SKRIPSI
OLEH:
Puji dan Syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah
Inap Stroke Iskemik Peserta BPJS di RSUP. H. Adam Malik Medan‖. Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Salah satu parameter stroke adalah tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Cost of Illness biaya
langsung medis yang dikeluarkan rumah sakit dan biaya yang di klaim ke BPJS.
Ternyata bahwa masih banyak pasien penderita stroke iskemik yang mengalami
Cost of Illness pada pengklaiman biaya riil dan biaya BPJS sehingga dapat
manajemen stroke.
Terima kasih kepada Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc, Apt yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian
Sumatera Utara, Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan bantuan
dan fasilitas selama masa pendidikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda Hotmatua Siregar dan
Ibunda Atikah Harahap tercinta, serta kawan seperjuangan atas doa, dorongan dan
iii
Universitas Sumatera Utara
Medan, 11 November 2020
iv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS BIAYA PENGOBATAN PASIEN RAWAT INAP
STROKE ISKEMIK PESERTA BPJS DI RSUP. H. ADAM
MALIK MEDAN
ABSTRAK
vi
Universitas Sumatera Utara
ANALYSIS COST OF ILLNESS ISCHEMIC STROKE
DISEASE OF INPATIENTS FOR BPJS HOLDER AT ADAM
MALIK HOSPITAL
ABSTRACT
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
viii
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Biaya Akomodasi ......................................................................................... 32
4.2.2 Biaya Pelayanan Medis ................................................................................ 33
4.2.3 Biaya Pelayanan Penunjang Medis .............................................................. 34
4.2.4 Total Biaya Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ......................................... 35
4.2.5 Total Biaya Gas dan Darah .......................................................................... 35
4.3 Total Analisis Biaya Cost of Illness ................................................................ 36
4.4 Analisis Biaya Klaim ke BPJS ........................................................................ 37
4.5 Analisis Perbedaan Biaya Langsung Medis dan Biaya Klaim ke BPJS ......... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 40
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
dunia dan penyebab utama ketiga kematian di Amerika Serikat setelah penyakit
jantung dan semua kanker. Stroke terjadi pada lebih dari 700.000 individu per
Sesuai penyebabnya stroke dibagi menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan
jumlah stroke yang terjadi. Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi
tiga hal, yaitu mengurangi kerusakan neurologik lebih lanjut, menurunkan angka
stroke menerima obat polifarmasi karena sebagian besar pasien stroke mengalami
komplikasi. Untuk mendapatkan outcome terapi yang baik pada pasien stroke
1
Universitas Sumatera Utara
yang menjalani pengobatan diperlukan kerjasama multidisiplin ilmu antara dokter,
perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain, bahkan keluarga pasien (Fagan dan
Hess, 2005).
penatalaksaan stroke akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030, dan insidensi
kejadian stroke akan meningkat pada penduduk Amerika yang berusia 45-64
tahun. Peningkatan ini terjadi karena beberapa alasan diantaranya biaya untuk
paling tinggi yaitu mencapai 15,9% pada kelompok umur yaitu 45 sampai 54
tahun dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55 sampai 64 tahun.
Akibat besarnya biaya pada penyakit stroke ini, maka sangat diperlukan analisis
kesehatan atau dengan gejala mengalami peningkatan dari 6,8 per mil pada tahun
2007 menjadi 10 per mil pada tahun 2012 dan pada umumnya, prevalensi stroke
yang terjadi di kota lebih tinggi daripada di desa (Hendrawan dkk., 2013).
2
Universitas Sumatera Utara
dengan gejala sisa stroke mencapai 3197 orang (29,68%) dengan perincian 2670
orang dengan stroke iskemik dan 527 orang dengan stroke hemoragik (RSUP. H.
memberikan dampak pada biaya perawatan pasien di rumah sakit. Tinggi nya
biaya yang diperlukan untuk pasien stroke iskemik perlu dilakukan suatu evaluasi
Menurut Hilton (2005) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi pada
suatu segmen dan terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini merupakan
biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang
akan dianalisis.
yang meliputi seluruh komponen sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam
pasien berdasarkan diagnosis atau kasus yang relative sama. Dalam pembayaran
menggunakan sistem ina-cbg’s, baik rumah sakit maupun pihak pembayar tida
3
Universitas Sumatera Utara
hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan prosedur. Kode ina-
cbg’s untuk stroke iskemik rawat inap adalah G-4-14 (Kemenkes, 2014).
