Kelas/Tingkat : 1'B
1. DESIKATOR
•> Pengertian
Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara
(Daintith 1994).
Desikator umumnya terbuat dari kaca maupun gelas dan memiliki tutup sehingga mencegah terjadinya
interaksi antara bagian di dalam dan di luar desikator. Biasanya Alat ini memiliki bentuk panci/wadah
dan tersusun dari bahan bahan tersebut.
Desikator bisa mengeringkan bahan lainnya karena dalam alat ini terdapat berbagai zat pengering
seperti gel silika yang mampu membuat suatu zat menjadi mengering.
•> Fungsi
Prinsip atau cara kerja desikator adalah mengikat kadar air yang ada pada sampel. Silika gel akan
mengikat H2O sebelum akhirnya sampel benar-benar hilang kadar airnya.
Sampel uji yang dimasukan ke dalam desikator dan memiliki kelembaban karena air akan di ikat oleh
silika gel yang berada di dalamnya. Silika gel kemudian akan mengalami perubahan warna yang
menandakan bahwa air sudah terikat.
Apabila silika sudah berubah warna sebaiknya keringan silikia di dalam oven dengan suhu 105 derajat
celsius atau ganti dengan silika yang baru jika perlu.
Desikator dilengkapi dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly
merupakan hidrokarbon golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak
bumi (Oxtoby, 2002). Vaselin berfungsi sebagai penutup celah antara penutup dan wadah desikator
sehingga tidak ada aliran udara masuk atau keluar dari desikator. Vaselin juga berfungsi sebagai zat anti
mikroorganisme (Fitriana, 2009). Berdasarkan kondisinya, desikator berpotensi untuk dikembangkan
menjadi anaerob jar dengan menghilangkan gas yang berada di head space desikator.
Pada bagian bawah desikator terdapat sekat berlubang untuk memisahkan bagian penyimpanan di atas
dan juga bagian bawah yang berisi adsorben. Alat penyimpanan ini menjadi pilihan karena memiliki
ukuran yang relatif kecil sehingga memiliki mobilitas yang mudah untuk dipindahkan. Adsorben dalam
desikator umumnya menggunakan material silika gel yang ditempatkan pada bagian bawah. Namun
terdapat juga jenis adsorben lain yang dapat digunakan seperti kapur terkalsinasi atau kalsium klorida
anhidrat namun penggunaan silika gel dinilai lebih efektif. Adanya adsorben pada bagian bawah tempat
penyimpanan yang dihubungkan dengan sekat berongga akan memungkinkan adsorben ini untuk
menyerap uap air yang ada dalam desikator. Hal ini akan membuat kelembaban udara dalam desikator
tetap terjaga dan tetap kering.
1. Pertama ialah kita harus membuka tutup desikator dengan menggesernya, menggunakan satu tangan
untuk memegang bagian bawah desikator (hindari mengangkat tutup untuk membuka desikator)
2. Pastikan bahwa zat terdistribusi secara merata dalam tutup desikator.
3. Apabila gel silika telah berubah warna dari warna aslinya (jenuh dengan air), kita bisa keringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 105 derajat selama beberapa jam, atau dengan mengganti
dengan gel silika baru jika perlu.
2. Oven
•> Pengertian
Oven laboratorium atau yang dikenal dengan drying oven adalah alat lab yang digunakan untuk
melakukan sterilisasi dan pembersihan dengan memanfaatkan udara kering.
•> Fungsi
1. Untuk mensterilisasi alat gelas
2. Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan
3. Untuk mengeringkan bahan yang sedang dalam keadaan basah
•> Prinsip Kerja Oven
1. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven.
Selain itu terkadang tombol untuk menyalakan atau mematikan kipas.
2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik menurunkan kecepatan putaran kipas.
3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menampilkan suhu. Layar PV menampilkan suhu alat
sedangkan layar SV menampilkan suhu yang diinginkan.
4. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu
yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.
