pada etiket cara uji disolusi yang Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
dipenuhi, bila tidak menggunakan Cara 1.
Syarat lain Jika pada etiket tertera lidokain hidroklorida
steril, maka harus memenuhi persyaratan Sterilitas <71>
LIDOKAIN HIDROKLORIDA dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Injeksi
Lignokain Hidroklorida Lidokain Hidroklorida. Jika pada etiket tertera lidokain
Lidocaine Hydrochloride hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan
sediaan injeksi, maka harus memenuhi syarat uji
2-(Dietilamino)-2’,6’-asetoksilidida Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Injeksi
monohidroklorida monohidrat [6108-05-0] Lidokain Hidroklorida.

C14H22N2O.HCl.H2O BM 288,82 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Anhidrat [73-78-9] BM 270,80 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Lidokain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Fase gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air
97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C14H22N2O.HCl, (50:930), atur pH hingga 3,40 dengan penambahan
dihitung terhadap zat anhidrat. natrium hidroksida 1 N. Campur lebih kurang 4 bagian
volume larutan dengan 1 bagian volume asetonitril P,
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit hingga waktu retensi lidokain lebih kurang 4 - 6 menit.
pahit. Saring dengan penyaring membran (dengan porositas 1
m atau lebih kecil) dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan dalam penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
etanol; larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter. pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 85 mg
Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan pengeringan Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
dalam hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida 1 N, jika perlu
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. hangatkan, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi; gunakan dalam encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan Larutan resolusi Timbang sejumlah metil paraben,
dalam lemari pendingin. larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 229
g per ml. Campur 2 ml larutan ini dengan 20 ml Larutan
Identifikasi baku
A. Larutkan lebih kurang 300 mg zat dalam 5 -10 ml Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
air di dalam corong pisah, tambahkan 4 ml amonium Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
hidroksida 6 N, ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 15 dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform, uapkan 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
dengan aliran udara hangat dan keringkan residu dalam ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam; spektrum baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
serapan inframerah hablur yang diperoleh dan seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Lakukan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
seperti pada Lidokain BPFI. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C seperti pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak lidokain dan
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. puncak metil paraben tidak kurang dari 3,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Jarak lebur <1021> Antara 74 dan 79; lakukan sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji dan Larutan baku
pengeringan sebelum digunakan. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg lidokain
Air <1031>Metode I Antara 5,0% dan 7,0%. hidroklorida, C14H22N2O.HCl, dalam zat yang digunakan
dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
- 766 -

 270 ,8   rU  Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera


50 C     pada Injeksi volume kecil.
 234 ,34   rS 
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul
lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Lidokain BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS
Penetapan kadar lidokain hidroklorida dalam Injeksi
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Lidokain dan Epinefrin.
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. Injeksi
dapat dikemas dalam wadah dosis ganda 50 ml.
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
Penandaan Injeksi dengan kadar tertentu yang tidak
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
dimaksudkan untuk injeksi langsung ke dalam jaringan,
pada penandaan harus tertera bahwa injeksi harus
diencerkan lebih dulu sebelum digunakan.
INJEKSI LIDOKAIN HIDROKLORIDA
Injeksi Lignokain Hidroklorida
Lidocaine Hydrochloride Injection LARUTAN ORAL-TOPIKAL LIDOKAIN
HIDROKLORIDA
Injeksi Lidokain Hidroklorida adalah larutan steril
Larutan Oral-Topikal Lignokain Hidroklorida
lidokain hidroklorida dalam Air untuk Injeksi atau larutan
steril yang dibuat dari lidokain dengan penambahan asam Lidocaine Hydrochloride Oral Topical Solution
klorida P dalam Air untuk Injeksi. Mengandung lidokain
Larutan Oral-Topikal Lidokain Hidroklorida mengandung
hidroklorida, C14H22N2O.HCl, tidak kurang dari 95,0%
dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada lidokain hidroklorida, C14H22N2O.HCl, tidak kurang dari
etiket. 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Mengandung aroma yang sesuai, dan
Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan pengeringan atau zat pemanis.
dalam hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan pengeringan
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik. dalam hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam
Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi; gunakan dalam
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan Identifikasi Masukkan sejumlah volume larutan setara
lebih kurang 300 mg lidokain hidroklorida ke dalam
dalam lemari pendingin.
corong pisah. Ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 15 ml
Identifikasi Masukkan ke dalam corong pisah sejumlah kloroform P, buang lapisan kloroform. Tambahkan 2 ml
larutan injeksi setara dengan lebih kurang 300 mg natrium hidroksida 2 N ke dalam lapisan air dalam
lidokain hidroklorida, ekstraksi empat kali, tiap kali corong pisah. Ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 15 ml
dengan 15 ml kloroform P, buang lapisan kloroform. kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform, uapkan dengan
aliran udara hangat hingga kering. Larutkan hablur yang
Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 2 N pada lapisan air
dalam corong pisah, ekstraksi empat kali, tiap kali dengan terbentuk dalam heksan P, uapkan dengan aliran udara
15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform, hangat dan keringkan residu dalam hampa udara di atas
uapkan dengan aliran udara hangat hingga kering. silika gel P selama 24 jam; spektrum serapan inframerah
Larutkan hablur yang terbentuk dalam heksan P, uapkan residu yang diperoleh dan didispersikan dalam kalium
dengan aliran udara hangat, keringkan residu dalam bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Lidokain BPFI.
hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam; spektrum
serapan inframerah residu yang diperoleh dan
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Lidokain BPFI. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,1 unit Kromatografi <931>.
Endotoksin FI per mg lidokain hidroklorida. Fase gerak, Larutan baku dan Larutan resolusi Buat
seperti tertera pada Penetapan Kadar Lidokain
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0 Hidroklorida dalam Injeksi Lidokain dan Epinefrin.
Larutan uji Ukur seksama sejumlah volume setara
dengan 100 mg lidokain hidroklorida masukkan dalam
- 767 -

labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai panjang gelombang 460 nm: serapan Larutan uji tidak
tanda. melebihi serapan Larutan baku.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
pada Penetapan Kadar Lidokain Hidroklorida dalam Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit
Injeksi Lidokain dan Epinefrin. Hitung jumlah dalam mg Endotoksin FI per mg lidokain hidroklorida.
lidokain hidroklorida, C14H22N2O.HCl, dalam tiap ml
larutan yang digunakan dengan rumus: pH <1071> Antara 3,3 dan 5,5.

 270 ,80   C   rU 

Syarat lain Memenuhi Identifikasi seperti tertera pada
50    Injeksi Lidokain Hidroklorida. Memenuhi syarat seperti
 234 ,34   V   rS  tertera pada Injeksi.

270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul Penetapan kadar lidokain hidroklorida Lakukan
lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Lidokain BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS seperti tertera pada Kromatografi <931>.
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Fase gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air
Larutan baku; V adalah volume larutan yang digunakan (50:930), atur pH hingga 3,40 dengan natrium hidroksida
dalam ml. 1 N. Campur lebih kurang 4 bagian volume larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. dengan 1 bagian volume asetonitril P, hingga waktu
retensi lidokain lebih kurang 4-6 menit. Saring dengan
penyaring membran (dengan porositas 1 m atau lebih
INJEKSI LIDOKAIN HIDROKLORIDA DAN kecil) dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
EPINEFRIN menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Lidocaine Hydrochloride and Epinephrine Kromatografi <931>.
Injection Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 85 mg
Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Injeksi Lidokain dan Epinefrin adalah larutan steril yang Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida 1 N, jika perlu
dibuat dari lidokain hidroklorida dan epinefrin dengan hangatkan, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
penambahan asam klorida P dalam Air untuk Injeksi atau Larutan ini mengandung lidokain lebih kurang 1,7 mg per
dari lidokain dan epinefrin dengan penambahan asam ml.
klorida P dalam Air untuk Injeksi atau dari lidokain Larutan uji Ukur seksama sejumlah volume injeksi
hidroklorida dan epinefrin bitartrat dalam Air untuk setara dengan lebih kurang 50 g epinefrin, masukkan ke
Injeksi. Kadar epinefrin tidak lebih dari 0,002%. dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak
Mengandung lidokain hidroklorida, C14H22N2O.HCl, sampai tanda.
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
epinefrin, C9H13NO3 tidak kurang dari 90,0% dan tidak Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dilengkapi dengan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan
pengisi L1, detektor elektrokimia dengan tegangan ±650
Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan pengeringan mV, pengatur arus latar belakang dan pencatat yang
dalam hampa udara di atas silika gel P selama 24 jam sesuai. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat; kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
Epinefrin Bitartrat BPFI; lakukan pengeringan dalam dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
hampa udara di atas silika gel P selama 3 jam sebelum simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan dari 1,5%.
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pirogenik. Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji dan Larutan baku
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi; gunakan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg lidokain
larutan dalam lemari pendingin. hidroklorida, C14H22N2O.HCl, dalam tiap ml injeksi yang
digunakan, dengan rumus:
Kejernihan dan warna larutan
Larutan uji Gunakan injeksi sebagai larutan uji.  270 ,80   C   rU 
50     
  rS 
Larutan baku Pipet 2,0 ml iodum 0,100N LV ke dalam
 234 ,34   V
labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Periksa secara visual injeksi (Larutan uji),
dalam tabung kaca jernih yang sesuai dengan latar 270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul
belakang putih: tidak ada warna merah muda dan tidak lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar
ada endapan. Jika terdapat warna kuning pada Larutan Lidokain BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah
uji, ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada volume injeksi yang digunakan dalam ml; rU dan rS
- 768 -

berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan LINESTRENOL


Larutan baku. Lynestrenol
Penetapan kadar Epinefrin Lakukan penetapan dengan CH3
C CH

cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada OH

Kromatografi <931>. H H

Fase gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air H H

(50:930), atur pH hingga 3,40 dengan penambahan


natrium hidroksida 1 N. Larutkan 1,1 g natrium 1-
heptansulfonat P ke dalam larutan ini dan tambahkan 1,0
19-Nor-17-pregn-4-en-20-in-17-ol [52-76-6]
ml dinatrium edetat 0,1 M. Campur lebih kurang 9 bagian
C20H28O BM 284,4
volume larutan ini dengan 1 bagian volume metanol P,
Linestrenol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
hingga waktu retensi epinefrin lebih kurang 4-6 menit.
tidak lebih dari 102,0% C20H28O, dihitung terhadap zat
Saring dengan penyaring membran (dengan porositas 1
yang telah dikeringkan.
m atau lebih kecil) dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
pada Kromatografi <931>.
berbau atau hampir tidak berbau.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Epinefrin
Bitartrat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 15
dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
bagian etanol, dalam 15 bagian etanol mutlak, dalam 12
lebih kurang 1,8 µg per ml.
bagian aseton, dalam 8 bagian kloroform dan dalam 12
Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan
bagian eter.
lebih kurang 50 g epinefrin, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai Baku pembanding Linestrenol BPFI
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dilengkapi dengan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pengisi L1 dan detektor elektrokimia dengan tegangan ± pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
650 mV, pengatur arus latar belakang dan pencatat yang Linestrenol BPFI.
sesuai. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 1% dalam
kromatografi terhadap Larutan baku seperti tertera pada metanol P, tidak menunjukkan maksimum pada rentang
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang panjang gelombang antara 230-350 nm.
tidak lebih dari 1,5%. C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji dan Larutan baku Fase gerak Campuran heptan P-aseton P (80:20).
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (9:1).
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Larutan baku Timbang sejumlah Linestrenol BPFI,
epinefrin, C9H13NO3, dalam tiap ml injeksi yang digunakan larutkan dalam Pelarut hingga kadar 0,25%.
dengan rumus: Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Pelarut hingga kadar 0,25%.
 183 ,21  C   rU 

Larutan verifikasi Campuran volume sama Larutan
50    baku dan Larutan uji.
 333 ,29  V   rS 
Prosedur Totolkan masing-masing 2 l Larutan baku,
Larutan uji dan Larutan verifikasi pada jarak yang sama 2,5
183,21 dan 333,29 berturut-turut adalah bobot molekul
cm dari tepi lempeng kromatografi silika gel G setebal
epinefrin dan epinefrin bitartrat; C adalah kadar Epinefrin
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Bitartrat BPFI dalam g per ml Larutan baku; V adalah
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak,
volume injeksi yang digunakan dalam ml; rU dan rS
biarkan merambat 10 cm di atas garis penotolan. Angkat
berturut-turut adalah respons puncak epinefrin Larutan
lempeng, panaskan pada suhu 105 selama 10 menit,
uji dan Larutan baku.
semprot dengan larutan asam sulfat etanol P 20%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Panaskan lagi pada suhu 105 selama 10 menit, biarkan
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, tidak dingin, amati lempeng pada sinar biasa dan di bawah
tembus cahaya. cahaya ultraviolet 365 nm. Bercak utama yang diperoleh
dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari
Penandaan Penandaan menunjukkan bahwa injeksi tidak Larutan baku dan bercak utama Larutan verifikasi berupa
boleh digunakan jika berwarna merah muda atau lebih bercak tunggal yang kompak.
gelap dari kuning pucat atau jika terbentuk endapan. D. Larutkan 1 mg zat dalam 1 ml asam sulfat P: terjadi
warna jingga. Tambahkan 4 ml air, kemudian 6 ml asam
- 769 -

sulfat P: larutan memberikan fluoresensi kuning kehijauan Metil 6,8-dideoksi-6-(1-metil-trans-4-propil-L-2-


bila diamati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. pirolidinakarboksamido)-1-tio-D-eritro--
D-galakto-oktopiranosida monohidroklorida monohidrat
Jarak lebur <1021> Metode II Antara 160 dan 164. [7179-49-9]
C18H34N2O6S.HCl.H2O BM 461,02
Rotasi jenis <1081> -8 - -12; lakukan penetapan Anhidrat BM 443,01
menggunakan larutan 5% dalam dioksan P.
Linkomisin Hidroklorida mempunyai potensi setara
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dengan tidak kurang dari 790 g per mg, linkomisin,
lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap, C18H34N2O6S.
menggunakan 1 g zat.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. berbau atau berbau lemah; stabil terhadap pengaruh udara
dan cahaya. Larutan bersifat asam dan memutar bidang
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis polarisasi ke kanan.
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran n-heptan P-aseton P (80:20). Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam
Larutan 1 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam dimetilformamida; sangat sukar larut dalam aseton.
kloroform P hingga kadar 2%.
Larutan 2 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak
kloroform P hingga kadar 0,020%. boleh dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
Larutan 3 Timbang sejumlah zat, larutkan dalam monohidrat dari linkomisin hidroklorida. Simpan dalam
kloroform P hingga kadar 0,010%. wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat
Prosedur Totolkan secara terpisah 10 l Larutan 1, 2 dingin. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik.
dan 3 pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi bawah Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi;
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
Fase gerak dan biarkan merambat 15 cm di atas garis dibuka dan larutan dalam lemari pendingin..
penotolan. Angkat lempeng, keringkan dengan aliran
udara, semprot dengan larutan asam fosfomolibdat P 5 % Identifikasi Spektrum serapan infra merah zat yang
dalam etanol P yang dibuat segar dan panaskan lempeng didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
pada suhu 120 selama 15 menit. Bercak lain selain maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
bercak utama dari Larutan 1 tidak lebih intensif dari seperti pada Linkomisin Hidroklorida BPFI.
bercak Larutan 2 dan tidak lebih dari satu bercak yang
lebih intensif dari bercak Larutan 3. Rotasi jenis <1081> Antara +135 dan +150, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg larutan yang menggandung 20 mg per 10 ml.
zat, larutkan dalam 40 ml tetrahidrofuran P, tambahkan
10 ml larutan perak nitrat P 10% dan titrasi dengan Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
natrium hidroksida 0,1 M LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10).
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 M
setara dengan 28,44 mg C20H28O Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Linkomisin B Gunakan kromatogram yang diperoleh
dan terlindung cahaya. dari Larutan uji dalam Penetapan kadar: luas puncak
linkomisin B tidak lebih dari 5,0% dari total luas puncak
linkomisin B dan linkomisin.
LINKOMISIN HIDROKLORIDA
Syarat lain Jika pada etiket tertera linkomisin
Lincomycin Hydrochloride
hidroklorida steril, maka harus memenuhi syarat uji
CH3 Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti
CH3
HOCH tertera pada Injeksi Linkomisin. Jika pada etiket tertera
N CONHCH linkomisin hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk
O . HCl . H 2O pembuatan sediaan injeksi, maka harus memenuhi syarat
HO
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Injeksi
CH3CH2CH2
OH
SCH3 Linkomisin.
H
OH
- 770 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara INJEKSI LINKOMISIN HIDROKLORIDA


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Lincomycin Hydrochloride Injection
Kromatografi <931>.
Fase gerak Tambahkan 13,5 ml asam fosfat P ke Injeksi Linkomisin Hidroklorida adalah larutan steril
dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 6,0 dengan linkomisin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi tidak
penambahan amonium hidroksida P. Buat Fase gerak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% setara
campuran larutan ini-asetonitril P-metanol P dengan linkomisin, C18N34N2O6S, dari jumlah yang tertera
(780:150:150), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pada etiket, dan mengandung benzil alkohol sebagai
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pengawet.
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Linkomisin Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak
Hidroksida BPFI, encerkan dengan Fase gerak hingga boleh dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 1,2 mg per monohidrat dari linkomisin hidroklorida. Simpan dalam
ml, jika perlu lakukan sonikasi. wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 12 mg zat, dingin. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik.
tambahkan 10,0 ml Fase gerak, kocok dengan pengocok Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
mekanik selama 5 menit, dan jika perlu lakukan sonikasi. menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi;
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L7, dengan ukuran partikel 5 pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5
m. Pertahankan suhu pada 46, laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 0,5 unit Endotoksin FI per mg linkomisin.
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,3;
efisiensi kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan
lebih dari 2,0%. membran.
Prosedur [Catatan gunakan luas puncak jika
dinyatakan respons puncak.] Suntikkan secara terpisah Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku pada Injeksi volume kecil.
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
retensi relatif linkomisin B dan linkomisin lebih kurang
0,5 dan 1,0. Hitung jumlah dalam g linkomisin, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C18H34N2O6S, dalam tiap mg zat yang digunakan dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
rumus: Kromatografi <931>.
 CP   rU  Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi
10  
 W   rS  Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Linkomisin Hidroklorida.
Larutan uji Pipet sejumlah volume Injeksi linkomisin
C adalah kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml
hidroklorida, setara lebih kurang 600 mg linkomisin,
Larutan baku; P adalah potensi linkomisin dalam g per masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
mg Linkomisin Hidroklorida BPFI; W adalah bobot dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke
dalam mg linkomisin hidroklorida dalam Larutan uji; rU dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak
dan rS berturut-turut adalah respons puncak linkomisin
sampai tanda.
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Linkomisin Hidroklorida. Hitung jumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
linkomisin, C18N34N2O6S, dalam mg per ml injeksi yang
digunakan dengan rumus:
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
diproses lebih lanjut selama pembuatan sediaan injeksi.  CP   rU 

0 ,625  
 V   r S 

V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml; C


adalah kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; P adalah potensi linkomisin dalam g per mg
Linkomisin Hidroklorida BPFI; rU dan rS berturut-turut
- 771 -

adalah respons puncak linkomisin dalam Larutan uji dan dengan lebih kurang 50 mg linkomisin, masukkan ke
Larutan baku. dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 40 ml Fase gerak
dan kocok dengan pengocok mekanik selama 5 menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Tambahkan Fase gerak sampai tanda, saring.
atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Linkomisin Hidroklorida. Hitung jumlah
dalam mg linkomisin, C18N34N2O6S, dalam serbuk kapsul
KAPSUL LINKOMISIN HIDROKLORIDA yang digunakan dengan rumus:
Lincomycin Hydrochloride Capsule
 CP   rU 
Kapsul Linkomisin Hidroklorida mengandung linkomisin    
hidroklorida C18N34N2O6S.HCl.H2O, setara tidak kurang  20   rS 
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% linkomisin,
C18N34N2O6S, dari jumlah yang tertera pada etiket. C adalah kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; P adalah potensi linkomisin dalam g per
Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak mg Linkomisin Hidroklorida BPFI; rU dan rS berturut-
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk turut adalah respons puncak linkomisin dalam Larutan uji
monohidrat dari linkomisin hidroklorida. Simpan dalam dan Larutan baku.
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat
dingin. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air. LISIN ASETAT
Alat tipe 1: 100 rpm. Lysine Acetate
Waktu: 45 menit.
O O
Prosedur Saring lebih kurang 20 ml alikuot. Pipet lebih
kurang 5 ml filtrat ke dalam tabung reaksi kecil, H2N
tambahkan 250 l larutan baku internal natrium sulfat OH H3C OH

0,01 M. Uapkan hingga kering menggunakan sentrifuga NH2


hampa udara. Tambahkan 10,0 l air, kocok
menggunakan pengocok vorteks sampai larut. Masukkan
larutan ke dalam pipa kapiler, tempatkan pada L-Lisin monoasetat [57282-49-2]
spektrofotometer Raman. Buat spektrum Raman pada C6H14N2O2.C2H4O2 BM 206,24
kondisi alat yang sesuai seperti tertera pada
Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>. Hitung Lisin Asetat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
intensitas Raman, lakukan koreksi garis dasar antara 660 tidak lebih dari 102,0% C6H14N2O2.C2H4O2, sebagai L-
cm-1 dan 720 cm-1. Bagi hasil ini dengan perhitungan lisin asetat, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
intensitas antara 966 cm-1 dan 994 cm-1. Hitung jumlah
C18N34N2O6S, yang terlarut dibandingkan dengan larutan Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih tidak berbau;
baku Linkomisin Hidroklorida BPFI dalam air dengan rasa asam.
kadar tertentu.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Kelarutan Mudah larut dalam air.
kurang dari 75% (Q) C18H34N2O6S, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Baku pembanding L-Lisin Asetat BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Arginin
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan
dalam wadah tertutup rapat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,0%.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Kromatografi <931>. seperti pada L-Lisin Asetat BPFI.
Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi Buat
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Linkomisin Rotasi jenis <1081> Antara +8,4dan +9,9, dihitung
Hidroklorida. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 10 menggunakan larutan yang mengandung 100 mg per ml
kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan dalam air.
dan timbang saksama cangkang kapsul, hitung bobot rata-
rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
- 772 -

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; LISINOPRIL


lakukan pengeringan pada suhu 80 selama 3 jam, Lisinopril
menggunakan 1 g zat.
NH2

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.


OH
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan O H H
penetapan menggunakan 730 mg zat dan kekeruhan tidak N
. 2H2O
OH
N
lebih dari 0,50 ml asam sulfat 0,020 N. H
H
O
O

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetapan


menggunakan 330 mg zat dan kekeruhan tidak lebih dari (S)-1-[N2-[(S)-1-karboksi-3-fenilpropil]-L-lisil]-L-prolin
0,10 ml asam sulfat 0,020 N. dihidrat [83915-83-7]
C21H31N3O5 .2H2O BM 441,52
Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.
Lisinopril mengandung, tidak kurang dari 98,0% dan
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 15 bpj. tidak lebih dari 102,0% C21H31N3O5 dihitung terhadap zat
anhidrat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,5% dan jumlah semua cemaran tidak lebih Pemerian Serbuk hablur; putih.
dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
Fase gerak Campuran isopropil alkohol P-amonium metanol; praktis tidak larut dalam etanol, dalam aseton,
hidroksida P (70:30). dalam asetonitril, dan dalam kloroform.
Penampak Bercak Larutkan 200 mg ninhidrin P dalam
100 ml campuran butil alkohol P- asam asetat 2 N (95:5). Baku pembanding Lisinopril BPFI.
Larutan baku Timbang seksama sejumlah Lisin Asetat
BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 0,05 Identifikasi
mg per ml. [Catatan Larutan mempunyai kadar yang A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
setara dengan 0,5% larutan uji.] dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dalam air hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml. gelombang yang sama seperti pada Lisinopril BPFI.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan baku Lisin B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Asetat BPFI dan Arginin Hidroklorida BPFI dalam air uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
dengan kadar masing-masing lebih kurang 0,4 mg per ml. pada Penetapan kadar.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
Larutan baku, Larutan uji dan Larutan kesesuaian sistem Rotasi jenis<1081> Antara -115,3º dan -122,5º ( 405
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. nm); lakukan penetapan menggunakan larutan 10 mg zat
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang per ml dalam Zink asetat 0,25 M.
berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per Zink asetat 0,25 M Campur 600 ml air dengan 150 ml
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas asamasetat glasial P dan 54,9 g zink asetat P, aduk
rambat dan keringkan lempeng pada suhu antara 100º - sampai zink asetat larut. Selama diaduk, tambahkan 150
105º sampai bau amonia hilang. Semprot dengan ml amonium hidroksida P, dinginkan sampai suhu ruang
Penampak bercak, dan panaskan pada suhu antara 100º - dan atur pH hingga 6,4 dengan penambahan amonium
105º selama 15 menit. Amati lempeng pada sinar terang. hidroksida P. Masukkan larutan ini ke dalam labu
Bercak yang diperoleh dari Larutan kesesuaian sistem tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai tanda.
menunjukkan dua bercak yang terpisah. Bercak lain dari
Larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan dengan Air <1071>Metode I Antara 8,0% dan 9,5%.
bercak utama dari Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml, Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
larutkan dalam campuran 3 ml asam formatP dan 50 ml
asam asetat glasial P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi, seperti tertera pada
penetapan blangko. Kromatografi <931>.
Larutan fosfat Timbang 2,76 g natrium fosfat
Tiap ml asam perklorat 0,1 N monobasa P dan masukkan ke dalam labu tentukur 1000-
setara dengan 10,31 mg C6H14N2O2.C2H4O2 ml. Larutkan dengan lebih kurang 900 ml air dan atur pH

Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.


- 773 -

hingga 5,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Fase gerak Buat campuran Larutan fosfat- asetonitril diperoleh pada Penetapan kadar.
P (96:4) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
pada Kromatografi <931>. Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lisinopril Alat tipe 2: 50 rpm
BPFI, larutkan dalam air, encerkan dengan air secara Waktu: 30 menit
kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih Lakukan penetapan jumlah C13H21NO5 yang terlarut
kurang 0,3 mg per ml. dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang tertera pada Kromatografi <931>.
30 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. tertera pada Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Sediaan Lepas Segera, Alat Tipe 1 dan Tipe 2 pada Uji
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x Disolusi <1231>. Gabungkan sejumlah volume sama
25 cm berisi bahan pengisi L7 dan ukuran partikel 5 m, alikuot dari 6 atau 12 labu disolusi dan gunakan gabungan
pertahankan suhu kolom pada 50° dan laju alir lebih sampel sebagai alikuot. Suntikkan sejumlah volume
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap alikuot ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
Larutan baku, rekam kromatograf dan ukur respons puncak ukur respons puncak utama. Hitung jumlah C21H31N3O5
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dari puncak yang terlarut dengan membandingkan terhadap larutan
analit tidak kurang dari 180 lempeng teoritis; faktor baku Lisinopril BPFI yang diketahui kadarnya dalam
ikutan puncak tidak lebih dari 1,7 dan simpangan baku media yang sama.
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kurang dari 80% (Q) C21H31N3O5, dari jumlah yang
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji tertera pada etiket: persyaratan dipenuhi jika jumlah zat
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur aktif yang terlarut dari gabungan sampel sesuai dengan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Tabel Penerimaan Gabungan Sampel. Teruskan
lisinopril, C21H31N3O5, dalam zat yang digunakan dengan pengujian hingga tahap S3 kecuali hasil memenuhi pada
rumus: tahap S1 atau S2. Q adalah jumlah zat aktif terlarut,
dinyatakan sebagai persentase dari jumlah yang tertera
r  pada etiket.
100C  U 
 rS  Tabel Penerimaan Gabungan Sampel
Jumlah
Tahap Kriteria Penerimaan
C adalah kadar Lisinopril BPFI dalam mg per ml Larutan yang diuji
baku, dihitung terhadap zat anhidrat; rU dan rS berturut- S1 6 Rata-rata jumlah terlarut tidak
turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan kurang dari Q+10%.
baku. S2 6 Rata-rata jumlah terlarut (S1+S2)
sama atau lebih besar dari Q+5%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. S3 12 Rata-rata jumlah terlarut
(S1+S2+S3) sama atau lebih besar
dari Q

TABLET LISINOPRIL
Lisinopril Tablet Prosedur untuk unit sampel Lakukan seperti tertera
pada Prosedur dalam Sediaan Lepas Segera, Alat Tipe 1
Tablet Lisinopril mengandung lisinopril, C21H31N3O5, dan Tipe 2 pada Uji Disolusi <1231>. Suntikkan sejumlah
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari volume alikuot ke dalam kromatograf, rekam
jumlah yang tertera pada etiket. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah lisinopril, C21H31N3O5, yang terlarut dengan
Baku pembanding Lisinopril BPFI,merupakan bentuk membandingkan terhadap larutan baku Lisinopril BPFI
dihidrat lisinopril, tidak boleh dikeringkan, lakukan yang diketahui kadarnya dalam media yang sama.
penetapan kadar air secara titrimetri pada saat digunakan Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
untuk penetapan kuantitatif, simpan dalam wadah tertutup kurang dari 80% (Q) C21H31N3O5, dari jumlah yang
rapat. tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Prosedur keseragaman kandungan
- 774 -

Larutan fosfat, Fase gerak dan Sistem kromatografi terhadap zat anhidrat; L adalah jumlah dalam mg
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. lisinopril per tablet yang diperoleh dari Penetapan kadar;
Pengencer Larutkan 2,72 g kalium fosfat monobasa P rU adalah jumlah semua respons puncak selain lisinopril
dalam 800 ml air, atur pH hingga 4,0 dengan penambahan dari Larutan uji dan rS adalah respons puncak lisinopril
asam fosfat P dan encerkan dengan air hingga 1000 ml. dari Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lisinopril
BPFI, larutkan dengan Pengencer hingga kadar lebih Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang 0,2 mg per ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu Kromatografi <931>.
tentukur yang sesuai, berdasarkan jumlah dalam mg Larutan fosfat Timbang 4,1 g kalium fosfat monobasa
lisinopril per tablet yang tertera pada etiket, hingga kadar P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Larutkan
lisinopril setara dengan lebih kurang 0,2 mg per ml. dengan 900 ml air dan atur pH hingga 2,0 dengan
Tambahkan Pengencer lebih kurang 50% dari volume penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai
labu, sonikasi selama 5 menit dan kocok secara mekanik tanda.
selama 20 menit. Encerkan dengan Pengencer sampai Fase gerak Larutkan 1 g natrium 1- heksansulfonat P
tanda dan saring. dalam 820 ml Larutan fosfat.Tambahkan 180 ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume asetonitril P, campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji lakukan penyesuaian, menurut Kesesuaian sistem seperti
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tertera pada Kromatografi <931>.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Pengencer Campuran air-metanol P (4:1).
lisinopril, C21H31N3O5, dalam tiap tablet dengan rumus: Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lisinopril
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
 TC   rU 

kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
  Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu tentukur
 D   rS  yang sesuai, agar diperoleh kadar setara dengan lebih
kurang 0,2 mg lisinopril per ml. Tambahkan Pengencer,
sonikasi selama 5 menit dan kocok secara mekanik
T adalah jumlah dalam mg lisinopril per tablet yang
selama 20 menit. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda
tertera pada etiket; C adalah kadar Lisinopril BPFI dalam
dan saring.
mg per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; D
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
adalah kadar lisinopril dalam mg per ml Larutan uji,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
berdasarkan jumlah lisinopril per tablet yang tertera pada
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 4,6 mm x
etiket dan faktor pengenceran; rU dan rS berturut-turut
20 cm berisi bahan pengisi L7. Pertahankan suhu kolom
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
pada 40° dan laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
Senyawa sejenis Tidak lebih 2,0%; Lakukan penetapan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
efisiensi kolom dari puncak analit tidak kurang dari 700
tertera pada Kromatografi <931>.
lempeng teoritis; faktor ikutan puncak lisinopril tidak
Larutan fosfat, Fase gerak, Pengencer dan Sistem
lebih dari 2,0; faktor kapasitas, k’, dari puncak analit
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
lebih besar dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada
kadar.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
Larutan baku Gunakan Larutan baku seperti tertera
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pada Penetapan kadar, encerkan dengan Pengencer
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
hingga kadar lebih kurang 20 g per ml. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada respons puncak utama.
Penetapan kadar. Hitung jumlah dalam mg lisinopril, C21H31N3O5, dalam
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume masing-masing tablet yang digunakan dengan rumus :
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
 L r 
respons puncak lisinopril dari Larutan baku dan semua C    U 
puncak selain puncak lisinopril dari Larutan uji. Hitung  D   rS 
persentase senyawa sejenis dalam setiap tablet yang
digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Lisinopril BPFI dalam mg per ml Larutan
 V   C   rU  baku dihitung terhadap zat anhidrat; L adalah jumlah
100    
 10   L   r S
dalam mg lisinopril per tablet seperti tertera pada etiket;
 D adalah kadar lisinopril dalam mg per ml Larutan uji
berdasarkan jumlah lisinopril per tablet yang tertera pada
V adalah volume dalam ml Larutan uji; C adalah kadar etiket dan faktor pengenceran; rU dan rS berturut-turut
Lisinopril BPFI dalam mg per ml Larutan baku dihitung adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 775 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. sempurna dan gas hasil pembakaran telah terserap, cuci
tutup, tempat contoh dan dinding bagian dalam labu
dengan 50 ml isopropil alkohol P. Tambahkan 4 ml asam
LOPERAMIDA HIDROKLORIDA nitrat 0,1 N dan titrasi dengan raksa(II) nitrat 0,01 N LV
Loperamide Hydrochloride menggunakan indikator difenilkarbazon LP.

Tiap ml raksa(II) nitrat 0,01 N


setara dengan 0,3545 mg klor
HO
N CH2CH2CCON(CH3)2 . HCl

Cl Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
4-(p-Klorofenil)-4-hidroksi-N,N-dimetil-,-difenil-1- Kromatografi <931>.
piperidina butiramidamonohidroklorida [34552-83-5] Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam
C29H33ClN2O2.HCl BM 513,51 format P (85:10:5).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loperamida
Loperamida Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C29H33ClN2O2.HCl, kadar 10 mg per ml.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam kloroform P hingga kadar 10 mg per ml.
Pemerian Serbuk; putih sampai agak kuning; melebur Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
pada suhu lebih kurang 225 disertai peruraian. l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm, biarkan bercak
Kelarutan Mudah larut dalam metanol, dalam isopropil kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
alkohol dan kloroform; sukar larut dalam air dan dalam berisi Fase gerak, biarkan merambat tiga per empat tinggi
asam encer. lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas, biarkan
kering di udara. Uapi lempeng dengan uap iodum. Harga
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI; Rf warna dan intensitas bercak Larutan uji sesuai dengan
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80° bercak Larutan baku, dan tidak terdapat bercak lain.
selama 4 jam sebelum digunakan.
Penetapan kadar
Identifikasi Asam asetat netral Larutkan 10 mg -naftolbenzeina P
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dalam 100 ml asam asetat glasial P, dan titrasi dengan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, asam perkorat 0,1 N LV hingga terjadi warna hijau,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan volume titran dapat diabaikan.
gelombang yang sama seperti pada Loperamida Prosedur Timbang saksama lebih kurang 375 mg zat,
Hidroklorida BPFI. larutkan dalam 25 ml Asam asetat netral dan tambahkan
B. Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, 10 ml larutan raksa(II) asetat P (dibuat dengan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam melarutkan 1 g raksa(II) asetat P dalam 33 ml Asam
lebih kurang 50 ml isopropil alkohol P, tambahkan 10 ml asetat netral). Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
asam klorida 0,1 N, encerkan dengan isopropil alkohol P hingga terjadi warna hijau yang sama seperti warna Asam
sampai tanda, campur. Spektrum serapan ultraviolet asetat netral.
larutan ini pada panjang gelombang antara 250 nm dan
300 nm, menunjukkan maksimum dan minimum pada Tiap ml asam perklorat 0,1 N
panjang gelombang yang sama seperti pada pada setara dengan 51,35 C29H33ClN2O2.HCl
Loperamida Hidroklorida BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80
selama 4 jam. KAPSUL LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Loperamide Hydrochloride Capsule
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Kapsul Loperamida Hidroklorida mengandung
Kandungan klorida Antara 13,52% dan 14,20%.
loperamida hidroklorida, C29H33ClN2O2.HCl, tidak
Timbang saksama lebih kurang 13 mg zat, lakukan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
penetapan seperti tertera pada Pembakaran dengan Labu
jumlah yang tertera pada etiket.
Oksigen <501>, menggunakan campuran 10 ml natrium
hidroksida 0,02 N dan 2 tetes hidrogen peroksida P 30%
sebagai larutan penyerap. Jika pembakaran telah
- 776 -

Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI; Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loperamida
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran asetonitril
rapat dan terlindung cahaya. P-asam klorida 0,5 N (1:1) hingga kadar lebih kurang 0,2
mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
Identifikasi 100-ml, encerkan dengan campuran asetonitril P-air (1:1)
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi sampai tanda. Larutan ini mengandung lebih kurang 10
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. µg per ml.
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
formiat P (85:10:5). kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur.
Penampak bercak Gunakan uap iodium. Bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul, hitung
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loperamida bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi
Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur kapsul setara dengan lebih kurang 20 mg loperamida
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan metanol P hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml. Tambahkan lebih kurang 35 ml asam klorida 0,5 N,
Larutan uji Masukkan sejumlah isi kapsul setara sonikasi selama 15 menit, tambahkan 35 ml asetonitril P
dengan lebih kurang 10 mg loperamida hidroklorida ke dan sonikasi lagi selama 15 menit. Encerkan dengan
dalam vial 37 ml bertutup, tambahkan 10 ml metanol P, campuran asetonitril P-asam klorida 0,5 N (1:1) sampai
kocok selama 5 menit dan saring. tanda, campur dan saring. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu
Prosedur Gunakan volume penotolan 10 l Larutan uji tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan campuran
dan 1 l Larutan baku. asetonitril P-air (1:1) sampai tanda.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pada Penetapan kadar. dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x 25
cm, berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 10
Disolusi <1231> µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
Media disolusi: 500 ml Dapar asetat pH 4,7 yang kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatograf
dibuat dengan mencampur 200 ml asam asetat 1 N dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dengan 600 ml air, atur pH hingga 4,70±0,05 dengan efisiensi kolom, N, dari puncak analit tidak kurang dari
penambahan natrium hidroksida 1 N, dan encerkan 1900 lempeng teoritis; faktor kapasitas, k’, tidak kurang
dengan air hingga 1000 ml dan campur. dari 3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Alat tipe 1: 100 rpm. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Waktu: 30 menit. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Lakukan penetapan jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
seperti tertera pada Kromatografi <931>. respons puncak utama.
Fase gerak dan Sistem kromatografi lakukan seperti Hitung jumlah dalam mg loperamida hidroklorida,
tertera pada Penetapan kadar. C29H33ClN2O2.HCl, dalam isi kapsul yang digunakan
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 µl alikuot, rekam dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang terlarut dengan r 
membandingkan terhadap larutan baku Loperamida 2000 C  U 
Hidroklorida BPFI yang diketahui kadarnya dalam media  rS 
yang sama.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak C adalah kadar Loperamida Hidroklorida BPFI dalam mg
kurang dari 80% (Q) C29H33ClN2O2.HCl, dari jumlah per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
yang tertera pada etiket. puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada TABLET LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Kromatografi<931>. Loperamide Hydrochloride Tablet
Fase gerak Masukkan 500 ml asetonitril P ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Tablet Loperamida Hidroklorida mengandung loperamida
Tambahkan 20 tetes asam fosfat P, campur, saring dan hidroklorida, C29H33ClN2O2.HCl, tidak kurang dari 90,0%
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi etiket.
<931>.
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI;
- 777 -

tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup 40 ml larutan asam fosfat P 5 % dan 200 ml metanol P,
rapat dan terlindung cahaya. kemudian encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
A. Masukkan lebih kurang 10 mg serbuk tablet yang dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom 4 mm x 8
telah digerus halus ke dalam tabung reaksi, tambahkan 20 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 µm.
ml isopropanol P kemudian kocok secara mekanis selama Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
1 menit. Biarkan sampai terjadi pemisahan. Pipet 9 ml kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml dan ukur rrespons puncak seperti tertera pada Prosedur:
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda. faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
Larutan yang diperoleh memenuhi syarat uji Identifikasi relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
B seperti yang tertera pada Loperamida Hidroklorida. Prosedur ke dalam kromatograf lebih kurang 20 µl
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
pada Penetapan kadar. Hitung jumlah dalam mg loperamida hidroklorida,
C29H33ClN2O2.HCl, dalam serbuk tablet yang digunakan
Disolusi<1231>Prosedur untuk gabungan sampel dengan rumus:
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N
Alat tipe 2: 50 rpm r 
Waktu: 30 menit 2000 C  U 
Lakukan penetapan jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang  rS 
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. C adalah kadar Loperamida Hidroklorida BPFI dalam
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
tertera pada Penetapan kadar. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 µl) alikuot yang telah disaring, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. tidak tembus cahaya.
Hitung jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang terlarut dengan
membandingkan terhadap larutan baku Loperamida
Hidroklorida BPFI yang telah diketahui kadarnya dalam LORATADIN
media yang sama. Loratadine
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
O O CH3
kurang dari 80% (Q) C29H33ClN2O2.HCl, dari jumlah
yang tertera pada etiket. N

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


N
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kimerja tinggi seperti tertera pada Cl
Kromatografi <931>.
Dapar Masukkan 3 g trietilamin hidroklorida P dan 1
ml asam fosfat P ke dalam labu yang sesuai, tambahkan Etil 4-(8-kloro-5,6-dihidro-11H-benzo[5,6] siklo hepta
550 ml air. [1,2-b]piridin-11-ilidena)-1-piperidin karboksilat
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar [79794-75-5]
(45:55). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan C22H23ClN2O2 BM 382,88
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Loratadin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loperamida lebih dari 101,0% C22H23ClN2O2 dihitung terhadap zat
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan yang telah dikeringkan.
metanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Encerkan larutan ini secara kuantitatif dengan air hingga Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 5 ml larutan Kelarutan Mudah larut dalam aseton, kloroform dan
asam fosfat P 5 % dan 25 ml metanol P, kemudian toluen; tidak larut dalam air.
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
dengan lebih kurang 16 mg loperamida hidroklorida dan terlindung cahaya; Senyawa Sejenis A Loratadin BPFI,
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml. Tambahkan [8-kloro-6,11-dihidro-11(4-piperidilidena) - 5H - benzo
- 778 -

[5,6]siklohepta[1,2-b] piridin (C19H19ClN2, BM 310,83); benzo[5,6]siklohepta[1,2-b] piridin-11-il)-1 piperidin-


Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup karboksilat etil dan loratadin berturut-turut adalah lebih
rapat dan terlindung cahaya; Senyawa Sejenis B Loratadin kurang 0,79 dan 1,0. Lakukan kromatografi terhadap
BPFI, [8- kloro- 6,11-dihidro- 11 (N- metil- 4- Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
piperinilidena) -5H-benzo [5,6]siklohepta [1,2-b] piridin puncak utama seperti tertera pada Prosedur: simpangan
(C20H21ClN2, BM 310,83); Tidak boleh dikeringkan. baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%.
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
cahaya. sama (lebih kurang 50 µl) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Identifikasi seluruh respons puncak Larutan uji dan respons puncak
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah utama Larutan baku. Hitung persentase masing-masing
dikeringkan didispersikan dalam minyak mineral P cemaran terhadap loratadin dengan rumus:
menunjukan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Loratadin BPFI.  10 .000  C  ri 

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan   
 W  F  rS 
uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar.
C adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; F adalah faktor respons relatif masing-masing
Jarak lebur <1021> Antara 132 dan 137.
cemaran, jika diketahui F adalah 0,25 untuk 4-(8-kloro-
11-fluoro-6,11-dihidro-5H-benzo[5,6] siklohepta [1,2-b]
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
piridin-11-il)-1-piperidinkarboksilat etil; ri adalah respons
lakukan pengeringan pada suhu 100 hingga bobot tetap.
puncak untuk masing-masing cemaran Larutan uji; rS
adalah respons puncak loratadin dalam Larutan baku; W
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
adalah jumlah loratadin dalam mg yang digunakan dalam
Larutan uji: ditemukan tidak lebih dari 0,2% dari 4-(8-
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-benzo [5,6] siklohepta
[1,2-b]piridin-11-il)-1-piperidinkarboksilat etil; tidak lebih
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A loratadin dan
dari 0,1% cemaran lain; total cemaran tidak lebih dari 0,3%.
senyawa sejenis B loratadin masing-masing tidak lebih
dari 0,1%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dari UJI 2
0,1%; dan total cemaran tidak lebih dari 0,3%. [Catatan Larutan A Larutkan 0,96 g garam natrium asam 1-
Berdasarkan alur sintesa, lakukan uji 1 atau uji 2. Uji 2 pentanasulfonat P dalam 900 ml air. Atur pH hingga 3,00
direkomendasikan jika 4,8-dikloro-6,11-dihidro-H-benzo ± 0,05 dengan larutan asam fosfat P (1:10), encerkan
[5,6] siklohepta [1,2-b]piridin-11-on merupakan senyawa dengan air sampai 1000 ml, saring dan awaudarakan.
sejenis yang potensial]. Larutan B Gunakan Asetonitril P.
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
pada Kromatografi <931>. Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi, jika
perlu lakukan penyesuaian seperti pada Kesesuaian
UJI I sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak dan Pengencer Lakukan seperti tertera pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin
Penetapan kadar. BPFI, Senyawa Sejenis A Loratadin BPFI, dan Senyawa
Larutan baku persediaan Buat seperti Larutan baku Sejenis B Loratadin BPFI. Larutkan dalam metanol P,
pada Penetapan kadar. dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu secara bertahap
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke dengan metanol P hingga diperoleh larutan dengan kadar
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer masing-masing lebih kurang 0,1 mg per ml. Pipet 1 ml
sampai tanda. Jika perlu lakukan pengenceran secara larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 2 ml
kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang 0,8 µg Larutan A encerkan dengan metanol P sampai tanda
per ml. hingga diperoleh larutan dengan kadar masing-masing
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan lebih kurang 0,01 mg per ml.
kadar. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, dan larutkan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam 2 ml metanol P. Tambahkan 2 ml Larutan A, dan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x encerkan dengan metanol P sampai tanda.
15 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
µm. Suhu kolom dipertahankan antara 25 - 35, laju alir dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur m. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Kromatograf
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu diprogram sebagai berikut:
retensi relatif 4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-
- 779 -

Waktu Larutan A Larutan B Elusi Penetapan Kadar Lakukan penetapan dengan cara
(menit) (%) (%) Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
0 75 25 Isokratik
0-20 75→50 25→50 gradien linier Kromatografi <931>.
20-30 50→40 50→60 gradien linier Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M Masukkan lebih
30-35 40→30 60→70 gradien linier kurang 1,74 g kalium fosfat dibasa anhidrat P ke dalam
35-45 30 70 Isokratik labu tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai
45-50 30→75 70→25 tahap gradien
tanda.
Larutan kalium fosfat dibasa 0,6 M Masukkan lebih
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kurang 105 g kalium posfat dibasa anhidrat P ke dalam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera labu tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai
pada Prosedur: waktu retensi relatif dan faktor respons: tanda.
lihat Tabel; resolusi, R, antara senyawa sejenis A Fase gerak Buat campuran Larutan kalium fosfat
loratadin dan senyawa sejenis B loratadin tidak kurang dibasa 0,01 M-metanol P-asetonitril P (7:6:6), atur pH
dari 1,5; dan simpangan baku relatif respons puncak hingga 7,2 dengan penambahan larutan asam fosfat P 10%,
loratadin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%. saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 20 menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
l) Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons Kromatografi <931>.
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran Larutan asam klorida 0,05 N Masukkan 500 ml air ke
loratadin dengan rumus: dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 83 ml asam
klorida P, encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
 100   C s   ri  Pipet 50 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml,
  
 F   C r   rS  encerkan dengan air sampai tanda.
Pengencer Masukkan 400 ml asam klorida 0,05 N dan
80 ml kalium fosfat dibasa 0,6 M ke dalam labu tentukur
CS adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml
1000-ml, encerkan dengan campuran metanol P dan
Larutan baku, Cr adalah kadar loratadin dalam mg per ml
asetonitril P (1:1) sampai tanda.
larutan uji, F adalah faktor respons relatif seperti
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin
ditunjukkan dalam tabel (F=1,0 untuk cemaran yang tidak
BPFI, larutkan dengan Pengencer, bila perlu encerkan
diketahui); ri adalah respons puncak dari masing-masing
secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang
cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak
0,4 mg per ml.
loratadin dalam Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukan ke dalam labu tentukur 100-ml larutkan dan
Tabel
Senyawa sejenis Waktu retensi Faktor respons
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
relatif terhadap relatif (F) terhadap Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
loratadin loratadin Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Senyawa sejenis 0,50 1,00 dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
loratadin A 15 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
Senyawa sejenis 0,53 0,89
loratadin B µm, laju alir lebih kurang 1 ml per menit, pertahankan
8-Kloro-6,11-dihidro- 0,70 0,60 suhu kolom antara 25-35. Lakukan kromatografi
5H-benzo[5,6] terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
siklohepta-[1,2-
b]piridin-11-on
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
8-kloro-6,11-dihidro-11- 0,75 0,46 baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
[N-metil-4-piperidinil] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
11-hidroksi-5H- sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
benzo[5,6] siklohepta-
[1,2-b]piridin ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
4,8-Dikloro-6,11- 1,23 0,92 respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg loratadin,
dihidro- 5H-benzo[5,6] C22H23ClN2O2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
siklohepta-[1,2-
b]piridin-11-on
8-kloro-6,11-dihidro-11- 1,60 0,42 r 
[N-etoksikarbonil-4- 100 C  U 
piperidinil]11-hidroksi-  rS 
5H-benzo[5,6]
siklohepta-[1,2-b]piridin
4,8-Dikloro-6,11- 1,83 1,08
C adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
dihidro-11-[N- baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
etoksikarbonil-4- Larutan uji dan Larutan baku.
piperilidena-5H-
benzo[5,6] siklohepta-
[1,2-b]piridin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Loratadin 1,0 1,0 dan pada suhu 20-30.
- 780 -

LARUTAN ORAL LORATADIN gelas bertutup ulir. Tambahkan 1 ml larutan hidrogen


Loratadine Oral Solution peroksida P 3%, campur. Tutup dan panaskan pada suhu
65 selama 18-24 jam. Biarkan dingin hingga suhu ruang,
Larutan Oral Loratadin mengandung loratadin, kemudian encerkan dengan Pengencer hingga 25 ml.
C22H23ClN2O2 tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih Larutan uji Masukkan sejumlah volume larutan setara
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dengan lebih kurang 5 mg loratadin, masukkan dalam
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh tanda.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
terlindung cahaya. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
Identifikasi 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
A. Lakukan seperti tertera pada Uji Identifikasi secara m. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit, pertahankan
Kromatografi Lapis Tipis <281>. suhu kolom antara 30-40. Lakukan kromatografi
Fase gerak Campuran etil eter P-dietilamin P (40:1) terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
kertas saring. retensi relatif etil 4-[8-kloro-5,6dihidro-4-(hidroksimetil)-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin 11H-benzo [5,6] siklohepta [1,2-b] piridin -11- ilidena]-1-
BPFI larutkan dalam diklorometan P hingga kadar lebih piperidinkarboksilat; etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro-2-
kurang 5 mg per ml. (hidroksimetil)-11H-benzo [5,6] siklohepta [1,2-b]piridin-
Larutan uji Masukkan sejumlah volume larutan setara 11-ilidena]-1-piperidin karboksilat dan loratadin berturut
dengan lebih kurang 10 mg loratadin, ke dalam tabung turut adalah 0,70; 0,84 dan 1,0. Resolusi , R, antara
sentrifuga. Tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,2 N loratadin dan etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro 2-(hidroksimetil)-
dan 2,0 ml diklorometan P. Kocok selama 10 menit. 11H-benzo [ 5,6] siklohepta [1,2-b] piridin-11-ilidena]-1-
Sentrifus dan buang lapisan air. Bercak utama Larutan piperidin karboksilat tidak kurang dari 3,0. Lakukan
uji mempunyai tinggi dan intensitas yang sama dengan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem 1,
Larutan baku. rekam kromatogram dan ukur respons puncak loratadin
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji, sesuai seperti tertera pada Prosedur: Faktor ikutan tidak kurang
dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan dari 0,7 dan tidak lebih dari 1,1. Lakukan kromatografi
kadar. terhadap Larutan kesesuaian sistem 2, rekam
kromatogram dan respons puncak loratadin seperti tertera
Batas mikroba <51> Memenuhi syarat; tidak mengandung pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Salmonella sp dan Escherichia coli. Jumlah mikroba aerobik ulang tidak lebih dari 10%.
total tidak lebih dari 100 koloni per ml; dan jumlah total ragi Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 l Larutan uji ke
dan jamur tidak lebih dari 50 koloni per ml. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur seluruh
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. senyawa sejenis dalam zat uji dengan rumus:

pH < 1071> Antara 2,5 dan 3,1.  r 


100  i 
r 
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara  S 
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. ri adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis
Fase gerak Buat campuran 15 mMol natrium dalam Larutan uji, dan rS adalah jumlah respons seluruh
dodesilsulfat P dalam campuran air-asetonitril P (1:1). puncak selain puncak zat tambahan; Etil 4-[8-kloro-5,6-
Atur pH hingga 2,6±0,1 dengan penambahan asam fosfat dihidro 4-(hidroksimetil)-11-H -benzo-[5,6] siklohepta-
P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan [1,2-b]piridin-11-ilidena] -1-piperidin karboksilat tidak
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera lebih dari 0,3%; etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro-2-
pada Kromatografi <931>. (hidroksimetil)-11-H-benzo [5,6]-siklohepta [1,2-b]
Pengencer Campuran Fase gerak dan air (2:1). piridin-11-ilidena]-1-piperidin karboksilat tidak lebih dari
Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksama 0,3% dan cemaran lainnya tidak lebih dari 0,2%. Jumlah
sejumlah Loratadin BPFI, larutkan dalam Pengencer, bila seluruh cemaran tidak lebih dari 0,5%.
perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap hingga
kadar lebih kurang 0,002 mg per ml. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan kesesuaian sistem 2 Pipet 5 ml Larutan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kesesuaian sistem 1 ke dalam wadah yang sesuai, Kromatografi <931>.
encerkan dengan Pengencer hingga 50 ml. Larutan kalium fosfat monobasa 0,05 M Timbang
Larutan resolusi Masukkan sejumlah volume larutan saksama lebih kurang 6,8 gr kalium fosfat monobasa P,
yang setara dengan 20 mg loratadin ke dalam tabung masukkan kedalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan
- 781 -

encerkan dengan air sampai tanda, campur. Atur pH


hingga 3,0 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat P. Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
Fase gerak Buat campuran Larutan kalium fosfat dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
monobasa 0,05 M-asetonitril P (7:3), saring dan terlindung cahaya.
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Identifikasi
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah butil A. Lakukan uji identifikasi seperti tertera pada Uji
paraben P, larutkan dan encerkan dengan campuran air dan Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
asetonitril P (7:3) hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. Fase gerak Campuran etil eter P-dietilamina P (40:1)
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi
Loratadin BPFI, larutkan dalam asetonitril P, bila perlu kertas saring.
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan asetonitril Larutan uji Timbang saksama sejumlah tablet setara
P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. dengan lebih kurang 20 mg loratadin, masukkan ke dalam
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku internal, 5 ml tabung sentrifuga, tambahkan 5,0 ml campuran kloroform
Larutan baku persediaan dan 12 ml air ke dalam labu P dan metanol P (1:1), rotasi selama 30 menit dan
tentukur 50-ml. Encerkan dengan campuran air- sentrifus.
asetonitril P (7:3), campur. Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih kurang
Larutan uji Timbang saksama sejumlah larutan setara 20 mg Loratadin BPFI larutkan dalam 5 ml campuran
dengan 5 mg loratadin, masukkan ke dalam labu tentukur kloroform P dan metanol P (1:1), campur.
50-ml. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal kedalam Volume penotolan 5 l
labu, encerkan dengan campuran air-asetonitril P (7:3) Bercak utama Larutan uji mempunyai tinggi dan
sampai tanda, campur. intensitas yang sama dengan Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan uji, sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 pada Penetapan kadar.
cm, berisi bahan pengisi L11 dengan ukuran partikel 10
m, laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Suhu kolom Disolusi < 1231 >
dipertahankan antara 20-30. Lakukan kromatografi Media: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons Alat tipe 2: 50 rpm.
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Waktu: 60 menit.
butil paraben adalah lebih kurang 0,78 dan loratadin Prosedur Lakukan penetapan jumlah C22H23ClN2O2
adalah 1,0; resolusi, R, antara loratadin dan butil paraben yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
tidak kurang dari 1,9; faktor ikutan puncak loratadin dan encerkan dengan Media disolusi dengan serapan larutan
butil paraben tidak lebih dari 1,6; simpangan baku relatif baku Loratadin BPFI dalam media yang sama pada
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%. panjang gelombang yang sama lebih kurang 280 nm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji kurang dari 80% (Q), loratadin, C22H23ClN2O2 dari
kedalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur jumlah yang tertera pada etiket.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg loratadin,
C22H23ClN2O2, dalam zat uji yang digunakan dengan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
rumus:
R  Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
50 C  U 
 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
 RS  Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M, Larutan kalium
C adalah kadar Loratadin BPFI dalam larutan baku; RU
fospat 0,6 M, Fase gerak, Asam klorida 0,05 N dan
dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
loratadin terhadap puncak baku internal dari Larutan uji
dalam Loratadin.
dan Larutan baku.
Larutan baku persediaan Buat seperti Larutan baku
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Loratadin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
pada suhu antara 2-30. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan
dengan Pengencer sampai tanda. Jika perlu encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan Pengencer hingga
TABLET LORATADIN kadar lebih kurang 0,8 µg per ml.
LoratadineTablet Larutan uji Gunakan Larutan uji pada Penetapan
kadar.
Tablet Loratadin mengandung loratadin, C22H23ClN2O2 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
jumlah yang tertera pada etiket.
- 782 -

dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 15 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 µm. sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons respons puncak utama, hitung jumlah dalam mg loratadin,
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif 4- C22H23ClN2O2 dalam tablet yang digunakan dengan
(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-benzo[5,6] siklo rumus:
hepta[1,2-b]piridin-11-il)-1-piperidinkarboksilat etil dan
loratadin berturut-turut adalah lebih kurang 0,79 dan 1,0. r 
250 C  U 
Lakukan kromatogtrafi terhadap Larutan baku, rekam  rS 
kromatogram dan ukur respons puncak utama seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
C adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
ulang tidak lebih dari 4,0%.
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji dan Larutan baku.
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
semua respons puncak pada Larutan uji dan puncak
dan simpan pada suhu antara 2-30. Jika dikemas dalam
utama Larutan baku. Hitung persentase tiap cemaran
blister terlindung dari uap air yang berlebih.
dalam tablet yang digunakan dengan rumus:

 C   ri 
 LORAZEPAM
2500  
 L   rs 
 Lorazepam
H
C adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan N O

baku; L adalah jumlah loratadin dalam mg, dalam tiap


tablet yang digunakan; ri adalah luas puncak tiap cemaran Cl N OH
dalam Larutan uji dan rS adalah luas puncak loratadin Cl

dalam Larutan baku.


Tidak lebih dari 0,2% 4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-
5H- benzo [5,6] siklohepta [1,2-b] piridin-11-il)-1-
piperidinkarboksilat etil; tidak lebih 0,1% tiap cemaran 7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4-
lainnya dan jumlah seluruh cemaran kecuali 4-(8-kloro- benzodiazepin-2-on [846-49-1]
11-fluoro-6,11-dihidro-5H- benzo [5,6] siklohepta [1,2- C15H10Cl2N2O2 BM 321,16
b]piridin-11-il)-1-piperidin karboksilat etil, tidak lebih
dari 0,1%. Lorazepam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C15H10Cl2N2O2, dihitung terhadap
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara zat yang telah dikeringkan.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931> . Pemerian Serbuk putih atau praktis putih; praktis tidak
Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M, Larutan kalium berbau.
fosfat dibasa 0,6 M, Fase gerak, Larutan asam
hidroklorida 0,05 N, Pengencer dan Larutan baku Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam etanol; sukar larut dalam kloroform.
Loratadin.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu tentukur Baku pembanding Lorazepam BPFI; tidak boleh
250-ml tambahkan 100 ml asam klorida 0,05 N dan kocok dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
selama 40 menit atau sampai tablet hancur sempurna. terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Lorazepam BPFI,
Tambahkan 75 ml campuran metanol P dan asetonitril P 7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4-
(1:1), campur. Tambahkan 20 ml kalium fosfat dibasa 0,6 benzodiazepin-2-on; tidak boleh dikeringkan. Simpan
M, campur selama 5 menit. Encerkan dengan campuran dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
metanol P-asetonitril P (1:1) sampai tanda. Senyawa Sejenis B Lorazepam BPFI, 2-Amino-2’,5-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada diklorobenzofenon; tidak boleh dikeringkan. Simpan
Penetapan kadar dalam Loratadin. Lakukan kromatografi dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor Identifikasi
kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,5; faktor ikutan tidak A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
lebih dari 1,7; dan simpangan baku relatif pada dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Lorazepam BPFI.
- 783 -

B. Harga Rf bercak utama kromatogram Larutan uji suhu 105 selama 15 menit dan semprot berturut-turut
sesuai dengan Larutan identifikasi yang diperoleh dari uji dengan larutan natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan
A seperti tertera pada Senyawa sejenis. amonium sulfamat P (1 dalam 200) dan larutkan N-(1-
naftil) etilendiamin dihidroklorida P (1 dalam 1000),
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; keringkan lempeng dengan aliran udara setiap kali setelah
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 penyemprotan. Amati lempeng di bawah cahaya tampak:
selama 3 jam. bercak yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar
intensitas dan ukurannya dari bercak utama dengan harga
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. Rf sama yang diperoleh dari Larutan baku, setara dengan
tidak lebih dari 0,01% senyawa sejenis B lorazepam.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis mg zat, larutkan dalam 50 ml N,N-dimetilformamid P.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Titrasi dengan tetrabutil amonium hidroksida 0,1 N LV,
Fase gerak Campuran kloroform P-dioksan P-asam hindari terjadinya penyerapan karbon dioksida dari udara.
asetat glasial P (91:5:4) Tentukan titik akhir secara potensiometrik menggunakan
Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P setebal elektrode kaca dan kalomel yang mengandung larutan
0,25 mm yang sebelumnya telah dicuci dengan campuran jenuh kalium klorida P dalam metanol P seperti tertera
kloroform P-etil asetat P-metanol P (2:1:1) pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan blangko.
A. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Tiap ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N
Larutan identifikasi Timbang saksama sejumlah setara dengan 32,12 mg C15H10Cl2N2O2
Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
kadar 2 mg per ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa tidak tembus cahaya.
Sejenis A Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P
hingga kadar 20 g per ml.
Enceran larutan baku A dan B Encerkan sejumlah TABLET LORAZEPAM
volume Larutan baku dengan kloroform P hingga kadar Lorazepam Tablet
masing-masing 10 g dan 4 g per ml.
Prosedur Tidak lebih dari 30 menit setelah pembuatan, Tablet Lorazepam mengandung lorazepam,
totolkan secara terpisah masing-masing 50 l Larutan uji, C15H10Cl2N2O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Larutan identifikasi, Larutan baku, Enceran larutan baku dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
A dan Enceran larutan baku B pada Penjerap dan biarkan
bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana Baku pembanding Lorazepam BPFI; tidak boleh
kromatografi yang dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
merambat 2-3 cm dari batas atas lempeng. Angkat terlindung cahaya. Senyawa sejenis B lorazepam BPFI, 2-
lempeng tandai batas rambat dan biarkan mengering Amino-2’,5-diklorobenzofenon; tidak boleh dikeringkan.
selama 30 menit. Amati lempeng di bawah cahaya Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas tiap bercak lain cahaya. Senyawa Sejenis C Lorazepam BPFI, 6-Kloro-4-
selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji (o-klorofenil-2-kuinazolinakarboksaldehida); tidak boleh
dengan bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
dan Enceran larutan baku A dan B: jumlah intensitas terlindung cahaya. Senyawa Sejenis D Lorazepam BPFI,
semua bercak lain selain bercak utama yang diperoleh Asam 6-kloro-4-(o-klorofenil-2-kuinazolina
dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%. karboksilat); tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam
B. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 10 ml, Sejenis E Lorazepam BPFI, 6-Kloro-4-(o-klorofenil-2-
tambahkan 2,5 ml aseton P, kocok, biarkan mengendap, kuinazolinametanol); tidak boleh dikeringkan. Simpan
gunakan beningan. dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
Sejenis B Lorazepam BPFI, larutkan dalam aseton P Identifikasi
hingga kadar 10 g per ml. A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
Prosedur Totolkan secara terpisah 50 l Larutan uji dengan puncak utama Larutan baku yang diperoleh pada
dan 10 l Larutan baku pada Penjerap. biarkan bercak Penetapan kadar.
kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi B. Timbang saksama sejumlah serbuk halus tablet
yang dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat setara dengan lebih kurang 15 mg lorazepam, tambahkan
tidak kurang dari 10 cm di atas titik penotolan. Angkat 40 ml aseton P, aduk selama 5 menit. Saring melalui
lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara. kertas saring dengan porositas sangat halus yang
Semprot tipis dengan asam sulfat 2 N, keringkan pada sebelumnya telah dicuci dengan aseton P. Uapkan filtrat
- 784 -

di atas tangas uap dengan aliran udara hingga kering. dalam g per ml Larutan baku; D adalah kadar
Larutkan residu dalam 1 ml aseton P, tambahkan 20 ml lorazepam dalam g per ml Larutan uji, berdasarkan
isooktana P. Panaskan larutan di atas lempeng pemanas jumlah yang tertera pada etiket dan pengenceran; AU dan
perlahan-lahan hingga mendidih dan uapkan hingga AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
volume lebih kurang 10 ml. Angkat larutan dari lempeng baku.
pemanas, uapkan dengan aliran udara hingga kering.
Keringkan residu dalam hampa udara pada suhu 60 Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
selama 1 jam: spektrum serapan inframerah residu yang seperti tertera pada Kromatografi <931>.
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Fase gerak Campuran kloroform P-dioksan P-asam
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama asetat glasial P (91:5:4).
seperti pada Lorazepam BPFI. Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm yang sebelumnya telah dicuci dengan campuran
Disolusi <1231> kloroform P-etil asetat P-metanol P (2:1:1).
Media disolusi: 500 ml air. A. Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk halus
Alat tipe 1: 100 rpm. tablet setara dengan 4,0 mg lorazepam, masukkan ke
Waktu: 30 menit; 60 menit. dalam penyaringan kaca masir. Ekstraksi dua kali tiap
Lakukan penetapan jumlah C15H10Cl2N2O2 yang terlarut kali dengan 1 ml kloroform P, kemudian dua kali, tiap
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti kali dengan 1 ml metanol P. Kumpulkan filtrat dalam
tertera dalam Kromatografi <931>. tabung sentrifuga. Uapkan filtrat dengan aliran gas
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti nitrogen pada suhu ruang hingga kering. Larutkan residu
tertera pada Penetapan kadar. dalam 2,0 ml kloroform P dan sentrifus, gunakan
Prosedur Suntikkan 50 l alikuot ke dalam beningan.
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
puncak utama. Hitung jumlah C15H10Cl2N2O2, yang sejenis C lorazepam BPFI, Senyawa sejenis D lorazepam
terlarut dengan membandingkan respons puncak alikuot BPFI dan Senyawa sejenis E lorazepam BPFI, larutkan
dan larutan baku Lorazepam BPFI dengan kadar tertentu dalam kloroform P hingga kadar masing-masing 1,0 mg
[Catatan Volume etanol yang digunakan untuk per ml.
melarutkan Lorazepam BPFI tidak lebih dari 10% Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran dari
volume akhir Larutan.] Larutan baku dalam kloroform P, hingga diperoleh larutan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak dengan kadar 40g, 20 g dan 10 g per ml.
kurang dari 60% (Q) dan dalam waktu 60 menit harus Prosedur Tidak lebih dari 30 menit setelah pembuatan,
larut tidak kurang dari 80% (Q) C15H10Cl2N2O2, dari totolkan secara terpisah masing-masing 50 l Larutan uji,
jumlah yang tertera pada etiket. Larutan identifikasi, Larutan baku, Enceran larutan baku
A dan Enceran larutan baku B pada Penjerap dan biarkan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Prosedur keseragaman isi Lakukan penetapan sebagai kromatografi yang dijenuhkan dengan Fase gerak,
berikut: biarkan merambat 2-3 cm dari batas atas lempeng.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur Angkat lempeng tandai batas rambat dan biarkan
100-ml, tambahkan 15 ml air dan kocok hingga tablet mengering selama 30 menit. Amati lempeng di bawah
hancur. Tambahkan lebih kurang 60 ml etanol P, kocok cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas bercak
selama 15 menit. Encerkan dengan etanol P sampai tanda lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan bercak
dan sentrifus. Jika perlu encerkan sejumlah volume utama dari Larutan baku dan Enceran Larutan baku
beningan yang diukur saksama dengan larutan etanol P [Catatan Harga Rf dan intensitas bercak Senyawa sejenis
(85 dalam 100) hingga kadar lebih kurang 5 g C lorazepam BPFI dalam Larutan baku mendekati
lorazepam per ml. meskipun tidak perlu terlalu tepat dengan salah satu dari
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lorazepam bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji.]
BPFI, larutkan dalam larutan etanol P (85 dalam 100) Jumlah intensitas semua bercak lain selain bercak utama
hingga kadar lebih kurang 5 g lorazepam per ml. dari Larutan uji tidak lebih dari 4,0%.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku B. Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk halus
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang tablet setara dengan 25,0 mg lorazepam, masukkan ke
230 nm terhadap blangko larutan etanol P (85 dalam dalam tabung sentrifuga 15 ml, tambahkan 2,5 ml aseton
100). Hitung jumlah dalam mg lorazepam, P, tutup tabung dan sentrifus, gunakan beningan.
C15H10Cl2N2O2, dalam tablet yang digunakan dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
rumus: Sejenis B Lorazepam BPFI, larutkan dalam aseton P
 TC   A U  hingga kadar 100 g per ml.
    Prosedur Totolkan secara terpisah 50 l Larutan uji dan
 D  A S 
10 l Larutan baku pada Penjerap. biarkan bercak kering.
T adalah jumlah lorazepam dalam mg per tablet seperti Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
yang tertera pada etiket; C adalah kadar Lorazepam BPFI dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat tidak
- 785 -

kurang dari 10 cm di atas titik penotolan. Angkat C adalah kadar Lorazepam BPFI dalam mg per ml
lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara. Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Semprot tipis dengan asam sulfat 2 N, keringkan pada puncak Larutan uji dan Larutan baku.
suhu 105 selama 15 menit dan semprot berturut-turut
dengan larutan natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
amonium sulfamat P (1 dalam 200) dan larutkan N-(1- tidak tembus cahaya.
naftil) etilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000),
keringkan lempeng dengan aliran udara setiap kali setelah
penyemprotan. Amati lempeng di bawah cahaya tampak. LOSARTAN KALIUM
Bercak dari Larutan uji tidak lebih besar atau tidak lebih Losartan Potassium
intensif dari bercak utama dari Larutan baku pada harga
Rf yang sesuai, yang menunjukkan tidak lebih dari 0,1% Cl
N
Senyawa sejenis B lorazepam. HO CH3
N N N
K
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara N N

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada


Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
asetat glasial P (55:45:2), saring dan awaudarakan. Jika
2-Butil-4-kloro-1-[p-(o-1H-tetrazol-5-ilfenil)benzil]
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
imidazol-5-metanol, garam monokalium [124750-99-8]
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
C22H22ClKN6O BM 461,00
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lorazepam
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
Losartan Kalium mengandung C22H22ClKN6O, tidak
kurang 0,10 mg per ml.
kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% dihitung
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu tentukur
terhadap zat anhidrat, bebas pelarut.
100-ml, tambahkan 10 ml air dan kocok hingga tablet
hancur. Tambahkan 30 ml metanol P, kocok selama lebih
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih.
kurang 20 menit, encerkan dengan metanol P sampai
tanda, kocok dan sentrifus. Encerkan secara kuantitatif
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam isopropil
sejumlah volume beningan yang diukur saksama (Vs ml)
alkohol; sukar larut dalam asetonitril.
dengan metanol P hingga diperoleh larutan (VA ml) dengan
kadar lebih kurang 0,1 mg lorazepam per ml.
Baku pembanding Losartan Kalium BPFI.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan masing-masing 10
mg lorazepam dan senyawa sejenis E lorazepam dalam
Identifikasi
100 ml metanol P.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30
seperti pada Losartan Kalium BPFI.
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
dalam metanol P, menunjukkan maksimum dan minimum
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Losartan Kalium BPFI.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
C. Menunjukkan reaksi Kalium seperti tertera pada Uji
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Identifikasi Umum <291>.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak lorazepam dan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
senyawa sejenis E lorazepam tidak kurang dari 2,0; waktu
retensi relatif lorazepam dan senyawa sejenis E
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
lorazepam berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1.0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sikloheksan dan isopropil alkohol Sikloheksan tidak
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
lebih dari 0,1%; dan isopropil alkohol tidak lebih dari
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
0,2%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
lorazepam, C15H10Cl2N2O, dalam masing-masing tablet
Larutan baku Timbang saksama sejumlah volume
yang digunakan dengan rumus:
sikloheksan dan isopropil alkohol, masukkan ke dalam
labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan
 C   V A   rU
 

 dimetilformamida P hingga kadar masing-masing lebih
100  
 20   V S   rS 
kurang 0,05 mg per ml.
- 786 -

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, 25 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 5 ml ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
dimetilformamida P, larutkan dengan menggunakan
vorteks dan encerkan dengan dimetilformamida P sampai Waktu Larutan A Larutan B
Eluasi
tanda. (menit) (%) (%)
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 0 75 25 Kesetimbangan
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan 0-25 75→10 25→90 Gradien linier
detektor ionisasi nyala dan kolom 0,53 mm x 30 m berisi 25-35 10 90 Isokratik
35-45 10→75 90→25 Gradien linier
bahan pengisi G27 dengan tebal lapisan 1,5 µm. Gunakan 45-50 75 25 Kesetimbangan
helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kembali
kurang 6 ml per menit. Kromatograf diatur sebagai
berikut: pertahankan suhu kolom pada 50° selama 5 menit Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
kemudian tingkatkan dengan kecepatan 30° per menit sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
hingga 200° dan pertahankan selama 5 menit. seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing losartan dan trifenilmetanol berturut-turut lebih kurang
pada 220°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, 1,0 dan 1,9; faktor ikutan puncak losartan tidak lebih dari
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 1,6. [Catatan Waktu retensi trifenilmetanol lebih kurang
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak 20 menit.]
sikloheksan dan puncak isopropil alkohol tidak kurang Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10
dari 4,0; waktu retensi isopropil alkohol dan sikloheksan µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
berturut-turut lebih kurang 2 menit dan 4 menit; dan kromatogram dan ukur respons semua puncak. Hitung
simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak persentase masing-masing cemaran dalam zat yang
lebih dari 8,0%. digunakan dengan rumus:
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih
kurang 1 µl) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam
r 
kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur respons 100  i 
puncak utama. Hitung persentase sikloheksan dan isopropil  rS 
alkohol dengan rumus:
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rS
 C   rU  adalah jumlah semua respons puncak.
100    
 l   rS 
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C adalah kadar sikloheksan atau isopropil alkohol dalam Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
mg per ml Larutan baku; l adalah kadar zat dalam mg per Kromatografi <931>.
ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons Larutan A dan Larutan B Lakukan seperti tertera pada
puncak sikloheksan atau isopropil alkohol dari Larutan Kemurnian kromatografi.
uji dan Larutan baku. Fase gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B (3:2),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
lebih dari 0,2%; jumlah semua cemaran tidak lebih dari Kromatografi <931>.
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Larutan baku Timbang saksama sejumlah Losartan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kalium BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
Larutan A Asam fosfat 0,1%. dan jika perlu bertahap dengan metanol P, hingga kadar
Larutan B Asetonitril P lebih kurang 0,25 mg per ml.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem encerkan dengan metanol P sampai tanda.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Losartan Kalium BPFI dan trifenilmetanol, larutkan dalam dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,0 mm x
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
bertahap hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,3 mg per menit. Pertahankan suhu kolom 35°. Lakukan
per ml dan 2 µg per ml. kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 5600
encerkan dengan metanol P sampai tanda. lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,4 dan
Sistem Kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi lebih dari 0,5%.
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,0 mm x
- 787 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke kurang dari 75% (Q) C22H22ClKN6O dari jumlah yang
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tertera pada etiket.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg losartan
kalium, C22H22ClKN6O, dalam zat yang digunakan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dengan rumus: Prosedur untuk keseragaman kandungan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
r  kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
100C  U  Dapar Larutkan 2,72 g kalium fosfat monobasa P
 rS  dalam air, encerkan dengan air hingga 2000 ml. Atur pH
hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat P dan saring.
C adalah kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar (3:2),
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
puncak Larutan uji dan Larutan baku. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Pengencer Larutkan 17,42 g kalium fosfat dibasa P
pada suhu ruang terkendali. dalam 900 ml air. Atur pH hingga 8,0 dengan
penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga
1000 ml. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml,
TABLET LOSARTAN KALIUM encerkan dengan air sampai tanda.
Losartan Potassium Tablet Larutan baku Timbang saksama sejumlah Losartan
Kalium BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar
Tablet Losartan Kalium mengandung losartan kalium, lebih kurang 0,05 mg per ml.
C22H22ClKN6O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih Larutan uji persediaan Masukkan 1 tablet ke dalam
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 65 ml
Pengencer, kocok secara mekanik lebih kurang 30 menit.
Baku pembanding Losartan Kalium BPFI. Tambahkan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 0,05 mg per ml. Saring dan gunakan filtrat.
diperoleh pada Penetapan kadar. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Disolusi <1231> dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm x
Media disolusi: 900 ml air, awaudarakan. 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 10
Alat tipe 2: 50 rpm µm; laju alir lebih kurang 1,4 ml per menit. Lakukan
Waktu: 30 menit kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Losartan dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Kalium BPFI, larutkan dan encerkan jika perlu bertahap efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis
dalam Media disolusi hingga kadar L/1000 mg per ml, L dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
adalah kadar dalam mg seperti yang tertera pada etiket. lebih dari 2,0%.
Larutan uji Saring sejumlah alikuot melalui penyaring Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
yang sesuai dengan porositas 0,45 μm. sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C22H22ClKN6O ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji dan respons puncak utama. Hitung persentase losartan kalium,
Larutan baku pada panjang gelombang serapan C22H22ClKN6O dalam tablet yang digunakan dengan
maksimum lebih kurang 256 nm menggunakan Media rumus:
disolusi sebagai blangko. Hitung persentase
C22H22ClKN6O yang terlarut dengan rumus: C   rU 
100  S   
 CU   rS 
 A  C 
900  U   S  100
 AS  L  CS adalah kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU adalah kadar losartan kalium dalam mg
AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Larutan baku; CS adalah kadar Losartan Kalium BPFI puncak Larutan uji dan Larutan baku.
dalam mg per ml Larutan baku; L adalah kadar dalam mg
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
yang tertera pada etiket; 900 adalah volume dalam ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Media disolusi; 100 adalah faktor konversi ke persen.
Kromatografi <931>.
- 788 -

Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian Dapar pH 7,0 Larutkan 2,5 g kalium fosfat monobasa
sistem dan Larutan uji Lakukan seperti tertera pada P dan 3,0 g natrium fosfat dibasa P dalam air, encerkan
Penetapan kadar. hingga 2000 ml. pH larutan ini mendekati 7,0. Saring
Larutan baku persediaan Gunakan Larutan baku melalui membran dengan porositas 0,45 μm dan
seperti tertera pada Penetapan kadar. awaudarakan.
Larutan baku Encerkan sejumlah volume Larutan baku Larutan A Campuran Dapar pH 7,0-asetonitril P
persediaan dalam Larutan A hingga kadar 0,0025 mg per ml. (17:3).
Larutan batas kuantisasi Encerkan sejumlah volume Larutan B Asetonitril P.
Larutan baku dengan Larutan A (1 dalam 10). Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
Sistem kromatografi dalam Penetapan kadar. Lakukan perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak saksama 12 mg Losartan Kalium BPFI masukkan ke
lebih dari 5,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5 ml air dan 5 ml
batas kuantisasi rekam kromatogram dan ukur respons asam klorida 0,1 N. Masukkan labu tentukur pada oven
puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan 105° selama 1-2 jam, dan dinginkan hingga suhu ruang.
“signal to noise” puncak losartan pada penyuntikan Tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida 0,1 N dan
pertama tidak lebih kecil dari 10, apabila tidak memenuhi, encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 6,0
perbandingan “signal to noise” harus lebih besar dari 3 dengan penambahan asam klorida 0,1 N atau natrium
dan simpangan baku relatif pada tiga kali penyuntikan hidroksida 0,1 N. [Catatan Larutan mengandung 1-H-
lebih kecil dari 25%. dimer dan 2-H-dimer sehingga larutan mungkin keruh].
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan kesesuaian sistem Tambahkan 3 ml asetonitril
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji P ke dalam 7 ml Larutan kesesuaian sistem persediaan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur untuk menjernihkan.
respons puncak utama. Identifikasi puncak menggunakan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Losartan
waktu retensi relatif seperti tertera pada Tabel. Hitung Kalium BPFI larutkan dalam Larutan A hingga kadar
persentase masing-masing cemaran dalam tablet dengan lebih kurang 0,25 mg per ml dan saring melalui membran
rumus: dengan porositas 0,45 μm.
Larutan uji persediaan Masukkan 10 tablet ke dalam
C   ri  labu tentukur 500-ml, tambahkan Larutan A hingga 50%
100  S    volume labu. Sonikasi selama 15 menit dengan sesekali
 CU   rS  dikocok. Sonikasi kembali selama 10 menit. Encerkan
dengan Larutan A sampai tanda.
CS adalah kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml Larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji
Larutan baku; CU adalah kadar losartan kalium dalam mg persediaan secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap
per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing- dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per
masing cemaran dalam Larutan uji dan rS adalah respons ml. Saring melalui penyaring PTFE atau yang setara
puncak losartan dalam Larutan baku. Masing-masing dengan porositas 0,45 μm, gunakan filtrat.
cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
yang tertera pada Tabel sebagai berikut: Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 250 nm dan kolom berukuran
Tabel 3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih
Waktu Retensi
Senyawa Batas (%) kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai
Relatif
Losartan 1,0 - berikut:
1-H-Dimer1 2,4 0,5
2-H-Dimer2 2,9 0,5 Waktu Larutan A Larutan B
Eluasi
Total cemaran3 - 1,0 (menit) (ml) (ml)
0-10 8040 2060 Gradien linier
1 10-11 4080 6020 Gradien linier
Garam kalium 5-[4’-({2-Butil-5-[(5-{4’-[(2-butil-4-kloro-5-
hidroksimetil-1H-imidazol-1-il)metil]bifenil-2-il}-1H-tetrazol-1- 11-15 80 20 Kesetimbangan
il)metil]-4-kloro-1H-imidazol-1-il}metil)bifenil-2-il]tetrazol. kembali
2
Garam kalium 5-[4’-({2-Butil-5-[(5-{4’-{(2-butil-4-kloro-5-
hidroksimetil-1H-imidazol-1-il)metil]bifenil-2-il}-2H-tetrazol-2- Lakukan kromatografi terhadap Larutan Kesesuaian
il)metil]-4-kloro-1H-imidazol-1-il}metil)bifenil-2-il]tetrazol. sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
3
Jumlah semua cemaran termasuk semua cemaran spesifik dan semua seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak 1-
cemaran tidak spesifik yang setara atau lebih besar dari 0,1%.
H-dimer dan 2-H-dimer lebih besar dari 2,0; dan faktor
ikutan puncak dari Losartan, 1-H-dimer dan 2-H-dimer
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lebih kecil dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
Kromatografi <931>.
- 789 -

puncak seperti tertera pada Prosedur: Faktor ikutan dari Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
puncak losartan tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom lebih aseton, dalam asetonitril dan dalam metanol; agak sukar
besar dari 3000 lempeng teorotis; simpangan baku relatif larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam heksan; tidak
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. larut dalam air.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji Identifikasi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama lebih A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
kurang lima kali waktu retensi losartan, dan ukur respons dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya
puncak utama. Hitung persentase losartan kalium, pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
C22H22ClKN6O, dalam tablet yang digunakan dengan Lovastatin BPFI.
rumus: B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
 C  r  dalam asetonitril P menunjukkan maksimum dan minimum
100  S   U  pada panjang gelombang yang sama seperti pada larutan
 C U   rS  Lovastatin BPFI.

CS adalah kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml Rotasi jenis <1081> Antara +324 dan +338. Gunakan
Larutan baku; CU adalah kadar losartan kalium dalam mg larutan 5 mg per ml dalam asetonitril P.
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan
rapat dan terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali. tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60 selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.


LOVASTATIN
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Lovastatin
H
O Senyawa Sejenis A Lovastatin Tidak lebih dari 0,5%.
HO
CH3
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
O
H
pada Kromatografi <931>.
H3C O
H Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asam fosfat
H
O H
H
H
0,01 M (13:7), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
CH3 penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
H3C pada Kromatografi <931>.
H Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Lovastatin BPFI dan Senyawa Sejenis A Lovastatin BPFI
(S)-2-Asam metilbutirat,8-ester dengan (4R, 6R)-6-[2-
dalam asetonitril P dan encerkan secara kuantitatif dan
[(1S,2S,6R,8S,8aR)-1,2,6,7,8-8a-heksahidro-8-hidroksi-
bertahap hingga kadar masing-masing 2,0 µg per ml.
2,6-dimetil-1-naftil]etil]tetrahidro-4-hidroksi-2H-piran-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tertentu
2-on [75330-75-5]
Lovastatin BPFI, larutkan dalam asetonitril P dan
C24H36O5 BM 404,54
encerkan secara kuantitatif, jika perlu secara bertahap,
hingga kadar lebih kurang 2,0 µg per ml.
Lovastatin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
tidak lebih dari 101,0% C24H36O5 dihitung terhadap zat
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
yang telah dikeringkan.
encerkan dalam asetonitril P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Lovastatin BPFI; tidak boleh
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dilengkapi dengan detektor 200-nm dan kolom 4,6 mm x
tertutup rapat, dalam lemari pembeku dengan aliran
25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
nitrogen. Senyawa Sejenis A Lovastatin BPFI, asam
µm. Pertahankan suhu kolom pada 40, laju alir lebih
butanoat, 2-metil-1,2,3,4,4a,7,8,8a-oktahidro-3,7-dimetil-
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
8[2-(tetra-hidroksi-6-okso-2H-piran-2-il)etil]-1-naftalenil
Larutan Kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
ester, [1S - [1α (R*), 3α, 7β, 8β, (2S*, 4S*)- 8αβ]],
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
C24H38O5 BM 406,56; tidak boleh dikeringkan. Zat
retensi relatif untuk lovastatin dan senyawa sejenis A
higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat,
lovastatin berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan 1,3;
terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.
dan resolusi, R, antara lovastatin dan senyawa sejenis A
lovastatin tidak kurang dari 6,0. Lakukan kromatografi
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih, praktis
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
tidak berbau.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
- 790 -

retensi relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
5,0%. retensi relatif untuk lovastatin dan “compactin” berturut
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume turut lebih kurang 1,00 dan 0,85; resolusi, R, antara
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji lovastatin dan “compactin” tidak kurang dari 3,5; dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
semua respons puncak. Hitung persentase senyawa lebih dari 5%.
sejenis A lovastatin dalam lovastatin, dengan rumus : Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
C  rU 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
2,5 F   semua respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran
W  rS  dalam lovastatin, dengan rumus:

F adalah faktor respons senyawa sejenis A lovastatin yang  C   ri 


2 ,5   F
 W   r s 
sama dengan 1,6; C adalah kadar Lovastatin BPFI dalam
µg per ml Larutan baku; W adalah bobot lovastatin dalam
mg, dalam Larutan uji; rU adalah respons puncak
senyawa sejenis A lovastatin pada Larutan uji dan rS C adalah kadar Lovastatin BPFI dalam µg per ml Larutan
adalah respons puncak lovastatin pada Larutan baku. baku;W adalah bobot lovastatin dalam mg, dalam Larutan
uji; ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
Kemurnian kromatografi Tiap cemaran tidak lebih dari pada Larutan uji dan rS adalah respons puncak lovastatin
0,2%; dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%. pada Larutan baku; F adalah faktor respons tiap cemaran
Larutan A Buat larutan asam fosfat 0,001 M, atur pH yang sama dengan 1,4 untuk cemaran dengan waktu retensi
hingga 4,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 M. relatif lebih kurang 0,73 dan 1,0 untuk semua cemaran
Larutan B Gunakan asetonitril P. lainnya. Abaikan puncak yang kurang dari 0,04%.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asam fosfat 0,1%
tertentu Lovastatin BPFI dan “compactin”, larutkan dalam P (65:35), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
asetonitril P dan encerkan secara bertahap dan kuantitatif penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
dengan asetonitril P hingga kadar masing-masing 2,0 µg pada Kromatografi <931>.
per ml. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lovastatin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tertentu BPFI, larutkan dalam asetonitril P hingga diperoleh larutan
Lovastatin BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dengan kadar 0,3 mg per ml.
dan kuantitatif dengan asetonitril P hingga kadar masing- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg,
masing 2,0 µg per ml. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, campur.
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
encerkan dalam asetonitril P sampai tanda. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 4,6 mm x
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 4,0 mm x µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 4 kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
µm. Pertahankan suhu kolom pada 40, laju alir lebih dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
kurang 1,5 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis;
berikut: faktor ikutan tidak lebih dari 1,4; dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
(menit) (%) (%) sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
0-2 60 40 Isokratik ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
2-5 60  45 40  55 Gradien linier respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
5-8 45 55 Isokratik lovastatin, C24H36O5, dalam zat yang digunakan dengan
8 - 16 45  10 55  90 Gradien linier rumus:
16- 25 10 90 Isokratik
25- 27 10  60 90  40 Gradien linier r 
27- 36 60 40 Isokratik 100 C  U 
 rS 
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem dan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
- 791 -

C adalah kadar Lovastatin BPFI dalam mg per ml Dapar Larutkan 3,45 g natrium fosfat monobasa P
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons dalam 900 ml air, atur pH hingga 4,0 dengan penambahan
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga 1000 ml,
baku. campur.
Pelarut Isi gelas piala 1 liter dengan 900 ml air,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tambahkan 3,0 ml asam asetat glasial P, atur pH hingga
dengan aliran nitrogen. Simpan di tempat dingin. 4,0 dengan penambahan natrium hidroksida P 20%,
campur. Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 1000-
ml, encerkan dengan air sampai tanda. Campur larutan
TABLET LOVASTATIN dengan asetonitril P (20 :80).
Lovastatin Tablet Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar-metanol
P (5:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Tablet Lovastatin mengandung tidak kurang dari 90,0% penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
dan tidak lebih dari 110,0% C24H36O5 dari jumlah yang pada Kromatografi <931>.
tertera pada etiket. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lovastatin
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga diperoleh kadar
Baku pembanding Lovastatin BPFI; tidak boleh lebih kurang 40 µg per ml.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
tertutup rapat, dalam lemari pembeku dengan aliran 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang
nitrogen. setara dengan lebih kurang 40 mg lovastatin, masukkan
ke dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan lebih kurang
Identifikasi 150 ml Pelarut, dan sonikasi selama 20 menit.
A. Masukkan 1 tablet ke dalam tabung sentrifus, Dinginkan, encerkan dengan Pelarut sampai tanda,
tambahkan 1 ml air dan 4,0 ml asetonitril P, kocok secara campur. Pipet 20 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-
mekanik untuk menghancurkan tablet. Sonikasi selama 4 ml, encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Sentrifus
menit dan sentrifus selama 4 menit untuk memperoleh sebagian dari larutan ini, gunakan beningan.
Larutan uji. Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji dan Larutan baku, yang mengandung Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Lovastatin BPFI dengan kadar yang sama dengan dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,5 mm x
Larutan uji, pada lempeng kromatografi dan lakukan 25 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom
prosedur seperti tertera pada Identifikasi secara pada 45, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
Kromatografi Lapis Tipis <281> dengan menggunakan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
campuran sikloheksan P-kloroform P-isopropil alkohol P dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
(5:2:1) sebagai larutan pengembang. efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis;
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,5; faktor ikutan
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
kadar. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Disolusi <1231> sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Dapar Larutkan 1,38 g natrium fosfat P monobasa dan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
20 g natrium lauril sulfat P dalam 900 ml air. Atur pH respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hingga 7,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N, lovastatin, C24H36O5, dalam serbuk tablet yang digunakan,
encerkan dengan air hingga 1000 ml, campur. dengan rumus:
Media disolusi: 900 ml Dapar.
Alat tipe 2: 50 rpm. r 
Waktu: 30 menit. C  U 
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24H36O5 terlarut  rS 
dengan menggunakan metode seperti pada Penetapan
kadar. C adalah kadar Lovastatin BPFI dalam µg per ml Larutan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak yang
kurang dari 80% (Q) C24H36O5 dari jumlah yang tertera diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. tidak tembus cahaya. Simpan di tempat terlindung
cahaya, di tempat dingin atau pada suhu ruang terkendali.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 792 -

MAGNESIUM HIDROKSIDA Mendekati akhir penguapan, residu sering diaduk, gerus


Magnesium Hydroxide hingga terbentuk serbuk kering. Larutkan serbuk dalam
20 ml air dan saring. Ke dalam filtrat yang menunjukkan
Magnesium hidroksida [1309-42-8] reaksi netral terhadap lakmus P, tambahkan 2 ml asam
Mg(OH)2 BM 58,32 asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.