Biaya klaim BPJS dengan kode G-4-14-1 sebesar Rp.5.158.795 dan kode
yang dikeluarkan dan berapa biaya BPJS diklaim di RSUP. H.ADAM MALIK
terapi yang diberikan. Pola pengobatan untuk manajemen stroke iskemik akut
pada umum nya hanya 2 obat yang direkomendasikan dengan rekomendasi Grade
A yaitu injeksi intravena tissue plasminogen activator (t-PA) dengan onset 3 jam
dan aspirin dosis kecil dengan onset 48 jam. Jenis terapi obat yang digunakan juga
dipengaruhi oleh jenis tindakan yang diberikan tenaga medis, keahlian tim medis
dalam mendiagnosis secara cepat dan tepat, serta kepatuhan tenaga medis
sebagai pedoman dalam rumah sakit sangat perlu dalam penanganan atau
pemilihan terapi karena terapi yang tidak tepat maka dapat menyebabkan waktu
tinggal di rumah sakit menjadi lebih lama atau terjadinya komplikasi yang lain
sehingga biaya terapi menjadi meningkat, yang pada akhirnya akan terjadi
yang tidak sesuai, dapat menjadi keluhan utama pasien terhadap rumah sakit
4
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rumah sakit mengalami
stroke.
iskemik. Dibutuhkan variabel terikat dan variabel bebas pada penelitian. Variabel
terikat atau dependen adalah apa yang peneliti ukur dalam percobaan dan apa
5
Universitas Sumatera Utara
pada variabel independen. Dalam percobaan ilmiah, peneliti tidak dapat
adalah variabel yang menjadi penyebab adanya perubahan pada variabel yang
pelayanan medis, biaya laboratorium, biaya obat dan bahan medis habis pakai,
biaya gas dan darah. Parameter adalah ukuran seluruh populasi dalam penelitian
percontoh. Parameter memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga parameter dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Parameter yang digunakan pada penelitian ini
sebagai berikut.
Biaya Akomodasi
Biaya Pelayanan
medis
Biaya Total biaya medis
Biaya
Laboratorium langsung rumah
Biaya Obat dan sakit
Bahan Medis
Habis Pakai
Biaya Gas dan
Darah
6
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
dunia dan penyebab utama ketiga kematian di Amerika Serikat setelah penyakit
jantung dan semua kanker. Stroke terjadi pada lebih dari 700.000 individu per
Sesuai penyebabnya stroke dibagi menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan
jumlah stroke yang terjadi. Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi
tiga hal, yaitu mengurangi kerusakan neurologik lebih lanjut, menurunkan angka
stroke menerima obat polifarmasi karena sebagian besar pasien stroke mengalami
komplikasi. Untuk mendapatkan outcome terapi yang baik pada pasien stroke
perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain, bahkan keluarga pasien (Fagan dan
Hess, 2005).
