Anda di halaman 1dari 11

Idea Nursing Journal Darma Satria ISSN:

2087-2879

COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE (CAM):


FAKTA ATAU JANJI?
Complementary and alternative medicine: A fact or promise? Darma
Satria
Bagian Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Korespondensi : darm212@yahoo.com/ darm212@gmail.com

Abstrak
Complementary and Alternative Medicine (CAM) merupakan pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Sampai
saat ini, sebanyak 56 rumah sakit (RS) di 18 provinsi sudah melayani pengobatan nonkonvensional seperti
pengobatan alternatif atau herbal tradisional disamping pengobatan medis konvensional. Masih diperlukan
pengembangan/ saintifikasi CAM agar dapat diterima menjadi salah satu metode pengobatan dalam dunia
kedokteran (uji praklinis dan klinis) dikarenakan prinsip pengobatan dalam dunia kedokteran harus
berdasarkan Evidence Based Medicine (EBM).

Kata Kunci : Complementary, Alternative Medicine, Evidence Base Medicine

Abstract
Complementary and Alternative Medicine (CAM) is a non-conventional treatments to improve
community health include promoting, preventing, curating and rehabilitating that obtained by structured
education with quality, safety and high effectiveness of biomedical science basic, but not yet accepted in
conventional medicine . Until now, total of 56 hospitals in 18 provinces have served non-conventional
treatments such as herbal medicine or traditional alternatives in addition to conventional medical treatment.
This kind of treatment need to develop (saintification), in order to be accepted as one of treatment methods in
convensional medicine (preclinical and clinical trials) because the principle treatment in convensional
medicine must be based on Evidence (Evidence Based Medicine).

Key words : Complementary, Alternative Medicine, Evidence Base Medicine

Pendahuluan
Penggunaan terapi alternatif berupa Pengamatan menunjukkan bahwa ada
preparat herbal, terapi komplementer, dan peningkatan kecenderungan penggunaan
terapi fisik nonmedis merupakan hal yang obat-obat herbal dan terapi alternatif dewasa
umum dijumpai. Beberapa pihak mengklaim ini. Media massa berperan cukup besar
bahwa penggunaan obat tradisional dalam kegiatan promosi obat-obat herbal
seringkali berhasil ketika dunia kedokteran dan terapi alternatif lainnya. Di beberapa
telah angkat tangan. Beberapa yang lain media dapat dijumpai satu halaman penuh
mengklaim bahwa penggunaan obat
iklan berisi promosi, kesaksian, atau klaim
tradisional adalah bebas dari efek samping
kemanjuran suatu tatacara pengobatan
yang merugikan pasien. Penggunaan
alternatif (Pinzon, 2007).
obatobat herbal merupakan bagian dari
tradisi pengobatan yang turun-temurun di Jamu dan obat-obatan herbal merupakan
berbagai kultur. Pengobatan tradisional Cina jenis pengobatan alternatif yang sudah
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013

dan jamu merupakan hal yang umum generasi ke generasi. Berdasarkan penelitian
dijumpai.
82

yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI
(Riskesdas) pada 2010 lalu, sebanyak 55,3% AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi
orang Indonesia mengkonsumsi jamu untuk Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS
menjaga kesehatan (Jonosewojo, 2013). Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP
Penggunaan terapi alternatif berupa preparat Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji
herbal, terapi komplementer, dan terapi fisik Tirtonegoro Klaten. Menteri Kesehatan telah
nonmedis merupakan hal yang umum mengarahkan bahwa RS Pendidikan Vertikal
dijumpai. Penelitian di Amerika Serikat harus melayani pengobatan komplementer
menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional - alternatif yaitu ramuan jamu
herbal meningkat dari 3% pada tahun 1990 sedangkan herbal yang lain bisa setelah itu
menjadi 12% pada tahun 1997, dan 19% (Ditjen BUK Kemenkes RI, 2010).
pada tahun 2002 (Pinzon, 2007). Saat ini
penggunaan CAM di Amerika Serikat Pengertian Complementary and
mencapai 40% dan di Inggris mencapai 20% Alternative medicine (CAM)
(E Ernst, M H Cohen, J Stone, 2004). Complementary and Alternatif Medicine
Obat herbal kini menarik perhatian (CAM) didefinisikan oleh National Center
serius dari pemerintah, salah satu program of Complementary and Alternatif Medicine
unggulan Departemen Kesehatan tahun 2011 sebagai berbagai macam pengobatan, baik
menetapkan obat herbal atau jamu masuk praktik maupun produk pengobatan yang
pelayanan kesehatan primer. Meski obat bukan merupakan bagian pengobatan
herbal di Indonesia telah dikenal sejak dulu, konvensional (Dietlind L. Wahner-Roedler,
tetapi sebagian besar belum memiliki latar 2006). Berdasarkan Kepmenkes nomor
belakang ilmiah yang shahih. Hal ini 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang
menjadi kendala ketika masuk dalam dunia penyelengaraan pengobatan tradisional,
formal. Pasalnya, dalam dunia kedokteran diuraikan :
modern saat ini berpegang kuat pada 1. Pengobatan tradisional adalah
Evidence Based Medicine (EBM) pada setiap pengobatan dan/atau perawatan dengan
mengambil keputusan medis (Arsana & cara, obat dan pengobatnya yang
Djoerban, 2011). mengacu kepada pengalaman,
Sampai saat ini, sebanyak 56 rumah keterampilan turun temurun, dan/atau
sakit (RS) di 18 provinsi sudah melayani pendidikan/pelatihan, dan diterapkan
pengobatan nonkonvensional seperti sesuai dengan norma yang berlaku dalam
pengobatan alternatif atau herbal tradisional masyarakat.
di samping pengobatan medis konvensional 2. Obat tradisional adalah bahan atau
(PERSI, 2013). Berdasarkan Surat ramuan bahan yang berupa bahan
Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
Medik telah ditetapkan 12 (dua belas) sediaan sarian (galenik) atau campuran
Rumah Sakit Pendidikan yang melaksanakan bahan tersebut yang secara turun temurun
pelayanan pengobatan komplementer telah digunakan untuk pengobatan
tradisional- alternatif: RS berdasarkan pengalaman (Kepmenkes,
Kanker Dharmais Jakarta, RSUP 2003).
Persahabatan Jakarta, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, RSUP Prof. Dr. Kandau Menado,
RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr.
83
Idea Nursing Journal Darma Satria

No Jenis pengobatan Deskripsi


1. Akupuntur Stimulasi dari titik akupuntur dengan menusukkan jarum, arus
listrik (elektroakupuntur), panas (moxibustion), laser (laser
akupuntur), atau tekanan (acupressure)
2. Alexander Technique Psikofisikal reedukasi untuk memperbaiki posisi
dan koordinasi
3. Aromaterapi Aplikasi dari minyak esensial dari tanaman, seringnya dibarengi
dengan pijatan
4. Pelatihan autogenik Autosugesti, teknik hypnosis mandiri untuk relaksasi
5. Kelasi Infus intravena EDTA untuk penyakit arteriosklerotik
6. Chiropractic Sistem perawatan kesehatan melalui kepercayaan bahwa sistem
saraf berperan penting dalam kesehatan dan kebanyakan
penyakit diakibatkan oleh subluksasi spinal dan dapat
disembuhkan dengan manipulasi spinal
7. Terapi enzim Pemberian enzim proteolitik peroral dengan tujuan untuk
kesehatan
8. Pengobatan dengan bunga Infus ekstrak tanaman untuk keseimbangan fisik dan emosional
9. Herbalisme Pengobatan dengan tanaman obat
10. Homeopati Orang sakit dapat disembuhkan dengan menggunakan efek
pantulan substansi yang menghasilkan gejala sakit pada orang
sehat
11. Pijatan Melakukan pemijatan pada lokasi-lokasi tertentu
12. Osteopati Terapi dengan melakukan pijatan, mobilisasi dan manipulasi
13. Refleksiologi Menggunakan tekanan manual ke area spesifik (khususnya pada
telapak kaki) yang berhubungan dengan organ dalam
14. Penyembuhan spiritual Menyalurkan energy penyembuhan dari seorang terapis ke
tubuh pasien
15. Tai chi Sistem pergerakan dan posisi tubuh untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental
16. Yoga Olahraga peregangan untuk control pernafasan dan meditasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional- alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima
dalam kedokteran konvensional. Dalam
penyelenggaraannya harus sinergi dan
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya
dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
lainnya yang memiliki pendidikan dalam
bidang pengobatan komplementer
84
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013