Magnesium Hidroksida mengandung tidak kurang dari Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
95,0% dan tidak lebih dari 100,5% Mg(OH)2 yang telah penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat dengan
dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam. melarutkan 1 g dalam 20 ml asam klorida 3 N. Gunakan
10 ml Enceran larutan baku timbal (10 µg Pb) sebagai
Pemerian Serbuk putih, ringan. pembanding.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 75 mg
larut dalam asam encer. zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer. Tambahkan 2 ml asam klorida 3 N, goyang
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) dalam asam klorida 3 hingga larut. Tambahkan 100 ml air, atur pH larutan
N menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti yang hingga 7 (gunakan indikator kertas pH) dengan
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. penambahan larutan natrium hidroksida 1 N. Tambahkan 5
ml dapar amonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung eriokrom T LP, dan titrasi menggunakan dinatrium edetat
Escherichia coli. 0,05 M LV hingga titik akhir berwarna biru.

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Sisa pemijaran <1111> Antara 30,0% dan 33,0%;
lakukan pemijaran pada suhu 800º, kenaikan suhu
dilakukan secara bertahap hingga bobot tetap.
MAGNESIUM KARBONAT
Garam larut Didihkan 2,0 g zat dengan 100 ml air dalam Magnesium Carbonate
gelas piala bersumbat, selama 5 menit, saring saat masih
panas, dinginkan dan encerkan filtrat dengan air hingga Magnesium karbonat (1:1) Hidrat [23389-33-5]
100 ml. Titrasi 50 ml filtrat dengan asam sulfat 0,10 N LV Anhidrat [546-93-0] BM 84,31
menggunakan indikator merah metil LP: diperlukan tidak
lebih dari 2,0 ml asam. Uapkan 25 ml filtrat encer hingga Magnesium Karbonat adalah magnesium karbonat basa
hampir kering dan keringkan pada suhu 105º selama 3 hidrat atau magnesium karbonat hidrat, mengandung
jam; bobot residu tidak lebih dari 10 mg. tidak kurang dari 40,0% dan tidak lebih dari 43,5%
Magnesium Oksida (MgO).
Karbonat Didihkan campuran 0,10 g zat dengan 5 ml air,
dinginkan dan tambahkan 5 ml asam asetat 6 N: Pemerian Serbuk putih, ruah, rapuh; tidak berbau dan
terbentuk sedikit gelembung. stabil di udara.

Kalsium Tidak lebih dari 1,5%. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, tetapi
Asam klorida encer, Larutan lantanum, Larutan baku, menimbulkan reaksi sedikit basa; larut dalam asam encer
Blangko Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam dengan menimbulkan gelembung; tidak larut dalam
Magnesium Karbonat. etanol.
Larutan uji Timbang saksama 250 mg zat yang telah
dikeringkan, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan Identifikasi Larut seperti efervesen dalam asam klorida 3
dalam 30 ml asam klorida encer, jika perlu panaskan. N, menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti tertera
Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 200-ml berisi 4 pada Uji Identifikasi Umum <291>.
ml Larutan lantanum, dan encerkan dengan air sampai
tanda. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 4 bpj; lakukan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam penetapan menggunakan 750 mg zat yang dilarutkan
Magnesium Karbonat. dalam 25 ml asam klorida 3 N.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
pengujian dilakukan menggunakan larutan yang dibuat Escherichia coli.
sebagai berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam 15 ml asam
klorida 3 N, dan uapkan di atas tangas uap hingga kering. Kalsium Tidak lebih dari 0,45%; [Catatan Larutan baku
kalsium untuk absorbsi serapan atom menggunakan
- 793 -

larutan baku kalsium persediaan seperti tertera dibawah. Besi Tidak lebih dari 200 bpj; pengujian dilakukan
Kadar Larutan baku dan Larutan uji dapat dimodifikasi sebagai berikut: didihkan 50 mg zat dengan 5 ml asam
agar masuk dalam daerah rentang kerja alat.]; lakukan nitrat 2 N selama 1 menit. Dinginkan, larutkan dengan air
pengujian sebagai berikut: hingga 45 ml, tambahkan 2 ml asam klorida P dan
Asam klorida encer Encerkan 100 ml asam klorida P campur.
dengan air hingga 1000 ml.
Larutan lantanum Larutkan 58,65 g lantanum oksida Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
ke dalam 400 ml air, tambahkan 250 ml Asam klorida larutkan dalam 30,0 ml asam sulfat 1 N LV, tambahkan
encer perlahan sambil diaduk sampai larut, encerkan jingga metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan
dengan air hingga 1000 ml. natrium hidroksida 1 N LV. Catat pemakaian natrium
Larutan baku Keringkan 249,7 mg kalsium karbonat hidroksida 1 N LV, dalam ml (VA). Lakukan titrasi
pada suhu 300º selama 3 jam, masukkan ke dalam terhadap blangko, catat volume pemakaian natrium
desikator selama 2 jam, masukkan ke dalam labu tentukur hidroksida 1 N LV dalam ml (VB). Hitung volume
100-ml. Larutkan dengan sedikit Asam klorida encer, pemakaian asam sulfat 1 N, VS dalam ml, yang digunakan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 1 ml; 5 ml; 10 dengan rumus:
ml; dan 15 ml masing-masing ke dalam labu tentukur
1000-ml, berisi 20 ml Larutan lantanum dan 40 ml Asam VB  VA   N NaOH
klorida encer, tambahkan air sampai tanda. Larutan baku
berturut-turut mengandung 1,0; 5,0; 10,0; 15,0 µg
NNaOH adalah normalitas larutan natrium hidroksida.
kalsium per ml.
Hitung pemakaian asam sulfat 1 N, dalam ml (VCa), untuk
Blangko Pipet 4 ml Larutan lantanum dan 10 ml Asam
penetapan kadar dengan rumus:
klorida encer ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Larutan uji Masukkan 250 mg zat ke dalam gelas piala, W  L Ca 
tambahkan 30 ml Asam klorida encer, aduk sampai larut, 100  20 , 04 
jika perlu panaskan. Masukkan larutan ke dalam labu
tentukur 200-ml yang berisi 4 ml Larutan lantanum, W adalah bobot magnesium oksida dalam mg; LCa adalah
encerkan dengan air sampai tanda. kadar kalsium dalam persen; seperti ditetapkan pada
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Kalsium.
secara spektrofotometri serapan atom dilengkapi dengan
lampu tabung katoda kalsium dan pembakar nitro oksida- Tiap ml asam sulfat 1 N
asetilen pada garis emisi kalsium 422,7 nm. Lakukan setara dengan 20,04 mg Ca
penetapan Blangko. Tetapkan kadar kalsium dalam µg per
ml dalam Larutan uji menggunakan kurva kalibrasi. Hitung jumlah MgO dalam persen, dalam zat yang
Hitung persentase kalsium dalam zat yang digunakan digunakan dengan rumus:
dengan rumus:
 V  V Ca 
 0 , 001 CV  20 ,15  S 100
100    W 
 W 
Tiap ml asam sulfat 1 N
C adalah kadar; 0,001 adalah konversi dari µg per ml setara dengan 20,15 mg MgO
menjadi mg per ml; V adalah volume Larutan uji dalam
ml; dan W adalah jumlah zat dalam mg yang digunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
untuk membuat Larutan uji.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj;


MAGNESIUM OKSIDA
pengujian dilakukan sebagai berikut: larutkan 0,67 g zat
dengan 10 ml asam klorida 3 N dalam krus yang sesuai, Magnesium Oxide
uapkan larutan di atas tangas air sampai kering. Pijarkan
pada 550±25º sampai semua bahan karbonat terpakai. Magnesium Oksida [1309-48-4]
Larutkan residu dalam 15 ml air dan 5 ml asam klorida P, MgO BM 40,30
uapkan sampai kering. Mendekati akhir penguapan,
residu sering diaduk, gerus hingga terbentuk serbuk Magnesium Oksida mengandung tidak kurang dari 96,0%
kering. Larutkan residu dalam 20 ml air, dan uapkan dan tidak lebih dari 100,5% MgO setelah dipijarkan.
dengan cara yang sama seperti sebelum kering. Larutkan
kembali residu dalam 20 ml air, saring jika perlu dan Pemerian Serbuk atau serbuk granul putih; sangat ruah
tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan air hingga 25 ml. atau relatif padat.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam asam


encer; tidak larut dalam etanol.
- 794 -

Identifikasi Larutan dalam asam klorida encer P, Besi <331> Tidak lebih dari 0,05%; pengujian dilakukan
menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti tertera menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
pada Uji Identifikasi Umum <291>. Didihkan 40 mg zat dengan 5 ml asam nitrat 2 N selama
1 menit. Dinginkan, encerkan dengan air hingga 50 ml.
Sisa pemijaran <1111> Tidak lebih dari 10%; penetapan Encerkan 25 ml larutan dengan air hingga 45 ml dan
dilakukan sebagai berikut: timbang saksama lebih kurang tambahkan 2 ml asam klorida P.
500 mg zat, di dalam krus platina yang telah ditara,
lakukan pemijaran pada suhu 800±25º hingga bobot tetap. Kerapatan serbuk ruahan dan serbuk mampat <891>
Metode I Lakukan seperti tertera pada prosedur
Alkali bebas dan Garam larut Tidak lebih dari 2,0%; Kerapatan serbuk ruahan.
penetapan dilakukan sebagai berikut: didihkan 2,0 g zat
dalam 100 ml air selama 5 menit dalam gelas piala Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
bersumbat, saring dalam keadaan panas. Pada 50 ml filtrat mg zat, pijarkan di dalam krus platina yang telah ditara
dingin tambahkan merah metil LP dan titrasi dengan asam hingga bobot tetap. Timbang saksama residu, larutkan
sulfat 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml. Uapkan dalam 30,0 ml asam sulfat 1 N LV, tambahkan jingga
25 ml sisa filtrat hingga hampir kering dan keringkan pada metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan natrium
suhu 105º selama 1 jam. hidroksida 1 N LV. Volume asam sulfat 1 N yang
bereaksi dikurangi dengan volume asam sulfat yang
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 0,1%; penetapan setara dengan kalsium yang terdapat dalam zat adalah
dilakukan sebagai berikut: Campur 2 g zat dengan 75 ml volume asam sulfat 1 N yang setara dengan MgO di
air, tambahkan sedikit asam klorida P, kocok sampai larut dalam zat yang digunakan. Catat pemakaian natrium
sempurna, didihkan selama 5 menit. Jika diperoleh zat hidroksida 1 N LV, dalam ml (VA). Lakukan titrasi
tidak larut, saring, cuci dengan air, hingga air cucian terhadap blangko, catat volume pemakaian natrium
bebas dari klorida, pijarkan. hidroksida 1 N LV dalam ml (VB). Hitung volume
pemakaian asam sulfat 1 N, VS dalam ml, yang digunakan
Kalsium Tidak lebih dari 1,1%. dengan rumus:
Asam klorida encer, Larutan lantanum, Larutan baku,
Blangko Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam VB  VA   N NaOH
Magnesium Karbonat.
Larutan uji Masukkan 250 mg zat yang baru dipijar ke
NNaOH adalah normalitas larutan natrium hidroksida.
dalam gelas piala, tambahkan 30 ml Asam klorida encer,
Hitung pemakaian asam sulfat 1 N, dalam ml (VCa), untuk
aduk hingga larut, jika perlu panaskan. Pindahkan larutan
penetapan kadar dengan rumus:
ke dalam labu tentukur 200-ml yang berisi 4 ml Larutan
lantanum, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam W  L Ca 
Magnesium Karbonat. Hitung persentase kalsium dalam 100  20 , 04 
zat yang digunakan dengan rumus:
W adalah bobot magnesium oksida dalam mg; LCa adalah
 0,001CV  kadar kalsium dalam persen seperti diperoleh pada
100  Kalsium.
 W 
Tiap ml asam sulfat 1 N
C adalah kadar; 0,001 adalah konversi dari µg per ml ke setara dengan 20,04 mg Ca
mg per ml; V adalah volume Larutan uji dalam ml; W
adalah jumlah magnesium oksida dalam mg yang digunakan Hitung persentase MgO dalam zat dengan rumus:
untuk membuat Larutan uji.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; pengujian


 V  V Ca 
dilakukan menggunakan larutan yang dibuat sebagai 20 ,15  S 100
berikut: Larutkan 2,0 g zat dalam 35 ml asam klorida 3  W 
N, uapkan larutan di atas tangas uap sampai kering.
Menjelang akhir penguapan, aduk sering untuk Tiap ml asam sulfat 1 N
menghancurkan residu hingga diperoleh serbuk kering. setara dengan 20,15 mg MgO
Larutkan residu dalam 20 ml air, uapkan hingga kering
dengan cara yang sama. Larutkan kembali residu dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
20 ml air, jika perlu saring dan encerkan dengan air
hingga 40 ml. Pada 20 ml larutan tambahkan air hingga Penandaan Etiket menunjukkan kerapatan ruahan.
25 ml. Kepadatan dapat ditunjukkan dalam bentuk kisaran.
- 795 -

MAGNESIUM STEARAT buang lapisan kloroform. Tambahkan ke dalam larutan


Magnesium Stearate asam 4,0 ml Larutan ammonia sianida dan 2 tetes Larutan
hidroksilamin hidroklorida. Tambahkan 10,0 ml Larutan
Magnesium stearat [557-04-0] baku ditizon, kocok selama 30 detik. Saring lapisan
kloroform melalui kertas saring yang telah dicuci dengan
Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium asam ke dalam tabung pembanding warna dan
dengan campuran asam-asam organik padat yang bandingkan warna yang terjadi dengan larutan baku yang
diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium disiapkan sebagai berikut: ke dalam 20 ml asam nitrat 0,2
stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai N, tambahkan 5 ug timbal, 4 ml Larutan ammonia
perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang sianida dan 2 tetes larutan hidroksilamin hidroklorida,
dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO. kocok dengan 10,0 ml Larutan baku ditizon selama 30
detik. Saring melalui kertas saring yang dicuci dengan
Pemerian Serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah asam ke dalam tabung pembanding warna. Warna dari
khas; mudah melekat di kulit; bebas dari butiran. larutan uji tidak lebih gelap dari larutan baku.

Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
dalam eter. didihkan dengan 50 ml asam sulfat 0,1 N selama lebih
kurang 30 menit atau hingga lapisan asam lemak terpisah
Identifikasi jernih, jika perlu tambahkan air untuk mempertahankan
A.Campur 25 g zat dengan 200 ml air panas, volume. Dinginkan, saring dan cuci penyaring dan labu
tambahkan 60 ml asam sulfat 2 N, panaskan sambil sering dengan air hingga air cucian terakhir tidak bereaksi asam
diaduk hingga asam lemak terpisah sempurna sebagai terhadap lakmus P. Netralkan filtrat terhadap lakmus P
suatu lapisan jernih. Pisahkan lapisan air, dan simpan dengan natrium hidroksida 1 N. Sambil diaduk dengan
untuk Identifikasi B. Cuci lapisan asam lemak dengan air pengaduk magnetik, titrasi dengan dinatrium edetat 0,05
mendidih hingga bebas sulfat, kumpulkan dalam gelas M LV sebagai berikut: tambahkan lebih kurang 30 ml
piala kecil, hangatkan di atas tangas uap hingga air melalui buret 50 ml kemudian tambahkan 5 ml dapar
memisah dan asam lemak menjadi jernih. Biarkan dingin, ammonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam
dan buang lapisan air. Kemudian lelehkan asam lemak. eriokrom LP dan lanjutkan titrasi hingga berwarna biru.
Saring panas-panas ke dalam gelas piala kering, dan
keringkan pada suhu 100º selama 20 menit, suhu beku Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
padatan asam lemak tidak kurang dari 54o . setara dengan 2,015 mg MgO
B.Lapisan air yang diperoleh dari pemisahan asam
lemak pada Identifikasi A menunjukkan reaksi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Magnesium cara A seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
MAGNESIUM SULFAT
Batas mikroba<51> Angka lempeng total tidak lebih Garam Inggris
dari 1000 per g dan tidak boleh mengandung Escherichia Magnesium Sulfate
coli.
MgSO4.xH2O
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 4,0%; MgSO4.H2O BM 138,36
lakukan pengeringan pada suhu 105o hingga bobot tetap. MgSO4.7H2O [10034-99-8] BM 246,48
Anhidrat [7487-88-9] BM 120,37
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut: pijarkan 500 mg zat pada suhu Magnesium Sulfat mengandung tidak kurang dari 99,0%
475o - 500 o selama 15 - 20 menit. Dinginkan, tambahkan dan tidak lebih dari 100,5% MgSO4 yang dibuat anhidrat
3 tetes asam nitrat P, uapkan di atas api kecil hingga dengan pemijaran.
kering dan pijarkan kembali pada suhu 475º-500º selama
30 menit. Larutkan residu dalam 1 ml campuran volume Pemerian Hablur halus; tidak berwarna, biasanya
sama asam nitrat P dan air, cuci beberapa kali dengan air berbentuk jarum; rasa dingin, asin dan pahit. Merekah
ke dalam corong pisah. Tambahkan 3 ml Larutan dalam udara kering dan hangat.
ammonium sitrat dan 0,5 ml Larutan hidroksilamin
hidroklorida dan basakan dengan ammonium hidroksida Kelarutan Sangat mudah larut dalam air mendidih;
P terhadap merah fenol LP. Tambahkan 10 ml larutan mudah larut dalam air; mudah larut secara perlahan dalam
kalium sianida LP. Segera ekstraksi berturut-turut dengan gliserin; agak sukar larut dalam etanol.
5 ml Larutan pengekstraksi ditizon. Alirkan setiap ekstrak
ke dalam corong pisah lainnya, hingga larutan ditizon Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
terakhir tetap berwarna hijau. Kocok campuran ekstrak Magnesium cara A dan Sulfat cara A, B dan C seperti
selama 30 detik dengan 20 ml asam nitrat 0,2 N, dan tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
- 796 -

pH <1071> Antara 5,0 dan 9,2; lakukan penetapan sampai tanda. Diamkan selama 10 menit. Ukur serapan
menggunakan larutan (1 dalam 20). Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 594 nm dengan
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan spektrofotometer yang sesuai, gunakan Blangko sebagai
pengujian menggunakan 1,0 g zat; kekeruhan yang terjadi pengaturan alat ke angka nol. Plot nilai serapan larutan baku
tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N. terhadap kandungan besi dalam µg per 50 ml dan tarik garis
lurus terbaik yang melalui tiga titik yang diplot. Dari grafik
Susut pengeringan <1021> Tidak lebih dari 2%; lakukan tersebut tetapkan kandungan besi dari Larutan uji dalam µg
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. per 50 ml (C). Hitung jumlah besi dalam bpj dalam zat yang
digunakan dengan mengalikan C dengan 0,1.
Sisa pemijaran <1111> Antara 13,0% dan 16,0% untuk
bentuk anhidrat; 22,0% dan 28,0% untuk bentuk Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
monohidrat; 40,0% dan 52,0% untuk bentuk heptahidrat; pengujian menggunakan 2 g zat dalam 25 ml air.
lakukan penetapan dengan menimbang saksama lebih
kurang 1 g zat dalam krus, panaskan pada suhu 105º Selenium <391> Tidak lebih dari 0,003%; lakukan
selama 2 jam, pijarkan dalam tanur pada suhu 450 ± 25º pengujian menggunakan 200 mg zat dalam 50 ml asam
hingga bobot tetap. nitrat 0,25 N.

Besi <331> Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg


Magnesium Sulfat Untuk Penggunaan Sediaan Non residu yang diperoleh pada penetapan Sisa pemijaran,
Parenteral Tidak lebih dari 20 bpj. Larutkan 500 mg zat larutkan dalam 100 ml air, tambahkan sedikit asam
dalam 40 ml air dan lakukan penetapan seperti tertera pada klorida 3 N hingga larut sempurna. Atur pH hingga 7
Uji Batas Besi <331>. dengan penambahan natrium hidroksida 1 N
Magnesium Sulfat Untuk Penggunaan Sediaan menggunakan kertas indikator pH, tambahkan 5 ml dapar
Parenteral Tidak lebih dari 0,5 bpj. [Catatan Bilas semua amonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam eriokrom
alat gelas yang digunakan dalam pengujian ini dengan LP, titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai
Asam klorida encer] berwarna biru.
Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P,
hingga 1000 ml air. Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
Larutan amonium asetat Masukkan 250 g amonium setara dengan 6,018 mg MgSO4
asetat P ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dengan
air sampai tanda. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Larutan asam askorbat Masukkan 1,34 g asam askorbat P
ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan air Penandaan Pada etiket tertera bentuk kering, monohidrat
sampai tanda. Gunakan larutan pada hari pembuatan. atau heptahidrat. Magnesium sulfat untuk penggunaan
Pereaksi warna Masukkan 380 mg garam dinatrium 3- parenteral atau tidak untuk penggunaan parenteral harus
(2-piridil)-5,6-di-(2-furil)-1,2,4-triazin-5’,5’’-asam tertera pada etiket. Sebagai tambahan pada etiket dapat
disulfonat, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan dicantumkan tujuan penggunaan untuk sediaan non
Larutan ammonium asetat, jika perlu kocok secara parenteral.
mekanik, encerkan dengan Larutan ammonium asetat
sampai tanda. Gunakan larutan pada hari pembuatan.
Enceran larutan baku besi Pipet 5 ml Larutan baku INJEKSI MAGNESIUM SULFAT
besi ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Magnesium Sulfate Injection
Asam klorida encer sampai tanda. Larutan ini
mengandung besi lebih kurang 1,0 µg per ml. Injeksi Magnesium Sulfat adalah larutan steril
Larutan baku Pipet Enceran larutan baku besi 2 ml; 5 magnesium sulfat dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
ml dan 10 ml ke dalam masing-masing labu tentukur 50- Magnesium Sulfat, MgSO4.7H2O, yang setara dengan
ml, encerkan dengan Asam klorida encer hingga 35 ml. tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari
Larutan masing-masing mengandung besi lebih kurang jumlah yang tertera pada etiket.
2,0; 5,0 dan 10,0 µg besi.
Larutan uji Masukkan 10,0 g zat ke dalam labu Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat
tentukur 50-ml, tambahkan Asam klorida encer hingga 35 pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
ml dan jika perlu sonikasi agar zat larut sempurna. menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
Blangko Gunakan 35 ml Asam klorida encer dalam gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
labu tentukur 50-ml. belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Prosedur Pada masing-masing labu tentukur yang
berisi Larutan baku, Larutan uji, Blangko, tambahkan 5 Identifikasi Menunjukkan reaksi Magnesium cara A dan
ml Larutan asam askorbat dan 5 ml Pereaksi warna. Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Encerkan masing-masing dengan Asam klorida encer Umum <291>.
- 797 -

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari B. Buat butiran dengan melebur sejumlah hablur
0,09 unit Endotoksin FI per mg magnesium sulfat. natrium amonium fosfat P pada sengkelit platina pada
pembakar Bunsen. Satukan butiran panas yang transparan
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0; lakukan penetapan tersebut dengan zat dan lebur kembali, silika yang
menggunakan larutan 5%. mengapung di sekitar butiran, sewaktu pendinginan,
membentuk butiran buram dengan bentuk seperti jala.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil. Air <1031> Metode III Antara 17,0% dan 34,0%;
lakukan penetapan sebagai berikut: timbang saksama
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam krus platina
bertutup yang telah ditara. Panaskan krus secara bertahap,
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi kemudian pijarkan hingga bobot tetap.
setara dengan lebih kurang 250 mg magnesium sulfat
anhidrat, masukkan ke dalam gelas piala dan encerkan Garam larut Tidak lebih dari 1,5%; lakukan pengujian
dengan air hingga 100 ml. Atur pH hingga 7 dengan sebagai berikut: didihkan 10,0 g zat dengan 150 ml air
penambahan natrium hidroksida 1 N (menggunakan kertas selama 15 menit. Dinginkan sampai suhu ruang, diamkan
indikator pH), tambahkan 5 ml dapar amonia-amonium selama 15 menit, saring dengan penghisapan. Masukkan
klorida LP dan 0,15 ml hitam eriokrom T LP, titrasi filtrat ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai berwarna air sampai tanda. Uapkan 50,0 ml larutan tersebut yang
biru. setara dengan 2,5 g trisilikat dalam cawan platina yang
telah ditara sampai kering, pijarkan perlahan-lahan
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M sampai bobot tetap: bobot residu tidak lebih dari 38,0 mg.
setara dengan 12,32 mg MgSO4.7H2O
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,055%; pengujian
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal dilakukan menggunakan 20 ml filtrat yang telah diencerkan
atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I. seperti tertera pada Garam larut yang setara dengan 1 g
magnesium trisilikat: larutan uji tidak lebih keruh dari
Penandaan Etiket menunjukkan kadar osmolar total larutan yang mengandung 0,75 ml asam klorida 0,020 N.
dalam mol per liter. Jika kemasan mengandung kurang
dari 100 ml atau jika pada etiket tertera bahwa injeksi Sulfat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengujian sebagai
tidak digunakan langsung, tetapi harus diencerkan berikut: tambahkan 2 ml asam fluorida P pada residu
sebelum digunakan, pada etiket dapat tertera kadar yang diperoleh pada Garam larut, uapkan di atas tangas
osmolar total dalam mOsmol per ml. uap sampai kering. Campur residu dengan air, pindahkan
ke dalam penyaring, dan cuci dengan lebih kurang 50 ml
air. Didihkan filtrat, tambahkan 0,1 ml asam klorida P dan
MAGNESIUM TRISILIKAT 5 ml barium klorida LP. Pertahankan suhu campuran
Magnesium Trisilicate mendekati titik didih selama 1 jam, saring, cuci endapan
dengan air, keringkan dan pijarkan sampai bobot tetap:
Magnesium silikat hidrat bobot residu tidak lebih dari 30 mg.
(Mg2Si3O8.H2O) [39365-87-2] BM 278,88
2MgO.3SiO2[14987-04-3] BM 260,86 Alkali bebas Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP ke dalam
20 ml filtrat yang telah diencerkan seperti tertera pada
Magnesium Trisilikat adalah senyawa magnesium oksida Garam larut yang setara dengan 1 g trisilikat: jika terjadi
dan silikon dioksida dengan berbagai perbandingan warna merah muda, diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml
kandungan air. Mengandung tidak kurang dari 20,0% asam klorida 0,10 N untuk menghilangkan warna.
magnesium oksida (MgO) dan tidak kurang dari 45,0%
silikon dioksida (SiO2). Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj.

Pemerian Serbuk halus; putih; tidak berbau, tidak berasa, Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
tanpa butiran. pengujian sebagai berikut: didihkan 2,67 g zat dengan
campuran 50 ml air dan 5 ml asam klorida P selama 20
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; terurai menit, tambahkan air untuk mempertahankan volume
oleh asam mineral. selama pendidihan. Tambahkan amonium hidroksida P
hingga campuran hanya bereaksi dengan sedikit asam
Identifikasi terhadap kertas lakmus. Saring dengan pengisapan, cuci
A. Campur lebih kurang 500 mg zat dengan 10 ml dengan 15-20 ml air, kumpulkan air cucian dengan filtrat.
asam klorida 3 N, saring, dan netralkan filtrat dengan Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan amonium
amonium hidroksida 6 N, menggunakan kertas lakmus. hidroksida 6 N sedikit berlebih. Hilangkan warna merah
Filtrat menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti muda dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100), dan
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. tambahkan 8 ml larutan asam klorida P (1 dalam 100).
- 798 -

Encerkan dengan air hingga 100 ml dan gunakan 25 ml [Catatan Untuk memenuhi spesifikasi monografi ini,
sebagai Larutan uji. malam lebah mentah yang digunakan untuk pembuatan
Malam kuning harus memenuhi Uji kekeruhan
Kapasitas penetralan asam Timbang saksama lebih penyabunan].
kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
125 ml bersumbat kaca. Tambahkan 30,0 ml asam klorida Pemerian Padatan; kuning sampai coklat keabuan;
0,1 N LV dan 20 ml air. Letakkan labu dalam tangas dan berbau enak seperti madu. Agak rapuh bila dingin, dan
pertahankan pada suhu 37º. Kocok campuran sesekali bila patah membentuk granul, patahan non-hablur.
selama 4 jam pemanasan, tetapi diamkan tanpa dikocok Menjadi lunak oleh suhu tangan. Bobot jenis lebih
pada 15 menit terakhir. Dinginkan sampai suhu ruang. kurang 0,95.
Tambahkan merah metil LP pada 25,0 ml beningan,
titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
LV: 1 g magnesium trisilikat dihitung sebagai zat etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat
anhidrat, memerlukan tidak kurang dari 140 ml dan tidak dan sebagian dari mirisin, yang merupakan kandungan
lebih dari 160 ml asam klorida 0,10 N. malam kuning. Larut sempurna dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Larut
Penetapan kadar magnesium oksida Timbang saksama sebagian dalam benzen dan karbon disulfida dingin; pada
lebih kurang 1,5 g zat, masukkan ke dalam labu suhu lebih kurang 30° larut sempurna dalam benzen, dan
Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 50,0 ml asam sulfat 1 N dalam karbon disulfida.
LV dan digesti di atas tangas uap selama 1 jam. Dinginkan
sampai suhu ruang, tambahkan jingga metil LP, titrasi Syarat lain Memenuhi syarat untuk Jarak lebur, Uji
kelebihan asam dengan natrium hidroksida 1 N LV. kekeruhan penyabunan, Lemak atau asam lemak, Malam
Jepang, Rosin dan sabun, Bilangan asam; dan Bilangan
Tiap ml asam sulfat 1 N ester seperti yang tertera pada Malam Putih.
setara dengan 20,15 mg MgO
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penetapan kadar silikon dioksida Timbang saksama
lebih kurang 700 mg zat, masukkan ke dalam cawan
platina kecil. Tambahkan 10 ml asam sulfat 1 N, MALAM PUTIH
panaskan di atas tangas uap hingga kering tanpa ditutup. Cera Alba
Tambahkan 25 ml air pada residu, dan digesti di atas
tangas uap selama 15 menit. Enaptuangkan beningan Malam Putih adalah hasil pemurnian dan pengelantangan
melalui kertas saring bebas abu dengan penghisapan, cuci Malam Kuning yang diperoleh dari sarang lebah madu
endapan tiga kali dengan air panas, enaptuangkan tiap Apis mellifera Linnẻ (Familia Apidae) dan memenuhi
kali melalui kertas saring. Pindahkan endapan ke syarat Uji kekeruhan penyabungan.
penyaring, cuci dengan air panas. Masukkan kertas
penyaring dan isinya ke dalam cawan platina yang telah Pemerian Padatan putih kekuningan, sedikit tembus
digunakan sebelumnya. Panaskan hingga kering, pijarkan cahaya dalam keadaan lapisan tipis; bau khas lemah dan
selama 30 menit, dinginkan, dan timbang. Basahi residu bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95.
dengan air, tambahkan 6 ml asam fluorida P dan 3 tetes
asam sulfat P. Uapkan sampai kering, pijarkan selama 5 Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
menit, dinginkan dan timbang: kehilangan bobot etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat
menunjukkan bobot SiO2. dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan
malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam
Perbandingan SiO2 terhadap MgO Antara 2,10 dan eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri. Sebagian
2,37; lakukan perhitungan dengan cara membagi larut dalam benzen dingin dan dalam karbon disulfida
persentase SiO2 yang diperoleh pada Penetapan kadar dingin. Pada suhu lebih kurang 30° larut sempurna dalam
silikon dioksida dengan persentase MgO yang diperoleh benzen, dan dalam karbon disulfida.
pada Penetapan kadar magnesium oksida.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Jarak lebur<1021>Metode IV Antara 62° dan 65°.

Uji kekeruhan penyabunan Masukkan 3,0 g zat dalam


MALAM KUNING labu didih alas bulat 100 ml yang dipasang dengan
Cera Flava sambungan kaca. Tambahkan 30 ml larutan yang dibuat
sebagai berikut: larutkan 40 g kalium hidroksida P dalam
Malam Kuning adalah hasil pemurnian malam dari lebih kurang 900 ml etanol bebas aldehida P dan suhu
sarang madu lebah Apis mellifera Linne (Familia diatur tidak lebih dari 15°, setelah larut sempurna hangatkan
Apidae). hingga suhu kamar dan tambahkan lagi etanol bebas
- 799 -

aldehida P sampai 1000 ml. Refluks campuran perlahan- Senyawa tidak diendapkan oleh amonium sulfida
lahan selama 2 jam. Pada akhir tahap ini, buka labu, Tidak lebih dari 0,5%; pengujian dilakukan sebagai
masukkan termometer ke dalam larutan dan letakkan berikut: larutkan 2,0 g zat dalam 90 ml air, tambahkan 5
labu ke dalam wadah berisi air dengan suhu 80°. Putar ml amonium hidroksida P, hangatkan larutan dan alirkan
labu dalam tangas sampai larutan mendingin: larutan hidrogen sulfida P ke dalamnya selama lebih kurang 30
tidak boleh menunjukkan kekeruhan atau bentuk tetesan menit. Encerkan dengan air hingga 100 ml, campur,
sebelum suhu mencapai 65°. biarkan sampai mengendap sempurna. Enaptuangkan
beningan melalui penyaring, masukkan 50 ml filtrat ke
Lemak atau asam lemak, malam Jepang, rosin, dan dalam cawan yang telah ditara, uapkan sampai kering dan
sabun Timbang 1 g zat, masukkan ke dalam gelas piala mula-mula pijarkan perlahan dan akhirnya pada suhu 800
100 ml, tambahkan 35 ml natrium hidroksida 3,5 N, º ± 25º: bobot residu tidak lebih dari 5 mg.
didihkan selama 30 menit. Pertahankan volume dengan
sesekali menambahkan air, dan biarkan campuran Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350 mg
mendingin pada suhu kamar selama lebih kurang 2 jam: zat, larutkan dalam 200 ml air. Tambahkan lebih kurang
malam akan memisah, meninggalkan cairan jernih, keruh 10 mg asam askorbat P, tambahkan dari buret dinatrium
atau tembus cahaya, tetapi tidak buram. Saring campuran edetat 0,05 M LV lebih kurang 25 ml, kemudian
dingin dan asamkan filtrat jernih dengan asam klorida P: tambahkan 10 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan
cairan tetap jernih atau menunjukkan tidak lebih dari lebih kurang 0,15 ml hitam eriokrom T LP. Lanjutkan titrasi
sedikit kekeruhan atau endapan. dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai berwarna biru.

Bilangan asam <491>Antara 17 dan 24; lakukan Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
penetapan dengan cara sebagai berikut: timbang saksama setara dengan 8,451 mg MnSO4.H2O
lebih kurang 3 g zat, masukkan dalam labu 200 ml,
tambahkan 25 ml etanol mutlak P netral, hangatkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
sampai lebur, kocok campuran, tambahkan 1 ml Pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu antara 15º
fenolftalein LP dan titrasi dengan cairan hangat kalium dan 30º.
hidroksida etanol 0,5 N LV sampai warna merah muda
tetap.
MANITOL
Bilangan ester <491> Antara 72 dan 79; lakukan Mannitol
penetapan sebagai berikut: pada larutan hasil dari
H H OH OH
penetapan Bilangan asam tambahkan 25,0 ml kalium
hidroksida etanol 0,5 N LV dan 50 ml etanol bebas HOH2C C C C C CH2OH
aldehida P, refluks selama 4 jam dan titrasi kelebihan
alkali dengan asam klorida 0,5 N LV. Lakukan penetapan OH OH H H
blangko.
D-Manitol [69-65-8]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. C6H14O6 BM 182,17

Manitol mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak


MANGAN SULFAT lebih dari 101,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat yang telah
Manganese Sulfate dikeringkan. Total gula, polihidrat alkohol lain, heksitol
anhidrat, jika terdeteksi tidak termasuk dan tidak dihitung
Mangan (2+)sulfat (1:1)monohidrat [10034-96-5] sebagai cemaran lain.
MnSO4.H2O BM 169,02
Anhidrat [7785-87-7] BM 151,00 Pemerian Serbuk hablur putih atau granul mengalir
bebas; tidak berbau; rasa manis.
Mangan Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam larutan
tidak lebih dari 102,0% MnSO4.H2O. basa; sukar larut dalam piridin; sangat sukar larut dalam
Pemerian Hablur; merah pucat sedikit merekah atau etanol; praktis tidak larut dalam eter.
serbuk lembayung; tidak berbau.
Baku pembanding Manitol BPFI; tidak boleh
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol. dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
Mangan dan Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Uji Identifikasi Umum <291>. didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Sisa pemijaran <1111> Antara 10,0% dan 13,0%; seperti pada Manitol BPFI.
lakukan pemijaran pada suhu 450º hingga bobot tetap.
- 800 -

Jarak lebur<1021> Antara 165º dan 169º. sama lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Rotasi jenis<1081> Antara +137ºdan +145º; lakukan tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak sorbitol
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai dan manitol tidak kurang dari 2,0.
berikut:Masukkan lebih kurang 1 g zat yang ditimbang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
saksama ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 40 sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ml larutan amonium molibdat P (1 dalam 10), jika perlu ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
saring terlebih dahulu. Tambahkan 20 ml asam sulfat 1 N, respons puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg,
encerkan dengan air sampai tanda. manitol, C6H14O6, dalam zat yang digunakan dengan
rumus:
Keasaman Larutkan 5,0 g zat dalam 50 ml air bebas r 
karbon dioksida P, tambahkan 3 tetes fenolftalein LP, 50 C  U 
titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV sampai titik  rS 
akhir warna merah muda: diperlukan tidak lebih dari 0,30
ml natrium hidroksida 0,020 N untuk menetralkan. C adalah kadar Manitol BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 0,3%; Larutan uji dan Larutan baku.
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,007%; pengujian
dilakukan menggunakan 2,0 g zat: kekeruhan yang terjadi
tidak lebih keruh dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N. INJEKSI MANITOL
Mannitol Injection
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,01%; pengujian
dilakukan menggunakan 2,0 g zat: kekeruhan yang terjadi Injeksi Manitol adalah larutan steril atau larutan lewat
tidak lebih keruh dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N. jenuh manitol dalam Air untuk Injeksi. Bila terjadi
penghabluran perlu dilakukan penghangatan atau pemanasan
Arsen<321>Metode II Tidak lebih dari 1 bpj. dalam otoklaf sebelum digunakan. Mengandung tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C6H14O6,
Gula mereduksi Tambahkan 1 ml larutan jenuh manitol dari jumlah yang tertera pada etiket. Tidak mengandung
(lebih kurang 200 mg) ke dalam 5 ml tembaga(II) sitrat zat antimikroba.
alkali LP. Panaskan dalam tangas air mendidih selama 5
menit: hanya terbentuk sedikit sekali endapan. Jumlah Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
yang ditetapkan dalam uji ini tidak termasuk yang pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
ditetapkan dalam cemaran lain. menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi
Fase gerak Air yang telah diawaudarakan. A. Uapkan sejumlah residu injeksi di atas tangas uap
Larutan resolusi Larutkan sorbitol dan Manitol BPFI sampai kering, keringkan sisa pada suhu 105 selama 4
dalam air hingga kadar masing-masing lebih kurang 4,8 jam. Residu memenuhi uji berikut, pada 3 ml larutan
mg per ml. katekol P dalam air (1 dalam 10) yang dibuat segar,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Manitol tambahkan 6 ml asam sulfat P dengan pendinginan.
BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar Masukkan masing-masing 3 ml larutan ini ke dalam 2
lebih kurang 4,8 mg per ml. tabung reaksi. Pada salah satu tabung tambahkan 0,3 ml air
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg zat, (pereaksi blangko) dan pada tabung yang lain tambahkan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 0,3 ml larutan residu (manitol) dalam air (1 dalam 10).
10 ml air dan encerkan dengan air sampai tanda. Panaskan tabung di atas api langsung selama lebih kurang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 30 detik: larutan dalam tabung yang berisi manitol
Kromatografi<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi berwarna merah muda gelap atau merah anggur dan
dilengkapi dengan detektor indeks bias yang dipertahankan larutan dalam tabung berisi pereaksi blangko berwarna
pada suhu tetap dan kolom 4 mm x 25 cm berisi bahan merah muda terang.
pengisi L19. Atur suhu kolom antara 30º - 85º, pertahankan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
± 2º dari suhu yang dipilih, laju alir lebih kurang 0,5 ml per uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Penetapan kadar.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan secara
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Pada kondisi yang potensiometrik menggunakan larutan sebagai berikut:
- 801 -

Pada sejumlah larutan injeksi tambahkan 0,3 ml larutan MAPROTILIN HIDROKLORIDA


kalium klorida P jenuh untuk setiap 100 ml dan jika perlu Maprotiline Hydrochloride
encerkan dengan air hingga kadar manitol 5%.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.


CH3 HCl
N
H
Rotasi jenis <1081> Ukur saksama sejumlah volume
injeksi setara dengan lebih kurang 1 g manitol seperti
tertera pada Penetapan kadar, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Larutan ini memenuhi syarat penetapan
Rotasi jenis pada Manitol.
N-Metil-9,10-entanoantrasena-9(10H)-propilamina
hidroklorida [10347-81-6]
Endotoksin bakteri Tidak lebih dari 0,04 unit
C20H23N.HCl BM 313,86
Endotoksin FI per mg manitol apabila jumlah yang tertera
pada etiket injeksi 10% atau kurang, dan tidak lebih dari
Maprotilin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
2,5 unit Endotoksin FI per g manitol apabila jumlah yang
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C20H23N.HCl, dihitung
tertera pada etiket injeksi lebih dari 10%; lakukan
terhadap zat yang telah dikeringkan.
penetapan seperti tertera pada Uji Endotoksin Bakteri
<201>.
Pemerian Serbuk hablur halus; putih sampai hampir
putih; praktis tidak berbau.
Pirogen <231> Memenuhi syarat, jika perlu encerkan
dengan Air untuk Injeksi hingga kadar tidak lebih dari
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
10% C6H14O6.
metanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut dalam
isooktan.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Baku pembanding Maprotilin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
hingga bobot tetap, sebelum digunakan. Simpan dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
wadah tertutup rapat.
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Sistem kromatografi
Identifikasi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Manitol.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Manitol
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara kuantitatif
gelombang yang sama seperti pada Maprotilin
dengan air hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
Hidroklorida BPFI.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 100 µg per ml
setara dengan 500 mg manitol, masukkan ke dalam labu
dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Prosedur Lakukan menurut Prosedur pada Penetapan
Maprotilin Hidroklorida BPFI; serapan masing-masing
kadar dalam Manitol. Hitung jumlah dalam mg per ml
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
manitol, C6H14O6, dalam injeksi yang digunakan dengan
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 266
rumus:
nm dan 272 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.
 C  r  C. Larutan (1 dalam 200) menunjukkan reaksi Klorida
100    u 
 V   rs  cara B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>
untuk alkaloid hidroklorida.
V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml; C Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
adalah kadar Mannitol BPFI dalam mg per ml Larutan lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak yang hingga bobot tetap.
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
dari kaca atau plastik, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Tipe II.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 802 -

Fase gerak Campuran 2-butanol P -etil asetat P-


amonium hidroksida 2 N (6:3:1). Mebendazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm yang tidak lebih dari 102,0% C16H13N3O3, dihitung terhadap
telah dicuci dengan kloroform dengan cara mengalirkan zat yang telah dikeringkan.
kloroform di seluruh permukaan lempeng, dan
dikeringkan pada suhu 100° selama 30 menit. Pemerian Serbuk putih sampai agak kuning; hampir
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Maprotilin tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 290º.
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar lebih kurang 20 mg per ml. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam larutan
Enceran larutan baku Buat seri pengenceran Larutan asam mineral encer, dalam etanol, dalam eter dan dalam
baku dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,10 kloroform; mudah larut dalam asam format.
mg; 0,08 mg; 0,06 mg; 0,04 mg; 0,02 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Baku pembanding Mebendazol BPFI; lakukan pengeringan
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml. pada suhu 105º selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl dalam wadah tertutup rapat.
Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku pada
Penjerap. Masukkan lempeng ke dalam bejana Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
kromatografi yang berisi Fase gerak yang sebelumnya dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
telah dijenuhkan selama 1 jam dengan meletakkan gelas menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
piala berisi 25 ml amonium hidroksida P pada dasar gelombang yang sama seperti pada Mebendazol BPFI.
bejana. Biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
rambat dan biarkan kering di udara. Paparkan lempeng pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
dengan uap asam klorida P selama 30 menit, dan pada
lampu ultraviolet intensitas tinggi (1000 sampai 1600 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
watt) hingga bercak dari Enceran larutan baku 0,02 mg
per ml tampak jelas. Bandingkan kromatogram di bawah Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
cahaya ultraviolet 366 nm: harga Rf bercak utama Larutan
uji sesuai dengan harga Rf Larutan baku dan jumlah Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
intensitas seluruh bercak lain selain bercak utama dari cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Larutan uji dibandingkan dengan bercak utama Larutan Kromatografi <931>.
baku dan semua Enceran larutan baku, tidak lebih dari Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam
1,0%. [Perhatian Lampu ultraviolet memancarkan radiasi format 96% P (90:5:5).
ultraviolet yang berbahaya bagi mata dan kulit] Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mebendazol
BPFI lakukan seperti tertera pada Larutan uji hingga kadar
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600 lebih kurang 5 mg per ml.
mg zat, larutkan dalam 25 ml raksa(II) asetat LP. Titrasi Enceran larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku ke
dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan campuran
secara potensiometrik, menggunakan elektrode kaca dan kloroform P-asam format 96% P (9:1) sampai tanda.
elektrode kalomel berisi litium klorida P jenuh dalam Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
asam asetat glasial P seperti tertera pada Titrimetri larutkan dalam 1,0 ml asam format 96% P dalam labu
<711>. Lakukan penetapan blangko. tentukur 10-ml, tambahkan kloroform P sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
Tiap ml asam perklorat 0,1 N µl Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
setara dengan 31,39 mg C20H23N.HCl pada jarak yang sama, pada lempeng kromatografi silika
gel P setebal 0,25 mm. Biarkan totolan mengering dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
MEBENDAZOL biarkan kering di udara. Amati lempeng di bawah cahaya
Mebendazole ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama Larutan uji
sesuai dengan harga Rf Larutan baku dan tidak ada bercak
O
lain dari Larutan uji yang lebih besar atau lebih intensif
H
N dari bercak utama Enceran larutan baku.
NH

N
OCH3 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 225
O mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
Metil 5-benzoil-2-benzimidazolkarbamat [31431-39-7]
C16H13N3O3 BM 295,29
- 803 -

akhir secara potensiometrik menggunakan sistem Ekstraksi air cucian dua kali, tiap kali dengan 10 ml
elektrode kaca-kalomel. Lakukan penetapan blangko. kloroform P, tambahkan ekstrak gabungan kloroform ke
dalam labu tentukur di atas, tambahkan 2 ml asam format
Tiap ml asam perklorat 0,1 N 96% dan 7 ml isopropil alkohol P, encerkan dengan
setara dengan 29,53 mg C16H13N3O3 kloroform P sampai tanda, kocok. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan isopropil
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. alkohol P sampai tanda.
Larutan uji 2 (bila suspensi oral dikemas dalam siring
yang terkalibrasi untuk pemberian mebendazol dengan
SUSPENSI ORAL MEBENDAZOL dosis meningkat) Ukur sejumlah volume tertentu suspensi
Mebendazole Oral Suspension oral ke dalam labu tentukur yang sesuai dan encerkan
dengan asam format 96% hingga kadar lebih kurang 10 mg
Suspensi Oral Mebendazol adalah mebendazol dalam per ml. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
pembawa air. Mengandung mebendazol, C16H13N3O3, tambahkan 40 ml asam format 96% dan panaskan dalam
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari tangas air pada suhu 50º selama 15 menit. Lakukan
jumlah yang tertera pada etiket. seperti tertera pada Larutan uji 1 dimulai dari “Dinginkan,
tambahkan air sampai tanda”.
Baku pembanding Mebendazol BPFI; lakukan Larutan blangko Campur 90 ml kloroform P dengan 2
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum ml asam format 96% dalam labu tentukur 100-ml,
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. tambahkan isopropil alkohol P sampai tanda dan kocok.
Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml yang
Identifikasi Campur sejumlah volume suspensi oral kedua, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai
setara dengan 200 mg mebendazol dengan 20 ml tanda.
campuran kloroform P-asam format 96 % (19:1). Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
Lakukan seperti tertera pada Identifikasi dalam Tablet pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Mebendazol, dimulai dari ”panaskan suspensi diatas 247 nm, menggunakan Larutan blangko. Hitung jumlah
tangas air selama beberapa menit.” Hasil memenuhi dalam mg mebendazol, C16H13N3O3, dalam suspensi oral
persyaratan. yang digunakan pada Larutan uji 1 dengan rumus:

 A 
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,0. 200 C  U 
 AS 
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg C adalah kadar Mebendazol BPFI dalam µg per ml
Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100- Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
ml, dan tambahkan 90 ml kloroform P, 7 ml isopropil dari Larutan uji 1 dan Larutan baku.
alkohol P dan 2 ml asam format 96%. Kocok sampai larut, Bila diperlukan, hitung jumlah dalam mg mebendazol,
tambahkan isopropil alkohol P sampai tanda. Pipet 5 ml C16H13N3O3, dalam suspensi oral yang digunakan pada
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml ke dua, encerkan Larutan uji 2 dengan rumus:
dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Larutan
C   AU 
mengandung mebendazol lebih kurang 5 µg per ml. 20 . 000  
Larutan uji 1 Ukur saksama sejumlah volume suspensi V   A S 
oral setara dengan lebih kurang 1000 mg mebendazol, V adalah volume dalam ml labu tentukur yang digunakan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan pada pembuatan Larutan uji 2; AU dan AS berturut-turut
dengan asam format 96% sampai tanda dan campur. Pipet adalah serapan dari Larutan uji 2 dan Larutan baku.
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml kedua,
tambahkan 40 ml asam format 96% dan panaskan di
dalam tangas air pada suhu 50º selama 15 menit.
TABLET MEBENDAZOL
Dinginkan, tambahkan air sampai tanda, kocok dan saring
melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang. Mebendazole Tablet
Pipet 10 ml filtrat ke dalam corong pisah 250 ml,
tambahkan 50 ml air dan 50 ml kloroform P, kocok selama Tablet Mebendazol mengandung mebendazol,
lebih kurang 2 menit. Biarkan memisah dan pindahkan C16H13N3O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
lapisan kloroform ke dalam corong pisah 250 ml kedua, 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
cuci lapisan air dua kali tiap kali dengan 10 ml kloroform
P, tambahkan cucian kloroform ke dalam corong pisah Baku pembanding Mebendazol BPFI; lakukan
kedua, buang lapisan air. Cuci gabungan lapisan kloroform pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum
dengan campuran 4 ml asam klorida 1 N dan 50 ml digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
larutan asam format 96% dalam air (1:10), dan pindahkan
lapisan kloroform ke dalam labu tentukur 100-ml.
- 804 -

Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Toleransi Dalam waktu 120 menit harus larut tidak
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. kurang dari 75% (Q) C16H13N3O3 dari jumlah yang tertera
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam pada etiket.
format 96% P (90:5:5).
Pelarut Campuran kloroform P-asam format 96% P Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
(19:1). Prosedur keseragaman kandungan
Larutan baku Timbang sejumlah Mebendazol BPFI Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
larutkan dalam Pelarut hingga kadar 10 mg per ml. Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-
Larutan uji Serbuk haluskan sejumlah tablet setara ml, tambahkan 4 ml asam format 96% P. Tambahkan
dengan lebih kurang 200 mg mebendazol, campur dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Pipet 0,5 ml larutan ini
20 ml Pelarut, hangatkan di atas tangas air selama ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
beberapa menit, dinginkan dan saring melalui penyaring isopropil alkohol P sampai tanda.
kaca masir ukuran medium. Larutan uji Campur 1 tablet dengan 20 ml asam format
Prosedur Totolkan masing-masing 10 µl Larutan baku 96% P di dalam labu tentukur 100-ml, panaskan di atas
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P tangas uap selama 15 menit. Dinginkan, tambahkan
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana isopropil alkohol P sampai tanda, dan saring melalui
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, penyaring kaca masir ukuran medium. Masukkan
biarkan merambat hingga lebih kurang 15 cm. Angkat sejumlah filtrat yang setara dengan 1 mg mebendazol
lempeng, biarkan kering di udara dan amati di bawah yang diukur saksama ke dalam labu tentukur 100-ml,
cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf, bercak utama yang encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda.
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
dari Larutan baku. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
310 nm, menggunakan larutan asam format 96% P dalam
Disolusi <1231> isopropil alkohol P (1 dalam 500) sebagai blangko.
Media disolusi: 900 ml larutan natrium lauril sulfat Hitung jumlah dalam mg mebendazol, C16H13N3O3,
1,0% dalam asam klorida 0,1 N. dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 120 menit.  TC   AU 
 
Lakukan penetapan jumlah C16H13N3O3 terlarut dengan  D   A S 
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. T adalah jumlah mg mebendazol dalam tablet yang tertera
Dapar Larutkan 8,0 g natrium hidroksida P dalam pada etiket; C adalah kadar Mebendazol BPFI dalam µg
2000 ml air, tambahkan 3,0 g natrium lauril sulfat P, per ml Larutan baku; D adalah kadar mebendazol dalam
campur. Tambahkan 20 ml asam fosfat P, atur pH µg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera
hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat P. pada etiket dan tingkat pengenceran; AU dan AS berturut-
Fase gerak Buat campuran asetonitril P– Dapar (3:7) turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Fase gerak Buat campuran metanol P-kalium fosfat
Mebendazol BPFI ke dalam labu tentukur 50-ml,
monobasa 0,05 M (60:40) atur pH hingga 5,5 dengan
tambahkan 10 ml asam format P, encerkan dengan
penambahan asam fosfat 0,1 M atau natrium hidroksida 1
metanol P sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan
N, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
jika perlu bertahap dengan Media disolusi hingga
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
diperoleh larutan dengan kadar yang sama dengan
Kromatografi <931>.
alikuot.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
ml. Tambahkan 10 ml asam format P, panaskan dalam
dilengkapi dengan detektor 254 nm, dan kolom 4,6 mm x
tangas air pada suhu 50 selama 15 menit. Kocok secara
3 cm berisi bahan pengisi L7, laju alir lebih kurang 1 ml
mekanik selama 5 menit, tambahkan 90 ml metanol P dan
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
biarkan dingin. Encerkan dengan metanol P sampai tanda.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml,
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, saring melalui
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan alikuot ke
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dengan lebih kurang 500 mg mebendazol, masukkan ke
respons puncak utama.
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50 ml asam
format P, panaskan dalam tangas air pada suhu 50
- 805 -

selama 15 menit. Kocok secara mekanik selama 1 jam, Baku pembanding Medazepam BPFI.
encerkan dengan air sampai tanda, campur dan saring.
Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Identifikasi
dengan larutan asam format P dalam metanol P (1:9) A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, saring pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih Medazepam BPFI.
kecil. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,001% dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang antara 230-320
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi nm menunjukkan maksimum hanya pada 254 nm; serapan
dilengkapi dengan detektor 247 nm, pra-kolom berisi pada 254 nm lebih kurang 0,86.
bahan pengisi L1 dan kolom analitik 3,9 mm x 30 cm berisi C. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004% dalam
bahan pengisi L1 dan pertahankan suhu pada lebih kurang asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang antara 360-550
30, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan nm menunjukkan maksimum hanya pada 458 nm; serapan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram pada 458 nm lebih kurang 0,64.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak Suhu lebur <1021> 101º sampai 104º .
kurang dari 2500 lempeng teoritis dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1%. Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tertera pada Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 15 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke Fase gerak Campuran kloroform P-etil asetat P (75:25)
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µl
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg mebendazol, larutan zat uji dalam etil asetat P yang mengandung (1)
C16H13N3O3, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan 2,5% dan (2) 0,0035%, pada lempeng kromatografi silika
rumus: gel 60 F254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
r  kromatografi berisi fase gerak. Angkat lempeng biarkan
10 . 000 C  u  menguap, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak
 rs  lain selain bercak utama dari larutan (1) tidak lebih intensif
C adalah kadar Mebendazol BPFI dalam mg per ml dari bercak utama dari larutan (2).
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
puncak mebendazol Larutan uji dan Larutan baku.
pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada suhu 80º
pada tekanan tidak lebih dari 5,2 mmHg selama 4 jam,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
menggunakan 1 g zat.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


MEDAZEPAM
Medazepam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250
CH3
mg zat, larutkan dalam 75 ml anhidrida asetat P.
N Lakukan penetapan dengan Metode 1 seperti tertera pada
Titrasi Bebas Air <681>. Tentukan titik akhir secara
Cl
N potensiometrik.

Tiap ml asam perklorat 0,1 N


setara dengan 27,08 C16H15ClN2
7-kloro-2,3-dihidro-1-metil-5-fenil-1H-1,4-benzo Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
diazepin [2898-12-6]
C16H15ClN2 BM 270,8
MEDROKSIPROGESTERON ASETAT
Medazepam mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C16H15ClN2, dihitung terhadap zat
Medroxyprogesterone Acetate
yang telah dikeringkan. O CH3

CH3 O CH3

Pemerian Serbuk hablur; kekuningan; tidak berbau atau


hampir tidak berbau. CH3 H
O

H H

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 8 O


bagian etanol, dalam 1 bagian kloroform dan dalam 5 H CH3

bagian eter.
- 806 -

17-Hidroksi-6α-metilpregn-4-en-3,20-dion asetat [71-58- Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10


9] µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
C24H34O4 BM 386,53 kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
Medroksiprogesteron Asetat mengandung tidak kurang gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang 10 cm.
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C24H34O4, Angkat lempeng, tandai batas rambat dan keringkan pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. suhu 120 selama 10 menit. Semprot lempeng dengan
Penampak bercak, panaskan lempeng pada suhu 120
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; selama 10 menit. Amati lempeng di bawah cahaya
tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 205°; stabil ultraviolet 365 nm: tiap bercak yang memberikan
di udara. fluoresensi berwarna biru dengan harga Rf lebih tinggi
dari bercak utama Medroksiprogesteron Asetat dari
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam Larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan dengan
kloroform; larut dalam aseton dan dalam dioksan; agak fluoresensi biru bercak dari Larutan baku.
sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut
dalam eter. Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1,0% dan total cemaran tidak lebih dari 1,5%.
Baku pembanding Medroksiprogesteron Asetat BPFI; Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:2),
Medroksiprogesteron Asetat BPFI; tidak boleh saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
tertutup rapat. Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Identifikasi
Medroksiprogesteron Asetat BPFI, larutkan dan encerkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
gerak hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Medroksiprogesteron Asetat BPFI.
megestrol asetat dan Medroksiprogesteron Asetat BPFI
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih
dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum
kurang 40 µg per ml.
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 62,5 mg
Medroksiprogesteron Asetat BPFI; serapan masing-
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
241 nm: berbeda tidak lebih dari 2,0%.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
Rotasi jenis <1081> Antara + 45º dan + 51º; lakukan
25 cm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 1 ml
penetapan menggunakan larutan 1% dalam dioksan P.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
puncak megestrol asetat dan medroksiprogesteron asetat
tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap
Senyawa sejenis A medroksiprogesteron asetat Tidak
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
<931>.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih
Fase gerak Campuran heksan P-tersier butil metil eter
kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
P-tetrahidrofuran P (45:45:10).
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
Larutan baku Timbang masing-masing sejumlah
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
Medroksiprogesteron Asetat BPFI dan Senyawa Sejenis A
cemaran dalam zat dengan rumus:
Medroksiprogesteron Asetat BPFI, larutkan dalam
metilen klorida P hingga kadar berturut-turut lebih kurang
C   ri 
20 mg per ml dan 0,1 mg per ml. 2500   
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan W   rS 
dan encerkan dalam metilen klorida P hingga kadar lebih
kurang 20 mg per ml. C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam
Penampak bercak Timbang 20 g asam p-toluen mg per ml Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg
sulfonat P, larutkan dalam 100 ml etanol P. untuk membuat Larutan uji; ri adalah respons puncak
- 807 -

masing-masing cemaran dari Larutan uji; dan rS adalah Identifikasi Masukkan sejumlah suspensi setara dengan
respons puncak utama dari Larutan baku. lebih kurang 50 mg medroksiprogesteron asetat ke dalam
tabung sentrifuga, sentrifus, enaptuangkan beningan dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara cuci padatan dua kali, tiap kali dengan 15 ml air, buang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada air cucian. Larutkan padatan dalam 10 ml kloroform P,
Kromatografi <931>. pindahkan ke dalam gelas piala kecil, uapkan kloroform
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (60:40), di atas tangas uap dan keringkan pada suhu 105º selama 3
saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian jam: spektrum serapan inframerah residu yang
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Kromatografi <931>. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Larutan baku Timbang saksama sejumlah seperti pada Medroksiprogesteron Asetat BPFI.
Medroksiprogesteron Asetat BPFI, larutkan dalam
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
asetonitril P sampai tanda. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kromatografi <931>.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 Fase gerak Buat campuran 700 ml butil klorida P dan
cm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 2 ml 300 ml heksan P, yang keduanya telah dijenuhkan dengan
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, air, dan 80 ml asetonitril P. Kadar asetonitril boleh
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti bervariasi untuk memenuhi syarat Kesesuaian sistem dan
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan untuk mendapatkan waktu eluasi masing-masing lebih
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak kurang 12 menit untuk progesteron dan lebih kurang 15
lebih dari 2,0%. menit untuk medroksiprogesteron asetat. Saring melalui
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume penyaring membran dengan porositas 1 µm atau lebih
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke kecil.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan baku internal Buat larutan progesteron dalam
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Fase gerak dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
medroksiprogesteron asetat, C24H34O4, dalam zat yang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 8 mg
digunakan dengan rumus: Medroksiprogesteron Asetat BPFI, larutkan dalam 20,0 ml
Larutan baku internal.
r  Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
25 C  U  setara dengan lebih kurang 50 mg medroksiprogesteron
 rS  asetat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai.
Tambahkan 25,0 ml kloroform P ke dalam wadah, kocok
C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam selama lebih kurang 20 menit dan sentrifus. Pipet 4 ml
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah lapisan kloroform ke dalam wadah yang sesuai, uapkan
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. sampai kering. Pipet 20 ml Larutan baku internal,
masukkan ke dalam wadah untuk melarutkan residu.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 2 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel 5 µm,
laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
SUSPENSI MEDROKSIPROGESTERON kromatografi terhadap Larutkan baku, rekam
ASETAT UNTUK INJEKSI kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Medroxyprogesterone Acetate Injectable pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak progesteron
Suspension dan medroksiprogesteron tidak kurang dari 5,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Suspensi Medroksiprogesteron Asetat untuk Injeksi lebih dari 2,0%.
adalah suspensi steril medroksiprogesteron asetat dalam Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
media berbasis air yang sesuai. Mengandung dalam Medroksiprogesteron asetat. Hitung jumlah dalam
medroksiprogesteron asetat, C24H34O4, tidak kurang dari mg medroksiprogesteron asetat, C24H34O4, dalam tiap ml
90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dari jumlah yang suspensi yang digunakan dengan rumus:
tertera pada etiket.
 C  R 
Baku pembanding Medroksiprogesteron Asetat BPFI;
125   U 
 V  R S 
tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung cahaya.
- 808 -

C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
suspensi yang digunakan; RU dan RS berturut-turut adalah dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 8
perbandingan respons puncak medroksiprogesteron asetat cm berisi bahan pengisi L7, laju alir lebih kurang 1,5 ml per
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,2 dan
dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
TABLET MEDROKSIPROGESTERON
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ASETAT ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Medroxyprogesterone Acetate Tablet respons puncak utama. Hitung persentase, C24H34O4
terlarut.
Tablet Medroksiprogesteron Asetat mengandung Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
medroksiprogesteron asetat, C24H34O4, tidak kurang dari kurang dari 50% (Q) C24H34O4, dari jumlah yang tertera
93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang pada etiket.
tertera pada etiket.
Baku pembanding Medroksiprogesteron Asetat BPFI; Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup Prosedur keseragaman kandungan
rapat, terlindung cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Medroksiprogesteron asetat BPFI, larutkan dan encerkan
Identifikasi Gerus sejumlah tablet setara dengan lebih dengan campuran etanol P-air (3:1) hingga kadar lebih
kurang 25 mg medroksiprogesteron asetat dengan 15 ml kurang 15 µg per ml.
kloroform P, saring, uapkan kloroform di atas tangas uap Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur
dan keringkan residu pada 105 selama 3 jam: residu yang sesuai, tambahkan campuran etanol P-air (3:1)
menunjukkan reaksi seperti tertera pada uji Identifikasi A sampai volume dan kocok selama 15 menit, saring.
dalam Medroksiprogesteron Asetat. Encerkan sejumlah filtrat secara kuantitatif hingga kadar
lebih kurang 15 µg per ml.
Disolusi <1231> Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Media disolusi: 900 ml natrium lauril sulfat 0,5% pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Alat tipe 2: 50 rpm 242 nm. Hitung jumlah dalam mg medroksiprogesteron
Waktu: 45 menit asetat, C24H34O4, dalam tablet dengan rumus:
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24H34O4 yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti  T  A 
tertera pada Kromatografi <931>. C   U 
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (60:40).  D  AS 
Saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam
Kromatografi <931>. µg per ml Larutan baku; T adalah jumlah dalam mg
Larutan natrium lauril sulfat persediaan Timbang 180 medroksiprogesteron asetat dalam tablet seperti tertera
g natrium lauril sulfat P ke dalam labu tentukur 2000-ml. pada etiket; D adalah kadar medroksiprogesteron asetat
Tambahkan 1500 ml air dan aduk hingga larut. [Catatan dalam µg per ml Larutan uji, AU dan AS berturut-turut
Diperlukan pengadukan dalam beberapa jam agar dapat adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
larut] Encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang 70 mg Medroksiprogesteron Asetat BPFI Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan Kromatografi <931>.
dalam 140 ml Larutan natrium lauril sulfat persediaan Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi
[Catatan Jika perlu lakukan sonikasi untuk melarutkan Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Medroksiprogesteron Asetat BPFI sebelum diencerkan Medroksiprogesteron Asetat.
dengan air, buat segar setiap hari] dan encerkan dengan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
air sampai tanda. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Larutan baku Pipet 20 ml Larutan baku persediaan ke dengan lebih kurang 25 mg medroksiprogesteron asetat,
dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 40 ml Larutan masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml. Tambahkan
natrium lauril sulfat persediaan dan encerkan dengan air 25,0 ml asetonitril P, kocok sampai semua serbuk
sampai tanda. Larutan stabil dalam 7 hari. terbasahi. Sonikasi tidak kurang 10 menit dan sentrifus,
Larutan uji Pipet 15 ml alikuot, saring dan buang 5 ml gunakan beningan.
filtrat pertama.
- 809 -

Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Medroksiprogesteron Asetat. Hitung jumlah dalam dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg per
mg medroksiprogesteron asetat, C24H34O4, dalam serbuk ml.
tablet yang digunakan dengan rumus: Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 l
Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi
r  silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
25 C  U  bejana kromatografi yang berisi Fase gerak setengah
 rS  jenuh, biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam rambat, biarkan kering di udara. Semprot lempeng
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah dengan Penampak bercak 1, keringkan pada suhu 105
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. selama 15 menit. Amati bercak pada lempeng dengan
menyemprotkan Penampak bercak 2: harga Rf bercak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku.
C. Pada 3 ml larutan (1 dalam 60) tambahkan 1 ml
MEKSILETIN HIDROKLORIDA amonium hidroksida 6 N saring, dan asamkan filtrat
Mexiletine Hydrochloride dengan 2 ml asam nitrat P. Tambahkan 1 ml perak nitrat
LP: terbentuk endapan putih seperti dadih, larut dalam
amonium hidroksida 6 N berlebih (adanya klorida).

pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 10).

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan


(±)-1-Metil-2-(2,6-sililoksi)etilamina hidroklorida [5370- pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
01-04]
C11H17NO.HCl BM 215,72 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Meksiletin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C11H17NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari
Pemerian Serbuk putih. 1,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol kering; Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi Lakukan
agak sukar larut dalam asetonitril; praktis tidak larut seperti tertera pada Penetapan kadar.
dalam eter. Tidak optis aktif (larutan 1 dalam 20). Enceran larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
Baku pembanding Meksiletin Hidroklorida BPFI; lakukan sampai tanda. Larutan mengandung Meksiletin
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum Hidroklorida BPFI lebih kurang 0,2 mg per ml.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan dengan
Identifikasi Fase gerak sampai tanda.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya Penetapan kadar, kecuali suntikan Enceran larutan baku
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Enceran
Meksiletin Hidroklorida BPFI. larutan baku tidak lebih dari 3,0%.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. kadar. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P - zat dengan rumus:
amonium hidroksida P (425:70:50).
Penampak bercak 1 Buat larutan garam fast blue BB P C  ri 

(1 dalam 500) dalam metanol P. 500  
Penampak bercak 2 Buat larutan kalium hidroksida P W  rS 
(1 dalam 5) dalam metanol P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meksiletin C adalah kadar Meksiletin Hidroklorida BPFI dalam mg
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga per ml Enceran larutan baku; W adalah bobot zat dalam
kadar lebih kurang 10 mg per ml. mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; ri adalah
- 810 -

respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; MELFALAN


rS adalah respons puncak meksiletin dari Enceran larutan Melphalan
baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara NH2
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada (ClCH2CH2)2N CH2 C COOH
Kromatografi <931>.
Dapar natrium asetat Larutkan 11,5 g natrium asetat H
anhidrat P dalam 500 ml air, tambahkan 3,2 ml asam
asetat glasial P, campur dan biarkan dingin. Atur pH L-3-[p-[Bis(2-kloroetil)amino]fenil]alanina [148-82-3]
hingga 4,8±0,1 dengan penambahan asam klorida P, C13H18Cl2N2O2 BM 305,2
encerkan dengan air hingga 1000 ml.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar natrium Melfalan mengandung tidak kurang dari 93,0% dan tidak
asetat (600:400), saring dan awaudarakan. Jika perlu lebih dari 100,5% C13H18Cl2N2O2, dihitung terhadap zat
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang telah dikeringkan dan bebas klor terionisasi.
tertera pada Kromatografi <931>. [Perhatian Hati-hati jangan terhirup partikel melfalan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meksiletin dan hindari kontak dengan kulit]
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
gerak hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Pemerian Serbuk; hampir putih sampai kekuningan; bau
Larutan resolusi Buat larutan 2-feniletilamin lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 180º disertai
hidroklorida dalam Larutan baku hingga kadar lebih peruraian.
kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan dan dalam eter; larut dalam asam mineral encer; sukar
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. larut dalam etanol dan dalam metanol.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Baku pembanding Melfalan Hidroklorida BPFI; tidak
dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pelindung berisi boleh dikeringkan sebelum digunakan. Lakukan koreksi
bahan pengisi L1 dan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan Susut pengeringan untuk analisis kuantitatif dengan
mengeringkan sebagian kecil baku pembanding pada
pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 m, laju alir lebih
suhu 105º sampai bobot tetap. Simpan dalam wadah
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 20 l
tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak 2-
Identifikasi
feniletilamin dan meksiletin tidak kurang dari 3,0. Lakukan
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
200.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
pada Melfalan Hidroklorida BPFI.
dari 2,0%.
B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 10.000) dalam etanol P
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
di dalam tabung reaksi bersumbat kaca, tambahkan 1 ml
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji dapar asam ftalat pH 4,0, 1 ml larutan 4-(p-
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur nitrobenzil)piridin P dalam aseton P (1 dalam 20) dan 1
respons puncak utama. Waktu retensi relatif 2- ml larutan natrium klorida P 0,9%. Panaskan di atas
feniletilamin dan meksiletin berturut-turut lebih kurang tangas air pada suhu 80º selama 20 menit dan segera
0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg meksiletin dinginkan. Tambahkan 10 ml etanol P dan 1 ml kalsium
hidroklorida, C11H17NO.HCl, dalam zat yang digunakan hidroksida 1 N: terjadi warna lembayung hingga merah-
dengan rumus: lembayung.
C. Panaskan 100 mg dengan 10 ml natrium hidroksida
r  0,1 N di atas tangas air selama 10 menit: larutan yang
50 C  U  diperoleh, setelah diasamkan dengan asam nitrat 2 N,
 rS  menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C adalah kadar Meksiletin hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah Rotasi jenis <1081> Antara -30º dan -36º, dihitung
respons puncak meksiletin dari Larutan uji dan Larutan terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
baku. menggunakan larutan dalam metanol P yang mengandung
70 mg per ml, yang dibuat dengan pemanasan secara hati-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. hati.
- 811 -

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; Meloksikam mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º tidak lebih dari 100,5% C14H13N3O4S2, dihitung terhadap
hingga bobot tetap. zat yang telah dikeringkan.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. Pemerian Serbuk; kuning pucat.

Klor terionkan Timbang saksama lebih kurang 500 mg Kelarutan Larut dalam dimetilformamida; sukar larut
zat, larutkan dalam campuran 75 ml air dan 2 ml asam dalam aseton; sangat sukar larut dalam metanol dan dalam
nitrat P, biarkan selama 2 menit. Titrasi dengan perak etanol; praktis tidak larut dalam air.
nitrat 0,1 N LV; tentukan titik akhir secara
potensiometrik: tidak lebih dari 1,0 ml perak nitrat 0,1 N Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis
diperlukan per 500 mg zat. A Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis B Meloksikam
BPFI. Senyawa Sejenis C Meloksikam BPFI. Senyawa
Kandungan nitrogen <581> Metode II Tidak kurang Sejenis D Meloksikam BPFI.
dari 8,90% dan tidak lebih dari 9,45% N, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan Identifikasi
menggunakan lebih kurang 325 mg zat yang ditimbang A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
saksama dan asam sulfat 0,1 N LV sebagai titran. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 gelombang yang sama seperti pada Meloksikam BPFI.
mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan dalam B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
20 ml natrium hidroksida 0,5 N. Tutup gelas piala dengan dalam metanol P pada panjang gelombang antara 240-
kaca arloji, didihkan selama 30 menit, jika perlu 450 nm menunjukkan maksimum dan minimum pada
tambahkan air untuk mengganti air yang menguap. panjang gelombang yang sama seperti pada Meloksikam
Dinginkan, netralkan terhadap fenolftalein LP dengan BPFI.
asam asetat P, tambahkan 1 ml asam asetat P berlebih.
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV; tentukan titik akhir Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
secara potensiometrik menggunakan elektrode perak dan pengeringan pada 105° selama 4 jam.
kalomel. Elektrode kalomel telah dimodifikasi dan berisi
larutan jenuh kalium sulfat P. Dari hasil yang diperoleh Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pada penetapan klor terionkan, hitung volume dalam ml
perak nitrat 0,1 N yang setara dengan klor terionkan Logam berat <371> Metoda III Tidak lebih dari 10 bpj.
dalam sejumlah zat yang digunakan pada penetapan
kadar; kurangkan dari volume titran. Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tiap ml perak nitrat 0,1 N Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan Uji 1 atau Uji 2
setara dengan 15,26 mg C13H18Cl2N2O2 tergantung pada proses produksi yang digunakan].

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca tertutup Uji 1


rapat, tidak tembus cahaya. Larutan A Buat larutan kalium fosfat monobasa 0,1%
atur pH hingga 6,0 dengan penambahan natrium
hidroksida 1 N.
MELOKSIKAM Larutan B Metanol P.
Meloxicam Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
O O perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
S CH3 seperti tertera pada Kromatografi <931>.
N
H
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-
N N masing lebih kurang 4 mg Meloksikam BPFI, Senyawa
Sejenis A Meloksikam BPFI dan Senyawa Sejenis B
OH O S
Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
CH3 ml, larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium
hidroskida 1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
4-Hidroksi-2-metil-N-(5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2,-
benzotiazin-3-karboksamida 1,1-dioksida [71125-38-7]
C14H13N3O4S2 BM 351,40
- 812 -

Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg kurang dari 3,0; pada 260 nm: resolusi, R, antara senyawa
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 20- sejenis B meloksikam dan meloksikam tidak kurang dari 3,0.
ml, larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
hidroksida 1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
encerkan dengan metanol P sampai tanda. ulang tidak lebih dari 10%.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat, Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan dalam 5 sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
ml metanol P dan 0,3 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dalam kromatograf, rekam kromatogram pada panjang
dengan metanol P sampai tanda. gelombang 260 nm dan 350 nm, dan ukur respons
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada puncak. Hitung persentase masing-masing senyawa
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi sejenis dalam zat yang digunakan dengan rumus:
dilengkapi dengan detektor panjang gelombang dengan
deteksi pada panjang gelombang 260-350 nm; kolom 4,6 C   1   rU 
mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran 100  S     
partikel 5 µm, pertahankan suhu kolom pada 45°, laju alir  CU   F   rS 
lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram
sebagai berikut: CS adalah kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU adalah kadar meloksikam dalam mg per
Waktu Larutan A Larutan B ml Larutan uji; F adalah faktor respons relatif (lihat
Eluasi
(menit) (%) (%) Tabel 1); rU adalah respons puncak untuk masing-masing
0–2 60 40 Isokratik senyawa sejenis pada Larutan uji; dan rS adalah respons
2 – 10 60  30 40  70 Gradien linier puncak meloksikam pada 350 nm dari Larutan baku.
10 – 15 30 70 Isokratik [Catatan Untuk senyawa sejenis yang tertera pada Tabel
15 – 15,1 30  60 70  40 Gradien linier 1, hitung persentase masing-masing cemaran
15,1 – 18 60 40 Kesetimbangan
menggunakan respons puncak pada panjang gelombang
yang tertera pada Tabel 1. Untuk cemaran yang tidak
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
diketahui, respons puncak yang digunakan adalah
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
respons puncak pada panjang gelombang yang
pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis
memberikan respons lebih besar]. Masing-masing
terhadap puncak meloksikam pada lebih kurang 7 menit
cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas
seperti tertera pada Tabel 1. Pada 350 nm: resolusi, R, antara
yang tertera pada Tabel sebagai berikut:
senyawa sejenis A meloksikam dan meloksikam tidak

Tabel
Perkiraan Panjang Faktor Batas
Cemaran Retensi gelombang Respons cemaran
Relatif (nm) Relatif (F) (w/w, %)
4-Hidroksi-2-metil-2H-1,2-benzotiazin-3-asam karboksilat
1,4 350 0,5 0,1
etilester 1,1-dioksida(senyawa sejenis A meloksikam)
2-Amino-5-metil-tiazol (senyawa sejenis B meloksikam) 0,4 260 1,0 0,1
4-Hidroksi-2-metil-N-(N’-etil-5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2-
1,9 350 1,0 0,05
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida
4-Hidroksi-2-metil-N-(N’-metil-5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2-
1,7 350 1,0 0,05
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida
Cemaran individu yang tidak diketahui - 260 / 350 1,0 0,1
Jumlah semua cemaran - - - 0,3

Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan persediaan baku 2 Timbang saksama masing-
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika masing lebih kurang 5 mg Senyawa sejenis B Meloksikam
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem BPFI, Senyawa Sejenis C Meloksikam BPFI dan Senyawa
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Sejenis D Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu
Pengencer A Campuran Pengencer B-natrium tentukur 100-ml, tambahkan 6 ml natrium hidroksida 0,4
hidroksida 0,4 N (50:3). N, sonikasi selama 2 menit. Tambahkan 40 ml metanol P,
Pengencer B Campuran air-metanol P (60:40). sonikasi selama 2 menit, encerkan dengan air sampai
Larutan persediaan baku 1 Timbang saksama sejumlah tanda.
Meloksikam BPFI larutkan dalam Pengencer A hingga Larutan baku Pipet masing-masing 1 ml Larutan
kadar 50 µg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu persediaan baku 1 dan Larutan persediaan baku 2 ke
tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer B sampai dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer B
tanda. sampai tanda.
- 813 -

Larutan persediaan kesesuaian sistem Buat larutan penyuntikan ulang pada panjang gelombang 350 nm untuk
yang mengandung Meloksikam BPFI 2 mg per ml dalam senyawa sejenis C meloksikam dan senyawa sejenis D
Pengencer A. meloksikam tidak lebih dari 5,0%; dan pada panjang
Larutan kesesuaian sistem Pipet 5 ml Larutan gelombang 260 nm senyawa sejenis B meloksikam tidak
persediaan kesesuaian sistem dan 1 ml Larutan persediaan lebih dari 5,0%.
baku 2 ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Pengencer B sampai tanda. sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, ke dalam kromatograf, rekam kromatogram pada panjang
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan dengan gelombang 260 nm dan 350 nm, dan ukur respons
10 ml Pengencer A, encerkan dengan Pengencer B puncak. Hitung persentase masing-masing senyawa
sampai tanda. sejenis dalam zat dengan rumus:
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi C   rU 
dilengkapi dengan detektor 2 panjang gelombang dengan 100  S   
deteksi pada panjang gelombang 260 nm dan 350 nm;  CU   rS 
kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 5 µm, pertahankan suhu kolom pada 45°, CS adalah kadar Senyawa sejenis BPFI yang ditetapkan
laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf dalam mg per ml Larutan baku [Catatan Gunakan kadar
diprogram sebagai berikut: Meloksikam BPFI untuk menghitung total cemaran yang
tidak diketahui]; CU adalah kadar meloksikam dalam mg
Waktu Larutan A Larutan B per ml Larutan uji; rU adalah respons puncak masing-
Eluasi masing cemaran dari Larutan uji; dan rS adalah respons
(menit) (%) (%)
0 – 25 45 55 Isokratik puncak yang menunjukkan senyawa sejenis yang
25 – 30 45  30 55  70 Gradien linier diperoleh dari Larutan baku. [Catatan Gunakan respons
30 – 40 30 70 Isokratik puncak Meloksikam BPFI untuk menghitung total
40 – 45 30  45 70  55 Gradien linier cemaran yang tidak diketahui; untuk cemaran yang
45 – 50 45 55 Kesetimbangan ditetapkan, hitung persentase kandungan masing-masing
cemaran menggunakan respons puncak Larutan uji
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, seperti tertera pada Tabel 2. Untuk cemaran yang tidak
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti diketahui, hitung jumlah persentase menggunakan
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis respons puncak yang direkam pada panjang gelombang
terhadap puncak meloksikam pada lebih kurang 5 menit yang memberikan respons paling besar]. Masing-masing
seperti tertera pada Tabel 2; dan resolusi, R, antara senyawa cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas
sejenis D meloksikam dan meloksikam pada 350 nm tidak yang tertera pada Tabel 2 sebagai berikut:
kurang dari 5,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Tabel 2
Perkiraan Retensi Panjang gelombang Batas cemaran
Cemaran
Relatif (nm) (w/w, %)
2-Amino-5-metil-tiazol (senyawa sejenis B meloksikam) 0,8 260 0,1
Isopropil-4-hidroksi-2-metil-2H-1,2-benzotiazin-3-
3,2 350 0,1
karboksilat-1,1-dioksida (senyawa sejenis C meloksikam)
4-Metoksi-2-metil-N-(5-metil-1,3-tiazol-2il)-2H-1,2-
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida 2,4 350 0,1
(senyawa sejenis D meloksikam)
Cemaran individu yang tidak diketahui - 260 / 350 0,1
Jumlah semua cemaran - - 0,3

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada masing lebih kurang 4 mg Meloksikam BPFI dan
Kromatografi<931>. Senyawa Sejenis A Meloksikam BPFI masukkan ke dalam
Dapar Buat larutan amonium asetat 0,1% atur pH labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 25 ml metanol P dan
hingga 9,1 dengan penambahan larutan amonia 10%. 0,1 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air
Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (58:42). sampai tanda.
Saring dan awaudarakan, Jika perlu lakukan penyesuaian Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 100-
Kromatografi<931>. ml, larutkan dalam 50 ml metanol P dan 0,2 ml natrium
hidroksida 1 N, encerkan dengan air sampai tanda.
814

Larutan uji Timbang saksama 20 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan 50 ml
metanol P. Tambahkan 0,2 ml natrium hidroksida 1 N, dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara
encerkan dengan air sampai tanda. Kromatografi Lapis Tipis <281>. Angkat lempeng, tandai
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada batas rambat dan biarkan kering di udara, amati bercak di
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf dari bercak gelap
dilengkapi dengan detektor 360 nm dan kolom 4,6 mm x utama yang diperoleh dari Larutan uji (lebih kurang 0,45)
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 sesuai dengan Larutan baku.
µm, pertahankan suhu kolom pada 45°, laju alir lebih B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur diperoleh pada Penetapan kadar
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
retensi relatif senyawa sejenis A meloksikam dan pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5.
meloksikam berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0;
resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 3,0; Kekentalan <1051> Antara 40 dan 100 sentipois;
faktor ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0; dan lakukan penetapan pada suhu 20º menggunakan ”shear
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak rate programmable rotational viscometer”.
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Disolusi <1231>
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,5.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Alat tipe 2: 25 rpm.
respons puncak meloksikam. Hitung jumlah dalam mg Waktu:15 menit.
meloksikam, C14H13N3O4S2, dalam zat yang digunakan Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S yang terlarut
dengan rumus: menggunakan metode sebagai berikut:
r  Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20,83 mg
100C  U  Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-
 rS  ml. Larutkan dalam 5 ml metanol P dan 1 ml natrium
hidroksida 0,1 M, encerkan dengan Media disolusi sampai
C adalah kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml tanda. Encerkan secara kuantitatif dengan Media disolusi
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons hingga kadar lebih kurang 8,3 µg per ml.
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji Kocok masing-masing sejumlah 6
sampel selama 15 menit. Timbang saksama sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, suspensi oral setara dengan 7,5 mg meloksikam, masukkan
pada suhu ruang. ke dalam gelas piala 10 ml yang telah ditara, catat bobot.
Lakukan hal yang sama untuk 5 sampel berikutnya. Masing-
masing sampel tuang tepat di bagian tengah labu disolusi,
SUSPENSI ORAL MELOKSIKAM dan bilas masing-masing gelas piala dengan lebih kurang 20
Meloxicam Oral Suspension ml media yang diambil dari labu disolusi.
Turunkan dayung secara hati-hati hingga mencapai tinggi
Suspensi Oral Meloksikam mengandung meloksikam, yang dipersyaratkan dan alat mulai dioperasikan. Setelah 15
C14H13N3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih menit, ambil 20 ml alikuot, saring melalui penyaring nilon
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dengan porositas 0,45 µm, buang 3 ml filtrat pertama.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S2 yang
Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji dan Larutan
B Meloksikam BPFI. baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 362 nm dengan Media disolusi sebagai blangko.
Identifikasi Hitung jumlah meloksikam, C14H13N3O4S2 yang terlarut
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera dengan rumus:
pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
 C d  A 
<281>. 900 S  U 100
Larutan uji Masukkan sejumlah suspensi oral setara  WU L  AS 
dengan lebih kurang 2,5 mg meloksikam ke dalam labu
tentukur 10-ml. Encerkan dengan aseton P sampai 900 adalah volume Media disolusi dalam ml; CS adalah
tanda, dan kocok selama 10 menit. Jika perlu, saring kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
melalui kertas saring berlipat. d adalah bobot jenis dalam g per ml suspensi oral; WU
Larutan baku Larutkan sejumlah Meloksikam BPFI adalah bobot suspensi oral dalam mg; L adalah kadar
dalam 1 ml air dan encerkan dengan aseton P hingga meloksikam yang tertera pada etiket dalam mg per ml;
kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-amonium
hidroksida P (80:20:1).
- 815 -

100 adalah faktor konversi persentase; AU dan AS berturut- sejenis pada panjang gelombang 260 nm. Hitung
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. persentase masing-masing produk degradasi yang tidak
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak diketahui dengan rumus:
kurang dari 75% (Q) C14H13N3O4S2 dari jumlah yang  r 
tertera pada etiket. 100  i 
 rS 
Batas mikroba <51> Jumlah total angka mikroba aerob
tidak lebih dari 100 cfu per g atau 100 cfu per ml. Angka ri adalah respons puncak masing-masing produk
jamur dan kapang tidak lebih dari 50 cfu per g atau 50 cfu degradasi pada panjang gelombang 360 nm; rS adalah
per ml. Memenuhi persyaratan uji Escherichia coli. jumlah respons puncak meloksikam dan semua cemaran
yang diperoleh dari Larutan uji pada panjang gelombang
Kemurnian kromatografi Senyawa sejenis B 360 nm.
meloksikam tidak lebih dari 0,15%; masing-masing
produk degradasi tidak lebih dari 0,2% dan jumlah semua Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
produk degradasi tidak lebih dari 0,5%. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Kromatografi <931>.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Dapar Larutkan 2 g asam sitrat monohidrat P dan 2 g
Dapar, Fase gerak, Pengencer, Larutan baku asam borat P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 2,9
persediaan senyawa sejenis, Larutan uji Lakukan seperti dengan penambahan trinatrium sitrat dihidrat P.
tertera pada Penetapan kadar. Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P-
Larutan kesesuaian sistem Encerkan Larutan baku asetonitril P (565:260:200). Ambil 1000 ml larutan ini
persediaan senyawa sejenis dengan Pengencer hingga tambahkan 200 mg natrium dodesil sulfat P, saring dan
kadar lebih kurang 0,08 µg per ml. awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Larutan baku senyawa sejenis Encerkan Larutan baku Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
persediaan senyawa sejenis dengan Pengencer hingga <931>.
kadar lebih kurang 0,5 µg per ml. Pengencer Larutkan 3 g asam borat P dan 1,5 g
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada trinatrium sitrat dihidrat P ke dalam 1000 ml air. Atur
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap pH hingga 8,3 dengan penambahan natrium hidroksida 2
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur N. Campur 420 ml larutan ini dengan 420 ml methanol P
respons puncak pada panjang gelombang maksimum 260 dan 160 ml asetonitril P.
nm seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
pada penyuntikan ulang untuk senyawa sejenis B kurang 67 mg Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam
meloksikam tidak lebih dari 10%. Lakukan kromatografi labu tentukur 100-ml. Tambahkan 3,0 ml
berturut-turut terhadap Larutan baku senyawa sejenis, dimetilformamida P. Kocok hingga larut dan biarkan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak pada selama lebih kurang 5 menit. Tambahkan 15 ml metanol
panjang gelombang maksimum 260 nm seperti tertera pada P, encerkan dengan Pengencer hingga dibawah garis tanda.
Prosedur: faktor ikutan puncak senyawa sejenis B Sonikasi selama 30 menit dan kocok sampai larut. Biarkan
meloksikam tidak lebih dari 2,0. sampai suhu ruang. Encerkan dengan Pengencer sampai
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tanda.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku senyawa sejenis
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,27 mg per
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
ml.
kromatogram dan ukur respons puncak pada panjang
Larutan baku persediaan senyawa sejenis Timbang
gelombang 260 nm dan 360 nm. Lakukan kromatografi
saksama lebih kurang 21 mg Senyawa Sejenis B
selama lebih kurang 20 menit atau dua kali waktu retensi
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 100-
meloksikam. Hitung persentase senyawa sejenis B
ml. Tambahkan 3,0 ml dimetilformamida P, kocok dan
meloksikam dengan rumus:
biarkan selama 5 menit, tambahkan 15 ml metanol P, dan
lebih kurang 60 ml Pengencer. Sonikasi dan campur
 5000   C   rU 
     hingga larut, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan
 L  V   rS  Pengencer sampai tanda. Encerkan sejumlah volume
larutan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 8,4
L adalah kadar meloksikam yang tertera pada etiket g per ml.
dalam mg per ml; C adalah kadar Senyawa sejenis B Larutan kesesuaian sistem Ukur saksama sejumlah
Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku volume suspensi oral setara dengan lebih kurang 15 mg
senyawa sejenis; V adalah volume dalam ml suspensi oral meloksikam, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
yang digunakan untuk membuat Larutan uji; rU adalah Tambahkan 3,0 ml Larutan baku persediaan senyawa
respons puncak senyawa sejenis B meloksikam yang sejenis, tambahkan 3,0 ml dimetilformamida P, kocok
diperoleh dari Larutan uji pada panjang gelombang 260 dan biarkan selama lebih kurang 5 menit, tambahkan 15
nm dan rS adalah respons puncak senyawa sejenis B ml metanol P, tambahkan Pengencer sampai dibawah
meloksikam yang diperoleh dari Larutan baku senyawa tanda. Sonikasi selama 30 menit, kocok kuat setiap 5
- 816 -

menit, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan Tablet Meloksikam mengandung meloksikam,
Pengencer sampai tanda. Kocok dan biarkan mengendap, C14H13N3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
saring dengan penyaring membran dengan porositas 0,45 dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
m melalui pra-penyaring serat kaca. Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi B Meloksikam BPFI.
oral setara dengan lebih kurang 15 mg meloksikam,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 3,0 Identifikasi
ml dimetilformamida P, kocok dan biarkan selama lebih A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
kurang 5 menit, tambahkan 15 ml metanol P, tambahkan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Pengencer hingga di bawah tanda. Sonikasi selama 30 Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-amonia
menit, kocok kuat tiap 5 menit, dinginkan hingga suhu 25% (80:20:1).
ruang, tambahkan Pengencer sampai tanda. Kocok dan Larutan natrium hidroksida metanol 0,1 N Encerkan
biarkan mengendap, saring dengan penyaring membran 100 ml natrium hidroksida 1 N dengan metanol P hingga
dengan porositas 0,45 m melalui pra-penyaring serat 1000 ml.
kaca. Larutan uji Timbang dan serbukkan sejumlah tablet.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 50 mg meloksikam, masukkan ke dalam labu yang sesuai,
dilengkapi dengan detektor 260 nm dan 360 nm, kolom 4 tambahkan lebih kurang 5 ml Larutan natrium hidroksida
mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran metanol 0,1 N, tambahkan 20 ml metanol P, aduk selama
partikel 5 m, pertahankan suhu kolom pada 40º, laju alir lebih kurang 15 menit. Saring campuran dan gunakan
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi filtrat.
terhadap Larutan kesesuaian sistem selama lebih kurang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
20 menit atau dua kali waktu retensi meloksikam, rekam Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada ml, larutkan dalam 2 ml Larutan natrium hidroksida
Prosedur: pada panjang gelombang 360 nm resolusi antara metanol 0,1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
meloksikam dan puncak lain yang terdekat tidak kurang dari B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
1,5; faktor ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0. uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam pada Penetapan kadar.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam
Prosedur: pada panjang gelombang 360 nm; simpangan Disolusi <1231>
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Media disolusi: 900 ml, Dapar fosfat pH 7,5 yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dibuat dengan melarutkan 6,81 g kalium fosfat monobasa
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji P dalam 800 ml air, atur pH hingga 7,5 dengan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur penambahan natrium hidroksida 0,5 N dan encerkan
respons puncak pada panjang gelombang 360 nm. dengan air hingga 1000 ml.
Hitung jumlah dalam mg meloksikam, C14H13N3O4S2 Alat tipe 2: 75 rpm
dalam mg per ml suspensi oral dengan rumus: Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S2 yang terlarut
dengan cara sebagai berikut:
C   rU 
50   Larutan baku 1 (Untuk tablet yang mengandung 7,5 mg
V   rS  meloksikam) Timbang saksama lebih kurang 33,3 mg
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 100-
C adalah kadar Meloksikan BPFI dalam mg per ml ml, tambahkan 5,0 ml metanol P; 1,0 ml natrium
Larutan baku; V adalah volume dalam ml suspensi oral hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan Media disolusi
yang digunakan untuk membuat Larutan uji; rU dan rS sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
berturut-turut adalah respons puncak meloksikam 100-ml, encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
360 nm. encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Larutan baku 2 (Untuk tablet yang mengandung 15 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, meloksikam) Timbang saksama lebih kurang 33,3 mg
pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara 15° Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 100-
dan 30°. ml, tambahkan 5,0 ml metanol P; 1,0 ml natrium
hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan Media disolusi
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
TABLET MELOKSIKAM 1000-ml, encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Meloxicam Tablet Larutan uji Gunakan alikuot yang disaring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 10 µm. Buang
beberapa ml filtrat pertama.
- 817 -

Prosedur Ukur serapan Larutan uji, dan serapan (senyawa sejenis B meloksikam [2-amino-5-metiltiazol])
Larutan baku 1 atau Larutan baku 2 pada panjang dan 1,0 untuk semua cemaran lain; C adalah kadar
gelombang serapan maksimum lebih kurang 362 nm Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku; W
menggunakan Media disolusi sebagai blangko. Hitung adalah bobot dalam mg, tablet yang digunakan untuk
persentase meloksikam, C14H13N3O4S2, yang terlarut Larutan uji; A adalah bobot rata-rata tablet; L adalah
dengan rumus: jumlah dalam mg meloksikam dalam tiap tablet yang
 C  A  tertera pada etiket; ri adalah respons puncak masing-
900  S   U 100 masing cemaran dalam Larutan uji dan rS adalah respons
 L  AS  puncak meloksikam dalam Larutan baku.