2.1.2 Epidemiologi
7
Universitas Sumatera Utara
penyakit terbesar penyebab kematian dan stroke merupakan penyebab kematian
koroner, gagal jantung, dan stroke yang diprediksi akan terus berlanjut seiring
terbanyak pada lanjut usia dan saat ini menjadi perhatian utama masyarakat
kesehatan di Indonesia karena biaya perawatan yang tinggi dan beban yang sangat
nasional sebesar 8,3% dan pada tahun 2013 tercatat terjadi peningkatan 12,1%. Di
mana pravalensi stroke pada kelompok usia 45 sampai 54 tahun mencapai 15,9%
dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok usia 55 sampai 64 tahun. Hal ini
provinsi dengan jumlah kasus stroke tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat yang
berjumlah 238.001 orang. Provinsi Papua Barat dengan jumlah kasus terendah
semakin sempit dan berdampak pada penurunan aliran darah otak, sehingga kasus
8
Universitas Sumatera Utara
stroke memerlukan penanganan intensif dan edukasi dengan tujuan
terapi yang diberikan. Pola pengobatan untuk manajemen stroke iskemik akut
A yaitu injeksi intravena tissue plasminogen activator (t-PA) dengan onset 3 jam
dan aspirin dosis kecil dengan onset 48 jam. Jenis terapi obat yang digunakan juga
dipengaruhi oleh jenis tindakan yang diberikan tenaga medis, keahlian tim medis
dalam mendiagnosis secara cepat dan tepat, serta kepatuhan tenaga medis
sebagai pedoman dalam rumah sakit sangat perlu dalam penanganan atau
pemilihan terapi karena terapi yang tidak tepat maka dapat menyebabkan waktu
tinggal di rumah sakit menjadi lebih lama atau terjadinya komplikasi yang lain
sehingga biaya terapi menjadi meningkat, yang pada akhirnya akan terjadi
yang tidak sesuai, dapat menjadi keluhan utama pasien terhadap rumah sakit
2.1.3 Patofisiologi
kematian sel neuron dan kerusakan fungsional yang permanen. Strategi terapi
stroke berkembang menjadi dua tujuan utama; mengembalikan aliran darah otak
9
Universitas Sumatera Utara
dan meminimalisir efek iskemik yang menyebabkan kematian neuron. Sistem
saraf pusat memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi dan hanya dapat
dipenuhi oleh suplai substrat metabolik yang terus menerus dan tidak terputus.
Pada keadaan normal, energi tersebut hanya berasal dari metabolisme aerob
glukosa. Otak tidak memiliki persediaan energi untuk digunakan saat terjadi
gangguan penghantaran substrat. Sehingga tanpa suplai glukosa dan oksigen yang
darah minimal untuk memelihara struktur otak adalah sekitar 5-8 ml/100 g/menit
(pada jam pertama iskemik). Sementara, kebutuhan aliran darah minimal untuk
berlanjutnya fungsi adalah 20 ml/100 g/menit. Karena itu, dapat terlihat adanya
mekanisme patofisiologi pada iskemik otak yaitu hilang atau berkurangnya suplai
oksigen dan glukosa yang terjadi sekunder akibat oklusi vaskuler, serta perubahan
a. Tingkat kritikal pertama Apabila aliran derah otak/CBF (cerebral blood flow)
menurun hingga 70-80% (kurang dari 50-55 ml/100 gr/menit), respon pertama
ribosom.
b. Tingkat kritikal kedua Apabila CBF berkurang hingga 50% (hingga 35 ml/100
10
Universitas Sumatera Utara
laktat yang selanjutnya berkembang menjadi asidosis laktat dan edema sitotoksik
13 3) Tingkat kritikal ketiga Terjadi bila CBF berkurang hingga 30% (hingga 20
ml/100 gr/menit). Pada keadaan ini akan terjadi berkurangnya produksi adenosine
Pada saat CBF hanya mencapai 20% dari nilai normal (10-15 ml/100 gr/menit),
anoksik dari membran. Jika jaringan otak mendapat aliran darah 13 kurang dari 10
ml/100 gr/menit akan terjadi kerusakan neuron yang ireversibel secara cepat
dalam waktu 6-8 menit. Daerah ini disebut inti infark (ischemic core).
2.1.4 Penatalaksanaan
disebut dengan rrt PA, t-PA, tPA, alteplase (nama generik), atau aktivase atau
11
Universitas Sumatera Utara
aktilise (nama dagang). Pedoman terbaru bahwa rt-PA harus diberikan jika pasien
memenuhi kriteria untuk perawatan. Pemberian rt-PA intravena antara 3 dan 4,5
jam setelah onset serangan stroke telah terbukti efektif pada uji coba klinis secara
stroke sebaiknya ditunda hingga setelah memulai terapi rt-PA. Dasar pemberian
jam pertama sejak masuk ke rumah sakit dan membantu mengeksklusikan stroke
hemoragik.
antiplatelet 48 jam sejak onset serangan dapat menurunkan risiko kematian dan
otak yang diakibatkan iskemik dan mengurangi terjadinya stroke iskemik ulangan
Kombinasi aspirin dan clopidogrel dianggap untuk pemberian awal dalam waktu
24 jam dan kelanjutan selama 21 hari. Pemberian aspirin dengan dosis 81 – 325
mg per hari atau dipiridamol 200 mg dua kali sehari. Hasil uji coba pengobatan
antiplatelet terbukti bahwa data pada pasien stroke lebih banyak penggunaannya
12
Universitas Sumatera Utara
mengalami komplikasi perdarahan. Uji klinis telah menunjukkan bahwa
2.2 Farmakoekonomi
biaya, risiko dan manfaat dari program, pelayanan, atau terapi dan menentukan
alternative yang memberikan keluaran kesehatan terbaik untuk sumber daya yang
pengobatan pada kondisi yang sama. Selain itu juga dapat membandingkan
farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan
keamanan obat untuk menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan
(Trisna, 2008).