tradisional-alternatif. Jenis pengobatan uan promotif dan preventif (pemelih


komplementer tradisional -alternatif yang araan kesehatan dan kebugaran)
dapat diselenggarakan secara sinergi dan kuratif (mengobati penyakit), dan
terintegrasi harus ditetapkan oleh Menteri paliatif (meningkatkan kualitas
Kesehatan setelah melalui pengkajian hidup) (Arsana & Djoerban, 2011).
(Ditjen BUK Kemenkes RI, 2010).

Bagaimana dokter harus bersikap


terhadap Obat Herbal dan pengobatan
Dasar Hukum Penyelenggaraan CAM alternatif
Adapun dasar hukum dari Dokter sebagai bagian dari masyarakat
penyelenggaraan pengobatan ilmiah harus dapat mempertanggungjawabka
tradisionalalternatif di Indonesia adalah n secara ilmiah pula segala tindakan medis
sebagai berikut yang diputuskan terhadap pasien. Suatu obat
1. Kepmenkes No. 1076/ 2003 tentang pertama kali harus ada kajian teorinya,
penyelenggaraan pengobatan tradisi bukan tiba-tiba dipakai untuk mengobati.
onal (battra) Menampik soal obat herbal yang tidak ada
2. Kepmenkes No. 1109/ 2007 tentang atau minim efek sampingnya, hal ini
pengobatan komplementer sebenarnya hanya justifikasi dari testimoni
alternatif, merupakan pengaturan beberapa orang saja dan belum ada standar
cara pengobatan tradisional pada penelitiannya. Obat-obat herbal harus
pelayanan kesehatan formal, memiliki bukti-bukti ilmiah, karena
dokter/dokter gigi, dan battra. tantangan dokter saat ini adalah bagaimana
3. UU No. 36 Tahun 2009, pada Pasal menerapkan Evidence Based Medicine pada
48 dinyatakan: “Pelayanan kesehata praktiknya (Arsana & Djoerban, 2011).
n tradisional merupakan bagian dari Terdapat tiga jenis obat herbal yang
penyelengga raan upaya kesehatan” umum ditemui di Indonesia, yaitu: Jamu,
4. Pasal 59- merupakan obat herbal yang belum teruji
61 mengatur tentang pelayanan kese secara klinis. Sedangkan, Obat Herbal
hatan tradisional, jenis pelayanan ke Terstandar (OHT) merupakan obat herbal
sehatan tradisional, pembinaan dan yang telah diuji pra klinik pada hewan. Ada
pengawasan, serta pengembangan. juga Fitofarmaka, merupakan obat herbal
Pasal 101 dinyatakan, “Sumber obat yang telah diuji klinis pada manusia.
tradisional yang sudah terbukti berk Sayangnya, kebanyakan obat herbal yang
hasiat dan aman digunakan dalam beredar di Indonesia masih berputar pada
pencegahan, pengobatan, kategori Jamu dan OHT. Penggunaan dan
perawatan, dan atau pemeliharaan khasiat obat herbal juga bukan berdasarkan
kesehatan, tetap dijaga uji klinis, melainkan testimonial dari
kelestariannya.” beberapa orang yang sembuh dengan
mengkonsumsi obat herbal. Hal inilah yang
5. Permenkes No. 003/ 2010 tentang sa
menjadi momok dilema bagi para dokter.
intifikasi Jamu, yang mengatur tenta
ng perlunya pembuktian ilmiah obat Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat
tradisional melalui penelitian berbas tradisonal dapat digolongkan menjadi :
is pelayanan (dual system), serta pe 1. Jamu (empirical based herbal
manfaatan obat tradisional untuk tuj medicine). Jamu adalah jenis herbal
yang belum melalui proses uji