900 adalah volume Media disolusi; CS adalah kadar Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku; L Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
adalah jumlah dalam mg meloksikam tiap tablet seperti Kromatografi <931>.
yang tertera pada etiket; 100 adalah faktor konversi Larutan A Larutkan 2,0 g amonium fosfat dibasa P
persentase; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan dalam 1000 ml air, dan atur pH hingga 7,0±0,1 dengan
uji dan Larutan baku. penambahan asam fosfat P.
Toleransi: Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Larutan B Campuran metanol P-isopropanol P
kurang dari 70% (Q) C14H13N3O4S2, dari jumlah yang (650:100).
tertera pada etiket. Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A-Larutan
B (63:37). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis B meloksikam tidak Larutan baku persediaan [Catatan Larutan baku
lebih dari 0,15%; masing-masing cemaran lainnya tidak persediaan dibuat dengan kadar akhir dalam mg per ml
lebih dari 0,2%; total cemaran tidak lebih dari 0,5%. lebih kurang setara dengan kadar Larutan uji
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair persediaan]. Timbang saksama sejumlah Meloksikam
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan baku, dalam 1 ml natrium hidroksida 1 N dan 30 ml metanol P,
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 10
kadar. ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Larutan kesesuaian sistem Pipet 4 ml Larutan baku ke 10 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan metanol P metanol P sampai tanda.
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur Larutan baku Pipet 15 ml Larutan baku persediaan ke
50-ml, tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dalam labu tentukur 25-ml, dan encerkan dengan air
dengan metanol P sampai tanda. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan uji persediaan Masukkan 10 tablet ke dalam
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan lebih kurang 100 ml
Penetapan kadar, kecuali lakukan kromatografi terhadap natrium hidroksida 1 N, kocok untuk mendispersikan
Larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem, rekam tablet, dan tambahkan 800 ml metanol P. Sonikasi selama
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera lebih kurang 15 menit, kemudian aduk selama 30 menit.
pada Prosedur: faktor ikutan puncak meloksikam tidak Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Saring larutan
lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan dan gunakan filtrat.
ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%; dan Larutan uji Pipet 15 ml Larutan uji persediaan ke
perbandingan ”signal to noise” puncak meloksikam dalam labu tentukur 25-ml, dan encerkan dengan air
dalam kromatogram Larutan kesesuaian sistem tidak sampai tanda.
kurang dari 10,0. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pelindung
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur berisi bahan pengisi L1, kolom 4 mm x 10 cm berisi
respons puncak. Tetapkan waktu retensi relatif untuk bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit,
puncak cemaran terhadap puncak meloksikam. Hitung pertahankan suhu kolom pada 40°. Lakukan kromatografi
persentase masing-masing cemaran dengan rumus: terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
 5000   1   C   A   ri  ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0; dan
      simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
 3   F   W   L   rS 
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
F adalah faktor respons relatif untuk masing-masing
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
senyawa sejenis dan setara dengan 2,7 untuk senyawa
pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
sejenis dengan waktu retensi relatif lebih kurang 0,5
- 818 -

puncak utama. Hitung jumlah dalam mg meloksikam,


C14H13N3O4S2, dalam tablet yang digunakan dengan Jarak lebur <1021>Metode I Antara 105º dan 107º.
rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
C   rU  lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
5000    
 3   rS 
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
C adalah kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml Cemaran umum <481>
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
baku. Fase gerak Gunakan pelarut kloroform P.
Penampak bercak Gunakan penampak bercak nomor 1.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 150
antara 15° dan 30°. mg zat, masukkan ke dalam labu 150 ml. Tambahkan 15
ml asam asetat glasial P dan 15 ml asam klorida 3 N, putar
labu hingga zat larut. Tambahkan lebih kurang 3 g serbuk
MENADION zink, tutup labu dengan penutup yang dilengkapi dengan
Menadione katup Bunsen, kocok, dan diamkan di tempat gelap
O selama 1 jam, sambil sering dikocok. Enaptuangkan
CH3 dengan cepat melalui penyaring kapas ke dalam labu lain,
cuci segera labu reduksi tiga kali tiap kali dengan 10 ml
air yang baru dididihkan dan telah didinginkan, tambahkan
0,1 ml ortofenantrolin LP, titrasi segera kumpulkan filtrat
O
dan air cucian dengan serium (IV) sulfat 0,1 N LV.
2-Metil-1,4-naftokuinon [58-27-5] Lakukan penetapan blangko.
C11H8O2 BM 172,18
Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N
Menadion mengandung tidak kurang dari 98,5% dan setara dengan 8,609 mg C11H8O2
tidak lebih dari 101,0% C11H8O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
[Perhatian Serbuk menadion menyebabkan iritasi pada tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih
saluran pernapasan dan kulit, dan larutan dalam etanol diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.
dapat menyebabkan bengkak]

Pemerian Serbuk atau hablur, kuning cerah; praktis tidak


berbau; dipengaruhi oleh cahaya matahari. INJEKSI MENADION
Menadione Injection
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
minyak nabati; agak sukar larut dalam kloroform dan Injeksi Menadion adalah larutan steril menadion dalam
dalam etanol. minyak. Mengandung menadion, C11H8O2, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang
Baku pembanding Menadion BPFI [Perhatian Hindari tertera pada etiket.
kontak dan hindarkan dari paparan cahaya]; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum Baku pembanding Menadion BPFI [Perhatian Hindari
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan kontak dan hindarkan dari paparan cahaya]; lakukan
terlindung cahaya. pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
Identifikasi terlindung cahaya. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
gelombang yang sama seperti pada Menadion BPFI. belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 5 µg per ml
dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum Endotoksin Bakteri <201> Mengandung tidak lebih 58,3
pada panjang gelombang yang sama seperti pada unit Endotoksin FI per mg menadion.
Menadion BPFI; serapan masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 250 nm:
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
- 819 -

Penetapan kadar [Perhatian Selama penetapan Menadion Natrium Bisulfit adalah campuran yang terdiri
hindarkan menadion dan larutannya dari pengaruh dari menadion natrium bisulfit dan natrium bisulfit.
cahaya.] Mengandung tidak kurang dari 63,0% dan tidak lebih dari
Pelarut Campuran etanol P-eter P (1:1). 75,0% C11H9NaO5S.3H2O, dan tidak kurang dari 30,0%
Amonia alkohol Campuran volume sama amonium dan tidak lebih dari 38,0% NaHSO3.
hidroksida P dan etanol P.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau;
Menadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100- higroskopik.
ml. Larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Simpan larutan dalam wadah tertutup rapat di tempat Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
gelap, dingin, dan gunakan dalam waktu 7 hari. dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; praktis
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi tidak larut dalam benzen.
setara dengan lebih kurang 25 mg menadion, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pelarut Baku pembanding Menadion Natrium Bisulfit BPFI.
sampai tanda, campur.
Prosedur Masukkan 1,0 ml Larutan baku dan 1,0 ml Identifikasi
Larutan uji masing-masing ke dalam dua labu tentukur A. Larutkan lebih kurang 100 mg dengan 10 ml air
50-ml, tambahkan masing-masing 4 ml etanol P, campur. dalam corong pisah, tambahkan 3 ml larutan natrium
Kemudian ke dalam masing-masing labu tambahkan 1,0 karbonat monohidrat P (1 dalam 10). Ekstraksi endapan
ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 50 mg 2,4- dua kali, tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Saring
dinitrofenilhidrazin P dalam 20 ml campuran asam klorida lapisan kloroform melalui penyaring yang telah dicuci
3 N-air (2:1). Letakkan labu dalam tangas air; dengan kloroform P, uapkan filtrat dengan aliran udara
pertahankan suhu pada 70º-75º selama 15 menit, kocok hingga kering. Larutkan residu dalam beberapa ml etanol
kuat tiap 2-3 menit. Segera setelah pemanasan, dinginkan P, uapkan hingga kering: jarak lebur sisa antara 104º dan
hingga suhu lebih kurang 25º, tambahkan ke dalam 107º .
masing-masing labu, 5 ml Amonia alkohol. Kocok, B. Pada 50 mg endapan yang diperoleh pada
tambahkan etanol P sampai tanda, campur, biarkan Identifikasi A, tambahkan 5 ml air dan 75 mg natrium
selama 15 menit, dan enaptuangkan dari minyak yang bisulfit P, panaskan di atas tangas uap sambil dikocok
memisah. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan kuat-kuat hingga larut, larutan hampir tidak berwarna.
maksimum lebih kurang 635 nm menggunakan pereaksi Encerkan dengan air secukupnya hingga 50 ml, campur.
tanpa zat sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg Pada 2 ml tambahkan 2 ml campuran etanol P dan
menadion, C11H8O2, dalam tiap ml injeksi dengan rumus: amonium hidroksida P volume sama, kocok. Tambahkan
3 tetes etil sianoasetat P: terjadi warna biru keunguan
C  A  yang dengan penambahan 1 ml larutan natrium
0 ,1   U  hidroksida P 33,3% berubah menjadi hijau kemudian
 V   AS 
kuning.
C. Pada 2 ml larutan 4% tambahkan beberapa tetes
C adalah kadar Menadion BPFI dalam µg per ml Larutan
asam klorida encer P, hangatkan: tercium bau belerang
baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml;
dioksida.
AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
Larutan baku.
Natrium Bisulfit Timbang saksama lebih kurang 2 g zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 ml, masukkan
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan
25,0 ml iodum 0,1 N, tutup, campur, biarkan selama 5
menit. Tambahkan hati-hati 1 ml asam klorida P, titrasi
MENADION NATRIUM BISULFIT dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, menggunakan
Menadione Sodium Bisulphate indikator kanji LP. Lakukan penetapan blangko.
O
Tiap ml iodum 1,0 N
SO 3 Na setara dengan 5,203 mg NaHSO3
3H 2O
CH3
Selenium <391> Tidak lebih dari 3 bpj.
O
Air <1031>Metode I Antara 9,0% dan 13,0%.
1,2,3,4-Tetrahidro-2-metil-1,4-diokso-2-naftalena
sulfonat garam natrium asam trihidrat [130-37-0] Penetapan kadar
C11H9NaO5S.3H2O BM 324,24 Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Menadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 250-
- 820 -

ml, larutkan dan encerkan dengan kloroform P sampai Mikroskopik Sel epidermis bawah dilihat dari
tanda. Pipet 2 ml ke dalam labu tentukur 100-ml, permukaan berbentuk isodiametrik dengan dinding
encerkan dengan etanol mutlak P sampai tanda hingga antiklinat berombak dan bernoktah, kutikula bergaris di
kadar lebih kurang 4 µg per ml. atas urat daun, stomata diasitik, banyak terdapat di
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g, permukaan bawah, sedangkan di permukaan atas tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan ada atau jarang; rambut penutup, pendek, membulat,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml ke dalam bersel satu atau dua, atau memanjang dan berangkai
corong pisah, tambahkan 40 ml kloroform P dan 5 ml bersel 3-8, dengan kutikula bergaris; rambut kelenjar ada
larutan natrium karbonat monohidrat P (1 dalam 10), dua tipe. Tipe pertama pangkal bersel satu dengan sel
kocok kuat-kuat selama 30 detik, biarkan memisah. kepala kecil, bulat, bersel satu, diameter 15-25 µm, tipe
Saring lapisan kloroform melalui kapas yang telah kedua pangkal bersel satu dengan sel kepala bulat telur
dibasahi dengan kloroform P ke dalam labu tentukur 200- melebar, diameter 55-70 µm, tersusun oleh 8 sel yang
ml. Bilas segera penyaring dengan 40 ml kloroform P. terlihat bersinar; sel epidermis atas mempunyai dinding
Campur bilasan ke dalam ekstrak yang terdapat dalam antiklinal berombak dan bernoktah. Di bagian lebih dalam
labu tentukur. Ekstraksi lapisan air dua kali, tiap kali terdapat satu lapis sel jaringan palisade dan 4-6 lapisan
dengan 20 ml kloroform P, saring tiap ekstrak, cuci mesofil berupa jaringan bunga karang. Ibu tulang daun
segera penyaring tiap kali dengan 20 ml kloroform P. mempunyai berkas pengangkut kolateral dengan jari-jari
Campur semua filtrat dan cairan cucian ke dalam ekstrak empulur sempit dan kolenkim di bawah epidermis. Tidak
yang terdapat dalam labu tentukur. Encerkan dengan ditemukan hablur kalsium oksalat.
kloroform P sampai tanda. Pipet 2 ml ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan etanol P sampai tanda. Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Fase gerak Campuran toluen P-etil asetat P (95:5)
250 nm terhadap blangko campuran kloroform P-etanol Larutan 1 Tambahkan 2 ml diklorometan P pada 200
mutlak P (1:50). Hitung jumlah dalam mg mg serbuk daun, kocok beberapa menit, saring, uapkan
C11H9NaO5S3H2O, menadion natrium bisulfit dengan filtrat sampai kering pada suhu 40º dan larutkan residu
rumus: dalam 0,1 ml toluen P.
 330 , 28   Au  Larutan 2 Larutkan 50 mg (-)-mentol, 20 µl sineol, 10
100    C  ml timol dan 10 µl metil asetat dalam toluen P hingga
 172 ,18   As 
diperoleh 10 ml larutan.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20
C adalah kadar Menadion Bisulfit BPFI dalam mg per ml µl Larutan 1 dan 10 µl Larutan 2 pada lempeng
Larutan baku: Au dan As berturut-turut adalah serapan kromatografi silika gel GF 254. Biarkan kering di udara
Larutan uji dan Larutan baku. hingga bau cairan Fase gerak tidak berdeteksi lagi,
kemudian amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, kromatogram Larutan 1 tidak terdeteksi bercak dengan Rf
terlindung cahaya. sedikit lebih rendah dari bercak timol pada kromatogram
Larutan 2, yang menunjukkan tidak adanya karvon dan
pulegon. Semprot lempeng dengan larutan anisaldehida
DAUN MENTA LP panaskan pada suhu 100º-105º selama 5-10 menit dan
Menthae Piperitae Folium amati kromatogram, Larutan 2 memperlihatkan bercak-
bercak, mulai dari harga Rf terendah, bercak biru tua
Daun Menta adalah daun yang dikeringkan dari Mentha hingga ungu (mentol), bercak biru ungu hingga coklat
piperita Linné (Familia Labiatae). Kadar minyak atsiri (sineol), bercak merah muda (timol) dan bercak ungu
tidak kurang dari 1,2% v/b. kebiruan (metil asetat). Kromatogram Larutan 1
memperlihatkan bercak intensif sesuai dengan mentol,
Makroskopik Daun, utuh maupun tidak, tipis, mudah bercak yang kurang jelas sesuai sineol; bercak ungu
remuk, sering kali mengkerut, hijau hingga hijau kebiruan sesuai dengan mentil asetat dan bercak dengan
kecoklatan, dan beberapa varietas mempunyai urat daun Rf sedikit lebih rendah terdapat bercak kehijauan sesuai
ungu kecoklatan; helaian daun panjang 3-9 cm, lebar 1-3 dengan menton. Kromatogram Larutan 1 tidak
cm, bulat telur atau bulat telur memanjang, ujung memperlihatkan bercak intensif warna hijau keabuan atau
meruncing, tepi bergigi tajam, pangkal asimetris; bercak abu-abu kebiruan lemah pada daerah Rf antara
pertulangan daun menyirip, menonjol dari permukaan sineol dan timol dari kromatogram Larutan 2, yang
bawah, urat daun lateral yang keluar dari ibu tulang daun menunjukkan tidak adanya karvon, pulegon dan
membuat sudut lebih kurang 45º, permukaan bawah isomenton. Kromatogram Larutan 1 memperlihatkan
sedikit berbulu dan mempunyai rambut kelenjar yang di bercak ungu kemerahan intensif di dekat batas rambat
bawah kaca pembesar dengan pembesaran enam kali yang menunjukkan hidrokarbon dan sebuah bercak
terlihat sebagai bintik mengkilap kekuningan; tangkai kuning kecoklatan pada daerah Rf sedikit lebih rendah
daun berlekuk, panjang 5-10 mm.
- 821 -

yang menunjukkan mentofuran. Bercak lain dengan Identifikasi Bila digerus dengan kamfer, atau kloral
warna yang kurang intensif dapat juga terlihat. hidrat atau fenol sama berat, campuran akan mencair.

Bahan organik asing Tidak lebih dari 5% yang berupa Jarak lebur l-mentol <1021> Antara 41º dan 44º.
bagian batang dengan diameter tidak lebih dari 1 mm dan
tidak lebih dari 2% bahan organik asing lain. Jarak beku dl-mentol <1101> Lakukan penetapan
Mengandung tidak lebih dari 10% daun yang memberi sebaiknya dalam ruangan dengan suhu di bawah 30º dan
warna cokelat yang menunjukkan adanya Puccinia kelembaban relatif di bawah 50%. Masukkan lebih kurang
menthae. Lakukan penetapan seperti tertera pada 10 g mentol rasemik, yang sebelumnya telah dikeringkan
Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia dalam desikator di atas silika gel selama 24 jam, ke dalam
<671>, menggunakan 10 g contoh. tabung reaksi kering dengan diameter dalam 18 - 20 mm,
dan lelehkan isinya pada suhu lebih kurang 40º.
Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 1,5%; Masukkan tabung reaksi dalam air dengan suhu antara
lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan 23º-25º, dan aduk isi tabung terus menerus dengan
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>, termometer, atur ujung termometer tetap terendam dalam
menggunakan 1 g serbuk. cairan. Mentol rasemik membeku pada suhu antara 27º -
28º. Setelah suhu beku stabil, tambahkan beberapa mg
Air <1031>Metode II Tidak lebih dari 11%; lakukan mentol rasemik yang telah dikeringkan ke dalam massa
penetapan menggunakan 20 g. yang membeku, dan lanjutkan pengadukan: setelah
beberapa menit suhu naik dengan cepat menjadi 30,5º -
Penetapan kadar Lakukan penetapan Kadar Minyak 32,0º.
Atsiri dengan Alat 1 seperti tertera pada Pengambilan
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>, Rotasi jenis <1081> Antara -51º dan -45º untuk l-mentol;
menggunakan 20 g bahan, 200 ml air sebagai cairan antara -2º dan +2º untuk dl-mentol; lakukan penetapan
destilasi labu bulat 500 ml; destilasi pada kecepatan rata- menggunakan larutan dalam etanol P yang mengandung
rata 2-4 ml per menit selama 2 jam. 100 mg per ml.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Residu tidak mudah menguap Tidak lebih dari 0,05%.
dan terlindung cahaya. Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, uapkan dalam
cawan porselen terbuka yang telah ditara, di atas tangas
uap, dan keringkan residu pada suhu 105º selama 1 jam.
MENTOL
Menthol Senyawa mudah teroksidasi dalam dl-mentol
Masukkan 500 mg zat ke dalam tabung reaksi yang bersih
OH
dan kering, tambahkan 10 ml larutan kalium
CH3
permanganat, yang dibuat dengan mengencerkan 3 ml
H3 C
kalium permanganat 0,1 N dengan air hingga 100 ml, dan
CH3
tempatkan tabung reaksi dalam gelas piala yang berisi air
Sikloheksanol, 5-Metil-2-(1-metiletil) [1490-04-6] dengan suhu antara 45º - 50º. Angkat tabung dari tangas
C10H20O BM 156,27 air pada selang waktu 30 detik, campur cepat dengan
Mentol adalah alkohol yang diperoleh dari bermacam- pengocokan: warna ungu kalium permanganat masih
macam minyak permen atau yang dibuat secara sintetik, tampak setelah 5 menit.
berupa mentol-levorotari(l-mentol) atau mentol rasemik
(dl-mentol). Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
Pemerian Hablur heksagonal atau serbuk hablur; tidak <931>.
berwarna; biasanya berbentuk jarum, atau massa yang Larutan kesesuaian sistem Larutkan dekanol dan
melebur; bau enak seperti minyak permen. mentol dalam eter P hingga kadar masing-masing lebih
kurang 0,05 mg per ml.
Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam larutkan dalam 50 ml eter P dan campur. Encerkan 25
heksan; mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam ml larutan dengan eter P hingga 100 ml.
minyak mineral, dalam minyak lemak dan dalam minyak Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
atsiri. Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 1,8 m berisi
Baku pembanding Mentol BPFI; tidak boleh bahan pengisi 10% fase diam G16 pada partikel
dikeringkan. Merupakan bentuk l-mentol. Simpan dalam penyangga S1AB. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
wadah tertutup rapat terlindung cahaya. kolom masing-masing lebih kurang pada 260º, 240º dan
170º. Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa
- 822 -

dengan laju alir lebih kurang 50 ml per menit. Lakukan sama seperti pada Mepiramin Maleat BPFI; daya serap
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
pada Prosedur: waktu retensi relatif mentol terhadap lebih kurang 236 nm dan 312 nm, berbeda tidak lebih dari
dekanol lebih kurang 0,7; resolusi, R, antara kedua 3,0%.
puncak tersebut tidak kurang dari 2,5 dan simpangan
baku relatif dari perbandingan respons puncak antara Suhu lebur <1021> Metode I Antara 99º dan103º.
mentol dan dekanol tidak lebih dari 2%.
Prosedur Suntikkan 2 µl Larutan uji ke dalam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur respons lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
puncak. Respons puncak mentol tidak kurang dari 97% pentoksida P selama 5 jam.
dari jumlah semua puncak respons, kecuali respons
puncak eter. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0%.
sebaiknya pada suhu ruang terkendali. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Penandaan Pada etiket harus tertera mentol rasemik atau Fase gerak Campuran etilasetat P-dietilamina P-n-
mentol-levorotatori. heksan P-metanol P (93:7:1:1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mepiramin
Maleat BPFI, larutkan dalam campuran metanol P-
MEPIRAMIN MALEAT amonium hidroksida P (200:1) hingga kadar lebih kurang
Pirilamin Maleat 0,4 mg per ml. Encerkan dengan pelarut sama hingga
Mepyramin Maleat diperoleh Larutan baku A, B dan C dengan komposisi
sebagai berikut:
CH2.CH2.N(CH3)2

N N HCOOH
Larutan Pengenceran Kadar baku Persentase
CH2 OCH3 . baku pembanding (%, untuk
HCOOH
mg per ml pembanding
dengan
Larutan uji)
2-[[2-(Dimetilamino)etil](p-metoksibenzil)-amino]- A (1 dalam 4) 0,1 0,5
piridin maleat (1:1)[59-33-6] B (3 dalam 20) 0,06 0,3
C17H23N3O.C4H4O4 BM 401,46 C (1 dalam 20) 0,02 0,1

Mepiramin Maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dan tidak lebih dari 100,5% C17H23N3O.C4H4O4, dihitung dalam campuran metanol P-amonium hidroksida P
terhadap zat yang telah dikeringkan dalam hampa udara (200:1) hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml.
di atas fosfor pentoksida selama 5 jam. Prosedur Totolkan masing-masing terpisah 10 l
Larutan uji dan Larutan baku A, B dan C pada lempeng
Pemerian Serbuk hablur; putih, biasanya berbau lemah. kromatografi campuran silika gel [Catatan Lempeng
Larutan bersifat asam terhadap lakmus. telah dicuci dengan fase gerak selama 2 jam dan
dikeringkan]. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut kromatografi hingga Fase gerak merambat tiga per empat
dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter tinggi lempeng, angkat lempeng dan biarkan kering di
dan dalam benzen. udara, amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254
nm. Bercak lain selain bercak utama pada kromatogram
Baku pembanding Mepiramin Maleat BPFI; tidak boleh dari Larutan uji tidak lebih besar atau intensif dari
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, bercak utama Larutan baku A (0,5%) dan jumlah semua
terlindung cahaya. bercak lain kecuali bercak utama dari Larutan uji tidak
lebih dari 1,0%.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Metode I Memenuhi syarat.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Mepiramin Maleat Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400
BPFI. mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam asam asetat glasial P. Tambahkan 1 tetes kristal violet
100.000) dalam asam sulfat 0,5 N, menunjukkan LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang warna hijau biru.
- 823 -

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


Tiap ml asam perklorat 0,1 N cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
setara dengan 20,07 mg C17H23N3O.C4H4O4. Kromatografi<931>.
Fase gerak Campuran heksan P-aseton P-piridin P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, (7:3:1).
tidak tembus cahaya. Penampak bercak Larutkan 1 g vanilin P dalam
campuran asam sulfat P-etanol P (160:40) yang telah
didinginkan.
MEPROBAMAT Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meprobamat
Meprobamate BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol P, hingga
satu seri enceran dengan kadar lebih kurang 1,0 mg; 0,8
mg; 0,6 mg; 0,4 mg; dan 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam etanol P hingga kadar lebih kurang 100 mg per ml.
Enceran larutan uji Encerkan sejumlah Larutan uji,
dengan etanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per
2-metil-2-propil-1,3-propandiol dikarbamat ml.
[57-53-4] Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µl
C9H18N2O4 BM 218,25 Larutan uji, Enceran larutan uji dan satu seri enceran
Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P
Meprobamat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
tidak lebih dari 101,0%, C9H18N2O4, dihitung terhadap zat kromatografi yang berisi Fase gerak hingga merambat
yang telah dikeringkan. lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, dan biarkan kering di udara
Pemerian Serbuk putih; bau khas; rasa pahit. selama 15 menit. Panaskan lempeng pada pada suhu 100º
selama 15 menit, dinginkan. Semprot lempeng dengan
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam Penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu 110º
aseton dan dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter. selama 15 - 20 menit, dinginkan dan diamkan lempeng
pada suhu ruang sampai terbentuk bercak biru-ungu.
Baku pembanding Meprobamat BPFI; lakukan [Catatan Warna terjadi setelah lebih kurang 30-60
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3 menit]. Amati lempeng dan bandingkan intensitas setiap
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup bercak lain dari kromatogram Larutan uji dengan bercak
rapat. utama Larutan baku. Tidak ada bercak lain selain bercak
utama dari Larutan uji lebih besar atau lebih intensif dari
Identifikasi bercak utama Larutan baku 1,0 mg per ml (cemaran
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 1,0%) dan jumlah intensitas semua cemaran tidak lebih
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P dari 2,0%.
(lebih kurang 1 mg dalam 200 mg), menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Metil karbamat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
seperti pada Meprobamat BPFI. Jika terjadi perbedaan, penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
larutkan masing-masing zat dan baku pembanding dalam seperti tertera pada Kromatografi <931>.
aseton P hingga kadar lebih kurang 8 mg per ml. Fase gerak Gunakan air yang telah disaring dan
Encerkan 0,1 ml dengan 1 ml n-heptan P dan uapkan diawaudarakan.
pelarut di bawah aliran gas nitrogen P pada suhu lebih Larutan baku Timbang saksama sejumlah metil
kurang 30º. Keringkan residu dalam hampa udara pada karbamat, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang
suhu ruang selama 30 menit; ulangi pengujian terhadap 1,0 mg per ml.
residu. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat
B. Harga Rf bercak utama Enceran larutan uji sesuai yang telah diserbukkan, masukkan ke dalam gelas piala,
dengan bercak yang diperoleh dari Larutan baku 1,0 mg tambahkan 5,0 ml air, aduk hingga serbuk basah dan
per ml, seperti tertera pada Kemurnian kromatografi. terbentuk bubur. Saring melalui wol kaca; gunakan filtrat
sebagai Larutan uji.
Jarak lebur <1021> Antara 103º dan 107º, jarak antara Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
suhu awal dan suhu akhir melebur tidak lebih dari 2º. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 3,9-4,6
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; mm x 25-30 cm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
selama 3 jam. Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
- 824 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume


sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji Identifikasi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (5µg/ml)
respons puncak metil karbamat. Respons puncak Larutan dalam larutan asam klorida 0,1 N. Daya serap masing-
uji tidak lebih besar dari respons puncak Larutan baku. masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang
gelombang 325 nm berbeda tidak lebih dari 3%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 Perbandingan serapan pada 255 nm dan 325 nm tidak
mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan lebih dari 0,06.
40 ml asam klorida P dan beberapa batu didih, refluks B. Pada larutan 600 mg zat dalam 6 ml larutan natrium
selama 90 menit. Lepaskan kondensor, dan lanjutkan hidroksida P (1 dalam 33) tambahkan perlahan-lahan
pendidihan hingga volume 5-10 ml. Dinginkan labu sambil digoyang 0,5 ml metil iodida P. Biarkan campuran
hingga suhu ruang, tambahkan 50 ml air dan 1 tetes selama 2 jam pada suhu ruang, dinginkan dalam tangas
merah metil LP, sambil didinginkan netralkan hati-hati es, atur pH hingga lebih kurang 5 dengan penambahan
dengan natrium hidroksida 10 N sampai terjadi asam asetat P. Kumpulkan hablur yang terbentuk,
perubahan warna indikator. Jika perlu tambahkan asam lakukan penghabluran kembali dari air panas; metil
klorida 1 N untuk mengembalikan warna merah muda, merkaptopurin trihidrat yang diperoleh dikeringkan pada
dan secara hati-hati netralkan dengan natrium hidroksida suhu 120° selama 30 menit, melebur pada suhu antara
0,1 N LV. Tambahkan campuran 15 ml formaldehida LP 218° dan 222° disertai peruraian.
dan 15 ml air yang sebelumnya telah dinetralkan terhadap
fenolftalein LP dengan natrium hidroksida 0,1 N LV dan Air <921> Metode I Tidak lebih dari 12,0%.
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna
kuning. Tambahkan 0,2 ml fenolftalein LP dan lanjutkan Fosfor Tidak lebih 0,010%; lakukan penetapan sebagai
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna berikut: Panaskan 200 mg zat dengan 2 ml asam sulfat 15
merah muda. Lakukan penetapan blangko. N dalam tabung reaksi besar, secara berkala tambahkan
asam nitrat P tetes demi tetes secara hati-hati. Lanjutkan
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N yang digunakan setelah pemanasan hingga semua cairan praktis menguap dan
penambahan formaldehida LP residu tidak berwarna. Pindahkan residu ke dalam labu
setara dengan 10,91 mg C9H18N2O4 tentukur 25-ml dengan bantuan sedikit air, tambahkan 1
ml asam sulfat 15 N, 0,5 ml asam nitrat P, 0,75 amonium
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. molibdat LP dan 1 mL asam aminonaftolsulfonat LP,
kemudian encerkan dengan air sampai tanda. Biarkan
campuran selama 5 menit, ukur serapan larutan pada
MERKAPTOPURIN panjang gelombang 750 nm. Lakukan penetapan blangko.
Mercaptopurine Serapan larutan ini tidak lebih besar dari serapan 2 ml
Larutan baku fosfat yang diperlakukan sama mulai dari
S
H
“tambahkan 1 ml asam sulfat 15 N”. Larutan baku fosfat
HN
N
. H 2O
mengandung 43,96 µg kalium fosfat monobasa P kering
per ml, setara dengan 10 µg P (0,010%).
N
N

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300


Purin-6-tiol monohidrat [6112-76-1] mg zat, larutkan dalam 80 ml dimetilformamida P,
C5H4N4S.H2O BM 170,19 tambahkan 5 tetes larutan biru timol P dalam
Anhidrat [50-44-2] BM 152,17 dimetilformamida P (1 dalam 100), titrasi dengan natrium
metoksida 0,1 N LV, menggunakan pengaduk magnetik.
Merkaptopurin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan Hati-hati terhadap penyerapan karbondioksida dari udara.
tidak lebih dari 102,0% C5H4N4S, dihitung terhadap zat Lakukan penetapan blangko.
anhidrat.
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
Pemerian Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau setara dengan 15,22 mg C5H4N4S
atau praktis tidak berbau. Melebur pada suhu tidak lebih
dari 308°, disertai peruraian. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam aseton dan dalam
eter; larut dalam etanol panas dan dalam larutan alkali TABLET MERKAPTOPURIN
encer; sukar larut dalam asam sulfat 2 N. Mercaptopurine Tablet
Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh Tablet Merkaptopurin mengandung merkaptopurin,
dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air secara C5H4N4S.H2O, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
titrimetri pada saat akan digunakan. Simpan dalam wadah dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
tertutup rapat.
- 825 -

Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh Media disolusi, Alat, Sistem kromatografi dan
dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air secara Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji 1.
titrimetri pada saat akan digunakan. Simpan dalam wadah Waktu 120 menit.
tertutup rapat. Toleransi Dalam waktu 120 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C5H4N4S.H2O, dari jumlah yang
Identifikasi tertera pada etiket.
A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji seperti
yang diperoleh pada Penetapan kadar menunjukkan Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat.
maksimum pada panjang gelombang 325 nm±2 nm dan
perbandingan serapan pada panjang gelombang 255 nm Penetapan kadar
dan 325 nm tidak lebih dari 0,09. Larutan baku Larutkan Merkaptopurin BPFI dalam
B. Sejumlah serbuk halus tablet setara dengan lebih campuran 10 ml air dan 1 ml Natrium hidoksida 0,1 N
kurang 600 mg merkaptopurin. Gerus tiga kali, tiap kali dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan air
dengan 25 ml etanol P panas. Saring ekstrak etanol P sampai tanda. Encerkan lagi dengan asam klorida 0,1 N
panas, uapkan filtrat di atas tangas uap hingga kering. hingga kadar lebih kurang 0,5 µg per ml.
Pada residu tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida P Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
(1 dalam 33) goyang kuat dan saring, tambahkan hati-hati 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
0,5 ml metil iodida P sambil dikocok. Biarkan campuran dengan lebih kurang 50 mg merkaptopurin, masukkan ke
selama 2 jam pada suhu ruang, dinginkan dalam tangas dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 20 ml air dan
es, atur pH hingga lebih kurang 5 dengan penambahan 1,5 ml natrium hidoksida 1 N, aduk tidak lebih dari 5
asam asetat P. Kumpulkan hablur yang terbentuk, menit. Encerkan dengan air sampai tanda dan saring,
lakukan penghabluran kembali dari air panas; metil buang 20 ml filtrat pertama. Encerkan secara kuantitatif
merkaptopurin trihidrat yang diperoleh dikeringkan pada dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang 0,5
suhu 120° selama 30 menit, melebur pada suhu antara µg per ml.
218° dan 222° disertai peruraian. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
dalam sel 1 cm dengan panjang gelombang serapan
Disolusi <1231> maksimum lebih kurang 325 nm menggunakan asam
Uji 1 klorida 0,1 N sebagai blangko. Hitung persentase
Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N merkaptopurin, C5H4N4S.H2O, dalam serbuk tablet yang
Alat tipe 2 : 50 rpm digunakan dengan rumus:
Waktu : 60 menit
Lakukan penetapan jumlah C5H4N4S.H2O yang terlarut
 170 ,19  CU  A U 
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti 100      
tertera pada Kromatografi <931>.  152 ,18  C S  A S 
Fasa gerak Larutan asam asetat 0,1% dalam air.
Larutan baku Larutan Merkaptopurin BPFI dalam 170,19 dan 152,18 berturut-turut adalah bobot molekul
Media disolusi. merkaptopurin monohidrat dan merkaptopurin; CS adalah
Larutan uji Alikuot diencerkan dengan Media disolusi kadar Merkaptopurin BPFI dalam µg per ml Larutan
hingga kadar setara dengan Larutan baku. baku; CU adalah kadar merkaptopurin dalam µg per ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan uji; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dari
Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi Larutan uji dan Larutan baku.
detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x 15 cm yang berisi
bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 2,5 ml per menit. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak Penandaan Jika digunakan lebih dari satu uji disolusi,
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi tidak kurang pada etiket harus dinyatakan uji disolusi yang digunakan,
dari 4 menit; simpangan baku relatif pada penyuntikan kecuali jika tidak dilakukan Uji 1.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji MEROPENEM
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Meropenem
respons puncak utama. Hitung jumlah C5H4N4S.H2O
yang terlarut.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C5H4N4S dari jumlah yang tertera
pada etiket.

Uji 2 Jika produk memenuhi uji ini, pada etiket tertera


memenuhi Uji 2 Disolusi FI.
- 826 -

Asam(4R,5S,6S)-3-[[(3S,5S)-5-(Dimetilkarbamoil)-3- terbentuk asap putih dan panaskan pada suhu 500º-600º.


pirolidinil]tio]-6-[(1R)-1-hidroksietil]-4-metil-7-okso-1- Dinginkan, tambahkan 2 ml asam klorida P dan uapkan
azabisiklo[3.2.0]hept-2-ene-karboksilat trihidrat di atas tangas air hingga kering. Tetesi residu dengan 3
[119478-56-7] tetes asam klorida P, tambahkan 10 ml air panas dan
C17H25N3O5S.3H2O BM 437,52 hangatkan selama 2 menit. Tambahkan 1 tetes fenolftalein
Anhidrat [96036-03-2] BM 383,47 LP, tambahkan amonia LP tetes demi tetes, sampai
larutan bewarna merah muda dan tambahkan 2 ml asam
Meropenem mengandung tidak kurang dari 98,0% dan asetat 1 N. Jika perlu saring, untuk mendapatkan larutan
tidak lebih dari 101,0%, C17H25N3O3S, dihitung terhadap yang jernih, cuci penyaring dengan 10 ml air. Pindahkan
zat anhidrat. filtrat dan bilasan ke dalam tabung pembanding warna 50
ml dan tambahkan air sampai tanda.
Baku pembanding Meropenem BPFI; Tidak boleh Larutan baku Uapkan campuran 2 ml asam nitrat P, 5
dikeringkan, untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar tetes asam sulfat P dan 2 ml asam klorida P di atas tangas
air secara titirimetri sebelum digunakan. Simpan dalam air, kemudian uapkan hingga kering di atas tangas pasir
wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Endotoksin dan tetesi residu dengan 3 tetes asam klorida P. Lakukan
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan seperti pada Larutan uji,dimulai dari “tambahkan 10 ml
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. air panas”, kecuali tambahkan air hingga volume 49 ml.
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 Tambahkan 1,0 ml Larutan baku Pb seperti tertera pada
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam Logam berat <371>.
lemari pendingin. Prosedur Ke dalam tabung yang mengandung Larutan
uji dan Larutan baku, tambahkan 1 tetes Pereaksi
Pemerian Hablur tidak berwarna sampai putih. natrium sulfida, aduk dan biarkan selama 5 menit. Warna
di dalam tabung yang mengandung Larutan uji tidak
Kelarutan Larut dalam dimetilformamida dan dalam lebih gelap dari warna dalam tabung yang mengandung
larutan kalium fosfat dibasa 5%; agak larut dalam air dan Larutan baku.
dalam larutan kalium fosfat monobasa 5%; sangat sukar
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam aseton dan Aseton Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan
dalam eter. dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Identifikasi Larutan baku internal Buat larutan etilasetat P dalam
A. Spektrum serapan infra merah zat yang dimetilformamida P hingga kadar lebih kurang 0,05 µl
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan per ml.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
seperti pada Meropenem BPFI. aseton, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
B. Spektrum serapan larutan 30 μg per ml dalam air encerkan dengan dimetilformamida P sampai tanda,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang kocok. Pipet 1 ml larutan, tambahkan 10,0 ml Larutan
gelombang yang sama seperti pada Meropenem BPFI. baku internal, campur.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Rotasi jenis <1081> Antara -17º dan -21º; lakukan larutkan dalam 0,2 ml dimetilformamida P dan
penetapan pada 20º menggunakan larutan 5 mg per ml. tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
menggunakan larutan 1 dalam 100. dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 3 mm x 2 m
yang mengandung penyangga S2. Pertahankan suhu
Air <1031>Metoda I Antara 11,4% dan 13,4%. kolom pada 150º, suhu injektor diatur pada lebih kurang
170º. Gas pembawa adalah nitrogen, dengan laju alir
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan yang diatur hingga waktu retensi aseton lebih kurang 3
pemijaran pada suhu 500 ± 50, gunakan desikator berisi menit.
silika gel. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 2 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Pereaksi natrium sulfida Larutkan 5 g natrium sulfida respons puncak aseton dan puncak baku internal. Hitung
P dalam campuran 10 ml air dan 30 ml gliserin P. persentase aseton dalam zat yang digunakan dengan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam botol rumus:
terlindung cahaya, dapat digunakan selama 3 bulan.
Larutan uji Pindahkan 1,0 g zat ke dalam cawan  WA   RU 
porselen, tutup, lakukan pengarangan dengan perlahan.    
Setelah didinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5  5WU  R S 
tetes asam sulfat P, panaskan dengan hati-hati hingga
- 827 -

WA adalah bobot dalam mg aseton dalam Larutan baku; Larutan baku; CU adalah kadar meropenem dalam mg per
WU adalah jumlah dalam mg meropenem dalam Larutan ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing
uji; RU dan RS adalah perbandingan respons puncak aseton cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons puncak
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. meropenem dari Larutan baku.

Kemurnian kromatografi Dua cemaran utama masing- Syarat lain Jika pada etiket tertera Meropenem steril,
masing tidak lebih dari 0,3%; masing-masing cemaran harus memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
lain tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih bakteri <201> seperti tertera pada Meropenem untuk
dari 0,3% dihitung terhadap zat anhidrat. Lakukan Injeksi. Jika pada etiket tertera meropenem harus diproses
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, harus
seperti tertera pada Kromatografi <931>. memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti
Asam fosfat encer Encerkan 10 ml asam fosfat P tertera pada Meropenem untuk Injeksi.
dengan air hingga volume larutan 100 ml.
Pelarut Pipet 1 ml trietilamin P, masukkan ke dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
labu tentukur 1000-ml yang berisi 900 ml air. Atur pH Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
hingga 5,0 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat encer, Kromatografi <931>.
encerkan dengan air sampai tanda. Asam fosfat encer, Pelarut Lakukan seperti tertera pada
Fase gerak Pipet 1 ml trietilamin P, masukkan ke Kemurnian Kromatografi.
dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 900 ml air. Atur Fase gerak Buat campuran Pelarut-metanol P (5:1),
pH 5,0±0,1 dengan penambahan asam fosfat encer, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
encerkan dengan air sampai tanda. Campur larutan ini menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
dengan 70 ml asetonitril P, saring dan awaudarakan. Jika Kromatografi <931>.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Meropenem BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meropenem ml, tambahkan Pelarut, goyang hingga larut. Encerkan
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan Segera setelah
0,025 mg per ml.[Catatan Segera setelah pembuatan, pembuatan, simpan larutan dalam lemari pendingin dan
simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan gunakan dalam waktu 24 jam]
dalam waktu 24 jam]. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dan tambahkan
larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 5 mg Pelarut, goyang hingga larut. Encerkan dengan Pelarut
per ml. Gunakan segera. sampai tanda. Gunakan segera.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x dengan detektor 300 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm
25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm, laju
partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada lebih kurang alir lebih kurang 1,5 ml per menit, atur hingga waktu
40°, laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit, atur hingga retensi meropenem lebih kurang 6-8 menit. Lakukan
waktu retensi meropenem antara 5 dan 7 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis;
waktu retensi puncak cemaran utama lebih kurang 0,45 faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku
dan 1,9 relatif terhadap waktu retensi meropenem; relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji,
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %. ke dalam kromatograf rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji meropenem, C17H25N3O5S, dalam zat yang digunakan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, selama lebih dengan rumus:
kurang tiga kali waktu retensi meropenem dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing W   rU 
cemaran dari Larutan uji dengan rumus: P  S   
 WU   rS 
C   ri 
P  S    P adalah persentase meropenem yang tertera pada etiket
 CU   rS  dalam Meropenem BPFI dihitung terhadap zat anhidrat;
WS adalah bobot dalam mg Meropenem BPFI dalam
P adalah persentase meropenem yang tertera pada etiket Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; WU adalah
dalam Meropenem BPFI dihitung terhadap zat anhidrat; bobot dalam mg zat dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-
CS adalah kadar Meropenem BPFI dalam mg per ml
- 828 -

turut adalah respons puncak meropenem dari Larutan uji relatif terhadap meropenem tidak lebih dari 0,6%.
dan Larutan baku. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup Asam fosfat encer, Pelarut, Fase gerak, dan Sistem
rapat. Simpan serbuk kering pada suhu ruang terkendali. kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kemurnian
kromatografi dalam Meropenem.
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meropenem
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi. 0,029 mg per ml. [Catatan Segera setelah pembuatan,
simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan
dalam waktu 24 jam].
MEROPENEM UNTUK INJEKSI Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
Meropenem For Injection dengan 50 mg meropenem berdasarkan yang tertera pada
etiket, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
Meropenem untuk Injeksi adalah campuran kering steril dan encerkan dengan Pelarut, sampai tanda. Gunakan
meropenem dan natrium karbonat, mengandung segera.
meropenem, C17H25N3O5S, tidak kurang dari 90,0% dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Kemurnian
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada kromatografi dalam Meropenem. Hitung persentase
etiket. masing-masing cemaran dalam meropenem untuk injeksi
dengan rumus:
Baku pembanding Meropenem BPFI; tidak boleh  P  r 
dikeringkan, untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar 10C   i 
air secara titirimetri sebelum digunakan. Simpan dalam  m  rS 
wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan C adalah jumlah dalam mg Meropenem BPFI dalam
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi] Larutan baku; P adalah persentase meropenem yang
rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 tertera pada etiket dalam Meropenem BPFI dihitung
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam terhadap zat anhidrat; m adalah jumlah dalam mg
lemari pendingin. meropenem untuk membuat Larutan uji berdasarkan yang
tertera pada etiket; ri adalah respons puncak masing-
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang puncak meropenem dari Larutan baku.
diperoleh pada Penetapan kadar.
Natrium Antara 80% dan 120% dari jumlah natrium
Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, memenuhi yang tertera pada etiket.
syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi. Larutan kalium klorida Timbang saksama 38,1 g
kalium klorida P, masukkan ke dalam labu tentukur
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
0,125 Unit Endotoksin FI per mg meropenem. Larutan baku natrium Timbang saksama 25,42 mg
natrium klorida P, yang telah dikeringkan pada suhu 105º
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti tertera selama 2 jam, larutkan dalam air hingga kadar lebih
pada Penyaringan membran dalam Uji Sterilitas dari kurang 25,42 µg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
produk yang diuji. tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan kalium
klorida, encerkan dengan air sampai tanda.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji Pipet sejumlah volume Larutan uji
persediaan 1 atau Larutan uji persediaan 2 seperti
pH <1071> Antara 7,3 dan 8,3; lakukan penetapan tertera pada Penetapan kadar, setara dengan lebih kurang
menggunakan larutan 1 dalam 20. 25 mg meropenem, ke dalam labu tentukur 200-ml,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan,
Susut pengeringan <1121> Antara 9,0% dan 12,0%; masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65º ml Larutan kalium klorida, encerkan dengan air sampai
selama 6 jam. tanda.
Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan kalium klorida,
Bahan pertikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
pada Injeksi Volume Kecil. dengan air sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku natrium, Larutan
Kemurnian kromatografi Cemaran dengan waktu uji dan Larutan blangko secara berurutan pada garis emisi
retensi lebih kurang 0,45 relatif terhadap meropenem 589,6 nm dengan spektrofotometer serapan atom seperti
tidak lebih dari 0,8%; cemaran dengan waktu retensi 1,9 tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
- 829 -

<1191> dilengkapi dengan lampu “hollow” katoda natrium sampai tanda. Biarkan Larutan uji 2 selama 2 jam pada
dan “single –slot burner”, menggunakan nyala asetilen– suhu 25 ± 1º sebelum digunakan.
udara. Hitung jumlah dalam mg natrium, Na, dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
meropenem untuk injeksi yang digunakan dengan rumus: Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 300 nm dan kolom 4,6
 22 ,99   2000 V   AU  mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1dengan ukuran
 C     partikel 5 µm, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit, atur
 58 , 44   vM   AS  hingga waktu retensi meropenem lebih kurang 6 - 8 menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
22,99 dan 58,44 adalah bobot atom natrium dan bobot kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
molekul natrium klorida; C adalah kadar natrium klorida pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 2500
dalam µg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
ml dari Larutan uji persediaan 1 atau Larutan uji simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
persediaan 2; v adalah volume dalam ml dari Larutan uji lebih dari 2,0%.
persediaan 1 atau Larutan uji persediaan 2 yang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
digunakan untuk membuat Larutan uji; M adalah jumlah sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku, Larutan uji 1
total dalam mg meropenem dari Larutan uji persediaan 1 atau Larutan uji 2 ke dalam kromatograf. Rekam
atau Larutan uji persediaan 2 berdasarkan hasil kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Penetapan kadar; AU dan AS berturut-turut adalah serapan jumlah dalam mg meropenem, C17H25N3O5S, dari wadah
Larutan uji dan Larutan baku natrium. atau larutan terkonstitusi yang digunakan dengan rumus:

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


 L  r 
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 100 CP   U 
Kromatografi <931>.  D  rS 
Fase gerak Encerkan 15 ml larutan tetrabutilamonium
hidroksida P 25% dengan air hingga 750 ml. Atur pH C adalah kadar Meropenem BPFI dalam mg per ml
hingga 7,5 ± 0,1 dengan penambahan larutan asam fosfat Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; P adalah
P encer (1 dalam 10). Tambahkan 150 ml asetonitril P dan persentase meropenem dalam Meropenem BPFI dihitung
100 ml metanol P, campur dan awaudarakan. Jika perlu terhadap zat anhidrat; L adalah jumlah dalam mg
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti meropenem yang terdapat dalam wadah atau dalam
tertera pada Kromatografi <931>. larutan konstitusi yang tertera pada etiket; D adalah kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meropenem meropenem dalam mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih uji 2, berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket atau
kurang 0,1 mg per ml.[Catatan Segera setelah dalam bagian larutan terkonstitusi yang digunakan; rU
pembuatan, simpan larutan dalam lemari pendingin dan adalah respons puncak meropenem dari Larutan uji 1 atau
gunakan dalam waktu 24 jam]. Larutan uji 2 dan rS adalah respons puncak meropenem
Larutan uji persediaan 1 (untuk sediaan dosis tunggal) dari Larutan baku.
Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang terdapat
dalam wadah dengan sejumlah volume air, yang diukur Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
saksama sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. rapat dalam wadah padatan steril seperti tertera pada
Ambil seluruh larutan sedapat mungkin menggunakan Injeksi, pada suhu ruang terkendali.
jarum suntik hipodermik yang sesuai, ke dalam labu
tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda. Penandaan Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Larutan uji 1 Encerkan sejumlah volume Larutan uji Pada etiket harus tertera jumlah natrium (Na) dalam mg,
persediaan 1 dengan Fase gerak hingga kadar lebih pada dosis pemberian meropenem.
kurang 0,1 mg per ml. Biarkan Larutan uji 1 selama 2
jam pada suhu 25 ± 1º sebelum digunakan.
Larutan uji persediaan 2 (Jika pada etiket tercantum MESTRANOL
meropenem diberikan dalam volume tertentu larutan
Mestranol
terkonstitusi) Konstitusikan meropenem untuk injeksi
yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume air
yang diukur saksama, sesuai dengan jumlah yang tertera
pada etiket. Pipet sejumlah volume larutan terkonstitusi,
setara dengan lebih kurang 100 mg meropenem, ke dalam
labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan uji 2 Pipet 5 ml Larutan uji persediaan 2, ke 3-Metoksi-19-nor-17α-pregna-1,3,5(10)-trien-20-in-17-ol
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak [72-33-3]
C21H26O2 BM 310,43
- 830 -

Mestranol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan Penetapan kadar


tidak lebih dari 102,0% C21H26O2, dihitung terhadap zat Asam sulfat-metanol Pipet 30 ml metanol P ke dalam
yang telah dikeringkan. labu tentukur 100-ml, letakkan dalam tangas es.
Tambahkan perlahan-lahan dan hati-hati lebih kurang 65
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krem; tidak ml asam sulfat P sambil terus diaduk. Pertahankan agar
berbau. suhu tetap di bawah 15º. Biarkan larutan hingga suhu
kamar, encerkan dengan asam sulfat P sampai tanda.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mestranol
kloroform, larut dalam dioksan; agak larut dalam etanol BPFI, larutkan dan encerkan dengan kloroform P hingga
mutlak; sukar larut dalam metanol. kadar lebih kurang 5 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
Baku pembanding Mestranol BPFI; tidak boleh masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Pipet 5 ml
terlindung cahaya. larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
kloroform P sampai tanda.
Identifikasi Prosedur Pipet masing-masing 4 ml Larutan baku dan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Larutan uji ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml bersumbat
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya kaca. Uapkan larutan di bawah aliran udara lambat, tanpa
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada pemanasan sampai kering. Larutkan residu dalam 0,3 ml
Mestranol BPFI. metanol P. Masukkan labu dalam tangas air, pertahankan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam suhu pada 25º, pipet 10 ml Asam sulfat-metanol,
10.000) dalam metanol P, menunjukkan maksimum dan masukkan ke dalam labu, goyang-goyangkan, tutup labu.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Tepat 6 menit setelah penambahan Asam sulfat-metanol,
Mestranol BPFI. ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi gelombang serapan maksimum lebih kurang 545 nm,
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. terhadap Asam sulfat-metanol sebagai blangko. Hitung
Fase gerak Campuran kloroform P-etanol mutlak P jumlah dalam mg mestranol, C21H26O2, dengan rumus:
(29:1).
Larutan baku Timbang sejumlah Mestranol BPFI,
A 
larutkan dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 1 4 C  u 
mg per ml.  As 
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
kloroform P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. C adalah kadar Mestranol BPFI dalam µg per ml Larutan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan Larutan uji
l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng dan Larutan baku.
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik,
dan biarkan merambat lebih kurang 15 cm di atas garis tidak tembus cahaya.
penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
kering di udara, semprot lempeng dengan Asam sulfat-
metanol seperti tertera pada Penetapan kadar. Panaskan METADON HIDROKLORIDA
lempeng pada suhu 105 selama 5 menit dan amati di Methadone Hydrochloride
bawah cahaya ultraviolet 366 nm: harga RF bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang CH2CH3

diperoleh dari Larutan baku.


CO CH3

C CH2CHN(CH 3)2 . HCl


Jarak lebur <1021> Antara 146 dan 154, jarak antara
awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4.

Rotasi jenis <1081> Antara +2 dan +8, dihitung


terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan dalam dioksan P yang mengandung 6-(Dimetilamino)-4,4-difenil-3-heptanon hidroklorida
200 mg per 10 ml. [1095-90-5]
C21H27NO.HCl BM 345,91
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. Metadon Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C21H27NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
- 831 -

Pemerian Serbuk hablur; tidak berwarna atau putih; tidak Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak
berbau. boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter dan dalam Identifikasi
gliserin. A. Kocok sejumlah volume larutan oral setara dengan
lebih kurang 5 mg metadon hidroklorida, dengan 5 ml
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak natrium karbonat LP dan ekstraksi dengan 5 ml
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, kloroform P: ekstrak memenuhi uji Identifikasi secara
terlindung cahaya. Kromatografi Lapis Tipis <281>, menggunakan fase
gerak campuran etanol P-asam asetat glasial P-air
Identifikasi (5:3:2) dan penampak bercak iodoplatinat LP.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Metadon Hidroklorida BPFI. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
B. Filtrat menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk
pH <791> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
menggunakan larutan 1 dalam 100.
Susut pengeringan <731> Tidak lebih dari 0,3%; pH <1071> Antara 1,0 dan 4,0.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam,
menggunakan lebih kurang 500 mg zat. Etanol <1041> Metode II (jika pada etiket dinyatakan
mengandung etanol) Antara 90,0% dan 115,0% C2H5OH
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dari jumlah yang tertera pada etiket; lakukan penetapan
Cemaran umum <481> Jumlah intensitas semua bercak dengan cara Kromatografi gas-cair seperti tertera pada
sekunder tidak lebih dari 1,0% Kromatografi <931>, menggunakan aseton sebagai baku
Larutan uji, Larutan baku Gunakan pelarut etanol P. internal.
Fase gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida
P (100:1,5) Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Panampak bercak Gunakan teknik penampak bercak Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
nomor 3. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-kalium fosfat
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 monobasa 0,033 M LP (40:60), atur pH hingga 4,0
mg zat, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat dengan penambahan asam fosfat P, saring dan
glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, jika perlu awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
hangatkan hingga larut. Dinginkan hingga suhu ruang, Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
tambahkan 10 ml dioksan P dan kristal violet LP, titrasi <931>.
secara cepat dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan Larutan baku internal Buat larutan pirilamin maleat
penetapan blangko dalam air dengan kadar lebih kurang 250 μg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Metadon Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
setara dengan 34,59 mg C21H27NO.HCl tentukur 25-ml, tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan air sampai tanda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan oral setara
tidak tembus cahaya. dengan lebih kurang 20 mg metadon hidroklorida,
masukkan ke dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi
larutan dua kali, tiap kali dengan 50 ml eter P, kumpulkan
LARUTAN ORAL METADON HIDROKLORIDA fase eter ke dalam corong pisah kedua. Masukkan fase air
Methadone Hydrochloride Oral Solution ke dalam labu tentukur 25-ml. Ekstraksi fase eter dengan
2 ml air dan buang fase eter. Masukkan ekstrak air ke
Larutan Oral Metadon Hidroklorida mengandung dalam labu tentukur 25-ml yang telah berisi fase air,
metadon hidroklorida, C21H27NO.HCl, tidak kurang dari tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal, encerkan
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang dengan air sampai tanda. Saring melalui penyaring
tertera pada etiket. dengan porositas 5 μm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
- 832 -

30 cm berisi bahan pengisi L11, laju alir lebih kurang 1,3 glasial P (1 dalam 50), campur dan ekstraksi dengan 20,0
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ml kloroform P. Lakukan penetapan jumlah
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak C21H27NO.HCl yang terlarut dengan mengukur serapan
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi baku internal alikuot dan serapan ekstrak kloroform larutan baku
dan metadon hidroklorida berturut-turut lebih kurang 5,5 Metadon Hidroklorida BPFI dalam air yang diperlakukan
menit dan 9 menit; simpangan baku relatif pada sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kurang 405 nm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji kurang dari 75% (Q) C21H27NO.HCl, dari jumlah yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tertera pada etiket.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg metadon
hidroklorida, C21H27NO.HCl, dalam tiap ml larutan oral Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
yang digunakan dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
 C  R  Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
25  U  Kromatografi <931>.
 V  RS  Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
0,03 M dan asetonitril P (60:40), saring dan
C adalah kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam mg awaudarakan. Atur pH hingga 3,2 dengan penambahan
per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan asam fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
oral yang digunakan; RU dan RS berturut-turut adalah Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
perbandingan respons puncak metadon hidroklorida <931>.
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metadon
Hidroklorida BPFI,larutkan dalam Fase gerak hingga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 10 mg metadon hidroklorida,
TABLET METADON HIDROKLORIDA masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 10
Methadone Hydrochloride Tablet ml Fase gerak dan sonikasi sebentar. Kocok secara
mekanik selama 15 menit, encerkan dengan Fase gerak
Tablet Metadon Hidroklorida mengandung metadon sampai tanda dan saring.
hidroklorida, C21H27NO.HCI, tidak kurang dari 93,0% Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
etiket. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L11, laju alir lebih kurang 1,5
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
terlindung cahaya. seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Identifikasi Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan ulang tidak lebih dari 2,0%.
lebih kurang 5 mg metadon hidroklorida, tambahkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sejumlah air, kocok dengan 5 ml natrium karbonat LP sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dan ekstraksi dengan 5 ml kloroform P. Ekstrak yang ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
diperoleh menunjukkan reaksi seperti tertera pada respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg metadon
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281> hidroklorida, C21H27NO.HCl, dalam serbuk tablet yang
dengan fase gerak campuran etanol P-asam asetat glasial digunakan dengan rumus:
P-air (5:3:2) dan penampak bercak iodoplatina LP.
r 
Disolusi <1231> 25 C  u 
Media disolusi: 500 ml air  rs 
Alat tipe I: 100 rpm
Waktu: 45 menit C adalah kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam mg
Prosedur Saring sejumlah alikuot dan pipet sejumlah per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
volume filtrat setara dengan lebih kurang 400 µg metadon respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
hidroklorida ke dalam corong pisah. Tambahkan 1 ml
asam asetat glasial P dan 20 ml larutan ungu Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
bromokresol P yang dibuat dengan melarutkan 200 mg
ungu bromokresol P dalam 1000 ml larutan asam asetat
- 833 -

METAMPIRON lebih dari 105,0% dari jumlah yang tidak tertera pada
Antalgin etiket.
Methampyron
Identifikasi Kocok 600 mg serbuk tablet dengan 10 ml
air, saring. Filtrat memenuhi Identifikasi pada
Metampiron.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada


Tablet.

Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4-metilamino Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang


metanasulfonat dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
C13H16N3NaO4S.H2O BM 351,37 setara dengan lebih kurang 400 mg metampiron,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 4 ml
Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan air, kocok. Saring melalui penyaring kaca masir ke dalam
tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S, dihitung labu 50 ml. Cuci labu dan penyaring dua kali, tiap kali
terhadap zat yang telah dikeringkan. dengan 2 ml air. Titrasi kumpulkan filtrat dan cairan
cucian dengan iodum 0,1 N LV.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.
Tiap ml iodum 0,1 N
Identifikasi setara dengan 17,57 mg C13H16N3NaO4S.H2O
A. Pada 3 ml larutan 10% tambahkan 1 ml - 2 ml asam
klorida P dan 1 ml besi(III) klorida P 5%; terjadi warna Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
biru yang jika dibiarkan berubah menjadi merah,
kemudian tidak berwarna.
B. Panaskan 2 ml larutan 10% yang telah diasamkan METAPROTERENOL SULFAT
dengan asam klorida P 25%; terjadi gas belerang Metaproterenol Sulfate
dioksida.
3,5-Dihidroksi-α-[(isopropilamino)metil] benzil
Natrium bisulfit Larutkan 100 mg dalam 10 ml air; alkohol sulfat (2:1) [5874-97-5]
larutan jernih, tambahkan biru bromotimol LP; larutan (C11H17NO3)2.H2SO4 BM 520,59
berwarna hijau.
Metaproterenol Sulfat mengandung tidak kurang dari
Arsen<321> Tidak lebih dari 2 bpj.
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
(C11H17NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat,
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
bebas isopropanol dan bebas metanol.
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 5,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º hingga bobot tetap Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih.
menggunakan 250 mg.
Kelarutan Mudah larut dalam air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
mg, larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml asam Baku pembanding Metaproterenol Sulfat BPFI; lakukan
klorida 0,02 N dan segera titrasi dengan iodium 0,1 N LV, pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam sebelum
menggunakan indikator kanji LP, dengan sekali-sekali digunakan.
dikocok hingga terjadi warna biru mantap selama 2
menit. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Tiap ml iodium 0,1 N dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
setara dengan 16,67 C13H16N3NaO4S P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yng sama seperti pada Metaproterenol
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Sulfat BPFI.
B. Pada larutan 10 ml per ml tambahkan 1 tetes
besi(III) klorida LP: terjadi warna ungu.
TABLET METAMPIRON C. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A,B dan C seperti
Tablet Antalgin yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Methampyron Tablet D. Kromatogram Larutan uji menunjukkan puncak
utama metaproterenol dan waktu retensi yang sesuai
Tablet Metampiron mengandung Metampiron, dengan kromatogram Larutan baku seperti yang tertera
C13H16N3NaO4S.H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak pada Penetapan kadar.
- 834 -

pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
menggunakan larutan 100 mg per ml. sama (lebih kurang 2 µl) Larutan uji, Larutan baku
isopropanol dan Larutan baku metanol ke dalam
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 2,0%. kromatograf. Ukur respons puncak isopropanol dan
metanol. Hitung jumlah dalam mg isopropanol dan
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%. metanol dalam metaproterenol sulfat yang digunakan
dengan rumus:
Logam berat<371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. r 
0,1C  u 
Besi <331> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan  rs 
dengan melarutkan 2,0 g dalam 45 ml air dan
tambahkan 2 ml asam klorida P. C adalah kadar isopropanol dalam µg per ml Larutan
baku isopropanol atau kadar metanol dalam µg per ml
Metaproteronon sulfat Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Larutan baku metanol; ru dan rs berturut-turut adalah
Spektrofotometri seperti yang tertera pada respons puncak analit Larutan uji dan Larutan baku
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>: daya isopropanol atau Larutan baku metanol.
serap larutan 9,0 mg per ml dalam asam klorida 0,01 N
pada panjang gelombang 328 nm, tidak lebih dari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
0,0079. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi<931>.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Fase gerak Larutkan 11,9 g natrium fosfat dibasa
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan anhidrat P dalam air hingga 1000 ml (Larutan A).
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml Larutkan 9,1 g kalium fosfat monobasa P dalam air
dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. hingga 1000 ml (Larutan B). Buat campuran 735 ml
Larutan A dan 140 ml Larutan B, tambahkan 125 ml
Isopropanol dan metanol Tidak lebih dari 0,3% metanol P, saring dan awaudarakan.
isopropanol dan tidak lebih dari 0,1% metanol. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas Metaproterenol Sulfat BPFI, larutkan dalam asam
seperti yang tertera pada Kromatografi<931>. klorida 0,01 N hingga kadar 2 mg per ml.
Larutan baku isopropanol Timbang saksama lebih Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
kurang 300 mg isopropanol, masukkan ke dalam labu masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
tentukur 100-ml yang berisi lebih kurang 10 ml air dan encerkan dengan asam klorida 0,01 N sampai tanda.
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih dilengkapi dengan detektor 278 nm, kolom pelindung
kurang 85 ml piridin P, campur dan biarkan selama 1 4,6 mm x 5 cm berisi bahan pengisi L7 dan kolom 4,6
jam. Encerkan dengan piridin P sampai tanda. Pipet 5 ml mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7 berukuran 10 µm.
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
dengan piridin P sampai tanda, larutan mengandung kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
lebih kurang 30 µg per ml. kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang
Larutan baku metanol Buat seperti yang tertera pada tertera pada Prosedur, efisiensi kolom ditentukan dari
Larutan baku isopropanol menggunakan lebih kurang puncak analit, tidak kurang dari 500 lempeng teoritis,
100 mgmetanol P yang ditimbang saksama, larutan faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 3,0 dan
mengandung lebih kurang 10 µg per ml. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g, lebih dari 2,0%.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam lebih kurang 2 ml air dan encerkan dengan sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan
piridin P sampai tanda. uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Hitung jumlah dalam mg, (C11H17NO3)2.H2SO4, dalam
pada Kromatografi<931>. Kromatograf gas dilengkapi metaproterenol sulfat yang digunakan dengan rumus:
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 2 mm
berisi bahan pengisi 0,1% fase diam G25 pada partikel
r 
penyangga S7, dengan ukuran 80 mesh hingga 100 50 C  u 
mesh. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-  rs 
masing pada lebih kurang 150º dan 250º. Suhu kolom
diatur pada suhu 40º selama 2 menit, naikkan lebih C adalah kadar Metaproterenol Sulfat BPFI dalam mg
kurang 15º per menit hingga 200º dan pertahankan suhu per ml Larutan baku;ru dan rs berturut-turut adalah
pada 200º selama 10 menit. Gunakan helium P sebagai respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 15 ml per
menit.
- 835 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dibandingkan dengan campuran 1 ml pereaksi dan 10 ml
rapat, tidak tembus cahaya. air.

Logam berat<371>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;


METENAMIN lakukan penetapan menggunakan 2 g zat yang dilarutkan
Methenamine dalam 10 ml air, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan
encerkan dengan air hingga 25 ml. Sebagai pengatur pH
N gunakan asam asetat glasial P.

N N Penetapan kadar
N Larutan asam kromotropat Suspensikan 100 mg asam
Heksanmetilentetramin [100-97-0] kromotropat P dalam 2 ml air, tambahkan hati-hati 3 ml
C6H12N4 BM 140, 19 asam sulfat P, biarkan dingin, tambahkan 25 ml asam sulfat
P, campur. [Catatan Bila terjadi panas berlebih selama
Metenamin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan pencampuran dan terjadi warna ungu pada larutan,
tidak lebih dari 100,5% C6H12N4, dihitung terhadap zat buang larutan ini dan buat larutan baru.]
yang telah dikeringkan di atas fosfor pentoksida P selama Prosedur Timbang saksama lebih kurang 1 g zat yang
4 jam. telah dikeringkan, masukkan ke dalam gelas piala.
Tambahkan 40,0 ml asam sulfat 1 N LV, panaskan hati-
Pemerian Hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk hati hingga mendidih, tambahkan air sedikit demi sedikit
hablur putih; praktis tidak berbau. Jika kontak dengan api jika perlu, sampai bebas dari formaldehida. Untuk
segera memijar, terbakar dengan nyala tanpa asap. menguji tidak adanya formadehida lakukan dengan
menambahkan 1 tetes larutan pada cakram penyaring
Menyublim pada suhu lebih kurang 260 tanpa peleburan.
serat kaca yang sebelumnya telah diberi 3 atau 4 tetes
Larutan bereaksi basa terhadap lakmus.
Larutan asam kromatropat dan letakkan di atas kaca
arloji: formaldehida membentuk warna ungu dengan
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan
pereaksi ini. Ulangi lagi pengujian sampai tidak terjadi
dalam kloroform.
warna ungu dibandingkan dengan blangko cakram
penyaring. Dinginkan, tambahkan 20 ml air dan merah
Baku pembanding Metenamin BPFI; tidak boleh
metil LP. Titrasi kelebihan asam dengan natrium
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
hidroklorida 1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Identifikasi
Tiap ml asam sulfat 1 N
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
setara dengan 35,05 mg C6H12N4
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Metenamin BPFI.
B. Panaskan larutan (1 dalam 10) dalam asam sulfat 2
N: terjadi bau formaldehida yang dapat menghitamkan
kertas yang dibasahi dengan perak amonium nitrat LP. METENAMIN MANDELAT
Pada larutan tambahkan natrium hidroksida 1 N berlebih: Methenamine Mandelate
terjadi bau amoniak.
Heksanmetilentetramin monomandelat [587-23-5]
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan C6H12N4.C8H8O3 BM 292,33
pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam.
Metenamin Mandelat mengandung tidak kurang dari
Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%. 95,5% dan tidak lebih dari 102,0% C6H12N4.C8H8O3, dan
mengandung tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari
Klorida <361>Tidak lebih dari 0,014%; lakukan 53,0% asam mandelat, C8H8O3, dihitung terhadap zat
penetapan menggunakan 1,0 g zat: kekeruhan yang terjadi yang telah dikeringkan.
tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Pemerian Serbuk hablur; putih; rasa asam dan praktis
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 50), asamkan dengan tidak berbau. pH larutan lebih kurang 4. Melebur pada
5 tetes asam klorida P, tambahkan 5 tetes barium klorida suhu lebih kurang 127 disertai peruraian.
LP: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
Garam amonium Pada 10 ml larutan (1 dalam 20), etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
tambahkan 1 ml kalium raksa(II)-iodida alkalis LP
(Pereaksi Nessler): warna campuran tidak lebih gelap
- 836 -

Baku pembanding Metenamin Mandelat BPFI; lakukan perak dan elektrode acuan sambungan ganda perak-perak
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum klorida mengandung jembatan garam kalium nitrat.
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Tiap ml perak nitrat 0,05 N
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang setara dengan 7,308 mg C6H12N4.C8H8O3
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
seperti pada Metenamin Mandelat BPFI.
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 1,5%; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam. TABLET METENAMIN MANDELAT
Methenamine Mandelate Tablet
Sisa pemijaran<301>Tidak lebih dari 0,1%.
Tablet Metenamin Mandelat mengandung metenamin
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan mandelat, C6H12N4.C8H8O3, tidak kurang dari 95,0% dan
penetapan menggunakan larutan 1,0 g dalam 10 ml air, tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
tambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat P sedikit etiket.
demi sedikit. Uapkan hingga kering, pijarkan residu
dengan panas sedang. Tambahkan 20 ml asam nitrat P, Baku pembanding Metenamin Mandelat BPFI; lakukan
aduk perlahan-lahan dan saring: kekeruhan yang terjadi pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
pada filtrat tidak lebih keruh dari 0,15 ml asam klorida digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
0,020 N.
Identifikasi Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan
Sulfat Larutan 200 mg zat dalam 10 ml air, tambahkan 5 lebih kurang 5 mg metenamin mandelat dengan 5 ml
tetes asam klorida 3 N, dan 5 tetes barium klorida LP: kloroform P, saring melalui penyaring membran dengan
tidak terbentuk kekeruhan dalam waktu 1 menit. porositas 0,45 µm. Uapkan pelarut, biarkan kering di
udara: spektrum serapan inframerah residu yang
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 15 bpj; didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
lakukan penetapan menggunakan 1,3 g zat dalam 10 ml maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
air, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan encerkan seperti pada Metenamin Mandelat BPFI.
dengan air hingga 25 ml.
Disolusi <1231>
Asam mandelat Timbang saksama lebih kurang 90 mg Media disolusi: 900 ml air
zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang Alat tipe 1: 100 rpm
berisi 50 ml air. Bila telah larut sempurna, titrasi, dengan Waktu: 45 menit
serium(IV) amonium nitrat 0,05 N LV sambil diaduk Prosedur Lakukan penetapan jumlah C6H12N4.C8H8O3
dengan pengaduk magnetik. Tetapkan titik akhir secara dengan mengukur serapan alikuot yang disaring
potensiometrik. menggunakan penyaring dengan porositas 0,45 µm, jika
perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan
Tiap ml serium(IV) amonium nitrat 0,05 N LV baku Metenamin Mandelat BPFI pada media yang sama
setara dengan 3,804 mgC8H8O3 pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
257 nm.
Penetapan kadar Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Perak nitrat 0,05 N dalam etanol mutlak Larutkan kurang dari 75% (Q) C6H12N4.C8H8O3, dari jumlah yang
dengan pengadukan lebih kurang 8,5 g perak nitrat P tertera pada etiket.
dalam 1000 ml etanol mutlak P. Timbang saksama lebih
kurang 100 mg natrium klorida P yang telah dikeringkan Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat.
pada suhu 110º selama 2 jam, masukkan ke dalam gelas
piala 100 ml, dan larutkan dalam 50 ml air. Titrasi dengan Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
Perak nitrat 0,05 N dalam etanol mutlak secara dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
potensiometrik menggunakan elektrode indikator batang setara dengan lebih kurang 60 mg metenamin mandelat,
perak dan elektrode sambungan ganda perak-perak masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Lanjutkan
klorida mengandung jembatan garam kalium nitrat. penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
Hitung normalitas titran. dalam Metenamin Mandelat, mulai dari “tambahkan 15 ml
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 60 mg zat, etanol mutlak P...”
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan
15 ml etanol mutlak P, aduk sampai larut dan tambahkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
40 ml kloroform P. Titrasi dengan Perak nitrat 0,05 N
dalam etanol mutlak, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik menggunakan elektrode indikator batang
- 837 -

METFORMIN HIDROKLORIDA Larutan resolusi Siapkan larutan dalam air yang


Metformin Hydrochloride mengandung 0.25 mg metformin hidroklorida 0.1 mg
melamin per ml. Pipet 1.0 ml larutan tersebut ke dalam
N,N-dimetilimidodikarbonimidik diamida [1115-70-4] labu tentukur 50 ml, encerkan dengan fase gerak dan
C4H11N5.HCl BM 165,6 homogenkan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Metformin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja tinggi
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C4H11N5.HCl, dihitung dilengkapi dengan detektor 218 dan kolom 4,6 mm x
terhadap zat yang dikeringkan. 25 cm berisi bahan pengisi L9. Laju alir 1 ml sampai 1,7
ml per menit. Rekam kromatogram dan ukur respons
Pemerian Serbuk hablur; putih, tidak berbau atau hampir puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R,
tidak berbau; higroskopik. antara melamin dan metformin tidak lebih dari 10.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji,
dalam aseton dan dalam metilen klorida, sukar larut ke dalam kromatograf dan rekam kromatogram selama
dalam etanol. dua kali waktu retensi metformin dan ukur respons
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
Baku pembanding Metformin Hidroklorida BPFI; Tidak zat yang digunakan dengan rumus:
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dalam lemari es. Hindarkan dari alkali. C  rU 
10  
Identifikasi W  rS 
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menunjukan maksimum hanya C adalah kadar Senyawa Sejenis A Metformin BPFI
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada dalam µg per ml dalam Larutan baku; W adalah bobot
Metformin Hidroklorida BPFI. dalam mg untuk membuat Larutan uji; rU dan rS berturut-
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang turut adalah respons senyawa sejenis A metformin dari
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase cemaran
dalam zat dengan rumus:
Susut pengeringan <731>Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam, menggunakan r 
1 g zat. 0 ,1 i 
 rS 
Sisa pemijaran <281> Tidak lebih dari 0,1%.
ri adalah respon peak kemurnian masing-masing yang
Logam berat <231>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj. didapatkan dari larutan uji dan rs respon peak dari
metformin yang didapat dari Pengenceran larutan uji.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A metformin
hidroklorida tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak Penetapan kadar [Catatan Untuk menghindari
lebih dari 0.5%. pemanasan dari media pereaksi, homogenkan
Fase gerak Siapkan larutan dalam air, mengandung 17 menyeluruh diseluruh proses titrasi, dan hentikan titrasi
g dari amonium fosfat basa (amonium dihidrogen fosfat) segera setelah titik akhir tercapai] Timbang saksama
per L, tambahkan asam fosfat mono sampai didapat pH lebih kurang 60 mg zat, larutkan dalam 4 ml asam format
3,0 dan homogenkan. anhidrat. Tambahkan 50 ml asetat anhidrat. Titrasi
Larutan baku Siapkan larutan dari senyawa sejenis dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir
Metformin BPFI dalam air yang telah diketahui secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
konsentrasinya 0,2 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ke
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak Tiap ml asam perklorat 0,1 N
sampai tanda. [Catatan Senyawa sejenis metformin A setara dengan 8,281 mg C4H11N5.HCl
adalah 1-sianoguanidin].
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Simpan dalam suhu ruang.
encerkan dengan Fase gerak.
Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan fase gerak sampai
tanda, dan homogenkan. Pipet 1.0 ml larutan tersebut
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan fase gerak
sampai tanda, dan homogenkan.
- 838 -

TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
Metformin Hydrochloride Tablet gelombang serapan maksimum lebih kurang 233 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Tablet Metformin Hidroklorida mengandung metformin kurang dari 80% C4H11N5.HCl, dari jumlah yang tertera
hidroklorida, C4H11N5, tidak kurang dari 95.0% dan tidak pada etiket.
lebih dari 105.0%
Untuk produk yang beretiket mengandung 850 mg atau
Baku pembanding Metformin hidroklorida BPFI; Tidak 1000 Metformin
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Media disolusi : 1000 ml dapar fosfat pH 6,8
dalam lemari es. Hindarkan dari alkali. Alat tipe2 : 75 rpm
Identifikasi Waktu : 30 menit
A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara 20 mg Lakukan penetapan jumlah C4H11N5.HCl yang terlarut
metformin hidroklorida dengan 20 ml etanol mutlak P, dengan mengukur serapan filtrat alikuot, jika perlu
saring uapkan filtrat sampai kering di atas tangas air dan encerkan dengan Media disolusi. Jika diperlukan,
keringkan filtrat pada 105° selama 2 jam. Spektrum bandingkan dengan serapan larutan baku metformin
serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
bromida P, menunjukan maksimum hanya pada bilangan gelombang serapan maksimum lebih kurang 233 nm.
gelombang yang sama seperti pada Mestranol BPFI. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
B. Gerus sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 50 kurang dari 75% C4H11N5.HCl, dari jumlah yang tertera
mg metformin hidroklorida dengan 10 ml air, saring. pada etiket.
Pada 5 ml filtrat tambahkan 1.5 ml natrium hidroksida 5
N, dan 1 ml 1-naphtol LP, yang disiapkan dengan Uji 3 Jika produk sesuai dengan uji ini, terdapat dalam
melarutkan 1 g 1-naphtol dalam larutan yang label sesuai dengan Uji 3 Disolusi pada FI
mengandung 6 g natrium hidroksida dan 16 g natrium Media disolusi : 1000 ml dapar fosfat pH 6,8
karbonat anhidrat dalam 100 ml air. Tambahkan 0.5 ml Alat tipe 2: 100 rpm
Natrium hipoklorit LP, tetes demi tetes dan kocok: Waktu: 60 menit
terbentuk warna jingga-merah jika diletakkan pada Lakukan penetapan jumlah C4H11N5.HCl yang dilarutkan
tempat gelap. mengkuti prosedur yang telah disebutkan sebelumnya.
C. Gerus sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 50 0,05 M Natrium fosfat dengan 1-asam pentanasulfonat-
mg metformin hidroklorida dengan 10 ml air, saring. Larutkan 1.38 g natrium fosfat monobasa dalam 1800 ml.
Filtrat menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang Tambahkan 3.484 g asam 1-pentansulfonat , garam
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. natrium, dan campur. Tambahkan dengan pengencer
asam fosfat sampai pH 3.00±0.005. Tambahkan air
Disolusi <1231> sampai 2000 ml, dan campurkan.
Uji 1 Fase gerak Siapkan penyaring dan diawaudarakan
Media disolusi : 1000 ml buffer fosfat pH 6.8 campuran dari 0,05 natrium fosfat dengan larutan asam 1-
Alat tipe 1 : 100 rpm petansulfonat dan asetonitril (19:1). Jika perlu lakukan
Waktu : 45 menit penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Lakukan penetapan jumlah C4H11N5.HCl yang terlarut tertera pada Kromatografi<931>.
dengan mengukur serapan filtrat alikuot, jika perlu Larutan baku persediaan Timbang secara saksama 25
diencerkan dengan media disolusi Jika perlu, bandingkan mg Metformin Hidroklorida BPFI dalam labu tentukur
dengan serapan larutan baku Metformin Hidroklorida 100-ml dan tambahkan 50 ml pengencer. Sonik sampai
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang larut dan encerkan dengan pengencer sampai tanda.
serapan maksimum lebih kurang 233 nm. Larutan baku Pipet 10 ml larutan stok standar ke dalam
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak labu tentukur 50 ml dan encerkan dengan pengencer
kurang dari 70% C4H11N5.HCl, dari jumlah yang tertera sampai tanda.
pada etiket. Larutan uji ambil sebagian dari larutan yang akan
diuji, dan lewatkan pada filter nylon 0.45µm. Encerkan
Uji 2 Jika produk sesuai dengan uji ini, terdapat dalam dengan pengencer, jika diperlukan, untuk mendapatkan
label sesuai dengan Uji 2 Disolusi pada USP. konsentrasi mirip dengan larutan baku.
Untuk produk yang beretiket mengandung 500 mg Sistem kromatografi peralatan kromatografi cair
Metformin dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm yang
Media disolusi : 1000 ml dapar fosfat pH 6,8 berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju
Alat tipe2 : 50 rpm alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
Waktu : 30 menit terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
Lakukan penetapan jumlah C4H11N5.HCl yang terlarut respons puncak seperti yang tertera Prosedur: faktor
dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika perlu ikutan tidak boleh dari 2; efisiensi kolom tidak lebih dari
diencerkan dengan media disolusiJika diperlukan, 1500 plat teoritis; dan simpangan baku relatif pada
bandingkan dengan serapan larutan baku metformin penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
- 839 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah volume yang sama maksimum lebih kurang 232 nm, menggunakan air
(sejumlah 40 µl) dari larutan baku dan larutan uji pada sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, metformin
alat kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons hidroklorida, C4H11N5.HCl dalam serbuk tablet yang
puncak utama. Hitung persentase metformin yang terlarut digunakan dengan rumus:
dengan rumus:
 900  C S  rU  A 
100     10 C  U 
 D  LC  rS   AS 

rU dan rS adalah respons puncak yang dihasilkan dari C adalah kadar Metformin Hidroklorida BPFI dalam µg
Larutan uji dan Larutan baku, secara berturut-turut. CS per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah
adalah kadar metformin dalam mg per ml dari larutan serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.
baku, dalam volume 900 ml, dari media, 100 adalah faktor
konversi ke persen, D adalah faktor pengencer dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
larutan uji, dan LC adalah klaim dalam label tablet, Simpan dalam suhu ruang terkontrol.
dalam mg.
Toleransi Tidak kurang dari 70% (Q) dari jumlah Penandaan Jika digunakan lebih dari satu uji disolusi,
dalam label C4H11N5.HCl yang terlarut dalam 60 menit. pada etiket harus dinyatakan uji disolusi yang digunakan
kecuali jika hanya Uji 1.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari METIL SALISILAT


0,1% dan total cemaran tidak lebih dari 0,6%. Lakukan MethylSalicylate
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Prosedur dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Senyawa
sejenis dalam Metformin hidroklorida.
Larutan uji Timbang dan gerus hingga serbuk halus
tidak kurang dari 20 tablet. Ambil satu bagian dari serbuk, Metil salisilat [119-36-8]
setara dengan 500 mg metformin hidroklorida, masukan C8H8O3 BM 152,15
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan Fase gerak,
dengan pengocokan, Encerkan dengan Fase gerak sampai Metil Salisilat diproduksi secara sintetik atau diperoleh
tanda, dan homogenkan. Saring dan gunakan filtrat. dari maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi uap daun
Prosedur Hitung persentase dari masing-masing cemaran Linné (Familia Ericaceae) atau kulit batang Betula lenta
dalam serbuk tablet dengan rumus: Linné. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C8H8O3.
 r 
0 ,1 i  Pemerian Cairan, tidak berwarna, kekuningan atau
 rS  kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura.
Mendidih antara 219º dan 224º disertai peruraian.
ri adalah respons puncak dari masing-masing cemaran
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak metformin dari Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan
pengencer Larutan uji. dalam asam asetat glasial.

