Anda di halaman 1dari 49

2.

Memberikan ketrampilan dan pengalaman kerja pada siswa agar


menghasilkan inovasi atau ide yang baru untuk memajukan dan
mengembangkan hal dalam bidang kefarmasian.
3. Meningkatkan kompetensi dan daya saing agar nantinya siswa menjadi
Tenaga Asisten Apoteker yang terampil.
4. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah di
tetapkan dengan maksud untuk memberikan pngetahuan pada dunia
kerja yang akan di hadapi secara jelas dan konsisten dengan komitmen
yang tinggi.
5. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.

1.1 Manfaat PKL


1. Mampu memahami,memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang
di dapat di sekolah dan menerapkannya di dunia kerja.
2. Memperoleh gambaran semua aktivitas di Puskesmas dan mengetahui
peranan Apotek dan kegiatan yang berhubungan dengan kefarmasian.
3. Mengembangkan ketrampilan dengan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya sehingga pelayanan dalam puskesmas dapat berjalan secara
lancar.
2.1.3 Visi Puskesmas

Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2010.

2.1.4 Peran Puskesmas

1.Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

2.Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar

3.Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu


,keluarga,kelompok ,maupun masyarakat

4.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya


promotif dan preventif

5.Menyelenggaran pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif


berkesinambungan dan bermutu.

2.2 Tenaga Kefarmasian dan kompetensinya

2.2.1 Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan
telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasiaan di Indonesia sebagai Apoteker.

Peranan dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di antaranya:

1. Membuat visi dan misi

2. Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja

3. Membuat dan menetapkan peraturan atau Standar Prosedur Operasional (SPO)


pada setiap fungsi kegiatan di apotek

4. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO serta program kerja pada
setiap fungsi kegiatan di apotek
5. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil kinerja
operasional dan kinerja keuangan apotek

Wewenang dan tanggung jawab APA diantaranya:

a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan

b. Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan

c. Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja

d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh

e. Kompetensi Apoteker

Kompetensi adalah kemampuan manusia yang merupakan sejumlah


karakteristik, baik berupa bakat, motif, sikap, keterampilan, pengetahuan, perilaku
yang membuat seorang pegawai berhasil dalam pekerjaannya. Dengan kata lain,
yang dapat membedakan pegawai yang memiliki kinerja rata-rata dengan pegawai
yang memiliki kinerja unggul (kinerja lebih baik) dengan secara efektif membantu
dan membedakan kinerja dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Dari
kompetensi serta peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan
sebelumnya, Apoteker di apotek memiliki 3 (tiga) peranan, terutama yang
berkaitan langsung dengan pasien, yaitu sebagai profesional, manager, dan
retailer.

A. Peranan Apoteker Sebagai Profesional

Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan


kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di
apotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/SK/I X/2004.

Tujuan dari standar pelayanan ini adalah:

1. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional


2. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar

3. Pedoman dalam pengawasan praktek Apoteker

4. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek

Penyiapan obat :

1) Peracikan

Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas


dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus
dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat
serta penulisan etiket yang benar.

2) Etiket

Etiket harus jelas dan dapat dibaca

3) Kemasan Obat yang Diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok


sehingga terjaga kualitasnya

4) Penyerahan Obat

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir


terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh
apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien

5) Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah


dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada
pasien sekurang-kurangnya meliputi: dosis, efek farmakologi, cara pemakaian
obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan
dan minuman yang harus dihindari selama terapi
6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,


pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan
lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,
asma, dan penyakit kronis lainnya apoteker harus memberikan konseling secara
berkelanjutan

7) Monitoring Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan


pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti
kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya

Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus memberikan


edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk
penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus
berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu
diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster,
penyuluhan, dan lain-lain.

B. Peranan Apoteker Sebagai Manager

Manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan.

Fungsi manajemen adalah untuk :

1. Mencapai tujuan.
2. Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

3. Mencapai efisiensi dan efektivitas.

Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance)


manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematika,
atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input).
Seorang manajer dikatakan efisien adalah seseorang yang mencapai keluaran yang
lebih tinggi (hasil, produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan
(tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang digunakan.

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau


peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yang
efektif adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau
metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan, Apotek harus memiliki:

1) Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

2) Tempat untuk menyediakan informasi bagi pasien, termasuk


penempatan brosur/ materi informasi.

3) Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan


meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

4) Ruang racikan.