13
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan tetapi juga aspek ekonomi yang merupakan prinsip dasar kajian
masukan untuk menetapkan penggunaan yang paling efisien dari sumber daya
Tabel 2.1
Analisis Efektivitas Biaya (AEB) Efek dari suatu intervensi lebih tinggi,
hasil pengobatan diukur dalam unit
alamiah/indicator kesehatan,
valuasi/biaya dalam rupiah
Analisis Utilitas Biaya (AUB) Efek dari satu intervensi lebih tinggi,
hasil pengobatan dalam quality-
adjustedlife years/biaya dalam rupiah
Analisis Manfaat Biaya (AMB) Efek dari satu intervensi lebih tinggi,
hasil pengobatan dinyatakan dalam
rupiah/biaya dalam rupiah
termasuk obat yang memberikan hasil yang sama, serupa atau setara. Oleh karena
14
Universitas Sumatera Utara
hasil pengobatan dari intervensi sama, maka yang dibandingkan hanya satu sisi
Contoh AMiB yang sering dilakukan adalah membandingkan dua obat generic
yang dinyatakan ekuivalen oleh FDA. Jika obat yang dibandingkan ekuivalen
(tetapi diproduksi dan dijual oleh perusahaan berbeda), hanya perbedaan biaya
obat yang digunakan untuk memilih salah satu yang nilainya paling tinggi. AMiB
tidak bias digunakan untuk membandingkan obat yang berbeda kelas terapi
Analisis Efektif Biaya (AEB) cukup sederhana dan banyak digunakan untuk
kesehatan yang memberikan besaran efek yang berbeda (Rascati, et al., 2009).
Pada AEB, biaya intervensi kesehatan diukur dalam unit moneter dan hasil
dari intervensi tersebut dalam unit alamiah/indicator kesehatan baik klinis maupun
non klinis (non-moneter). Tidak seperti unit moneter yang seragam dan mudah
dikonversikan, indicator kesehatan sangat beragam. Oleh karena itu, AEB hanya
outcome klinik, dipresentasikan sebagai unit moneter per outcome klinik spesifik
yang dihasilkan sehingga klinisi dapat memilih alternatif dengan biaya yang lebih
15
Universitas Sumatera Utara
c. Analisis Utilitas Biaya (AUB)
Luaran yang sering digunakan dalam AUB adalah quality-adjusted life year
hidup. Kelebihan AUB adalah tipe luaran kesehatan yang berbeda dan penyakit
yaitu QALY. Kekurangan metode ini adalah sulit untuk menentukan utilitas atau
dibandingkan, luaran diukur dengan nilai mata uang. Kekurangan AMB adalah
bahwa menempatkan nilai ekonomi pada luaran medik bukan merupakan hal yang
mudah dan tidak ada kesepakatan bersama metode standar untuk bisa
e. Cost of Illness
oleh pasien sepsis selama dirawat dan membandingkan biaya yang dapat dihemat
16
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hilton (2005) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi pada
suatu segmen dan terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini merupakan
biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang
akan dianalisis.
Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung total biaya langsung yang harus
diperoleh dengan cara mengombinasikan data biaya per unit dengan data
biaya penunjang medis, biaya tindakan, dan biaya ruang rawat (Tarricone R,
2006).
biaya dengan menentukan total beban ekonomi dari suatu penyakit tertentu. Studi
keadaan atau penyakit tertentu. COI merupakan bentuk evalusi ekonomi yang
paling awal disektor pelayanan kesehatan, yang dapat digunakan sebagai acuan
17
Universitas Sumatera Utara
seluruh sumber daya pelayanan kesehatan yang dikonsumsi. Studi COI dapat
Studi Cost of Illness (COI) atau analisa biaya penyakit mengukur beban
disimpan atau dihemat jika penyakit itu bisa dicegah. Banyak penelitian COI telah
dilakukan selama 30 tahun terakhir. Peran penting studi COI dapat dilihat dari
seringnya penggunaan oleh para pembuat kebijakan. Sebagian besar dari studi ini
telah berperan dalam debat kebijakan terkait kesehatan masyarakat karena studi
menggunakan biaya dari total medis langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung non-medis (indirect non-medical cost) dan pada penelitian kali ini hanya
18
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis dan data keuangan pasien
Adam Malik Medan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan sebagai pusat rujukan
3.3.1 Populasi
Populasi target adalah seluruh data rekam medis dan data keuangan
pasien BPJS dengan diagnosa stroke iskemik yang dirawat inap di RSUP. H.
19
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasien yang memenuhi
kriteria inklusi.
Kriteria inklusi adalah pasien stroke iskemik dengan atau tanpa komplikasi
(kode ina-cbg’s G-4-14). Pasien stroke iskemik dengan rekam medis dan data
keuangan yang lengkap serta memuat informasi dasar yang diperlukan dalam
penelitian seperti obat yang digunakan, usia, jenis kelamin, dan diagnosis. Pasien
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat dipilih
sebagai sampel seperti data pasien yang tidak lengkap, hilang dan tidak jelas
langsung pasien dikarenakan peneliti hanya melihat dari sudut pandang BPJS.
pelayanan medis meliputi biaya visite dokter, biaya konsultasi dokter. Pelayanan
Biaya obat dan biaya bahan medis habis pakai seperti infus NaCl 0,9% 500 ml,
20
Universitas Sumatera Utara
three way, spuit dan lain lain nya. Biaya gas meliputi gas oksigen dan transfusi
darah. Data diperoleh dari ruangan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik medis maupun
maupun pihak pembayar tida lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan
ina-cbg’s untuk stroke iskemik rawat inap adalah G-4-14 (Kemenkes, 2014).
Adam malik medan lalu menghubungi direktur RSUP. H. Adam Malik Medan
21
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi Operasional
suatu variabel yang akan diteliti yaitu seperti usia adalah total lama waktu sampel
Jenis kelamin adalah perbedaan gender pasien yang dibedakan atas perempuan
dan laki-laki. Biaya langsung medis (direct medical cost) adalah biaya pengobatan
yang diberikan selama pasien dirawat inap. Cost of Illness adalah suatu analisis
memperkirakan nilai maksimum yang dapat dihemat atau diperoleh jika penyakit
dapat disembuhkan. Tarif klaim ina-cbg’s adalah besaran pembayaran klaim oleh
bpjs kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan atas paket layanan yang
sakit adalah sistem yang melakukan integrasi dan komunikasi aliran informasi
baik didalam maupun diluar rumah sakit. Rata-rata biaya adalah hasil
penjumlahan dari biaya pelayanan pasien dibagi dengan jumlah pasien yang
biaya aktual rumah sakit dikurangi dengan tarif klaim ina-cbg’s. Biaya rill rumah
rumah sakit.
rekam medis dan data keuangan pasien stroke iskemik yang dirawat di RSUP. H.
22
Universitas Sumatera Utara
catatan rekam medis pasien stroke iskemik. Data karekteristik pasien stroke
diagnosis, kelas rawat dan hasil evaluasi pemeriksaan laboratorium. Data biaya
nama, jenis, dosis, frekuensi, lama pemberian, dan cara pemberian. Data
penggunaan obat, barang medis dan pelayanan medis yang diterima pasien. Data
biaya meliputi tagihan total, biaya obat, biaya dokter, barang medis dan pelayanan
medis yang diterima pasien, laboratorium, serta total biaya yang diklaim ke BPJS.
merekrut data pasien stroke iskemik dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),
dan data biaya yang diperoleh dari bagian instalasi verifikasi askes RSUP. H.
biaya aktual rumah sakit. Menghitung besaran selisih negatif dan positif dari
klaim ina-cbg’s dengan tarif yang dikeluarkan oleh RSUP. H. Adam Malik
dengan tarif klaim ina-cbg’s, lalu mengevaluasi coi di rumah sakit, dan terakhir
23
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
pasien dengan 26 pasien meninggal dunia dan 68 pasien tidak memiliki kode
ina-cbg’s G-4-14. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 130 pasien.