Penetapan kadar Identifikasi Kocok 1 tetes dengan lebih kurang 5 ml air,


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metformin dan tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP: campuran
BPFI larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 10 µg berwarna ungu tua.
per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak lebih dari 20 Kelarutan dalam etanol 70% Larutkan satu bagian
tablet. Timbang secara saksama serbuk tablet setara volume metil salisilat sintetik dalam 7 bagian volume
dengan lebih kurang 100 mg metformin hidroklorida etanol 70%. Satu bagian volume salisilat alamiah larut
masukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml. Tambahkan 70 dalam 7 bagian volume etanol 70%: larutan tidak lebih
ml air, kocok dengan mesin selama 15 menit, encerkan dari sedikit berkabut.
sampai tanda, saring, buang 20 ml filtrat awal. Encerkan
10 ml filtrat dengan air hingga 100 ml. Pipet 10 ml larutan Bobot jenis <981>Jenis sintetik antara 1,180 dan 1,185;
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air jenis alamiah antara 1,176 dan 1,182.
sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Rotasi jenis <1081> Metil salisilat sintetik dan yang
dalam sel 1 cm, pada panjang gelombang serapan berasal dari belula tidak optis aktif. Metil salisilat dari
- 840 -

gaultheria memutar sedikit ke kiri, rotasi jenis tidak lebih masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang
dari -1,5 dalam tabung 100 mm. gelombang serapan maksimum lebih kurang 280 nm:
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Indeks bias <1001> Antara 1,535 dan 1,538, lakukan C. Pada 10 mg tambahkan 0,15 ml larutan
penetapan pada suhu 20º. triketohidrinden hidrat P dalam asam sulfat P (1 dalam
250); terjadi warna ungu tua dalam waktu 5 menit hingga
Logam berat<371>Metode III Tidak lebih dari 40 bpj. 10 menit. Tambahkan 0,15 ml air; warna berubah menjadi
kuning kecoklatan pucat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g,
masukkan ke dalam labu, tambahkan 40,0 ml natrium Keasaman Larutkan 1,0 g dalam air bebas karbon
hidroksida 1 NLV, dan didihkan perlahan-lahan dalam dioksida P, dengan bantuan pemanasan, tambahkan 1
refluks selama 2 jam. Dinginkan, bilas kondensor, dengan tetes merah metil LP, dan titrasi dengan natrium
beberapa ml air, tambahkan fenolftalein LP. Titrasi hidroksida 0,10 N hingga warna kuning: diperlukan tidak
kelebihan basa dengan asam sulfat 1 N LV. Lakukan lebih dari 0,50 ml.
penetapan blangko.
Rotasi jenis <1081> Antara -25º dan -28º, dihitung
Tiap ml natrium hidroksida 1 N terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
setara dengan 152,2 mg C8H8O3 larutan yang mengandung 440 mg per 10 ml pelarut yang
dibuat sebagai berikut: Larutkan aluminium klorida P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
yang telah diperlakukan dengan arang jerap dalam air (2
dalam 3), saring, dan atur pH hingga 1,5 dengan larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 100).
METILDOPA
Methyldopa Air<1031>Metode I Antara 10,0% dan 13,0%.

Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%

Logam berat<371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

L-3-(3,4-Dihidroksifenil)-2metilalaninaseskuihidrat 3-O-Metilmetildopa Tidak lebih dari 0,5%; lakukan


[41372-08-1] penetapan sebagai berikut:
C10H13NO4.1½H2O BM 238,24 Fase gerak Buat campuran butanol P-asam asetat
Anhidrat [555-30-6] BM 211,22 glasial P-air(65:15:25) yang dibuat segar.
Lempeng kromatografi Buat lempeng kromatografi
Metildopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan lapis tipis dengan bahan selulose yang sesuai, setebal 250
tidak lebih dari 101,0%, C10H13NO4, dihitung terhadap zat µm, yang telah dicuci dengan Fase gerak. Cuci lempeng
anhidrat. dengan meletakkan di dalam wadah berisi sistem pelarut,
biarkan merambat hingga bagian atas lempeng keringkan
Pemerian Serbuk halus, putih sampai putih kekuningan; dengan aliran udara kering.
tidak berbau; dapat mengandung gumpalan rapuh. Larutan penampak bercak 1 Buat larutan segar sesaat
sebelum digunakan. Larutkan 300 mg p-nitroanilina P
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat mudah dalam 100 ml asam klorida 10 N (Larutan A). Larutkan 2,5
larut dalam asam klorida 3 N; sukar larut dalam etanol; g natrium nitrit P dalam 50 ml air (Larutan B). Campur 90
praktis tidak larut dalam eter. ml Larutan A dan 10 ml Larutan B.
Larutan penampak bercak 2 Larutkan 25 g natrium
Baku pembanding Metildopa BPFI; tidak boleh karbonat P dalam 100 ml air.
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
Metode I sebelum digunakan. 3-O-Metilmetildopa BPFI; larutkan dalam metanol P, dan encerkan hingga 10,0 ml.
tidak boleh dikeringkan; dapat langsung digunakan. Larutan baku Timbang saksama 5,0 mg 3-O-
Metilmetildopa BPFI, larutkan dalam metanol P, dan
Identifikasi encerkan hingga 50,0 ml.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Prosedur Totolkan dua kali, tiap kali dengan 10 µl
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya Larutan uji dan 10 µl Larutan baku pada Lempeng
pada panjang gelombang yang sama seperti pada kromatografi. Diameter bercak tidak lebih dari 0,5 cm.
Metildopa BPFI. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam berisi Fase gerak, biarkan merambat sampai lebih
25.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan kurang 10 cm dari garis penotolan. Angkat lempeng,
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang keringkan dengan aliran udara kering hingga tidak lagi
sama seperti pada Metildopa BPFI; daya serap masing- berbau asam asetat. Letakkan lempeng dengan posisi
tegak dan semprot dengan Larutan penampak bercak 1
- 841 -

hingga lempeng cukup basah dan merata (jangan perlu encerkan dengan Media disolusi, dan serapan
berlebihan). Letakkan lempeng dengan posisi mendatar, larutan baku Metildopa BPFI dalam media yang sama
dan keringkan dengan aliran udara hangat kering hingga pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
tidak lagi berbau asam klorida. Letakkan lempeng dengan 280 nm.
posisi tegak, semprot dengan Larutan penampak bercak 2 Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak
hingga lempeng cukup basah dan merata (jangan kurang dari 80% (Q) C10H13NO4, dari jumlah yang tertera
berlebihan). Bercak utama metildopa berwarna hitam pada etiket.
dengan latar belakang merah muda pucat atau jingga
dengan harga Rf lebih kurang 0,50, dan bercak 3-O- Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
metilmetildopa berwarna gelap dengan latar belakang
yang sama seperti pada metildopa dengan harga Rf lebih Penetapan kadar
kurang 0,65. Luas dan intensitas bercak 3-O- Larutan besi(II) tartrat Larutkan 1 g besi(II)sulfat P, 2
metilmetildopa dari Larutan uji tidak lebih besar dari g kaliumnatrium tartrat P, dan 100 mg natrium bisulfit P
Larutan baku. dalam air hingga 100 ml. Larutan dibuat segar.
Larutan dapar Larutkan 50 g amonium asetat P dalam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 1000 ml etanol P 20%. Atur pH hingga 8,5 dengan
mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P amonium hidroksida 6 N.
dengan pemanasan. Dinginkan hingga suhu kamar, Larutan baku Larutkan sejumlah Metildopa BPFI
tambahkan 0,1 ml kristal violet LP dan 50 ml asetonitril dalam asam sulfat 0,1 N hingga kadar metildopa anhidrat
P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna lebih kurang 1 mg per ml.
biru. Lakukan penetapan blangko. Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan lebih kurang 100 mg metildopa, masukkan
setara dengan 21,12 mg C10H13NO4 ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml asam
sulfat 0,1 N kocok kuat selama 15 menit, tambahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, asam encer tersebut sampai tanda. Saring, buang 20 ml
tidak tembus cahaya. filtrat pertama.
Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji dan
Larutan baku ke dalam dua labu tentukur 100-ml yang
TABLET METILDOPA terpisah. Ke dalam labu tentukur ketiga, masukkan 5 ml
Methyldopa Tablet air sebagai blangko. Pada tiap labu tambahkan 5 ml
Larutan besi(II) tartrat dan encerkan dengan Larutan
Tablet Metildopa mengandung Metildopa, C10H13NO4, dapar sampai tanda. Ukur serapan kedua larutan pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 520
jumlah yang tertera pada etiket. nm. Lakukan penetapan blangko. Hitung jumlah dalam
mg, C10H13NO4, dalam serbuk tablet yang digunakan
Baku pembanding Metildopa BPFI; tidak boleh dengan rumus:
dikeringkan; Lakukan Penetapan Kadar Air <1031> A 
Metode I sebelum digunakan. 100 C  u 
 As 
Identifikasi
A. Pada lebih kurang 10 mg serbuk halus tablet C adalah kadar Metildopa BPFI dalam mg per ml
tambahkan 3 tetes larutan triketohidrinden hidrat P (1 Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan
dalam 250) dalam asam sulfat P: terjadi warna ungu tua Larutan uji dan Larutan baku.
dalam waktu 5 menit hingga 10 menit. Tambahkan 3 tetes
air: warna berubah menjadi kuning kecoklatan pucat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
B. Pada lebih kurang 10 mg serbuk halus tablet
tambahkan 2 ml asam sulfat 0,1 N dan 2 ml Larutan besi
(II) tartrat yang dibuat seperti yang tertera pada METILERGOMETRIN MALEAT
Penetapan kadar, kemudian tambahkan 0,25 ml amonium Metilergonovin maleat
hidroksida 6 N, dan campur: segera terjadi warna ungu Methylergonovine Maleate
tua.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 20 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C10H13NO4, yang
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika
- 842 -

9,10-Didehidro-N-(S)-1-(hidroksimetilpropil)-6-metil- Campuran pelarut Masukkan 2,5 g asam tartrat P ke


ergolin-8 β-karboksamida maleat (1:1) (garam) dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 500 ml air dan
[7054-07-1] kocok. Encerkan dengan metanol P sampai tanda dan
C20H25N3O2.C4H4O4 BM 455,50 biarkan campuran dingin sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Metilergometrin Maleat mengandung tidak kurang dari Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C20H25N3O2,C4H4O4, tentukur 200-ml. Tambahkan 150 ml Campuran pelarut
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. dan kocok secara mekanik selama 15 menit, encerkan
dengan Campuran pelarut sampai tanda. Encerkan
Pemerian Serbuk hablur mikro, putih sampai coklat larutan ini dengan Campuran pelarut hingga kadar lebih
merah muda; tidak berbau. kurang 4 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol; sangat masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan
sukar larut dalam kloroform dan dalam eter. 300 ml Campuran pelarut, kocok secara mekanik selama
15 menit atau hingga larut sempurna, encerkan dengan
Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; Campuran pelarut sampai tanda. Encerkan secara
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80° kuantitatif dengan Campuran pelarut hingga kadar lebih
hingga bobot tetap, sebelum digunakan. Simpan dalam kurang 4 µg per ml.
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
lemari pendingin. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor fluoresensi dengan panjang
Identifikasi gelombang eksitasi 315 nm dan panjang gelombang emisi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah nol, gunakan filter yang dapat melewatkan cahaya pada
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, panjang gelombang 418 nm sampai 700 nm, dan kolom
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7, pertahankan
gelombang yang sama seperti pada Metilergometrin suhu kolom pada 30. Laju alir lebih kurang 2 ml per
Maleat BPFI. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
B. Harga Rf bercak fluorosensi utama dan bercak biru rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang
diperoleh dari Larutan baku pada kromatogram seperti dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari
yang tertera pada Uji Alkaloid Sejenis. 2,0 dan simpangan baku relatif penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +44 dan +50, dihitung Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
menggunakan larutan dengan kadar 5 mg per ml. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
pH <1071> Antara 4,4 dan 5,2; lakukan penetapan C20H25N3O2.C4H4O4dalam zat yang digunakan dengan
menggunakan larutan (1 dalam 5000). rumus:
r 
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; 25 C  U 
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º  rS 
hingga bobot tetap.
C adalah kadar Metilergometrin Maleat BPFI dalam µg
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%. per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak intensitas fluoresensi dari Larutan uji dan
Alkaloid sejenis Lakukan penetapan seperti yang tertera Larutan baku.
pada Alkaloid sejenis dalam Ergometrin Maleat,
menggunakan metilergometrin maleat sebagai pengganti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
ergometrin maleat. tidak tembus cahaya, dan simpan di tempat sejuk.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada INJEKSI METILERGOMETRIN MALEAT
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan Injeksi Metilergonovin Maleat
dengan pengaruh cahaya seminimal mungkin].
Methylergometrin Maleate Injection
Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
0,015 M dan asetonitril P (4:1), saring dan awaudarakan.
Injeksi Metilergometrin Maleat adalah larutan steril
Bila perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Metilergometrin Maleat dalam Air untuk Injeksi.
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Mengandung Metilergometrin Maleat,
- 843 -

C20H25N3O2.C4H4O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak dengan membandingkan terhadap bercak Enceran larutan
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. baku. Bercak yang diperoleh dari 0,50 mg; 0,20 mg; 0,10
mg dan 0,05 mg per ml Enceran larutan baku masing-
Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; masing setara dengan 5,0%; 2,0%; 1,0% dan 0,50%
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º cemaran.
hingga bobot tetap sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
[Catatan bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Injeksi.
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam 14 hari,
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pendingin. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan
terlindung dari cahaya.]
Identifikasi Menunjukkan reaksi Identifikasi A dan B Fase gerak Campur 800 ml larutan kalium fosfat
seperti yang tertera pada Metilergometrin Maleat. monobasa P (1 dalam 500) dan 200 ml asetonitril P. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Endotoksin Bakteri <201> Tidak lebih dari 1,7 unit seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Endotoksin FI per µg metilergometrin maleat. Pelarut pengekstraksi Larutkan 5 g asam tartrat P
dalam 500 ml air. Tambahkan 500 ml metanol P, campur.
pH <1071> Antara 2,7 dan 3,5. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan dalam labu
Alkaloid sejenis Tidak lebih dari 5,0% [Catatan Lakukan tentukur 200-ml. Tambahkan 150 ml Pelarut
penetapan terlindung dari pengaruh cahaya matahari pengekstraksi sampai tanda, hingga diperoleh Larutan
dan sesedikit mungkin pengaruh cahaya lampu.] baku dengan kadar lebih kurang 100 µg per ml.
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
pada Kromatografi <931>. setara dengan lebih kurang 10 mg metilergometrin
.... Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-air maleat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
(75:25:3) Encerkan dengan Pelarut pengekstraksi sampai tanda.
Campuran pelarut Buat campuran etanol P-amonium Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
hidroksida P (9:1). Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4 mm x
setara dengan lebih kurang 5 mg metilergometrin maleat, 25 cm berisi bahan pengisi L7, suhu dipertahankan
masukkan ke dalam corong pisah, dan ekstraksi tiga kali, pada30º. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Buang ekstrak kromatografi terhadap Larutan baku: rekam kromatogram
kloroform. Tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
bereaksi alkalis terhadap lakmus P, dan ekstraksi tiga kali Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak
tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Uapkan kumpulan analit tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor
ekstrak dengan aliran udara tanpa pemanasan. Hingga ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0, dan simpangan
kering. Larutkan residu dalam 0,5 ml Campuran pelarut. baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Metilergometrin Maleat BPFI, larutkan dalam Campuran sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
pelarut hingga kadar 10 mg per ml. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Larutan baku dalam Campuran pelarut hingga kadar 0,50 C20H25N3O2,C4H4O4, per ml injeksi yang digunakan
mg; 0,20 mg; 0,10 mg dan 0,05 mg per ml. dengan rumus:
Larutan penampak bercak Larutkan 1 g p-dimetilamino
benzaldehida P dalam campuran dingin 50 ml etanol P
 C  r 
dan 50 ml asam klorida P. 0,1  u 
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl  V  rs 
Larutan uji, Larutan baku, dan Enceran larutan baku C adalah kadar Metilergometrin BPFI dalam µg per ml
pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Larutan baku:V adalah volume injeksi yang digunakan
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dalam ml; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
telah dijenuhkan selama 30 menit dengan Fase gerak, Larutan uji dan Larutan baku.
biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
menguap. Semprot lempang dengan Larutan penampak tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.
bercak: harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku. Jika terdapat bercak lain selain bercak
utama pada Larutan uji, perkirakan kadar masing-masing
- 844 -

TABLET METILERGOMETRIN MALEAT Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Tablet Metilergonovin Maleat setara dengan 5,0 mg metilergometrin maleat, masukkan
Methylergometrin Maleate Tablet ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 50 ml
Campuran pelarut, aduk dengan pengaduk magnetik
Tablet Metilergometrin Maleat mengandung selama 40 menit. Saring, bilas wadah dua kali, tiap kali
Metilergometrin Maleat, C20H25N3O2.C4H4O4, tidak dengan 10 ml Campuran pelarut. Uapkan kumpulan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari filtrat dalam hampa udara pada suhu 25º hingga 30º, dan
jumlah yang tertera pada etiket. larutkan residu dalam 2,0 ml Campuran pelarut.
Larutan baku Timbang saksama 25 mg
Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º tentukur 10-ml, tambahkan Campuran pelarut sampai
hingga bobot tetap sebelum digunakan. tanda.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Identifikasi Larutan baku dalam Campuran pelarut hingga kadar
A. Tablet menunjukkan reaksi Identifikasi A seperti 5,0%; 3,0%; 1,0% dan 0,5%.
pada Metilergometrin Maleat. Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
B. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
lebih kurang 4 mg metilergometrin maleat ke dalam terpisah masing-masing 20 µl Larutan uji dan Enceran
corong pisah, tambahkan 20 ml air. Tambahkan larutan larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel
natrium karbonat P (1 dalam 10) hingga bereaksi alkalis setebal 0,25 mm. Keringkan lempeng dengan aliran udara
terhadap lakmus P. Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 20 dingin. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
ml kloroform P, saring dan kumpulkan ekstrak kloroform berisi Campuran pelarut sebagai fase gerak, biarkan
ke dalam cawan penguap kecil, dan uapkan di atas tangas merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi
uap hingga kering. Larutkan residu dalam campuran 6 ml lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak mengering
air dan 0,3 ml asam klorida P, jika perlu saring: larutan dengan aliran udara dingin. Amati lempeng di bawah
yang diperoleh menunjukkan reaksi Identifikasi D pada cahaya ultraviolet 366 nm. Tandai bercak utama dan
Metilergometrin Maleat. bercak lain yang memberi fluoresensi. Semprot lempeng
dengan Penampak bercak, tandai bercak utama dan setiap
Disolusi<1231> bercak biru lainnya. Bandingkan intensitas bercak lain
Media disolusi: 900 ml larutan asam tartrat P (1 dalam selain bercak utama dari Larutan uji dengan bercak utama
200). dari Enceran Larutan baku: jumlah intensitas bercak lain
Alat tipe 2: 100 rpm selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari 5,0%
Waktu: 30 menit senyawa sejenis.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C20H25N3O2.C4H4O4, yang terlarut dengan mengukur Penetapan kadar [Catatan Lakukan penetapan
intensitas fluoresensi alikuot dan larutan baku terlindung dari cahaya.] Lakukan penetapan dengan cara
Metilergometrin Maleat BPFI yang mengandung lebih Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
kurang 0,22 µg per ml dalam media yang sama, Kromatografi <931>.
menggunakan fluorometer pada panjang gelombang Fase gerak Campur 800 ml larutan kalium fosfat
eksitasi lebih kurang 327 nm dan panjang gelombang monobasa P (1 dalam 500) dan 200 ml asetonitril P,
emisi lebih kurang 428 nm, menggunakan larutan asam saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
tartrat P sebagai blangko. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Kromatografi <931>.
kurang dari 70% (Q) C20H25N3O2.C4H4O4, dari jumlah Campuran pelarut Campur 300 ml larutan kalium
yang tertera pada etiket. fosfat monobasa P (1 dalam 500) dengan 700 ml
asetonitril P.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Alkaloid sejenis Tidak lebih dari 5,0%; lakukan Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada tentukur 100-ml. Tambahkan 75 ml Campuran pelarut,
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan kocok secara mekanik selama 15 menit. Encerkan dengan
terlindung dari pengaruh cahaya matahari dan sesedikit Campuran pelarut sampai tanda, campur Encerkan secara
mungkin pengaruh cahaya lampu.] kuantitatif sebagian dari larutan ini dengan Campuran
Campuran pelarut Buat campuran kloroform P- pelarut hingga kadar lebih kurang 20 µg per ml.
metanol P-amonium hidroksida P (75:25:1). Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang
Penampak bercak Larutkan dengan hati-hati 800 mg p- 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran etanol P- dengan lebih kurang 2 mg metilergometrin maleat,
asam sulfat P (101:11). masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
lebih kurang 75 ml Campuran pelarut dan kocok secara
- 845 -

mekanik selama 60 menit. Encerkan dengan Campuran Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pelarut sampai tanda, campur. Saring sebagian melalui dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
penyaring membran ukuran 0,45 um, buang 5 ml filtrat menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
pertama. yang sama seperti pada Metilparaben BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Jarak lebur <1021> Antara 125 dan 128 .
dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom 4 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L7. Pertahankan pada suhu 30º. Syarat lain Memenuhi syarat Uji Keasaman, Susut
Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan pengeringan dan Sisa pemijaran seperti yang tertera pada
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Butilparaben.
dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang tertera
tidak lebih dari 2,0%, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; pada Penetapan kadar dalam Butilparaben.
efisiensi kolom ditetapkan dari puncak analit tidak kurang
dari 1000 lempeng teoritis. Tiap ml natrium hidroksida 1 N
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume setara dengan 152,2 mg C8H8O3
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, C20H25N3O2,C4H4O4, dalam serbuk
tablet yang digunakan dengan rumus:
METILPREDNISOLON
Methylprednisolone
 rU 
0 ,1C  
 rS  OH
O

H CH3
HO OH

C adalah kadar Metilergometrin Maleat BPFI dalam µg


CH3 H
per ml Larutan baku: rU dan rS berturut-turut adalah
respons punca k Larutan uji dan Larutan baku. H H

O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, H3C H
tidak tembus cahaya.
11,17,21-Trihidroksi-6-metilpregna-1,4-diena-3,20-dion
[83-43-2]
METILPARABEN C22H30O5 BM 374,48
Methyl paraben
Metilprednisolon mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 103,0% C22H30O5, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih, tidak


berbau. Melebur pada suhu 240o disertai penguraian.
Metil p-hidroksibenzoat [99-76-3]
C8H8O3 BM 152,15
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut
Metilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan dalam etanol, dalam dioksan dan dalam metanol; sukar
tidak lebih dari 100,5% C8H8O3, dihitung terhadap zat larut dalam aseton dan dalam kloroform, sangat sukar
yang telah dikeringkan. larut dalam eter.
Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk
hablur, putih: tidak berbau atau berbau khas lemah; Baku pembanding Metilprednisolon BPFI; lakukan
sedikit rasa terbakar. pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam benzen dan terlindung dari cahaya.
dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan
dalam eter. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Baku pembanding Metilparaben BPFI; lakukan dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam dan
pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
digunakan. maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Metilprednisolon BPFI.
- 846 -

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam C adalah kadar Metilprednisolon BPFI dalam mg per ml
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan Larutan baku; riadalah respons puncak masing-masing
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada cemaran dalam Larutan uji; dan rs adalah respons puncak
Metilprednisolon BPFI; daya serap masing-masing dalam Larutan baku.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang maksimum lebih kurang 243 nm Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
berbeda tidak lebih dari 3,0%. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
C. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam 2 ml asam sulfat Kromatogtrafi<931>.
P: terjadi warna merah. Fase gerak Buat campuran butil klorida P-butil klorida
P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam asetat
Rotasi jenis <1081> Antara +79o dan +86o, dihitung glasial P (475:475:70:35:30).
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan Larutan baku internal Buat larutan prednison dalam
menggunakan larutan dalam dioksan P dengan kadar 5 campuran asam asetat glasial P-kloroform P (3:100)
mg per ml. hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Metilprednisolon BPFI, larutkan dalam Larutan baku
lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam. internal hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 10 mg, lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 1,0% untuk Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
masing-masing cemaran dan tidak lebih dari 2,0% untuk dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 25
total cemaran. Lakukan penetapan dengan cara cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Kromatografi <931>. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Fase gerak Buat campuran air-tetrahidrofuran P- yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
dimetilsulfoksida P-butanol P (149:40:10:1), saring dan metilprednisolon dan puncak baku internal tidak kurang
awaudarakan. Bila perlu lakukan penyesuaian menurut dari 4,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi ulang tidak lebih dari 2,0%.
<931>. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan pengencer Buat campuran air-tetrahidrofuran P- sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
asam asetat glasial P (72:25:3), saring. pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
Larutan baku Timbang saksama sejumlah puncak utama; waktu retensi relatif prednison dan
Metilprednisolon BPFI larutkan dalam Larutan metilprednisolon masing-masing lebih kurang 0,7 dan
pengencer. Bila perlu encerkan secara bertahap dengan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C22H30O5, dengan rumus:
Larutan pengencer hingga kadar lebih kurang 0,01 mg
per ml. R 
Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang 50C  u 

25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,  Rs 
encerkan dengan Larutan pengencer sampai tanda .
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada C adalah kadar Metilprednisolon BPFI dalam mg per ml
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan baku; Ru dan Rs masing-masing adalah
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x perbandingan respons metilprednisolon dan puncak baku
20 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml internal Larutan uji dan Larutan baku.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang tidak tembus cahaya.
dari 800 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume METILPREDNISOLON ASETAT
sama (lebih kurang 10 l) Larutan uji pada kromatograf, Methylprednisolone Acetate
rekam kromatogram, dan ukur semua respons puncak.
Hitung jumlah masing-masing cemaran dalam
metilprednisolon dengan rumus:

r 
20C  i 

 rs 
- 847 -

11β,17,21-Trihidroksi-6α-metilpregna-1,4-diena-3,20- (97:3) dengan cara sebagai berikut: Tambahkan seluruh


diona 21-asetat [53-36-1) asam asetat glasial P ke dalam labu tentukur 100-ml
C24H32O6 BM 416,51 yang berisi prednison, dan sonikasi. Tambahkan perlahan
kloroform P sambil lakukan sonikasi dan pengocokan
Metilprednisolon Asetat mengandung tidak kurang dari hingga larut. Encerkan dengan kloroform P sampai tanda.
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C24H32O6, dihitung Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
terhadap zat yang telah dikeringkan. Metilprednisolon Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak internal dan encerkan dengan kloroform P sampai tanda.
berbau; melebur pada suhu lebih kurang 225º disertai Larutan uji Buat larutan zat uji dengan cara seperti
peruraian. yang tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Kromatografi<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dioksan; agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 25
dalam kloroform dan dalam metanol; sukar larut dalam cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml
eter. per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Baku pembanding Metilprednisolon Asetat BPFI; yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,5 dan
sebelum digunakan. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Identifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dan ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Waktu retensi relatif prednison dan metilprednisolon
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama asetat masing-masing adalah 1,3 dan 1,0. Hitung jumlah
seperti pada Metilprednisolon Asetat BPFI. dalam mg, C24H32O6, dengan rumus:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan R 
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada 100C  u 
Metilprednisolon Asetat BPFI: daya serap masing-masing  Rs 
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang maksimum lebih kurang 243 nm C adalah kadar Metilprednisolon Asetat BPFI dalam mg
berbeda tidak lebih dari 3,0%. per ml Larutan baku: Ru dan Rs berturut-turut adalah
C. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam 2 ml asam sulfat perbandingan respons tinggi puncak metilprednisolon
P: terjadi warna merah anggur. asetat dan baku internal dalam Larutan uji dan Larutan
D. Masukkan lebih kurang 5 mg dalam tabung reaksi, baku.
tambahkan 2 ml kalium hidroksida etanol LP dan
panaskan di atas tangas air mendidih selama 5 menit. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Dinginkan, tambahkan 2 ml larutan asam sulfat P (1 tidak tembus cahaya.
dalam 3,5) dan didihkan hati-hati selama lebih kurang 1
menit: terjadi bau etil asetat.
TABLET METILPREDNISOLON
Rotasi jenis <1081> Antara +97º dan +105º, dihitung Methylprednisolone Tablet
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan dalam dioksan P yang mengandung Tablet Metilprednisolon mengandung metilprednisolon,
100 mg per 10 ml. C22H30O5, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari
107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Baku pembanding Metilprednisolon BPFI; lakukan
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam. pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam sebelum
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Identifikasi Serbukkan sejumlah tablet setara dengan
Kromatografi <931>. lebih kurang 40 mg metilprednisolon, digesti dengan 25
Fase gerak Buar campuran n-butil klorida P-n-butil ml heksan P selama 15 menit. Saring, buang filtrat.
klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam Digesti residu dengan 25 ml kloroform P selama 15
asetat glasial P (475:475:70:35:30). menit. Saring, uapkan filtrat hingga kering, dan keringkan
Larutan baku internal Buat larutan prednison 6 mg per pada suhu 105o selama 2 jam; residu memenuhi
ml dalam campuran kloroform P-asam asetat glasialP
- 848 -

Identifikasi cara A dan C seperti yang tertera pada dengan lebih kurang 10 mg metilprednisolon, dan
Metilprednisolon. masukkan dalam wadah yang sesuai. Tambahkan 2,5 ml
air dan kocok hingga terbentuk massa seperti bubur yang
Disolusi <1231> halus. Tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal, kocok
Media disolusi: 900 ml air. selama 15 menit. Bila perlu saring atau sentrifus. Gunakan
Alat tipe 2: 50 rpm. larutan beningan sebagai Larutan uji.
Waktu: 30 menit. Prosedur Lakukan seperti pada Prosedur yang tertera
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C22H30O5, yang pada Penetapan kadar dalam Metilprednisolon. Hitung
terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang telah jumlah dalam mg C22H30O5, dalam zat uji dengan rumus:
disaring, jika perlu encerkan dengan Media disolusi,
menggunakan spektrofotometer yang sesuai pada panjang R 
gelombang 246 nm. Gunakan air sebagai blangko dan sel 50 C  u 

 Rs 
1 cm. Gunakan air sebagai blangko dan gunakan kurva
baku Metilprednisolon BPFI [Catatan Timbang saksama
C adalah kadar Metilprednisolon BPFI dalam mg per ml
lebih kurang 20 mg Metilprednisolon BPFI, larutkan
Larutan baku; Ru dan Rs masing-masing adalah
dalam etanol P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-
perbandingan respons puncak metilprednisolon terhadap
ml, encerkan dengan air sampai tanda. Buat pengenceran
puncak baku internal yang diperoleh dari Larutan uji dan
larutan ini secara kuantitatif untuk digunakan sebagai
Larutan baku.
kurva baku].
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
kurang dari 70% (Q) C22H30O5, dari jumlah yang tertera
pada etiket.

Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat.


METILSELULOSA
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan Methylcellulose
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Selulosa metil eter [9004-67-5]
Penetapan kadar dalam Metilprednisolon.
Larutan uji Tempatkan 1 tablet dalam wadah yang Metilselulosa adalah suatu metil eter dari selulosa. Jika
sesuai. Untuk tablet dengan kadar 10 mg atau kurang, dikeringkan pada suhu 105̊ selama 2 jam, mengandung
tambahkan 0,5 ml air. Untuk tablet dengan kadar lebih tidak kurang dari 27,5% dan tidak lebih dari 31,5% gugus
besar dari 10 mg, tambahkan 1,0 ml air. Diamkan tablet metoksi (OCH3).
selama 2 menit, kemudian goyang wadah untuk
mendispersikan tablet. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku Pemerian Serbuk berserat atau granul, berwarna putih.
internal untuk setiap mg kekuatan tablet, kocok selama Suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P;
15 menit, saring atau sentrifus. Gunakan beningan mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang
sebagai Larutan uji . jernih hingga opalesen,kental, koloidal.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
kadar dalam Metilprednisolon. Hitung jumlah, dalam mg, Kelarutan Tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan
C22H30O5 dalam tablet yang digunakan dengan rumus: dalam kloroform; larut dalam asam asetat glasial dan
dalam campuran volume sama etanol dan kloroform.
 
FW s  Ru  Identifikasi
 Rs  A. Tambahkan dengan perlahan-lahan 1 g di atas
permukaan 100 ml air dalam gelas piala, dan biarkan
F adalah perbandingan volume Larutan baku internal terdispersi, ketuk permukaan wadah untuk menjamin zat
dalam ml Larutan uji dengan Larutan baku internal sudah terdispersi. Biarkan gelas piala hingga zat menjadi
dalam ml Larutan baku; Ws adalah bobot jernih dan berlendir (lebih kurang 5 jam), dan gerakkan
Metilprednisolon BPFI dalam mg; Ru dan Rs masing- gelas piala untuk membasahi zat tersisa, dan aduk dengan
masing adalah perbandingan respons puncak batang pengaduk hingga larut sempurna: campuran tetap
metilprednisolon dan puncak baku internal yang stabil jika ditambahkan sejumlah volume sama natrium
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. hidroksida 1 N atau asam klorida 1 N.
B. Panaskan beberapa ml larutan yang diperoleh pada
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Identifikasi A: larutan menjadi keruh dan berbentuk
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
kepingan endapan yang larut kembali jika larutan dingin.
Kromatografi<931>.
C. Tuangkan beberapa ml larutan yang diperoleh pada
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan
Identifikasi A di atas lempeng kaca, dan biarkan airnya
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
menguap: terbentuk lapisan tipis.
Penetapan kadar dalam Metilprednisolon.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
- 849 -

Kekentalan Tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari yang sama dengan bobot zat, dan pipet 2 ml Larutan baku
120,0% seperti yang tertera pada etiket untuk tipe internal ke dalam vial. Pipet dengan hati-hati 2 ml Asam
kekentalan hingga 100 cP atau kurang, tidak kurang dari iodida ke dalam campuran, tutup segera vial, dan timbang
75,0% dan tidak lebih dari 140,0% seperti yang tertera saksama. Kocok vial selama 30 detik, panaskan pada
pada etiket untuk tipe kekentalan lebih besar dari 100 cP. suhu 150º selama 20 menit, menggunakan blok pemanas
Timbang saksama setara dengan 2 g zat yang telah atau pembungkus panas terlindung, angkat vial, kocok
dikeringkan dalam tabung sentrifuga 250 ml yang dengan sangat hati-hati, dan panaskan pada suhu 150º
telahditara, tambahkan 98 g air yang telah dipanaskan selama 40 menit. Biarkan vial dingin selama lebih kurang
pada suhu 80̊ hingga 90̊. Aduk dengan pengaduk 45 menit, dan timbang kembali. Bila kehilangan bobot
berputar selama 10 menit, letakkan tabung pada tangas es, lebih besar dari 10 mg, buang campuran tersebut, dan
lanjutkan pengadukan, dan biarkan tetap dalam tangas es buat Larutan uji yang lain.
selama 40 menit, hingga terjadi hidrasi dan larut dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
sempurna. Jika perlu sesuaikan berat larutan hingga 100 Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
g, dan sentrifus larutan untuk menghilangkan udara. Atur detektor penghantar panas, kolom kaca 1,8 m x 4 mm
suhu larutan hingga 20 ± 0,1º, dan tentukan kekentalan berisi bahan pengisi 10% fase cair G1 pada partikel
larutan dengan viskosimeter yang sesuai tipe Ubbelohde penyangga S1A dengan ukuran partikel 100 mesh hingga
pada Prosedur untuk turunan selulose seperti yang tertera 120 mesh, pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom
pada Penetapan kekentalan <1051>. masing-masing pada 200º, 200º dan 100º, gunakan helium
P sebagai gas pembawa dengan laju alir 20 ml per menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; Kalibrasi Suntikkan lebih kurang 2 µl lapisan atas
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. Larutan baku ke dalam kromatograf gas. Waktu retensi
metil iodida, toluen, dan o-xilena lebih kurang 3 menit, 7
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,5%. menit dan 13 menit. Hitung faktor respons relatif, Fmi,
bobot yang sama toluen dan metil iodida yang digunakan
Arsen <321>Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. dengan rumus:
Q smi
Logam berat <321>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan dengan menambahkan 1 ml larutan Asmi
hidroksilamina hidroklorida P (1 dalam 5) pada larutan
sisa. Qsmi adalah perbandingan jumlah metil iodida terhadap
toluen dalam Larutan baku,Asmi adalah perbandingan luas
Penetapan kadar [Perhatian Lakukan semua tahap yang puncak metil iodida terhadap toluen dalam Larutan baku.
menggunakan asam iodida secara hati-hati, dalam lemari Prosedur Suntikkan lebih kurang 2 µl lapisan atas
asam. Gunakan kaca mata pelindung, sarung tangan Larutan uji ke dalam kromatograf. Hitung persentase
tahan asam, dan perlengkapan pengamanan yang metoksi dalam metil selulosa yang digunakan dengan
memadai lainnya. Hati-hati sekali jika menangani vial rumus:
yang panas karena vial berada di bawah tekanan tinggi. W 
 31 
Jika terkena asam iodida, segera cuci dengan air 2  Fmi Aumi  t 
beberapa kali dan segera diobati.] Lakukan penetapan  142   Wu 
dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada
Kromatografi<931>. 31 adalah perbandingan bobot molekul metoksi dan
Asam iodida Gunakan pereaksi dengan bobot jenis 142
minimum 1,69, setara dengan 55% HI. metil iodida, Fmi adalah faktor respons relatif seperti yang
Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang tertera pada Kalibrasi;Aumi adalah perbandingan luas
2,5 g toluen P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml puncak metil iodida terhadap toluen yang diperoleh dari
berisi 10 ml o-xilena P, encerkan dengan o-xilena P Larutan uji, Wt adalah bobot toluen dalam g dalam
sampai tanda. Larutan baku internal;Wu adalah bobot metilselulosa
Larutan baku Timbang lebih kurang 135 mg asam dalam yang digunakan untuk Penetapan kadar.
adipat P dalam vial serum yang sesuai, tambahkan 4,0 ml
asam iodida P, 4,0 ml Larutan baku internal dan tutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
rapat vial dan isinya dengan saksama, tambahkan 90 µl
metil iodida P menggunakan alat suntik melalui tutup
vial, timbang kembali, dan hitung berat metil iodida, yang
METILTESTOSTERON
ditambahkan, berdasarkan selisih berat. Kocok, dan
biarkan lapisan memisah. Methyltestosterone
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 65 mg zat
yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam vial reaksi 17β-Hidroksi-17-metilandros-4-en-3-on [58-18-4]
berdinding tebal 5 ml yang dilengkapi dengan penutup C20H30O2BM 302,46
yang bertekanan, tambahkan sejumlah asam adipat P
- 850 -

Metiltestosteron mengandung tidak kurang dari 97,0% bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat
dan tidak lebih dari 103,0% C29H3O2, dihitung terhadap lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
zat yang telah dikeringkan. lempeng, biarkan Fase gerak menguap. Amati di bawah
cahaya ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih Pengujian absah bila kromatogram dari Larutan
krem; tidak berbau dan stabil di udara, tetapi agak kesesuaian sistem menunjukkan dua bercak yang terpisah
higroskopis. Dipengaruhi cahaya. dengan jelas. Bandingan intensitas bercak lain selain
bercak utama dari Larutan uji dengan bercak utama dari
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam Larutan baku dan Enceran larutan baku: jumlah
etanol, dalam metanol, dalam eter dan dalam pelarut intensitas bercak lain dari Larutan uji tidak lebih dari
organik lain; agak sukar larut dalam minyak nabati. 1,0% dan tidak ada satupun bercak lain yang lebih besar
dari 0,5%.
Baku pembanding Metiltestosteron BPFI: lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
digunakan. Testosteron BPFI. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Identifikasi Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (55:45),
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah saring danawaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang Kromatografi <931>.
yang sama seperti pada Metiltestosteron BPFI. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Metiltestosteron BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan 100-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti tanda. Pipet 8 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-
pada Metiltestosteron BPFI. ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, hingga
kadar 20 µg per ml.
Jarak lebur <1021> Antara 162º dan 167º . Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
Rotasi jenis <1081> Antara +79º dan +85º, dihitung encerkan dengan metanol P sampai tanda, Pipet 8 ml
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan larutan ini ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
menggunakan larutan dalam etanol P yang mengandung dengan Fase gerak sampai tanda.
100 mg per 10 ml. Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
testosteron, larutkan dalam metanol P hinga kadar 250 µg
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; per ml. Encerkan 4 ml larutan ini dengan Larutan baku
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. hingga 50 ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kemurnian kromatografi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera dilengkapi dengan detektor 241 nm dan kolom 4 mm x 25
pada Kromatografi <931>. cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
Fase gerak Campuran butil asetat P-heksan P-asam per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
asetat glasial P (70:30:1) dan Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
larutkan dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1) efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak
hingga kadar 20 mg per ml. kurang dari 2000 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah analit tidak lebih dari 2,7, resolusi, R, antara puncak
Metiltestosteron BPFI, larutkan dalam campuran testosteron dan metiltestosteron tidak kurang dari 2,0; dan
kloroform P-metanol P (9:1) hingga kadar 20 mg per ml. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Enceran larutan baku Buat pengenceran Larutan baku lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif testosteron dan
dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1) hingga metiltestosteron masing-masing lebih kurang 0,8 dan 1,0.
kadar 0,20 mg dan 0,10 mg per ml setara dengan l,0% Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dan 0,5% terhadap Larutan uji. sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
kurang 10 mg Testosteron BPFI, larutkan dalam 0,5 ml Hitung jumlah, dalam mg, C20H30O2, dengan rumus:
Larutan baku, encerkan dengan campuran kloroform P-
metanol P (9:1) hingga 10,0 ml. r 
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl 2500 C  U 
Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku dan  rS 
Larutan kesesuaian sistem pada lempeng kromatografi
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
- 851 -

C adalah kadar Metiltestosteron BPFI dalam mg per ml Tembaga atau Zink Tidak lebih dari 0,02% Cu dan 0%
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons Zn; lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 1,0 g
puncak Larutan uji dan Larutan baku. dalam krus porselen pada suhu pemijaran serendah
mungkin hingga semua karbon teroksidasi. Dinginkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, residu, tambahkan 15 ml asam nitrat 2 N, didihkan
tidak tembus cahaya. selama 5 menit. Saring larutan setelah dingin dan cuci
residu dengan 10 ml air. Pada kumpulam filtrat
tambahkan amonium hidroksida 6 N berlebih dan saring
METILTIONIN KLORIDA ke dalam labu tentukur 50-ml. Cuci endapan dengan
Biru Metilen sedikit air, tambahkan air cucian ke dalam filtrat,
MethylthionineChloride encerkan dengan air sampai tanda. Pada 25 ml larutan
tersebut tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP: tidak
3,7 bis (Dimetilamino) fenotiazin 5-ium klorida, trihidrat boleh terbentuk kekeruhan dalam waktu 5 menit. Warna
[7220-79-3] gelap yang dihasilkan tidak melebihi larutan pembanding
C16H18CIN3S.3H2O BM 373,90 yang dibuat dengan mendidihkan sejumlah tembaga(II)
C16H18CIN3S [612-73-4] BM 319,85 sulfat setara dengan 200 µg tembaga dengan 15 ml asam
nitrat 2 N selama 5 menit, dan lakukan seperti di atas
Biru Metilen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan mulai dengan “Saring larutan setelah dingin”.
tidak lebih dari 103,0%, C16H18CIN3S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; hijau tua,
berkilauan seperti perunggu, tidak berbau atau praktis Kemurnian kromatografi
tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air dalam Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
etanol berwarna biru tua. Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; agak dalam metanol P hingga kadar 1,0 mg per ml.
sukar larut dalam etanol. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Biru Metilen
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar 100 µg per
Baku pembanding Biru Metilen BPFI; lakukan ml.
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku secara
suhu 75º selama 4 jam, sebelum digunakan. kuantitatif dengan metanol P hingga kadar 10 µg per ml.
Fase gerak Campuran air-n-butanol P-asam asetat
Identifikasi Spektrum serapan inframerah dari zat yang glasial P (100:80:20).
telah dikeringkan pada suhu 75º dengan tekanan tidak lebih Prosedur Totolkan masing-masing 5 µl Larutan uji,
dari 5 mmHg selama 4 jam dan didispersikan dalam kalium Larutan baku dan Enceran larutan baku pada lempeng
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang kromatografi silika gel teroktadesilsilanisasi setebal 0,25
gelombang yang sama seperti pada Biru Metilen BPFI. mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per
Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 18,0%; empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase
lakukan pengeringan pada suhu 75º dengan tekanan tidak gerak menguap. Amati bercak pada kromatogram secara
lebih dari 5 mmHg selama 4 jam. visual: harga Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai
dengan harga Rf dari Larutan baku, dan jika ada bercak
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 1,2%. lain dari Larutan uji, ukuran atau intensitasnya tidak lebih
kuat dari bercak utama Larutan baku (10%), dan tidak
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan lebih dari dua bercak lain selain bercak utama yang
penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai ukuran dan intensitasnya lebih besar dari bercak utama
berikut: campur 375 mg dengan 10 ml air dalam labu Enceran larutan baku (1%).
generator arsin. Tambahkan 15 ml asam nitral P dan 5 ml
asam perklorat P, campur dan panaskan hati-hati hingga Penetapan kadar
terbentuk asap tebal dari asam perklorat. Dinginkan, cuci Larutan baku Timbang saksama sejumlah Biru Metilen
dinding labu dengan air, panaskan kembali hingga BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
terbentuk asap tebal. Dinginkan kembali dan cuci dinding bertahap dengan etanol encer P hingga kadar 2 µg per ml.
labu, panaskan kembali hingga terbentuk asap. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
Dinginkan, encerkan dengan air hingga 52 ml dan larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap
tambahkan 3 ml asam klorida P: larutan memenuhi Uji dengan etanol encerP hingga kadar 2 µg per ml.
Batas Arsen <321> tanpa penambahan 20 ml asam sulfat Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
7 N seperti yang tertera pada Prosedur. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
- 852 -

663 nm, menggunakan etanol encer P sebagai blangko. Penetapan kadar


Hitung jumlah dalam mg, C16H18CIN3S dengan rumus: Larutan baku Timbang saksama sejumlah Biru Metilen
BPFI, lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
A  dalam Biru Metilen.
50 C  u  Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
 As  dengan lebih kurang 100mg biru metilen, encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan etanol encer P hingga
C adalah kadar biru metilen anhidrat dalam µg per ml kadar lebih kurang 2 µg per ml.
Larutan baku: Audan As berturut-turut adalah serapan Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Larutan uji dan Larutan baku. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
663 nm, menggunakan etanol encer P sebagai blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Hitung jumlah dalam mg, C16H18CIN3S,3H4O per ml
injeksi yang digunakan dengan rumus:

INJEKSI METILTIONIN KLORIDA C   A u 


58 , 45  
Injeksi Biru Metilen V   A s 
Methylthionine Chloride Injection
C adalah kadar Biru Metilen BPFI dalam µg per ml
Injeksi Biru Metilen adalah larutan steril biru metilen Larutan baku: V adalah volume injeksi yang digunakan
dalam Air untuk Injeksi. Mengandung biru metilen, dalam ml; Au dan As berturut-turut adalah serapan Larutan
C16H18CIN3S,3H2O, tidak kurang dari 9,5 mg dan tidak uji dan Larutan baku.
lebih dari 10,5 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
Baku pembanding Biru Metilen BPFI; lakukan sebaiknya dari kaca Tipe I.
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 75º selama 4 jam, sebelum digunakan. Endotoksin
BPFI; [Catatan bersifat pirogenik, penanganan vial dan METIONIN
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Methionine
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam 14 hari,
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pendingin.

Identifikasi
A. Spektrum serapan cahaya tampak Larutan uji pada
Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan minimum L-metionin [63-68-3]
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Larutan C5H11NO2S BM 149,21
baku.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi Metionin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. lebih dari 101,5% C5H11NO2S, dihitung terhadap zat
Encerkan sejumlah volume injeksi dengan metanol P yang telah dikeringkan.
volume sama. Larutkan 5 mg Biru Metilen BPFI dalam 1
ml campuran metanol P-air (1:1). Totolkan masing- Pemerian Hablur putih; bau dan rasa khas.
masing 1 µl pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol encer hangat,
kromatografi berisi fase gerak campuran air-etanol P- dalam asam mineral encer; tidak larut dalam eter, dalam
asam asetat P (4:3:3) hingga fase gerak merambat lebih etanol, dalam benzen dan dalam aseton (bentuk L).
kurang 10 cm dari garis penotolan. Angkat lempeng dan
biarkan fase gerak menguap: harga Rf bercak utama dari Baku pembanding L-Metionin BPFI; lakukan
larutan uji sesuai dengan harga Rf dari Biru Metilen BPFI. pengeringan pada suhu 105̊ selama 3 jam sebelum
digunakan.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Injeksi. Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada L-Metionin BPFI.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit
Endotoksin FI per ml. pH <1071> Antara 5,6 dan 6,1; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1%.
- 853 -

Rotasi jenis <1081> Antara +21,9̊ dan +24,1̊, dihitung Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; dalam dalam
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan etanol ; agak sukar larut dalam kloroform; praktis tidak
menggunakan larutan dalam asam klorida 6 N yang larut dalam eter.
mengandung 200 mg per 10 ml.
Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFI;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; lakukan tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara
pengeringan pada suhu 105̊ selama 3 jam. titrimetri pada sast akan digunakan untuk analisis
kuantitatif.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.
Identifikasi
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
penetapan menggunakan 730 mg: kekeruhan yang terjadi dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
tidak lebih kuat dari 0,50 ml asam klorida 0,020 N. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Metoklopramida Hidroklorida
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetapan BPFI.
menggunakan 330 mg: kekeruhan yang terjadi tidak lebih B. Larutkan 50 mg dalam 5 ml air, tambahkan 5 ml
kuat dari 0,10 ml asam sulfat 0,020 N. larutan p-dimetilaminobenzaldehida P dalam larutan
asam klorida 1 N (1 dalam 100): terjadi warna kuning
Arsen <321> Tidak lebih dari 1,5 bpj. jingga.
C. Harga Rf bercak utama kromatogram Larutan
Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj. Identifikasi sama dengan Enceran larutan baku dengan
kadar 0,25 mg per ml seperti yang tertera pada uji
Logam berat <371>Metode 1 Tidak lebih dari 15 bpj. Kemurnian kromatografi.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Air <1031>Metode 1 Antara 4,5% dan 6,0%.
Metode 1 Memenuhi syarat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 140 mg,
masukkan ke dalam labu 125 ml, larutkan dalam Kemurnian kromatografi
campuran 3 ml asam format P dan 50 ml asam asetat Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
glasial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, Larutan baku Timbang saksama Metoklopramida
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan Hidroklorida BPFI larutkan dalam metanol P hingga
penetapan blangko. kadar 1 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 0,25 mg;
setara dengan 14,92 mg C5H11NO2S 0,15 mg dan 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, larutkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. dalam metanol P hingga kadar 50 mg per ml.
Larutan identifikasi Encerkan Larutan uji dengan
metanol P hingga kadar 500 µg per ml.
METOKLOPRAMID HIDROKLORIDA ....Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-toluen
Metoclopramide Hydrochloride P-amonium hidroksida P (140:60:20:1)
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan uji, Larutan identifikasi dan Enceran larutan
baku pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25
mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak hingga
4-Amino-5-kloro N-[2-(dietilamino)etil]-o-anisamida merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
monohidroklorida, monohidrat [54143-57-6] lempeng, tandai batas rambat, biarkan Fase gerak
C14H22CIN3O2.HCI.H2O BM 354,28 menguap. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254
nm. Bandingkan setiap bercak Larutan uji dengan bercak
Metoklopramida Hidroklorida mengandung tidak kurang utama dari Enceran larutan baku. Intensitas bercak
dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% sekunder Larutan uji tidak lebih besar atau kuat dari
C14H22CIN3O2.HCl, dihitung terhadap zat anhidrat. bercak utama Enceran larutan baku 0,25 mg per ml dan
jumlah seluruh intensitas semua bercak sekunder yang
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
berbau praktis tidak berbau.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode 1 Memenuhi syarat.
- 854 -

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg dan campur. Atur pH hingga 6,5 dengan asam asetat
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bertutup 125 ml, glasial P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP, 2 ml anhidrida penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
asetat P dan biarkan selama 3 jam. Tambahkan 80 ml tertera pada Kromatografi <931>.
asam asetat glasial P dan titrasi dengan asam perklorat Larutan baku Timbang saksama sejumlah
0,1 N LV, tetapkan titik akhir titrasi secara Metoklopramida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. asam fosfat 0,01 M hingga kadar metoklopramida
hidroklorida anhidrat lebih kurang 0,9 mg per ml,
Tiap ml asam perklorat 0,1 N gunakan sebagai larutan persediaan. Encerkan sejumlah
setara dengan 33,63 mg C14H22CIN3O2.HCI volume larutan persediaan dengan asam fosfat 0,01 M
hingga kadar 45 µg per ml Metoklopramida Hidroklorida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, BPFI sebagai anhidrat per ml (setara dengan lebih kurang
tidak tembus cahaya. 40 µg metoklopramida anhidrat per ml).
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 12,5 mg benzensulfonamida P, masukkan ke
INJEKSIMETOKLOPRAMIDAHIDROKLORIDA dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 15 ml metanol P dan
Metoclopramide Hydrochloride Injection kocok hingga larut. Encerkan dengan asam fosfat 0,01 M
sampai tanda dan campur. Pipet 5 ml larutan ini dan 5 ml
Injeksi Metoklopramida Hidroklorida adalah larutan steril larutan persediaan yang digunakan untuk membuat
metoklopramida hidroklorida dalam Air untuk injeksi. Larutan baku ke dalam tentukur 100-ml, encerkan dengan
Mengandung setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan asam fosfat 0,01 M sampai tanda, dan campur.
tidak lebih dari 110,0% metoklopramida, C14H22CIN3O2, Larutan uji Ukur saksama setara dengan lebih kurang
dari jumlah yang tertera pada etiket. 40 mg metoklopramida, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan asam fosfat 0,01 M
Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFI; sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara tentukur 100-ml, encerkan dengan asam fosfat 0,01 M
titrimetri pada saat akan digunakan untuk analisis sampai tanda.
kuantitatif. Endotoksin BPFI. [Catatan bersifat pirogenik, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 4,6 mm x
dalam 14 hari, Simpan vial yang belum dibuka dan 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
larutan, dalam lemari pendingin. ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
Identifikasi puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
A.Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai benzensulfonamida lebih kurang 0,7, metoklopramida 1,0
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada dan resolusi, R, antara puncak benzensulfonamida dan
Penetapan kadar. puncak kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
B. Campur sejumlah volume injeksi setara dengan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
lebih kurang 50 mg metoklopramida dengan 5 ml air dan pada Prosedur: faktor ikutan puncak metoklopramida
5 ml larutan p-dimetilaminobenzaldehida P (1 dalam 100) tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
dalam asam klorida 1 N: terbentuk warna kuning jingga. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Endotoksin FI per mg metoklopramida. ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg, C14H22CIN3O2, per ml injeksi
pH <1071> Antara 2,5 dan 6,5. yang digunakan dengan rumus:

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat, seperti yang  299 ,80  C  ru 

tertera pada Injeksi voleme kecil.   
 336 , 26  V  rs 
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot molekul
Injeksi.
metoklopramida dan metoklopramida hidroklorida
anhidrat; C adalah kadar Metoklopramida Hidroklorida
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara
BPFI sebagai anhidrat dalam µg per ml Larutan baku; V
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan; ru dan rs
Kromatografi <931>.
berturut-turut adalah respons puncak metoklopramida
Fase gerak Larutkan 2,7 g natrium asetat P dalam 500
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
ml air, tambahkan 500 ml asetonitril P dan 2 ml
tetrametilamonium hidroksida P dalam metanol P (1:5)
- 855 -

Wadah dan penyimpanan Dalam dalam wadah dosisi masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
tunggal atau dosisi ganda, tidak tembus cahaya, dengan asam fosfat 0,01 M sampai tanda.
sebaiknya dari kaca Tipe I. [Catatan Injeksi yang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
mengandung zat antioksidan tidak perlu terlindung dari Penetapan kadar dalam Injeksi Metoklopramida. Waktu
cahaya.] retensi relatif benzensulfonamida dan metoklopramida
masing-masing adalah lebih kurang 0,2 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
LARUTAN ORAL METOKLOPRAMID sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
HIDROKLORIDA ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Metoclopramide Hydrochloride Oral Solution respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C14H22CIN3O2, per ml larutan oral yang digunakan
Larutan Oral Metoklopramida Hidroklorida mengandung dengan rumus:
metoklopramida hidroklorida, C14H22CIN3O2,HCI.H2O,  299 ,80  C  ru 

setara tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 25   
110,0% Metoklopramida, (C14H22CIN3O2) dari jumlah  336 , 26  V  rs 
yang tertera pada etiket.
299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot molekul
Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFI; metoklopramida dan metoklopramida hidroklorida
tidak boleh dikeringkan; tetapkan kadar air secara anhidrat; C adalah kadar Metokopramida Hidroklorida
titrimetri, pada saat akan digunakan untuk analisis BPFI anhidrat dalam mg per ml Larutan baku; V adalah
kuantitatif. volume larutan oral dalam ml dan ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak metoklopramida Larutan uji dan
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Larutan baku.
sesuai dengan Larutan baku seperti pada Penetapan
kadar. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, di tempat sejuk, hindari pembekuan.
pH <1071> Antara 2,0 dan 5,5.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara TABLETMETOKLOPRAMIDAHIDROKLORIDA


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Metoclopramide Hydrochloride Tablet
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran larutan 2,7 g natrium asetat Tablet Metoklopramida Hidroklorida mengandung
P dalam 600 ml air, tambahkan 400 ml asetonitril P dan 4 Metoklopramida Hidroklorida C14H22CIN3O2.HCL.H2O,
ml larutan tetrametilamonium hidroksida P dalam setara tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
metanol P 25% dan campur. Atur pH hingga 6,5 dengan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFI;
yang tertera pada Kromatografi <931>. tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara
Larutan baku Timbang saksama sejumlah titrimetri pada saat akan digunakan untuk analisis
Metoklopramida Hidroklorida BPFI: larutkan dalam kuantitatif.
asam fosfat 0,01 M hingga kadar metoklopramida
hidroklorida anhidrat 9 mg per ml, gunakan sebagai Identifikasi
larutan persediaan. Pipet 5 ml larutan persediaan ke A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sama
dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan asam fosfat dengan Larutan baku seperti pada Penetapan kadar.
0,01 M sampai tanda, gunakan sebagai Larutan baku B. Timbang sejumlah serbuk halus tablet setara dengan
dengan kadar Metoklopramida Hidroklorida BPFI lebih kurang 50 mg metoklopramida, masukkan ke dalam
anhidrat 180 µg per ml (setara dengan lebih kurang 160 labu yang sesuai, tambahkan 5 ml air, kocok dan saring.
µg metoklopramida anhidrat per ml). Ke dalam filtrat tambahkan 5 ml larutan p-
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang 125 dimetilaminobenzaldehida P dalam larutan asam klorida
mg benzensulfonamida P masukkan ke dalam labu 1 N (1 dalam 100): terjadi warna kuning jingga.
tentukur 25- ml, tambahkan 15 ml metanol P dan kocok
hingga larut. Encerkan dengan asam fosfat 0,01 M sampai Disolusi <1231>
tanda. Pipet 15 ml larutan ini dan 5 ml larutan persediaan Media disolusi: 900 ml air.
yang digunakan untuk membuat Larutan baku ke dalam Alat tipe 1 : 50 rpm.
labu tentukur 250-ml, encerkan dengan asam fosfat 0,01 Waktu: 30 menit
M sampai tanda. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C14H22CIN3O2,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume larutan yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
yang setara lebih kurang 4 mg metoklopramida, encerkan dengan Media disolusi uji dan serapan larutan
baku Metoklopramida Hidroklorida BPFI dalam media
- 856 -

yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum Pemerian Hablur berbentuk jarum halus, putih sampai
lebih kurang 309 nm. krem; tidak berbau.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C14H22CIN3O2, dari jumlah yang Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
tertera pada etiket. dalam kloroform; larut dalam etanol mendidih, dalam
aseton, dalam asam asetat, dalam propilen glikol dan
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat. dalam benzen; agak sukar larut dalam air mendidih dan
dalam eter.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Metoksalen BPFI; tidak boleh
kromatografi <931>. dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air dengan
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem titrimetri sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dan Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Penetapan kadar dalam injeksi Metoklopramida.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
setara dengan lebih kurang 40 mg metoklopramida, maksimum dan minimum hanya pada bilangan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan gelombang yang sama seperti pada Metoksalen BPFI.
lebih kurang 70 ml asam fosfat 0,01 M dan sonikasi
selama 5 menit. Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan Jarak lebur <1021> Metode I Antara 143 dan 148.
dengan asam fosfat 0,01 M sampai tanda. Saring larutan
melalui penyaring 0,45 µm, buat filtrat pertama. Pipet 10 Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
asam fosfat 0,01 M sampai tanda. Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang penetapan menggunakan 1 g zat.
tertera pada Penetapan kadar Injeksi Metoklopramida.
Hitung jumlah dalam mg C14H22CIN3O2, dalam serbuk Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
tablet yang digunakan dengan rumus:
Cemaran kromatografi Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti
 299,80  ru 
C   yang tertera pada Kromatografi <931>.
 336,26  rs  Fase gerak Buat campuran benzen P-etil asetat P (9:1).
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot molekul dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 20 mg per
metoklopramida dan metoklopramida hidroklorida ml.
anhidrat; C adalah kadar metoklopramida hidroklorida Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji, encerkan
BPFI dalam bentuk anhidrat dalam µg per ml Larutan dengan kloroform P hingga 100,0 ml.
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
metoklopramida Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji dan Enceran larutan uji pada jarak lebih kurang
2,5 cm dari tepi bawah lempeng kromatografi campuran
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, silika gel P setebal 0,25 mm. Keringkan lempeng pada 105
tidak tembus cahaya. selama 30 menit. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi Fase gerak tanpa penjenuhan
sebelumnya, biarkan merambat hingga lebih kurang 15 cm
METOKSALEN di atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas
rambat, biarkan menguap, amati di bawah cahaya ultraviolet
Methoxsalen
366 nm: bercak lain selain bercak utama pada kromatogram
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak pada
kromatogram Enceran larutan uji.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
9-Metoksi-7H-furol[3,2-g][1]benzopiran-7-on [298-81-7] Kromatografi<931>.
C12H8O4 BM 216,19 Fase gerak Buat larutan asetonitril P dalam air (35 dalam
100). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Metoksalen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
tidak lebih dari 102,0% C12H8O4, dihitung terhadap zat Larutan baku internal Timbang sejumlah trioksalen,
anhidrat. larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg
[Perhatian Hindarkan kontak dengan kulit] per ml.
- 857 -

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metoksalen Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
BPFI, larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih kurang dalam metilen klorida, dalam kloroform dan dalam
0,2 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur etanol; sukar larut dalam aseton; tidak larut dalam eter.
100-ml, tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, diperoleh Baku pembanding Metoprolol Tartrat BPFI; simpan
Larutan baku dengan kadar lebih kurang 4 µg Metoksalen dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
BPFI per ml. Saring melalui penyaring dengan porositas
0,45 µm sebelum digunakan. Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada seperti pada Metoprolol Tartrat BPFI.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 Rotasi jenis <1081> Antara +6,5 dan +10,5; lakukan
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 ml penetapan pada suhu 20 menggunakan larutan dengan
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, kadar 20 mg per ml.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak pH <1071> Antara 6,0 dan 7,0; lakukan penetapan
analit dan puncak baku internal tidakkurang dari 4,0 dan menggunakan larutan (1 dalam 20).
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji selama 4 jam.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif trioksalen Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dan metoksalen berturut-turut lebih kurang 2,1 dan 1,0.
Hitung jumlah dalam mg, metoksalen, C12H8O4, dalam Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
zat yang digunakan dengan rumus:
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
R  cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
5C  U  Kromatografi <931>.
 RS  Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P-
amonium hidroksida P (80:15:2), jenuhkan bejana
C adalah kadarMetoksalen BPFI dalam µg per ml kromatografi selama 1,5 jam.
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah Penampak bercak Buat larutan kalium iodida P (1
perbandingan respons puncak metoksalen terhadap baku dalam 100) dan larutan kanji (gerus 3 g dalam 10 ml air
internal dari Larutan uji dan Larutan baku. dingin, tambahkan ke dalam 90 ml air mendidih disertai
pengadukan). Sebelum digunakan, campur masing-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, masing 10 ml larutan dengan 3 ml etanol P.
terlindung cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metoprolol
Tartrat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dalam metanol P hingga kadar masing-masing 1,0 mg;
METOPROLOL TARTRAT 0,5 mg; 0,2 mg; dan 0,1 mg per ml.
Metoprolol Tartrate Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih
kurang 100 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
masing-masing kadar Larutan baku dan Larutan uji pada
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm,
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Garam 1-(Isopropilamino)-3-[p-(2-metoksietil) fenoksi]- berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang
2-propanol (2:1) dekstro-tartrat [56392-17-7] tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
(C15H25NO3)2.C4H6O6 BM 684,81 batas rambat, keringkan dalam lemari asam dengan aliran
udara panas hingga bau amoniak hilang (selama lebih
Metroprolol Tartrat mengandung tidak kurang dari 99,0% kurang 45 menit). Masukkan gelas piala berisi 0,5 g kalium
dan tidak lebih dari 101,0% (C15H25NO3)2.C4H6O6, dihitung permanganat P ke dalam bejana dan tambahkan 5 ml asam
terhadap zat yang telah dikeringkan. klorida 6 N, biarkan tercapai kesetimbangan selama 5
menit. Masukkan lempeng ke dalam bejana selama 5
Pemerian Serbuk hablur, putih. menit. Angkat lempeng, diamkan di udara mengalir
selama 1 jam dan semprot dengan Penampak bercak. Jika
- 858 -

terlihat bercak lain, selain bercak utama pada C. Waktu retensi puncak metoprolol pada
kromatogram Larutan uji, kadar masing-masing bercak kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
dihitung dengan membandingkan terhadap bercak seperti diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan baku: dengan kadar 1,0 mg; 0,5 mg; 0,2 mg dan
0,1 mg per ml masing-masing sesuai dengan cemaran Disolusi <1231>
1,0%; 0,5%; 0,2%; dan 0,1%. Persyaratan cemaran Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP
dipenuhi jika cemaran dalam Larutan uji tidak lebih dari (tanpa enzim).
1,0%. Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 30 menit
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 280 Prosedur Lakukan penetapan jumlah
mg zat, larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P, dan (C15H25NO3)2.C4H6O6, yang terlarut dengan mengukur
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan Media
secara potensiometrik, menggunakan elektrode kaca dan disolusi, bandingkan dengan serapan larutan baku
elektrode kalomel yang mengandung asam asetat glasial Metoprolol Tartrat BPFI dalam media yang sama pada
P yang dijenuhkan dengan litium klorida P, seperti tertera panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 275
pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan blangko. nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Tiap ml asam perklorat 0,1 N kurang dari 75% (Q) metoprolol, (C15H25NO3)2.C4H6O6, dari
setara dengan34,24 mg (C15H25NO3)2.C4H6O6 jumlah yang tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dan tidak tembus cahaya, simpan pada suhu 25 masih
diperbolehkan pada suhu antara 15 dan 30. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
TABLET METOPROLOL TARTRAT Pelarut Buat campuran metanol P- asam klorida 0,1 N
Metoprolol Tartrate Tablet (1:1).
Fase gerak Larutkan lebih kurang 961 mg garam
Tablet Metoprolol Tartrat mengandung metoprolol tartrat, natrium asam 1-pentanasulfonat P (monohidrat) dan 82
(C15H25NO3)2.C4H6O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak mg natrium asetat anhidrat P dalam campuran 550 ml
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. metanol P dan 470 ml air. Tambahkan 0,57 ml asam
asetat glasial P, saring dan awaudarakan.
Baku pembanding Metoprolol Tartrat BPFI; simpan Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya. Metoprolol Tartrat BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga
Oksprenolol Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, kadar lebih kurang 1000 µg per ml.
simpan dalam wadah bertutup rapat, terlindung cahaya. Larutan baku Pipet 25 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan Fase
Identifikasi gerak sampai tanda.
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
kurang 40 mg metoprolol tartrat, masukkan ke dalam Oksprenolol Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut
corong pisah, tambahkan 25 ml air dan 4 ml larutan encer hingga kadar lebih kurang 720 µg per ml. Campur larutan
amonium hidroksida P (1 dalam 3) dan ekstraksi dengan ini dan Larutan baku persediaan (1:1).
20 ml kloroform P. Saring ekstrak kloroform melalui Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
natrium sulfat anhidrat P yang telah dibilas dengan 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
kloroform P. Uapkan kloroform hingga kering dan dengan lebih kurang 50 mg metoprolol tartrat, masukkan
bekukan dalam lemari pembeku; spektrum serapan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 30 ml Pelarut,
inframerah residu yang didispersikan dalam kalium kocok secara mekanik selama 30 menit, sonikasi selama
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada 15 menit dan panaskan di atas tangas uap selama 10
bilangan gelombang yang sama seperti pada Metoprolol menit. Diamkan larutan hingga dingin pada suhu ruang,
Tartrat BPFI. encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Sentrifus larutan
B. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih ini dan masukkan 25,0 ml beningan ke dalam labu
kurang 50 mg metoprolol tartrat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan dengan air tanda. Saring sejumlah larutan melalui penyaring dengan
sampai tanda. Saring sejumlah larutan ini melalui porositas 0,5 µm atau lebih kecil, buang beberapa ml
penyaring dengan porositas 1 µm atau lebih kecil: filtrat pertama.
spektrum serapan ultraviolet larutan menunjukkan Sistem kromatogafi Lakukan seperti tertera pada
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
sama seperti pada Metoprolol Tartrat BPFI. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
- 859 -

per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya; simpan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak dalam lemari pendingin.
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
metoprolol dan oksprenolol masing-masing lebih kurang Identifikasi
0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak metoprolol dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
oksprenolol tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur pada panjang gelombang yang sama seperti pada
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan Metotreksat BPFI.
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 100.000) dalam asam klorida 0,1 N, menunjukkan
sama (lebih kurang 30 µl) Larutan baku dan Larutan uji maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
ke dalam kromatograf, rekam kromtogram dan ukur sama seperti pada Metotreksat BPFI.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
metoprolol tartrat, (C15H25NO3)2.C4H6O6, dalam serbuk Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 12,0%.
tablet yang digunakan dengan rumus:
Rotasi jenis <1081> Antara +19 dan +24, dihitung
r  terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
0,1C  U  larutan dalam natrium karbonat 0,05 M yang
 rS  mengandung 100 mg per 10 ml dalam tabung polarimeter
2 dm.
C adalah kadar Metoprolol Tartrat BPFI dalam µg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
puncak metoprolol dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
tidak tembus cahaya. kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan dapar pH 6,0, Fase gerak, Larutan kesesuaian
sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar.
METOTREKSAT Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metotreksat
Methotrexate BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar 5 µg per
ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
Fase gerak dengan sonikasi atau dikocok, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur [Catatan Gunakan luas puncak jika
Asam L-(+)-N-[p-[[(2,4-diamino-6-pteridinil)-metil] dinyatakan respons puncak] Suntikkan secara terpisah
metilamino)benzoil] glutamat [59-05-2] sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku
C20H22N8O5 BM 454,44 dan Larutan uji dan biarkan Larutan uji tereluasi selama
tidak kurang dari tiga kali waktu retensi metotreksat.
Metotreksat adalah campuran asam 4-amino-10-metilfolat Ukur responst puncak. Jumlah semua respons puncak
dan senyawa sejenis, mengandung tidak kurang dari selain puncak mototreksat tidak lebih dari 4 kali respons
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C20H22N8O5 dihitung puncak metotreksat Larutan baku (2,0%) dan tidak ada
terhadap zat anhidrat. satupun respons puncak yang lebih besar dari respons
[Perhatian Hati-hati jangan sampai partikel puncak metotreksat dari Larutan baku (0,5%).
metotreksat terhirup dan mengenai kulit]
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur; coklat jingga atau kuning. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol, Larutan dapar pH 6,0 Buat campuran asam sitrat 0,1
dalam kloroform dan dalam eter, sukar larut dalam asam M dan natrium fosfat dibasa 0,2 M (370:630), jika perlu
klorida 6 N; mudah larut dalam larutan encer alkali atur pH dengan menambahkan asam sitrat 0,1 M atau
hidroklorida dan karbonat. natrium fosfat dibasa 0,1 M.
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar pH 6,0 dan
Baku pembanding Metotreksat BPFI; higroskopis, tidak asetonitril P (90:60), saring dan awaudarakan. Jika perlu
boleh dikeringkan sebelum digunakan; lakukan penetapan lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Kadar Air <1031> Metode I sebelum digunakan; simpan tertera pada Kromatografi <931>.
- 860 -

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metotreksat lebih kurang 2,5 mg per ml. Atur pH hingga 4,0 dengan
BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih penambahan asam klorida 0,1 N. Masukkan ke dalam
kurang 100 ug per ml. tabung setrifuga 50 ml dan sentrifus. Tuang beningan,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, tambahkan 25 ml aseton P, kocok dan saring melalui
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan penyaring membran dengan porositas 0,45 µm.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Keringkan endapan di udara: endapan memenuhi uji
Larutan Kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Identifikasi A pada Metotreksat.
Metotreksat BPFI dan asam folat P, larutkan dalam Fase
gerak hingga kadar masing-masing 0,1 mg per ml. Endotoksin bakteri <201>Tidak lebih dari 0,4 unit
Sistem kromatografi Lakukanseperti tertera pada Endotoksin FI per mg metotreksat natrium.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 302 nm dan kolom 4,6 mm x pH <1071> Antara 7,0 dan 9,0.
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,2
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respon
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
asam folat dan metotreksat masing-masing adalah lebih Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kurang 0,35 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak asam folat Kromatografi <931>.
dan metotreksat tidak kurang dari 8,0 dan simpangan Dapar pH 6,0, Fase gerak; Larutan kesesuaian sistem;
baku relatif pada penyuntikkan ulang metotreksat tidak Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
lebih dari 2,5%. tertera pada Penetapan kadar dalam Metotreksat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan uji dan Larutan baku, dengan lebih kurang 25 mg metotreksat, ke dalam labu
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
Hitung jumlah dalam mg C20H22N8O5, dengan rumus: tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Metotreksat. Hitung jumlah dalam mg,
r 
0,25 C  U  metotreksat, C20H22N8O5, dalam tiap ml injeksi dengan
 rS  rumus:

 C  r 
C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam µg per ml 250  U 
Larutan baku: ru dan rs berturut-turut adalah respons  V  rS 
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam mg per ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi yang
tidak tembus cahaya. digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncakdari Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal


INJEKSI METOTREKSAT
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung
Methotrexate Injection cahaya.
Injeksi Metotreksat adalah larutan steril metotreksat
dalam Air untuk injeksi, yang dibuat dengan penambahan
TABLET METOTREKSAT
natrium hidroksida P. Mengandung metotreksat,
C20H22N8O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari Methotrexate Tablet
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Tablet Metotreksat mengandung metotreksat,
Baku pembanding Metotreksat BPFI; [Catatan Zat ini C20H22N8O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
sangat higroskopis.] Tidak boleh dikeringkan, tetapkan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
kadar air secara titrimetri pada saat akan digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya Baku pembanding Metotreksat BPFI; [Catatan Zat ini
dan di lemari pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan sangat higroskopis]. Tidak boleh dikeringkan, tetapkan
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati- kadarair secara titrimetri pada saat akan digunakan.
hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial dan di lemari pendingin.
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Larutkan 1 tablet dalam larutan asamklorida
Identifikasi Encerkan jika perlu sejumlah volume injeksi P (1 dalam 100). Saring larutan: spektrum serapan
setara dengan 25 mg metotreksat dengan air hingga kadar ultraviolet filtrat menunjukkan maksimum dan minimum
- 861 -

pada panjang gelombang yang sama seperti pada larutan 2-Metil-5-nitroimidazol-1-etanol [443-48-1]
2,5 mg Metotreksat BPFI dalam 100 ml larutan C6H9N3O3 BM 171,15
asamklorida P (1 dalam 100).
Metronidazol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
Disolusi <1231> tidak lebih dari 101,0% C6H9N3O3, dihitung terhadap zat
Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N. yang telah dikeringkan.
Alattipe 2: 50rpm
Waktu: 45 menit. Pemerian Hablur tidak berbau atau serbuk hablur, putih
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H22N8O5 yang hingga kuning puncat; stabil di udara, warna menjadi
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu lebih gelap bila terpapar oleh cahaya.
diencerkan dengan Media disolusi, dan serapan larutan
baku Metotreksat BPFI dalam media yang sama pada Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 306 etanol;larut dalam asam klorida (1 dalam 2); sukar larut
nm. dalam eter dan dalam kloroform.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C20H22N8O5, dari jumlah yang Baku pembanding Metronidazol BPFI; lakukan
tertera pada etiket. pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat. terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Tinidazol BPFI (2-
metil-5 nitroimidazol); Tidak boleh dikeringkan. Simpan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada tempat sejuk.
Kromatografi <931>.
Dapar pH 6,0, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Identifikasi
Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
tertera pada Penetapan kadar dalam Metotreksat. dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Metronidazol BPFI.
dengan lebih kurang 25 mg metotreksat, masukkan ke B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan lebih kurang uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
200 ml Fase gerak, larutkan dengan pengocok mekanik Penetapan kadar.
atau tangas ultrasonik, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
kadar dalam Metotreksat. Hitung jumlah dalam mg,
metotreksat, C20H22N8O5, dalam serbuk tablet yang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
digunakan, dengan rumus:
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
r 
250 C  U  Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis A
 rS 
tinidazol dan cemaran lain tidak lebih dari 0,1%; total
C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam mg per ml cemaran tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Penandaan Jika wadah dikemas dalam satu unit Metronidazol BPFI dan Senyawa Sejenis A Tinidazol
penggunaan, pada etiket harus tertera jumlah total BPFI, larutkan dalam Fase gerak, hingga kadar
metotreksat cukup untuk terapi selama seminggu. metronidazol dan senyawa sejenis A tinidazol berturut-
turut lebih kurang 0,001 mg per ml dan 0,002 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
METRONIDAZOL dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Metronidazole Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: Waktu retensi
relatif tinidazol dan metronidazol berturut-turut lebih
- 862 -

kurang 0,75 dan 1,0; resolusi, R, antara senyawa sejenis waktu retensi metronidazol dan ukur respons puncak
A tinidazol dan metronidazol tidak kurang dari 2,0; faktor utama. Hitung persentase, metronidazol, C6H9N3O3 dalam
ikutan metronidazol tidak lebih dari 2,0 dan simpangan zat dengan rumus:
baku relatif pada penyuntikan ulang metronidazol dan
senyawa sejenis A tinidazol masing-masing tidak lebih C  rU 
dari 6,0%. 100  S  
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume  CU  rS 
sama (lebih kurang 30 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf; rekam kromatogram sekitar 30 CS adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml
menit dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase dalam Larutan baku; CU adalah kadar metronidazol dalam
senyawa sejenis A tinidazol dalam zat dengan rumus: mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak metronidazol dalam Larutan uji dan
C  ri  Larutan baku.
100  S  
 CU  rS  Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya, dan pada suhu ruang terkendali.
CS adalah kadar Senyawa Sejenis A Tinidazol BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar metronidazol
dalam mg per ml Larutan uji; ri dan rS berturut-turut INJEKSI METRONIDAZOL
adalah respons puncak senyawa sejenis A tinidazol dalam Metronidazole Injection
Larutan uji dan Larutan baku; Hitung persentase cemaran
lain dalam zat dengan rumus: Injeksi Metronidazol adalah larutan steril, isotonis, dalam
Air untuk Injeksi yang didapar, mengandung
C  ri  metronidazol, C6H9N3O3, tidak kurang dari 90,0% dan
100  S   tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
 CU  rS  etiket.

CS adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml Baku pembanding Metronidazol BPFI; lakukan
Larutan baku; CU adalah kadar metronidazol dalam mg pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing- digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
masing cemaran hasil degradasi dalam Larutan uji dan rS terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan bersifat
adalah respons puncak metronidazol dalam Larutan baku. pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara gunakan larutan dalam 14 hari, Simpan vial yang belum
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air dan metanol P (4:1), Identifikasi
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Kromatografi <931>. Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P-air-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah amonium hidroksida P (70:28:4:2).
Metronidazol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Larutan baku Timbang sejumlah Metronidazol BPFI,
kadar lebih kurang 0,03 mg per ml. larutkan hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,03 mg per hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
ml. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada lebih kurang 10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam
dilengkapi dengan detektor 319 nm dan kolom 4,6 mm x bejana kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm yang
15 cm yang berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang
partikel 5 m.Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
Pertahankan suhu kolom pada 30. Lakukan kromatografi batas rambat dan biarkan Fase gerak menguap. Amati
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor bercak utama dari kromatogram Larutan uji sesuai
ikutan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada dengan harga Rf dari Larutan baku.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume uji sesuai dengan Larutan baku, seperti diperoleh pada
sama(lebih kurang 30l) Larutan baku dan Larutan uji ke Penetapan kadar.
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama dua kali
- 863 -

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,35 unit TABLET METRONIDAZOL
Endotoksin FI per mg metronidazol. Metronidazole Tablet
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0. Tablet Metronidazol mengandung metronidazol,
C6H9N3O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
pada Injeksi volume kecil.
Baku pembanding Metronidazol BPFI; lakukan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara terlindung cahaya.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi
Fase gerak Buat larutan 680 mg kalium fosfat A. Pada sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 300
monobasa P dalam 930 ml campuran air-metanol P mg metronidazol, tambahkan 20 ml larutan asam klorida
(930:70), atur pH hingga 4,0 0,5 dengan penambahan P (1 dalam 100), kocok selama beberapa menit, saring:
asam fosfat 1 M, saring dan awaudarakan. Jika perlu filtrat menunjukkan reaksi seperti pada Uji B Identifikasi
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti dalam Metronidazol.
tertera pada Kromatografi <931>. B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Metronidazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Penetapan kadar.
25-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml Disolusi <1231>
yang berisi 2 ml air, encerkan dengan Fase gerak sampai Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
tanda. Alat tipe 1: 100 rpm
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi Waktu: 60 menit
setara dengan lebih kurang 25 mg metronidazol, Prosedur Lakukan penetapan jumlah C6H9N3O3, yang
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
dengan air sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
tentukur 10-ml yang berisi 2 ml metanol P, encerkan Metronidazol BPFI dalam media yang sama pada panjang
dengan Fase gerak sampai tanda. gelombang serapan maksimum lebih kurang 278 nm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kurang dari 85% (Q), metronidazol, C6H9N3O3, dari
dilengkapi dengan detektor 320 nm dan kolom 4,6 mm x jumlah yang tertera pada etiket.
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Prosedur keseragaman sediaan.
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak tentukur 250-ml, tambahkan 100 ml larutan asam klorida
lebih dari 2,0%. P (1 dalam 100), kocok selama 30 menit. Encerkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100) sampai
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji tanda. Saring, buang 15 ml filtrat pertama. Encerkan secara
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kuantitatif dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100)
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Pipet 10 ml
metronidazol, C6H9N3O3, per ml injeksi yang digunakan larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
dengan rumus: encerkan dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100)
sampai tanda.
C   rU 

Larutan baku Timbang saksama sejumlah
125   Metronidazol BPFI lakukan seperti tertera pada Larutan
V   rS  uji hingga kadar lebih kurang 20 g per ml.
Prosedur Ukur serapan secara spektrofotometri dalam
C adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml sel 1-cm Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 278 nm,
dalam ml; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
menggunakan larutan asam klorida P (1 dalam 100)
metronidazol dari Larutan uji dan Larutan baku. sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, C6H9N3O3
dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
kaca Tipe I atau Tipe II atau dalam wadah plastik yang
sesuai, terlindung cahaya.
- 864 -

 TC  AU  MIKONAZOL NITRAT
   Miconazole Nitrate
 D  AS 
1-[2,4-Dikloro-β-(2,4-diklorobenzil)oksi] fenetil)
T adalah jumlah dalam mg metronidazol dalam tiap tablet imidazolmononitrat [22832-87-7]
seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Metronidazol C18H14CI4N2O.HNO3 BM 479,15
BPFI dalam g per ml Larutan baku; D adalah kadar
metronidazol dalam g per ml Larutan uji; AU dan AS Mikonazol Nitrat mengandung tidak kurang dari 98,0%
berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan dan tidak lebih dari 102,0% C18H14CI4N2O.HNO3,
baku. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; berbau
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lemah. Melebur pada suhu 178º sampai 183º disertai
Kromatografi <931>. peruraian.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (80:20),
saring dan awaudarakan. Jila perlu lakukan penyesuaian Kelarutan Tidak larut dalam eter; sangat sukar larut
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada dalam air dan dalam isopropanol; sukar larut dalam
Kromatografi<931>. etanol, dalam kloroform dan dalam propilen glikol; agak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah sukar larut dalam metanol; larut dalam dimetilformamida;
Metronidazol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga mudah larut dalam dimetilsulfoksida.
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan 10 tablet, Baku pembanding Mikonazol Nitrat BPFI; lakukan
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
metanol P, kocok secara mekanik selama 30 menit, atau digunakan.
sampai tablet hancur, encerkan dengan metanol P hingga
kadar lebih kurang 10 mg per ml. Diamkan larutan hingga Identifikasi
bagian yang tidak larut mengendap. Pipet 5 ml beningan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
gerak sampai tanda, saring. menunjukkan maksimum hanya pada panjang yang sama
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seperti pada Mikonazol Nitrat BPFI.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 2500)
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x dalam campuran asam klorida 0,1 N–isopropanol P
15 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1 ml (1:10) menunjukkan maksimum dan minimum hanya
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, pada panjang gelombang yang sama seperti pada
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti MikonazolNitrat BPFI.
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
lebih dari 2,0%. pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,2%.
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons Kemurnian kromatografi Cemaran tidak lebih dari
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, metronidazol, 0,25%.
C6H9N3O3, dalam tiap tablet dengan rumus : Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
 L  r  Larutan uji Timbang saksama 100 mg zat uji, larutkan
10 C   U  dalam campuran kloroform P-metanol P (1:1), encerkan
 D  rS  dengan pelarut yang sama hingga 10,0 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mikonazol
C adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml Nitrat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P-
Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg metronidazol metanol P (1:1) hingga kadar 10 mg per ml.
dalam tiap tablet seperti tertera pada etiket; D adalah Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku dengan
kadar metronidazol dalam mg per ml Larutan uji seperti pelarut yang sama hingga kadar 25 µg per ml.
tertera pada etiket dan pengenceran; rU dan rS berturut- Fase gerak Campuran n-heksan P-kloroform P-
turut adalah respons puncak metronidazol dalam Larutan metanol P-amonium hidroklorida P (60:30:10;1)
uji dan Larutan baku. Prosedur Totolkan masing-masing 50 µl Larutan
uji,Larutan baku dan Enceran larutan baku pada lempeng
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan ke
tidak tembus cahaya. dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak yang
dibuat segar, biarkan merambat lebih kurang tiga per
- 865 -

empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
gerak menguap dan semprot lempeng dengan larutan <931>.
iodum P (1 dalam 20) dalam kloroform P: harga Rf bercak Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mikonazol
utama dari Larutan uji sesuai dengan harga Rf bercak Nitrat BPFI dan asam benzoat, larutkan dan encerkan
utama dari Larutan baku: dan tiap bercak lain selain dengan Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih
bercak utama dari Larutan uji mempunyai ukuran atau kurang 0,28 dan 0,02 mg per ml.
intensitas tidak lebih dari bercak utama dari Enceran Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
larutan baku. dengan 14 mg mikonazol nitrat, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
Cemaran umum <481> sampai tanda. Sonikasi dalam tangas air pada suhu 40 -
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P 45, hingga terdispersi sempurna. Dinginkan pada suhu
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P ruang, saring melalui penyaring teflon dengan porositas
Fase gerak Buat campuran toluen P-isopropanol P- 0,45 m ke dalam vial KCKT.
amonium hidroksida P (70:29:1) dalam bejana yang tidak Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dijenuhkan. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak dilengkapi dengan detektor 225 nm, dan kolom 4,6 mm x
nomor.3, dilanjutkan penyemprotan dengan hidrogen 25 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang 1
peroksida LP.[Catatan Tutup lempeng kromatografi lapis
ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 45. Lakukan
tipis dengan lempeng kaca untuk memperlambat
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
pemudaran bercak].
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
resolusi, R, antara mikonazol nitrat dan asam benzoat
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350
tidak kurang dari 13; efisiensi kolom puncak mikonazol
mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, dan
nitrat tidak kurang dari 7500 lempeng teoritis; faktor
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Tentukan titik
ikutan mikonazol nitrat tidak lebih dari 2,0; simpangan
akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem
baku relatif mikonazol nitrat pada penyuntikan ulang
elektrode kalomel-kaca. Lakukan penetapan blangko.
tidak lebih dari 2,0%.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
setara dengan 47,92 mg C18H14CI4N2O.HNO3 sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
terlindung cahaya.
mikonazol nitrat, C18H14Cl4N2O.HNO3, dalam krim yang
digunakan dengan rumus:
KRIM MIKONAZOL NITRAT
r 
Miconazole Nitrate Cream 50 C  U 
 rS 
Krim Mikonazol Nitrat mengandung mikonazol nitrat,
C18H14Cl4N2O.HNO3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak C adalah kadar Mikonazol Nitrat BPFI dalam mg per ml
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
dari Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Mikonazol Nitrat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dilipat atau dalam wadah tertutup rapat. Simpan dalam
terlindung cahaya. suhu ruang terkendali.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Penandaan Jika digunakan untuk sediaan vaginal, pada
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh etiket tertera Krim Vaginal Mikonazol Nitrat.
pada Penetapan kadar.