5) Tempat pencucian alat atau keranjang sampah yang tersedia untuk staf
maupun pasien.

6) Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak


penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung
dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada kondisi
ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan.

4. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya


Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku meliputi:
perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai
sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out).

a. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan:

1) Pola penyakit

2) Kemampuan masyarakat

3) Budaya masyarakat

b. Pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi


harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Penyimpanan

1) Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah.

2) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.

3) Wadah sekurang kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa.

4) Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan
menjamin kestabilan bahan.

d. Administrasi

Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan


administrasi yang meliputi:
a. Administrasi Umum: pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika,
psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Administrasi Pelayanan: pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan


pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

C. Peranan Apoteker Sebagai Retailer

Apotek merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian. Namun tidak


dapat dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah satu model badan usaha
retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai
badan usaha retail, bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat dan
alat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memang
bukanlah tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapi
tanpa profit apotek sebagai badan usaha retail tidak dapat bertahan.

Oleh karena itu, segala usaha untuk meningkatkan profit perlu


dilaksanakan, di antaranya mencapai kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan
sumber profit. Oleh karena itu, sebagai seorang retailer berkewajiban
mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan
pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai
bahkan melebihi harapan pelanggan.

2.2.2 Tenaga Teknis Kefarmasian

Tenaga yang membantu Apotekerdalam menjalani pekerjaan kefarmasian,


yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga
menengah farmasi atau Asisten Apoteker. (PP No. 51Tahun 2009)

Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang


Tenaga Teknis Kefarmasian adalah sebagai berikut:

1.Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standart profesinya

2. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat


3. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan idntitas serta data kesehatan
pasien

4. Melakukan pengelolaan apotek

5. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi

2.3 Pekerjaan Kefarmasian

2.3.1 Pekerjaan kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi

yaitu pengadaan atau pembelian, penerimaan, penyimpanan, penyaluran,


dan permusnahan perbekalan farmasi serta administrasi penyimpanan dan
penggunaan narkotika dan psikotropika.

1. Pengadaan Sediaan Farmasi dilakukan pada fasilitas produksi, fasilitas


distribusi ataupenyaluran dan fasilitas pelayanan sediaan farmasi.

2. Pengadaan Sediaan Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


dilakukan oleh Tenaga kefarmasian.

3. Pengadaan Sediaan Farmasi harus dapat menjamin keamanan, mutu,


manfaat dan khasiat Sediaan Farmasi.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan Sediaan Farmasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Peraturan
Menteri

2.3.2 Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi

yaitu : pembuatan,pengolahan,peracikan,pengubahan bentuk dan


penyerahan perbekalan farmasi, PIO

  Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa :

a. Apotek;

b. Instalasi farmasi rumah sakit;

 c. Puskesmas;

d. Klinik;
 e. Toko Obat; atau

 f. Praktik bersama

Dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan


Kefarmasian , Apoteker dapat dibantu oleh Asisten apoteker dan
TenagaTeknisKefarmasian

Pasal 21 
(1)Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian
 
(2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh
Apoteker.
 
(3) Dalam hal di daerah terpencil tidak terdapat Apoteker, Menteri dapat
menempatkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK pada
sarana pelayanan kesehatan dasar yang diberi wewenang untuk meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien.
 
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menurut jenis Fasilitas Pelayanan Kefarmasian ditetapkan
oleh Menteri.
 
(5) Tata cara penempatan dan kewenangan Tenaga Teknis Kefarmasian di daerah
terpencil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
 
Dalam hal di daerah terpencil yang tidak ada apotek, dokter atau dokter
gigi yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi mempunyai wewenang meracik
dan menyerahkan obat kepada pasien yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 
Pasal 23
 (1) Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 harus menetapkan Standar Prosedur Operasional.
 
(2) Standar Prosedur Operasional harus dibuat secara tertulis dan diperbaharui
secara terus menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang farmasi dan ketentuan peraturan, perundang-undangan.
 
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker dapat:
 a. Mengangkat seorang Asisten Apoteker yang memiliki SIPA;
b. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atauobat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien; dan
 c. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas
resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 25
(1) Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
 
(2) Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerja sama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan.
 
(3) Ketentuan mengenai kepemilikan Apotek sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 

Pasal 26
(1) Fasilitas Pelayanan Kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19E
dilaksanakan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki STRTTK sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
 
(2) Dalam menjalankan praktek kefarmasian di Toko Obat, Tenaga Teknis
Kefarmasian harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian di Toko Obat.
 