Data hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada Tabel 4.1
1 Lak-laki 67 51.54%
2 Perempuan 63 48,46%
Menurut Anwar (2004) laki laki memiliki resiko dua hingga tiga kali
pada wanita tanpa memandang etnis dan asal negara (Sudlow dan Warlow,
1997) .
26
Universitas Sumatera Utara
hormon seksual wanita. Pengetahuan tentang mekanisme kematian sel pada
stroke iskemik harus dilakukan secara mendalam, karena mekanisme ini belum
bisa diidentifikasi secara nyata pada laki-laki dan wanita (Larson dkk, 2005).
Pathway metabolisme antara estrogen yang akrif dan tidak aktif, efek
iskemik paling banyak adalah pasien pada rentang umur 51-60 tahun dengan
Data hasil penelitian berdasarkan usia lebih lengkap dapat dilihat pada
Tabel 4.2
27
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia
2007, prevalensi stroke nasional sebesar 8,3% dan pada tahun 2013 tercatat
sampai 54 tahun mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok
usia 55 sampai 64 tahun. Pasien yang umurnya 60 tahun lebih beresiko terkena
stroke karena umur merupakan faktor resiko stroke iskemik yang tidak dapat
diubah.
penyakit monopoli orang tua, namun sekarang ada kecenderungan juga diderita
oleh kelompok usia muda. Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup
(Yunaidi, 2010).
Seiring bertambah nya usia maka fungsi organ tubuh juga mulai
berkurang aktivitas kerja nya akibat proses penuan, dimana semua organ tubuh
28
Universitas Sumatera Utara
mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah otak. Pembuluh darah
menjadi tidak elastis terutama bagian endotel yang mengalami penebalan pada
Data hasil penelitian berdasarkan length of stay dapat dilihat pada Tabel
4.3
1 2 1(0,8%) 2
2 3 2(1,53%) 6
3 4 6(4,6%) 24
4 5 14(10,77%) 20
5 6 12(9,2%) 72
6 7 16(12,3%) 112
7 8 18(13,85%) 64
8 9 14(10,77) 126
9 10 13(10%) 130
10 11 9(6,95%) 99
11 12 6(4,6%) 72
12 13 7(5,4%) 91
13 14 2(1,53%) 28
14 15 1(0,8%) 15
15 17 4(3,1%) 68
16 19 2(1,53%) 38
17 20 1(0,8%) 20
18 28 1(0,8%) 28
19 54 1(0,8%) 54
Total 130 1069
Rerata 56,26
banyak adalah 8 hari dengan jumlah 18 (13,85%). Rerata LOS dari penelitian ini
tercatat ±10 hari. Hal ini rerata LOS rill pasien lebih besar dari standar ketetapan
paket INA-CBGs. Terdapat satu pasien yang lama rawat inap nya selama 54
29
Universitas Sumatera Utara
hari, hal ini dikarenakan pasien yang menjalani perawatan adalah pasien usia
lanjut yang memiliki jumlah diagnosis sekunder lebih tinggi seperti hipertensi,
pengobatan yang diberikan oleh pasien dan membutuhkan waktu yang lebih
1 Hipertensi 12 32,28
3 Gastrointestinal Disease 7 20
5 Vertigo 1 2,85
7 Angina 1 2,85
Total 35 100
dikarenakan hipertensi adalah faktor resiko independen yang paling banyak yang
30
Universitas Sumatera Utara
penting untuk stroke iskemik dan hemoragik, dan 50%-60% pasien dengan
peningkatan tekanan nadi. Hipertensi merupakan faktor resiko paling umum dan
usia dan memiliki probabilitas seumur hidup sebesar 90% pada mereka yang
pendarahan intracerebral melalui kerusakan pada dinding arteri dalam area otak
yang lebih dalam yang pada akhirnya akan menyebabkan aliran darah ke otak
akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian (Vega, 2008).
menghitung biaya medis langsung. Biaya langsung medis adalah biaya yang
terkait langsung dengan pelayanan kesehatan dan harus ditanggung oleh seorang
Hal ini sesuai pendapat Hilton (2005) bahwa biaya langsung adalah biaya
yang terjadi pada suatu segmen dan terjadinya karena adanya segmen tersebut.
