Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

1. Pengertian
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan
2. Anamnesis
1. Lokasi benjolan.
2. Waktu kemunculan.
3. Pekerjaan dan aktifitas yang sering dilakukan .
4. Riwayat penyakit sebelumnya.
5. Keluhan Penyerta.

3. Patofisiologi

- Hernia inguinalis indirekta sebagian besar mempunyai dasar kongenital


karena penonjolan dari prosesus vaginalis peritonei.
- Hernia inguinalis direkta dan hernia femoralis merupakan hernia didapat
(acquisita). Hernia femoralis lebih banyak dijumpai pada wanita karena
perubahan fisik dan  biokemis yang terjadi waktu hamil.
- Setiap kondisi yang menyebabkan kenaikan tekanan intra abdominal
memegang peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia

4. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Finger Test:


 Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
 Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
 Penderita disuruh batuk dan rasakan lokasi impulsnya.

2. Pemeriksaan Ziemen Test:


 Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
 Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
 Penderita disuruh batuk dan rasakan lokasi rangsangannya.
3. Pemeriksaan Thumb Test:
 Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan.

5. Pemeriksaan Penunjang
- USG ( untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus
patologis
atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal).
- Laboratorium : DL, Faal hemastasis, Serum Elektrolit, UL.

6. Diagnosis Banding.
 Hernia Inguinalis Medialis
 Hernia Femoralis

7. Terapi

- Reposisi
Dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit
tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi
Pemakaian bantalan penyangga
Hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan.
- Herniotomy
Tehnik operasi Herniotomi – Herniorafi Linchtenstein
Hernia inguinalis lateralis dan medialis :
1. Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum, spinal
anestesi atau anestesi lokal.
2. Dilakukan insisi oblique 2 cm medial sias sampai tuberkulum pubikum
3. Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE (Muskulus Obligus
Abdominis Eksternus)
4. Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
5. Funikulus spermatikus dibebaskan dari jaringan sekitarnya dan dikait pita
dan kantong hernia diidentifikasi.
6. Isi hernia dimasukkan ke dalam cavum abdomen, kantong hernia secara
tajam dan tumpul sampai anulus internus.
7. Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperitonium, dilanjutkan dengn
herniotomi.
8. Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengernioplasty dengan mesh.
9. Luka operasi ditutup lapis demi lapis

8. Komplikasi operasi :
 Perdarahan
 Infeksi luka operasi
 Cedera usus
 Cedera kantong kemih
 Cedera vesdeferen
 Cedera testis,orra sarchitis, atropi testis
 Cedera saraf intra inguinal, ilia hipogastrik atau genota femral

9. Edukasi
- Perawatan Pasca Operasi :
Paska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinan komplikasi
berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi.
- Dianjurkan untuk tidak mengangkat beban yang terlalu berat
- Dianjurkan untuk tidak mengejan
10. Prognosis
Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik.
Insiden terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi
pascah bedah mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya
insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi
11. Kepustakaan
R. Sjamsoehidajat and Wim de Jong, Buku ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, EGC,
Jakarta, 2010, Hal 619-629

Anda mungkin juga menyukai