2087-2879
Abstrak
Complementary and Alternative Medicine (CAM) merupakan pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Sampai
saat ini, sebanyak 56 rumah sakit (RS) di 18 provinsi sudah melayani pengobatan nonkonvensional seperti
pengobatan alternatif atau herbal tradisional disamping pengobatan medis konvensional. Masih diperlukan
pengembangan/ saintifikasi CAM agar dapat diterima menjadi salah satu metode pengobatan dalam dunia
kedokteran (uji praklinis dan klinis) dikarenakan prinsip pengobatan dalam dunia kedokteran harus
berdasarkan Evidence Based Medicine (EBM).
Abstract
Complementary and Alternative Medicine (CAM) is a non-conventional treatments to improve
community health include promoting, preventing, curating and rehabilitating that obtained by structured
education with quality, safety and high effectiveness of biomedical science basic, but not yet accepted in
conventional medicine . Until now, total of 56 hospitals in 18 provinces have served non-conventional
treatments such as herbal medicine or traditional alternatives in addition to conventional medical treatment.
This kind of treatment need to develop (saintification), in order to be accepted as one of treatment methods in
convensional medicine (preclinical and clinical trials) because the principle treatment in convensional
medicine must be based on Evidence (Evidence Based Medicine).
Pendahuluan
Penggunaan terapi alternatif berupa Pengamatan menunjukkan bahwa ada
preparat herbal, terapi komplementer, dan peningkatan kecenderungan penggunaan
terapi fisik nonmedis merupakan hal yang obat-obat herbal dan terapi alternatif dewasa
umum dijumpai. Beberapa pihak mengklaim ini. Media massa berperan cukup besar
bahwa penggunaan obat tradisional dalam kegiatan promosi obat-obat herbal
seringkali berhasil ketika dunia kedokteran dan terapi alternatif lainnya. Di beberapa
telah angkat tangan. Beberapa yang lain media dapat dijumpai satu halaman penuh
mengklaim bahwa penggunaan obat
iklan berisi promosi, kesaksian, atau klaim
tradisional adalah bebas dari efek samping
kemanjuran suatu tatacara pengobatan
yang merugikan pasien. Penggunaan
alternatif (Pinzon, 2007).
obatobat herbal merupakan bagian dari
tradisi pengobatan yang turun-temurun di Jamu dan obat-obatan herbal merupakan
berbagai kultur. Pengobatan tradisional Cina jenis pengobatan alternatif yang sudah
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013
dan jamu merupakan hal yang umum generasi ke generasi. Berdasarkan penelitian
dijumpai.
82
yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI
(Riskesdas) pada 2010 lalu, sebanyak 55,3% AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi
orang Indonesia mengkonsumsi jamu untuk Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS
menjaga kesehatan (Jonosewojo, 2013). Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP
Penggunaan terapi alternatif berupa preparat Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji
herbal, terapi komplementer, dan terapi fisik Tirtonegoro Klaten. Menteri Kesehatan telah
nonmedis merupakan hal yang umum mengarahkan bahwa RS Pendidikan Vertikal
dijumpai. Penelitian di Amerika Serikat harus melayani pengobatan komplementer
menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional - alternatif yaitu ramuan jamu
herbal meningkat dari 3% pada tahun 1990 sedangkan herbal yang lain bisa setelah itu
menjadi 12% pada tahun 1997, dan 19% (Ditjen BUK Kemenkes RI, 2010).
pada tahun 2002 (Pinzon, 2007). Saat ini
penggunaan CAM di Amerika Serikat Pengertian Complementary and
mencapai 40% dan di Inggris mencapai 20% Alternative medicine (CAM)
(E Ernst, M H Cohen, J Stone, 2004). Complementary and Alternatif Medicine
Obat herbal kini menarik perhatian (CAM) didefinisikan oleh National Center
serius dari pemerintah, salah satu program of Complementary and Alternatif Medicine
unggulan Departemen Kesehatan tahun 2011 sebagai berbagai macam pengobatan, baik
menetapkan obat herbal atau jamu masuk praktik maupun produk pengobatan yang
pelayanan kesehatan primer. Meski obat bukan merupakan bagian pengobatan
herbal di Indonesia telah dikenal sejak dulu, konvensional (Dietlind L. Wahner-Roedler,
tetapi sebagian besar belum memiliki latar 2006). Berdasarkan Kepmenkes nomor
belakang ilmiah yang shahih. Hal ini 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang
menjadi kendala ketika masuk dalam dunia penyelengaraan pengobatan tradisional,
formal. Pasalnya, dalam dunia kedokteran diuraikan :
modern saat ini berpegang kuat pada 1. Pengobatan tradisional adalah
Evidence Based Medicine (EBM) pada setiap pengobatan dan/atau perawatan dengan
mengambil keputusan medis (Arsana & cara, obat dan pengobatnya yang
Djoerban, 2011). mengacu kepada pengalaman,
Sampai saat ini, sebanyak 56 rumah keterampilan turun temurun, dan/atau
sakit (RS) di 18 provinsi sudah melayani pendidikan/pelatihan, dan diterapkan
pengobatan nonkonvensional seperti sesuai dengan norma yang berlaku dalam
pengobatan alternatif atau herbal tradisional masyarakat.
di samping pengobatan medis konvensional 2. Obat tradisional adalah bahan atau
(PERSI, 2013). Berdasarkan Surat ramuan bahan yang berupa bahan
Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
Medik telah ditetapkan 12 (dua belas) sediaan sarian (galenik) atau campuran
Rumah Sakit Pendidikan yang melaksanakan bahan tersebut yang secara turun temurun
pelayanan pengobatan komplementer telah digunakan untuk pengobatan
tradisional- alternatif: RS berdasarkan pengalaman (Kepmenkes,
Kanker Dharmais Jakarta, RSUP 2003).