85
Idea Nursing Journal Darma Satria

kelayakan, hanya berdasarkan


pengalaman masyarakat.
2. Obat ekstrak alam (obat herbal 3. Label Kristal
terstandar/scientific based herbal Obat yang memiliki label kristal
medicine). Obat tradisional yang merupakan obat herbal yang masuk
telah diuji khasiat dan toksisitasnya dalam kategori Fitofarmaka. Sayangnya,
(kandungan racun), namun belum obat herbal ini tidak banyak disediakan
diujicobakan penggunaannya pada di Indonesia karena biaya penelitian
pasien. yang mahal. Fitofarmaka merupakan
3. Fitofarmaka (clinical based herbal obat herbal yang sudah di melalui uji
medicine). Adalah obat traditional pra klinik dan uji klinik (Jonosewojo,
2013). Sejauh ini telah beredar 5-7 obat
yang telah melalui tiga uji penting,
fitofarmaka yang sesuai standar farmasi
yaitu :
modern, kesemuanya memiliki logo
a. Uji praklinik. Uji khasiat dan
fitofarmaka pada kemasannya, yaitu
toksisitas.
tanda "akar hijau" menyerupai tanda
b. Uji teknologi farmasi. Untuk
salju dengan latar belakang berwarna
menentukan identitas atau bahan
kuning muda, dikelilingi lingkaran
berkhasiat secara seksama hingga
berwarna hijau muda. Logo ini
dapat dibuat produk yang merupakan tanda sertifikat dari Badan
terstandardisasi. Pengawas Obat dan Makanan (Badan
c. Uji klinis kepada pasien. POM) (Anon., 2013).
Agar setara dengan obat modern, obat Sebuah penelitian di Amerika Serikat
tradisional harus melewati berbagai proses dilakukan untuk menilai bagaimana perilaku
tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat dokter ahli penyakit (sampel 660 orang)
herbal tersebut kemudian disebut dalam terhadap CAM. Didapatkan hasil
fitofarmaka yang layak diresepkan oleh bahwa 76% dokter tidak pernah
dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan menyarankan pasiennya untuk menjalani
kesehatan (Anon., 2013). Ada tiga label terapi CAM. Tetapi 44% dokter menyatakan
yang harus diperhatikan saat membeli obat merujuk pasiennya ke praktisi CAM apabila
tradisional, yaitu: tersedia fasilitas ini di institusi kerja mereka.
1. Label daun Lima puluh lima persen dokter menyatakan
Jika Anda menemukan label dengan bahwa kerjasama dengan praktisi CAM
bentuk daun, artinya obat tradisional memiliki efek positif terhadap kepuasan
yang Anda beli masuk dalam kategori pasien, dan 48% percaya bahwa dengan
jamu. Pada jamu, belum ada penelitian menawarkan pengobatan CAM akan
yang membuktikan apakah obat tersebut meningkatkan jumlah kunjungan pasien.
aman dan baik digunakan. Namun Kebanyakan dokter setuju bahwa terapi
biasanya, bagi kalangan medis, jamu CAM menjanjikan untuk mengobati gejala
direkomendasikan untuk mencegah dari penyakit, tetapi mayoritas dari mereka
penyakit. tidak nyaman apabila mereka menyarankan
2. Label Binatang pasiennya untuk menjalani terapi CAM.
Obat tradisional yang memiliki label Randomized Controlled Trial diperlukan
seperti tiga bintang masuk dalam untuk menyakinkan para dokter agar mereka
kategori Obat Herbal Terstandar (OHT). bersedia untuk bekerja sama dengan praktisi
Obat herbal ini formulasinya berasal dari CAM (Dietlind L. Wahner-Roedler, 2006).
jamu atau penemuan obat herbal terbaru.
Namun sudah dilakukan uji pra klinis.
Biasanya, kalangan medis menggunakan
obat ini untuk terapi alternatif.
86
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013