Isi minimum <861> Memenuhi syarat.


MINOSIKLIN HIDROKLORIDA
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Minocyclin Hydrochloride
Kromatografi <931>.
Dapar Masukkan 10 ml trietilamin P ke dalam labu
yang sesuai, encerkan dengan 1000 ml air, atur pH hingga
lebih kurang 2,5 dengan penambahan asam fosfat P.
Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P-
asetonitril P-tetrahidrofuran P (8:5:4:3), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
- 866 -

4,7-Bis(dimetilamino)-1,4.4a.5.5a.6.11.12ª-oktahidro- selama 60 menit, dinginkan. Encerkan dengan air sampai


3,10,12,12ª-tetrahidroksi-1,11-diokso-2-naftasana- tanda.
karboksamida monohidroklorida [13614-98-7] Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji setara
C23H27N3O7HCI BM 493,94 dengan labih kurang 50 mg C32H27N3O7, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
Minosiklin Hidroklorida mengandung setara dengan tidak dengan air sampai tanda.
kurang dari 890 µg dan tidak lebih dari 950 ug Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C23H27N3O7, per mg, dihitung terhadap zat anhidrat. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom pelindung
Pemerian Serbuk hablur; kuning. 4,6 mm x 3 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 10 um dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan
Kelarutan Larut dalam air dan dalam larutan alkali pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 um. Laju alir lebih
hidrolsida dan karbonat, agak sukar larut dalam etanol; kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak
Baku pembanding Minosiklin Hidroklorida BPFI; tidak analit tidak kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari 1,35,
boleh dikeringkan sebelum digunakan. faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 6,2 dan tidak lebih
dari 11,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi
dikeringkan pada suhu 100 selama 2 jam dan terhadap Larutan resolusi. Waktu retensi relatif lebih
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan kurang 0,8 untuk epiminosiklin dan 1,0 untuk minosiklin,
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama dan resolusi, R, antara puncak epiminosiklin dan
seperti pada Minosiklin Hidroklorida BPFI. minosiklin tidak kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf; rekam kromatogram dan ukur
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. respons puncak utama. Hitung kadar minosiklin,
C23H27N3O7 dalam µg per mg, dalam zat yang digunakan
pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5 lakukan penetapan dengan rumus:
menggunakan larutan yang setara dengan 10 mg per ml.
 C  r U 
Air <1031>Metode I Antara 4,3% dan 8,0%. 100   
 W  r S 
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
C adalah kadar minosiklin dalam µg per ml Larutan
Kemurnian kromatografi Hitung persentase luas tiap baku: W adalah bobot zat uji dalam mg; rU dan rS
puncak (kecuali puncak pelarut) dari Larutan uji yang berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji
diperoleh pada Penetapan kadar: jika ada epiminosiklin dan Larutan baku.
mempunyai waktu retensi relatif lebih kurang 0,86
terhadap minosiklin, luasnya tidak lebih dari 1,2% dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
luas total; dan jumlah luas puncak lain tidak lebih dari terlindung cahaya.
2,0% dari luas total.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara MINYAK ANIS


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Minyak Adasmanis
Kromatografi <931> Anise Oil
Fase gerak Buat campuran amonium oksalat 0,2 M-
dimetilformamida P dinatrium etilen diamintetraasetat Minyak Anis adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan
0,1 M (550:250:200). Atur pH hingga antara 6,2 dan 6,5 penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook.f.
untuk mendapatkan resolusi yang optimal dengan (Familia Magnoliaceae) atau buah masak kering
penambahan tetrabutilamonium hidroksida 0,4 M, saring Pimpinella anisum Linné (Familia Umbelliferae).
melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning
lebih halus dan awaudarakan. pucat; terlihat bebas air; bau seperti bau buah hancur; rasa
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Minosiklin manis dan aromatik Menghablur pada pendinginan.
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 500 µg C23H27N3O7, per ml. Suhu beku <1101> Tidak lebih rendah dari 15º.
Larutan resolusi Buat larutan Minosiklin Hidroklorida
BPFI dalam air hingga kadar 2 mg per ml. Pipet 5 ml ke Rotasi optik <1081> -2º sampai + 1º .
dalam labu tentukur 25-ml, panaskan di atas tangas uap
- 867 -

Indeks bias <1001> 1,553 sampai 1,560. bagian atas kromatogram yang menunjukkan adanya
sitronelal. Bercak lain mungkin terlihat pada sepertiga
Kelarutan dalam etanol <461> Larut dalam 3 bagian bagian atas dan sepertiga bagian bawah kromatogram.
volume etanol P 90% pada suhu ruang 20º: larutan
menunjukkan opalesensi tidak lebih kuat dari opalesensi Rotasi optik <1081> 0º hingga + 10º .
yang terjadi jika 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ditambahkan
pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N dan 50 ml Indeks bias <1001> 1,458 hingga 1,470 .
air.
Bobot per ml <991> 0,906 hingga 0,925.
Bobot per ml <991> 0,978 sampai 0,992.
Kelarutan dalam etanol <461> Larut dalam 5 bagian
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, volume etanol P 70%.
terisi penuh, terlindung cahaya, pada suhu tidak lebih dari Aldehida Masukkan 10 ml dalam tabung bersumbat kaca,
25º. Jika menghablur, leburkan dan kocok sebelum berukuran 150 mm x 25 mm, tambahkan 5 ml toluen P dan
digunakan. 4 ml hidroksilamina hidroklorida LP, kocok kuat-kuat, dan
segera titrasi dengan kalium hidroksida 0,5 N LV dalam
etanol P 60% hingga warna merah berubah menjadi
MINYAK EUKALIPTI kuning. Lanjutkan pengocokan dan penetralan hingga
Minyak Kayu Putih warna kuning indikator stabil pada lapisan bawah setelah
Eucalyptus Oil dikocok kuat selama 2 menit dan dibiarkan memisah;
reaksi sempurna dalam lebih kurang 15 menit. Ulangi
Minyak Eukalipti adalah minyak atrisi yang mengandung penetapan menggunakan 10 ml zat uji dan sebagai
sineol diperoleh dengan destilasi uap dan rektifikasi dari pembanding titik akhir, gunakan cairan yang sudah
daun segar atau ujung cabang segar dari berbagai spesies dititrasi pada penetapan pertama dengan penambahan 0,5
Eucalyptus. Spesies yang digunakan adalah ml kalium hidroksida 0,5 N LV dalam etanol P 60%.
Eucalyptusglobulus Labill., Eucalyptus fruticetorum F. Tidak lebih dari 2 ml kalium hidroksida 0,5 N LV dalam
von Muell. Eucalyptus polybractea R.T. Baker dan etanol P 60% dibutuhkan pada penetapan kedua.
Eucalyptus smithii R.T. Baker dan Eucalyptus smithii R.T.
Baker (Familia Myrtaceae) Mengandung Sineol, Felandren Campur 1 ml dengan 2 ml asam asetat glasial
C10H18O, tidak kurang dari 70,0% b/b. P dan 5 ml eter minyak tanah P (jarak didih 40º hingga
60º), tambahkan 2 ml larutan jenuh natrium nitrit P,
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau kocok hati-hati. Tidak terbentuk endapan hablur pada
aromatis seperti kamfer; rasa menusuk seperti kamfer lapisan atas dalam waktu 1 jam.
diikuti rasa dingin.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan KadarSineol <621>.
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase Gerak Campuran toluen P-etil asetat P (90:10) Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh,
Prosedur Totolkan masing-masing 2 µl larutan dalam kedap udara, dan simpan pada suhu tidak lebih dari 25º.
toluen P yang mengandung (1) zat uji 1%, dan (2) o-
sineol P 1%, pada lempeng kromatografi silika gel G
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana MINYAK IKAN
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, Cod Liver Oil
dan biarkan merambat 15 cm di atas garis penotolan.
Angkat lempeng dan biarkan menguap. Semprot lempeng Minyak Ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi
dengan anisaldehida LP, menggunakan lebih kurang 10 ml sebagian dari minyak lemak hati segar Gadus morrhua
untuk lempeng berukuran 200 mm x 200 mm. Panaskan Linné, dan spesies lain dari familia Gadidae.
pada suhu 100° hingga 105° selama 10 menit dan amati Mengandung tidak kurang dari 255 µg (850 unit FI)
dalam cahaya biasa dan dan di bawah cahaya ultraviolet vitamin A dan tidak kurang dari 2,125 µg (85 unit FI)
366 nm. Pada pengamatan dengan cahaya biasa, vitamin D per g minyak ikan. Minyak ikan dapat
kromatogram larutan (2) memberikan bercak cokelat ditambah penyedap tunggal atau campuran penyedap
gelap dari sineol di bagian tengah kromatogram. Pada yang sesuai tidak lebih dari 1%.
pengamatan di bawah cahaya ultraviolet 366 nm, bercak
menunjukkan fluoresensi cokelat. Bercak utama larutan Pemerian Cairan minyak, encer, berbau khas, tidak
(1) sesuai dengan yang diperoleh dari sineol; tidak terjadi tengik, rasa dan bau seperti ikan.
bercak cokelat karmin di bawah cahaya biasa pada
sepertiga bagian atas kromatogram dan jika diamati di Kelarutan Sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam
bawah cahaya ultraviolet 366 nm tidak menunjukkan eter, dalam kloroform, dalam karbon disulfida dan dalam
adanya bercak fluoresensi coklat kehijauan pada sepertiga etil asetat.
- 868 -

Baku pembanding Kolekalsiferol BPFI; simpan di dikeluarkan udaranya dengan cara hampa udara atau
tempat dingin, terlindung cahaya. Biarkan mencapai suhu dialiri gas inert.
ruang sebelum ampul dibuka. Gunakan dengan segera
dan buang sisa yang tidak digunakan.
MINYAK JARAK
Identifikasi vitamin A Pada 1 ml larutan (1 dalam 40) Castor Oil
dalam kloroform P, tambahkan 10 ml antimon(III)
klorida LP: segera terjadi warna biru. Minyak Jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dari
biji Ricinus communis Linné (Familia Euphorbiaceae), tidak
Bobot jenis <981> Antara 0,918 dan 0,927. mengandung bahan tambahan.

Warna Jika diamati dalam bobot spesimen dari kaca Pemerian Cairan kental, transparan, kuning pucat atau
tidak berwarna, berbentuk silindris panjang, dengan hampir tidak berwarna; bau lemah, bebas dari bau asing
kapasitas lebih kurang 120 ml: warna tidak lebih intensif dan tengik; rasa khas.
dari campuran 11 ml kobalt(II) klorida LK, 76 ml besi(III)
klorida LK dan 33 ml air, menggunakan botol sejenis Kelarutan Larut dalam etanol; dapat bercampur dengan
dengan diameter yang sama. etanol mutlak, dengan asam asetat glasial, dengan
kloroform dan dengan eter.
Minyak ikan tidak terdestearisasi Masukkan zat uji ke
dalam botol yang sama seperti pada penetapan Warna Bobot jenis <981> Antara 0,957 dan 0,961.
pada suhu antara 23º dan 28º, tutup, rendam botol dalam
campuran es dan air selama 3 jam: minyak tetap jernih Perbedaan dari kebanyakan minyak lemak lain Hanya
dan tidak terbentuk endapan stearin. larut sebagian dalam heksan P (perbedaan dari
kebanyakan minyak lemak lain), tetapi menghasilkan
Zat tidak tersabunkan Tidak lebih dari 1,30%; lakukan cairan jernih dengan sejumlah volume yang sama etanol
penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak P.
<491>.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Bilangan asam Lakukan penetapan seperti tertera pada
Lemak dan Minyak Lemak <491>. Campur 15 ml etanol Asam lemak bebas Untuk menetralkan 10 g dibutuhkan
P dengan 15 ml eter P, tambahkan 5 tetes fenolftalein LP tidak lebih dari 3,5 ml natrium hidroksida 0,1 N; lakukan
dan netralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N. Larutkan penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak
2,0 g minyak dalam campuran di atas, didihkan perlahan- <491> menggunakan 10 g.
lahan dengan kondensor refluks selama 10 menit.
Dinginkan dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N Bilangan hidroksil Antara 160 dan 168; lakukan
LV hingga terjadi warna merah muda yang stabil setelah penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
dikocok selama 30 detik diperlukan tidak lebih dari 1,0 kurang 2 g, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml
ml natrium hidroksida 0,1 N. bersumbat kaca, tambahkan 5,0 ml campuran segar
anhidrida asetat P-piridin P (1:3), dan goyang hingga
Bilangan iodum Antara 145 dan 180; lakukan penetapan tercampur. Refluks di atas tangas uap selama 1 jam.
seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>. Tambahkan 10 ml air lewat pendingin, goyang hingga
tercampur, panaskan lagi di atas tangas uap selama 10
Bilangan penyabunan Antara 180 dan 192; lakukan menit, dan biarkan dingin hingga suhu ruang. Tambahkan
penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak lewat pendingin 15 ml n-butanol P yang telah dinetralkan
<491>. Jika digunakan karbon dioksida P sebagai terhadap fenolftalein LP, angkat pendingin, dan cuci
pengawet, biarkan zat uji pada kaca arloji dalam desikator ujung pendingin dan tepi labu Erlenmeyer dengan 10 ml
hampa udara selama 24 jam sebelum ditimbang untuk n-butanol P yang telah dinetralkan. Tambahkan 1 ml
penetapan. fenolftalein LP, dan titrasi dengan kalium hidroksida
etanol 0,5 N LV hingga warna merah muda lemah.
Penetapan kadar vitamin A Lakukan penetapan seperti Lakukan penetapan blangko menggunakan 5,0 ml
tertera pada Penetapan Kadar Akseroftol <511>, campuran anhidrida asetat P-piridin P. Untuk
menggunakan 500 mg-1 g yang ditimbang saksama. menetapkan jumlah asam bebas dalam minyak jarak,
timbang saksama 10 g, masukkan ke dalam labu
Penetapan kadar kalsiferol Lakukan penetapan dengan Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 10 ml piridin P yang
Metode biologi seperti tertera pada Penetapan Kadar telah dinetralkan dengan fenolftalein LP, goyang hingga
Kalsiferol <561>. campur, tambahkan 1 ml fenolftalein LP dan titrasi
dengan kalium hidroksida etanol 0,5 N LV hingga warna
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, merah muda lemah. Hitung bilangan hidroksil dengan
dapat digunakan botol atau wadah lain yang telah rumus:
- 869 -

 BW  mengeluarkan tabung dari tangas air lebih dari 3 detik


56 ,1 N  A  C
 D  setiap kali pengocokan. Setelah 10 menit pemanasan dalam
W tangas air, angkat tabung; minyak dapat menjadi berkabut
tetapi tetap tidak berwarna, atau sedikit merah muda atau
N adalah normalitas larutan kalium hidroksida etanol; A kuning, dan warna bagian asam sulfat tidak lebih tua dari
adalah volume dalam ml kalium hidroksida etanol 0,5 N warna baku yang dibuat dengan mencampur dalam tabung
yang digunakan pada titrasi blangko; B adalah volume reaksi yang sama masing-masing 3 ml besi(III) klorida LK,
dalam ml yang digunakan pada titrasi asam bebas, W 1,5 ml kobalt(II) klorida LK dan 0,5 ml tembaga(II) sulfat
adalah bobot dalam g dari zat uji; D adalah bobot dalam g LK, campuran ini dilapisi dengan 5 ml minyak mineral,
zat uji yang digunakan pada titrasi asam bebas; C adalah seperti tertera pada Uji Zat Mudah Terarangkan <411>.
volume dalam ml yang digunakan pada titrasi zat uji.
Batas senyawa polinuklir
Bilangan iodum Antara 83 dan 88; lakukan penetapan Metil sulfoksida Gunakan metil sulfoksida yang
seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>. mempunyai serapan tidak lebih dari 1,0 pada 264 nm dan
tidak ada puncak lain sampai pada daerah 350 nm,
Bilangan penyabunan Antara 176 dan 182; lakukan menggunakan air sebagai pembanding.
penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak Larutan baku Timbang saksama sejumlah naftalena P,
<491>. larutkan dalam isooktana P hingga kadar 7,0 µg per ml.
Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, maksimum lebih kurang 275 nm, menggunakan isooktana
dan hindarkan dari panas berlebihan. P sebagai blangko.
Prosedur Masukkan 25,0 ml minyak mineral dan 25,0
ml n-heksan P ke dalam corong pisah 125 ml, campur
[Catatan Gunakan n-heksan yang telah dicuci dengan
MINYAK MINERAL
mengocok dua kali dengan metil sulfoksida P, tiap kali
Mineral Oil dengan seperlima volume metil sulfoksida. Tidak boleh
menggunakan pelincir selain air pada kran, atau
Minyak Mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang gunakan corong pisah dengan kran polimer yang sesuai.]
diperoleh dari minyak tanah. Dapat mengandung bahan tambahkan 5,0 ml metil sulfoksida P dan kocok kuat
penstabil yang sesuai. selama 1 menit. Diamkan hingga lapisan bawah jernih, dan
pindahkan lapisan bawah ke dalam corong pisah 125 ml lain,
Pemerian Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, tambahkan 2 ml n-heksan P dan kocok kuat. Pisahkan
bebas atau praktis bebas dari fluoresensi. Dalam keadaan lapisan bawah dan ukur serapan dalam rentang panjang
dingin tidak berbau, tidak berasa dan jika dipanaskan gelombang 260 nm sampai 350 nm, menggunakan blangko
berbau minyak tanah lemah. metilsulfoksida P yang sebelumnya telah dikocok kuat
selama 1 menit dengan n-heksan P dengan perbandingan 5
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut ml metil sulfoksida P dan 25 ml n-heksan P. Serapan
dalam minyak menguap; dapat bercampur dengan minyak pada rentang panjang gelombang tersebut tidak lebih
lemak; tidak bercampur dengan minyak jarak. besar dari sepertiga dari serapan Larutan baku pada 275
nm.
Bobot jenis <981> Antara 0,845 dan 0,905.
Parafin padat Keringkan minyak mineral pada suhu 105º
Kekentalan <1051> Kekentalan kinematik tidak kurang selama 2 jam dalam gelas piala, dinginkan hingga suhu
dari 34,5 sentistokes pada suhu 40,0º. ruang di atas silika gel dalam desikator. Masukkan ke
dalam botol contoh minyak berbentuk silinder tinggi dari
Keasaman-kebasaan Didihkan 10 ml dengan 10 ml kaca tidak berwarna dengan volume lebih kurang 120 ml.
etanol P: etanol bereaksi netral terhadap kertas lakmus P Tutup botol, dan celupkan dalam campuran es dan air
basah. selama 4 jam, minyak cukup jernih, hingga garis hitam
selebar 0,5 nm pada latar belakang putih, yang diletakkan
Zat mudah terarangkan Masukkan 5 ml ke dalam vertikal di belakang botol akan terlihat jelas.
tabung reaksi bersumbat kaca yang telah dicuci dengan
campuran pencuci asam kromat (seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Pencucian Peralatan Kaca <1331>, kemudian bilas
dengan air dan keringkan. Tambahkan 5 ml asam sulfat
yang mengandung 94,5% - 94,9% H2SO4,dan panaskan MINYAK PERMEN
dalam tangas air mendidih selama 10 menit. Setelah
Pepperment Oil
tabung reaksi dalam tangas air selama 30 detik, segera
angkat tabung dan kocok kuat vertikal tiga kali dengan
Minyak Permen adalah minyak atsiri yang diperoleh
amplitudo lebih kurang 12,5 cm, sambil memegang sumbat
dengan destilasi uap dari bagian di atas tanah tanaman
tabung. Ulangi pengocokan setiap 30 detik dan jangan
- 870 -

berbungan Mentha piperita Linné (Familia Labiatae) Penetapan kadar mentol total Pipet 10 ml ke dalam
yang segar, dimurnikan dengan cara destilasi dan tidak labu asetilasi 100 ml, tambahkan 10 ml anhidrida asetat
didementolisasi sebagian ataupun keseluruhan. P dan 1 g natrium asetat anhidrida P. Didihkan
Mengandung tidak kurang dari 5,0% ester dihitung campuran perlahan-lahan selama tepat 1 jam, dinginkan,
sebagai mentil asetat (C12H22O2), dan tidak kurang dari lepaskan kondensor, pindahkan campuran ke corong
50,0% mentol total (C10H20O) sebagai mentol bebas dan pisah kecil, bilas labu asetilasi tiga kali, tiap kali dengan 5
sebagai ester. ml air hangat, masukkan air bilasan ke dalam corong
pisah. Bila cairan sudah terpisah sempurna, buang fase
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau air, cuci minyak yang tertinggal beberapa kali dengan
khas kuat menusuk; rasa pedas diikuti rasa dingin jika natrium karbonat LP yang diencerkan dengan air sama
udara dihirup melalui mulut. banyak, hingga cucian terakhir bereaksi basa terhadap
fenolftalein LP. Keringkan minyak dengan natrium sulfat
Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume anhidrat P dan saring. Pipet 5 ml minyak yang sudah
dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol 70%; tidak terasetilasi ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml yang telah
terjadi opalesensi. ditara, dan timbang. Tambahkan 50,0 ml kalium
hidroksida etanol 0,5 N LV, refluks di atas uap selama
Identifikasi Dalam tabung reaksi kering, campur 6 tetes tepat 1 jam. Biarkan campuran dingin, tambahkan 10
dengan 5 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 300) dalam tetes fenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan asam
asam asetat glasial P, masukkan tabung ke dalam gelas klorida 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko seperti
piala berisi air mendidih: dalam waktu 5 menit cairan tertera pada Titrasi residual dalam Titrimetri <711>.
berwarna biru, yang pada pemanasan lebih lanjut Hitung persentase mentol total dengan rumus:
berwarna lebih tua dan menunjukkan fluoresensi warna
tembaga yang akan memudar dan meninggalkan cairan  1  0,0021 E 
berwarna kuning keemasan. 7,813 A 
 B  0,021 A 
Bobot jenis <981> Antara 0,896 dan 0,908.
A adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan ml asam
Rotasi optik <1081> Antara -18º dan -32º dalam tabung klorida 0,5 N yang diperlukan pada titrasi di atas dari ml
100 mm. asam klorida 0,5 N yang diperlukan pada titrasi blangko;
E adalah persentase ester dihitung sebagai mentil asetat
Indeks bias <1001> Antara 1,495 dan 1,465; lakukan (C12H22O2); B adalah bobot minyak terasetilasi yang
penetapan pada suhu 20º . digunakan.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 bpj. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan hindarkan dari panas berlebih.
Dimetil sulfida Destilasi sejumlah 25 ml hingga
diperoleh lebih kurang 1 ml destilat, tampung hati-hati
destilat pada permukaan 5 ml raksa(II) klorida LP dalam MINYAK ZAITUN
tabung reaksi: tidak terbentuk lapisan warna putih pada Olive Oil
daerah kontak dalam 1 menit.
Minyak Zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh dari
Penetapan kadar ester total Timbang saksama lebih buah masak Olea europaea Linné (Familia Oleaceae).
kurang 10 g, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250
ml, tambahkan 10 ml etanol netral P yang tidak Pemerian Minyak kuning pucat atau kuning kehijauan
dinetralkan dan 2 tetes fenolftalein LP, kemudian terang; bau dan rasa khas lemah dengan rasa ikutan agak
tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 0,1 N pedas.
hingga timbul warna merah muda lemah. Tambahkan
25,0 ml kalium hidroksida etanol 0,5 N LV, refluks di atas Kelarutan Sukar larut dalam etanol; bercampur dengan
tangas air mendidih selama 1 jam. Biarkan dingin, eter, dengan kloroform dan dengan karbon disulfida.
tambahkan 20 ml air dan fenolftalein LP, titrasi kelebihan
basa dengan asam klorida 0,5 N LV. Lakukan penetapan Bobot jenis <981> Antara 0,910 dan 0,915.
blangko, dengan mengabaikan natrium hidroksida 0,1 N
seperti tertera pada Titrasi residual dalam Titrimetri Logam Berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
<711>.
Minyak biji kapas Ke dalam tabung reaksi masukkan 5
Tiap ml kalium hidroksida etanol 0,5 N ml, tambahkan 5 ml campuran volume yang sama amil
setara dengan 99,15 mg ester total alkohol P dan larutan belerang P dalam karbon disulfida
dihitung sebagai metil asetat (C12H22O2) P (1 dalam 100) hangatkan campuran hati-hati untuk
menghilangkan karbon disulfida, celupkan tabung reaksi
- 871 -

hingga sepertiga bagian tabung masukkan ke dalam dan berubah menjadi abu-abu kecoklatan.(Sebelum
larutan jenuh natrium klorida mendidih selama 2 jam: pengenceran dengan eter, adanya minyak biji teh akan
tidak boleh terjadi warna kemerahan. menyebabkan terjadinya warna cokelat dengan sinar yang
diteruskan dan setelah pengenceran terjadi warna merah
Minyak kacang Sabunkan 10 g dengan merefluks selama yang cepat hilang).
1 jam dengan 80 ml kalium etanol LP. Tambahkan
fenolftalein LP, netralkan dengan asam asetat 1 N dan Suhu pemadatan asam lemak Campuran asam lemak
cuci larutan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi 120 ml kering akan memadat antara 17º dan 26º; lakukan
timbal asetat LP mendidih. Didihkan campuran selama 1 penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak
menit, dinginkan dengan mencelupkan labu ke dalam air <491>.
dingin, sering-sering putar isi labu untuk melepaskan
endapan yang menempel pada dinding labu. Dekantasi Bilangan asam Asam lemak bebas dalam 10 g
cairan, cuci endapan dengan air dingin untuk memerlukan tidak lebih dari 5 ml natrium hidroksida
menghilangkan kelebihan timbal asetat kemudian cuci 0,10 N, untuk netralisasi, lakukan penetapan seperti
dengan etanol P 90%. Tambahkan 100 ml eter P, sumbat tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.
labu, diamkan hingga endapan terpisah. Refluks selama 5
menit, dinginkan hingga lebih kurang 15º dan diamkan Bilangan iodum Antara 79 dan 88; lakukan penetapan
semalam. Saring, dan cuci endapan dengan eter P. seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.
Pindahkan endapan ke dalam corong pisah 500 ml dengan
semprotan eter P, kemudian menjelang akhir, semprot Bilangan penyabunan Antara 190 dan 195; lakukan
dengan asam klorida 3 N, jika ada endapan yang penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak
menempel pada kertas saring. Tambahkan asam klorida 3 <491>.
N secukupnya hingga total lapisan asam lebih kurang 100
ml dan tambahkan eter P secukupnya hingga lapisan eter Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
100 ml. Kocok campuran kuat-kuat selama beberapa dan hindarkan dari panas berlebih.
menit, biarkan lapisan terpisah , buang lapisan asam dan
cuci lapisan eter satu kali dengan 50 ml asam klorida 3 N
dan terakhir dengan air beberapa kali sampai air cucian MITOMISIN
terakhir tidak bereaksi asam terhadap jingga metil LP. Mitomycin
Pindahkan larutan eter ke dalam labu kering, uapkan eter,
tambahkan sedikit etanol mutlak P, uapkan di atas tangas O CH2OCONH2
OCH3 H

uap sampai kering. Larutkan residu dari asam lemak NH2

kering dengan menghangatkan dengan 60 ml etanol P N


NH

90%, dinginkan perlahan-lahan hingga 15º sambil sering- H3C


H
sering dikocok, diamkan pada suhu 15º selama 30 menit: O

tidak terbentuk hablur yang memisah dari larutan.


Mitomisin C [50-07-7]
Minyak wijen Campurkan 10 ml dengan 10 ml asam C15H18N4O5 BM 334,33
klorida P, tambahkan 0,1 ml larutan furfural P dalam
etanol P (1 dalam 50) kocok kuat-kuat selama 15 detik: Mitomisin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 µg
tidak terjadi warna merah muda hingga merah tua pada C15H18N4O5, per mg
lapisan asam bila emulsi pecah. Jika terjadi warna pada
lapisan asam, tambahkan 10 ml air dan kocok lagi kuat- Pemerian Serbuk hablur; biru ungu.
kuat: jika tidak ada minyak wijen warna merah muda
akan melemah. Kelarutan Sedikit larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam aseton, dalam butil asetat dan dalam
Minyak biji teh ke dalam tabung reaksi kering 18 mm x sikloheksanon.
150 mm masukkan berturut-turut 0,8 ml anhidrida asetat
P, 1,5 ml kloroform P dan 0,2 ml asam sulfat P, campur Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh
dan dinginkan dalam tangas air hingga suhu 25º. dikeringkan sebelum digunakan.
Tambahkan lebih kurang 200 mg minyak zaitun (lebih
kurang 7 tetes), campurkan dan dinginkan hingga suhu Identifikasi
25º . Bila larutan berkabut tambahkan anhidrida asetat P, A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
tetes demi tetes, kocok pada setiap penambahan sampai dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
larutan tiba-tiba jernih. Biarkan campuran dalam tangas pada panjang gelombang yang sama seperti pada Mitomisin
air selama 5 menit: terjadi warna hijau baik oleh sinar BPFI.
yang dipantulkan maupun sinar yang ditransmisikan. B. Timbang saksama lebih kurang 25 mg, masukkan ke
Tambahkan 10 ml eter mutlak P dan campur dengan dalam labu tentukur 50 ml, larutkan dengan metanol P
membalikkan tabung: warna hijau semula menghilang sampai tanda. Encerkan sejumlah larutan ini dengan
metanol P hingga kadar 0,005 mg per ml. Spektrum
- 872 -

serapan ultraviolet larutan ini menunjukkan maksimum


 rU 
dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti 50C  
pada Mitomisin BPFI; daya serap masing-masing  rS 
dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 357 nm tidak kurang C adalah kadar Mitomisin BPFI dalam mg per ml Larutan
dari 95,0% dan tidak lebih dari105,0% Mitomisin BPFI. baku: rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pH <1071> Antara 6,0º dan 8,0º; lakukan penetapan tidak tembus cahaya.
menggunakan larutan 5 mg per ml.

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 5,0% menggunakan


pelarut campuran karbon tetraklorida P-kloroform P- MITOMISIN UNTUK INJEKSI
metanol P (2:2:1) sebagai pengganti metanol P. Mitomycin for injection

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Mitomisin untuk Injeksi adalah campuran kering
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Mitomisin dan Manitol. Mengandung Mitomisin,
Kromatografi <931>. C15H18N4O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Fase gerak Larutkan 1,54 g amonium asetat P dalam 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
250 ml metanol P; tambahkan 5,0 ml asam asetat 0,83 N
dan air hingga 1000 ml. Saring melalui penyaring dengan Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh
porositas 0,5 µm atau lebih halus dan awaudarakan. Jika dikeringkan sebelum digunakan Endotoksin BPFI;
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem [Catatan bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mitomisin Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam 14 hari,
BPFI dan larutkan dalam N,N-dimetilasetamida P hingga Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. pendingin.
Larutan resolusi Larutkan sejumlah Mitomisin BPFI
dan 3-otoksi-4-hidroksibenzaldehida dalam N,N- Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan
dimetilasetamida P hingga kadar masing-masing lebih terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi.
kurang 0,5 mg dan 7,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg dan Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
masukkan dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam N,N- Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
dimetilaselamida P sampai tanda. Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µl larutan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dalam air yang mengandung (1) zat uji 1 mg per ml dan
Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja tinggi (2) Mitomisin BPFI 1 mg per ml pada jarak 2,5 cm dari
dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom 4 mm x 30 tepi lempeng kromatografi campuran silika gel setebal
cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang 2 ml 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kromatografi yang telah dijenuhkan fase gerak butanol P-
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak asam asetat glasial P-air (4:2:1). Angkat lempeng,
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng dengan
mitomisin dan 3-otoksi-4-hidroksibenzaldehida tidak larutan ninhidrin P (1 dalam 100) dalam etanol P.
kurang dari 1,8. Waktu retensi relatif mitomisin dan 3- Panaskan lempeng dalam oven pada suhu 110º selama 15
etoksi-4-hidroksi benzaldehida berturut-turut adalah lebih menit, dan amati kromatogram, mitomisin tampak
kurang 1,0 dan 1,4. Lakukan kromatografi terhadap sebagai bercak berwarna merah muda; harga Rf bercak
Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons utama yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan diperoleh dari (2).
puncak mitomisin tidak lebih dari 1,3 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Zat hipotensif <191> Memenuhi syarat; lakukan
Prosedur[Catatan Gunakan luas puncak jika penetepan menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang
dinyatakan respons puncak] Suntikkan secara terpisah mengandung 0,05 mg mitomisin C15H18N4O5, per ml
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dalam larutan natrium klorida P 0,9% steril.
dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10,0 unit
jumlah dalam mg, mitomisin, C15H18N4O5, dalam zat Endotoksin FI per mg mitomisin.
yang digunakan dengan rumus:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan
membran.
- 873 -

pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan Kelarutan Larut dalam aseton, dan dalam metilen
menggunakan larutan yang telah dikonstitusi seperti klorida.
tertera pada etiket.
Baku pembanding Mometason Furoat BPFI, tidak boleh
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5%. dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. Identifikasi


A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kromatografi <931>. Mometason Furoat BPFI.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
kadar dalam Mitomisin. pada Penetapan kadar.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume N,N-
dimetilasetamida P, tambahkan ke dalam satu wadah Suhu lebur <1021> 220° dengan penguraian.
mitomisin untuk injeksi hingga kadar lebih kurang 0,5 mg
per ml. Rotasi jenis <1081> Antara +56° dan +62°; lakukan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume penetapan menggunakan larutan 5 mg per ml dalam
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji dioksan P.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
mitomisin, C15H18N4O5, dalam zat yang digunakan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 L  r 
C   U  Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
 D  rS 
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
C adalah kadar Mitomisin BPFI dalam mg per ml Larutan
Kromatografi <931>.
baku; L adalah jumlah dalam mg mitomisin dalam wadah
Fase gerak Buat campuran kloroform P-etilasetat P
yang tertera pada etiket; D adalah kadar mitomisin dalam
(3:1).
mg per ml Larutan uji;rU dan rS berturut-turut adalah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mometason
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Furoat BPFI larutkan dan encerkan dengan diklorometan
P hingga kadar lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan
10 mg per ml. Encerkan larutan dengan diklorometan P
Steril seperti tertera pada Injeksi, terlindung cahaya.
hingga diperoleh Larutan baku A, B, C, D dan E dengan
kadar berturut-turut lebih kurang 0,5 mg per ml (5%), 0,2
mg per ml (2%), 0,1 mg per ml (1%), 0,02 mg per ml
MOMETASON FUROAT (0,2%) dan 0,01 mg per ml (0,1%).
Mometasone Furoate Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
O
dan encerkan secara kuantitatif dengan diklorometan P
Cl
O hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
H CH3 O
HO
O Prosedur Totolkan secara terpisah lebih kurang 40 µl
H
CH3 H Larutan uji dan Larutan baku A, B, C, D dan E pada
CH3
lempeng kromatografi lapis tipis silika gel setebal 0,25
Cl H
mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
O
yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan
merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat
9,21-Dikloro-11,17-dihidroksi-16-metilpregna-1,4-
lempeng, dan tandai batas rambat, keringkan di udara.
diena-3,20-dion 17-(2-furoat) [83919-23-7]
Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
C27H30Cl2O6 BM 521,43
Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama
pada kromatogram Larutan uji dengan bercak utama pada
Mometason Furoat mengandung tidak kurang dari 97,0%
kromatogram Larutan baku: tidak ada bercak lain selain
dan tidak lebih dari 102,0% C27H30Cl2O6, dihitung
bercak utama pada kromatogram Larutan uji lebih besar
terhadap zat yang telah dikeringkan.
atau lebih intensif dari bercak utama Larutan baku C
(1,0%), dan jumlah intensitas bercak lain selain bercak
Pemerian Serbuk putih sampai hampir putih.
utama Larutan uji tidak lebih dari 2,0%.
- 874 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara KRIM MOMETASON FUROAT


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Mometasone Furoate Cream
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (65:35). Krim Mometason Furoat adalah mometason furoat, dalam
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian bahan dasar krim yang sesuai, mengandung Mometason
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Furoat, C27H30Cl2O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Kromatografi <931>. lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Pengencer Buat campuran metanol P-air-asam asetat P
(65:35:0,2). Baku pembanding Mometason Furoat BPFI, tidak boleh
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 40 mg dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
beklometason dipropionat dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mometason A. Waktu retensi relatif puncak utama pada
Furoat BPFI, larutkan dengan metanol P, encerkan secara kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer seperti diperoleh dalam Penetapan kadar.
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Pipet sejumlah B. Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara
yang sama larutan ini dan Larutan baku internal ke dalam Kromatografi Lapis Tipis <281>.
labu yang sesuai, encerkan secara kuantitatif dan jika Fase gerak Buat campuran kloroform P-etil asetat P
perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang (3:1).
0,02 mg per ml untuk mometason furoat dan 0,08 mg per Larutan baku Timbang sejumlah Mometason Furoat
ml untuk beklometason dipropionat. BPFI, larutkan dan encerkan dalam asetonitril P hingga
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
dalam metanol P dan encerkan secara kuantitatif dan jika Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan
perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih encerkan dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang
kurang 0,1 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ini dan 10 ml 0,2 mg per ml.
Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Batas mikroba <51> Memenuhi syarat uji untuk
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Escherichia coli dan Salmonella sp.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1,7 Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
beklometason dipropionat dan mometason furoat Kromatografi <931>.
berturut-turut lebih kurang 1,6 dan 1,0; resolusi, R, antara Fase gerak, Sistem kromatografi Lakukan seperti
mometason furoat dan beklometason dipropionat tidak tertera pada Penetapan kadar dalam Mometason Furoat.
kurang dari 4,0; faktor ikutan untuk puncak mometason Larutan baku internal Larutkan sejumlah
furoat tidak lebih dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada beklometason dipropionat dalam asetonitril P hingga
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kadar lebih kurang 0,53 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mometason
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji Furoat BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,136 mg
respons puncak utama. per ml. Pipet sejumlah yang sama larutan ini dan Larutan
Hitung jumlah dalam mg mometason furoat, C27H30Cl2O6 baku internal ke dalam labu yang sesuai, encerkan secara
dalam zat yang digunakan dengan rumus: kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan asetonitril P
hingga kadar lebih kurang 0,027 mg per ml untuk
R  mometason furoat dan 0,106 mg per ml untuk
1000 C  U  beklometason dipropionat.
 RS  Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
dengan lebih kurang 2 mg mometason furoat, masukkan
C adalah kadar Mometason Furoat BPFI dalam mg per ke dalam tabung sentrifuga bertutup ulir. Tambahkan
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah 15,0 ml Larutan baku internal dan 15,0 ml asetonitril P,
perbandingan respon puncak mometason furoat terhadap tutup tabung. Panaskan di atas tangas air pada suhu 85º
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. hingga krim meleleh sempurna dan kocok dengan tangan
selama 2 menit. Ulangi pemanasan dan pengocokan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Tempatkan dan biarkan tabung dalam tangas metanol-es
selama 10 menit, kemudian sentrifus. Pipet 10 ml
- 875 -

beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, ml formaldehida LP; terjadi warna ungu yang berubah
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. menjadi lembayung.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume D. Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 0,15
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan Larutan baku ml larutan kalium heksasianoferat(III) P 1% yang dibuat
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur segar dan 0,05 ml larutan besi(III) klorida heksahidrat P
respons puncak utama. 10,5%: segera terjadi warna biru.
Hitung jumlah dalam mg mometason furoat, C27H30Cl2O6, E. Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 1 ml
dalam krim yang digunakan dengan rumus: hidrogen peroksida LP, 1 ml larutan amonium hidroksida
6 N dan 0,05 ml larutan tembaga(II) sulfat P 4%: terjadi
R  warna merah.
75 C  U 
F. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti tertera
 RS 
pada Uji Identifikasi Umum <291>, dan menunjukkan
reaksi alkaloid.
C adalah kadar Mometason Furoat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku, RU dan RS berturut-turut adalah
Keasaman-kebasaan Pada 10 ml larutan 2% tambahkan
perbandingan respons puncak mometason furoat terhadap
0,05 ml merah metil LP: diperlukan tidak lebih dari 0,2
beklometason dipropionat dari Larutan uji dan Larutan
ml natrium hidroksida 0,02 N atau 0,2 ml asam klorida
baku.
0,02 N untuk merubah warna larutan.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
baik.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 2,0%.
MORFIN HIDROKLORIDA Warna dan Akromisitas <1291> Metode III warna
Morphine Hydrochloride larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V6 atau
NCH3
W6; lakukan penetapan menggunakan larutan 2,0%.
H
Rotasi jenis <1081> -110º sampai -115º; lakukan
HCl penetapan menggunakan larutan 2%.

O
Mekonat Tidak lebih dari 0,2%. Pada 10 ml larutan 2%
HO OH
tambahkan 1 ml asam klorida P dan 0,1 ml larutan
7,8-Didehidro-4,5-epoksi-17-metilmorfinan-3,6-diol besi(III) klorida heksahidrat P 10,5%. Serapan pada
hidroklorida trihidrat panjang gelombang 480 nm tidak lebih dari 0,05, sebagai
C17H19NO3HCI.3H2O BM 375,9 pembanding gunakan 10 ml air yang disiapkan dengan
Anhidrat [52-26-6] BM 321,80 cara yang sama.

Morfin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C17H19NO3HCl dihitung seperti tertera pada Kromatografi <931>.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan (1) Larutkan 100 mg zat dalam campuran
etanol P-air (1:1) hingga 10 ml
Pemerian Hablur mengkilap, berbentuk kubus tak Larutan (2) Larutkan 50 mg kodein fosfat P dalam 5 ml
berwarna, atau serbuk hablur; putih atau hampir putih. larutan (1) dan encerkan 0,1 ml larutan ini dengan
campuran etanol P-air (1:1) hingga 10 ml.
Kelarutan Larut dalam 24 bagian air dan dalam 10 Fase gerak Campuran etanol 70% P–toluen P-aseton
bagian etanol mendidih; praktis tidak larut dalam P-amonium hidroksida P (35:35:32,5:2,5).
kloroform dan eter. Larut dalam 100 bagian etanol pada Prosedur Totolkan secara terpisah 10 µl Larutan (1)
suhu 15º, larut dalam 50 bagian etanol pada suhu 10º. dan Larutan (2) pada lempeng kromatografi silika gel G.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Identifikasi berisi Fase gerak. Angkat lempeng, keringkan dalam
A. Spektrum serapan larutan zat 0,02% pada panjang udara yang mengalir, semprot dengan kalium
gelombang 250 nm sampai 350 nm, menunjukkan iodobismutat asetat LP, keringkan selama 15 menit dalam
maksimum hanya pada 285nm, serapan jenis pada 285 udara yang mengalir, dan semprot dengan hidrogen
nm lebih kurang 41. peroksida LP. Bercak kodein berwarna abu-abu kebiruan,
B. Spektrum serapan larutan zat 0,02% dalam natrium dan bercak morfin berwarna merah muda. Pada
hidroksida 0,1 N pada panjang gelombang 265 nm kromatogram Larutan (1) bercak yang setara dengan
sampai 350 nm, menunjukkan maksimum hanya pada 298 kodein tidak lebih intensif dari bercak kodein pada
nm; serapan jenis pada 298 nm lebih kurang 70. Larutan (2), dan bercak sekunder tidak lebih intensif dari
C. Pada 1 mg serbuk dalam cawan porselen, bercak morfin yang dihasilkan dari Larutan (2). Uji
tambahkan 0,5 ml asam sulfat P yang mengandung 0,05 memenuhi syarat bila kromatogram dari Larutan (2)
- 876 -

menunjukkan bercak kodein jelas terpisah dari bercak Identifikasi


utama. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 145º selama 1 jam dan
Susut pengeringan <1121> 12,0% sampai 15,0%; didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
lakukan pengeringan pada suhu 130º hingga bobot tetap, maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
menggunakan 500 mg zat. seperti pada Morfin Sulfat BPFI.
B. Pada 1 mg zat dalam krus porselen atau cawan kecil,
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%; tambahkan 0,5 ml asam sulfat P yang tiap ml
lakukan penetapan menggunakan residu penetapan Susut mengandung 1 tetes formaldehida LP: segera bentuk
pengeringan. warna ungu dan segera berubah menjadi biru tua
lembayung (perbedaan dengan Kodein yang segera
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350 mg, membentuk warna lembayung biru dan Hidromorfon
larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P, panaskan yang mula-mula memberikan warna kuning hingga coklat
jika perlu. Dinginkan dan tambahkan 6 ml raksa(II) berubah menjadi merah muda dan kemudian merah
asetat LP dan kristal violet LP sebagai indikator, titrasi keunguan).
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan B. Ke dalam larutan 5 mg zat dalam 5 ml asam sulfat P
blangko. dalam tabung reaksi, tambahkan 1 tetes besi(III) klorida
LP; campur dan panaskan dalam air mendidih selama 2
Tiap ml asam perklorat 0,1 N menit terjadi warna biru, dan bila ditambahkan 1 tetes
setara dengan 32,18 mg C17H19NO3.HCI asam nitrat P, warna segera berubah menjadi merah
cokelat gelap (Kodein dan Etilmorfin memberikan reaksi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik warna yang sama, tetapi Hidromorfon dan Papaverin
dan terlindung cahaya. tidak memberikan perubahan warna).
D. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Sulfat
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
MORFIN SULFAT
Morphine Sulphate Rotasi jenis <1081> Antara -107º dan -109,5º, dihitung
terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan menggunakan
CH3
larutan yang setara dengan 200 mg per 10 ml.
H N CH2
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 15 ml air,
H H2SO4 5H2O
tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
CH2
natrium hidroksida 0,020 NLV: diperlukan tidak lebih
dari 0,50 ml untuk menghasilakn warna kuning.
O
HO OH
2
Air <1031> Metode I Antara 10,4% dan 13,4%.
7,8–Didehidro-4,5-epoksi-17-metilforfinan-3,6 diol
sulfat (2:1) (garam) pentahidrat [6211-15-0] Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% lakukan
(C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O BM 758,83 penetapan menggunakan 500 mg zat.
Anhidrat [64-31-3] BM 668,76
Klorida Ke dalam 10 ml larutan (1 dalam 100)
Morfin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat
tidak lebih dari 102,0% (C17H19NO3)2.H2SO4, dihitung LP: tidak segera terbentuk endapan atau kekeruhan.
terhadap zat anhidrat.
Garam amonium Panaskan 200 mg zat dengan 5 ml
Pemerian Serbuk hablur atau hablur halus, bentuk kubik, natriun hidroksida 1 N di atas tangas uap selama 1 menit:
putih; tidak berbau; di udara secara bertahap akan tidak terjadi bau amoniak.
kehilangan air hidrat; menjadi gelap jika lama terpapar
cahaya. Alkaloid asing Tidak lebih dari 1,5%; lakukan penetapan
dengan melarutkan 1,00 g zat dalam 10 ml natrium
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air panas; hidroksida 1 N dalam corong pisah, kocok tiga kali
sedikit larut dalam etanol, tetapi lebih banyak dalam dengan kloroform P berturut-turut dengan 15 ml, 10 ml
etanol panas; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. dan 10 ml, lewatkan larutan kloroform melalui penyaring
kecil yang sebelumnya sudah dibasahi dengan kloroform
Baku pembanding Morfin Sulfat BPFI dalam bentuk P. Kocok kumpulan kloroform dengan 5 ml air, pisahkan
pentahidrat; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, lapisan kloroform, uapkan hati-hati di atas tangas uap
kecuali jika dinyatakan dalam monografi. Tentukan kadar hingga kering. Pada residu tambahkan 10,0 ml asam
air secara titrimetri pada saat akan digunakan untuk sulfat 0,020 N dan panaskan perlahan-lahan hingga larut.
analisis kuantitatif. Dinginkan, tambahkan 2 tetes merah metil LP dan titrasi
- 877 -

kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,020 N LV; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
diperlukan tidak kurang dari 7,5 ml. tidak tembus cahaya.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode I Memenuhi syarat. INJEKSI MORFIN SULFAT
Morphine Sulphate Injection
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Injeksi Morfin Sulfat adalah larutan steril morfin sulfat
Kromatografi <931>. dalam Air untuk Injeksi, mengandung Morfin Sulfat,
Fase gerak Larutkan 730 mg natrium 1- (C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O, tidak kurang dari 90,0% dan
heptansulfonat P dalam 720 ml air, tambahkan 280 ml tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
metanol P dan 10 ml asam asetat glasial P, saring dan etiket. Injeksi untuk pemakaian intramuskular atau
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut intravena dapat mengandung natrium klorida sebagai
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi bahan pengatur tonisitas, antioksidan dan antimikroba
<931>. yang sesuai. Injeksi untuk pemakaian intratekal atau
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Morfin epidural boleh mengandung natrium klorida sebagai
Sulfat BPFI larutkan dalam Fase gerak dan jika perlu bahan pengatur tonisitas, tetapi tidak mengandung bahan
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase tambahan lain.
gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
0,24 mg per ml. Buat larutan segar tiap hari. Baku pembanding Morfin Sulfat BPFI dalam bentuk
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Morfin pentahidrat; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Sulfat BPFI dan fenol P dalam Fase gerak hingga Tentukan kadar air secara titrimetri pada saat akan
diperoleh larutan dengan kadar masing-masing lebih digunakan untuk analisis kuantitatif. Endotoksin BPFI;
kurang 0,24 mg dan 0,15 mg per ml. [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
larutkan dengan Fase gerak dalam labu tentukur 100-ml, Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada lemari pendingin.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 284 nm dan kolom 4,6 mm x Identifikasi
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan
baku dan Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram masing-masing 20 µl larutan yang mengandung (1) zat
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur; uji 500 µg per ml (jika perlu encerkan sejumlah volume
faktor ikutan untuk morfin sulfat tidak lebih dari 2,0: injeksi dengan metanol P) dan (2) Morfin Sulfat BPFI
resolusi, R, antara puncak fenol dan puncak morfin sulfat 500 µg per ml dalam campuran metanol P-air (1:1) pada
tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi lempeng kromatografi
penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%. silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
Waktu retensi relatif fenol dan morfin sulfat masing- bejana kromatografi berisi campuran fase gerak aseton P-
masing adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0. metanol P-amonium hidroksida P (50:50:1) dan biarkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji lempeng, biarkan kering di udara. Amati bercak di bahwa
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama yang
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg morfin diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan bercak yang
sulfat, (C17H19NO3)2.H2SO4, dalam zat yang digunakan diperoleh dari larutan (2).
dengan rumus: B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
r 
100 C  u  Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 17,0 unit
 rs  Endotoksin FI per mg morfin sulfat. Untuk pemakaian
intratekal, tidak lebih dari 3,3 unit Endotoksin FI per mg
C adalah kadar Morfin Sulfat BPFI anhidrat dalam mg morfin sulfat, menggunakan Endotoksin BPFI sebagai
per ml Larutan baku, yang ditetapkan dari kadar Morfin pembanding.
Sulfat BPFI yang telah dikoreksi kadar airnya dengan
penetapan kadar air secara titrimetri; ru dan rs berturut- pH <1071> Antara 2,5 dan 6,5.
turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.


- 878 -

Penetapan kadar Baku pembanding Nadolol BPFI; tidak boleh


Lakukan penetapan secara Kromatografi cair kinerja dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan Sistem kromatografi. Buat seperti tertera pada dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
Penetapan kadar dalam Morfin Sulfat. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi yang sama seperti pada Nadolol BPFI.
setara dengan lebih kurang 24 mg morfin sulfat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
dengan Fase gerak sampai tanda. lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera selama 3 jam.
pada Penetapan kadar dalam Morfin Sulfat. Hitung
jumlah dalam mg, morfin sulfat, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
(C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O, per ml injeksi dengan rumus:
Logam berat <371>Metode IIITidak lebih dari 30 bpj.
 758 ,83   100 C   ru 

   Komposisi rasemat Buat dispersi zat yang telah
 668 ,76   V   rs  dikeringkan dalam minyak mineral P, atur ketebalan
hingga serapan inframerah pada 6,3 m antara 0,60,1.
758,83 dan 668,76 berturut-turut adalah bobot molekul
Rekam spektrum serapan dari 6 m sampai 9 m,
morfin sulfat pentahidrat dan morfin sulfat anhidrat, C
menggunakan minyak mineral P sebagai blangko. Hitung
adalah kadar morfin sulfat anhidrat dalam mg per ml
persentase rasemat A dengan rumus:
Larutan baku yang telah dikoreksi kadar airnya dengan cara
titrimetri; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam
ml; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan  50  Aa 
 
 0,9  A b 
uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal


atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung 0,9 adalah harga rata-rata (Aa/Ab) dalam campuran
cahaya. Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal diberi rasemat A dan B (1:1); Aa adalah serapan sebelum
etiket “bebas pengawet”. dikoreksi pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 7,90 m, setara dengan rasemat A; Ab adalah
serapan sebelum dikoreksi pada panjang gelombang
NADOLOL serapan maksimum lebih kurang 8,00 m, setara dengan
Nadolol rasemat B: kandungan rasemat A antara 40% dan 60%.
OH
H
Kemurnian kromatografi Cemaran tidak lebih dari
H
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
OH lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran aseton P-kloroform P-
OCH2CHCH2NHC(CH3)3
amonium hidroksida 2 N (8:1:1)
OH Pelarut Campuran metanol P-kloroform P (1:1).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
1-(tert-Butilamino)-3-[(5,6,7,8-tetrahidro-cis-6,7- larutkan dalam 10,0 ml Pelarut.
dihidroksi-1-naftil)oksi]-2-propanol [42200-33-9] Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nadolol
C17H27NO4 BM 309,40 BPFI, larutkan dalam Pelarut, hingga kadar lebih kurang
50 mg per ml.
Nadolol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
[Catatan Larutan baku ini hanya digunakan untuk
lebih dari 101,5% C17H27NO4, dihitung terhadap zat yang
identifikasi nadolol.]
telah dikeringkan.
Prosedur Bagi lempeng kromatografi silika gel P
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih; setebal 0,25 mm, menjadi empat bagian sama besar,
praktis tidak berbau. bagian pertama untuk Larutan baku, 2 bagian berikutnya
untuk Larutan uji dan bagian terakhir untuk blangko.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol dan dalam metanol; Totolkan dalam bentuk pita masing-masing 100 l
larut dalam air pada pH 2; sukar larut dalam kloroform, Larutan baku, dua kali 100 l Larutan uji dan 100 l
dalam diklorometan, dalam isopropil alkohol, dan dalam air Pelarut sebagai blangko. Keringkan dengan aliran udara
(antara pH 7 dan 10); tidak larut dalam aseton, dalam dingin. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
benzen, dalam eter, dalam heksan, dan dalam trikloroetan. yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan
- 879 -

Fase gerak menguap. Amati bercak pita di bawah cahaya TABLET NADOLOL
ultraviolet 254 nm. Tetapkan letak bercak pita nadolol Nadolol Tablet
dengan membandingkan terhadap Larutan baku. Tandai
bercak pita nadolol dan daerah cemaran yang telah Tablet Nadolol mengandung nadolol, C17H27NO4, tidak
terpisah pada Larutan uji, juga daerah yang sejajar kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
dengan larutan tersebut pada lempeng blangko. Kerok jumlah yang tertera pada etiket.
silika gel P masing-masing pada bercak pita nadolol pada Baku pembanding Nadolol BPFI; tidak boleh
setiap kromatogram dari Larutan uji, masukkan ke dalam dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
masing-masing tabung sentrifuga 50-ml, demikian pula
kerok silika gel dari daerah yang sejajar dengan bercak Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
pita nadolol pada lempeng blangko, masukkan ke dalam Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tabung sentrifuga 50 ml ke tiga. Kerok silika gel pada Fase gerak Campuran aseton P-kloroform P-amonium
bercak pita gabungan cemaran pada tiap lempeng dari hidroksida 2 N (8:1:1).
Larutan uji, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, Larutan baku Timbang sejumlah Nadolol BPFI
demikian pula halnya, kerok silika gel P dari daerah yang larutkan dalam asam klorida 0,1 N hingga kadar 5 mg per
sejajar dengan bercak pita nadolol pada lempeng blangko, ml.
masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml ke enam. Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
Tambahkan 30,0 ml etanol P ke dalam masing-masing 2 dengan 50 mg nadolol ke dalam labu Erlenmeyer.
tabung yang berisi campuran kerokan nadolol dan tabung Tambahkan 10 ml asam klorida 0,1 N, aduk selama 30
ke tiga yang berisi campuran kerokan blangko. menit menggunakan pengaduk magnetik dan letakkan
Tambahkan 10,0 ml etanol P ke dalam masing-masing 2 dalam tangas ultrasonik selama 30 menit. Sentrifus dan
tabung yang berisi campuran kerokan cemaran dan ke ambil beningan.
dalam tabung ke enam yang berisi kerokan blangko. Prosedur Totolkan dalam bentuk pita masing-masing
Kocok selama 60 menit dan sentrifus, ukur serapan 100 l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
beningan pada panjang gelombang serapan maksimum kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lebih kurang 278 nm, menggunakan etanol P sebagai lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak
blangko. Hitung persentase cemaran dengan rumus: dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan biarkan fase
 Ai  gerak menguap. Amati lempeng di bawah cahaya
100  
 Ai  3 Au  ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama yang diperoleh
  dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

Ai adalah serapan rata-rata dari cemaran yang dikoreksi Disolusi <1231>


terhadap blangko; AU adalah serapan rata-rata nadolol Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
yang dikoreksi terhadap blangko. Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 50 menit.
Penetapan kadar Prosedur Lakukan penetapan jumlah C17H27NO4, yang
Titran asam perklorat Campur 8,5 ml asam perklorat terlarut dengan cara seperti tertera pada Penetapan kadar,
P dengan 500 ml asam asetat glasial P, dinginkan, kecuali Fase gerak dibuat dengan mencampur 560 ml
encerkan dengan asam asetat glasial P hingga 1000,0 ml. metanol P dan 1440 ml air. Gunakan alikuot, jika perlu
Lakukan pembakuan larutan ini seperti tertera pada encerkan dengan Media disolusi, dan larutan baku
pembuatan asam perklorat 0,1 N LV (dalam asam asetat Nadolol BPFI dalam media yang sama.
glasial P) pada pembuatan Larutan Volumetrik. Toleransi Dalam waktu 50 menit harus larut tidak
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 280 mg zat, kurang dari 80% (Q) nadolol, C17H27NO4, dari jumlah
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan yang tertera pada etiket.
100 ml asam asetat glasial P dan letakkan dalam tangas
ultrasonik sampai larut sempurna. Tambahkan 2 tetes Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
kristal violet LP, titrasi dengan Titran asam perklorat
sampai warna hijau zamrut. Lakukan penetapan blangko. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tiap ml asam perkloat 0,1 N Kromatografi <931>.
setara dengan 30,94 mg C17H27NO4 Fase gerak Campur 700 ml metanol P dan 1300 ml air
yang mengandung 5,84 g natrium klorida P dan 1,0 ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. asam klorida 0,1 N, saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nadolol
BPFI dan larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
- 880 -

dengan lebih kurang 20 mg nadolol dan masukkan ke sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang 75 dan terlindung cahaya.
ml Fase gerak, letakkan di dalam tangas ultrasonik
selama 15 menit, sesekali dikocok, tambahkan Fase Identifikasi
gerak sampai tanda, saring atau sentrifus. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x gelombang yang sama seperti pada Nafazolin
25 cm berisi bahan pengisi L16. Laju alir lebih kurang 1 Hidroklorida BPFI.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
nadolol tidak lebih dari 3; dan simpangan baku relatif pada Nafazolin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume panjang gelombang yang serapan maksimum lebih
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji kurang 280 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Klorida
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nadolol, seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C17H27NO4, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
rumus: pH <1071> Antara 5,0 dan 6,6; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100) dalam air bebas
r  karbon dioksida P: larutan jernih dan tidak berwarna.
100 C  U 
 rS  Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
C adalah kadar Nadolol BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Larutan uji dan Larutan baku.
Cemaran umum <481>
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertututp rapat. Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Fase gerak Buat campuran metanol P-asam asetat
NAFAZOLIN HIDROKLORIDA glasial P-air (8:1:1).
Naphazoline Hydrochloride Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 2.
H

N
CH2
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
HCl Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
N
Kromatografi <931>.
Dapar Timbang saksama 3 g kalium fosfat monobasa P
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam
2-(1-Naftilmetil)-2-imidazolina monohidroklorida [550- 800 ml air. Tambahkan 3 ml trietilamin P atur pH hingga
99-2] 3,0 dengan penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan
C14H14N2.HCl BM 246,74 air sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P (80:20)
Nafazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C14H14N2.HCl, menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nafazolin
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa pahit. Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dan jika perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih
Melebur pada suhu lebih kurang 255 disertai penguraian.
kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol;
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
dalam eter.
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
Baku pembanding Nafazolin Hidroklorida BPFI;
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 881 -

dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,0 mm x A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
baku , rekam kromatogram dan ukur respons puncak Nafazolin Nitrat BPFI.
seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, tidak B. Spektrum serapan larutan 0,002% dalam asam
kurang dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 klorida 0,01 N pada panjang gelombang antara 230 nm
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan dan 350 nm menunjukkan 4 maksimum pada lebih kurang
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 270 nm, 280 nm, 287 nm dan 291 nm. Serapan jenis pada
lebih dari 2,0%. 270 nm lebih kurang 215, pada 280 nm lebih kurang 250,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume pada 287 nm lebih kurang 175 dan pada 291 nm lebih
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji kurang 170.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur C. Larutkan 500 mg zat dalam 1 ml metanol P,
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, tambahkan 0,5 ml larutan segar natrium nitroprusida P
nafazolin hidroklorida, C14H14N2.HCl, dalam zat yang 5% dan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P 2%, biarkan
digunakan dengan rumus: 10 menit, tambahkan 1 ml larutan natrium bikarbonat P
8%: terjadi warna lembayung.
r  D. Larutkan 10 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 200
4000 C  U  mg magnesium oksida P, kocok menggunakan pengocok
 rS  mekanik selama 30 menit, tambahkan 10 ml kloroform P,
kocok kuat. Biarkan, pisahkan lapisan kloroform, saring
C adalah kadar Nafazolin Hidroklorida BPFI dalam mg dan uapkan lapisan air hingga kering. Sisa menunjukkan
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-urut adalah reaksi Nitrat cara A dan D seperti tertera pada Uji
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. Identifikasi Umum <291>.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Suhu lebur <1021> Metode I Antara 167 dan 170.
tidak tembus cahaya.
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1%.
NAFAZOLIN NITRAT
Naphazoline Nitrate Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 1,0% dalam air bebas
N
karbon dioksida P.
N
H
Warna dan akromisitas <1291> Metode III Tidak boleh
HNO3 berwarna.

Klorida Tidak lebih dari 330 bpj; lakukan penetapan


2-(1-Naftilmetil)-2-imidazolin nitrat [5144-52-5] menggunakan larutan 1,0% dalam air bebas karbon
C14H14N2.HNO3 BM 273,3 dioksida P seperti tertera pada uji Klorida pada Klorokuin
Sulfat, mulai dengan “Pada 15 ml larutan ini tambahkan 1
Nafazolin Nitrat mengandung tidak kurang dari 99,0% ml asam nitrat 2 N”.
dan tidak lebih dari 101,0% C14H14N2.HNO3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. N-(naftilasetil)etilendiamin Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak Kromatografi <931>.
berbau atau hampir tidak berbau. Fase gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida
P (100:1,5).
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam Larutan 1 Buat larutan zat 2,0% dalam metanol P.
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak Larutan 2 Buat larutan Nafazolin Nitrat BPFI 2,0%
larut dalam eter. dan Naftilasetilendiamin Hidroklorida 0,010% dalam
metanol P.
Baku pembanding Nafazolin Nitrat BPFI dan N- Prosedur Totolkan secara terpisah 10 l Larutan 1 dan
(Naftilasetil)etilendiamin Hidroklorida BPFI. Larutan 2 pada lempeng kromatografi silika gel G.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Identifikasi Uji A diabaikan jika uji B, C, D dan berisi Fase gerak dan lakukan pengembangan. Semprot
penetapan Suhu lebur dilakukan. Uji B dan C dapat lempeng dengan larutan ninhidrin P 0,5% dalam metanol
diabaikan jika uji A, D dan penetapan Suhu lebur P. Panaskan lempeng pada suhu 100 hingga 105 selama
dilakukan. 10 menit. Bercak N-(naftilasetil) etilendiamin yang
diperoleh dari Larutan 2 lebih intensif dari bercak yang
- 882 -

sesuai dari Larutan 1. Uji memenuhi syarat, jika Identifikasi Larutkan lebih kurang 150 mg zat dalam 25
kromatogram dari Larutan 2 menunjukkan bercak N- ml air dalam corong pisah kecil, tambahkan secara
(naftilasetil) etilendiamin yang terpisah sempurna dari perlahan tetes demi tetes amonium hidroksida 6 N sampai
bercak utama. tidak terbentuk lagi endapan putih, ekstraksi tiga kali, tiap
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; kali dengan 5 ml kloroform P dan saring ekstrak melalui
lakukan pengeringan pada suhu 100, hingga bobot tetap penyaringan kering, kumpulkan filtrat pada labu kecil.
menggunakan 1 g zat. Uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering dan
keringkan pada suhu 105 selama 1 jam; spektrum
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %; serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Nalokson
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 BPFI.
mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik Rotasi jenis <1081> Antara -170 dan -181, dihitung
akhir secara potensiometrik. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 25 mg per ml.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 27,33 mg C14H14N2.HNO3 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% untuk
bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 11,0% untuk bentuk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot
terlindung cahaya. tetap.

Noroksimorfon hidroklorida dan cemaran lain Tidak


NALOKSON HIDROKLORIDA lebih dari 1,0%. Lakukan pengujian dengan cara
Naloxone Hydrochloride Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
CH2CH CH2
Fase gerak Buat campuran metanol P-butanol
H N CH2 amoniakal (1:20), yang dibuat dengan cara mengocok
100 ml butanol P dengan 60 ml larutan amonium
HO hidroksida P (1 dalam 100), buang lapisan bawah.
HCl
CH2 Penampak bercak Buat larutan segar dari 100 mg
kalium heksasianoferat(III) P yang dilarutkan dalam 20
HO
O
O
ml larutan besi(III) klorida P (1 dalam 10).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
17-Alil-4,5-epoksi-3,14-dihidroksimorfinan-6-on masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan dalam
hidroklorida [357-08-4] 2,0 ml air dan tambahkan metanol P sampai tanda.
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Nalokson
C19H21NO4.HCl BM 363,84 BPFI, larutkan dalam larutan kloroform P hingga kadar
Dihidrat [51481-60-8] BM 399,87 7,6 mg per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah
Nalokson Hidroklorida adalah anhidrat atau mengandung Noroksimorfon hidroklorida BPFI, larutkan dalam larutan
2 molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari metanol P (3 dalam 5) hingga kadar 0,084 mg per ml.
98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C19H21NO4.HCl, Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 l
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 pada
lempeng kromatografi Masukkan lempeng ke dalam
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih. Larutan bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat
dalam air bersifat asam. 10 cm di atas garis penotolan, terlindung cahaya, angkat
lempeng, tandai batas rambat, keringkan. Semprot
Kelarutan Larut dalam air, dalam asam encer dan dalam lempeng dengan Penampak bercak: tidak ada bercak lain
alkali kuat; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut selain bercak utama yang mempunyai harga Rf sama
dalam eter dan dalam kloroform. dengan Nalokson BPFI dan bercak pada tempat penotolan
(amonium klorida), tidak ada bercak lain yang lebih
Baku pembanding Nalokson BPFI; lakukan pengeringan intensif dari bercak yang sesuai dengan Noroksimorfon
pada suhu 105º hingga bobot tetap sebelum digunakan. Hidroklorida BPFI.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Noroksimorfon Hidroklorida BPFI; tidak boleh Kandungan klorida Tidak kurang dari 9,54% dan tidak
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah lebih dari 9,94%, dihitung terhadap zat yang telah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya. dikeringkan. Lakukan penetapan sebagai berikut.
Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan
- 883 -

dalam 50 ml metanol P, masukkan ke dalam labu menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Erlenmeyer 125 ml, tambahkan 5 ml asam asetat glasial gelombang yang sama seperti pada Nandrolon Dekanoat
P dan 2 tetes eosin Y LP, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N BPFI.
LV sampai warna merah muda. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
dalam etanol P, menunjukkan maksimum dan minimum
Tiap ml perak nitrat 0,1 N pada panjang gelombang yang sama seperti pada
setara dengan 3,545 mg klorida Nandrolon Dekanoat BPFI; daya serap masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 panjang gelombang serapan maksimum 239 nm berbeda
mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam campuran tidak lebih dari 3,0 %.
40 ml asam asetat glasial P dan 10 ml anhidrida asetat C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
P, tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 1 tetes metil secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
violet LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Fase gerak Buat campuran n-heptan P-aseton P (3:1).
Lakukan penetapan blangko. Larutan baku Timbang sejumlah Nandrolon Dekanoat
BPFI larutkan dalam aseton P hingga kadar 5 mg per ml.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Larutan uji Timbang sejumlah zat larutkan dalam
setara dengan 36,38 mg C19H21NO4.HCl aseton P hingga kadar 5 mg per ml.
Prosedur Totolkan masing-masing 10 l Larutan baku
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P
tidak tembus cahaya, simpan pada suhu 25º masih
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
diperbolehkan antara 15º dan 30. kromatografi berisi Fase gerak dan biarkan Fase gerak
merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
NANDROLON DEKANOAT fase gerak menguap dan semprot lempeng dengan
Nandrolone Decanoate campuran asam sulfat P dan etanol P (1 dalam 50),
Panaskan lempeng dalam oven pada suhu 110 selama 15
menit: harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan
uji, sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku.

Jarak lebur <1021> Antara 33 dan 37.

Rotasi jenis <1081> Antara +32 dan +36; lakukan


17 -Hidroksiester-4-en-3-on dekanoat [360-70-3] penetapan menggunakan larutan yang mengandung 100
C28H44O3 BM 428,65 mg zat yang telah dikeringkan dalam 10 ml dioksan P.

Nandrolon Dekanoat mengandung tidak kurang dari Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C28H44O3, dihitung lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel
terhadap zat yang telah dikeringkan. P selama 4 jam.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
Pemerian Serbuk hablur halus; putih sampai putih krem; <471>Metode V Memenuhi syarat.
tidak berbau atau sedikit berbau. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak
kloroform, dalam etanol, dalam aseton dan dalam minyak lebih dari 3,0%. Lakukan penetapan dengan cara
nabati. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Baku pembanding Nandrolon Dekanoat BPFI; lakukan Fase gerak Buat campuran n-heptan-n-propil alkohol
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P P (97:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. pada Kromatografi <931>.
Nandrolon BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, masing Nandrolon Dekanoat BPFI, dimetil ftalat P dan
terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Nandrolon BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap
dan kuantitatif dengan Fase gerak hingga berturut-turut
Kesempurnaan melarut dan kejernihan larutan
diperoleh larutan dengan kadar 0,25; 0,25 dan 0,16 mg
Larutan dalam dioksan P (1 dalam 50): jernih.
per ml.
Identifikasi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 13 mg zat,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
- 884 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada r 


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 100 C  u 
dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 4,6 mm x  rS 
25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan C adalah kadar Nandrolon Dekanoat BPFI dalam
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
puncak seperti tertera pada Prosedur:waktu retensi relatif respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
dimetil ftalat dan nandrolon dekanoat masing-masing
berturut-turut lebih kurang 0,67 dan 1,0; resolusi, R, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
antara dimetil ftalat dan nandrolon dekanoat tidak kurang tidak tembus cahaya, dalam lemari pendingin.
dari 9,0 dan puncak nandrolon terelusi sebelum 4,5 kali
waktu elusi nandrolon dekanoat. Faktor ikutan untuk
nandrolon dekanoat dan dimetil ftalat tidak lebih dari 1,3 INJEKSI NANDROLON DEKANOAT
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Nandrolone Decanoate Injection
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume Larutan uji Injeksi Nandrolon Dekanoat adalah larutan steril
(lebih kurang 20 µl) ke dalam kromatograf, ukur respons nandrolon dekanoat dalam minyak wijen dengan zat
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran pengawet yang sesuai. Mengandung nandrolon dekanoat,
dengan rumus: C28H44O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
 r 
100  i  Baku pembanding Nandrolon BPFI; Tidak boleh
 rS  dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rS terlindung cahaya dalam lemari pendingin. Nandrolon
adalah jumlah respons semua puncak. Dekanoat BPFI; Lakukan pengeringan dalam hampa
udara di atas silika gel P, sebelum digunakan. Simpan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lemari pembeku.
Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan peralatan kaca
aktinik rendah pada pelaksanaan prosedur berikut] Identifikasi Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (95:5), aseton P hingga kadar nandrolon dekanoat 5 mg per ml.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Lakukan uji C seperti tertera pada Identifikasi dalam
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Nandrolon Dekanoat. Gunakan 5 l Larutan uji dan
Kromatografi <931>. Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nandrolon
Dekanoat BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar Nandrolon Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
lebih kurang 0,2 mg per ml. Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, <931>.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Fase gerak Buat campuran n heptan P - aseton P (3:1).
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Penampak bercak Buat larutan asam sulfat P dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada metanol P (4 dalam 10).
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan baku Timbang 25,0 mg Nandrolon BPFI,
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom analitik 8 larutkan dalam 50 ml aseton P. Encerkan 5,0 ml larutan
mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih dengan aseton P hingga 50,0 ml dan campur.
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons setara dengan lebih kurang 50 mg nandrolon dekanoat,
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’ masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan
tidak kurang dari 1,3, efesiensi kolom tidak kurang dari dengan aseton P sampai tanda dan campur.
8000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak kurang dari 0,9 Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
dan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm . Masukkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering.
nandrolon dekanoat, C28H44O3, dalam zat yang digunakan Masukkan kembali lempeng ke dalam bejana
dengan rumus: kromatografi berisi Fase gerak yang sama dan lakukan
eluasi dengan jarak yang sama dengan eluasi awal.
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering.
- 885 -

Semprot lempeng dengan Penampak bercak dan


panaskan pada suhu lebih kurang 100° selama 10 menit. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Dinginkan dan amati bercak di bawah lampu UV 365 nm. atau ganda, sebaiknya dari kaca tipe I, terlindung cahaya.
Bercak Larutan uji berfluoresensi kuning dengan harga Rf
lebih kurang 0,2 tidak lebih besar ukuran dan
intensitasnya dari bercak Larutan baku dengan nilai Rf NANDROLON FENPROPIONAT
yang sama. Nandrolone Phenpropionate
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. 17 -Hidroksiester-4-en-3-on hidrosinamat [62-90-8]
C27H34O3 BM 406,56
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Nandrolon Fenpropionat mengandung tidak kurang dari
Kromatografi <931>. 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H34O3, dihitung
Larutan amonium asetat 0,02 M Timbang saksama terhadap zat yang telah dikeringkan.
lebih kurang 1,6 g amonium asetat P, masukkan ke dalam
labu tentukur 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan air Pemerian Serbuk hablur, putih hingga putih-krem; bau
sampai tanda. khas.
Fasa gerak Buat campuran etanol P-Larutan amonium
asetat 0,02 M (66:34) saring dan awaudarakan. Jika perlu Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti etanol.
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nandrolon Baku pembanding Nandrolon Fenpropionat BPFI;
Dekanoat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif lakukan pengeringan dalam tabung pengeringan hampa
dan jika perlu bertahap dengan tetrahidrofuran P hingga udara yang sesuai menggunakan fosfor pentoksida P
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. sebagai zat pengering, pada suhu 80 selama 3 jam
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi sebelum digunakan.
setara dengan lebih kurang 400 mg nandrolon dekanoat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan Identifikasi
dengan tetrahidrofuran P sampai tanda dan campur. Pipet A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
dengan tetrahidrofuran P sampai tanda. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada gelombang yang sama seperti pada Nandrolon
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Fenpropionat BPFI.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
suhu kolom pada 40°. Lakukan kromatografi terhadap pada Nandrolon Fenpropionat BPFI, daya serap masing-
Larutan baku dan rekam kromatogram, ukur respons masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
puncak seperti yang tetera pada Prosedur: faktor panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 239
kapasitas, k’, nandrolon deka noat tidak kurang dari 5,3; nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
faktor ikutanpuncak nandrolon dekanoat tidak lebih dari C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
1,4 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan
tidak lebih dari 2,0%. masing-masing 10 l larutan dalam aseton P yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume mengandung (1) zat uji 5 mg per ml dan (2) Nandrolon
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji Fenpropionat BPFI 5 mg per ml pada lempeng
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kromatografi campuran silika gel setebal 0,25 mm.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
nandrolon dekanoat, C28H44O3 dalam tiap ml injeksi telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran n-heptan
dengan rumus: P-aseton P (2:1) dan biarkan merambat hingga lebih
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
 C   rU  biarkan fase gerak menguap dan semprot lempeng dengan
2000    
 V   rS  campuran asam sulfat P dan etanol P (1 dalam 50), dan
panaskan pada suhu 110 selama 15 menit: harga Rf
bercak utama yang diperoleh dari larutan (1), sesuai
C adalah kadar Nandrolon Dekanoat BPFI dalam mg per dengan yang diperoleh dari larutan (2).
ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi yang
digunakan untuk membuat Larutan uji; rU dan rS berturut- Jarak lebur <1021> Antara 95 dan 99.
turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
baku.
- 886 -

Rotasi jenis <1081> Antara +48 dan +51; dihitung kurang 5 mg per ml. Lakukan uji C seperti tertera pada
terhadap zat yang telah dikeringkan, lakukan penetapan Identifikasi dalam Nandrolon Fenpropionat mulai dari
menggunakan larutan yang mengandung 20 mg per ml “totolkan 10 l Larutan”
dioksan P.
Nandrolon Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tertera pada Kromatografi <931>.
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Nandrolon
udara yang sesuai, menggunakan fosfor pentoksida P dalam Injeksi Nandrolon Dekanoat.
sebagai zat pengering pada suhu 80 selama 3 jam. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 50 mg nandrolon
Penetapan kadar fenpropionat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
Larutan baku Buat seperti tertera pada Penetapan encerkan dengan aseton P sampai tanda dan campur.
Kadar Steroid Tunggal <641> menggunakan Nandrolon Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Nandrolon
Fenpropionat BPFI. dalam Injeksi Nandrolon Dekanoat.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat
yang telah dikeringkan, larutkan dalam campuran etanol Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
P-kloroform P (1:1) hingga 10,0 ml, dan campur.
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur seperti Penetapan kadar
tertera pada Penetapan Kadar Steroid Tunggal <641> Pereaksi isoniazid Larutkan 500 mg Isoniazid P dalam
menggunakan pelarut campuran n-heptan P-aseton P lebih kurang 250 ml metanol P, tambahkan 0,63 ml asam
(3:1), sampai dengan kalimat terakhir pada Prosedur. klorida P, encerkan dengan metanol P hingga 500 ml dan
Sentrifus selama 5 menit dan ukur serapan beningan dari campur.
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
serapan maksimum lebih kurang 239 nm terhadap Nandrolon Fenpropionat BPFI, masukkan ke dalam labu
blangko campuran n-heptan P-aseton P (3:1). Hitung tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan kloroform
jumlah dalam mg, C27H34O3, dalam zat yang digunakan P sampai tanda dan campur. Pipet 5 ml larutan ke dalam
dengan rumus: labu tentukur 50-ml, encerkan dengan kloroform P
sampai tanda.
A  Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
10 C  U  setara dengan lebih kurang 50 mg nandrolon fenpropionat,
 AS  masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan
kloroform P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
C adalah kadar Nandrolon Fenpropionat BPFI dalam mg labu tentukur 50-ml, encerkan dengan kloroform P
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah sampai tanda.
serapan Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Larutan baku,
Larutan uji dan kloroform P sebagai blangko, masukkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ke dalam labu tentukur 10-ml terpisah, encerkan masing-
tidak tembus cahaya. masing dengan Pereaksi isoniazid sampai tanda dan
campur. Biarkan selama 1 jam sambil sesekali dikocok.
Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang
INJEKSI NANDROLON FENPROPIONAT gelombang 380 nm menggunakan blangko. Hitung
Nandrolone Phenpropionate Injection jumlah dalam mg, nandrolon fenpropionat, C27H44O3,
dalam tiap ml larutan injeksi dengan rumus:
Injeksi Nandrolon Fenpropionat adalah larutan steril
nandrolon fenpropionat dalam minyak yang sesuai. 2C  AU 
 
Mengandung nandrolon fenpropionat, C27H34O3, tidak V  AS 
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. C adalah kadar Nandrolon Fenpropionat BPFI dalam g
per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan
Baku pembanding Nandrolon BPFI; Tidak boleh injeksi yang digunakan untuk membuat Larutan uji; AU
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
terlindung cahaya dalam lemari pendingin. Nandrolon Larutan baku.
Fenpropionat BPFI; Lakukan pengeringan dalam tabung
pengering hampa yang sesuai, menggunakan fosfor Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
pentoksida P sebagai pengering pada suhu 80 selama 3 atau ganda, sebaiknya dari kaca tipe I, terlindung cahaya.
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
aseton P hingga kadar nandrolon fenpropionat lebih
- 887 -

NAPROKSEN Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran


Naproxen Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 20 g, 60 g
dan 100 g per ml (0,1%; 0,3% dan 0,5% dari Larutan
CH 3
baku).
CHCOOH Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
l Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
H 3CO
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
Asam(+)-6-metoksi-α-metil-2-naftalena-asetat Fase gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang
[22204-53-1] tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
C14H14O3 BM 230,26 batas rambat, biarkan kering. Amati lempeng di bawah
cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama Larutan
Naproksen mengandung tidak kurang dari 98,5% dan uji sesuai dengan Larutan baku, ukuran dan intensitas
tidak lebih dari 101,5% C14H14N3, dihitung terhadap zat bercak lain dari Larutan uji tidak lebih dari bercak utama
yang telah dikeringkan. Enceran larutan baku dengan kadar 100 g per ml (0,5%)
dan jumlah intensitas bercak lain yang dibandingkan
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; dengan cara yang sama, tidak lebih dari 2,0%.
Praktis tidak berbau.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut mg zat, larutkan dalam campuran 75 ml metanol P dan 25
dalam kloroform dan dalam etanol mutlak; larut dalam ml air yang telah dinetralkan terhadap fenoftalein LP
etanol; agak sukar dalam eter. dengan natrium hidroksida 0,1 N. Larutkan, jika perlu
hangatkan perlahan-lahan, tambahkan fenoftalein LP.
Baku pembanding Naproksen BPFI; lakukan Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum
digunakan. Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 23,03 mg C14H14O3
Identifikasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Naproksen BPFI. NAPROKSEN NATRIUM
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Naproxen Sodium
40.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti (-)-Natrium(s)-6metoksi--metil-2-naftalenasetat [26159-
pada Naproksen Hidroklorida BPFI; daya serap masing- 34-2]
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada C14H13NaO3 BM 252,24
panjang gelombang yang serapan maksimum lebih
kurang 271 nm, berbeda tidak lebih dari 3%. Naproksen Natrium mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C14H13NaO3, dihitung
Rotasi jenis <1081> Antara +83,0 dan +89,5; lakukan terhadap zat yang telah dikeringkan.
penetapan menggunakan larutan 100 mg zat yang telah
dikeringkan per 10 ml dalam metil isobutil keton P. Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Kelarutan Larut dalam air dan dalam metanol; agak
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam aseton;
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam toluen.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Melebur pada suhu lebih kurang 255, disertai peruraian.

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan Baku pembanding Naproksen Natrium BPFI; lakukan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 selama 3
Kromatografi <931>. jam sebelum digunakan.
Fase gerak Campuran toluen P-tetrahidrofuran P-
asam asetat glasial P (30:3:1). Identifikasi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga 5,0 ml. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih gelombang yang sama seperti pada Naproksen Natrium
kurang 20 mg per ml. BPFI.
- 888 -

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam fenolfatelin LP dengan natrium hidroksida 0,1 N,
40.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan tambahkan fenolftalein LP. Titrasi dengan natrium
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,2 ml.
pada Naproksen Natrium BPFI; daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 272 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P
nm, berbeda tidak lebih dari 3%. mengandung 2 tetes p-naftolbenzein P yang sebelumnya
telah dinetralkan dengan asam perklorat 0,1 N. Titrasi
Rotasi jenis <1081> Antara -15,3 dan -17,0, dihitung dengan asam perklorat 0,1 N LV.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan dalam natrium hidroksida 0,1 N Tiap ml asam perklorat 0,1 N
yang mengandung 50 mg per ml. setara dengan 25,22 mg C14H13NaO3

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105
selama 3 jam.
TABLET NAPROKSEN NATRIUM
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; Naproxen Sodium Tablet
lakukan penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 20
ml air, masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 5 ml Tablet Naproksen Natrium mengandung naproksen
asam klorida 1 N dan ekstraksi tiga kali, berturut-turut natrium, C14H13NaO3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
dengan 20 ml, 20 ml dan 10 ml metilen klorida P. Buang lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
ekstrak metilen klorida dan gunakan lapisan air untuk
pengujian. Baku pembanding Naproksen Natrium BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 selama 3
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan jam sebelum digunakan.
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi
Fase gerak Buat campuran toluen P-tetrahidrofuran P- A. Masukkan sejumlah serbuk halus tablet setara
asam asetat glasial P (30:3:1). dengan lebih kurang 250 mg naproksen natrium ke dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, tabung sentrifuga, tambahkan 12 ml air dan 1 ml asam
larutkan dalam 5 ml metanol P. klorida P: terbentuk endapan putih yang padat. Sentrifus
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen campuran: beningan menunjukkan reaksi Natrium cara A
Natrium BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
lebih kurang 20 mg per ml. B. Buat campuran Larutan baku dan Larutan uji (1:1)
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran seperti tertera pada Penetapan kadar dan lakukan
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 20 g, 60 g penetapan: kromatogram yang diperoleh menunjukkan
dan 100 g per ml (0,1%; 0,3% dan 0,5% dari Larutan dua puncak utama sesuai dengan naproksen dan baku
baku). internal.
Prosedur Totolkan secara terpisah ke lima larutan
masing-masing 10 l Larutan uji, Larutan baku dan Disolusi <1231>
Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi silika Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat 0,1 M pH 7,4
gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam yang dibuat dengan melarutkan 2,62 g natrium fosfat
bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat monobasa P dan 11,50 g natrium fosfat dibasa anhidrat P
hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. dalam air sampai 1000 ml.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di Alat tipe 2: 50 rpm.
udara, amati lempeng di bawah cahaya UV 254 nm: Waktu:45 menit
harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen
baku, intensitas bercak lain tidak lebih dari intensitas Natrium BPFI, larutkan dalam Media disolusi hingga
bercak 100 g per ml Enceran larutan baku (0,5%) dan kadar lebih kurang 50 g per ml.
jumlah intensitas bercak lain tidak lebih dari 2,0%. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C14H13NaO3,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
Naproksen bebas Tidak lebih dari 1,0%; lakukan encerkan dengan Media disolusi dan serapan Larutan
penetapan sebagai berikut: Larutkan lebih kurang 5,0 g baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
zat dalam 25 ml air, masukkan dalam corong pisah dan kurang 332 nm.
ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 15 ml kloroform P, Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
uapkan kumpulan ekstrak di atas tangas uap hingga kurang dari 80% (Q), naproksen natrium, C14H13NaO3,
kering. Larutkan residu dalam 10 ml campuran metanol dari jumlah yang tertera pada etiket.
P-air (3:1) yang sebelumnya telah dinetralkan terhadap
- 889 -

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. respons puncak utama. Waktu retensi relatif naproksen
natrium dan baku internal masing-masing lebih kurang
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg naproksen natrium,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C14H13NaO3, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
Kromatografi <931>. rumus:
Fase gerak Buat campuran asetonitril P–air-asam
R 
asetat glasial P (50:49:1). Jika perlu lakukan penyesuaian 10C  U 
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada  RS 
Kromatografi <931>. Resolusi dapat ditingkatkan dengan
penambahan bagian air pada Fase gerak.
C adalah kadar Naproksen Natrium BPFI dalam g per
Pelarut Buat campuran asetonitril P-air (90:10).
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
Larutan baku internal Larutkan 5 ml butirofenon
perbandingan respons puncak naproksen dan baku
dengan asetonitril P hingga 100,0 ml. Encerkan 1,0 ml
internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
larutan dengan asetonitril P hingga 100,0 ml. Tiap ml
larutan mengandung lebih kurang 0,5 l butirofenon. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen
Natrium BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih
kurang 2,75 mg per ml. Masukkan 1,0 ml larutan dan 2,0
NATRIUM AMINOSALISILAT
ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan Sodium Aminosalisilate
mengandung lebih kurang 27,5g per ml Naproksen
Mononatrium-4-anlinosalisilat dihidrat
Natrium BPFI.
[6018-19-5]
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang
C7H6NNaO3.2H2O BM 211,15
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Anhidrat [133-10-8] BM 175,12
setara dengan lebih kurang 275 mg naproksen natrium,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10
Natrium Aminosalisilat mengandung tidak kurang dari
ml air dan kocok hingga terdispersi sempurna. Encerkan
98% dan tidak lebih dari 101,0% C7H6NNaO3, dihitung
dengan asetonitril P sampai tanda. Diamkan hingga
terhadap zat anhidrat. [Catatan Gunakan larutan natrium
bagian yang tidak larut mengendap. Pipet 1 ml beningan
aminosalisilat dalam waktu 24 jam setelah pembuatan.
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml
Jangan digunakan jika warna larutan lebih gelap dari
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
larutan segar.]
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga krem; praktis
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tidak berbau; rasa manis dan asin. Bentuk larutan terurai
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
secara perlahan dan warna menjadi lebih gelap.
15 cm yang berisi bahan pengisi L1dengan ukuran
partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
etanol; sangat sukar larut dalam eter dan dalam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
kloroform.
pada Prosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari
puncak analit tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis
Baku pembanding Asam aminosalisilat BPFI; lakukan
yang dihitung dengan rumus:
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50° selama 1
2
jam sebelum digunakan. Simpan di dalam wadah tertutup
 t  rapat, terlindung cahaya dan pada suhu tidak lebih dari
5,545   30. m-Aminofenol BPFI; tidak boleh dikeringkan
 Wh / 2  sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, di tempat dingin.
Resolusi antara puncak analit dan baku internal tidak
kurang dari 11,5 yang dihitung dengan rumus: Identifikasi
A. Larutkan 250 mg zat dalam 3 ml natrium hidroksida
 2 t 2  t1   1 N dalam labu tentukur 500-ml dan encerkan dengan air
  sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
 1, 699 (W 1 h / 2  W 2 h / 2 )  250-ml yang berisi 12,5 ml dapar fosfat pH 7, encerkan
dengan air sampai tanda. Ukur serapan menggunakan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak larutan dapar fosfat sebagai blangko; serapan maksimum
lebih dari 1,5%. pada panjang gelombang 265 nm  2 nm dan 299 nm 
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 2 nm:perbandingan serapan A265/A299 antara 1,50 dan
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 1,56.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
- 890 -

B. Masukkan lebih kurang 1 g zat ke dalam labu alas puncak m-aminofenol terhadap sulfanilamida dari
bulat kecil, tambahkan 10 ml anhidrida asetat P. Larutan uji dan Larutan baku.
Panaskan labu di atas tangas uap selama 30 menit,
tambahkan 40 ml air, campur, saring, dinginkan dan Hidrogen sulfida, belerang dioksida dan amil alkohol
biarkan hingga derivat diasetil menghablur. Kumpulkan Larutkanlebih kurang 500 mg zat dalam 5 ml natrium
endapan pada penyaring, cuci dengan air dan keringkan hidroksida 1 N, tambahkan 6 ml asam klorida 3 N dan
pada suhu 105° selama 1 jam: derivat diasetil yang aduk kuat: tidak tercium bau hidrogen sulfida atau
diperoleh melebur antara 191° dan 197°. belerang dioksida dan hanya berbau lemah amil alkohol.
C. Larutkan 50 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 1 ml Sepotong kertas saring yang dibasahi dengan timbal(II)
asam klorida 3 N, jika perlu saring. Pada filtrat asetat LP yang diletakkan di atas larutan: warna tidak
tambahkan 1 tetes besi (III) klorida LP: terjadi warna hilang.
ungu.
D. Larutan menunjukkan reaksi Natrium seperti tertera Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pada Uji Identifikasi Umum <291>. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat dalam Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan
10 ml air: terjadi larutan jernih yang berwarna tidak lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tua dari warna kuning pucat. Larutkan 1 g zat dalam Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat.
campuran segar 5 ml asam nitrat P dan 45 ml air: terjadi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 69 mg zat,
larutan jernih yang hampir tidak berwarna. masukkan ke dalam labu tentukur aktinik rendah 100-ml,
tambahkan 50 ml Fase gerak, goyang hingga larut.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan Tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, encerkan
menggunakan larutan (1 dalam 50). dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Air <1031> Metode I Antara 16,0% dan 18,0%. kadar dalam Asam Aminosalisilat. Hitung jumlah dalam
mg, natrium aminosalisilat, C7H6NNaO3, dalam zat yang
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,042%. Larutkan 500 digunakan dengan rumus:
mg zat dalam campuran 5 ml asam nitrat P dan 15 ml air:
larutan tidak lebih keruh dari 0,30 ml asam klorida 0,020  175 ,12   RU 
N. 100 C    
 153 ,14   R S 
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg per
m-Aminofenol Tidak lebih dari 0,25%; lakukan ml Larutan baku; 175,12 dan 153,14 berturut-turut adalah
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi bobot molekul natrium aminosalisilat anhidrat dan asam
seperti tertera pada Kromatografi <931>. aminosalisilat; RU dan RS berturut-turut adalah
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan perbandingan respons puncak asam aminosalisilat
kadar dalam Asam Aminosalisilat. terhadap asetaminofen dari Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan baku internal, Larutan baku, dan Sistem
Kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji m- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
aminofenol dalam Asam Aminosalisilat. tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas berlebih.
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume TABLET NATRIUM AMINOSALISILAT
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji Aminosalicylate Sodium Tablet
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif Tablet Natrium Aminosalisilat mengandung natrium
sulfanilamida dan m-aminofenol masing-masing adalah aminosalisilat, C7H6NNaO3.2H2O, tidak kurang dari
lebih kurang 0,66 dan 1,0. Hitung persentase m- 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
aminofenol, dalam zat dengan rumus: tertera pada etiket.

