oleh :
VEREN LIMBA
NIM : 154162482048
Mata Kuliah : Kimia Farmasi Analisis
1. Judul : Analisis Kualitatif Kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) Dalam Jamu
Asam Urat Yang Beredar Di Kabupaten Pekalongan.
Tahun : 2018.
Penulis: Sitti Rahmatullah, Slamet dan Ahsanal Fikri.
Jurnal : The 7th University Research Colloqium. Hal.566-575
2. Judul : Analisis Kualitatif Kandungan Bahan Kimia Obat Prednison Pada Jamu
Asam Rematik dan Pegal Linu di Daerah Karawang Barat.
Tahun : 2020.
Penulis: Lia Fikayuniar dan Ermi Abriyani.
Jurnal : Pharma Xplore, Vol. 5, No. 2, Hal.68-75
4. Judul : Analisis Fenilbutazon Dalam Jamu Pegal Linu Yang Beredar di Daerah
Cibubur, Jakarta Timur.
Tahun : 2016.
Penulis: M. Sholikha dan D. Anggraini.
Jurnal : Sainstech Farma, Vol.9 No.1, Hal. 21-24
II. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya bahan kimia obat yang
terdapat pada jamu rematik, asam urat dan pegal linu yang beredar di beberapa toko jamu
di indonesia.
V. HASIL
Uji organoleptis merupakan suatu uji pengenalan awal untuk identifikasi suatu
sampel dengan menggunakan panca indra. Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui
morfologis suatu bahan. Dimana hasil pengamatan menunjukan bahwa semua sampel
jamumemiliki bentuk serbuk, bau khas seperti jamu, dengan warna kuning kehujauan dan
kuning kunyit, serta rasa yang pahit, manis, agak manis dan khelat.
Untuk mengetahui adanya kandungan bahan kimia obat dalam jamu rematik,
dilakukan pengujian kualitatif dan kuantitatif. Adapun uji kualitatifnya yaitu dengan
menggunakan lempeng KLT. Metode KLT digunakan karena KLT merupakan metode
yang sederhana dan cepat. KLT digunakan secara luas untuk analisis obat (Gandjar &
Rohman, 2007).
Dalam metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), untuk mengidentifikasi
prednison dalam jamu rematik dapat diamati kromatogram berdasarkan perbandingan nilai
Rf dari masing-masing sampel dengan nilai Rf baku pembanding prednison.
Dari hasil menunjukkan bahwaada beberapa sampel jamu positif mengandung
Prednison, Allopurinol, Piroxicam, Fenilbutazon dan Dexamethasone . Hal ini didasarkan
karena nilai Rf sampel jamu dan nilai Rf baku pembanding sama.
Berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku, obat tradisional
dilarang menggunakan bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, Narkotik
atau pasikotropik, hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM, 2020), salah satu nya
adalah tidak boleh mengandung bahan kimia obat. Pada sampel yang diindetifikasi
ternyata positf mengandung prednison. Prednison ini yang merupakan obat golongan
steroid yang banyak digunakan untuk ditambahkan pada jamu penyakit rematik, asma,
pegal linu. Dan yang menjadi bahaya ketika bahan kimia obat ini ditambahkan pada jamu
adalah tidak diketahui besar nya dosis dan lama pemakaiannya, maka akan mengakibatkan
osteoporosis jika dikonsumsi (Wirastuti et al., 2016).