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Fasilitas Pelayanan Kefarmasian di Toko
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan standar pelayanan kefarmasian di
toko obat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Pekerjaan Kefarmasian yang berkaitan dengan pelayanan farmasi pada


Fasilitas Pelayanan Kefarmasian wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Tenaga Kefarmasian dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian wajib mengikuti paradigma pelayanan
kefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
4. Mengoptimalkan sumber daya puskesmas

5. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam pembangunan

kesehatan masyarakat

3.3 Struktur Organisasi dan Personalia

3.3.1 Kepala UPTD Puskesmas Gajahan(Anonimc ,2014)

Tugas dan Wewenang :

1. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan puskesmas


2. Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi puskesmas
3. Membina kerja sama karyawan atau karyawati dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari.
4. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan
program dan pengelolaan keuangan
5. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Kecamatan dan Lintas Sektoral
dalam upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
6. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat

3.3.2 Pejabat Teknis UKP

1. Poli Umum (Khufah,2013)


Tugas pokok dan fungsi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan dari 6 tahun sampai
lansia
2. Menentukan pemeriksaan dan tindakan penunjang
3. Melaksanakan rujukan
4. Bertanggung jawab atas pemeliharaan alat medis dan nonmedis di poli
umum
5. Perencanaan , pencatatan dan pelaporan
2. Poli Gigi (Khufah,2013)
Tugas pokok dan fungsi :
1. Menyusun Perencanaan
2. Melaksanakan UKSG dan UKGMD
3. Pelayanan berupa pemeriksaan,perawatan,pengobatan,penambalan
pencabutan,pembersihan karang gigi serta rujukan gigi dan mulut
4. Pencatatan dan pelaporan
3. Farmasi (Anonim 2012)
Tugas dan fungsi :
1. Menerima dan mencatat penerimaan obat dari gudang farmasi dan dari
sumber lain (bila ada)
2. Membuat dan mengisi kartu stok di gudang obat dan tempat pelayanan
obat
3. Mencatat dan melaporkan penerimaan dan pengeluaran obat dari
gudang obat dan tempat pelayanan obat
4. Memonitor obat di apotek ,puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling
5. Membuat LPLPO
6. Membantu pengelolaan obat di apotek dan gudang obat
7. Membantu kepala puskesmas dalam merencanakan keputusan obat
4. Laboratorium(Anonim 2012)
Tugas dan fungsi :
1. Mempersiapkan dan memeriksa sediaan dan menegakkan diagnosa
(darah,urin,tinja,dahak,dan lepra)
2. Mengirimkan hasil pemeriksaan untuk diperiksa ditingkat pelayanan
yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan
3. Merencanakan kebutuhan barang laboratorium dalam satu tahun
4. Pemeriksaan khusus TB/cross check
5. Memeriksa sediaan yang dikirim dari BLK (pemantauan mutu
eksternal)
6. Pencatatan dan Pelaporan
5. Pendaftaran(Anonim 2012)
Tugas dan Fungsi :
1. Mendaftar pasien yang datang berobat
2. Mencatat register
3. Mengisi identitas pasien di kartu rawat jalan dan kartu resep
4. Mengisi kartu tanda pengenal pasien
5. Mengantar kartu rawat jalan ke ruang pelayanan kesehatan
6. Bertanggungjawab atas penerimaan uang retribusi
7. Menyetorkan kepada bendahara penerima hasil penerimaan retribusi
setiap hari
8. Menyusun kartu rawat jalan pasien pada rak status sesuai urutan nomor
kode
6. Puskesmas Pembantu(Anonima 2014)
Puskesmas Pembantu adalah Pelayanan kesehatan yang sederhana
dan bersifat menunjang yang membantu melaksanakan kegiatan
puskesmas yang ruang lingkupnya lebih kecil.Puskesmas Pembantu secara
umum melaksanakan pelayanan di bawah puskesmas induk dengan
wilayah kerja antara 2-3 desa.Sasaran pelayanan kesehatan sekitar 2500
jiwa(Untuk luar jawa),dan 10.000 jiwa (untuk Pulau Jawa dan Bali)

Tugas dan fungsi:

1. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan


2. Menggerakan ,Mengembangkan ,dan Membina kesehtan masyarakat
di wilayahnya.
3. Membantu upaya masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
4. Pencatatan dan pelaporan
7. Puskesmas Keliling (Anonima ,2014)
Puskesmas Keliling adalah salah satu kegiatan puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan memberikan pelyanan di
daerah terpencil.Kegiatan puskesmas keliling,yaitu :

1. Melakukan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)


2. Sebagai alat transportasi penderita untuk rujukan
3. Melakukan penyuluhan Kesehatan menggunakan audio visual
4. Bidan di desa atau komunitas ,adalah salah satu kegiatan
pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di desa atau
kelurahan oleh Tenaga Bidan yang ditunjuk oleh puskesmas
induk.
8. PONED(Mariska,2013)
Tugas dan fungsi :
1. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya
2. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas
wewenang
3. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan
penanganan pra hospital

3.3.3 Pejabat Teknis UKM

1.KIA dan KB(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi :

1. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan atau pembinaan kepada ibu hamil,ibu


bersalin,ibu nifas dan ibu menyusui.
2. Melaksanakan pemeriksaan dan tindakan penunjang
3. Pelayanan KB kepada PUS dengan perhatian khusus kepada mereka yang
melahirkan anak berkali kali
4. Pengawasan mutu pelayanan bersalin dan KIA
5. Perencanaan,pencatatan dan pelaporan

2. Imunisasi(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi :

1. Pelaksanaan imunusasi polio,campak,HB,BCG,DPT pada bayi di tempat


pelayanan kesehatan
2. Pelaksanaan imunisasi TT pada BUMIL dan WUS di tempat pelayanan
kesehatan
3. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur

3.GIZI(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi :

1. Melaksanakan pelayanan dan konsultasi gizi


2. Bertanggungjawab atas pemeliharaan alat medis dan non medis
3. Perencanaan,pencatatan dan pelaporan
4. Melakukan pengobatan gizi buruk umum dan spesialistik serta rujukan

4.P2M dan PTM (Anonim 2012)

Tugas dan fungsi:

1. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M


2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya
3. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus
penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB

5.Kesehatan Lingkungan(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi :

1. Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit kesling


2. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan
yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui
penyuluhan
3. Penyehatan pembuangan sampah
4. Pengawasan sanitasi tempat tempat umum
5. Penyehatan air bersih

6.UKS(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi :

1. Penyuluhan kesekolah tentang HIV,NAPZA,dan kesehatan reproduksi


2. Pembinaan dan konseling remaja
3. Pendataan kekerasan anak dan perempuan
4. Perencanaan,pencatatan dan pelaporan

7.USILA(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan bagi usia lebuh dari 45


tahun
2. Menentukan pemeriksaan dan tindakan penunjang
3. Melaksanakan rujukan
4. Perencanaan,pencatatan,pelaporan

8.PKM dan PSM(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi:

1. Sebagai koordinator kegiatan promosi kesehatan,penyuluhan kesehatan


dan peningkatan peran serta masyarakat
2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi
3. Membina posyandu,balita dan posyandu lansia
4. Melaksanakan pencatatan pelaporan kegiatan PKM dan PSM
3.3.4 Pejabat Keuangan(Anonim 2012)

Tugas dan wewenang:

1. Pengelolaan keuangan
2. Mengkoordinir penyusunan RBA
3. Menyiapkan DPA
4. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya
5. Menyelenggarakan pengelolaan pendapatan dan biaya
6. Menyelenggarakan pengelolaan kas
7. Melakukan pengelolaan utang piutang
8. Menyediakan data keuangan

3.3.5 Pejabat Teknis Umum

1.Urusan Umum(Anonim 2012)

Tugas dan fungsi:

1. Registrasi surat masuk dan keluar


2. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua laporan
puskesmas
3. Mengarsipkan arsip
4. Melakukan kegiatan yang bersifat umum

2.Urusan Kepegawaian(Salman 2014)

Tugas dan fungsi:

1. Membuat laporan kepegawaian (absensi,laporan triwulan,tahunan,dsb)


2. Mendata dan mengarsipkan file pegawai
3. Merekap absensi
4. Membuat absensi mahasiswa/siswa yang praktik di Puskesmas
5. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staff puskesmas dengan
persetujuan kepala puskesmas
3.PEP(Muhammad 2014)

Tugas pokok : Melaksanakan penyusunan rencana


kegiatan,pengkoordinasian,pembinaan,pengendalian,dan pemberian bimbingan
dibidang perencanaan program dan kegiatan