Persahabatan Jakarta, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, RSUP Prof. Dr. Kandau Menado,
RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr.
83
Idea Nursing Journal Darma Satria
85
Idea Nursing Journal Darma Satria
Perbedaan antara CAM dan Pengobatan medicine) ini dilakukan dengan tujuan untuk
Convensional memberikan cara kerja yang efektif dengan
Perbedaan antara CAM dan Pengobatan menggunakan metode ilmiah serta informasi
konvensional : sains global yang modern. Begitupun dengan
1. Pada banyak negara CAM obat tradisional. Agar setara dengan obat
merupakan pengobatan privat dan modern, obat tradisional harus melalui
tidak terintegrasi dengan petugas berbagai tingkatan uji klinis. Jadi tidak
medis. hanya mengklaim khasiat pengobatan
2. Penyedia jasa CAM umumnya tidak traditional dengan testimoni (Anon., 2013).
terdidik secara medis, dan umumnya Penerapan Evidence based Medicine dalam
bukan dokter yang telah menempuh diagnosis dan terapi pasien merupakan gold
pendidikan medis. standar. Kebanyakan CAM belum memenuhi
3. Penyedia CAM memiliki perizinan randomized clinical trials (RTCs) (Maino,
dan aturan mereka sendiri dan 2012).
terpisah dengan aturan/perizinan Minimnya data ilmiah obat herbal
medis. membuat Menteri Kesehatan menerbitkan
4. Efektivitas dan keamanan dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
berbagai macam CAM sedikit sekali No. 003/2010 tentang saintifikasi Jamu,
yang diteliti, sering merupakan yang mengatur tentang perlunya pembuktian
pengobatan ortodok dan tidak ilmiah obat tradisional melalui penelitian
terbukti secara ilmiah seperti berbasis pelayanan (dual sistem), serta
pengobatan konvensional. pemanfaatan obat tradisional untuk tujuan
5. Pendanaan riset CAM kecil, jauh promotif dan preventif, kuratif dan paliatif.
dibandingkan dengan pengobatan Menkes menegaskan saintifikasi jamu ini
konvensional. adalah upaya penelitian berbasis pelayanan
6. CAM kurang saintifikasi jika kesehatan. Duet antara dokter peneliti dan
dibandingkan dengan pengobatan pelayanan kesehatan ini ditujukan untuk
konvensional. memberikan landasan ilmiah secara empiris
7. CAM diklaim lebih holistik, melalui penelitian berbasis pelayanan
sekaligus memiliki keuntungan kesehatan (Arsana & Djoerban, 2011). Ada
terhadap mental, psikologis, harapan yang besar bahwa preparat herbal
spiritual dan sosial sehingga tidak dari Indonesia yang diteliti oleh orang
diperlukan pembuktian seperti Indonesia dapat banyak dibaca dalam
pengobatan konvensional. publikasi majalah medis internasional, dan
Beberapa contoh pengobatan alternatif kemudian dipatenkan (Pinzon, 2007).
yang dikenal yaitu : Untuk dapat menilai efikasi, efektivitas
Tabel 1. Beberapa contoh CAM dan keamanan suatu obat herbal, harus
(E Ernst, M H Cohen, J Stone, 2004) dapat menjawab pertanyaan dibawah ini :
1. Pengobatan yang bagaimana yang
telah diteliti?
Evidence Based CAM
2. Apakah obat tersebut dapat diteliti
Ilmu kedokteran modern berkembang
mengikuti protokol sains modern?
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
di Inggris, Jerman, dan Perancis. Disebut 3. Apakah pengobatan tersebut dapat
juga ilmu kedokteran ilmiah dimana setiap dilakukan juga di negara lain?
pengobatan yang diberikan harus dibuktikan 4. Apakah obat tersebut sudah
melalui proses uji klinis. Kedokteran digunakan secara luas, efektif dan
berdasarkan bukti (evidence-based tanpa efek samping?
