Anda di halaman 1dari 4

HERNIA

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
:
:
Halaman :

Puskesmas
Dinoyo dr.Ida Megawati
NIP. 197004121998032008

1 Pengertian Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia


terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya,
hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan
atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai
dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal,
umbilikalis, femoralis, dan lain-lain. Sekitar 75% hernia terjadi di
sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia
femoralis.
Berdasarkan klinis hernia dibedakan menjadi :
 Hernia responsibel yaitu hernia yang isinya dapat keluar masuk
baik secara spontan atau dengan manipulasi. Usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk
ke perut. Tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus.
 Hernia irreponsibel yaitu hernia yang isinya tidak dapat lagi
masuk baik secara spontan atau dengan manipulasi. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong
hernia.
 Hernia inkarserata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali ke
rongga abdomen karena isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong hernia terperangkap. Secara klinis hernia inkarserata lebih
dimaksudkan pada hernia ireponibel untuk gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan hernia
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Dinoyo Nomor…tentang…
4 Referensi  Rasjad C.,editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG; 2010. hlm. 619-29
 Sadler, T.W. Embriologi kedokteran langman. Edisi ke-7. Jakarta: EGC;
2010. hlm. 304-9

1
 Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC; 2006, hlm. 148- 65, 189-90
5 Alat dan bahan Alat : stetoskop, handscoon

6 Prosedur / 1. Petugas memanggil pasien dan menanyakan identitas pasien.


Langkah– 2. Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien. Dari
hasil anamnesis pasien banyak pasien hernia tidak menunjukan gejala
langkah hingga pasien menyadari adanya pembengkakan di daerah lipat paha.
Beberapa pasien menunjukan gejala nyeri yang timbul mendadak dan
bertambah berat ketika mengangkat benda berat.
Beberapa pasien mengeluh sensasi tarikan, terutama pada hernia inguinal
indirek, sensasi tersebut menjalar ke skrotum. Seiring dengan bertambah
besarnya hernia, pasien akan mengeluhkan sensasi tidak nyaman atau nyeri
yang menyebabkan pasien harus berbaring untuk mengurangi nyeri
tersebut
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien di daerah
terjadinya hernia.Misal, dalam pemeriksaan hernia inguinal :
Teknik Pemeriksaan
a. Pasien dalam posisi berdiri dan pemeriksa duduk di depan pasien dengan
nyaman.
b. Bebaskan daerah inguinal dan genital untuk pemeriksaan.
c. Perhatikan apakah ada benjolan atau keadaan asimetris di kedua area
inguinal.
d. Untuk pemeriksaan hernia inguinal kanan, gunakan ujung jari telunjuk
kanan untuk mencari batas bawah sakus skrotalis, kemudian telunjuk di
dorong ke atas menuju kanalis inguinalis.
e. Telusuri korda spermatikus sampai ke ligamentum inguinal. Setelah itu
temukan cincin inguinal eksterna tepat di atas dan lateral dari tuberkel
pubis. Palpasi cincin inguinal eksterna dan dasarnya. Minta pasien untuk
mengedan atau melakukan valsava maneuver. Cari apakah terdapat
benjolan di atas ligamentum inguinal sekitar tuberkel pubis.
f. Cincin eksterna cukup lebar untuk jari pemeriksa dapat terus masuk
sampai ke cincin inguinal interna. Minta pasien untuk kembali mengedan
atau melakukan valsava maneuver, cari apakah terdapat benjolan di kanalis
inguinalis dan dorong benjolan menggunakan ujung jari telunjuk.
g. Untuk pemeriksaan hernia inguinalis kiri, lakukan dengan cara yang
sama menggunakan ujung jari telunjuk kiri.
h. Lakukan palpasi untuk menilai hernia femoralis dengan cara meletakkan
jari di bagian anterior dari kanalis femoralis. Minta pasien untuk
mengedan, perhatikan apakah terdapat pembengkakan atau nyeri.
i. Jika pada pemeriksaan tampak massa pada skrotum, minta pasien untuk
berbaring, lakukan penilaian apakah massa menghilang bila pasien
berbaring. Jika massa tetap ada saat pasien berbaring, lakukan palpasi pada
massa, dan dengarkan menggunakan stetoskop apakah terdapat bising usus
pada massa.

Analisis Hasil Pemeriksaan


a. Terdapat benjolan saat inspeksi dapat dicurigai adanya hernia.
b. Teraba benjolan disekitar cincin inguinal eksterna kemungkinan

2
adalah direct inguinal hernia
c. Teraba benjolanMelakukan
disekitar cincin inguinal interna kemungkinan adalah
indirect inguinal hernia
Pemeriksaan
Fisik perlu analisa kemungkinan diagnosis banding
d. Bila terdapat massa,
hernia

4. Petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik dari tanda-tanda khas yang ditemukan pada
pasien.
5. Petugas memberikan penatalaksanaan kepada pasien
Hernia direct dan indirect direncanakan rujukan poli.
Hernia incarserata dan strangulate direncanakan rujukan UGD.
7 Diagram Alir
Ana Menegakkan
mnes diagnosa
a klinis

Melakukan
persiapan merujuk
pasien

Melakukan rujukan pasien ke


layanan sekunder yang memiliki
spesialis Bedah

8 Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum


2. UGD
3. Ruang Apotek

9 Riwayat Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

3
4

Anda mungkin juga menyukai