Perbedaan antara CAM dan Pengobatan medicine) ini dilakukan dengan tujuan untuk
Convensional memberikan cara kerja yang efektif dengan
Perbedaan antara CAM dan Pengobatan menggunakan metode ilmiah serta informasi
konvensional : sains global yang modern. Begitupun dengan
1. Pada banyak negara CAM obat tradisional. Agar setara dengan obat
merupakan pengobatan privat dan modern, obat tradisional harus melalui
tidak terintegrasi dengan petugas berbagai tingkatan uji klinis. Jadi tidak
medis. hanya mengklaim khasiat pengobatan
2. Penyedia jasa CAM umumnya tidak traditional dengan testimoni (Anon., 2013).
terdidik secara medis, dan umumnya Penerapan Evidence based Medicine dalam
bukan dokter yang telah menempuh diagnosis dan terapi pasien merupakan gold
pendidikan medis. standar. Kebanyakan CAM belum memenuhi
3. Penyedia CAM memiliki perizinan randomized clinical trials (RTCs) (Maino,
dan aturan mereka sendiri dan 2012).
terpisah dengan aturan/perizinan Minimnya data ilmiah obat herbal
medis. membuat Menteri Kesehatan menerbitkan
4. Efektivitas dan keamanan dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
berbagai macam CAM sedikit sekali No. 003/2010 tentang saintifikasi Jamu,
yang diteliti, sering merupakan yang mengatur tentang perlunya pembuktian
pengobatan ortodok dan tidak ilmiah obat tradisional melalui penelitian
terbukti secara ilmiah seperti berbasis pelayanan (dual sistem), serta
pengobatan konvensional. pemanfaatan obat tradisional untuk tujuan
5. Pendanaan riset CAM kecil, jauh promotif dan preventif, kuratif dan paliatif.
dibandingkan dengan pengobatan Menkes menegaskan saintifikasi jamu ini
konvensional. adalah upaya penelitian berbasis pelayanan
6. CAM kurang saintifikasi jika kesehatan. Duet antara dokter peneliti dan
dibandingkan dengan pengobatan pelayanan kesehatan ini ditujukan untuk
konvensional. memberikan landasan ilmiah secara empiris
7. CAM diklaim lebih holistik, melalui penelitian berbasis pelayanan
sekaligus memiliki keuntungan kesehatan (Arsana & Djoerban, 2011). Ada
terhadap mental, psikologis, harapan yang besar bahwa preparat herbal
spiritual dan sosial sehingga tidak dari Indonesia yang diteliti oleh orang
diperlukan pembuktian seperti Indonesia dapat banyak dibaca dalam
pengobatan konvensional. publikasi majalah medis internasional, dan
Beberapa contoh pengobatan alternatif kemudian dipatenkan (Pinzon, 2007).
yang dikenal yaitu : Untuk dapat menilai efikasi, efektivitas
Tabel 1. Beberapa contoh CAM dan keamanan suatu obat herbal, harus
(E Ernst, M H Cohen, J Stone, 2004) dapat menjawab pertanyaan dibawah ini :
1. Pengobatan yang bagaimana yang
telah diteliti?
Evidence Based CAM
2. Apakah obat tersebut dapat diteliti
Ilmu kedokteran modern berkembang
mengikuti protokol sains modern?
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
di Inggris, Jerman, dan Perancis. Disebut 3. Apakah pengobatan tersebut dapat
juga ilmu kedokteran ilmiah dimana setiap dilakukan juga di negara lain?
pengobatan yang diberikan harus dibuktikan 4. Apakah obat tersebut sudah
melalui proses uji klinis. Kedokteran digunakan secara luas, efektif dan
berdasarkan bukti (evidence-based tanpa efek samping?