87
Idea Nursing Journal Darma Satria
5. Apakah secara etis tepat melakukan Indonesia? Beberapa waktu belakangan ini
penelitian terhadap obat tersebut? muncul banyak tulisan ilmiah tentang
(Firenzuoli, Fabio and Luigi Gori, 2007) efektivitas preparat herbal. Sebagian besar
Preparat yang mengandung Echinacea, artikel penelitian dilakukan dengan hewan
gingseng, dan gingko biloba menempati coba di laboratorium, dan bukan pada
urutan pertama dari preaparat herbal yang subyek penelitian pasien yang
paling banyak dikonsumsi. Pertanyaan kritis sesungguhnya. Hal ini dapat dipahami
yang sering muncul adalah bukti ilmiah dari karena tidak adanya dukungan dana yang
penggunaan obat-obat tersebut. Beberapa memadai bagi para peneliti. Banyak bukti
kajian terdahulu menunjukkan bahwa terapi menunjukkan bahwa terapi yang terbukti
alternatif seringkali tidak didukung oleh data bermanfaat pada hewan coba dan
penelitian klinik yang baku. Data yang laboratorium ternyata tidak terbukti
disajikan seringkali tidak memenuhi bermanfaat pada pasien. Masih ada jalan
kaidahkaidah ilmiah dan metodologi. Di era panjang yang harus ditempuh untuk
pelayanan kesehatan berbasis bukti mengklaim preparat herbal asli Indonesia di
(evidence based healthcare), maka ada mata kedokteran barat.
keharusan bukti ilmiah dari suatu tatacara Bagaimana dengan kondisi riil di
pengobatan yang diklaim bermanfaat. masyarakat? Adanya kesenjangan informasi
Pengalaman satu pasien yang sembuh tidak yang besar masyarakat seringkali tidak
dapat diklaim untuk berlaku bagi semua paham bahwa suatu terapi yang diklaim
orang. bermanfaat. Harusnya didukung oleh bukti
Kajian Linde, dkk (2001) ilmiah yang akurat. Kesaksian seorang
memperlihatkan bahwa pengobatan pasien yang sembuh dan ditulis dengan
tradisional dan komplementer seringkali huruf yang besar-besar di media massa
menunjukkan bias dalam hal publikasi. Hal belum tentu berlaku bagi semua pasien.
lain yang perlu dikritisi adalah jumlah Masyarakat seringkali tidak keberatan untuk
subyek yang pada umumnya terlalu kecil membayar harga yang lebih mahal untuk
untuk mengambil suatu kesimpulan yang pengobatan alternatif. Hal ini seharusnya
akurat. Klaim bahwa pengobatan alternatif ditanggapi dengan kritis oleh dunia medis.
lebih aman juga diragukan. Setiap herbal Proses pembelajaran di media massa
memiliki zat aktif yang berpengaruh pada seharusnya dilakukan secara terus menerus.
kesehatan. Zat aktif ini juga memiliki efek Publikasi ilmiah terus diperbanyak dan
terapetik dan efek samping. Beberapa dikemas dalam bahasa ilmiah populer yang
preparat obat yang mengandung gingko mudah dimengerti (Pinzon, 2007).
biloba dan gingseng juga memiliki efek
samping mual, muntah, dan diare. Beberapa CAM Dan Efek Samping Obat
terapi jamu juga terbukti dicampur dengan Sebenarnya prinsip obat tradisional tidak
obat kimia. jauh berbeda dengan obat modern. Apabila
Pada banyak publikasi ilmiah yang lain,
preparat herbal seringkali tidak terbukti
bermanfaat. Kalimat yang seringkali muncul
dalam berbagai kajian ilmiah adalah "belum
ada cukup bukti", "jumlah sampel yang
terlalu sedikit", dan "aspek metodologi yang
lemah". Hal ini dapat dilihat pada berbagai
penelitian-penelitian terapi tradisional yang
sering kali hanya dipublikasi dalam majalah
ilmiah lokal.
Bagaimana dengan kondisi di
88
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013
dis tary
ion and
al-
vs Know
pe ledge
ng of
ob Speci
ata fic
n.h Thera
tm pies:
l A
[A Surve
cc y at
ess an
ed Acad
10 emic
Medi
Se
cal
pte
Cente
m
r.
be
eCA
r
M,
20
3(4),
13
pp.49
].
5–
501.
Halo
Inter
nis
18,
p.3.
A.V.P
.L.E.
L.L.Lhtt
., p:/
2006./w
Physiw
cians’w.
Attitum.
des bat
Towaam
rd to
Comp da
lemen y.c
o
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 3 2013
m G
[A O
cc B
ess A
ed T
10 A
Se N
pte T
m R
be A
r DI
20 SI
13 O
]. N
A
L.
10
76
/M Ca
E lif
N or
K ni
ES a
/S O
K/ pt
VI o
I/2 m
00 etr
3 ic
ten As
tan so
g cia
PE tio
N n.
Y
EL
htt
E
N p//
G w
G w
A w.
R pd
A per
A si.
N co.
PE idc
N ont
91
ia
ent ik
ne Ne
ws ws
.p .co
hp m
mi [A
d= cc
5& ess
cat ed
id 12
=2 Se
&n pte
id m
be
=1
r
11
20
0.h
13
tm
].
[A
cc
ess Ka
ed nk
11 er.
Se H
pte al
mb o
er Int
20 er
ni
13
s,
].
18
,
[O p.
nli 3.
ne
]
Av
ail
abl
e
at:
htt
p;/
/w
w
w.
det