C   RU 

Baku pembanding Asam aminosalisilat BPFI; lakukan
10  
W   RS  pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50° selama 1
 jam sebelum digunakan. Simpan di dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dan pada suhu tidak lebih dari
C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam µg per ml 30. m-Aminofenol BPFI; tidak boleh dikeringkan
Larutan baku; W adalah jumlah natrium aminosalisilat sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
dalam mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; terlindung cahaya, di tempat dingin.
RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons
- 891 -

Identifikasi Digesti sejumlah serbuk tablet setara dengan


lebih kurang 3 g natrium aminosalisilat dengan 40 ml air Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan saring. Pada filtrat tambahkan 15 ml asam asetat 1 N, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dan biarkan hingga terbentuk endapan. Kumpulkan Kromatografi <931>.
endapan pada penyaring dan cuci dengan air, keringkan Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan
pada suhu 105° selama 30 menit, residu menunjukkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
reaksi sebagai berikut: Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat.
A. Masukkan 1 g residu ke dalam labu alas bulat kecil Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
dan tambahkan 10 ml anhidrida asetat P. Panaskan labu 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
di atas tangas uap selama 30 menit, tambahkan 40 ml air, dengan lebih kurang 690 mg natrium aminosalisilat,
campur, saring, dinginkan dan biarkan hingga derivat masukkan ke dalam labu tentukur aktinik rendah 100-ml.
diasetil menghablur. Kumpulkan endapan pada penyaring, Tambahkan 50 ml Fase gerak dan kocok selama lebih
cuci dengan air dan keringkan pada suhu 105° selama 1 kurang 5 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai
jam: derivat diasetil yang diperoleh melebur antara 191° tanda. Saring dan pipet 10 ml filtrat ke dalam labu
dan 197°. tentukur aktinik rendah 100-ml yang berisi 10,0 ml
B. Kocok 100 mg residu dengan 10 ml air dan saring. Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
Pada 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP: sampai tanda.
terjadi warna ungu. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Asam Aminosalisilat. Hitung jumlah dalam
Disolusi <1231> mg, natrium aminosalisilat, C7H6NNaO3.2H2O, dalam
Prosedur gabungan sampel serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Media disolusi: 900 ml air
Alat tipe 1: 100 rpm
 211,15   RU 
Waktu: 45 menit 1000 C    
Prosedur Lakukan penetapan jumlah  153,14   R S 
C7H6NNaO3.2H2O yang terlarut seperti tertera pada
Penetapan kadar, jika perlu lakukan modifikasi. C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg per
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak ml Larutan baku; 211,5 dan 153,14 berturut-turut adalah
kurang dari 75% (Q), natrium aminosalisilat, bobot molekul natrium aminosalisilat dihidrat dan asam
C7H6NNaO3.2H2O, dari jumlah yang tertera pada etiket. aminosalisilat; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat terhadap
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. asetaminofen dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
m-Aminofenol Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas berlebih.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan NATRIUM ASKORBAT
Kadar dalam Asam Aminosalisilat. Sodium Ascorbate
Larutan baku, Larutan baku internal, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji m- CH2 OH

Aminofenol dalam Asam Aminosalisilat. H C OH


O
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada O
Penetapan kadar.
H
Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji m-
aminofenol dalam Asam Aminosalisilat. Hitung ONa OH

persentase m-aminofenol, dalam natrium aminosalisilat


dengan rumus: Garam Natrium L-askorbat [134-03-2]
C7H6NaO6 BM 198,11

 C   RU 
   Natrium Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0%
100 
 W   RS 
dan tidak lebih dari 101,0% C6H7NaO6, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam µg per ml Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau kuning
Larutan baku; W adalah jumlah dalam mg natrium sangat pucat; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
aminosalisilat dalam serbuk tablet yang digunakan Mantap di udara. Jika dibiarkan terpapar cahaya,
berdasarkan hasil Penetapan kadar; RU dan RS berturut- berangsur-angsur menjadi gelap.
turut adalah perbandingan respons puncak m-aminofenol
terhadap sulfanilamida dari Larutan uji dan Larutan Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
baku. dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
- 892 -

Baku pembanding Natrium Askorbat BPFI. Pemerian Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau
atau praktis tidak berbau; stabil di udara.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Natrium Askorbat BPFI. Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
B. Tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N ke dalam 4 ml dan Benzoat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
larutan (1 dalam 50): larutan mereduksi secara perlahan- <291>.
lahan tembaga(II) tartrat alkali LP pada suhu ruang,
tetapi reduksi sangat cepat pada pemanasan. Kebasaan Larutkan 2 g dalam 20 ml air panas,
C. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Natrium tambahkan 2 tetes fenolftalein LP: bila terjadi warna
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. merah muda, warna hilang pada penambahan 0,20 ml
asam sulfat 0,10 N.
Rotasi jenis <1081> Antara +103 dan +108, dihitung
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10) dalam air bebas Arsen <321>Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
karbon dioksida P, ukur segera setelah larutan disiapkan.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5; lakukan penetapan penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 40 ml air,
menggunakan larutan (1 dalam 10). tambahkan tetes demi tetes 10 ml asam klorida 3 N
sambil diaduk kuat-kuat, saring, gunakan 25 ml fitrat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%;
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600
udara yang sesuai, menggunakan fosfor pentoksida P mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
sebagai pengering, pada suhu 60 selama 4 jam. Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk hingga
larut sempurna, tambahkan 2 tetes kristal violet LP, titrasi
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna hijau.
Lakukan penetapan blangko.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan setara dengan 14,41 mg C7H5NaO2
kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua
kali kadar Larutan uji. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400


mg zat, larutkan dalam campuran 100 ml air bebas NATRIUM BIKARBONAT
karbon dioksida P dan 25 ml asam sulfat 2 N. Titrasi Natrium Subkarbonat
segera dengan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP Sodium Bicarbonate
pada saat mendekati titik akhir.
Mononatrium karbonat [144-55-8]
Tiap ml iodum 0,1 N NaHCO3 BM 84,01
setara dengan 9,905 mg C7H6NaO6
Natrium Bikarbonat mengandung tidak kurang dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaHCO3, dihitung
tidak tembus cahaya.
terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur, putih. Stabil di udara kering,


NATRIUM BENZOAT
tetapi dalam udara lembab secara perlahan-lahan terurai.
Sodium Benzoate Larutan segar dalam air dingin tanpa dikocok, bersifat
C6H5COONa basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan
dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan.
Natrium benzoat [532-32-1]
C7H5NaO2 BM 144,11 Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

Natrium Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% Identifikasi Larutannya menunjukkan reaksi Natrium
dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap cara A dan B dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada
zat anhidrat. Uji Identifikasi Umum <291>.
- 893 -

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%; prosedur penyerapan karbon dioksida mulai dengan
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam, “Buka sistem ventilasi” sampai perubahan pembacaan
menggunakan lebih kurang 4 g yang ditimbang saksama. buret lebih dari 0,2 ml. Hentikan pengadukan, alirkan lagi
karbon dioksida lembab melalui lengan samping labu,
Zat tidak larut Larutkan 1 g zat dalam 20 ml air: melarut angkat segera tutup labu dan cepat-cepat masukkan lebih
sempurna dan jernih. kurang 10 g zat uji yang telah ditimbang saksama ke
dalam labu. Tutup kembali labu, lanjutkan pengaliran
Karbonat (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk karbon dioksida lembab selama lebih kurang 30 detik,
digunakan dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 0,23%. tutup kran masuk karbon dioksida dan sistem ventilasi.
Alat Alat (lihat gambar) terdiri dari labu 50 ml Aduk kuat-kuat larutan dalam labu sampai penyerapan
berlengan samping yang dihubungkan dengan sumber karbon dioksida selesai, catat volume yang diserap dari
karbon dioksida yang dilembabkan dengan mengalirkan pembacaan buret. Normalkan kembali tekanan udara
melalui larutan jenuh natrium bikarbonat P dan labu dalam alat dengan membuat sama tinggi permukaan
dihubungkan dengan sistem ventilasi dan buret Larutan pengganti dalam penampung dan dalam buret,
penyetingkat dan pencadang dengan pipa T. hentikan pengadukan. Buka sistem ventilasi dan alirkan
Pereaksi karbon dioksida P lembab melalui sistem. Tutup kran
Larutan jenuh natrium bikarbonat Campur lebih karbon dioksida dan sistem ventilasi, aduk kuat-kuat
kurang 20 g natrium bikarbonat P dan 100 ml air, biarkan larutan dalam labu sampai penyerapan karbon dioksida
kristal yang tidak larut mengendap. Gunakan beningan selesai. Tentukan jumlah volume, V, dalam ml, karbon
yang jernih. dioksida yang diserap setelah penambahan zat uji ke
Larutan pengganti Larutkan 100 g natrium klorida P dalam labu. Hitung persentase karbonat dalam zat uji
dalam 350 ml air, tambahkan lebih kurang 1 g natrium dengan rumus:
bikarbonat P dan 1 ml jingga metil LP. Setelah natrium
bikarbonat larut, tambahkan asam sulfat 6 N sampai  273 V 6001 P  
 
warna larutan menjadi merah muda. Gunakan larutan ini  [ 22400 273  T 760 W  ] 
untuk mengisi penampungan pada alat.
P adalah tekanan udara ruangan dalam mmHg; T adalah
suhu ruang; W adalah jumlah zat uji yang digunakan
dalam g. [Catatan Pertahankan suhu tetap selama
pengukuran volume karbon dioksida yang diserap.]

Karbonat normal Larutkan tanpa digoyangkan kuat 1,0


g zat dalam 20 ml air pada suhu tidak lebih dari 5,
tambahkan 2,0 ml asam klorida 0,10 N dan 2 tetes
fenolftalein LP: larutan tidak segera berwarna merah
muda lemah.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,015%; lakukan


penetapan menggunakan 350 mg bandingkan kekeruhan
dengan 1,48 ml asam klorida 0,0010 N.

Sulfat Tidak lebih dari 0,015%; lakukan penetapan


menggunakan 1,0 g zat bandingkan kekeruhan dengan
0,15 ml asam sulfat 0,020 N.

Amonia Panaskan lebih kurang 1 g zat dalam tabung


Prosedur Tambahkan 25 ml Larutan jenuh natrium reaksi: tidak terjadi bau amoniak.
bikarbonat dalam labu 50 ke ml, bilas sistem dengan
mengalirkan karbon dioksida P lembab melalui lengan Aluminium (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk
samping labu. Tutup kran masuk karbon dioksida dan digunakan dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 2 bpj.
sistem ventilasi, aduk Larutan jenuh natrium bikarbonat [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila perlu
sampai tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida yang dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar
dapat dilihat dari pembacaan buret. Pertahankan tekanan yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan serapan
udara dalam alat dengan mengatur Larutan pengganti merupakan kurva linier.]
sama tinggi pada penampung dan pada buret, berdasarkan Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P
pembacaan buret. Buka sistem ventilasi dan alirkan lagi dengan air hingga 1000 ml.
karbon dioksida P lembab melalui lengan samping labu. Larutan baku Masukkan 2,000 g aluminium P ke
Tutup kran masuk karbon dioksida P dan sitem ventilasi, dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam
aduk kuat-kuat Larutan jenuh natrium bikarbonat sampai klorida 6 N, goyang agar aluminium dan asam kontak
tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida. Ulangi
- 894 -

sempurna, biarkan reaksi berjalan sampai aluminium kalium klorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
terlarut sempurna. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml
Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml, yang berisi 1 g kalium klorida P, encerkan dengan air
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan larutan kalium
asam nitrat sampai tanda. Pipet 1 ml; 2 ml dan 4 ml klorida sampai tanda. Larutan ini mengandung 10,0 g
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang berbeda, magnesium per ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 ml dan 5 ml larutan
encerkan masing-masing dengan Pengencer asam nitrat ke dalam labu tentukur 100-ml yang berbeda, masing-
sampai tanda. larutan ini masing-masing mengandung masing berisi 6 ml asam klorida 6 N, encerkan dengan
0,01 g; 0,02 g dan 0,04 g aluminium per ml. Larutan kalium klorida sampai tanda. Larutan
Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam labu magnesium ini berturut-turut mengandung 0,2 g; 03 g;
tentukur plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam 0,4 g dan 0,5 g magnesium per ml.
nitrat P. Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air Larutan uji Masukkan 3,0 g zat ke dalam labu tentukur
sampai tanda. 100-ml, tambahkan 6 ml asam klorida 6 N dan 1 g kalium
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji klorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
pada garis emisi aluminium pada 309,3 nm dengan Prosedur untuk kalsium Ukur serapan Larutan baku
spektrofotometer serapan atom yang sesuai, yang kalsium dan Larutan uji pada garis emisi kalsium pada
dilengkapi dengan lampu tabung katode aluminium dan 422,7 nm menggunakan spektrofotometer serapan atom
pemanas listrik tanpa api, menggunakan Pengencer asam yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode
nitrat sebagai blangko. Gambarkan titk hubungan serapan kalsium dan nyala nitrous oksida dan asetilena,
Larutan baku terhadap kadar aluminium dalam g per ml, menggunakan Larutan kalium klorida sebagai blangko.
tarik garis lurus melalui ketiga titik tersebut. Dari kurva Gambar titik hubungan serapan Larutan baku kalsium
yang didapat, tentukan jumlah dalam g Al per ml terhadap kadar kalsium dalam g per ml, tarik garis lurus
Larutan uji. Hitung jumlah aluminium dalam bpj, dalam melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang diperoleh,
zat uji yang digunakan dengan mengalikan harga yang tentukan jumlah kalsium dalam g per ml Larutan uji.
diperoleh dengan 100. Hitung persentase kalsium dalam zat uji yang digunakan
dengan membagi harga yang diperoleh dengan 300.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan Prosedur untuk magnesium Ukur serapan Larutan baku
penetapan menggunakan larutan 1,5 g zat dalam 20 ml magnesium dan Larutan uji pada garis emisi magnesium
asam sulfat 7 N dan tambahkan 35 ml air. pada 285,2 nm menggunakan spektrofotometer serapan
atom yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung
Kalsium dan Magnesium (Bila pada penandaan katode magnesium dan nyala asetilena-udara,
dimasukkan untuk penggunaan hemodialisis) Tidak lebih menggunakan Larutan kalium klorida sebagai blangko.
dari 0,01% kalsium dan tidak lebih dari 0,004% Gambar titik hubungan serapan Larutan baku magnesium
magnesium. [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila terhadap kadar magnesium dalam g per ml, tarik garis
perlu dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan lurus melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang
kadar yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan diperoleh, tentukan jumlah magnesium dalam g per ml
serapan merupakan kurva linier.] Larutan uji.
Larutan kalium klorida Larutkan 10 g kalium klorida P Hitung persentase magnesium dalam zat uji yang digunakan
dalam 1000 ml asam klorida 0,36 N. dengan membagi harga yang diperoleh dengan 300.
Larutan baku kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium
karbonat P yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 300 Tembaga (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk
selama 3 jam dan didinginkan dalam desikator selama 2 penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 1 bpj.
jam, ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam 6 ml [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila perlu
asam klorida 6 N, tambahkan 1 g kalium klorida P, dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan serapan
ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan merupakan kurva linier.]
Larutan kalium klorida sampai tanda. Larutan ini Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P
mengandung 100 g kalsium per ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 dengan air hingga 1000 ml.
ml dan 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml Larutan baku Masukkan 1,000 g tembaga P ke dalam
yang berbeda, masing-masing berisi 6 ml asam klorida 6 labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam 20 ml asam nitrat
N, encerkan dengan Larutan kalium klorida sampai tanda. P, encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai tanda. Pipet
Larutan baku kalsium ini berturut-turut mengandung 2,0 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua,
g; 3,0 g; 4,0 g dan 5,0 g kalsium per ml. encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai tanda. Larutan
Larutan baku magnesium Masukkan 1,000 g ini mengandung 10,0 g tembaga per ml. Simpan dalam
magnesium P ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 20 botol polietilena.
ml air, tambahkan hati-hati 20 ml asam klorida P, bila Larutan uji Masukkan 5,0 g ke dalam labu tentukur
perlu hangatkan sampai reaksi sempurna. Pindahkan plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam nitrat P.
larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 10 g
- 895 -

Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air sampai setara dengan 0,06 mg senyawa organik per ml. Pipet 40
tanda. ml larutan ini ke dalam labu refluks 500 ml.
Larutan uji plus Pada 10,0 ml Larutan uji tambahkan Larutan uji timbang saksama lebih kurang 20 g zat,
20 l Larutan baku, campur. Larutan ini mengandung masukkan ke dalam labu refluks 500 ml, tambahkan 20 ml
0,02 g tembaga yang ditambahkan per ml. air, goyangkan. Tambahkan hati-hati 20 ml asam sulfat P,
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan uji goyangkan. [Perhatian Lakukan di dalam lemari asam.]
plus pada garis emisi tembaga pada 324,7 nm Blangko Tambahkan 40 ml air ke dalam labu refluks
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang 500 ml.
sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode tembaga Prosedur Lakukan terhadap masing-masing Larutan
dan pemanas listrik tanpa api, menggunakan Pengencer baku, Larutan uji dan Blangko sebagai berikut:
asam nitrat sebagai blangko. Gambar titik hubungan Tambahkan 1 g raksa(II) sulfat P dan lebih kurang 5 butir
serapan Larutan uji dan Larutan uji plus terhadap kadar batu didih kaca. Dinginkan labu dalam tangas es,
tembaga yang ditambahkan, dalam g per ml, tarik garis tambahkan 5 ml Larutan perak sulfat. Sambil digoyang
yang menghubungkan kedua titik, dan ekstrapolasi garis perlahan-lahan dalam tangas es, tambahkan 25,0 ml
sampai memotong aksis kadar. Dari titik potong tentukan kalium dikromat 0,025 N LV dan perlahan-lahan 70 ml
jumlah tembaga, dalam g per ml Larutan uji. Hitung Larutan perak sulfat. Pasang kondensor dengan aliran air
jumlah tembaga dalam zat uji yang digunakan, dalam bpj, dingin, kemudian refluks selama 2 jam. Biarkan isi labu
dengan mengalikan harga yang diperoleh dengan 20. mendingin selama 10 menit, cuci pendingin dengan 50 ml
Besi <331> (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk air, kumpulkan air cucian dalam labu. Tambahkan air
penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 5 bpj. secukupnya ke dalam labu sampai volume lebih kurang
Masukkan 2,0 g zat dalam gelas piala, netralkan dengan 350 ml. Tambahkan 3 tetes Larutan indikator, titrasi pada
asam klorida P, catat volume asam yang digunakan. suhu ruang dengan besi(II) amonium sulfat 0,07 N LV
Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 25-ml dengan sampai warna larutan berubah dari biru kehijauan
penambahan air (Larutan uji). Buat Larutan baku dengan menjadi coklat kemerahan. Hitung jumlah kesetaraan
memindahkan 1,0 ml Larutan baku besi ke dalam labu organik dalam mg, dalam larutan baku dengan rumus:
tentukur 25-ml dan tambahkan volume sama asam
klorida P yang digunakan pada pembuatan Larutan uji. 8 N V B  V S 
Buat Blangko dengan menambahkan volume sama asam
klorida P ke dalam labu tentukur 25-ml ketiga. Ke dalam N adalah normalitas besi(II) amonium sulfat LV; VB dan
masing-masing labu di atas tambahkan 50 mg hablur VS berturut-turut adalah volume dalam ml besi(II)
amonium peroksidisulfat dan 2 ml larutan amonium amonium sulfat 0,07 N LV yang diperlukan pada titrasi
tiosianat P, encerkan dengan air sampai tanda. Ukur Blangko dan Larutan baku. Dalam sistem yang baik
serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang diperoleh harga antara 2,328 dan 2,424 mg. Hitung
gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm jumlah kesetaraan senyawa organik dalam mg, dalam zat
menggunakan spektrofotometer yang sesuai, serapan uji yang digunakan dengan rumus:
Larutan uji tidak lebih besar dari pada serapan Larutan
baku. 8 N VB  Vu 
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai Vu adalah volume dalam ml besi(II) ammonium sulfat
berikut: Campur 4,0 g zat dengan 5 ml air 19 ml asam 0,07 N LV yang digunakan pada Larutan uji.
klorida 3 N, panaskan sampai mendidih, pertahankan
suhu selama 1 menit. Tambahkan 1 tetes fenolftalein LP, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 g zat,
kemudian amonium hidroksida 6 N secukupnya tetes campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil LP,
demi tetes sampai larutan berwarna merah muda lemah. titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam
Dinginkan, encerkan dengan air sampai 25 ml. perlahan-lahan sambil terus diaduk sampai larutan
berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan hingga
Senyawa organik (Bila pada penandaan dimaksudkan mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna
untuk penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 0,01%. larutan merah muda lemah tidak hilang setelah
Larutan perak sulfat Larutkan 22 g perak sulfat P dididihkan.
dalam 2000 ml asam sulfat P.
Larutan indikator Larutkan 1,485 g 1,10-fenantrolina Tiap ml asam klorida 1 N
P dan 695 mg besi(II) sulfat P dalam air sampai 100 ml. setara dengan 84,01 mg NaHCO
Larutan baku Masukkan 850,3 mg kalium biftalat P,
yang sebelumnya dihancurkan perlahan-lahan dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
dikeringkan pada suhu 120 selama 2 jam, ke dalam labu
tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Penandaan Bila dimaksudkan untuk penggunaan
Pipet 6 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan haemodialisis, pada penandaan harus dicantumkan.
dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini mengandung
- 896 -

INJEKSI NATRIUM SUBKARBONAT TABLET NATRIUM SUBKARBONAT


Injeksi Natrium Bikarbonat Tablet Natrium Bikarbonat
Sodium Bicarbonate Injection Sodium Bicarbonate Tablet

Injeksi Natrium Bikarbonat adalah larutan steril natrium Tablet Natrium Bikarbonat mengandung natrium
bikarbonat dalam Air untuk Injeksi. pH larutan dapat bikarbonat, NaHCO3, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
disesuaikan dengan menambahkan karbon dioksida P. lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Mengandung tidak kurang dari 95,0% NaHCO3, dari
jumlah yang tertera pada etiket. Identifikasi Larutan dari sejumlah tablet menunjukkan
[Catatan Injeksi ini tidak boleh digunakan bila terdapat reaksi Natrium cara A dan B dan reaksi Bikarbonat
endapan.] seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit,
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk lakukan penetapan menggunakan cairan asam lambung
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, buatan LP sebagai pengganti air.
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada Uji Identifikasi dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk yang
Umum <291>. setara dengan lebih kurang 2 g natrium bikarbonat,
larutkan dalam 100 ml air, tambahkan merah metil LP,
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam
Endotoksin FI per mEq. perlahan-lahan sambil tetap diaduk hingga larutan
berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan hingga
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi hingga warna
larutan merah muda tidak hilang setelah dididihkan.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil. Tiap ml asam klorida 1 N
setara dengan 84,01 mg NaHCO3
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume setara
dengan lebih kurang 3 g natrium bikarbonat, tambahkan
merah metil LP, titrasi dengan asam klorida 1 N LV. NATRIUM FLUORIDA
Tambahkan asam perlahan-lahan sambil tetap diaduk Sodium Fluoride
hingga larutan berwarna merah muda lemah. Panaskan
larutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi Natrium fluorida [7681-49-4]
hingga warna larutan merah muda tidak hilang setelah NaF BM 41,99
dididihkan.
Natrium Fluorida mengandung tidak kurang dari 98,0%
Tiap ml asam klorida 1 N dan tidak lebih dari 102,0% NaF, dihitung terhadap zat
setara dengan 84,01 mg NaHCO3 yang telah dikeringkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau.
dari kaca Tipe I.
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
Penandaan pada etiket dinyatakan kadar total dalam
mOsmol per liter, bila volume lebih kecil dari 100 ml Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak boleh
atau pada etiket dinyatakan tidak untuk disuntikkan dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
langsung tetapi harus diencerkan sebelum digunakan,
pada etiket dapat dinyatakan kadar total osmolar dalam Identifikasi
mOsmol per ml. A. Masukkan 1 g zat dalam krus platina, lakukan
dalam lemari asam dengan ventilasi yang baik,
tambahkan 15 ml asam sulfat P, dan tutup krus dengan
kaca yang mengkilap dan bening. Panaskan di atas tangas
uap selama 1 jam, angkat tutup kaca, bilas dengan air,
dan keringkan: permukaan kaca tergores.
- 897 -

B. Larutan zat (1 dalam 25) menunjukkan reaksi (Larutan baku B ), mengandung ion fluorida 19 µg per ml
Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi (10-3 M). Masukkan 25,0 ml Larutan baku B ke dalam labu
Umum <291>. tentukur 250-ml. Encerkan dengan air sampai tanda
(Larutan baku C), mengandung ion fluorida 1,9 µg per ml
Keasaman atau kebasaan Larutkan 2,0 g zat dengan 40 (10-4 M).
ml air dalam cawan platina, tambahkan 10 ml larutan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
jenuh kalium nitrat P, dinginkan larutan sampai 0, dan masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan 50
tambahkan 3 tetes fenolftalein LP. Bila tidak timbul ml air, kocok selama 5 menit, encerkan dengan air sampai
warna, dengan penambahan tidak lebih dari 2,0 ml tanda. Masukkan 10,0 ml larutan ini ke dalam labu
natrium hidroksida 0,10 N akan terjadi warna merah tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
muda yang bertahan selama 15 detik. Bila dengan Prosedur Pipet masing-masing 20 ml Larutan baku
penambahan fenolftalein LP terjadi warna merah muda: dan Larutan uji ke dalam gelas piala plastik terpisah yang
dengan penambahan tidak lebih dari 0,50 ml asam sulfat berisi batang pengaduk berlapis plastik. Pada masing-
0,10 N berubah menjadi tidak berwarna, larutan netral masing gelas piala tambahkan 20,0 ml Larutan dapar.
disimpan untuk uji Fluosilikat. Secara berurutan ukur perbedaan tegangan, dalam mV,
masing-masing Larutan baku dan Larutan uji
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; menggunakan pH meter dengan kemampuan
lakukan pengeringan pada suhu 150 selama 4 jam. reprodusibilitas minimum ± 0,2 mV yang dilengkapi
dengan elektroda indikator spesifik ion fluorida dan
Fluosilikat Setelah larutan uji netral dari Keasaman atau elektroda pembanding kalomel [Catatan Saat melakukan
kebasaan, panaskan sampai mendidih, dan titrasi dalam pengukuran, celupkan elektroda ke dalam larutan, kocok
keadaan panas dengan natrium hidroksida 0,10 N LV, dengan pengaduk magnetik tersalut hingga
hingga diperoleh warna merah muda yang stabil: keseimbangan tercapai (1 - 2 menit), rekam perbedaan
dibutuhkan tidak lebih dari 1,5 ml natrium hidroksida tegangan. Bilas dan keringkan elektroda diantara
0,10 N LV. pengukuran. Lakukan hati-hati untuk menghindari
kerusakan hablur dari elektroda ion spesifik]. Buat kurva
Klorida Tidak lebih dari 0,012%. Lakukan penetapan antara logaritma kadar ion fluorida dalam µg per ml
sebagai berikut: Larutkan 300 mg zat dalam 20 ml air, Larutan baku terhadap perbedaan tegangan, dalam mV.
dan tambahkan 200 mg asam borat P, 1 ml asam nitrat P Dari perbedaan tegangan Larutan uji yang diukur dari
dan 1 ml perak nitrat 0,1 N: terjadi kekeruhan yang tidak garis respons baku, tetapkan kadar ion fluorida, C, dalam
lebih dari kekeruhan yang ditimbulkan oleh blangko yang µg per ml Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg, natrium
telah ditambahkan 1,0 asam klorida 0,0010 N. flourida, NaF, dalam zat uji yang digunakan dengan
rumus:
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj. Lakukan
penetapan sebagai berikut: Masukkan 1 g zat ke dalam  41,99 
cawan atau krus platina, lakukan dalam lemari asam, 1,25C  
tambahkan 1 ml air dan 3 ml asam sulfat P, panaskan  18 ,998 
pada suhu rendah hingga asam sulfat habis keluar.
Larutkan residu dalam 20 ml air, netralkan terhadap C adalah kadar fluorida yang ditetapkan dalam µg per ml
fenolftalein LP dengan amonium hidroksida P, Larutan uji; 41,99 adalah bobot molekul natrium
tambahkan 1 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan fluorida; 18,998 adalah bobot atom fluorin.
air hingga 45 ml, saring dan gunakan 30 ml filtrat untuk
pengujian. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode I Memenuhi syarat. INJEKSI NATRIUM FOSFAT 32P
Sodium Phosphate32P Injections
Penetapan kadar [Catatan Simpan semua larutan dalam
wadah plastik kecuali Larutan dapar]. Injeksi Natrium Fosfat 32P adalah larutan steril natrium
Larutan dapar Larutkan 57 ml asam asetat glasial P, fosfat dibasa dan natrium fosfat monobasa (P) yang
58 g natrium klorida P dan 4 g asam (1,2- dibuat isotonis dengan penambahan natrium klorida.
sikloheksilenadinitrilo) tetra asetat P dalam 500 ml air, Fosfor-32 dibuat dengan cara penembakan belerang
atur hingga pH 5,25 ± 0,25 dengan penambahan natrium dengan neutron. Radioaktivitas 32P tidak kurang 90,0%
hidroksida 5 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml. dan tidak lebih dari 110,0 dari aktivitas yang tertera pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium etiket pada saat kalibrasi. Tidak kurang dari 95,0% dari
Fluorida BPFI, larutkan secara kuantitatif dengan air radioaktivitas berasal dari fosfor-32 dalambentuk ion
hingga diperoleh kadar 420 µg per ml. Tiap ml larutan ini ortofosfat. Aktivitas jenis tidak kurang dari 11,1 MBq per
(Larutan baku A) mengandung ion fluorida 190 µg per ml mg ion ortofosfat.
(10-2 M). Pipet 25 ml Larutan baku A ke dalam labu
tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda
- 898 -

Pemerian Larutkan jernih dan tidak berwarna; seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
memancarkan radiasi beta. terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>, dibandingkan
dengan larutan baku fosfor-32, atau dengan pengukuran
Identifikasi dalam alat pencacah yang telah dikalibrasi dengan larutan
A. Spektrum sinar beta menunjukkan energi baku.
maksimum 1,71 MeV yang sama seperti pada 32P yang
digunakan sebagai baku dengan kemurnian diketahui. Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
B. Distribusi radioaktivitas pada kromatogram seperti Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera:
tertera pada uji Kemurnian radiokimia merupakan (1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 32P sebagai
identifikasi sediaan. natrium fosfat dalam MBq (Ci atau mCi) per ml injeksi
pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kedaluarsa (4)
pH<1071> Antara 6,0 dan 8,0. Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (5) Informasi
bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
Kemurnian radionuklida Spektrum sinar beta atau peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 32P adalah 14,3 hari.
kurva serapan sinar beta yang dibuat dengan alat yang
sesuai, menunjukkan spektrum yang sama dengan
32
Pyang digunakan sebagai baku dengan kemurnian NATRIUM HIDROKSIDA
diketahui. Sodium Hydroxide
Kemurnian radiokimia Lakukan Kromatografi kertas Natrium Hidroksida [1310-73-2]
seperti tertera pada Kromatografi <931>. NaOH BM 40,00
Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
air hingga laju cacahan 10.000 sampai 20.000 cacahan Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari
per menit dalam 10 l. 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali total, dihitung
Larutan baku Larutan asam ortofosfat P dengan kadar sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari
fosfor 0,2%. 3,0%.
Prosedur Totolkan secara terpisah 10 l Larutan uji [Perhatian Hati-hati dalam penanganan natrium
dan Larutan baku pada kertas Whatman 541;30 cm x 25 hidroksida karena merusak jaringan dengan cepat.]
mm. Eluasi secara kromatografi menaik menggunakan
fase gerak 75 ml isopropanol P-25 ml air-5 g asam Pemerian Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan
triklorasetat P-0,3 ml amonium hidroklorida 10 M selama menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara,
16 jam, biarkan kering, semprot kertas dengan larutan akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa
asamperklorat P 5%, kemudian diikuti dengan larutan melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau
amonium molibdat P 1%, dan paparkan pada gas bentuk lain.
hidrogen sulfida. Terbentuk warna biru bercak asam
fosfat. Tentukan bercak fosfor radioaktif dengan cara Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
autoradiografi atau dengan pengukuran radioaktivitas
sepanjang kromatogram. Tidak kurang dari 95,0% Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
radioaktivitas total terdapat pada bercak asam ortofosfat. seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>;
lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 25).
Fosfat total Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
air secukupnya hingga diperoleh kadar radioaktivitas 370 Bahan tidak larut dan senyawa organik Larutan (1
kBq fosfor-32 per ml. Ke dalam 1 ml larutan, tambahkan dalam 20) larut sempurna, jernih dan tidak berwarna
dengan pengocokan 0,5 ml larutan amonium metavanadat sampai agak berwarna.
P 0,25%, 0,5 ml larutan amonium molibdat P 10% dan 1
ml asam perklorat P, encerkan dengan air hingga 5 ml Kalium Asamkan 5 ml larutan (1 dalam 20) dengan asam
dan biarkan selama 30 menit. Warna yang terjadi tidak asetat 6 N, tambahkan 5 tetes natrium kobalt nitrit LP:
lebih intensif dari warna yang dihasilkan oleh 1 ml tidak terbentuk endapan.
larutan yang mengandung ion ortofosfat 0,0033%, yang
diperlakukan dengan cara yang sama dan pada waktu Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
yang bersamaan. penetapan dengan melarutkan 670 mg dalam campuran 5
ml air dan 7 ml asam klorida 3 N. Panaskan sampai
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, kecuali mendidih, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 25
bahwa injeksi dapat diberikan sebelum uji sterilitas ml.
selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir
produksi. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g,
larutkan dalam lebih kurang 40 ml air bebaskarbon
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan dioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu ruang,
radioaktivitas dalam MBq (Ci atau mCi) per ml Injeksi tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan asam sulfat
natrium fosfat menggunakan alat pencacah yang sesuai 1 N LV. Pada saat terjadi warna merah muda catat volume
- 899 -

asam yang dibutuhkan, tambahkan jingga metil LP dan atau lebih dalam air hingga kadar tidak kurang 1 MBq
lanjutkan titrasi hingga terjadi warna merah muda yang (25 Ci) per ml.
tetap.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Tiap ml asam sulfat 1 N dan cukup terlindung.
setara dengan 40,00 mg alkali jumlah,
dihitung sebagai NaOH Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Nama kapsul, (2)
Nama, alamat dan nomor batch pembuat, (3) Waktu dan
Tiap ml asam dalam titrasi dengan metil jingga setara tanggal kalibrasi, (4) Jumlah 123I sebagai iodida
dengan 106,0 mg Na2CO3 dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per kapsul pada
saat kalibrasi, (5) Nama dan jumlah pengawet atau
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. penstabil yang ditambahkan, (6) Pernyataan hanya
digunakan secara oral, (7) Waktu dan tanggal kadaluarsa,
(8) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (9) Informasi
KAPSUL NATRIUM IODIDA 123I bahwa dalam perhitungan dosis lakukan koreksi terhadap
Sodium Iodide 123I Capsule peluruhan radioaktif, (10) Waktu paro 123I adalah 13,2
jam.
Kapsul Natrium Iodida 123I mengandung iodum radioaktif
123
I yang diproses dalam bentuk natrium iodida yang
diperoleh dari penembakan telurium 124 yang diperkaya LARUTAN NATRIUM IODIDA 123I
dengan proton atau telurium 122 yang diperkaya dengan Sodium Iodide 123I Solution
deuteron atau dari peluruhan xenon 123 sedemikian
hingga bebas pengemban. Kapsul mengandung tidak Natrium iodida (Na123I) [41927-88-2]
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah 123I yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam Larutan Natrium Iodida 123I adalah larutan, untuk
MBq (Ci atau mCi) pada waktu dan tanggal kalibrasi pemberian oral atau suntikan intravena, mengandung
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak Iodum radioaktif 123I yang diproses dalam bentuk
lebih dari 5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat natrium iodida, dihasilkan dari penembakan telurium 124
mengandung penstabil. yang diperkaya dengan proton atau penembakan telurium
122 yang diperkaya dengan deutron atau dari peluruhan
Identifikasi radionuklida Larutan atau suspensi 1 kapsul xenon 123 sedemikian rupa hingga bebas pengemban.
atau lebih dalam air, memenuhi uji Identifikasi Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
radionuklida seperti tertera pada LarutanNatrium Iodida 110,0% dari jumlah 123I sebagai Iodida yang tertera pada
(123I). etiket, dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per ml,
ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas
Kemurnian radionuklida Memenuhi syarat Kemurnian dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 5% dari
radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium Iodida radioaktivitas jumlah. Larutan dapat mengandung bahan
(123I); lakukan penetapan menggunakan larutan atau pengawet atau penstabil.
suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air.
Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna.
Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian
radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium Iodida Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
(123I); lakukan penetapan menggunakan beningan yang pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
diperoleh sebagai berikut: Gerus isi 1 kapsul dalam 3 ml menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukur radio Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang menunjukkan puncak energi utama pada 0,159 MeV yang
sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul. sama seperti 123I yang digunakan sebagai baku dengan
Syarat dipenuhi jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul kemurnian diketahui.
mempunyai nilai radioaktivitas antara 96,5% dan 103,5%
dari radioaktivitas rata-rata. Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0%
radionuklida jumlah sebagai 123I. Lakukan penetapan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada kemurnian radionuklida dalam larutan menggunakan alat
Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium Iodida pencacah yang sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat
(123I); lakukan penetapan menggunakan larutan atau pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas
suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul <1171>.
- 900 -

Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara KAPSUL NATRIUM IODIDA 131I
Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi Sodium Iodide 131I Capsule
<931>. Totolkan sejumlah volume larutan yang
mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2% Natrium Iodida (Na131I) [7790-26-3]
dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi
berukuran 25 mm x 300 mm dan biarkan kering. Totolkan Kapsul Natrium Iodida 131I mengandung iodum radioaktif
pada titik yang sama, sejumlah volume sama dari Larutan 131
I yang diproses dalam bentuk natrium iodida yang
Natrium Iodida 123I yang diencerkan sedemikian hingga dihasilakan dari fisi uranium atau penembakan telurium
memberikan laju cacahan lebih kurang 20.000 cacahan dengan neutron sedemikian hingga bebas pengemban dan
per menit dan biarkan kering. Masukkan kertas dalam secara alamiah hanya mengandung sejumlah kecil Iodum
bejana kromatografi menaik dengan fase gerak metanol P 127
I.
70% selama 4 jam. Keringkan kertas kromatografi di Kapsul mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak
udara dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan lebih dari 110,0% dari jumlah 131I sebagai Iodida yang
menatah kromatogram menggunakan detektor radiasi tertera pada etiket, dinyatakan dalam MBq (Ci atau
terkolimasi: radioaktivitas pita iodida 123I tidak kurang mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan.
dari 95,0% dari radioaktivitas total dan harga Rf pita Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari
iodida berada dalam batas lebih kurang 5% dari harga Rf 5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat mengandung
cuplikan natrium iodida yang ditetapkan dengan cara bahan pengawet atau penstabil.
yang sama. Identifikasi pita iodida dilakukan dengan
penambahan pada pita yang diduga adalah pita iodida, 6 Identifikasi radionuklida Memenuhi uji Identifikasi
tetes larutan hidrogen peroksida P yang diasamkan (yang radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium Iodida
dibuat dengan penambahan 6 tetes asam klorida 1 N pada 131
I. Lakukan penetapan menggunakan larutan atau
10 ml hidrogen peroksida P), kemudian tambahkan suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air.
beberapa tetes kanji LP: terjadinya warna biru
menunjukkan adanya iodida. Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian
radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium Iodida 131I;
pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0. lakukan penetapan menggunakan beningan yang
diperoleh sebagai berikut: Homogenkan 1 kapsul dalam 3
Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit
ml air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus.
Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total
maksimum yang dianjurkan, pada saat kadaluarsa.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukur radio
Syarat lain Sediaan untuk suntikkan intravena memenuhi
aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat
syarat Injeksi, kecuali bahwa injeksi boleh diberikan
sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas harus dilakukan pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang
pada hari akhir produksi dan tidak harus memenuhi sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul.
Syarat dipenuhi, jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul yang
anjuran seperti yang tertera pada Volume dalam wadah.
diuji mempunyai nilai radioaktivitas antara 96,5% dan
Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan 103,5% dari radioaktivitas rata-rata.
radioaktivitas dalam MBq (Ci) per ml Larutan Natrium
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Iodida 123I menggunakan alat pencacah yang sesuai,
Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium Iodida
seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
(131I); lakukan penetapan menggunakan larutan atau
terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggasl atau lebih dalam air hingga kadar tidak kurang 1 MBq (25
atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi. Ci) per ml.

Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 123I sebagai iodida
Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan
dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per ml pada saat
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai Iodida yang
kalibrasi, (3) Nama dan jumlah bahan pengawet penstabil
yang ditambahkan, (4) Pernyataan untuk pemakaian oral dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per kapsul pada
saat kalibrasi, (3) Pernyataan yang menunjukkan tujuan
atau injeksi intravena, (5) Tanggal dan waktu kadaluarsa,
penggunaan, untuk diagnostik atau terapi, (4) Tanggal
(6) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (7) Informasi
kadaluarsa, (5) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (6)
bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi terhadap
Informasi bahwa dalam menghitung dosis lakukan
peluruhan radioaktif, (8) Waktu paro 123I adalah 13,2 jam.
koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu paro 131I
adalah 8,08 hari.
- 901 -

LARUTAN NATRIUM IODIDA 131I pita iodida dilakukan dengan penambahan pada pita yang
Sodium Iodide 131I Solution diduga adalah pita iodida, 6 tetes larutan hidrogen
peroksida P yang diasamkan (yang dibuat dengan
Natrium iodida (Na131I) [7790-26-3] penambahan 6 tetes asam klorida 1 N pada 10 ml
hidrogen peroksida P) kemudian tambahkan beberapa
Larutan Natrium Iodida 131I adalah larutan yang dapat tetes kanji LP: terjadinya warna biru menunjukkan
digunakan secara oral atau intravena, mengandung iodum adanya iodida.
radioaktif 131I yang diproses dalam bentuk natrium iodida
yang dihasilakn dari fisi uranium atau penembakan Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali injeksi
telurium dengan neutron sedemikian hingga bebas boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas
pengemban dan hanya mengandung sejumlah kecil Iodum harus dilakukan pada hari akhir produksi dan tidak harus
127
I alamiah. memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam
Larutan Natrium Iodida 131I mengandung tidak kurang wadah.
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 131I
sebagai Iodida yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan
MBq (Ci atau mCi) per ml ditetapkan pada saat kalibrasi radioaktivitas dalam MBq (Ci) per ml larutan natrium
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak iodida 131I menggunakan alat pencacah yang sesuai,
lebih dari 5% dari radioaktivitas jumlah. Larutan dapat seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
mengandung bahan pengawet atau penstabil. terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.

Pemerian Larutan jernih. Larutan dan wadah kaca dapat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
menjadi gelap akibat pengaruh radiasi. atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi.

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai iodida dalam
menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi, MBq (Ci atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang dan jumlah bahan pengawet atau penstabil yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. ditambahkan, (4) Penjelasan cara pemberian obat secara
oral atau intravena, (5) Pernyataan yang menunjukkan
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada tujuan penggunaan untuk diagnostik atau terapi, (6)
Radioaktivitas <1171>. Spektrum gamma menunjukkan Tanggal kadaluarsa, (7) Pernyataan: “Awas bahan
puncak energi utama pada 0,364 MeV yang sama seperti radioaktif”, (8) Informasi bahwa dalam menghitung dosis
131
I yang digunakan sebagai baku dengan kemurnian lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (9) Waktu
diketahui. paro 131I adalah 8,08 hari.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit


Endotoksin FI per ml larutan untuk sediaan yang INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 123I
digunakan secara intravena; V adalah dosis total Iodohipurate Sodium 123I Injection
maksimum yang dianjurkan pada saat kadaluarsa.
Natrium o-iodo-123I-hipurat [56254-07-0]
pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0. C9H7123INNaO3
Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara Injeksi Natrium Iodohipurat 123I adalah larutan steril
Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi dalam air yang mengandung natrium o-iodohipurat yang
<931>. Totolkan sejumlah volume larutan yang sebagian molekul mengandung iodum radioaktif 123I
mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2% dalam struktur molekulnya. Dapat mengandung bahan
dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi pengawet atau penstabil. Mengandung tidak kurang dari
berukuran 25 mm x 300 mm dan biarkan kering. Totolkan 90,0% tidak lebih 110,0% dari jumlah 231I sebagai
pada titik yang sama, sejumlah volume yang sama larutan Natrium Iodohipurat yang tertera pada etiket yang
natrium Iodida 131I yang telah diencerkan sedemikian
dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per ml ditetapkan
hingga memberikan laju cacahan lebih kurang 20.000 pada saat kalibrasi dilakukan. Mengandung tidak kurang
cacahan per menit dan biarkan kering. Eluasi secara dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, asam o-
kromatografi menaik dengan metanol P 70% selama 4
Iodohipurat dari jumlah yang tertera pada etiket.
jam. Keringkan kertas kromatografi di udara dan tetapkan Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari
distribusi radioaktivitas dengan menatah kromatogram 3,0% dari radioaktivitas jumlah.
menggunakan detektor radiasi terkolimasi. Radioaktivitas
pita iodida 131I tidak kurang dari 95% dari radioaktivitas Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna.
total dan harga Rf pita iodida berada pada batas lebih
kurang 5% dari harga Rf cuplikan natrium iodida yang Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
ditetapkan dengan cara yang sama. Identifikasi terhadap pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
- 902 -

menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi, Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang kecuali injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir
Asam o-Iodohipurat BPFI; tidak boleh dikeringkan produksi dan bahwa tidak harus memenuhi anjuran
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat seperti tertera pada Volume dalam wadah.
dan dalam desikator, terlindung cahaya.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada Radioaktivitas dalam MBq (Ci atau mCi) per ml injeksi
Radioaktivitas <1171>. Spektrum gamma menunjukkan natrium iodohipurat 123I menggunakan alat pencacah yang
puncak energi utama pada 0,159 MeV yang sama seperti sesuai, seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
123
I yang digunakan sebagai baku dengan kemurnian sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
diketahui.
Penetapan asam o-iodohipurat Lakukan penetapan
Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0% dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
radioaktivitas jumlah sebagai 123I lakukan penetapan tertera pada Kromatografi <931>.
radioaktivitas kemurnian radionuklida dalam larutan Fase gerak Buat campuran air – metanol P – asam asetat
menggunakan alat cacahan yang sesuai yang tertera pada glasial P (75:25:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Radioaktivitas <1171>. tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam o-
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit Iodohipurat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total kurang 2 mg per ml.
maksimum yang dianjurkan dalam ml, pada saat Larutan uji Gunakan Injeksi Natrium Iodohipurat 123I.
kedaluwarsa. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pH<1071> Antara 7,0 dan 8,5. dilengkapi dengan detektor 265 nm kolom 8 mm x 10 cm
berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang 5 ml per
Kemurnian radiokimia menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Fase gerak. Larutan baku dan Sistem Kromatografi rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Lakukan seperti tertera pada Penetapan asam o- tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditetapkan dari
Iodohipurat, kecuali kromatograf cair, juga dilengkapi puncak analit tidak kurang dari 500 lempeng teoritis,
dengan detektor radioaktivitas seperti tertera pada faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan
Radioaktivitas <1171>. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 l setara dengan lebih dari 1,5%.
1,8 MBq (50 Ci hingga 100 mCi) injeksi ke dalam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kromatograf, rekam seluruh luas puncak radioaktivitas. sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
Radioaktivitas puncak asam o-Iodohipurat 123I tidak ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
kurang dari 97,0% dari jumlah luas seluruh puncak dan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg per ml,
waktu retensi dalam batas lebih kurang 10% dari waktu asam o-iodohipurat dalam injeksi yang dianjurkan dengan
retensi puncak Asam o-Iodohipurat BPFI. rumus:
r 
Distribusi Biologik Suntikkan secara intavena 0,10 ml C  U 
hingga 0,15 ml injeksi dengan kandungan antara 0,75  rS 
MBq sampai 22 MBq (20 Ci dan6) ke dalam masing-
masing vena ekor dari 3 ekor tikus dengan berat antara C adalah kadar Asam o-Iodohipurat BPFI dalam mg per
125 hingga 225 g yang dibius. Jepit saluran kencing ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dengan hemostat. Bunuh tikus 1 jam setelah injeksi dan puncak Larutan uji dan Larutan baku.
ambil dengan hati-hati melalui diseksi kantung kencing
serta isinya dan tiroid secara utuh. Masukkan masing- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
masing organ dan bangkai tikus (kecuali ekor) dalam atau dosis ganda.
masing-masing wadah pencacah terpisah yang sesuai,
tetapkan radioaktivitas masing-masing wadah dalam Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
cacah per menit menggunakan detektor yang sesuai dan Penandaan dalam Injeksi pada penandaan tertera: (1)
geometri cacah yang sama. Tetapkan persentase Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 123I sebagai
radioaktivitas masing-masing. Tidak kurang 75% dari natrium iodohipurat yang dinyatakan dalam MBq (Ci
dosis yang diberikan ditemukan dalam kantong kencing atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama dan
dan tidak lebih dari 3% dari dosis yang diberikan jumlah bahan pengawet atau penstabil yang ditambahkan,
ditemukan dalam tiroid dalam 2 ekor tikus. (4) Tanggal kadaluarsa (5) Pernyataan: “Awas bahan
radioaktif”, (6)Informasi bahwa dalam menghitung dosis
- 903 -

lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu kromatogram menggunakan detektor radiasi terkolimasi.
paro 123I adalah 13,2 jam. Tentukan letak bercak non radioaktif menggunakan sinar
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm.
Radioaktivitas pita iodohipurat tidak kurang dari 97,0%
INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 131I dari radioaktivitas total, dan harga Rf dalam batas lebih
Iodohipurate Sodium 131I Injection kurang 10% dari Rf bercak nonradioaktif.

Mononatrium o-iodo-131I-hipurat [881-17-4] Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali injeksi
C9H7131INNaO3 boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas
harus dilakukan pada hari akhir produksi, dan tidak harus
Injeksi Natrium Iodohipurat 131I adalah larutan steril yang memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam
mengandung natrium o-iodohipurat yang sebagian wadah.
molekul mengandung iodum radioaktif 131I dalam struktur
molekulnya. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 131I sebagai natrium radioaktivitas dalam MBq (Ci) per ml Injeksi Natrium
iodohipurat yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam Iodohipurat 131I menggunakan alat pencacah yang sesuai
MBq (Ci atau mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
lebih dari 3,0% dari radioaktivitas jumlah.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. Larutan dalam atau dosis ganda.
wadah kaca dapat menjadi gelap karena pengaruh radiasi.
Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera:
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai
menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi, iodohipurat dalam megabecquerel (microcurie atau
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang milicurie) per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. kadaluarsa (4) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”,
(5)Informasi bahwa dalam menghitung dosis lakukan
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 131I
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma adalah 8,08 hari.
menunjukkan puncak energi pada 0,364 MeV yang sama
seperti pada 131I yang digunakan sebagai baku dengan
kemurnian diketahui. NATRIUM KLORIDA
Sodium Chloride
Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit
Endotoksin FI per injeksi; V adalah jumlah dosis Natrium klorida [7647-14-5]
maksimum yang dianjurkan dalam ml pada saat NaCl BM 58,44
kedaluarsa.
Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0%
pH<1071> Antara 7,0 dan 8,5. dan tidak lebih dari 101,0% NaCl, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Tidak mengandung zat tambahan.
Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau
<931>. Totolkan 1 tetes larutan yang mengandung kalium serbuk hablur putih; rasa asin.
iodida P 0,2%, kalium iodida P 0,2% dan natrium
bikarbonat P 1,0%, dan natrium tiosulfat P 1,0%, pada Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah
kertas kromatografi berukuran 25 mm x 300 mm, biarkan larut dalam etanol air mendidih; larut dalam gliserin;
kering. Totolkan pada salah satu titik yang sama sejumlah sukar larut dalam etanol.
volume injeksi yang diencerkan hingga memberikan laju
cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit, biarkan Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
kering. Totolkan pada titik kedua 100 l larutan 50 mg Natrium cara A dan B, dan Klorida cara A, B dan C
natrium iodohipurat non radioaktif dalam 10 ml etanol P, seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
biarkan kering. Eluasi secara kromatografi menurun
dengan fase gerak berupa lapisan atas hasil pengocokan Keasaman atau kebasaan Larutkan 50,0 g dalam 200 ml
benzen P-asam asetat glasial P-air (2:2:1) selama 2,5 jam. air bebas karbon dioksida P, tambahkan 10 tetes
Gunakan lapisan air untuk menjenuhkan bejana indikator pH biru bromotimol LP. Jika larutan berwarna
sebelumeluasi dimulai. Keringkan kromatografi di udara kuning, membutuhkan tidak lebih dari 1,0 ml natrium
dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan menatah hidroksida 0,020 N untuk menghasilkan warna biru. Jika
- 904 -

larutan berwarna biru atau hijau, membutuhkan tidak dimodifikasi untuk mendapatkan kadar yang sesuai agar
lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,020 N untuk serapan dan kadar merupakan kurva linier.]
menghasilkan warna kuning. Pengencer asam nitrat dan Larutan baku Lakukan
seperti pada uji Aluminium yang tertera pada Natrium
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Bikarbonat.
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam. Larutan uji Masukkan 10,0 g natrium klorida ke dalam
labu tentukur plastik 100-ml, tambahkan 50 ml air dan
Arsen <371>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. sonikasikan selama 30 menit. Tambahkan 4 ml asam
nitrat P, encerkan dengan air sampai tanda.
Barium Larutkan 4,0 g dalam 20 ml air, jika perlu saring, Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tertera pada
bagi larutan menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama uji Aluminium dalam Natrium Bikarbonat. Hitung jumlah
tambahkan 2 ml asam sulfat 2 N dan pada bagian lainnya aluminium dalam g per ml Larutan uji.
tambahkan 2 ml air: kedua larutan menunjukkan
kejernihan yang sama setelah didiamkan selama 2 jam. Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 5 bpj.

Iodida atau bromida Ekstraksi 2,0 g serbuk halus Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dengan 25 ml etanol P hangat selama 3 jam. Dinginkan Metode IV Memenuhi syarat.
campuran, pisahkan garam yang tidak larut dengan
penyaringan. Uapkan filtrat sampai kering, larutkan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250
residu dalam 5 ml air, tambahkan 1 ml kloroform P. mg, masukkan ke dalam wadah porselen, tambahkan 140
Tambahkan secara hati-hati 5 tetes klorin LP (1 dalam 3), ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP, campur. Titrasi
sambil terus dikocok: kloroform tidak menunjukkan dengan perak nitrat0,1 N LV, sampai perak klorida
warna ungu, kuning atau jingga. menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah.

Kalsium dan magnesium Tidak lebih dari 50 bpj Tiap ml perak nitrat 0,1 N
kalsium dan magnesium (sebagai Ca). Larutkan 20 g setara dengan 5,844 mg NaCl
dalam 200 ml air dan tambahkan 0,1 ml asam klorida P, 5
ml dapar amonia-amonium klorida LP dan 5 tetes hitam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
eriokrom LP. Titrasi dengan dinatrium etilendiamin
Penandaan Cantumkan pada etiket, jika dimaksudkan
tetraasetat 0,005 M LV sampai titik akhir berwarna biru
untuk penggunaan hemodialisis.
yang jelas.

Tiap ml dinatrium etilen diamintetraasetat 0,005 M INJEKSI NATRIUM KLORIDA


setara dengan 0,2004 mg Ca
Sodium Chloride Injection
Besi <331> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan Injeksi Natrium Klorida adalah larutan steril natrium
degan melarutkan 5,0 g dalam 45 air dan 2 ml asam klorida dalam Air untuk Injeksi. Tidak mengandung zat
klorida P. antimikroba. Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% NaCl dari jumlah yang tertera
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,015%; sejumlah 1,0 g zat pada etiket.
menunjukkan adanya sulfat, tidak lebih dari 0,15 ml asam
sulfat 0,020 N. Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B,
dan Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
Natrium besi(II) sianida Larutkan 25 g dalam 80 ml air Identifikasi Umum <291>.
dalam gelas ukur bersumbat kaca 100 ml. Tambahkan 2
ml besi(II) sulfat LP dan 1 ml asam sulfat 2 N, encerkan Pirogen <231> Memenuhi syarat. [Catatan Injeksi yang
dengan air hingga 100 ml, campur. Sebagai kontrol mengandung natrium klorida lebih dari 0,9%, encerkan
masukkan 80 ml air ke dalam gelas ukur bersumbat kaca dengan Air untuk Injeksi hingga kadar 0,9%.]
100 ml lain, tambahkan 2 ml besi(II) sulfat LP dan 1 ml
asam sulfat 2 N, encerkan dengan air hingga 100 ml, pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
campur. Masukkan masing-masing 50 ml larutan-larutan
tersebut ke dalam tabung pembanding warna. Larutan uji Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
berwarna tidak lebih biru dari larutan pembanding, hal ini pada Injeksi volume kecil.
menunjukkan tidak adanya natrium besi(II) sianida.
Besi <331> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
Aluminium (Jika tercantum pada etiket untuk menggunakan larutan uji sebagai berikut: encerkan 5,0 ml
penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 0,2 bpj. injeksi dengan air hingga 45 ml, dan tambahkan 2 ml
[Catatan jika perlu, Larutan baku dan Larutan uji asam klorida P.
- 905 -

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj, Identifikasi Untuk Natrium, dan Kalium dengan reaksi
dihitung terhadap jumlah natrium klorida; lakukan nyala; untuk Kalsium dengan reaksi amonium oksalat;
penetapan sebagai berikut: Masukkan sejumlah volume untuk Klorida dengan reaksi Klorida cara A, atau B, atau
injeksi yang setara dengan 1,0 g natrium klorida ke dalam C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
wadah yang sesuai, jika perlu uapkan hingga volume
lebih kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N, Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
kemudian encerkan dengan air hingga 25 ml. Lakukan 0,5 unit Endotoksin FI per ml.
seperti tertera pada penetapan Uji Batas Logam Berat
<371>, dalam hal ini gunakan 1 ml dan 10 ml Larutan pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5.
baku timbal (10 g Pb) dalam Larutan baku dan dalam
Larutan monitor. Logam berat <371> Tidak lebih dari 0,3 bpj; lakukan
penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga lebih
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan
encerkan dengan air hingga 25 ml.
Penetapan kadar Pipet sejumlah volume injeksi setara
dengan lebih kurang 90 mg natrium klorida, masukkan ke Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
dalam wadah porselen dan tambahkan 140 ml air dan 1
ml diklorofluoresein LP. Campur dan titrasi dengan perak Penetapan kadar kalsium [Catatan Kadar larutan baku
nitrat 0,1 N LV, hingga perak klorida menggumpal dan dan larutan uji dapat dimodifikasi untuk memperoleh
campuran berwarna merah muda lemah. kurva spektrofotometer serapan atom.).
Larutan lantanum klorida Masukkan 17,69 g lantanum
Tiap ml perak nitrat 0,1 N klorida ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 1 ml
setara dengan 5,844 mg NaCl air, dan tambahkan hati-hati 50 ml asam klorida P,
campur dan biarkan dingin, encerkan dengan air sampai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. tanda.
Encerkan asam klorida Buat campuran 6,75 ml asam
klorida P dengan air hingga 3000 ml.
INJEKSI NATRIUM KLORIDA MAJEMUK Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan lantanum klorida
INJEKSI RINGER ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Enceran
Sodium Chloride Composition Injection asam klorida sampai tanda.
Larutan persediaan kalsium Masukkan 499,5 mg
Injeksi Ringer adalah larutan steril natrium klorida, kalsium karbonat baku primer ke dalam labu tentukur
kalium klorida, dan kalsium klorida dalam Air untuk 200-ml, dan tambahkan 10 ml air. Tambahkan hati-hati 5
Injeksi, tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 323,0 ml Enceran asam klorida, goyang sampai kalsium
mg dan tidak lebih dari 354,0 mg natrium (Na, setara karbonat larut, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
dengan tidak kurang dari 820,0 mg dan tidak lebih dari ini mengandung kalsium, Ca, 1000 g per ml.
900,0 mg NaCl), tidak kurang dari 14,9 mg dan tidak Larutan baku Ke dalam 3 labu tentukur 100-ml
lebih dari 16,5 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang masing-masing berisi 5,0 ml Larutan lantanum klorida,
dari 28,5 mg dan tidak lebih dari 31,5 mg KCl), tidak tambahkan 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml Larutan persediaan
kurang dari 8,20 mg dan tidak lebih dari 9,80 mg kalsium kalsium. Encerkan tiap labu dengan Enceran asam
(Ca, setara dengan tidak kurang dari 30,0 mg dan tidak klorida sampai tanda. Masing-masing larutan
lebih dari 36,0 mg CaCl2.2H2O) dan tidak kurang dari mengandung kalsium, Ca, 10,0 g; 15,0 g; dan 20,0 g
523,0 mg dan tidak lebih dari 580,0 mg klorida (Cl, per ml.
sebagai NaCl, KCl dan CaCl2.2H2O). Injeksi Ringer tidak Larutan uji Pipet 20 ml injeksi Ringer setara dengan
boleh mengandung bahan antimikroba. lebih kurang 1,8 mg kalsium. Ca, ke dalam labu tentukur
[Catatan Injeksi Ringer mengandung ion kalsium, 100-ml berisi 5,0 ml Larutan lantanum klorida, encerkan
klorida, kalium dan natrium berturut-turut setara dengan dengan Enceran asam klorida sampai tanda.
lebih kurang 4,5; 156; 4 dan 147,5 miliekuivalen per Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
liter. Larutkan 8,6 g natrium klorida; 300 mg kalium pada garis emisi kalsium pada 422,7 nm, dengan
klorida dan 330 mg kalsium klorida dalam Air untuk spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
Injeksi hingga 1000 ml, saring hingga jernih, masukkan lampu tabung katode kalsium dan nyala asetilen udara,
dalam wadah yang sesuai dan sterilkan.] terhadap blangko. Gambarkan kurva dari serapan larutan
baku terhadap kadar kalsium dalam g per ml, dengan
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat menghubungkan 3 titik. Hitung kadar kalsium dalam mg
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk per 100 ml injeksi yang digunakan, dengan rumus:
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 0 ,5 C 
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
C adalah kadar kalsium dalam g per ml Larutan uji.
- 906 -

Penetapan kadar kalium INJEKSI NATRIUM KROMAT 51Cr


Larutan baku persediaan Timbang 190,7 mg kalium Sodium Chromate Cr 51 Injection
klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu
105 selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, masukkan Dinatrium kromat [7775-11-3]
ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air Na251CrO4
sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung 100 g
kalium. Injeksi Natrium Kromat 51Cr adalah larutan steril krom
Larutan baku Larutkan 1,093 g natrium klorida P ke radioaktif 51Cr dalam Air untuk Injeksi sebagai natrium
dalam 100,0 ml air, masukkan masing-masing 10,0 ml kromat. Pada larutan dapat ditambahkan natrium klorida
larutan ini ke dalam 5 labu tentukur 100-ml berisi 10,0 ml dalam jumlah tertentu untuk membuat larutan isotonis
larutan bahan pembasah nonionik (1 dalam 500) yang seperti tertera pada Injeksi. 51Cr dihasilkan dari
sesuai. Pada salah satu labu, tambahkan dengan air penembakan neutron pada 50Cr yang diperkaya.
sampai tanda, dan gunakan sebagai blangko. Ke dalam Injeksi natrium kromat 51Cr mengandung tidak kurang
labu masukkan berturut-turut 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 51Cr
dan 20,0 ml Larutan baku persediaan, encerkan dengan sebagai natrium kromat yang tertera pada etiket
air sampai tanda. dinyatakan dalam MBq (mCi) per ml ditetapkan pada saat
Larutan uji Pipet 10,0 ml injeksi Ringer ke dalam labu kalibrasi dilakukan. Kandungan natrium kromat tidak
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml larutan bahan kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
pembasah nonionik yang sesuai (1 dalam 500), encerkan jumlah yang tertera pada etiket. Aktivitas jenis tidak
dengan air sampai tanda. kurang dari 370 MBq (10 mCi) per mg natrium kromat
Kurva baku Atur fotometer nyala hingga transmitans pada saat kedaluwarsa. Radioaktivitas dalam bentuk
maksimum pada panjang gelombang lebihkurang 766 nm kimia lain tidak lebih dari 10,0% dari radioaktivitas total.
dan transmitans nol menggunakan blangko, kemudian
transmitans 100% menggunakan Larutan baku yang Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna.
paling pekat. Ukur transmitans semua Larutan baku dan
buat kurva transmitans terhadap kadar kalium. Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
Prosedur Atur alat seperti tertera pada Kurva baku, pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
ukur transmitans Larutan uji dan hitung kadar kalium menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,
dalam mg per 100 ml injeksi. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Penetapan kadar natrium
Larutan baku persediaan Timbang 254,2 mg natrium Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu Radioaktivitas <1171>; spektrum sinar gamma
105 selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, masukkan menunjukkan puncak energi utama 0,320 MeV yang
dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai sama seperti 51Cr yang digunakan sebagai baku dengan
tanda. Tiap ml larutan mengandung 100 g natrium. kemurnian diketahui.
Larutan baku Masukkan masing-masing 10,0 ml
larutan bahan pembasah nonionik (1 dalam 500) yang Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
sesuai ke dalam 5 labu tentukur 100-ml. Pada salah satu Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total
labu, tambahkan air sampai tanda dan gunakan sebagai maksimum yang dianjurkan pada saat kedaluwarsa.
blangko. Ke dalam 4 labu lain berturut-turut masukkan
5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml dan 20,0 ml Larutan baku pH <1071> Antara 7,5 dan 8,5.
persediaan, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Pipet 5,0 ml Injeksi Ringer ke dalam labu Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara
tentukur 1000-ml berisi 100,0 ml larutan bahan pembasah Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi
nonionik (1 dalam 500) yang sesuai, encerkan dengan air <931>. Totolkan sejumlah volume injeksi yang
sampai tanda. diencerkan hingga laju cacahan lebih kurang 20.000
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada cacahan per menit, pada kertas kromatografi berukuran
Kurva baku dan Prosedur dalam Penetapan kadar 25 mm x 300 mm. Eluasi dengan fase gerak campuran air
kalium, atur fotometer nyala hingga transmitans - etanol P – amonium hidroksida P (5:2:1). Biarkan di
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 589 udara hingga kering dan tetapkan distribusi radioaktivitas
nm. Hitung kadar natrium dalam mg per 100 ml injeksi. dengan menatah kromatogram menggunakan detektor
radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita kromat tidak
Tiap ml perak nitrat 0,1 N kurang dari 90,0% dari radioaktivitas total. Harga Rf pita
setara dengan 3,545 mg Cl kromat berada pada batas lebih kurang, 10% dari harga Rf
natrium kromat yang digunakan sebagai baku ditetapkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau dengan cara yang sama.
plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe
II.
- 907 -

Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali Volume NATRIUM LAURIL SULFAT
dalam Wadah. Sodium Lauryl Sulfate
Penetapan kadar natrium kromat Natrium monododesil sulfat [151-21-3]
Larutan baku persediaan Larutkan 3,735 g kalium CH3(CH2)10CH2OSO3Na
kromat P dalam 1000 ml air hingga kadar kromium lebih
kurang 1,0 mg per ml. Natrium Lauril Sulfat adalah campuran dari natrium alkil
Larutan baku Pipet masing-masing 0,25; 0,50; 0,75; sulfat, sebagian besar mengandung natrium lauril sulfat,
0,100; 0,125; dan 0,150 ml Larutan baku persediaan ke CH3(CH2)10CH2OSO3Na. Kandungan campuran natrium
dalam masing-masing labu tentukur 100-ml, Tambahkan klorida dan natrium sulfat tidak lebih dari 8,0%.
0,42 ml natrium bikarbonat 0,1 N ke dalam setiap labu,
dan encerkan dengan air sampai tanda, larutan ini Pemerian Hablur, kecil, berwarna putih atau kuning
mempunyai kadar kromium 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25; muda; agak berbau khas.
dan 1,50 µg per ml.
Larutan uji Gunakan Injeksi. Kelarutan Mudah larut dalam air; membentuk larutan
Blangko Masukkan 0,42 ml natrium bikarbonat 0,1 N ke opalesen.
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. Identifikasi Larutan zat (1 dalam 10) menunjukkan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji, Larutan baku, dan reaksi Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji
Blangko pada garis emisi kromium 357,7 nm dengan Identifikasi Umum <291>, dan setelah diasamkan dengan
spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada asam klorida P, dididihkan perlahan-lahan selama 20
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> menit menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti
dilengkapi dengan lampu ‘hollow’ katoda kromium dan tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
nyala asetilen - udara menggunakan air sebagai blangko.
Buat kurva yang menggambarkan hubungan antara Kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 100 ml air, tambahkan
serapan Larutan baku dan Blangko terhadap kadar merah fenol LP, dan titrasi dengan asam klorida 0,10 N:
kromium dalam μg per ml dan tarik garis lurus. Kurva diperlukan tidak lebih dari 0,60 ml untuk netralisasi.
baku yang sesuai memiliki intersep antara -0,002 dan
+0,002 dan koefisien regresi tidak kurang dari 0,99. Dari Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
kurva yang diperoleh tentukan kadar kromium dalam µg
per ml injeksi yang digunakan. Hitung jumlah dalam µg Logam berat Metode II Tidak lebih dari 20 bpj.
per ml natrium kromat, dengan rumus:
Natrium klorida Timbang saksama lebih kurang 5 g,
larutkan dalam 50 ml air. Netralkan larutan dengan asam
3,115 C
nitrat 0,8 N menggunakan kertas lakmus sebagai
indikator, tambahkan 2 ml kalium kromat LP, dan titrasi
3,115 adalah faktor konversi. dengan perak nitrat 0,1 N LV.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan Tiap ml perak nitrat 0,1 N
radioaktivitas dalam MBq (µCi) per ml Injeksi Natrium setara dengan 5,844 ng NaCl
Kromat 51Cr menggunakan alat pencacah yang sesuai,
seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem Natrium sulfat
terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. Larutan timbal nitrat Larutkan 33,1 g timbal(II) nitrat
P dalam air hingga 1000 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Prosedur Timbang saksama lebih kurang 1 g,
atau dosis ganda. masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 35 ml
air, hangatkan hingga larut. Ke dalam larutan yang hangat
Penandaan Selain pernyataan seperti tertera pada tambahkan 2,0 ml asam nitrat 1 N, campur, dan
Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera: tambahkan 50 ml etanol P. Panaskan larutan hingga
(1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah natrium mendidih, dan dengan perlahan-lahan tambahkan 10 ml
kromat dinyatakan dalam µg per ml, (3) Jumlah 51Cr Larutan timbal nitrat dengan diaduk-aduk. Tutup gelas
sebagai natrium kromat yang dinyatakan dalam MBq piala, didihkan perlahan-lahan selama 5 menit, dan
(µCi) per ml pada saat kalibrasi, (4) Pernyataan yang biarkan. Jika cairan beningan berkabut, biarkan selama 10
menunjukkan tujuan penggunaan, untuk diagnostik atau menit, panaskan hingga mendidih dan biarkan. Pada saat
terapi, (5) Tanggal kedaluwarsa, (6) Peringatan “Awas larutan hampir mendidih, dekantasi cairan sebanyak-
bahan radioaktif”, (7) Informasi bahwa dalam banyaknya, saring dengan kertas saring 9 cm (Whatman
menghitung dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan nomor 41 atau yang setara). Cuci empat kali dengan cara
radioaktif dan jumlah kromium, (8) Waktu paro 51Cr dekantasi, tiap kali dengan 50 ml etanol P 50%, dan
adalah 27,8 hari. didihkan campuran. Akhirnya pindahkan kertas saring ke
dalam gelas piala semula, dan segera tambahkan 30 ml
- 908 -

air, 20,0 ml dinatrium edetat 0,05 M LV, dan 1 ml dapar


amonia-amonium klorida LP. Hangatkan hingga endapan Klorida Tidak lebih dari 0,015%. Larutkan 1,0 g dalam
larut, tambahkan 0,2 ml hitam eriokrom LP dan titrasi 10 ml air, dan tambahkan 6 ml hidrogen peroksida P
dengan zink sulfat 0,05 M LV. 30%. Tambahkan natrium hidroksida 1 N hingga larutan
sedikit basa terhadap fenolftalein LP, encerkan dengan air
Tiap ml dinatrium edetat 0,05M hingga 100 ml, dan campur. Pipet 2,0 ml dari larutan
setara dengan 7,102 mg Na2SO4 tersebut, encerkan dengan 20 ml air, dan tambahkan 1 ml
asam nitrat P dan 1 ml perak nitrat PL. Campur, biarkan
Alkohol tidak tersulfatasi Timbang saksama lebih selama 5 menit di tempat yang terlindung cahaya
kurang 10 g, larutkan dalam 100 ml air, dan tambahkan langsung, dan bandingkan kekeruhan, bila ada, dengan
100 ml etanol P, pindahkan larutan ke dalam corong kekeruhan yang dihasilkan dari 2 ml larutan pembanding
pisah dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 50 ml (yang dibuat dengan mengencerkan 0,71 ml asam klorida
heksan P. Jika terbentuk emulsi dapat ditambahkan 0,020 N hingga 100 ml) dalam volume yang sama dengan
natrium klorida P untuk memisahkan kedua lapisan. Cuci kandungan pereaksi yang digunakan dalam larutan uji
kumpulan ekstrak heksan tiga kali, tiap kali dengan 50 ml seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan
air, dan keringkan dengan natrium sulfatanhidrat P. Cahaya <1191>: kekeruhan yang dihasilkan dari larutan
Saring ekstrak heksan ke dalam gelas piala yang sudah uji tidak lebih dari larutan pembanding.
ditara, uapkan di atas tangas uap hingga bau heksan tidak
tercium lagi, keringkan dan timbang. Bobot residu tidak Tiosulfat Tidak lebih dari 0,015%. Campur 2,2 g dengan
lebih dari 4,0% dari bobot nastrium lauril sulfat. 10 ml asam klorida 1 N dalam gelas piala 50 ml. Didihkan
dengan hati-hati selama 5 menit, dinginkan, dan
Alkohol total Timbang saksama lebih kurang 5 g zat, pindahkan ke dalam tabung reaksi kecil. Kekeruhan tidak
masukkan ke dalam labu Kjeldahl 800 ml dan tambahkan lebih dari yang dihasilkan 0,10 ml natrium tiosulfat 0,10
150 ml air, 50 ml asam klorida P dan beberapa butir batu N, yang ditetapkan dengan cara yang sama.
didih. Kemudian refluks, panaskan hati-hati untuk
menghindari terjadinya busa yang melimpah dan didihkan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. Buat
selama lebih kurang 4 jam. Dinginkan labu, bilas larutan uji sebagai berikut: larutkan 1,0 g dalam 10 ml air
kondensor dengan eter P, kumpulkan eter dalam labu dan dalam gelas piala 150 ml, secara hati-hati tambahkan 10
pindahkan isinya ke dalam corong pisah 500 ml, bilas ml asam nitrat P dan 5 ml asam sulfat P,dan uapkan di
labu dengan eter P dua kali dan tambahkan cucian ke atas tangas uap hingga volume lebih kurang 5 ml.
corong pisah. Ekstraksi larutan dua kali, tiap kali dengan Tempatkan gelas piala di atas lempeng pemanas, dan
75 ml eter P, uapkan kumpulan ekstrak eter dalam gelas panaskan hingga tampak asap tebal putih yang keluar
piala yang sudah ditara di atas tangas uap, keringkan pertama dari belerang trioksida. Dinginkan, bilas hati-hati
residu pada suhu 105 selama 30 menit, dinginkan dan bagian dalam gelas piala dengan lebih kurang 10 ml air,
timbang. Alkohol total tidak kurang dari 59,0% dari dan panaskan kembali hungga timbul asap putih yang
bobot natrium lauril sulfat digunakan. tebal dari belerang trioksida. Dinginkan, ulangi
pembilasan dan pemanasan dan dinginkan lagi. Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. ini memenuhi syarat untuk pengujian tanpa penambahan
20 ml asam sulfat 7 N seperti tertera pada Prosedur
dalam Uji Batas Arsen s <321>.
NATRIUM METABISULFIT
Sodium Metabisulfite Besi <331> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 500 mg dalam 14 ml larutan
Dinatrium pirosulfit [7681-57-4] asam klorida P (2 dalam 7), dan uapkan di atas tangas
Na2 S2O5 BM 190,10 uap hingga kering. Larutkan residu dalam 7 ml larutan
asam klorida P (2 dalam 7), dan uapkan di atas tangas
Natrium Metabisulfit mengandung sejumlah Na2 uap hingga kering. Larutkan kembali residu dalam
S2O5, setara dengan tidak kurang dari 65,0% dan tidak campuran 2 ml asam klorida P dan 20 ml air, tambahkan
lebih dari 67,4% SO2. 3 tetes air brom LP, dan didihkan untuk menghilangkan
brom, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 47 ml.
Pemerian Hablur putih atau hablur putih kekuningan,
berbau belerang dioksida. Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 1 g dalam 10
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; ml air, tambahkan 5 ml asam klorida P, uapkan di atas
sukar larut dalam etanol. tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 25 ml
air.
Identifikasi Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan
reaksi terhadap Natrium cara A dan B dan Sulfat seperti Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
tertera pada Uji Identifikasi Umum < 291>. mg zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat
- 909 -

kaca yang berisi 50,0 ml iodum 0,1 N LV dan goyangkan saring, kemudian cuci residu dengan air dan keringkan
hingga larut. Biarkan selama 5 menit di tempat terlindung pada suhu 105 hingga bobot tetap: residu tidak lebih dari
cahaya, tambahkan 1 ml asam klorida P dan titrasi 1 mg.
kelebihan iodum dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik akhir. Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
sebagai berikut:
Tiap ml iodum 0,1 N Larutan baku klorida Larutkan 42,4 mg kalium klorida
setara dengan 3,203 mg SO2 P dalam air hingga 100,0 ml. Tiap ml larutan
mengandung 0,2 mg klorida.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, Prosedur Masukkan 1,0 g zat ke dalam labu
tertutup rapat dan hindarkan dari panas yang berlebihan. Erlenmeyer 250 ml, dan pipet 1 ml Larutan baku klorida
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang lain, tambahkan
ke dalam masing-masing labu 85 ml air. Ke dalam labu
NATRIUM NITROPRUSIDA yang berisi zat uji tambahkan 15 ml larutan tembaga(II)
Sodium Nitroprusside sulfat P (83 dalam 1000), campur dan biarkan partikel
yang tidak larut mengendap. Tambahkan dengan hati-hati
Dinatrium pentasianonitrosilferat(2-) dihidrat [13755- larutan tembaga(II) sulfat P (83 dalam 1000) ke dalam
38-9] labu yang berisi larutan baku klorida, sambil dicampur
Na2[Fe(CN)5NO].2H2O BM 297,95 hingga diperoleh warna sesuai dengan warna pada labu
Anhidrat [14402-89-2] BM 261,92 pertama. Saring isi masing-masing labu dan buang 25 ml
filtrat pertama. Ke dalam masing-masing 10 ml filtrat
Natrium Nitroprusida mengandung tidak kurang dari selanjutnya, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan campur.
99,0% Na2[Fe(CN)5NO].2H2O. Kemudian tambahkan masing-masing 1 ml perak nitrat 1
N, campur: larutan uji tidak lebih keruh dari Larutan baku
Pemerian Serbuk atau hablur, coklat kemerahan; praktis klorida.
tidak berbau.
Besi(III) sianida Tidak lebih dari 0,02%, lakukan
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat dalam
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; tidak larut 20 ml amonium asetat LP yang telah diatur pH hingga
dalam benzen. 4,62 dengan penambahan asam asetat 1 N. Bagi larutan
ini menjadi 2 bagian (A dan B) dalam masing-masing
Baku pembanding Natrium Nitroprusida BPFI;Bentuk labu tentukur 50-ml. Tambahkan ke dalam labu B 1,0 ml
dihidrat tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. larutan segar kalium besi (III) sianida P, mengandung 78
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. µg per ml. Ke dalam kedua labu tambahkan 5 ml larutan
Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik, besi (II) amonium sulfat P (1 dalam 1000), encerkan
penanganan vial dan isi harus hati-hatiuntuk dengan air sampai tanda. Diamkan kedua labu selama 1
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, jam dan ukur serapan pada pada panjang gelombang
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang serapan maksimum lebih kurang 720 nm, menggunakan
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. larutan blangko yang dibuat dengan melarutkan 250 mg
zat dalam 10 ml amonium asetat LP (pH 4,62) dan
Identifikasi encerkan dengan air hingga 50 ml. Serapan larutan dalam
A. [Catatan Gunakan alat kaca dengan aktinik rendah labu A tidak lebih dari serapan larutan dalam labu B
pada penetapan ini.] Spektrum serapan pada 350 nm-700 dikurangi dengan serapan larutan dalam labu A.
nm dari larutan (1 dalam 135) menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Besi(II) sianida Tidak lebih dari 0,02%, lakukan
pada Natrium Nitroprusida BPFI. penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,0 g dalam 40 ml
B. Larutkan 5 mg zat dalam 2 ml air, tambahkan 2 tetes air, bagi larutan menjadi 2 bagian (A dan B), dalam
aseton P dan 0,5 ml natrium hidroksida 2 N : terjadi masing-masing labu tentukur 50-ml. Ke dalam labu B
warna jingga, warna akan berubah menjadi lembayung tambahkan 2 ml larutan segar kalium besi(II) sianida P,
dengan penambahan 2 ml asam asetat P. mengandung 200 µg per ml. Ke dalam kedua labu
C. Larutan zat (1 dalam 4) menunjukkan reaksi nyala tambahkan masing-masing 0,2 ml besi(III) klorida LP,
untuk Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan selama tepat
<291>. 20 menit dan ukur serapan pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 695 nm, menggunakan
Air <1031>Metode I Antara 9,0% dan 15,0%. larutan blangko yang dibuat dengan melarutkan 1,0 g zat
dalam air hingga 50 ml. Serapan larutan dalam labu A
Zat tidak larut Tidak lebih dari 0,01%; lakukan tidak lebih dari serapan larutan dalam labu B dikurangi
penetapan sebagai berikut: larutkan 10,0 g zat dalam 50 serapan larutan dalam labu A.
ml air, panaskan di atas tangas uap selama 30 menit,
- 910 -

Sulfat Tidak lebih dari 0,01%.


Larutan uji Larutkan 5,0 g zat dalam air hingga 250,0 Identifikasi Masukkan 50 mg zat dalam tabung reaksi
ml, saring larutan ke dalam labu alas datar berskala 250 kecil, tambahkan 10 ml larutan asam askorbat P (1 dalam
ml. 50), campur. Tambahkan 1 ml larutan asam klorida P (1
Larutan baku sulfat Larutkan 15 mg natrium sulfat dalam 10) dan tambahkan 1 sampai 2 ml natrium
anhidrat P dalam air hingga 100,0 ml. Tiap ml larutan hidroksida 1 N tetes demi tetes: terjadi warna biru yang
mengandung 0,1 mg sulfat. Pipet 5 ml Larutan baku tidak stabil.
sulfat ke dalam labu alas datar berskala 250 ml, encerkan
hingga volume sama dengan volume Larutan uji. Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan memenuhi
Prosedur Ke dalam masing-masing labu Larutan uji syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi.
dan Larutan baku tambahkan 10 tetes asam asetat glasial
P dan 5 ml barium klorida 1 N, biarkan selama 10 menit. Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih 0,05
Letakkan kedua labu pada lampu fluoresensi: Larutan uji unit Endotoksin FI per µg neomisin.
tidak lebih keruh dari Larutan baku sulfat.
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 15,0%.
Syarat lain Jika pada etiket tertera natrium nitroprusida
adalah steril, harus memenuhi syarat uji Sterilitas <71> Syarat lain Memenuhi Identifikasi A dalam Natrium
dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada Natrium Nitroprusida dan memenuhi syarat Sterilitas <71>,
Nitroprusida untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti
natrium nitroprusida harus diproses lebih lanjut untuk tertera pada Injeksi.
pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat
Endotoksin bakteri <201>seperti tertera pada Natrium Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Nitroprusida untuk Injeksi. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 Dapar pH 7,1 Larutkan 1,36 g kalium fosfat monobasa
mg zat, larutkan dalam 130 ml air bebas klorida P. P dan 5,2 ml larutan tetrabutilamonium hidroksida P
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir dalam metanol P (1 dalam 4) dalam air hingga 1000 ml
secara potensiometrik, menggunakan elektrode perak- dan atur pH hingga 7,1 dengan penambahan asam fosfat
perak klorida. P atau larutan tetrabutilamonium hidroksida P.
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 7,1 - asetonitril
Tiap ml perak nitrat 0,1 N P (lebih kurang 70:30). [Catatan Gunakan alat gelas
setara dengan 14,90 mg Na2[Fe(CN)5NO].2H2O aktinik rendah selama prosedur berikut]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Nitroprusida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
diperbolehkan antara 15º dan 30º. Larutan baku 1 (jika pada etiket tertera hanya total isi
wadah) Pindahkan isi satu wadah natrium nitroprusida ke
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan dalam labu tentukur 100-ml dengan bantuan Fase gerak,
injeksi, pada etiket dinyatakan steril atau harus diproses encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi. sejumlah larutan, encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji 2 (jika pada etiket tertera jumlah natrium
nitroprusida dalam volume larutan terkonstitusi)
NATRIUM NITROPRUSIDA UNTUK INJEKSI
Konstitusikan natrium nitroprusida untuk injeksi seperti
Sodium Nitroprusside for Injection tertera pada etiket. Encerkan larutan terkonstitusi secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
Natrium Nitroprusida untuk Injeksi adalah natrium hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
nitroprusida yang sesuai untuk penggunaan parenteral. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Mengandung natrium nitroprusida, Na2[Fe(CN)5NO].2H2O, tidak Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 3,9 mm x
jumlah yang tertera pada etiket. 30 cm yang berisi bahan pengisi L11 dengan ukuran
partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Baku pembanding Natrium Nitroprusida BPFI; Bentuk Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam
dihidrat tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak analit tidak
Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik, lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
- 911 -

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, natrium Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara
nitroprusida, Na2[Fe(CN)5NO].2H2O dalam wadah atau Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi
larutan terkonstitusi yang digunakan dengan rumus: <931>. Totolkan sejumlah volume injeksi yang
diencerkan secukupnya hingga memberikan laju cacahan
 C  r  lebih kurang 20.000 cacahan per menit, pada kertas
L   U  kromatografi berukuran 25 mm x 300 mm. Eluasi secara
 D  rS  kromatografi menaik dengan fase gerak campuran aseton
P-asam klorida 2 N (80:20). Keringkan kertas
L adalah jumlah dalam mg natrium nitroprusida dalam kromatografi di udara. Tetapkan distribusi radioaktivitas
wadah atau dalam volume larutan terkonstitusi; C adalah dengan menatah kromatogram menggunakan detektor
kadar Natrium Nitroprusida BPFI dalam mg per ml radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita perteknetat tidak
Larutan baku; D adalah kadar natrium nitroprusida dalam kurang dari 95% dari radioaktivitas total yang digunakan
mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 dalam wadah sebagai baku dan harga Rf pita perteknetat (lebih kurang
seperti tertera pada etiket atau dalam volume larutan 0,9) berada pada batas lebih kurang 10,0% dari harga Rf
terkonstitusi yang digunakan; rU dan rS berturut-turut natrium perteknetat 99mTc yang digunakan sebagai baku
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. dan ditetapkan dengan cara yang sama.