87
Idea Nursing Journal Darma Satria

5. Apakah secara etis tepat melakukan Indonesia? Beberapa waktu belakangan ini
penelitian terhadap obat tersebut? muncul banyak tulisan ilmiah tentang
(Firenzuoli, Fabio and Luigi Gori, 2007) efektivitas preparat herbal. Sebagian besar
Preparat yang mengandung Echinacea, artikel penelitian dilakukan dengan hewan
gingseng, dan gingko biloba menempati coba di laboratorium, dan bukan pada
urutan pertama dari preaparat herbal yang subyek penelitian pasien yang
paling banyak dikonsumsi. Pertanyaan kritis sesungguhnya. Hal ini dapat dipahami
yang sering muncul adalah bukti ilmiah dari karena tidak adanya dukungan dana yang
penggunaan obat-obat tersebut. Beberapa memadai bagi para peneliti. Banyak bukti
kajian terdahulu menunjukkan bahwa terapi menunjukkan bahwa terapi yang terbukti
alternatif seringkali tidak didukung oleh data bermanfaat pada hewan coba dan
penelitian klinik yang baku. Data yang laboratorium ternyata tidak terbukti
disajikan seringkali tidak memenuhi bermanfaat pada pasien. Masih ada jalan
kaidahkaidah ilmiah dan metodologi. Di era panjang yang harus ditempuh untuk
pelayanan kesehatan berbasis bukti mengklaim preparat herbal asli Indonesia di
(evidence based healthcare), maka ada mata kedokteran barat.
keharusan bukti ilmiah dari suatu tatacara Bagaimana dengan kondisi riil di
pengobatan yang diklaim bermanfaat. masyarakat? Adanya kesenjangan informasi
Pengalaman satu pasien yang sembuh tidak yang besar masyarakat seringkali tidak
dapat diklaim untuk berlaku bagi semua paham bahwa suatu terapi yang diklaim
orang. bermanfaat. Harusnya didukung oleh bukti
Kajian Linde, dkk (2001) ilmiah yang akurat. Kesaksian seorang
memperlihatkan bahwa pengobatan pasien yang sembuh dan ditulis dengan
tradisional dan komplementer seringkali huruf yang besar-besar di media massa
menunjukkan bias dalam hal publikasi. Hal belum tentu berlaku bagi semua pasien.
lain yang perlu dikritisi adalah jumlah Masyarakat seringkali tidak keberatan untuk
subyek yang pada umumnya terlalu kecil membayar harga yang lebih mahal untuk
untuk mengambil suatu kesimpulan yang pengobatan alternatif. Hal ini seharusnya
akurat. Klaim bahwa pengobatan alternatif ditanggapi dengan kritis oleh dunia medis.
lebih aman juga diragukan. Setiap herbal Proses pembelajaran di media massa
memiliki zat aktif yang berpengaruh pada seharusnya dilakukan secara terus menerus.
kesehatan. Zat aktif ini juga memiliki efek Publikasi ilmiah terus diperbanyak dan
terapetik dan efek samping. Beberapa dikemas dalam bahasa ilmiah populer yang
preparat obat yang mengandung gingko mudah dimengerti (Pinzon, 2007).
biloba dan gingseng juga memiliki efek
samping mual, muntah, dan diare. Beberapa CAM Dan Efek Samping Obat
terapi jamu juga terbukti dicampur dengan Sebenarnya prinsip obat tradisional tidak
obat kimia. jauh berbeda dengan obat modern. Apabila
Pada banyak publikasi ilmiah yang lain,
preparat herbal seringkali tidak terbukti
bermanfaat. Kalimat yang seringkali muncul
dalam berbagai kajian ilmiah adalah "belum
ada cukup bukti", "jumlah sampel yang
terlalu sedikit", dan "aspek metodologi yang
lemah". Hal ini dapat dilihat pada berbagai
penelitian-penelitian terapi tradisional yang
sering kali hanya dipublikasi dalam majalah
ilmiah lokal.
Bagaimana dengan kondisi di