* Alat-alat yang akan disterilkan di bungkus dengan kertas sampul atau Aluminium voil, bertujuan untuk
menjaga dan menjaga bahan yang tersedia di dalam gelas reaksi agar tidak terkontaminasi.
* Oven yang baik adalah oven yang selamanya dirawat. Sebelum oven digunakan membersihkan
seluruh aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan kontak oven sudah dicabut dan oven sudah dingin
sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap air panas atau
detergen. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar mampu dibersihkan dengan lap basah.
* Kosongkan jarak sekurang-kurangnya 1” pada bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan
menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari terlalu sering membuka pintu oven waktu
sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas di dalam oven berkurang. Selalu gunakan penjepit untuk
mengambil alih peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila keluar asap terhadap kabel
listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.
3. Waterbath
•> Pengertian
1. Saklar atau switch atau tombol power merupakan tombol utama yang penting diketahui oleh
pengguna, hal ini berkaitan dengan proses penggunaan di awal dan akhir sebagai pengaman setelah
sumber daya di hubungkan
2. Panel Operasional dan indikator merupakan bagian dari water bath yang digunakan untuk
mengoperasikan water bath. Pada bagian ini akan terdapat tuas putar, atau tombol-tombol sesuai
dengan jenis water bath itu sendiri.
3. Bath atau kolam atau chamber biasanya berbentuk persegi ataupun persegi panjang. Terbuat dari
material stainless steel agar tahan terhadap korosi atau karat.
4. Tutup water bath memiliki berbagai jenis, mulai dari tipe tutup segi tiga, rata (flat) dan tutup
berlubang. Supaya lebih mudah, silahkan liat ilustrasi. tutup water bath sering juga disebut lid.
5. Rak Tube merupakan rak dengan ukuran yang ideal untuk dimasukan ke dalam bak water bath dan
bisa digunakan untuk menempatkan tabung reaksi. Biasanya terbuat dari material stainless steel.
6. Pipa Outlet merupakan bagian penting dari water bath, karena dengan adanya pipa pembuangan ini
proses membersihkan atau membuang air pada chamber menjadi lebih mudah. Pada beberapa jenis
water bath pipa outlet ini memiliki kran yang bisa di buka atau tutup.
1. Buka penutup water bath dan isi dengan menggunakan air suling atau aquadest. Sebisa mungkin
hindari penggunaan air sumur atau air PDAM untuk menghindari korosi pada chamber water
bath.Pastikan mengisi sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak juga berlebihan. Lihat indikator
penunjuk jumlah air pada sisi chamber water bath.
2. Tempatkan cairan yang akan di panaskan pada labu Erlenmeyer atau tabung reaksi. Kemudian
masukan kedalam chamber water bath, pastikan labu Erlenmeyer terendam oleh air sekitar 1 atau 2
cm.
3. Hubungkan water bath ke sumber daya atau listrik, kemudian nyalakan tombol power ke posisi on.
4. Lakukan pengaturan suhu sesuai dengan kebutuhan dan lakukan pula pada pengaturan waktu
pemanasan. Tekan tombol start dan biarkan proses pemanasan berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
5. Setelah proses berakhir, tekan tombol stop, angkat labu Erlenmeyer dengan menggunakan capit kayu
atau alat safety laboratorium lainnya. Hati-hati, mungkin saja suhu water bath panas dan bisa saja
mengagetkan anda.
6. Ulangi proses di nomor 2, 4 dan 5 jika ternyata ada banyak sample yang perlu di panaskan.
8. Kosongkan water bath jika sudah tidak digunakan. Hati-hati ketika membuang air dari pipa outlet,
dikhawatirkan masih panas dan membahayakan sekitar.
9. Matikan power dan cabut sumber daya pada water bath jika tidak digunakan dalam waktu yang
cukup lama. Tutup supaya chamber tetap bersih.
•> Cara Perawatan
Perawatan Sederhana Untuk Water Bath :
Untuk menjaga water bath pada kondisi yang baik tentu perlu melakukan perawatan secara berkala.
Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga water bath dalam kondisi baik, berikut uraian
singkatnya:
2. Sebisa mungkin kosongkan bath jika tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama. Akan lebih baik
jika dalam keadaan kering
4. Jika water bath dalam keadaan kotor atau terkena percikan sample, segera bersihkan dengan lap
basah agar tidak meninggalkan noda.
4. Inkubator
•> Pengertian
Merupakan alat yang biasanya digunakan untuk menginkubasi mikroorganisme, seperti fungi, mikroba,
hingga sel mikroba jenis lainnya pada kondisi tertentu.
•> Fungsi
Kondisi ruangan yang ada di dalam laboratorium secara keseluruhan akan mempengaruhi pertumbuhan
kultur mikroorganisme yang sedang dibudidayakan.
Bahan kimia yang diletakkan di dalam laboratorium kimia, tentunya bisa saja menguap, bahkan dapat
menyebabkan kontaminasi silang.
Untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi tersebut, maka inkubator ditempatkan di dalam
laboratorium mikrobiologi atau biologi.
•> Prinsip Kerja Inkubator
Prinsip kerja alat ini yaitu mengontrol suhu optimum bakteri secara stabil agar dapat berkembang biak
dan membentuk suatu koloni.
•> Bagian-bagian dan Fungsi Inkubator
- Monitor suhu, berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang ada di dalam inkubator
- Cara tombol set, berfungsi untuk menetapkan program suhu yang ingin digunakan
- Tombol fresh air, berfungsi untuk mengatur terbuka atau tertutupnya flap udara
- Lampu heat, berfungsi sebagai penanda bahwa inkubator sedang melakukan pemanasan
1. Bersihkan bagian dalam dan rak incubator setiap bulan dengan desinfektan
3. Perbedaan suhu yang melebihi ±2°C, pengatur suhu perlu distel kembali
4. Suhu yang masih dapat diterima adalah ±2°C dari suhu yang diinginkan
5. Autoklaf
•> Pengertian
- Sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan memanfaatkan panas uap air di bawah
tekanan.
• Fungsi
1. Autoklaf digunakan untuk melakukan sterilisasi pada wadah dan benda-benda laboratorium yang
digunakan untuk penelitian
2. Autoklaf digunakan untuk mematikan bahan-bahan berbahaya pada limbah medis sebelum dibuang
3. Autoklaf juga dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan medis yang digunakan di bidang
kedokteran.
1. Dalam autoclave akan kita temukan adanya tombol pengatur waktu alias timer. Timer ini tentunya
akan berfungsi guna mengatur lama atau sebentar proses yang dijalankan sesuai kebutuhan pengguna.
Namun, ada pula beberapa autoclave sederhana yang tidak memiliki timer, terutama karena masih
menggunakan pemanasan air menggunakan kompor, bukannya listrik.
2. Bagian autoclave selanjutnya ialah katup uap yang termasuk kecil namun
sangat penting. Perannya terutama adalah sebagai tempat dikeluarkannya uap air.
3. Berikutnya ada lagi pengukur tekanan guna mengetahui nilal tekanan upa dalam autoclave, Pengukur
tekanan juga akan membantu kita dalam mengetahul besar tekanan uap dalam alat saat proses sedang
berlangsung.
5. Kita juga akan menemukan tombol on off terutama bagi jenis autoclave yang
memakai listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini sangat besar
andilnya guna mematikan serta menghidupkan mesin.
6. Bagian autoclave lain yang ada pada gambar autoclave adalah termometer.Selesai
Proses sterilisasi sendiri akan butuh suhu yang berbeda dan hal ini akan sangat bergantung pada alat
ataupun bahan yang hendak disterilkan. Termometer akan mengetahui suhu yang dibutuhkan untuk
sterilisasi yang dibutuhkan.
7. Autoclave juga akan memiliki lempeng sumber panas yang membantu proses perubahan energi dari
listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya akan terbuat dari lilitan kawat tembaga
atau kumparan yang akan mengeluarkan energi pana jika dialiri listrik.