Wadah dan penyimpanan. Dalam Wadah padatan steril Kemurnian radionuklida Lakukan penetapan
tidak tembus cahaya seperti tertera pada Injeksi. radioaktivitas masing-masing cemaran radionuklida,
dalam kBq per MBq (Ci per mCi) teknisium 99m,
dalam injeksi menggunakan alat pencacah yang sesuai,
INJEKSI NATRIUM PERTEKNETAT 99mTc seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
Sodium Pertechnetate 99mTc Injection terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.

Natrium Perteknetat (Na99mTcO4) [23288-60-0] Untuk injeksi yang dibuat dari teknisium 99m yang
diturunkan dari molibden-99 induk yang berasal dari
Injeksi Natrium Perteknetat 99mTc adalah larutan steril, penembakan molibdenum stabil dengan neutron.
sesuai untuk pemakaian intravena atau oral, mengandung MOLIBDENUM 99 Dalam Injeksi dapat ditunjukkan
teknisium radioaktif 99mTc dalam bentuk natrium oleh spektrum sinar gamma yang karakteristik. Puncak
perteknetat dan natrium klorida P secukupnya untuk energi yang paling menonjol dari nuklida radioaktif ini
membuat larutan isotonis. Teknisium-99m adalah nuklida mempunyai energi 0,181 MeV, 0,740 MeV, dan 0,780
radioaktif yang terbentuk dari peluruhan radioaktif MeV. Molibdenum 99 meluruh dengan waktu paro 66,0
molibdenum 99. Molibdenum 99 adalah isotop radioaktif jam. Jumlah molibdenum 99 tidak lebih besar dari 0,15
dari molibdenum dan dapat dibuat dari penembakan kBq per MBq (0,15 Ci per mCi) teknisium-99m per
neutron molibdenum 98 atau hasil fisi uranium. dosis injeksi pada saat penggunaan.
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih CEMARAN RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR
dari 110,0% dari jmlah 99mTc yang tertera pada etiket, GAMMA LAIN Total cemaran radionuklida pemancar
ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Bentuk kimia sinar gamma lain tidak lebih besar dari 0,5 kBq per MBq
lain 99mTc tidak lebih dari 5,0% dari total radioaktivitas. (0,5 Ci per mCi) teknisium-99m, dan tidak lebih dari 92
kBq (2,5 Ci) per dosis injeksi pada saat penggunaan.
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Untuk injeksi yang dibuat dengan teknisium- 99m yang
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, berasal dari molibdenum 99 induk yang terbentuk dari
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang fisi uraian-cemaran pemancar sinar beta.
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. MOLIBDENUM-99 Memenuhi syarat untuk injeksi
yang dibuat dari penembakan molibdenum stabil dengan
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada neutron.
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma IODUM-131 Puncak energi yang paling menonjol dari
menunjukkan puncak energi utama 0,144 MeV yang radionuklida ini mempunyai energi 0,364 MeV, Iodum
sama seperti pada 99Tc. 131 meluruh dengan waktu paro 8,08 hari. Kadar iodum-
131 tidak lebih dari 0,05 kBq per MBq (0,05 Ci per
Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit mCi) teknisium-99m pada saat penggunaan.
Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total RUTENIUM-103 Puncak energi yang paling menonjol
maksimum yang dianjurkan, dalam ml, pada saat dari radionuklida mempunyai energi 0,497 MeV.
kadaluarsa. Retenium-103 meluruh dengan waktu paro 39,5 hari.
Kadar rutenium-103 tidak lebih dari 0,05 kBq per MBq
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5. (0,05 Ci per mCi) teknisium-99m pada saat
penggunaan.
- 912 -

STRONSIUM-89 Tetapkan stronsium-89 dalam injeksi campur, tambahkan 2,0 ml iodum 0,1 N tetes demi tetes,
dengan sistem pencacah yang sesuai untuk deteksi dan campur. Pada waktu yang sama buat larutan baku
radiasi partikulat. Stronsium-89 meluruh oleh emisi beta menggunakan 1,0 ml larutan metil etil keton (1 dalam
dengan energi maksimum sebesar 1,463 MeV, dan waktu 1000) dalam jenis wadah yang sama, dan encerkan
paro 52,7 hari. Stronsium-89 tidak lebih dari 0,0006 kBq dengan air sampai 20,0 ml. Tambahkan 2,0 ml natrium
per MBq (0,0006 Ci per mCi) teknisium-99m pada saat hidroksida 1 N, campur, tambahkan 2,0 ml larutan iodum
penggunaan. 0,1 N tetes demi tetes, dan campur. Setelah dua menit,
STRONSIUM-90 Tetapkan stronsium-90 dalam injeksi kekeruhan larutan uji tidak melebihi larutan baku.
dengan sistem pencacah yang sesuai untuk deteksi
radiasi partikulat. Stronsium-90 meluruh oleh emisi beta Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali injeksi
dengan energi maksimum sebesar 0,546 MeV, dan waktu boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas
paro 27,7 tahun. Stronsium-90 tidak lebih dari 0,0006 harus dilakukan pada hari akhir produksi dan bahwa tidak
kBq per MBq (0,0006 Ci per mCi) teknisium-99m pada harus memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume
saat penggunaan. dalam wadah.
CEMARAN RADIONUKLIDA LAIN Tidak lebih dari
0,01% berasal dari pemancar sinar beta dan sinar gamma Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
yang lain pada saat penggunaan. Tidak lebih dari 0,001 radioaktivitas dalam MBq (Ci) per ml Injeksi Natrium
Bq cemaran pemancar alfa per 1 MBq (atau 0,001 mCi Perteknetat 99mTc menggunakan alat pencacah yang
cemaran pemancar alfa per 1 mCi) teknisium-99m pada sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
saat penggunaan. sistem kalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.

Kemurnian kimia Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,


Aluminium Tidak lebih dari 10 g per ml (Ditetapkan atau dosis ganda.
jika dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan
menggunakan kolom alumina). Penandaan Jika digunakan secara intravena, kecuali
Larutan baku aluminium Timbang saksama 35,17 mg pernyataan seperti tertera pada Penandaan dalam Injeksi,
aluminium kalium sulfat dodekahidrat P larutkan dalam pada penandaan juga tertera: (1) Saat dan tanggal
air sampai 1000,0 ml (mengandung aluminium 2 g per kalibrasi, (2) Jumlah 99mTc sebagai natrium perteknetat
ml). dinyatakan sebagai MBq (Ci per mCi) total dan per ml
Prosedur Pipet 10 ml Larutan baku aluminium ke pada saat kalibrasi, (3) Penjelasan cara pemberian obat,
dalam masing-masing dua labu tentukur 50-ml. Pada tiap oral atau intravena, (4) Tanggal kadaluarsa, (5)
labu tambahkan 3 tetes metil jingga LP dan 2 tetes Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (6) Informasi
amonium hidroksida 6 N, kemudian tambahkan asam bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi terhadap
klorida 0,5 N tetes, hingga larutan menjadi merah. Pada peluruhan radioaktif, (7) Waktu paro 99mTc adalah 6,0
salah satu labu tambahkan 25 ml natrium tioglikolat LP jam, (8) Jika injeksi dibuat dari malibdenum 99 yang
dan pada labu yang lain tambahkan 1 ml dinatrium dihasilkan dari pembelahan uranium harus dicantumkan
etilendiamin tetraasetat LP. Pada masing-masing labu pada etiket.
tambahkan 5 ml eriokrom sianin LP dan 5 ml dapar
asetat LP, dan tambahkan air sampai tanda. Tetapkan
segera serapan larutan yang mengandung natrium NATRIUM SALISILAT
tioglikolat LP pada panjang gelombang serapan Sodium Salicylate
maksimum 535 nm, menggunakan dinatrium etilendiamin
tetraasetat LP sebagai blangko. Ulangi prosedur dua kali natrium-2-salisilat [54-21-7]
masing-masing menggunakan 1,0 ml Injeksi. Hitung C7H5NaO3 BM 160,10
kadar aluminium dalam g per ml dalam injeksi, dengan
rumus; Natrium Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO3, dihitung terhadap
T  zat anhidrat.
20  U 

 TS  Pemerian Serbuk mikrohablur atau amorf atau keping,
tidak berwarna, atau merah muda lemah; tidak berbau
TU danTS berturut-turut adalah Larutan uji dan Larutan atau bau khas lemah, dan dipengaruhi cahaya. Larutan
baku aluminium. segar (1 dalam 10) bereaksi netral atau asam terhadap
lakmus.
Metil etil keton Tidak lebih dari 0,1% (Ditetapkan jika Kelarutan Mudah larut secara lambat dalam air dan
dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan dengan dalam gliserin; sangat mudah larut dalam air mendidih
ekstraksi cair-cair). Masukkan 1,0 ml injeksi dalam dan dalam etanol mendidih; larut secara lambat dalam
wadah yang sesuai dan encerkan dengan air hingga 20,0 etanol.
ml. Tambahkan 2,0 ml larutan natrium hidroksida 1 N,
- 913 -

Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi B. Pada pemijaran, menghasilkan residu alkali yang
Natrium cara A dan B dan reaksi Salisilat seperti tertera mengeluarkan gelembung gas bila ditambahkan asam
pada Uji Identifikasi Umum < 291>. klorida 3 N.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. Kebasaan Larutan 1,0 g zat dalam 20 ml air bereaksi
basa terhadap kertas lakmus P, tambahkan 0,20 ml asam
Sulfit atau Tiosulfat Tambahkan 1 ml asam klorida P ke sulfat 0,1 N, kemudian tambahkan 1 tetes fenolftalein LP:
dalam larutan 1,0 g dalam 20 ml air, saring tidak lebih tidak terjadi warna merah muda.
dari 0,15 ml iodum 0,10 N diperlukan untuk
menghasilkan warna kuning pada filtrat. Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 1,0% untuk
bentuk anhidrat; antara 10,0% dan 13,0% untuk bentuk
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 180 selama 18
lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 2 g dalam 46 jam.
ml air, tambahkan 4 ml asam klorida 3 N sambil tetap
diaduk, saring, dan gunakan 25 ml filtrat. Tartrat Pada larutan 1 g zat dalam 2 ml air, tambahkan 1
ml kalium asetat LP dan 1 ml asam asetat 6 N. Gores
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dinding tabung dengan batang kaca: tidak terbentuk
Metode I Memenuhi syarat. endapan kristal.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 700 Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Larutkan sejumlah zat setara dengan 4,4 g natrium sitrat
Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk hingga anhidrat dalam 50 ml air sebagai Larutan persediaan.
larut sempurna. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi Pipet 12 ml Larutan persediaan ke dalam tabung Nessler
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan 50 ml (Larutan uji). Pipet 11 ml Larutan persediaan ke
blangko. dalam tabung Nessler 50 ml yang berisi 1,0 ml Larutan
baku timbal (Larutan monitor). Pipet 1 ml Larutan baku
Tiap ml asam perklorat 0,1 N timbal dan 11 ml air ke dalam tabung Nessler ketiga
setara dengan 16,01 mg C7H5NaO3 (Larutan baku). Lanjutkan seperti tertera pada Prosedur.
Abaikan pengenceran hingga 50 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350
mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 180 selama 18
jam, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Tambahkan
NATRIUM SITRAT 100 ml asam asetat glasial P, aduk sampai larut
Sodium Citrate sempurna dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
tentukan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa penetapan blangko dan koreksi bila perlu.

Trinatrium sitrat (anhidrat) [68-04-2] Tiap ml asam perklorat 0,1 N


C6H5Na3O7 (anhidrat) BM 258,07 setara dengan 8,602 mg C6H5Na3O7
Dihidrat [6132-04-3] BM 294,10 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Natrium Sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung dua
molekul air berbentuk hidrat, mengandung tidak kurang
dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H5Na3O7,
NATRIUM TETRABORAT
dihitung terhadap zat anhidrat. BORAKS
Sodium Tetraborate
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk putih.
Boraks [1303-96-4]
Kelarutan Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air; Na2B4O7.10H2O BM 381,37
sangat mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam Anhidrat [1330-43-4] BM 201,22
etanol.

Natrium Tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7, yang


Identifikasi setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Natrium dari 105,0% Na2B4O7.10H2O.
dan Sitrat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>. Pemerian Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap
- 914 -

fenolftalein. Pada waktu mekar di udara kering dan hangat, B. Pada larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
hablur sering dilapisi serbuk warna putih. Natrium cara A dan B, reaksi Tiosulfat seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum < 291>.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air
mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol. Air <1031> Metode III Antara 32,0% dan 37,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 40
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) memberikan reaksi sampai 45 selama 16 jam, menggunakan lebih kurang
Natrium cara A dan B dan reaksi Borat seperti tertera 1,0 g zat yang ditimbang saksama.
pada Uji Identifikasi Umum < 291>.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
Karbonat dan Bikarbonat Ke dalam tabung reaksi yang penetapan tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N,
berisi 5 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 1 ml asam menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
klorida 3 N: tidak terbentuk gelembung-gelembung gas. Campur 1,0 g zat dengan 10 ml air dalam labu generator
arsin. Tambahkan 15 ml asam nitrat P dan 5 ml asam
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 8 bpj. perklorat P, campur dan panaskan hati-hati hingga
terbentuk asap asam perklorat. Dinginkan, bilas dinding
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
labu dengan air, panaskan lagi hingga terbentuk asap.
penetapan dengan melarutkan 1 g dalam campuran 16 ml
Dinginkan lagi, bilas dinding labu dan panaskan hingga
air dan 6 ml asam klorida 1 N, encerkan dengan air
terbentuk asap. Dinginkan, encerkan dengan air hingga
hingga 25 ml.
52 ml dan tambahkan 3 ml asam klorida P.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Kalsium Larutkan 1 g zat dalam 20 ml air dan tambahkan
Metode I Memenuhi syarat. beberapa ml amonium oksalat LP: tidak terbentuk
kekeruhan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 g zat,
larutkan dalam 50 ml air, tambahkan merah metil LP, Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
titrasi dengan asam klorida 1 N LV. [Catatan Pemanasan penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam 10 ml air,
di atas tangas uap mungkin diperlukan untuk menambah tambahkan perlahan-lahan 5 ml asam klorida 3 N, uapkan
kelarutan.] di atas tangas uap hingga hampir kering dan panaskan
residu pada suhu 150 selama 1 jam. Tambahkan 15 ml
Tiap ml asam klorida 0,5 N air pada residu, didihkan hati-hati selama 2 menit dan
setara dengan 95,34 mg Na2B4O7.10H2O saring. Panaskan filtrat hingga mendidih, tambahkan air
brom LP secukupnya hingga larutannya jernih dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. terdapat sedikit kelebihan brom. Didihkan sampai
kelebihan brom hilang, dinginkan hingga suhu ruang,
tambahkan 1 tetes fenolftalein LP dan netralkan dengan
NATRIUM TIOSULFAT natrium hidroksida 1 N. Encerkan dengan air hingga 25
Sodium Thiosulfate ml.

Dinatrium tiosulfat pentahidrat [10102-17-7] Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800
Na2S2O3.5H2O BM 248,19 mg zat, larutkan dalam 30 ml air. Jika perlu tambahkan
Anhidrat [7772-98-7] BM 158,11 asam klorida 3 N, hingga pH antara 6,2 dan 6,7 dan titrasi
dengan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP pada
Natrium Tiosulfat mengandung Na2S2O3 tidak kurang dari saat mendekati titik akhir.
99,0% dan tidak lebih dari 100,5%, dihitung terhadap zat
anhidrat. Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 15,81 mg Na2S2O3
Pemerian Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk
hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dalam udara kering pada suhu lebih dari 33. Larutan
netral atau basa lemah terhadap lakmus.
INJEKSI NATRIUM TIOSULFAT
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut Sodium Thiosulfate Injections
dalam etanol.
Injeksi Natrium Tiosulfat adalah larutan steril natrium
Identifikasi tiosulfat dalam Air untuk Injeksi yang baru dididihkan.
A. Pada larutan (1 dalam 10) tambahkan beberapa tetes Mengandung Na2S2O3.5H2O tidak kurang dari 95,0% dan
iodum LP: warna hilang. tidak lebih dari 105,0%, dari jumlah yang tertera pada
etiket.
- 915 -

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat Identifikasi


pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang terpisah masing-masing 1 l larutan yang mengandung
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. (1) zat uji 20 mg per ml dan (2) Neomisin Sulfat BPFI 20
mg per ml pada lempeng kromatografi silika gel,
Identifikasi Memenuhi uji Identifikasi seperti tertera masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
pada reaksi Natrium Tiosulfat. fase gerak campuran air-amonium hidroksida P-aseton P
(71,5:8,5:20) yang dibuat segar dan biarkan merambat
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit sampai lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Endotoksin FI per mg natrium tiosulfat. Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan panaskan
pada suhu 105 selama 1 jam. Semprot lempeng dengan
pH <1071> Antara 6,0 dan 9,5. larutan ninhidrin P dalam butanol P (1 dalam 100),
panaskan pada suhu 105 selama 5 menit, amati
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. kromatogram: harga Rf bercak merah utama yang
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh
setara dengan lebih kurang 1 g natrium tiosulfat, dari Larutan baku.
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, atur pH antara B. Larutkan lebih kurang 10 mg zat dalam 1 ml air,
6,2 dan 6,7 menggunakan asam klorida 3 N. Encerkan tambahkan 5 ml asam sulfat 15 N dan panaskan pada
dengan air hingga lebih kurang 20 ml dan titrasi dengan suhu 100 selama 100 menit. Biarkan dingin, tambahkan
iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP pada saat 10 ml xilen P, kocok selama 10 menit. Biarkan memisah,
mendekati titik akhir. dan enaptuangkan lapisan xilen. Pada lapisan xilen
tambahkan 10 ml p-bromoanilin LP, kocok: terjadi warna
Tiap ml iodum 0,1 N merah muda terang setelah dibiarkan.
setara dengan 24,82 mg Na2S2O3.5H2O C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Sulfat
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Umum <291>.
dari kaca Tipe I.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 33 mg zat per
ml.
NEOMISIN SULFAT
Neomycin Sulfate Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5
Neomisin Sulfat [1405-10-3]
mmHg pada suhu 60 selama 3 jam, menggunakan lebih
kurang 100 mg zat.
Neomisin Sulfat adalah garam sulfat dari neomisin, zat
antibakteri yang dihasilkan oleh pertumbuhan
Syarat lain Neomisin sulfat yang akan digunakan untuk
Streptomyces fradiae Waksman (Familia
pembuatan salep mata memenuhi syarat Uji Sterilitas
Streptomycetaceae), atau campuran dari dua atau lebih
<71> menurut Prosedur uji menggunakan penyaringan
bentuk garam. Mempunyai potensi setara dengan tidak
membran.
kurang dari 600 g neomisin per mg, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
Pemerian Serbuk; putih sampai agak kuning atau
<131>.
padatan kering mirip es; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; higroskopik; larutannya memutar bidang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
polarisasi ke kanan.
tidak tembus cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
dalam etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform,
dan dalam eter. NEOMISIN UNTUK INJEKSI
Neomycin for Injection
Baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada Neomisin untuk Injeksi mengandung neomisin sulfat
suhu 60 selama 3 jam, sebelum digunakan. setara dengan neomisin tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI; lakukan


pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
- 916 -

suhu 60 selama 3 jam, sebelum digunakan. Simpan


dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat Neostigmin Bromida mengandung tidak kurang dari
dingin. Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik, 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C12H19BrN2O2,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
larutan, dalam lemari pendingin. putih; tidak berbau; higroskopis.

Identifikasi Memenuhi Identifikasi seperti tertera pada Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
Prosedur untuk basitrasin, neomisin, dan polimiksin B dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut
dalam Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis dalam eter.
<281>.
Baku pembanding Neostigmin Bromida BPFI; lakukan
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih 1,30 pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
unit Endotoksin FI per mg neomisin. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat seperti tertera pada Identifikasi


Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas Produk. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Syarat lain Memenuhi syarat pH dan Susut pengeringan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
seperti tertera pada Neomisin Sulfat dan Keseragaman gelombang yang sama seperti pada Neostigmin Bromida
sediaan <911> dan Penandaan seperti tertera pada BPFI.
Injeksi. B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Bromida
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
Penetapan kadar <291>.
Larutan uji 1 (jika dikemas untuk pembuatan)
Konstitusikan neomisin untuk injeksi seperti tertera pada Jarak lebur <1021> Antara 171º dan 176º, disertai
etiket. Ambil semua isi yang dapat diambil, peruraian.
menggunakan jarum hipodermik dan siring yang sesuai,
encerkan dengan Dapar no 3 hingga kadar yang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
diinginkan. lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Larutan uji 2 (jika dikemas untuk pembuatan dan pada
etiket tertera jumlah neomisin dalam volume larutan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
terkonstitusi). Konstitusikan satu wadah neomisin untuk
injeksi seperti tertera pada etiket. Pipet sejumlah volume Sulfat Larutkan 250 mg zat dalam 10 ml air, tambahkan
larutan terkonstitusi dan encerkan dengan Dapar no 3 1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak
hingga kadar yang diinginkan. segera terbentuk kekeruhan.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
potensi antibiotik secara mikrobiologi <131>, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750
menggunakan sejumlah volume Larutan uji yang diukur mg zat, larutkan dalam campuran 70 ml asam asetat
saksama dan diencerkan secara kuantitatif dengan Dapar glasial P dan 20 ml raksa(II) asetat LP, tambahkan 4
no 3 hingga diperoleh enceran larutan uji dengan kadar tetes kristal violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N
yang setara dengan nilai tengah Larutan baku. LV hingga berwarna biru. Lakukan penetapan blangko.

Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah padatan steril Tiap ml asam perklorat 0,1 N
seperti tertera pada Injeksi. setara dengan 30,32 mg C12H19BrN2O2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


NEOSTIGMIN BROMIDA
Neostigmine Bromide
TABLET NEOSTIGMIN BROMIDA
Neostigmine Bromide Tablet

Tablet Neostigmin Bromida mengandung neostigmin


bromida, C12H19BrN2O2, tidak kurang dari 93,0% dan
tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
(m-Hidroksifenil)trimetilamonium bromida dimetil etiket.
karbamat [114-80-7]
C12H19BrN2O2 BM 303,20
- 917 -

Baku pembanding Neostigmin Bromida BPFI; lakukan 25 mg heksanitrodifenilamina P dalam metilen klorida P
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum hingga 250 ml, tanpa digerus atau dipanaskan. Kemudian
digunakan. tambahkan 10 ml natrium hidroksida 5 N, kocok kuat
selama 30 detik. Ekstraksi lapisan air tiga kali, tiap kali
Identifikasi Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih dengan 15 ml metilen klorida P, kumpulkan lapisan
kurang 300 mg neostigmin bromida ekstraksi tiga kali, metilen klorida dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
tiap kali dengan 10 ml etanol P, saring tiap kali ekstraksi. metilen klorida P sampai tanda. Ukur serapan masing-
Uapkan kumpulan filtrat dengan aliran nitrogen P, hingga masing larutan pada panjang gelombang serapan
kering. Larutkan residu dalam 10 ml air, pindahkan ke maksimum lebih kurang 420 nm, menggunakan metilen
dalam corong pisah 125 ml dengan bantuan 5 ml air, klorida P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg zat,
ektraksi dengan 15 ml eter P dan lakukan pengujian neostigmin bromida, C12H19BrN2O2, dalam serbuk tablet
berikut: yang digunakan dengan rumus:
A. Uapkan 3 ml lapisan air di atas tangas uap dengan
aliran nitrogen P hingga kering. Larutkan residu dalam 1 A 
ml etanol P, hangatkan jika perlu. Tambahkan 5 ml 1, 25C  U 
kloroform P, saring, uapkan filtrat dengan aliran nitrogen  AS 
P hingga kering, dan keringkan residu pada suhu 105
C adalah kadar Neostigmin Bromida BPFI dalam µg per
selama 30 menit: spektrum serapan inframerah residu
ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
dari Larutan uji dan Larutan baku.
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Neostigmin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Bromida BPFI.
B. Bagian dari lapisan air menunjukkan reaksi Bromida
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>. NEOSTIGMIN METILSULFAT
Neostigmine Methylsulfate
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
Media disolusi: 500 ml air. (m-Hidroksifenil) trimetilamonium metil sulfat
Alat tipe 2: 50 rpm. dimetilkarbamat [51-60-5]
Waktu: 45 menit. C13H22N2O6S BM 334,39
Prosedur Pada waktu interval tertentu, keluarkan 30
ml alikuot, dan saring. Pipet masing-masing 10 ml dari Neostigmin Metilsulfat mengandung tidak kurang dari
setiap alikuot, larutan baku Neostigmin Bromida BPFI 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C13H22N2O6S,
dan air sebagai blangko, ke dalam corong pisah 125 ml. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Lakukan penetapan sesuai Prosedur seperti tertera pada
Penetapan kadar mulai dengan “tambahkan 15 ml Baku pembanding Neostigmin Metilsulfat BPFI;
larutan”. lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak sebelum digunakan.
kurang dari 75% (Q) C12H19BrN2O2, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Penetapan kadar gelombang yang sama seperti pada Neostigmin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Neostigmin Metilsulfat BPFI.
Bromida BPFI, larutkan dalam air dan encerkan dengan B. Masukkan lebih kurang 1 mg zat ke dalam cawan
air secara bertahap hingga kadar lebih kurang 40 g per porselen kecil, tambahkan 2 ml air dan 0,5 ml larutan
ml. natrium hidroksida P (2 dalam 5), uapkan di atas tangas
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari uap hingga kering. Pindahkan residu ke dalam tabung
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara reaksi kecil, panaskan segera di dalam tangas cairan yang
dengan lebih kurang 50 mg neostigmin bromida, sesuai yang sama selama lebih kurang 30 detik.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Dinginkan, larutkan residu dalam 0,5 ml air, dinginkan
lebih kurang 50 ml air, kocok secara mekanik selama dalam air es dan tambahkan 1 ml asam
lebih kurang 30 menit, tambahkan air sampai tanda, diazobenzensulfonat LP: terjadi warna merah ceri.
kocok dan saring. Pipet 4 ml filtrat yang jernih ke dalam C. Campurkan lebih kurang 20 mg zat dengan 500 mg
labu tentukur 50-ml, tambahkan air sampai tanda. natrium karbonat P di dalam krus kecil dan panaskan
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji dan Larutan baku campuran hingga melebur. Didihkan massa yang telah
masing-masing ke dalam corong pisah 125 ml, lebur dengan 10 ml air hingga hancur, dan saring.
tambahkan 15 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan Tambahkan ke dalam filtrat beberapa tetes air brom LP,
- 918 -

panaskan hingga mendidih, asamkan dengan asam klorida Neostigmin Metilsulfat, mulai dari “uapkan di atas tangas
P, dan didihkan untuk menghilangkan kelebihan brom: uap”.
larutan yang diperoleh menunjukkan reaksi Sulfat seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5.

Jarak lebur <1021> Antara 144 dan 149; lakukan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
penetapan terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu
105 selama 3 jam. Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Neostigmin
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Metilsulfat BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam, bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 40 g per
menggunakan lebih kurang 300 mg zat yang ditimbang ml.
saksama. Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi yang diukur
saksama setara dengan lebih kurang 2 ml neostigmin
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. metilsulfat ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan air
sampai tanda.
Klorida <361> Pada 10 ml larutan (1 dalam 50) Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera dalam
tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat Prosedur pada Penetapan kadar dalam Tablet Neostigmin
LP: tidak segera terjadi opalesensi. Bromida. Hitung jumlah dalam mg, C13H22N2O6S, per ml
injeksi yang digunakan dengan rumus:
Ion Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 1
ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak C  AU 

segera terbentuk kekeruhan. 0,05   
V  AS 
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100
mg zat, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml, C adalah kadar Neostigmin Metilsulfat BPFI dalam g
larutkan dalam 150 ml air, tambahkan 40 ml natrium per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi
hidroksida 2,5 N. Hubungkan labu dengan alat destilasi yang digunakan; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
dengan kondensor yang bagian ujungnya tercelup dalam Larutan uji dan Larutan baku.
25 ml larutan asam borat P (1 dalam 25), destilasi lebih
kurang 150 ml, tambahkan ungu metil LP ke dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
larutan, dan titrasi dengan asam sulfat 0,02 N LV. atau dosis ganda, terlindung cahaya.
Lakukan penetapan blangko.

Tiap ml asam sulfat 0,02 N NEVIRAPIN


setara dengan 6,688 mg C13H22N2O6S Nevirapine

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


N N
N

INJEKSI NEOSTIGMIN METILSULFAT


Neostigmine Methylsulfate Injections NH
CH3
O
Injeksi Neostigmin Metilsulfat adalah larutan steril
neostigmin metilsulfat dalam Air untuk Injeksi. 11-Siklopropil-5,11-dihidro-4-metil-6H-dipirido [3,2-b:
Mengandung neostigmin metilsulfat, C13H22N2O6S, tidak 2',3'-e ][1,4]diazepin-6-on 129618-40-2
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari C15H14N4O BM 266,30
jumlah yang tertera pada etiket. Hemihidrat BM 275,31

Baku pembanding Neostigmin Metilsulfat BPFI; Nevirapin berbentuk anhidrat atau hidrat yang
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam mengandung setengah molekul air. Mengandung tidak
sebelum digunakan. kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102,0% C15H14N4O
dihitung sebagai zat anhidrat.
Identifikasi Masukkan sejumlah volume injeksi setara
dengan 1 mg neostigmin metilsulfat ke dalam cawan Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; tidak
porselen kecil. Jika perlu, uapkan hingga 2 ml, berbau atau hampir tidak berbau.
tambahkan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P (2 dalam
5), lanjutkan seperti tertera pada Identifikasi B pada
- 919 -

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
etanol dan dalam metanol. Bentuk hidrat agak sukar larut pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis B
dalam propilen glikol. nevirapin, nevirapin, senyawa sejenis A nevirapin,
cemaran C nevirapin, berturut-turut adalah lebih kurang
Baku Pembanding Nevirapin Anhidrat BPFI; tidak 0,7; 1,0; 1,5 dan 2,8; resolusi, R, antara senyawa sejenis B
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. nevirapin dan nevirapin tidak kurang dari 5,0 dan
Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan, resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis A
simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A nevirapin tidak kurang dari 7,4. Lakukan kromatografi
Nevirapin BPFI; [5,11-dihidro-6H-11-etil-4-metil- terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
dipirido[3,2-b:2’,3’-e][1,4] diazepin-6-on] (C14H14N4O respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
BM 254,29) tidak boleh dikeringkan, simpan dalam baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
[5,11-dihidro-4-metil-6H-dipirido[3,2-b:2’,3’-e][1,4] sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
diazepin-6-on] (C12H10N4O BM 226,23) tidak boleh ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. kurang dari 80 menit dan ukur respons puncak utama.
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
Identifikasi dengan rumus:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
 1  C  r 
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 10 .000    i 
Nevirapin BPFI.  F  W  rS 
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh F adalah faktor respons relatif untuk masing-masing
pada Penetapan kadar cemaran; 1,3 untuk senyawa sejenis B nevirapin dan 1,0
untuk semua cemaran lainnya; C adalah kadar Nevirapin
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2% untuk Anhidrat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; W adalah
nevirapin anhidrat; untuk nevirapin hemihidrat antara bobot nevirapin dalam mg yang digunakan dalam
3,1% dan 3,9%. Larutan uji; ri adalah respons puncak untuk masing-
masing cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. puncak nevirapin dalam Larutan baku.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Cemaran spesifik atau tidak spesifik Senyawa sejenis
A nevirapin, senyawa sejenis B nevirapin dan senyawa Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sejenis C nevirapin masing-masing tidak lebih dari 0,2%; Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
cemaran tidak spesifik lainnya tidak lebih dari 0,1%; total Kromatografi <931>.
cemaran tidak lebih dari 0,6%. Dapar amonium fosfat 0,025 M Timbang 2,88 g
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair amonium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. tentukur 1000-ml, larutkan dalam 800 ml air. Atur pH
Dapar amonium fosfat 0,025 M, Fase gerak, Larutan hingga lebih kurang 5,0 dengan penambahan natrium
baku persediaan 1, Larutan baku persediaan 2, Larutan hidroksida 1 N, larutkan dan encerkan dengan air sampai
baku persediaan 3, dan Larutan Resolusi Lakukan seperti tanda.
tertera pada Penetapan kadar. Fase gerak Buat campuran Dapar amonium fosfat
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku persediaan 1 ke 0,025 M-asetonitril P (4:1), saring dan awaudarakan. Jika
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama sejumlah
tanda. Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke dalam labu
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara tentukur yang sesuai, tambahkan sejumlah volume
dengan lebih kurang 24 mg nevirapin anhidrat, masukkan campuran Fase gerak-asetonitril P (20:1), sonikasi
ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 4 ml selama lebih kurang 15 menit, biarkan hingga suhu ruang,
asetonitril P dan 80 ml Fase gerak, sonikasi tidak kurang encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
dari 15 menit. Biarkan hingga suhu ruang, encerkan 0,24 mg per ml [Catatan Jangan digunakan lebih dari 78
dengan Fase gerak sampai tanda. jam].
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama sejumlah
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada Senyawa Sejenis A Nevirapin BPFI, masukkan ke dalam
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap labu tentukur yang sesuai, tambahkan sejumlah volume
Larutan resolusi (lebih kurang 25 µl), rekam campuran Fase gerak-asetonitril P (3:1), sonikasi selama
- 920 -

lebih kurang 15 menit, biarkan hingga suhu ruang, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda hingga pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu antara 15º
diperoleh kadar lebih kurang 0,24 mg per ml. dan 30º.
Larutan baku persediaan 3 Timbang saksama sejumlah
Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI, masukkan ke dalam Penandaan Etiket menyatakan anhidrat atau hemihidrat.
labu tentukur yang sesuai, tambahkan sejumlah volume
campuran Fase gerak-asetonitril P (2,2:1), sonikasi
selama lebih kurang 30 menit, biarkan hingga suhu ruang, SUSPENSI ORAL NEVIRAPIN
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang Nevirapine Oral Suspension
0,06 mg per ml.
Larutan resolusi Pipet 3 ml Larutan baku persediaan 1, Suspensi Oral Nevirapin mengandung nevirapin,
3 ml Larutan baku persediaan 2 dan 6 ml Larutan baku C15H14N4O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
persediaan 3 ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan 110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan baku Pipet 3 ml Larutan baku persediaan 1 ke Baku pembanding Nevirapin Anhidrat BPFI; tidak
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
sampai tanda [Catatan Jangan digunakan lebih dari 78 Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
jam]. simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara Nevirapin BPFI, [5,11-dihidro-6H-11-etil-4-metil-
dengan lebih kurang 24 mg nevirapin anhidrat, masukkan dipirido[3,2-b:2’,3’-e][1,4] diazepin-6-on] (C14H14N4O
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 4 ml BM 254,29); tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
asetonitril P dan 80 ml Fase gerak, sonikasi selama tidak wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI,
kurang dari 15 menit, biarkan hingga suhu ruang, [5,11-dihidro-4-metil-6H-dipirido[3,2-b:2’,3’-e] [1,4]
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 3 ml diazepin-6-on] (C12H10N4O BM 226,23); tidak boleh
larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi A. Lakukan Identifikasi secara Kromatografi Lapis
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x Tipis <281 >.
15 cm berisi bahan pengisi L60 dengan ukuran partikel 5 Fase gerak Campuran etil asetat P-isopropanol P-
µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan amonium hidroksida pekat P (18:2:0,1).
suhu kolom pada 35°. Lakukan kromatografi terhadap Pereaksi besi(III) klorida-kalium besi(III) sianida
Larutan resolusi (lebih kurang 25 µl) dan rekam Larutkan lebih kurang 1,35 g besi(III) klorida P dalam 25
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera ml air. Larutkan lebih kurang 1,64 g kalium besi(III)
pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis B sianida P dalam 25 ml air. Campur kedua larutan segera
nevirapin, nevirapin, senyawa sejenis A nevirapin dan sebelum digunakan.
cemaran C nevirapin berturut-turut lebih kurang 0,7; 1,0; Larutan baku Timbang sejumlah Nevirapin Anhidrat
1,5; dan 2,8; resolusi, R, antara senyawa sejenis B BPFI, larutkan dan encerkan dalam kloroform P hingga
nevirapin dan nevirapin tidak kurang dari 5,0 dan kadar lebih kurang 5 mg per ml.
resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis A Larutan uji Pipet sejumlah volume suspensi oral setara
nevirapin tidak kurang dari 7,4. Lakukan kromatografi dengan lebih kurang 10 mg nevirapin ke dalam tabung
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur bersumbat kaca 8 ml. Pipet 2 ml kloroform P ke dalam
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan tabung dan kocok, biarkan lapisan memisah. Pindahkan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. lapisan bawah menggunakan pipet kaca Pasteur sekali
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume pakai dan masukkan ke dalam wadah yang lain.
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons sama (lebih kurang 5 µl) Larutan uji dan Larutan baku
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nevirapin, pada lempeng kromatografi lapis tipis yang dilapisi silika
C15H14N4O, dalam zat yang digunakan dengan rumus: gel 60 F254 setebal 0,25 mm. Biarkan bercak mengering.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
r  telah dijenuhkan dengan Fase gerak, eluasi hingga Fase
833,33C U  gerak merambat lebih kurang 6-7 cm dari garis
 rS  penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
biarkan kering. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet
C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per 254 nm dan tandai bercak. Semprot lempeng dengan
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons penampak bercak Pereaksi besi(III) klorida – kalium
puncak Larutan uji dan Larutan baku. besi(III) sianida. Harga Rf bercak utama berwarna biru
(lebih kurang 0,4-0,5) yang diperoleh dari Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku.
- 921 -

B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram untuk puncak nevirapin tidak lebih dari 1,8. Lakukan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
pada Penetapan kadar. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak lebih ulang tidak lebih dari 2,0%.
dari 100 cfu per ml dan total campuran jamur dan ragi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tidak lebih dari 50 cfu per ml. Memenuhi syarat uji bebas sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Escherichia coli. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
Disolusi <1231> kurang dari 14 menit dan ukur respons puncak nevirapin.
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N Hitung persentase C15H14N4O, yang terlarut dengan
Alat tipe 2: 25 rpm rumus:
Waktu: 45 menit C   rU   900 
 
100 S  
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C15H14N4O yang C   rS  V 
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. CS adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
Pengencer Campuran etanol mutlak P-air (1:1). ml Larutan baku; C adalah kadar dalam mg per ml
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (77:23), suspensi oral yang tertera pada etiket; rU dan rS berturut-
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada baku; 900 adalah volume dalam ml Media disolusi; V
Kromatografi <931>. adalah volume dalam ml suspensi oral yang digunakan
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang 10 dan 100 adalah faktor konversi ke persen.
mg Nevirapin Anhidrat BPFI dan 15 mg metil paraben P Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan dalam lebih kurang dari 80% (Q) C15H14N4O, dari jumlah yang tertera
kurang 2 ml Pengencer dan encerkan dengan Media pada etiket.
disolusi sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 28 mg Senyawa sejenis Masing-masing cemaran yang tidak
Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke dalam labu diketahui tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran yang
tentukur 500-ml. Tambahkan 2 ml Pengencer dan diperoleh tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan
sonikasi lebih kurang 1 menit. [Catatan Pada kondisi ini dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
zat belum terlarut sempurna]. Encerkan dengan Media tertera pada Kromatografi <931>.
disolusi sampai tanda dan amati larutan secara visual Dapar kalium fosfat, Larutan A, Larutan B, Fase
untuk memastikan zat terlarut sempurna. Kadar larutan gerak, Pengencer, Larutan kesesuaian sistem, dan
lebih kurang 56 µg per ml nevirapin. Larutan baku persediaan, Penetapan bobot dan Larutan
Larutan uji Kocok perlahan botol dengan membolak- uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
balikkan dari sisi ke sisi selama lebih kurang 10 detik. Zat Larutan baku Encerkan secara kuantitatif Larutan baku
uji harus bebas gelembung udara dan tidak boleh persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang
disonikasi. Gunakan pipet yang sesuai dengan rentang 0,3 µg per ml.
volume 1-10 ml, pipet 5 ml zat yang setara dengan lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kurang 50 mg nevirapin. Bersihkan kelebihan suspensi Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
oral yang menempel pada bagian luar ujung pipet dengan Penetapan kadar; simpangan baku relatif pada
hati-hati, sehingga tidak menyentuh lubang pipet. penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 10,0%.
Masukkan ke dalam labu disolusi dalam waktu 1-2 detik Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dengan cara memasukkan ujung pipet di antara dayung sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dan sisi labu disolusi, kira-kira 1 cm di bawah permukaan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
media disolusi. Dengan cara yang sama, masukkan zat ke semua respons puncak.
dalam labu disolusi yang lain. Setelah 45 menit, ambil 5 Hitung persentase masing-masing cemaran yang tidak
ml larutan dari masing-masing labu disolusi, saring diketahui dalam suspensi oral, dengan rumus:
melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 µm, buang
2 ml filtrat pertama.  C  W A   ri   100 
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 200        
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi  WU  5   rS  L 
dilengkapi dengan detektor 214 nm, kolom pelindung 3,9
mm x 20 mm, berisi bahan pengisi L1 dan kolom 3,9 mm C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
x 15 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 ml Larutan baku; WU adalah bobot dalam g suspensi oral
µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan yang digunakan dalam Larutan uji; WA adalah bobot
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan dalam g per 5 ml suspensi oral yang diperoleh seperti
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Penetapan bobot; L adalah jumlah mg per ml
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara nevirapin dan suspensi oral nevirapin seperti tertera pada etiket; ri
metil paraben tidak kurang dari 5,0 dan faktor ikutan adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam
- 922 -

Larutan uji dan rS adalah respons puncak nevirapin dalam hingga mencapai suhu ruang dan encerkan dengan air
Larutan baku. [Catatan Bahan tambahan dan hasil sampai tanda. Kocok labu perlahan-lahan dan biarkan
degradasi produk tidak termasuk dalam penetapan selama lebih kurang 5 menit.
cemaran]. Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pelindung 4,6 mm x 12,5 mm berisi bahan pengisi L10
Kromatografi <931>. dengan ukuran partikel 5 µm dan kolom analitik 4,6 mm
Pengencer Campuran air-metanol P (80:20). x 15 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel
Dapar kalium fosfat Larutkan 13,6 g kalium fosfat 3,5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit dan
monobasa P ke dalam lebih kurang 1900 ml air, atur pH pertahankan suhu kolom pada 35°. Kromatograf
hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P. Pindahkan diprogram sebagai berikut:
ke dalam labu tentukur 2000-ml dan encerkan dengan air
sampai tanda. Saring dan awaudarakan. Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
Larutan A Campuran Dapar kalium fosfat-asetonitril P (menit ) (%) (%)
(97:3). 0-1 100 0 Isokratik
Larutan B Campuran Dapar kalium fosfat- asetonitril 1-31 100 → 0 0 → 100 Gradien linier
P (76:24). 31-32 0 → 100 100 → 0 Gradien linier
32-42 100 0 Kesetimbangan
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada KromatografI <931>.
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
nevirapin dan senyawa sejenis A nevirapin tidak kurang
kurang 50 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
dari 3,0; resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 20 ml metanol P,
B nevirapin tidak kurang dari 1,7; dan faktor ikutan dari
sonikasi dengan sesekali diaduk sampai larut. Tambahkan
puncak nevirapin tidak lebih dari 1,5. Lakukan
air sampai lebih kurang 1 cm di bawah permukaan,
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
biarkan hingga suhu ruang dan encerkan dengan air
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
sampai tanda.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif Larutan baku
lebih dari 2,0%.
persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
0,3 mg per ml.
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan cemaran persediaan Timbang saksama lebih
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
kurang masing-masing 3 mg Senyawa Sejenis A
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Nevirapin BPFI dan Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI,
nevirapin, C15H14N4O, dalam tiap ml suspensi oral
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 20
dengan rumus:
ml metanol P, sonikasi sampai larut. Tambahkan air
sampai lebih kurang 1 cm di bawah permukaan, biarkan  C  W A  rU 
hingga suhu ruang dan encerkan dengan air sampai tanda.
200    
Larutan kesesuaian sistem Pipet 15 ml Larutan baku
 WU  5  rS 
persediaan dan 2 ml Larutan cemaran persediaan ke
C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer
ml Larutan baku; WU adalah bobot dalam g suspensi oral
sampai tanda.
yang digunakan dalam Larutan uji; WA adalah bobot
Penetapan bobot Gunakan pipet yang sesuai dengan
dalam g per 5 ml suspensi oral yang diperoleh seperti
rentang volume 1-10 ml, pipet sebanyak 5 ml, zat uji
tertera pada Penetapan bobot; rU dan rS berturut-turut
harus bebas dari gelembung udara. Masukkan ke dalam
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
vial yang sudah ditara, dan catat bobot suspensi oral
hingga lebih kurang 0,1 mg. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Larutan uji Gunakan pipet yang sesuai dengan rentang simpan pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu
volume 1-10 ml, ambil zat uji setara dengan lebih kurang antara 15º dan 30º.
60 mg nevirapin, harus bebas dari gelembung udara.
Bersihkan kelebihan zat uji yang menempel pada bagian
luar ujung pipet dengan hati-hati, sehingga tidak TABLET NEVIRAPIN
menyentuh lubang ujung pipet. Masukkan ke dalam labu
Nevirapine Tablet
tentukur 200-ml yang sudah ditara. Catat bobot contoh
mendekati ± 0,1 mg. Tambahkan 40 ml metanol P dan Tablet Nevirapin mengandung nevirapin, C15H14N4O
sonikasi selama lebih kurang 5 menit dengan sesekali tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dari
diaduk. Tambahkan air hingga lebih kurang 1 cm di jumlah yang tertera pada etiket.
bawah permukaan. Labu tidak boleh dikocok. Biarkan
- 923 -

Baku pembanding Nevirapin Anhidrat BPFI; tidak Larutan resolusi Pipet 25 ml Larutan baku
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. persediaan 1 ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan, dengan Media disolusi sampai tanda. Pipet 25 ml larutan
simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A ini ke dalam labu tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan
Nevirapin BPFI, [5,11-dihidro-6H-11-etil-4-metil- Larutan baku persediaan 2 sampai tanda.
dipirido [3,2-b:2’,3’-e][1,4] diazepin-6-on] (C14H14N4O Larutan uji Lewatkan 20 ml alikuot melalui penyaring
BM 254,29); tidak boleh dikeringkan, simpan dalam nilon atau serat kaca dengan porositas 0,45 µm dan
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI, encerkan dengan Media disolusi hingga kadar lebih
[5,11-dihidro-4-metil-6H-dipirido[3,2-b:2’,3’-e][1,4] kurang 13,5 µg per ml.
diazepin-6-on] (C12H10N4O BM 226,23); tidak boleh Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Identifikasi respons puncak utama. Lakukan penetapan persentase
A. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan 25 nevirapin, C15H14N4O terlarut dengan rumus:
mg nevirapin ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan
dalam 10 ml diklorometan P. Goyang larutan selama 30 W   DS   rU 
hingga 60 detik. Saring melalui penyaring kaca masir 900  S      100
 LC   DU   rS 
hampa udara. Dengan menggunakan sebuah siring kaca
lewatkan filtrat melalui penyaring teflon 0,45 µm.
900 adalah volume dalam ml Media disolusi; WS adalah
Keringkan ekstrak pada suhu 105º selama tidak kurang
jumlah dalam mg Nevirapin Anhidrat BPFI yang
dari 1 jam. Spektrum serapan inframerah zat yang
digunakan; LC adalah jumlah dalam mg tablet yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
tertera pada etiket; DS adalah faktor disolusi pada Larutan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
baku; DU adalah faktor disolusi dalam Larutan uji; rU dan
seperti pada Nevirapin BPFI.
rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Larutan baku; 100 adalah faktor konversi ke persen.
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Penetapan kadar .
kurang dari 75% (Q) C15H14N4O dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat 0,1 M pH 2,0;
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
yang dibuat dengan mencampur 3,9 ml asam fosfat pekat
P dengan 5,73 g natrium fosfat monobasa P dalam labu
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran atau
tentukur 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan air
hasil degradasi yang tidak diketahui tidak lebih dari 0,1%
sampai tanda. Jika perlu atur pH hingga 2,0 ± 0,02
dan total cemaran atau hasil degradasi yang tidak
dengan penambahan asam fosfat P.
diketahui tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan
Alat tipe 2: 50 rpm, gunakan hanya dayung yang
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
terbuat dari baja tahan karat, jangan menggunakan
tertera pada Kromatografi <931>.
dayung yang dilapisi politetrafluoroetilen.
Fase gerak, Pengencer, Larutan resolusi, Larutan
Waktu: 60 menit.
baku persediaan 1, Larutan baku persediaan 2 dan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C15H14N4O yang
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
kadar.
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif Larutan baku
Fase gerak, Pengencer dan Sistem kromatografi
persediaan 1 dengan Pengencer hingga kadar lebih
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
kurang 0,125 µg per ml.
Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama lebih
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera
kurang 27 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan 50 ml etanol P
Penetapan kadar kecuali simpangan baku relatif untuk
dan 250 ml Media disolusi. Sonikasi selama lebih kurang
penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 5,0%.
20 menit hingga larut, biarkan hingga suhu ruang dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama lebih
kurang dari 13 menit dan ukur semua respons puncak.
kurang 7 mg Senyawa Sejenis A Nevirapin BPFI,
Hitung persentase masing-masing cemaran atau hasil
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan 2
degradasi dalam serbuk tablet dengan rumus:
ml Pengencer, sonikasi hingga larut sempurna dan
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
 C   A   ri 
Larutan baku Pipet 25 ml Larutan baku persediaan 1 8000    100
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Media  W   L   r S 
disolusi sampai tanda.
- 924 -

C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
ml Larutan baku; W adalah bobot dalam mg serbuk tablet lebih dari 2,0%.
yang digunakan dalam Larutan uji; A adalah bobot rata- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
rata tablet dalam mg; L adalah jumlah mg nevirapin sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dalam tablet yang tertera pada etiket; ri adalah respons ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
puncak masing-masing cemaran atau hasil degradasi yang respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
diperoleh dari Larutan uji; rS adalah respons puncak nevirapin, C15H14N4O, dalam serbuk tablet yang
nevirapin dalam Larutan baku. Abaikan semua puncak digunakan dengan rumus:
pelarut atau bahan tambahan dan puncak cemaran yang
lebih kecil dari 0,1%. r 
8000 C  U 
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara  rS 
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (77:23), ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian puncak Larutan uji dan Larutan baku.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Pengencer Campuran etanol mutlak P-air (1:1). pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu antara 15º
Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama lebih dan 30º.
kurang 25 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan encerkan
dengan Pengencer sampai tanda. NIFEDIPIN
Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama lebih Nifedipine
kurang 5 mg Senyawa Sejenis A Nevirapin BPFI,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Pipet 25 ml Larutan baku persediaan 1
ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan
Pengencer sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 25
µg per ml.
Larutan resolusi Pipet 25 ml Larutan baku persediaan
1 dan 25 ml Larutan baku persediaan 2 ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer sampai Dimetil 1,4-dihidro-2,6-dimetil-4-(o-nitrofenil)-3,5-
tanda. piridindikarboksilat [21829-25-4]
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari C17H18N2O6 BM 346,33
20 tablet, timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 200 mg nevirapin, masukkan ke Nifedipin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan lebih kurang lebih dari 102,0% C17H18N2O6, dihitung terhadap zat
150 ml Pengencer. Sonikasi lebih kurang 20 menit, dan yang telah dikeringkan.
kocok lebih kurang 20 menit. Biarkan hingga suhu
ruang, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Pemerian Serbuk; kuning; terurai oleh cahaya langsung.
Sentrifus larutan dengan kecepatan lebih kurang 1500
rpm selama lebih kurang 5 menit. Pipet 5 ml beningan ke Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
dalam labu tentukur 200-ml kedua dan encerkan dengan dalam aseton.
Pengencer sampai tanda. Saring dan buang 2 ml filtrat
pertama. Baku pembanding Nifedipin BPFI; simpan dalam wadah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tertutup rapat dan terlindung cahaya; tidak boleh
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeringkan sebelum digunakan. Turunan Nifedipin
dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom 3,9 mm x Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan Nifedipin
15 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom Nitrosofenilpiridin BPFI.
pada suhu ruang, laju alir lebih kurang 1 ml per menit. [Catatan Nifedipin langsung terurai menjadi turunan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam nitrosofenilpiridin oleh cahaya biasa dan cahaya buatan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada panjang gelombang tertentu. Cahaya ultraviolet
pada Prosedur: resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sangat berpengaruh dalam pembentukan turunan
sejenis A nevirapin tidak kurang dari 3,0. Lakukan nitrofenilpiridin. Lakukan penetapan kadar dan semua
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram pengujian di tempat gelap atau berfluoresensi keemasan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: atau cahaya aktinik rendah. Gunakan alat kaca aktinik
rendah.]
- 925 -

Identifikasi masing-masing tabung sambil dikocok terus-menerus


A. Spektrum serapan inframerah zat yang tidak 0,75 ml etanol P; 0,5 ml larutan barium klorida P 6,1%
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P dan 0,25 ml asam asetat 6 N, kocok kembali selama 30
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan detik. Pipet 15 ml larutan sulfat ke dalam tabung I yang
gelombang yang sama seperti pada Nifedipin BPFI. diberi tanda baku. Pipet 3 ml filtrat nifedipin dan 12 ml
B. Ke dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 14 mg air ke dalam tabung II yang diberi tanda contoh.
nifedipin tambahkan 1,0 ml kloroform P dan encerkan Kekeruhan yang terjadi pada tabung contoh tidak lebih
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke kuat dari tabung baku.
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan
metanol P sampai tanda, gunakan sebagai Larutan uji. Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,2% untuk masing-
Ukur serapan Larutan uji pada panjang gelombang dari masing dimetil 4-(2-nitrofenil)-2,6-dimetilpiridin-3,5-
450 - 200 nm menggunakan blangko metanol P. dikarboksilat dan dimetil-4-(2-nitrosofenil)-2,6-
Spektrum serapan Larutan uji menunjukkan maksimum dimetilpiridin-3,5-dikarboksilat, yang dikandung oleh
dan minimum pada panjang gelombang utama yang sama masing-masing turunan nifedipin nitrofenilpiridin dan
seperti pada larutan Nifedipin BPFI yang diperlakukan turunan nifedipin nitrosofenilpiridin. [Catatan Hindarkan
sama. Larutan baku dan Larutan uji dari cahaya aktinik,
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan lakukan pengujian segera setelah Larutan baku dan
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Larutan uji disiapkan.]
Penetapan kadar. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Jarak lebur <1021> Metode III Antara 171 dan 175. Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan baku nifedipin Timbang saksama sejumlah
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam, Nifedipin BPFI, larutkan dalam metanol P (hingga kadar
menggunakan 1 g zat. lebih kurang 1 mg per ml), encerkan secara kuantitatif
dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan lebih kurang 0,3 mg per ml.
pemijaran pada suhu 600º. Larutan pembanding A Timbang saksama sejumlah
turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI, larutkan dalam
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. metanol P (hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml),
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Titrasi asam perklorat Timbang saksama lebih kurang 4 Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,6 µg per ml.
g zat, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, larutkan Larutan pembanding B Timbang saksama sejumlah
dalam 160 ml asam asetat glasial P dengan tangas turunan Nifedipin Nitrosofenilpiridin BPFI, larutkan
ultrasonik. Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP dan dalam metanol P (hingga kadar lebih kurang 1 mg per
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai titik akhir ml), encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
warna hijau: tidak lebih dari 0,12 ml asam perklorat 0,1 dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,6 µg per
N yang diperlukan untuk tiap gram nifedipin. ml.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan pembanding A,
Klorida dan sulfat Pada 5,0 g zat dalam gelas piala 140 Larutan pembanding B, ke dalam wadah, tambahkan 5,0
ml, tambahkan 4,0 asam asetat 6 N dan 46 ml air, ml Fase gerak.
didihkan hati-hati di atas lempeng panas, dinginkan dan Larutan kesesuaian sistem Campur dengan volume
saring melalui kertas bebas klorida dan sulfat. Gunakan sama Larutan baku nifedipin, Larutan pembanding A dan
filtrat nifedipin untuk uji berikut. Larutan pembanding B.
Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sebagai berikut: Pipet 2,5 ml filtrat nifedipin, masukkan Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
ke dalam tabung pembanding warna, tambahkan 12,5 ml Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
air. Pipet 10 ml larutan baku yang berisi 8,2 µg natrium respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
klorida P per ml setara dengan 5 µg klorida per ml, antara puncak analog nitrofenilpiridin dan
masukkan ke dalam tabung pembanding warna yang lain, nitrosofenilpiridin tidak kurang dari 1,5; resolusi, R,
tambahkan 5,0 ml air. Ke dalam tiap tabung tambahkan antara turunan nitrosofenilpiridin dan nifedipin tidak
0,15 ml asam nitrat 0,3 M dan 0,3 ml perak nitrat LP. kurang dari 1,0 dan simpangan baku relatif pada
Opalesensi filtrat nifedipin yang terjadi tidak lebih kuat penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%. Waktu retensi
dari opalesensi larutan baku. relatif turunan nitrofenilpiridin, turunan nitrosofenilpiridin
Sulfat Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan dan nifedipin berturut-turut adalah lebih kurang 0,8; 0,9
sebagai berikut: Pipet 1,5 ml larutan sulfat yang berisi dan 1,0.
kalium sulfat secukupnya dalam air dengan kadar sulfat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
10 µg per ml masing-masing ke dalam 2 tabung sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
pembanding warna, tambahkan berturut-turut ke dalam ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
- 926 -

Hitung jumlah dalam mg tiap senyawa sejenis dalam KAPSUL NIFEDIPIN


nifedipin yang digunakan dengan rumus: Nifedipine Capsule

r  Kapsul Nifedipin mengandung nifedipin, C17H18N2O6,


250 C  U  tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
 rS  jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Nifedipin BPFI; tidak boleh


C adalah kadar Turunan Nifedipin BPFI yang sesuai dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, hindari
dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut pemaparan cahaya dan perlakukan dengan hati-hati.
adalah respons puncak senyawa sejenis yang diperoleh Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan
dari Larutan uji dan Larutan baku. Nifedipin Nitrosofenilpiridin BPFI. [Catatan Nifedipin
langsung terurai menjadi turunan nitrosofenilpiridin oleh
Penetapan kadar [Catatan Hindarkan Larutan baku dan
cahaya biasa dan cahaya pada panjang gelombang
Larutan uji dari cahaya aktinik, lakukan pengujian
tertentu. Cahaya ultraviolet sangat berpengaruh dalam
segera setelah Larutan baku dan Larutan uji disiapkan.]
pembentukan turunan nitrofenilpiridin. Lakukan
Lakukan penetapan secara Kromatografi cair kinerja
penetapan kadar dan semua pengujian di tempat gelap
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
atau berfluoresensi keemasan atau cahaya aktinik
Fase gerak Buat campuran air - asetonitril P - metanol
rendah. Gunakan alat kaca aktinik rendah.]
P (50:25:25), dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Identifikasi
pada Kromatografi <931>.
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedipin
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
BPFI, larutkan dalam metanol P (hingga kadar lebih
Fase gerak Campuran etil asetat P -sikloheksan P
kurang 1 mg per ml), encerkan secara kuantitatif dan jika
(1:1).
perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih
Penampak bercak Timbang berturut-turut 3 g bismut
kurang 0,1 mg per ml.
subnitrat P dan 30 g natrium iodida P, masukkan ke
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
nifedipin, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam
larutkan dalam 25 ml metanol P, encerkan dengan Fase
labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml asam klorida 3
gerak sampai tanda, hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
N, encerkan dengan air sampai tanda.
per ml.
Larutan baku Larutkan sejumlah Nifedipin BPFI dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
diklormetan P hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji Lubangi pangkal dari 3 kapsul dengan
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 4,6 mm x
gunting, keluarkan semua isi kapsul masukkan ke dalam
25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
tabung sentrifuga, bilas gunting dengan lebih kurang 20
µm. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan
ml natrium hidroksida 0,1 N. Pipet 25 ml diklormetan P
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
ke dalam tabung, tutup dan balikkan beberapa kali dan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
buang tekanan dalam tabung secara hati-hati. Tutup
efisiensi kolom tidak kurang dari 4.000 lempeng teoritis,
kembali tabung kemudian kocok hati-hati selama 1 jam.
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
Sentrifus tabung selama 10 menit pada kecepatan 2000
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
sampai 2500 rpm. Keluarkan beningan dengan aspirasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
menggunakan siring dan pipet 5 ml lapisan paling bawah
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam vial yang sesuai.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Campur volume sama Larutan baku dan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Larutan uji. Totolkan dalam bentuk pita secara terpisah
nifedipin, C17H18N2O6, dalam zat yang digunakan dengan
masing-masing 500 l Larutan baku, Larutan uji, dan
rumus:
campuran Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,5 mm. Masukkan
r 
250 C  U  lempeng ke dalam bejana kromatografi yang terlindung
 rS  cahaya dan telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan
merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Larutan lempeng, tandai batas rambat, keringkan di udara sampai
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak tidak berbau. Segera amati pita di bawah cahaya UV 254
Larutan uji dan Larutan baku. nm. Bercak utama berbentuk pita warna biru gelap. Harga
Rf pita Larutan uji, Larutan baku, dan campuran Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus baku dan Larutan uji masing-masing lebih kurang 0,3.
cahaya, tertutup rapat. Semprot lempeng dengan Penampak bercak: masing-
- 927 -

masing larutan memberikan pita kompak jingga muda kadar nifedipin. Lakukan penetapan dengan cara
dengan latar belakang kuning. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Kromatografi <931>. [Catatan Larutan baku nifedipin
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh dan Larutan uji terlindung cahaya aktinik. Segera
pada Penetapan kadar. lakukan pengujian terhadap Larutan baku nifedipin dan
Larutan uji.]
Disolusi <1231> Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP kadar dalam Nifedipin.
(tanpa pepsin). Larutan baku nifedipin Lakukan seperti tertera pada
Alat tipe 2: 50 rpm Senyawa sejenis dalam Nifedipin.
Waktu: 20 menit Larutan baku 1 Lakukan seperti Larutan pembanding
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, A yang tertera pada Senyawa sejenis dalam Nifedipin,
C17H18N2O6, yang terlarut dengan mengukur serapan kecuali untuk pembuatan kadar akhir lebih kurang 6 g
filtrat alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi per ml.
dan serapan larutan baku Nifedipin BPFI dalam media Larutan baku 2 Lakukan seperti Larutan pembanding
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum B yang tertera pada Senyawa sejenis dalam Nifedipin,
lebih kurang 340 nm. Dapat digunakan metanol P tidak kecuali untuk pembuatan kadar akhir lebih kurang 1,5 g
lebih dari 1% volume total untuk melarutkan baku per ml.
pembanding sebelum diencerkan dengan media disolusi. Larutan baku Pipet masing-masing 5 ml Larutan baku
[Catatan Penyaring harus diperiksa terhadap adanya 1 dan Larutan baku 2 ke dalam labu tentukur 10-ml,
nifedipin yang terserap]. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kurang dari 80% (Q) nifedipin, C17H18N2O6 dari jumlah kadar.
yang tertera pada etiket. Larutan kesesuaian sistem Campur sejumlah volume
sama Larutan baku nifedipin, Larutan baku 1 dan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan baku 2.
Prosedur keseragaman kandungan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedipin Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
kurang 50 g per ml. antara puncak turunan nitrofenilpiridin dan turunan
Larutan uji Lubangi pangkal kapsul dengan gunting. nitrosofenilpiridin tidak kurang dari 1,5; resolusi, R,
Keluarkan isi kapsul ke dalam labu tentukur 200-ml, antara puncak turunan nitrosofenilpiridin dan nifedipin
potong kapsul menjadi 2. Bilas gunting dan potongan tidak kurang dari 1,0; dan simpangan baku relatif yang
kapsul dengan lebih kurang 20 ml metanol P, kumpulkan ditetapkan dari respons setiap turunan pada penyuntikan
bilasan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur di atas. ulang tidak lebih dari 10%. Waktu retensi relatif untuk
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. turunan nitrofenilpiridin, turunan nitrosofenilpiridin dan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji nifedipin berturut-turut lebih kurang 0,8; 0,9 dan 1,0.
dalam sel-1 cm pada panjang gelombang serapan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
maksimum lebih kurang 350 nm, menggunakan metanol sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg nifedipin, ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
C17H18N2O6, dalam tiap kapsul dengan rumus: respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg masing-
masing senyawa sejenis dalam tiap kapsul dengan rumus:
 T  A 
C   U 
 D  AS   V  r 
C   U 
 5  rS 
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam g per ml Larutan
baku; T adalah jumlah dalam mg nifedipin dalam kapsul C adalah kadar turunan Nifedipin BPFI yang sesuai dalam
seperti tertera pada etiket; D adalah kadar nifedipin dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml
g per ml Larutan uji berdasarkan yang tertera pada Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
etiket; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dari puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Larutan uji dan
Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku.
Senyawa sejenis Dimetil 4-(2-nitrofenil)-2,6- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dimetilpiridin-3,5-dikarboksilat, yang sesuai dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
turunan nifedipin nitrofenilpiridin tidak lebih dari 2% dan Kromatografi <931> [Catatan Lindungi Larutan baku
dimetil 4-(2-nitrosofenil)-2,6-dimetilpiridin-3,5- dan Larutan uji dari cahaya aktinik. Lakukan Penetapan
dikarboksilat yang sesuai dengan turunan nifedipin
nitrosofenilpiridin tidak lebih dari 0,5% relatif terhadap
- 928 -

kadar segera setelah penyiapan Larutan baku dan Identifikasi


Larutan uji]. A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Fase gerak dan Larutan baku Lakukan seperti tertera uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
pada Penetapan kadar dalam Nifedipin. Penetapan kadar.
Larutan uji Pindahkan seluruh isi 5 kapsul dengan B. Larutan uji dan Larutan baku; memberikan serapan
bantuan sedikit metanol P ke dalam labu tentukur, maksimum pada panjang gelombang yang sama.
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Fase gerak hingga kadar nifedipin lebih kurang 0,1 mg kadar, kecuali pengenceran lebih lanjut dengan Fase
per ml. Saring melalui penyaring tahan pelarut. gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kadar dalam Nifedipin, kecuali pengenceran lebih lanjut
dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom 4,6 mm x dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg
25 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 per ml.
m dan kolom pelindung berisi bahan pengisi L1. Laju
alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Disolusi <1231> Uji 1 Jika sediaan memenuhi uji ini,
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur pada etiket harus mencantumkan memenuhi syarat Uji 1
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi Disolusi FI.
kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis; faktor Media disolusi: 50 ml air
ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif Alat tipe 7 Lakukan seperti tertera pada Pelepasan obat
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. <961>: Antara 15 dan 30 rpm. Jangan gunakan cakram,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tapi gunakan tangkai gelas pleksi 25 cm, sisi tablet
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji ditempelkan pada tangkai dengan bantuan lem tidak larut
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur air. Wadah larutan adalah tabung uji dengan panjang 150-
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 200 mm dan pertahankan suhu tangas air pada 37° ± 0,5°.
nifedipin, C17H18N2O6, dalam tiap kapsul dengan rumus: Pada akhir setiap interval uji, sistem dipindahkan ke deret
berikutnya berupa tabung uji baru berisi 50 ml Media
disolusi segar.
V  rU 

C  Waktu: 4, 8, 12, 16, 20 dan 24 jam.
5  rS  Pengencer Campuran metanol P-air (1:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Larutan Nifedipin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-
baku; V adalah volume dalam ml Larutan uji; rU dan rS ml, larutkan dalam 50 ml metanol P, encerkan dengan air
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif larutan dengan
Larutan baku. Pengencer hingga kadar mendekati Larutan uji.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, disaring melalui penyaring dengan porositas 0,4 µm; jika
terlindung cahaya pada suhu antara 15º dan 25º. perlu encerkan dengan Pengencer.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
C17H18N2O6, yang terlarut pada setiap interval waktu 4
TABLET LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN jam, dengan mengukur serapan Larutan uji dan Larutan
Nifedipine Extended-Release Tablet baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 338 nm menggunakan sel 0,5-cm. [Catatan
Tablet Lepas Lambat Nifedipin mengandung nifedipin, Untuk periode 4 jam, tetapkan serapan pada 456 nm, dan
C17H18N2O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari gunakan penetapan ini untuk mengoreksi pengaruh
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. bahan tambahan tablet.]
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
Baku pembanding Nifedipin BPFI; Tidak boleh C17H18N2O6 yang dilepaskan dan terlarut secara in vivo
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, hindari pada interval waktu tertentu memenuhi Tabel
pemaparan cahaya dan perlakukan dengan hati-hati. Penerimaan 2 seperti tertera pada etiket.
Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan
Nifedipin Nitrosofenilpiridin BPFI. Waktu (jam) Jumlah terlarut*
[Catatan Nifedipin langsung terurai menjadi turunan 4 Antara 5-17%
nitrosofenilpiridin oleh cahaya biasa dan cahaya buatan 8 -
pada panjang gelombang tertentu. Cahaya ultraviolet 12 Antara 43-80%
sangat berpengaruh dalam pembentukan turunan 16 -
nitrofenilpiridin. Lakukan Penetapan kadar dan semua 20 -
pengujian di tempat gelap atau berfluoresensi keemasan 24 Tidak kurang dari 80%
*Jumlah terlarut didasarkan pada jumlah nifedipin yang tertera
atau cahaya aktinik rendah. Gunakan alat kaca aktinik pada etiket.
rendah.]
- 929 -

Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus Waktu (jam) Jumlah terlarut
mencantumkan memenuhi syarat Uji 2 Disolusi FI. 3 Antara 10-30%
Dapar Timbang 330,9 g natrium fosfat dibasa P dan 6 Antara 40-65%
38 g asam sitrat P, masukkan ke dalam labu tentukur 12 Tidak kurang dari 80%
1000-ml, tambahkan air untuk melarutkan, tambahkan 10
ml asam fosfat P, encerkan dengan air sampai tanda. Uji 3 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus
Media disolusi: 900 ml campuran Dapar-larutan dicantumkan memenuhi syarat Uji 3 Disolusi FI.
natrium lauril sulfat P 10%. Buat campuran 125,0 ml
Dapar dengan 1000 ml larutan natrium lauril sulfat P Untuk tablet nifedipin 30 mg.
10% dan encerkan dengan air hingga 10.000 ml. Jika
perlu atur pH hingga 6,8. Fase 1
Alat tipe 2: 50 rpm dengan sinker seperti pada Gambar. Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,05 M pH 7,5.
Alat tipe 2: 100 rpm
Waktu: 1 jam
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedipin
BPFI, larutkan dalam Media disolusi hingga kadar lebih
kurang 0,034 mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan
metanol P tidak lebih 10% dari volume akhir untuk
membantu melarutkan nifedipin.]
[Catatan Setelah mencapai waktu, ambil tablet dari labu
disolusi, letakkan pada sinker, dan pindahkan tablet dan
sinker ke labu disolusi berisi media disolusi untuk Fase
2.] Lakukan penetapan jumlah nifedipin, C17H18N2O6,
Gambar yang terlarut pada Fase 1 dengan mengukur serapan
alikuot dan Larutan baku pada panjang gelombang
Waktu: 3, 6 dan 12 jam. serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan
Media disolusi sebagai blangko.
Lakukan penetapan jumlah nifedipin, C17H18N2O6 yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Fase 2
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P tanpa
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (70:30), enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0,5%, pH 1,2.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Alat tipe 2: 100 rpm
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Waktu: 1, 4, 8, dan 12 jam
Kromatografi <931>. Timbang saksama sejumlah Nifedipin BPFI, larutkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedipin dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,034
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan metanol P tidak
kurang 1,11 mg per ml. Encerkan secara kuantitatif dan lebih 10% dari volume akhir untuk membantu melarutkan
jika perlu bertahap dengan Media disolusi hingga kadar nifedipin.]
lebih kurang 0,1 mg per ml. Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah C17H18N2O6 pada Fase 2 dengan mengukur serapan
disaring, jika perlu encerkan dengan Media disolusi. alikuot dan Larutan baku pada panjang gelombang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Media disolusi sebagai blangko.
dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom 4,0 mm x Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 C17H18N2O6, yang terlarut pada waktu tertentu
m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit dan berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
pertahankan suhu kolom pada 40°. Lakukan kromatografi penerimaan 2.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Waktu (jam) Jumlah terlarut*
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi 1 Tidak lebih dari 30%
kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor 4 Antara 30-55%
ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif 8 Tidak kurang dari 60%
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 12 Tidak kurang dari 80%
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume *Untuk setiap unit dosis, tambahkan persentase zat yang terlarut
dalam dapar fosfat 0,05M pH 7,5 dari Fase 1 ke dalam jumlah zat
sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji dan Larutan baku, yang terlarut pada tiap waktu tertentu dari Fase 2.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah nifedipin, C17H18N2O6 yang terlarut. Untuk tablet nifedipin 60 mg.
Toleransi Persentase jumlah nifedipin C17H18N2O6,
yang terlarut pada waktu tertentu berdasarkan jumlah Fase 1
yang tertera pada etiket memenuhi Tabel penerimaan 2. Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,05M pH 7,5.
- 930 -

Alat tipe 2: 100 rpm. serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan
Waktu: 25 menit. Media disolusi sebagai blangko.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedipin Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
BPFI, larutkan dalam Media disolusi hingga kadar lebih C17H18N2O6, yang terlarut pada waktu tertentu
kurang 0,067 mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
metanol P tidak lebih 10% dari volume akhir untuk penerimaan 2.
membantu melarutkan nifedipin.]
Prosedur [Catatan Setelah mencapai waktu, ambil Untuk Tablet Nifedipin 30 mg
tablet dari labu disolusi, letakkan pada sinker, dan Waktu (jam) Jumlah terlarut
pindahkan tablet dan sinker ke labu disolusi berisi media 1 Antara 12-35%
disolusi untuk fase 2.] Lakukan penetapan jumlah 4 Antara 44-67%
nifedipin, C17H18N2O6, yang terlarut pada Fase 1 dengan 12 Tidak kurang dari 80%
mengukur serapan filtrat alikuot dan Larutan baku pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 238 Untuk Tablet Nifedipin 60 mg
nm, menggunakan Media disolusi sebagai blangko. Waktu (jam) Jumlah terlarut
1 Antara 10-30%
Fase 2 4 Antara 40-63%
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P tanpa 12 Tidak kurang dari 80%
enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0,5%, pH 1,2.
Alat tipe 2: 100 rpm Uji 5 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus
Waktu: 1, 4, 8, dan 12 jam dicantumkan memenuhi syarat Uji 5 Disolusi FI.
Timbang saksama sejumlah Nifedipin BPFI, larutkan Media disolusi: 50 ml air
dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,067 Alat tipe 7 Lakukan seperti tertera pada Pelepasan obat
mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan metanol P tidak <961>: 30 pencelupan per menit. Gunakan tangkai gelas
lebih 10% dari volume akhir untuk membantu melarutkan pleksi 25 cm, sisi tablet ditempelkan pada tangkai dengan
nifedipin.] bantuan lem tidak larut air. Wadah larutan adalah tabung
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, uji 25 mm dengan panjang 150-200 mm dan pertahankan
C17H18N2O6, yang terlarut pada Fase 2 dengan mengukur suhu tangas air pada 37±0,5°.
serapan filtrat alikuot dan Larutan baku pada panjang Waktu : 4, 12, dan 24 jam
gelombang serapan maksimum lebih kurang 238 nm, Pengencer 1 Campuran metanol P-asetonitril P (1:1).
menggunakan Media disolusi sebagai blangko. Pengencer 2 Campuran Pengencer1- air (1:1).
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin, Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
C17H18N2O6, yang terlarut pada waktu tertentu Nifedipin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-
berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel ml, larutkan dalam 50 ml Pengencer 1, dan encerkan
penerimaan 2. dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif
larutan dengan Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang
Waktu (jam) Jumlah terlarut* 0,01; 0,05; dan 0,20 mg per ml yang digunakan untuk
1 Tidak lebih dari 30% alikuot pada waktu berturut-turut 4, 12, dan 24 jam.
4 Antara 40-70% Prosedur [Catatan Untuk periode waktu 4 jam, saring
8 Tidak kurang dari 70% alikuot, dan tetapkan serapan pada 456 nm. Gunakan
12 Tidak kurang dari 80% nilai serapan ini untuk mengoreksi pengaruh bahan
*Untuk setiap unit dosis, tambahkan persentase zat yang tambahan tablet.] Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
terlarut pada Fase 1 ke dalam jumlah zat terlarut pada tiap
waktu tertentu dari Fase 2. C17H18N2O6 yang terlarut pada waktu tertentu dengan
mengukur serapan alikuot yang telah disaring melalui
Uji 4 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 m, jika
dicantumkan memenuhi syarat Uji 4 Disolusi FI. perlu encerkan filtrat dengan campuran Pengencer 1 dan
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P tanpa air hingga campuran akhir air-metanol P-asetonitril P
enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0,5%, pH 1,2. (2:1:1) dan Larutan baku pada panjang gelombang
Alat tipe 2: 100 rpm serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan
Waktu: 1, 4, dan 12 jam sel 0,5-cm dan Pengencer 2 sebagai blangko.
Timbang saksama sejumlah Nifedipin BPFI, larutkan Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,067 C17H18N2O6, yang terlarut pada waktu tertentu
mg per ml untuk tablet 60 mg dan 0,034 mg per ml untuk berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
tablet 30 mg. [Catatan Jika perlu gunakan metanol P penerimaan 2.
tidak lebih 10% dari volume akhir untuk membantu
melarutkan nifedipin.] Waktu (jam) Jumlah terlarut
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, 4 Tidak lebih dari 14%
C17H18N2O6, yang terlarut dengan mengukur serapan 12 Antara 39-75%
filtrat alikuot dan Larutan baku pada panjang gelombang 24 Tidak kurang dari 75%
- 931 -

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Senyawa sejenis Turunan nifedipin nitrofenilpiridin tidak Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan kadar
lebih dari 2,0% dan turunan nifedipin nitrosofenilpiridin segera setelah Larutan baku dan Larutan uji dibuat]
tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Fase gerak dan Larutan baku Lakukan seperti tertera
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada Penetapan kadar dalam Nifedipin.
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan uji ini segera Pengencer Campuran asetonitril P- metanol P (1:1).
setelah penyiapan Larutan baku Nifedipin dan Larutan Larutan uji Gunakan sejumlah tablet setara dengan
uji.] lebih kurang 420 mg nifedipin, serbukkan dan masukkan
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan ke dalam labu tentukur 250-ml yang berisi 130 ml air;
kadar dalam Nifedipin. atau masukkan tablet utuh ke dalam blender berkecepatan
Larutan baku Nifedipin, Larutan pembanding A dan tinggi dengan kapasitas wadah 400 ml yang berisi 130 ml
Larutan pembanding B Lakukan seperti pada uji air, homogenisasi hingga diperoleh suspensi homogen
Senyawa sejenis dalam Nifedipin, kecuali gunakan larutan (lebih kurang 2 menit) dan pindahkan suspensi ke dalam
nifedipin dengan kadar lebih kurang 6 dan 1,5 g per ml labu tentukur 250-ml dengan bantuan Pengencer.
berturut-turut untuk Larutan pembanding A dan Larutan Encerkan dengan Pengencer sampai tanda dan kocok
pembanding B. selama 30 menit. Sentrifus suspensi dan gunakan
Larutan kesesuaian sistem Buat campuran volume beningan. Pipet 3 ml beningan ke dalam labu tentukur 50-
sama Larutan baku Nifedipin, Larutan pembanding A dan ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda, saring.
Larutan pembanding B. Larutan ini mengandung nifedipin lebih kurang 0,1 mg
Larutan baku Pipet 5 ml masing-masing Larutan baku per ml. [Catatan Sisihkan sebagian Larutan uji untuk
nifedipin, Larutan pembanding A, dan Larutan digunakan pada uji Senyawa sejenis].
pembanding B ke dalam wadah, tambahkan 5,0 ml Fase Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
gerak. Tiap ml larutan ini mengandung lebih kurang 2 g Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
per ml Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI dan 0,5 dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom 4,6 mm x
g per ml Turunan Nifedipin Nitrosofenilpiridin BPFI. 25 cm berisi bahan pengisi L1 dan kolom pelindung 2,1
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. mm x 3 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, kurang dari 4000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak
antara puncak turunan nifedipin nitrosofenilpiridin dan lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
puncak turunan nitrosofenilpiridin tidak kurang dari 1,5; penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %.
resolusi, R, antara puncak turunan nitrosofenilpiridin dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
nifedipin tidak kurang dari 1,0; dan untuk setiap turunan sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
nifedipin simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tidak lebih dari 10%. respons puncak utama. Hitung persentase nifedipin,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume C17H18N2O6, dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. C   rU 
Hitung persentase senyawa sejenis dalam tablet dengan 100  S   
rumus:  CU   rS 

C   rU  CS adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Larutan


100  S    baku dan CU adalah kadar nifedipin dalam mg per ml
 CU   rS  Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak senyawa
sejenis yang sesuai dari Larutan uji dan Larutan baku; CS Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
adalah kadar baku pembanding turunan nifedipin yang terlindung cahaya dan simpan pada suhu ruang terkendali.
sesuai dalam g per ml Larutan baku dan CU adalah kadar
nifedipin dalam µg per ml Larutan uji. Penandaan Pada etiket, cantumkan uji disolusi yang
digunakan.
C adalah kadar baku pembanding turunan nifedipin yang
sesuai dalam g per ml Larutan baku; W adalah bobot
dalam mg nifedipin dalam tablet yang digunakan untuk
membuat Larutan uji; ridan rS berturut-turut adalah
respons puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Larutan
uji dan Larutan baku.
- 932 -

NIKETAMIDA Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis


Niketamide seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
N dalam metanol P hingga kadar 4%.
Larutan 2 Timbang saksama sejumlah
Etilnikotinamida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
CO . N(C 2 H 5 ) 2
kadar 0,04%.
Larutan 3 Encerkan Larutan 2 dengan metanol P
hingga kadar 0,004%.
N,N-dietilpiridin-3-karboksamida [59-26-7]
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
C10H14N2O BM 178,2
l Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada lempeng
kromatografi silika gel GF254. Masukkan lempeng ke
Niketamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
tidak lebih dari 101,0% C10H14N2O, dihitung terhadap zat
kloroform P-n-propanol P (75:25). Angkat lempeng,
anhidrat.
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm. Bercak etilnikotinamida dari Larutan
Pemerian Cairan seperti minyak atau massa hablur; tidak
1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 2 dan bercak
berwarna atau agak kekuningan; berbau lemah dan khas.
lain selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1
tidak lebih intensif dari bercak Larutan 3.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol,
dengan kloroform dan dengan eter.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
Baku pembanding Niketamida BPFI; Etilnikotinamida
BPFI.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,3%; lakukan
penetapan menggunakan 2 g zat.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B,C dan D
dilakukan. Uji C dan D dapat diabaikan jika uji A dan B
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 150
dilakukan.
mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
glasial P dan 5 ml anhidrida asetat P, titrasi dengan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
potensiometrik.
gelombang yang sama seperti pada Niketamida BPFI.
B. Spektrum serapan larutan 0,0015% dalam asam
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
klorida 0,01 N setebal 2 cm pada panjang gelombang 230
setara dengan 17,82 mg C10H14N2O
nm sampai 350 nm menunjukkan maksimum hanya pada
263 nm. Serapan jenis pada panjang gelombang 263 nm
adalah lebih kurang 285. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
C. Panaskan 100 mg zat dengan 1 ml natrium
hidroksida 2 N: terjadi bau khas dietilamina, yang makin
lama makin kuat, yang membirukan kertas lakmus P. NIKOTINAMIDA
D. Pada 2 ml larutan 0,1% tambahkan 2 ml sianogen NIASINAMIDA
bromida LP dan 3 ml larutan anilina P 2,5%, kocok: Niacinamide
terjadi warna kuning.
N

pH <1071> 6,0 sampai 7,8; lakukan penetapan


menggunakan larutan 25%.
CONH 2

Kejernihan larutan Harus jernih; lakukan penetapan


menggunakan bentuk cair atau cairan yang diperoleh Piridin-3-karboksamida [98-92-0]
dengan pemanasan secara hati-hati. C6H6N2O BM 122,12

Warna dan akromisitas <1291> Metode III Warna tidak Nikotinamida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
lebih intensif dari Larutan padanan W5. tidak lebih dari 101,5% C6H6N2O, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Indeks bias <1001> 1,524 sampai 1,526.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj; tidak berbau; rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap
lakukan penetapan menggunakan larutan 10,0% dan kertas lakmus.
Larutan baku timbal (1 bpj Pb) sebagai larutan baku.
- 933 -

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; larut dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 4 ml larutan,
dalam gliserin. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
Baku pembanding Nikotinamida BPFI; lakukan Larutan resolusi Buat larutan yang mengandung
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum sejumlah volume sama Larutan baku dan larutan niasin
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. yang dibuat dengan cara yang sama dan mempunyai
kadar yang sama.
Larutan uji Buat dengan cara yang sama seperti
Identifikasi Larutan baku.
A. Didihkan 100 mg zat dengan 1 ml natrium Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
hidroksida 2 N: terjadi bau amoniak. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 µg per ml dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x 30
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml per
gelombang yang sama seperti pada Nikotinamida BPFI; menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi;
perbandingan A245/A262 adalah antara 0,63 dan 0,67. resolusi, R, antara puncak niasin dan nikotinamida tidak
kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Jarak lebur <1021> Antara 128 dan 131. baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
menggunakan larutan 5%. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nikotinamida,
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis C6H6N2O, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran kloroform P-etanol mutlak P-air r 
1250 C  U 
(48:45:4).  rS 
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam etanol P 50% hingga kadar 8%. C adalah kadar Nikotinamida BPFI dalam mg per ml
Larutan 2 Encerkan Larutan 1 dengan etanol P 50% Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
hingga kadar 0,020%.
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Totolkan secara terpisah 5 µl Larutan 1 dan
Larutan 2 pada lempeng kromatografi silika gel GF254.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
Fase gerak dan biarkan merambat hingga 10 cm di atas
garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya NIKOTINIL ALKOHOL TARTRAT
ultraviolet 254 nm. Bercak lain selain bercak utama Nicotinyl Alcohol Tartrate
Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 2.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; OH
N
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam. CH.CO 2H
.
CH.CO 2H
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. CONH 2
OH

Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg zat 3-piridilmetanol hidrogen tartrat [6164-87-0]
dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan berwarna tidak lebih C6H7NO.C4H6O6 BM 259,2
intensif dari Larutan padanan A.
Nikotinil Alkohol Tartrat mengandung tidak kurang dari
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C6H7NO.C4H6O6,
Metode I Memenuhi syarat. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk hablur putih, atau hampir putih; tidak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada berbau atau hampir tidak berbau.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat larutan natrium 1-heptan sulfonat Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
0,005 Mmetanol P (70:30), saring dan awaudarakan. etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg eter.
Nikotinamida BPFI, masukkan dalam labu tentukur 100-
ml, larutkan dalam lebih kurang 3 ml air, encerkan Baku pembanding Nikotinil Alkohol Tartrat BPFI.
- 934 -

Identifikasi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nikotinil


A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004% dalam Alkohol Tartrat BPFI, larutkan dalam amonium
asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang 230 nm hidroksida 0,1 N hingga kadar 0,050%.
sampai 350 nm menunjukkan maksimum hanya pada Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
panjang gelombang 261 nm. Serapan pada 261 nm lebih Larutan 1 dan Larutan 2, Larutan pembanding dan
kurang 0,84. Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel
B. Pada uji Senyawa sejenis, bercak utama yang GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
diperoleh dari Larutan 2 sesuai dengan yang diperoleh kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak.
dari Larutan baku. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap dan amati
C. Menunjukkan reaksi Tartrat cara B dan C seperti di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Semprot lempeng
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. dengan larutan 2,4,6-trinitroklorobenzen 2% dalam etanol
mutlak P, keringkan dengan aliran udara dan semprot
pH <1071> 2,8 sampai 3,7; lakukan penetapan dengan larutan natrium karbonat dekahidrat P 5%.
menggunakan larutan 5%. Bercak Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan
pembanding 3-pikolilamina. Bercak lain selain bercak
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan utama Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 2.
penetapan menggunakan larutan 5,0%. Abaikan bercak asam tartrat pada garis penotolan.

Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W5; Bebas Air <681> menggunakan lebih kurang 250 mg zat
lakukan penetapan menggunakan larutan 5,0%. yang ditimbang saksama, titrasi dengan asam perklorat
0,1 N LV dan tentukan titik akhir secara potensiometrik.
Suhu lebur <1021> 146º sampai 150º.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; setara dengan 25,92 mg C6H7NO.C4H6O6
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam,
menggunakan 1 g zat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan


penetapan menggunakan 2,0 g zat. NIMODIPIN
Nimodipine
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan yang
diperoleh dengan melarutkan sisa pemijaran dalam 1 ml
asam klorida 2 N dan encerkan dengan air sampai 20 ml.
Gunakan Larutan baku timbal (2 bpj) sebagai
pembanding.
Nikotinaldehida Serapan campuran 10 ml larutan zat
10% dan 10 ml larutan fenilhidrazina hidroklorida P Isopropil 2-metoksietil 1,4-dihidro-2,6-dimetil-4-(m-
1,0% dalam asam fosfat 3,6 M, yang diencerkan dengan nitrofenil)-3,5-piridindikarboksilat [66085-59-4]
air hingga 50 ml dan biarkan selama 30 menit, pada C21H26N2O7 BM 418,44
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 370
nm terhadap blangko larutan fenilhidrazina hidroklorida Nimodipin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
P 0,20% dalam asam fosfat 0,72 M, tidak lebih besar dari tidak lebih dari 101,5% C21H26N2O7 dihitung terhadap zat
serapan 50 ml larutan piridin-3-karboksaldehida 0,0010% yang telah dikeringkan.
yang diperlakukan sama.
Baku pembanding Nimodipin BPFI, Senyawa Sejenis A
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis Nimodipin BPFI [Catatan Larutan baku, Larutan uji
seperti tertera pada Kromatografi <931>. terlindung cahaya, lakukan penetapan segera di bawah
Fase gerak Campuran diklorometan P-1,4-dioksan P- cahaya redup atau gunakan alat gelas aktinik rendah.]
metanol P-amonium hidroksida P (50:30:16:4)
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Identifikasi
dalam amonium hidroksida 0,1 N hingga kadar 25%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan 2 Encerkan Larutan 1 dengan amonium dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
hidroksida 0,1 N hingga kadar 0,050%. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah 3- gelombang yang sama seperti pada Nimodipin BPFI.
pikolilamina, larutkan dalam amonium hidroksida 0,1 N B.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
hingga kadar 0,050%. uji sesuai dengan Larutan baku 1 seperti diperoleh pada
Senyawa sejenis.
- 935 -

Rotasi jenis <781> Antara -10° dan +10°. Gunakan 100  CS   rU 


larutan zat 50 mg per ml dalam aseton P.    
1000  CU   rS 
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. CS adalah kadar Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI,
dalam µg per ml Larutan baku 2; CU adalah kadar
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. nimodipin dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS
berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A nimodipin tidak Animodipin dari Larutan uji dan Larutan baku 2:
lebih dari 0,1%; masing-masing cemaran lain tidak lebih didapatkan tidak lebih dari 0,1% senyawa sejenis A
dari 0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 0,5%. nimodipin. Hitung persentase masing-masing cemaran
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair lain dalam zat dengan rumus:
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air - metanol P - 100  CS   ri 
   
tetrahidrofuran P (3:1:1), saring dan awaudarakan. Jika 1000  CU   rS 
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. CS adalah kadar Nimodipin BPFI dalam µg per ml
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Nimodipin Larutan baku 1; CU adalah kadar nimodipin, dalam mg
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-
larutkan dalam tetrahidrofuran P lebih kurang 10% dari masing cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons
volume labu tentukur, encerkan dengan Fase gerak puncak nimodipin dari Larutan baku 1: didapatkan
hingga kadar lebih kurang 1,6 mg per ml. Encerkan cemaran lain tidak lebih dari 0,2%; dan total cemaran
larutan ini dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang tidak lebih dari 0,5%.
3,2 µg per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Nimodipin Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 180
BPFI dan Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI, masukkan mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml,
ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam tambahkan campuran 25 ml butil alkohol tersier P dan 25
tetrahidrofuran P lebih kurang 10% dari volume labu ml asam perklorat LP, panaskan hati-hati sambil diaduk
tentukur, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar hingga larut. Tambahkan 0,1 ml feroin LP. Titrasi dengan
Nimodipin BPFI dan Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI serium sulfat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko, jika
masing-masing lebih kurang 0,8 mg per ml. Encerkan perlu lakukan koreksi.
larutan dengan Fase gerak hingga kadar Nimodipin BPFI
dan Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI masing-masing Tiap ml serium sulfat 0,1 N
lebih kurang 1,6 µg per ml. setara dengan 20,92 mg C21H26N2O7
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
2,5 ml tetrahidrofuran P, encerkan dengan Fase gerak terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25º masih
sampai tanda. diperbolehkan antara 15º dan 30º.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 4,6 mm x NISTATIN
12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 Nystatin
ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 2, rekam Nistatin [1400-61-9]
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa Nistatin adalah zat atau campuran dua atau lebih zat,
sejenis A nimodipin dan nimodipin tidak kurang dari 1,5; dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei Brown et al.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak (Familia Streptomycetaceae). Mempunyai potensi tidak
lebih dari 2,0%. [Catatan Untuk tujuan identifikasi, kurang dari 4400 unit Nistatin FI per mg, bila ditujukan
waktu retensi relatif untuk senyawa sejenis A nimodipin untuk pemakaian dalam bentuk suspensi oral tidak kurang
dan nimodipin berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0]. dari 5000 unit Nistatin FI per mg.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku 1, Larutan baku Pemerian Serbuk; kuning hingga cokelat muda; berbau
2, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam biji-bijian; higroskopik, dan dapat terpengaruh oleh
kromatogram, ukur respons puncak. [Catatan Rekam cahaya, panas dan udara dalam waktu lama.
kromatogram Larutan uji selama empat kali waktu
retensi nimodipin]. Hitung persentase senyawa sejenis A Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar hingga
dalam nimodipin dalam zat yang digunakan dengan agak sukar larut dalam etanol, dalam metanol, dalam n-
rumus:
- 936 -

propanol, dan dalam n-butanol; tidak larut dalam cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kloroform, dalam eter dan dalam benzen. Kromatografi <931>.
Larutan A Campuran amonium asetat P 0,05 M -
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan asetonitril P (71:29).
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 Larutan B Campuran asetonitril P - amonium asetat P
mmHg, pada suhu 40 sebelum digunakan, dalam wadah 0,05 M (60:40).
tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam lemari Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
pembeku. Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Identifikasi Masukkan lebih kurang 50 mg zat ke dalam seperti tertera pada Kromatografi <931>.
labu tentukur 100-ml bersumbat kaca, tambahkan 25 ml Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nistatin
metanol P dan 5 ml asam asetat glasial P untuk BPFI, larutkan dalam dimetil sulfoksida P hingga kadar
melarutkan, encerkan dengan metanol P sampai tanda. lebih kurang 0,4 mg per ml. [Catatan Lindungi larutan
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, ini dari cahaya dan gunakan dalam waktu 24 jam, jika
encerkan dengan metanol P sampai tanda: spektrum disimpan dalam lemari pendingin].
serapan ultraviolet yang ditetapkan segera, menunjukkan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml aktinik rendah,
sama seperti pada Nistatin BPFI, menggunakan blangko larutkan dan encerkan dengan dimetil sulfoksida P sampai
larutan asam asetat glasial P dalam metanol P (1 dalam tanda. [Catatan Gunakan larutan ini dalam waktu 24
1000). Perbandingan serapan pada 230 nm dan 279 nm jam, jika disimpan dalam lemari pendingin].
adalah antara 0,90 dan 1,25. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 20 mg zat, larutkan dalam 25 ml metanol P dan
Suspendibilitas (Bila kemasan ditujukan untuk encerkan dengan air hingga 50 ml. Pipet 10 ml larutan,
pemakaian suspensi oral) Tidak kurang dari 90,0% tambahkan 2 ml asam klorida P encer dan biarkan pada
jumlah unit Nistatin FI yang diharapkan, berdasarkan suhu ruang selama 1 jam.
potensi yang diperoleh dari Penetapan potensi. Timbang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
gelas piala 250 ml berisi 200,0 ml air. Dispersikan dilengkapi dengan detektor UV 304 nm dan kolom "end-
dengan mengaduk hati-hati menggunakan batang capped” 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
pengaduk. Biarkan 2 menit, dan amati suspensi: akan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30º.
terjadi suspensi dengan sedikit atau tanpa endapan pada Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf
dasar gelas piala. Bila terjadi endapan, tetapkan kadar diprogram sebagai berikut:
suspensi tanpa digoyangkan seperti tertera pada
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
menggunakan sejumlah volume suspensi yang diukur (menit) (%) (%)
saksama. Masukkan ke dalam blender berkecepatan 0-25 100 0 isokratik
tinggi berisi sejumlah volume dimetilformamida P hingga 25-35 100→0 0→100 gradien
35-40 0 100 isokratik
diperoleh kadar Larutan persediaan yang mengandung
40-45 0→100 100→0 gradien
lebih kurang 400 unit Nistatin FI per ml, blender selama 3 45-50 100 0 kesetimbangan
sampai 5 menit. Encerkan Larutan persediaan secara
kuantitatif dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Enceran larutan uji dengan kadar yang diperkirakan sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
sama dengan aras dosis tengah baku. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara dua
puncak utama tidak kurang dari 3,5. Lakukan
Sifat hablur <1091> (Bila kemasan ditujukan untuk kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
pemakaian suspensi oral) Memenuhi syarat. dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
eluasi puncak utama nistatin A1 lebih kurang 14 menit.
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µl Larutan uji ke
menggunakan suspensi 3%. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak, abaikan puncak yang tereluasi kurang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; dari 2 menit. Hitung persentase masing-masing puncak
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, dengan rumus:
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5
mmHg, pada suhu 60º selama 3 jam, menggunakan lebih
r 
kurang 100 mg zat yang ditimbang saksama. 100  i 
 rT 
Komposisi Nistatin A1 tidak kurang dari 85%; cemaran
lain tidak lebih dari 4,0%. Lakukan penetapan dengan ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; dan rT
adalah jumlah seluruh respons puncak.
- 937 -

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada SALEP NISTATIN


Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. Nystatin Ointment
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Salep Nistatin mengandung nistatin tidak kurang dari
tidak tembus cahaya. 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FI dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Penandaan Jika dikemas untuk pembuatan suspensi oral
harus dicantumkan pada etiket. Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5
mmHg, pada suhu 40 sebelum digunakan, dalam wadah
KRIM NISTATIN tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam lemari
pembeku.
Nystatin Cream
Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Krim Nistatin mengandung nistatin tidak kurang dari 90,0
% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FI dari Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan 20
jumlah yang tertera pada etiket. ml campuran toluen P-metanol P (7:3) sebagai pengganti
metanol P dalam bejana titrasi.
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 40 Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada
sebelum digunakan, dalam wadah tertutup rapat, Penetapan potensi dalam Krim Nistatin.
terlindung cahaya, simpan dalam lemari pembeku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Isi minimum <861> Memenuhi syarat. pada suhu ruang terkendali.

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada Nistatin


dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi SUSPENSI ORAL NISTATIN
<131>. Masukkan sejumlah krim dan sejumlah volume Nystatin Oral Suspension
dimetilformamida P hingga diperoleh sejumlah Larutan
persediaan yang mengandung tidak kurang 400 unit Suspensi Oral Nistatin mengandung nistatin tidak kurang
Nistatin FI per ml. Encerkan Larutan persediaan secara dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit
kuantitatif dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh Nistatin FI dari jumlah yang tertera pada etiket.
Enceran larutan uji dengan kadar yang diperkirakan Mengandung bahan pendispersi, pewangi, pengawet dan
sama dengan aras dosis tengah baku. zat pensuspensi yang sesuai.

Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau wadah Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengeringan
tertutup rapat, hindarkan dari panas berlebih. dalam hampa udara (tekanan udara tidak lebih dari 5 mm
Hg) pada suhu 40° selama 2 jam sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
LOSIO NISTATIN dalam lemari pembeku.
Nystatin Lotion
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat; untuk
Losio Nistatin mengandung nistatin tidak kurang dari Suspensi dikemas dalam wadah dosis tunggal.
90,0% dan tidak lebih dari 140,0% unit Nistatin FI dari Prosedur keseragaman kandungan [Catatan Gunakan
jumlah yang tertera pada etiket. peralatan kaca aktinik rendah.] Faktor koreksi, F,
dihitung seperti pada bagian (4) dari Keseragaman
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan kandungan dalam Keseragaman Sediaan <911>,
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 dinyatakan tidak memenuhi jika angka yang diperoleh
mmHg, pada suhu 40 sebelum digunakan, dalam wadah dengan rumus dalam kalimat kedua lebih besar dari 25;
tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam lemari ikuti bagian (5) dan bagian (6), kecuali mengganti 0,900
pembeku. dengan 0,750. Pindahkan isi yang telah dikocok
sempurna dari satu wadah suspensi oral ke dalam labu
pH <1071> Antara 5,5 sampai 7,5. tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada bertahap dengan metanol P hingga kadar Larutan uji
Penetapan potensi dalam Krim Nistatin. lebih kurang 25 unit Nistatin FI per ml. Dengan cara yang
sama, buat larutan baku Nistatin BPFI dalam metanol P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, hingga kadar lebih kurang 25 unit Nistatin FI per ml.
pada suhu ruang terkendali. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 304 nm
- 938 -

menggunakan metanol P sebagai blangko. Hitung jumlah


unit Nistatin FI dalam wadah yang digunakan dengan Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada Nistatin
rumus: dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131>. Masukkan tidak kurang dari 5 tablet dan sejumlah
 CL  AU  volume dimetilformamida P yang diukur saksama hingga
  
 D  AS
diperoleh larutan dengan kadar sesuai, masukkan ke
 dalam blender dan blender dengan kecepatan tinggi
selama 3 - 5 menit. Encerkan secara kuantitatif dengan
dimetilformamida P hingga kadar Larutan persediaan
C adalah kadar Larutan baku dalam unit Nistatin FI per lebih kurang 400 unit Nistatin FI per ml. Encerkan secara
ml; L adalah jumlah unit Nistatin FI yang tertera pada kuantitatif Larutan persediaan dengan Dapar nomor 6
etiket; D adalah kadar Larutan uji dalam unit Nistatin FI hingga kadar Enceran larutan uji diperkirakan sama
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; AU dan AS dengan aras dosis tengah baku.
berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan
Larutan baku. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0 atau jika mengandung TABLET VAGINAL NISTATIN
gliserin: antara 5,3 dan 7,5. Nystatin Vaginal Inserts
Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada Nistatin
dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi Tablet Vaginal Nistatin mengandung nistatin dengan
<131>. Ukur saksama sejumlah volume suspensi yang bahan pengikat, pengencer dan pelicin yang sesuai.
baru dikocok dan bebas gelembung udara dan sejumlah Mengandung nistatin tidak kurang dari 90,0% dan tidak
volume dimetilformamida P hingga diperoleh larutan lebih dari 140,0% unit Nistatin FI dari jumlah yang
dengan kadar sesuai, masukkan ke dalam blender dan tertera pada etiket.
blender dengan kecepatan tinggi selama 3 sampai 5
menit. Ukur saksama campuran ini, dan encerkan dengan Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengeringan
dimetilformamida P hingga diperoleh Larutan persediaan dalam hampa udara pada tekanan udara tidak lebih dari 5
dengan kadar lebih kurang 400 unit Nistatin FI per ml. mm Hg dan suhu 40° selama 2 jam sebelum digunakan.
Encerkan Larutan persediaan secara kuantitatif dengan Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
Dapar nomor 6 hingga kadar Enceran larutan uji dalam lemari pembeku.
diperkirakan sama dengan aras dosis tengah baku.
Susut pengeringan <1221> Tidak lebih dari 5,0%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, pada
tidak tembus cahaya. hampa udara (tekanan tidak lebih dari 5 mmHg) dan suhu
60° selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg
serbuk tablet.
TABLET NISTATIN
Nystatin Tablet Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 60 menit.

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada


Tablet Nistatin mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
Penetapan potensi dalam Tablet Nistatin.
tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FI dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengeringan
tidak tembus cahaya. Simpan dalam lemari pendingin jika
dalam hampa udara (tekanan udara tidak lebih dari 5
tertera pada etiket.
mmHg) pada suhu 40° selama 2 jam sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
dalam lemari pembeku.
NITRAZEPAM
Susut pengeringan <1221> Tidak lebih dari 5,0% untuk Nitrazepam
tablet salut biasa; tidak lebih dari 8,0% untuk tablet salut H
film; lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, O
N
dalam hampa udara (tekanan tidak lebih dari 5 mmHg)
pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan lebih kurang
100 mg serbuk tablet. N
O 2N
C 6 H5
Waktu hancur <1251> 120 menit untuk tablet salut
biasa.
- 939 -

1,3-Dihidro-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on Prosedur Totolkan secara terpisah 10 l Larutan 1,


[146-22-5] Larutan 2, Larutan pembanding I dan Larutan
C15H11N3O3 BM 281,3 pembanding II pada lempeng kromatografi silika gel
GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Nitrazepam mengandung tidak kurang dari 99,0% dan kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
tidak lebih dari 101,0% C15H11N3O3, dihitung terhadap nitrometana P-etil asetat P (85:15), hingga merambat 12
zat yang telah dikeringkan. cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan amati dibawah cahaya ultraviolet 254
Pemerian Serbuk hablur, kuning. nm. Bercak pada kromatogram Larutan 1 yang sesuai
dengan 2-amino-5-nitrobenzofenon dan 3-amino-6-nitro-
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam 4-fenil-2 kuinolon, tidak lebih intensif dari bercak
etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam kloroform. Larutan 2 dan Larutan pembanding I dan bercak lain
selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1 tidak
Baku pembanding Nitrazepam BPFI; 3-Amino-6-nitro- lebih intensif dari bercak Larutan pembanding II.
4-fenil-2-kuinolon BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D dan E lakukan pengeringan pada suhu 100 sampai 105 selama
dilakukan. Uji B, C dan D dapat diabaikan jika uji A dan 4 jam, menggunakan 1 g zat.
E dilakukan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Nitrazepam BPFI. Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi
B. Pengukuran dilakukan pada larutan segar, terlindung Bebas Air. Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
cahaya. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,0005% larutkan dalam 25 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan
dalam larutan asam sulfat P 0,5% dalam metanol P pada asam perklorat 0,2 N LV, tetapkan titik akhir secara
panjang gelombang 230 nm sampai 350 nm menunjukkan potensiometrik.
maksimum hanya pada 280 nm; serapan jenis pada
panjang gelombang 280 nm adalah 890 sampai 950. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
C. Larutan 20 mg zat dalam campuran 5 ml asam setara dengan 28,13 mg C15H11N3O3
klorida P dan 10 ml air. Didihkan selama 5 menit,
dinginkan dan tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
0,1%. Biarkan selama 1 menit, tambahkan larutan asam terlindung cahaya.
sulfamat P 0,5%. Campur dan biarkan 1 menit,
tambahkan 1 ml larutan N-(1-Naftil)etilendiamina
dihidroklorida P 0,1%: terjadi warna merah. TABLET NITRAZEPAM
D. Larutkan 10 mg zat dalam 1 ml metanol P, Nitrazepam Tablet
hangatkan jika perlu dan tambahkan 0,05 ml natrium
hidroksida 2 N: terjadi warna kuning intensif. Tablet Nitrazepam mengandung nitrazepam, C15H11N3O3,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Suhu lebur <1021> Metode I Antara 226 dan 230. jumlah yang tertera pada etiket.

Logam berat <371> Metode VI Tidak lebih dari 20 bpj; Identifikasi


lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2 ml A. Spektrum serapan ultraviolet pada panjang
Larutan baku timbal (10 bpj Pb) sebagai larutan baku. gelombang 230 - 350 nm, seperti tertera pada Penetapan
kadar, menunjukkan maksimum hanya pada 280 nm.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
seperti tertera pada Kromatografi <931>, terlindung secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
cahaya; gunakan larutan segar. Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat uji, larutkan (100:10).
dalam aseton P hingga kadar 2,0%. Larutan baku Timbang sejumlah Nitrazepam BPFI,
Larutan 2 Encerkan Larutan 1 dengan aseton P hingga larutkan dalam metanol hingga kadar 0,5%.
kadar 0,0020%. Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet larutkan
Larutan pembanding I Timbang saksama sejumlah 2- dalam metanol P secukupnya hingga kadar nitrazepam
amino-5-nitrobenzofenon BPFI, larutkan dalam aseton P 0,5%, biarkan mengendap dan enaptuangkan.
hingga kadar 0,0020%. Prosedur Totolkan secara terpisah 2 µl Larutan baku
Larutan pembanding II Timbang saksama sejumlah 3- dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel G.
amino-6-nitro-4-fenil-2-kuinolona BPFI, larutkan dalam Masukkan ke dalam bejana kromatografi berisi Fase
aseton P hingga kadar 0,0020%. gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
- 940 -

empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas dengan 2-amino-5-nitrobenzofenon tidak lebih intensif
rambat, biarkan Fase gerak menguap dan semprot dengan dari bercak Larutan baku I (1%) dan bercak lain yang
larutan asam sulfat P 10% dalam etanol mutlak P. sesuai dengan 3-amino-6-nitro-4-fenilkuinol-2-on tidak
Panaskan lempeng pada suhu 105 selama 10 menit dan lebih intensif dari bercak Larutan baku II (1%).
amati di bawah cahaya ultraviolet 365 nm: bercak utama
yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji sesuai Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dengan bercak utama Larutan baku. Keseragaman kandungan
C. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Masukkan sebuah tablet yang sudah diserbuk ke dalam
dengan lebih kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan 5 ml labu tentukur 100-ml. Tambahkan 5 ml air, campur dan
asam klorida P dan 10 ml air, panaskan di atas tangas air diamkan selama 15 menit. Tambahkan 70 ml asam klorida
selama 15 menit, saring. Pada filtrat yang jernih P 0,5% dalam metanol P, kocok selama 15 menit,
tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P 0,1%, biarkan 3 tambahkan asam klorida P 0,5% dalam metanol P sampai
menit, tambahkan 1 ml larutan asam sulfamat P 0,5%, tanda. Jika perlu encerkan secara bertahap dengan asam
biarkan 3 menit dan tambahkan 1 ml larutan N-(1- klorida P 0,5% dalam metanol P hingga kadar nitrazepam
naftil)etilen-1,2-diamin dihidroklorida P 0,1%: terjadi 0,001% (b/v). Ukur serapan larutan segera pada
warna merah. panjang gelombang maksimum 280 nm, menggunakan
asam klorida P 0,5% dalam metanol P sebagai
Disolusi <1231> blangko. Hitung jumlah C15H11N3O3 dengan
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. membandingkan serapan larutan uji dengan serapan
Alat tipe 2: 50 rpm. larutan baku Nitrazepam BPFI.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C15H11N3O3 yang Penetapan kadar
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrazepam
perlu encerkan dengan Media disolusi, dan ukur serapan BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P 0,5%
larutan baku Nitrazepam BPFI dalam media yang sama dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per
pada panjang gelombang serapan maksimum 280 nm; ml.
serapan jenis pada panjang gelombang serapan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
maksimum 280 nm adalah 870. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak dengan lebih kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan 5 ml
kurang dari 70% (Q) C15H11N3O3 dari jumlah yang tertera air, campur dan biarkan selama 15 menit. Tambahkan 70
pada etiket. ml larutan asam klorida P 0,5% dalam metanol P, kocok
selama 15 menit. Tambahkan larutan asam klorida yang
Senyawa sejenis dan hasil urai Lakukan Kromatografi sama hingga 100 ml dan saring. Encerkan 10 ml filtrat
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>, dengan larutan asam klorida yang sama hingga 50 ml.
terlindung cahaya. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
Fase gerak Campuran etil asetat P− nitrometana P pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
(15:85). 280 nm. Hitung jumlah dalam mg nitrazepam,
Larutan baku I Timbang 10 mg aminonitro C15H11N3O3, dalam zat uji dengan rumus:
benzofenon, larutkan dan encerkan dengan aseton P
hingga 100 ml; encerkan 25 ml larutan ini dengan aseton A 
P hingga 50 ml (larutan ini dibuat segar sebelum 500C  u 
digunakan).  As 
Larutan baku II Timbang 10 mg Senyawa Sejenis A
Nitrazepam BPFI (3-amino-6-nitro-4-fenilkuinol-2-on) C adalah kadar Nitrazepam BPFI dalam mg per ml
larutkan dan encerkan dengan aseton P, hingga 100 ml; Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
encerkan 25 ml larutan ini dengan aseton P hingga 50 ml Larutan uji dan Larutan baku.
(larutan ini dibuat segar sebelum digunakan).
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
setara dengan 20 mg nitrazepam, kocok dengan 4 ml cahaya.
campuran metilen klorida P metanol P (1:1) selama 5
menit, sentrifus dan gunakan beningan.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 NITROFURANTOIN
µl Larutan uji, Larutan baku I, Larutan baku II yang Nitrofurantoin
dibuat segar pada lempeng kromatografi silika gel GF254.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang O

NH
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat O
hingga 12 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, O 2N C
H
N N

biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya


ultraviolet 254 nm. Bercak Larutan uji yang sesuai O
- 941 -

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg


1-[(5-nitrofurfurilidena)amino] hidantoin [67-20-9] zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
C8H6N4O5 (anhidrat) BM 238,16 dalam 1 ml dimetilformamida P, encerkan dengan aseton
Monohidrat [17140-81-7] BM 256,18 P sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
Nitrofurantoin adalah senyawa anhidrat atau mengandung l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
satu molekul air hidrat, mengandung tidak kurang dari kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H6N4O5, dihitung lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
terhadap zat anhidrat. [Perhatian Nitrofurantoin dan gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi
larutan menjadi tidak berwarna oleh alkali dan cahaya, lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
dan terurai bila terpapar logam kecuali aluminium dan biarkan di udara selama 5 menit dan panaskan pada suhu
baja tahan karat]. 105° selama 5 menit dan selagi hangat semprot lempeng
dengan Penampak bercak. Bercak Larutan uji pada harga
Pemerian Hablur atau serbuk halus, kuning jeruk, tidak Rf lebih kurang 0,7 tidak lebih besar atau lebih intensif
berbau, rasa pahit. dari bercak Larutan baku pada harga Rf yang sama.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam etanol; Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan
larut dalam dimetilformamida. penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan Dapar fosfat pH 7,0 Larutkan 6,8 g kalium fosfat
pengeringan pada suhu 140 selama 30 menit sebelum monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air. Tambahkan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, sejumlah natrium hidroksida 1 N secukupnya (lebih
terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI; lakukan kurang 30 ml) hingga pH 7,0; encerkan dengan air hingga
pengeringan pada suhu 105 selama 1 jam sebelum 1000 ml.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0 -
terlindung cahaya. Hindarkan paparan sinar matahari tetrahidrofuran P (9:1), saring dan awaudarakan. Jika
langsung, cahaya fluoresensi kuat, panas berlebih dan perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
bahan alkali. Nitrofurfural Diasetat BPFI; tidak boleh seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurazon
terlindung cahaya. BPFI, larutkan dalam dimetilformamida P, hingga kadar
lebih kurang 5,0 µg per ml. Pipet 2 ml larutan ini ke
Identifikasi dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 20,0 ml air,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah campur.
dikeringkan pada suhu 140° selama 30 menit dan Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan nitrofurazon dan nitrofurantoin, larutkan dalam
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama dimetilformamida P, hingga kadar masing-masing lebih
seperti pada Nitrofurantoin BPFI. kurang 0,5 μg per ml. Encerkan larutan ini dengan Fase
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan gerak (1:10).
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
Penetapan kadar. masukkan dalam labu bersumbat kaca 25 ml, larutkan
dalam 2,0 ml dimetilformamida P. Tambahkan 20,0 ml
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 1,0% untuk air, campur dan biarkan selama 15 menit hingga
bentuk anhidrat; antara 6,5% dan 7,5% untuk bentuk terbentuk endapan. Saring sejumlah larutan melalui
hidrat. Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada penyaring nilon porositas 0,45 μm, dan gunakan filtrat.
suhu 140 selama 30 menit. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Nitrofurfural diasetat Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom 3,9 mm x
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi 30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
<931>. kurang 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Fase gerak Campuran kloroform P -metanol P (9:1). Larutan baku, atur parameter percobaan hingga waktu
Penampak bercak Timbang 750 mg fenilhidrazin retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang 10,5 menit dan
hidroklorida, larutkan dalam 50 ml air, hilangkan warna tinggi lebih kurang 0,1 skala penuh. Rekam kromatogram
dengan arang aktif P, tambahkan 25 ml asam klorida P dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dan campur dengan air hingga 200 ml. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurfural lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Diasetat BPFI, larutkan dalam campuran kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
dimetilformamida P-aseton P (1 dalam 10) hingga kadar puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
lebih kurang 100 µg per ml. kedua puncak tidak kurang dari 4,0.
- 942 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume spesifik dan metode yang digunakan pada Luas
(60 μl sampai 100 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke permukaan spesifik.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Respons puncak kromatogram
Larutan uji pada waktu retensi yang sama tidak lebih dari KAPSUL NITROFURANTION
Larutan baku. Nitrofurantoin Capsule
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kapsul Nitrofurantoin mengandung nitrofurantoin,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C8H6N4O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Kromatografi <931>. 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dapar fosfat pH 7,0 Lakukan seperti tertera pada
Nitrofurazon. Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0 - pengeringan pada suhu 140 selama 30 menit sebelum
asetonitril P (88:22), saring dan awaudarakan. Jika perlu digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI; lakukan
tertera pada Kromatografi <931>. pengeringan pada suhu 105 selama 1 jam sebelum
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
asetanilida P, larutkan dalam air hingga kadar lebih terlindung cahaya. Hindarkan paparan sinar matahari
kurang 1 mg per ml. langsung, cahaya fluoresensi kuat, panas berlebih dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg bahan alkali.
Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu bersumbat
kaca, larutkan dalam 40,0 ml dimetilformamida P, Identifikasi
tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal. A. Pada sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, 100 mg nitrofurantoin, tambahkan 10 ml asam asetat 6 N,
lanjutkan seperti tertera pada Larutan baku. didihkan beberapa menit, saring selagi panas. Dinginkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada hingga suhu ruang, kumpulkan endapan nitrofurantoin,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dan keringkan pada suhu 105 selama 1 jam; spektrum
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Lakukan minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada
kromatografi terhadap Larutan baku, atur parameter bilangan gelombang yang sama seperti pada
percobaan hingga waktu retensi puncak nitrofurantoin Nitrofurantoin BPFI.
lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang 0,5 skala B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
penuh. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak Penetapan kadar.
asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dari 3,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Disolusi <1231>
lebih dari 2,0%. Uji 1 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume makrohablur)
(5 μl sampai 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,2 ± 0,05.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Alat tipe 1: 100 rpm.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Waktu : 1, 3 dan 8 jam
nitrofurantoin, C8H6N4O5 dalam zat yang digunakan Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin,
dengan rumus: C8H6N4O5, yang terlarut dengan mengukur serapan
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
 R  serapan larutan baku Nitrofurantoin BPFI dalam media
W  u 
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum
 Rs 
lebih kurang 375 nm.
Toleransi Pada titik pengambilan 1 jam, persentase
W adalah bobot dalam mg Nitrofurantoin BPFI dalam
C8H6N4O5 yang harus larut sesuai dengan Tabel
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
penerimaan 2. Pada titik pengambilan 3 dan 8 jam,
perbandingan respons puncak nitrofurantoin terhadap
persentase C8H6N4O5, yang terlarut harus sesuai dengan
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
kriteria uji akhir pada Tabel penerimaan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Waktu (jam) Jumlah terlarut
tidak tembus cahaya.
1 20% - 60%
3 Tidak kurang dari 45%
Penandaan Pada etiket tertera bentuk anhidrat, hidrat
8 Tidak kurang dari 60%
atau makrohablur. Jika nitrofurantoin berbentuk
makrohablur juga harus dicantumkan luas permukaan
- 943 -

Uji 2 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin diluar rentang yang ditetapkan
makrokristal dan bentuk monohidrat) pada tiap interval, dan tidak lebih
Media asam: 900 ml asam klorida 0,01 N, untuk waktu 2 dari 24 nilai individual kurang
1 jam. dari nilai yang ditetapkan.
Media dapar 7,5 Buat dapar pH 7,5 (Timbang 62,2 g
kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat monobasa,
larutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 ml).
Setelah 1 jam, ganti Medium asam dengan Medium dapar
7,5 dengan menambahkan 50 ml dapar pH 7,5 dan
lanjutkan pengujian selama 6 jam.
Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “sinker” terbuat dari
kawat baja berlapis teflon 20 gauge dengan panjang lebih
kurang 13 cm yang dibuat menjadi gulungan dengan
panjang lebih kurang 22 mm (lihat Gambar 1).
Waktu : 1, 3 dan 7 jam.
Larutan baku tahap asam Timbang sejumlah
Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam Media asam hingga
kadar lebih kurang 0,025 mg per ml.
Gambar 1
Larutan baku tahap dapar Timbang sejumlah
Nitrofurantoin BPFI dalam Media dapar pH 7,5 hingga
Uji 3 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin
kadar lebih kurang 0,075 mg per ml.
makrohablur dan bentuk monohidrat). Jika memenuhi uji
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin,
ini, pada etiket tercatum memenuhi Uji 3 Disolusi FI.
C8H6N4O5, yang terlarut dengan mengukur serapan
Media asam, Media dapar 7,5, Alat tipe 2, Larutan
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media yang sesuai
baku tahap asam, Larutan baku tahap dapar Lakukan
dan serapan larutan baku Nitrofurantoin BPFI yang
seperti tertera pada Uji 2.
sesuai dalam Media asam atau Media dapar pH 7,5 pada
Toleransi Persentase C8H6N4O5 yang harus larut sesuai
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 375
dengan Tabel penerimaan 2.
nm.
Toleransi Persentase C8H6N4O5 yang harus larut sesuai Waktu Jumlah zat Jumlah zat
dengan Tabel penerimaan berikut. (jam) terlarut terlarut
(individual) (rata-rata)
Waktu Jumlah zat Jumlah zat 1 2% - 16% 5% - 13%
(jam) terlarut terlarut 3 50% - 80% 55% - 75%
(individual) (rata-rata) 7 Tidak kurang Tidak kurang
1 2% - 16% 5% - 13% dari 85% dari 90%
3 27% - 69% 39% - 56%
7 Tidak kurang Tidak kurang Uji 4 (Jika pada etiket dicantumkan mengandung
dari 68% dari 81% nitrofurantoin makrokristal dan bentuk monohidrat). Jika
memenuhi uji ini, pada etiket tercatum memenuhi Uji 4
Tabel Penerimaaan Disolusi FI.
Tahap Jumlah Kriteria Media asam 900 ml asam klorida 0,01 N,
uji awaudarakan.
L1 12 Rata-rata zat terlarut terletak pada Media dapar pH 7,5 Buat dapar pH 7,5 (Timbang 62,2
rentang yang ditetapkan pada tiap g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat
interval dan pada akhir uji monobasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga
memenuhi tidak kurang dari nilai 1000 ml). Setelah 1 jam, ganti Medium asam dengan
yang ditetapkan. Semua Medium dapar 7,5 dengan menambahkan 50 ml dapar pH
individual zat terlarut terletak 7,5 dan lanjutkan pengujian selama 9 jam.
pada rentang yang ditetapkan Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “sinker helix”
pada tiap interval dan pada akhir Waktu : 1, 3 dan 10 jam
uji semua individual zat terlarut Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
memenuhi tidak kurang dari nilai kurang 25 mg Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam
yang ditetapkan. labu tentukur 10-ml. Tambahkan 7,5 ml
L2 12 Rata-rata zat terlarut terletak pada dimetilformamida P, sonikasi hingga larut. Dinginkan
rentang yang ditetapkan pada tiap hingga suhu ruang dan encerkan dengan
interval dan pada akhir uji dimetilformamida P sampai tanda.
memenuhi tidak kurang dari nilai Larutan baku tahap asam Pipet 2 ml Larutan baku
yang ditetapkan. Tidak lebih 2 persediaan, encerkan dengan Media asam sampai 200 ml.
dari 24 nilai individual terletak
- 944 -

Larutan baku tahap dapar Pipet 3 ml Larutan baku Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan
persediaan, encerkan dengan Media dapar pH 7,5 sampai penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
100 ml. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Blangko cangkang kapsul tahap asam Tempatkan 10 Larutan A Lakukan seperti pada Penetapan kadar.
kapsul kosong bersih dalam labu tentukur 900-ml, Fase gerak Campuran larutan A–tetrahidrofuran P
tambahkan 800 ml Media asam. Panaskan perlahan pada (9:1).
37 ± 0,5°, aduk hingga kapsul terlarut. Dinginkan hingga Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurazon
suhu ruang dan encerkan dengan Media asam sampai BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P,
tanda. hingga kadar lebih kurang 5,0 µg per ml. Pipet 2 ml
Blangko cangkang kapsul tahap dapar Pipet 100 ml larutan ini ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan
Blangko cangkang kapsul tahap asam, masukkan ke 20,0 ml air, campur.
dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 56 ml Media Larutan kesesuaian system Timbang saksama sejumlah
dapar pH 7,5, encerkan dengan Media asam sampai tanda Nitrofurazon BPFI dan Nitrofurantoin BPFI, larutkan dan
dan campur. Saring, gunakan penyaring yang sama encerkan dengan dimetilformamida P, hingga kadar
seperti pada Larutan uji. masing-masing 0,5 μg per ml. Encerkan larutan dengan
Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring Fase gerak (1:10).
gelas dengan porositas 1,2 μm atau polietersulfon dengan Larutan uji Timbang sejumlah isi kapsul setara dengan
porositas 0,45 μm, buang beberapa ml filtrat pertama. lebih kurang 100 mg nitrofurantoin, masukkan dalam
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin, labu bersumbat kaca 25 ml, tambahkan 2,0 ml
C8H6N4O5, yang terlarut dengan mengukur serapan dimetilformamida P, kocok selama 5 menit. Tambahkan
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi yang 20,0 ml air, campur dan biarkan selama 15 menit. Saring
sesuai dan serapan larutan baku Nitrofurantoin BPFI sebagian campuran melalui penyaring nilon porositas
dalam media yang sesuai pada panjang gelombang 0,45 μm.
serapan maksimum lebih kurang 375 nm menggunakan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sel 0,1-cm. Lakukan koreksi dengan mengukur blangko Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
cangkang kapsul yang sesuai menggunakan media yang dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom 3,9 mm x
sesuai. 30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
Toleransi Persentase C8H6N4O5, yang terlarut harus kurang 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
sesuai dengan kriteria pada Tabel penerimaan 2. Larutan kesesuaian sistem, atur parameter percobaan
hingga waktu retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang
Waktu (jam) Jumlah zat terlarut 10,5 menit dan tinggi lebih kurang 0,1 skala penuh
1 Tidak lebih dari 25% resolusi; resolusi, R, antara puncak nitrofurazon dan
2 25%-50% nitrofurantoin tidak kurang dari 4,0. Lakukan
10 Tidak kurang dari 80% kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera ulang tidak lebih dari 2,0%.
pada Kromatografi <931>. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan A, Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan (60 μl sampai 100 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke
baku, Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
tertera pada Penetapan kadar. respons puncak. Respons puncak kromatogram Larutan
Larutan uji Sejumlah isi satu kapsul masukkan dalam uji pada waktu retensi yang sama tidak lebih dari Larutan
wadah yang sesuai, larutkan dan encerkan dalam baku.
sejumlah dimetilformamida P hingga diperoleh kadar
nitrofurantoin lebih kurang 1,2 mg per ml. Kocok selama Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
15 menit. [Catatan Jika perlu homogenkan sampel Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
menggunakan “disperser”]. Untuk kapsul dengan Kromatografi <931>.
kekuatan 50 atau 100 mg, pipet 40 ml larutan ke dalam Larutan A Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P
labu yang sesuai, tambahkan 50,0 ml Larutan baku dalam 500 ml air. Atur pH hingga 7,0 dengan
internal, campur, dan dinginkan sampai suhu ruang. penambahan sejumlah volume (lebih kurang 30 ml)
Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000
porositas 0,45 μm, buang beberapa ml filtrat pertama. ml.
Untuk kapsul dengan kekuatan 25 mg, pipet 20 ml Fase gerak Campuran Larutan A – asetonitril P (22:3).
larutan, masukkan dalam labu yang sesuai, tambahkan Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
25,0 ml Larutan baku internal sebagai pengganti 50,0 ml, asetanilida P, larutkan dalam air hingga kadar lebih
selanjutnya lakukan seperti tertera pada kapsul 50 atau kurang 1 mg per ml.
100 mg. Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih kurang
50 mg Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam 40,0 ml
- 945 -

dimetilformamida P, tambahkan 50,0 ml Larutan baku NITROGLISERIN ENCER


internal. Diluted Nitroglycerin
Larutan uji Keluarkan secara saksama isi 20 kapsul,
masukkan dalam labu tentukur-500 ml. Tempatkan CH2ONO2.CHONO2.CH2ONO2
cangkang kapsul pada gelas piala, tambahkan 25 ml
dimetilformamida P dan kocok selama 1 menit. Enap 1,2,3-Propanatriol, trinitrat[55-63-0]
tuangkan ke dalam labu berisi serbuk kapsul. Cuci C3H5N3O9 BM 227,09
cangkang kapsul dengan dua kali masing-masing dengan
25 ml dimetilformamida P dan enap tuangkan ke dalam Nitrogliserin Encer adalah suatu campuran nitrogliserin,
labu yang sama. Tambahkan dimetilformamida P C3H5N3O9, dengan laktosa, dekstrosa, etanol, propilen
secukupnya hingga mendekati 250 ml. Tutup labu, kocok glikol, atau bahan tambahan inert lainnya yang sesuai
secara mekanik selama 15 menit. Encerkan dengan untuk penanganan yang aman. Mengandung tidak kurang
dimetilformamida P sampai tanda. Jika perlu lakukan dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C3H5N3O9, dari
homogenisasi menggunakan dispenser. Saring melalui jumlah yang tertera pada etiket. Biasanya mengandung
penyaring porositas sedang ke dalam labu yang sesuai. lebih kurang 10% nitrogliserin.
Pipet sejumlah filtrat setara dengan lebih kurang 50 mg [Peringatan Lakukan penanganan yang tepat pada
nitrofurantoin ke dalam labu yang sesuai. Tambahkan nitrogliserin yang tidak diencerkan, karena bersifat
saksama dimetilformamida P sehingga diperoleh tepat sangat mudah meledak dan dapat meledak karena
sejumlah 40,0 ml larutan. Tambahkan 50,0 ml Larutan benturan atau panas yang berlebihan. Jangan
baku internal, campur dan dinginkan hingga suhu ruang. mengisolasi nitrogliserin (C3H5N3O9)] .
Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon
porositas 0,45 μm, buang beberapa ml filtrat pertama. Pemerian Serbuk putih; tidak berbau jika diencerkan
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara dengan laktosa; larutan jernih, tidak berwarna atau
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi seperti tertera pada kuning pucat jika diencerkan dengan propilen glikol atau
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi etanol.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x [Catatan Nitrogliserin yang tidak diencerkan adalah
30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Lakukan cairan putih hingga kuning pucat, kental, mudah terbakar
kromatografi terhadap Larutan baku, atur parameter dan mudah meledak.]
percobaan sehingga waktu retensi puncak nitrofurantoin
lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang 0,5 skala Kelarutan Nitrogliserin yang tidak diencerkan sukar
penuh. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak larut dalam air; larut dalam metanol, dalam etanol, dalam
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif karbon disulfida, dalam aseton, dalam etil eter, dalam etil
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%, resolusi, asetat, dalam asam asetat glasial, dalam benzen, dalam
R, antara asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dari toluen, dalam nitrobenzen, dalam fenil, dalam kloroform
3,0. dan dalam metilen klorida.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
(lebih kurang 5 μl hingga 10 μl) Larutan baku dan Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI; [Perhatian
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram Perlakukan dengan hati-hati; dapat meledak karena
dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase benturan atau panas yang berlebih] tidak boleh
nitrofurantoin, C8H6N4O5, dalam serbuk isi kapsul yang dikeringkan; tiap ampul mengandung lebih kurang 200
digunakan dengan rumus: mg dari larutan nitrogliserin 1,00% b/b dalam propilen
glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu 4º;
C   RU  biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul.
100  S    Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya,
 CU  S 
R gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai.

CS adalah kadar Nitrofurantoin BPFI dalam mg per ml Identifikasi


Larutan baku; CU adalah kadar nominal dalam mg per ml A. Harga Rf bercak utama pada kromatogram Larutan
Larutan uji; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan uji identifikasi sesuai dengan Larutan baku seperti
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. diperoleh pada uji Kemurnian kromatografi.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
simpan pada suhu ruang terkendali. pada Penetapan kadar.

Penandaan Pada etiket harus dicantumkan jika kapsul Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
mengandung nitrofurantoin bentuk makrohablur. Jika tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
digunakan lebih dari satu uji disolusi, pada etiket harus Fase gerak Campuran toluen P-etil asetat P (4:1).
dinyatakan uji disolusi yang digunakan kecuali jika hanya Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogliserin
Uji 1. Encer BPFI, larutkan encerkan secara kuantitatif dalam
- 946 -

metanol P hingga kadar setara dengan lebih kurang 400 Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
g per ml nitrogliserin. puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
Penampak bercak Larutan difenilamina P dalam tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis; faktor ikutan
metanol P (1 dalam 100). puncak analit tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku
Larutan uji identifikasi Buat larutan jernih nitrogliserin relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
dalam metanol P hingga kadar setara dengan lebih kurang Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
400 g per ml nitrogliserin. sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
dengan lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
tentukur 5-ml. Larutkan (atau suspensikan) dalam jumlah dalam mg, nitrogliserin, C3H5N3O9, dalam zat
metanol P, encerkan dengan metanol P sampai tanda. Jika yang digunakan dengan rumus:
perlu sentrifus sejumlah larutan untuk mendapatkan
cairan jernih. r 
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 100 C  U 
µl Larutan uji; 5 µl, 10µl, 15 µl, dan 20 µl Larutan baku  rS 
dan 20 µl Larutan uji identifikasi pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per nitrogliserin dari Larutan uji dan Larutan baku.
empet tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan semprot lempeng dengan Penampak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
bercak. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet pada tidak tembus cahaya, dan hindarkan dari panas berlebih,
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm selama lebih simpan pada 25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º.
kurang 15 menit. Rekam kromatogram: tiap bercak selain
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih
intensif daripada bercak yang diperoleh dari 20 µl INJEKSI NITROGLISERIN
Larutan baku. Bandingkan intensitas bercak lain pada Nitroglycerin Injection
kromatogram Larutan uji dengan bercak utama pada
Larutan baku (berturut-turut sesuai dengan 0,5%; 1,0%, Injeksi Nitrogliserin adalah larutan steril yang dibuat dari
1,5% dan 2,0%); jumlah intensitas bercak selain bercak nitrogliserin encer; pelarut dapat mengandung etanol,
utama yang diperoleh pada Larutan uji tidak lebih dari propilen glikol dan Air untuk Injeksi. Injeksi nitrogliserin
3%. [Catatan Nitrat dari gliserin yang khusus berturut- mengandung nitrogliserin, C3H5N3O9, tidak kurang dari
turut mempunyai harga Rf lebih kurang 0,21; 0,37; dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
0,61 untuk mono-, di- dan tri-substitusi gliserin.] tertera pada etiket.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI; [Perhatian
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Perlakukan dengan hati-hati; dapat meledak karena
Kromatografi<931>. benturan atau panas yang berlebih] tidak boleh
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (1:1), saring dikeringkan; tiap ampul mengandung lebih kurang 200
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian mg dari larutan nitrogliserin 1,00% b/b dalam propilen
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu 4º;
Kromatografi <931>. biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogliserin Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya,
Encer BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai.
nitrogliserin lebih kurang 0,075 mg per ml. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji setara penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin, masukkan ke menghindari kontaminasi] Rekonstitusi semua isinya,
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam lebih kurang gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
75 ml Fase gerak. Jika perlu sonikasikan selama 2 menit belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
atau hingga padatan terdispersi seluruhnya, kemudian
kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Fase gerak sampai tanda. Jika perlu saring melalui kertas Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
saring 0,7 µm. pada Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,1 unit
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x Endotoksin FI per µg nitrogliserin.
25 cm berisi bahan pengisi L1, dan jika perlu gunakan
pra-kolom pendek berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih pH <1071> Antara 3,0 dan 6,5; lakukan penetapan
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap menggunakan larutan yang dibuat dengan menambahkan
- 947 -

5 ml air dan 1 tetes larutan kalium klorida P jenuh ke Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya,
dalam 5 ml injeksi. gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai.

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera Identifikasi


pada Injeksi volume kecil. A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Kandungan etanol <1041> Metode II Antara 90,0% dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogliserin
110,0% C2H5OH dari jumlah yang tertera pada etiket; Encer BPFI, larutkan dalam aseton P hingga kadar lebih
gunakan isopropil alkohol sebagai baku internal. kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. setara dengan lebih kurang 1 mg nitrogliserin, masukkan
ke dalam wadah bersumbat kaca, tambahkan 1 ml aseton
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara P, kocok secara mekanik selama 30 menit, saring.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
Kromatografi<931>. µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng silika gel
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
Nitrogliserin encer. campuran toluen P-etil asetat P-asam asetat glasial P
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi (16:4:1) hingga merambat lebih kurang tiga per empat
setara dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin, tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan menguap, semprot dengan pereaksi difenilamina P-
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. metanol P (1:100). Sinari lempeng dengan cahaya
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm
sama (lebih kurang 20µl) Larutan baku dan Larutan uji selama 10 menit. Harga Rf bercak utama yang diperoleh
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg B.Waktu retensi puncak utama yang diperoleh dari
nitrogliserin, C3H5N3O9, dalam injeksi yang digunakan Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan
dengan rumus: baku pada Penetapan kadar.

r  Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; lakukan


100 C  U  penetapan seperti tertera pada Tablet sublingual.
 rS 
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan keseragaman kandungan. Kandungan masing-masing dari
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak 10 tablet terletak antara 75,0% dan 135,0% dari yang
nitrogliserin dari Larutan uji dan Larutan baku. tertera pada etiket. Jika tidak lebih dari 1 tablet
mempunyai kandungan di luar rentang 75,0% dan
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah dosis 135,0% dan tidak ada yang di luar 60,0% dan 150,0%,
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe 1 atau lakukan lagi uji tambahan 20 tablet. Uji memenuhi syarat
2. jika kandungan masing-masing dari 20 tablet tambahan
terletak antara 75,0% dan 135,0% dari yang tertera pada
Penandaan Jika perlu pada etiket tertera harus etiket.
diencerkan sebelum digunakan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
TABLET NITROGLISERIN Kromatografi <931>.
Nitroglycerin Tablet Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Tablet Nitrogliserin mengandung nitrogliserin, C3H5N3O9, Penetapan kadar dalam Nitrogliserin encer.
tidak kurang dari 90,% dan tidak lebih dari 115,0% dari Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
jumlah yang tertera pada etiket. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 80
Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI [Perhatian ml Fase gerak. Sonikasikan selama 2 menit atau sampai
Perlakukan dengan hati-hati; dapat meledak karena serbuk terdispersi sempurna, kemudian kocok secara
benturan atau panas yang berlebih] tidak boleh mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan Fase gerak
dikeringkan; tiap ampul mengandung lebih kurang 200 sampai tanda. Jika perlu saring melalui kertas saring 0,7
mg dari larutan nitrogliserin 1,00% b/b dalam propilen µm.
glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu 4º; Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul. sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan
- 948 -

baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º
jumlah dalam mg nitrogliserin, C3H5N3O9, dalam tablet selama 3 jam.
yang digunakan dengan rumus:
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
r  cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
100 C  U  Kromatografi<931>.
 rS  Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P (95:5).
Penampak bercak Campuran metanol P-asam sulfat P
C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan (7:3).
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
nitrogliserin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg per ml.
baku. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretisteron
BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
per ml.
sebaiknya dari kaca, pada suhu ruang terkendali. Tiap
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
wadah berisi tidak lebih dari 100 tablet.
Larutan baku A, B, C dan D dalam kloroform P hingga
kadar berturut-turut 150 μg; 50 μg; 30 μg dan 10 μg per
ml.
NORETISTERON Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing dua
Noretindron kali, tiap kali 5 μl Larutan uji dan Enceran larutan baku
Norethindrone A, B, C dan D pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi
C CH
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
CH 3
OH
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
H H
Fase gerak, biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, biarkan fase gerak menguap.
H H
Semprot lempeng dengan Penampak bercak, kemudian
O
panaskan pada suhu 100º selama 5 menit. Harga Rf bercak
17-Hidroksi-19-nor-17α-pregn-4-en-20-in-3-on [68-22-4] utama Larutan uji sesuai dengan harga Rf bercak utama
C20H26O2 BM 298,42 Enceran larutan baku A. Intensitas bercak lain Larutan uji
tidak lebih kuat dari intensitas bercak Enceran larutan
Noretisteron mengandung tidak kurang dari 97,0% dan baku B (0,5%). Jumlah intensitas semua bercak lain
tidak lebih dari 102,0% C20H26O2, dihitung terhadap zat Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Enceran larutan
yang telah dikeringkan. baku A (1,5%).

Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem; tidak Gugus etinil Tidak kurang dari 8,18% dan tidak lebih
berbau; stabil di udara. dari 8,43%; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan
200 mg zat dalam lebih kurang 40 ml tetrahidrofuran P,
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam tambahkan 10 ml larutan perak nitrat P (1 dalam 10).
kloroform dan dalam dioksan; agak sukar larut dalam Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV; tetapkan
etanol; sukar larut dalam eter. titik akhir secara potensiometrik menggunakan elektrode
kalomel dan kaca dengan elektrolit larutan kalium nitrat.
Kesempurnaan melarut Larutan untuk uji rotasi jenis, Lakukan penetapan blangko.
jernih dan bebas padatan yang tidak larut.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
Baku pembanding Noretisteron BPFI; tidak boleh setara dengan 2,503 mg gugus etinil, −C≡CH
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan dengan etanol P, hingga kadar lebih kurang 10 µg per ml.
gelombang yang sama seperti pada Noretisteron BPFI. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretisteron
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
Jarak lebur <1021> Antara 202 dan 208. bertahap dengan etanol P, hingga kadar lebih kurang 10
Rotasi jenis <1081> Antara –30º dan –38º; lakukan µg per ml.
penetapan menggunakan larutan yang mengandung 200 Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
mg per 10 ml dioksan P. pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 240 nm
menggunakan etanol P sebagai blangko. Hitung jumlah
- 949 -

dalam mg noretisteron, C20H26O2, dalam zat yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
digunakan dengan rumus: Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
A  15 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
10 C  U 

µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
 AS  kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
C adalah kadar Noretisteron BPFI dalam µg per ml simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan lebih dari 3,0%.
Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase noretisteron,
C20H26O2, yang terlarut dengan rumus:
TABLET NORETISTERON
Tablet Noretindron C  rU 
100
Norethindrone Tablet 500  S 
 LC  rS 
Tablet Noretisteron mengandung noretisteron, C20H26O2,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dari 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; CS adalah
jumlah yang tertera pada etiket. kadar Noretisteron BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
LC adalah jumlah noretisteron dalam mg yang tertera
Baku pembanding Noretisteron BPFI; tidak boleh pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. dari Larutan uji dan Larutan baku; 100 adalah faktor
konversi persentase.
Identifikasi Campur sejumlah serbuk tablet setara Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
dengan lebih kurang 50 mg noretisteron dengan 15 ml kurang dari 80% (Q) C20H26O2 dari jumlah yang tertera
heksan P, aduk sesekali selama 15 menit. Sentrifus, pada etiket.
enaptuangkan dan buang larutan heksan. Ekstraksi residu
dua kali, tiap kali dengan 10 ml heksan P. Sentrifus, Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus
enaptuangkan dan buang larutan heksan. Tambahkan 25 dicantumkan memenuhi Uji 2 Disolusi FI.
ml kloroform P pada residu, kocok selama 1 menit Media disolusi: 500 ml natrium lauril sulfat P 0,09%
sampai 2 menit, dan saring. Uapkan hingga lebih kurang dalam asam klorida 0,1 N.
3 ml, tambahkan beberapa ml heksan P untuk Alat tipe 2: 75 rpm
mempercepat penghabluran, dan uapkan hingga kering. Waktu: 45 menit
Spektrum serapan inframerah residu yang telah Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H26O2 yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti tertera pada Kromatografi <931>.
seperti pada Noretisteron BPFI. Fase gerak Buat campuran dapar fosfat 0,02 M pH
6,0-asetonitril P (65:35), saring dan awaudarakan. Jika
Disolusi <1231> Uji 1 Media disolusi: 500 ml natrium perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
lauril sulfat P 0,09% dalam asam klorida 0,1 N. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Alat tipe 2: 75 rpm Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 14 mg
Waktu: 30 menit Noretisteron BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H26O2 yang 100-ml, larutkan dan encerkan denganmetanol P sampai
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi tanda. Pipet 20 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
seperti tertera pada Kromatografi <931>. encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (3:2), larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Media disolusi sampai tanda.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring
Kromatografi <931>. dengan porositas 0,45 µm atau sentrifus paling sedikit 10
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 35 mg ml larutan disolusi dan gunakan beningan.
Noretisteron BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
500-ml, tambahkan 100 ml metanol P dan sonikasi Kromatografi <931>. Gunakan salah satu sistem berikut.
sampai terlarut sempurna. Dinginkan hingga suhu ruang. Sistem kromatografi 1 Kromatograf cair kinerja tinggi
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 4,6 mm x
larutan ini ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3
dengan Media disolusi sampai tanda. µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring
dengan porositas 0,45 µm.
- 950 -

Sistem kromatografi 2 Kromatograf cair kinerja tinggi  A  AB 


dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x 0,05C  U 
10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3  AS 
atau 3,5 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Gunakan salah satu Sistem kromatografi, lakukan C adalah kadar Noretisteron BPFI dalam μg per ml
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Larutan baku; AU, AB dan AS berturut-turut adalah serapan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Larutan uji, Larutan blangko uji dan Larutan baku.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 3,0%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
pada Uji 1 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram NORGESTREL
dan ukur respons puncak. Hitung persentase noretisteron, Norgestrel
C20H26O2, yang terlarut dengan rumus:
OH
C2 H5

 C  r  C CH

500  S  U 100


 LC  rS
H H

H H

500 adalah volume dalam ml Media disolusi; CS adalah O

kadar Noretisteron BPFI dalam mg per ml Larutan baku;


LC adalah jumlah noretisteron dalam mg yang tertera (±)-13-Etil-17-hidroksi-18,19-dinor-17α-pregn-4-en-20-
pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak in-3-on [6533-00-2]
dari Larutan uji dan Larutan baku. C21H28O2 BM 312,45
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C20H26O2 dari jumlah yang tertera Norgestrel mengandung, tidak kurang dari 98,0% dan
pada etiket. tidak lebih dari 102,0% C21H28O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; praktis
Penetapan kadar tidak berbau.
Pereaksi isoniazid Larutkan 1,0 g isoniazid P dalam
1000 ml metanol anhidrat P, tambahkan 1,3 ml asam Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
klorida P, dan campur. kloroform; agak sukar larut dalam etanol.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Baku pembanding Norgestrel BPFI; Tidak boleh
dengan lebih kurang 0,7 mg noretisteron, masukkan ke dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan metanol anhidrat tertutup rapat.
P sampai tanda. Campur dan biarkan selama 10 menit
sambil sesekali dikocok, dan saring. Pada 10,0 ml filtrat Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid, campur, tutup dan dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dan
biarkan selama 30 menit. didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Larutan blangko uji Pada 10,0 ml filtrat Larutan uji maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
tambahkan 2,0 ml metanol P, dan campur. seperti pada Norgestrel BPFI. Jika terdapat perbedaan,
Larutan blangko pereaksi Pada 10,0 ml metanol P larutkan zat uji dan baku pembanding dalam etil asetat P,
tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid, campur, tutup dan uapkan larutan di atas tangas uap sampai kering, ulangi
biarkan selama 30 menit. uji menggunakan residu bebas pelarut.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretisteron
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih Jarak lebur <1021> Metode I Antara 205 dan 212;
kurang 14 μg per ml. Pada 10,0 ml larutan ini tambahkan jarak antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 4º.
2,0 ml Pereaksi isoniazid. Campur, tutup dan biarkan
selama 30 menit. Rotasi optik <1081> Antara –0,1º dan +0,1º, dihitung
Prosedur Ukur serapan Larutan blangko uji terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan metanol P sebagai blangko, kemudian ukur menggunakan larutan 5% dalam kloroform P dalam
serapan Larutan uji dan Larutan baku menggunakan tabung 100 mm.
Larutan blangko pereaksi sebagai blangko pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 nm Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
menggunakan sel 1-cm. Hitung jumlah dalam mg lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
noretisteron, C20H26O2, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
- 951 -

Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 2,0%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis
seperti yang pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran kloroform P-etanol P (96:4). NORTRIPTILIN HIDROKLORIDA
Pereaksi asam fosfomolibdat Tambahkan 10 g asam Nortriptyline Hydrochoride
fosfomolibdat P pada 100 ml etanol P, aduk campuran
selama tidak kurang dari 30 menit. Saring sebelum
digunakan.
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
kloroform P hingga kadar 10,0 mg per ml.
Larutan baku Timbang sejumlah Norgestrel BPFI
larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg per ml. 10,11-Dihidro-N-metil-5H-dibenzo[a,d]sikloheptena-
Enceran larutan baku Buat satu seri enceran Larutan ∆5,γ-propilamina hidroklorida [894-71-3]
baku dengan kloroform P dengan kadar 0,20; 0,10; 0,05; C19H21N.HCl BM 299,84
0,02; dan 0,01 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 Nortriptilin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
µl Larutan baku, Larutan uji dan lima Enceran larutan 97,0% dan tidak lebih dari 101,5% C19H21N.HCl dihitung
baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 terhadap zat yang telah dikeringkan.
mm yang sebelumnya telah diaktifkan dengan
memanaskan pada suhu 100º selama 15 menit. Masukkan Pemerian Serbuk; putih hingga hampir putih; bau khas
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak, lemah. Larutan (1 dalam 100) mempunyai pH lebih
biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat lempeng, tandai kurang 5.
batas rambat, biarkan fase gerak menguap, Semprot
dengan Pereaksi asam fosfomolibdat, panaskan pada suhu Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; agak
105º selama 10 sampai 15 menit. Harga Rf bercak utama sukar larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam eter,
Larutan uji sesuai dengan harga Rf dari Larutan baku. dalam benzen dan dalam pelarut organik lainnya.
Jika terdapat bercak lain kecuali bercak utama pada
Larutan uji, perkirakan kadar masing-masing dengan Baku pembanding Nortriptilin Hidroklorida BPFI;
membandingkan terhadap Enceran larutan baku. Bercak lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
yang diperoleh dari 0,20 mg; 0,10 mg; 0,05 mg; 0,02 mg sebelum digunakan.
dan 0,01 mg per ml Enceran larutan baku setara dengan
berturut-turut 2,0%; 1,0%; 0,5%; 0,2% dan 0,1% cemaran. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih dikeringkan dan dilarutkan dalam kloroform P (1 dalam
dari 8,18%; lakukan penetapan seperti tertera pada uji 20) menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Gugus etinil dalam Noretisteron. gelombang yang sama seperti pada Nortriptilin
Hidroklorida BPFI;
Penetapan kadar B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat yang telah
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, dikeringkan dalam metanol P (1 dalam 100.000)
larutkan dalam etanol P, jika perlu encerkan secara menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih kurang 10 gelombang yang sama seperti pada Nortriptilin
µg per ml. Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Norgestrel terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
BPFI, larutkan dalam etanol P, jika perlu encerkan secara gelombang serapan maksimum lebih kurang 239 nm,
bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih kurang 10 berbeda tidak lebih dari 3,0%.
µg per ml. C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 241 nm
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 215 dan 220;
terhadap blangko etanol P. Hitung jumlah dalam mg
jarak antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 3º.
norgestrel, C21H28O2, dalam zat yang digunakan dengan
rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
A 
10 C  U 
 AS  Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

C adalah kadar Norgestrel BPFI dalam μg per ml Larutan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji
dan Larutan baku.
- 952 -

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan Noskapin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada lebih dari 100,5% C22H23O7, dihitung terhadap zat
Kromatografi <931>. anhidrat.
Fase gerak Campuran asetonitril P-metanol P-
amonium hidroksida P (10:1:1). Pemerian Serbuk hablur halus, putih atau praktis putih.
Penampak bercak Gunakan Dragendroff LP
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
Nortriptilin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan aseton; sukar larut dalam etanol dan dalam eter; praktis
secara kuantitatif jika perlu bertahap dengan metanol P tidak larut dalam air.
hingga kadar lebih kurang 25 mg per ml.
Larutan baku B, C, D, E, F Encerkan Larutan baku A Baku pembanding Noskapin BPFI; tidak boleh
dengan metanol P hingga kadar berturut-turut 125; 75; dikeringkan; tetapkan kadar air pada waktu digunakan.
50; 25 dan 12,5 µg per ml. Kadar akhir Larutan baku B,
C, D, E, dan F berturut-turut adalah 0,5%; 0,3%; 0,2%; Identifikasi
0,1%; dan 0,05% dari Larutan baku A. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. larutkan dan pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Noskapin BPFI;
Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (60 µg per ml)
sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku A, B, C, D, E, dan dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
F, seperti tertera pada Cemaran umum <481>. Masukkan hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
lempeng ke dalam bejana kromatografi silika gel P.yang Noskapin BPFI.
telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat C. Pada lebih kurang 100 mg zat dalam cawan porselen
hingga tiga per empat tinggi lempeng, angkat lempeng, kecil, tambahkan beberapa tetes asam sulfat P, dan aduk:
tandai batas rambat, keringkan lempeng. Amati lempeng terjadi larutan berwarna kuning kehijauan, dan pada
pada cahaya UV 254 nm, kemudian semprot dengan penghangatan menjadi merah kemudian berubah menjadi
Penampak bercak, keringkan lempeng dengan nitrogen P ungu.
dan semprot dengan hidrogen peroksida LP: bercak lain
dengan harga Rf 0,78 relatif terhadap bercak nortriptilin Suhu lebur <1021> Antara 174 dan 176.
pada Larutan uji tidak lebih besar dari bercak utama pada
Larutan baku D; bercak lain pada Larutan uji tidak lebih Rotasi jenis <1081> Antara +42º dan +48º, dihitung
besar dari 0,1% dan total bercak lain tidak lebih dari terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
0,5%. larutan yang mengandung 200 mg zat per 10 ml dalam
asam klorida 0,1 N.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600
mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan
Tiap ml asam perklorat 0,1 N penetapan menggunakan 700 mg zat dan bandingkan
setara dengan 29,98 mg C19H21N.HCl kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus Morfin Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml asam klorida
cahaya, tertutup rapat. 0,1 N. Pada 1,0 ml larutan ini tambahkan 5,0 ml pereaksi
besi(III) sianida encer yang dibuat sebagai berikut:
larutkan 500 mg kalium besi(III) sianida P dalam 50 ml
NOSKAPIN air, tambahkan 0,50 ml besi(III) klorida LP, encerkan 5,0
Noscapine ml larutan ini secukupnya hingga 25,0 ml): tidak boleh
terjadi warna biru atau hijau tua dalam waktu 1 menit.

Cemaran umum <481>


Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P.
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P.
Fase gerak Campuran etil asetat P-eter P (80:20).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 17; amati lempeng dengan segera.
Narkotin [128-62-1] Batas Jumlah intensitas semua bercak lain Larutan uji
C22H23NO7 BM 413,42 tidak lebih dari 1,0%.
- 953 -

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 1 bpj.
zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P, Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
tambahkan 25 ml dioksan P. Titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV, menggunakan indikator 5 tetes kristal Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari
violet LP hingga terjadi warna biru. Lakukan penetapan 0,3%; dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 0,5%.
blangko. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Pengencer Campuran air-asetonitril P (6:1).
setara dengan 41,34 mg C22H23NO7 Fase gerak Larutkan 4 g amonium asetat P dan 7 g
natrium perklorat P dengan 1300 ml air, atur pH hingga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 2,2 dengan penambahan asam fosfat P dan tambahkan
dengan 240 ml asetonitril P, saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
OFLOKSASIN sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Ofloxacin Larutan kesesuaian sistem Timbang masing-masing
lebih kurang 10 mg Ofloksasin BPFI dan Senyawa
O O
Sejenis A Ofloksasin BPFI, masukkan ke dalam labu
F
OH tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
N N Pengencer sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam
N labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
H3C O CH3
tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml
Asam (±)-9-fluoro-2,3-dihidro-3-metil-10-(4-metil-1- yang kedua, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
piperazinil)-7-okso-7H-pirido [1,2,3-de]-1,4- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ofloksasin
benzoksasin-6- karboksilat [82419-36-1]. BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer secara
C18H20FN3O4 BM 361,38 kuantitatif hingga kadar lebih kurang 0,4 µg per ml.
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam Pengencer
Ofloksasin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
tidak lebih dari 101,5% C18H20FN3O4, dihitung terhadap Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
zat yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6 mm x
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih kekuningan 15 cm yang berisi bahan pengisi L1, pertahankan suhu
pucat sampai putih kekuningan terang. pada 45. Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Kelarutan Sukar larut dalam etanol, dalam metanol, dan sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
dalam air; agak sukar larut dalam kloroform. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
ofloksasin dan senyawa sejenis A ofloksasin tidak kurang
Baku pembanding Ofloksasin BPFI, tidak boleh dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan ulang tidak lebih dari 3,0%.
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Ofloksasin BPFI. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
Identifikasi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram hingga 2,5
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah kali waktu retensi puncak ofloksasin dan ukur respons
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P dari semua puncak setelah puncak pelarut. Hitung
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan persentase masing-masing cemaran dengan respons
gelombang yang sama seperti pada Ofloksasin BPFI. puncak yang lebih besar dari 0,1 respons puncak rata-rata
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 6,7 µg per ml Ofloksasin BPFI dari Larutan baku dengan rumus:
dalam asam klorida 0,1 N, menunjukan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
 C  ri 

pada Ofloksasin BPFI. 100 
 CU  rS 
Rotasi jenis <1081> Antara +1 dan -1; lakukan
penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml dalam C adalah kadar Ofloksasin BPFI dalam mg per ml
kloroform P. Larutan baku; Cu adalah kadar ofloksasin dalam mg per
ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; cemaran dalam Larutan uji dan rS adalah respons puncak
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam. Larutan baku.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Metanol dan etanol Metanol tidak lebih dari 0,005% dan
etanol tidak lebih dari 0,05%. Lakukan penetapan dengan
- 954 -

cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi


<931>. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Larutan baku internal Buat larutan n-propilalkohol P setara dengan 36,138 mg C18H20FN3O4
0,7 µl per ml dalam natrium hidroksida P 1%. Pipet 2 ml
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
larutan natrium hidroksida P 1% sampai tanda. terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25, masih
Larutan baku Buat larutan metanol P dan etanol diperbolehkan pada suhu antara 15 dan 30.
mutlak P 10 µg per ml dalam Larutan baku internal.
Masukkan 2 ml ke dalam vial bertutup. Panaskan vial
pada 90 selama 2 menit, kocok selama 6 menit. TABLET OFLOKSASIN
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat Ofloxacin Tablet
ke dalam vial bertutup, tambahkan 2 ml Larutan baku
internal. Panaskan vial pada 90 selama 2 menit, kocok Tablet Ofloksasin mengandung ofloksasin, C18H20FN3O4,
selama 6 menit. tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Blangko Masukkan 2 ml Larutan baku internal ke jumlah yang tertera pada etiket.
dalam vial bertutup. Panaskan vial pada 90 selama 2 Baku pembanding Ofloksasin BPFI, tidak boleh
menit, kocok selama 6 menit.
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
terlindung cahaya.
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom leburan silika 0,53 mm Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
x 30 m berisi fase diam G43 dengan ukuran partikel 3,0 Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
µm dan prakolom leburan silika. Pertahankan suhu pada Penetapan kadar.
injektor pada 170 dan suhu detektor pada 250. Kolom
dikondisikan pada suhu 200 selama 2 jam sampai garis Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dasar stabil. Suhu kolom diatur dengan kenaikan suhu 20
per menit mulai 35 - 90, 40 per menit dari 90 - 200, Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
pertahankan suhu selama 2 menit. Gunakan helium P Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 7 ml Kromatografi <931>.
per menit. Lakukan kromatografi dengan sistem injeksi Dapar fosfat Larutkan 2,72 g kalium fosfat monobasa
“headspace” terhadap Larutan baku, rekam kromatografi P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 3,3 ± 0,1
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: dengan penambahan asam fosfat encer LP.
waktu retensi relatif metanol, etanol dan n-propilalkohol Larutan A Buat campuran Dapar fosfat-asetonitril P
berturut-turut adalah 0,5; 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara (88:12), saring dan awaudarakan.
puncak metanol dan etanol tidak kurang dari 2,0; dan Larutan B Buat campuran Dapar fosfat-asetonitril P
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak (40:60), saring dan awaudarakan.
lebih dari 5,0%. Fase gerak Buat campuran Larutan A dan Larutan B
Prosedur Gunakan vial untuk injeksi “headspace”. seperti tertera pada Sistem kromatografi, jika perlu
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
kurang 1,0 ml) Larutan baku, Blangko dan Larutan uji ke tertera pada Kromatografi <931>.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ofloksasin
respons puncak. Hitung persentase metanol dan etanol BPFI, larutkan dan jika perlu encerkan secara kuantitatif
dalam zat dengan rumus: dan bertahap dengan methanol P hingga kadar lebih
kurang 4 µg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
 2  RU  RB 
   20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
W  R S  R B  dengan lebih kurang 100 mg ofloksasin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 70 ml metanol
W adalah bobot dalam mg zat yang digunakan untuk P, sonikasi selama 20 menit. Encerkan dengan methanol P
membuat Larutan uji; RU, RB dan RS berturut turut adalah sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
perbandingan respons puncak dari etanol terhadap baku 0,45 µm atau lebih kecil, buang 5 ml filtrat pertama.
internal dalam Larutan baku, Blangko dan Larutan uji. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6 mm x
mg zat, larutkan dalam 275 ml asetat anhidrat P dalam 10 cm yang berisi bahan pengisi L1 dan laju alir lebih
gelas piala 400 ml, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai
LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik berikut:
menggunakan elektroda kaca-perak klorida (Lihat
Titrimetri <711>). Gunakan loncatan pertama dari dua
loncatan potensial. Lakukan penetapan blangko.
- 955 -

Waktu Larutan A Larutan B


Eluasi
cemaran dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
(menit) (%) (%) rumus:
0–8 100 0 Isokratik
8 – 25 100  40 0  60 Gradien linier
 1  r  CS 
25 – 26 40  100 60  0 Gradien linier 100  U  
 F  rS  CU 
26 – 40 100 0 Isokratik

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam F adalah faktor respons relatif dari masing-masing
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera cemaran; rU dan rS berturut turut adalah respons puncak
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan cemaran Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Ofloksasin BPFI dalam mg per ml Larutan baku dan CU
lebih dari 5,0%. adalah kadar ofloksasin dalam mg per ml dalam Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume uji seperti tertera pada etiket. Masing-masing cemaran
dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas yang
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
tertera pada Tabel sebagai berikut:
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing

Tabel
Waktu Retensi Respons Faktor Batas
Cemaran
Relatif Relatif (%)
Cemaran A (asam 2,3-dihidro-3-metil-10-(4-
metil-piperazinil)-7-okso-7H-pirido[1,2,3-de]- 0,5 1 0,3
1,4-benzoksasin-6- karboksilat)
Cemaran B (asam 9,10-difluoro-3-metil-7-
okso-2,3-dihidro-7H-pirido[1,2,3-de]-1,4- 3,6 0,22 0,3
benzoksasin-6- karboksilat)
Cemaran lain - 1 0,2
Jumlah semua cemaran - - 1,0

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Masukkan 2,0 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan encerkan dengan Pengencer 2 sampai tanda.
Kromatografi <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Dapar fosfat Larutkan 2,72 g kalium fosfat Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6
3,3 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat encer LP. mm x 10 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat-asetonitril lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
P (88:12), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pada Kromatografi <931>. sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan
Pengencer 1 Campuran metanol P-asam asetat uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
glacial P (75:25). ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Pengencer 2 Campuran air-asetonitril P (90:10). ofloksasin, C18H20FN3O4, dalam serbuk tablet yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah digunakan dengan rumus:
Ofloksasin BPFI, larutkan dengan Pengencer 1 hingga
kadar lebih kurang 1 mg per ml, kemudian encerkan
r 
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan 5000C  U 
Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang 20 µg per ml.  rS 
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
C adalah kadar Ofloksasin BPFI dalam mg per ml
tablet setara dengan 100 mg ofloksasin, masukkan ke
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 70 ml
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Pengencer 1, sonikasi selama 20 menit dan encerkan
dengan Pengencer 1 sampai tanda. Saring melalui
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
penyaring dengan porositas 0,45 µm atau lebih kecil.
baik, pada suhu ruang terkendali.
- 956 -

OKSIFENBUTAZON Klorida Didihkan 1 g zat dengan 20 ml air selama 5


Oxyphenbutazone menit, dinginkan dan saring. Jika filtrat tidak jernih,
tambahkan beberapa mg talk, didihkan kembali,
dinginkan dan saring. Pada 1 ml filtrat tambahkan 1 ml
asam nitrat 2,5 N dan 1 ml perak nitrat LP: tidak terjadi
opalesensi.

Kemurnian kromatografi [Catatan Lakukan uji ini


tanpa penundaan]. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
kromatografi <931>.
4-Butil-1-(p-hidroksifenil)-2-fenil-3, Larutan asam askorbat Larutkan 1,5 g asam
5-pirazolidinadion monohidrat [7081-38-1] askorbat P dan 20 mg hidroksitoluen terbutilasi P
C19H20N2O3.H2O BM 342,39 dalam 100 ml etanol P dengan penghangatan di atas
Anhidrat [129-204] BM 324,38 tangas uap.
Larutan baku Timbang sejumlah Oksifenbutazon
Oksifenbutazon mengandung tidak kurang dari dari BPFI, larutkan dalam Larutan asam askorbat, hingga
98,0% dan tidak lebih dari 100,5%, C19H20N2O3, kadar 0,80 mg per ml.
dihitung terhadap zat anhidrat. Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar sebagai
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai putih kekuningan berikut: 400 µg, 200 µg, 100 µg dan 50 µg per ml.
pucat sampai putih kekuningan; tidak berbau. Melebur Larutan uji Campur 100 mg dengan 5,0 ml Larutan
pada suhu antara lebih kurang 85 dan 100. asam askorbat dalam tabung sentrifuga 10 ml. Kocok
secara mekanik selama 30 menit, sentrifus dan gunakan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam beningan tanpa penundaan.
etanol; mudah larut dalam aseton dan dalam eter. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5
µl Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
Baku pembanding Oksifenbutazon BPFI, tidak boleh pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
dikeringkan sebelum digunakan. lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase
gerak campuran 80 ml kloroform P, 20 ml asam asetat
Identifikasi glasial P dan 20 mg hidroksitoluen terbutilasi P hingga
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah fase gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng.
dikeringkan dalam desikator dengan pengering yang Angkat lempeng dan biarkan kering. Amati bercak di
sesuai dan dilarutkan dalam metilen klorida P (1 dalam bawah cahaya ultraviolet 254 nm; intensitas bercak lain
50) menunjukkan maksimum hanya pada bilangan selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji,
gelombang yang sama seperti pada Oksifenbutazon BPFI. bandingkan dengan intensitas bercak utama Larutan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam baku. Jumlah intensitas bercak lain dari Larutan Uji
100.000) dalam natrium hidroksida 0,01 N, menunjukan tidak lebih dari 1,0%.
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Oksifenbutazon BPFI: daya serap Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat, pada mg zat, larutkan dalam 100 ml metanol P, titrasi
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 254 dengan natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik
nm berbeda tidak lebih dari 2,0%. akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem
C. Larutkan lebih kurang 20 mg dalam 2 ml metanol P, elektrode kalomel-kaca dengan jembatan garam kalium
tambahkan 3 ml Millon LP: terbentuk endapan yang klorida P jenuh dengan metanol P. Lakukan penetapan
berwarna merah ceri, jika campuran dipanaskan. blangko.

Air <1031> Metode I Antara 5,0% dan 6,0%. Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 32,44 mg C19H20N2O3.H2O
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
- 957 -

OKSIGEN penghubung, kedua arah kran pembuka, dan pipa


Oxygen penghubung.
Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret
Oksigen [7782-44-7] dengan cara menurunkan pelampung. Buka kran yang
O2 BM 32,00 berhubungan dengan pipet absorpsi. Dengan cara
menaikkan pelampung. Oksigen ditekan masuk ke
Oksigen mengandung tidak kurang dari 99,0% O2 dalam pipet absorpsi. Goyangkan pipet dengan kuat
dalam volume. hingga sering terjadi kontak yang merata antara cairan,
[Catatan Oksigen yang dihasilkan dari pencairan gas dan kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan
udara, bebas dari persyaratan uji untuk Karbon yang kuat hingga tidak terjadi penyusutan volume lebih
dioksida dan Karbon monoksida]. lanjut. Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret yang
telah dikalibrasi dan ukur volume: tidak lebih dari 1,0
Pemerian Gas tidak berwarna; tidak berbau; tidak ml gas yang tertinggal.
berasa; daya membakar lebih besar dari pada udara.
Bobot 1 l pada suhu 0° dan tekanan 760 mmHg lebih
kurang 1,429 g. Wadah dan penyimpanan Dalam tabung atau dalam
tangki bertekanan. Wadah yang digunakan harus bebas
Kelarutan Larut dalam lebih kurang 32 bagian air dan dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau senyawa
dalam 7 bagian etanol pada suhu 20° dan tekanan 760 penyebab narkosis, dan senyawa yang dapat
mmHg. menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Identifikasi [Catatan Jika disimpan dalam silinder, kurangi
A. Jika diuji seperti tertera pada Penetapan kadar gas tekanan dalam wadah menggunakan pengatur aliran
yang tertinggal tidak lebih dari 1,0 ml. gas. Ukur gas menggunakan volume meter gas dengan
B. Alirkan 100 ml ± 5 ml gas dari tabung oksigen ke arah ke bawah dari tabung detektor untuk memperkecil
dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan kontaminasi atau perubahan pada contoh).
tertentu: tidak terjadi perubahan warna. (Untuk
membedakan dari karbon dioksida).
OKSIGEN 93%
Bau Buka katup wadah dengan hati-hati hingga diperoleh
aliran sedang; tidak boleh mengarahkan aliran gas Oxygen 93%
langsung ke wajah, tetapi arahkan sebagian aliran ke
hidung: bau tidak tajam. Oksigen 93% mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 96,0% O2 dalam volume, dihasilkan dari
Karbon dioksida Tidak lebih dari 0,03%; lakukan udara melalui proses penyaringan molekul; yang
penetapan dengan mengalirkan 1000 ml ± 50 ml ke tertinggal sebagian besar terdiri dari argon dan nitrogen.
dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan
tertentu: terjadi perubahan pada penunjuk. Identifikasi
A. Jika diuji seperti tertera pada Penetapan kadar, gas
Karbon monoksida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan yang tertinggal tidak lebih dari 10,0 ml dan tidak kurang
penetapan dengan mengalirkan 1000 ml ± 50 ml ke dalam dari 4,0 ml.
tabung detektor karbon monoksida pada kecepatan B. Alirkan 100 ml ± 5 ml gas dari tabung oksigen 93%
tertentu: terjadi perubahan pada penunjuk. ke dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan
tertentu; tidak terjadi perubahan warna (untuk
Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume larutan membedakan dari karbon dioksida).
amonium klorida-amonium hidroksida LP, yang dibuat
dengan mencampur volume sama banyak air dan Bau Buka katup wadah atau sistem saluran keluar dengan
amonium hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium hati-hati hingga diperoleh aliran sedang. Tidak boleh
klorida P pada suhu ruang. Ke dalam alat uji yang terdiri mengarahkan aliran gas langsung ke wajah, tetapi
dari buret 100-ml yang telah dikalibrasi, dilengkapi arahkan sebagian aliran ke hidung: tidak berbau.
dengan kran dua arah, pipet absorpsi gas dan pelampung,
keduanya dengan kapasitas dan sambungan yang sesuai. Karbon dioksida Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
Isi pipet absorpsi gas dengan logam tembaga berbentuk penetapn dengan mengalirkan 1000 ml ± 50 ml ke dalam
kawat kumparan, dengan ukuran mesh atau ukuran lain tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan tertentu:
yang sesuai. Hilangkan semua gelembung gas dari cairan terjadi perubahan indikator.
dalam alat uji. Aktifkan larutan uji dengan melakukan
pengujian 2 sampai 3 kali, tidak untuk dicatat. Isi dengan Karbon Monoksida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
cairan buret yang telah dikalibrasi, semua pipa penetapan dengan mengalirkan 1000 ml ± 50 ml ke dalam
tabung detektor karbon monoksida pada kecepatan
tertentu: terjadi perubahan indikator.
- 958 -

Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume larutan Pemerian Serbuk hablur halus, putih sampai praktis
amonium klorida-amonium hidroksida LP yang dibuat putih; higroskopik. Melebur pada suhu lebih kurang 300º
dengan campuran volume sama banyak air dan amonium disertai penguraian.
hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium klorida P
pada suhu ruang, ke dalam alat uji yang terdiri dari buret Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; praktis tidak
100 ml yang telah dikalibrasi, dilengkapi dengan sebuah larut dalam benzen, dalam kloroform dan dalam eter.
kran dua arah, pipet absorpsi gas, dan pelampung,
keduanya dengan kapasitas dan sambungan yang sesuai. Baku pembanding Oksimetazolin Hidroklorida BPFI;
Isi pipet absorpsi gas dengan logam tembaga berbentuk tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
kumparan kawat, dengan ukuran mesh atau ukuran lain rapat.
yang sesuai. Hilangkan semua gelembung gas dari cairan
pada alat uji. Aktifkan larutan uji dengan melakukan Identifikasi
pengujian 2 sampai tiga kali, tidak untuk dicatat. Isi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan cairan buret yang telah dikalibrasi, semua pipa dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral
penghubung, ke dua arah kran pembukan, dan tabung P; menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
pengisi. gelombang yang sama seperti pada Oksimetazolin
Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret Hidroklorida BPFI.
dengan cara menurunkan pelampung. Buka kran yang B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
berhubungan dengan pipet absorpsi. Dengan cara 10.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
menaikkan pelampung, oksigen 93% ditekan masuk ke panjang gelombang yang sama seperti pada
dalam pipet absorpsi. Goyangkan pipet dengan kuat Oksimetazolin Hidroklorida BPFI, daya serap masing-
hingga sering terjadi kontak yang merata antara cairan, masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
gas dan kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan yang pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
kuat hingga tidak terjadi penyusutan volume lebih lanjut. 279 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret yang telah C. Pada larutan lebih kurang 50 mg zat dalam 3 ml air
dikalibrasi, dan ukur volume: tidak lebih dari 10,0 ml dan tambahkan 1 ml amonium hidroksida 6 N, saring,
tidak kurang dari 4,0 ml gas yang tertinggal. asamkan filtrat dengan asam nitrat P, larutan
menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam tabung atau tangki tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
bertekanan rendah. Wadah yang digunakan harus bebas
dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau senyawa pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5; lakukan penetapan
penyebab narkosis, atau senyawa yang dapat menggunakan larutan (1 dalam 20).
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%,
[Catatan Jika disimpan dalam silinder, kurangi tekanan
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
dengan menggunakan pengatur aliran gas. Ukur gas
menggunakan volume meter gas dengan arah ke bawah
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dari tabung detektor untuk memperkecil kontaminasi atau
perubahan pada contoh].
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


OKSIMETAZOLIN HIDROKLORIDA Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Oxymetazoline Hydrochloride Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-natrium
asetat 1 M-asam asetat glasial P (46:40:10:4), saring dan
awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Oksimetazolin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase
gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
6-tert-Butil-3-(2-imidazolin-2-ilmetil)-2,4-dimetilfenol Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
monohidroklorida [2315-02-8] Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C16H24N2O.HCI BM 296,84 dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x
0,25 m berisi bahan pengisi L9. Laju alir lebih kurang
Oksimetazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C16H24N2O.HCl, baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
- 959 -

dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada lima kali Larutan baku Larutkan sejumlah Oksimetazolin
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kurang sesuai dengan kadar tetes hidung yang tertera
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji pada etiket.
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Larutan uji Gunakan Tetes Hidung Oksimetazolin
Hitung jumlah dalam mg oksimetazolin hidroklorida, Hidroklorida.
C16H24N2O.HCl, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Oksimetazolin
r  Hidroklorida, kecuali dalam menghitung jumlah dalam
50 C  U  mg oksimetazolin hidroklorida, C16H24N2O.HCI, dalam
 rS  tiap ml tetes hidung yang digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI dalam
r 
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
C  U 
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan
 rS 
Larutan baku.
C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku.
TETES HIDUNG OKSIMETAZOLIN
HIDROKLORIDA Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Oxymetazoline Hydrochloride Nasal Solution

Tetes Hidung Oksimetazolin Hidroklorida adalah larutan OKSITETRASIKLIN


oksimetazolin hidroklorida dalam air yang diatur
Oxytetracycline
tonisitasnya. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
OH O OH O
tidak lebih dari 110,0% oksimetazolin hidroklorida,
OH
C16H24N2O.HCl dari jumlah yang tertera pada etiket. CONH2

2H2O

Baku pembanding Oksimetazolin Hidroklorida BPFI; H H


OH

tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup H3C OH H OH H N(CH3)2

rapat. 4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-
3,5,6,10,12,12a-heksahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-
Identifikasi Pipet sejumlah volume tetes hidung setara naftasena-karboksamida dihidrat [6153-64-6]
dengan lebih kurang 2,5 mg oksimetazolin hidroklorida C22H24N2O9.2H2O BM 496,47
ke dalam corong pisah 60 ml dan tambahkan air sampai Anhidrat [79-57-2] BM 460,44
lebih kurang 10 ml. Tambahkan 2 ml larutan natrium
karbonat P (1 dalam 10), ekstraksi dengan 10 ml Oksitetrasiklin mempunyai potensi setara dengan tidak
kloroform P dan pindahkan ekstrak kloroform ke dalam kurang dari 832 µg C22H24N2O9 per mg.
corong pisah 60 ml kedua. Ekstraksi larutan kloroform
dengan 10 ml asam klorida 0,1 N, biarkan memisah dan Pemerian Serbuk hablur; kuning muda sampai cokelat
buang lapisan kloroform. Pindahkan 8 ml larutan asam muda; tidak berbau, stabil di udara, oleh pengaruh cahaya
ke dalam tabung reaksi, netralkan dengan penambahan matahari kuat warna berubah menjadi gelap. Dalam
natrium hidroksida 1 N tetes demi tetes, tambahkan 1 larutan dengan pH kurang dari 2, potensi turun; cepat
tetes natrium hidroksida 1 N berlebih dan campur. rusak oleh pengaruh alkali hidroksida.
Tambahkan beberapa tetes larutan segar natrium
nitroprusid P 5% dan 2 tetes larutan natrium hidroksida Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut
P (15 dalam 100), campur dan diamkan selama 10 menit. dalam etanol; mudah larut dalam asam klorida 3 N dan
Tambahkan asam klorida 0,1 N tetes demi tetes sampai dalam larutan alkali.
pH antara 8 dan 9, diamkan selama 10 menit: larutan
menjadi ungu. Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5. terlindung cahaya dan di tempat dingin. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Oksimetazolin Hidroklorida.

Anda mungkin juga menyukai