88
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013

menimbulkan keracunan maupun


komplikasi penyakit lainnya. Risiko lainnya
tidak digunakan secara tepat juga dapat jika tidak memperhatikan kualitas komposisi
mendatangkan efek buruk, sehingga tidak benar obat herbal adalah ancaman sirosis hati.
pernyataan yang beredar di Bahan bahan obat herbal yang diragukan
masyarakat bahwa obat tradisional sama sekali kesegaran dan kualitasnya bisa mengandung-
tidak memiliki efek samping. Dan perlu diketahui jamur Amanita phaloides yang
bahwa tidak semua herbal memiliki khasiat memproduksi aflatoksin yang bisa merusak
dan aman untuk dikonsumsi, (Jonosewojo, 2013).
sehingga kembali lagi kepada para konsumen
hati.
agar lebih teliti dalam memilih obat tradisional
Obat Herbal Pengobatan Kanker
yang digunakan. Harus pula dibedakan
antara istilah pengobatan Bagi penderita kanker, “obat herbal”
komplementer dengan pengobatan amat akrab dan seringkali menjadi pilihan
alternatif. Maksud pengobatan komplementer utama dan pertama. Hal ini disebabkan oleh
adalah bahwa obat tradisional tidak
beberapa hal, pertama adanya janji bahwa
digunakan secara tunggal untuk
pengobatan dapat terlaksana “tanpa adanya
mengobati penyakit tertentu, tetapi sebagai obat
efek samping samping kemoterapi”, kedua
pendamping yang telah disesuaikan dengan
mekanisme kerja obat modern agar tidak terjadi harga pengobatan
interaksi yang merugikan, sedangkan istilah yang konvensional seperti pembedahan, kanker
pengobatan alternatif menempatkan kemoterapi dan radioterapi masih sulit
obat tradisional sebagai obat pilihan pengganti dijangkau kemampuan keuangan banyak.
obat modern yang telah lulus uji klinis. Bahkan Tidak ada yang menginformasikan bahwa orang
pasien kanker yang mencari pengobatan sungguhpun obat antikanker seperti
ke Guangzhou mendapat obat paklitaksel itu berasal dari kulit pohon
modern dengan dibekali herbal cina sebagai sejenis pohon pinus, diperlukan upaya
suplemen. Jadi jangan hanya karena meletakkan bertahun-tahun dan amat mahal untuk
harapan yang begitu besar kepada metoda mendapatkan bahan aktifnya (diperlukan uji
pengobatan tradisional sehingga metoda
coba berlapis selama bertahun-tahun dan
pengobatan modern dilupakan begitu saja.
dana ratusan juta dollar) (Sudoyo, 2011)
Terkadang pengobatan tradisional yang tidak
.
tepat guna
Kesimpulan
gs
pot
.co
m/
20
09/
htt 0
p:/ 5/p
/pr en
akt go
ek bat
ku. an-
blo tra
89
ia

dis tary
ion and
al-
vs Know
pe ledge
ng of
ob Speci
ata fic
n.h Thera
tm pies:
l A
[A Surve
cc y at
ess an
ed Acad
10 emic
Medi
Se
cal
pte
Cente
m
r.
be
eCA
r
M,
20
3(4),
13
pp.49
].
5–
501.
Halo
Inter
nis
18,
p.3.

A.V.P
.L.E.
L.L.Lhtt
., p:/
2006./w
Physiw
cians’w.
Attitum.
des bat
Towaam
rd to
Comp da
lemen y.c
o
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013

m G
[A O
cc B
ess A
ed T
10 A
Se N
pte T
m R
be A
r DI
20 SI
13 O
]. N
A
L.
10
76
/M Ca
E lif
N or
K ni
ES a
/S O
K/ pt
VI o
I/2 m
00 etr
3 ic
ten As
tan so
g cia
PE tio
N n.
Y
EL
htt
E
N p//
G w
G w
A w.
R pd
A per
A si.
N co.
PE idc
N ont

91
ia

ent ik
ne Ne
ws ws
.p .co
hp m
mi [A
d= cc
5& ess
cat ed
id 12
=2 Se
&n pte
id m
be
=1
r
11
20
0.h
13
tm
].
[A
cc
ess Ka
ed nk
11 er.
Se H
pte al
mb o
er Int
20 er
ni
13
s,
].
18
,
[O p.
nli 3.
ne
]
Av
ail
abl
e
at:
htt
p;/
/w
w
w.
det

Anda mungkin juga menyukai