Biaya ini merupakan biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke
medis, biaya pelayanan penunjang medis, biaya obat dan medis habis pakai,
31
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Biaya Akomodasi
langsung medis. Sedangkan biaya paling tinggi pada satu pasien Rp.18.597.000,-
Tabel 4.5
2 Rerata 5.484.707,-
makan hal ini tercantum dalam PMK no. 12 tentang Pola Tarif BLU Rumah
Sakit tahun 2013. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien untuk
tempat pelayanan dan jenis pelayanan. Tempat pelayanan terdiri atas rawat inap
dan rawat jalan. Tempat rawat inap meliputi ruang perawatan, kamar operasi,
32
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Biaya Pelayanan Medis
2 Rerata 1.757.500,-
medis sesuai dengan PMK no. 12 tentang Pola Tarif BLU Rumah Sakit tahun
2013. Pelayanan Medik adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan
oleh tenaga medik dan perawat berupa pemeriksaan, konsultasi dan tindakan
medik. Pelayanan medis terdiri dari pemeriksaan dan konsultasi, visite dan
konsultasi, tindakan medis operatif, tindakan medis non operatif dan persalinan.
Pelayanan medis adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan oleh
tenaga medik dan perawat berupa pemeriksaan, konsultasi dan tindakan medik.
33
Universitas Sumatera Utara
operatif adalah tindakan kepada pasien tanpa pembedahan untuk membantu
total biaya langsung medis. Sedangkan biaya tertinggi adalah Rp.3.503.400,- dan
2 Rerata 1.206.000,-
kepada pasien di rumah sakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan
34
Universitas Sumatera Utara
terapi wicara, ortotik/prostetik, bimbingan social medis dan jasa psikologi serta
Data hasil penelitian berdasarkan biaya obat dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Total biaya obat dan bahan medis habis pakai
2 Rerata 1.118.334,-
Bahan adalah obat-obatan, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai yang
pengobatan dan konsultasi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan lainnya. Biaya
obat dan biaya bahan medis habis pakai seperti infus NaCl 0,9%
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan total biaya gas dan darah adalah
35
Universitas Sumatera Utara
langsung medis. Sedangkan biaya tertinggi adalah Rp.6.462.366,8 dan biaya
Data hasil penelitian berdasarkan biaya lainnya dapat dilihat pada Tabel
4.9
Pengertian dari biaya lainnya ialah biaya yang terdiri dari gas oksigen
metode analisis biaya dengan menentukan total beban ekonomi dari suatu
36
Universitas Sumatera Utara
daya yang dibutuhkan untuk keadaan atau penyakit tertentu. Cost of illness
lainnya. Tujuan utama cost of illness adalah untuk mengevaluasi beban ekonomi
dari suatu penyakit pada masyarakat, meliputi seluruh sumber daya pelayanan
Data hasil penelitian berdasarkan kode ina-cbg’s, dapat dilihat pada Tabel 4.11.
2 Kelas (ruangan) 1 1 1
sakit
BPJS
37
Universitas Sumatera Utara
Analisis biaya penyakit berdasarkan tarif INA-CBG’s diperlukan untuk
melihat gambaran tarif yang telah ditentukan untuk pasien JKN berdasarkan
grouping telah sesuai dengan grouping ICD-10 data dari pihak rumah sakit
faktor-faktor ini ditetapkan kode ina-cbg’s yang memiliki diagnosa utama stroke
tingkat keparahan ringan (I), sedang (II) dan berat (III). Pembagian tingkat
keparahan ini akan menentukan besar kecilnya tarif INA-CBG’s pasien, semakin
tinggi tingkat keparahan maka akan semakin tinggi biaya yang ditanggung pihak
asuransi JKN.