8. Skrup pengaman akan turut terdapat dalam komponen autoclave. Fungsinya
lalah menjaga besaran dari tekanan uap dalam mesin. Kita harus pastikan skrup ini terpasang secara
rapat dan baik.
9. Terakhir, pada autoclave yang memanfaatkan energi listrik, akan kita temukan
adanya angsa.
2. Pilih siklus yang tepat. Hal ini perlu didiskusikan dengan asisten
laboratorium. Manual pengguanaan autoklaf harus berada dekat dengan autoklaf
3. Atur waktu dan suhu yang cukup jika Anda menggunakan siklus dengan pengaturan
4. Mulai proses autoklaf dan isi log book dengan informasi kontak anda. Biasanya proses autoklaf selesai
dalam 1–1.5 jam, tergantung tipe siklus yang digunakan
5. Jangan berusaha membuka autoklaf saat proses masih atau sedang berlangsung
6. Jika rasanya terdapat masalah, batalkan siklus autoklaf dan laporkan pada pihak yang berwenang
sesegera mungkin
7. Mengeluarkan isi dari autoklaf, gunakan sarung tangan, pelindung mata, jas laboratorium, dan sepatu
tertutup
8. Pastikan siklus autoklaf telah selesai; suhu dan tekanan kembali ke kondisi yang aman
9. Gunakan alat perlindungan diri, berdiri di belakang pintu autoklaf sebagai upaya pencegahan
terpapar uap panas dan dengan hati-hati, buka pintu autoklaf sedikit saja dan tidak lebih dari 1 inchi,
biarkan uap keluar dan tekanan kembali normal terlebih dahulu
10. Diamkan selama 10 menit, setelah itu buka pintu autoklaf agar uap keluar dan udara yang
terperangkap dapat bebas. Hal ini mengurangi resiko terhadap pengguna
11. Jangan memutar-mutar kontainer yang berisi bahan bersuhu tinggi atau melepas sumbat sebelum
kontainer dikeluarkan
12. Gunakan sarung tangan saat mengeluarkan bahan. Anggaplah semua bahan yang dikeluarkan dari
autoklaf memiliki bahaya yang sangat tinggi oleh suhu yang dimiliki bahan-bahan tersebut
Malfungsi Autoklaf
* Jika autoklaf tidak bekerja seperti harapan, jangan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan itu
sendiri. Umumkan atau beri pemberitahuan untuk tidak menggunakan autoklaf hingga terdiagnosa
terhadap permasalahan tersebut dan hingga autoklaf selesai diperbaiki
* Catat malfungsi tersebut dalam log book
* Hubungi petugas laboratorium dan laporkan masalah yang terjadi
* Hanya ahli yang diizinkan memperbaiki autoklaf
* Setiap insiden termasuk tumpahan biohazard dan rekombinan ataupun molekul asam nukleat sintesis
harus dilaporkan kepada pengawas, ahli biosafety dan biosecurity
* Jika terjadi cedera atau luka, carilah pertolongan pertama. Kalau memungkinkan hubungi medis
setempat dan terdekat
* Jika pakaian tersiram cairan panas dan basah, segera lepas pakaian tersebut dan celupkan tubuh yang
terpapar panas dalam air dingin
* Berilah pemberitahuan atas kejadian tersebut
* Tumpahan mungkin terjadi dari bahan yang sangat mendidih atau bungkus yang rusak
* Jangan operasikan autoklaf hingga tumpahan selesai dibersihkan
* Operator autoklaf bertanggung jawab membersihkan tumpahan pada autoklaf. Tunggu hingga
autoklaf dingin, baru bersihkan tumpahan tersebut.
* Lihat kembali Safety Data Sheet untuk memastikan proses pembersihan tumpahan yang benar
terhadap bahan tertentu
* Buang limbah tumpahan dengan mengikuti anjuran yang benar
* Glassware yang pecah harus dibuang dengan pembuangan yang benar
* Catat kejadian tumpahnya bahan yang diautoklaf dan prosedur pembersihannya di dalam log book
autoklaf tersebut