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu


2. Memberi petunjuk,arahan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya
3. Menyiapkan konsep naskah dinas bidang perencanaan,evaluasi,dan
pelaporan sesuai dengan perundang undangan

4.Data dan Informasi (Muhammad 2014)

Tugas dan fungsi:

1. Sebagai puasat data dan informasi puskesmas


2. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum di kirim ke
dianas kesehatan
3. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data
4. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi data dan
menyerahkan hasilnya kepada koordinator perencanaan dan penilaian
5. Menyusun semua laporan puskesmas

3.4 Program Kerja di Puskesmas Gajahan

3.4.1 Penerimaan resep


Resep di Puskesmas Gajahan ditulis oleh dokter,perawat,dan
bidan.Apabila terjadi kekosongan obat Apoteker atau Asisten Apoteker
yang bertugas di apotek dapat segera menghubungi dokter atau
perawat yang menuliskan resep agar obat segera diganti dengan
persediaan obat yang tersedia di apotek puskesmas.
Apotek Puskesmas Gajahan melayani resep dari pasien umum KIS
dan BPJS. Pada saat menerima resep di puskesmas yang dilakukan
adalah:
1. Memerikasa nama dan umur pasien,untuk resep narkotika dan
psikotropika alamat pasien harus jelas
2. Memerikasa kesesuaian farmasetika,meliputi:Bentuk sediaan
dosis,lama penggunaan obat
3. Memeriksa pertibangan klinik, sepeti:Alergi,efek samping dan
interaksi obat
4. Mengkonsultasikan kepada dokter ,perawat,atau bidan yang
menulis resep apabila di temukan keraguan pada resep atau jika
obatnya tidak tersedia

3.4.2. Pelayanan Resep

Pelayanan resep adalah kegiatan melayani resep dokter agar pasien


mendapatkan obat yang sesuai dan mendapatkan informasi tentang
obat yang dimaksud . Sehingga pasien langsung mendapat obat sesuai
dengan resep dokter dan mendapatkan informasi bagaimana
menggunakannya.
Langkah langkah dalam pelayanan resep:
1. Pasien meletakkan resep pada kotak penerimaan resep
2. Resep diambil petugas
3. Resep dikerjakan sesuai dengan urutan kedatangan resep
4. Petugas membuat etiet untuk obat dalam maupun obat luar
5. Petugas menyiapkan obat sesuai dengan resep yang ada
6. Petugas mengemas obat kedalam plastik obat

3.4.3 Penyerahan obat

Sebelum obat tersebut diserahkan dilakukan pemeriksaan


kembali,meliputi nama pasien,cara penggunaan,jenis dan jumlah obat yang
di minta.obat yang sudah diperiksa diserahkan kepada pasien.pemeriksaan
kembali pada obat yang akan diserahkan kepada pasien ditujukan untuk
menghindari kesalahan yang berakibat fatal.

Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi


mengenai aturan pakai obat,kapan obat diminum,khasiat obat,dan efek
samping obat.Setelah itu petugas meminta tanda tangan dan nama pasien
di belakang resep sebagai bukti bahwa resep telah diserahkan kepada
pasien.
1. Pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter

2. Pasien mendapat informasi yang cukup tantang obat

4.4 KEGIATAN PELAYANAN

4.4.1 Pembacaan Resep

1. Nama dan umur pasien

2. Nama obat dan jumlah obat

3. Jenis dan bentuk sediaan

4. Dosis

5. Cara pemakaian (aturan pakai)

4.4.2 Penyiapan Obat

1.Resep diambil petugas dari kotak resep

2.Membuat etiket obat

a. Penulisan etiket pada obat yang berbentuk tablet atau

kapsul menggunakan plastik obat

1. Mengambil plastik kemasan obat

2. Menulis tanggal resep

3. Menulis nama pasien dengan jelas sesuai dengan

yang tertera pada resep

4. Menulis aturan pemakaian obat

b. Pemberian etiket pada obat yang berupa sediaan sirup

menggunakan etiket kertas berwarna putih


1. Mengambil etiket kertas berwarna putih

2. Menulis tanggal sesuai dengan tanggal resep

3. Menulis nama pasien dengan jelas sesuai dengan

yang tertera pada resep

4. Menulis aturan pemakaian obat

c. Pemberian etiket obat luar atau obat suntikmenggunakan

etiket kertas berwarna biru

1. Mengambil etiket kertas berwarna biru

2. Menulis tanggal sesuai dengan tanggal resep

3. Menulis nama pasien dengan jelas sesuai dengan

yang tertera pada resep

4. Menulis aturan pemakaian obat

3.Menyiapkan Obat

1. Mencari obat sesuai dengan resep

2. Membaca etiket pada wadah obat

3. Memperhatikan nama pbat yang hampir sama

4. Memakai sendok untuk menghitung tablet atau kapsul

5. Setelah menghitung obat mengembalikan sisa obat ke wadah

semula

6. Memastikan kembali obat yang diambil sudah benar

7. Jika resep tersebut terdapat puyer maka cara membuatnya:


a. Menyiapkan obat

b. Menyiapkan mortar dan stamper yang sudah di bersihkan

c. Memasukkan obat ke dalam mortar

d. Menggerus obat sampai halus dan homogen

e. Aduk aduk obat menggunakan sudip

f. Menyiapkan kertas perkamen

g. Membagi obat sesuai dengan jumlah puyer yang di

kehendaki

h. Bungkus obat satu persatu

i. Memasukkan obat pada etiket obat atau plastik kemasan

obat

8. Jika resep terdapat sirup kering maka cara membuatnya :

Dilarutkan dengan airmineral sesuai kebutuhan

4.4.3 Penyerahan Obat

1. Petugas memanggil nama pasien

2. Petugas memeriksa ulang identitas dan alamat pasien tugas me

3. Petugas memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien


atau keluarga pasien

4. Petugas memberikan informasi obat kepada pasien,meliputi:

a. Khasiat obat

b. Cara pemakaian

c. Waktu pemakaian
d. Lama pemakaian obat

5. Petugas meminta pasien memberikan tanda tangan atau cap


jempol dibelakang resep sebagai tanda bahwa obat telah diserahkan
kepada pasien

4.5 MASALAH YANG DIHADAPI

Obat yang diresepkan oleh dokter terkadang tidak tersedia di apotek

maupun pada gudang farmasi di Puskesmas Gajahan.

4.6 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Menanyakan pada pembimbing mengenai obat yang tidak tersedia, dan

jika obat tersebut tidak tersedia, maka menanyakan kepada dokter yang membuat

resep untuk mengganti obat yang berkhasiat sama

2. Jika di apotek tidak ada obat yang berkhasiat sama, terkadang dokter

akan membuat resep untuk diberikan kepada pasien untuk membeli obat tersebut

di luar puskesmas
7. Sebaiknya Gudang Farmasi dan Ruang Apotek bisa dibuat lebih luas
agar obat dapat tersusun dengan rapi

5.2.2 Saran untuk Program PKL

1. Pelaksanaan PKL akan lebih terarah apabila disusun suatu jadwal yang
harus dilaksanakan siswa selama pkl berlangsung.

2. Pembekalan PKL lebih diperbanyak mengenai kegiatan yang ada di


puskesmas sehingga siswa lebih mempersiapkan diri dalam PKL nantinya

3. Adanya bimbingan tentang cara membuat laporan agar siswa-siswi PKL


lebih mengerti
Gambar 2. Ruang IGD di Puskesmas Gajahan
Gambar 3. Ruang Apotek di Puskesmas Gajahan
Gambar 4. Ruang BP Gigi di Puskesmas Gajahan
Gambar 5. Ruang Pojok Asi di Puskesmas Gajahan
Gambar 6. Ruang Rawat Inap
Gambar 7. Ruang BP umum di Puskesmas Gajahan
Gambar 8. Ruang KB
Gambar 9. Ruang Laboratorium di puskesmas gajahan
Gambar 10. Taman Bermain
Gambar 11. Alur Pelayanan Kamar Obat
Gambar 12. Ruang Tunggu
Gambar 13. Ruang Tunggu di VK
Gambar 14. Ruang VK
Gambar 15. Denah UPTD Puskesmas Gajahan
Gambar 16. Contoh resep untuk pasien
Gambar 17. Resep untuk pasien umum
Gambar 18. Resep untuk pasien KIS
Gambar 19. Resep untuk pasien BPJS
Gambar 20. Contoh Kartu Stok
Gambar 21. Plastik Obat di Apotek
Gambar 22. Etiket Putih dan Biru
Gambar 23. Kartu tanda Pengenal UPTD Puskesmas Gajahan

Anda mungkin juga menyukai