4.5 Analisis Perbedaan Biaya Langsung Medis dan Biaya Klaim ke BPJS
Berdasarkan hasil dari penelitian total biaya klaim ke bpjs pasien stroke
Data analisis perbedaan biaya langsung medis dan biaya klaim ke BPJS
38
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Perbedaan biaya klaim ke BPJS dan biaya medis langsung
39
Universitas Sumatera Utara
BAB V
(34,62%), dan lamanya rawat inap paling banyak adalah 8 hari dengan
b. Hasil analisis biaya cost of illness dari 130 pasien yang memenuhi kriteria
(positif).
5.2 Saran
a. Biaya akomodasi adalah biaya dengan total yang paling besar dikarenakan
40
Universitas Sumatera Utara
akomodasi atau pihak BPJS menaikkan paket klaim BPJS agar bisa
41
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
42
Universitas Sumatera Utara
Kementerian Kesehatan RI BP dan PK. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. Jakarta; 2013.
Kristiyawati, S.P., Irawaty, D., Hariyati, Rr.T.S. 2009. ―Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Stroke di RS Panti Wilasa Citarum
Sema-rang‖, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK),Volume 1 (1),
30 hal. 1-7. Semarang: STIKES Telogorejo. Lestari, N. K. 2010.
Larson J, Franze, Dahlin, et al. (2005). Predictors of quality of life among
spouses of stroke patients during the first year after the stroke event.
Scand J Caring Sci 19 : 439–445.
Masood DE, Roach EC, Beauregard KG, et al. (2010). Impact of sex hormone
metabolism on the vascular effects of menopausal hormone therapy in
cardiovascular disease. Current Drug Metabolism [Curr Drug Metab]
11 (8) :693-714.
Muslimah., Andayani TM., Rizaldy P., Endarti D. Perbandingan Biaya Riil
terhadap Tarif INA-CBGs Penyakit Stroke Iskemik di RS Bethesda
Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Farmasi. 2017;7(1):105-
115.
RSUP. Haji Adam Malik Medan. Data Kunjungan Pasien BPJS RSUP. H. Adam
Malik Medan Januari-Desember 2019, RSUP Haji Adam Malik Medan.
2019.
RSUP. Haji Adam Malik Medan. Data Kunjungan Pasien Poliklinik Neurologi
Rsup H. Adam Malik Medan Januari-Desember 2014, RSUP. H. Adam
Malik Medan. 2014.
Segel JE. Cost-of-illness studies—a primer. RTI-UNC Cent Excell Heal Promot
Econ. December 2006:1-39.
Smeltzer, S. C., & Bare, B, G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth vol.1 ed.8. Jakarta : EGC.
Sudlow CL, Warlow CP (1997). Comparable studies of the incidence of stroke
and its pathological types: results from an international collaboration.
International Stroke Incidence Collaboration. Stroke 28: 491–499
Tan WS., Heng BH., Health P. Factors Predicting Inpatient Rehabilitation
Length of Stay of Acute Stroke Patients in Singapore. YAPMR.
2009;90(7):1202- 1207.
Tarricone, R., 2006. Cost-of-illness analysis. Health Policy.
Trisna, Y., 2008, Aplikasi Farmakoekonomi Dalam Pelayanan Kesehatan, Juni,
(online), (www. Media Informasi Farmasi Indonesia.com), Aplikasi
Farmakoekonomi Dalam Pelayanan Kesehatan.
Uchino K, Pary J, Grotta J. Acute Stroke Care, 2nd ed, New York:Cambridge
University Press. 2011.
Vega J. (2008). Hemiparesis. April 21. 2016.
Http://Stroke.About.Com/Od/GlosSary/G/Hemiparesis.Htm diperoleh
30 Novemer 2016.
Vogenberg, F. R., 2001, Introduction to Applied Pharmacoeconomics,
McGrawHill Companies, USA.
Wanhari, M.A. (2008). Asuhan Keperawatan Stroke. Diakses : 29 Juli 2012.
http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/stroke.html
World Health Organization. (2011). Global Atlas on Cardiovascular Disease
Prevention And Control. Policies, Strategies and Interventions. Iraq.
43
Universitas Sumatera Utara
Yuniadi Y. Intervensi pada Stroke Non- Hemografik. Jurnal Kardiologi
Indonesia. 2010;31(3):153–5.
44
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
45
Universitas Sumatera Utara
1.2 Surat Izin Telah Selesai Penelitian
46
Universitas Sumatera Utara